Anda di halaman 1dari 80

GAMBARAN PENGETAHUAN REMAJA TENTANG KEPUTIHAN

PADA SISWI SMA PASUNDAN KECAMATAN MAJALAYA TAHUN 2020

KARYA TULIS ILMIAH


Diajukan Untuk Menyelesaikan Program Studi Diploma III Keperawatan
Pada Jurusan Keperawatan Bandung Politeknik Kesehatan Kemenkes Bandung

Disusun Oleh :
DHEBI NUR SAFEBRIYANI

NIM. P17320117112

PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEPERAWATAN

JURUSAN KEPERAWATAN BANDUNG

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTRIAN KESEHATAN BANDUNG

2020
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES BANDUNG

LEMBAR PERSETUJUAN SIDANG KTI

GAMBARAN PENGETAHUAN REMAJA TENTANG KEPUTIHAN


PADA SISWI SMA PASUNDAN KECAMATAN MAJALAYA TAHUN 2020

Disusun Oleh :

DHEBI NUR SAFEBRIYANI


NIM. P17320117112

Diterima dan disetujui untuk dipertahankan pada Ujian Sidang KTI

Menyetujui,
Bandung, 13 Mei 2020

Pembimbing

Susi Kusniasih, S. Kep, Ners.,M. Kes


NIP. 196204141984032003

Menyetujui,

KETUA JURUSAN KEPERAWATAN BANDUNG


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTRIAN KESEHATAN BANDUNG

Dr. H. Asep Setiawan, S.Kp., M.Kes


NIP. 197004251993031003

i
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES BANDUNG

LEMBAR PENGESAHAN KTI

GAMBARAN PENGETAHUAN REMAJA TENTANG KEPUTIHAN


PADA SISWI SMA PASUNDAN KECAMATAN MAJALAYA TAHUN 2020

Disusun oleh :
DHEBI NUR SAFEBRIYANI
NIM. P17320117112

KTI ini telah disetujui, diperiksa dan dipertahankan dihadapan Dewan Penguji
pada tanggal 29 Mei 2020

Susunan Dewan Penguji

Ketua Penguji Anggota Penguji Anggota Penguji

Bani Sakti, SKM., MKM. Kamsatun, S.Kep.,Ners.,M.Kes Susi Kusniasih, S.Kep.,Ners.,M.Kes


NIP. 196509271989032002 NIP. 197007051996032002 NIP. 196204141984032003

Menyutujui
KETUA JURUSAN KEPERAWATAN BANDUNG
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTRIAN KESEHATAN BANDUNG

Dr. Asep Setiawan, S.Kp., M.Kes


NIP. 197004251993031003

ii
iii
MOTTO DAN PERSEMBAHAN

“Sebaik-baiknya manusia adalah yang paling bermanfaat bagi manusia”

(HR. Ahmad, Ath-Thabrani, ad-Daruqutin)

Alhamdulillah, Alhamdulillahhirabbil’alamin, sujud syukur kupersembahkan


kepadamu Tuhan Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang

Karya Tulis Ilmiah inikupersembahkanuntuk orang-orang yang berartidalam


hidupku

Kepada Alm. Papa dan bunda, Papa Robiana dan Bunda Dhenok Yang tak henti
mempertaruhkan harta, jiwa, bahkannyawa,dalam doamu kudengar namaku
disebut, semoga semua tak membuatkecewa.Ini yang terbaik yangbisakuberikan.

Kepada adik dan orang terkasih dan seluruh keluarga yang selalu memberikan
semangat serta doanya.

Untuk alm. Papa, perjuanganku adalah bagian dari cita-cita papaku. Semoga
papa kekaldisurga.

Untuksahabat-sahabat seperjuanganku di Jurusan Keperawatan Kemenkes RI


Bandung angkatan 2017 “MOONS 31” dan teman-teman “AKUT”tetap
semangat, sampai bertemu di hari esok yang bahagia.

iii
Politeknik Kesehatan Kemenkes Bandung
Jurusan Keperawatan Bandung
Progran Studi Keperawatan Bandung
Bandung, 13 Mei 2020
Dhebi Nur Safebriyani, P17320117112

GAMBARAN PENGETAHUAN REMAJA TENTANG KEPUTIHAN


PADA SISWI SMA PASUNDAN KECAMATAN MAJALAYA TAHUN
2020

ABSTRAK

xii, 66 hal, 5 Bab, 2 bagan, 3 tabel, 12 lampiran

Penelitian ini dilatar belakangi oleh masalah keputihan pada remaja banyak
ditemukan karena ketidaktahuannya tentang penanganan keputihan itu sendiri.
Kurangnya pengetahuan karena kurangnya informasi yang mereka dapat dari
tenaga kesehatan dan juga lingkungan kotor yang dapat menyebabkan keputihan
itu menjadi infeksi. Masalah tersebut banyak terjadi di salah satu sekolah
menengah atas di kecamatan Majalaya salah satunya SMA Pasundan. Penelitian
ini bertujuan untuk mengetahui tingkat pengetahuan remaja tentang keputihan
pada siswi SMA Pasundan Kecamatan Majalaya Tahun 2020. Metode penelitian
yang dipergunakan adalah metode deskriptif dengan melakukan uji konten, teknik
pengumpulan data menggunakan kuesioner yang disebar melalui google form dan
teknik cluster sampling. Hasil penelitian menunjukkan bahwa karakteristik remaja
siswi SMA Pasundan Kecamatan Majalaya sebagian kecil 10 orang (9,3%)
memiliki pengetahuan yang baik tentang keputihan, sebagian besar 68 orang
(63,6%) memiliki pengetahuan cukup tidak satupun responden yang memiliki
pengetahuan kurang. Disarankan bagi pihak sekolah bisa membuat jadwal
kegiatan bimbingan penyuluhan kepada siswi secara rutin terkait kesehatan
reproduksi remaja khususnya meningkatkan pengetahuan siswi dengan
memberikan informasi tentang pencegahan keputihan, bagi peneliti lain dapat di
jadikan sebagai bahan referensi untuk melanjutkan penelitian yang berhubungan
dengan keputihan dalam mencegah penyakit reproduksi pada remaja.

Kata Kunci : Pengetahuan


Daftar Pustaka : (1986 – 2020)

iv
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, karena berkat

rahmat dan Karunia-Nya sehingga Penulis mampu menyelesaikan Karya Tulis

Imiah yang berjudul Gambaran Pengetahuan Remaja Tentang Keputihan Pada

Siswi SMA Pasundan Kecamatan Majalaya Tahun 2020. Karya Tulis Ilmiah

ini diajukan untuk menyelesaikan program studi Diploma III Keperawatan.

Penyusunannya dapat terlaksana dengan baik berkat doa, bimbingan,

bantuan, serta dukungan dari banyak pihak. Untuk itu, pada kesempatan ini

penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Orang tua papa Robiana dan bunda Dhenok, yang telah memberikan

doa, dorongan dan semangat selama penyusunan karya tulis ilmiah ini.

2. Bapak Dr. Ir. H. R. Osman Syarief, MKM selaku Direktur Politeknik

Kesehatan Kementrian Kesehatan RI Bandung.

3. Bapak Dr. Asep Setiawan, S.Kp., M.Kes selaku Ketua Jurusan

Keperawatan Politeknik Kementrian Kesehatan RI Bandung yang

selalu memberikan semangat kepada Penulis.

4. Ibu Dr. Hj. Tri Hapsari RA, S.Kp.,M.Kes selaku pembimbing

Akademik yang selalu memberi dukungan semangat dan motivasi.

5. Ibu Susi Kusniasih, S. Kep, Ners.,M. Kes selaku dosen yang telah

mendidik dan memberikan bimbingan selama masa penyusunan Karya

Tulis Ilmiah ini.

v
6. Seluruh tenaga pendidik Jurusan Keperawatan Politeknik Kesehatan

Kementrian Kesehatan Bandung.

7. Rekan-rekan seperjuangan mahasiswa D3 Keperawatan Polieknik

Kesehatan Kementrian Kesehatan RI bandung yang selalu memberi

dukungan dalam Karya Tulis Ilmiah ini.

8. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, yang telah

membantu Penulis dalam menyelesaikan penelitian ini.

Meskipun telah berusaha menyelesaikan karya tulis ilmiah ini sebaik

mungkin, penulis menyadari bahwa karya tulis ilmiah ini masih ada

kekurangan, maka Penulis berharap kritik dan saran yang membangun guna

dalam perbaikan Karya tulis berikutnya.

Akhir kata, penulis berharap semoga karya tulis ilmiah ini berguna bagi

para pembaca dan pihak-pihak lain yang berkepentingan. Amiinn Ya

Robbal’alamin.

Bandung, Mei 2020

Penulis

viv
DAFTAR ISI

Halaman
HALAMAN DEPAN
LEMBAR PERSETUJUAN
LEMBAR PENGESAHAN
MOTTO DAN PERSEMBAHAN..................................................................i
ABSTRAK........................................................................................................i
KATA PENGANTAR....................................................................................v
DAFTAR ISI.................................................................................................vii
DAFTAR TABEL..........................................................................................ix
DAFTAR SINGKATAN................................................................................x
DAFTAR BAGAN.........................................................................................xi
DAFTAR LAMPIRAN................................................................................xii
BAB I PENDAHULUAN...............................................................................1
1.1 Latar Belakang.................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah............................................................................4
1.3 Tujuan Penelitian.............................................................................4
1.4 Manfaat penelitian...........................................................................4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA....................................................................6
2.1 Landasan Teori.................................................................................6
2.1.1 Pengetahuan.....................................................................................6
2.1.2 Remaja...........................................................................................11
2.1.3 Kesehatan Reproduksi Remaja......................................................14
2.1.4 Keputihan.......................................................................................19
2.2 Kerangka Konsep...........................................................................22
BAB III METODOLOGI PENELITIAN...................................................25
3.1 Jenis Penelitian...............................................................................25
3.2 Definisi Konseptual dan Operasional............................................25
3.2.1 Variabel..........................................................................................25
3.2.2 Definisi Konseptual.......................................................................26
3.2.3 Definisi Operasional......................................................................26
3.3 Populasi dan Sampel......................................................................28
3.3.1 Populasi..........................................................................................28

viiv
3.3.2 Sampel............................................................................................28
3.3.3 Teknik Pengambilan Sampel.........................................................29
3.4 Lokasi dan Waktu Penelitian.........................................................31
3.4.1 Lokasi Penelitian............................................................................31
3.4.2 Waktu Penelitian............................................................................31
3.5 Pengumpulan Data.........................................................................31
3.5.1 Instrumen Penelitian......................................................................31
3.5.2 Teknik Pengumpulan Data.............................................................32
3.6 Tehnik Pengolahan Data................................................................33
3.7 Analisa Data...................................................................................34
3.8 Keterbatasan Penelitian..................................................................36
3.9 Etika Penelitian..............................................................................36
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN............................38
4.1 Hasil Penelitian..............................................................................38
4.2 Pembahasan....................................................................................39
BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI............................................43
5.1 Simpulan........................................................................................43
5.2 Rekomendasi..................................................................................43
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................45
LAMPIRAN..................................................................................................48

viiiv
DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 3.2 Definisi Konsetual Dan Operasional................................................27


Tabel 3.3 Distribusi dan Jumlah Sampel..........................................................30
Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Gambaran Pengetahuan Remaja tentang Keputihan
pada Siswi SMA Pasundan Kecamatan Majalaya Tahun 2020........................40

ix
DAFTAR SINGKATAN

BP = BIMBINGAN DAN PENYULUHAN


HIV = HUMAN IMMUNO DEFICIENCY VIRUS
ICPD = INTERNATIONAL CONFERENCE ON POPULATION AND
DEVELOPMENT
IMS = INFEKSI MENULAR SEKSUAL
KRR = KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA
KTD = KEHAMILAN TIDAK DIINGINKAN
LSM = LEMBAGA SWADAYA MASYARAKAT
MADING = MAJALAH DINDING
PHBS = PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT
PKHS = PENDIDIKAN KETERAMPILAN HIDUP SEHAT
PKPR = PELAYANAN KESEHATAN PEDULI REMAJA
PMS = PENYAKIT MENULAR SEKSUAL
RISKESDAS = RISET KESEHATAN DASAR
WHO = WORLD HEALTH ORGANIZATION
WFH = WORK FROM HOME

x
DAFTAR BAGAN

Halaman

Bagan 2.2 Kerangka Penelitian........................................................................24

xi
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Lembar Permohonan menjadi responden

Lampiran 2. Lembar Informed Concent

Lampiran 3. Kisi-Kisi

Lampiran 4. Kunci Jawaban

Lampiran 5. Lembar Kuesioner

Lampiran 6. Form Uji Konten

Lampiran 7. Jadwal Penelitian

Lampiran 8. Lembar Bimbingan KTI

Lampiran 9. Hasil Output Pengolahan Data (SPSS)

Lampiran 10. Lembar Surat Perizinan

Lampiran 11. Daftar Hadir Siswi SMA Pasundan 8 Bandung

Lampiran 12. Daftar Riwayat Hidup

xii
1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Hasil Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia Kesehatan Reproduksi

Remaja (SDKI KRR) tahun 2017 menunjukkan bahwa pengetahuan kesehatan

reproduksi remaja di Indonesia masih rendah, Sebanyak 13% wanita tidak

mengetahui perubahan fisik yang terjadi pada diri mereka dan sebanyak 49,9%

hampir separuh dari mereka tidak mengetahui masa suburnya. Banyak remaja

yang tidak tahu tentang keputihan sehingga mereka menganggap keputihan

sebagai hal yang sudah biasa, di samping itu rasa malu ketika para remaja

mengalami keputihan kerap membuat remaja tersebut tidak mau berkonsultasi ke

tenaga kesehatan. Wanita yang rentan mengalami keputihan yaitu wanita yang

berusia 15-24 tahun. Gejala keputihan yang dialami oleh remaja putri, dalam 12

bulan terakhir menunjukkan remaja tersebut cukup banyak sebesar 31,8%. Ini

menunjukkan remaja putri mempunyai risiko lebih tinggi terhadap infeksi atau

keputihan patologis.

Keputihan adalah kondisi vagina saat mengeluarkan cairan atau lendir

menyerupai nanah (Bahari, 2012). Keputihan yang terjadi pada wanita dapat

bersifat normal dan abnormal. Keputihan normal dan abnormal. Keputihan normal

terjadi sesuai dengan proses menstruasi.


Jenis-jenis bakteri yang ada dalam keputihan seperti candidiasis, bakteri

vaginosis dan trichomoniasi ini apabila tidak tertangani dengan baik karena

terjadinya infeksi di daerah vagina bagian luar keputihan fisiologis dapat berubah

menjadi keputihan patologis.

Penelitian yang dilakukan Wiwit Rofika di SMPN 01 Mayong Jepara, pada

tanggal 22 November 2013 terhadap 21 siswi kelas kelas VII. Diperoleh 17 siswi

pernah mengalami keputihan patologis, 13 diataranya disertai dengan bau,

berwarna putih susu dan kekuningan, berbentuk cair serta berlendir dalam jumlah

sedikit maupun banyak, dan 4 diantaranya berwarna putih susu, berbentuk cair

dan lendir yang tidak berbau. sedangkan 4 siswi belum pernah mengalami

keputihan fisiologis maupun patologis. Semua siswi yang diwawancara dan

diobservasi dengan kuesioner tidak mengetahui tentang keputihan secara benar.

Hasil survei mawas diri yang dilakukan oleh Dinda Regia Febryary di

daerah Cilayung tahun 2015, jumlah penduduk berkisar 5312 jiwa, dengan jumlah

remaja 425 jiwa, dan terdapat 226 remaja putri yang mengalami keputihan,

beberapa diantaranya sebagian besar remaja putri kurang memahami mengenai

kesehatan reproduksi secara umum, khususnya dalam penanganan keputihan.

Masalah keputihan pada remaja banyak ditemukan karena ketidaktahuannya

tentang penanganan keputihan itu sendiri. Kurangnya pengetahuan karena

kurangnya informasi yang mereka dapat dari tenaga kesehatan dan juga

lingkungan kotor yang dapat menyebabkan keputihan itu menjadi infeksi.

Masalah tersebut banyak terjadi di salah satu sekolah menengah atas di kecamatan

2
Majalaya salah satunya SMA Pasundan dengan jumlah siswi SMA Pasundan

kelas X sebanyak 146 orang.

Studi pendahuluan dilakukan pada 10 orang sampel siswi SMA Pasundan, 8

orang dapat menjawab pengertian keputihan dengan baik, 2 orang tidak dapat

menjawab. 3 orang mengatakan pernah merasa gatal ketika keputihan, 2 orang

pernah mengalami keputihan dengan warna kuning kecokelat cokelatan, 5 orang

mengalami keputihan tidak pernah merasa gatal atau berubah warna. 3 orang

menjawab cara menangani gatal dari keputihan dengan hanya membersihkan

vagina dengan air besih dan mengeringkan dengan tisu, 1 orang menjawab harus

sering mengganti pakaian dalam, 6 orang tidak bisa menjawab cara penanganan

keputihan. Lingkungan sekolah salah satunya WC sekolah sangatlah kotor

terutama pada airnya, tidak berwarna berbau tetapi sedikit keruh/berwarna.

Berdasarkan wawancara dengan salah satu guru SMA Pasundan, Beliau

mengatakan siswi belum pernah mendapatkan penyuluhan tentang kesehatan

reproduksi terutama tentang keputihan.

Berdasarkan uraian diatas penulis merasa tertarik untuk melakukan

penelitian mengenai “GAMBARAN PENGETAHUAN REMAJA TENTANG

KEPUTIHAN PADA SISWI SMA PASUNDAN KECAMATAN MAJALAYA

TAHUN 2020”

3
1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian dalam latar belakang masalah diatas, dapat di rumuskan

pertanyaan penelitian sebagai berikut ;

“Bagaimanakah Gambaran Pengetahuan Remaja Tentang Keputihan Pada Siswi

SMA Pasundan Kecamatan Majalaya tahun 2020 ?”

1.3 Tujuan Penelitian

Untuk mengetahui tingkat pengetahuan remaja tentang keputihan pada

siswi SMA Pasundan kecamatan Majalaya.

1.4 Manfaat penelitian

a. Manfaat teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai acuan ilmu

pengetahuan khususnya dalam ilmu Keperawatan Maternitas tentang kesehatan

reproduksi khususnya keputihan.

b. Manfaat Praktis

1) Bagi SMA Pasundan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan bahan masukan khususnya

bagi Guru BP tentang pentingnya pemberian pendidikan kesehatan melalui UKS

di SMA Pasundan Kecamatan Majalaya, sebagai acuan atau referensi

penyuluhan kesehatan reproduksi (keputihan) bagi para siswi sehingga dapat

4
memperoleh pengetahuan yang lengkap dan dapat melakukan tindakan-tindakan

untuk pencegahan terjadinya keputihan.

2) Bagi Peneliti Selanjutnya

Hasil penelitian ini bisa dijadikan sebagai data dasar untuk penelitian

selanjutnya yang berhubungan dengan Kesehatan Reproduksi Remaja.

5
6

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Landasan Teori

2.1.1 Pengetahuan

a. Pengertian Pengetahuan

Pengetahuan adalah berbagai hal yang diperoleh manusia melalui panca

indera. Pengetahuan muncul ketika seseorang menggunakan inderanya untuk

menggali benda atau kejadian terentu yang belum pernah dilihat atau dirasakan

sebelumnya (Wijayanti, 2009).

Pengetahuan adalah hasil pengindraan manusia, atau hasil tahu seseorang

terhadap objek melalui indera yang dimilikinya (mata, hidung, telinga, dan

sebagainya). Dengan sendirinya pada waktu penginderaan sampai menghasilkan

pengetahuan tersebut sangat dipengaruhi oleh intensitas perhatian dan persepsi

terhadap objek. Sebagian besar pengetahuan seseorang diperoleh melalui indera

pendengaran yaitu telinga dan indra penglihatan yaitu mata (Notoatmodjo,

2012).

Berdasarkan kedua pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa

pengetahuan adalah berbagai hal yang diperoleh manusia melalui panca indera

dan hasil penginderaan manusia atau hasil tahu seseorang terhadap objek

melalui indra yang dimilikinya (mata, hidung, telinga, dan sebagainya).


b. Tingkatan Pengetahuan

Berikut ini tingkatan dari pengetahuan :

1) Pengetahuan (knowledge)

Pengetahuan diartikan sebagai pengingat suatu materi yang telah dipelajari

sebelumnya dan yang termasuk ke dalam pengetahuan adalah bahan yang

dipelajari/rangsangan yang diterima.

2) Memahami (comprehention)

Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan menjelaskan secara benar

tentang obyek yang diketahui dan dapat meng interpretasikan suatu materi

tersebut secara benar.

3) Aplikasi (aplication)

Aplikasi diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menggunakan materi

yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi sebenarnya. Aplikasi disini dapat

diartikan penggunaan hukumhukum rumus, metode, prinsip, dan sebagainya

dalam konteks lain.

4) Analisis (analysis)

Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu

objek ke dalam komponen-komponen, tetapi masih dalam kaitannya suatu salam

lain. kemapuan analisis ini dapat dilihat dari penggunaan kata kata kerja.

5) Sintesis (synthesis)

Sintesis merujuk pada suatu kemampuan untuk menjelaskan atau

menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru.

7
bisa diartikan juga sebagai kemampuan untuk menyusun formasi baru dari

formasi-formasi yang ada.

6) Evaluasi (evaluation)

Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melaksanakan penelitian

terhadap suatu obyek. penelitian ini berdasarkan suatu kriteria yang ditentukan

sendiri, atau menggunakan kriteria-kriteria yang telah ada.

c. Cara Memperoleh Pengetahuan

Macam macam cara yang digunakan untuk memperoleh pengetahuan

menurut Kholid (2012) di bagi menjadi 2 yaitu :

1) Cara Tradisional atau non ilmiah

Cara tradisional atau non ilmiah ini digunakan untuk memperoleh

kebenaran pengetahuan sebelum di temukan metode ilmiah secara sistematik

dan logis. Cara penentuan pengetahuan dengan cara tradisional yaitu :

a) Cara coba salah (trial and error), cara ini telah dipakai orang sebelum

adanya kebudayaan, bahkan mungkin sebelum adanya peradaban. Cara

coba salah dilkaukan dengan menggunakan kemungkinan dalam

memecahkan dan jika kemungkinan tersebut tidak berhasil maka akan

dicoba dengan kemungkinan lain.

b) Cara kekuasaan atau otoritas, prinsip dari cara ini ialah dengan menerima

pendapat yang dikemukakan oleh orang yang mempengaruhi aktivitas

tanpa terlebih dahulu menguji atau membuktikan kebenaran baik

berdasarkan fakta 15 empiris ataupun berdasarkan pada penalaran sendiri.

8
Hal ini disebabkan karena menerima dan menganggap semua pendapat

itu benar.

c) Berdasarkan pengalaman pribadi, pengalaman merupakan sumber

pengetahuan atau suatu cara mengulang kembali pengalaman dalam

memecahkan permasalahan. Tidak semua pengalaman pribadi dapat

menuntun seseorang untuk menarik kesimpulan dari pengalaman dengan

benar di perlukan berfikit kritis dan logis.

d) Melalui jalan pikiran, dalam memperoleh kebenaran pengetahuan,

manusia telah menggunakan jalan pikirannya, baik melalui induksi

maupun deduksi. Induksi adalah proses pembuatan kesimpulan itu

melalui pernyataan pernyataan khusus pada umum. Deduksi adalah

proses pembuatan kesimpulan dari pernyataan umum ke khusus.

2) Cara Modern atau ilmiah

Dalam memperoleh pengetahuan lebih sistematik, logis dan ilmiah. Dalam

mengambil kesimpulan dilakukan dengan observasi langsung dan membuat

perencanaan terhadap semua fakta yang berhubungan dengan objek penelitian.

d. Faktor – faktor yang mempengaruhi pengetahuan

Adapun faktor-faktor yang mempungaruhi pengetahuan menurut

Notoatmodjo, 2014:

1) Faktor Internal

a) Pendidikan

Pendidikan berarti bimbingan yang diberikan seseorang terhadap

perkembangan orang lain menuju kearah cita-cita tertentu yang menentukan

9
manusia untuk berbuat dan mengisi kehidupan untuk mencapai keselamatan

dan kebahagiaan pendidikan diperlukan untuk mendapatkan informasi. Pada

umumnya makin tinggi pendidikan seseorang makin mudah menerima

infromasi.

b) Pekerjaan

Pekerjaan adalah keburukan yang harus dilakukan terutama untuk

menunjang kehidupannya dan keluarga.

c) Usia

Semakin cukup usia, tingkat kematangan dan kekuatan seseorang akan

lebih matang dalam berfikir dan bekerja

2) Faktor Eksternal

a) Faktor lingkungan

Lingkungan merupakan seluruh kondisi yang ada disekitar manusia dan

pengaruhnya yang dapat mempengaruhi perkembangan dan perilaku orang

atau kelompok.

b) Sosial budaya

Sistem sosial budaya yang ada pada masyarakat dapat mempangaruhi dari

sikap dalam menerima informasi.

e. Kriteria Tingkat Pengetahuan

Menurut Nursalam (2016) pengetahuan seseorang dapat diinterpretasikan

dengan skalanya yang bersifat kualitatif, yaitu :

1) Pengetahuan baik : 76%-100%

2) Pengetahuan cukup : 56%-75%

10
3) Pengetahuan kurang : <56%

2.1.2 Remaja

a. Pengertian Remaja

Remaja atau dalam istilah asing yaitu adolescence menurut WHO (World

Health Organization) (2014) yang berarti tumbuh kearah kematangan. Remaja

adalah seseorang yang memiliki rentang usia 10-19 tahun. Remaja adalah masa

dimana tanda-tanda seksual sekunder seseorang sudah berkembang dan

mencapai kematangan seksual.

Remaja juga mengalami kematangan secara fisik, psikologis, maupun

sosial. Remaja merupakan proses seseorang mengalami perkembangan semua

aspek dari masa kanak-kanak menuju masa dewasa. Peralihan masa kanak-

kanak menjadi dewasa sering disebut dengan masa pubertas. Masa pubertas

merupakan masa dimana remaja mengalami kematangan seksual dan organ

reproduksi yang sudah mulai berfungsi. Masa pematangan fisik pada remaja

wanita ditandai dengan mulainya haid, sedangkan pada remaja laki-laki ditandai

dengan mengalami mimpi basah (Sarwono, 2011).

b. Tahap Perkembangan Remaja

Pertumbuhan dan perkembangan pada masa remaja sangat cepat, baik fisik

maupun psikogis. Perkembangan remaja laki-laki biasanya berlangsung pada

usia 11 sampai 16 tahun, sedangkan pada remaja perempuan berlangsung pada

usia 10 sampai 15 tahun. Perkembangan pada anak perempuan lebih cepat

dibandingkan anak laki-laki karena dipengaruhi oleh hormon seksual.

11
Perkembangan berpikir pada remaja juga tidak terlepas dari kehidupan

emosionalnya yang labil (Proverawati dalam Ngafif, 2013). Tahap

pemkembangan remaja menurut Sarwono (2011):

1) Remaja awal.

Remaja awal sering dikenal dalam istilah asing yaitu early adolescence

memiliki rentang usia antara 11-13 tahun. Pada tahap ini mereka masih heran

dan belum mengerti akan perubahan-perubahan yang terjadi pada tubuhnya dan

dorongan-dorongan yang menyertai perubahan tersebut. Mereka juga

mengembangkan pikiran-pikiran baru, mudah tertarik pada lawan jenis, dan juga

mudah terangsang secara erotis.

2) Remaja madya.

Remaja yang dikenal dalam istilah asing yaitu middle adolescence memiliki

rentang usia antara 14-16 tahun. Tahap remaja madya atau pertengahan sangat

membutuhkan temannya. Masa ini remaja lebih cenderung memiliki sifat yang

mencintai dirinya sendiri (narcistic). Remaja pada tahap ini juga masih bingung

dalam mengambil keputusan atau masih labil dalam berperilaku.

3) Remaja akhir.

Remaja akhir atau istilah asing yaitu late adolescence merupakan remaja

yang berusia antara 17-20 tahun. Masa ini merupakan masa menuju dewasa

dengan sifat egois yaitu mementingkan diri sendiri dan mencari pengalaman

baru. Remaja akhir juga sudah terbentuk identitas seksualnya. Mereka biasanya

sudah berpikir secara matang dan intelek dalam mengambil keputusan.

12
c. Perkembangan Remaja

1) Perkembangan fisik

Perkembangan fisik pada remaja ditandai dengan tumbuhnya rambut di

tubuh seperti di ketiak dan sekitar alat kemaluan. Pada anak laki-laki tumbuhnya

kumis dan jenggot, dan suara membesar. Organ reproduksinya juga sudah

mencapai puncak kematangan yang ditandai dengan kemampuannya dalam

ejakulasi, dan sudah bisa menghasilkan sperma. Anak laki-laki mengalami

ejakulasi pertama kali saat tidur atau yang lebih sering dikenal dengan mimpi

basah (Sarwono, 2011).

Perkembangan fisik pada anak perempuan yaitu tumbuhnya payudara,

panggul yang membesar, dan suara yang berubah menjadi lembut. Pada anak

perempuan mengalami puncak kematangan reproduksi yang ditandai dengan

menstruasi pertama (menarche). Menstruasi merupakan tanda bahwa anak

perempuan sudah mampu memproduksi sel telur yang tidak dibuahi, sehingga

akan keluar bersama dengan darah menstruasi melalui vagina (Sarwono, 2011).

2) Perkembangan emosi

Pada remaja awal mulai ditandai dengan lima kebutuhan dasarnya yaitu

fisik, rasa aman, afiliasi sosial, penghargaan, dan perwujudan diri. Setiap remaja

juga masih menunjukkan reaksi-reaksi dan ekspresi emosinya yang masih labil.

Remaja awal masih belum terkendali dalam meluapkan ekspresinya seperti

pernyataan marah, gembira, dan sedih yang setiap saat dapat berubah-ubah

dalam waktu yang cepat (Agustin, Mubiar & Nurikhsan, Juntika, A, 2011).

13
3) Perkembangan kognitif

Perkembangan kognitif remaja dapat dilihat dari mereka dalam

menyelesaikan masalahnya yaitu dengan penyelesaian yang logis. Dalam

menyelesaikan masalah remaja juga dapat mencari solusi dan jalan keluarnya

secara efektif. Remaja juga mampu berpikir secara abstrak setiap menyelesaikan

masalah (Potter & Perry, 2009).

4) Perkembangan psikososial

Perkembangan psikososial pada remaja biasanya ditandai dengan

ketertarikannya remaja tersebut untuk bersosial pada teman sebayanya. Remaja

pada masa ini biasanya mengalami masalah pada teman dan memiliki

ketertarikan pada lawan jenisnya. Remaja sudah memiliki rasa solidaritas yang

tinggi dan memiliki rasa saling menghormati pada teman sebayanya maupun

orang yang lebih tua pada mereka. Pada masa ini remaja sudah mementingkan

penampilannya ketika bertemu seseorang yang sesama jenis ataupun lawan

jenisnya (Potter & Perry, 2009).

2.1.3 Kesehatan Reproduksi Remaja

a. Pengertian

Kesehatan reproduksi menurut WHO dan ICPD (International conference

on Population and Development) 1994 yang diselenggarakan di Kairo adalah

keadaan sehat yang menyeluru, meliputi aspek fisik, mental dan sosial dan

bukan sekedar tidak adanya penyakit atau gangguan segala hal yang berkaitan

14
dengan sistem reproduksi, fungsinya maupun proses reproduksi itu sendiri.

(Poltekkes Depkes Jakarta I, 2010 hal.47).

Definisi kesehatan reproduksi adalah sekumpulan metode, teknik, dan

pelayanan yang mendukung kesehatan dan kesejahteraan reproduksi melalui

pencegahan dan penyelesaian masalah kesehatan reproduksi yang mencakup

kesehatan seksual, status kehidupan dan hubungan perorangan, bukan semata

konsultasi dan perawatan yang berkaitan dengan reproduksi dan penyakit yang

ditularkan melalui hubungan seks (Mariana Amiruddin, 2003).

Jadi dapat disimpulkan bahwa kesehatan reproduksi adalah suatu cara

untuk pencegahan dan penyelesaian masalah kesehatan reproduksi meliputi

kesehatan fisik, mental, sosial dan bukan sekedar tidak hanya konsultasi dan

keperawatan yang berkaitan dengan reproduksi dan penyakit yang ditularkan

melalui hubungan seks.

b. Masalah kesehatan reproduksi remaja

1) Pemerkosaan, kejahaan perkosaan ini biasanya banyak sekali modusnya.

Korbannya tidak hanya remaja perempuan, tetapi juga laki-laki (sodomi).

Remaja perempuan rentan mengalami perkosaan oleh sang pacar, karena

dibujuk dengan alasan untuk menunjukan bukti cinta.

2) Free sex, seks bebas ini dilakukan dengan pasangan dengan pasangan atau

pacar yang berganti-ganti. Seks bebas pada remaja ini (dibawah usia 17

tahun) secara medis selain dapat memperbesarkan kemunkinan terkena

infeksi menular seksual dan virus HIV (Human Immuno Deficiency Virus),

juga dapat merangsang tumbuhnya sel kanker pada rahim remaja

15
perempuan. Sebab, pada remaja perempuan usia 12-17 tahun mengalami

perubahan aktif pada sel dalam mulut rahimnya. Selain itu, seks bebas

biasanya juga dibarengi dengan penggunaan obat-obatan terlarang di

kalangan remaja. Sehingga hal ini akan semakin memperparah persoalan

yang dihadapi remaja terkait kesehatan reproduksi ini.

3) KTD (Kehamilan tidak diinginkan), hubungan seks pranikah di kalangan

remaja didasari pula oleh mitos-mitos seputar masalah seksualitas.

Misalnya saja, mitos berhubungan seksual dengan pacar merupakan bukti

cinta.

4) Aborsi, merupakan keluarnya embrio atau janin dalam kandungan sebelum

waktunya. Aborsi pada remaja terkait KTD biasanya tergolong dalam

kategori aborsi provokatus, atau pengguguran kandungan yang sengaja

dilakukan. Namun begitu, ada juga yang keguguran terjadi secara alamiah

atau aborsi spontan.

5) Perkawinan dan kehamilan dini, khususnya terjadi di pedesaan. Di

beberapa daerah, dominasi orang tua biasanya masih kuat dalam

menentukan perkawinan anak dalam hal ini remaja perempuan. Alasannya

terjadi pernikahan dini adalah pergaulan bebas seperti hamil di luar

pernikahan dan alasan ekonomi. Remaja yang menikah dini, baik secara

fisik maupun biologis belum cukup matang untuk memiliki anak sehingga

rentan menyebabkan kematian anak dan ibu pada saat melahirkan.

Perempuan dengan usia kurang dari 20 tahun yang menjalani kehamilan

sering mengalami kekurangan gizi dan anemia. Gejala ini berkaitan dengan

16
distribusi makanan yang tidak merata, antara janin dan ibu yang masih

dalam tahap proses pertumbuhan.

6) IMS (Infeksi Menular Seksual) atau PMS (Penyakit Menular Seksual), dan

HIV/AIDS. IMS ini sering disebut juga penyakit kelamin atau penyakit

yang ditularkan melalui hubungan seksual. Sebab IMS dan HIV sebagian

besar menular melalui hubungan seksual baik melalui vagina, mulut,

maupun dubur. Untuk HIV sendiri bisa menular dengan transfusi darah dan

dari ibu kepada janin yang dikandungnya. Dampak yang ditimbulkannya

juga sangat besar sekali, mulai dari gangguan organ reproduksi, keguguran,

kemandulan, kanker leher rahim, hingga cacat pada bayi dan kematian.

7) Keputihan, Gangguan ini merupakan masalah kedua dari gangguan haid.

Sering kali keputihan dapat mengganggu hingga menyebabkan

ketidaknyamanan dalam aktivitas sehari- hari. Keputihan sering kali tidak

ditangani dengan serius oleh para wanita. Padahal, keputihan bisa jadi

indikasi adanya penyakit.

8) Gangguan menstruasi, Kelainan ini sangat bervariasi, mulai dari

pendarahan berlebihan, terlalu sedikit, nyeri hebat saat menstruasi,

kacaunya siklus menstruasi, atau bahkan tidak haid sama sekali.

c. Penanganan Masalah Kesehatan Reproduksi Remaja

Ruang lingkup masalah kesehatan reproduksi wanita menggunakan

pendekatan siklus kehidupan. Berdasarkan masalah yang terjadi pada setiap fase

kehidupan, maka upaya-upaya penanganan masalah kesehatan reproduksi

remaja sebagai berikut :

17
1) Gizi seimbang.

2) Pembinaan kesehatan reproduksi remaja disesuaikan dengan kebutuhan

proses tumbuh kembang remaja dengan menekankan pada upaya promotif

dan preventif.

3) Pelaksanaan pembinaan kesehatan reproduksi remaja dilakukan terpadu

lintas program dan lintas sektor dengan melibatkan sektor swasta serta

Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM), yang disesuaikan dengan peran dan

kompetensi masing-masing sektor sebagaimana yang telah dirumuskan di

dalam Pokja Nasional Komisi Kesehatan Reproduksi.

4) Pembinaan kesehatan reproduksi remaja dilakukan melalui pola intervensi

di sekolah mencakup sekolah formal dan non formal dan di luar sekolah

dengan memakai pendekatan “pendidik sebaya” atau peer counselor.

5) Pemberian pelayanan kesehatan reproduksi remaja melalui penerapan

Pelayanan Kesehatan Peduli Remaja (PKPR) atau pendekatan Pelayanan

Kesehatan Reproduksi Integratif di tingkat pelayanan dasar yang bercirikan

“peduli remaja” dengan melibatkan remaja dalam kegiatan secara penuh.

6) Pelaksanaan pendidikan kesehatan reproduksi remaja melalui integrasi

materi Kesehatan Reproduksi Remaja (KRR) ke dalam mata pelajaran yang

relevan dan mengembangkan kegiatan ekstrakurikuler seperti : bimbingan

dan konseling, Pendidikan Keterampilan Hidup Sehat (PKHS) dan Usaha

Kesehatan Sekolah.

18
7) Pelaksanaan pelayanan kesehatan reproduksi remaja bagi remaja di luar

sekolah dapat diterapkan melalui berbagai kelompok remaja yang ada di

masyarakat.

2.1.4 Keputihan

a. Pengetian Keputihan

Leukorea berasal dari kata Leuco yang berarti benda putih yang disertai

dengan akhiran –rrhea yang berarti aliran atau cairan yang mengalir. Leukorea

atau flour albous atau keputihan atau vaginal discharge merupakan semua

pengeluaran dari kemaluan yang bukan darah.

Keputihan merupakan infeksi jamur candida pada genetalia wanita dan

disebabkan oleh organisme seperti ragi yaitu candida albicans. Candida secara

alamiah terdapat dalam vagina dan usus, bersama dengan berbagai bakteri dan

jamur lainnya (Clayton, Caroline. 1986).

Keputihan menurut Bahari (2012) keputihan atau flour albus adalah kondisi

vagina saat mengeluarkan cairan atau lender menyerupai nanah.

Jadi, dapat disimpulkan bahwa keputihan adalah keluarnya cairan selain

darah dari liang vagina diluar kebiasaan, baik berbau ataupun tidak, serta

disertai rasa gatal setempat penyebab keputihan dapat secara normal (fisiologis)

yang dipengaruhi oleh hormon tertentu.

Keputihan merupakan hal yang fisiologis. Jika terjadi pada masa dan

menjelang dan sesudah menstruasi. Akan tetapi, jika keputihan tidak ditangani

19
baik, dapat mengakibatkan infeksi kelamin wanita. Sedangkan menurut

keputihan dapat timbul sebagai gejala kanker leher rahim.

b. Macam – Macam Keputihan

Macam-macam keputihan menurut Elmart, 2012 yaitu:

1) Keputihan fisiologis (normal)

Dikatakan keputihan fisiologis jika jumlah cairan keputihan yang keluar

wajar dan tidak terlalu banyak, warna bening dan cenderung tidak berwarna,

tidak berbau, tidak menimbulkan rasa gatal, dan terjadi pada waktu yang tepat

yaitu sebelum atau sesudah menstruasi, sekitar fase sekresi antara hari ke 10-16

siklus menstruasi.

2) Keputihan patologis (abnormal)

Dikatakan keputihan patologis jika jumlah cairan keputihan yang keluar

berlebihan dan terus menerus serta mengandung banyak leukosit, warna cairan

putih susu/kekuningan/kuning kehijauan, berbau amis bahkan sampai berbau

busuk, menimbulkan rasa gatal bahkan sampai perih dan iritasi, terjadi pada

waktu yang tidak spesifik dan terus menerus.

c. Tanda Gejala Keputihan

Gejala yang timbul pada keputihan bisa bermacam-macam tergantung

penyebabnya. Cairan yang keluar bisa sedikit atau sedemikian banyak sehingga

memerlukan ganti celana dalam berulang kali atau bahkan memerlukan

pembalut. Warna cairan bisa hijau, kekuningan, keabu-abuan atau jernih tanpa

warna. Kekentalannya pun bervariasi, bisa encer, kental, berbuih atau

bergumpal kecil menyerupai susu (Dalimartha, 2002).

20
Tanda gejala yang lain yaitu gatal pada organ intim, rasa terbakar dan

panas, kemerahan daerah organ intim bagian luar, nyeri saat berkemih dan nyeri

saat hubungan intim (Kusmiran, 2012).

d. Penyebab Keputihan

Penyebab keputihan fisiologis menurut Bahari (2012) adalah :

1) Aktifitas fisik yang sangat melelahkan sehingga daya tahan tubuh

melemah.

2) Pola hidup yang kurang sehat, seperti kurang olahraga, pola makan yang

tidak teratur, atau kurang tidur.

3) Kondisi kejiwaan yang sedang mengalami stres berat.

4) Kondisi hormon yang tidak seimbang. Misalnya, terjadinya peningkatan

hormon estrogen pada masa pertengahan siklus menstruasi.

e. Penanganan Keputihan

Penanganan keputihan untuk lendir yang normal atau keputihan fisiologis

tidak perlu diobati, berikut cara penanganan keputihan :

1) Menjaga kebersihan dan mencegah kelembaban yang berlebihan pada

daerah organ kelamin, terutama jika sedang terjadi peningkatan jumlah

lendir normal menggunakan antiseptik yang sesuai atau dengan petunjuk

dokter untuk membersihkan vagina dari lendir keputihan yang berlebihan

(Kasdu, 2008). Membersihkan vulva dengan tidak menggunakan cairan

antiseptik secara berlebihan karena akan merusak flora normal yaitu bakteri

doderlein. Membiasakan diri untuk membersihkan vulva setiap setelah

21
buang air kecil dan buang air besar dan mengeringkan sampai benar-benar

kering sebelum menggunakan pakaian dalam adalah perilaku yang benar.

2) Mencuci daerah genetalia dari arah depan ke belakang (Zubier dalam

FKUI, 2009). Saat mencuci daerah genetalia jika perlu menggunakan air

bersih yang hangat.

3) Menggunakan pakaian dalam yang terbuat dari bahan yang menyerap

keringat, misalnya katun atau kaus. Kain yang tidak menyerap keringat

akan menimbulkan rasa panas dan lembab. Kondisi ini akan menimbulkan

ketidaknyamanan bagi pemakai serta sangat kondusif bagi pertumbuhan

jamur.

4) Pakaian dalam yang dikenakan juga harus dalam keadaan bersih dan

ukuran yang tepat. Selain itu, pakaian yang dikenakan tidak boleh ketat.

Tujuan dari penanganan keputihan itu sendiri adalah untuk menghilangkan

gejala keputihan seperti gatal-gatal, iritasi, infeksi, untuk memberantas

penyebab keputihan dan mencegah terjadinya infeksi.

2.2 Kerangka Konsep

Kerangka konsep adalah suatu uraian dan visualisasi hubungan atau kaitan

antara konsep satu terhadap konsep yang lainnya, atau antara variabel yang satu

dengan variabel yang lain dari masalah yang ingin diteliti (Notoatmodjo, 2014).

22
Bagan 2.2

Kerangka Konsep

Pengetahuan

Faktor-faktor yang Keputihan : Baik


mempengaruhi
pengetahuan : 1. Pengertian
2. Macam-macam
1. Pendidikan keputihan Cukup
2. Pekerjaan 3. Tanda gejala
3. Usia 4. Penyebab
4. Lingkungan 5. Penanganan
5. Sosial budaya Kurang

Sumber : Modifikasi teori Notoatmodjo (2014), Clayton (1986), Bahari (2012),

Arikunto (2010).

23
25

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan dengan metode deskriptif. Metode deskriptif

adalah metode penelitian yang menggambarkan keadaan yang sebenarnya

tentang objek yang diteliti, menurut keadaan yang sebenarnya pada saat

penelitian langsung.

Menurut Sugiyono (2009), metode deskriptif adalah metode yang

digunakan untuk menggambarkan atau menganalisis suatu hasil penelitian tetapi

tidak digunakan untuk membuat kesimpulan yang lebih luas.

Penelitian dengan metode dekriptif ini bertujuan untuk menggambarkan

pengetahuan remaja siswi SMA tentang keputihan. Penelitian ini dilakukan secara

online melalui google form (https://forms.gle/1JdoF2xDcxGmEYR66).

3.2 Definisi Konseptual dan Operasional

3.2.1 Variabel

Variabel adalah sesuatu yang digunakan sebagai ciri, sifat, atau ukuran

yang dimiliki atau didapatkan oleh suatu penelitian tentang sesuatu konsep

pengertian tertentu, misalnya umur, jenis kelamin, pendidikan, status

perkawinan, pekerjaan, pengerahuan, sikap, pendapatan, penyakit, dan


sebagainya (Notoatmodjo,2014). Variabel dalam penelitian ini adalah

Pengetahuan remaja siswi tentang penanganan keputihan.

3.2.2 Definisi Konseptual

Definisi Konseptual adalah definisi teoritis dari teori yang mendukung

penelitian. Konsep ini merupakan penarikan batasan yang menjelaskan suatu

konsep secara singkat dan jelas (Notoatmodjo, 2010).

3.2.3 Definisi Operasional

Definisi Operasional merupakan batasan untuk ruang lingkup atau

pengertian variabel-variabel yang diamati atau diteliti yang bermanfaat untuk

mengarahkan kepada pengukuran atau pengamatan terhadap variable-variabel

yang bersangkutan serta pengembangan instrument (alat ukur) (Notoadmodjo,

2010). Peneliti akan menguraikan beberapa hal yang berhubungan dengan

variable penelitian, definisi operasional dan skala pengukuran yang tertera

dalam tabel dibawah.

26
Tabel 3.2
Definisi Konseptual dan Operasional

No. Variabel Definisi Konseptual Definisi Alat Ukur Hasil Ukur Cara Ukur Skala
Operasional

1. Tingkat Pengetahuan adalah hasil Tingkat Kuesioner 1 = Baik jika Jawaban benar Ordinal
Pengetahuan pengindraan manusia, pengetahuan remaja nilai diberi nilai = 1
Remaja atau hasil tahu seseorang yang diukur melalui responden
76%-100% Jawaban salah
Tentang terhadap objek melalui kemampuan
Keputihan indera yang dimilikinya menjawab diberi nilai = 0
2 = Cukup
(mata, hidung, telinga, pertanyaan baik jika
dan sebagainya).Dengan kuesioner yang nilai
sendirinya pada waktu berhubungan responden
penginderaan sampai dengan keputihan. 56%-75%
menghasilkan 3 = Kurang
pengetahuan tersebut baik jika
sangat dipengaruhi oleh nilai
intensitas perhatian dan responden
persepsi terhadap objek. <56%
Sebagian besar
pengetahuan seseorang (Nursalam,
2016)
diperoleh melalui indera
pendengaran yaitu
telinga dan indra
penglihatan yaitu mata.
(Notoatmodjo, 2012).

27
3.3 Populasi dan Sampel

3.3.1 Populasi

Menurut Sugiyono pengertian populasi adalah wilayah generalisasi yang

terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang

ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya

(Sugiyono, 2011).

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswi kelas X SMA Pasundan

Kecamatan Majalaya semester II Tahun Ajaran 2019/2020. Jumlah siswi kelas X

di sekolah ini adalah 146 orang, yaitu kelas X MIPA 1 sebanyak 22 orang, X

MIPA 2 sebanyak 24 orang, X MIPA 3 sebanyak 21 orang, X MIPA 4 sebanyak

23 orang, X IPS 1 sebanyak 15 orang, X IPS 2 sebanyak 10 orang, X IPS 3

sebanyak 13 orang dan X IPS 4 sebanyak 18 orang.

3.3.2 Sampel

Sampel adalah bagian atau jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh

populasi tersebut. Bila populasi besar dan peneliti tidak mungkin mempelajari

semua yang ada pada populasi, misal karena keterbatasan dana, tenaga, dan waktu

maka peneliti akan mengambil sampel dari populasi itu. Apa yang dipelajari dari

sampel itu, kesimpulannya akan diberlakukan untuk populasi. Untuk itu sampel

yang diambil dari populasi harus betul-betul representative (Sugiyono, 2011).

Rumus yang digunakan untuk menghitung sampel dalam penelitian ini

adalah rumus slovin dalam Riduwan (2013), berikut rumus slovin :

N
Rumus : n=
1+ N e 2

28
Keterangan :

N = Jumlah populasi

n = Jumlah Sampel

e = Persen kelonggaran ketidaktelitian kesalahan pengambilan sampel yang dapat

ditoleri

Berdasarkan rumus diatas menurut slovin maka sampel yang didapat :

N
n=
1+ N e 2

146
n=
1+146 (0,05)2

146
n=
1+146 (0,0025)

146
n=
1+0,365

146
n=
1,365

n=106,9

Jadi sampel yang dibutuhkan yaitu 107 responden di SMA Pasundan Majalaya

3.3.3 Teknik Pengambilan Sampel

Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan cluster

sampling. Cluster Sampling adalah teknik memilih sampel dari kelompok-

kelompok unit-unit yang kecil atau cluster. Populasi dari cluster merupakan

subpopulasi dari total populasi. Unsur-unsur dalam cluster sifatnya tidak

homogen, yang berbeda dengan unit-unit elementer dalam strata. Tiap cluster

mempunyai anggota yang heterogen mempunyai populasi sendiri (Nazir, M,

1998).

29
n
Rumus : x jumlah sampel
k

Keterangan:

n = jumlah siswa perempuan tiap kelas

k = jumlah populasi

Tabel 3.3
Distribusi dan Jumlah Sampel

No. Kelas Jumlah Sampel

22
1. X MIPA 1 x 107 = 16
146
24
2. X MIPA 2 x 107 = 18
146
21
3. X MIPA 3 x 107 = 15
146
23
4. X MIPA 4 x 107 = 17
146
15
5. X IPS 1 x 107 = 11
146
10
6. X IPS 2 x 107 = 7
146
13
7. X IPS 3 x 107 = 10
146
18
8. X IPS 4 x 107 = 13
146
JUMLAH 107

Setelah sampel pada masing-masing kelas diambil, maka pengambilan

dilanjutkan dengan cara undian yaitu teknik sampel dengan mengundi setiap

kelompok untuk dijadikan sampel.

30
3.4 Lokasi dan Waktu Penelitian

3.4.1 Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian adalah tempat atau lokasi penelitian tersebut akan

dilakukan. Lokasi ini sekaligus membatasi ruang lingkup penelitian tersebut

(Notoatmodjo, 2010). Penelitian ini dilaksanakan pada remaja siswi SMA

Pasundan Kecamatan Majalaya.

3.4.2 Waktu Penelitian

Waktu penelitian adalah waktu penelitian tersebut akan dilakukan.

(Notoatmodjo, 2010). Penilitian ini dilaksanakan pada bulan Februari sampai

dengan bulan Mei 2020.

3.5 Pengumpulan Data

Pengumpulan data adalah suatu proses pendekatan kepada subjek dan

proses pengumpulan karakteristik subjek yang diperlukan dalam suatu penelitian

(Nursalam, 2013). Pengumpulan data dilakukan melalui daring yaitu dengan

menggunakan google form (https://forms.gle/1JdoF2xDcxGmEYR66) link

tersebut diberikan kepada guru mata pelajaran sejarah kelas X untuk dibagikan

pada grup WhatsApp setiap kelasnya. Data terkumpul penuh kurang lebih 2-3

minggu.

3.5.1 Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian adalah alat-alat yang digunakan untuk pengumpulan

data (Notoatmodjo, 2014). Instrumen penelitian yang digunakan berupa kuesioner

31
yaitu alat ukur berupa angket atau kuesioner dengan beberapa pertanyaan

(Hidayat, 2017).

Kuesioner yang digunakan dalam bentuk penyataan tertutup (closeended)

yang mempunyai keuntungan mudah mengarahkan jawaban responden dan mudah

diolah (Notoatmodjo, 2012).

Intrumen ini ada 30 soal, kuesioner yang digunakan untuk pengetahuan

yaitu berupa daftar pernyataan Benar (B) dan Salah (S). Jawaban yang benar

diberi nilai 1 dan untuk jawaban yang salah diberi nilai 0.

Rumus yang digunakan untuk mengukur persentase dari jawaban yang

didapat dari kuesioner menurut Arikunto (2010) yaitu :

Persentase = Jumlah nilai yang benar x 100%

Jumlah Soal

a. Uji Validitas

Menurut Notoatmodjo (2012), avliditas merupakan suatu indeks yang

menunjukan dimana alat ukur itu benar-benar mengukur apa yang diukur. Untuk

kuesioner penelitian dilakukan dengan teknik content validity. Content validity

merupakan validitas yang diestiminasi lewat pengujian terhadap kelayakan atau

relevansi isi tes melalui analisis rasional oleh panel yang berkompeten atau

melalui expert judgement (penilaian ahli).

3.5.2 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan merupakan kegiatan penelitian untuk pengumpulan

data yang akan digunakan dalam penelitian. Data yang dikumpulkan dalam

penelitian ini adalah data primer, yaitu data yang didapatkan langsung dari

32
responden menggunakan kuesioner (Notoatmodjo, 2012). Sehubungan dengan

adanya pandemic COVID 19 yang mana siswi SMA Pasundan Kecamatan

Majalaya di Work From Home (WFH), sehingga tidak memungkinkan untuk

melakukan pengumpulan data langsung di lapangan. Dalam penelitian ini teknik

pengumpulan data menggunakan bantuan aplikasi google form dimana aplikasi ini

berguna untuk menyebarkan kuesioner secara cepat dan luas melalui link yang

dibagikan kepada subjek penelitian.

3.6 Tehnik Pengolahan Data

Dalam penelitian ini data yang akan diolah menggunakan Statistical

Program Social Sciences Statictics (SPSS) dengan langkah-langkah sebagai

berikut :

1) Editing

Penyuntingan hasil wawancara atau kuesioner yang diperoleh atau

dikumpulkan melalui kuesioner (Notoatmodjo, 2014). Pada tahap ini peneliti

melakukan pengecekan kelengkapan pengisian, pemeriksaan data dilakukan

bertujuan untuk melengkapi data dan menghindari kesalahan ketika

melakukan analisa data.

2) Coding (Pembentukan kode)

Coding adalah mengubah data berbentuk kalimat atau huruf menjadi

angka atau bilangan (Notoatmodjo, 2014). Pada tahap ini peneliti memberikan

kode untuk penatalaksanaan. Pada fase ini pemeriksaan jawaban responden

diberi kode 1 = jika jawaban benar, 2 = jika jawaban salah. Pada interpretasi

33
hasil pengetahuan 3 = baik (76-100%), 2 = Cukup (56-75%), 1 = Kurang (<

56%).

3) Entry data

Data yang diperiksa kebenarannya dan diberi kode kemudian dimasukkan

kedalam perangkat lunak IBM SPSS 20.

4) Cleaning

Data yang telah dimasukkan kedalam SPSS kemudian dilakukan

pengecekan kembali untuk mengetahui kesalahan data atau adanya data yang

tidak terinput dan data yang double.

3.7 Analisa Data

Analisa data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan

menggunakan analisis univariate karena variabelnya tunggal. Analisis

univariate bertujuan untuk mendeskripsikan karakteristik setiap variable

penelitian. Pada umumnya dalam analisis ini hanya menghasilkan distribusi

frekuensi dan persentase dari setiap variable (Notoatmodjo, 2010).

Langkah pertama adalah analisa data dengan menggunakan distribusi

frekuensi, pada umumnya rumus distribusi frekuensi menggunakan rumus :

Keterangan :

P = Persentase hasil

f = Jumlah kategori responden

34
n = Jumlah total responden

Selanjutnya jawaban responden setelah dinilai, kemudian hasil persentasi

dimasukkan kedalam distribusi nilai berdasarkan sumber standar mutlak dengan

kriteria sebagai berikut :

a. Baik : jika didapat hasil didapat 76-100%

b. Cukup : jika didapat hasil didapat 56-75%

c. Kurang : jika didapat hasil didapat 56%

Setelah dimasukkan ke dalam distribusi nilai, dilakukan persentase setiap

kategori dengan rumus :

Jumlahresponden pada kategori tertentu


P= x 100
Seluruh responden

Kemudian untuk memberikan interpretasi dari hasil penelitian yang

diperoleh agar mudah dianalisis, maka untuk tafsiran datanya digunakan

pedoman penafsiran data menurut Arikunto (2009) adalah sebagai berikut :

100% = Seluruh responden

76-99% = Hampir seluruh responden

51-75% = Sebagian besar responden

50% = setengah dari responden

26-49% = Hampir setengah respoden

1-25% = Sebagian kecil responden

0 = tidak satupun responden

Setelah data terkumpul, maka peneliti melakukan pengolahan data dengan

menggunakan computer yaitu SPSS dengan analisis univariate.

35
3.8 Keterbatasan Penelitian

Kondisi maraknya wabah COVID 19 yang mengaharuskan untuk social

distancing menjadikan penelitian ini dilakukan dengan menggunakan kuesioner

online (google form), sehingga penulis tidak dapat melakukan pendekatan

terhadap responden dan tidak dapat memastikan apakah responden mengisi

seorang diri atau tidak. Ditambah dengan tugas yang diberikan dan keterbatasan

kuota internet para siswi ini kesulitan untuk mengakses link google form yang

diberikan sehingga sampel yang didapat be

3.9 Etika Penelitian

Masalah etika dalam penelitian merupakan masalah yang sangat penting,

mengingat dalam penelitian ini menggunakan manusia menjadi subjek penelitian.

Dalam penelitian ini, lebih ditekankan pada masalah etika yang meliputi :

1) Informed Consent

Informed consent merupakan bentuk persetujuan antara peneliti dengan

responden penelitian dengan memberikan lembar persetujuan. Informed consent

tersebut diberikan sebelum penelitian dilakukan dengan memberikan lembar

persetujuan untuk menjadi responden. Tujuan informed consent adalah agar

subjek mengerti maksud dan tujuan penelitian, mengetahui dampaknya. Jika

responden tidak bersedia, maka peneliti harus menghormati hak responden.

36
Beberapa informasi yang harus ada dalam informed consent tersebut antara lain

partisipasi menjadi responden.

2) Anonimity (tanpa nama).

Untuk menjaga kerahasiaan identitas responden, peneliti tidak

mencantumkan nama responden hanya saja inisial pada lembaran kuesioner

yang diisi oleh responden.

3) Confidentiality (kerahasiaan).

Kerahasiaan informasi yang didapat dan dikumpulkan dari responden

dijamin kerahasiaannya. Hanya kelompok dara tertentu saja yang dilaporkan

pada hasil penelitian.

37
38

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian

Hasil penelitian dan pembahasan yang menggunakan penelitian deskriptif

sederhana dengan tujuan untuk mengetahui Gambaran Pengetahuan Remaja

tentang Keputihan pada Siswi SMA Pasundan Kecamatan Majalaya diperoleh

sebanyak 78 responden dari 107 responden yang merupakan bagian dari populasi

sebanyak 146 orang.

Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan April 2020 menggunakan

kuesioner yang disebarkan melalui google form. Hasil penelitian ini ditampilkan

dalam bentuk tabel yang menggambarkan distribusi frekuensi dan presentase

karakteristik responden dan gambaran pengetahuan remaja tentang keputihan pada

siswi kelas X SMA Pasundan Kecamatan Majalaya tahun 2020.


Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Gambaran Pengetahuan Remaja tentang

Keputihan Pada Siswi SMA Pasundan Kecamatan Majalaya Tahun

2020

N=78
Kategori Pengetahuan Frekuensi %

Baik 10 9,3 %

Cukup 68 63,6 %

Kurang - -

Total 78 100 %

Berdasarkan tabel 4.1, siswi SMA Pasundan Kecamatan Majalaya yang

menjadi responden berjumlah 78 orang, diketahui sebagian kecil 10 orang (9,3%)

memiliki pengetahuan yang baik tentang keputihan, sebagian besar 68 orang

(63,6%) memiliki pengetahuan cukup tidak satupun responden yang memiliki

pengetahuan kurang.

4.2 Pembahasan

Hasil penelitian yang dilakukan pada siswi kelas X SMA Pasundan

Kecamatan Majalaya tentang pengetahuan keputihan didapatkan data sebagian

kecil 10 orang (9,3%) yang memiliki pengetahuan baik tentang keputihan, 68

orang (63,6%) yang memiliki pengetahuan cukup tentang keputihan dan tidak

satupun orang yang memiliki pengetahuan kurang tentang keputihan. Mereka

memiliki pengetahuan yang cukup dikarenakan mencari tahu tentang melalui

39
internet, buku, dan televisi. Hal ini dapat dijelaskan bahwa secara teori

pengetahuan klien dapat dipengaruhi oleh media massa informasi.

Berdasarkan informasi yang diperoleh dari siswi SMA Pasundan

Kecamatan Majalaya, disekolah maupun dikelas belum pernah ada penyuluhan

atau materi tentang kesehatan reproduksi khususnya keputihan sebelumnya,

sehingga hal-hal yang berkaitan dengan kesehatan reproduksi khususnya masih

dianggap sepele.

Pengetahuan adalah hasil pengindraan manusia, atau hasil tahu seseorang

terhadap objek melalui indera yang dimilikinya (mata, hidung, telinga, dan

sebagainya). Dengan sendirinya pada waktu penginderaan sampai menghasilkan

pengetahuan tersebut sangat dipengaruhi oleh intensitas perhatian dan persepsi

terhadap objek. Sebagian besar pengetahuan seseorang diperoleh melalui indera

pendengaran yaitu telinga dan indra penglihatan yaitu mata (Notoatmodjo, 2012).

Salah satu pengetahuan yang harus dimiliki oleh remaja putri yaitu

pengetahuan tentang keputihan. Keputihan atau flour albus adalah kondisi

vagina saat mengeluarkan cairan atau lender menyerupai nanah (Bahari, 2012).

Lingkungan disekitar siswi mempengaruhi perkembangan. Lingkungan

sekolah salah satunya WC sekolah sangatlah kotor terutama pada airnya, tidak

berwarna berbau tetapi sedikit keruh/berwarna. Hal ini juga membentuk perilaku

siswi yang akan mendukung tingginya pengetahuan siswi itu sendiri. Perilaku

siswi yang tidak selalu menghiraukan air yang dipakai untuk membersihkan alat

kelaminnya.

40
Sebagian siswi mendapatkan informasi tentang keputihan dari media cetak,

media elektronik, internet dan dari keluarga masing-masing berupa penjelasan

dari orang tua atau keluarga maupun dari puskesmas. Semakin banyak informasi

tentang keputihan yang diperoleh maka pengetahuan yang diperoleh semakin

baik. Siswi yang dapat menyerap informasi dengan baik maka pengetahuan yang

diperoleh semakin baik pula.

Penelitian yang dilakukan oleh Dina Indarsita di SMAN 4 Medan, tahun

2017 bahwa responden yang mengetahui mengenai keputihan yang

pengetahuannya baik berjumlah 22 orang (15,9%), pengetahuan cukup 73 orang

(52,9%) dan pengetahuan kurang 43 orang (31,2%). Hal ini menunjukkan meski

sebagian besar pengetahuan pada remaja putri di SMA Negeri 4 Medan sudah

dalam kategori cukup tetapi masih ditemukan adanya pengetahuan yang kurang

yaitu berjumlah 43 orang (31,2%).

Keadaan ini menjelaskan bahwa masih ada remaja putri yang tidak

mengetahui keputihan. Pengetahuan yang kurang ini dapat dipengaruhi oleh

beberapa faktor yang mana pada penelitian ini ditemukan faktor dari sumber

informasi yang berasal dari media elektronik sebanyak 93 orang (67,4%), media

cetak sebanyak 18 orang (13%), dan orang/person sebanyak 27 orang (19,6) yang

sangat memiliki peran besar dalam mempengaruhi pengetahuan remaja putri di

SMA Negeri 4 Medan.

Faktor pendukung lain pada penelitian ini adalah pendidikan orang tua

dimana hasilnya dapat dilihat pada table 3 diketahui bahwa mayoritas responden

41
yang orang tuanya berpendidikan SMA sebanyak 77 orang (55,8%) dan minoritas

responden yang oranng tuanya berpendidikan perguruan tinggi sebanyak 61

(44,2%). Dan faktor pendukung terakhir pada penelitian ini adalah pekerjaan

orang tua di mana hasilnyamayoritas responden yang orang tuanya memiliki

pekerjaan sebagai wiraswasta sebanyak 71 orang (52,2%) dan minoritas

responden yang oranng tuanya memiliki pekerjaan sebagai petani sebanyak 3

orang (2,2%).

Sebagaimana kita ketahui bahwa pengetahuan tidak hanya dapat diperoleh

melalui pendidikan formal saja, tetapi juga dapat diperoleh melalui penginderaan

terhadap suatu objek tertentu melalui media-media ataupun pengalaman. Dimana

internet merupakan salah satu media yang paling diminati oleh para remaja

sekarang untuk memperoleh berbagai informasi termasuk keputihan.

42
43

BAB V

SIMPULAN DAN REKOMENDASI

5.1 Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dapat diambil

kesimpulan bahwa sebagian kecil 10 orang (9,3%) yang memiliki pengetahuan

baik tentang keputihan, sebagian besar 68 orang (63,6%) yang memiliki

pengetahuan cukup tentang keputihan dan tidak satupun orang yang memiliki

pengetahuan kurang tentang keputihan.

5.2 Rekomendasi

Dari hasil penelitian yang didapatkan maka ada beberapa saran yang dapat

diberikan, yaitu sebagai berikut :

1. Bagi SMA Pasundan

Diharapkan pihak sekolah SMA Pasundan hendaknya bisa membuat

jadwal kegiatan Bimbingan Penyuluhan kepada siswi SMA Pasundan secara

rutin terkait dengan Kesehatan Reproduksi Remaja, khususnya meningkatkan

pengetahuan siswi dengan memberikan informasi tentang pencegahan

keputihan.
2. Bagi Peneliti Lain

Hasil Penelitian ini dapat di jadikan sebagai bahan referensi untuk

melanjutkan penelitian yang berhubungan dengan keputihan dalam mencegah

penyakit reproduksi pada remaja.

44
45

DAFTAR PUSTAKA

Agustin, Mubiar & Nurikhsan, Juntika, A. (2010). Dinamika Perkembangan Anak


Dan Remaja. Bandung: Refika ditama.
Arikunto, 2009. Analisa Data Edisi Revisi. Jakarta: Bumi Aksara.
_______ 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka
Cipta.
Bahari, 2012. Cara Mudah Atasi Keputihan. Jakarta : Buku Biru.
Clayton, Caroline. 1986. Keputihan Dan Infeksi Jamur Kandida Lain. Jakarta:
Arcan.
Dalimartha, 2002. Ramuan Tradisional Untuk Pengobatan Kanker. Jakarta :
Penebar Swadaya.
Elmart, 2012. Mahir Menjaga Organ Intim Wanita. Solo: Penerbit Tiga Serangkai
Pustaka Mandiri.
Fakultas Kedokteran Universitas Padjajaran, 2009. Pedoman Penulisan
Tesis/Disertasi dan Penulisan Artikel Ilmiah. Bandung:
Febryary, Dinda, 2015. Gambaran Pengetahuan, Sikap Dan Perilaku Remaja
Putri Dalam Penanganan Keputihan Di Desa Cilayung. Diakses pada
tanggal 6 Februari 2020 pukul 11.20
WIB.http://jurnal.unpad.ac.id/jsk_ikm/article/view/10418.
Hidayat, 2011. Metode Penelitian Keperawatan Dan Teknik Analisis Data.
Jakarta: Salemba Medika.
Hidayat, 2017. Metodologi Penelitian Keperawatan Dan Kesehatan. Jakarta :
Salemba Medika
Indarsita, Dina, 2018. Pengetahuan Mengenai Keputihan Pada Remaja Putri Di
Sma Negeri 4 Medan. Diakses pada tanggal 4 April 2020 pukul 08.00
WIB.http://ecampus.poltekkes-medan.ac.id/jspui/handle/123456789/2259.
Kasdu, 2008. Solusi Problem Wanita Dewasa. Jakarta: Puspa Swara, Anggoru
IKAPI.
Kholid, 2012. Promosi Kesehatan. Jakarta : Rajawali Pers
Kusmiran, 2012. Kesehatan Reproduksi Remaja Dan Wanita. Jakarta: Salemba
Medika.
Mariana, A, 2003. Kesehatan Dan Hak Reproduksi Perempuan. Jakarta : Yayasan
Jurnal Perempuan.
Nazir, M, 1998. Metode Penelitian. Jakarta : Ghalia Indonesia.
Notoatmodjo, 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.
___________ 2012. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.
___________ 2014. Ilmu Perilaku Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta.
Nursalam, 2013. Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan Pendekatan Praktis.
Jakarta: Salemba Medika.
________ 2016. Konsep Penerapan Metode Penelitian Ilmu Keperawatan.
Jakarta: Salemba Medika.
Potter & Perry, 2009. Fundamental Keperawatan. Edisi 7. Jakarta : Salemba
Medika
Proverawati dalam Ngafif, 2013. Tahap Perkembangan. Yogyakarta: Nuha
Medika.
Riduwan, 2013. Rumus Dan Data Dalam Analisis Statistika. Bandung : Alfabeta
Riyanto & Budiman, 2013. Kapita Selekta Kuisioner Pengetahuan Dan Sikap
Dalam Penelitian Kesehatan. Jakarta : Salemba Medika.
Rofika, Wiwit, 2013. Pengaruh Sikap, Pengetahuan Dan Praktik Vulva Hygiene
Dengan Kejadian Keputihan Pada Remaja Putri Di Smpn 01 Mayong
Jepara. Diakses pada tanggal 13 Agustus 2019 pukul 09.11 WIB.
http://ppnijateng.org/wp-content/uploads/2014/09/ PENGARUH-SIKAP-
PENGETAHUAN-DAN-PRAKTIK-VULVA-HYGIENE-DENGAN-
KEJADIAN-KEPUTIHAN-PADA-REMAJA-PUTRI- DI- SMPN- 01-
MAYONG- JEPARA.pdf.
Sarwono, 2011. Psikologi Remaja. Jakarta : Rajawali Pers.
SDKI, 2017. Survei Demografi Dan Kesehatan Indonesia 2017. Jakarta : Badan
Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional.
Sugiyono, 2009. Metode Penelitan Bisnis. Bandung : Alfabeta
________ 2011. Statistika Untuk Penelitian. Bandung : Penerbit Alfabeta.
Tim Jurusan Keperawatan Bandung, 2020. Panduan Penyusunan Karya Tulis
Ilmiah. Bandung.
Tim Penulis Poltekkes Depkes Jakarta I, 2010. Kesehatan Remaja Problem Dan
Solusinya. Jakarta: Salemba Medika.

46
WHO, 2014. World Health Organization. World Health Statistic 2014 : Geneva.
Wijayanti, 2009. Fakta Penting Sekitar Reproduksi Wanita. Yogyakarta : Diglosia
printika.
Zubier, F. 2009. Infeksi Menular Seksual. Jakarta : Balai Penerbit FKUI.

47
Lampiran 1. Lembar Permohonan menjadi responden

LEMBAR PENJELASAN (INFORM CONSENT) KEPADA RESPONDEN

Dengan Hormat,

Perkenalkan nama saya Dhebi, sedang menjalani pendidikan Diploma 3


Keperawatan di Jurusan Keperawatan Poltekkes Kemenkes Bandung. Saya
sedang melakukan penelitian yang berjudul “Gambaran Pengetahuan Remaja
Tentang Keputihan Pada Siswi SMA Pasundan Kecamatan Majalaya Tahun
2020”. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengetahuan remaja
tentang keputihan pada siswi SMA Pasundan Kecamatan Majalaya, bentuk
penelitian yang akan dilakukan yaitu dengan memberikan angket atau kuesioner
yang berisikan pertanyaan.
Partisipasi saudari bersifat sukarela dan tanpa adanya paksaan. Setiap data
yang diberikan dalam penelitian ini akan dirahasiakan dan hanya peneliti yang
mengetahuinya. Untuk penelitian ini saudari tidak dikenakan biaya apapun. Bila
saudari membutuhkan penjelasan yang lebih lanjut, maka dapat menghubungi
saya:
Nama : Dhebi Nur Safebriyani
Alamat : Kp. Pengkolan Rt.03/Rw. 05 Desa Panyadap Kec. SolokanJeruk
No. Hp : 0895337819437
Terima kasih saya ucapkan kepada saudari yang telah bersedia meluangkan
waktunya dan ikut berpartisipasi dalam penelitian ini. Setelah memahami berbagai
hal menyangkut penelitian ini, diharapkan saudari dapat mengisi lembar
persetujuan yang telah disediakan.
Bandung, April 2020

Hormat saya,

Dhebi Nur Safebriyani


P17320117112

48
Lampiran 2. Lembar Informed Concent

LEMBAR PERSETUJUAN (INFORMED CONSENT) SETELAH

PENJELASAN

Saya yang bertanda tangan dibawah ini :


Nama :
Umur :
Kelas :
No. Hp:
Setelah mendapat penjelasan dari peneliti tentang penelitian yang berjudul
“Gambaran Pengetahuan Remaja Tentang Keputihan Pada Siswi SMA
Pasundan Kecamatan Majalaya Tahun 2020”, maka dengan ini saya secara
sukarela dan tanpa paksaan menyatakan bersedia ikut serta dalam penlitian
berikut.
Demikian surat pernyataan ini untuk dapat dipergunakan seperlunya.

Bandung, April 2020

( )

49
Lampiran 3. Kisi kisi

KISI – KISI KUESIONER

Jumlah
Indikator Item Pertanyaan Keterangan Butir Pertanyaan
Pertanyaan
Pengetahuan Definisi Keputihan 4 1, 2, 3, 4
remaja siswi Macam-macam
1 5
tentang keputihan Keputihan
Tanda Gejala
6 6, 7, 8, 9, 10, 11
Keputihan
Penyebab
3 12, 13, 14
keputihan
Penanganan 15,16,17,18, 19, 20, 21, 22,
13
keputihan 23, 24, 25, 26, 27

PERNYATAAN 27

50
Lampiran 4. Kunci Jawaban

KUNCI JAWABAN

1. Benar 11. Benar 21. Benar


2. Salah 12. Benar 22. Benar
3. Benar 13. Benar 23. Benar
4. Benar 14. Salah 24. Benar
5. Salah 15. Salah 25. Benar
6. Benar 16. Benar 26. Salah
7. Benar 17. Benar 27. Salah
8. Benar 18. Salah 28. Salah
9. Benar 19. Benar 29. Benar
10. Benar 20. Benar 30. Salah

51
Lampiran 5. Lembar Kuesioner

KUESIONER PENELITIAN

GAMBARAN PENGETAHUAN REMAJA TENTANG KEPUTIHAN

PADA SISWI SMA PASUNDAN KECAMATAN MAJALAYA TAHUN 2020

PETUNJUK PENGISIAN KUESIONER

1. Pahamilah setiap pertanyaan dengan baik dan benar


2. Jawablah setiap pertanyaan dengan jujur, karena jawaban saudari akan dijamin
kerahasiaannya
3. Jawablah setiap pertanyaan dengan cara memberi tanda (√) pada kotak pilihan
yang tersedia
4. Jika kurang mengerti jangan ragu untuk bertanya pada peneliti
5. Silahkan menjawab dan terimakasih atas partisipasi dan kerjasama anda

Nama :

Umur :

Kelas :

No. Hp :

NO. PERTANYAAN BENAR SALAH


1. Keputihan merupakan cairan yang keluar dari alat kelamin yang
tidak berupa darah
2. Keputihan bukan merupakan infeksi keganasan pada reproduksi
3. Keputihan normal adalah cairan encer, bening, tidak gatal, tidak
berbau, dan jumlahnya sedikit
4. Keputihan normal adalah keputihan yang terjadi apabila tidak ada
tanda-tanda kelainan
5. Hanya ada 1 macam keputihan yaitu keputihan fisiologis
6. Tanda dan gejala keputihan normal adalah tidak berbau, tidak gatal
dan tidak berwarna kuning
7. Keputihan yang berbau dan gatal adalah jenis keputihan yang tidak

52
normal
8. Iritasi, rasa panas gatal dan nyeri yang terasa di daerah alat
kelamin dan paha adalah tanda gejala keputihan yang tidak normal
9. Keluarnya cairan atau lender pada alat kelamin merupakan salah
satu gejala keputihan
10. Adanya keputihan disekitar masa menstruasi merupakan tanda dan
gejala keputihan normal
11. Apabila rasa perih dan nyeri saat buang air kecil merupakan tanda-
tanda keputihan yang tidak normal
12. Bakteri yang menginfeksi alat kelamin wanita dapat menyebabkan
keputihan
13. Sering meremehkan kebersihan alat kelamin dan lingkungan
merupakan penyebab terjadinya keputihan
14. Terjadinya stress pada wanita bukan merupakan salah satu
penyebab keputihan
15. Berhadapan dengan masalah (stress) tidak berpengaruh terhadap
jumlah cairan keputihan
16. Aktivitas yang berlebih sangat dimungkinkan akan mengalami
keputihan
17. Apabila tidak menjaga kebersihan alat bagian luar maka akan
mengalami keputihan dengan warna yang berubah
18. Gatal dan berbau tidak akan dirasakan jika tetap menjaga
kebersihan alat kelamin bagian luar
19. Cara membasuh atau membersihkan daerah kewanitaan yaitu dari
arah depan (alat kelamin bagian luar) kearah belakang (anus)
20. Air yang baik digunakan untuk membersihkan alat kelamin bagian
luar adalah air yang tidak berwarna, tidak berbau
21. Kebersihan alat kelamin bagian luar adalah hal yang penting untuk
mencegah keputihan
22. Mengeringkan alat kelamin dengan menggunakan tissue sesudah

53
BAK maupun BAB dapat terhindar dari keputihan.
23 Salah satu penanganan keputihan dengan sering mengganti
pembalut pada saat pembalut penuh
24. Penggunaan celana dalam yang tidak menyerap keringat dapat
menyebabkan keputihan
25. Iritasi pada alat kelamin bagian luar adalah salah satu tanda
terjadinya infeksi pada keputihan
26. Celana dalam yang lembab tidak dapat menimbulkan bakteri
dan menyebabkan keputihan
27. Menggunakan celana dalam yang berbahan katun tidak dapat
menyerap keringat bisa menghindari keputihan
28. Keputihan tidak dapat dicegah dengan pola hidup bersih dan sehat.
29. Mengkonsumsi makanan yang sehat dapat menjaga daya tahan
tubuh terhadap infeksi (keputihan).
30. Dengan mengkonsumsi air sebanyak 150cc per hari dapat
membuang zat racun dalam tubuh.

54
Lampiran 6. Form Uji Konten

SURAT PERMOHONAN

VALIDASI EXPERT JUDGEMENT

Kepada Yth.
Ibu Bani Sakti, SKM., MKM
Di Tempat

Dengan hormat,
Yang bertanda tangan di bawah ini mahasiswa Program Studi D III Keperawatan
Jurusan Keperawatan Poltekkes Bandung Tahun Akademik 2019 / 2020 :
Nama : Dhebi Nur Safebriyani
NIM : P17320117112
Memohon kesediaan Bapak/Ibu sebagai expert untuk mempertimbangkan dan
menilai validitas isi pada instrumen penelitian Saya yang berjudul :
“GAMBARAN PENGETAHUAN REMAJA SISWI TENTANG KEPUTIHAN
DI SMA PASUNDAN KECAMATAN MAJALAYA TAHUN 2020”

Demikian surat pengantar ini dibuat, atas kesediaan dan bantuan yang Bapak/Ibu
berikan, saya ucapkan terima kasih.

Bandung,23Maret 2020

Mengetahui,
Pembimbing Peneliti,

Susi Kusniasih, S.kep. Ners.,M.Kes Dhebi Nur Safebriyani

55
LEMBAR VALIDASI INSTRUMEN

Validator : Bani Sakti, SKM., MKM


Judul Instrumen : Gambaran Pengetahuan Remaja Tentang Keputihan
Pada Siswi SMA Pasundan Kecamatan Majalaya
Tahun 2020

Kisi-kisi item instrumen sebagai berikut:

No Sub Variabel JML NO. ITEM


ITEM
1 Definisi Keputihan 4 1, 2, 3, 4

2 Macam-macam Keputihan 1 5

3 Tanda Gejala Keputihan 6 6, 7, 8, 9, 10, 11

4 Penyebab Keputihan 3 12, 13, 14

5 Penanganan Keputihan 15,16,17,18, 19,


20, 21, 22, 23, 24,
16
25, 26, 27, 28, 29,
30.

Petunjuk pengisian format validasi untuk Validator :


Mohon memberikan tanda chek list (√) pada aspek yang dinilai dari pernyataan
dan option tiap item:
1. Validasi Isi
Item penting dan konten relevan untuk mengukur sub variabel.
1 = penting dan relevan
2 = tidak penting, tidak relevan
2. Validasi Bahasa
Bahasa yang digunakan sesuai dengan kaidah Bahasa Indonesia, tidak
menimbulkan penafsiran ganda, menggunakan bahasa yang sederhana dan
mudah dimengerti, dirumuskan dengan kalimat yang singkat dan jelas

56
1 = Kurang/tidak Baik
2 = Baik/Sangat Baik
3 Saran Revisi
Hasil Validasi Item:
No Item Validasi isi Bahasa Saran Revisi
1 2 1 2

1 v v

2 v v kata mudah dimengerti

3 v v kata mudah dimengerti

4 v v

5 v v kata mudah dimengerti

6 v v

7 v v

8 v v

9 v v kata mudah dimengerti

10 v v kata mudah dimengerti

11 v v

12 v v

57
13 v v kata mudah dimengerti

14 v v

15 v v

16 v v

17 v v kata mudah dimengerti

18 v v kata mudah dimengerti

19 v v kata mudah dimengerti

20 v v kata mudah dimengerti

21 v v kata mudah dimengerti

22 v v

23 v v

24 v v

25 v v kata mudah dimengerti

26 v v

58
27 v v

28 v v Ejaan yang disempurnakan

29 v v

30 v v isi, volume

Bandung, 26 Maret 2020


Validator,

Bani Sakti, SKM., MKM

59
SURAT KETERANGAN

VALIDASI INSTRUMEN PENELITIAN

Yang bertanda tangan di bawah ini:


Nama : Bani Sakti, SKM., MKM
NIP : 196509271989032002
Setelah membaca, menelaah, dan mencermati instrumen penelitian berupa
kuesioner yang akan digunakan untuk penelitian berjudul“GAMBARAN
PENGETAHUAN REMAJA TENTANG KEPUTIHAN PADA SISWI SMA
PASUNDAN KECAMATAN MAJALAYA TAHUN 2020”, yang dibuat oleh:
Nama mahasiswa : Dhebi Nur Safebriyani
NIM : P17320117112
Dengan ini menyatakan instrumen penelitian tersebut:
Layak digunakan untuk penelitian tanpa revisi
Layak digunakan untuk penelitian dengan revisi sesuai dengan
saran
Tidak layak
Catatan (bila perlu):
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
Demikian keterangan ini dibuat untuk dipergunakan sebagaimana mestinya.

Bandung, 26 Maret 2020


Validator,

Bani Sakti, SKM., MKM

60
Lampiran 7. Jadwal Penelitian

Jadwal Penelitian

Bulan
No Kegiatan
Januari Februari Maret April Mei
1. Penyusunan Proposal
2. Sidang Proposal
3. Uji Konten
4. Pengumpulan Data
5. Penyusunan Hasil Pulta
6. Sidang KTI

61
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES BANDUNG
JURUSAN KEPERAWATAN

LEMBAR BIMBINGAN KARYA TULIS ILMIAH

Lampiran 8. Lembar Bimbingan KTI

Nama Mahasiswa : DHEBI NUR SAFEBRIYANI

NIM : P17320117112

Nama Pembimbing : SUSI KUSNIASIH, S. Kep. Ners ., M. Kes

Judul KTI : GAMBARAN PENGETAHUAN REMAJA TENTANG KEPUTIHAN


PADA SISWI SMA PASUNDAN KECAMATAN MAJALAYA
TAHUN 2020

TANDA TANDA
HARI / TOPIK TANGAN TANGAN
NO. REKOMENDASI
TANGGAL BIMBINGAN MAHASISW PEMBIMBING
A
1. Kamis, BAB III Kuesioner penelitian
12 Maret 2020

2. Senin, BAB I dan III Perbaikan BAB I


23 Maret 2020 Perbaikan BAB III

3. Selasa, BAB I, BAB II, dan BAB I perbaiki susunan kalimat


28 April 2020 BAB III BAB II ACC
BAB III perbaiki susunan
kalimat sesuai arahan
4. Minggu, BAB IV dan BAB V Perbaikan BAB IV
3 Mei 2020 (penambahan pembahasan)
Perbaikan BAB V (kesimpulan
harus menjawab tujuan dan
manfaat)
5. Kamis, BAB IV dan BAB V BAB IV dan BAB V perbaikan
7 Mei 2020 susunan kalimat

6. Jumat, Kelengkapan seluruh Daftar Pustaka dan Lampiran


8 Mei 2020 isi KTI perbaiki

7. Rabu, ACC Sidang


13 Mei 2020

62
Lampiran 9. Hasil Output Pengolahan Data (SPSS)

Lampuran Hasil Output

Frequency Percent Valid Percent Cumulative


Percent
Baik 10 9.3 12.8 12.8
Valid Cukup 68 63.6 87.2 100.0
Total 78 72.9 100.0
Missing System 29 27.1
Total 107 100.0

63
Lampiran 10. Lembar surat perizinan

64
Lampiran 11. Daftar Hadir Siswi SMA PasundanKecamatan Majalaya

No. NAMA KELAS


1 Aprilia X IPS 4
2 Astri Patrisia Anjani X MIPA 3
3 Natasya Lira Yuniar X IPS 2
4 Imas Ranti X IPS 1
5 Nabila Zahra X MIPA 2
6 Fitri Novianti X IPS 1
7 Aulia Mahlika Nissa X MIPA 4
8 Irma Herawati X MIPA 2
9 Devita Oktaviani X MIPA 2
10 Neng Susi X MIPA 4
11 Nina Aulia Febriyana X MIPA 2
12 Kalya Ananda Putri X MIPA 3
13 Eka Vanesya Putri X MIPA 3
14 Rina Agustin X MIPA 3
15 Lira Nurhalisa X MIPA 3
16 Rahmitha Khairunnisa X IPS 3
17 Nalda Chairani M X IPS 1
18 Cindy Rini Lestari X IPS 1
19 Diana Palestina X IPS 1
20 Venira X MIPA 1
21 Neng Rika Siska Putri X MIPA 3
22 Calista Nurahmania X MIPA 2
23 Nabilla X IPS 1
24 Ade Widayanti X MIPA 1
25 Windy Fastarina X MIPA 1
26 Yuni Yuliani X MIPA 4
27 Deswita Maharani X MIPA 1
28 Neng Nurul X MIPA 2
29 Dini Wini Artini X MIPA 1
30 Sani Cornelia X MIPA 2
31 Rifa Shofiah Nugrahani X MIPA 1
32 Ghina Shadikah X IPS 2
33 Salwa Salsabila X MIPA 2
34 Ismaya Nurhayati X MIPA 1
35 Sarah Putri Aulia X MIPA 1
36 Riyanti Novitasari X IPS 1
37 Riska X MIPA 4
38 Sri Rahayu X MIPA 1
39 Revalina Septiani X MIPA 4
40 Ade Irma Anggraeni X MIPA 4
41 Wanti Nur Rahmawati X MIPA 3
42 Sherly Syafitri X MIPA 4
43 Siti Saripah X IPS 4
44 Poppy Natalia X MIPA 4
45 Feti Luthfiah Anggraini X MIPA 1
46 Resi Alfira X MIPA 3
47 Rika Putri Rahmawati X IPS 4
48 Shabira X MIPA 3

65
49 Meisya Putri Afriandani X MIPA 4
50 Tesaa R X IPS 1
51 Yuliyanti X IPS 3
52 Adelia Rahma X MIPA 1
53 Ajeng Kartini X MIPA 1
54 Nur Haliza X MIPA 1
55 Salna Nopitasyari X MIPA 3
56 Nikita Medina X MIPA 3
57 Azahra Puti Nazua X MIPA 4
58 Yulianti X IPS 3
59 Tiara Destiya X MIPA 3
60 Diana Sintia Putri X IPS 1
61 Amaliya Putri Solehah X MIPA 2
62 Tiara Etika X MIPA 3
63 Tanti Rohaeni X MIPA 4
64 Irma Nurlita X MIPA 2
65 Enzelika Adelia Putri X MIPA 3
66 Yulia Cahya Putri X MIPA 4
67 Selvya Aurelya X IPS 2
68 Okeu Nurpadilah X MIPA 4
69 Susi Susilawati X IPS 3
70 Sintya Aprilliany Nurhalizah X MIPA 2
71 Ayang Siti X MIPA 4
72 Yasmi Isnaeni Amelia X MIPA 3
73 Della Susanti X MIPA 4
74 Feti Luthfiah Anggraini X MIPA 1
75 Firly Azzahra X MIPA 2
76 Salma Natzua Maulina X IPS 4
77 Tria Sopiyanti X MIPA 2
78 Refani Yulis Septiani X IPS 1

66
Lampiran 12. Daftar Riwayat Hidup

RIWAYAT HIDUP

A. IDENTITASDIRI
NAMA : DHEBI NUR SAFEBRIYANI
TTL : Bandung, 6 Februari 1999
JENISKELAMIN :Perempuan
ALAMAT : Kp. Pengkolan Rt. 03 Rw. 05 Desa Panyadap
Kecamatan Solokan Jeruk Kabupaten Bandung
AGAMA :Islam
EMAIL :dhebiid@gmail.com

B. RIWAYATPENDIDIKAN

PERIODE Nama sekolah/Institusi


2005-2011 SD NEGERI BUGIH 1
2011-2014 SMP SUKAMANAH
2014-2017 SMA NEGERI 1 MAJALAYA
2017-2020 JURUSAN KEPERAWATAN POLTEKKES KEMENKES
RIBANDUNG

C. RIWAYATORGANISASI
PERIODE ORGANISASI
2011 Anggota OSIS
2014-2015 Anggota BENGSAS (Bengkel Sastra)
2015-2017 Bendahara BENGSAS (Bengkel Sastra)
2017-2018 Anggota RABBANI
2018-2020 Bendahara RABBANI

67

Anda mungkin juga menyukai