SUNARTI ARSAD
1701049
Kepada
SKRIPSI
HUBUNGAN KEKUATAN KELUARGA DENGAN PERILAKU
SEKSUAL BERESIKO PADA REMAJA DI KELURAHAN
BAILANG LINGKUNGAN V KECEMATAN
BUNAKEN KOTA MANADO
Diajukan Oleh :
SUNARTI ARSAD
1701049
Kepada
Menyatakan bahwa skripsi saya ini asli dan belum pernah diajukan untuk
mendapatkan gelar akademik Sarjana baik di STIKES Muhammadiyah Manado maupun di
Perguruan Tinggi lain. Dalam skripsi ini tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah
ditulis atau dipublikasikan orang lain, kecuali secara tertulis dengan jelas dicantumkan
sebagai acuan dalam naskah dengan disebutkan nama dan dicantumkan dalam daftar rujukan.
Apabila dikemudian hari ada klaim dari pihak lain maka akan menjadi tanggung
jawab saya sendiri, bukan tanggung jawab dosen pembimbing atau pengelola Program Studi
Ilmu Keperawatan STIKES Muhammadiyah Manado dan saya bersedia menerima sanksi
akademik sesuai dengan peraturan yang berlaku, termasuk pencabutan gelar Sarjana yang
telah saya peroleh.
Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya tanpa ada paksaan dari
pihak manapun.
Manado,
Yang Menyatakan
(Materai, 6000)
iii
PERTSETUJUAN PEMBIMBING
Diajukan Oleh :
SUNARTI ARSAD
1701049
Pembimbing I
Pembibmbing II
Nirm : 1701049
Telah berhasil dipertahankan di depan dewan penguji pada tanggal Agustus 2021 dan
diterima sebagai persyaratan untuk memperoleh gelar sarjana keperawatan pada program
studi Ners STIKES Muhammadiyah Manado.
PANITIA PENGUJI
Mengetahui,
Agust A. Laya, SKM., M.Kes Ns. Hj. Silvia Dewi M. Riu, S.Kep., M.Kep
NIP. 199650805 199403 1 010 NIDN. 0905098601
v
CURICULUM VITAE
Foto 3x4
A. Identitas Pribadi
Nama : Sunarti Arsad
Nirm : 1701049
TTL : Tidore, 10 Oktober 1998
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Anak : Ke-3 (Tiga Bersaudara)
Alamat : Gamtufkange, Kec.Tidore,Provinsi Maluku Utara
No. Telepon : 082191490466
Email : sunartiarsad28@gmail.com
B. Riwayat Pendidikan
vi
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur di panjatkan kepada Allah SWT karena atas berkat, anugrah dan
disusun sebagai salah satu syarat untuk menempuh Sarjana Keperawatan pada Program
Studi Ners Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Manado. Penulis mengakui
bahwa dalam penulisan skripsi ini masih banyak kekurangan. Hal ini di sebabkan
Walaupun demikian penulis berharap skripsi ini dapat bermanfaat baik untuk penulis
maupun pihak lain yang menaruh minat terhadap masalah ini. Dalam penyusunan
skripsi ini, penulis telah mendapat banyak bimbingan, dan dukungan dari berbagai
pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih serta
dan Selaku Penguji II saya yang telah bersedia meluangkan waktu untuk
2. Ns. Hi. Suwandi I. Luneto, S.kep., M.Kes., CWCCA selaku Wakil Ketua I Bagian
3. Ns. Hj. Zainar Kasim, S.Kep., M.Kes selaku Wakil Ketua II Bagian Aset dan
keuangan, yang telah memberikan banyak masukan serta saran yang membangun
vii
4. I Made Rantiasa, S.Kp., M.Kes selaku Wakil Ketua III Bagian Administrasi dan
Sumber Daya Manusia yang telah banyak memberikan arahan serta masukan.
5. Rizal Arsyad, S.Ag., M.Ag selaku Wakil ketua IV Kemahasiswaan dan kerjasama
6. Ns. Hj. Silvia Dewi M. Riu, S.Kep., M.Kep selaku Ketua Program Studi Ilmu
Ns. Sri Wahyuni, S.Kep., M.kes selaku Sekretaris saya yang banyak membantu
dan memberikan masukan dan saran serta motivasi dalam menyelesaikan skripsi
ini.
7. Ns. Bayu Dwisetyo, S.Kep., M.Kep selaku Pembimbing I saya yang telah banyak
ini
8. Ns. Nurlela Hi. Baco S.Kep selaku Pembimbing II sekaligus moderator saya yang
10. Yang teristimewa untuk kedua orang tua saya yaitu (Papa & Mama) yang selalu
nasehat untuk saya, serta mendoakan saya dalam kesuksesan dan keberhasilan
dalam hidup saya, terima kasih untuk segala perhatian dan kasih sayangnya.
viii
11. Teman-teman seangkatan, seperjuangan dan sepenanggungan terimakasih atas
kebersamaan dan kebaikan kalian, yang telah memberi warna dan cerita selama
12. Tak lupa saya ucapkan terimakasih kepada Fisgan Djuba dan senior saya Husnul
Penulis menyadari bahwa dalam skripsi ini masih banyak terdapat kekurangan hal
bermanfaat bagi penulis dan para pembaca. Akhirnya kritik dan saran yang
Manado, 2021
Penulis
Sunarti Arsad
ix
Surati Arsad (2021). Hubungan Kekuatan Keluarg dengan Perilku Seksual Beresiko Pada Remaja
Kelurahan Bailang Lingkungan V Kecematan Bunaken Kota Manado. Dibimbing Oleh
Skripsi. Program Studi Ners STIKES Muhammadiyah Manado. Dibimbing oleh
Pembimbing (1) Ns.Bayu Dwiseryo, S.Kep, M.Kep (2) Ns. Nurlela Hi.Baco. S.Kep, M,Kep
ABSTRAK
Remaja adalah penduduk dengan usia 10-18 tahun dan belum menikah. Perilaku seksual pada remaja
disebabkan oleh pengetahuan dan perilaku remaja terhadap kesehatan kurang kepedulian orang tua
terhadap kesehatan remaja.. Kekuatan keluarga merupakan salah satu hal yang sangat penting dalam
mencegh terjadinya perilaku seksual pada remaja. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan
kekuatan keluarga dengan perilaku seksual beresiko pada remaja di Kelurahan Bailang Lingkungan V
Kecematan Bunaken Kota Manado.
Penelitian ini dilakukan pada remaja awal kelurahan Bailang Lingungan V Kecematan Bunaken Kota
Manado, Populasi 130 responden dengan jumlah sampel 33 resonden. Penelian ini dilakukan pada
bulan Agustus. Jenis penelitian ini adalah penelitian dengan menggunakan Metode deskriptif analitik
yang bersifat cross sectional. Teknik pengembilan sampel menggunakan purposive.Pemgumpulan
data menggunakan kusioner selanjutnya data terkumpul dan dianalisa menggunakan uji Chi-Square
dengan tingkat kemaknaan (α) ≤ 0,05.
Hasil uji statistic Chi-Square didapatkan nilai p= (a< 0,002). Artinya ada hubungan yang signifikan
antara hubungan kekuatan keluarga dengan perilaku seksual beresiko pada remaja Kelurahan Bailang
Lingkungan V Kecematan Bunaken Kota Manado.
Kesimpulan dari penelitian ini terdapat hubungan kekuatan keluarga dengan perilaku seksual beresiko
pada remaja kelurahan bailang lingkungan V Kecematan Bunaken Kota Manado. Saran hasil
penelitian ini sebagai pengetahuan dasar bagi mahasiswa dan untuk perkembangan di bidang
keperawatan selanjutnya.
x
Surati Arsad (2021). The Relationship of Outg Strength with Sexual Perilku Is At Risk In The
Youth Of Bailang Neighborhood V. Guided by thesis. Ners STIKES Muhammadiyah
Manado Study Program. Guided by Guide (1) Ns.Bayu Dwiseryo, S.Kep, M.Kep (2) Ns.
Nurlela Hi.Baco. S.Kep, M,Kep.
ABSTRACT
Adolescents are residents aged 10-18 years, while according to the Population and Family Planning
Family strength is one of the most important things in preventing the occurrence of risky sexual in
adolescents. The purpose of this study is to find out the relationship of family strength to sexual
behavior at risk in adolescents of environmental bailang village v.
This study was conducted in the early teens of bailang lingungan v village, Population of 130
respondents with a sample number of 33 resonden. This was done in August. This type of research is
research using descriptive analytical methods that are cross sectional. The sampling technique uses
purposive sampling. Data collection using the processor then collected data and analyzed using the
Chi-Square test with a α level (≤ 0.05.
Chi-Square statistical test results obtained a value of p = (a< 0.002). This means that there is a
significant relationship between family strength relationships and risky sexual behavior in
adolescents in the neighborhood.
The conclusion of this study is that there is a family strength relationship with sexual behavior at risk
in adolescents in the neighborhood. Advice the results of this study for developments in the field of
nursing in the future.
xi
DAFTAR ISI
SAMPUL LUAR..................................................................................................................i
SAMPUL DALAM...............................................................................................................iii
PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI.............................................................................iii
PERSETUJUAN PEMBIMBIMG ....................................................................................iv
PENETAPAN PANITIA PENGUJI SKRISPI..................................................................v
CURIULUM VIATE.............................................................................................................vi
KATA PENGANTAR..........................................................................................................vii
ABSTRAK............................................................................................................................x
ABSTRACT...........................................................................................................................xi
DAFTAR ISI.........................................................................................................................xii
DAFTAR TABEL................................................................................................................xiv
DAFTAR LAMPIRAN........................................................................................................xv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang...........................................................................................................1
B. Rumusan Masalah......................................................................................................4
C. Tujuan Peneltian........................................................................................................4
D. Manfaat Penelitian.....................................................................................................4
BAB II TINJAUAN TEORITIS
A. Konsep Remaja..........................................................................................................6
B. Perilaku Seksual Beesiko Remaja..............................................................................16
C. Konsep Kekuatan Keluarga.......................................................................................18
D. Penelitian Terkait.......................................................................................................26
BAB III KERANGKA KONSEP
A. Kerangka Konsep Penelitian......................................................................................28
B. Hipotesa Penelitian....................................................................................................28
C. Variable Penelitian.....................................................................................................29
D. Definisi Operasional..................................................................................................30
xii
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................48
LAMPIRAN-LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
xiii
Halaman
Tabel 5.5 Hasil Analisa Hubungan Kekuatan Keluarga Dengan Perilaku Seksual
DAFTAR LAMPIRAN
xiv
Lampiran 1: Permohonan Kesediaan Menjadi Responden
xv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Masa remaja merupakan masa peralihan dari aseksual (masa anak-anak) menjadi
seksual aktif (masa dewasa), dengan fase-fase perkembangan seksual, remaja memiliki
ketertarikan yang sangat besar terhadap seksualitas (Soetjiningsih, 2015). World Health
Organization (dalam Infodatin, 2016), menyebutkan bahwa sekitar 21 juta remaja perempuan
yang berumur 15–19 tahun di negara berkembang, mengalami kehamilan setiap tahun
dan hampir setengah kehamilan tersebut (49%) merupakan kehamilan yang tidak
diinginkan, kehamilan tersebut salah satunya disebabkan oleh adanya seks yang
Remaja adalah penduduk dengan usia 10-18 tahun, sedangkan menurut Badan
Kependudukan dan Keluarga Berencana (BKKBN) rentang usia remaja adalah 10-24
tahun dan belum menikah. Indonesia sendiri memiliki lebih dari 63 juta pemuda atau
26% dari total populasi 238 juta,. Bonus demografi telah di gadang-gadang oleh
beberapa negara di kawasan Asia Tenggara akan terjadi pada tahun 2020-2030,
termasuk Indonesia, dimana penduduk dengan usia produktif akan mencapai 70% lebih
besar dibandingkan dengan penduduk lanjut usia. Menurut Riskedas 2018, kelompok usia
15-24 tahun semakin meningkat dengan persentase (12,2%) dibandingkan dengan tahun
2013 (11,7%) hal ini menyebabkan 1% anak laki-laki dan 4% anak perempuan di
diperkirakan kelompok remaja berjumlah 1,2 milyar atau 18% dari jumlah penduduk
dunia, saat ini generasi muda atau remaja di seluruh dunia dengan rentang usia 10-24
tahun mencapai 1,8 milyar orang dan telah menjadi populasi terbesar dalam sejarah,
berdasarkan data di atas maka perlu ada upaya-upaya dalam mencegah dan mengatasi
masalah yang terjadi pada remaja salah satunya intervensi yang berbasis pada keluarga
saat ini didominasi oleh generasi remaja, atau istilah sekarang yakni generasi milenial
yang lahir pada tahun 1995 hingga 2010. Struktur penduduk menjadi salah satu modal
pembangunan ketika jumlah penduduk usia produktif sangat besar. Pusat Statistik
Sulawesi Utara mencatat bahwa mayoritas penduduk sulut di paling bayak di dominasi
oleh remaja dengan proporsi sebanyak 27,50 persen dari total populasi . Sementara
generasi milenial sebanyak 24,32 persen dari total populasi sulut sekitar 2,62 juta jiwa.
Generasi milenial ini termasuk dalam usia produktif yang dapat menjadi peluang untuk
dialami remaja hingga dewasa awal di Indonesia . Hal ini diperkuat dengan data dari
Depkes 2016, sekitar 1 juta rmaja pria dan 200 ribu remaja wanita mengaku bahwa
mereka telah melakukan hubungan seksual. Hal ini di perkuat dengan beberapa
penelitian yang di lakukan di oleh berbagai institusi di Indonesia selama kurun waktu
pranikah pada remaja paling tinggi adalah hubungan antara keluarga dengan remaja,
tekanan teman sebaya, pemahaman tingkat agama (religiusitas), dan eksposur media
pornografi, hasil penelitian yang dilakukan menunjukkan, makin baik hubungan orang
tua dengan anak remajanya, makin rendah perilaku seksual pranikah remaja dalam
penelitian lain dijelaskan bahwa kualitas hubungan keluarga memiliki implikasi bagi
2
kesehatan remaja, hasil penelitian menunjukkan bahwa konflik keluarga berhubungan
dengan perilaku seks berisiko dan rendahnya tingkat kepatuhan pada remaja.
Menurut Sarwono (2017) perilaku seksual adalah segala tingkah laku yang
didorong oleh hasrat seksual, baik dengan lawan jenisnya maupun dengan sesama jenis,
bentuk-bentuk perilaku seksual remaja bisa bermacam- macam, mulai dari aktivitas
berpacaran (dating) sampai tingkah laku berkencan, bercumbu (necking atau petting),
dan bersenggama, objek seksualnya juga bisa berupa orang lain, orang dalam khayalan
ataupun diri sendiri. Akibatnya, dapat menyebabkan kehamilan yang tidak dikehendaki
dan akhirnya melakukan tindakan aborsi yang tidak aman dikarenakan pasangan remaja
meraba-raba pasangan, sekitar 20% hingga 30% remaja mengaku sudah pernah
melakukan hubungan seks, akibatnya ancaman pola hidup seks bebas remaja secara
umum tampaknya berkembang semakin serius, kelompok remaja yang masuk pada
penelitian tersebut rata-rata berusia 17-21 tahun, umumnya masih bersekolah di tingkat
reproduksi, antara lain: pertama, kehamilan yang tidak diinginkan (unwanted preg-
nancy). Kehamilan yang tidak diinginkan membawa remaja pada dua pilihan,
melanjutkan kehamilan atau menggugur- kannya. Hamil dan melahirkan dalam usia
muda merupakan salah satu faktor risiko kehamilan yang tidak jarang membawa
3
kematian ibu. Menurut Wibowo (2016) terjadinya perdarahan pada trisemester pertama dan
ketiga, anemi dan persalinan kasip merupakan komplikasi yang sering terjadi pada
kehamilan anak muda. Selain itu kehamilan di usia muda juga berdampak pada anak
yang dikandung, kejadian berat bayi lahir rendah (BBLR) dan kematian perinatal sering
Dampak lain dari perilaku seksual berisiko pada remaja terhadap kesehatan
hubungan seks yang tidak aman dengan kebiasaan berganti-ganti pasangan dan
melakukan anal seks menyebabkan remaja se- makin rentan untuk tertular penyakit me-
nular seksual seperti sifilis, gonore, herpes, klamidia, dan AIDS. Dari data yang ada
menunjukkan bahwa diantara penderita atau kasus HIV/AIDS 53% berusia antara 15-
29 tahun.
menempatkan anak muda perempuan dalam posisi terpojok yang sangat dilematis.
Dalam pandangan masyarakat, remaja perempuan yang hamil merupakan aib keluarga
yang melanggar norma-norma sosial dan agama. Penghakiman sosial ini tidak jarang
meresap dan terus terso- sialisasi dalam dirinya. Perasaan bingung, cemas, malu, dan
perasaan depresi, pesimis terhadap masa depan yang kadang disertai dengan rasa benci
dan marah baik kepada diri sendiri maupun kepada pa- sangan, dan kepada nasib yang
membuat kondisi sehat secara fisik, sosial, dan mental yang berhubungan dengan
Dengan adanya komunikasi yang baik antara keluarga dengan remaja maka akan
membuat kedekatan hubungan keluarga semakin baik, para remaja akan merasa lebih
nyaman ketika menceritakan kepada orang tua terkait kehidupan sehari-harinya serta
4
masalah-masalah yang mereka hadapi, dengan begitu remaja akan mendapatkan saran,
bimbingan, serta pendidikan langsung dari orangtua sehingga diharapkan agar para
lain merokok, konsumsi alkohol, konsumsi obat, depresi atau risiko bunuh diri, emosi
masalah fisik, problem sekolah dan perilaku seksual (Sthanhope dan Lancaster 2017).
sikap dan perilaku remaja terhadap kesehatan kurang kepedulian orang tua dan
untuk mengubah perilaku anggota keluarga yang lain (Olson dan Cromwell 2016),
focus kekuatan keluarga dengan rmaja adalah pengambilan keputusan yang diarahkan
pada pencapaian persetujuan dan komitmen dari anggota keluarga untuk melaksanakan
oleh teman sebaya, teman sekolah dan masyarakat, salah satu bentuk keterlibatan
mengatakan bahwa aspek monitoring parental paling efektif dalam menunda remaja
melakukan aktifitas seksual dini. Program intervensi monitoring parental yang di desian
secara efektif menurutnya dapat mempengaruhi perilaku seksual berisiko pada remaja
dikarenakan semua aktifitas remaja di kontrol oleh orang tua atau keluarga (Linda,
2019) Selain itu puskesmas dan tenaga kesehatan di berbagai daerah diharapkan dapat
5
membantu dalam mengatasi persoalan perilaku seksual yang terjadi di wilayah kerjanya
didapatkan jumlah remaja sebanyak 190 orang, terdiri dari remaja awal usia 11-15
tahun sebanyak 130, remaja akhir usia 16-20 tahun sebanyak 60 orang, setelah
dilakukan wawancara kepada 30 orang remaja mereka mengaku sudah berpacaran, dan
jenisnya, 3 orang cium kening cium basah, sementara 3 orang mengatakan sudah
pernah melakukan oral sex bahkan melakukan hubungan seksual dengan cara penis
berada didalam vagina. Sementara 10 orang lainya mengaku hanya sebatas melakukan
kontak pada bagian sensetif seperti payudara, 4 orang remaja mengatakan ia sering
bermesraan dengan kekasihnya ketika mengendarai motor dijalan raya 3 orang pernah
melakukan mulut dengan lawan jenisnya, dan sering keluar bepergian bersama
kekasihnya, mereka juaga mengatakan bahwa pacaran di usia muda merupakan suatu
hal yang wajar, sementara sebagian keluarga tidak mengetahui status hubungan asmara
anak-anak mereka, dikarenakan mereka sering keluar rumah untuk bekerja, hal ini
menyebabkan remaja dengan leluasa melakukan aktifitas diluar rumah yang mengarah
kepada perilaku seksual beresiko. hal ini perlu adanya perhatian khusus bagi tenaga
tentang apakah ada pengaruh sosial ekonomi dan peran keluarga terhadap perilaku
6
B. Rumusan Masalah
Masalah penelitian ini adalah sebagai berikut “Ada hubungan kekuatan keluarga
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
masalah yang muncul pada remaja yang berkaitan dengan upaya pencegahan seks
pada remaja.
2. Manfaat Praktis
7
Bunaken Kota Manado.
b. Dapat dipakai sebagai bahan pertimbangan bagi pihak-pihak atau instansi yang
terkait dalam memberi solusi atas fenomena seks pranikah di kalangan remaja.
c. Bagi orang tua agar mampu memberikan pemahaman mengenai perilaku seks
8
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Konsep Remaja
1. Pengertian Remaja
dewasa, usia dimana anak tidak lagi merasa dibawah tingkat orang-orang
yang lebih tua melainkan berada dalam tingkatan yang sama, sekurang-
masyarakat Indonesia, yaitu mereka yang berusia 11-24 tahun dan belum
menikah. Bagi mereka yang berusia 11-24 tahun namun sudah menikah,
remaja adalah masa transisi perkembangan antara masa kanak- kanak dan
dewasa yang pada umumnya dimulai usia antara 12 atau 13 tahun dan
terakhir pada usia akhir belasan tahun atau awal dua puluhan
10
2. Ciri-Ciri Masa Remaja
tinggi mengingat dalam periode ini begitu besar pengaruh fisik dan psikis
paling besar terhadap fisik dan psikis manusia sepanjang hayatnya kelak.
sebagai berikut :
jembatan pergantian atau tahapan antara dua titik. Titik ini juga bisa
disebut titik rawan periode manusia, di mana dalam titik ini terbuka
peluang untuk selamat atau tidaknya pola pikir dan pola sikap manusia
sebagai pelaku peralihan itu sendiri. Peralihan ini dari masa kanak-
penuh masa- masa bermain-main, tetapi juga tidak masa dewasa, yang
11
di mana masa remaja biasanya menginginkan perubahan, tetapi secara
sendiri.
masa kanak-kanak oleh orang tua dan guru sehingga remaja kurang
12
pendalaman pribadi dan sikap remaja terahadap dirinya sendiri.
Seiring perkembangannya, remaja mempunyai tugas perkembangan,
yaitu Menurut Hurlock, 2017 ada delapan tugas perkembangan pada masa
13
b. Mencapai peran sosial pria dan wanita.
jawab.
lainnya.
bila tidak ada rintangan dari lingkungan maupun dari dalam diri remaja
14
a. Perkembangan Biologis
b. Perkembangan Kognitif
15
menyelesaikan persamaan aljabar abstrak. Remaja juga lebih idealistis
orang lain dan dunia. Remaja berfikir secara logis yang mulai berpikir
terpikirkan.
c. Perkembangan Sosial
emosi, dalam kepribadian, dan dalam peran dari konteks sosial dalam
mereka.
16
d. Tahap Perkembangan Remaja
Disamping itu, pada masa ini hubungan dan rasa suka terhadap
17
a. Tanda Seksual Primer
1) Pada Laki-Laki
basah biasanya terjadi pada remaja laki-laki usia antara 10-15 tahun
(Sekarrini, 2019).
2) Pada Perempuan
yang robek. Akan terjadi peristiwa keluarnya cairan darah dari alat
1) Pada Laki-Laki
18
telur dan spermatozoa.
2) Pada Perempuan
ini bermacam- macam, mulai dari perasaan tertarik sampai tingkah laku
19
perilaku seksual berisiko yang terdiri atas tahapan-tahapan tertentu,
remaja, yaitu :
a. Pengaruh Pubertas
aktivitas seksual karena merasa sudah matang secara fisik (Dewi, 2017).
Saat ini mereka tidak memahami tentang apa yang akan dialaminya.
20
Pubertas mempengaruhi gairah seksual remaja yang pada fase ini
tanpa memikirkan dampak apa yang akan ditimbulkan, hal inilah yang
dan nilai-nilai sosial yang berlaku. Kontrol sosial orang tua pada anak
21
memberikan pujian atau hukuman atas perilaku remaja itu sendiri.
masa transisi sesuai dengan harapan dan norma yang berlaku. Kontrol
sosial dari orang tua akan berfungsi sebagai sistem hukum dalam
remaja (Hanifah, 2018). Saat ini orang tua cenderung terlalu sibuk
menentukan hal mana yang memang pantas dilakukan dan yang harus
dihindari. Jika kontrol sosial orang tua pada remaja tidak tepat, maka
hal ini memicu remaja bisa melakukan perilaku yang tidak sesuai
22
keluarga, remaja belajar, hal-hal yang baik dan yang buruk (Yanita
2016).
model atau cara orang tua mendidik anak yang merupakan kewajiban
dari setiap orang tua dalam usaha membentuk pribadi dan karakter
anak yang sesuai dengan harapan orang tua dan masyarakat pada
kecil karena remaja pada masa ini merasa dirinya sudah dewasa.
23
(Zulhaini, 2017). Jika pengaruh negatif dari teman sangat kuat dan
benteng perlawanan dalam diri remaja tidak kuat maka mereka akan
2018).
sehingga muncul konflik dengan orang tua. Saat konflik dengan orang
tua maka situasinya menjadi tidak kondusif hubungan antara anak dan
orang tua tidak dapat terjalin dengan baik. Remaja yang menggunakan
tidak sadar diri dan kontrol dirinya menjadi kurang sehingga mudah
24
akan memicu terjadinya perilaku seksual yang berisiko (Widodo, 2017).
tertentu.
25
karena norma sosial yang semakin lama semakin menuntut
tersebut.
ingin tahu dan ingin mencoba, akan meniru apa yang dilihat atau
dengan pria.
26
ringan mencakup :
a. Menaksir
b. Pergi berkencan
c. Mengkhayal
d. Berpegangan tangan
f. Saling memeluk
kelamin
d. Oral seks
27
menimbulkan berbagai dampak negatif pada remaja, diantaranya sebagai
berikut :
a. Dampak Psikologis
b. Dampak Fisiologis
aborsi.
c. Dampak Sosial
keadaan tersebut.
d. Dampak Fisik
menular seksual (IMS) yang tertinggi antara usia 15-24 tahun. Infeksi
28
Wedani (2019), dampak aktifitas dan perilaku seksual remaja, yaitu :
b. Berpegangan tangan
1. Pengertian Keluarga
29
mencapai tujuan bersama (Friedman, 2015).
Keluarga adalah dua atau lebih individu yang hidup dalam satu
sama lain serta memiliki perasaan beridentitas dan berbeda dari anggota
2. Tipe Keluarga
30
keluarga dalam meningkatkan derajat kesehatan maka perawat perlu
ada 2 yaitu :
1) Keluarga inti, yaitu suatu rumah tangga yang terdiri dari suami,
3) Keluarga “Dyad”, yaitu suatu rumah tangga yang terdiri dari suami
4) “Single Parent”, yaitu suatu rumah tangga yang terdiri dari satu
yang tidak ada hubungan saudara hidup bersama dalam satu rumah,
31
sumber dan fasilitas yang sama, pengalaman yang sama : sosialisasi
bersama.
pernikahan.
8) Group network family Keluarga inti yang dibatasi set aturan atau
32
yang dihubungkan dengan keadaan ekonomi dan atau problem
kesehatan mental.
3. Struktur Keluarga
a. Struktur peran
suami, istri, anak, dan sebagainya. Tetapi kadang peran ini tidak dapat
anggota keluarga yang lain sedangkan orang tua mereka entah kemana
b. Struktur kekuatan
33
perilaku orang lain kearah positif.
c. Nilai-nilai keluarga
4. Fungsi Keluarga
diri positif.
34
memberikan kasih sayang akan meningkat, yang pada akhirnya
laku yang positif dari kedua orang tuanya. Fungsi afektif merupakan
1) Fungsi Sosialisasi
35
belajar disiplin, belajar norma-norma, budaya, dan perilaku melalui
2) Fungsi Reproduksi
meneruskan keturunan
3) Fungsi Ekonomi
36
melaksanakan tugas kesehatan berarti sanggup menyelesaikan
masalah kesehatan.
berikut :
c. Tahap III : keluarga dengan anak usian pra sekolah dimulai ketika
37
anak pertama berusia dua setengah tahun, dan berakhir ketika anak
pertama telah berusia enam tahun dan mulai masuk sekolah dasar dan
tahun. Tahap ini dapat lebih singkat jika anak meninggalkan keluarga
lebih awal atau lebih lama jika anak masih tinggal dirumah hingga
Tahap ini dapat singkat atau agak panjang, tergantung pada berapa
banyak anak yang belum menikah yang masih tinggal dirumah. Fase
ini ditandai oleh tahun-tahun puncak persiapan dari dan oleh anakanak
tingkah laku individu yang didorong oleh hasrat seksual, baik dengan
38
bagaimana individu merasakan dan mengekspresikan sifat dasar dan ciri-
D. Jurnal Terkait
Interaksi Orang Tua Dengan Perilaku Seks Bebas Dan Perilaku Agresif
dengan pendekatan cross sectional. Sampel 744 remaja umur 12-19 yang
interaksi orang tua dengan perilaku seks bebas dengan korelasi (p=0,000)
serta terdapat hubungan antara interaksi orang tua dengan perilaku agresif
39
pada remaja dengan korelaswi (p=0,000).
ini menunjukan ada hubungan umur, jenis kelamin dan kekuatan keluarga
Banyu Urip dan Putat Jaya metode penelitian menggunakan metode cross
sectional. Sampel nya adalah seluruh siswa siswi SMK Antarika Surabaya
yang tinggal di kelurahan Banyu Urip dan Putat Jaya berjumlah 159.
40
BAB III
KERANGKA KONSEP
hubungan atau kaitan antara konsep – konsep atau variable – variable yang
akan di amati atau di ukur melalui penelitian yang akan dilakukan (Notoadmojo,
2017).
Keterangan :
: Hubungan
Gambar 3.1. Hubungan Kekuatan Keluarga Dengan Perilaku Seksual Beresiko Remaja Di
Kelurahan Bailang Lingkungan V Kecematan Bunaken Kota Manado.
B. Hipotesis Penelitian
Melaikan diuji apakah sahih (valid) atau tidak (suyanto & siswanto, 2018).
C. Variabel Penelitian
klien (Nursalam, 2016). Variabel bebas dalam penelitian ini adalah kekuatatan
keluarga.
adanya variable bebas. Variable terkait dalam penelitian ini adalah perilaku
D. Definisi Operasional
42
untuk melakukan replikasi pengukuran dengan cara sama atau mengembangkan
43
Tabel 3.1 Hubungan Kekuatan Keluarga Dengan Perilaku Seksual Beresiko Remaja Di
Kelurahan Bailang Lingkungan V Kecematan Bunaken Manado.
Operasional
1. Variabel Kekuatan Pengetahuan Kuesioner Ordinal 1.≥ 15
untuk mengubah
perilaku
anggota keluarga
yang lain
2. Variabel Perilaku seksual -Rasa ingin Kuesioner Ordinal 1.≥ 15
reproduksi pada
remaja
BAB IV
M ETODE PENELITIAN
44
A. Desain Penelitian
1. Tempat
2. Waktu
1. Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah remaja 11-16 (remaja awal) tahun
2. Sampel
oleh populasi besar dan peneliti tidak mungkin mempelajari semuanya yang
45
ada pada populasi (Sugiyono, 2016). Jumlah penentuan besar sampel dapat
lebih dari 100 maka pengambilan sampel 10% - 15% atau 20%- 25% atau
lebih (Arikonto, 2013). Berdasarkan populasi diatas maka sampel yang akan
n = 25% × n
n = 25% × 130
untuk tujuan tertentu, dimana teknik penetapan sampel dengan cara memilih
D. Kriteria Sampel
1. Kriteria Inklusi
populasi target dan terjangkau yang akan diteliti [ CITATION Wir14 \l 1033
46
b. Remaja yang berumur 11-15 tahun.
2. Kriteria Eksklusi
E. Instrumen Penelitian
1033 ].
diberi skor 1 dan tidak diberi skor 2. Kekuatan keluarga dikatakan baik bila
skor > 15 dan dikatakan kurang baik bila skor < 15. Perhitungan skor
47
Rumus median :
× skor terendah)
Median = 15
dan tidak diberi skor 2. Perilaku seksual dikatakan baik bila skor > 15 dan
dikatakan kurang baik bila skor < 15. Perhitungan skor menggunakan rumus
median.
Rumus median
× skor terendah)
Median = 15
48
F. Teknik Pengumpulan Data
1. Data primer
data primer dari hasil kuesioner yang diberikan pada remaja di kelurahan
2. Data sekunder
Data sekunder adalah data yang tidak di dapat secara langsung dari
dikumpulkan oleh pihak lain dengan berbagai cara atau metode baik secara
G. Analisa Data
Agar lebih bermakna data yang telah di beri skor di analisa dengan uji
49
interprestasikan.
Keterangan :
P = P= F
Presentasi
x 100
N
f = Frekuensi
n = Jumlah sampel
variabel, dengan tingkat kemaknaan (α) : 0,05, jika nilai signifikan (p) lebih
kecil dari α maka dikatakan hasil penelitian diterima, dan jika nilai
signifikan (p) lebih besar dari α maka dikatakan hasil penelitian ditolak.
Setelah itu data di input dan diolah dengan software komputer SPSS versi
16.0
H. Etika Penelitian
1. Informed Consent
50
Masalah etika keperawatan merupakan masalah yang memberikan
atau mencantumkan nama responden pada lembaran alat ukur dan hanya
3. Confidentiality (Kerahasiaan)
51
BAB V
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
kecematan dengan jumlah penduduk kurang lebih 6.167 jiwa, dengan Luas
maupun agama, hal ini dapat dilihat dengan adanya interaksi anatara
masyarakat satu dengan yang lain dalam berbagai macam aktifitas baim social
dengan berbagai macam fasilitas umum seperti masjid, gereja, sekolah dasar
(SD) sekolah menengah pertama / (MTS) dan sekolah menengah atas SMK
memeiliki tingkat pendidikan yang cukup baik dari berbagai macam segi.
52
b.Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Umur.
Tabel 5.1 Distribusi Frekuensi Responden Berdarkan Umur Remaja Lingkungan V Kelurahan
Bailang Kecematan Bunaken Kota Manado. (n=33).
Total 60 100
Dari tabel di atas, diperoleh hasil tertinggi yaitu responden yang berumur 16-20
sedikit ialah yang berumur 11-15 tahun sebanyak 16 orang dengan nilai
Tabel 5.2 Distribusi Frekuensi Responden Berdarkan Jenis Kelamin Remaja Kelurahan
Bailang Lingkungan V Kecematan Bunaken Kota Manado. (n=33).
53
Berdasarkan tabel di atas, diperoleh hasil tertinggi yaitu responden yang
B.Analisa Univariat
Tabel 5.4 Distribusi Frekuensi Responden Berdarkan Perilaku Seksual Beresiko Pada Remaja
Kelurahan Bailang Lingkungan V Kecematan Bunaken Kota Manado (n=33).
54
Berdasarkan table di atas, diperoleh hasil dari perilaku seksual remaja
C. Analisa Bivariat
Tabel 5.5 Hasil Analisa Hubungan Kekuatan Keluarga Dengan Perilaku Seksual Beresiko
Pada Remaja Kelurahan Bailang Lingkungan V Kecematan Bunaken Kota Manado (n=33).
Perilaku p
Seksual OR value
Kekuatan
Baik Kurang Baik Total
Keluarga
F % F % F %
Baik 17 51,5 1 3,0 18 54,5 25,500 0,001
Kurang Baik 6 18,2 9 27,3 15 45,5
Total 15 45,5 18 54,5 33 100
Suber : Data Primer 2021.
Berdasarkan tabel dari hasil uji statistic 5.5 dari hasil tabulasi silang
perilaku seksual kurang baik 1 responden (3,0%) dan kekuatan keluarga baik
didapatkan hasil bahwa nilai p value tersebut lebih kecil dari nilai taraf
55
seksual beresiko pada remaja di kelurahan bailang lingkungan V kecamatan
bunaken kota manado. Ssedangkan nilai odd ratio = 25,500 yang berarti
remaja dengan kekuatan keluarga baik berpeluang 25,5 kali memilki perilaku
D. Pembahasan
sampling. Teknik penetapan sampel dengan cara memilih sampel diantara populasi
sesuai yang dikehendaki oleh peneliti sehingga sampel tersebut dapat mewakili
dengan perilaku seksual beresiko pada remaja. Hasil penelitian ini sejalan
perilaku seks bebas, hal ini ditunjukan oleh nilai signifikan sebesar 0,000
56
komunikasi akan semakin menurunkan perilaku seks bebas. Artinya jika
kulitas komunikasi antara orang tua dan anak semkin baik maka perilaku seks
bebas akan semakin berkurang. Penelitian ini sejalan dengan penelitian Titin
bahwa H0 ditolak dan Ha diterima yaitu ada pengaruh pola asuh orangtua
yang kurang baik mempunyai peluang 25,5 kali terjadi perilaku seksual
pengaturan keluarga dapat diciptkan melalui tata aturan keluarga. Pola asuh
yang otoriter dalam keluarga, keluarga single parents, konflik dalam keluarga,
dan orang tua yang menikah muda akan menimbulakn suatu perilaku seksual
berisiko pada anak remaja dalam keluarga (Rosenthal, 2017, dkk) dalam
Dietrich, 2016). Hal ini diasumsikan bahwa remaja yang kurang mendapatkan
asuh yang baik maka akan meningkatkan risiko remaja dalam perilaku seksual
57
Hal ini sejalan dengan hasil penelitian Amrilah (2015) pada siswa-
siswi kelas III SMK Surakarta, bahwa pengetahuan seksualitas dan kualitas
perilaku seksual pada remaja (Amrilah, 2015). Hal ini dikarenakan terjadi
penelitian terhadap remaja dan mencari apakah ada hubungan antara perilaku
menyimpulkan bahwa orang tua wajib meluruskan informasi yang tidak benar
selama masa pubertas. Hal ini juga dikarenakan pada masa pubertas terjadi
58
17 responden tapi masih melakukan perilaku seksual berisiko masih ada 1
selama masa pubertas mulai usia 10-14 tahun dan berakhir usia 17-19 tahun.
Sedangkan pertumbuhan fisik remaja laki-laki dimulai usia 12-14 tahun dan
berakhir pada umur 20 tahun (Hofmann dan Greydanus, 2014; dalam APA,
dada dan menstruasi yang biasanya terjadi pada umur 12 atau 13 tahun.
Pubertas remaja laki-laki ditandai dengan pembesaran testis dan mimpi basah
terjadi pada umur 12-14 tahun (Allender dan Spradley, 2017). Pubertas remaja
yang tidak terfasilitasi dengan baik akan mengarahkan remaja pada perilaku
penelitian di Texas pada 100 responden anak laki-laki dan perempuan berusia
lebih dari 7 tahun bahwa pertumbuhan dan perubahan fisik laki-laki maupun
59
Penelitian Purbani (2014) bahwa perasaan dan harapan remaja pria saat memasuki
pubertas adalah mendapatkan orientasi dirinya dari teman dan keluarga melalui dukungan
dan pengontrolan keluarga selama masa transisi remaja. Mulyadi (2016) remaja laki-laki
anak jalanan selama pubertas menginginkan peran orang tua dalam mengontrol diri
Penelitian Purbani (2017) bahwa perasaan dan harapan remaja pria saat memasuki
pubertas adalah mendapatkan orientasi dirinya dari teman dan keluarga melalui dukungan
dan pengontrolan keluarga selama masa transisi remaja. Mulyadi (2016) remaja laki-laki
anak jalanan selama pubertas menginginkan peran orang tua dalam mengontrol diri
Hasil analisis menunjukkan kekuatan keluarga yang kurang baik akan lebih kecil
keluarga kurang baik menyebabkan lebih besar terjadinya perilaku seksual 39,4%.
Fiedman Bowden dan Jones, (2016) kekuatan keluarga penting dalam membuat
keputusan keluarga menghadapi mengatasi masalah perilaku remaja melalui pola asuh
keluarga. Hal ini sejalan dengan penelitian di Bogor dengan 102 pasang responden
remaja dan orang tua terdapat hubungan yang sangat nyata antara pola asuh yang
diberikan orang tua, Ariani, (2017).Hasil penelitian menunjukkan ada hubungan antara
Berdasarkan dari hasil penelitian yang dilakukan di kelurahan bailang kota Manadp dan telah
diuji dengan menggunakan Chi-square maka kesimpulan dalam penelitian ini adalah :
1. Kekuatan keluarga dengan perilaku seksual pada remaja Kelurahan Bailang Lingkungan
2. Ada Hubungan Kekuatan Keluarga Dengan Perilaku Seksual Pada Remaja Kelurahan
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan yang telah diuraikan diatas maka saran yang dapat diberikan
Sebagai sumber pengetahuan, pembelajaran dan sumber informasi (data dasar) untuk
2. Bagi Peneliti
Hasil penelitian ini dapat menambah ilmu pengetahuan dan wawasan serta dijadikan
pengalaman berharga sebagai acuan dasar untuk melakukan penelitian dimasa yang
akan datang yang berkaitan dengan kekuatan keluarga dan perilaku seksual pada
remaja.
Ali, M., dan M. Asrori, 2015. Psikologi Remaja: Perkembangan Peserta Didik. Bumi Aksara.
Bandung: 9-18. Data Statistik Indonesia, Estimasi Jumlah.
Rineka Cipta.
Dewi, (2018). Pengaruh Faktor Personal dan Lingkungan Terhadap Perilaku Seksual Pranikah
pada Remaja di SMA Negeri 1 Baturraden dan SMA Negeri 1 Purwokerto. Universitas
Diponegoro. Available at: http://eprints.undip.ac.id/24193/.
Development / the word bank 1818 H street NW. Psikologi wanita, mengenal gadis dewasa dan
remaja cantik. Uninad.
Effendi, F.& M., (2016). Keperawatan Kesehatan Komunitas: Teori dan Praktik dalam
Keperawatan, Jakarta: Salemba Medika.
Fauzi. (2017). Relefansi pengetahuan seks dan komunikasi orang tua dan anak dengan anak ,
http://webcache.googleusercontent.c om, diakses tanggal 21 mei 20121
Friedman, Bowden, Jones. (2018). Family nursing dan kenakalan remaja : research, theory, &
practice. 4th ed. Printice hall.
Gunawan. (2017). Hubungan pola asuh orang tua dengan perilaku seksual pranikah pada
remaja di SMK Batik.
Hanifa, (2018). Hubungan control sosial orang tua dengan perilaku seksual pranikah pada
remaja kelurahan batang arua UNAND.
Hurlock dalam tambunan (2018) Community Health Nursing:Caring In Action, Albani: Delmas
Publisher.
Hurlock, E.B (2017). Developmental Psychology : a life span approach (5th ed), London :
McGraw Hill Inc.
Juhaini (2017). Pengaruh teman sebaya dan paparan pornografi dengan perilaku seksual
remaja . Unifersitas andalas UNAND.
Kemenkes RI, (2017). Infodatin Situasi Kesehatan Reproduksi Remaja, Jakarta Selatan:
Kemekes RI.
Masarini C. Dkk (2017). Gambaran pengetahuan dan sikap terhadap infeksi menular pada
seksual remaja di SMA Frater Donbosco Manado.jurnal e-elinic Vol no 5.2 Fkultas
Kedokteran Samratulangi Manado.
Nursal, (2018). Remaja dengan Prgaulan Bebas: Pendekatan Praktis Edisi 4., Jakarta: Salemba
Medika.
Nurhayati, (2016). Hubungan Pola Komunikasi Dan Kekuatan Keluarga Dengan Perilaku
Seksual Berisiko Pada Remaja Di Desa Tridaya Sakti Kecamatan Tambun Selatan
Kabupaten Bekasi. Universitas Indonesia. Available at: lib.ui.ac.id.
Nurhayati, (2017). Hubungan Pola Komunikasi dan Kekuatan Keluarga dengan Perilaku
Seksual Beresiko Pada Remaja di Desa Tridaya Sakti Kecamatan Tambun Selatan
Kabupaten Bekasi. Tesis. Depok; Universitas Indonesia: 71-113.
Nugraha, (2016). Seks bebas dikalangan remaja dan penyimpangan kenakalan, UIN Malang.
Nurwaidah, A., Boham, A. and Tulung, L. (2014) ‘Komunikasi antar pribadi orang tua dan
anak mengenai pendidikan seks pada masa awal pubertas di Kelurahan Malalayang I
Manado (Interpersonal communication between parents and children in early puberty)’,
Jurnal Acta Diurna, 3(1), pp. 1– 6.
Potter, Patricia. A & Perry, A.G., (2015). Fundamental Keperawatan Edisi 7., Jakarta: Salemba
Medika.
Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) (2018). Survey kesehatan reproduksi remaja Indonesia.
Sarwono, (2016) Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku seksual pada remaja di Kediri
Ling.11.
Setiyaningrum, E., (2015). Pelayanan Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi, Jakarta:
Trans Info Media.
Soetjiningsih, (2018). Tumbuh Kembang Remaja dan Permasalahannya. Agung Seto. Jakarta: 1-
2.
Stanhope dan Lancaster, (2017). Community Health Nursing: 4th Edition. Mosby Co St. Louis
Missouri: 167-170.
Sugiono. (2012). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Jakarta: Alfa Beta.
Suwarni, Linda. (2019). Monitoring Parendal Dan Perilaku Teman sebaya terhadap perilaku seksual
remaja SMA Di kota Pontianak. Jurnal Promosi Kesehatan Indonesia. 4(2)
Sakarini, (2017). Monitoring parental dan teman sebaya terhadap perilaku seksual beresiko
pada remaja.junal kesehatan
Widodo, (2017) Psikologi perkembangan dan pendidikan anak usia dini. Jkarata PT
Winarno, (2019). F.g. & T.S.Pengaruh pendampingan kluarga dengan pertumbuhan remaja dan
status gizi. Bogor Jawa barat.
WHO.int: http://www.who.int/news-room/fact-sheets/detail/burns.
Yanita.(2016). Hubungan antara Komunikasi Orang Tua dan Anak Tentang Seksn dengan
Perilaku Seks Remaja di SMA N 1 Seyegan Sleman Yogyakarta. Skripsi tidak
dipublikasikan. STIKES ‘Aisyiyah Yogyakarta.
Yusuf, Syamsu dan Juntika Nurihsan. (2016. Landasan Bimbingan dan Konseling.
Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Erlangga.
Yusuf Ah. Khoridatul B, hubungan pola asuh orang tua dan lingkungan sosial dengan perilaku
seksua beresiko pada remaja. Universitas Airlangga Edisi 4., Jakarta: Salemba Medika.
Lampiran 1.
Biodata Responden.
Nama :
Umur :
Jenis Kelamin :
Aalamat :
Ungkapkan kebiasaan yang kamu lakukan dengan jawaban yang sejujurnya.Berilah tanda
checklist (√) pada jawaban yang sesuai dengan pengalaman kamu. No Pernyataan Ya Tidak
Pertanyaan
No Ya Tidak
1 Aapakah keluarga menyelesaikan konflik yang terjadi pada anak-
anak
2 Semua anggota keluarga menyetujui keputusan musyawarah atau
diskusi
3 Apakah anak-anak bebas menyampaikan pendapatnya dalam
musyawarah atau diskusi
4 Anggota keluarga melaksanakan hasil musyawarah
5 Keputusan yang ditetapkan keluarga tidak perlu distejui melalui
musyawarah atau diskusi
6 Orang tua memperbolehkan anak-anak yang kurang setuju untuk
memberikan salan sebelum pengambilan keputusan
7 Orang tua membuat keputusan yang harus disetujui oleh anak-anak
8 Orang tua menyampaikan pendapatnya secara aktif kepada anak-
anak sebelum keputusan ditetapkan
9 Orang tua segera mengambil keputusan apabila ada maslah pada
anak
10 Orang tua harus tegas dalam menetapkan kesepakatan dengan anak
remaja yang bermasalah
Sumber : Nurhayati,2017
KUSIONER PENELITIAN PERILAKU SEKSUAL
Biodat Responden.
Nama :
Umur :
Jenis Kelamin :
Pendidikan :
Alamat :
Ungkapkan kebiasaan yang kamu lakukan dengan jawaban yang sejujurnya.Berilah tanda
checklist (√) pada jawaban yang sesuai dengan pengalaman kamu. No Pernyataan Ya Tidak
Pertanyaan Ya Tidak
No
1 Saya sering membayangkan dan mengimajinasikan keindahan tubuh
pacar
2 Saya dengan pacar biasa berpegangan tangan
3 Saya mencium pipi pacar sebagai bentuk rasa sayang
4 Saya berciuman bibir dengan pacar setiap ada kesempatan
5 Saya berpelukan dengan pacar saat jalan-jalan
6 Saya memegang/meraba bagian sensitif seperti alat kelamin, leher,
dan paha pacar/tunangan bila ada kesempatan
7 Saya melakukan masturbasi bila keinginan seksual muncul
8 Saya pernah melakukan oral seks (memasukkan alat kelamin ke
dalam mulut lawan jenis)
9
Saya pernah melakukan petting (mendekatkan/ menempelkan alat
kelamin) dengan lawan jenis
10 Saya pernah melakukan hubungan badan (senggama) dengan
pacar/tunangan karena yakin kami akan menikah
Sumber : Awalia B.R.Pratiwi, 2016
Lampiran 2.
MASTER TABEL
Perilaku seksual
No Kekuatan Bresiko Pda
Jenis
Keluarga Rmaja
Initial Umur Kelamin
Ktegori Kategori
1 NA 1 1 1 1
Keterangan :
2 SF 1 2 1 1
3 DF 2 1 1 1
Jenis
4 ER 2 1 1 1 Kelamin
5 TY 2 1 1 1
6 EI 2 1 1 1
7 FG 2 1 2 2
8 GH 1 1 2 1
9 SD 1 1 2 2
10 RE 1 1 1 1
11 FB 1 1 2 1
12 NM 1 1 2 2
13 GH 1 2 2 1
14 YU 2 1 1 2
15 IO 1 1 1 1
16 NM 2 1 1 1
17 GH 1 1 1 1
18 HH 1 1 2 1
19 RR 1 1 1 1
20 FG 2 1 2 2
21 HJ 1 1 2 1
22 JK 1 1 1 1
23 RT 1 2 2 1
24 HJ 1 1 2 2
25 EA 2 1 1 1
26 RK 2 2 2 2
27 LK 2 1 1 1
28 FB 2 2 2 2
29 EP 2 1 1 1
30 SD 2 2 2 2
31 SA 2 1 1 1
32 DF 2 1 2 2
33 HJ 2 1 1 1
1. Laki –Laki : 1
2. Perempuan : 2
Umur :
1. 11-15 : 1
2. 17-21 : 2
Kekuatan Keluarga
1. Baik : 1
2. Kurang baik : 2
Perilaku Seksual
1. Baik : 1
2. Kurang Baik : 2
Lampiran 3.
Statistics
KEKUATAN PERILAKU
UMUR JENIS KELAMIN KELUARGA SEKSUAL
N Valid 33 33 33 33
Missing 0 0 0 0
UMUR
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
JENIS KELAMIN
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
KEKUATAN KELUARGA
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
PERILAKU SEKSUAL
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Cases
KEKUATAN KELUARGA *
33 100.0% 0 .0% 33 100.0%
PERILAKU SEKSUAL
PERILAKU SEKSUAL
Total Count 23 10 33
N of Valid Casesb 33
a. 1 cells (25.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 4.55.
Risk Estimate
N of Valid Cases 33
Lampiran 4.
DOKUMENTASI