Anda di halaman 1dari 127

KARYA TULIS ILMIAH

ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN ANAK

DENGAN PNEUMONIA DENGAN KETIDAKEFEKTIFAN

BERSIHAN JALAN NAFAS

DI RUANG CILINAYA RSD MANGUSADA KABUPATEN BADUNG

Diajukan oleh:

KURNIA WAHYU

NIM: 16E11577

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKES) BALI

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN

DENPASAR

2019

18
KARYA TULIS ILMIAH

ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN ANAK

DENGAN PNEUMONIA DENGAN

KETIDAKEFEKTIFAN BERSIHAN JALAN NAFAS

DI RUANG CILINAYA RSD MANGUSADA KABUPATEN BADUNG

Studi kasus ini diajukan sebagai salah satu persyaratan dalam mendapatkan

gelar Ahli Madya Keperawatan (A.Md.Kep)

Stikes Bali

Diajukan oleh:

KURNIA WAHYU

NIM: 16E11577

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKES) BALI

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN

DENPASAR

2019

ii19
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini :

Na m a : Kurnia Wahyu

NIM : 16E11577

Program Studi : Diploma III Keperawatan

Institusi : STIKES BALI

Menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa Karya Tulis Ilmiah yang saya tulis ini
adalah benar-benar mnerupakan hasil karya sendiri dan bukan merupakan pengambil
alihan tulisan atau pikiran orang lain yang saya aku sebagai hasil tulisan atau pikiran
saya sendiri. Apabila di kemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan karya tulis
ilmiah ini hasil jiplakan, maka saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan tersebut.

Denpasar,………………. 2019

Pembuat pernyataan

Kurnia Wahyu

NIM: 16E11577

Mengetahui :

Pembimbing 1 Pembimbing 2

Ns.AA Wulan Krisnandari, S.Kep., MS Ns. I Nengah Suarmayasa, S. Kep

NIND: 0816049003 NIP: 19770613200312100


20
iii
MOTTO

“Keberhasilan akan didapat dari restu Tuhan Yang Maha Esa dan orang tua,

Kejujuran dan kedisiplinan dalam bersikap mengantarkanmu ke jalan kesuksesan”

iv
21
LEMBAR PERSETUJUAN

Karya tulis Ilmiah oleh Kurnia Wahyu NIM 16E11577 dengan judul

“Proposal Studi Kasus Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Pneumonia

Dengan Ketidakefektifan Bersihan Jalan Nafas Di Ruang Cilinaya RSD

Mangusada” telah diperiksa dan disetujui untuk diujikan.

Denpasar,...........Februari 2019

Pembimbing 1 Pembimbing Pendamping

Ns.AA Wulan Krisnandari, S.Kep., MS Ns. I Nengah Suarmayasa, S. Kep


NIDN: 0816049003 NIP: 197706132000312100

v
22
LEMBAR PENGESAHAN

Proposal Karya Tulis Ilmiah oleh Kurnia Wahyu dengan judul Proposal Studi Kasus
Asuhan Keperawatan Pada Pasien Anak Dengan Pneumonia Dengan
Ketidakefektifan Bersihan Jalan Nafas Di Ruang Cilinaya RSD Mangusada
telah dipertahankan di depan dewan penguji pada tanggal 20 Mei 2019

Denpasar, 20 Mei 2019


Disahkan Oleh:
Dewan Penguji Ujian Akhir Program

1. Ns. IGNM Kusuma Negara, S.Kep., MNS …………………………


NIDN: 0807057501
2. Ns. I Nengah Suarmayasa, S.Kep ………………………..
NIP: 1977.0613.2003.121.008
3. Ns. AA Wulan Krisnandari, S.Kep., MS …………………………
NIDN: 0816049003

Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Bali

I Gede Putu Darma Suyasa, S.Kp.,M.Ng.,Ph.D


NIDN.0823067802

vi
23
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa, karena

berkat rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan proposal karya tulis ilmiah yang

berjudul ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN ANAK DENGAN

PNEUMONIA DENGAN KETIDAKEFEKTIFAN BERSIHAN JALAN NAPAS DI

RUANG CILINAYA RSD MANGUSADA.

Dalam penyusunan laporan ini penulis banyak mendapatkan bmbingan,

pengarahan dan bantuan dari semua pihak sehingga proposal karya tulis ilmiah ini

dapat terselesaikan tepat pada waktunya. Oleh karena itu penulis sangat ingin

mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang membantu menyelesaikan

laporan kasus ini antara lain kepada :

1. Bapak I Gede Putu Darma Suyasa, S.Kep., M.Ng., Ph.D. selaku Ketua

STIKES Bali yang telah banyak membina, membimbing penulis dari awal

mengikuti pendidikan sampek sekarang ini.


2. Ibu Ns. NLP Dina Susanti, S.Kep., M.Kep. selaku puket satu STIKES Bali

yang telah memberikan arahan kepada penulis dalam menyelasaikan proposal

karya tulis ilmiah ini.


3. Ibu Ida Ayu Lysandari, SE selaku puket dua STIKES Bali yang telah

memberikan kesempatan serta arahan khususnya di bidang administrasi

kepada penulis dalam menyelesaikan proposal karya tulis ilmiah ini.

vii
24
4. Bapak Ns. I Ketut Alit Adianta, S.Kep., S.Pd., MNS selaku puket tiga

STIKES Bali yang telah memberikan arahan dan motivasi untuk

menyelesaikan proposal karya tulis ilmiah ini.


5. Bapak Ns. I Gede Satri Astawa, S.Kep., M.Kes. selaku Kepala Program Studi

DIII Keperawatan STIKES Bali yang telah memberikan arahan dan motivasi

bagi penulis untuk menyelesaikan proposal karya tulis ilmiah ini.


6. Bapak Ns. IGNM Kusuma Negara, S.Kep., MNS. Selaku penguji utama yang

telah memberikan arahan dan masukan maupun saran yang diberikan kepada

penulis, serta pernyataan pengesahan yang diberikan kepada penulis.


7. Ibu Anak Agung Wulan Krisnandari, S.Kep., MS. Selaku pembimbing yang

telah banya memberikan masukan, arahan, dan motivasi dalam pembuatan

proposal karya tulis ilmiah ini.


8. Seluruh teman-teman Diploma III Keperawatan tingkat III, sahabat tercinta

beserta semua pihak yang telah memberikan bantuan baik moral, material,

motivasi, serta spiritual dalam penyusunan proposal karya tulis ilmiah ini.
9. Keluarga di rumah Bapak, Ibu, Kakak, Adik yang telah memberikan

dukungan baik moral, material, spiritual, dan motivasi dalam penyusunan

proposal karya tulis ilmiah ini.

Penulis menyadari bahwa proposal karya tulis ilmiah ini jauh dari yang namanya

sempurna. Oleh sebab itu, kritik dan saran yang bersifat konstruktif perlu diharapkan

oleh penulis demi kesempurnaan proposal karya tulis ilmiah ini. Akhir kata penulis

mengucapkan terimakasih

viii Denpasar, 09 Maret 2019

25
Penulis

KARYA TULIS ILMIAH


ix
ASUHAN KEPERAWATAN ANAK DENGAN PNEUMONIA

DI RUANG CILINAYA RSD MANGUSADA KABUPATEN BADUNG

26
DI SUSUN OLEH:

KURNIA WAHYU

Program Studi DIII Keperawatan STIKES BALI

Kurniania14@gmail.com

ABSTRAK

Latar Belakang: Pneumonia adalah peradangan paru di mana asinus tensi

dengan cairan, dengan atau tanpa disertai infiltrasi sel radang kedalam dinding

alveol dan rongga interstisium (Ridha, 2014). Menurut World Health

Organization (WHO, 2016, pada tahun 2015, kasus kematian balita akibat

Pneumonia yaitu 920.136. Berdasarkan data United Nations Children’s Fund

(UNICEF, 2017). Pneumonia merupakan penyebab kematian penyakit

menular anak dibawah usia 5 tahun yang menewaskan 2.500 anak tiap

harinya. Menurut Riskesdas tahun 2018, menunjukkan bahwa pneumonia

mengalami kenaikan dari 1,6% menjadi 2%.

Tujuan: Untuk membandingkan asuhan keperawatan pasien anak dengan pneumonia

di Ruang Cilinaya RSD Mangusada.


x
Metode: Metode yang di gunakan yaitu dengan teknik wawancara pengumpulan

riwayat kesehatan, observasi, pemeriksaan laboratorium dan diagnostik, pemeriksaan

27
fisik dan catatan medis serta studi dokumentasi. Penelitian di lakukan di Ruang

Cilinaya RSD Mangusada dan partisipan dalam penelitian ini adalah dua anak dengan

pneumonia.

Hasil: Asuhan Keperawatan pada An. P dan An. K dengan pneumonia di Ruang

Cilinaya RSD Mangusada di temukan 1 masalah keperawatn yaitu ketidakefektifan

bersihan jalan nafas berhubungan dengan peningkatan produksi sputum, yang

dilakukan penelitian didapatkan 1 masalah keperawatan yang sama dan diberikan

Asuhan Keperawatan selama 3x24 jam. Diberikan implementasi keperawatan sesuai

dengan rencana keperawatan

Kesimpulan: Masalah keperawatan anak dengan pneumonia dapat teratasi dengan

baik.

Kata Kunci: Asuhan Keperawatan Anak Dengan Pneumonia

DAFTAR ISI

xi

Sampul Depan.........................................................................................i

Sampul Dalam.........................................................................................ii

28
Pernyataan Keaslian Tulisan...................................................................iii

Motto.......................................................................................................iv

Lembar Persetujuan.................................................................................v

Lembar Pengesahan.................................................................................vi

Kata Pengantar........................................................................................vii

Abstrak....................................................................................................x

Daftar Isi..................................................................................................xii

Daftar Tabel.............................................................................................xv

Daftar Bagan...........................................................................................xvii

Daftar Lampiran......................................................................................xviii

DAFTAR ARTI LAMBANG, SINGKATAN DAN ISTILAH...............xix

BAB I: PENDAHULUAN.....................................................................1

A. Latar Belakang...............................................................................1
B. Rumusan Masalah..........................................................................3
C. Tujuan Studi Kasus........................................................................3
D. Manfaat Studi Kasus......................................................................3
BAB II: TINJAUAN PUSTAKA..........................................................5
A. Tinjauan Anatomi Fisiologi Sistem Pernafasan................................5
1. Anatomi Fisiologi Sistem Pernafasan.........................................5
2. Fisiologi Saluran Nafas...............................................................7
B. TINJAUAN TEORI PNEUMONIA.................................................9
1. Definisi.......................................................................................9
xii
2. Patofisiologi...............................................................................9
a. Etiologi............................................................................9
b. Proses Terjadi..................................................................11
c. Manifestasi Klinis...........................................................12
3. Pemeriksaan Diagnostik...........................................................14
4. Penatalaksanaan.......................................................................15

29
C. Asuhan Keperawatan Pasien dengan Pneumonia dengan Ketidakefektifan
Kersihan Jalan Nafas.......................................................................15
1. Pengkajian Keperawatan............................................................15
2. Diagnosa Keperawatan..............................................................18
3. Perencanaan Keperawatan.........................................................19
4. Penatalaksanaan Keperawatan...................................................24
5. Evaluasi Keperawatan................................................................24
6. WOC..........................................................................................25
D. Pemenuhan Kebutuhan Oksigenasi pada pasien Pneumonia...........26
1. Pengertian Oksigenasi................................................................26
2. Gangguan Pemenuhan Oksigenasi pada Pasien Pneumonia......26
3. Pengaturan Pemenuhan Oksigenasi pada Pneumonia..............27
4. Edukasi Pemenuhan Oksigenasi Pada Dengan Pneumonia......28
BAB III: METODE STUDI KASUS...................................................30
A. Desain Studi Kasus.........................................................................30
B. Subyek Studi Kasus........................................................................30
C. Fokus Studi.....................................................................................30
D. Definisi Operasional Fokus Studi..................................................30
E. Metode Pengumpulan Data............................................................31
F. Lokasi dan Waktu Studi Kasus.......................................................31
G. Analisa Data dan Penyajian Data...................................................31
H. Etika Studi Kasus...........................................................................33
BAB IV: HASIL DAN PEMBAHASAN..............................................35
xiii
A. Hasil................................................................................................35
1. Pengkajian..................................................................................35
2. Diagnosa.....................................................................................68
3. Perencanaan................................................................................69
4. Pelaksanaan................................................................................75
5. Evaluasi......................................................................................89
B. Pembahasan.....................................................................................92
1. Pengkajian .................................................................................92
2. Diagnosa ....................................................................................93
3. Perencanaan ...............................................................................94
4. Pelaksanaan ...............................................................................94
5. Evaluasi .....................................................................................95
BAB V.....................................................................................................96
A. Kesimpulan......................................................................................96
B. Saran................................................................................................98

DAFTAR PUSTAKA

30
DAFTAR TABEL
xiv
Halaman

Tabel 4.1 Identitas An. P dan An. K


..........................................................................................................

35

Tabel 4.2 Identitas Ayah An. P dan An. K


..........................................................................................................

36

Tabel 4.3 Identitas Ibu An. P dan An. K


..........................................................................................................

37

Tabel 4.4 Identitas Saudara Kandung An. P dan An. K


..........................................................................................................

37

Tabel 4.5 Riwayat Penyakit An. P dan An. K


..........................................................................................................

38

Tabel 4.6 Riwayat Kesehatan Sebelumnya An. P dan An. K


..........................................................................................................

40

31
Tabel 4.7 Riwayat Penyakit Keluarga atau Keturunan An. P dan An. K
..........................................................................................................

41

Tabel 4.8 Riwayat Imunisasi An. P dan An. K


..........................................................................................................

45

Tabel 4.9 Riwayat Pertumbuhan An.P dan An. K


..........................................................................................................

45

Tabel 4.10 Riwayat Perkembangan An.P dan An. K


..........................................................................................................

46

Tabel 4.11 Pemberian Air Susu Ibu (ASI) An. P dan An. K
..........................................................................................................

47

Tabel 4.12 Pemberian Susu Formula An. P dan An. K


..........................................................................................................

47

Tabel 4.13 Pola Perubahan Nutrisi An. P dan An. K


..........................................................................................................

48

Tabel 4.14 Riwayat Bio, Psiko, Sosial, Spiritual An. P dan An. K
.........................................................................................................

48

Tabel 4.15 Pemeriksaan Fisik An. P dan An. K

32
..........................................................................................................

54

Tabel 4.16 Data Penunjang Laboratorium An. P


..........................................................................................................

58

Tabel 4.17 Data Penunjang Laboratotium An. K


..........................................................................................................

60

Tabel 4.18 Analisa Data Keperawatan An. P dan An. K


..........................................................................................................

62

Tabel 4.19 Diagnosa Keperawatan An. P dan An. K


..........................................................................................................

68

Tabel 4.20 Rencana Keperawatan An. P dan xvAn. K


..........................................................................................................

71

Tabel 4.21 Pelaksanaan Keperawatan An.P


..........................................................................................................

74

Tabel 4.22 Pelaksanaan Keperawatan An. K


..........................................................................................................

81

Tabel 4. 23 Evaluasi Keperawatan An. P dan An. K


..........................................................................................................

88

33
DAFTAR BAGAN
xvi
Halaman
Web Of Caution (WOC) .........................................................................25
Genogram An. P .....................................................................................42
Genogram An. K ....................................................................................43

34
DAFTAR LAMPIRAN
xvii

Lampiran 1. Penjelasan untuk Mengikuti Penelitian (PSP)

Lampiran 2. Informasi & Pernyataan Persetujuan (Informed Consent) An. P

Lampiran 3. Informasi & Pernyataan Persetujuan (Informed Consent) An. K

Lampiran 4. Kuesioner Pra Skrining Perkembangan (KPSP) An. P

35
Lampiran 5. Kuesioner Pra Skrining Perkembangan (KPSP) An. K

Lampiran 6. Bukti Proses Bimbingan

DAFTAR ARTI LAMBANG, SINGKATAN DAN ISTILAH

ADH : Anti Diuretic Hormon


CO2 : Karbon Dioksida
Na : Natrium xviii
Cl : Klorida
ATP : Adenosina Trifosfat
BB : Berat Badan
O2 : Oksigen
IPPA : Inspeksi, Palpasi, Auskultasi
WOD : Wawancara, Observasi, Dokumentasi
WOC : Web Of Causation
WHO : World Health Organization
ASI : Air Susu Ibu
BB : Berat Badan
CM : Centimeter

36
DO : Data Objektif
DS : Data Subjektif
Hal : Halaman
HE : Health Education
IVFD : Intra Vena Fluid Drip
K+ : Kalium

xix

37
1

Kg : Kilo Gram
Mg : Mili Gram
Ml : Mili Liter
PB : Panjang Badan
TB : Tinggi Badan
RSD : Rumah Sakit Daerah
Tpm : Tetes Permenit

FLASH : Flash

xx
1
1
1

BAB 1

PENDAHULUAN

A Latar Belakang Masalah

Pneumonia adalah peradangan paru di mana asinus tensi dengan

cairan, dengan atau tanpa disertai infiltrasi sel radang kedalam dinding

alveol dan rongga interstisium (Ridha, 2014).

Menurut World Health Organization (WHO, 2016, pada tahun

2015, kasus kematian balita akibat Pneumonia yaitu 920.136. Berdasarkan

data United Nations Children’s Fund (UNICEF, 2017). Pneumonia

merupakan penyebab kematian penyakit menular anak dibawah usia 5

tahun yang menewaskan 2.500 anak tiap harinya. Menurut Riskesdas

tahun 2018, menunjukkan bahwa pneumonia mengalami kenaikan dari

1,6% menjadi 2%.

Menurut Riskesdas Provinsi Bali tahun 2013, melaporkan bahwa di

Kabupaten Badung prevelensi pneumonia menduduki peringkat 3 dari 9

Provinsi yang ada di Bali sehingga prevalensi kasus pneumonia tersebut

masih tinggi. Menurut layanan rekam medis di RSD Mangusada diruang

Cilinaya dapat dilihat bahwa jumlah pasien pneumonia pada anak tahun

2017 sebanyak 14 jiwa, pada tahun 2018 sejumlah 56 jiwa dan sedangkan

tahun 2019 pada bulan Januari - 25 Februari tercatat 19 jiwa. Menurut

layanan rekam medis RSD Mangusada jumlah penyakit pneumonia yang


2

dirawat di ruang inap pada tahun 2017 sebanyak 1457 jiwa, pada tahun

2018 sebanyak 2365 jiwa dan tahun 2019 dari bulan Januari- 25 Februari

tercatat 373 jiwa. Menurut Nurarif & Kusuma (2015). Manifestasi klinis

pada Pneumonia yaitu ada : sumbatan nasal, batuk, bunyi pernafasan, sakit

tenggorokan. Batasan karakteristik pada Pneumonia adalah tidak ada

batuk, suara napas tambahan, perubahan pola napas, perubahan frekuensi

napas, sianosis, kesulitan verbalisasi, penurunan bunyi napas, sekresi yang

tertahan (Herdman, T.H & Kamitsuru, Shigemi, 2019). Sebagian besar

Karya Tulis Ilmiah di Perpustakaan Stikes Bali mengangkat Diagnosa

Pneumonia dengan Ketidakefektifan Bersihan Jalan Napas. Menurut


1
Ridha, 2014. Jika penyakit pneumonia tidak ditanggulangi maka akan

menyebabkan Efusi pleura dan emfiema, Komplikasi sistematik,

Hipoksemia, Pneumonia kronik, Bronkietasis.

Berdasarkan uraian dari data diatas, mengenal penyebab serta

angka prevalensi anak dengan pneumonia yang selalu ada setiap bulannya

di Ruang Cilinaya RSD Mangusada Badung, maka penulis tertarik untuk

membuat kasus “ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN ANAK

DENGAN PNEUMONIA KETIDAKEFEKTIFAN BERSIHAN JALAN

NAPAS DI RUANG CILINAYA RSD MANGUSADA” dengan harapan

karya tulis ilmiah ini nantinya dapat bermanfaat bagi pelayanan maupun

pendidikan keperawatan dalam memberikan asuhan keperawatan pada

kasus-kasus Pneumonia.
3
3
33
B Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang di atas maka rumusan masalah pada

karya tulis ilmiah ini adalah “Bagaimanakah asuhan keperawatan anak

dengan Pneumonia dengan ketidakefektifan bersihan jalan napas di Ruang

Cilinaya RSD Mangusada”?

C Tujuan Studi Kasus


Mendapatkan gambaran asuhan keperawatan pada anak dengan

Pneumonia dengan ketidakefektifan bersihan jalan napas di Ruang

Cilinaya RSD Mangusada.


D Manfaat Studi Kasus
Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah serta tujuan penulisan,

penulis merumuskan manfaat penulisan pada penyusunan Proposal Karya

Tulis Ilmiah ini sebagai berikut:


1 Manfaat pada masyarakat
Meningkatkan kemampuan pengelolaan anak dengan Pneumonia

dengan diagnose keperawatan ketidakefektifan bersihan jalan napas.


2 Bagi pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi keperawatan :
Menambah keluasan ilmu dan teknologi terapan bidang keperawatan

tentang asuhan keperawatan pada anak dengan masalah

ketidakefektifan bersihan jalan napas sehingga dapat dijadikan sebagai

bahan pertimbangan dalam pemberian asuhan keperawatan yang sesuai

pada anak dengan masalah Pneumonia.


3 Penulis
Memperoleh pengalaman dalam mengaplikasikan hasil riset

keperawatan, khususnya studi kasus tentang ketidakefektifan bersihan

jalan napas pada anak Pneumonia.


4

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. TINJAUAN ANATOMI FISIOLOGI SISTEM PERNAFASAN


1. Anatomi Fisiologi Pernafasan menurut (Syaifuddin, 2014).
a. Hidung
Merupakan organ tubuh yang berfungsi sebagai alat

pernapasan (respirasi) dan indra penciuman (pembau). Bentuk dan

struktur menyerupai pyramid atau kerucut dengan alasannya pada

prosesus palatinus osis maksilaris dan paris horizontal isi palatum.

Dalam keadaan normal, udara masuk dalam system pernapasan,

melalui rongga hidung. Vestibulum rongga hidung berisi serabut-

serabut halus. Epitel vestibulum berisi rambut-rambut halus yang

mencegah masuknya benda-benda asing yang mengganggu proses

pernapasan.
b. Tekak
Merupakan suatu saluran otot selaput kedudukan tegak lurus

antara basis kranii dan vertebrae servikalis VI.


c. Laring
Merupakan jalinan tulang rawan yang dilengkapi dengan otot,

membrane, jaringan ikat dan ligamentum. Sebelah atas pintu

masuk laring membentuk tepi epiglotis, lipatan dari epiglotis

aritenoid dan pita interari dan sebelah kanan tepi bawah kartilago

krikoid. Tepi tulang dari pita suara asli kiri dan kanan membatas
5

daerah epiglottis. Bagian atas disebut supraglotis dan bagian

bawah disebut subglotis.


d. Trakea
Merupakan tabung berbentuk pipa seperti huruf C yang

dibentuk oleh tulang-tulang yang disempurnakan oleh selaput,


5
terletak di antara vertebraservikalis VI sampai ke tepi bawah

kartilago krikodea vertebra torakalis V, panjangnya sekitar 13 cm

dan diameternya 2,5 cm, dilapisi oleh otot-otot polos, mempunyai

dinding fibroelastis yang bertanam dalam balok-balok hitam yang

mempertahankan trakea tetap terbuka.


e. Bronkus
Merupakan lanjutan dari trakea. Bronkus terdapat ketinggian

vertebra trokalis IV dan V, Bronkus mempunyai struktur sama

dengan trakea dan dilapisi oleh sejenis sel yang sama dengan

trakea dan berjalan kebawah kearah atas tampang paru. Bagian

bawah trakea mempunyai cabang dua kiri dan kanan yang dibatasi

oleh gratis pembatas, setiap perjalanan cabang tenggorokan ke

sebuah lekuk yang panjang di tengah permukaan paru.


f. Paru-Paru
Merupakan salah satu organ system pernapasanyang berada di

dalam kantong yang dibentukoleh pleura paritalis dan pleura

viselaris. Kedua paru sangat lunak, elastic dan berada dalam

rongga thorak. Sifatnya ringan dan terapung di dalam air. Paru

berwarna biru keabu-abuan dan berbintik-bintik karena partikel-

partikel debu yang masuk termaksa oleh fagotis.


6

2. Fisiologi Saluran Napas


Fisiologi saluran napas adalah peristiwa menghirup udara yang

mengandung oksigen dan menghembuskan udara yang banyak

mengandung CO2 sebagai sisa dari oksidasi keluar dari tubuh. Adapun

guna dari pernapasan yaitu mengambil O 2 yang dibawa oleh darah ke

seluruh tubuh untuk pembakaran, mengeluarkan CO2 sebagai sisa dari

pembakaran yang dibawa oleh darah ke paru-paru untuk dibuang,

menghangatkan dan melembabkan udara. Pada dasarnya system

pernapasan terdiri dari suatu rangkaian saluran udara yang menghantarkan

udara luar agar bersentruhan dengan membrane kapiler alveoli. Terdapat

beberapa mekanisme yang berperan memasukkan udara ke dalam paru-

paru sehingga pertukaran gas dapat berlangsung. Fungsi mekanis

pergerakan udara masuk dan keluar dari paru-paru disebut sebagai

ventilasi atau bernapas. Kemudian adanya pemindahan O 2 dan CO2 yang

melintasi membrane alveolus-kapiler yang disebut dengan difusi

sedangkan pemindahan oksigen dan karbondioksida antara kapiler-kapiler

dan sel-sel tubuh yang disebut dengan perfusi atau pernapasan internal.
Proses bernapas terdiri dari menarik dan mengeluarkan napas. Satu kali

bernapas adalah satu kali inspirasi dan satu kali inspirasi dan satu kali

ekspirasi. Bernapas diatur oleh otot-otot pernapasan yang terletak pada

sumsum penyambung (medulla oblongata). Inspirasi terjadi bila muskulus

diafragma telah mendapat rangsangan dari nervus prenikus lalu mengkerut

datar. Ekspirasi terjadi pada saat otot-otot mengendor dan rongga dada
7

mengecil. Proses pernapasan ini terjadi karena adanya perbedaan tekanan

antara ronga pleura dan paru-paru.


Proses fisiologis pernapasan dimana oksigen dipindahkan dari udara ke

dalam jaringan-jaringan dan karbondioksida dikeluarkan ke udara

ekspirasi dapat dibagi menjadi tiga stadium. Stadium pertama adalah

ventilasi, yaitu masuknya campuran gas-gas ke dalam dan keluar paru-

paru. Stadium kedua adalah transportasi yang terdiri dari beberapa aspek

yaitu difusi gas-gas antara alveolus dan kapiler paru-paru (respirasi

eksterna) dan antara darah sistemik dengan sel-sel jaringan, distribusi

darah dalam sirkulasi pulmonal dan penyesuainannya dengan distribusi

udara dalam alveolus-alveolus dan reaksi kimia, fisik dari oksigen dan

karbondioksida dengan darah.Stadium akhir yaitu respirasi sel dimana

metabolit dioksidasi untuk mendapatkan energy dan karbondioksida yang

terbentuk sebagai sampah proses metabolisme sel akan dikeluarkan oleh

paru-paru.
B. TINJAUAN TEORI PNEUMONIA
1. Definisi
Pneumonia adalah salah satu penyakit peradangan akut

parenkim paru yang biasanya dari suatu infeksi saluran pernapasan

bawah akut. Dengan gejala batuk dan disertai dengan sesak napas

yang disebabkan agen infeksius seperti virus, bakteri, mycoplasma

(fungi), dan aspirasi substansi asing, berupa radang paru-paru yang

disertai eksudasi dan konsolidasi dan dapat dilihat melalui

gambaran radiologis (Nurarif & Kusuma, 2015).


8

Pneumonia merupakan peradangan paru di mana asinus tensi

dengan cairan, dengan atau tanpa disertai infiltrasi sel radang

kedalam dinding alveol dan rongga interstisium (Ridha, 2014).


Berdasarkan dari beberapa pernyataan mengenai definisi

tentang pneumonia dapat disimpulkan bahwa pneumonia adalah

infeksi saluran pernapasan yang mengenai paru-paru yang

disebabkan oleh mikrorganisme yaitu bakteri, virus, jamur dan

parasit, bahkan kimia maupun paparan fisik dengan gejala batuk

dan kesulitan bernapas.


2. Patofisiologi
a. Etiologi
Menurut Nurarif & Kusuma (2015). Penyebab dari pneumonia yaitu

infeksi yang terjadi melalui droplet dan sering disebabkan oleh

steptoccus pneumoni, melalui selang infuse oleh staphyloccus aureus

sedangkan pada pemakaian ventilator oleh P. aeruginosis dan

enterobacter. Pneumonia masa kini terjadi karena perubahan keadaan

pasien seperti kekebalan tubuh dan penyakit kronik, polusi lingkungan,

penggunaan antibiotic yang tidak tepat. Setelah masuk keparu-paru

organismepertahanan paru, terjadi pneumonia. Selain di atas penyebab

terjadinya pneumonia sesuai penggolonganya yaitu:

1) Bakteri

Diplococcos pneumonia, Pneumococus, Streptococus

hemolyticus, Streptococus, aureus, Hemophilius,


9

Influinzae, Mycobacterium tuberkolusis, Bacillus

Friedlander.

2) Virus

Respiratory Syneytial Virus (RSV), Adeno virus, V.

Sitomegalitik V. Influenza.

3) Jamur

Hitoplasma Capsulatum, Crytococcus Neuroformans,

Blastomyces Dermatitides, Coccidodies, Immitis,

Aspergilus Species, Candida Albicans.

4) Aspirasi

Makanan, Kerosene (bensin, minyak tanah), cairan

Amnion, benda asing.

b. Proses terjadi

Menurut Nurarif & Kusuma (2015). Faktor-faktor penyebab

dari pneumonia adalah virus, bakteri, mikroplasma, jamur dan

aspirasi makanan yang melalui inhalasi droplet akan teraspirasi

masuk ke saluran napas atas kemudian masuk ke saluran napas

bagian bawah dan selanjutnya akan menginfeksi jaringan

interstisial parenkim paru. Dengan daya tahan tubuh yang

menurun, terjadilah infeksi pada traktus respiratonus atau jalan

napas. Adanya infeksi jalan napas akan timbul reaksi jaringan


10

berupa edema alveolar dan pembentukan eksudat. Hal tersebut

akan mempermudah proliferasi dan penyebaran kuman ke

bronkioli, alveoli dan paru-paru, terjadilah proliferasi

mengakibatkan sumbatan dan daya konsolidasi pada jalan napas

sehingga proses pertukaran O2 dan CO2 menjadi terhambat dan

terjadilah gangguan ventilasi. Rendahnya masukan O2 ke paru-paru

terutama pada alveolus menyebabkan terjadi peningkatan

tekananCO2 dalam alveolus atau yang disebut dengan

hiperventilasi yang akan menyebabkan terjadi alkalosis

respiratorik dan penurunan CO2 dalam kapiler atau hiperventilasi

yang akan menyebabkan terjadinya asidosis respiratorik. Hal

tersebut menyebabkan paru-paru tidak dapat memenuhi fungsi

primernya dalam pertukaran gas yaitu membuang CO 2 sehingga

menyebabkan konsentrasi O2 dalam alveolus menurun dan

terjadilah gangguan difusi dan akan berlanjut menjadi gangguan

perfusi dimana oksigenasi ke jaringan tidak memadai. Jika

gangguan ventilasi, difusi dan perfusi tidakl segera ditanggulangi

akan menyebabkan hipoksemia dan hipoksia yang akan

menimbulkan beberapa manisfestasi klinis.

c. Manisfestasi Klinis

Menurut Nurarif & Kusuma (2015). Ada beberapa manisfestasi

klinis yaitu:
11

1) Demam, sering tampak sebagai tanda infeksi yang pertama,

paling sering terjadi pada usia 6 bulan atau 3 tahun dengan

suhu mencapai 39,50C- 40,50C bahkan dengan infeksi

ringa. Mungkin malas dan peka rangsang atau terkadang

euporia dan lebih aktif dari normal, beberapa anak bicara

dengan kecepatan yang tidak biasa.

2) Meningismus, yaitu tanda-tanda meningeal tanpa infeksi

meninges. Terjadi dengan awitan demam yang tiba-tiba

dengan diserai sakit kepala, nyeri dan kekakuan pada

punggung dan leher, adanya tanda kernig dan brudzinski,

dan akan berkurang saat suhu turun.

3) Anoreksia, merupaka hal yang umum yang disertai dega

penyakit masa kanak-kanak. Sering kali merupakan bukti

awal dari penyaklit. Menetap sampai derajat yang lebih

besar atau lebih sedikit melalui tahap dema dari penyaklit,

sering kali memanjang sampai tahap pemulihan.

4) Muntah, anak kecil mudah muntah bersammaan dengan

penyakit yang merupakan petunjuk untuk awitan infeksi.

Biasanya berlangsung singkat, tetapi dapat menetap selama

sakit.
12

5) Diare, biasanya ringan, diare sementara tetapi dapat

menjadi berat, sering menyertai infeksi perapasan

khususnya karena virus.

6) Nyeri abdomen, merupakan keluhan umum. Kadang tidak

bisa dibedakan dari nyeri apendiksitis.

7) Sumbatan nasal, pasase nasal kecil dari bayi mudah

tersumbat oleh pembengkakan mukosa da edukasi, dapat

mempengaruhi pernapasan dan penyusu pada bayi.

8) Keluaran nasal, sering menyertai infeksi pernapasan.

Mungkin encer dan sedikit (rinorea) atau kental dan

purulen, bergantung pada tipe dan atau tahap infeksi.

9) Batuk, merupakan gambaran umum dari penyakit

pernapasan. Dapat menjadi bukti hanya selama fase cakut.

10) Bunyi pernapasan, seperti batuk, mengi, mengorok,

auskultasi terdengar mengi, krekels.

11) Penyakit tenggorokan, merupakan keluhan yang sering

terjadi pada annak yang lebih besar. Ditandai dengan anak

aka menolak untuk minum dan makan per oral.

12) Keadaan berat pada bayi tidak dapat menyusu atau

makan/minum, atau emuntahkan semua, kejang, letargis

atau tidak sadar, sianosis, distres perapasan berat.


13

13) Disamping batuk atau kesulitan bernapas, hanya terdapat

apas cepat saja pada anak umur 2-11 bulan : ≥ 50

kali/menit sedangkan pada anak usia 1-5 : ≥ 40 kali/menit.

3. Pemeriksaan Diagnostik menurut (Nurarif & Kusuma, 2015).

a. Sinar X: mengidentifikasikan distribusi struktural (misal: lobar,

bronchial): dapat juga menyatakan abses).

b. Biopsi paru: untuk menetapkan diagnosis.

c. Pemeriksaan garam/ kultur, sputum dan darah: untuk dapat

mengidentifikasikansemua organisme yang ada.

d. Pemeriksaan serologi: membantu dalam membedakan diagnosis

organisme khusus.

e. Pemeriksaan fungsi paru: untuk mengetahui paru-paru,

menetapkan luas berat penyakit dan membantu diagnosis keadaan.

f. Spirometrik static: untuk mengkaji jumlah udara yang diaspirasi.

g. Bronkostopi: untuk menetapkan diagnosis dan mengangkat benda

asing.

4. Penatalaksanaan Medis

Menurut Ridha (2014), Penatalaksanaan medis pada pasien pneumonia

adalah:

a. Therapy Farmakologi

1) Antibiotika diberikan sesuai penyebabnya.

2) Ekspektoron yang dapat dibantu dengan postural drainase.


14

3) Nebulizer untuk pemberian bronkodilator (ventolin) pada

kondisi dahak yang kental.

b. Therapy Suportif

1) Rehidrasi yang cukup dan adekuat.

2) Latihan napas dalam dan batuk efektif sangat membantu.

3) Oksigenasi sesuai dengan kebutuhan dan adekuat (Efek

samping dari pemberian Oksigenasi adalah pasien dapat

mengalami keracunan).

4) Isolasi pernapasan sesuai dengan kebutuhan.

5) Diet tinggi kalori dan tinggi protein.

C. Asuhan keperawatan pasien dengan pneumonia dengan ketidakefektifan bersihan

jalan napas.
1. Pengkajian keperawatan
Menurut Nursalam (2013), Pengkajian adalah tahap awal sari proses

keperawatan dan merupakan suatu proses pengumpulan data yang

sistematis dari berbagai sumber untuk mengevaluasi dan mengidentifikasi

status kesehatan klien.


a. Pengumpulan data pasien
1) Identitas
a) Nama/inisial
b) Tempat tanggal lahir
c) Jenis kelamin
d) Agama
e) Pendidikan
f) Alamat
g) Tanggal masuk
h) Tanggal pengkajian
2) Identitas orang tua
a) Nama
15

b) Usia
c) Pendidikan
d) Pekerjaan
e) Agama
f) Alamat
(1) Inspeksi: Perlu diperhatikan adanya tachipnea,

dysnea, cyanosis sirkumoral, pernapasan cuping

hidung, distensi abdomen, batuk semula non-

produktif menjadi produktif dan nyeri dada pada

waktu menarik napas. Batasan tachipnea pada anak

2-12 bulan adalah 50 kali permenit atau lebih. Usia

12 bulan sampai 5 tahun adalah 40 kali per menit

atau lebih. Perlu kita perhatikan adanya tarikan

dinding dada kedalam saat fase inspirasi. Pada

pneumonia berat, tarikan dinding dada kedalam

akan tampak jelas.


(2) Palpasi: Suara redup pada sisi yang sakit, hati

mungkin membesar, fremitus raba mungkin

meningkat pada sisi yang sakit. Nadi kemungkinan

mengalami peningkatan (takikardi).


(3) Perkusi: Yakni suara redup pada sisi yang sakit.
(4) Auskultasi: Auskultasi sederhana dapat dilakukan

dengan cara pendekatan telinga ke hidung mulut

bayi. Pada anak pneumonia akan terdengar stidor.

Apabila dengan stetoskop, akan terdengar suara

napas berkurang, ronkhi halus pada sisi yang sakit,


16

ronkhi basah pada masa resolusi. Pernapasan

bronkial, egotomi bronkofomi dan akan kadang-

kadang terdengar bisikan gesek pleura.

2. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan adalah pernyataan yang jelas mengenai status

kesehatan atau masalah aktual atau risiko dalam rangka mengidentifikasi

dan menentukan intervensi keperawatan untuk mengurangi,

menghilangkan atau mencegah masalah kesehatan klien yang ada pada

tanggung jawabnya (Tarwoto & Wartonah, 2015).

Diagnosa keperawatan berdasarkan menurut (Nurarif & Kusuma, 2015).

a. Ketidakefektifan bersihan jalan nafas berhubungan dengan inflamasi

trakeabronkial, pembentukan edema, peningkatan produksi sputum, nyeri

pleuritic, penurunan energy, kelemahan.


b. Kekurangan volume cairan berhubungan dengan kehilangan

cairan berlebihan (demam, berkeringat banyak, nafas

mulut/hiperventilasi, muntah), penurunan masukan oral.


c. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan

ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan oksigen,

kelemahan oksigen, kelemahan umum, kelelahan yang

berhubungan dengan ketidaknyamanan, batuk berlebihan,

dan dyspnea.
d. Defisiensi pengetahuan berhubungan dengan kurang

terpajan, kesalahan inerpretasi, kurang mengingat.


17

3. Perencanaan Keperawatan
Perencanaan keperawatan merupakan preskripsi untuk prilaku spesifik

yang diharapkan dari pasien atau tindakan yang harus dilaksanakan oleh

perawat (Doenges, M.E., Moorhouse, M.F & Geissler, A.C, 2012).

Perencanaan di awali dengan memprioritaskan masalah keperawatan

berdasarkan berat ringannya masalah. Kemudian dibuat rencana

keperawatan berdasarkan atas prioritas masalah.


Perencanaan keperawatan menurut (Doenges, M.E., Moorhouse, M.F

& Geissler, A.C, 2012).


Prioritas diagnosa keperawatan
a) Ketidakefektifan bersihan jalan nafas
b) Intoleransi aktivitas.
c) Kekurangan volume cairan, resiko tinggi
d) Defisiensi pengetahuan
1) Rencana Asuhan Keperawatan

a) Ketidakefektifan bersihan jalan nafas, berhubungan

dengan inflamasi trakeabronkial, pembentukan edema,

peningkatan produksi sputum, nyeri pleuritik,

penurunan energi, kelemahan.

Rencana tujuan: Setelah diberikan asuhan keperawatan

diharapkan jalan nafas pasien paten.

Kriteria hasil: Suara nafas pasien besih, mampu

mengeluarkan sputum, tidak ada dispnea dan sianosis,

frekuensi nafas dalam rentang normal.


18

Rencana tindakan:

(1) Kaji frekuensi dan kedalaman nafas pasien

Rasional: pernapasan dangkal sering terjadi

karena ketidaknyamanan gerakan dinding

dada atau cairan paru.

(2) Auskultasi area paru

Rasional: krekelas, ronki, mengi terdengar

pada inspirasi atau ekspirasi karena respon

terhadap pengumpulan cairan, sekret kental,

dan spasme atau obstruksi jalan nafas.

(3) Berikan posisi duduk tinggi

Rasional: posisi duduk memungkinkan upaya

napas lebih dalam dan lebih kuat

(4) Anjurkan minum air hangat


Rasional: air hangat dapat memudahkan

mengeluarkan secret.
(5) Kolaborasi dalam pemberian obat sesuai

indikasi:
.mukolitik, ekspektoran, bronkodilator,

analgesik.
19

Rasional : untuk menurunkan spasme bronkus

dan mempermudahkan pengeluaran sekret.

a) Intoleransi aktivitas berhubungan dengan

ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan

oksigen, kelemahan umum, kelelahan yang

berhubungan dengan gangguan pola tidur yang

berhubungan dengan ketidaknyamanan batuk berlebih

dan dispnea.

Rencana tujuan: Setelah diberikan asuhan keperawatan

diharapkan klien mampu melakukan aktivitas.

Kriteria hasil: Mampu melakukan aktivitas sehari-hari,

tanda-tanda vital normal, tidak mengalami kelemahan.

Rencana tindakan:

(1) Observasi respon pasien terhadap aktivitas

Rasional : menetapkan kemampuan dan kebutuhan

pasien sehingga memudahkan pilihan intervensi.

(2) Bantu pasien memilih posisi nyaman untuk istirahat

dan tidur.
20

Rasional: tirah baring dipertahankan selama fase

akut untuk menurunkan kebutuhan metabolik,

menghemat energi untuk penyembuhan.

(3) Bantu pasien untuk mengembangkan motivasi diri

dan penguatan.

Rasional: untuk mempercepat proses penyembuhan.

(4) Monitor respon fisik, emosi, sosial, dan spiritual.

Rasional: menurunkan stres dan rangsangan

berlebihan, meningkatkan istirahat.

b) Kekurangan volume cairan, resiko tinggi berhubungan

dengan kehilangan cairan berlebihan (demam,

berkeringan banyak, nafas mulut/ hiperventilasi,

muntah) penurunan masukan oral.

Rencana tujuan: Setelah diberikan asuhan keperawatan

diharapkan kebutuhan cairan seimbang.

Kriteria hasil: tanda-tanda vital dalam rentan normal,

tidak ada tanda-tanda dehidrasi, turgor kulit elastis.

Rencana tindakan:
21

(1) Observasi tanda-tanda vital

Rasional: peningkatan suhu dapat meningkatkan

laju metabolik dan kehilangan cairan melalui

evaporasi.

(2) Kaji turgor kulit, kelembaban mukosa bibir.

Rasional: indikator lansung keadekuatan volume

cairan, meskipun membran mukosa mulut

mungkin kering karena napas mulut dan oksigen

tambahan.

(3) Kaji intake dan output cairan

Rasional: dapat membantu intervensi selanjutnya.

(4) Kolaborasi dalam pemberian cairan parenteral

Rasional: berguna menurunkan kehilangan cairan.

e) Defisiensi pengetahuan berhubungan dengan kurang terpajan,

kesalahan interpretasi, kurang mengingat

Rencana tujuan: Setelah diberikan asuhan keperawatan diharapkan

klien mampu mengetahui proses penyakit dan pengobatan.


22

Kriteria hasil: Klien manpu mengetahui kondisinya, penyakit, dan

cara pengobatannya.

Rencana tindakan.

(1) Berikan informasi tentang penyakitnya

Rasional: meningkatkan pemahaman tentang

penyakitnya.

(2) Berikan kesempatan kepada klien untuk bertanya

Rasional: mengetahui tingkat kemampuan pasien.

(3) Tekankan perlunya melanjutkan terapi antibiotik

selama periode yang dianjurkan.

Rasional : selama awal 6-8 minggu setelah pulang,

pasien beresiko kambuh lagi.

(4) Buat langkah untuk meningkatkan kesehatan umum

dan kesejahteraan.

Rasional : meningkatkan kemampuan pertahanan

alamiah atau imunitas.

4. Penatalaksanaan
23

Penatalaksanaan merupakan preskripsi untuk prilaku spesifik yang

diharapkan dari pasien atau tindakan yang harus dilaksanakan oleh

perawat. Tindakan keperawatan dipilih untuk membantu pasien dalam

mencapai hasil pasien yang diharapkan dan tujuan pemulangan (Doenges,

M.E., Moorhouse, M.F & Geissler, A.C, 2012).

5. Evaluasi Keperawatan

Evaluasi merupakan tahap akhir dalam proses keperawatan untuk

dapat memenuhi keberhasilan dalam memenuhi asuhan keperawatan.

Evaluasi pada dasarnya adalah membandingkan status keadaan kesehatan

pasien dengan tujuan atau kreteria hasil yang telah tercapai (Doenges,

M.E., Moorhouse, M.F & Geissler, A.C, 2012)

WOC

(Menurut Nurarif & Kusuma, 2015)

Normal (system
Organisme
pertahanan)
terganggu

Virus Sal napas bagian Stapilokokus Eksudasi


bawah
kental
pneumokokus
Kuman patogen
mencapai bronkioli Eksudat masuk Trombus Sputum sulit
terminalis merusak ke alveoli dikeluarkan
sel epitel bersilia,
sel goblet Toksin,
Permukaan
Sel darah merah,
Alveoli coagulase
lapisan pleura Penurunan
Kapasitas
Cairan edemavital,+ leukosit,
Leukosit + fibrin tertutup tebal kerja silia
Resiko kekurangan Kesalaha
Defisiensi
compliance
leukosit ke pneumokokus
mengalami eksudat
Intoleransi
menurun,
aktivitas volume
Suhu cairan
tubuh thrombus n Batu
pengetahu
Konsolidasi
alveoli paru mengisi alveoli
konsolidasi Nekrosis vena
k
24

Produksi
sputum
meningkat

Ketidakefektifan
bersihan jalan
napas

D. Pemenuhan Kebutuhan Oksigenasi pada paien Pneumonia

1. Pengertian
25

Menurut Syaifuddin (2007), Oksigenasi (respirasi) adalah peristiwa

menghirup udara dari luar yang mengandung oksigen ke dalam tubuh serta

menghembuskan udara yang banyak mengandung CO2 (karbondioksida)

sebagai sisa dari oksidasi keluar dari tubuh.

2. Gangguan pemenuhan Oksigenasi menurut (Black, J.M & Hawks, J.H,

2014).

a. Nyeri Dada

Dapat berhubungan dengan dengan masalah pulmone, kardiak,

ataupun gastrointestinal dan penting sekali untuk dapat

membedakan katiganya.

b. Dispnea

Suatu manisfestasi yang sering dialami oleh klien dengan

gangguan pulmoner atau kardiak.

c. Batuk

Catat dan kapan bagaimana batuk dimulai (mendadak atau

bertahap) dan berapa lama batuk telah dialami.

d. Hemoptysis
26

Mengeluarkan batuk darah dari mulut dalam bentuk darah

nyata (dapat diamati oleh mata telanjang), sputum berdarah sejati ,

atau sputum dengan bercak darah.

e. Mengi

Suara mengi dihasilkan apabila udara melewati saluran napas

yang menyempit atau mengalami sumbatan parsial.

f. Stridor

Suara bernada tinggi yang diproduksi ketika udara mengalir

melalui saluran napas atas yang mengalami obstruksi parsial atau

menyempit saat inspirasi.

g. Keluhan Nasal dan Sinus

Banyak keluhan yang dapat berhubungan dengan hidung dan

sinus. Perdarahan hidung (epistaksis), infeksi sinus, demam Hay,

postnasal drip, rhinitis, nyeri alih wajah, hidung dan telingaadalah

beberapa contoh keluhan.

3. Pengaturan Pemenuhan Kebutuhan Oksigenasi pada Pneumonia

Menurut (Marcdante, K. J., Kliegman, R.M., Jenson, H.B., &

Behrman, R.E, 2014). Pengaturan oksigen kanul nasal merupakan cara

termudah untuk memberikan suplementasi oksigen, tetapi konsentrasi


27

oksigen yang diberikan bervariasi dan dipengaruhi oleh pola respiratori

pasien itu sendiri. Terapi oksigen juga dapat diberikan dengan berbagai

jenis sungkup wajah, mulai dari sunggup sederhana yang dapat

memberikan O2 dengan konsentrasi 30-40% hingga sunggup dengan

reservoar non-rebreathing yang dapat memberikan O2 dengan konsentrasi

mendekati 100%. Pemberian O2 jangka panjang dengan kanul nasal

merupakan metode yang paling sering dilakukan karena pasien dapat

makan atau minum tanpa terganggu oleh peralatan terapi oksigen.

Konsentrasi O2 yang diberikan harus cukup tinggi hingga dapat mengatasi

hipoksemia. Konsentrasi O2 inspirasi kurang dari 40% biasanya aman

untuk penggunaan panjang panjang. Pasien yang memerlukan

suplementasi O2 harus dipantau dengan pulse oximetry, baik secara

intermiten atau berkesinambungan, atau dengan analisis gas darah untuk

mengukur kadar PO2 sehingga dapat dilakukan titrasi untuk mendapatkan

konsentrasi O2 serendah mungkin.

Saturasi O2 yang akseptabel atau dapat diterima tergantung pada pasien

dan situasi klinis. Secara umum, suplementasi O2 diberikan untuk

mencapai kadar saturasi di atas 90% saturasi oksigen normal adalah lebih

besar dari 95%. Mencapai saturasi 100% tidaklah perlu, terutama jika hal

ini memerlukan kadar O2 yang berpotensi toksik pada penggunaan jangka

panjang.
28

4. Edukasi pemenuhan kebutuhan oksigenasi

Menurut Asmadi (2009), Pemenuhan kebutuhan oksigenasi :

a. Lingkungan
Pada lingkungan yang panas tubuh berespon dengan terjadinya

vasolidatasi pembuluh darah perifer, sehingga darah banyak

mengalir ke kulit. Hal tersebut akan mengakibatkan panas yang

banyak dikeluarkan melalui kulit.

b. Gaya Hidup

Kebiasaan merokok yang akan mempengaruhi status

oksigenasi seseorang sebab merokok dapat memperburuk penyakit

arteri coroner dan pembuluh darah arteri. Nikotin yang terkandung

dalam rokok yang dapat menyebabkan vasokonstriksi pembuluh

darah perifer dan pembuluh darah coroner.

c. Status kesehatan

Pada orang sehat, system kardiovaskular dan system respirasi

berfungsi dengan baik sehingga dapat memenuhi oksigen tubuh

secara adekuat.
29

BAB III

METODE STUDI KASUS

A. Desain Studi Kasus


Metode penelitian yang digunakan adalah metode studi kasus. Dalam

studi kasus ini penulis melakukan studi untuk mengekplorasikan masalah

asuhan keperawatan pada klien yang mengalami Pneumonia dengan

ketidakefektifan bersihan jalan nafas di Ruang Cilinaya RSD Mangusada.

B. Subyek studi kasus

Dalam studi kasus ini yang akan dilakukan pada 2 orang pasien anak

dengan usia 0-10 bulan yang mengalami masalah pneumonia dengan

ketidakefektifan bersihan jalan nafas.


C. Fokus studi
30

1) Pemenuhan oksigenasi pada pasien anak dengan pneumonia dengan

ketidakefektifan bersihan jalan nafas

D. Definisi operasional fokus studi


Pneumonia adalah salah satu penyakit peradangan akut parenkim paru

yang biasanya dari suatu infeksi saluran pernapasan bawah akut. ( Nurarif &

Kusuma, 2015).

E. Metode pengumpulan data


1. Pengkajian (pengumpulan 30
data dengan melakukan pemeriksaan sesuai

dengan keluhan pasien).


2. Wawancara (hasil anamnesa berisi tentang identitas pasien, keluhan

utama, riwayat penyakit sekarang, dahulu, keluarga dll). Sumber data dari

klien, keluarga, perawat lainnya).


3. Observasi dan pemeriksaan fisik (dengan pendekatan IAPP: inspeksi,

palpasi, perkusi, auskultasi) pada system tubuh klien.


4. Studi dokumentasi (hasil dari pemeriksaan diagnostic dan data lain yang

relevan). Pengumpulan data juga dapat dilaksanakan dengan

menggunakan angket jika diperlukan.


F. Lokasi dan waktu studi kasus
Lokasi penelitian studi kasus ini dilakukan di Ruang Cilinaya RSD

Mangusada. Lama waktu sejak klien pertama kali masuk rumah sakit sampai

pulang dan atau klien yang di rawat minimal 3 hari (disesuaikandengan

kondisi klien). Jika sebelum 3 hari klien sudah pulang, maka perlu

penggantian klien lainnya yang sejenis. Bila perlu dapat dilanjutkan dengan

bentuk home care.


G. Analisa data dan penyajian data
31

Analisa data dilakukan sejak penelitian di RSD Mangusada, sewaktu

pengumpulan data sampai dengan semua data terkumpul. Analisa data

dilakukan dengan cara mengemukaan fakta, selanjutnya akan dituangkan

dalam opini pembahasan. Teknik analisa yang digunakan dengan cara

menarasikan jawaban-jabawan yang diperoleh dari hasil intervensi,

wawancara, dan observasi. Uraian dalam analisa adalah:


1. Pengumpulan data
Data yang dikumpulkan dari hasil wawancara, observasi dan

dokumentasi. Hasil ditulis dalam bentuk catatan lapangan,

kemudian disalin dalam bentuk transkip (catatan tersturtur).


2. Mereduksi data
Data hasil wawancara yang terkumpul dalam catatan lapangan

dujadikan satu dalam bentuk transkip dan dikelompokkan menjadi

data subyektif dan obyektif, dianalisis berdasarkan hasil

pemeriksaan diagnostic kemudian dibandingkan nilai normal.


3. Penyajian data
Penyajian data dapat dilakukan dengan table, gambar, bagan

maupun teks naratif. Kerahasiaan dari klien dijamin mengaburkan

identitas
4. Kesimpulan
Dari data disajikan kemudian data dibahas dan dibandingkan

dengan hasil-hasil penelitian terdahulu dan cara teoritis dengan

perilaku kesehatan. penarikan kesimpulan dilakukan dengan

metode induksi. Data yang dikumpulkan terkait dengan data

pengkajian, diagnose, perencanaan tindakan, pelaksanaan dan

evaluasi.
32

H. Etika studi kasus


Dalam studi kasus asuhan keperawatan pada pasien pneumonia di Ruang

Cilinaya RSD Mangusada, etika yang perlu diperhatikan adalah :


1. Information Sheet
Bukti persetujuan yang dibuat oleh pasien atau keluarga untuk dilakukan

tindakan medis.
2. Inform Consent
Inform consent yaitu suatu lembaran yang berisikan tentang permintan

persetujuan kepada keluarga pasien bahwa bersedia untuk menjadi

narasumber pada studi kasus ini dengan membuktikan lembaran inform

consent tersebut.

3. Anonimity (tanpa nama)


Penulis tidak mencantumkan identitas dari pasien. Pasien cukup

mencantumkan inisial.
4. Confidentiality (kerahasiaan)
Penulis akan menjaga kerahasiaan tentang penyakit yang dialami pasien.

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

Studi kasus ini dilaksanakan di RSD Mangusada Kabupaten Badung yang

beralamat di Jalan Raya Kapal, Mengwi, Badung, Bali. Rumah sakit ini merupakan

rumah sakit pemerintah yang berdiri pada tahun 1998 yang masih berbentuk klinik

dengan nama klinik Dharma Asih yang dikelola oleh Yayasan Hindu Rsi Markendeya,

kemudian pada tahun 2002 Pembentukan Susunan Organisasi dan Tata Kerja Rumah
33

Sakit Umum Daerah Kabupaten Badung. Kasus diambil diruang Cilinaya yang

merupakan ruang perawatan anak sakit yang berusia 1 bulan sampai 18 tahun. Ruang

tersebut terdiri dari 3 kelas, yaitu kelas 1,2 dan 3 dan terdapat 12 bed dengan

dilengkapi gambar-gambar yang bertujuan untuk mengurangi tingkat kecemasan anak

dan ibu akibat dari hospitalisasi. Selain itu ruang Cilinaya juga dilengkapi dengan

ruang bermain,ruang menyusui, ruang perpustakaan, yang bertujuan untuk

mendukung proses kesembuhan anak. Implementasi asuhan keperawatan moderent

yang dikolaborasikan dengan kearifan lokal melalui lima cara tepat keluarga cermat

anak sehat (MACEPAT) dan Mangusada Layanan Melekat (MALAIKAT) yang

bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan anak paska rawat inap dalam pengobatan

yang belum tuntas.

Kasus pada anak yang berinisial An. P yang dirawat diruang kelas II dengan

jaminan BPJS kelas II dan An. K yang dirawat di ruang kelas I dengan jaminan BPJS

kelas I. Kedua anak dirawat karena alasan Pneumonia.

A. Hasil Asuhan Keperawatan


3
4
Pada bagian ini akan diuraikan tentang 5 proses keperawatan pada anak dengan

hasil sebagai berikut :

1. Pengkajian

Pengkajian anak sakit, An. P dan An. K dilakukan pada tanggal 6 April 2019.

Pengkajian merupakan tahap awal yang kami lakukan di ruang cilinaya sebelum
34

melakukan 4 langkah tahap asuhan keperawatan berikutnya. Pengkajian

mencakup data yang dikumpulkan melalui wawancara, pengumpulan riwayat

kesehatan, pengkajian fisik, pemeriksaan laboratorium dan diagnostik, serta

analisa data. Berikut akan diuraikan identitas anak :

a. Biodata

1) Identitas Anak sakit

Tabel 4.1 Identitas An. P dan An. K

Identitas Anak Anak P Anak K

Nama An. P An. K

Tempat tanggal Badung, 4 November Badung, 21 Oktober


lahir/ usia 2018/ 5 bulan 2019/ 6 bulan

Jenis kelamin Laki-laki Laki-laki

Agama Hindu Hindu

Pendidikan Belum sekolah Belum sekolah

Alamat Br. Kedampal, Abian Br. Pengiasan,


Semal Mengwi

Tanggal masuk RS 5 April 2019 5 April 2019

Tanggal 6 April 2019 6 April 2019


pengkajian

Diagnose medis Pneumonia Pneumonia

No RM 317049 310399
35

2) Identitas Orang Tua


a) Ayah
Tabel 4.2 Identitas Ayah An. P dan An. K

Identitas Ayah Anak P Anak K

Nama Tn. G Tn. A

Usia 32 tahun 36 tahun

Pendidikan SMA D2

Pekerjaan Wiraswasta Swasta

Agama Hindu Hindu

Alamat Br. Kedampal, Abian Br. Pengiasan, Mengwi


Semal

b) Ibu
Tabel 4.3 Identitas Ibu An. P dan An. K

Identitas Ibu Anak P Anak K


Nama Ny. A Ny. W
Usia 26 tahun 29 tahun
Pendiddikan D4 SMP
Pekerjaan Ibu rumah tangga Ibu rumah tangga
Agama Hindu Hindu
Alamat Br. Kedampal, Abian Br. Pengiasan, Mengwi
Semal

3) Identitas Saudara Kandung


Table 4.4 Identitas saudara kandung An. P dan An. K
36

N Nama Jenis Usi Keadaan Sekarang Ket.


o (Inisial Kelamin a
)
L P Sehat Sakit Mati
Anak P
1. Anak P √ 5 √ Pneumonia
bln
Anak K
1. Anak G √9 √
thn
2. Anak A √ 5 √
thn
3. Anak K √ 6 √ Pneumonia
bln
4. Anak K √ 6 √ BP
bln

Penjelasan :

Anak P :

Merupakan anak pertama dari pasangan Tn. G dengan Ny. A, yang berusia

5 bulan, Keadaan anak saat ini sedang mengalami pneumonia.

Anak K :

Merupakan anak dari pasangan Tn. A dan Ny. W, yang berusia 6 bulan,

keadaan anak saat ini sedang mengalami pneumonia.

4) Riwayat Penyakit
37

Tabel 4.5 Riwayat Penyakit An. P dan K

Riwayat Anak P Anak K


Penyakit
Keluhan Tanggal MRS : 5 Tanggal MRS : 5
utama masuk April 2019 April 2019
rumah sakit
(MRS) Ny. A mengatakan Ny. W mengatakan
anaknya anaknya dikeluhkan
dikeluhkan sesak sesak nafas
nafas
Keluhan Tanggal Tanggal
utama saat pengkajian : pengkajian : 6 April
pengkajian 6 April 2019
2019

Ny. A mengatakan
anaknya masih sesak Ny. W mengatakan
nafas dan batuk anaknya masih
sesak nafas dan
batuk
Riwayat Ny. A mengatakan Ny. W mengatakan
penyakit anaknya diajak ke anaknya sesak nafas
sekarang IGD RSD sejak 1 minggu
Mangusada oleh yang lalu (senin, 1
keluarganya, dengan April 2019). Pasien
keluhan sesak nafas dikeluhkan sesak
dan batuk. Ibu pasien nafas, dan batuk.
mengatakan anaknya Kemudian ibu
sesak nafas sejak pasien
kemarin (4 April mengantarkan
2019) disertai batuk, anaknya ke IGD
Oleh dokter di IGD RSD Mangusada
pasien diagnosa untuk mendapatkan
pneumonia dan pengobatan. Oleh
dokter menyarankan dokter pasien
pasien untuk rawat didiagnosa
inap. Di IGD pasien pneumonia dan
38

mendapat therapi : dokter menyarankan


- IVFD Dex 5%, untuk dirawat inap.
- nebulizer ventolin Di IGD pasien
1ampul mendapat therapy :
Pada tanggal 6 April - nebulizer Ventolin
2019 pukul 17.00 ¼ ampul
WITA pasien dibawa - IVFD D5% 12
keruang Cilinaya dan tetes mikro
didapatkan data ibu
pasien mengatakan - ampisilin 4x250
anaknya masih sesak mg
nafas, dan batuk dan
- gentamicin 1x35
dilakukan hasil
mg
pemeriksaan: nadi : - dexamethasone
100x/ menit, 2,5 m.
respirasi : 56x/ Pada tanggal 6 April
menit, suhu : 36,50C, 2019 pukul 12.30
SPO2 : 84%. dan WITA pasien
diruangan pasien dibawa keruang
mendapat therapi : Cilinaya dan
- IVFD Dex 5% 20 didapatkan data ibu
tpm pasien mengatakan
- ampicilin 4x450
anaknya msih sesak
mg
nafas, batuk dan
- gentanisin 65 mg
dilakukan hasil
- dexametason 4 mg
- nebulizer ventolin pemeriksaan: nadi :
1amp 8 jam. 106x/ menit,
respirasi 55x/ menit,
suhu : 360C, SPO2 :
85%. dan diruangan
pasien mendapat
therapy :
- IVFD D5% 12
tpm mikro
- ampicillin 4x250
mg
- gentamisin 1x35
-dexamethasone
2,5 mg
39

-nebulizer
ventolin setiap 6
jam.

5) Riwayat Kesehatan Sebelumnya

Tabel 4.6 Riwayat Kesehatan Sebelumnya An. P dan An. K

Anak P Anak K
Ny. A mengatakan anaknya tidak Ny. W mengatakan anaknya tidak
pernah dirawat dirumah sakit. pernah dirawat dirumah sakit.

6) Riwayat penyakit keluarga atau keturunan

Tabel 4.7 Riwayat Keluarga atau Keturunan An. P dan An. K

Anak P Anak K
Ny. A mengatakan didalam Ny. W mengatakan
keluarganya ada yang memiliki dikeluarganya ada yang
penyakit hipertensi (HT), jantung memiliki penyakit diabetes
dan diabetes mellitus (DM). mellitus (DM)
40

7) Genogram

(1) Anak P

Keluarga Ayah Keluarga Ibu

Ny. P Tn. T Ny. B


Tn. N

Tn. Ny. K
Ny. E G Ny. L Ny. A

An.P
41

(2) Anak K

Keluarga Ayah Keluarga Ibu

Tn J Ny. D
Tn. K Ny. L

Tn. S Tn.
Ny. W G
Tn. P Ny. A
Tn.
W

An. V An. A An.K An.


K
42

Keterangan :

: Perempuan

: Laki-laki

: Pasien

: Tinggal satu rumah

Penjelasan Genogram :

Anak P

Tn. G merupakan anak kedua dari 3 bersaudara, dimana kedua

orangtuanya masih hidup, sedangkan Ibu A merupakan anak kedua dari 2

bersaudara, dengan orangtua masih ada. Tn. G dan Ny. A menikah dan

memiliki satu orang putra yang sedang sakit. Mereka bertujuh tinggal satu

rumah.

Anak K
43

Tn. A merupakan anak pertama dari 3 bersaudara, dimana kedua

orangtuanya masih hidup, sedangkan Ny. W merupakan anak pertama dari

3 bersaudara, dengan orangtua masih ada. Tn. A dan Ny. W menikah dan

memiliki empat orang anak dan anak yang ketiga sedang sakit, mereka

bersepuluh tinggal satu rumah.

8) Riwayat Imunisasi

Tabel 4.8 Riwayat Imunisasi An. P dan An. K

Usia Jenis Imunisasi Anak P Anak K


Pemberia
n
(Bulan)
0 HB 0, Polio 0 √ √
1 BCG, Polio 1 √ √
2 DPT/HB 1, Polio 2 - √
3 DPT/HB 2, Polio 3 - -
4 DPT/HB 3, Polio 4 - -
9 Campak - -

Penjelasan tabel 4.8 :


Riwayat imunisasi Anak P HB 0, polio 0 dan BCG, polio 1 sedangkan

anak K HB 0, polio 0, BCG, polio 1 dan DPT/HB 1, polio 2.

9) Riwayat Tumbuh Kembang

a) Riwayat Pertumbuhan
44

Penilaian tumbuh kembang anak dengan melakukan tes dengan

menggunakan KPSP :
Tabel 4.9 Riwayat Pertumbuhan An. P dan An. K

Riwayat Anak P Anak K


Pertumbuhan
Berat Badan 9 kg 5,4 kg
Tinggi Badan 48 Cm 42 cm

b) Riwayat Perkembangan
Tabel 4.10 Riwayat Perkembangan An. P dan An. K

Riwayat Anak P Anak K


Perkembangan
Berguling 4 bulan 5 bulan
Duduk - -
Merangkak - -
Berdiri - -

Berjalan - -

Senyum pertama kali 3 bulan 3 bulan

Bicara pertama kali - -

Berpakaian sendiri - -

Tumbuh gigi - -

Keterangan Riwayat Perkembangan


Anak P
Ny. A mengatakan anaknya hanya baru bisa berguling dan senyum,

selain itu An. P juga sudah bisa memegang sesuatu ditangannya.


Anak K
45

Ny. W mengatakan anaknya hanya baru bisa berguling dan senyum,

selain itu An. K juga sudah bisa memegang sesuatu ditangannya.

10) Riwayat Nutrisi

Pemberian Air Susu Ibu (ASI)


Tabel 4.11 Pemberian Air Susu Ibu (ASI) An. P dan An. K

Pemberian ASI Anak P Anak K


Usia pertama kali diberikan Setelah Setelah
melahirkan melahirkan
Cara pemberian Setiap kali Setiap kali
menangis menangis
Lama pemberian 1 bulan 2 bulan

11) Pemberian Susu Formula


Tabel 4.12 Pemberian Susu Formula An. P dan An. K

Pemberian susu formula Anak P Anak K


Kapan mulai diberikan Dari 1 bulan Dari 2 bulan
Alasan pemberian Karena air susu Karena air susu
sedikit keluar susah dikeluarkan
Jumlah pemberian 120 ml/ 3 jam 100 ml/2 jam
(12x pemberian/
(8 x pemberian / hari)
hari)
Cara pemberian Pemakaian dot Pemakaian dot

12) Pola Perubahan Nutrisi


46

Tabel 4.13 Pola Perubahan Nutrisi An. P dan An. K

Usia Jenis Nutrisi Lama pemberian


Anak P
0-6 bulan ASI 1 bulan
6-12 bulan ASI, Bubur tim, -
buah
12-24 bulan ASI, bubur tim, buah -
Anak K
0-6 bulan ASI 2 bulan
6-12 bulan ASI, Bubur saring, -
buah
12-24 bulan ASI, bubur saring, -
buah

13) Kebutuhan Bio – Psiko – Sosial – Spiritual

Tabel 4.14 Kebutuhan Bio Psiko Sosial Spiritual An. P dan An. K

Kebutuhan Anak P Anak K


Biologis
(1) Bernafas Sebelum sakit : Sebelum sakit :
Ny. A mengatakan Ny. W mengatakan
anaknya tidak anaknya tidak
mengalami gangguan mengalami gangguan
dalam bernafas baik dalam bernafas baik
saat menarik maupun saat menarik maupun
mengeluarkan nafas. mengeluarkan nafas.

Saat pengkajan : Saat pengkajan :


Ny. A mengatakan Ny. W mengatakan
anaknya sesak nafas. anaknya sesak nafas.
(2) Makan Sebelum sakit dan saat Sebelum sakit dan saat
pengkajian Ny. A pengkajian Ny. W
47

mengatakan anaknya mengatakan anaknya


belum diberikan belum diberikan
makanan tambahan makanan tambahan
karena umur pasien karena umur pasien
masih 5 bulan. masih 6 bulan.

Minum Sebelum sakit : Sebelum pengkajian :


Ny. A mengatakan Ny. W mengatakan
anaknya tidak anaknya anaknya tidak
mengalami gangguan mengalami gangguan
dalam masalah minum. dalam minum.

Saat pengkajian : Saat pengkajian :


Ny. A mengatakan Ny. W mengatakan
anaknya minum susu anaknya minum susu
formula 120 ml/ 3 jam formula 100 ml/ 2
jam.
(3) Eliminasi Sebelum sakit : Sebelum sakit :
BAB Ny. A mengatakan tidak Ny. W mengatakan
mengalami gangguan anaknya tidak
dalam hal buang air mengalami gangguan
besar, biasa BAB satu - dalam hal buang air
dua kali sehari dengan besar, biasa buang air
konsistensi lembek, besar satu kali sehari
warna kuning, dan bau dengan konsistensi
khas feces. lembek, warna kuning
dan bau khas feces.

Saat pengkajian : Saat pengkajian :


Ny. A mengatakan Ny. W mengatakan
anaknya BAB > 10 kali anaknya BAB > 3 kali
sehari dengan kosistensi sehari dengan
lembek, warna kuning kosistensi lembek,
dank has feses warna kuning dan bau
khas feses.

BAK Sebelum sakit : Sebelum sakit :


Ny. A mengatakan Ny. W mengatakan
anaknya kencing ±8 kali anaknya kencing ±8
(±200cc) sehari dengan (±200cc) kali sehari
warna agak kuning dan dengan warna agak
bau khas urine. kuning dan bau khas
48

urine.

Saat pengkajian : Saat pengkajian :


Ny. A mengatakan Ny. W mengatakan
kencing 3 kali (±75cc) kencing 3 kali (±75cc)
per hari, warna kuning per hari, warna
bau khas feses. kuning, bau khas
urine.

(4) Gerak dan Sebelum sakit : Sebelum sakit :


aktivitas Ny. A mengatakan Ny. W mengatakan
anaknya selama ini anaknya selama ini
cukup aktif. cukup aktif.

Saat sakit : Saat sakit :


Ny. A mengatakan Ny. W mengatakan
anaknya hanya tidur di anaknya hanya tidur di
tempat tidur bersama tempat tidur bersama
ibunya, pasien tampak ibunya, pasien tampak
lemah dan lebih sering lemah dan lebih sering
digendong oleh ibunya. digendong oleh ibunya

(5) Pengaturan suhu Sebelum sakit : Sebelum sakit :


tubuh Ny. A mengatakan Ny. W mengatakan
anaknya tidak anaknya tidak
mengalami peningkatan mengalami
atau penurunan suhu peningkatan atau
tubuh. penurunan suhu tubuh.

Saat pengkajian : Saat pengkajian :


Ny. A mengatakan Ny. W mengatakan
badan anaknya teraba tidak mengalami
panas dan suhu peningkkatan atau
0
tubuhnya 36,5 C. penurunan suhu tubuh,
suhu pasien 36,8oC.

(6) Istirahat dan Sebelum sakit : Sebelum sakit :


tidur Ny. A mengatakan Ny. W mengatakan
anaknya tidak anaknya tidak
mengalami gangguan mengalami gangguan
dalam istirahat tidur, dalam istirahat tidur,
pasien biasa tidur pada pasien biasa tidur pada
49

pukul 20.00 Wita dan pukul 20.30 Wita dan


terbangun pukul 10.00 terbangun pukul 09.30
Wita. Wita.

Saat pengkajian : Saat pengkajian ;


Ny. A mengatakan Ny. W mengatakan
anaknya biasa tidur anaknya tidur malam
malam pukul 20.30 pukul 21.00 Wita dan
Wita dan sering sering terbangun, ibu
terbangun pukul 23.30 mengatakan anaknya
Wita dan ibu pasien rewel.
mengatakan anaknya
sering rewel.

Psikologis
(1) Rasa aman Sebelum sakit : Sebelum sakit :
Ny. A mengatakan Ny. W mengatakan
anaknya sudah merasa anaknya sudah merasa
aman karena berada di aman karena berada di
dekat orang tuanya di dekat orang tuanya di
rumah dan tidak terlalu rumah dan tidak
khawatir dengan terlalu khawatir
keadaan anaknya. dengan keadaan
anaknya.

Saat pengkajian : Saat pengkajian :


Ny. A mengatakan Ny. W mengatakan
kurang mengetahui kurang mengetahui
penyakit anaknya, ibu penyakit anaknya, ibu
mengatakan belum tahu mengatakan belum
tentang pencegahan tahu tentang
serta perawatan pencegahan serta
anaknya, ibu tampak perawatan anaknya,
kebingungan dengan ibu tampak
penyakit anaknya, ibu kebingungan dengan
tampak bertanya–tanya penyakit anaknya, ibu
tentang penyakit tampak bertanya–
anaknya. tanya tentang penyakit
anaknya.

(2) Rasa nyaman Sebelum sakit : Sebelum sakit :


50

Ny. A mengatakan Ny. W mengatakan


anaknya tidak rewel dan anaknya tidak rewel
aktif. dan aktif.

Saat pengkajian : Saat pengkajian :


Ny. A mengatakan Ny. W mengatakan
anaknya rewel dan anaknya rewel dan
sering menangis. sering menangis.

(3) Tempat tinggal Rumah orang tua Rumah orang tua


(4) Lingkungan Pedesaan Perkotaan
tempat tinggal
(5) Fasilitas dekat Sekolah, puskesmas Sekolah
tempat tinggal
(6) Hubungan antar Harmonis Harmonis
anggota
keluarga
(7) Pengasuh anak Orang tua Orang tua
Sosial
(1) Data sosial anak Sebelum sakit : Sebelum sakit :
Ny. A mengatakan Ny. W mengatakan
pasien adalah anak ke 1 anaknya merupakan
dari 1 bersaudara. anak ke 3 dari 4
bersaudara.

Saat pengkajian : Saat pengkajian :


Pasien tampak ditemani Pasien tampak
oleh kedua orang ditemani oleh ibunya.
tuanya.
(2) Bermain Sebelum sakit : Sebelum sakit :
Ny. A mengatakan Ny. W mengatakan
anaknya biasa bermain anaknya biasa bemain
dengan teman dengan teman
sebayanya. sebayanya.

Saat pengkajian : Saat pengkajian :


Anak tampak lemah, Anak tampak lemah,
berbaring ditempat tidur berbaring ditempat
dan ditemani bermain tidur dan ditemani
dengan orang tuanya. bermain dengan
ibunya.
51

(4) Rekreasi Sebelum sakit : Sebelum sakit :


Ny. A mengatakan Ny. W mengatakan
sebelum sakit anaknya sebelum sakit anaknya
biasa diajak rekreasi biasa diajak rekreasi
bersama orang tuanya. bersama orang tuanya.

Saat pengkajian : Saat pengkajian :


Anak hanya berbaring Anak hanya berbaring
ditempat tidur. ditempat tidur.

(5) Prestasi Ny. A mengatakan Ny. W mengatakan


anaknya belum anaknya belum
memiliki prestasi.. memiliki prestasi.

(6) Lingkungan Ny. A mengatakan Ny. W mengatakan


sosial hubungan pasien hubungan pasien
dengan perawat dan dengan perawat dan
pasien yang lain baik, pasien yang lain baik,
pasien mau berinteraksi pasien mau
dengan perawat dan berinteraksi dengan
pasien lain. perawat dan pasien
lain.

Spiritual
(1) Data spiritual Orang tua pasien Orang tua pasien
anak mengatakan bahwa mengatakan bahwa
penyakit yang diderita penyakit yang diderita
anaknya sekarang anaknya sekarang
adalah penyakit medis adalah penyakit medis
yang biasa diderita oleh yang biasa diderita
anak kecil dan bukan oleh anak kecil dan
merupakan penyakit bukan merupakan
dari non medis. penyakit dari non
medis.

14) Pemeriksaan Fisik


Tabel 4.15 Pemeriksaan Fisik An. P dan An. K
52

Pemeriksaan Metode Anak P Anak K


fisik Pemeriksaan

Keadaan umum Pemeriksaan E= 4 E= 4


GCS
V= 5 V= 5
M= 6 M= 6
Kesadaran: Kesadaran :
compos mentis compos
mentis
Kepala
Kepala Kepala tampak tampak
bersih, tidak bersih, tidak
ada luka, ada luka,
penyebaran penyebaran
rambut merata, rambut
tidak ada nyeri merata, tidak
tekan ada nyeri
tekan
Tampak pucat
Tampak pucat
Wajah

Tanda-tanda vital - TD=- TD= -


N= 100 x/mnt N= 106 x/mnt
S= 36,50C S= 36,8 0C
RR= 56 x/mnt RR= 55 x/mnt
SPO2 = 84% SPO2= 85%

Antropometri - BB= 9 Kg BB= 5,4 Kg


TB= 48 cm TB= 42 cm
LK= 32 cm LK= 34 cm
LL=12 cm LL=11 cm
53

ROS (Review Of System)

Sistem Inspeksi Dada simetris, Dada simetris,


pernapasan gerakan dada gerakan dada
cepat, tidak cepat, terdapat
ada luka, retraksi otot
terdapat dada, tidak
retraksi otot ada lesi
dada, lesi tidak
ada

Palpasi Tidak ada Tidak ada


nyeri tekan nyeri tekan

Perkusi Suara paru Suara paru


hipersonor hipersonor

auskultasi Suara paru Suara paru


tidak normal, tidak normal,
ada suara ada suara
tambahan tambahan
ronchi ronchi

Sistem cardio Inspeksi Dada simetris, Dada simetris,


vaskular tidak ada lesi tidak ada lesi
atau memar atau memar

Auskultasi Suara jantung Suara jantung


S1 S2 tunggal S1 S2 tunggal
regular. regular.
Perkusi Suara jantung Suara jantung
dullness dullness

Palpasi Tidak ada Tidak ada


nyeri tekan nyeri tekan

Sistem Inspeksi Bentuk Bentuk


pencernaan simetris, tidak simetris, tidak
ada memar ada memar
atau lesi atau lesi

Auskultasi Bising usus 16 Bising usus


54

x/ menit 18 x/menit

Perkusi Suara abdomen Suara


timpani abdomen
timpani

Palpasi Anak Anak


merasakan merasakan
nyeri nyeri

Sistem Hidung Bentuk Bentuk


penginderaan simetris, simetris,
terdapat secret, terdapat
tidak ada nyeri secret, tidak
tekan ada nyeri
tekan

Telinga Bentuk Bentuk


simetris, tidak simetris, tidak
ada serumen, ada serumen,
pendengaran pendengaran
bagus, tidak bagus, tidak
ada nyeri tekan ada nyeri
tekan

Mata Bentuk Bentuk


simetris, simetris,
konjungtiva konjungtiva
pucat, pupil pucat, pupil
isokor, tidak isokor, tidak
ada nyeri tekan ada nyeri
tekan

Lidah Bentuk Bentuk


simetris, warna simetris,
merah muda, warna merah
tidak ada luka, muda, tidak
tidak ada nyeri ada luka,
tekan tidak ada
nyeri tekan
55

Kulit Turgor kulit Turgor kulit


elastis, CRT > elastis, CRT >
2 detik 2 detik

Tidak ada Tidak ada


masalah dalam masalah
system dalam system
Sistem persarafan persarafan, persarafan,
tidak ada tidak ada
kejang kejang

Terpasang Terpasang
IVFD Dex 5% IVFD Dex 5%
Sistem diekstremitas diektremitas
musculoskeletal atas kanan kanan

Sistem integumen Inspeksi Kulit tampak Kulit tampak


elastis, bersih, elastis, bersih,
kulit tampak kulit tampak
berkeringat, berkeringat,
tidak ada luka tidak ada luka

Palpasi Akral teraba Akral teraba


dingin, tidak dingin, tidak
ada nyeri tekan ada nyeri
tekan

Palpasi

Sistem endokrin Tidak ada Tidak ada


gangguan gangguan
dalam sistem dalam sistem
endokrin endokrin

Sistem Tidak ada Tidak ada


perkemihan gangguan gangguan
dalam sistem dalam sistem
perkemihan perkemihan

Sistem reproduksi Tidak terkaji Tidak terkaji

Sistem imunitas Pasien tampak Pasien tampak


56

lemah lemah

15) Pemeriksaan perkembangan

Pemeriksaan perkembangan menggunakan metode KPSP

Dari hasil pemeriksaan perkembangan menggunakan alat ukur KPSP

didapatkan bahwa An. P dan An. K, mengalami perkembangan yang

sesuai dengan usianya.

16) Pemeriksaan Penunjang


a) Anak P

Pemeriksaan Laboratorium tanggal 10 April 2019

Tabel 4.16 Pemeriksaan Penunjang An. P

Pemeriksaan hasil satuan Nilai rujukan

HEMATOLOGI
Hematologi rutin
IGB 12.2 g/dL 9.6-13.1
RBC 4.25 10^6/ 3.10-5.20
μL
HCT 37.5 31.0-44.0
MCV 88.2 % 73.0-113.0
MCH 28.7 fL 21.0-36.0
MCHC 32.5 pg 26.0-34.0
RDW-SD 42.5 g/dL 37.0-54.0
57

RDW-CV 13.3 fL 11.5-14.5


WBC 15.23 % 6.00-17.50
Hitung jenis 10^3/µL
NEUT% 32.0 17.0-60.0
LYMPH% 56.9 % 20.0-70.0
BASO% 0.1 % 0.0-1.0
MONO% 10.5 % 1.0 – 11.0
EOS% L 0.5 % 1.0-5.0
NEUT# 4.9 % 1.5 – 7.0
LYMPH# H 8.7 10^3/µL 1.0 – 3.7
BASO# 0.0 10^3/µL 0.0 – 0.1
MONO# H 1.6 10^3/µL 0.0 – 0.7
EOS# 0.1 10^3/µL 0.0 – 0.4
PLT H 633 10^3/µL 150-450
PDW L 8.7 10^3/µL 9.0 – 17.0
MPV L 8.7 fL 9.0 – 13.0
fL

b) Anak K

Pemeriksaan Laboratorium darah Lengkap tanggal 5 April 2019


Tabel 4.17 Data Penunjang An. K
58

Pemeriksaan hasil Satuan Nilai rujukan

HEMATOLOGI
Hematologi rutin
IGB
RBC 10.2 g/dL 9.6-13.1
HCT 4.96 10^6/ 3.10-5.20
μL
MCV 35.1 31.0-44.0
MCH L 70.8 % 73.0-113.0
MCHC L 20.6 fL 21.0-36.0
RDW-SD 29.1 pg 26.0-34.0
RDW-CV 41.9 g/dL 37.0-54.0
WBC H 16.7 fL 11.5-14.5
Hitung jenis 10.94 % 6.00-17.50
NEUT% 10^3/µL

LYMPH% 51.3 17.0-60.0


BASO% 45.0 % 20.0-70.0
MONO% 0.3 % 0.0-1.0
EOS% 3.3 % 1.0 – 11.0
NEUT# L 0.1 % 1.0-5.0
LYMPH# 5.6 % 1.5 – 7.0
BASO# H 4.9 10^3/µL 1.0 – 3.7
MONO# 0.0 10^3/µL 0.0 – 0.1
EOS# 0.4 10^3/µL 0.0 – 0.7
PLT 0.0 10^3/µL 0.0 – 0.4
59

PDW H 629 10^3/µL 150-450


MPV 9.0 10^3/µL 9.0 – 17.0
L 8.8 fL 9.0 – 13.0
fL

b. Analisa Data

TABEL 4.18

ANALISA DATA KEPERAWATAN PADA ANAK P DAN ANAK

DENGAN PNEUMONIA DENGAN KETIDAKEFEKTIFAN

BERSIHAN JALAN NAFAS

DI RUANG CILINAYA RSD MANGUSADA

TANGGAL 6 APRIL 2019


Data Etiologi Masalah
Anak P
Data Subyektif : Infeksi bakteri Ketidakefektifan 60
-Ny. A mengatakan bersihan jalan nafas
anaknya sesak
nafas. Permukaan lapisan pleura
- Ny. A mengatakan tertutup tebal eksudat
anaknya batuk. thrombus vena pulmonalis

Data Obyektif :
- Anak tampak sesak Nekrosis, hemoragik
nafas.
- Wajah tampak
pucat Produksi sputum meningkat
- Respirasi anak
56x/ menit.
- SPO2 anak 84% Ketidakefektifan bersihan
- Suara nafas pasien jalan nafas
ronchi.
- Gerakan dada
cepat
- Terdapat retraksi
otot dada
- Suara paru
hipersonor
Data Subyektif : Eksudasi kental Defisiensi pengetahuan
- Ny. A mengatakan
kurang
mengetahui
penyakit Sputum sulit dikeluarkan
anaknya.
- Ny. A mengatakan
belum tahu Penurunan kerja silia
tentang
pencegahan
serta perawatan Batuk
anaknya.

Data Obyektif : Kesalahan interpretasi


- Ny. A tampak
kebingungan
dengan Defisiensi pengetahuan
penyakit
anaknya.
- Ny. A tampak
bertanya-tanya
tentang kondisi
anaknya.

Anak K
Data Subyektif : Infeksi bakteri Ketidakefektifan
-Ny. W mengatakan bersihan jalan nafas
sesak nafas.
-Ny. W mengatakan Permukaan lapisan pleura
anaknya batuk. tertutup tebal eksudat
thrombus vena pulmonalis
61

c. Rumusan Masalah
1) Anak P :
a) Ketidakefektifan bersihan jalan nafas
b) Defisiensi pengetahuan
2) Anak K :
a) Ketidakefektifan bersihan jalan nafas
b) Defisiensi pengetahuan
d. Analisa Masalah

1) Anak P :

a) Ketidakefektifan bersihan jalan nafas

P : Ketidakefektifan bersihan jalan nafas

E : Produksi sputum meningkat

S : Ny. A mengatakan anaknya sesak nafas, Ny. A mengatakan

anaknya batuk, anak tampak sesak nafas, wajah tampak pucat,

respirasi anak 56x/ menit, SPO2 anak 84%, suara nafas anak

ronchi, gerakan dada cepat, terdapat retraksi otot dada, suara paru

hipersonor.

Proses Terjadi : Stapilokokus menyebabkan thrombus kemudian toksin

menyebabkan permukaan lapisan pleura tertutup tebal

eksudat thrombus vena pulmonalis yang menyebabkan

nekrosis hemoragik sehingga produksi sputum

meningkat.
62

Akibat jika tidak ditanggulangi : Akan menyebabkan hipoksemia dan

hipoksia

b) Defisiensi pengetahuan

P : Defisiensi pengetahuan

E : Kurang terpajan, kesalahan inerpretasi, kurang mengingat.

S : Ny. A mengatakan kurang mengetahui penyakit anaknya, Ny. A

mengatakan belum tahu tentang pencegahan serta perawatan

anaknya, Ny. A tampak kebingungan dengan penyakit anaknya,

Ny. A tampak bertanya-tanya tentang kondisi anaknya.

Proses Terjadi : Eksudasi kental menyebabkan sputum sulit

dikeluarkan sehingga terjadi penurunan kerja

silia menyebabkan batuk dan terjadi kesalahan

interpretasi sehingga menyebabkan kurang

pengetahuan.

Akibat jika tidak ditanggulangi : Akan menyebabkan ibu pasien susah

merawat anaknya.

2) Anak K

a) Ketidakefektifan bersihan jalan nafas

P : Ketidakefektifan bersihan jalan nafas

E : Produksi sputum meningkat


63

S : Ny. W mengatakan sesak nafas, Ny. W mengatakan anaknya batuk,

anak tampak sesak nafas, wajah tampak pucat, respirasi anak 55x/

menit, SPO2 anak 85%, suara nafas anak ronchi, gerakan dada

cepat, terdapat retraksi otot dada, suara paru hipersonor.

Proses Terjadi : Adanya infeksi jalan nafas akan timbul reaksi jaringan

berupa edema alveolar dan pembentukan eksudat

sehingga mempermudah proliferasi dan penyebaran

kuman ke bronkioli, alveoli dan paru-paru maka akan

mengakibatkan sumbatan pada jalan nafas.

Akibat jika tidak ditanggulangi : Akan menyebabkan hipoksemia dan

hipoksia

b) Defisiensi pengetahuan

P : Defisiensi pengetahuan

E : Kurang terpajan, kesalahan inerpretasi, kurang mengingat.

S : Ny. W mengatakan kurang informasi tentang penyakit anaknya,

Ny.W mengatakan belum tahu tentang pencegahan serta perawatan

anaknya, Ny. W tampak kebingungan dengan penyakit anaknya,

Ny. W tampak bertanya-tanya tentang kondisi anaknya.

Proses Terjadi : Eksudasi kental menyebabkan sputum sulit

dikeluarkan sehingga terjadi penurunan kerja

silia menyebabkan batuk dan terjadi kesalahan


64

interpretasi sehingga menyebabkan kurang

pengetahuan

Akibat jika tidak ditanggulangi : Akan menyebabkan ibu pasien

susah merawat anaknya.

2. Diagnosa
Diagnosa merupakan langkah ke dua dari proses asuhan keperawatan.

Diagnosa keperawatan adalah penilaian klinis tentang respons manusia

terhadap gangguan kesehatan/ proses kehidupan, atau kerentangan respons

dari seorang individu, keluarga, kelompok atau komunitas. Berikut

merupakan diagnosa yang muncul dari hasil pengkajian :


Tabel 4.19 Diagnosa Keperawatan An. P dan An. K
65

Anak P Anak K
1. Ketidakefetifan bersihan jalan 1. Ketidakefektifan bersihan
nafas berhubungan dengan jalan nafas berhubungan
produksi sputum meningkat dengan produksi sputum
ditandai dengan Ny. A meningkat ditandai Ny. W
mengatakan anaknya sesak mengatakan anaknya sesak
nafas, Ny. A mengatakan nafas, Ny. W mengatakan
anaknya batuk, anak tampak anaknya batuk, anak tampak
sesak nafas, wajah tampak pucat, sesak nafas, wajah tampak
respirasi anak 56x/ menit, SPO2 pucat, respirasi anak 55x/
anak 84%, suara nafas anak menit, SPO2 anak85%, suara
ronchi, gerakan dada cepat, nafas anak ronchi, gerakan
terdapat retraksi otot dada, suara dada cepat, terdapat retraksi
paru hipersonor. otot dada, suara paru
hipersonor.

2. Defisiensi pengetahuan 2. Defisiensi pengetahuan


berhubungan dengan kurang berhubungan dengan kurang
terpajan, kesalahan inerpretasi, terpajan, kesalahan
kurang mengingat ditandai inerpretasi, kurang mengingat
dengan Ny. A mengatakan ditandai dengan Ny. W
kurang informasi tentang mengatakan kurang informasi
penyakit anaknya, Ny. A tentang penyakit anaknya,
mengatakan belum tahu tentang Ny. W mengatakan belum
pencegahan serta perawatan tahu tentang pencegahan serta
anaknya, Ny. A tampak perawatan anaknya, Ny. W
kebingungan dengan penyakit tampak kebingungan dengan
anaknya, Ny. A tampak bertanya- penyakit anaknya, Ny. W
tanya tentang kondisi anaknya. tampak bertanya-tanya
tentang kondisi anaknya.

3. Perencanaan
Perencanaan merupakan tahap ketiga dari proses asuhan keperawatan.

Perencanaan keperawatan (intervensi) didefinisikan sebagai berbagai

perawatan berdasarkan penilaian klinis dan pengetahuan, yang dilakukan

oleh seorang perawat untuk meningkatkan hasil klien/ pasien. Berikut akan

diuraikan perencanaan sesuai dengan prioritas diagnosa yang dipilih :


66

a) Prioritas masalah berdasarkan berat ringannya


1) Anak P
Ketidakefktifan bersihan jalan nafas berhubungan dengan produksi

sputum meningkat ditandai dengan Ny. A mengatakan anaknya sesak

nafas, Ny. A mengatakan anaknya batuk, anak tampak sesak nafas,

wajah tampak pucat, respirasi anak 56x/ menit, SPO2 anak 84%, suara

nafas anak ronchi, gerakan dada cepat, terdapat retraksi otot dada,

suara paru hipersonor.


2) Anak K
Ketidakefktifan bersihan jalan nafas berhubungan dengan produksi

sputum meningkat ditandai dengan Ny. W mengatakan anaknya sesak

nafas, Ny. W mengatakan anaknya batuk, anak tampak sesak nafas,

wajah tampak pucat, respirasi anak 55x/ menit, SPO2 anak 85%, suara

nafas anak ronchi, gerakan dada cepat, terdapat retraksi otot dada,

suara paru hipersonor.

b) Rencana Keperawatan

TABEL 4.20
RENCANA KEPERAWATAN PADA ANAK P DAN ANAK K
67

DENGAN PNEUMONIA DENGAN KETIDAKEFEKTIFAN

BERSIHAN JALAN NAFAS


DIRUANG CILINAYA RSD MANGUSADA
TANGGAL 6 S/D 9APRIL 2019

Hari/ Tgl/ Diagnosa Rencana Tujuan Rencana Tindakan Rasional


Keperawatan
Jam

1 2 3 4 5

Anak P

Sabtu, 6 Ketidakefetifan Setelah diberikan 1. Kaji 1. Pernafasan


April 2019 bersihan jalan nafas asuhan keperawatan frekuensi dan dangkal
pukul 09.00 berhubungan dengan selama 3x24 jam kedalaman sering terja
produksi sputum nafas pasien karena
diharapkan jalan
wita meningkat ditandai ketidaknya
nafas pasien paten anan gerak
dengan Ny. A dengan kriteria
mengatakan anaknya dinding da
hasil: atau cair
sesak nafas, Ny. A
paru.
mengatakan anaknya 1. Tidak ada 2. Krekelas,
batuk, anak tampak suara nafas 2. Auskultasi ronchi,
sesak nafas, wajah tambahan area paru. mengi,
tampak pucat, ronchi terdengar
respirasi anak 56x/ 2. Ny. A pada
menit, SPO2 anak mengatakan inspirasi at
84%, suara nafas anaknya ekspirasi
anak ronchi, gerakan tidak sesak karena
dada cepat, terdapat nafas lagi. respon
retraksi otot dada, 3. Ny. A terhadap
mengatakan pengumpul
suara paru
batuknya cairan, sec
hipersonor.
berkurang. kental, d
4. Nafas dalam spasme at
rentang 3. Berikan obstruksi
normal 40- posisi semi jalan nafas.
50x/ menit. fowler 3. Posisi dud
memungkin
an upa
nafas leb
68

dalam d
lebih kuat.
4. Berikan HE 4. Mempunya
kepada orang pengetahua
tua mengenai ini dap
penyebab memampuk
penyakit n orang t
pada anaknya untuk
meminimal
an penyeb
penyakit.
5. Untuk
5. Delegatif menurunka
dalam spasme
pemberian bronkus, d
obat mempermu
ampicillin ah
450 mg pengeluara
dengan (IV secret.
preset).

Anak K

Ketidakefktifan Setelah diberikan 1. Kaji 1. .Pernafasan


bersihan jalan nafas asuhan keperawatan frekuensi dan dangkal
berhubungan dengan selama 3x24 jam kedalaman sering terja
produksi sputum nafas pasien karena
diharapkan
meningkat ditandai dan ketidaknya
hipertermia anak anan gerak
dengan Ny. W dengan kriteria
mengatakan anaknya dinding da
hasil: atau cair
sesak nafas, Ny. W
paru.
mengatakan anaknya 1. Tidak ada 2. Auskultasi 2. Krekelas
batuk, anak tampak suara nafas area paru. ronchi,
sesak nafas, wajah tambahan mengi,
tampak pucat, seperti terdengar
respirasi anak 55x/ ronchi. pada
menit, SPO2 anak 2. Ny. W inspirasi at
85%, suara nafas mengatakan ekspirasi
anak ronchi, gerakan anaknya karena
dada cepat, terdapat tidak sesak respon
retraksi otot dada, nafas lagi. terhadap
3. Ny. W
69

suara paru mengatakan pengumpul


hipersonor. batuk cairan, sec
anaknya kental, d
berkurang. spasme at
4. Frekuensi obstruksi
nafas dalam jalan nafas.
rentang 3. Berikan 3. Posisi dud
normal 40- posisi semi memungkin
50x/ menit. fowler. an upa
nafas leb
dalam d
lebih kuat.
4. Beri HE 4. Mempunya
kepada orang pengetahua
tua mengenai ini dap
penyebab memampuk
penyakit n orang t
pada untuk
anaknya. meminimal
an penyeb
penyakit.
5. Delegatif 5. Untuk
dalam menurunka
pemberian spasme
obat bronkus, d
ampicillin mempermu
450 mg ah
dengan (IV pengeluara
preset). secret.

4. Pelaksanaan Keperawatan

Tahap pelaksanaan merupakan tahap keempat dalam tahap proses

keperawatan dengan melaksanakan berbagai strategi keperawatan (tindakan

keperawatan) yang telah direncanakan dalam frencana tindakan

keperawatan.
70

TABEL 4.21
PELAKSANAAN KEPERAWATAN PADA
ANAK P DAN ANAK K
DENGAN PNEUMONIA DENGAN KETIDAKEFEKTIFAN

BERSIHAN JALAN NAFAS


DIRUANG CILINAYA RSD MANGUSADA
TANGGAL 6 S/D 9 APRIL 2019
Anak P

Hari /
Tindakan
Tgl / Dx Evaluasi Paraf
Keperawatan
Jam

1 2 3 4 5
Sabtu, 6 1 Delegatif dalam DS : -
April pemberian terapi
2019 obat ampicilin 450 DO :
mg (IV perset) - Anak tampak menangis
Pk. 08.40
Wita
Kurnia

Pk. 09.00 1 Mengkaji frekuensi DS :


Wita dan kedalaman - Ny. A mengatakan
pernafasan dan anaknya sesak nafas
mengauskultasi
daerah paru DO :
- Anak tampak sesak
nafas, dengan RR:
56x/mnt
- SPO2 anak : 84%
- Terdapat suara tambahan
ronchi Kurnia
71

1 2 3 4 5
Pk. 10.00 1 Memberikan HE DS :
kepada orang tua - Orang tua anak
Wita tentang penyebab mengatakan kurang
penyakit anaknya mengerti tentang
penyakit anaknya.

D0 :
- Orang tua anak tampak
kurang kooperatif
Kurnia

Pk. 11.45 1 Anjurkan ibu anak DS :


Wita untuk menggendong
anaknya - Ny. A mau mengikuti
anjuran
DO :
- Ny. A tampak
menggendong anaknya
- Anak tampak nyaman Kurnia

Pk.12.30 1 Delegatif dalam DS :-


Wita pemberian terapi
obat ampicilin 450 DO :
mg (IV perset) - Anak tampak menangis

Kurnia
Pk. 16.00 1 Mengobservasi TTV DS : -
Wita anak
DO :
- Suhu : 36,50C
- Nadi : 95x/ menit
- Respirasi : 55x/ menit
- SPO2 anak : 85%
Kurnia
Pk. 18.00 1 Memberikan terapi DS :-
Wita obat ampicillin 450
mg (IV perset) DO :
Kurnia
- Anak tampak menangis
Pk. 20.00 1 Delegatif dalam DS : -
Wita pemberian terapi
inhalasi dengan DO :
72

1 2 3 4 5
nebulizer ventolin 1 - Anak tampak gelisah
amp Kurnia

Pk. 24.00 1 Memberikan terapi DS : -


Wita obat ampicillin 450
mg (IV perset) DO :
- Anak tampak menangis
Kurnia
Minggu, 1 Mengobservasi TTV DS :-
7 April anak
2019 DO :
Pk. 08.00
- Suhu : 36,40C
Wita
- Nadi : 94x/ menit
Kurnia
- Respirasi : 54x/ menit
- SPO2 anak : 85%
Pk. 09.00 1 Memberikan terapi DS : -
Wita obat ampicilin 450
mg (IV perset) DO :
- Anak tampak menangis

Kurnia

Pk. 10.30 1 Mengkaji frekuensi DS :


Wita kedalaman - Ny. A mengatakan
pernafasan dan anaknya masih sesak
mengauskultasi nafas
daerah paru Kurnia
DO :
- RR anak 53x/ menit
- SPO2 anak : 84%
- Terdapat suara nafas
tambahan ronchi

Pk. 12.00 1 Delegatif dalam DS :-


Wita pemberian terapi
nebulizer ventolin 1 DO :
amp
- Anak tampak gelisah
73

1 2 3 4 5
Kurnia

Pk. 15.00 1 Mengobservasi TTV DS :-


Wita DO :
- Suhu : 36, 20C
- Nadi : 92x/ menit
- Respirasi 53x/ menit
- SPO2 anak : 85% Kurnia
Pk. 1 Memberikan terapi DS :-
18.00 obat ampicillin 450
Wita mg (IV perset) DO:
- Anak tampak menangis
Kurnia
Pk. 1 Delegatif dalam DS : -
20.00 pemberian terapi DO :
Wita nebulizer ventolin 1 - Anak tampak gelisah
amp
Kurnia
Pk. 24.00 1 Memberikan terapi DS : -
Wita obat ampicillin 450
mg (IV perset) DO :
- Anak tampak menangis
Kurnia
Senin, 8 1 Mengkaji frekuensi DS :
April dan kedalaman
2019 pernafasan dan - Ny. A mengatakan sesak
mengauskultasi nafas anaknya berkurang
Pk. 08.45 daerah paru
Wita DO :
- Anak tampak masih
sesak nafas, RR 50x/
menit
- SPO2 anak : 90%
- Terdapat suara tambahan
ronchi

Kurnia
74

1 2 3 4 5
Pk. 10.30 1 Mengobservasi TTV DS :-
Wita anak
DO :
- Suhu : 360C
- Nadi : 95x/ menit
- Respirasi 50x/ menit Kurnia
- SPO2 anak : 90%
Pk.11.50 1 Delegatif dalam DS :-
Wita pemberian terapi
inhalasi ventolin 1 DO :
amp dan obat - Anak tampak menangis
ampicillin 450 mg
(IV perset) Kurnia

Pk. 18.00 1 Memberikan terapi DS : -


Wita obat ampicillin 450
mg (IV perset) DO :
- Anak tampak menangis Kurnia

Pk. 20.00 1 Delegatif pemberian DS : -


Wita terapi nebulizer
ventolin 1 amp DO :
- Anak tampak gelisah

Kurnia

Pk. 24.00 1 Memberikan terapi DS : -


Wita obat ampicillin 450
mg (IV perset) DO :
Kurnia
- Anak tampak menangis
Selasa, 9 1 Mengobservasi TTV DS : -
April anak
2019 DO :
Pk.
- Suhu : 360C
08.50
- Nadi : 90x/ menit
Kurnia
- Respirasi 48x/ menit
- SPO2 anak : 95%
Pk. 09. 1 Memberikan terapi DS : -
75

1 2 3 4 5
00 Wita obat ampicillin 450
mg (IV perset)
DO : Kurnia
- Anak tampak menangis
Pk. 10.00 1 Mengkaji frekuensi DS :
Wita kedalaman
pernafasan dan - Ny. A mengatakan sesak
mengauskultasi nafas anaknya berkurang
daerah paru DO :
Kurnia
- RR anak 45x/ menit
- SPO2 anak : 96%
- Tidak terdapat suara
tambahan
Pk. 11.50 1 Delegatif dalam DS : -
Wita pemberian nebulizer
ventolin 1 amp DO :
Kurnia
- Anak tampak gelisah
Pk. 14.00 1 Anjurkan ibu anak DS : Ny. A mau mengikuti
Wita untuk menggendong anjuran
anaknya
DO : Kurnia
- Anak tampak nyaman
Pk. 18.00 1 Memberikan terapi DS : -
Wita obat ampicillin 450
mg (IV perset) DO :
Kurnia
- Anak tampak menangis
Pk. 20. 1 Delegatif dalam DS : -
00 Wita pemberian nebulizer
ventolin 1 amp DO :
Kurnia
- Anak tampak gelisah
Pk. 24.00 1 Memberikan terapi DS : -
Wita obat ampicillin 450
mg (IV perset) DO :
Kurnia
76

1 2 3 4 5
- Anak tampak menangis

TABEL 4.22
PELAKSANAAN KEPERAWATAN PADA
ANAK P DAN ANAK K
DENGAN PNEUMONIA DENGAN KETIDAKEFEKTIFAN

BERSIHAN JALAN NAFAS


DIRUANG CILINAYA RSD MANGUSADA
TANGGAL 6- 9 APRIL 2019
Anak K

Hari / Dx Tindakan Evaluasi Paraf


77

Tgl /
Keperawatan
Jam

1 2 3 4 5
Sabtu, 6 1 Memberikan terapi DS : -
April obat ampicilin 450
2019 mg (IV perset) DO :
- Anak tampak menangis
Pk. 08.40
Wita
Kurnia

Pk. 09.00 1 Mengkaji frekuensi DS :


Wita dan kedalaman - Ny. W mengatakan
pernafasan dan anaknya masih sesak
mengauskultasi nafas
daerah paru

DO :
- Anak tampak sesak
nafas, dengan RR:
55x/menit
- SPO2 anak : 85%
- Terdapat suara nafas
tambahan ronchi

Kurnia

Pk. 10.00 1 Memberikan HE DS :


kepada orang tua - Orang tua anak
Wita tentang penyebab mengatakan kurang
penyakit anaknya mengerti tentang
penyakit anaknya
DO :
- Orang tua anak tampak
kurang kooperatif Kurnia
78

1 2 3 4 5
Pk. 11.45 1 Anjurkan ibu anak DS :
Wita untuk
menggendong - Ny. W mau mengikuti
anaknya anjuran
DO :
- Ny. W tampak Kurnia
menggendong anaknya
- Anak tampak nyaman

Pk.12.30 1 Delegatif dalam DS :-


wita pemberian terapi
inhalasi dengan DO :
nebulizer ventolin - Anak tampak menangis
1 amp dan
ampicillin 450 mg Kurnia
(IV perset)

Pk.14.50 1 Memberikan terapi DS :-


Wita obat ampicillin 450
mg (IV perset)
DO:
Kurnia
- Anak tampak menangis

Pk. 16.00 Mengobservasi DS : -


Wita TTV anak
DO :
- Suhu : 36,40C
- Nadi : 98x/ menit
- Respirasi : 54x/ menit
Kurnia
- SPO2 anak : 85%
Pk. 18.00 1 Memberikan terapi DS :-
Wita obat ampicillin 450
mg (IV perset) DO :
Kurnia
- Anak tampak menangis
Pk. 20.00 1 Delegatif dalam DS : -
Wita pemberian terapi
inhalasi dengan DO :
79

1 2 3 4 5
nebulizer ventolin - Anak tampak gelisah
1 amp Kurnia

Pk. 24.00 1 Memberikan terapi DS : -


Wita obat ampicillin 450
mg (IV perset)
DO :
- Anak tampak menangis
Kurnia
Minggu, 1 Mengobservasi DS :-
7 April TTV anak
2019 DO :
Pk. 08.00
- Suhu : 36,30C
Wita
- Nadi : 97x/ menit
- Respirasi : 53x/ menit
- SPO2 anak : 85%
Kurnia
Pk. 09.00 1 Memberikan terapi DS : -
Wita obat ampicilin 450
mg (IV perset) DO :
- Anak tampak menangis

Kurnia

Pk. 12.00 1 Delegatif dalam DS :-


Wita pemberian therapi
nebulizer ventolin 1 DO :
amp
- Anak tampak gelisah
Kurnia
Pk. 15.00 1 Mengobservasi DS :-
Wita TTV
DO :
- Suhu : 36, 20C
- Nadi : 96x/ menit
- Respirasi 53x/ menit Kurnia
- SPO2 anak : 85%
80

1 2 3 4 5
Pk. 1 Memberikan terapi DS :-
18.00 obat ampicillin 450
Wita mg (IV perset) DO:
- Anak tampak menangis
Kurnia
Pk. 1 Delegatif dalam DS : -
20.00 pemberian terapi DO :
Wita nebulizer ventolin 1 - Anak tampak gelisah
amp
Kurnia
Pk. 24.00 1 Memberikan terapi DS : -
Wita obat ampicillin 450
mg (IV perset) DO :
- Anak tampak menangis
Kurnia
Senin, 8 1 Mengkaji frekuensi DS :
April dan kedalaman
2019 pernafasan dan - Ny. W mengatakan
mengauskultasi sesak anaknya berkurang
Pk. 08.45 daerah paru
Wita DO :
- Anak tampak masih
sesak, RR 50x/ menit
- SPO2 anak : 90%
- Terdapat suara tambahan
ronchi

Kurnia

Pk. 10.30 1 Mengobservasi DS :-


Wita TTV anak
DO :
- Suhu : 360C
- Nadi : 98x/ menit
- Respirasi 50x/ menit Kurnia
- SPO2 anak : 90%
Pk.11.50 1 Delegatif dalam DS :-
Wita pemberian terapi
inhalasi venrolin 1 DO :
amp dan obat - Anak tampak menangis
ampicillin 450 mg
81

1 2 3 4 5
(IV perset) Kurnia

Pk. 18.00 1 Memberikan terapi DS : -


Wita obat ampicillin 450 DO :
mg (IV perset) - Anak tampak menangis
Kurnia
Pk. 20.00 1 Delegatif DS : -
Wita pemberian terapi
nebulizer ventolin 1 DO :
amp
- Anak tampak gelisah

Kurnia

Pk. 24.00 1 Memberikan terapi DS : -


Wita obat ampicillin 450
mg (IV perset) DO :
- Anak tampak menangis
Kurnia
Selasa, 9 1 Mengobservasi DS : -
April TTV anak
2019 DO :
Pk.
- Suhu : 360C
08.50
- Nadi : 90x/ menit
Kurnia
- Respirasi 45x/ menit
- SPO2 anak : 96%
Pk. 09. 1 Memberikan terapi DS : -
00 Wita obat ampicillin 450
mg (IV perset) DO :
Kurnia
- Anak tampak menangis
Pk. 11.50 1 Delegatif dalam DS : -
Wita pemberian
nebulizer ventolin 1 DO :
amp Kurnia
82

1 2 3 4 5
- Anak tampak gelisah
Pk. 14.00 1 Anjurkan ibu anak DS : Ny. W mau mengikuti
Wita menggendong anjuran
anaknya
DO : Kurnia
- Ny. W tampak
menggendong anaknya
- Anak tampak nyaman
Pk. 18.00 1 Memberikan terapi DS : -
Wita obat ampicillin 450
mg (IV perset) DO :
Kurnia
- Anak tampak menangis
Pk. 20. 1 Delegatif dalam DS : -
00 Wita pemberian
nebulizer ventolin 1 DO :
amp Kurnia
- Anak tampak gelisah
Pk. 24.00 1 Memberikan terapi DS : -
Wita obat ampicillin 450
mg (IV perset) DO :
Kurnia
- Anak tampak menangis
83

5. Evaluasi Keperawatan
Tahap evaluasi merupakan langkah terakhir dari proses keperawatan dengan

cara melakukan identifikasi sejauh mana tujuan dari rencana keperawatan

tercapai atau tidak. Pada tahap evaluasi ini terdiri dari dua kegiatan yaitu

kegiatan yang dilakukan dengan mengevaluasi selama proses, perawatan

berlangsung atau menilai dari respon klien disebut evaluasi proses, dan

kegiatan melakukan evaluasi dengan target tujuan yang diharapkan disebut

sebagai evaluasi hasil

TABEL 4.23
EVALUASI KEPERAWATAN PADA
ANAK P DAN ANAK K
DENGAN PNEUMONIA DENGAN KETIDAKEFEKTIFAN

BERSIHAN JALAN NAFAS


DIRUANG CILINAYA RSD MANGUSADA
84

TANGGAL 6 S/D 9 APRIL 2019

Diagnosa 6 April 2019 7 April 2019 8 April 2019 9 April 2019


Keperawatan

Anak P

Ketidakefektifan DS : DS : DS : DS :
bersihan jalan
nafas Ny. A Ny. A Ny. A mengatakan Ny. A mengatakan
mengatakan mengatakan sesak nafas anaknya sudah
anaknya masih anaknya masih anaknya berkurang tidak sesak nafas
sesak nafas sesak nafas lagi

DO :
DO: DO : DO :
Anak tampak
Anak tampak Anak tampak sesak, wajah Anak tampak tidak
sesak, wajah sesak, wajah tampak pucat, sesak nafas lagi,
tampak pucat, tampak pucat, respirasi anak 50x/ wajah tidak pucat,
respirasi anak respirasi anak menit, SPO2 anak respirasi anak 48x/
56x/ menit, 54x/ menit, SPO2 90%, suara nafas menit, SPO2 anak
SPO2 anak anak 84%, suara anak ronchi, 95%, tidak ada
84%, suara nafas anak gerakan dada suara nafas
nafas anak ronchi, gerakan cepat, terdapat tambahan ronchi,
ronchi, dada cepat, retraksi otot dada, gerakan dada
gerakan dada terdapat retraksi suara paru lambat, tidak
cepat, otot dada, suara hipersonor. terdapat retraksi
terdapat paru hipersonor. otot dada, suara
retraksi otot paru sonor.
dada, suara
paru
hipersonor.

Assessment :
Assesment : Assesment :
Assesment: Tujuan 1,2,3,4 Tujuan 1,2,3,4
belum tercapai, belum tercapai Tujuan 1,2,3,4
Tujuan
masalah belum masalah belum tercapai masalah
1,2,3,4 belum
teratasi teratasi teratasi
tercapai,
masalah
85

belum
teratasi
Plan :
Plan :
Lanjutkan Plan :
Plan : Lanjutkan intervensi
intervensi keperawatan Pertahankan kondisi
Lanjutkan keperawatan 1,2,3,4,5 pasien
intervensi 1,2,3,4,5
keperawatan
1,2,3,4,5

Anak K

Ketidakefektifa DS : DS : DS : DS :
n bersihan jalan
nafas Ny. W Ny. W Ny. W mengatakan Ny. W mengatakan
mengatakan mengatakan sesak nafas anaknya tidak
anaknya anaknya sesak anaknya berkurang sesak nafas lagi
sesak nafas nafas

DO : DO :
DO : DO :
Anak tampak Anak tampak tidak
Anak tampak Anak tampak sesak, wajah sesak nafas lagi,
sesak, wajah sesak, wajah tampak pucat, wajah tidak pucat,
tampak tampak pucat, respirasi anak 50x/ respirasi anak 45x/
pucat, respirasi anak menit, SPO2 anak menit, SPO2 anak
respirasi 53x/ menit, 90%, suara nafas 96%, tidak ada
anak 55x/ SPO2 anak 85%, anak ronchi, suara nafas
menit, SPO2 suara nafas anak gerakan dada cepat, tambahanronchi,
anak 85%, ronchi, gerakan terdapat retraksi gerakan dada
suara nafas dada cepat, otot dada, suara lambat, tidak
anak ronchi, terdapat retraksi paru hipersonor. terdapat retraksi
gerakan dada otot dada, suara otot dada, suara
cepat, paru hipersonor. paru sonor.
terdapat
retraksi otot
dada, suara
paru
hipersonor.
86

Assessment : Assesment : Assessment : Assessment :

Tujuan Tujuan 1,2,3,4 Tujuan 1,2,3,4 Tujuan 1,2,3,4


1,2,3,4 belum belum tercapai, belum tercapai tercapai masalah
tercapai, masalah belum masalah belum teratasi
masalah teratasi teratasi
belum
Plan : Plan :
teratasi Plan :
Lanjutkan Lanjutkan
Plan : Pertahankan
intervensi intervensi
keperawatan keperawatan kondisi pasien
Lanjutkan
intervensi 1,2,3,4,5 1,2,3,4,5
keperawatan
1,2,3,4,5
87

B. Pembahasan

Pembahasan merupakan proses analisa teori implikasi dengan

keperawatan secara nyata. Pada bab ini penulis akan membahas

kesenjangan antara teori dengan praktik nyata dalam asuhan keperawatan

An. P dan An. K dengan penyakit pneumonia di ruang cilinaya RSD

Mangusada dimana fokus masalah keperawatan yang akan dibahas adalah

ketidakefektifan bersihan jalan nafas berdasarkan proses keperawatan

yang meliputi pengkajian, diagnosa, perencanaan, pelaksanaan, dan

evaluasi.

1. Pengkajian Keperawatan

Pada pengkajian penulis mendapatkan data-data dari

wawancara ibu, observasi pemeriksaan fisik, dan dokumentasi rekam

medik anak. Dalam tinjauan teori menyebutkan bahwa pasien

pneumonia biasanya memiliki keluhan demam, meningismus,

anoreksia, muntah, diare, nyeri abdomen, sumbatan nasal, keluhan

nasal, batuk, bunyi pernafasan, penyakit tenggorokan, keadaan berat


88

pada bayi tidak dapat menyusu, dan kesulitan bernafas (Nurarif &

Kusuma, 2015).

Dari hasil pengkajian didapatkan persamaan data antara An. P

dan An. K yaitu bunyi pernafasan, batuk dan kesulitan bernafas.

Selain persamaan terdapat perbedaan antara teori dan kasus

didalam teori didapatkan data demam, meningismus, anoreksia,

muntah, diare, nyeri abdomen, sumbatan nasal, keluhan nasal,

penyakit tenggorokan, keadaan berat pada bayi tidak dapat menyusu

dan pada kasus didapatkan bunyi pernafasan, batuk dan kesulitan

bernafas.

2. Diagnosa Keperawatan

Pada hasil diagnosa keperawatan antara teori dengan studi

kasus yang dilakukan dilapangan, penulis tidak menemukan

kesenjangan. Diagnosa yang diprioritaskan adalah ketidakefektifan

bersihan jalan nafas, dimana jika tidak ditanggulangi akan

menyebabkan hipoksemia dan hipoksia dan lebih fatalnya lagi bisa

menyebabkan kematian. Menurut NANDA (2018-2020), memaparkan

bahwa diagnosa ketidakefektifan bersihan jalan nafas batasan

karakteristik terdiri dari ada batuk, suara nafas tambahan, perubahan

pola nafas, perubahan frekuensi nafas, sianosis, kesulitan verbalisasi,


89

penurunan bunyi nafas, dispnea, sputum dalam jumlah berlebihan,

batuk yang tidak efektif, ortopnea, gelisah, dan mata terbuka lebar.

Pada kasus kedua anak tersebut, ditemukan beberapa batasan

karakteristik yaitu : suara nafas tambahan, perubahan pola nafas,

perubahan frekuensi nafas dan batuk yang tidak efektif.

Berdasarkan teori dan kasus yang dipaparkan diatas penulis

menemukan kesenjangan antara teori dengan kasus. Adapun data yang

ditemukan antara lain demam, meningismus, anoreksia, muntah, diare,

nyeri abdomen, sumbatan nasal, keluhan nasal, penyakit tenggorokan,

keadaan berat pada bayi tidak dapat menyusu dan pada kasus

didapatkan bunyi pernafasan, batuk dan kesulitan bernafas.

3. Perencanaan Keperawatan

Perencanaan merupakan tahap ketiga dari proses keperawatan.

Perencanaan dibuat untuk menentukan cara mengatasi masalah. Dalam

mengatasi masalah An. P dengan An. K diberikan asuhan keperawatan

selama 3 x 24 jam dengan tujuan jalan nafas pasien paten dengan

kriteria hasil : tidak ada suara nafas tambahan ronchi, anak tidak sesak

lagi, batuk anak berkurang dan nafas dalam rentang normal 40-

50x/menit.
90

Pada An. P dan An. K intervensi yang direncanakan adalah kaji

frekuensi dan kedalaman nafas anak, auskultasi area paru, berikan

posissi semi fowler, berikan HE kepada orang tua mengenai penyebab

penyakit anaknya, dan delegatif dalam pemberian obat ampicillin 450

mg dengan (IV preset).

4. Pelaksanaan Keperawatan

Pelaksanaan merupakan tindakan sebagai realisasi perencanaan

yang telah ditentukan dengan maksud agar kebutuhan pasien dapat

terpenuhi secara optimal. Tindakan keperawatan yang direncanakan

pada An. P dan An. K sudah semua terlaksana, hal ini dapat

terlaksanakan karena adanya kerja sama antara penulis dengan perawat

ruangan, tenaga medis lainnya serta keluarga anak yang sangat

kooperatif dalam pelaksanaan tindakan keperawatan yang telah

berkenan melaksanakan segala anjuran dan saran dari dokter dan

perawat sehingga pelaksanaan keperawatan dapat berjalan dengan

lancar.

5. Evaluasi Keperawatan

Evaluasi merupakan tahap akhir dari proses keperawatan untuk

menilai berhasil atau tidaknya pelaksanaan keperawatan. Pada bagian

ini penulis akan membahsan evaluasi keperawatan di kasus. Penulis


91

dalam hal ini akan melakukan evaluasi setiap hari, melalui catatan

perkembangan untuk mengetahui perkembangan dan kemajuan yang

telah dicapai anak setiap harinya.

Pada kasus ini, penulis tidak menemukan kesenjangan pada

kasus An. P dan An. K. Berbicara tentang An. P dan An. K evaluasi

yang sudah mencapai target 3 x 24 jam.

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari uraian yang ditulis pada pembahasan dapat disimpulkan bahwa asuhan

keperawatan pada An. P dan An. K dengan Pneumonia sudah dapat dilaksanakan

dengan baik di ruang Cilinaya RSD Mangusada.

Pada pengkajian data pada An. P dan An. K diperoleh dengan pengumpulan

data dan pengkajian biopisikososial dan spiritual. Data yang di kumpulkan telah

disesuaikan dan berdasarkan pada kondisi anak saat pengkajian. Banyaknya data yang

tidak ditemukan dalam kasus ini sangat tergantung pada kondisi dan keadaan anak
92

saat di rawat. Dari pengkajian telah dirumuskan diagnosa pada kasus An. P dan An. K

adalah ketidakefektifan bersihan jalan nafas berhubungan produksi sputum

meningkat. Perumusan diagnosa tersebut sudah berdasarkan teori dan disesuaikan

dengan data yang muncul pada kedua anak.

Perencanaan disusun sesuai dengan diagnosa keperawatan yang muncul dan

prioritas masalah keperawatan telah dibuat berdasarkan berat ringannya masalah yang

paling mengancam kehidupan anak. Setelah ditegakkan diagnosa dituliskan

perencanaan yang sudah sesuai untuk mencapai tujuan dan kriteria hasil dan

dilaksanakan dalam waktu 3 x 24 jam.

Pelaksanaan tindakan keperawatan, sebagian besar sudah sesuai dengan

rencana keperawatan yang telah disusun, dimana hal ini merupakan suatu kerjasama
100
antara penulis, perawat ruangan, tenaga medis
996 lainnya dan juga keluarga anak.
7
Disamping itu juga semua harus disesuaikan dengan situasi dan kondisi An. P dan An.

K. Selain itu juga, anak dan keluarga cukup kooperatif dalam setiap tindakan

keperawatan yang di berikan sehingga proses keperawatan dapat dilakukan secara

optimal.

Evaluasi keperawatan sudah sesuai dengan rencana tujuan yang telah sesuai

dibuat. Evaluasi yang dilakukan adalah evaluasi setiap hari untuk mengetahui

perkembangan anak setiap harinya. Dari satu masalah keperawatan yang muncul pada

An. P dan An K masalah dapat teratasi.


93

B. Saran

Berdasarkan pembahasan dan uraian data di atas dalam rangka

memelihara serta meningkatkan mutu pelayanan keperawatan anak yang

mengalami Pneumonia dengan ketidakefektifan bersihan jalan nafas melalui

proses keperawatan maka penulis menyarankan :

1. Bagi pihak rumah sakit dan perawat di ruang Cilinaya RSD Mangusada

agar tetap mempertahankan kinerja dan pelayanan yang professional

dalam pemberian asuhan keperawatan.

2. Kepada keluarga An. P dan An K

Agar tetap menjaga kondisi anak dengan baik dan tetap menjaga sufat

koperatif dalam segala tindakan keperawatan.


94

a) Anak P

KUISIONER PRA SKRINING UNTUK BAYI 5 BULAN

Pemeriksaan perkembangan An. P

TUGAS PERKEMBANGAN YANG DI TES KATAGO YA TIDAK


RI
95

GH √
1. Pada waktu bayi telentang, apakah ia dapat mengikuti
gerakan anda dengan menggerakkan kepala
sepenuhnya dari satu sisi ke sisi yang lain?

2. Dapatkah bayi mempertahankan posisi kepala dalam GK √


keadaan tegak clan stabil? Jawab TIDAK bila kepala
bayi cenderung jatuh ke kanan/kiri atau ke dadanya
GH √
3. Sentuhkan pensil di punggung tangan atau ujung jari
bayi. (jangan meletakkan di atas telapak tangan
bayi). Apakah bayi dapat menggenggam pensil itu
selama beberapa detik?

GK √
4. Ketika bayi telungkup di alas datar, apakah ia dapat
mengangkat dada dengan kedua lengannya sebagai
penyangga seperti padA gambar ?

5. Pernahkah bayi mengeluarkan suara gembira bernada


tinggi atau memekik tetapi bukan menangis?

6. Pernahkah bayi berbalik paling sedikit dua kali, dari


telentang ke telungkup atau sebaliknya?

7. Pernahkah anda melihat bayi tersenyurn ketika BB √


96

melihat mainan yang lucu, gambar atau binatang


peliharaan pada saat ia bermain sendiri? GK √

8. Dapatkah bayi mengarahkan matanya pada benda


kecil sebesar kacang, kismis atau uang logam? Jawab SK √
TIDAK jika ia tidak dapat mengarahkan matanya.

9. Dapatkah bayi meraih mainan yang diletakkan agak GH √


jauh namun masih berada dalam jangkauan
tangannya?
GH √
10. Pada posisi bayi telentang, pegang kedua tangannya
lalu tarik perlahan-lahan ke posisi clucluk. Dapatkah
bayi mempertahankan lehernya secara kaku seperti
gambar di sebelah kiri ? Jawab TIDAK bila kepala
bayi jatuh kembali seperti gambar sebelah kanan. GK √

Jumlah score ya : 10

Kesimpulan : Perkembangan Anak sesuai dengan usia

Denpasar,……………

Penilai

………………
97

b) Anak K

KUISIONER PRA SKRINING UNTUK BAYI 6 BULAN

Pemeriksaan perkembangan An. K

TUGAS PERKEMBANGAN YANG DI TES KATAGORI YA TIDAK


98

GH √
1. Pada waktu bayi telentang, apakah ia dapat mengikuti
gerakan anda dengan menggerakkan kepala sepenuhnya
dari satu sisi ke sisi yang lain?

2. Dapatkah bayi mempertahankan posisi kepala dalam GK √


keadaan tegak clan stabil? Jawab TIDAK bila kepala
bayi cenderung jatuh ke kanan/kiri atau ke dadanya

3. Sentuhkan pensil di punggung tangan atau ujung jari


bayi. (jangan meletakkan di atas telapak tangan bayi). GH √
Apakah bayi dapat menggenggam pensil itu selama
beberapa detik?

4. Ketika bayi telungkup di alas datar, apakah ia dapat


mengangkat dada dengan kedua lengannya sebagai GK √
penyangga seperti padA gambar ?

5. Pernahkah bayi mengeluarkan suara gembira bernada BB √


tinggi atau memekik tetapi bukan menangis?

6. Pernahkah bayi berbalik paling sedikit dua kali, dari GK √


telentang ke telungkup atau sebaliknya?
99

SK √
7. Pernahkah anda melihat bayi tersenyurn ketika melihat
mainan yang lucu, gambar atau binatang peliharaan pada
saat ia bermain sendiri? GH √

8. Dapatkah bayi mengarahkan matanya pada benda kecil


sebesar kacang, kismis atau uang logam? Jawab TIDAK GH √
jika ia tidak dapat mengarahkan matanya.

9. Dapatkah bayi meraih mainan yang diletakkan agak jauh


GK √
namun masih berada dalam jangkauan tangannya?

10. Pada posisi bayi telentang, pegang kedua tangannya lalu


tarik perlahan-lahan ke posisi clucluk. Dapatkah bayi
mempertahankan lehernya secara kaku seperti gambar di
sebelah kiri ? Jawab TIDAK bila kepala bayi jatuh
kembali seperti gambar sebelah kanan.

Jumlah score ya : 10

Kesimpulan : Perkembangan Anak sesuai dengan usia

PENJELASAN UNTUK MENGIKUTI PENELITIAN


100

(PSP)

1. Kami adalah Peneliti berasal dari institusi/ jurusan/ program studi DIII
Keperawatan Stikes Bali dengan ini meminta anda untuk berpatisipasi dengan
sukarela dalam penelitian yang berjudul Proposal Asuhan Keperawatan Dengan
Pneumonia Dengan Ketidakefektifan Bersihan Jalan Nafas. Tujuan dari penelitian
studi kasus ini adalah mendapatkan gambaran Asuhan Keperawatan Pada Pasien
Anak Dengan Pneumonia Dengan Ketidakefektifan Bersihan Jalan Nafas Di
Ruang Cilinaya RSD Mangusada yang dapat memberi manfaat berupa
memperoleh pengalaman dalam mengaplikasikan hasil riset keperawatan,
khususnya studi kasus tentang pelaksanaan asuhan keperawatan pada anak dengan
masalah pneumonia Dengan Ketidakefektifan Bersihan Jalan Nafas penelitian ini
akan berlangsung selama menyelesaikan tugas akhir.
2. Prosedur pengambilan bahan data dengan cara wawancara terpimpin dengan
menggunakan pedoman wawancara yang akan berlangsung lebih kurang 15-20
menit. Cara ini menyebabkan ketidaknyamanan tetapi anda tidak pelru khawatir
karena penelitain ini untuk kepentingan pengambangan asuhan /pelayanan
keperawatan.
3. Keuntungan yang anda peroleh dalam keikutsertaan anda pada penelitian ini
adalah anda turut terlibat aktif mengikuti perkembangan asuhan/tindakan yang
diberikan.
4. Nama dan jati diri anda beserta seluruh informasi yang saudara sampaikan akan
tetap dirahasiakan.
5. Jika saudara membutuhkan informasi sehubungan dengan penelitian ini silakan
menghubungi peneliti pada nomor Hp: 081936621992
PENELITI

Kurnia Wahyu
INFORMED CONSENT
(Persetujuan menjadi partisipan)
101

Saya yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan bahwa saya telah mendapat
penjelasan secara rinci dan telah mengerti mengenai penelitian yang akan dilakukan
oleh Kurnia Wahyu dengan judul ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN
ANAK DENGAN PNEUMONIA DENGAN KETIDAKEFEKTIFAN BERSIHAN
JALAN NAFAS DI RUANG CILINAYA RSD MANGUSADA. Saya memutuskan
setuju untuk ikut berpartisipasi pada penelitian ini secara sukarela tanpa paksaan. Bila
selama penelitian ini saya menginginkan mengundurkan diri, maka saya dapat
mengundurkan diri sewaktu-waktu tanpa sanksi apapun.

Denpasar, 2019
Saksi Yang memberikan
Persetujuan

....................................... ..................................................

Denpasar, 2019
Peneliti

(Kurnia wahyu)
NIM: 16E11577

BUKU BUKTI FISIK

BIMBINGAN PENYUSUNAN PROPOSAL

Nama Mahasiswa :
102

NIM :

Judul :

Pembimbing :

No Hari/tanggal/jam Bimb. Ke Materi Masukan/ TTD


bimbingan revisi pembimbing
1 2 3 4 5 6

Pembimbing Proposal

(………………………………..)

NIDN:

DAFTAR PUSTAKA

Ridha, H.N. (2014). Buku Ajar Keperawatan Anak. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.
103

Pratiwi, D.S., Yunus, M., & Gayatri, R.W. (2018). Pneumonia pada Anak Balita.

Indonesia, Hal 1-13. Diunduh pada tanggal 04 Maret 2019. Dapat diakses di

http://journal2.um.ac.id/index.php/preventia/article/download/5922/3047

Dinas Kesehatan Provinsi Bali. (2017). Profil Kesehatan Provinsi Bali. Diunduh pada

tanggal 04 Maret 2019. Dapat diakses di

http://www.diskes.baliprov.go.id/files/subdomain/diskes/Prof

%20Kesehatan/Provinsi/Bali_Profil_ds.pdf

Nurarif, A.H., & Hardhi K (2015). Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan

Diagnosis Medis & NANDA NIC-NOC. Yogyakarta; Mediation.

Herdman, T.H., & Kamitsuru S (2018-2020). Diagnosis Keperawatan Definisi dan

Klasifikasi & NANDA-1. Jakarta; EGC.

Syaifuddin, H. (2014). Anatomi Fisiologi. Jakarta; EGC.

Nursalam. (2013). Proses dan Dokumentasi Keperawatan Konsep dan Praktek.

Jakarta; Salemba Medika.

Tarwoto & Wartonah. (2015). Kebutuhan Dasar Manusia dan Proses Keperawatan.

Jakarta; Selemba Medika.

Doenges, E.M, dkk. (2012). Rencana Asuhan Keperawatan. Jakarta; EGC.

Syaifuddin (2007 dikutip di Dewi Kartika Suciati, 2014). Ilmu Keperawatan Dasar

Pustaka Pelajar. Yogyakarta; Pustaka Pelajar.


104

Black, J., & Hawks. J. H. (2014). Keperawatan Medikal Bedah. Singapore; Elseveir.

Marcdante, dkk (2014). Nelson Ilmu Kesehatan Anak Esensial Edisi Keenam

Singapore; Pte. Ltd.

Asmadi. (2009). Teknik Prosedural Keperawatan Konsep dan Aplikasi Kebutuhan

Dasar Klien. Jakarta; Selemba Medika.

Notoatmodjo, S. (2014). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarata; Rineka.

Anda mungkin juga menyukai