SKRIPSI
Disusun Oleh :
Puspa Wardani
(N1A117172)
SKRIPSI
Untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai derajat Sarjana Ilmu Kesehatan
Masyarakat pada Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat FKIK Universitas Jambi
Disusun Oleh :
Puspa Wardani
(N1A117172)
Disusun oleh :
Puspa Wardani
N1A117172
Pembimbing I Pembimbing II
i
HALAMAN PENGESAHAN
Diketahui
ii
SURAT PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
NIM : N1A117172
Menyatakan dengan sebenarnya bahwa Tugas Akhir Skripsi yang saya tulis ini benar-
benar hasil karya saya sendiri, bukan merupakan pengambilalihan tulisan atau pikiran
orang lain yang saya akui sebagai tulisan atau pikiran saya sendiri. Apabila dikemudian
hari dapat dibuktikan bahwa Tugas Akhir Skripsi ini adalah hasil jiplakan, maka saya
Puspa Wardani
iii
KATA PENGANTAR
iv
7. Bapak M. Ridwan, S.KM.,M.P.H., selaku dosen Penguji Utama yang telah
banyak memberikan bantuan, bimbingan dan masukan kepada penulis.
8. Ibu Sri Astuti Siregar, S.ST.,M.Kes. selaku dosen Penguji Anggota yang telah
banyak memberikan bantuan, bimbingan dan masukan kepada penulis.
9. Bapak Saprianto, S.Kep sebagai Kepala Puskesmas Durian Luncuk yang sudah
banyak membantu saya dalam melengkapi data penelitian.
10. Kedua orang tua saya ayahanda tercinta Supar dan ibunda Roziati, abang saya
Enggal Wahyudi yang selalu menjadi penyemangat dan memberikan semangat,
motivasi dan selalu mendoakan dan sudah setia dan sabar dalam mendengarkan
curhatan selama perkuliahan dan penyusunan skripsi ini.
11. Sahabat Ledya Febiola, Della anggraini, Wilma Mellinia, Livia Yunita, Sartika
Sari, Afdol Zikri, yang selalu memberikan motivasi dan selalu sabar selalu
memberikan semangat dan mendengarkan keluh kesah selama perkuliahan dan
penyusunan skripsi.
12. Teman-teman Peminatan Promosi Kesehatan 2017, teman-teman angkatan
2017 dan semua pihak yang telah memberikan saran, dukungan, semangat dan
bantuan pada penulis selama penyusunan skripsi.
Penulis menyadari bahwa laporan penelitian ini masih jauh dari sempurna, oleh
karena itu penulis mengharapkan saran dan masukan dari semua pihak. Semoga tulisan
ini dapat bermanfaat bagi pengembangan Ilmu Kesehatan Masyarakat.
Penulis
v
DAFTAR ISI
Halaman Judul ............................................................................................ i
Halaman Persetujuan ................................................................................. ii
Halaman Pengesahan .................................................................................. iii
Kata Pengantar ........................................................................................... iv
Daftar isi ....................................................................................................... vi
Daftar Tabel ................................................................................................. ix
Daftar Gambar ............................................................................................. x
Daftar Lampiran ......................................................................................... xi
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................. 1
1.1 Latar Belakang .................................................................................... 1
1.2 Rumusan masalah ................................................................................ 5
1.3 Tujuan penelitian ................................................................................. 6
1.3.1 Tujuan Umum .......................................................................... 6
1.3.2 Tujuan Khusus .......................................................................... 6
1.4 Manfaat Penelitian ............................................................................. 6
vi
2.4.2 Cara Stimulasi Tumbuh Kembang Usia 0-12 Bulan .............. 21
2.4.3 Jenis-Jenis Stimulasi Yang Dibutuhkan Anak ........................ 27
2.4.4 Keistimewaan Peran Ibu Dalam Mendidik Anak .................. 28
2.5 Konsep Perilaku Kesehatan .............................................................. 29
2.5.1 perilaku kesehatan .................................................................. 30
2.5.2 faktor utama yang mempengaruhi perilaku ............................ 30
2.6 Konsep Pengetahuan, Sikap Dan Praktik (Tindakan) ....................... 31
2.6.1 Pengetahuan .......................................................................... 31
2.6.2 Sikap ...................................................................................... 34
2.6.3 Praktik (Tindakan) .................................................................. 35
vii
4.1.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian ........................................ 49
4.1.2 Karakteristik Responden .......................................................... 51
4.2 Analisis Univariate .............................................................................. 54
4.3 Analisis Bivariate................................................................................. 56
4.4 Pembahasan ......................................................................................... 59
viii
Daftar Tabel
ix
Daftar Gambar
2.1. Kerangka Teori...................................................................................... 33
2.2. Kerangka Konsep .................................................................................. 34
4.1 Peta Demografi Wilayah Kerja Puskesmas Durian Luncuk .................. 49
x
DAFTAR LAMPIRAN
xi
RIWAYAT HIDUP PENULIS
Puspa Wardani, lahir di Desa Jelutih, 20 Oktober 1998 dari ayah Supar dan Ibu Roziati,
sebagai Putri Bungsu dari dua bersaudara. Pada tahun 2011 penulis lulus SD Negeri
39/I Jelutih, Tahun 2014 penulis lulus SMP Negeri 30 Batanghari, Penulis menamatkan
SMA pada tahun 2017 dari SMAN 3 Batang Hari dan Pada Tahun yang sama diterima
di Universitas Jambi melalui jalur SMMPTN BARAT. Penulis memilih Program Studi
Ilmu Kesehatan Masyarakat.
xii
ABSTRAK
Latar Belakang : Pertumbuhan dan perkembangan adalah sebuah proses yang terjadi
secara beriringan dengan bertambahnya umur anak. Seribu hari pertama kehidupan
merupakan kesempatan emas bagi pertumbuhan dan perkembangan anak, yaitu mulai
dari periode saat janin dalam kandungan sampai usia anak berusia 2 tahun. Nutrisi yang
terpenuhi, tingkat kesehatan yang baik, pengasuhanlyang benar, dan stimulasi yang
tepat membantuh anak tumbuh sehat dan mampu meningkatkan kemampuannya
dengan sempurna sehingga dapat berperan dan berbaur dalam masyarakat.
Metode : Desain penelitian ini adalah cross sectional. Tempat penelitian di Wilayah
Kerja Puskesmas Durian Luncuk Kecamatan Batin XXIV. Populasi ibu yang memiliki
bayi 0-12 Bulan, jumlah sampel sebanyak 85. Variable yang diteliti Pengtahuan, sikap
dan Praktik ibu. Analisis data menggunakan uji Chi Square pada α=5%.
Hasil : Ada hubungan yang signifikan antara pengetahuan, sikap dan praktik dengan
stimulasi dini perkembangan bayi 0-12 bulan. Hasil uji statistic Pengetahuan dengan
nilai P-value 0,000 (p<0,05) dan OR sebesar 38.250 (95% CI 8.144-180.304). Hasil uji
statistic sikap diperoleh dengan nilai P-value 0,015 (p<0,05) dan OR sebesar 11.351
(95% CI 1.402-91.930). dan hasil uji statistic praktik ibu dieproleh nilai P-value 0,000
(p<0,05) dan OR sebesar 38.250 (95% CI 8.144-180.304).
xiii
ABSTRACT
Methods: The design of this study was cross sectional. The research site is in the Work
Area of the Durian Luncuk Health Center, Batin XXIV District. The population of
mothers who have babies 0-12 months, the number of samples is 94. The variables
studied are Knowledge, attitudes and practices of mothers. Data analysis used Chi
Square test at =5%.
xiv
BAB I
PENDAHULUAN
1
2
Stimulasi bisa diberikan sejak dini mulai dari janin dalam kandungan hingga bayi
sudah lahirndan akan dioptimalkan pada masa keemasan. Pada tahap awal
pertumbuhan dan perkembangan inilah yang akan menentukan tahap pertumbuhan dan
perkembangan anak selanjutnya. Pemberian stimulasi harus diberikan sesuai dengan
usia dan kesiapan anak dan diterapkan pada seluruh aspekcperkembangan secara
seimbang.7
World Health Organization (WHO) tahun 2018 melaporkan bahwa data prevalensi
balita yang mengalami gangguan pertumbuhan dan perkembangan adalah 28,7% dan
Indonesia termasuk kedalam Negara ketiga dengan prevalensi tertinggi di regional Asia
Tenggara.8 Riskesdas (2018) salah satu gangguan perkembangan anak yaitu
kemampuan sosial emosional anak yang masih tergolong rendah yaitu sebesar 69,90%.
Hal ini berkaitan dengan pendidikan karakter anak, pendidikan yang diberikan tidak
hanya disekolah namun pendidikan serta stimulasi yang diberikan oleh orang tua
terutama ibu sangat menentukan perkembangan anak.9
stunting. Di provinsi jambi pada tahun 2018, sebanyak 4.90% bayi dengan gizi kurang
dan sebanyak 8.20 % bayi dengan gizi buruk sedangkan sebanyak 21,03% mengalami
stunting.10 Salah satu faktor terjadinya penyimpangan tumbuh kembang pada anak
adalah kurang nya stimulasi yang diberikan orang tua.
Pada tahun 2019 di Kabupaten Batanghari sebanyak 4.98% bayi laki-laki yang
tidak dilakukan SDIDTK dan sebanyak 10,54% bayi perempuan tidak dilakukan
SDIDTK (stimulasi deteksi dan intervensi dini tumbuh kembang). Diwilayah kerja
Puskesmas Durian Luncuk sendiri pada tahun 2019 sebanyak 5,73% % bayi laki-laki
tidak dilakukan SDIDTK dan sebanyak 3.09% bayi perempuan tidak dilakukan
SDIDTK (Dinkes Kabupaten Batang Hari, 2019). Pada tahun 2020 diwilayah kerja
puskesmas Terdapat 3 bayi yang mengalami keterlambatan perkembangan yaitu
terlambat dalam berbicara dan 1 bayi terlambat dalam berjalan. Masih terdapatnya
orang tua yang tidak melakukan stimulasi dini di wilayah kerja puskesmas durian
luncuk ini dikarenakan masih kurangnya kesadaran dan pengetahuan ibu dalam
memantau pertumbuhan dan perkembangan bayinya.
Dari penelitian yang dilakukan Eni dan Nisa (2020) menunjukkan hasil bahwa ibu
pengetahuannya kurang tentang stimulasi anaknya mengalami gangguan
perkembangan motorik sebanyak 53% dan anak mengalami yang mengalami
keterlambatan perkembangan motorik pada ibu yang tidak berperan sebanyak 56,3%.11
Sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Mia setiawati (2018) hasil penelitiannya
adalah ibu yang memiliki pengetahuan baik tentang tumbuh kembang pada bayi
sebanyak 9 orang (75 %) sikap nya positif dan responden yang berpengetahuan kurang
sebanyak 21 orang (80,8%) memiliki sikap negative. Sikap ataupun praktek yang
dilakukan seorang ibu dalam melakukan stimulasi sangat berkaitan dengan
pengetahuan seseorang. Ibu yang memiliki pengetahuan baik akan bepotensi memiliki
sikap positif (melakukan stimulasi). Sebaliknya responden yang memiliki pengetahuan
yang kurang berpotensi mempunyai sikap negative (menghindari dan tidak melakukan
stimulasi).12
4
Dari beberapa hasil penelitian diatas dapat disimpulkan, ibu dengan pengetahuan
yang baik dan paham tentang stimulasi ibu mampu memantau tumbuh kembang bayi
dengan optimal. Sikap dan praktek yang dilakukan seseorang dalam melakukan
stimulasi sangat berkaitan dengan pengetahuan seseorang ibu. Sejalan dengan
penelitian yang dilakukan Murfida dan Hardika pengetahuan ibu mengenai tahap-tahap
perkembangan dengan praktek stimulasi motoric kasar pada bayi usia 0-12 bulan ada
hubungan yang cukup signifikn dan searah.13
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi perkembangan pada anak yaitu faktor
keturunan, neuroendokrin, komunikasi, tingakat sosial ekonomi, penyakit, bahaya
lingkungan, stress pada anak dan pengaruh media massa.14 Beberapa gangguan yang
dapat ditimbulkan, yaitu gangguan bicara dan bahasa, celebral palsy, sindrom down,
perawakan pendek, autisme, retardasi mental dan ganguan pemusatan perhatian dan
hiperaktivitas.15 Program stimulasi deteksi dan intervensi dini tumbuh kembang
(SDIDTK) program pembinaan tumbuh kembang dengan melakukan kegiatan
stimulasi, deteksi dan intervensi dini peyimpangan tumbuh kembang pada masa 5
tahun pertama kehidupan.
Berdasarkan hasil wawancara dengan salah satu petugas kesehatan di Puskesmas
Durian Luncuk bagian ahli gizi, program SDIDTK di Puskesmas Durian Luncuk ini
berjalan dan dilaksanakan, untuk pemantauan tumbuh kembang anak dilakukan di
posyandu dan pada anak pra sekolah. Pemantauan diposyandu dilakukan oleh bidan
desa setiap satu bulan sekali dan pemantauan pada anak pra sekolah (Paud dan TK)
dilakukan oleh petugas puskesmas setiap 6 bulan sekali. Sebesar 8.8% diwilayah kerja
puskesmas durian luncuk bayi tidak dilakukan SDIDTK, tujuan dari program SDIDTK
ini agar balita usia 0-5 tahun dan anak pra sekolah 5-6 tahun tumbuh dan berkembang
secara optimal. Jika tidak dilakukan SDIDTK maka gangguan perkembangan anak
tidak terdeteksi secara dini sehingga mengakibatkan kelainan dalam pertumbuhan dan
perkembangan anak. Gangguan pertumbuhan dan perkembangan tersebut seperti
kelainan bentuk tubuh seperti ukuran otak kecil, kaki pengkor, tulang tengkorak otak
5
stimulasi dini perkembangan bayi 0-12 bulan di Puskesmas Durian Luncuk Kecamatan
Batin XXIV.
TINJAUAN PUSTAKA
9
10
meningkatkan semua fungsi dan struktur baik secara fisik dan mental
seseorang agar berkembang secara normal tanpa adanya gangguan tumbuh
kembang pada seseorang.
2.1.2 Aspek-Aspek Perkembangan
isyarat. Bertujuan untuk agar anak seusianya dapat terbuka dan tidak
menutup diri.
5. Perkembangan Kemampuan Kecerdasan
Cerdas berarti cepat tanggap, cepat paham, serta dapat meyelesaikan
masalah sesuai dengan usia dan punya banyak ide. Untuk meningkatkan
kecerdasan dan anak dapat berkembang dengan baiak maka berikanlah
rangsangan atau stimulasi sejak dalam kandungan
6. Perkembangan Kemampuan Menolong Diri Sendiri
Kemampuan seorang anak dalam melakukan aktivitasnya dengan
mandiri dalam kegiatannya sehari-hari dan tanpa membutuhkan bantuan
orang lain. Tujuannya agar anak bisa mandiri melakukan setiap
aktivitasnya dalam kehidupan sehari-hari. Serta memiliki tingkat
percaya diri tinggi, berani, dan tidak menyulitkan orang.
7. Perkembangan Kemampuan Bergaul (Tingkah Laku Sosial)
Kemampuan seorang anak membentuk sebuah ikatan dengan keluarga
dapat berinteraksi secara baik dengan orang laln. Bertujuan agar anak
bisa bergaul, berani memasuki lingkungn baru, disiplin, sopan santun,
dan paham aturan.
2.1.3 Perkembangan Bayi 0-12 Bulan
Tahapan perkembangan merupakan suatu perubahan yang teratur pada
kemampuan berpikir, kemampuan komunikasi, dan berperilaku. Tahapan-
tahapan perkembangan bayi 0-12 bulan adalah sebagai berikut : 19
1. Perkembangan Refleks Bayi Usia 0-3 Bulan
Gerakan refleks adalah gerakan spontan yang dilakukan bayi saat
mendapatkan rangsangan yang disengaja ataupun tidak disengaja. Berikut
beberapa gerak reflek:
a) Refleks mengisap
Bayilakan secara spontan mengisap sesuatu yang ditaruhidi mulutnya
atau menyentuh bibirnya. Refleks menghisap ini terlihat saat bayi
12
Refleks moro ini berkaitan dengan emosi bayi ketika bayi merasa
terkejut dan biasanya disertai dengan tangisan bayi. Ketika terjadi
refleks moro pada bayi, untuk menenangkan bayi berikan sentuhan yang
lembut pada bagian tubuh bayi seperti mengelus, membelai dan
memeluk untuk memberikan efek menenangkan pada bayi.
f) Refleks berjalan
Refleks ini muncul ketika kita menggendong bayi pada posisi berdiri
dan telapak kakinya menyentuh permukaan. Bayi akan mengangkat
13
Pada usia ini gerakan refleks yang terjadi secara otomatis akan
tergantikan dengan gerak motorik halus dan kasar. Bayi belajar untuk
mengenali diri sendiri dan lingkungannya melalui kemampuan mereka
untuk menggerakkan tubuh dan menggunakan indranya. Kemampuan ini
merupakan dasar bagi bayi untuk pembelajaran di tahap perkembangan
berikutnya sehingga orang tua harus memberikan rangsangan secara terus
menerus perkembangan motorik bayi.
Pada usia ini bayi mulai menjelajah dengan mainan yang diberikan
dengan cara menggenggam mainan tersebut. Mainan yang diberikan kepada
bayi hendaknya sesuai dengan usia perkembangan dan aman bagi bayi
(tidak beracun, tidak mudah pecah, tidak tajam sudut-sudutnya, dapat
dicuci, ukurannya tidak terlalu kecil, dan tidak terlalu berat).
bayi di lantai yang bersih dan mengajak bayi bermain bermanfaat untuk
menguatkan ototnya.
Bayi juga senang memasukkan mainan ke dalam mulut. Salah satu cara
bayi untuk mengenal benda-benda di sekitarnya adalah dengan cara
memasukkan benda ke dalam mulut, karena pada ujung mulut bayi memiliki
terdapat lebih banyak saraf yang dibandingkan dengan bagian tubuh
lainnya. Kondisi ini biasanya terjadi saat bayi berusia sekitar 7 bulan hingga
memasuki usia 2 tahun.
4. Anak usia 9-12 bulan
Bayi yang berusia 9-12 bulan mulai bisa berdiri selama 30 detik atau
berpegangan pada benda yang kuat. Orang tua dapat membantu dengan
menyiapkan pegangan yang kokoh seperti, kursi, dan kaki meja. Pastikan
juga lantai tidak licin selain itu, ayah-bunda juga harus memastikan
mendapat imunisasi sesuai dengan usianya.
2.2 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Tumbuh Kembang Anak
Ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi tumbuh kembang pada anak,
beberapa faktornya adalah sebagai berikut : 18
2.2.1 Faktor internal
1. Ras
Beberapa ahli antropologie berpendapat bahwa ras kuning memiliki
hereditas lebih pendek dibandingkan dengan ras kulit putih.
2. Keluarga
Postur tubuh, tinggi, gemuk, pendek, kurus merupakan keturunan dari
keluarga.
3. Jenis kelamin
Antara pria dan wanita pada umur tertentu dalam proses pertumbuhan
perubahan struktur tubuhnya akan sangat berbeda, perubahannya seperti
pada ukuran tubuh, kecepatan tumbuh, keseimbangan jasmani dan
lainnya. Sehingga pria dan wanita memiliki ukuran normal masing-
15
2. Celebral palsy
Yaitu kelainan pada gerakan otot atau bentuk tubuh anak karena cedera
atau mengalami gangguan perkembangan otak sebelum anak dilahirkan.
Celebral palsy tidak dapat disembuhkan, secara umum, terapi dan
pengobatan yang dibutuhkan oleh penderita cp:
a. Rehabilitasi medik, yaitu fisioterapi (terapi fisik) dan terapi okupasi
b. Terapi perilaku
c. Terapi obat , biasanya diberikan pada kasus cp yang mengalami kejang-
kejang atau kekakuan otot
19
5. Gangguan autisme
Yaitu kelainan perkembngan sistem saraf yang dialami sejak lahir atau
saat masa balita. Ciri yang sangat terlihat pada penderita yang mengalami
kelainan ini adalah sulit untuk melakukan interaksi sosial, melakukan
komunikasi dengan normal, sulit memahami emosi dan perasaan orang lain.
Hal-hal yang dapat membantu gangguan autisme adalah dengan sebagai
berikut:
a. Ajak anak untuk bicara sesering mungkin, jika anak mulai berpaling
kearah lain saat diajak bicara, coba arahkan wajahnya dengan lembut
ke arah anda agar ia tetap focus melihat mata anda. Gunakan buku
20
cerita yang ada gambarnya dan mainan yang disukai anak sebagai alat
bantu.
b. ajak anak sesering mungkin untuk berkata-kata dan melakukan
komunikasi.
c. Sering-sering memuji anak, contohnya dengan memberikan pertanyaan
pada anak dan anak berhasil menjawabnya puji anak dan perlihatkan
kasih sayang pada anak.
d. Bantu anak melakukan gerakan tubuh yang teratur misalnya senam, ini
dilakukan untuk memperbaiki gerak motorik pada anak.
6. Retardasi mental (Tuna Mental)
2.4 Stimulasi
1. Stimulasi yang diberikan harus didasari rasa cinta dan kasih sayang
2. Berikan contoh sikap dan perilaku yang baik, karena anak akan
mengikuti setiap tingkah laku yang dilihatnya.
3. Berikan stimulasi secara teratur dan sesuai dengan umur anak.
4. Hal yang paling menyenangkan bagi anak adalah bermain, maka berikan
stimulasi dengan mengajak anak bermain, bernyanyi, menari, dan tidak
dengan memaksa anak dan tidak ada punsihment.
5. Lakukan stimulasi secara bertahap dan berkelanjutan sesuai umur anak,
terhadap 4 aspek kemampuan dasar anak.
6. Menggunakan alat bantu seperti permainan yang sederhana, aman dan
ada disekitar anak.
7. Tidak membedakan antara anak laki-laki dan perempuan, kesempatan
yang diberikan harus sama.
8. Berikan pujian sesering mungkin pada anak dan beri hadiah untuk
keberhasilan yang anak capai.
22
Beberapa cara stimulasi yang dapat merangasang aspek motorik kasar, motorik
halus, bicara dan bahasa, sosialisasi dan kemandirian anak yaitu: 18
b) Motorik Halus
1.) Melihat, menggapai dan menendang. Dengan cara ikat tali diatas
tempat tidur bayi dan gantung maianan diujung tali. Cara ini akan
menarik perhatian bayi untuk melihat, menendang, dan menggapai
mainan tersebut.
2.) Memperhatikan benda bergerak, Coba untuk menggerakkan
mainan dihadapan bayi dengan secara perlahan kesisi kanan dan
kiri kemudian bayi akan ikut memperhatikan.
3.) Memegang benda, dengan cara meletakkan mainan yang memiliki
suara dan mainan yang berwarna-warni di tangan bayi, kemudian
perhatikan cara bayi memegang benda tersebut.
c) Bicara dan Bahasa
1.) Bicara, dengan cara mengajak bayi berbicara setiap hari dan
dilakukan sesering mungkin. Manfaatkan kesempatan seperti saat
memandikan bayi, memakaikan bajunya, memberi makan dan
kegiatan lainnya.
2.) Bahasa, dengan cara menirukan suara-suara seperti meniru apa
yang bayi ucapkan sesering mungkin, dan bayi akan menirukan
anda kembali.
d) Sosialisasi dan Kemandirian
1.) Memberi rasa aman dan kasih sayang dengan cara sesering mungkin
memberikan pelukan, belaian, bicara pada bayi dengan nada yang
lembut dan halus.
2.) Ajak bayi tersenyum, dengan cara mengajak bayi tersenyum setiap
hari dan sesering mungkin, lihat mata bayi, dan buat suara yang
menyenangkan sambil tersenyum, jika bayi senyum balas
senyumannya agar bayi merasa senang.
25
b) Motorik Halus
1.) Memegang benda dengan kuat, dengan cara meletakan mainan
yang menarik pada tangan bayi. Jika bayi menggengam mainan
tersebut, tarik mainan dengan pelan-pelan untuk melatih bayi agar
dapat memegang benda dengan kuat.
2.) Makan sendiri, dengan cara memeberikan kesempatan pada bayi
belajar makan sendiri untuk tahap awal ibu bisa memberikan
biscuit agar bayi bisa mulai belajar makan sendiri.
3.) Mengambil benda-benda kecil dengan cara meletakkan remahan
makanan atau potongan biscuit di hadapan bayi, lalu ajari bayi
untuk mengambil remahan makanan atau biscuit tersebut.
c) Bicara dan Bahasa
1.) Mencari sumber suara, dengan cara yaitu mengarahkan muka bayi
secara pelan kearah sumber suara, atau bisa membawa bayi untuk
menuju sumber suara.
2.) Menirukan kata-kata, dengan cara mengulangi beberapa kata pada
saat berbicara pada bayi buat agar bayi kembali menirukan kata
tersebut. Contoh kata yang mudah ditiru bayi adalah “mama,
papa”.
d) Sosialisasi dan Kemandirian
1.) Bermain “cilukba”, dengan cara menggunakan saputangan atau
kain yang dapat menutupiswajah kamu dari pndangan bayi.
Singkirkan sapu tangan tersebut dari pandangankbayi dan
katakan “cilukba”.
2.) Berusaha menggapai mainan, dengan cara letakkanlah mainan
agak jauh dari posisi bayi, lalu gerakan mainan didepan bayi
kemudian katakan sesuatu pada bayi agar ia tertarik dan berusaha
mengambil mainan tersebut.
27
Perilaku adalah suatu kegiatan atau aktivitas organisme atau makhluk hidup
yang bersangkutan. Oleh sebab itu dari segi biologis, semua makhluk hidup
mulai dari binatang sampai dengan manusia, mempunyai aktivitas masing-
masing.21 Skiner (1938) seorang ahli psikologi merumuskan bahwa perilaku
merupakan respons atau reaksi seseorang terhadap stimulus (rangsangan dari
luar). Selanjutnya teori Skiner menjelaskan adanya dua jenis respons, yakni:21
stimulus atau objek yang berkaitan dengan sehat-sakit, penyakit, dan faktor-
faktor yang mempengaruhi sehat-sakit (kesehatan) seperti lingkungan,
makanan, minuman, dan pelayanan kesehatan. Dapat disimpulkan perilaku
kesehatan adalah semua aktivitas atau kegiatan seseorang baik yang dapat
diamati maupun yang tidak dapat diamati yang berkaitan dengan pemeliharaan
dan peningkatan kesehatan pemeliharaan kesehatan ini mencakup mencegah
atau melindungi diri dari penyakit dan masalah kesehatan lain, meningkat
kesehatan, dan mencari penyembuhan apabila sakit atau terkena kesehatan.21
1. Factor internal yaitu factor dari dalam diri seseorang contohnya minat,
pengalaman, dan tingkat pendidikan.
2. Factor eksternal, yaitu factor dari luar diri seseorang, contohnya keluarga,
masyarakat dan sarana.
3. Faktor pendekatan belajar yaitu faktor upaya belajar contohnya strategi
dan metoda dalam pembelajaran.
1. Tahu (know), tahu ini bisa berarti mengingat kembali tentang sesuatu
yanfg telah dipelajariLsetelah mengamati beberapa objek atau materi.
2. Memahami (comprehension), kemampuan memahami dan menjelaskan
secara baik dan benar terhadap objek yang diamati.
3. Aplikasi, kemampuan untuk menerapkan sesuatu yang sudah dipelajari
pada keadaan yang sesungguhnya.
4. Analisis yaitu kemampuan untuk mengelmpokkan materi menjadi
beberapa bagian dan masih dalam bentuk struktur yang berhubungan satu
dengan lain.
35
Faktor yang sangat mempengaruhi perkembangan awal anak adalah dari keluarga,
adalah seorang ibu. Ibu yang memiliki pengetahuan yang baik tentang cara
menstimulasi anak, ini akan membantu ibu menjadi sadar dan mengerti tentang
keterlambatan dalam tingkat perkembangan anak. Dari hal tersebut jelas terlihat
bahwa pengetahuan yang dimiliki ibu akan membawa ibu untuk berusaha dan
melakukan stimulasi yang tepat pada anaknya agar tidak mengalami gangguan
perkembangan.22
Pengetahuan tentang stimulasi ini akan membantu orang tua menjadi sadar dan
paham mengenai keterlambatan dalam tingkat perkembangan. Hal ini menunjukkan
bahwa pengetahuan tersebut akan membawa ibu untuk berpikir dan berusaha supaya
anaknya tidak mengalami penyimpangan perkembangan. Dalam komponen ini
komponen emosi dan keyakinan ikut bekerja, sehingga ibu berniat akan melakukan
stimulasi/rangsangan terhadap perkembangan anak dan pada akhirnya ibu melakukan
tindakan stimulasi/rangsangan perkembangan anak.23
Pengetahuan ibu tentang perkembangan anak sangat erat kaitannya dengan hasil
perkembangan anak yang positif. Ibu memainkan peran penting dalam menilai
perkembangan anak pada pengamatan dengan mengidentifikasi tonggak
perkembangan yang sesuai. Penelitian sebelumnya mengungkapkan bahwa ada
hubungan yang kuat antara karakteristik demografi dan Pengetahuan Ibu dan hal itu
sangat berpengaruh pada perkembangan pengasuhan anak.6
36
Salah satu cara efektif untuk dapat meningkatkan sikap ibu dalam menstimulasi
pertumbuhan dan perkembangan anak adalah dengan memberikan informasi yang
bermanfaat, baik melalui media massa maupun tenaga kesehatan setempat tentang
pentingnya menstimulasi pertumbuhan dan perkembangan anak balita dengan gizi
kurang sehingga dapat memberikan pemahaman yang baru dan mengubah pola
pikir ibu. Sikap seseorang akan memberikan warna atau corak pada perilaku atau
perbuatan orang yang bersangkutan. Jadi, dengan mengetahui sikap seseorang,
orang akan mendapatkan gambaran kemungkinan perilaku yang timbul dari orang
yang bersangkutan. Sikap timbul karena adanya stimulus sehingga terbentuknya
suatu sikap dimana sikap ini dipengaruhi oleh lingkungan sosial, kebudayaan,
keluarga, norma, dan adat istiadat. 25
Pada akhirnya jika anak tidak mendapatkan stimulasi dini motorik halus maka
diharapkan. Sebaliknya jika ibu setuju terhadap perlunya stimulasi dini motorik
halus maka ibu akan cenderung melakukannya sehingga anak dapat berkembang
motorik halusnya secara optimal. Kondisi ini ditunjang oleh faktor lain terkait
dengan karakteristik baik umur, pendidikan maupun pekerjaanya.24
Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, bahwa sikap lebih cenderung untuk
bertindak. Sikap belum tentu akan menjadi tindakan, karena untuk menjadi sebuah
tindakan harus ada faktor yang mempengaruhi seperti adanya fasilitas sarana dan
prasarana. Misal, ibu hamil sudah paham bahwa memeriksakan kehamilan itu
penting bagi kesehatannya dan bagi janinnya, dan telah memiliki niat untuk
memeriksa kehamilan. Supaya sikap ini berubah menjadi tindakan, fasilitas yang
dibutuhkan adalah bidan di Posyandu atau Puskesmas terdekat dari rumahnya. Jika
tidak, kemungkinan ibu hamil itu tidak akan memerisakan kehamilannya, karena
jarak fasilitas jauh untuk dijangkau Praktik atau tindakan dapat dibedakan menjadi
3 tingkatan menurut kualitas nya, yaitu :21
38
Kegiatan atau hal yang dilakukan oleh seseorang tetapi masih harus
dituntun atau diberi panduan. Contohnya, seorang ibu untuk memeriksa
kehamilannya harus diingatkan terlebih dahulu oleh bidan atau
keluarganya.
c. Adopsi (adoption)
Faktor presdiposisi
1. Pengetahuan ibu
2. Sikap ibu
3. Perilaku/praktik ibu
Faktor pemungkin
Stimulasi Dini
1. Ekonomi keluarga
Perkembangan
2. Fasilitas Kesehatan
Bayi 0-12 bulan
Faktor pendorong
1. Perilaku petugas
kesehatan
2. Perilaku pengasuhan
Pengetahuan
Stimulasi Dini
Sikap Perkembangan Bayi
Praktik
dari kerangka teori tersebut diambil beberapa variabel yang akan diteliti sesuai
dengan apa yang dibutuhkan dalam penelitian ini. Pada penelitian ini yang menjadi
variabel dependent adalah stimulasi dini perkembangan bayi , sedangkan yang menjadi
variabel independent adalah pengetahuan ibu dalam stimulasi dini perkembangan bayi
0-12 bulan, gambaran sikap dan praktek ibu dalam stimulasi dini perkembangan bayi
0-12 bulan
2.8 Hipotesis
METODE PENELITIAN
3.3.1 Populasi
3.3.2 Sampel
Sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi
atau sebagian kecil yang diambil dari populasi dengan prosedur tertentu sehingga dapat
41
42
mewakili populasinya. Sampel dalam penelitian ini adalah ibu yang memiliki bayi
berusia 0-12 bulan di Puskesmas Durian Luncuk Kecamatan Batin XXIV. Jumlah
sampel penelitian ini dihitung dengan menggunakan rumus Lemeshow,dibawah ini :
𝑍 2 1−𝛼/2 𝑃(1−𝑃)𝑁
n= 𝑑2 (𝑁−1)+ 𝑧 21−𝛼/2𝑃 (1−𝑃)
Dengan Keterangan :
n = besar sampel
N = besar populasi
Z1α/2 = 1,96
d = deviasi untuk menghindari bias (0,1)
P = 0,5
𝑍 2 1−𝛼/2 𝑃(1−𝑃)𝑁
n= 𝑑2 (𝑁−1)+ 𝑧 21−𝛼/2𝑃 (1−𝑃)
n= 84,8
n= 85 sampel
Jadi, sampel minimal yang dibutuhkan oleh peneliti berjumlah 85 ibu yang
memiliki bayi berusia 0-12 bulan yang berada di wilayah kerja puskesmas durian
luncuk. Untuk menghindari drop out maka jumlah sampel ditambah 10%. Maka
jumlah sampel adalah 94 ibu yang memiliki bayi 0-12 bulan dan semua responden
berhasil ditemui dan diukur secara lengkap.
43
𝑥
𝑛= x n1
𝑁
Karmio 76 76 9
𝑛= x 85 = 9
720
Koto boyo 44 44 5
𝑛= x 85 = 5
720
Matagual 36 36 4
𝑛= x 85 = 4
720
Simpang 35 35 4
𝑛= x 85 = 4
Aurgading 720
Jumlah 720 85
Gambar 4.1
Peta Wilayah Kerja Puskesmas Durian Luncuk
52
53
Jumlah penduduk diwilayah kerja Puskesmas Durian Luncuk tahun 2021 adalah
sebesar 18.829 jiwa ( Laki- laki : 9.514 dan Perempuan 9.315 jiwa). Terdapat 14
posyandu aktif diwilayah kerja puskesmas durian luncuk.
Tabel 4.2
Table 4.3
Distribusi Responden Berdasarkan Karakteristik Responden Di Puskesmas
Durian Luncuk Kecamatan Batin XXIV Tahun 2020
Berdasarkan tabel distribusi sampel pada tabel 4.3 di atas, menunjukkan bahwa
karakteristik responden penelitian berdasarkan usia bayi sebagian besar adalah usia 4-
6 bulan sebanyak 34 (40%), berdasarkan pendidikan orang tua sebagian besar adalah
tamat SMA yaitu sebanyak 35 (41.17%), berdasarkan perkerjaan orang tua sebagian
besar adalah Ibu Rumah Tangga sebanyak 74 (87%).
Hasil analisa data pada table diatas menunujukkan bahwa ibu yang memiliki
pengetahuan yang baik sebesar 84.7% dan ibu yang yang memiliki pengetahuan kurang
sebesar 15.3%. Sebagian besar dari responden berpengetahuan baik.
Hasil analisa data pada table diatas menunujukkan bahwa ibu yang memiliki sikap yang
positif sebesar 42.4% dan ibu yang yang memiliki sikap negative sebesar 57.6%. hasil
ini menunjukkan mayoritas ibu memiliki sikap negative yang cenderung tidak
melakukan stimulasi pada bayi.
Praktik ibu dalam memberikan stimulasi pada bayi 0-12 bulan mengacu pada
keterampilan ibu pada perilaku pengasuhan ibu dalam memberikan stimulasi dini pada
bayi. Praktik dilakukan jika skor jawaban >50% dan praktik tidak dilakukan jika skor
jawaban <50%. Praktik yang dilakukan ibu secara keseluruhan dapat dilihat dari table
4.6 dibawah ini :
58
Table 4.6
Distribusi Frekuensi Praktik Ibu Tentang Stimulasi Perkembangan Bayi 0-
12 Bulan Di Wilayah Kerja Puskesmas Durian Luncuk Tahun 2021
Hasil analisa data pada table diatas menunujukkan bahwa ibu yang melakukan praktik
stimulasi sebesar 88.2% dan ibu yang tidak melakukan praktik stimulasi sebesar
11.8%.
Table 4.7
Distribusi Frekuensi Stimulasi Perkembangan Bayi 0-12 Bulan Di Wilayah
Kerja Puskesmas Durian Luncuk Tahun 2021
Hasil analisa data pada table diatas menunujukkan bahwa ibu yang melakukan
stimulasi pada bayi sebesar 84.7% dan ibu yang tidak melakukan stimulasi pada bayi
sebesar 15.3%.
Analisis bivariat yaitu analisis untuk mengetahui apakah ada hubungan yang
signifikan antara variabel dependen dengan variabel independen. Analisis data yang
digunakan pada penelitian ini adalah uji Chi Square dengan tingkat kepercayaan 95%.
Table 4.8 Tabulasi Silang Hubungan Pengetahuan Ibu Dengan Stimulasi Dini
Perkembangan Bayi Usia 0-12 Bulan
Stimulasi P value OR
Tidak Ya Total (95% CI)
Pengetahuan N % N % N %
Kurang 9 69.2 4 30.8 13 100 0.000 38,250
Baik 4 5.6 68 94.4 72 100 (8,114-180,304)
Sumber : Data Primer Terolah 2021
Berdasarkan tabel 4.8 di atas dapat dilihat pengetahuan ibu yang baik dan
melakukan stimulasi pada bayi terdapat 68 orang (94.4%) dan ibu yang berpengetahuan
kurang dan tidak melakukan stimulasi terdapat 4 orang (30.8%). Ada hubungan yang
signifikan antara pengetahuan ibu dalam pemberian stimulasi perkembangan pada
bayi. Hasil uji statistik diperoleh nilai (p-value= 0,000) dengan nilai (OR (Odd ratio)=
38,250), dan (95%Cl=8,114-180,304). OR 38,250 yang berarti pengetahuan ibu
60
beresiko 38,250 lebih besar tidak melakukan stimulasi yaitu 12,462 dibandingkan
dengan ibu yang melakukan stimulasi. Sehingga dapat disimpulkan bahwa ada
hubungan antara pengetahuan ibu dalam pemberian stimulasi dini pada perkembangan
bayi 0-12 bulan di Wilayah Kerja Puskesmas Durian Luncuk Kecamatan Batin XXIV
Tahun 2021.
Stimulasi Total P- OR
Tidak Ya value (95% CI)
Sikap N % N % N %
Negative 12 24.5 37 75.5 49 100 0.015 11.351
Positif 1 2.8 35 97.2 36 100 (1,402-91,930)
Sumber : Data Primer Terolah 2021
Berdasarkan tabel 4.9 di atas dapat dilihat sikap ibu dinyatakan positif dan
melakukan stimulasi pada bayi terdapat 35 orang (97.2%) dan ibu yang memiliki sikap
negative dan tidak melakukan stimulasi terdapat 37 orang (75.5%). Ada hubungan
yang signifikan antara sikap ibu dalam pemberian stimulasi perkembangan pada bayi.
Hasil uji statistik diperoleh nilai (p-value= 0,015) dengan nilai (OR (Odd ratio)=
11,351), dan (95%Cl=1,402-91,930). OR 11,351 yang berarti sikap ibu beresiko lebih
besar tidak melakukan stimulasi yaitu 8.816 dibandingkan dengan ibu yang melakukan
stimulasi. Sehingga dapat disimpulkan bahwa ada hubungan antara sikap ibu dengan
61
pemberian stimulasi dini pada perkembangan bayi 0-12 bulan di Wilayah Kerja
Puskesmas Durian Luncuk Kecamatan Batin XXIV Tahun 2021.
Stimulasi Total P- OR
Tidak Ya value (95% CI)
Praktik N % N % N %
Tidak 8 80.0 2 20.0 10 100 0.000 56.000
Ya 5 6.7 70 93.3 75 100 (9,298-337,284)
Sumber : Data Primer Terolah 2021
Berdasarkan tabel 4.10 di atas dapat dilihat ibu yang melakukan praktik stimulasi
pada bayi terdapat 70 (93.3%) dan ibu yang tidak melakukan praktik stimulasi terdapat
2 orang (20.0%). Ada hubungan yang signifikan antara praktik ibu dengan pemberian
stimulasi perkembangan pada bayi. hasil uji statistik diperoleh nilai (p-value= 0,000)
dengan nilai (OR (Odd ratio)= 56,000), dan (95%Cl=9,298-337,284). Berarti praktik
ibu beresiko 56,000 lebih besar tidak melakukan praktik yaitu 12,000 dibandingkan
dengan ibu yang melakukan praktik stimulasi. Sehingga dapat disimpulkan bahwa ada
hubungan antara praktik ibu dengan pemberian stimulasi dini pada perkembangan bayi
0-12 bulan di Wilayah Kerja Puskesmas Durian Luncuk Kecamatan Batin XXIV Tahun
2021.
62
4.4 PEMBAHASAN
4.4.1 Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu dengan Pemberian Stimukasi Dini
Perkembangan Pada Bayi 0-12 Bulan
Penelitian ini sejalan dengan penelitian Rafika sari (2020) hasil dari
penelitiannya menunjukkan ada hubungan yang signifikan antara pengetahuan ibu
tentang stimulasi perkembangan motorik kasar anak dengan nilai P = 0,000 < 0,05.
Menurut Jufia, (2020) menjelaskan bahwa ibu yang memiliki pengetahuan baik tentang
stimulasi motoric kasar akan memiliki anak dengan perkembangan motorik kasar yang
normal. Namun bila pengetahuan ibu kurang maka kemampuan ibu dalam mengasuh
sekaligus mengontrol perkembangan anaknya tentu tidak optimal.29
Penelitian ini juga sejalan dengan nurul alfiyah Hasil penelitian diperoleh p
value (0,000) < α (0,05) Maka Ha diterima, Ada hubungan yang bermakna antara
63
Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Stimulasi Dengan Perkembangan Anak Usia 0-24
Bulan Di Desa Triguno Kecamatan Pucakwangi Kabupaten Pati.32
Penelitian juga sejalan dengan penelitian Ririn mutia (2017) Hasil analisa data
menggunakan uji chi-square diperoleh p-value yaitu 0,006, yang mana p-value < α
(0,006 < 0,05) yang menunjukan terdapat hubungannyang signifikan antara tingkat
pengetahuan ibu tentangnstimulasi dengan perkembangan balita di Posyandu Wilayah
Kerja Puskesmas Simpang Baru yang ditunjukkan dengan nilai.33
Semakin baik pengetahuan ibu tentang stimulasi, maka anak akan memiliki
perkembangannyang sesuai dengan tahap perkembangannnya. Dan disimpulkan
bahwakpengetahuan ibu yang baik akan memberikan hasil yang baik, artinya jika
pengetahuan ibu baik tentang stimulasi maka perkembangan anak akan sesuai dengan
memberikan efek yang kurang baik terhadap perkembanganpanak. (Khairani, 2019).23
Penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian ini yaitu penelitian yang dilakukan
oleh Hidayati (2012) yang meneliti hubungan antara pengetahuan ibu tentang
perkembangan anak dengan perkembangan psikomotor anak usia 3-5 tahun tidak
terdapat hubungan. Dengan uji chi square didapatkan nilai p = 0,266 lebih besar dari
tingkat kemaknaan α = 0,05 Tidak adanya hubungan yang bermakna secara statistic
antara pengetahuan ibu tentang perkembangan anak dengan perkembangan psikomotor
anak usia 3-5 tahun.33
Hasil penelitian ini berbeda dengan penelitian Waode (2017) hasil penelitian
menujukkan bahwa mayoritas ibu memiliki pengetahuan kurang sebesar 57,9% ini
disebabkan oleh pendidikan, belum berpengalaman mengurus anak dan kurang
mendapatkan informasi tentang menstimulasi anak. Hal seperti ini dibutuhkan
pendidikan kesehatan kepada ibu untuk menstimulasi perkembangan bayi sejak dini.34
Penelitian ini sependapat dengan teori bahwa pengetahuan merupakan hasil dari
pengamatan seseorang terhadap suatu objek melalui panca inderanya. Jika seseorang
64
tidak memiliki pengetahuan maka seseorang terebut tidak memiliki landasan untuk
menentukan tindakan dalam menyelesaikan masalah yang dihadapi.21
Penelitian ini sejalan dengan penelitian Mia, dkk (2017). Berdasarkan hasil
penelitian Hasil penelitian menunjukan bahwa sikap responden terhadap stimulasi
tumbuh kembang sebagian besar termasuk kategori positif yaitu 29 orang (51.8%) dan
yang bersikap negatif sebanyak 27 orang (48.2%). P=0.000 ada hubungan sikap ibu
dengan stimulasi perkembangan pada bayi usia 6-12 bulan. Salah satu cara
efektifnuntuk dapat meningkatkannsikapoibundalam menstimulasi pertumbuhan dan
perkembangan anak adalah dengan memberikan informasi mengenai stimulasi, melalui
media massa, tenaga kesehatan tentang pentingnya menstimulasi pertumbuhan dan
perkembangan anakpsehingga dapat memberikannpemahamanmyangmbaru dan
mengubahnpola pikir ibu.12
66
Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan Rafika (2020) hasil
penelitian menunjukkan Ada hubungan antara sikap ibu tentang stimulasi terhadap
perkembangan motorik kasar anak dengan nilai P = 0,000 < 0,05. Sikap seseorang
dianggap juga berperan penting dalam kehidupan seseorang terbukti pada beberapa
hasil penelitian menjelaskan bahwa orang yang memiliki sikap positif cenderung
kurang mengalami masalah kesehatan sedangkan orang yang memilki sikap negatif
justru sebagian besar mengalami masalah kesehatan karena orang yang memilki sikap
negative kurang memperhatikan dalam menjaga kesehatannya.29
Penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian Wijayanti (2017), hasil penelitian
menunjukkan Sebagian besar ibu (60%) telahpmenunjukkan sikap positif terhadap
stimulasimperkembanganmanak. Sedangkan_tahappperkembanganmmotorik kasar
anak di dapatkan hasil perkembangan yangnnormal sebanyak 17 anak (85%), dan 3
anak (15%) masuk dalam kategori tidak dapat di tes. Dalamnpenelitian ini H0nditerima
danNH1 ditolak, artinya berdasarkanphubungan sikap ibu dengan tahap perkembangan
di dapatkan hasil tidak ada hubungan sikap ibu tentang stimulasi perkembangan
dengan tahap perkembangan.35
Sikap adalah suatu reaksi atau tanggapan yang dari seseorang terhadap suatu
peristiwa terhadap suatu objek.21 Sikaplah yang menentukan sifat, hakikat, baik
perbuatan sekarang maupun perbuatan yang akan dating. Sikap memang menjadi faktor
pendahulu (predisposing factor) bagi tindakan seseorang (practice) untuk memberikan
stimulasi dini motorik halus. Tanpa persetujuan yang ada di dalam pikiran seseorang
mustahil seseorang akan melakukan sesuatu. Berkaitan dengan hal ini artinya tanpa
setuju untuk memberikan stimulasi dini motorik halus maka mustahil ibu memberikan
stimulasi dini motorik halus pada anaknya. 24
Salah satu cara efektif untuk dapat meningkatkan sikap ibu dalam menstimulasi
pertumbuhan dan perkembangan anak adalah dengan memberikan informasi yang
bermanfaat, baik melalui media massa maupun tenaga kesehatan setempat tentang
67
Penelitian ini sejalan dengan penelitian Riska (2017) hasil penelitian dengan
Significancy 0,001 Oleh karena p < 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa terdapat
korelasi yang bermakna, sehingga H0 ditolak dan H1 diterima yang berarti ada
hubungan kemampuan ibu melakukan stimulasi dengan perkembangan bayi usia 3-6
bulan. Nilai korelasi spearman sebesar 0,532 menunjukkan bahwa arah korelasi positif
dengan kekuatan korelasi sedangi. Kemampuan ibu baik dalam melakukan stimulasi
ini berarti ibu dapat melakukan praktik pemberian stimulasi dengan baik sehingga
perkembangan anak dapat optimal.7
68
Penelitian ini juga sejalan dengan penelitian Meilita (2019) Berdasarkan hasil
penelitianpdiketahuipbahwa praktik pengasuhan ibu memengaruhi secara langsung
positif signifikan terhadap perkembangan sosial emosi anak. Sejalan dengan hasil uji
korelasiypearson bahwa praktik pengasuhan ibu berhubungan positif signfikan dengan
perkembangan sosial emosisanak. Ini berarti, anak yang mendapatkan praktik
pengasuhan dalam pemberian stimulasi yang baik memilikimdampak yang positif
terhadap perkembangan sosialpemosinya. Praktikmpengasuhan ibu yang baik dalam
pemberiannstimulasi dipengaruhi oleh kematanganpdanckesiapan ibu untuk
menjadinorang tua.37
Hasil penelitian ini berbeda dengan penelitian Waode (2017) hasil penelitian
menujukkan bahwa tindakan menstimulasi perkembangan yang ditunujukkan ibu
sebagian besar dalam kategori kurang (52,6%) ini disebabkan oleh kurangnya
pengetahuan serta sikap yang juga kurang baik. Dari hasil wawancara ibu yang memilki
tindakan baik sering keposyandu dan mendapat penyuluhan tentang perkembangan
bayi sesuai usia. Sebaliknya ibu yang memiliki tindakan yang kurang baik cenderung
kurang dalam menstimulasi perkembangan anak.34 Stimulasi perkembangan anak yang
dilakukan oleh ibu akan menjadikan anak lebih mudah dan cepat dalam mencapai
setiap tugas perkembangan yang meliputi motorik kasar, motorik halus, bahasa, dan
sosial kemandirian. Stimulasi perkembangan anak yang dilakukan ibu pasti didasari
69
dengan pengetahuan ibu tentang stimulasi kemudian ibu berpikir dan mempersepsikan
tentang stimulasi dan kemudian bersikap dan kemudian akan melakukan perilaku
stimulasi.40
Jadi dapat disimpulkan bahwa sebagian besar ibu melakukan praktik pemberian
stimulasi dini pada bayi. Praktik atau keterampilan mengacu pada perilaku pengasuhan
untuk membesarkan anak yang dapat membentuk bagaimana seorang anak
berkembang. Praktik berhubungan dengan cara-cara yang melibatkan pengetahuan,
sikap, dan sering melibatkan penerapan pengetahuan.
70
BAB V
1. Tingkat pengetahuan ibu tentang stimulasi dini perkembangan pada bayi 0-12
bulan sebesar 84,7% berpengetahuan baik dan sebesar 15.3% berpengetahuan
kurang. Mayoritas ibu memiliki pengetahuan yang baik tentang stimulasi dini
perkembangan pada bayi.
2. Sikap ibu dalam pemberian stimulasi dini pada bayi 0-12 bulan sebesar 57,6%
ibu memiliki sikap negative dan sebesar 42.4% ibu memiliki sikap yang positif.
Dari hasil peneliatian ini sebagian besar ibu memiliki sikap yang negative.
3. Praktik ibu dalam pemberian stimulasi dini perkembangan bayi 0-12 bulan
Sebesar 88.2% Ibu melakukan praktik stimulasi dini pada bayi usia 0-12 bulan
dan sebesar 11.8% ibu tidak melakukan praktik stimulasi dini pada bayi usia 0-
12 bulan.
4. Berdasarkan hasil analisis ibu yang melakukan stimulasi perkembangan sebesar
84,7% dan sebesar 15,3 % tidak melakukan stimulasi perkembangan. Ini berarti
sebagian besar ibu melakukan stimulasi dan perkembangan bayi sesuai dengan
usia hanya sebagian kecil ibu yang tidak melakukan stimulasi dan
perkembangan tidak sesuai usia.
5. Ada hubungan yang bermakna antara pengetahuan ibu dengan pemberian
stimulasi dini pada perkembangan bayi 0-12 bulan. Dibuktikan dengan nilai P-
value 0,000 (p<0,05) dan OR sebesar 38.250 (95% CI 8.144-180.304). yang
71
72
5.2 SARAN
1. Bagi Institusi Pendidikan
Diharapkan hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai sumber bacaan untuk
menambah wawasan bagi mahasiswa Program Studi Imu Kesehatan
Masyarakat Universitas Jambi.
2. Bagi Puskesmas
Diharapkan petugas promosi kesehatan dan bidan dapat melakukan pelatihan
dan pembinaan pada para kader dan ibu-ibu untuk meningkatkan pengetahuan
tentang tumbuh kembang anak, serta mendeteksi atau memberikan stimulasi
dini perkembangan bayi berdasarkan beberapa aspek perkembangan seperti
perkembangan kemampuan motorik kasar dan halus, perkembangan
kemampuan memahami perkataan orang serta perkembangan kemampuan
berbicara.
3. Bagi Masyarakat
Dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan
masyarakat tentang stimulasi dini perkembangan pada anak. Dengan
73
DAFTAR PUSTAKA
2020;4(April):27-34.
23. Khairani N, . S, Berlinda V. Hubungan Pengetahuan Ibu Tentang Stimulasi
Dengan Perkembangan Anak Usia 4-5 Tahun Di Paud Bina Ana Prasa Dan Paud
Islam Baiturrahim Kabupaten Rejang Lebong. J Nurs Public Heal.
2019;7(2):39-47. doi:10.37676/jnph.v7i2.896
24. Wahyuni C. Hubungan Pengetahuan, Sikap dan Perilaku tentang Stimulasi Dini
dengan Perkembangan Motorik Halus Anak Usia 1-3 Tahun di Kelurahan
Balowerti Kota Kediri. J Qual Women’s Heal. 2018;1(2):35-42.
doi:10.30994/jqwh.v1i2.15
25. Sulistyawati S, Mistyca MR. Pengetahuan Berhubungan dengan Sikap Ibu
dalam Kemampuan Menstimulasi Pertumbuhan dan Perkembangan Anak Balita
dengan Gizi Kurang. J Ners dan Kebidanan Indones. 2016;4(2):63.
doi:10.21927/jnki.2016.4(2).63-69
26. Legiati T, Hidayanti D, Indrayani D. Kelas Ibu Balita Meningkatkan
Pengetahuan dan Keterampilan Ibu dalam Stimulasi Tumbuh Kembang. J
Kesehat Prima. 2019;13(2):115. doi:10.32807/jkp.v13i2.240
27. Kusramadhanty M. Temperamen dan praktik pengasuhan orang tua menentukan
perkembangan sosial emosi anak usia prasekolah. Pers Psikol Indones.
2019;8(2):258-277. doi:10.30996/persona.v8i2.2794
28. sugiyono. Metode Penelitian Kuantitatif,Kualitatif Dan R&D. Alfabeta,CV.;
2017.
nelitian Kuantitatif,Kualitatif Dan R&D. Alfabeta,CV.; 2017.
29. Sari. R. Hubungan Pengetahun, Sikap Dan Pendidikan Ibu Tentang Stimulasi
Terhadap Perkembangan Motorik Kasar Anak Usia 3-5 Tahun Di Puskesmas
Lamasi. Jurnal Kesehatan Luwu Raya 2020 ; 06 (02):17-25.
30. Ramadia. R. dkk. Pengetahuan Orangtua Tentang Stimulasi Perkembangan Anak
Berhubungan Dengan Tahap Tumbuh Kembang Anak Usia Todler. Jurnal
Keperawatan Jiwa (JKJ). 2021:9(1):1-10.
31. Hasanah, M. N., Rachmawati, D. A., & Efendi, E. (2019) Hubungan
77
35. Wijayanti. R.A & Edmiandini. Hubungan Sikap Ibu Tentang Stimulasi
Perkembangan Dengan Tahap Perkembangan Motorik Kasar Pada Anak Usia 3-
4 Tahun.Jurnal Kebidanan.2016:7(3): 12-21
38. Rockers et al. Two Year Impact Of Community Based Health Screening And
Parenting Groups On Child Development In Zambia: Follow Up To A Cluster
Randomized Controlled Trial. Journal Plos Medicine:1-15.
https://doi.org/10.1371/journal.pmed.1002555
78
39. Febrina .S & Prasetya L. Pengaruh Pemberian Stimulasi pada Perkembangan Anak
Usia 12-36 Bulan di Kecamatan Sedayu, Bantul Jurnal Ners dan Kebidanan
Indonesia.2016:4(1):44-48. DOI : http://dx.doi.org/10.21927/jnki.
40. Vistra Veftisia1, Heni Hirawati Pranoto Hubungan Persepsi Ibu tentang Stimulasi
Perkembangan dengan Stimulasi Perkembangan Anak. Indonesian Journal of
Midwifery. 2020;3(1):40-45
LAMPIRAN
Lampiran 1 : Informed Consent
(PERNYATAAN PERSETUJUAN IKUT PENELITIAN)
Yang bertanda tangan dibawah ini :
Nama :
Umur :
Jenis kelamin :
Pekerjaan :
Alamat :
Telah mendapatkan keterangan secara rinci dan jelas mengenai :
1. Penelitian yang berjudul “Hubungan Pengetahuan, Sikap dan Praktik Ibu
Dalam Stimulasi Perkembangan Bayi 0-12 Bulan di Kecamatan Batin XXIV
Tahun 2020”
2. Perlakuan yang akan diterapkan pada subyek
3. Manfaat ikut sebagai obyek penelitian
4. Prosedur penelitian
Dan mendapat kesempatan mengajukan pertanyaan mengenai segala sesuatu yang
berhubungan dengan penelitian tersebut. Oleh karena itu saya bersedia/tidak bersedia
secara suka rela untuk menjadi subyek penelitian dengan penuh kesadaran tanpa
keterpaksaan.
Adapun penelitian ini dilakukan oleh Puspa Wardani Mahasiswa Program Studi Ilmu
Kesehatan Masyarakat, Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan, Universitas Jambi
Semester VII dibawah bimbingan bapak dan ibu dosen :
1. Asparian,.S.KM.,M.kes
2. Vinna Rahayu Ningsih,.S.KM.,M.kes
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya tanpa tekanan dari
pihak manapun.
Peneliti Jambi,
Responden
Lampiran 2 : Kuesioner
Hari/Tgl:
KUESIONER PENELITIAN
IDENTITAS RESPONDEN
1 NO KUESIONER
2 NAMA RESPONDEN
3 UMUR RESPONDEN
4 UMUR BAYI
5 ALAMAT
6 PENDIDIKAN TERAKHIR
7 PEKERJAAN
Beri tanda (✓) pada kolom yang tersedia sesuai dengan pilihan anda
No Pernyataan Ya Tidak
1. Stimulasi atau rangsangan yang diberikan pada bayi
harus dengan cara paksaan
2. Ibu harus memberikan stimulasi yang sama pada setiap
anak tidak membedakan anak perempuan dan laki-laki
3. Stimulasi yang baik diberikan pada anak adalah dengan
menggunakan teriakan/menakut-nakuti anak
4. Ibu harus memberikan stimulasi dalam suasana yang
menyenangkan dan kegembiraan.
5. Saat terjadi gangguan/keterlambatan perkembangan pada
bayi ibu tidak perlu memeriksa bayi ke posyandu atau
puskesmas
6. Ibu perlu memahami tahapan perkembangan seorang
anak sehingga dapat memberikan stimulasi / latihan
perkembangan yang optimal.
7. Tugas memberikan stimulasi pada bayi bukan tugas
seorang ibu
8. Memberikan pijatan lembut pada bayi dapat membantu
meningkatkan motorik kasar (seperti kemampuan
berdiri,mengenggam,berjalan) pada bayi.
KUESIONER PRAKTIK IBU DALAM MENSTIMULASI PERKEMBANGAN
BAYI 0-12 BULAN DIWILAYAH KERJA PUSKESMAS DURIAN LUNCUK
KECAMATAN BATIN XXIV
Beri Tanda (✓) Pada Kolom Yang Tersedia Sesuai Dengan Pilihan Anda
No Pernyataan Ya Tidak
1. Saya memeluk, menggendong, menatap, dan berbicara
pada bayi adalah cara saya untuk menstimulasi
perkembangan bayi
2. Untuk menstimulasi atau merangsang penglihatan bayi
(motoric halus) saya menggunakan benda yang berwarna
cerah seperti kain berwarna-warni untuk menarik
perhatian bayi.
3. Saya membiasakan bayi bertemu dengan banyak orang
agar bayi terbiasa dengan lingkungan sosial
4. Saya memberikan stimulasi secara bertahap dan
berkelanjutan sesuai dengan usia bayi
No Pernyataan Ya Tidak
1. Dengan memberikan mainan atau benda pada tangan bayi
cara saya untuk melatih bayi belajar memegang benda
2. Mengajak bayi bermain cilukba adalah salah satu cara
saya untuk merangsang kemampuan sosialisasi dan
kemandirian bayi
3. Saya menyentuh jari jemari bayi dan memijatnya dengan
lembut, untuk menguatkan jari-jari nya agar bayi bisa
belajar meraih dan mengenggam.
4. Untuk melatih kemampuan bicara dan bahasa saya
mengajak bayi berbicara dengan mengucapkan kata
sederhana seperti “pa..pa..ma..ma” dan mengulangnya
agar bayi menirukan kembali kata-kata tersebut
No Pernyataan Ya Tidak
1. Untuk melatih bayi berjalan dan melangkah saya
membantunya berpegangan dengan memegang kedua
tangan bayi
2. Saya mengajak bayi saya berbicara, bernyanyi, bercerita
serta mendengarkan musik dengan irama yang lembut
untuk melatih bicara dan bahasa pada bayi.
3. Untuk melatih kemampuan motoric halus bayi Saya
mengajari bayi memegang alat tulis dengan menyediakan
crayon atau pensil dan kertas kemudian bantu bayi
memegang crayon dan ajari bayi mencoret-coret kertas.
4. Saya memberikan kesempatan pada bayi untuk belajar
makan sendiri dengan memberikannya biskuit atau
potongan buah
Bayi 9-12 Bulan
No Pernyataan Ya Tidak
1. Saya menuntun bayi untuk belajar berjalan sendiri tanpa
berpegangan pada benda
2. Saya mengajak bayi bermain didapur dan membiarkan
bayi mengeksplor barang-barang yang ada dan selalu
mengawasi bayi.
3. Bermain bola merupakan salah sartu cara untuk mengasah
motorik bayi, dengan bermain bola dapat melatih
koordinasi kaki dan mata
4. Untuk merangsang kemampuan bicara pada bayi dapat
dilakukan dengan cara berbicara dengan boneka seakan
boneka tersebut bisa bicara pada bayi.
Beri tanda (✓) pada kolom yang tersedia sesuai dengan pilihan anda
10. Apakah bayi suka tertawa keras waktu tidak Bicara dan
digelitik atau diraba-raba? Bahasa
Ya Tidak
1. Pada waktu bayi telentang, apakah ia dapat Gerak halus
mengikuti gerakan anda dengan menggerakkan
kepala sepenuhnya dari satu sisi ke sisi yang lain?
Ya Tidak
1. Pada posisi bayi telentang, pegang kedua Gerak kasar
tangannya lalu Tarik perlahan-lahan ke posisi
duduk. Dapatkah bayi mempertahankan lehernya
secara kaku seperti gambar sebelah kiri ? Jawab
TIDAK bila kepala bayi jatuh kembali seperti
gambar sebelah kanan.
Ya Tidak
1. Jika anda bersembunyi dibelakang Sosialisasi dan
sesuatu/dipojok kemudian muncul dan dan kemandirian
menghilang secara berulang-berulang dihadapan
anak, apakah ia mencari anda atau
mengharapkan anda muncul kembali?
2. Letakkan pensil ditelapak tangan bayi. Coba Gerak halus
ambil pensil tersebut dengan perlahan-lahan.
Sulitkah anda mendapatkan pensil itu kembali ?
3. Apakah anak dapat berdiri selama 30 detik atau Gerak kasar
lebih dengan berpegangan pada kursi/meja ?
4. Apakah anak dapat mengatakan 2 suku kata yang Bicara dan
sama, misalnya: “ma-ma”, “dada”, atau “papa”. Bahasa
Jawab YA bila ia mengeluarkan salah satu suara
tadi.
5. Apakah anak dapat mengangkat badannya ke Gerak kasar
posisi berdiri tanpa bantuan anda ?
6. Apakah anak dapat membedakan dengan orang Sosialisasi dan
yang belum ia kenal ? ia akan menunjukkan kemandirian
sikap malu-malu atau ragu-ragu pada saat
permulaan bertemu dengan orang yang belum
dikenalnya.
7. Apakah anak dapat mengambil benda kecil Gerak halus
seperti kacang atau kismis, dengan meremas
diantara ibu jari dan jarinya seperti pada gambar?
Reliability Statistics
No Item R Keterangan
1. P1 0.536 Valid
2. P2 0,645 Valid
3. P3 0,596 Valid
4. P4 0,527 Valid
5. P5 0,699 Valid
6. P6 0,634 valid
7. P7 0,671 Valid
8. P8 0,536 Valid
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.786 10
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.752 5
Lampiran 3. Hasil Univariat
Pengetahuan
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Kurang 13 15.3 15.3 15.3
Baik 72 84.7 84.7 100.0
Total 85 100.0 100.0
Sikap
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Negative 49 57.6 57.6 57.6
Positif 36 42.4 42.4 100.0
Total 85 100.0 100.0
Praktik
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tidak 10 11.8 11.8 11.8
Ya 75 88.2 88.2 100.0
Total 85 100.0 100.0
Stimulasi
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tidak 13 15.3 15.3 15.3
Ya 72 84.7 84.7 100.0
Total 85 100.0 100.0
Lampiran 4. Hasil Analisis Bivariat
Pengetahuan * Stimulasi
Crosstab
Stimulasi
Tidak Ya Total
Pengetahuan Kurang Count 9 4 13
Expected Count 2.0 11.0 13.0
% within Pengetahuan 69.2% 30.8% 100.0%
% within Stimulasi 69.2% 5.6% 15.3%
% of Total 10.6% 4.7% 15.3%
Baik Count 4 68 72
Expected Count 11.0 61.0 72.0
% within Pengetahuan 5.6% 94.4% 100.0%
% within Stimulasi 30.8% 94.4% 84.7%
% of Total 4.7% 80.0% 84.7%
Total Count 13 72 85
Expected Count 13.0 72.0 85.0
% within Pengetahuan 15.3% 84.7% 100.0%
% within Stimulasi 100.0% 100.0% 100.0%
% of Total 15.3% 84.7% 100.0%
Chi-Square Tests
Asymp. Sig. (2- Exact Sig. (2- Exact Sig. (1-
Value df sided) sided) sided)
Pearson Chi-Square 34.464a 1 .000
Continuity Correctionb 29.724 1 .000
Likelihood Ratio 25.777 1 .000
Fisher's Exact Test .000 .000
Linear-by-Linear Association 34.058 1 .000
N of Valid Casesb 85
a. 1 cells (25,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 1,99.
b. Computed only for a 2x2 table
Risk Estimate
Sikap * Stimulasi
Crosstab
Stimulasi
Tidak Ya Total
Sikap Negative Count 12 37 49
Expected Count 7.5 41.5 49.0
% within Sikap 24.5% 75.5% 100.0%
% within Stimulasi 92.3% 51.4% 57.6%
% of Total 14.1% 43.5% 57.6%
Positif Count 1 35 36
Expected Count 5.5 30.5 36.0
% within Sikap 2.8% 97.2% 100.0%
% within Stimulasi 7.7% 48.6% 42.4%
% of Total 1.2% 41.2% 42.4%
Total Count 13 72 85
Expected Count 13.0 72.0 85.0
% within Sikap 15.3% 84.7% 100.0%
% within Stimulasi 100.0% 100.0% 100.0%
% of Total 15.3% 84.7% 100.0%
Chi-Square Tests
Asymp. Sig. (2- Exact Sig. (2- Exact Sig. (1-
Value df sided) sided) sided)
Pearson Chi-Square 7.552a 1 .006
Continuity Correctionb 5.969 1 .015
Likelihood Ratio 9.030 1 .003
Fisher's Exact Test .006 .005
Linear-by-Linear Association 7.463 1 .006
N of Valid Casesb 85
a. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 5,51.
b. Computed only for a 2x2 table
Risk Estimate
Praktik * Stimulasi
Crosstab
Stimulasi
Tidak Ya Total
Praktik Tidak Count 8 2 10
Expected Count 1.5 8.5 10.0
% within Praktik 80.0% 20.0% 100.0%
% within Stimulasi 61.5% 2.8% 11.8%
% of Total 9.4% 2.4% 11.8%
Ya Count 5 70 75
Expected Count 11.5 63.5 75.0
% within Praktik 6.7% 93.3% 100.0%
% within Stimulasi 38.5% 97.2% 88.2%
% of Total 5.9% 82.4% 88.2%
Total Count 13 72 85
Expected Count 13.0 72.0 85.0
% within Praktik 15.3% 84.7% 100.0%
% within Stimulasi 100.0% 100.0% 100.0%
% of Total 15.3% 84.7% 100.0%
Chi-Square Tests
Asymp. Sig. (2- Exact Sig. (2- Exact Sig. (1-
Value df sided) sided) sided)
Pearson Chi-Square 36.627a 1 .000
Continuity Correctionb 31.186 1 .000
Likelihood Ratio 25.975 1 .000
Fisher's Exact Test .000 .000
Linear-by-Linear
36.197 1 .000
Association
N of Valid Casesb 85
a. 1 cells (25,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 1,53.
b. Computed only for a 2x2 table
Risk Estimate
UJI NORMLITAS
PENGETAHUAN
Explore
Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
TOT_P 85 100.0% 0 .0% 85 100.0%
Descriptives
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
TOT_P .239 85 .117 .901 85 .106
SIKAP
Explore
Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
TOT_S 85 100.0% 0 .0% 85 100.0%
Descriptives
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
TOT_S .271 85 .152 .866 85 .063
a. Lilliefors Significance Correction
PRAKTIK
Explore
Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
TOT_PR 85 100.0% 0 .0% 85 100.0%
Descriptives
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
TOT_PR .386 85 .094 .632 85 .052
a. Lilliefors Significance Correction
STIMULASI
Explore
Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
TOT_ST 85 100.0% 0 .0% 85 100.0%
Descriptives
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
TOT_ST .304 85 .072 .693 85 .019
Descriptives
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
TOT_ST .304 85 .072 .693 85 .019
a. Lilliefors Significance Correction
DOKUMENTASI