Anda di halaman 1dari 125

HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP, DAN PRAKTIK IBU DALAM

STIMULASI DINI PERKEMBANGAN BAYI 0-12 BULAN DIWILAYAH


KERJA PUSKESMAS DURIAN LUNCUK KECAMATAN BATIN XXIV
TAHUN 2020

SKRIPSI

Disusun Oleh :

Puspa Wardani

(N1A117172)

PROGRAM STUDI ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS JAMBI
2021
HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP, DAN PRAKTIK IBU DALAM
STIMULASI DINI PERKEMBANGAN BAYI 0-12 BULAN DIWILAYAH
KERJA PUSKESMAS DURIAN LUNCUK KECAMATAN BATIN XXIV
TAHUN 2020

SKRIPSI
Untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai derajat Sarjana Ilmu Kesehatan
Masyarakat pada Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat FKIK Universitas Jambi

Disusun Oleh :

Puspa Wardani

(N1A117172)

PROGRAM STUDI ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS JAMBI
2021
PERSETUJUAN SKRIPSI

HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP, DAN PRAKTIK IBU DALAM


STIMULASI DINI PERKEMBANGAN BAYI 0-12 BULAN DIWILAYAH
KERJA PUSKESMAS DURIAN LUNCUK KECAMATAN BATIN XXIV
TAHUN 2020

Disusun oleh :

Puspa Wardani

N1A117172

Telah disetujui Dosen Pembimbing Skripsi

Pada Tanggal Juni 2021

Pembimbing I Pembimbing II

Asparian, S.KM., M.Kes. Vinna Rahayu Ningsih, S.KM., M.kes


NIP. 201609062007
NIP. 1997101011996031007

i
HALAMAN PENGESAHAN

Skripsi dengan judul HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP, DAN PRAKTIK


IBU DALAM STIMULASI DINI PERKEMBANGAN BAYI 0-12 BULAN
DIWILAYAH KERJA PUSKESMAS DURIAN LUNCUK KECAMATAN
BATIN XXIV TAHUN 2020 yang disusun oleh Puspa Wardani NIM N1A117172
telah dipertahankan didepan Tim Penguji pada Agustus 2021 dan dinyatakan lulus.

Susunan Tim Penguji :


Ketua : Asparian, S.KM., M.Kes
Sekretaris : Vinna Rahayu Ningsih, S.KM., M.Kes
Anggota : 1. M. Ridwan, S.KM., M.P.H
2. Sri Astuti Siregar, S.ST.,M.
Disetujui
Pembimbing I Pembimbing II

Asparian, S.KM., M.Kes. Vinna Rahayu Ningsih, S.K.M., M.Kes


NIP.197101011996031007 NIP. 201609062007

Diketahui

Dekan Ketua Jurusan Ilmu Kesehatan Masyarakat


Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan
Universitas Jambi Universitas Jambi

Dr. dr. Humaryanto, Sp.OT., M.Kes Dr. Guspianto, SKM.,MKM


NIP. 19730209200501 1001 NIP. 19730811199203100

ii
SURAT PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

Saya yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama : Puspa Wardani

NIM : N1A117172

Program Studi : Ilmu Kesehatan Masyarakat FKIK Unja

Judul Skripsi : Hubungan Pengetahuan, Sikap dan Praktik Ibu Dalam


Stimulasi Perkembangan Bayi 0-12 Bulan di Wilayah Kerja
Puskesmas Durian Luncuk Kecamatan Batin XXIV Tahu 2020.

Menyatakan dengan sebenarnya bahwa Tugas Akhir Skripsi yang saya tulis ini benar-

benar hasil karya saya sendiri, bukan merupakan pengambilalihan tulisan atau pikiran

orang lain yang saya akui sebagai tulisan atau pikiran saya sendiri. Apabila dikemudian

hari dapat dibuktikan bahwa Tugas Akhir Skripsi ini adalah hasil jiplakan, maka saya

bersedia menerima sanksi atas perbuatan tersebut.

Jambi, Agustus 2021


Yang Membuat Pernyataan

Puspa Wardani

iii
KATA PENGANTAR

Bismillah, Alhamdulillahi Rabbil’alamiin, segala puji bagi Allah yang maha


Kuasa. Sholawat dan salam bagi Nabi Muhammad SAW. Atas segala limpahan nikmat
serta karunia-nya, penulis dapat menyelesaikan penelitian skripsi dengan judul
“HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP DAN PERILAKU IBU DALAM
STIMULASI DINI PERKEMBBANGAN BAYI 0-12 BULAN DI WILAYAH
KERJA PUSKESMAS DURIAN LUNCUK KECAMATAN BATIN XXIV TAHUN
2020”. Skripsi ini bertujuan untuk memenuhi sebagian syarat memperoleh gelar
Sarjana Kesehatan Masyarakat di Program Studi Kesehatan Masyarakat Fakultas
Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Jambi.

Terwujudnya Proposal penelitian ini tidak lepas dari bantuan, bimbingan,


berbagai pihak, maka sebagai ungkapan hormat dan penghargaan penulis
mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Prof. Drs. H. Sutrisno, M.Sc.,Ph.D selaku Rektor Universitas Jambi


2. Bapak Dr. dr. Humaryanto, Sp. OT, M.Kes selaku Dekan Fakultas Kedokteran
dan Ilmu Kesehatan
3. Bapak Dr. Guspianto,SKM.,M.Kes selaku Ketua Jurusan Ilmu Kesehatan
Masyarakat.
4. Ibu Hubaybah, S.KM., M.KM, selaku Ketua Program Studi Ilmu Kesehatan
Masyarakat.
5. Bapak Asparian,S.KM., M.Kes sebagai dosen pembimbing I atas segala
bimbingan, saran, dan motivasi yang telah diberikan selama penyusunan
laporan penelitian ini.
6. Ibu Vinna Rahayu Ningsih,S.KM.,M.Kes sebagai dosen pembimbing akademik
dan sebagai dosen pembimbing II yang telah banyak memberikan bimbingan,
masukan, serta motivasi kapada penulis.

iv
7. Bapak M. Ridwan, S.KM.,M.P.H., selaku dosen Penguji Utama yang telah
banyak memberikan bantuan, bimbingan dan masukan kepada penulis.
8. Ibu Sri Astuti Siregar, S.ST.,M.Kes. selaku dosen Penguji Anggota yang telah
banyak memberikan bantuan, bimbingan dan masukan kepada penulis.
9. Bapak Saprianto, S.Kep sebagai Kepala Puskesmas Durian Luncuk yang sudah
banyak membantu saya dalam melengkapi data penelitian.
10. Kedua orang tua saya ayahanda tercinta Supar dan ibunda Roziati, abang saya
Enggal Wahyudi yang selalu menjadi penyemangat dan memberikan semangat,
motivasi dan selalu mendoakan dan sudah setia dan sabar dalam mendengarkan
curhatan selama perkuliahan dan penyusunan skripsi ini.
11. Sahabat Ledya Febiola, Della anggraini, Wilma Mellinia, Livia Yunita, Sartika
Sari, Afdol Zikri, yang selalu memberikan motivasi dan selalu sabar selalu
memberikan semangat dan mendengarkan keluh kesah selama perkuliahan dan
penyusunan skripsi.
12. Teman-teman Peminatan Promosi Kesehatan 2017, teman-teman angkatan
2017 dan semua pihak yang telah memberikan saran, dukungan, semangat dan
bantuan pada penulis selama penyusunan skripsi.

Penulis menyadari bahwa laporan penelitian ini masih jauh dari sempurna, oleh
karena itu penulis mengharapkan saran dan masukan dari semua pihak. Semoga tulisan
ini dapat bermanfaat bagi pengembangan Ilmu Kesehatan Masyarakat.

Jambi, Agustus 2021

Penulis

v
DAFTAR ISI
Halaman Judul ............................................................................................ i
Halaman Persetujuan ................................................................................. ii
Halaman Pengesahan .................................................................................. iii
Kata Pengantar ........................................................................................... iv
Daftar isi ....................................................................................................... vi
Daftar Tabel ................................................................................................. ix
Daftar Gambar ............................................................................................. x
Daftar Lampiran ......................................................................................... xi
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................. 1
1.1 Latar Belakang .................................................................................... 1
1.2 Rumusan masalah ................................................................................ 5
1.3 Tujuan penelitian ................................................................................. 6
1.3.1 Tujuan Umum .......................................................................... 6
1.3.2 Tujuan Khusus .......................................................................... 6
1.4 Manfaat Penelitian ............................................................................. 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA.................................................................. 8


2.1 Konsep Tumbuh Kembang Anak ........................................................ 8
2.1.1 Aspek-Aspek Perkembangan .................................................... 9
2.1.2 Perkembangan Bayi 0-12 Bulan ............................................ 10
2.2 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Tumbuh Kembang Anak ........... 13
2.2.1 Faktor internal ........................................................................ 13
2.2.2 Faktor eksternal ...................................................................... 14
2.2.3 Faktor persalinan ................................................................... 15
2.3 Penyimpangan Tumbuh Kembang Anak ......................................... 16
2.4 Stimulasi ........................................................................................... 19
2.4.1 Tahap-Tahap Stimulasi Tumbuh Kembang ........................... 20

vi
2.4.2 Cara Stimulasi Tumbuh Kembang Usia 0-12 Bulan .............. 21
2.4.3 Jenis-Jenis Stimulasi Yang Dibutuhkan Anak ........................ 27
2.4.4 Keistimewaan Peran Ibu Dalam Mendidik Anak .................. 28
2.5 Konsep Perilaku Kesehatan .............................................................. 29
2.5.1 perilaku kesehatan .................................................................. 30
2.5.2 faktor utama yang mempengaruhi perilaku ............................ 30
2.6 Konsep Pengetahuan, Sikap Dan Praktik (Tindakan) ....................... 31
2.6.1 Pengetahuan .......................................................................... 31
2.6.2 Sikap ...................................................................................... 34
2.6.3 Praktik (Tindakan) .................................................................. 35

BAB III METODE PENELITIAN ........................................................... 38


3.1 Jenis dan Rancangan Penelitian ........................................................ 38
3.2 Tempat dan waktu Penelitian ............................................................ 38
3.3 Poulasi dan sampel ........................................................................... 38
3.3.1 Populasi .................................................................................. 38
3.3.2 Sampel .................................................................................... 35
3.3.3 Kriteria inklusi dan eklusi ...................................................... 40
3.3.4 Teknik Pengambilan Sampel .................................................. 40
3.4 Definisi Operasional .......................................................................... 42
3.5 Instrumen Penelitian .......................................................................... 42
3.6 Uji Kualitas Instrumen ...................................................................... 44
3.7 Metode Pengumpulan data ................................................................ 44
3.8 Pengolahan dan analisis data ............................................................. 45
3.9 Etika Penelitian.................................................................................. 46
3.10 Jalannya Penelitian ........................................................................ 46

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ......................................................

4.1 Hasil Penelitian ................................................................................... 49

vii
4.1.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian ........................................ 49
4.1.2 Karakteristik Responden .......................................................... 51
4.2 Analisis Univariate .............................................................................. 54
4.3 Analisis Bivariate................................................................................. 56
4.4 Pembahasan ......................................................................................... 59

BAB V PENUTUP ..........................................................................................

5.1 Kesimpulan .......................................................................................... 64


5.2 Saran .................................................................................................... 64

DAFTAR PUSTAKA .....................................................................................


LAMPIRAN

viii
Daftar Tabel

Tabel 3.1 Jumlah Anak Perdesa ................................................................... 41


Tabel 3.2 Definisi Operasional .................................................................... 42
Tabel 4.1 Tabel Data Sasaran....................................................................... 50
Table 4.2 Tabel Jumlah Tenaga Medis Di Puskesmas Durian Luncuk ..... .51
Table 4.3 Karakteristik Responden …..........................................................52
Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Pengetahuan Ibu Tentang Stimulasi Dini
Perkembangan Bayi 0-12 Bulan................................................................... 53
Tabel 4.5 Distribusi Freekuensi Sikap Ibu dalam Pemberian Stimulasi
dini perkembangan bayi 0-12 bulan .......................................................... 54
Tabel 4.6 Distribusi Frekuensi Praktik Ibu Dengan Stimulasi Dini
Perkembangan Bayi 0-12 Bulan ................................................................. 55
Tabel 4.7 Hasil Analisis Tingkat Pengetahuan Ibu Dengan Stimulasi ........ 55
Tabel 4.8 Hasil Analisis Sikap Ibu Dengan Stimulasi ................................ 57
Tabel 4.9 Hasil Analisis Praktik Ibu Dengan Stimulasi .............................. 58

ix
Daftar Gambar
2.1. Kerangka Teori...................................................................................... 33
2.2. Kerangka Konsep .................................................................................. 34
4.1 Peta Demografi Wilayah Kerja Puskesmas Durian Luncuk .................. 49

x
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Informed consent


Lampiran 2 Lembar persetujuan menjadi responden
Lampiran 3 Kuesioner penelitian
Lampiran 4 Surat Izin Penelitian
Lampiran 5 Analisis Univariat
Lampiran 6 Uji Normalitas Data
Lampiran 7 Analisis Bivariat
Lampiran 8 Dokumentasi Kegiatan Penelitian Di Wilayah Kerja Puskesmas
Durian Luncuk

xi
RIWAYAT HIDUP PENULIS

Puspa Wardani, lahir di Desa Jelutih, 20 Oktober 1998 dari ayah Supar dan Ibu Roziati,
sebagai Putri Bungsu dari dua bersaudara. Pada tahun 2011 penulis lulus SD Negeri
39/I Jelutih, Tahun 2014 penulis lulus SMP Negeri 30 Batanghari, Penulis menamatkan
SMA pada tahun 2017 dari SMAN 3 Batang Hari dan Pada Tahun yang sama diterima
di Universitas Jambi melalui jalur SMMPTN BARAT. Penulis memilih Program Studi
Ilmu Kesehatan Masyarakat.

xii
ABSTRAK

Latar Belakang : Pertumbuhan dan perkembangan adalah sebuah proses yang terjadi
secara beriringan dengan bertambahnya umur anak. Seribu hari pertama kehidupan
merupakan kesempatan emas bagi pertumbuhan dan perkembangan anak, yaitu mulai
dari periode saat janin dalam kandungan sampai usia anak berusia 2 tahun. Nutrisi yang
terpenuhi, tingkat kesehatan yang baik, pengasuhanlyang benar, dan stimulasi yang
tepat membantuh anak tumbuh sehat dan mampu meningkatkan kemampuannya
dengan sempurna sehingga dapat berperan dan berbaur dalam masyarakat.

Metode : Desain penelitian ini adalah cross sectional. Tempat penelitian di Wilayah
Kerja Puskesmas Durian Luncuk Kecamatan Batin XXIV. Populasi ibu yang memiliki
bayi 0-12 Bulan, jumlah sampel sebanyak 85. Variable yang diteliti Pengtahuan, sikap
dan Praktik ibu. Analisis data menggunakan uji Chi Square pada α=5%.

Hasil : Ada hubungan yang signifikan antara pengetahuan, sikap dan praktik dengan
stimulasi dini perkembangan bayi 0-12 bulan. Hasil uji statistic Pengetahuan dengan
nilai P-value 0,000 (p<0,05) dan OR sebesar 38.250 (95% CI 8.144-180.304). Hasil uji
statistic sikap diperoleh dengan nilai P-value 0,015 (p<0,05) dan OR sebesar 11.351
(95% CI 1.402-91.930). dan hasil uji statistic praktik ibu dieproleh nilai P-value 0,000
(p<0,05) dan OR sebesar 38.250 (95% CI 8.144-180.304).

Kesimpulan : Adanya hubungan antara pengetahuan, sikap dan praktik dengan


stimulasi dini perkembangan bayi 0-12 bulan
Kata Kunci : Pengetahuan, Sikap, Praktek, Stimulasi dini perkembangan bayi.

xiii
ABSTRACT

Background: Growth and development is a process that occurs simultaneously with


increasing age of the child. The first thousand days of life are a golden opportunity for
the growth and development of children, starting from the period when the fetus is in
the womb until the child is 2 years old. Fulfilled nutrition, good health, proper
parenting, and proper stimulation help children grow up healthy and able to improve
their abilities perfectly so that they can play a role and blend in in society.

Methods: The design of this study was cross sectional. The research site is in the Work
Area of the Durian Luncuk Health Center, Batin XXIV District. The population of
mothers who have babies 0-12 months, the number of samples is 94. The variables
studied are Knowledge, attitudes and practices of mothers. Data analysis used Chi
Square test at =5%.

Result : There is a significant relationship between knowledge, attitude and practice


with early stimulation of infant development 0-12 months. The results of the
Knowledge statistic test with a P-value of 0.000 (p<0.05) and an OR of 38.250 (95%
CI 8144-180.304). The results of the attitude statistic test were obtained with a P-value
of 0.015 (p<0.05) and an OR of 11,351 (95% CI 1.402-91.930). and the results of the
statistical test of maternal practice obtained a P-value of 0.000 (p<0.05) and an OR of
38.250 (95% CI 8144-180.304).

Conclusion: There is a relationship between knowledge, attitude and practice with


early stimulation of infant development 0-12 months.

Keywords: Knowledge, Attitude, Practice, Early stimulation of infant development.

xiv
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pertumbuhan dan perkembangan adalah sebuah proses yang terjadi secara
beriringan dengan bertambahnya umur anak. Namun, pertumbuhan dan perkembangan
meliputi dua kejadian yang sifatnya tidak sama tetapi saling berkaitan hingga sulit
untuk dipisahkan. Pertumbuhan dan perkembangan sendiri adalah proses perubahan
pada setiap makhluk hidup, perubahan yang terjadi bukan hanya perubahan secara fisik
tetapi juga terjadi perubahan dalam berpikir, emosi, dan bertingkah laku.1
Perkembangan seorang anak berarti terjadinya peningkatan kemampuan dan
keterampilan tubuh dalam pola yang sistematis, baik itu perubahan struktur ataupun
fungsinya menuju ke proses yang lebih sempurna sebagai hasil dari proses pematangan.
Dalam proses perkembangan akan terjadi perubahan sel, jaringan, organ sampai tingkat
sistem organ, dan bisa memenuhi setiap fungsinya masing-masing. 2

UNICEF (2018) mengungkapkan 3 dari anak berusia dibawah lima tahun


mengalami stunting (pendek) sementara itu 1 dari 10 anak mengalami berat badan
kurang dan 1 dari 5 anak usia sekolah dasar kelebihan berat badan. Ini menggambarkan
gangguan nutrisi yaitu gizi kurang, kelaparan terselubung dan kelebihan berat badan
yang menghambat pertumbuhan dan perkembangan anak pada suatu bangsa.3

Kesuksesan anak dalam mencapai pertumbuhan dan perkembangan yang optimal


akan sangat mempengaruhi masa depan suatu bangsa. Seribu hari pertama kehidupan
merupakan kesempatan emas bagi pertumbuhan dan perkembangan anak, yaitu mulai
dari periode saat janin dalam kandungan sampai usia anak berusia 2 tahun. Nutrisi yang
terpenuhi, tingkat kesehatan yang baik, pengasuhanlyang benar, dan stimulasi yang
tepat membantuh anak tumbuh sehat dan mampu meningkatkan kemampuannya
dengan sempurna sehingga dapat berperan dan berbaur dalam masyarakat .4

1
2

Lingkungan pengasuhan anak sangat berpengaruh bagi perkembangan anak yang


normal , lingkungan pengasuhan ini terdiri dari stimulasi dan interaksi ibu dan anak
yang merupakan variable utama mempengaruhi perkembangan anak. Stimulasi adalah
rangsangan yang diberikan dari luar, dan hal yang penting bagi pertumbuhan dan
perkembangan. Anak yang diberikan stimulasi terarah dan teratur perkembangannya
akan lebih cepat dibandingkan dengan anak yang kurang atau tidak mendapatkan
stimulasi.5 Selain stimulasi, gizi dan nutrisi terpenuhi juga sangat membantu
perkembangan anak secara optimal. Sudah diketahui dengan baik bahwa kekurangan
zat gizi salah satunya seperti zat gizi mikro tertentu (zat besi dan yodium) memiliki
efek merusak yang bertahan lama pada perkembangan anak.6

Stimulasi bisa diberikan sejak dini mulai dari janin dalam kandungan hingga bayi
sudah lahirndan akan dioptimalkan pada masa keemasan. Pada tahap awal
pertumbuhan dan perkembangan inilah yang akan menentukan tahap pertumbuhan dan
perkembangan anak selanjutnya. Pemberian stimulasi harus diberikan sesuai dengan
usia dan kesiapan anak dan diterapkan pada seluruh aspekcperkembangan secara
seimbang.7

World Health Organization (WHO) tahun 2018 melaporkan bahwa data prevalensi
balita yang mengalami gangguan pertumbuhan dan perkembangan adalah 28,7% dan
Indonesia termasuk kedalam Negara ketiga dengan prevalensi tertinggi di regional Asia
Tenggara.8 Riskesdas (2018) salah satu gangguan perkembangan anak yaitu
kemampuan sosial emosional anak yang masih tergolong rendah yaitu sebesar 69,90%.
Hal ini berkaitan dengan pendidikan karakter anak, pendidikan yang diberikan tidak
hanya disekolah namun pendidikan serta stimulasi yang diberikan oleh orang tua
terutama ibu sangat menentukan perkembangan anak.9

Di Indonesia prevalensi balita yang mengalami penyimpangan tumbuh kembang


masih tinggi beberapa diantaranya yaitu persentase gizi buruk sebanyak 3,9%,
sedangkan persentase gizi kurang adalah 13,8% dan sebesar 27,67% bayi mengalami
3

stunting. Di provinsi jambi pada tahun 2018, sebanyak 4.90% bayi dengan gizi kurang
dan sebanyak 8.20 % bayi dengan gizi buruk sedangkan sebanyak 21,03% mengalami
stunting.10 Salah satu faktor terjadinya penyimpangan tumbuh kembang pada anak
adalah kurang nya stimulasi yang diberikan orang tua.

Pada tahun 2019 di Kabupaten Batanghari sebanyak 4.98% bayi laki-laki yang
tidak dilakukan SDIDTK dan sebanyak 10,54% bayi perempuan tidak dilakukan
SDIDTK (stimulasi deteksi dan intervensi dini tumbuh kembang). Diwilayah kerja
Puskesmas Durian Luncuk sendiri pada tahun 2019 sebanyak 5,73% % bayi laki-laki
tidak dilakukan SDIDTK dan sebanyak 3.09% bayi perempuan tidak dilakukan
SDIDTK (Dinkes Kabupaten Batang Hari, 2019). Pada tahun 2020 diwilayah kerja
puskesmas Terdapat 3 bayi yang mengalami keterlambatan perkembangan yaitu
terlambat dalam berbicara dan 1 bayi terlambat dalam berjalan. Masih terdapatnya
orang tua yang tidak melakukan stimulasi dini di wilayah kerja puskesmas durian
luncuk ini dikarenakan masih kurangnya kesadaran dan pengetahuan ibu dalam
memantau pertumbuhan dan perkembangan bayinya.

Dari penelitian yang dilakukan Eni dan Nisa (2020) menunjukkan hasil bahwa ibu
pengetahuannya kurang tentang stimulasi anaknya mengalami gangguan
perkembangan motorik sebanyak 53% dan anak mengalami yang mengalami
keterlambatan perkembangan motorik pada ibu yang tidak berperan sebanyak 56,3%.11
Sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Mia setiawati (2018) hasil penelitiannya
adalah ibu yang memiliki pengetahuan baik tentang tumbuh kembang pada bayi
sebanyak 9 orang (75 %) sikap nya positif dan responden yang berpengetahuan kurang
sebanyak 21 orang (80,8%) memiliki sikap negative. Sikap ataupun praktek yang
dilakukan seorang ibu dalam melakukan stimulasi sangat berkaitan dengan
pengetahuan seseorang. Ibu yang memiliki pengetahuan baik akan bepotensi memiliki
sikap positif (melakukan stimulasi). Sebaliknya responden yang memiliki pengetahuan
yang kurang berpotensi mempunyai sikap negative (menghindari dan tidak melakukan
stimulasi).12
4

Dari beberapa hasil penelitian diatas dapat disimpulkan, ibu dengan pengetahuan
yang baik dan paham tentang stimulasi ibu mampu memantau tumbuh kembang bayi
dengan optimal. Sikap dan praktek yang dilakukan seseorang dalam melakukan
stimulasi sangat berkaitan dengan pengetahuan seseorang ibu. Sejalan dengan
penelitian yang dilakukan Murfida dan Hardika pengetahuan ibu mengenai tahap-tahap
perkembangan dengan praktek stimulasi motoric kasar pada bayi usia 0-12 bulan ada
hubungan yang cukup signifikn dan searah.13

Ada beberapa faktor yang mempengaruhi perkembangan pada anak yaitu faktor
keturunan, neuroendokrin, komunikasi, tingakat sosial ekonomi, penyakit, bahaya
lingkungan, stress pada anak dan pengaruh media massa.14 Beberapa gangguan yang
dapat ditimbulkan, yaitu gangguan bicara dan bahasa, celebral palsy, sindrom down,
perawakan pendek, autisme, retardasi mental dan ganguan pemusatan perhatian dan
hiperaktivitas.15 Program stimulasi deteksi dan intervensi dini tumbuh kembang
(SDIDTK) program pembinaan tumbuh kembang dengan melakukan kegiatan
stimulasi, deteksi dan intervensi dini peyimpangan tumbuh kembang pada masa 5
tahun pertama kehidupan.
Berdasarkan hasil wawancara dengan salah satu petugas kesehatan di Puskesmas
Durian Luncuk bagian ahli gizi, program SDIDTK di Puskesmas Durian Luncuk ini
berjalan dan dilaksanakan, untuk pemantauan tumbuh kembang anak dilakukan di
posyandu dan pada anak pra sekolah. Pemantauan diposyandu dilakukan oleh bidan
desa setiap satu bulan sekali dan pemantauan pada anak pra sekolah (Paud dan TK)
dilakukan oleh petugas puskesmas setiap 6 bulan sekali. Sebesar 8.8% diwilayah kerja
puskesmas durian luncuk bayi tidak dilakukan SDIDTK, tujuan dari program SDIDTK
ini agar balita usia 0-5 tahun dan anak pra sekolah 5-6 tahun tumbuh dan berkembang
secara optimal. Jika tidak dilakukan SDIDTK maka gangguan perkembangan anak
tidak terdeteksi secara dini sehingga mengakibatkan kelainan dalam pertumbuhan dan
perkembangan anak. Gangguan pertumbuhan dan perkembangan tersebut seperti
kelainan bentuk tubuh seperti ukuran otak kecil, kaki pengkor, tulang tengkorak otak
5

kecil dan terjadinya keterlambatan dalam perkembangan seperti terlambat dalam


bicara, berjalan, duduk, tengkurap.
Sedangkan berdasarkan hasil wawancara kepada 10 orang ibu balita di Puskesmas
Simpang Baru diperoleh bahwa seluruh ibu mempunyai anggapan selama anak tidak
sakit, anak tidak akan mengalami masalah kesehatan termasuk masalah dalam tumbuh
kembangnya. Wilayah Kerja Puskesmas Durian Luncuk Kecamatan Batin XXIV
didapatkan pengetahuan, sikap dan praktik ibu dalam mendeteksi dan stimulasi dini
perkembangan bayi 0-12 bulan masih kurang, terbukti dari 10 responden didapatkan
pengetahuan baik 40% dan pengetahuan kurang 60%, sedangkan untuk sikap positif
30% dan negative 70%, serta dari observasi praktik ibu yang aktif dalam menstimulasi
perkembangan anak sebesar 30% dan kurang aktif 70%. Sedangkan tumbuh kembang
secara dini sangat perlu dilakukan, karena jika sudah mengalami gangguan
pertumbuhan dan perkembangan maka sering ditemukan gangguan seperti : gangguan
bicara dan bahasa, celebral palsy, sindrom down, perawakan pendek, gangguan autism,
retardasi mental (tuna mental), gangguan pemusatan perhatian dan hiperaktivitas
(GPPH).18
Hasil observasi ini sejalan dengan penelitian Haryati (2019) bahwa peran ibu
dalam perkembangan anak sangat besar pengaruhnya, oleh sebab itu pengetahuan ibu
tentang perkembangan anak dan pengetahuan ibu tentang stimulasi anak sangat
penting. Pengetahuan seseorang sebagian besar didapatkan melalui indera seperti mata
dan telinga. Pengetahuan yang harus diketahui ibu tentang perkembangan anak yang
pertama adalaha tahap-tahap perkembangan, tugas-tugas perkembangan, keterampilan
atau cara ibu menstimulasi anak, ciri-ciri perkembangan, dan pemantauannya.16 Untuk
itu perlunya peningkatan pencegahan penyimpangan tumbuh kembang anak dengan
meningkatkan pengetahuan ibu, sikap, dan prakteknya dalam memberikan stimulasi
pada bayi.
Berdasarkan latar belakang tersebut maka peneliti tertarik untuk melakukan
penelitian yang berjudul: hubungan pengetahuan sikap, dan praktek ibu dalam
6

stimulasi dini perkembangan bayi 0-12 bulan di Puskesmas Durian Luncuk Kecamatan
Batin XXIV.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan sebelumnya, pengetahuan,
sikap dan praktek seorang ibu sangat penting dalam menstimulasi proses
perkembangan anak, pemberian stimulasi sejak dini yang maksimal akan
meningkatkan pengetahuan dan membentuk karakter anak sejak dini. Apabila proses
perkembangan anak tergganggu akan berdampak pada perkembangan yang
menyebabkan gangguan dan bahkan kecacatan ini akan membuat anak depresi dan
lebih emosional, menurunkan kecerdasan anak, menganggu perkembangan otak dan
akan mempengaruhi masa depan anak. Sehingga peneliti merumuskan masalah dalam
penelitian ini adalah :“ bagaimana hubungan pengetahuan sikap, dan praktek ibu dalam
stimulasi dini perkembangan bayi 0-12 bulan di Puskesmas Durian Luncuk Kecamatan
Batin XXIV ? .”
1.3 Tujuan Penelitian
1.3.1 Tujuan Umum
Mengetahui hubungan pengetahuan sikap dan praktek ibu dalam stimulasi dini
perkembangan bayi 0-12 bulan di Puskesmas Durian Luncuk Kecamatan Batin XXIV

1.3.2 Tujuan Khusus


1. Diketahui tingkat pengetahuan ibu tentang stimulasi dini perkembangan
bayi 0-12 bulan.
2. Diketahui gambaran sikap ibu dalam memberikan stimulasi dini pada
perkembangan bayi 0-12 bulan diwilayah kerja Puskesmas Durian Luncuk
Kecamatan Batin XXIV
3. Diketahui gambaran praktik ibu dalam memberikan stimulasi dini pada
perkembangan bayi 0-12 bulan di wilayah kerja Puskesmas Durian
Luncuk Kecamatan Batin XXIV
7

4. Diketahui stimulasi perkembangan bayi 0-12 bulan diwilayah kerja


Puskesmas Durian Luncuk Kecamatan Batin XXIV dengan menggunakan
KPSP.
5. Diketahui hubungan pengetahuan dengan pemberian stimulasi dini
perkembangan bayi 0-12 bulan
6. Diketahui hubungan sikap dengan pemberian stimulasi dini
perkembangan bayi 0-12 bulan
7. Diketahui hubungan praktik dengan pemberian stimulasi dini
perkembangan bayi 0-12 bulan
1.4 Manfaat Penilitian
1.4.1 Untuk Orang Tua
Diharapkan dapat dijadikan bahan bagi orangtua, terutama ibu untuk
memberikan stimulasi sejak dini dan memantau perkembangan anak, agar anak
dapat berkembang secara optimal. Untuk meningkatkan pemahaman dan
wawasan orang tua terutama ibu mengenai stimulasi dini pada perkembangan
anak serta dampak yang terjadi jika orang tua tidak melakukan stimulasi dan
pemantauan perkembangan anak.
1.4.2 Manfaat Penelitian Bagi Puskesmas
Bahan acuan dan pertimbangan dalam program pencegahan sejak dini
gangguan pertkembangan pada bayi serta meningkatkan promosi kesehatan
kepada masyarakat terkait stimulasi yang tepat dalam mencegah gangguan
perkembangan pada bayi terutama di Wilayah Kerja Puskesmas.
1.4.3 Manfaat bagi institusi kesehatan
Institusi kesehatan dapat menggunakan hasil penelitian ini sebagai
tambahan pengetahuan dan bahan referensi dalam upaya meningkatkan dan
memperkaya kajian ilmu kesehatan masyarakat tentang hubungan pengetahuan,
sikap, dan praktek ibu dalam stimulasi dini perkembangan bayi 0-12 bulan.
8

1.4.4 Bagi peneliti


Untuk meningkatkan kemampuan peneliti dalam mengambil, mengolah,
menganalisis dan menyimpulkan suatu data mengenai stimulasi dini terutama
dalam masalah pengetahuan, sikap dan praktek ibu tentang stimulasi dini
perkembangan bayi 0-12 bulan.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Tumbuh Kembang Anak


Pertumbuhan yaitu perubahan ukuran seperti dari berat badan 2 kilogram
menjadi 30 kilogram, dari tinggi awal 60 cm menjadi 180 cm. Pertumbuhan berarti
perubahan fisik yang dapat dilihat dan ukurannya berubah. Sedangkan
perkembangan merupakan suatu proses menuju sempurnanya suatu fungsi dari
semua organ tubuh, seperti kematangan emosi, kematangan untuk berinteraksi
sosial, dan kemampuan intelektual. Pada proses perkembangan ini, merupakan
proses seorang anak yang awalnya belum bisa melakukan apapun perlahan akan
mengalami perkembangan seperti bisa berdiri sendiri, bisa berjalan, bisa berhitung,
dan sebagainya .17
Beberapa pengertian pertumbuhan dan perkembangan adalah sebagai berikut: 18
1. Pertumbuhan adalah berubahnya ukuran dan jumlah sel serta bertambahnya
ukuran fisik dan struktur tubuh baik itu sebagian atau seluruhnya. Pertumbuhan
bisa di ukur secara kuantitatif seperti mengukur lingkar lengan dan tinggi
badan (Depkes, 2006).
2. Pertumbuhan berarti perubahan secara kuantitatif yaitu bertambahnya ukuran
dan struktur pada tubuh (Hurlock,2008).
3. Menurut Van dan Daele ”perkembangan berarti perubahan secara kualitatif”.
Perkembangan bukan hanya bertambah berat dan tinggi badan ataupun
peningkatan kemampuan, tetapi proses penyesuaian dari banyak struktur dan
fungsi yang komplekks.
4. Perkembangan adalah bertambahnya struktur dan fungsi tubuh yang lebih
sempurna pada kemampuan motorik kasarl, motoric halus, bicara dan bahasa
serta sosialisasi dan kemandirian (Depkes 2006).
Jadi, pertumbuhan dan perkembangan adalah suatu proses perubahan
yang lebih kompleks dan melakukan prosesnya secara beriringan dalam

9
10

meningkatkan semua fungsi dan struktur baik secara fisik dan mental
seseorang agar berkembang secara normal tanpa adanya gangguan tumbuh
kembang pada seseorang.
2.1.2 Aspek-Aspek Perkembangan

Beberapa aspek perkembangan adalah sebagai berikut: 1

1. Perkembangan Kemampuan Motorik Kasar


Aspek yang berkaitan dengan kemampuan anak untuk melakukan
gerakan-gerakan dengan menggunkan otot besar. Tujuan melatih gerak
kasar agar anak bisa mahir dan cekatan dalam melakukan banyak
gerakan yang dibutuhkan untuk meyesuaikan diri terhadap lingkungan.
2. Perkembangan Kemampuan Motorik Halus
Kemampuan anak menggunakan otot-otot kecilnya dalam melakukan
gerakan-gerakan pada bagian-bagian tubuh tertentu serta memerlukan
kerja sama yang cermat seperti mengamti sesuatu ataupun memegang
sesuatu dengan jarinya. Bertujuan untuk melatih gerak halus agar anak
terampil dan cermat menggunkan jari jarinya khususnya untuk
mengerjakan tugas sekolah.
3. Perkembangan Kemampuan Memahami Perkataan Orang (Komunikasi
Pasif)
Kemampuan seorang anak untuk memberikan tanggapan atau merespon
terhadap sesuatu yang diberikan pada anak misalnya seperti saat anak
diajak bicara, mendengarkan bunyi, berkomunikasi dan
mengikutigperintah. Bertujuan untuk melatih anak memahami maksud
dan penjelasanl orang lain.
4. Perkembangan Kemampuan Berbicara (Komunikasi Aktif)
Komunikasi aktif yaitu kemampuan seorang anak dalam
mengungkapkan perasaannya, apa yang dinginkan dan apa yang anak
pikirkan. Ungkapan yang diberikan biasanya adalah dengan tangisan dan
11

isyarat. Bertujuan untuk agar anak seusianya dapat terbuka dan tidak
menutup diri.
5. Perkembangan Kemampuan Kecerdasan
Cerdas berarti cepat tanggap, cepat paham, serta dapat meyelesaikan
masalah sesuai dengan usia dan punya banyak ide. Untuk meningkatkan
kecerdasan dan anak dapat berkembang dengan baiak maka berikanlah
rangsangan atau stimulasi sejak dalam kandungan
6. Perkembangan Kemampuan Menolong Diri Sendiri
Kemampuan seorang anak dalam melakukan aktivitasnya dengan
mandiri dalam kegiatannya sehari-hari dan tanpa membutuhkan bantuan
orang lain. Tujuannya agar anak bisa mandiri melakukan setiap
aktivitasnya dalam kehidupan sehari-hari. Serta memiliki tingkat
percaya diri tinggi, berani, dan tidak menyulitkan orang.
7. Perkembangan Kemampuan Bergaul (Tingkah Laku Sosial)
Kemampuan seorang anak membentuk sebuah ikatan dengan keluarga
dapat berinteraksi secara baik dengan orang laln. Bertujuan agar anak
bisa bergaul, berani memasuki lingkungn baru, disiplin, sopan santun,
dan paham aturan.
2.1.3 Perkembangan Bayi 0-12 Bulan
Tahapan perkembangan merupakan suatu perubahan yang teratur pada
kemampuan berpikir, kemampuan komunikasi, dan berperilaku. Tahapan-
tahapan perkembangan bayi 0-12 bulan adalah sebagai berikut : 19
1. Perkembangan Refleks Bayi Usia 0-3 Bulan
Gerakan refleks adalah gerakan spontan yang dilakukan bayi saat
mendapatkan rangsangan yang disengaja ataupun tidak disengaja. Berikut
beberapa gerak reflek:
a) Refleks mengisap
Bayilakan secara spontan mengisap sesuatu yang ditaruhidi mulutnya
atau menyentuh bibirnya. Refleks menghisap ini terlihat saat bayi
12

menghisap puting susu ibunya. Reflek menghisap bisa dirangsang


dengan cara menyentuh bibir bayi dengan jari.
b) Refleks_mencari
Muncul disebabkan oleh sentuhan lembut di daerah sekitar mulut atau
daerah pipi. Refleks mencari ini refleks yang bisa membantu bayi dalam
meningkatkan kemampuan makannya dengan menemukan puting susu
ibunya lalu dapat mencerna asi dengan baik.
c) Refleks menggenggam
Gerakan spontan jari tangan bayi seperti mengenggam benda yang
ketika ada sesuatu yang diletakkan pada telapak tangan bayi. Bayi akan
menggenggam dengan kuat benda yang menyentuh telapak tangannya
dan kekuatan gengamannya akan bertambah secara spontan.
d) Refleks telapak kaki
Gerakan spontan bayi dengan merenggangkan seluruh jari kakinya.
Reflek ini muncul karena adanya sentuhan halus yang diberikan pada
telapak kaki bayi. Reflek ini merupakan dasar dari gerakan berdiri tegak,
berdiri sendiri, dan berjalan.
e) Refleks moroo

Refleks moro ini berkaitan dengan emosi bayi ketika bayi merasa
terkejut dan biasanya disertai dengan tangisan bayi. Ketika terjadi
refleks moro pada bayi, untuk menenangkan bayi berikan sentuhan yang
lembut pada bagian tubuh bayi seperti mengelus, membelai dan
memeluk untuk memberikan efek menenangkan pada bayi.

f) Refleks berjalan

Refleks ini muncul ketika kita menggendong bayi pada posisi berdiri
dan telapak kakinya menyentuh permukaan. Bayi akan mengangkat
13

kakinya secara bergantian seperti sedang berjalan tetapi belum mampu


untuk mengendalikan keseimbangannya.

2. Perkembangan Anak Usia 3-6 Bulan

Pada usia ini gerakan refleks yang terjadi secara otomatis akan
tergantikan dengan gerak motorik halus dan kasar. Bayi belajar untuk
mengenali diri sendiri dan lingkungannya melalui kemampuan mereka
untuk menggerakkan tubuh dan menggunakan indranya. Kemampuan ini
merupakan dasar bagi bayi untuk pembelajaran di tahap perkembangan
berikutnya sehingga orang tua harus memberikan rangsangan secara terus
menerus perkembangan motorik bayi.

Pada usia ini bayi mulai menjelajah dengan mainan yang diberikan
dengan cara menggenggam mainan tersebut. Mainan yang diberikan kepada
bayi hendaknya sesuai dengan usia perkembangan dan aman bagi bayi
(tidak beracun, tidak mudah pecah, tidak tajam sudut-sudutnya, dapat
dicuci, ukurannya tidak terlalu kecil, dan tidak terlalu berat).

Bermain dengan bayi sangat penting untuk perkembangan motorik


halus, seperti memegang jarinya. Ayah bunda dapat memberikan
rangsangan untuk tangan bayi dengan cara menggerak-gerakkan jari,
bertepuk tangan, meraih dan memegang objek seperti mainan kerincingan,
bermain dengan jari mereka, dan memindahkn benda dari satu tangan ke
tangan lainnya.

3. Anak Usia 6-9 Bulan


Saat berusia 6 bulan, bayi sudah mulai duduk tanpa bantuan orang
dewasa, hal ini berkaitan dengan perkembangan fisik dan motorik kasar
pada bayi. Pada masa ini yang dapat orang tua lakukan adalah dengan
mengajak bayi bermain bola dengan cara menggelindingkan bola ke arah
14

bayi di lantai yang bersih dan mengajak bayi bermain bermanfaat untuk
menguatkan ototnya.
Bayi juga senang memasukkan mainan ke dalam mulut. Salah satu cara
bayi untuk mengenal benda-benda di sekitarnya adalah dengan cara
memasukkan benda ke dalam mulut, karena pada ujung mulut bayi memiliki
terdapat lebih banyak saraf yang dibandingkan dengan bagian tubuh
lainnya. Kondisi ini biasanya terjadi saat bayi berusia sekitar 7 bulan hingga
memasuki usia 2 tahun.
4. Anak usia 9-12 bulan
Bayi yang berusia 9-12 bulan mulai bisa berdiri selama 30 detik atau
berpegangan pada benda yang kuat. Orang tua dapat membantu dengan
menyiapkan pegangan yang kokoh seperti, kursi, dan kaki meja. Pastikan
juga lantai tidak licin selain itu, ayah-bunda juga harus memastikan
mendapat imunisasi sesuai dengan usianya.
2.2 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Tumbuh Kembang Anak
Ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi tumbuh kembang pada anak,
beberapa faktornya adalah sebagai berikut : 18
2.2.1 Faktor internal
1. Ras
Beberapa ahli antropologie berpendapat bahwa ras kuning memiliki
hereditas lebih pendek dibandingkan dengan ras kulit putih.
2. Keluarga
Postur tubuh, tinggi, gemuk, pendek, kurus merupakan keturunan dari
keluarga.
3. Jenis kelamin
Antara pria dan wanita pada umur tertentu dalam proses pertumbuhan
perubahan struktur tubuhnya akan sangat berbeda, perubahannya seperti
pada ukuran tubuh, kecepatan tumbuh, keseimbangan jasmani dan
lainnya. Sehingga pria dan wanita memiliki ukuran normal masing-
15

masing dalam pertumbuhannya. Wanita menjadi dewasah lebih cepat,


dimulai pada umur 10 tahun sedangkan pria mulai pada umur 12 tahun.
4. Genetik
Genetik merupakan faktor turunan dari orang tua pada anak dimana
tingkat kemampuan anak yang menjadi ciri khas dalam dirinya. Contoh
kelainan yang diakibatkan oleh kelainan genetik pada tumbuh kembang
anak yaitu kerdil (stunting).
5. Kelainan kromosom
Terjadi karena adanya kesalahan saat pembelahan sel ditahap awal dan
janin mengalami kromosom yang berlebihan atau kehilangan kromosom.
Pada umumnya kelainan ini juga mengalami kegagalan pertumbuhan
seperti pada sindrom down.
6. Kalenjar-kalenjar
Hasil penelitian dilapangan menunjukkan terdapat peran penting
kalenjar buntu dalam pertumbuhan jasmani dan rohani. Kalenjar ini
memiliki pengaruh yang penting terhadap perkembangan anak sebelum
dan sesudah dilahirkan.
7. Posisi anak dalam keluarga
Posisi anak dalam keluarga juga bisa berpengaruh pada perkembangan
anak. Anak nomor dua, nomor tiga secara umum mengalami
perkembangan lebih cepat dibandingkan anak pertama. Anak paling
kecil biasanya mengalami perkembangan yang agak lambat, ini
dikarenakan anak paling kecil terlalu dimanjakan.
8. Luka dan penyakit
Luka dan penyakit juga dapat mempengaruhi perkembangan pada anak,
seperti luka dan benturan dikepala meskipun terkadang hanya sedikit
tetapi ini dapat berakibat fatal mengakibat gangguan perkembangan fisik
dan kognitif.
16

9. Udara dan Sinar


Anak yang berada pada lingkungan yang baik akan mengalami
perkembangan yang berbeda. Anak dengan lingkungan yang baik akan
dapat berkembang secara optimal begitupun sebaliknya anak yang
dilingkungan yang kurang perkembangannya juga kurang baik.
2.2.2 Faktor Eksternal
1. Faktor prenatal
a. Gizi : Untuk ibu hamil nutrisi yang diberikan itu diutamakan pada
trisemseter akhir kehamilan, karena nutrisi yang diperoleh ibu hamil
akan berpengaruh pada pertumbuhan janin.
b. Mekanis : letak janin yang tidak normal menyebabkan kelainan bawaan
seperti kaki pengkor/bengkok.
c. Zat kimia : beberapa obat-obatan yang menyebabkan kelainan bawaan
contohnya gangguan pendengaran dan kelainan jantung.
d. Radiasi : seperti terpapar radium dan sinar rontsen hingga
menyebabkan kelainan pada janin yaitu perubahan struktur atau bentuk
anggota gerak.
e. Inpeksi : seperti inpeksi yang terjadi di trisemester pertama dan kedua
oleh virus TORCH menyebabkan kelainan pada janin, katarak dan
bisu.
f. Kelainan imunologi : golongan darah antara janin dan ibu yang berbeda
sehingga ibu membentuk antibodi pada sel darah merah janin, lalu
masuk kedalam peredaran darah janin melalui plasenta yang
menyebabkan kerusakan membran sel darah merah kemudian
terjadinya gangguan jaringan otak pada bayi.
g. Psikologi ibu : kehamilan yang tidak diharapkan, perlakuan buruk dan
kasar, dan kekerasan mental pada ibu hamil.
2.2.3 Faktor Persalinan
1. Faktor pasca persalinan
17

a. Gizi, gizi diperlukan bagi pertumbuhan dan perkembangan bayi,


dibutuhkan zat makanan yang dapat memenuhi nutrisi pada bayi.
b. Penyakit kronis, seperti TBC, anemia, kelainan jantung bawaan yang
menyebabkan gangguan pertumbuhan pada anak.
c. Lingkungan fisik dan kimia, Sanitasi yang buruk, seperti kurangnya
cahaya matahari, terpapar sinar radioaktif, zat kimia tertentu akan
memberi dampak buruk pada pertumbuhan anak.
d. Kultur (budaya) : sifat-sifat bayi itu universal, faktor budaya menjadi
salah satu yang dapat merubah beberapa dasar-dasar perilaku anak
dalam proses perkembangannya. Selain faktor budaya, masyarakat
yang ada dilingkungan, pendidikan, dan agama juga mempengaruhi
pertumbuhan dan perkembangan anak.
e. Psikologis : hubungan anak dengan orang tua ini akan menetukan
seorang anak tumbuh dan berkembang secara baik atau tidak. Apakah
anak yang merasa tertekan, atau tidak nyaman ini akan akan
berdampak buruk dan mengakibatkan terhambatnya pertumbuhan dan
perkembangan anak.
f. Sosio-economi : dihubungkan dengan kekurangan pangan, miskin,
sanitasi yang buruk, penyakitan, pendidikan dan kurangnya
pengetahuan ini akan membuat pertumbuhan pada anak terhambat.
g. Lingkungan asuhan : praktek dan segala interaksi yang terjadi antara
ibu dan anak yang akan berpengaruh pada tumbuh kembang pada
anak.
h. Stimulasi atau rangsangan : stimulasi dari keluarga terutama ibu
sangat dibutuhkan untuk pertumbuhan pada anak. Stimulasi yang
diberikan seperti memberikan permainan dan mengajak anak
bersosialisai.
i. Obat-obatan : misalnya mengonsumsi obat kortikosteroid dalam
waktu yang lama akan berakibat terhambatnya pertumbuhan.
18

2.3 Penyimpangan Tumbuh Kembang.


Beberapa gangguan tumbuh kembang yang sering ditemukan adalah
sebagai berikut : 18
1. Gangguan bicara dan bahasa
Gangguan bicara dan bahasa berarti keterlambatan akibat dari
kerusakan otak yang dialami anak dalam berbicara dan berbahasa
dikehidupan sehari-harinya. Berikut beberapa gangguan dalam bicara dan
bahasa :
a. Gangguan perkembangan artikulasi
b. Gangguan kelancaran berbicara (gagap)
c. Terlambat bicara dan bahasa
d. Gangguan dysphasia dan aphasia
e. Gangguan desintegratif (anak yang mengalami gangguan komunikasi,
sosial, dan sensoris).

Upaya yang dapat dilakukan yaitu, melalui kegiatan sehari-hari


orangtua terutama ibu dapat memberikan stimulus secara verbal atau
sesering mungkin anak diajak bicara dengan nada lembut.

2. Celebral palsy
Yaitu kelainan pada gerakan otot atau bentuk tubuh anak karena cedera
atau mengalami gangguan perkembangan otak sebelum anak dilahirkan.
Celebral palsy tidak dapat disembuhkan, secara umum, terapi dan
pengobatan yang dibutuhkan oleh penderita cp:
a. Rehabilitasi medik, yaitu fisioterapi (terapi fisik) dan terapi okupasi
b. Terapi perilaku
c. Terapi obat , biasanya diberikan pada kasus cp yang mengalami kejang-
kejang atau kekakuan otot
19

d. Terapi okupasi, direkomendasikan jika terjadinya keterbatasan otot


yang berat dan menyebabkan gangguan gerakan terutama yaitu gerakan
berjalan.
3. Sindrom down
Gangguan perkembangan fisik dan mental anak karena terdapat
perkembangan kromosom yang tidak normal. Kromosom yang tidak normal
ini akibat dari gagalanya sepasang kromosom untuk memisahkan diri ketika
proses pembelahan. Penderita sindrom down ini akan mengalami
kemunduran penglihatan, gangguan pendengaran dan tingkat kecerdasan
yang rendah selama proses perkembangannya.
4. Perawakan pendek

Perawakan pendek adalah tinggi badan yang berada di bawah rata-rata


dibandingkan dengan tinggi normal. Penyebab dari perawakan pendek
adalah adanya berbagai kelainan endokrin maupun non endokrin. Untuk
menangani gangguan ini orang tua dapat melakukan pemantauan
pertumbuhan sejak dini khususnya tinggi badan anak.

5. Gangguan autisme

Yaitu kelainan perkembngan sistem saraf yang dialami sejak lahir atau
saat masa balita. Ciri yang sangat terlihat pada penderita yang mengalami
kelainan ini adalah sulit untuk melakukan interaksi sosial, melakukan
komunikasi dengan normal, sulit memahami emosi dan perasaan orang lain.
Hal-hal yang dapat membantu gangguan autisme adalah dengan sebagai
berikut:

a. Ajak anak untuk bicara sesering mungkin, jika anak mulai berpaling
kearah lain saat diajak bicara, coba arahkan wajahnya dengan lembut
ke arah anda agar ia tetap focus melihat mata anda. Gunakan buku
20

cerita yang ada gambarnya dan mainan yang disukai anak sebagai alat
bantu.
b. ajak anak sesering mungkin untuk berkata-kata dan melakukan
komunikasi.
c. Sering-sering memuji anak, contohnya dengan memberikan pertanyaan
pada anak dan anak berhasil menjawabnya puji anak dan perlihatkan
kasih sayang pada anak.
d. Bantu anak melakukan gerakan tubuh yang teratur misalnya senam, ini
dilakukan untuk memperbaiki gerak motorik pada anak.
6. Retardasi mental (Tuna Mental)

Yaitu keadaan sesorang yang kemampuan dan kecerdasannya kurang


(IQ<70) sejak masa perkembangan. Biasanya perkembangan mental anak
yang mengalami retarsadi mental ini kurang secara keseluruhan. Orang tua
sering meminta agar anaknya diberi obat, untuk itu dapat diberi penjelasan
secara fleksibel pada orang tua bahwa sampai saat ini belum ada obat yang
bisa memabantu menyembuhkan.

7. Gangguan pemusatan perhatian dan hiperaktivitas (gpph)

Gangguan yang dialami oleh anak yaitu kesulitan dalam memusatkan


perhatian dan disertai dengan hiperaktivitas (aktif yang berlebihan).
Orangtua dan pendidik tidak bisa mengabaikan gangguan gpph ini, orang
tua harus disiplin pada anak.

2.4 Stimulasi

Stimulasi adalah kegiatan merangsang kemampuan dasar anak 0-6 tahun


supaya anak tumbuh dan berkembang secara normal dan maksimal. Setiap anak
harus mendapatkan stimulasi teratur sedini mungkin dan diberikan secara terus
menerus pada setiap kesempatan. Jika stimulasi yang diberikan tidak optimal
dapat mengakibatkan gangguan tumbuh kembang anak dan dapat menjadi
21

gangguan yang menetap. Kemampuan dasar anak yang dirangsang dengan


stimulasi terarah yaitu kemampuan motorik kasar, motorik halus, bicara dan
bahasa, kemampuan sosialisasi dan kemandirian.15

Stimulasi sangat penting bagi perkembangan anak, stimulasi berfungsi


untuk membantu meningkatkan kemampuan dasar anak kearah perkembangan
yang optimal, sikap dan perilaku yang baik serta semua kemampuan yang lain
dimiliki oleh anak. Perkembangan awal bagi seorang anak merupakan dasar
bagi perkembangan selanjutnya.20 ada beberapa prinsip dasar yang perlu
diperhatikan melakukan stimulasi, yaitu :15

1. Stimulasi yang diberikan harus didasari rasa cinta dan kasih sayang
2. Berikan contoh sikap dan perilaku yang baik, karena anak akan
mengikuti setiap tingkah laku yang dilihatnya.
3. Berikan stimulasi secara teratur dan sesuai dengan umur anak.
4. Hal yang paling menyenangkan bagi anak adalah bermain, maka berikan
stimulasi dengan mengajak anak bermain, bernyanyi, menari, dan tidak
dengan memaksa anak dan tidak ada punsihment.
5. Lakukan stimulasi secara bertahap dan berkelanjutan sesuai umur anak,
terhadap 4 aspek kemampuan dasar anak.
6. Menggunakan alat bantu seperti permainan yang sederhana, aman dan
ada disekitar anak.
7. Tidak membedakan antara anak laki-laki dan perempuan, kesempatan
yang diberikan harus sama.
8. Berikan pujian sesering mungkin pada anak dan beri hadiah untuk
keberhasilan yang anak capai.
22

2.4.1 Tahap Stimulasi Tumbuh Kembang Anak

Agar pemeberian stimulasi dapat lebih efektif, maka perlu


memperhatikan beberapa kebutuhan anak sesuai dengan tahap-tahap
perkembangannya, tahap-tahapnya adalah sebagai berikut : 18

1. Untuk tahap permulaan perkembangan, anak berada ditahap sensorik


motorik. Stimulasi visual yang diberikan pada tempat tidur bayi dapat
membantu meningkatkan perhatian bayi terhadap keadaan sekitarnya,
bayi akan merasa gembira dan tertawa dan seluruh tubuhnya akan
merespon dengan bergerak. Jika rangsangan berlebihan, reaksi yang
akan diberikan bayi yaitu sebaliknya perhatian bayi akan hilang dan
bahkan menangis.
2. Pada tahun-tahun pertama anak belajar mendengarkan, pada periode
pertama kehidupan anak stimulus verbal sangat dibutuhkan untuk
stimulasi perkembangan bahasa anak. Dengan stimulasi verbal yang
diberikan, dapat meningkatkan kemampuan vokal atau suara seorang
anak dan anak akan mulai belajar dengan menirukan kata-kata yang
didengarnya. Perhatian dan kasih sayang adalah stimulasi yang
diperlukan anak, contohnya membelai dan mencium. Dengan melakukan
hal tersebut akan menciptakan rasa aman dan kepercayaan diri dan anak
menjadi lebih peka dengan keadaan sekitarnya.
3. Anak yang sudah lebih besar, mampu berjalan dan berbicara, anak
senang melakukan pencarian, penjelajahan dan manipulasi terhadap
lingkungan sekitarnya. Contohnya, anak akan belajar untuk mengetahui
mana perilaku yang bisa membuatnya merasa senang seperti mendapat
sanjungan dari ibu, dan mana perilaku yang salah hingga membuat nya
merasa sedih seperti saat ibu memarahi anak.
4. Pada masa sekolah, anak berkurang perhatiannya terhadap lingkungan
keluarga. Perhatian anak beralih ke teman sepantarannya, dengan
23

bersosialisasi anak mendapatkan banyak stimulasi sosial yang


bermanfaat untuk perkembangan sosialnya. Saat ini Indonesia
mengembangkan program APE (alat permainan edukatif) berguna untuk
mengoptimalkan perkemabangan sesuai dengan usia anak dan berguna
pada aspek fisik, sosial, kecerdasan dan Bahasa.

2.4.2 Cara Stimulasi Tumbuh Kembang Anak Usia 0-12 Bulan

Beberapa cara stimulasi yang dapat merangasang aspek motorik kasar, motorik
halus, bicara dan bahasa, sosialisasi dan kemandirian anak yaitu: 18

1. Stimulasi bayi usia 0-3 bulan


a) Motorik Kasar
1.) Mengangkat kepala, dengan cara meletakkan bayi pada posisi
telungkup. Kemudian gerakkan sebuah mainan yang berwarna
terang dan buat suara yang yang menyenangkan dengan suasana
yang bahagia di depan bayi, perlahan bayi akan mengangkat
kepalanya. Secara bertahap bayi akan menggunakan lengandan
dadanya untuk mengangkat kepala.
2.) Berguling-guling, dengan cara meletakkan mainan berwarna terang
di dekat bayi, lalu pindahkan benda tersebut kearah yang berbeda
secara perlahan. Untuk permulaan, bayi harus dibantu dengan cara
menyilangkan pahanya agar badannya bergerak miring dan bayi
akan mudah untuk berguling. Berikan senyuman dan berikan rasa
sayang saat bayi berhasil melakukannya.
3.) Menahan kepala tetap tegak dengan cara menggendong bayi dengan
posisi tegak supaya bayi bisa belajar menahan kepalanya untuk tetap
tegak.
24

b) Motorik Halus
1.) Melihat, menggapai dan menendang. Dengan cara ikat tali diatas
tempat tidur bayi dan gantung maianan diujung tali. Cara ini akan
menarik perhatian bayi untuk melihat, menendang, dan menggapai
mainan tersebut.
2.) Memperhatikan benda bergerak, Coba untuk menggerakkan
mainan dihadapan bayi dengan secara perlahan kesisi kanan dan
kiri kemudian bayi akan ikut memperhatikan.
3.) Memegang benda, dengan cara meletakkan mainan yang memiliki
suara dan mainan yang berwarna-warni di tangan bayi, kemudian
perhatikan cara bayi memegang benda tersebut.
c) Bicara dan Bahasa
1.) Bicara, dengan cara mengajak bayi berbicara setiap hari dan
dilakukan sesering mungkin. Manfaatkan kesempatan seperti saat
memandikan bayi, memakaikan bajunya, memberi makan dan
kegiatan lainnya.
2.) Bahasa, dengan cara menirukan suara-suara seperti meniru apa
yang bayi ucapkan sesering mungkin, dan bayi akan menirukan
anda kembali.
d) Sosialisasi dan Kemandirian
1.) Memberi rasa aman dan kasih sayang dengan cara sesering mungkin
memberikan pelukan, belaian, bicara pada bayi dengan nada yang
lembut dan halus.
2.) Ajak bayi tersenyum, dengan cara mengajak bayi tersenyum setiap
hari dan sesering mungkin, lihat mata bayi, dan buat suara yang
menyenangkan sambil tersenyum, jika bayi senyum balas
senyumannya agar bayi merasa senang.
25

3.) Mengajak bayi mengamati benda dan lingkungan sekitar, dengan


cara gendong bayi berkeliling dilingkungan rumah sambil
menunjukkan benda-benda yang ada disekitar.
4.) Meniru suara dan ekspresi bayi, dengan cara amati apa yang
diucapkan dan ekspresi apa yang diberikan oleh bayi, kemudian
tirukan kembali suara dan ekspresi bayi.
5.) Mengayun bayi, dengan cara ayunkan bayi dalam kursi ayun dan
berada didekat bayi. Elus bayi dengan cinta dan rasa sayang lalu
bicara pada bayi dengan suara lembut.
6.) Menidurkan bayi dengan cara bersenadunglah dengan suara lembut
penuh cinta kasih saying dan ayunlah bayi sampai tertidur.

2. Stimulasi Bayi Usia 3-6 Bulan


a) Motorik Kasar
1.) Menyangga berat, dengan cara angkat badan bayi keposisi berdiri,
pelan-pelan turunkan badan bayi hingga kakinya menyentuh tempat
tidur atau pangkuan anda. Usahakan bayi mau menggerakkan
tubuhnya dengan gerakan naik turun dan menahan sebagian berat
badan dengan kakinya.
2.) Kontrol terhadap kepala , dengan cara baringkan bayi dikasur lalu
pegang kedua tangan bayi, kemudian tarik bayi dengan pelan-pelan
sampai badannya terangkat ke posisi stengah duduk. Jika bayi belum
bisa mengendalikan kepalanya dan kepalanya tidak ikut terangkat,
jangan dipaksakan tunggu hingga otot leher bayi lebih kuat.
3.) Duduk, untuk tahap awal dudukkan bayi di kursi menggunakan
sandaran untuk mengantispasi supaya bayi tidak jatuh kebelakang.
Jika badan bayi belum bisa duduk tegap, bantu dengan memegang
badannya. Jika badan sudah tegap dan dapat duduk dengan posisi
tegak biarkan bayi duduk di lantai dan awasi bayi.
26

b) Motorik Halus
1.) Memegang benda dengan kuat, dengan cara meletakan mainan
yang menarik pada tangan bayi. Jika bayi menggengam mainan
tersebut, tarik mainan dengan pelan-pelan untuk melatih bayi agar
dapat memegang benda dengan kuat.
2.) Makan sendiri, dengan cara memeberikan kesempatan pada bayi
belajar makan sendiri untuk tahap awal ibu bisa memberikan
biscuit agar bayi bisa mulai belajar makan sendiri.
3.) Mengambil benda-benda kecil dengan cara meletakkan remahan
makanan atau potongan biscuit di hadapan bayi, lalu ajari bayi
untuk mengambil remahan makanan atau biscuit tersebut.
c) Bicara dan Bahasa
1.) Mencari sumber suara, dengan cara yaitu mengarahkan muka bayi
secara pelan kearah sumber suara, atau bisa membawa bayi untuk
menuju sumber suara.
2.) Menirukan kata-kata, dengan cara mengulangi beberapa kata pada
saat berbicara pada bayi buat agar bayi kembali menirukan kata
tersebut. Contoh kata yang mudah ditiru bayi adalah “mama,
papa”.
d) Sosialisasi dan Kemandirian
1.) Bermain “cilukba”, dengan cara menggunakan saputangan atau
kain yang dapat menutupiswajah kamu dari pndangan bayi.
Singkirkan sapu tangan tersebut dari pandangankbayi dan
katakan “cilukba”.
2.) Berusaha menggapai mainan, dengan cara letakkanlah mainan
agak jauh dari posisi bayi, lalu gerakan mainan didepan bayi
kemudian katakan sesuatu pada bayi agar ia tertarik dan berusaha
mengambil mainan tersebut.
27

3. Stimulasi Bayi 6-9 Bulan


a) Motorik Kasar
1.) Merangkak, dengan cara letakkanlah mainan jauh dari posisi
bayi, buat bayi mau merangkak menuju mainan itu dengan
menggunkan kedua tangan dan lututnya.
2.) Menarik pada posisi berdiri, dengan cara dudukkan bayi di
tempat tidur, lalu tarik perlahn bayi ke posisi berdiris.
3.) Berjalaniberpegangan, Saat bayi sudah bisa berdiri beri stimulasi
dengan cara letakkan mainan yang disukai di depan bayie. Buat
bayi agar ia mau berjalann berpegangan padaibenda misalnya
kursi atau meja untuk mencapai mainan tersebut.
4.) Berjalan menggunakan bantuan, dengan cara peganglah kedua
tangan bayi dan buatlah bayi mau melangkahkan kakinya secara
perlahan.
b) Motorik halus
1.) Memasukan benda ke dalam wadah, dengan cara mengajari bayi
memasukan mainan kedalam wadah. Jika bayi dapat
memasukkan benda-benda tersebut ke dalam wadah, ajari juga
bayi cara untuk mengeluarkan kembali benda tersebut. Pastikan
benda-benda tersebut tidak berbahaya dan aman.
2.) Bermain “genderang", dengan cara ambil kaleng kosong bekas
atau barang bekas lainnya, kemudian tutup bagian atas kaleng
dengan plastic atau kertas tebal. Kemudian beri contoh cara
memukul genderang dengan sendok plastic atau benda yang
lainnya.
3.) Memegang alat tulis dan mencoret-coret, dengan cara
menyediakan crayon. Siapkan juga kertas diatas meja, pangku
bayi dan bantu bayi untuk memegang crayon dan ajari bayi
mencoret-corett kertas.
28

4.) Membuat bunyii-bunyian, dengan cara tangan kanan dan kirie


bayi masing-masing memegang mainan yang aman (plastic,
kayu) misalnya balok kecil kemudian bantu bayi untuk memukul
kedua benda tersebut hingga mengeluarkan bunyi.
5.) Bermain petak umpet, dengan cara sembunyikan mainan atau
benda yang bayi sukai lalu tutup mainan atau benda tersebut
dengan kain. Berikan contoh pada bayi bagaimana cara
menemukannya dengan mengangkat kain tersebut. Jika bayi
sudah paham permainan ini, lakukanlah lagi permainan ini dan
biarkan bayi mencarinya sendiri.
c) Bicara dan Bahasa
1.) Menyebutkan nama-nama gambar dibuku, dengan cara pilih
gambar yang menariik yang berwarna-warni misalnya gambar
binatang dan bunga. Sebutkan nama gambarnya kepada bayi.
2.) Menunujuk dan menyebutkan nama-nama gambar, dengan cara
tempelkan berbagai macam gambar yang menarik pada buku
tulis. lalu ajari bayi menunjuk gambar sambil menyebutkan nama
gambarnya. Stimulasi ini dilakukan setiap hari dan beberapa
menit saja.
d) Sosialisasi dan kemandirian
1.) Permainan “bersosialisai” ajak bayi bermain dengan orang lain.
Dengan cara mengajari anak melambaikan tangan dan
mengatakan da..da pada anggota keluaraga yang hendak pergi
bantu bayi menggerakkan tangan untuk membalas lamnbaian
tersebut.
29

4. Stimulasi Bayi 9-12 Bulan


a) Motorik Kasar
1.) Bermain bola, dengan cara menggelindingkan bola kearah bayi
buat bayi menggelindingkan kembali bola tersebut kearah anda.
Bola yang digunakan bola yang berukuran besar.
2.) Membungkuk, dengan cara saat bayi sudah mulai bisa berdiri,
coba letakkan mainann dilantai. Lalu ajak bayi supaya
membungkuk dan mengambil mainan tanpa berpegangan.
3.) Berjalan sendiri, dengan cara tuntun bayi supaya ia mau berjalan
beberapa langkah dengan tidak berpegangan dan selalu awasi
bayi. Beri pujian jika bayi mau melakukannya.
4.) Naik tangga, dengan cara mengajari bayi untuk naik tangga
dengan memberi contoh cara naik tangga dengan merangkak, lalu
biarkan bayi perlahan melakukannya. Untuk proses belajar
gunakan tangga yang rendah dan selalu awasi.
b) Motorik halus
1.) Menyusun balok atau kotak, ajarii bayi menyusun beberapa
balok, yang terbuat dari kardus, karton atau potongan kayu kecil.
2.) Menggambar, dengan cara letakkan krayon atau pensil warna
kemudian ajak bayi menggambar.
3.) Bermain didapur, biarkan bayi bermain didapur cari lokasi yang
jauh dari kompor, dan awasi bayi.
c) Bicara dan Bahasa
1.) Menirukan kata-kata, dengan cara bicara kepada bayi sesering
mungkin atau setiap hari. Sebutkan kata-kata seperti, “ma..ma”,
usahakan bayi menirukannya dan beri pujian jika bayi mampu
menirukannya.
30

2.) Berbicara dengan boneka, dengan cara berpura-pura seolah-olah


boneka bisa bicara kepada bayi dan buat bayi mau bicara kembali
pada boneka tersebut.
3.) Bersenandung dan bernyanyi, bernyanyilah untuk bayi
lakukanlah disetiap kesempatan.
d) Sosialisai dan Kemandirian
1.) Stimulasi yang dilanjutkan, memberikan kasih sayang, ajak bayi
tersenyum, mengayun, meninabobokkan, cilukba, dan
bersosialisasi.
2.) Makan bersama-bersama, ajak bayi makan bersama-sama dengan
anggota keluarga lainnya.
3.) ajari bayi untuk mengambil sendiri mainan yang berada jauh dari
jangkauan bayi yaitu dengan meraih mainan, menarik dan
menggerakkan badannya unutk lebih dekat dengan mainan.
2.4.3 Jenis-Jenis Stimulasi Yang Dibutuhkan Anak
Jenis-jenis stimulasi yang dibutuhkan anaka yaitu: 18
1. Stimulasi aspek fisik, rangsangan untuk fisik anak sangat diperlukan.
Dengan cara ajak anak melakuknn gerakan sederhana seperti berlari,
berjalan, dan menari. Melakukan gerakan sederhana sangat membantu
untuk perkembangan fisik pada anak.
2. Stimulasi aspek emosi. memperkenalkan anak bentuk-bentuk emosi
dasar, seperti bahagia dan sedih.
3. Stimulasi aspek spritual, mengajari anak untuk berdoa, menggunakan
kata-kata yang baik dan sopan seperti berterimakasih pada tuhan untk
hari yang baik, dan meminta maaf untuk kesalahan yang dilakukan. Hal
ini akan mengajari anak untuk lebih peka, meningkatkan moral dan rasa
religinya.
31

4. Stimulasi aspek intelektual, rangsangan kecerdasan dapat dilakukan


dengan cara sering memberikan buku bacaan atau dongeng, dan
mengajak anak bermain rekereasi bersama.
5. Stimulasi aspek sosial, untuk mengajari anak peka terhadap lingkungan
harus dilakukan sejak dini. Agar stimulasi ini berhasil dengan baik
sebagai orang tua untuk lebih memperhatikan anak untuk memberikan
asupan nutrisi yang baik dan mengatur wakru anak untuk beristirahat
yang cukup.

2.4.4 Keistimewaan Peran Ibu dalam Mendidik Anak


Dengan hadiah yang diberikan oleh allah dalam jiwanya, yang diangap
lebih mampu untuk memenuhi kebutuhan bayi pada usianya yang masih dini.
Ada beberapa poin keistimewaan pendidikan ibu dalam mendidik anak, di
antaranya:1
1. Kuatnya ikatan emosi karena rangkaian ikatan fisik antara ibu dan anak.
Ibu mengandung dan melahirkan anak, menyusui, dan mendampingi
semasa bayi.
2. Anugerah naluri atau insting alamiah yang tidak dimiliki ayah dalam
merawat anak, sehingga ibu iebih mudah mengetahui kondisi, kebutuhan,
dan kekhasan anak serta iebih sabar dalam mengasuh anak.
3. Kekuatan ibu dalam menciptakan perasaan mencintai dan mengasihi pada
anak dengan melakukan sentuhan lembut pada anak dan memberikan
kasih sayang.
4. Kemampuan ibu berbahasa dengan cara bercerita, mendongeng, berbicara
dari hati ke hati bersama anak. Bahkan melalui kegiatan bersama dalam
mengerjakan kegiatan seharihari.
Seorang ibu yang mampu merawat bayinya dengan baik, peka, dan
memenuhi semua kebutuhan bayi, akan membuat bayi mempunyai kepercayaan
yang tinggi terhadap lingkungannya. Jika bayi mampu beradaptasi dengan baik
32

terhadap lingkungan luar dan lingkungan dapat menerimanya dengan baik.


tingkat kepercayaan bayi akan bertambah untuk melakukan kontak sosial
dengan lingkungan yang lebih luas. Sebaliknya, ibu yang kaku, keras, tidak
peka dengan kebutuhan bayinya, akan membuat bayi tegang dan tentunya
memberikan efek kurang baik bagi perkembangan si bayi. (Rihla, 2019). 17

2.5 Konsep Perilaku Kesehatan


2.5.1 Perilaku Kesehatan

Perilaku adalah suatu kegiatan atau aktivitas organisme atau makhluk hidup
yang bersangkutan. Oleh sebab itu dari segi biologis, semua makhluk hidup
mulai dari binatang sampai dengan manusia, mempunyai aktivitas masing-
masing.21 Skiner (1938) seorang ahli psikologi merumuskan bahwa perilaku
merupakan respons atau reaksi seseorang terhadap stimulus (rangsangan dari
luar). Selanjutnya teori Skiner menjelaskan adanya dua jenis respons, yakni:21

a. Respondent respons adalah respons yang ditimbulkan oleh rangsangan-


rangsangan (stimulus) tertentu yang disebut eliciting stimulus, karena
menimbulkan respons-respons yang relatif tetap. Misalnya makanan
lezat, akan menimbulkan nafsu untuk makan, cahaya terang akan selalu
menimbulkan reaksi mala tertutup, dan sebagainya.
b. Operant respons atau instrumental respons adalah respons yang timbul
dan berkembang kemudian diikuti oleh stimulus atau rangsangan yang
lain. Perangsang yang terakhir ini disebut rein forcing stimuli atau
reinforce berfungsi untuk memperkuat respons. Misalnya: apabila
seorang petugas kesehatan melakukan tugasnya dengan baik adalah
sebagai respons terhadap gaji yang cukup.

Perilaku Kesehatan Sejalan dengan batasan perilaku menurut Skiner maka


perilaku kesehatan (Health behavior) adalah respons seseorang terhadap
33

stimulus atau objek yang berkaitan dengan sehat-sakit, penyakit, dan faktor-
faktor yang mempengaruhi sehat-sakit (kesehatan) seperti lingkungan,
makanan, minuman, dan pelayanan kesehatan. Dapat disimpulkan perilaku
kesehatan adalah semua aktivitas atau kegiatan seseorang baik yang dapat
diamati maupun yang tidak dapat diamati yang berkaitan dengan pemeliharaan
dan peningkatan kesehatan pemeliharaan kesehatan ini mencakup mencegah
atau melindungi diri dari penyakit dan masalah kesehatan lain, meningkat
kesehatan, dan mencari penyembuhan apabila sakit atau terkena kesehatan.21

2.5.2 Faktor- Faktor Utama Yang Mempengaruhi Perilaku Kesehatan

Menurut Lawrence Green (1980) dalam Notoatmodjo (2014), perilaku


dipengaruhi 3 faktor utama yaitu :

1. Faktor-faktor presdiposisi (predisposing factor), yang terwujud dalam


lingkungan pengetahuan, sikap, kepercayaan, keyakinan, nilai-nilai dan
sebagainya.
2. Faktor-faktor pemungkin (enabling factors) yang terwujud dalam
lingkungan fisik, tersedia atau tidak tersedianya fasilitas-fasilitas
keshatan atau sarana kesehatan, misalnya puskesmas, obat-obatan alat
kontrasepsi jamban dan sebagainya.
3. Faktor-faktor pendorong atau penguat reinforcing yang terwujud dalam
sikap dan perilaku petugas kesehatan atau petugas lain, yang merupakan
kelompok refernsi dari perilaku masyarakat.
Dapat disimpulkan bahwa perilaku seseorang atau masyarakat tentang
kesehatan ditentukan oleh pengetahuan sikap kepercayaan tradisi, dari orang
atau masyarakat yang bersangkutan. Disamping itu fasilitas, sikap dan perilaku
para petugas kesehatan juga memperkuat dan mendukung terbentuknya
perilaku.
34

2.6 Konsep Pengetahuan, Sikap dan Praktik (Tindakakan)


2.6.1 Pengetahuan

Pengetahuan ialah hasil dari pengindraan manusia, pengetahuan juga dapat


berarti hasil tahu seseorang terhadap objek melalui panca indra yang dimilikinya
sehingga dengan sendirinya pada saat pengindraan hingga mengahsilkan
pengetahuan berdasarkan tingkat perhatian dan persepsi terhadap objek.21Jadi,
Pengetahuan merupakan hasil dari pengamatan seseorang terhadap suatu objek
melalui panca inderanya. Jika seseorang tidak memiliki pengetahuan maka
seseorang terebut tidak memiliki landasan untuk menentukan tindakan dalam
menyelesaikan masalah yang dihadapi. Factor-factor yang dapat mempengaruhi
pengetahuan seseorang yaitu:21

1. Factor internal yaitu factor dari dalam diri seseorang contohnya minat,
pengalaman, dan tingkat pendidikan.
2. Factor eksternal, yaitu factor dari luar diri seseorang, contohnya keluarga,
masyarakat dan sarana.
3. Faktor pendekatan belajar yaitu faktor upaya belajar contohnya strategi
dan metoda dalam pembelajaran.

Ada enam tingkatan domain pengetahuan yaitu :21

1. Tahu (know), tahu ini bisa berarti mengingat kembali tentang sesuatu
yanfg telah dipelajariLsetelah mengamati beberapa objek atau materi.
2. Memahami (comprehension), kemampuan memahami dan menjelaskan
secara baik dan benar terhadap objek yang diamati.
3. Aplikasi, kemampuan untuk menerapkan sesuatu yang sudah dipelajari
pada keadaan yang sesungguhnya.
4. Analisis yaitu kemampuan untuk mengelmpokkan materi menjadi
beberapa bagian dan masih dalam bentuk struktur yang berhubungan satu
dengan lain.
35

5. Sintesa, adalah kemampuan untuk menyusun kembali bagian atau


komponen menjadi bentuk yang baru.
6. evaluasi merupakan kemampuan untuk melakukan penilaian pada suatu
hal atau obyek.

Faktor yang sangat mempengaruhi perkembangan awal anak adalah dari keluarga,
adalah seorang ibu. Ibu yang memiliki pengetahuan yang baik tentang cara
menstimulasi anak, ini akan membantu ibu menjadi sadar dan mengerti tentang
keterlambatan dalam tingkat perkembangan anak. Dari hal tersebut jelas terlihat
bahwa pengetahuan yang dimiliki ibu akan membawa ibu untuk berusaha dan
melakukan stimulasi yang tepat pada anaknya agar tidak mengalami gangguan
perkembangan.22

Pengetahuan tentang stimulasi ini akan membantu orang tua menjadi sadar dan
paham mengenai keterlambatan dalam tingkat perkembangan. Hal ini menunjukkan
bahwa pengetahuan tersebut akan membawa ibu untuk berpikir dan berusaha supaya
anaknya tidak mengalami penyimpangan perkembangan. Dalam komponen ini
komponen emosi dan keyakinan ikut bekerja, sehingga ibu berniat akan melakukan
stimulasi/rangsangan terhadap perkembangan anak dan pada akhirnya ibu melakukan
tindakan stimulasi/rangsangan perkembangan anak.23

Pengetahuan ibu tentang perkembangan anak sangat erat kaitannya dengan hasil
perkembangan anak yang positif. Ibu memainkan peran penting dalam menilai
perkembangan anak pada pengamatan dengan mengidentifikasi tonggak
perkembangan yang sesuai. Penelitian sebelumnya mengungkapkan bahwa ada
hubungan yang kuat antara karakteristik demografi dan Pengetahuan Ibu dan hal itu
sangat berpengaruh pada perkembangan pengasuhan anak.6
36

2.6.2 Sikap (Attitude)


Sikap adalah suatu reaksi atau tanggapan yang dari seseorang terhadap suatu
peristiwa terhadap suatu objek. sikap mempunyai tiga komponen pokok, yaitu
: 21
1. Kepercayaan terhadap objek, sikap seseorang dalam meyakini sesuatu.
2. Kehidupan emosional atau evaluasi terhadap suatu objek
3. Kecenderungan untuk bertindak
sikap ini terdiri dari beberapa tingkatan yaitu : 21
1. Menerima (receiving)
Menerima dapat berarti bahwa orang mau dan memperhatikan stimulus yang
diberikan.
2. Merespon (responding)
Memberikan tanggapan jika diberikan stimulus, misalnya jika ada
pertanyaan dijawab dan dikerjakan.
3. Menghargai (valuing)
Seseorang memberi respon yang positif terhadap stimulus atau objek serta
membahasnya untuk menyelesaikan suatu masalah.
4. Bertanggung jawab (responsible)
Bertanggung jawab atas segala sesuatu yang sudah dipilihnya dengan segala
resiko yang akan didapat. merupakan sikap yang paling tinggi.

Sikaplah yang menentukan sifat, hakikat, baik perbuatan sekarang maupun


perbuatan yang akan dating. sikap memang menjadi faktor pendahulu
(predisposing factor) bagi tindakan seseorang (practice) untuk memberikan
stimulasi dini motorik halus. Tanpa persetujuan yang ada di dalam pikiran
seseorang mustahil seseorang akan melakukan sesuatu. Berkaitan dengan hal ini
artinya tanpa setuju untuk memberikan stimulasi dini motorik halus maka mustahil
ibu memberikan stimulasi dini motorik halus pada anaknya. 24
37

Salah satu cara efektif untuk dapat meningkatkan sikap ibu dalam menstimulasi
pertumbuhan dan perkembangan anak adalah dengan memberikan informasi yang
bermanfaat, baik melalui media massa maupun tenaga kesehatan setempat tentang
pentingnya menstimulasi pertumbuhan dan perkembangan anak balita dengan gizi
kurang sehingga dapat memberikan pemahaman yang baru dan mengubah pola
pikir ibu. Sikap seseorang akan memberikan warna atau corak pada perilaku atau
perbuatan orang yang bersangkutan. Jadi, dengan mengetahui sikap seseorang,
orang akan mendapatkan gambaran kemungkinan perilaku yang timbul dari orang
yang bersangkutan. Sikap timbul karena adanya stimulus sehingga terbentuknya
suatu sikap dimana sikap ini dipengaruhi oleh lingkungan sosial, kebudayaan,
keluarga, norma, dan adat istiadat. 25

Pada akhirnya jika anak tidak mendapatkan stimulasi dini motorik halus maka
diharapkan. Sebaliknya jika ibu setuju terhadap perlunya stimulasi dini motorik
halus maka ibu akan cenderung melakukannya sehingga anak dapat berkembang
motorik halusnya secara optimal. Kondisi ini ditunjang oleh faktor lain terkait
dengan karakteristik baik umur, pendidikan maupun pekerjaanya.24

2.6.3 Praktik Atau Tindakan (Practice)

Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, bahwa sikap lebih cenderung untuk
bertindak. Sikap belum tentu akan menjadi tindakan, karena untuk menjadi sebuah
tindakan harus ada faktor yang mempengaruhi seperti adanya fasilitas sarana dan
prasarana. Misal, ibu hamil sudah paham bahwa memeriksakan kehamilan itu
penting bagi kesehatannya dan bagi janinnya, dan telah memiliki niat untuk
memeriksa kehamilan. Supaya sikap ini berubah menjadi tindakan, fasilitas yang
dibutuhkan adalah bidan di Posyandu atau Puskesmas terdekat dari rumahnya. Jika
tidak, kemungkinan ibu hamil itu tidak akan memerisakan kehamilannya, karena
jarak fasilitas jauh untuk dijangkau Praktik atau tindakan dapat dibedakan menjadi
3 tingkatan menurut kualitas nya, yaitu :21
38

a. Praktik terpimpin (guided response)

Kegiatan atau hal yang dilakukan oleh seseorang tetapi masih harus
dituntun atau diberi panduan. Contohnya, seorang ibu untuk memeriksa
kehamilannya harus diingatkan terlebih dahulu oleh bidan atau
keluarganya.

b. Praktik secara mekanisme (mechanism)

Kegiatan atau hal yang dilakukuan seseorang dengan cara tidak


langsung (otomatis). Contohnya seorang ibu selalu membawa anaknya ke
posyandu untuk melakukan pemeriksaan kesehatan, tanpa harus menunggu
perintah atau diingatkan oleh kader dan petugas kesehatan.

c. Adopsi (adoption)

Adopsi merupakan suatu tindakan yang sudah berkembng dengan baik,


misalnya ibu akan memilih bahan yang berkualitas untuk kesehatannya
meskipun harga benda tersebut mahal.

Praktik atau keterampilan mengacu pada perilaku pengasuhan atau pendekatan


untuk membesarkan anak yang dapat membentuk bagaimana seorang anak
berkembang. Praktik berhubungan dengan cara-cara melibatkan atau perilaku
praktik terkait dengan pengetahuan dan sikap, dan sering melibatkan penerapan
pengetahuan.26

Praktik pengasuhan ibu menggambarkan serangkaian stimulasi yang dilakukan


ibu yang bermanfaat untuk mengoptimalkan tumbuh kembang anak, mencakup
asah, asih, asuh. Alata ukur praktik pengasuhan ibu terdiri dari dimensi asah
(stimulasi motorik, stimulasi kognitif, stimulasi bahasa, stimulasi sosial dan
emosi), dimensi asih (kehangatan orang tua), dan dimensi asuh (praktik gizi dan
kesehatan), dimana alat ukur tersebut diberikan kepada ibu dengan pilihan
jawaban yang digunakan, yaitu tidak pernah, jarang, sering, dan selalu.27
39

2.7 Kerangka Teori

Berdasarkan penelusuran beberapa kepustakaan, maka dapat dirangkum


kerangka teori dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

Faktor presdiposisi
1. Pengetahuan ibu
2. Sikap ibu
3. Perilaku/praktik ibu

Faktor pemungkin
Stimulasi Dini
1. Ekonomi keluarga
Perkembangan
2. Fasilitas Kesehatan
Bayi 0-12 bulan

Faktor pendorong
1. Perilaku petugas
kesehatan
2. Perilaku pengasuhan

Gambar 2.1 Kerangka Teori Penelitian


Sumber : Modifikasi Teori Lawrence Green (1980), Notoatmodjo (2014)
40

2.7 Kerangka Konsep


Berdasarkan tujuan yang ingin dicapai oleh peneliti, maka disusunlah kerangka konsep
penelitian sebagai berikut :
Variabel independent variabel dependent
(variabel bebas) (variabel terikat)

Pengetahuan

Stimulasi Dini
Sikap Perkembangan Bayi

Praktik

Gambar 2.2 kerangka konsep

dari kerangka teori tersebut diambil beberapa variabel yang akan diteliti sesuai
dengan apa yang dibutuhkan dalam penelitian ini. Pada penelitian ini yang menjadi
variabel dependent adalah stimulasi dini perkembangan bayi , sedangkan yang menjadi
variabel independent adalah pengetahuan ibu dalam stimulasi dini perkembangan bayi
0-12 bulan, gambaran sikap dan praktek ibu dalam stimulasi dini perkembangan bayi
0-12 bulan

2.8 Hipotesis

Hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Ada hubungan pengetahuan ibu dengan pemberian stimulasi dini pada


perkembangan bayi 0-12 bulan.
2. Ada hubungan sikap ibu dengan pemberian stimulasi dini pada perkembangan
bayi 0-12 bulan.
3. Ada hubungan praktik ibu dengan pemberian stimulasi dini pada perkembangan
bayi 0-12 bulan.
BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis dan Rancangan Penelitian


Penelitian ini menggunakan metoda kuantitatif, metode kuantitaf merupakan
metode ilmiah karena sudah memenuhi kaidah-kaidah ilmiah yaitu konkrit, objektif,
dan sistematis.28 Penelitian kuantitatif bertujuan untuk menentukan hubungan antar
variabel dalam sebuah populasi. dengan pendekatan penelitian cross sectional yaitu
dengan cara pengumpulan data sekaligus pada suatu waktu yang bertujuan untuk
mencari hubungan antara variable independent dan dependent. Data yang digunakan
adalah data primer dengan menggunakan lembar observasi dan kuesioner .

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian


Penelitan ini dilakukan di Puskesmas Durian Luncuk Kecamatan Batin XXIV.
Waktu penelitian yang dilakukan dimulai dari pemikiran ide penelitian mulai dari
busampai kepada hasil akhir diperkirakan dari bulan agustus sampai bulan April 2021.

3.3 Populasi dan Sampel Penelitian

3.3.1 Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari objek/subjek yang


mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk
untuk dipelajari dan ditarik kesimpulannya.28 Populasi dalam penelitian ini yaitu semua
ibu yang memiliki bayi berusia 0-12 bulan diwilayah kerja Puskesmas Durian Luncuk
pada tahun 2020 sebanyak 720 orang berdasarkan data terakhir pada bulan desember
2020.

3.3.2 Sampel

Sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi
atau sebagian kecil yang diambil dari populasi dengan prosedur tertentu sehingga dapat

41
42

mewakili populasinya. Sampel dalam penelitian ini adalah ibu yang memiliki bayi
berusia 0-12 bulan di Puskesmas Durian Luncuk Kecamatan Batin XXIV. Jumlah
sampel penelitian ini dihitung dengan menggunakan rumus Lemeshow,dibawah ini :

𝑍 2 1−𝛼/2 𝑃(1−𝑃)𝑁
n= 𝑑2 (𝑁−1)+ 𝑧 21−𝛼/2𝑃 (1−𝑃)

Dengan Keterangan :
n = besar sampel
N = besar populasi
Z1α/2 = 1,96
d = deviasi untuk menghindari bias (0,1)
P = 0,5

Berdasarkan rumus diatas, maka :

𝑍 2 1−𝛼/2 𝑃(1−𝑃)𝑁
n= 𝑑2 (𝑁−1)+ 𝑧 21−𝛼/2𝑃 (1−𝑃)

(1,96)2 𝑥 0,5 (1−0,5)𝑥 720


n= (0,1)2 (720−1)+ (1,96)2 (0,5)(1−0,5)
3,8416 𝑥 0,5 (0,5)𝑥 720
n= 0,01 (719)+ 3,8416 𝑥 0,5 (0,5)
691,488 691,488
n= 7,19+0,96 = 8,15

n= 84,8
n= 85 sampel
Jadi, sampel minimal yang dibutuhkan oleh peneliti berjumlah 85 ibu yang
memiliki bayi berusia 0-12 bulan yang berada di wilayah kerja puskesmas durian
luncuk. Untuk menghindari drop out maka jumlah sampel ditambah 10%. Maka
jumlah sampel adalah 94 ibu yang memiliki bayi 0-12 bulan dan semua responden
berhasil ditemui dan diukur secara lengkap.
43

3.3.3 Kriteria Inklusi dan Ekslusi


Dalam penelitian ini kriteria sampel meliputi kriteria inklusi dan kriteria ekslusi,
dimana sampel pada penelitian ini adalah ibu yang memilik bayi berusia 0-12 bulan.
Dimana kriteria sampel tersebut menentukan dapat dan tidaknya sampel yang akan
digunakan.
a. Kriteria Inklusi
Merupakan ciri yang subyek penelitiannya dapat mewakili dalam sampel
penelitian dan dapat memenuhi syarat sampel. Kriteria inklusi dalam penelitian ini
adalah :
1) Ibu yang setuju menjadi responden dengan bersedia menandatangani
persetujuan informend consent.
2) Ibu yang bisa membaca dan menulis
3) Ibu yang tinggal di Wilayah Kerja Puskesmas Puskesmas Durian Luncuk.
b. Kriteria ekslusi
Kriteria ini dimana subjek penelitiannya tidak dapat mewakilil sampel karena
tidak terpenuhi syaratnya sebagai sampel. Kriteria ekslusi dalam penelitian ini
adalah ibu dengan bayi yang menderita penyakit tertentu, seperti :
1. Bayi yang menderita celebral palcy
2. Bayi yang menderita down syndrome
3.3.4 Teknik pengambilan sampel
Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan teknik
pengambilan sampel secara proportional simple random sampling. Pemilihan
sampel dengan cara ini menggunakan teknik pengambilan sampel dimana semua
anggota/reponden mempunyai kesempatan yang sama untuk dijadikan sampel
sesuai dengan porsinya, banyak atau sedikit populasi.
Adapun besar tau jumlah pembagian sampel untuk masing – masing desa yang
tersebar di Puskesma Durian Luncuk Kecamatan Batin XXIV, akan digunakan
rumus Sugiyono (2007) yaitu:
44

𝑥
𝑛= x n1
𝑁

Keterangan : n : Jumlah sampel yang diinginkan dari setiap wilayah


X : Jumlah Populasi setiap wilayah
N : Jumlah Populasi seluruh ibu yang memiliki bayi 0-12 bulan di
Puskesmas Durian Luncuk Kecamatan batin XXIV
𝑛1 : Sampel

Table 3.1 Tabel Jumlah Anak Perdesa

Desa Jumlah bayi usia Perhitungan sampel Sampel


0-12 bulan
Durian luncuk 99 99 11
𝑛= x 85 = 11
720
Olak besar 29 29 4
𝑛= x 85 = 4
720
Simpang jelutih 38 38 4
𝑛= x 85 = 4
720
Jelutih 127 127 15
𝑛= x 85 = 15
720
Aur gading 35 35 4
𝑛= x 85 = 4
720
Paku aji 22 22 3
𝑛= x 85 = 3
720
Hajran 28 28 4
𝑛= x 85 = 4
720
Muara jangga 82 82 10
𝑛= x 85 = 10
720
Simpang karmio 69 69 8
𝑛= x 85 = 8
720
45

Karmio 76 76 9
𝑛= x 85 = 9
720
Koto boyo 44 44 5
𝑛= x 85 = 5
720
Matagual 36 36 4
𝑛= x 85 = 4
720
Simpang 35 35 4
𝑛= x 85 = 4
Aurgading 720

Jumlah 720 85

3.4 Definisi operasional


Table 3.2 Definisi Operasional Penelitian
Variabel Definisi Cara ukur Alat ukur Hasil Ukur Skala
Variabel devendent
Stimulasi Kegiatan Lembar Kuesioner 1. melakukan Ordinal
dini merangsang observasi (kpsp jika semua
perkembang kemampuan kemenkes) jawaban
an bayi dasar bayi 0-12 kuesioner ya
bulan agar bayi 2.tidak
tumbuh dan melakukan jika
berkembang terdapat satu
secara optimal atau lebih
jawaban
kuesioner tidak
Variabel indevendent
Pengetahuan pemahaman ibu Wawancara Kuesioner 1. Kurang Ordinal
ibu tentang langsung skor <60%
Pemberian dengan ibu
46

stimulasi dini menggunakan 2. Baik


pada kuesioner skor>60%)
Perkembangan (Nursalam,
bayi 0-12 bulan 2008)
Sikap ibu Respon atau Wawancara Kuesioner 1. Negative Ordinal
tanggapan ibu langsung <60%
terhadap dengan ibu 2. Positif
pemberian menggunakan >60%
stimulasi pada kuesioner (Rafika,202
bayi 0-12 bulan 0)

Praktik ibu Pemberian Wawancara Kuesioner 1. Tidak Ordinal


stimulasi pada langsung Skor <50%
bayi 0-12 bulan dengan ibu 2. Ya
menggunakan Skor >50%
kuesioner

3.5 Instrumen Penelitian


Pada pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan instrument berupa
kuesioner dengan wawancara langsung kepada responden. Kuesioner adalah
teknikdpengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi pertanyaan atau
pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawab.28 Kuesioner yang digunakan
adalah kuesioner KPSP dari kemenkes dan kuesioner yang dimodikfikasi dari Risma
Budianti (2015). Informasi yang ingin diperoleh antara lain mengenai tingkat
pengetahuan, sikap dan praktek ibu dalam memberikan stimulasi dini perkembangan
bayi 0-12 bulan.
47

3.6 Uji Kualitas Instrumen


3.6.1 Uji Validitas
Uji validtas dilakukan dengan tujuan untuk memenuhi tingkat kesesuaian dan
kecepatan alat ukur (kuesioner) dalamkmenilai suatu objek. Kuesioner dapat
dinyatakan valid apabila kuesioner bisa digunakan untuk mengukur sesuatu yang akan
diukur. Baik atau tidak kualitas kuesioner akan menunjukkan sejauh mana data yang
terkumpul dan sesuai dari gambaran variable yang akan diteliti. Kemudian rumus
dalam penentuan r tabel digunakan df=n-2. Pada tingkat kemaknaan 5% didapatkan r
tabel=0,444. Dari 20 pertanyaan tingkat pengetahuan ibu, 10 pertanyaan sikap ibu dan
4 pertanyaan untuk praktik ibu yang dilakukan uji validitas didapatkan bahwa nilai r
hitung (berkisar antara 0,458-0,670) > r tabel (0,444), sehingga seluruh pertanyaan
terkait dikatakan valid. Hasil uji validitas dilakukan didapatkan 15 pertanyaan valid
pada intsrumen tingkat penegathuan ibu , 8 pertanyaan valid untuk instrument sikap ibu
dan 4 pertanyaan valid untuk instrument praktik ibu.
3.6.2 Uji Reliabilitas
Uji realiabilitas digunakan untuk mengukur kuesioner yang merupakan indikator
dari variable penelitian. Kuesioner dikatakan reliabel jika jawaban seseorang terhadap
kuesioner stabil. Untuk menguji reliabilitas digunakan rumus Cronbach’s Alpha, Pada
uji reliabilitas pada penelitian ini dengan nilai koefisien Cronbach’s Alpha < 0,6 - 0,7.
Jika nilai Cronbach alpha > 0,60 maka kuesioner dinyatakan reliabel. jika nila
Cronbach alpha < 0,60 maka dinyatakan tidak reliabel.
3.7 Metode pengumpulan data
3.7.1 Jenis data
Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan kuesioner, jenis data
yang dikumpulkan dalam penelitian ini berasal dari data primer yaitu dengan cara
memberikan kuesioner kepada 85 sampel dengan melakukan wawancara kepada
responden untuk mendapatkan data tentang stimulasi dini perkembangan bayi, tingkat
pengetahuan ibu, sikap dan praktik ibu dalam memberikan stimulasi dini pada bayi 0-
12 bulan.
48

3.7.2 Teknik pengumpulan data


a) Pengajuan izin kepada kepala puskesmas durian luncuk untuk mengadakan
penelitian.
b) Peneliti membagikan kuesioner kepada setiap ibu yang memiliki anak usia 0-12
bulan. Sebelum melakukan pengisian kuesioner, peneliti menjelaskan informasi
mengenai tujuan dan manfaat penelitian kepada responden dan menjelaskan
tujuan dari keikutsertaan responden dalam penelitian.
c) Peneliti meminta pada responden untuk mengisi semua pertanyaan yang ada
dalam kuesioner.
d) Setelah responden selesai mengisi semua pertanyaan di kuesioner, kuesioner
dikumpulkan kembali kepada peneliti dan diperiksa kelengkapanya oleh peneliti.
e) Setelah itu dokumentasi untuk bukti bahwa kuesioner benar diisi oleh responden.

3.8 Pengolahan dan Analisis Data


3.8.1 Pengolahan Data
Data yang sudah terkumpul bisa diolah dengan cara manual dan menggunakan
komputer. Adapun tahapan-tahapan yang dilakukan dalam pengolahan data
yaitu:
a. Mengedit data (editing) pada tahapan ini, data yang telah dikumpulkan dilakukan
pemeriksaan dan perbaikan isian terkait kelengkapan dan ketepatan data tersebut
agar sesuai dengan variabel yang diteliti, diantaranya :
1. Jawaban lengkap, seluruh pertanyaan sudah terisi.
2. Jawaban dari responden pada setiap pertanyaan bisa dibaca dengan jelas.
3. Jawaban dengan pertanyaan telah relevan.
4. Seluruh jawaban konsisten dengan jawaban lainnya.
b. Pemberian kode (coding) setelah kuesioner diedit, tahap selanjutnya memberikan
kode numerik pada data yang terdiri dari beberapa kategori yang ada dikuesioner.
Data yang diperoleh, diolah menggunakan komputer melalui aplikasi pengolahan
data.
49

c. Memasukkan data (entri) memasukkan data yang telah dikumpulkan ke dalam


komputer untuk dilakukan analisis, melalui aplikasi pengolah data statistik.
d. Setelah memasukan data selesai, kemudian data di cek kembali untuk melihat ada
kesalahan kode atau ketidak lengkapan data Kemudian dilakukan koreksi dan
perbaikan

3.8.2 Analisis data


Setelah dilakukan pengolahan data yang sudah dijelaskan diatas, selanjutnya
data dianalisis menggunakan alat bantu computer dengan program olah data
statistik. Analisis data dalam penelitian ini yaitu uji normalitas data, analisis
univariat dan analisis bivariate.
a. Uji normalitas data
Sebelum dilakukan uji analisis pada setiap variabel akan di uji normalitas
terlebih dahulu. Uji normalitas penelitian ini menggunakan teknik kolmogolov
smirnov, dengan ketentuan yang digunakan apabila variabel signifikan > 0,05 maka
dapat dikatakan berdistribusi normal, begitu pula sebaliknya jika signifikasi < 0,05
maka dikatakan berdistribusi tidak normal.
b. `Analisis univariate
Analisis univariat digunakan untuk mendeskripsikan atau menjelaskan setiap
variabel hasil penelitian yang bertujuan untuk melihat gambaran distribusi dan
frekuensi dari semua variabel yang diteliti baik variabel dependent Stimulasi
perkembangan pada bayi maupun variabel indenpendent (Pengetahuan, sikap, dan
paraktik ibu) di Wilayah Kerja Puskesmas Durian Luncuk Kecamatan Batin XXIV.
Penyajian data dibuat dalam bentuk jumlah persentase
c. Analisis bivariat
Analisis ini dilakukan untuk memenuhi hubungan antara variabel yaitu hubungan
Pengetahuan, Sikap dan Parktik ibu (variabel indenpenden) dengan Stimulasi
perkembangan pada bayi (variabel dependen). Metode statistic yang digunakan
dalam menganalisis adalah uji chi-square. Uji Chi-Square merupakan uji yang
50

digunakan dalam analisis Bivariat dengan tingkat kemaknaan α = 5% (0,05) dan


tingkat kepercayaan 95%.
1. H0 ditolak jika p-value < 0,05 yang artinya bahwa ada hubungan antara variabel
Independen dengan variabel Dependen
2. Ha diterima jika p-value > 0,05 yang berarti bahwa tidak ada hubungan antara
variabel Independen dengan variabel Dependen
3.9 Etika penelitian
Etika dalam penelitian merujuk pada prinsip-pronsip etis yang diterapkan dalam
kegiatan proposal penelitian sampai publikasi hasil penelitian.
1. Informed Consent (lembar persetujuan)
Apabila inform concert telah disetujui oleh responden maka responden
mempunyai keterikatan dengan peneliti berupa kewajiban responden untuk
memberikan informasi yang diperlukan oleh peneliti. Tetapi sebaliknya jika
belum ada inform concert maka responden tidak mempunyai kewajiban
apapun terhadap peneliti atau pewawancara.
2. Anonymity (Tanpa nama)
Tidak memaparkan identitas responden, cukup dengan inisial tertentu
saja.
3. Confientally (Kerahasiaan)
informasi yang didapat dari responden penelitian.itu dirahasiakan 4.
Perlindungan dari ketidaknyamanan Memberikan perlindungan rasa aman
dan nyaman pada respond
3.10 Jalannya penelitian
Langkah-langkah penelitian yang dilakukan oleh peneliti adalah sebagai berikut:
1. Tahap persiapan
Pada tahap persiapan ini termasuk pada tahap awal penelitian yang meliputi
pengurusan perizinan penelitian serta persiapan lembar observasi dan kuesioner
yang akan disebarkan langsung kepada sampel yang memenuhi kriteria inklusi.
2. Tahap pelaksanaan
51

Tahap awal pelaksanaan penelitian yaitu melakukan wawancara kepada


responden yang memenuhi kriteria inklusi setelah itu melakukan wawancara
kepada responden berdasarkan pertanyaan yang ada didalam kuesioner.
3. Tahap akhir
Data dari kuesioner yang telah terkumpul diolah dengan pengolahan dan
analisis sesuai dengam metode analisis yang telah ditentukan. Data tersebut
dapat disajikan dalam bentuk tabel yang r, R2, 95% CI dan persamaan garis,
serta interpretasi hasil sehingga dilihat variabel yang diteliti memiliki hubungan
atau tidak.
BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 HASIL PENELITIAN

4.1.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian

Penelitian dilakukan di Wilayah Kerja Puskesmas Durian Luncuk , Puskesmas


durian luncuk terletak di Desa durian luncuk Kecamatan Batin XXIV Kabupaten
Batanghari Provinsi Jambi. Puskesmas durian luncuk mempunyai wilayah kerja yang
meliputi 13 desa yaitu Desa jelutih, simpang jelutih, olak besar, durian luncuk,
aurgading, simpang aurgading, hajran, pakuaji, muara jangga, matagual, kotoboyo,
karmeo, dan simpang karmeo yang tersebar didalam Kecamatan Batin XXIV dengan
luas wilayah 904,14 Km atau 15.58% dari total luas Kabupaten Batang Hari.
Kecamatan Batin XXIV berada pada lintang 01˚46'25,9'' dan 02 ˚00'48,7'' dan bujur
102˚47'08,1'' dan 103˚0550,3'' serta berada pada ketinggian 57m diatas permukaan
laut (DPL).

Gambar 4.1
Peta Wilayah Kerja Puskesmas Durian Luncuk

52
53

Batasan wilayah Puskesmas Durian Luncuk adalah :

a. Utara : Kecamatan MuaraTembesi.


b. Barat : Kecamatan Mersam
c. Timur : Kecamatan Muara Bulian
d. Selatan : Kecamatan Mandi Angin

Jumlah penduduk diwilayah kerja Puskesmas Durian Luncuk tahun 2021 adalah
sebesar 18.829 jiwa ( Laki- laki : 9.514 dan Perempuan 9.315 jiwa). Terdapat 14
posyandu aktif diwilayah kerja puskesmas durian luncuk.

Table 4.1 Data Sasaran

No Desa Baduta Batita Balita


1. Durian luncuk 99 144 244
2. Olak besar 29 45 73
3. Simpang jelutih 38 57 96
4. Jelutih 127 193 326
5. Desa aurgading 35 52 84
6. Pakuaji 22 33 58
7. Hajran 28 43 66
8. Muara jangga 82 119 196
9. Simpang karmeo 69 101 162
10. Karmeo 76 1 12 177
11. Kotoboyo 44 66 111
12. Matagual 36 54 88
13. Simpang aurgading 35 52 83
Total 720 1071 1764
Sumber : Data TU Puskesmas Durian Luncuk. 2021
54

Tabel 4.2

Jumlah Tenaga Medis di Puskesmas Durian Luncuk Tahun 2021

Tenaga Kesehatan (n) (%)


Dokter spesialis 0 0%
Dokter umum 3 5.0%
Dokter gigi 1 1.6%
Bidan 16 27.1%
Perawat 17 28.8%
Perawat gigi 2 3.3%
Farmasi / asisten farmasi 1 1.6%
Kesmas 1 1.6%
Sanitarian 2 3.3%
Nutrition 1 1.6%
Pranata laboratorium 3 5.0%
Tenaga Non Kesehatan 12 20.3%
Total 59 100%
Sumber : Data TU Puskesmas Durian Luncuk. 2021

Berdasarkan tabel diatas bahwasanya dapat dilihat belum terdapat Dokter


Spesialis di Puskesmas Durian Luncuk. Untuk Dokter Umum sebanyak 3 orang (5 %)
dan dokter gigi 1 orang (1,6%), di Puskesmas Durian Luncuk tenaga kesehatan yang
paling banyak adalah perawat berjumlah 17 orang (28,8%) dan yang terbanyak kedua
adalah Bidan berjumlah 16 orang (27,1%).

4.1.2 Karakteristik Responden

Gambaran umum karakteristik responden di Wilayah Kerja Puskesmas Durian Luncuk


Kecamatan dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
55

Table 4.3
Distribusi Responden Berdasarkan Karakteristik Responden Di Puskesmas
Durian Luncuk Kecamatan Batin XXIV Tahun 2020

No Karakteristik (n) (%)


1. Usia Bayi
0-3 bulan 12 14.11%
4-6 bulan 34 40%
7-9 bulan 22 25.8%
10-12 bulan 17 20%
2. Pendidikan ibu
Tamat SD 14 16.4%
27.05%
Tamat SMP 23
41.17%
Tamat SMA 35
5.8%
Tamat diploma 5
9.4%
Tamat S1 8
3. Pekerjaan ibu
IRT 74 87%
Bidan 3 3.5%
Guru 4 4.7%
Swasta 4 4.7%
4. Umur ibu
18-25 38 44.7%
26-35 33 38.8%
36-45 14 16.4%
Sumber : Data Primer Terolah 2021
56

Berdasarkan tabel distribusi sampel pada tabel 4.3 di atas, menunjukkan bahwa
karakteristik responden penelitian berdasarkan usia bayi sebagian besar adalah usia 4-
6 bulan sebanyak 34 (40%), berdasarkan pendidikan orang tua sebagian besar adalah
tamat SMA yaitu sebanyak 35 (41.17%), berdasarkan perkerjaan orang tua sebagian
besar adalah Ibu Rumah Tangga sebanyak 74 (87%).

4.2 Analisis Univariat

Analisis Univariat yaitu analisis yang dilakukan untuk mendiskripsikan suatu


karakteristik dari masing-masing variabel dalam bentuk angka ataupun presentase dari
masing-masing variabel dengan memperlihatkan distribusi frekuensi pada setiap
variabel yang dapat menjadi informasi berguna. Berikut hasil analisis univariat dalam
penelitian yaitu:

4.2.1 Pengetahuan Ibu


Pengetahuan merupakan jawaban benar yang diberikan ibu merupakan hasil
tahu tentang stimulasi dini perkembangan pada bayi usia 0-12 bulan. Pengetahuan ibu
dikatakan baik jika skor jawaban >60% dan pengetahuan dikatakan kurang jika skor
jawaban <60%. Pengetahuan responden secara keseluruhan dapat dilihat dari table 4.4
dibawah ini :
Table 4.4

Distribusi Frekuensi Pengetahuan Ibu denganStimulasi Perkembangan


Bayi 0-12 Bulan Di Wilayah Kerja Puskesmas Durian Luncuk Tahun
2021
No Tingkat Pengetahuan Jumlah Persentase%
1. Kurang 13 15.3%
2 Baik 72 84,7%
Total 85 100%
Sumber : Data Primer Terolah 2021
57

Hasil analisa data pada table diatas menunujukkan bahwa ibu yang memiliki
pengetahuan yang baik sebesar 84.7% dan ibu yang yang memiliki pengetahuan kurang
sebesar 15.3%. Sebagian besar dari responden berpengetahuan baik.

4.2.2 Sikap Ibu


Sikap ibu tentang stimulasi dini perkembangan pada bayi usia 0-12 bulan yang
merupakan respon atau tanggapan yang masih tertutup dari ibu tentang stimulasi dini
perkembagan pada bayi. Sikap ibu dikatakan positif jika skor jawaban >60% dan
pengetahuan dikatakan kurang jika skor jawaban <60%. Pengetahuan responden secara
keseluruhan dapat dilihat dari table 4.5 dibawah ini :
Table 4.5
Distribusi Frekuensi Sikap Ibu dalam pemberian Stimulasi Perkembangan
Bayi 0-12 Bulan Di Wilayah Kerja Puskesmas Durian Luncuk Tahun 2021

No Sikap Jumlah Persentase%


1. Negative 49 57.6%
2 Positif 36 42.4%
Total 85 100%
Sumber : Data Primer Terolah 2021

Hasil analisa data pada table diatas menunujukkan bahwa ibu yang memiliki sikap yang
positif sebesar 42.4% dan ibu yang yang memiliki sikap negative sebesar 57.6%. hasil
ini menunjukkan mayoritas ibu memiliki sikap negative yang cenderung tidak
melakukan stimulasi pada bayi.

4.2.3 Praktik Ibu

Praktik ibu dalam memberikan stimulasi pada bayi 0-12 bulan mengacu pada
keterampilan ibu pada perilaku pengasuhan ibu dalam memberikan stimulasi dini pada
bayi. Praktik dilakukan jika skor jawaban >50% dan praktik tidak dilakukan jika skor
jawaban <50%. Praktik yang dilakukan ibu secara keseluruhan dapat dilihat dari table
4.6 dibawah ini :
58

Table 4.6
Distribusi Frekuensi Praktik Ibu Tentang Stimulasi Perkembangan Bayi 0-
12 Bulan Di Wilayah Kerja Puskesmas Durian Luncuk Tahun 2021

No Praktik Jumlah Persentase%


1. Tidak 10 11.8%
2 Ya 75 88.2%
Total 85 100%
Sumber : Data Primer Terolah 2021

Hasil analisa data pada table diatas menunujukkan bahwa ibu yang melakukan praktik
stimulasi sebesar 88.2% dan ibu yang tidak melakukan praktik stimulasi sebesar
11.8%.

4.2.4 Stimulasi Perkembangan Bayi

Stimulasi merupakan kegiatan merangsang kemampuan dasar bayi yang


dilakukan ibu untuk perkembangan bayi yang optimal. Ibu dikatakan melakukan
stimulasi jika menjawab semua pertanyaan dan dikatakan tidak melakukan stimulasi
jika terdapat satu atau lebih jawaban tidak. Stimulasi yang dilakukan ibu secara
keseluruhan dapat dilihat dari table 4.7 dibawah ini :

Table 4.7
Distribusi Frekuensi Stimulasi Perkembangan Bayi 0-12 Bulan Di Wilayah
Kerja Puskesmas Durian Luncuk Tahun 2021

No Stimulasi Jumlah Persentase%


1. Tidak melakukan 13 15.3%
2 Melakukan 72 84.7%
Total 85 100%
Sumber : Data Primer Terolah 2021
59

Hasil analisa data pada table diatas menunujukkan bahwa ibu yang melakukan
stimulasi pada bayi sebesar 84.7% dan ibu yang tidak melakukan stimulasi pada bayi
sebesar 15.3%.

4.3 Analisis Bivariat

Analisis bivariat yaitu analisis untuk mengetahui apakah ada hubungan yang
signifikan antara variabel dependen dengan variabel independen. Analisis data yang
digunakan pada penelitian ini adalah uji Chi Square dengan tingkat kepercayaan 95%.

4.3.1 Hubungan Pengetahuan Ibu Dalam Memberikan Stimulasi


Perkembangan Pada Bayi 0-12 Bulan

Hasil analisis bivariat antara variabel pengetahuan ibu dengan stimulasi


perkembangan bayi usia 0-12 bulan di Wilayah Kerja Puskesmas Durian Luncuk
Kecamatan Batin XXIV Tahun 2021 dapat dilihat pada tabel sebagai berikut :

Table 4.8 Tabulasi Silang Hubungan Pengetahuan Ibu Dengan Stimulasi Dini
Perkembangan Bayi Usia 0-12 Bulan

Stimulasi P value OR
Tidak Ya Total (95% CI)
Pengetahuan N % N % N %
Kurang 9 69.2 4 30.8 13 100 0.000 38,250
Baik 4 5.6 68 94.4 72 100 (8,114-180,304)
Sumber : Data Primer Terolah 2021

Berdasarkan tabel 4.8 di atas dapat dilihat pengetahuan ibu yang baik dan
melakukan stimulasi pada bayi terdapat 68 orang (94.4%) dan ibu yang berpengetahuan
kurang dan tidak melakukan stimulasi terdapat 4 orang (30.8%). Ada hubungan yang
signifikan antara pengetahuan ibu dalam pemberian stimulasi perkembangan pada
bayi. Hasil uji statistik diperoleh nilai (p-value= 0,000) dengan nilai (OR (Odd ratio)=
38,250), dan (95%Cl=8,114-180,304). OR 38,250 yang berarti pengetahuan ibu
60

beresiko 38,250 lebih besar tidak melakukan stimulasi yaitu 12,462 dibandingkan
dengan ibu yang melakukan stimulasi. Sehingga dapat disimpulkan bahwa ada
hubungan antara pengetahuan ibu dalam pemberian stimulasi dini pada perkembangan
bayi 0-12 bulan di Wilayah Kerja Puskesmas Durian Luncuk Kecamatan Batin XXIV
Tahun 2021.

4.3.2 Hubungan Sikap Ibu Dalam Memberikan Stimulasi Perkembangan Pada


Bayi 0-12 Bulan.
Hasil analisis bivariat antara variable sikap ibu dengan stimulasi perkembangan
bayi usia 0-12 bulan di Wilayah Kerja Puskesmas Durian Luncuk Kecamatan
Batin XXIV Tahun 2021 dapat dilihat pada tabel sebagai berikut :

Table 4.9 Hubungan Sikap Ibu Dengan Stimulasi Dini


Perkembangan Bayi Usia 0-12 Bulan

Stimulasi Total P- OR
Tidak Ya value (95% CI)
Sikap N % N % N %
Negative 12 24.5 37 75.5 49 100 0.015 11.351
Positif 1 2.8 35 97.2 36 100 (1,402-91,930)
Sumber : Data Primer Terolah 2021

Berdasarkan tabel 4.9 di atas dapat dilihat sikap ibu dinyatakan positif dan
melakukan stimulasi pada bayi terdapat 35 orang (97.2%) dan ibu yang memiliki sikap
negative dan tidak melakukan stimulasi terdapat 37 orang (75.5%). Ada hubungan
yang signifikan antara sikap ibu dalam pemberian stimulasi perkembangan pada bayi.
Hasil uji statistik diperoleh nilai (p-value= 0,015) dengan nilai (OR (Odd ratio)=
11,351), dan (95%Cl=1,402-91,930). OR 11,351 yang berarti sikap ibu beresiko lebih
besar tidak melakukan stimulasi yaitu 8.816 dibandingkan dengan ibu yang melakukan
stimulasi. Sehingga dapat disimpulkan bahwa ada hubungan antara sikap ibu dengan
61

pemberian stimulasi dini pada perkembangan bayi 0-12 bulan di Wilayah Kerja
Puskesmas Durian Luncuk Kecamatan Batin XXIV Tahun 2021.

4.3.3 Hubungan Praktik Ibu Dalam Pemberian Stimulasi Dini Perkembangan


Pada Bayi 0-12.

Hasil analisis bivariat antara variable praktik ibu dengan stimulasi


perkembangan bayi usia 0-12 bulan di Wilayah Kerja Puskesmas Durian Luncuk
Kecamatan Batin XXIV Tahun 2021 dapat dilihat pada tabel sebagai berikut :

Table 4.10 Hubungan Praktik Ibu Dengan Stimulasi Dini


Perkembangan Bayi Usia 0-12 Bulan

Stimulasi Total P- OR
Tidak Ya value (95% CI)
Praktik N % N % N %
Tidak 8 80.0 2 20.0 10 100 0.000 56.000
Ya 5 6.7 70 93.3 75 100 (9,298-337,284)
Sumber : Data Primer Terolah 2021

Berdasarkan tabel 4.10 di atas dapat dilihat ibu yang melakukan praktik stimulasi
pada bayi terdapat 70 (93.3%) dan ibu yang tidak melakukan praktik stimulasi terdapat
2 orang (20.0%). Ada hubungan yang signifikan antara praktik ibu dengan pemberian
stimulasi perkembangan pada bayi. hasil uji statistik diperoleh nilai (p-value= 0,000)
dengan nilai (OR (Odd ratio)= 56,000), dan (95%Cl=9,298-337,284). Berarti praktik
ibu beresiko 56,000 lebih besar tidak melakukan praktik yaitu 12,000 dibandingkan
dengan ibu yang melakukan praktik stimulasi. Sehingga dapat disimpulkan bahwa ada
hubungan antara praktik ibu dengan pemberian stimulasi dini pada perkembangan bayi
0-12 bulan di Wilayah Kerja Puskesmas Durian Luncuk Kecamatan Batin XXIV Tahun
2021.
62

4.4 PEMBAHASAN
4.4.1 Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu dengan Pemberian Stimukasi Dini
Perkembangan Pada Bayi 0-12 Bulan

Hasil penelitian diperoleh berdasarkan pengisian kuesioner yang menunjukkan


ibu yang memiliki_pengetahuan yang baik sebanyak 68 orang (94.4%) dan ibu yang
memiliki_pengetahuan kurang sebanyak 4 orang (30.8%). Jadi dapat disimpulkan
bahwa sebagian besar ibu memiliki pengetahuan yang baik tentang stimulasi dini
perkembangan pada bayi.

Penelitian ini sejalan dengan penelitian Rafika sari (2020) hasil dari
penelitiannya menunjukkan ada hubungan yang signifikan antara pengetahuan ibu
tentang stimulasi perkembangan motorik kasar anak dengan nilai P = 0,000 < 0,05.
Menurut Jufia, (2020) menjelaskan bahwa ibu yang memiliki pengetahuan baik tentang
stimulasi motoric kasar akan memiliki anak dengan perkembangan motorik kasar yang
normal. Namun bila pengetahuan ibu kurang maka kemampuan ibu dalam mengasuh
sekaligus mengontrol perkembangan anaknya tentu tidak optimal.29

Penelitian sejalan dengan Penelitian Ramadia, (2021) Hasil penelitian


menunjukkan ada hubungan antara pengetahuan orangtua tentang stimulasi
perkembangan anak dengan tahap tumbuh kembang anak dengan (P-value 0,033<
0,05).30 Penelitian dilakukan Hasanah, et al (2019), menunjukkan bahwa tingkat
pengetahuan ibu berhubungan dengan perkembangan anak akan mempengaruhi proses
komunikasi orangtua. Perkembangan anakpakan sangat tergantung dari pola asuh yang
diterapkan orangtua/keluarga di rumah. Stimulasi perkembanganpyang diberikan ibu
kepada anak, berfungsi untuk merangsang daya pikir dan imajinasi anak.31

Penelitian ini juga sejalan dengan nurul alfiyah Hasil penelitian diperoleh p
value (0,000) < α (0,05) Maka Ha diterima, Ada hubungan yang bermakna antara
63

Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Stimulasi Dengan Perkembangan Anak Usia 0-24
Bulan Di Desa Triguno Kecamatan Pucakwangi Kabupaten Pati.32

Penelitian juga sejalan dengan penelitian Ririn mutia (2017) Hasil analisa data
menggunakan uji chi-square diperoleh p-value yaitu 0,006, yang mana p-value < α
(0,006 < 0,05) yang menunjukan terdapat hubungannyang signifikan antara tingkat
pengetahuan ibu tentangnstimulasi dengan perkembangan balita di Posyandu Wilayah
Kerja Puskesmas Simpang Baru yang ditunjukkan dengan nilai.33

Semakin baik pengetahuan ibu tentang stimulasi, maka anak akan memiliki
perkembangannyang sesuai dengan tahap perkembangannnya. Dan disimpulkan
bahwakpengetahuan ibu yang baik akan memberikan hasil yang baik, artinya jika
pengetahuan ibu baik tentang stimulasi maka perkembangan anak akan sesuai dengan
memberikan efek yang kurang baik terhadap perkembanganpanak. (Khairani, 2019).23

Penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian ini yaitu penelitian yang dilakukan
oleh Hidayati (2012) yang meneliti hubungan antara pengetahuan ibu tentang
perkembangan anak dengan perkembangan psikomotor anak usia 3-5 tahun tidak
terdapat hubungan. Dengan uji chi square didapatkan nilai p = 0,266 lebih besar dari
tingkat kemaknaan α = 0,05 Tidak adanya hubungan yang bermakna secara statistic
antara pengetahuan ibu tentang perkembangan anak dengan perkembangan psikomotor
anak usia 3-5 tahun.33

Hasil penelitian ini berbeda dengan penelitian Waode (2017) hasil penelitian
menujukkan bahwa mayoritas ibu memiliki pengetahuan kurang sebesar 57,9% ini
disebabkan oleh pendidikan, belum berpengalaman mengurus anak dan kurang
mendapatkan informasi tentang menstimulasi anak. Hal seperti ini dibutuhkan
pendidikan kesehatan kepada ibu untuk menstimulasi perkembangan bayi sejak dini.34

Penelitian ini sependapat dengan teori bahwa pengetahuan merupakan hasil dari
pengamatan seseorang terhadap suatu objek melalui panca inderanya. Jika seseorang
64

tidak memiliki pengetahuan maka seseorang terebut tidak memiliki landasan untuk
menentukan tindakan dalam menyelesaikan masalah yang dihadapi.21

Pengetahuan ibu tentang perkembangan anak sangat erat kaitannya dengan


hasil perkembangan anak yang positif. Ibu memainkan peran penting dalam menilai
perkembangan anak pada pengamatan dengan mengidentifikasi tonggak
perkembangan yang sesuai. Penelitian sebelumnya mengungkapkan bahwa ada
hubungan yang kuat antara karakteristik demografi dan Pengetahuan Ibu dan hal itu
sangat berpengaruh pada perkembangan pengasuhan anak.6

Faktor yang sangat mempengaruhi perkembangan awal anak adalah dari


keluarga, adalah seorang ibu. Ibu yang memiliki pengetahuan yang baik tentang cara
menstimulasi anak, ini akan membantu ibu menjadi sadar dan mengerti tentang
keterlambatan dalam tingkat perkembangan anak. Dari hal tersebut jelas terlihat bahwa
pengetahuan yang dimiliki ibu akan membawa ibu untuk berusaha dan melakukan
stimulasi yang tepat pada anaknya agar tidak mengalami gangguan perkembangan.22

Pentingnya orangtua mengikuti promosi kesehatan tentang tumbuh kembang


sedini mungkin agar orangtua tahu bagaimana cara bersikap dan memahami
perkembangan anak sesuai umur itu seperti apa dan juga peranan ibu sangat bermanfaat
bagi proses perkembangan bayi secara keseluruhan. Karena orang tua dapat segera
mengenali kelebihan proses perkembangan anaknya dan sedini mungkin memberikan
stimulasi pada tumbuh kembang anak yang menyeluruh dalam aspek fisik, mental, dan
sosial. Orangtua harus memahami tahap-tahap perkembangan anak agar anak bisa
tumbuh kembang secara optimal yaitu dengan memberi anak stimulasi. Untuk dapat
meningkatkan pengetahuan serta motivasi ibu, petugas promosi kesehatan dan bidan
bekerja sama dengan para kader untuk memberikan informasi serta melakukan
pembinaan dan pendampingan diposyandu tentang pentingnya stimulasi dini
perkembangan dan cara mendeteksi gangguan pertumbuhan dan perkembangan anak
sedini mungkin.
65

4.4.2 Hubungan Sikap Ibu dengan Pemberian Stimukasi Dini Perkembangan


Pada Bayi 0-12 Bulan,

Hasil penelitian diperoleh berdasarkan pengisian kuesioner yang menunjukkan


ibu yang memiliki sikap positif sebanyak 35 orang (97,2%) dan ibu yang memiliki
sikap negative sebanyak 37 orang (75.5%). Jadi dapat disimpulkan bahwa sebagian
besar ibu memiliki sikap yang negative dibanding sikap positif tentang stimulasi dini
pada bayi.

Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan Candra (2018)


diketahui ada hubungan sikap dengan perkembangan motorik halus anak dengan
(p=0,002). Tingkat hubungan cukup kuatpdan positif artinyapssemakinbaikksikap
makansemakinNbaiknperkembangan motoric halus anak. Sikap memang menjadi
faktor pendahulu bagi tindakan seseorang untuk memberikan stimulasi dini motoric
anak.Tanpa persetujuan yang ada di dalam pikiran seseorang mustahil seseorang akan
melakukan suatu tindakan. Jika anak tidak mendapatkan stimulasi dini maka
perkembangan tidak dapat berjalan optimal seperti yang diharapkan. Sebaliknya jika
ibu setujuoterhadap perlunyaostimulasi maka kemungkinan besar ibu akan melakukan
stimulasi dan perkembanagan motoric anak dapat berkembang secarapoptimal.24

Penelitian ini sejalan dengan penelitian Mia, dkk (2017). Berdasarkan hasil
penelitian Hasil penelitian menunjukan bahwa sikap responden terhadap stimulasi
tumbuh kembang sebagian besar termasuk kategori positif yaitu 29 orang (51.8%) dan
yang bersikap negatif sebanyak 27 orang (48.2%). P=0.000 ada hubungan sikap ibu
dengan stimulasi perkembangan pada bayi usia 6-12 bulan. Salah satu cara
efektifnuntuk dapat meningkatkannsikapoibundalam menstimulasi pertumbuhan dan
perkembangan anak adalah dengan memberikan informasi mengenai stimulasi, melalui
media massa, tenaga kesehatan tentang pentingnya menstimulasi pertumbuhan dan
perkembangan anakpsehingga dapat memberikannpemahamanmyangmbaru dan
mengubahnpola pikir ibu.12
66

Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan Rafika (2020) hasil
penelitian menunjukkan Ada hubungan antara sikap ibu tentang stimulasi terhadap
perkembangan motorik kasar anak dengan nilai P = 0,000 < 0,05. Sikap seseorang
dianggap juga berperan penting dalam kehidupan seseorang terbukti pada beberapa
hasil penelitian menjelaskan bahwa orang yang memiliki sikap positif cenderung
kurang mengalami masalah kesehatan sedangkan orang yang memilki sikap negatif
justru sebagian besar mengalami masalah kesehatan karena orang yang memilki sikap
negative kurang memperhatikan dalam menjaga kesehatannya.29

Penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian Wijayanti (2017), hasil penelitian
menunjukkan Sebagian besar ibu (60%) telahpmenunjukkan sikap positif terhadap
stimulasimperkembanganmanak. Sedangkan_tahappperkembanganmmotorik kasar
anak di dapatkan hasil perkembangan yangnnormal sebanyak 17 anak (85%), dan 3
anak (15%) masuk dalam kategori tidak dapat di tes. Dalamnpenelitian ini H0nditerima
danNH1 ditolak, artinya berdasarkanphubungan sikap ibu dengan tahap perkembangan
di dapatkan hasil tidak ada hubungan sikap ibu tentang stimulasi perkembangan
dengan tahap perkembangan.35

Sikap adalah suatu reaksi atau tanggapan yang dari seseorang terhadap suatu
peristiwa terhadap suatu objek.21 Sikaplah yang menentukan sifat, hakikat, baik
perbuatan sekarang maupun perbuatan yang akan dating. Sikap memang menjadi faktor
pendahulu (predisposing factor) bagi tindakan seseorang (practice) untuk memberikan
stimulasi dini motorik halus. Tanpa persetujuan yang ada di dalam pikiran seseorang
mustahil seseorang akan melakukan sesuatu. Berkaitan dengan hal ini artinya tanpa
setuju untuk memberikan stimulasi dini motorik halus maka mustahil ibu memberikan
stimulasi dini motorik halus pada anaknya. 24

Salah satu cara efektif untuk dapat meningkatkan sikap ibu dalam menstimulasi
pertumbuhan dan perkembangan anak adalah dengan memberikan informasi yang
bermanfaat, baik melalui media massa maupun tenaga kesehatan setempat tentang
67

pentingnya menstimulasi pertumbuhan dan perkembangan anak balita dengan gizi


kurang sehingga dapat memberikan pemahaman yang baru dan mengubah pola pikir
ibu. Sikap timbul karena adanya stimulus sehingga terbentuknya suatu sikap dimana
sikap ini dipengaruhi oleh lingkungan sosial, kebudayaan, keluarga, norma, dan adat
istiadat. 25

Sikap seseorang dianggap juga berperan penting dalam kehidupan seseorang


terbukti pada beberapa hasil penelitian menjelaskan bahwa orang yang memiliki sikap
positif cenderung kurang mengalami masalah kesehatan sedangkan orang yang
memilki sikap negatif justru sebagian besar mengalami masalah kesehatan karena
orang yang memilki sikap negative kurang memperhatikan dalam menjaga
kesehatannya

4.4.3 Hubungan Praktik Ibu dengan Pemberian Stimukasi Dini Perkembangan


Pada Bayi 0-12 Bulan

Hasil penelitian diperoleh berdasarkan pengisian kuesioner yang menunjukkan


ibu yang melakukan praktik stimulasi sebanyak 70 orang (93.3%) dan ibu yang yang
tidak melakukan stimulasi sebanyak 2 orang (20.0%). Ada hubungan yang signifikan
antara praktik ibu dengan pemberian stimulasi perkembangan pada bayi. hasil uji
statistik diperoleh nilai (p-value= 0,000) dengan nilai (OR (Odd ratio)= 56,000), dan
(95%Cl=9,298-337,284).

Penelitian ini sejalan dengan penelitian Riska (2017) hasil penelitian dengan
Significancy 0,001 Oleh karena p < 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa terdapat
korelasi yang bermakna, sehingga H0 ditolak dan H1 diterima yang berarti ada
hubungan kemampuan ibu melakukan stimulasi dengan perkembangan bayi usia 3-6
bulan. Nilai korelasi spearman sebesar 0,532 menunjukkan bahwa arah korelasi positif
dengan kekuatan korelasi sedangi. Kemampuan ibu baik dalam melakukan stimulasi
ini berarti ibu dapat melakukan praktik pemberian stimulasi dengan baik sehingga
perkembangan anak dapat optimal.7
68

Penelitian ini juga sejalan dengan penelitian Meilita (2019) Berdasarkan hasil
penelitianpdiketahuipbahwa praktik pengasuhan ibu memengaruhi secara langsung
positif signifikan terhadap perkembangan sosial emosi anak. Sejalan dengan hasil uji
korelasiypearson bahwa praktik pengasuhan ibu berhubungan positif signfikan dengan
perkembangan sosial emosisanak. Ini berarti, anak yang mendapatkan praktik
pengasuhan dalam pemberian stimulasi yang baik memilikimdampak yang positif
terhadap perkembangan sosialpemosinya. Praktikmpengasuhan ibu yang baik dalam
pemberiannstimulasi dipengaruhi oleh kematanganpdanckesiapan ibu untuk
menjadinorang tua.37

Rockers et al (2018) dalam penelitiannya menunujukkan bahwa Praktik


pengasuhan merupakan tindakan yang dapat meningkatkan perkembangan anak,
khususnya pertumbuhan fisik.38 Pemberiannstimulasinakan efektif jika
memperhatikannkebutuhan anak sesuai tahapan perkembangannya terutama apabila
dilakukan padapperiode kritis (golden period). Semakin dini stimulasi yang diberikan,
maka perkembangan anak akan semakin baik (Febrina, 2016).39 Semakin sering
stimulasi diberikan maka pengetahuan anak akan menjadi luas sehingga perkembangan
anak semakin optimal. Seorang ibu harus mampu dan dapat memberikan stimulasi
yang benar pada anak dengan sesuai kebutuhan dan tahap pada perkembangan anak.

Hasil penelitian ini berbeda dengan penelitian Waode (2017) hasil penelitian
menujukkan bahwa tindakan menstimulasi perkembangan yang ditunujukkan ibu
sebagian besar dalam kategori kurang (52,6%) ini disebabkan oleh kurangnya
pengetahuan serta sikap yang juga kurang baik. Dari hasil wawancara ibu yang memilki
tindakan baik sering keposyandu dan mendapat penyuluhan tentang perkembangan
bayi sesuai usia. Sebaliknya ibu yang memiliki tindakan yang kurang baik cenderung
kurang dalam menstimulasi perkembangan anak.34 Stimulasi perkembangan anak yang
dilakukan oleh ibu akan menjadikan anak lebih mudah dan cepat dalam mencapai
setiap tugas perkembangan yang meliputi motorik kasar, motorik halus, bahasa, dan
sosial kemandirian. Stimulasi perkembangan anak yang dilakukan ibu pasti didasari
69

dengan pengetahuan ibu tentang stimulasi kemudian ibu berpikir dan mempersepsikan
tentang stimulasi dan kemudian bersikap dan kemudian akan melakukan perilaku
stimulasi.40

Praktik atau keterampilan mengacu pada perilaku pengasuhan atau pendekatan


untuk membesarkan anak yang dapat membentuk bagaimana seorang anak
berkembang. Praktik berhubungan dengan cara-cara melibatkan atau perilaku praktik
terkait dengan pengetahuan dan sikap, dan sering melibatkan penerapan pengetahuan.26

Praktik pengasuhan ibu menggambarkan serangkaian stimulasi yang dilakukan


ibu yang bermanfaat untuk mengoptimalkan tumbuh kembang anak, mencakup asah,
asih, asuh. Alata ukur praktik pengasuhan ibu terdiri dari dimensi asah (stimulasi
motorik, stimulasi kognitif, stimulasi bahasa, stimulasi sosial dan emosi), dimensi asih
(kehangatan orang tua), dan dimensi asuh (praktik gizi dan kesehatan), dimana alat
ukur tersebut diberikan kepada ibu dengan pilihan jawaban yang digunakan, yaitu tidak
pernah, jarang, sering, dan selalu.27

Praktikppengasuhan memiliki efektifitas danpperanan yang penting dalam


membantu meningkatkan perkembangan anak dengan melalui interaksi yang aktif dan
responsiveyantara orang tua dan anak akan membantu memberikan stimulasi untuk
peningkatan perkembangannya. Praktik pengasuhanmyang baik dan benar dapat
meningkatkanmpertumbuhan dan perkembanganpanak. Hal ini terjadi karena adanya
interaksi antara orangtua dan anak ketika melakukan stimulus sehingga perkembangan-
pun tejadi secara optimal .36

Jadi dapat disimpulkan bahwa sebagian besar ibu melakukan praktik pemberian
stimulasi dini pada bayi. Praktik atau keterampilan mengacu pada perilaku pengasuhan
untuk membesarkan anak yang dapat membentuk bagaimana seorang anak
berkembang. Praktik berhubungan dengan cara-cara yang melibatkan pengetahuan,
sikap, dan sering melibatkan penerapan pengetahuan.
70
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan Penelitian

Berdasarkan hasil penelitiian Hubungan Pengetahuan, Sikap Dan Praktik Ibu


Dalam Stimulasi Perkembangan Bayi 0-12 Bulan Diwilayah Kerja Puskesmas Durian
Luncuk Kecamatan Batin XXIV Tahun 2021, maka diperoleh kesimpulan sebagai
berikut :

1. Tingkat pengetahuan ibu tentang stimulasi dini perkembangan pada bayi 0-12
bulan sebesar 84,7% berpengetahuan baik dan sebesar 15.3% berpengetahuan
kurang. Mayoritas ibu memiliki pengetahuan yang baik tentang stimulasi dini
perkembangan pada bayi.
2. Sikap ibu dalam pemberian stimulasi dini pada bayi 0-12 bulan sebesar 57,6%
ibu memiliki sikap negative dan sebesar 42.4% ibu memiliki sikap yang positif.
Dari hasil peneliatian ini sebagian besar ibu memiliki sikap yang negative.
3. Praktik ibu dalam pemberian stimulasi dini perkembangan bayi 0-12 bulan
Sebesar 88.2% Ibu melakukan praktik stimulasi dini pada bayi usia 0-12 bulan
dan sebesar 11.8% ibu tidak melakukan praktik stimulasi dini pada bayi usia 0-
12 bulan.
4. Berdasarkan hasil analisis ibu yang melakukan stimulasi perkembangan sebesar
84,7% dan sebesar 15,3 % tidak melakukan stimulasi perkembangan. Ini berarti
sebagian besar ibu melakukan stimulasi dan perkembangan bayi sesuai dengan
usia hanya sebagian kecil ibu yang tidak melakukan stimulasi dan
perkembangan tidak sesuai usia.
5. Ada hubungan yang bermakna antara pengetahuan ibu dengan pemberian
stimulasi dini pada perkembangan bayi 0-12 bulan. Dibuktikan dengan nilai P-
value 0,000 (p<0,05) dan OR sebesar 38.250 (95% CI 8.144-180.304). yang

71
72

artinya hasil penelitian menunjukkan sebagian besar ibu memiliki pengetahuan


yang baik dalam pemberian stimulasi perkembangan ada bayi 0-12 bulan.
6. Ada hubungan yang bermakna antara sikap ibu dengan pemberian stimulasi
dini pada perkembangan bayi 0-12 bulan. Dibuktikan dengan nilai P-value
0,015 (p<0,05) dan OR sebesar 11.351 (95% CI 1.402-91.930). sebagian besar
ibu yang memiliki sikap negative yang beresiko tidak melakukan pemberian
stimulasi dini perkemabangan pada bayi 0-12 bulan.
7. Ada hubungan yang bermakna antara praktik ibu dengan pemberian stimulasi
dini pada perkembangan bayi 0-12 bulan. Dibuktikan dengan nilai P-value
0,000 (p<0,05) dan OR sebesar 38.250 (95% CI 8.144-180.304). sebagian
besar ibu melakukan praktik pemberian stimulasi dini perkembangan pada bayi
0-12 bulan.

5.2 SARAN
1. Bagi Institusi Pendidikan
Diharapkan hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai sumber bacaan untuk
menambah wawasan bagi mahasiswa Program Studi Imu Kesehatan
Masyarakat Universitas Jambi.
2. Bagi Puskesmas
Diharapkan petugas promosi kesehatan dan bidan dapat melakukan pelatihan
dan pembinaan pada para kader dan ibu-ibu untuk meningkatkan pengetahuan
tentang tumbuh kembang anak, serta mendeteksi atau memberikan stimulasi
dini perkembangan bayi berdasarkan beberapa aspek perkembangan seperti
perkembangan kemampuan motorik kasar dan halus, perkembangan
kemampuan memahami perkataan orang serta perkembangan kemampuan
berbicara.
3. Bagi Masyarakat
Dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan
masyarakat tentang stimulasi dini perkembangan pada anak. Dengan
73

pengetahuan yang baik diharapkan orang tua mampu memberikan stimulasi


yang benar sesuai kebutuhan dan usia anak.
4. Bagi Orang Tua
Bagi orang tua diharapkan dapat memberikan stimulasi dini sesuai usia anak
dan kebutuhan dengan memperhatikan waktu interaksi dan media permainan
yang digunakan anatara anak dan orang tua.
5. Bagi Peneliti
Perlu penelitian lebih lanjut tentang faktor-faktor yang berhubungan dengan
perkembangan motorik halus balita seperti keterkaitan lingkungan serta pola
asuh agar usaha mengoptimalkan laju perkembangan generasi penerus dapat
terwujud.
74

DAFTAR PUSTAKA

1. Sunarsih T. Tumbuh Kembang Anak. Pertama. (Sw A, Ed.). Pt.Remaja


Rosdakarya; 2018.
2. Syahailatua J, Kartini K. Pengetahuan ibu tentang tumbuh kembang
berhubungan dengan perkembangan anak usia 1-3 tahun. J Biomedika dan
Kesehat. 2020;3(2):77-83. doi:10.18051/jbiomedkes.2020.v3.77-83
3. UNICEF. Status Anak Dunia. https://www.unicef.org/indonesia/id/status-anak-
dunia-2019
4. kemenkes RI. Pedoman Pelaksanaan Stimulasi Dan Intervensi Dini Tumbuh
Kembang Anak ditingkat Pelayanan Kesehatan Dasar. 2018
5. Imelda. Pengetahuan Ibu Tentang Pemberian Stimulasi Dan Perkembangan
Anak Pra Sekolah (3-5 Tahun) Di Banda Aceh. Idea Nurs J. 2017;8(3).
6. Pérez-Escamilla R, Moran VH. The role of nutrition in integrated early child
development in the 21st century: contribution from the Maternal and Child
Nutrition journal. Matern Child Nutr. 2017;13(1):1-4. doi:10.1111/mcn.12387
7. Destiana, R, Yani E,R dan Yanuarini T.A. Kemampuan Ibu Melakukan
Stimulasi Untuk Perkembangan Bayi Usia 3-6 bulan Diwilayah Kerja
Puskesmas Pujarak Kabupaten Kediri. Jurnal Ilmu Kesehatan.6(1):56-65.2017
8. T. Nugroho, V. Supratman YS. Wellness and healthy magazine. Wellness Heal
Mag.2019;2(2):187-192.
https://wellness.journalpress.id/wellness/article/view/v1i218wh
9. Riskesdas K. Hasil Utama Riset Kesehata Dasar (RISKESDAS). J Phys A Math
Theor. 2018;44(8):1-200. doi:10.1088/1751-8113/44/8/085201
10. Kemenkes RI. Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2019. Vol 42.; 2019.
11. Kusparlina EP, Ardhianingtyas N. Pengetahuan Ibu Tentang Stimulasi Dini dan
Perkembangan Motorik Anak Usia 6-24 Bulan. J Penelit Kesehat “SUARA
FORIKES” (Journal Heal Res “Forikes Voice”). 2020;11(April):65.
doi:10.33846/sf11nk212
75

12. Setiawati M. Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Perkembangan Anak


Usia 9-12 Bulan Dengan Kemampuan Pemberian Stimulasi Pada Anak Usia 9-
12 Bulan Di Puskesmas Cibeureum Kota Tasikmalaya 2016. J Kesehat Bakti
Tunas Husada J Ilmu-ilmu Keperawatan, Anal Kesehat dan Farm.
2018;17(2):282. doi:10.36465/jkbth.v17i2.255
13. Hardika MD. Praktek Stimulasi Motorik Kasar Ditinjau dari Pengetahuan Ibu
Mengenai Tahap Perkembangan Bayi 0-12 Bulan. J Aisyah J Ilmu Kesehat.
2018;3(1):29-38. doi:10.30604/jika.v3i1.79
14. Haryanti D, Ashom K, Aeni Q. Gambaran Perilaku Orang Tua Dalam Stimulasi
Pada Anak Yang Mengalami Keterlambatan Perkembangan Usia 0-6 Tahun. J
Keperawatan Jiwa. 2019;6(2):64. doi:10.26714/jkj.6.2.2018.64-70
16. Susanti NY, Adawiyah R. Hubungan Pengetahuan Ibu Tentang Stimulasi
Perkembangan Anak Dengan Keterampilan Ibu Dalam Melakukan Stimulasi
Perkembangan Anak. J Qual Women’s Heal. 2020;3(1):67-71.
doi:10.30994/jqwh.v3i1.52
17. Rihlah J. Makna Stimulasi Pertumbuhan Dan Perkembangan Anak Usia Dini
Dalam Perspektif Fisik Dan Mental. JECED J Early Child Educ Dev.
2019;1(1):9-20. doi:10.15642/jeced.v1i1.499
18. Yuniarti S. Asuhan Tumbuh Kembang Anak Neonatus Bayi-Balita Dan Anak
Pra-Sekolah. Kesatu. (Wildani Md, Ed.). Pt Refika Aditama; 2015.
19. Salim R, Safitri S. Pengasuhan Anak Usia 0-12 Bulan. Published online 2018.
https://sahabatkeluarga.kemdikbud.go.id/laman/uploads/Dokumen/6202_2018-
09-15/BUKU 2 1000 HPK-REV JULI.pdf
20. Djuwita W. Urgensi Bermain Sebagai Stimulasi Perkembangan Otak dan Solusi
Mengatasi Kekerasan (Child Abuse) dalam Pertumbuhan dan Perkembangan
Anak. Qawwam. 2018;12(1):40-60. doi:10.20414/qawwam.v12i1.750
21. Notoatmodjo S. Ilmu Perilaku Kesehatan. kedua. Pt Rineka Cipta; 2014.
22. Khairani N, Sannisahhuri, P F. Tingkat pendapatan keluarga, pola asuh orang
tua, stimulasi perkembangan, dan perkembangan balita. J Kesehat Masy.
76

2020;4(April):27-34.
23. Khairani N, . S, Berlinda V. Hubungan Pengetahuan Ibu Tentang Stimulasi
Dengan Perkembangan Anak Usia 4-5 Tahun Di Paud Bina Ana Prasa Dan Paud
Islam Baiturrahim Kabupaten Rejang Lebong. J Nurs Public Heal.
2019;7(2):39-47. doi:10.37676/jnph.v7i2.896
24. Wahyuni C. Hubungan Pengetahuan, Sikap dan Perilaku tentang Stimulasi Dini
dengan Perkembangan Motorik Halus Anak Usia 1-3 Tahun di Kelurahan
Balowerti Kota Kediri. J Qual Women’s Heal. 2018;1(2):35-42.
doi:10.30994/jqwh.v1i2.15
25. Sulistyawati S, Mistyca MR. Pengetahuan Berhubungan dengan Sikap Ibu
dalam Kemampuan Menstimulasi Pertumbuhan dan Perkembangan Anak Balita
dengan Gizi Kurang. J Ners dan Kebidanan Indones. 2016;4(2):63.
doi:10.21927/jnki.2016.4(2).63-69
26. Legiati T, Hidayanti D, Indrayani D. Kelas Ibu Balita Meningkatkan
Pengetahuan dan Keterampilan Ibu dalam Stimulasi Tumbuh Kembang. J
Kesehat Prima. 2019;13(2):115. doi:10.32807/jkp.v13i2.240
27. Kusramadhanty M. Temperamen dan praktik pengasuhan orang tua menentukan
perkembangan sosial emosi anak usia prasekolah. Pers Psikol Indones.
2019;8(2):258-277. doi:10.30996/persona.v8i2.2794
28. sugiyono. Metode Penelitian Kuantitatif,Kualitatif Dan R&D. Alfabeta,CV.;
2017.
nelitian Kuantitatif,Kualitatif Dan R&D. Alfabeta,CV.; 2017.
29. Sari. R. Hubungan Pengetahun, Sikap Dan Pendidikan Ibu Tentang Stimulasi
Terhadap Perkembangan Motorik Kasar Anak Usia 3-5 Tahun Di Puskesmas
Lamasi. Jurnal Kesehatan Luwu Raya 2020 ; 06 (02):17-25.
30. Ramadia. R. dkk. Pengetahuan Orangtua Tentang Stimulasi Perkembangan Anak
Berhubungan Dengan Tahap Tumbuh Kembang Anak Usia Todler. Jurnal
Keperawatan Jiwa (JKJ). 2021:9(1):1-10.
31. Hasanah, M. N., Rachmawati, D. A., & Efendi, E. (2019) Hubungan
77

Pengetahuan Ibu Tentang Stimulasi Bahasa Dengan Perkembangan Bahasa


Anak Usia 1-3 Tahun di Desa Lengkong Kecamatan Mumbulsari Kabupaten
Jember https://repository.unej.ac.id/handle/1 23456789/90756
32. Alfiyah. N & Nafiah.U. Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Stimulasi
Dengan Perkembangan Anak Usia 0-24 Bulan Di Desa Triguno Kecamatan
Pucakwangi Kabupaten Pati. Jurnal Ilmu Kebidanan dan
Kesehatan.2016:7(2):100-110.
33. Eni. H. Hubungan Pengetahuan Ibu Tentang Perkembangan Psikomotor Anak
Usia 3.5 Tahun Di Desa Sarirejo Kec. Guntur Kab. Demak. Jurnal
Keperawatan.2012:1(2):12-22
34 Waode. S. Tinjauan Pengetahuan, Sikap Dan Tindakan Dalam Menstimulasi
Bayi Usia 0-12 Bulan Dikelurahan Andonouhu Wilayah Kerja Puskesmas
Poasia Kendari. Jurnal Tereupatik.2017:3(2)

35. Wijayanti. R.A & Edmiandini. Hubungan Sikap Ibu Tentang Stimulasi
Perkembangan Dengan Tahap Perkembangan Motorik Kasar Pada Anak Usia 3-
4 Tahun.Jurnal Kebidanan.2016:7(3): 12-21

36. Primasari. Y & Keliat. A. Praktik Pengasuhan Sebagai Upaya Pencegahan


Dampak Stunting Pada Perkembangan Psikososial Kanak-Kanak. Jurnal Ilmu
Keperawatan Jiwa.2020: 3(3):263-272.

37. kusmaradhanty. M. tempramen dan praktik pengasuhan orang tua menetukan


perkembangan sosial emosi anak usia pra sekolah. jurnal psikologi
indonesia.2019:8(2):258-277

38. Rockers et al. Two Year Impact Of Community Based Health Screening And
Parenting Groups On Child Development In Zambia: Follow Up To A Cluster
Randomized Controlled Trial. Journal Plos Medicine:1-15.
https://doi.org/10.1371/journal.pmed.1002555
78

39. Febrina .S & Prasetya L. Pengaruh Pemberian Stimulasi pada Perkembangan Anak
Usia 12-36 Bulan di Kecamatan Sedayu, Bantul Jurnal Ners dan Kebidanan
Indonesia.2016:4(1):44-48. DOI : http://dx.doi.org/10.21927/jnki.

40. Vistra Veftisia1, Heni Hirawati Pranoto Hubungan Persepsi Ibu tentang Stimulasi
Perkembangan dengan Stimulasi Perkembangan Anak. Indonesian Journal of
Midwifery. 2020;3(1):40-45
LAMPIRAN
Lampiran 1 : Informed Consent
(PERNYATAAN PERSETUJUAN IKUT PENELITIAN)
Yang bertanda tangan dibawah ini :
Nama :
Umur :
Jenis kelamin :
Pekerjaan :
Alamat :
Telah mendapatkan keterangan secara rinci dan jelas mengenai :
1. Penelitian yang berjudul “Hubungan Pengetahuan, Sikap dan Praktik Ibu
Dalam Stimulasi Perkembangan Bayi 0-12 Bulan di Kecamatan Batin XXIV
Tahun 2020”
2. Perlakuan yang akan diterapkan pada subyek
3. Manfaat ikut sebagai obyek penelitian
4. Prosedur penelitian
Dan mendapat kesempatan mengajukan pertanyaan mengenai segala sesuatu yang
berhubungan dengan penelitian tersebut. Oleh karena itu saya bersedia/tidak bersedia
secara suka rela untuk menjadi subyek penelitian dengan penuh kesadaran tanpa
keterpaksaan.
Adapun penelitian ini dilakukan oleh Puspa Wardani Mahasiswa Program Studi Ilmu
Kesehatan Masyarakat, Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan, Universitas Jambi
Semester VII dibawah bimbingan bapak dan ibu dosen :
1. Asparian,.S.KM.,M.kes
2. Vinna Rahayu Ningsih,.S.KM.,M.kes
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya tanpa tekanan dari
pihak manapun.

Peneliti Jambi,
Responden
Lampiran 2 : Kuesioner

Hari/Tgl:

KUESIONER PENELITIAN

HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP, DAN PRAKTIK IBU DALAM


STIMULASI DINI PERKEMBANGAN BAYI 0-12 BULAN DI PUSKESMAS
DURIAN LUNCUK KECAMATAN BATIN XXIV TAHUN 2020

IDENTITAS RESPONDEN
1 NO KUESIONER
2 NAMA RESPONDEN
3 UMUR RESPONDEN
4 UMUR BAYI
5 ALAMAT
6 PENDIDIKAN TERAKHIR
7 PEKERJAAN

Terima kasih atas Kesediaan Bapak/Ibu Silahkan


mengisi kuesioner sesuai dengan situasi dan kondisi Bapak/Ibu Selamat
Mengerjakan
KUESIONER
TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG STIMULASI
PERKEMBANGAN BAYI

I. Petunjuk Pengisian Kuesioner :


1. Bacalah tiap pertanyaan dibawah ini !
2. Jawablah dengan memberi tanda (✓) pada kolom jawaban yang sesuai dengan
pilihan anda.
3. Alternatif jawaban yang disediakan adalah “Benar” dan “Salah”
4. Contoh :
Anda memilih jawaban yang benar.
No Pertanyaan Benar Salah
1. Balita adalah anak berusia 0-5 tahun ✓

5. Selamat mengisi dan terimakasih.


II. Daftar Pertanyaan
No Pertanyaan Benar Salah
1. Stimulasi (merangsang kemampuan dasar anak) dilakukan
dengan penuh cinta dan kasih sayang
2. Orang tua terutama ibu adalah orang yang paling tepat
memberikan stimulasi perkembangan pada anaknya.
3. Stimulasi yang diberikan harus sesuai dengan usia anak
4. Jika ibu memberi stimulasi dengan baik maka perkembangan
anak dapat optimal
5. stimulasi pada anak dapat dilakukan sejak dalam kandungan
6. Stimulasi yang berlebihan baik dilakukan agar perkembangan
anak lebih bagus
7. Tujuan dari stimulasi adalah supaya perkembangan anak dapat
berjalan dengan baik sesuai dengan yang diharapkan.
8. Cara stimulasi yang baik adalah dengan mengajak anak bermain
9. Aspek perkembangan anak meliputi motorik kasar, motoric
halus, bicara dan Bahasa, sosialisasi dan kemandirian anak.
10. Perkembangan anak akan baik dan optimal jika diberikan mainan
yang mahal dan beraneka ragam
11. Saat melatih anak dalam motorik kasar harus dijaga dan
diperhatikan agar anak tidak cedera atau kecelakaan
12. Menunujukkan sikap dan perilaku yang baik adalah prinsip
melakukan stimulasi
13. Anak akan cepat berkembang optimal jika mendapat stimulasi
yang terarah
14. Anak perlu diberi hukuman jika tidak dapat melakukan instruksi
(perintah) dalam stimulasi
15. Stimulasi yang baik bila perlu menggunakan teriakan / menakut-
nakuti anak
KUESIONER SIKAP IBU DALAM MENSTIMULASI PERKEMBANGAN
BAYI 0-12 BULAN DIWILAYAH KERJA PUSKESMAS DURIAN LUNCUK
KECAMATAN BATIN XXIV

Beri tanda (✓) pada kolom yang tersedia sesuai dengan pilihan anda

No Pernyataan Ya Tidak
1. Stimulasi atau rangsangan yang diberikan pada bayi
harus dengan cara paksaan
2. Ibu harus memberikan stimulasi yang sama pada setiap
anak tidak membedakan anak perempuan dan laki-laki
3. Stimulasi yang baik diberikan pada anak adalah dengan
menggunakan teriakan/menakut-nakuti anak
4. Ibu harus memberikan stimulasi dalam suasana yang
menyenangkan dan kegembiraan.
5. Saat terjadi gangguan/keterlambatan perkembangan pada
bayi ibu tidak perlu memeriksa bayi ke posyandu atau
puskesmas
6. Ibu perlu memahami tahapan perkembangan seorang
anak sehingga dapat memberikan stimulasi / latihan
perkembangan yang optimal.
7. Tugas memberikan stimulasi pada bayi bukan tugas
seorang ibu
8. Memberikan pijatan lembut pada bayi dapat membantu
meningkatkan motorik kasar (seperti kemampuan
berdiri,mengenggam,berjalan) pada bayi.
KUESIONER PRAKTIK IBU DALAM MENSTIMULASI PERKEMBANGAN
BAYI 0-12 BULAN DIWILAYAH KERJA PUSKESMAS DURIAN LUNCUK
KECAMATAN BATIN XXIV

Beri Tanda (✓) Pada Kolom Yang Tersedia Sesuai Dengan Pilihan Anda

Bayi 0-3 Bulan

No Pernyataan Ya Tidak
1. Saya memeluk, menggendong, menatap, dan berbicara
pada bayi adalah cara saya untuk menstimulasi
perkembangan bayi
2. Untuk menstimulasi atau merangsang penglihatan bayi
(motoric halus) saya menggunakan benda yang berwarna
cerah seperti kain berwarna-warni untuk menarik
perhatian bayi.
3. Saya membiasakan bayi bertemu dengan banyak orang
agar bayi terbiasa dengan lingkungan sosial
4. Saya memberikan stimulasi secara bertahap dan
berkelanjutan sesuai dengan usia bayi

Bayi 3-6 Bulan

No Pernyataan Ya Tidak
1. Dengan memberikan mainan atau benda pada tangan bayi
cara saya untuk melatih bayi belajar memegang benda
2. Mengajak bayi bermain cilukba adalah salah satu cara
saya untuk merangsang kemampuan sosialisasi dan
kemandirian bayi
3. Saya menyentuh jari jemari bayi dan memijatnya dengan
lembut, untuk menguatkan jari-jari nya agar bayi bisa
belajar meraih dan mengenggam.
4. Untuk melatih kemampuan bicara dan bahasa saya
mengajak bayi berbicara dengan mengucapkan kata
sederhana seperti “pa..pa..ma..ma” dan mengulangnya
agar bayi menirukan kembali kata-kata tersebut

Bayi 6-9 Bulan

No Pernyataan Ya Tidak
1. Untuk melatih bayi berjalan dan melangkah saya
membantunya berpegangan dengan memegang kedua
tangan bayi
2. Saya mengajak bayi saya berbicara, bernyanyi, bercerita
serta mendengarkan musik dengan irama yang lembut
untuk melatih bicara dan bahasa pada bayi.
3. Untuk melatih kemampuan motoric halus bayi Saya
mengajari bayi memegang alat tulis dengan menyediakan
crayon atau pensil dan kertas kemudian bantu bayi
memegang crayon dan ajari bayi mencoret-coret kertas.
4. Saya memberikan kesempatan pada bayi untuk belajar
makan sendiri dengan memberikannya biskuit atau
potongan buah
Bayi 9-12 Bulan

No Pernyataan Ya Tidak
1. Saya menuntun bayi untuk belajar berjalan sendiri tanpa
berpegangan pada benda
2. Saya mengajak bayi bermain didapur dan membiarkan
bayi mengeksplor barang-barang yang ada dan selalu
mengawasi bayi.
3. Bermain bola merupakan salah sartu cara untuk mengasah
motorik bayi, dengan bermain bola dapat melatih
koordinasi kaki dan mata
4. Untuk merangsang kemampuan bicara pada bayi dapat
dilakukan dengan cara berbicara dengan boneka seakan
boneka tersebut bisa bicara pada bayi.

KUESIONER STIMULASI PERKEMBANGAN BAYI 0-12 BULAN


DIWILAYAH KERJA PUSKESMAS DURIAN LUNCUK KECAMATAN
BATIN XXIV

Beri tanda (✓) pada kolom yang tersedia sesuai dengan pilihan anda

Kuesioner Pra Skrinning Perkembangan (KPSP) 0-3 Bulan


Nama ibu :
Nama anak :
Umur anak :
Ya Tidak
1. Pada waktu bayi telentang, apakah masing-masing Gerak kasar
tungkai bergerak dengan mudah ? jawab tidak bila
salah satu atau kedua tungkai atau lengan bayi
bergerak tak searah/tek terkendali.
2. Pada waktu bayi telentang, apakah ia melihat dan Sosialisai dan
menatap wajah anda? kemandirian
3. Apakah bayi dapat mengeluarkan suara-suara lain Gerak halus
(ngoceh) disamping suara menangis ?
4. Pada waktu bayi telentang, apakah ia dapat Gerak halus
mengikuti gerakan anda dengan menggerakkan
kepalanya dari kanan/kiri ketengah

5. Pada waktu bayi telentang, apakah ia dapat Gerak halus


mengikuti gerakan anda dengan menggerakkan
kepalanya dari satu sisi hampir sama pada sisi
yang lain ?

6. pada waktu anda mengajak bayi berbicara dan Sosialisasi


tersenyum, apakah ia tersenyum kembali pada dan
anda ? kemandirian
7. Pada waktu bayi telungkup di alas yang datar, Gerak kasar
apakah ia dapat mengangkat kepalanya seperti
digambar ?
8. Pada waktu bayi telungkup dialas yang datar, Gerak kasar
apakah ia dapat mengangkat kepalanya sehingga
membentuk sudut 45˚ seperti pada gambar?

9. Pada waktu bayi telungkup dialas yang datar, Gerak kasar


apakah ia dapat mengangkat kepalanya dengan
tegak seperti pada gambar?

10. Apakah bayi suka tertawa keras waktu tidak Bicara dan
digelitik atau diraba-raba? Bahasa

Kuesioner Pra Skrinning Perkembangan (KPSP) 3-6 Bulan


Nama ibu :
Nama anak :
Umur anak :

Ya Tidak
1. Pada waktu bayi telentang, apakah ia dapat Gerak halus
mengikuti gerakan anda dengan menggerakkan
kepala sepenuhnya dari satu sisi ke sisi yang lain?

2. Dapatkah bayi mempertahankan posisi kepala Gerak kasar


dalam keadaan tegak dan stabil ? jawab TIDAK
bila kepala bayi cenderung jatuh kekanan/kiri atau
ke dadanya
3. Sentuhkan pensil dipunggung tangan atau ujung Gerak halus
jari bayi (jangan meletakkan diatas telapak tangan
bayi). Apakah bayi dapat menggenggam pensil itu
selama beberapa detik ?

4. Ketika bayi telungkup di alas datar, apakah ia Gerak kasar


dapat mengangkat dada dengan kedua lengannya
sebagai penyangga seperti pada gambar ?

5. Pernahkah bayi mengeluarkan suara gembira Bicara dan


bernada tinggi atau menekik tetapi bukan Bahasa
menangis ?
6. Pernahkah bayi berbalik paling sedikit dua kali, Gerak kasar
dari telentang ke telungkup atau sebaliknya ?
7. Pernahkah anda melihat bayi tersenyum ketika Sosialisai dan
melihat mainan yang lucu, gambar atau binatang kemandirian
peliharaan pada saat ia bermain sendiri ?
8. Dapatkah bayi mengarahkan matanya pada benda Gerak halus
kecil sebesar kacang, kismis atau uang logam?
Jawab TIDAK jika ia tidak dapat mengarahkan
matanya.
9. Dapatkah bayi meraih mainan yang diletakkan Gerak halus
agak jauh namun masih berada dalam jangkauan
tangannya ?
10. Pada posisi bayi telentang, pegang kedua Gerak kasar
tangannya lalu Tarik perlahan-lahan ke posisi
duduk. Dapatkah bayi mempertahankan lehernya
secara kaku seperti gambar disebelah kiri ? jawab
TIDAK bila kepala bayi jatuh kembali seperti
gambar sebelah kanan.

Kuesioner Pra Skrinning Perkembangan (KPSP) 6-9 Bulan


Nama ibu :
Nama anak :
Umur anak :

Ya Tidak
1. Pada posisi bayi telentang, pegang kedua Gerak kasar
tangannya lalu Tarik perlahan-lahan ke posisi
duduk. Dapatkah bayi mempertahankan lehernya
secara kaku seperti gambar sebelah kiri ? Jawab
TIDAK bila kepala bayi jatuh kembali seperti
gambar sebelah kanan.

2. Pernahkah anda melihat bayi memindahkan Gerak halus


mainan atau kue kering dari satu tangan
ketangan yang lain ? benda ? benda panjang
seperti sendok atau kerincingan bertangkai tidak
ikut untuk dinilai
3. Tarik perhatian bayi dengan memperlihatkan Gerak halus
selendang, sapu tangan atau serbet, kemudian
jatuhkan kelantai. Apakah bayi mencoba
mencarinya ? misalnya mencari dibawah meja
atau dibelakang kursi ?
4. Apakah bayi dapat memungut dua benda seperti Gerak halus
mainan? Kue kering, dan masing-masing tangan
memegang satu benda pada saat yang sama ?
jawab TIDAK bila bayi tidak pernah melakukan
perbuatan ini
5. Jika anda mengangkat bayi melalui ketiaknya ke Gerak kasar
posisi berdiri, dapatkah ia menyangga sebagian
berat badan dengan kedua kakinya ? jawab Ya
bial ia mencoba berdiri dan sebagian berat badan
tertumpu pada kedua kakinya
6. Dapatkah bayi memungut dengan tangannya Gerak halus
benda-benda kecil seperti kismis, kacang-
kacangan, potongan bsikuit, dengan gerakan
miring atau menggerapai seperti pada gambar ?

7. Tanpa disangga oleh bantal, kursi atau dinding, Gerak kasar


dapatkah bayi duduk sendiri selama 60 detik ?

8. Apakah bayi dapat makan kue kering sendiri ? Sosialisai dan


kemandirian
9. Pada waktu bayi bermain sendiri dan anda diam- Bicara dan
diam dating berdiri dibelakangnya, apakah ia Bahasa
menengok kebelakang seperti mendengar
kedatangan anda ? suara keras tidak ikut
dihitung. Jawab YA hanya jika anda melihat
reaksinya terhadap suara yang perlahan atau
bisikan .
10. Letakkan suatu mainan yang diinginkan diluar Sosialisai dan
jangkauan bayi, apakah ia mencoba kemandirian
mendapatkannyaa dengan mengulurkan lengan
atau badannya.

Kuesioner Pra Skrinning Perkembangan (KPSP) 9-12 Bulan


Nama ibu :
Nama anak :
Umur anak :

Ya Tidak
1. Jika anda bersembunyi dibelakang Sosialisasi dan
sesuatu/dipojok kemudian muncul dan dan kemandirian
menghilang secara berulang-berulang dihadapan
anak, apakah ia mencari anda atau
mengharapkan anda muncul kembali?
2. Letakkan pensil ditelapak tangan bayi. Coba Gerak halus
ambil pensil tersebut dengan perlahan-lahan.
Sulitkah anda mendapatkan pensil itu kembali ?
3. Apakah anak dapat berdiri selama 30 detik atau Gerak kasar
lebih dengan berpegangan pada kursi/meja ?
4. Apakah anak dapat mengatakan 2 suku kata yang Bicara dan
sama, misalnya: “ma-ma”, “dada”, atau “papa”. Bahasa
Jawab YA bila ia mengeluarkan salah satu suara
tadi.
5. Apakah anak dapat mengangkat badannya ke Gerak kasar
posisi berdiri tanpa bantuan anda ?
6. Apakah anak dapat membedakan dengan orang Sosialisasi dan
yang belum ia kenal ? ia akan menunjukkan kemandirian
sikap malu-malu atau ragu-ragu pada saat
permulaan bertemu dengan orang yang belum
dikenalnya.
7. Apakah anak dapat mengambil benda kecil Gerak halus
seperti kacang atau kismis, dengan meremas
diantara ibu jari dan jarinya seperti pada gambar?

8. Apakah anak dapat duduk sendiri tanpa bantuan? Gerak kasar


9. Sebut 2-3 kata yang dapat ditiru oleh anak (tidak Bicara dan
perlu kata-kata yang lengkap). Apakah ia Bahasa
mencoba meniru menyebutkan kata-kata tadi ?
10. Tanpa bantuan, apakah anak dapat
mempertemukan dua kubus kecil yang ia pegang
? kerincingan atau tutu panel tidak ikut dinilai.
Lampiran 2. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Kuesioner
Tabel Uji Validitas Tingkat Pengetahuan Ibu
No Item R Keterangan
1. P1 0.546 Valid
2. P2 0,620 Valid
3. P3 0.666 Valid
4. P4 0,670 Valid
5. P5 0,546 Valid
6. P6 0,578 Valid
7. P7 0,655 Valid
8. P8 0,601 Valid
9. P9 0,578 Valid
10. P10 0,690 Valid
11. P11 0,655 Valid
12. P12 0,618 Valid
13. P13 0,629 Valid
14. P14 0,578 Valid
15. P15 0,626 Valid

Uji Reliabelitas Variable Tingkat Pengetahuan Ibu

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items


0,895 15
Uji validitas Sikap Ibu

No Item R Keterangan
1. P1 0.536 Valid
2. P2 0,645 Valid
3. P3 0,596 Valid
4. P4 0,527 Valid
5. P5 0,699 Valid
6. P6 0,634 valid
7. P7 0,671 Valid
8. P8 0,536 Valid

Uji Reliabilitas Sikap Ibu

Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.786 10

Uji Validitas Pratktik Ibu


No Item R Keterangan
1. P1 0,619 Valid
2. P2 0,554 Valid
3. P3 0,619 Valid
4. P4 0,608 Valid

Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.752 5
Lampiran 3. Hasil Univariat
Pengetahuan
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Kurang 13 15.3 15.3 15.3
Baik 72 84.7 84.7 100.0
Total 85 100.0 100.0

Sikap
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Negative 49 57.6 57.6 57.6
Positif 36 42.4 42.4 100.0
Total 85 100.0 100.0

Praktik
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tidak 10 11.8 11.8 11.8
Ya 75 88.2 88.2 100.0
Total 85 100.0 100.0

Stimulasi
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tidak 13 15.3 15.3 15.3
Ya 72 84.7 84.7 100.0
Total 85 100.0 100.0
Lampiran 4. Hasil Analisis Bivariat

Pengetahuan * Stimulasi

Crosstab

Stimulasi

Tidak Ya Total
Pengetahuan Kurang Count 9 4 13
Expected Count 2.0 11.0 13.0
% within Pengetahuan 69.2% 30.8% 100.0%
% within Stimulasi 69.2% 5.6% 15.3%
% of Total 10.6% 4.7% 15.3%
Baik Count 4 68 72
Expected Count 11.0 61.0 72.0
% within Pengetahuan 5.6% 94.4% 100.0%
% within Stimulasi 30.8% 94.4% 84.7%
% of Total 4.7% 80.0% 84.7%
Total Count 13 72 85
Expected Count 13.0 72.0 85.0
% within Pengetahuan 15.3% 84.7% 100.0%
% within Stimulasi 100.0% 100.0% 100.0%
% of Total 15.3% 84.7% 100.0%

Chi-Square Tests
Asymp. Sig. (2- Exact Sig. (2- Exact Sig. (1-
Value df sided) sided) sided)
Pearson Chi-Square 34.464a 1 .000
Continuity Correctionb 29.724 1 .000
Likelihood Ratio 25.777 1 .000
Fisher's Exact Test .000 .000
Linear-by-Linear Association 34.058 1 .000
N of Valid Casesb 85
a. 1 cells (25,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 1,99.
b. Computed only for a 2x2 table
Risk Estimate

95% Confidence Interval

Value Lower Upper


Odds Ratio for Pengetahuan
38.250 8.114 180.304
(Kurang / Baik)
For cohort Stimulasi = Tidak 12.462 4.498 34.523
For cohort Stimulasi = Ya .326 .144 .738
N of Valid Cases 85

Sikap * Stimulasi

Crosstab

Stimulasi

Tidak Ya Total
Sikap Negative Count 12 37 49
Expected Count 7.5 41.5 49.0
% within Sikap 24.5% 75.5% 100.0%
% within Stimulasi 92.3% 51.4% 57.6%
% of Total 14.1% 43.5% 57.6%
Positif Count 1 35 36
Expected Count 5.5 30.5 36.0
% within Sikap 2.8% 97.2% 100.0%
% within Stimulasi 7.7% 48.6% 42.4%
% of Total 1.2% 41.2% 42.4%
Total Count 13 72 85
Expected Count 13.0 72.0 85.0
% within Sikap 15.3% 84.7% 100.0%
% within Stimulasi 100.0% 100.0% 100.0%
% of Total 15.3% 84.7% 100.0%
Chi-Square Tests
Asymp. Sig. (2- Exact Sig. (2- Exact Sig. (1-
Value df sided) sided) sided)
Pearson Chi-Square 7.552a 1 .006
Continuity Correctionb 5.969 1 .015
Likelihood Ratio 9.030 1 .003
Fisher's Exact Test .006 .005
Linear-by-Linear Association 7.463 1 .006
N of Valid Casesb 85
a. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 5,51.
b. Computed only for a 2x2 table

Risk Estimate

95% Confidence Interval

Value Lower Upper


Odds Ratio for Sikap
11.351 1.402 91.930
(Negative / Positif)
For cohort Stimulasi = Tidak 8.816 1.200 64.762
For cohort Stimulasi = Ya .777 .656 .919
N of Valid Cases 85

Praktik * Stimulasi
Crosstab

Stimulasi

Tidak Ya Total
Praktik Tidak Count 8 2 10
Expected Count 1.5 8.5 10.0
% within Praktik 80.0% 20.0% 100.0%
% within Stimulasi 61.5% 2.8% 11.8%
% of Total 9.4% 2.4% 11.8%
Ya Count 5 70 75
Expected Count 11.5 63.5 75.0
% within Praktik 6.7% 93.3% 100.0%
% within Stimulasi 38.5% 97.2% 88.2%
% of Total 5.9% 82.4% 88.2%
Total Count 13 72 85
Expected Count 13.0 72.0 85.0
% within Praktik 15.3% 84.7% 100.0%
% within Stimulasi 100.0% 100.0% 100.0%
% of Total 15.3% 84.7% 100.0%
Chi-Square Tests
Asymp. Sig. (2- Exact Sig. (2- Exact Sig. (1-
Value df sided) sided) sided)
Pearson Chi-Square 36.627a 1 .000
Continuity Correctionb 31.186 1 .000
Likelihood Ratio 25.975 1 .000
Fisher's Exact Test .000 .000
Linear-by-Linear
36.197 1 .000
Association
N of Valid Casesb 85
a. 1 cells (25,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 1,53.
b. Computed only for a 2x2 table

Risk Estimate

95% Confidence Interval

Value Lower Upper


Odds Ratio for Praktik (Tidak
56.000 9.298 337.284
/ Ya)
For cohort Stimulasi = Tidak 12.000 4.870 29.566
For cohort Stimulasi = Ya .214 .062 .741
N of Valid Cases 85

UJI NORMLITAS
PENGETAHUAN
Explore

Case Processing Summary

Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
TOT_P 85 100.0% 0 .0% 85 100.0%
Descriptives

Statistic Std. Error


TOT_P Mean 10.72 .178
95% Confidence Interval for Lower Bound 10.36
Mean
Upper Bound 11.07
5% Trimmed Mean 10.77
Median 11.00
Variance 2.681
Std. Deviation 1.637
Minimum 7
Maximum 15
Range 8
Interquartile Range 2
Skewness -.631 .261
Kurtosis .410 .517

Tests of Normality

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
TOT_P .239 85 .117 .901 85 .106

SIKAP
Explore

Case Processing Summary

Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
TOT_S 85 100.0% 0 .0% 85 100.0%
Descriptives

Statistic Std. Error


TOT_S Mean 4.45 .095
95% Confidence Interval for Lower Bound 4.26
Mean
Upper Bound 4.64
5% Trimmed Mean 4.42
Median 4.00
Variance .774
Std. Deviation .880
Minimum 3
Maximum 7
Range 4
Interquartile Range 1
Skewness .595 .261
Kurtosis .503 .517

Tests of Normality

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
TOT_S .271 85 .152 .866 85 .063
a. Lilliefors Significance Correction

PRAKTIK
Explore

Case Processing Summary

Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
TOT_PR 85 100.0% 0 .0% 85 100.0%
Descriptives

Statistic Std. Error


TOT_PR Mean 3.3882 .10987
95% Confidence Interval for Lower Bound 3.1697
Mean
Upper Bound 3.6067
5% Trimmed Mean 3.4869
Median 4.0000
Variance 1.026
Std. Deviation 1.01294
Minimum 1.00
Maximum 4.00
Range 3.00
Interquartile Range 1.00
Skewness -1.553 .261
Kurtosis 1.076 .517

Tests of Normality

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
TOT_PR .386 85 .094 .632 85 .052
a. Lilliefors Significance Correction

STIMULASI

Explore

Case Processing Summary

Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
TOT_ST 85 100.0% 0 .0% 85 100.0%
Descriptives

Statistic Std. Error


TOT_ST Mean 8.49 .241
95% Confidence Interval for Lower Bound 8.02
Mean
Upper Bound 8.97
5% Trimmed Mean 8.67
Median 10.00
Variance 4.920
Std. Deviation 2.218
Minimum 3
Maximum 10
Range 7
Interquartile Range 2
Skewness -1.293 .261
Kurtosis .160 .517

Tests of Normality

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
TOT_ST .304 85 .072 .693 85 .019
Descriptives

Statistic Std. Error


TOT_ST Mean 8.49 .241
95% Confidence Interval for Lower Bound 8.02
Mean
Upper Bound 8.97
5% Trimmed Mean 8.67
Median 10.00
Variance 4.920
Std. Deviation 2.218
Minimum 3
Maximum 10
Range 7
Interquartile Range 2
Skewness -1.293 .261
Kurtosis .160 .517

Tests of Normality

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
TOT_ST .304 85 .072 .693 85 .019
a. Lilliefors Significance Correction
DOKUMENTASI

Anda mungkin juga menyukai