Anda di halaman 1dari 109

KARYA TULIS ILMIAH

DEPARTEMEN KOMUNITAS DAN KELUARGA

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA NY.Y DENGAN


CHRONIC KIDNEY DISEASE DI KELURAHAN
KASSI-KASSI KECAMATAN RAPPOCINI
KOTA MAKASSAR

Ninis Karlina M, S.Kep


NS0622029

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
NANI HASANUDDIN
MAKASSAR
2023
KARYA TULIS ILMIAH
DEPARTEMEN KOMUNITAS DAN KELUARGA

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA NY.Y DENGAN


CHRONIC KIDNEY DISEASE DI KELURAHAN
KASSI-KASSI KECAMATAN RAPPOCINI
KOTA MAKASSAR

Ninis Karlina M, S.Kep


NS0622029

Karya Tulis Ilmiah sebagai salah satu syarat dalam menyelesaikan


pendidikan pada Program Studi Profesi Ners STIKES Nani Hasanuddin
Makassar

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
NANI HASANUDDIN
MAKASSAR
2023

ii
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : Ninis Karlina M, S.Kep

NIM : NS0622029

Program Studi : Profesi Ners

Institusi : STIKES Nani Hasanuddin Makassar

Menyatakan dengan sebenarnya bahwa Karya Tulis Ilmiah Profesi Ners


yang saya tulis ini adalah benar-benar merupakan hasil karya sendiri dan
bukan merupakan pengambil alihan tulisan atau pikiran orang lain yang
saya akui sebagai hasil tulisan atau pikiran saya sendiri.
Apabila dikemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan Karya Tulis Ilmiah
ini hasil jiplakan, maka saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan
tersebut.
Makassar, 04 Juli 2023
Pembuat Pernyataan

Ninis Karlina M, S.Kep

iii
HALAMAN PERSETUJUAN

Karya Tulis Ilmiah oleh Ninis Karlina M NIM NS0622029 dengan Judul
“Asuhan Keperawatan Keluarga Ny.Y Dengan Chronic Kidney Disease di
Kelurahan Kassi-Kassi Kecamatan Rappocini Kota Makassar” telah
diperiksa dan disetujui untuk diujikan pada seminar Karya Tulis Ilmiah
Program Studi Profesi Ners, STIKES Nani Hasanuddin Makassar

Makassar, 06 Juli 2023

Pembimbing Ketua Program Studi Profesi Ners

Dr. Hj. Suarnianti,SKM.,S.Kep.,Ns.,M.Kes Indra Dewi, S.Kep.,Ns.,M.Kes


NIDN. 0915107901 NIDN. 0929128501

iv
HALAMAN PENGESAHAN

Karya Tulis Ilmiah oleh Ninis Karlina M NIM NS0622029 dengan Judul
“Asuhan Keperawatan Keluarga Ny.Y Dengan Chronic Kidney Disease di
Kelurahan Kassi-Kassi Kecamatan Rappocini Kota Makassar” telah
dipertahankan di depan tim penguji Program Studi Profesi Ners, STIKES
Nani Hasanuddin Makassar pada tanggal 06 Juli 2023

Mengetahui
Ketua STIKES Nani Hasanuddin Makassar

Sri Darmawan, SKM., M.Kes


NIDN. 0923087803

Tim Penguji

Pembimbing Penguji

Dr. Hj. Suarnianti,SKM.,S.Kep.,Ns.,M.Kes Hikmah Dwi Cahyani, S.Kep.,Ns


NIDN. 0915107901 NIP. 198608102009012005

v
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warahmatulahi Wabarakatu


Alhamdulillah, Puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang
Maha Esa, karena atas berkat dan rahmat-Nya, saya dapat
menyelesaikan Skripsi ini dengan judul “Asuhan Keperawatan Keluarga
Ny.Y Dengan Chronic Kidney Disease di Kelurahan Kassi-Kassi
Kecamatan Rappocini Kota Makassar”.
Sholawat serta Salam kita junjungan Baginda Rasulullah
Muhammad SAW yang telah membawa kita semua dari jaman gelap
gulita hingga terang menderang ini dengan rahmat Allah SWT untuk
seluruh alam semesta.
Hasil Karya Tulis Ilmiah ini dilakukan dalam rangka memenuhi
salah satu syarat untuk mencapai gelar Ners, Program Studi Profesi Ners
STIKES Nani Hasanuddin Makassar. Saya menyadari bahwa, tanpa
bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak, dari masa perkuliahan
sampai pada penyusunan KTI ini, terutama kepada kedua orang tua yang
tercinta Ibu Hartati dan yang terkasih Ayah Mahmud yang sudah
memberikan kasih sayang, perhatian, dukungan, motivasi, dan Doa
hingga detik ini yang sangatlah berharga bagi saya sehingga bisa sampai
pada tahap ini. Semoga Allah SWT. selalu memberikan nikmat kesehatan
dan umur panjang. Aamiin.
Tak lupa pula, dalam kesempatan ini ucapan terima kasih juga
penulis sampaikan kepada :
1. Alm. Hj. Nani Rusa SKM., M.si selaku pendiri Yayasan Pendidikan
Nani Hasanuddin Makassar
2. Yahya Haskas, SH.,M.Kn.,M.MKes selaku Ketua Yayasan Pendidikan
Nani Hasanuddin Makassar

vi
3. Sri Darmawan SKM.,M.Kes selaku Ketua STIKES Nani Hasanuddin
Makassar
4. Indra Dewi, S,Kep.,Ns.,M.Kes selaku Ketua Program Studi Studi Ilmu
Keperawatan STIKES Nani Hasanuddin Makassar.
5. Dr. Hj. Suarnianti, SKM.,S.Kep.,Ns.,M.Kes selaku Pembimbing KTI saya
yang sudah meluangkan waktu untuk membimbing saya dalam
penyusunan KTI ini.
6. Dan kepada seluruh pihak yang tidak sempat penulis sebutkan satu
persatu-satu, terima kasih atas segalanya, semoga Allah SWT.
Membalas kebaikan kalian dengan kebaikan yang lebih baik.
Penulis menyadari bahwa penulisan Karya Tulis Ilmiah ini masih jauh
dari kesempurnaan, mengingat keterbatasan penulis sebagai manusia
biasa. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun sangat
diharapkan untuk perbaikan dimasa mendatang.
Akhir kata, Semoga Karya Tulis Ilmiah ini dapat membawa manfaat
untuk pengembangan ilmu pengetahuan terutama ilmu kesehatan.
Wassalamu’alaikum Warahmatulahi Wabarakatu
Makassar, Juli 2023

Penulis

vii
DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Ninis Karlina M


NIM : NS0622029
Tempat Tanggal Lahir : Patironge Bone, 23 November 1999
Jenis Kelamin : Perempuan
Alamat : Jl. Perintis Kemerdekaan VI No.20
Asal : Danau Kerinci, Kab.Kutai Timur,
Kec.Kongbeng, Prov.Kalimantan Timur
Suku/Bangsa : Bugis/Indonesia
No. HP : 081340012564
Email : niniskarlina@gmail.com
Riwayat Pendidikan :
1) SDN No.003 Kongbeng (2005-2011)
2) SMP Negeri 1 Kongbeng (2011-2014)
3) SMA Negeri 6 Makassar (2014-2017)
4) S1 Ilmu Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKES)
Nani Hasanuddin Makassar (2017-2021)
5) Sementara menyelesaikan pendidikan pada Program Studi Profesi
Ners STIKES Nani Hasanuddin Makassar tahun 2022

viii
DAFTAR ISI

SAMPUL.............................................................................................. ii
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN.................................................iii
HALAMAN PERSETUJUAN................................................................iv
HALAMAN PENGESAHAN.................................................................v
KATA PENGANTAR............................................................................vi
DAFTAR RIWAYAT HIDUP.................................................................viii
DAFTAR ISI......................................................................................... ix
DAFTAR TABEL..................................................................................xi
DAFTAR GAMBAR..............................................................................xii
DAFTAR LAMPIRAN...........................................................................xiii
BAB I. PENDAHULUAN......................................................................1
a. Latar Belakang.....................................................................1
b. Tujuan ................................................................................. 4
c. Manfaat................................................................................ 4
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA............................................................6
A. Konsep Dasar Medis .........................................................6
1. Pengertian.......................................................................6
2. Klasifikasi........................................................................6
3. Etiologi............................................................................8
4. Anatomi Fisiologi.............................................................8
5. Manifestasi Klinis............................................................10
6. Patofisiologi.....................................................................12
7. Pemeriksaan Penunjang.................................................14
8. Penatalaksanaan Medis..................................................15
B. Konsep Dasar Keperawatan Keluarga..............................15
1. Pengertian.......................................................................15
2. Keluarga sebagai unit pelayanan....................................16
3. Tipe-tipe keluarga...........................................................16
4. Langkah-langkah perawatan kesehatan.........................18
5. Tugas-tugas keluarga dalam bidang kesehatan.............19

ix
6. Proses Keperawatan Kesehatan Keluarga.....................20
1) Pengkajian.................................................................20
2) Diagnosa Keperawatan.............................................20
3) Perencanaan.............................................................23
4) Implementasi.............................................................24
5) Evaluasi.....................................................................25
BAB III. TINJAUAN KASUS................................................................26
BAB IV. PEMBAHASAN......................................................................82
BAB V. PENUTUP...............................................................................90
A. Kesimpulan...........................................................................90
B. Saran....................................................................................90
DAFTAR PUSTAKA............................................................................ 92
LAMPIRAN...........................................................................................95

x
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Klasifikasi Gagal Ginjal Kronik (GGK).......................................29

Tabel 3.1 Komposisi Keluarga..................................................................35

Tabel 3.2 Riwayat Kesehatan Keluarga....................................................39

Tabel 3.3 Pemeriksaan Fisik....................................................................45

Tabel 3.4 Tingkat Kemandirian Keluarga..................................................47

Tabel 3.5 Analisa Data.............................................................................48

Tabel 3.6 Diagnosa Keperawatan.............................................................49

Tabel 3.7 Skala Menentukkan Prioritas....................................................52

Tabel 3.8 Rencana Asuhan Keperawatan Keluarga.................................59

Tabel 3.9 Asuhan Keperawatan Keluarga................................................63

xi
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Anatomi Ginjal....................................................................8

xii
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Dokumentasi.............................................................................88

xiii
BAB I
PENDAHULUAN

a. Latar Belakang
Salah satu aspek penting dalam pelayanan keperawatan adalah
keluarga. Keluarga yang merupakan unit terkecil dalam masyarakat
merupakan klien atau penerima asuhan keperawatan. Keluarga
dijadikan sebagai unit pelayanan keperawatan karena masalah
keperawatan karena masalah keperawatan keluarga saling berkaitan
dan saling mempengaruhi satu sama lain dan juga mempengaruhi
keluarga-keluarga di sekitarnya atau masyarakat secara keseluruhan
(Alberta, 2017).
Penyakit kronis masih menjadi permasalahan kesehatan global
yang menjadi perhatian lebih karena membutuhkan akses pengobatan
yang kompleks dan biaya yang relatif tinggi salah satunya yakni
penyakit Chronic Kidney Disease (CKD) atau biasa disebut Gagal
Ginjal Kronik. CKD diartikan sebagai keadan ketika terjadi penurunan
fungsi ginjal ditandai dengan menurunnya filtrasi dari glomerulus
hingga <60 mililiter/menit/1.73m³. Penyakit gagal ginjal terjadi karena
ginjal tidak mampu mengangkut sampah metabolic tubuh atau
melakukan fungsi regulernya (Kusnadiana & Djojosugito, 2022)
Menurut World Health Organization (WHO) pada tahun 2018
mengemukakan bahwa angka kejadian CKD diseluruh dunia mencapai
188 juta kasus. pada kasus CKD terdapat 1/10 penduduk dunia
diindentifikasikan dengan penyakit ginjal kronis dan diperkirakan 5
sampai 10 juta kematian pasien setiap tahun, dan diperkirakan 1,7 juta
kematian setiap tahun karena kerusakan ginjal (Syahputra et al.,
2022).
Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018 menunjukkan
angka prevelensi penyakit gagal ginjal kronik di Indonesia mencapai
499.800 jiwa (2%) (Kartini et al., 2022). PENEFRI (2018)
mengemukakan bahwa sejak tahun 2007 sampai 2018 jumlah pasien

1
baru yang menjalani hemodialisa di Indonesia dengan total 66.443
jiwa, serta 132.142 jiwa pasien aktif dalam terapi hemodialisa di
Indonesia. Pada tahun 2018 terdapat pasien baru yang menjalani
hemodialisa meningkat menjadi 35.602 jiwa dan setiap tahunnya selalu
meningkat. 42% kematian pada tahun 2018 (Syahputra et al., 2022).
Menurut data dari Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun
2013 mengemukakan bahwa prevalensi gagal ginjal kronik di Sulawesi
Selatan sebanyak 0,3% dimana Sulawesi Selatan menjadi urutan
kelima setelah Sulawesi Tengah, Sulawesi Utara, Aceh dan Gorontalo.
Pada tahun 2018 mengemukakan angka kejadian gagal ginjal kronik di
Provinsi Sulawesi Selatan meningkat sebesar 0,37% atau mencapai
34.958, dan tertinggi pada usia 45-54 tahun sebesar 0,86% (Kartini et
al., 2022).
Kejadian Chronic Kidney Disease (CKD) juga mengalami
peningkatan di Kota Makassar, dimana angka kejadiannya mencapai
100 penderita dari satu juta penduduk. Jumlah penderita CKD yang
dapat dialisis dan transplantasi ginjal diproyeksikan meningkat dari
340.000 pada tahun 2009 menjadi 651.000 pada tahun 2015
(Widaningsih & Mangarengi, 2019).
Penyakit ginjal dijuluki sebagai silent disease karena seringkali
tidak menunjukkan tanda-tanda peringatan. Hal tersebut akan
memperburuk kondisi penderita dari waktu ke waktu dan akhirnya
berada pada kondisi penyakit Chronic Kidney Disease (CKD). Bagi
penderita gagal ginjal kronik, hemodialisa menjadi salah satu
pengobatan yang digunakan untuk mempertahankan kelangsungan
hidup sekaligus merubah pola hidup penderita (Rachmawati &
Marfianti, 2020).
Namun, bukti nyata dilapangan banyak penderita yang tidak
melakukan pengobatan disebabkan karena berbagai faktor yaitu
kendala dari segi ekonomi, pemahaman penderita yang
mengasumsikan bahwa pengobatan hanya cukup satu kali, dan
banyak penderita yang merasa jenuh dengan pengobatan jangka

2
panjang. Ketidakpatuhan tersebut dapat merugikan bagi penderita,
karena berdampak pada perawatan termasuk konsistensi kunjungan
yaitu jadwal terapi yang akan berubah menjadi lebih sering diakibatkan
karena komplikasi yang ditimbulkan oleh edema, perubahan
pengobatan serta diit dan cairan.
Dalam mewujudkan perubahan perilaku, Perawat harus
memberikan dukungan pada penderita Chronic Kidney Disease dengan
menggunakan strategi koping yang efektif guna menghadapi rasa takut
serta dapat meningkatkan kualitas hidup. Pendekatan yang dapat
dilakukan sesuai dengan Theory of Caring salah satunya yaitu
Knowing. Knowing merupakan pendekatan yang melibatkan keluarga
dalam perawatan penderita yang mengalami masalah kesehatan
Saraswati et al (2019) dalam penelitiannya mengemukakan
bahwa Keluarga merupakan faktor eksternal yang memiliki hubungan
paling kuat dengan penderita dalam kepatuhan pengobatan.
Keberadaan keluarga mampu memberikan dukungan yang sangat
bermakna disaat penderita memiliki berbagai pemasalahan pola
kehidupan yang sedemikian rumit dan segala macam program
kesehatan. Sebaliknya dukungan yang rendah mengenai dukungan
informasional dan dukungan emosional mengarahkan penderita pada
ketidakpatuhan pengobatan.
Sehingga, dibutuhkan perhatian yang lebih kepada anggota
keluarga yang sakit dimana kehadiran keluarga akan memberikan
bantuan dalam perawatan dan bertukar pendapat dalam mengatasi
permasalah terkait dengan penyakitnya.
Berdasarkan uraian diatas, mengingat peran perawat dan
dukungan keluarga sangat penting dalam perawatan keluarga dengan
penyakit Chronic Kidney Disease (CKD) maka penulis tertarik
melakukan penerapan “Asuhan Keperawatan Keluarga Ny.Y dengan
Chronic Kidney Disease Di Kelurahan Kassi-Kassi Kecamatan
Rappocini Kota Makassar Tahun 2023”.

3
b. Tujuan
1. Tujuan Umum
Telah dilakukan Asuhan Keperawatan Keluarga pada pasien
Chronic Kidney Disease di Keluarahan Kassi-Kassi Kecamatan
Rappocini Kota Makassar
2. Tujuan Khusus
a) Mampu melakukan pengkajian keluarga pada Keluarga Ny.Y
dengan masalah Chronic Kidney Disease
b) Mampu Merumuskan diagnosa keperawatan keluarga pada
Keluarga Ny.Y dengan masalah Chronic Kidney Disease
c) Mampu Merumuskan perencaanaan keperawatan keluarga
pada Keluarga Ny.Y dengan masalah Chronic Kidney Disease
d) Mampu Melaksanakan intervensi keperawatan keluarga pada
Keluarga Ny.Y dengan masalah Chronic Kidney Disease
e) Mampu Mengevaluasi penatalaksanaan keperawatan keluarga
pada Keluarga Ny.Y dengan masalah Chronic Kidney Disease

c. Manfaat
Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Manfaat Teoritis
Karya tulis Ilmiah ini diharapkan dapat menjadi dasar untuk
penelitian berikutnya, memberikaan manfaat, menambah wawasan
dan ilmu pengetahuan terutama dalam ruang lingkup bidang
kesehatan dan pelayanan keperawatan.
2. Manfaat Praktis
a) Bagi Peneliti
Dapat dijadikan sarana dan pengaplikasikan dari proses asuhan
keperawatan yang telah diberikan institusi pendidikan terutama
pengaplikasian asuhan keperawatan keluarga pada pasien
dengan Chronic Kidney Disease.

4
b) Bagi Tempat Penelitian
Sebagai masukan dan tambahan ilmu pengetahuan kepada
petugas pelayanan kesehatan khususnya di bidang
keperawatan dalam memberikan asuhan keperawatan klien
Chronic Kidney Disease untuk meningkatkan kualitas hidupnya.
c) Bagi Perkembangan Ilmu Keperawatan
Dapat memberikan informasi dan menambah pengetahuan
untuk perkembangan ilmu terutam di bidang keperawatan dan
juga sebagai acuan untuk melakukan proses keperawatan pada
pasien dengan Chronic Kidney Disease
d) Bagi Masyarakat
Diharapkan bermanfaat bagi masyarakat untuk meningkatkan
pengetahuan tentang kesehatan pada keluarga terutama pada
pasien dengan CKD untuk segera memeriksakan kondisi
penyakit tanpa adanya paksaan dari pihak manapun.

5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Dasar Medis


1. Pengertian
Penyakit ginjal kronik merupakan suatu keadaan saat ginjal
mengalami percepatan kehilangan fungsi ekskresi, endokrin, dan
metabolik yang sifatnya tidak bisa dikembalikan. Fungsi ekskresi
ginjal ada melakukan fungsi mengeluarkan produk akhir
metabolism yang tidak diperlukan tubuh, seperti urea. Fungsi
endokrin ginjal adalah memproduksi enzim dan hormon. Fungsi
metabolism ginjal adalah untuk memelihara keseimbangan air,
elektrolit, dan asam basa tubuh (Ramayulis, 2019).
Gagal ginjal kronik (GGK) atau Chronic Kidney Disease
(CKD) adalah keadaan kerusakan ginjal dimana ginjal mengalami
kehilangan fungsi yang progresif dan irreversibel. Penderita gagal
ginjal yang sudah pada stadium akhir atau end stage renal disease
(ESDR) memerlukan terapi ginjal pengganti yaitu hemodialisis
(Saputra et al., 2020).
Penderita gagal ginjal kronik akan mengalami penurunan dalam
melaksanakan fungsinya. Fungsi akan terganggu, urin tidak dapat
diproduksi dan dikeluarkan, keseimbangan cairan terganggu yang
dapat menyebabkan tubuh bengkak, napas menjadi sesak, racun-
racun akan menumpuk dan tekanan darah tidak terkendali akibat
meningkatnya resistensi pembuluh darah perifer (Lutfiani & Kurnia,
2021).

2. Klasifikasi
Klasifikasi Gagal Ginjal Kronik atau CKD dibagi menjadi lima
tahap, mulai dari kerusakan ginjal dengan laju filtrasi (LFG) normal
sampai dengan gagal ginjal yang membutuhkan terapi pengganti
ginjal (Malisa et al., 2022).

6
Tabel 2.1 Klasifikasi Gagal Ginjal Kronik (GGK)
LFG
Perencana
Derajat Penjelasan (ml/ Komplikasi
Tatalaksana
menit)
1 Kerusakan >90 Terapi penyakit
ginjal dengan dasar, kondisi
LFG normal morbid, evaluasi
perburukan kondisi
ginjal, memperkecil
risiko kardiovaskuler
2 Kerusakan 60-89 Menghambat Tekanan
ginjal dengan perburukan fungsi darah mulai
penurunan ginjal meningkat
LFG ringan
3 Penurunan 30-59 Evaluasi dan terapi Hiperfofaterm
LFG sedang komplikasi ia,
hipokalsemia,
anemia,
hiperparatiroi
d, hipertensi
4 Penurunan 15-29 Persiapan untuk Malnutrisi,
LFG berat terapi pengganti asidosis
ginjal metabolic,
cenderung
hyperkalemia
, dislipidemia
5 Gagal ginjal <15 Terapi pengganti Gagal
ginjal jantung,
uremia
Sumber: (National Kidney Foundation, 2012)

7
3. Etiologi
Kerusakan yang terjadi pada ginjal dapat disebabkan oleh
gangguan prerenal, renal dan post renal. Pasien yang menderita
penyakit seperti Diabetes Melitus (kencing manis),
Glomerulonefritis (infeksi glomeruli), penyakit imun (lupus nefritis),
Hipertensi (tekanan darah tinggi), penyakit ginjal yang diturunkan
(penyakit ginjal herediter), batu ginjal, keracunan, trauma ginjal,
gangguan kongeintal dan keganasaasan dapat mengalamo
kerusakan gagal ginjal. Penyakit-penyakit ini sebagaian besar
menyerang nefron, mengakibatkan hilangnya kemampuan ginjal
melakukan penyaringan. Kerusakan nefron terjadi secara cepat,
terjadap dan pasien tidak merasakan terjadinya penurunan fungsi
ginjal dalam jangka waktu yang lama (Siregar, 2020)

4. Anatomi Fisiologi
a. Anatomi

Gambar 2.1 Anatomi Ginjal


Ginjal adalah organ yang terdapat pada tubuh manusia
yang teridiri dari 2 buah yang berbentuk seperti kacang tanah
yang terletak di rongga retroperitoneal bagian atas kiri dan
kanan tulang belakang setinggi T12 hingga L3. Secara anatomis
Bentuknya mirip kacang dengan bagian sisi cekung menghadap
ke medial. Bagian cekungan ginjal disebut dengan hilus renalis.

8
Dalam hilus renalis terdapat apeks pelvis renalis dan
struktur lain yaitu: saraf, pembuluh darah, dan sistem limfatik.
Ginjal pada orang dewasa memiliki ukuran sekitar 11,5 cm
(panjang) dan memiliki ukuran 6 cm lebarnya, sedangkan
ketebalannya 3,5 cm, dengan berat sepasang ginjal masing-
masing 120-170 gram dan 0,4% apabila dibandingkan dengan
berat badan (Nugraha et al., 2019).
Ginjal dibungkus oleh jaringan fibrosa disebut dengan
kapsula fibrosa yang melekat pada parenkim ginjal. Parenkim
ginjal terdiri dari bagian luar (korteks) dan bagian dalam disebut
dengan medulla. Bagian korteks berwarna coklat gelap dan
bagian medulla struktur parenkim ginjal bagian dalam memiliki
warna coklat lebih terang dibandingkan korteks (Nugraha et al.,
2019).
1) Nefron
Nefron adalah unit struktural dan fungsional dasar
ginjal. Fungsi utamanya adalah untuk mengatur air dan zat
terlarut dengan menyaring darah, mengabsorpsi Kembali
apa yang dibutuhkan dan membuang sisanya sebagai urin.
Nefron menghilangkan zat yang tidak diperlukan tubuh,
mengatur volume dan tekanan darah, mengontrol kadar
elektrolit dan metabolik dan mengatur pH darah (Nugraha et
al., 2019).
b. Fisiologis
Sistem Urinaria berfungsi sama dengan paru-paru, kulit,
dan usus yaitu sebagai organ tubuh yang berfungsi menjaga
keseimbangan bahan kimia dan air yang terdapat di dalam
tubuh manusia, orang dewasa menghilangkan sekitar 27 hingga
68 ons cairan (800 hingga 2.000 mililiter) per hari berdasarkan
asupan cairan harian sebanyak 2 liter. Selain fungsi utama
tersebut fungsi lain ginjal yang tidak kalah penting yaitu:

9
1) Membantu dalam peningkatan hemoglobin melalui
pengaturan eritropoetin Mematurkan sel darah merah
2) Mengubah provitamin D menjadi vitamin D sebagai bentuk
yang aktif diperlukan untuk pengaturan absorpsi kalsium
dalam saluran pencernaan
3) Mengatur keseimbangan cairan, elektrolit dan Ph
4) Mengatur tekanan darah melalui mekanisme renin
angiotensin, dan merubah provitamin D menjadi vitamin D3
yang aktif (Nugraha et al., 2019).

5. Manifestasi Klinis
Penyakit ginjal kronik mempengaruhi seluruh sistem dalam
tubuh. Manifestasi klinik pada pasien penyakit ginjal kronik
dibedakan menjadi dua tahap yaitu pada stadium awal dan stadium
akhir.
a. Manifestasi pada PGK stadium awal meliputi: kelemahan, mual,
kehilangan gairah, perubahan urinasi (polyuria, nokturia,
frekuensi), edema, hematuria, urin berwarna lebih gelap,
hipertensi, kulit yang berwarna abu-abu.
b. Manifestasi klinik pada PGK stadium akhir (uremik) yaitu:
1) Manifestasi umum (kehilangan gairah, kelelahan, edema,
hipertensi, fetor uremik),
2) Sistem respirasi: sesak, edema paru, krekels, kusmaul, efusi
pleura, depresi refleks batuk, kussmaul, nyeri pleuritik, napas
pendek, takipnea, sputum kental, pneumonitis uremik
3) Sistem kardiovaskuler: edema periorbital, pitting edema
(kaki, tangan, sakrum), hipertensi, friction rub pericardial,
aterosklerosis, distensi vena jugularis, gagal jantung,
gangguan irama jantung, iskemia pada otot jantung,
perikarditis uremia dan hipertrofi ventrikel kiri, hiperkalemia,
hiperlipidemia, tamponade perikardial, pericarditis

10
4) Sistem integumen: pruritus, purpura, kuku tipis dan rapuh,
kulit berwarna abu-abu mengkilat, kulit kering, ekimosis,
rambut tipis dan kasar, terjadi hiperpigmentasi dan pucat,
lesi pada kulit.
5) Sistem pencernaan: anoreksia, mual, muntah, diare,
konstipasi, ulserasi, fetor uremikum (bau amonia saat
bernafas), perdarahan pada mulut dan saluran cerna,
cegukan, rasa logam.
6) Sistem muskuloskletal: fraktur tulang, nyeri tulang, kekuatan
otot menurun, kram otot, osteodistrofi renal, gangguan
pertumbuhan pada anak, footdrop
7) Sistem persarafan: kejang, penurunan tingkat kesadaran,
ketidakmampuan berkonsentrasi, perubahan pada perilaku,
kelemahan tungkai dan kedutan otot, serta rasa panas pada
telapak kaki, stroke, ensefalopati, neuropati otonom dan
perifer serta kejang, kegelisahan kaki kejang gemetar
kelemahan dan kelelahan
8) Sistem reproduksi: amenorea, atrofi testis, penurunan libido,
infertilitas
9) Sistem hematologi: anemia trombositopenia (Akbar et al.,
2021).

11
6. Patofisiologi (Nurarif & Kusuma, 2015)

Zat toksik Vaskular Infeksi Obstruksi saluran kemih

Reaksi antigen antibodi Arterior skerosis Tertimbun ginjal


Retensi urin Batu besar & kasar

Suplay darah ginjal

Menekan syaraf perifer


GFR turun
Nyeri pinggang Iritasi/ cedera
Nyeri Akut
ringan
GGK

Perpospatemia Retensi Na Hematuria


Sekresi protein
terganggu
Sindrom uremia Gatal Total CES naik

Ggn kaseimbangan asam basa Gangguan


Urkrom tertimbun dikulit Tek kapiler naik
kerusakan
integritas
Prod asam lambung naik Perubahan warna kulit kulit Volume interstisal naik

Nausea, vomitus Iritasi lambung


Edema (kelebihan volme cairan

Resiko infeksi Resiko perdarahan


Per load naik

Respons lokal saraf


terhadap inflamasi

Distensi abdomen

Respons psikologis
Kecemasan pemunuhan Nyeri akut
misiniterpretasi perawatan
kebutuhan informasi
dan pengobatan

Ansietas

12
Patofisiologi Gagal ginjal kronis terjadi akibat konsekuensi
dari 2 mekanisme, yaitu pemicu awal dan mekanisme yang terjadi
terus-menerus. Stimulus yang memulai dapat menjadi masalah
dasar ginjal (perkembangan tidak normal atau atau obstruksi di
sepanjang parenkim ginjal) (Malisa et al., 2022).
Inflamasi yang disebabkan autoimun atau nefrotoksik.
Kerusakan ginjal ini berlanjut dengan proses hiperfiltrasi dan
hipertrofi nefron yang tersisa. mekanisme berlanjut dengan
produksi beberapa hormon (seperti system renin-aldosteron),
sitokin, dan faktor pertumbuhan. Proses ini menyebabkan
peningkatan tekanan pengisian arteri ke nefron, sehingga
menyebabkan perubahan pada permeabelitas vaskuler dan struktur
glomerulus serta perubahan pada podosit; yang akhirnya merusak
sistem filtrasi glomerulus. Pada akhirnya, ini proses lanjutan
menyebabkan sklerosis nefron dan penurunan fungsi ginjal lebih
lanjut.
Diabetes mellitus dapat menyebabkan GGK melalui 3
mekanisme utama. Pertama, hiperglikemia dengan sendirinya
menyebabkan peningkatan faktor pertumbuhan, angiotensin II,
endotelin, dan produk akhir glikasi lanjutan, yang semuanya
berkontribusi pada efek hiperfiltrasi. Kedua, hiperfiltrasi, tekanan
kapiler meningkat, yang akhirnya menyebabkan perubahan pada
glomerulus, termasuk penebalan membran basal, perluasan
mesangium, peningkatan matriks ekstraseluler, dan akhirnya
mengalami fibrosis. Saat ginjal terjadi perubahan ini, albuminuria
meningkat, yang merupakan tambahan faktor risiko penyakit
kardiovaskular (Malisa et al., 2022).
Hipertensi pada ginjal terjadi karena mekanisme yang sedikit
berbeda. Ginjal kehilangan autoregulasi biasa dari arteriol aferen
yang menyebabkan hiperfiltrasi sehingga arteriol aferen mengalami
perubahan vaskular. Jika hiperfiltrasi berlanjut, terjadi kerusakan
lebih lanjut dan perburukan hipertensi lebih lanjut, baik pada tingkat

13
sistemik dan glomerulus, ginjal terus mengalami siklus ini dan
cedera. Akhirnya terjadi glomerulosklerosis kemudian atrofi
dan/atau nekrosis.
Glomerulonephritif menggunakan mekanisme lain hingga
dapat menyebabkan GGK. kerusakan dimulai dengan deposit
kompleks imun ke dalam membran basal, memicu pelepasan
chemokinin yang menarik berbagai neutrofil, sel T, dan makrofag.
Sel-sel imun ini memicu serangkaian tambahan kemokinin dan
sitokinin yang selanjutnya terjadi peradangan dan kerusakan.
Selanjutnya, dapat terjadi protease, komplemen, dan oksidan yang
secara langsung merusak struktur glomerulus. Pada akhirnya,
berkembangnya nefritis interstisial, menyebabkan hilangnya
kemampuan filtrasi dan konsentrasi, berlanjut proteinuria, yang
memicu lebih banyak mediator inflamasi dan aktivasi sistem renin-
angiotensin. Proses ini kemudian menghasilkan peningkatan
tekanan darah (hipertensi) dan iskemik, dan tubulus yang rusak
memicu faktor pertumbuhan tambahan yang akhirnya berujung
pada fibrosis dan jaringan parut (Malisa et al., 2022).

7. Pemeriksaan Penunjang
a. Pemeriksaan Laboratorium
1) Sesuai dengan penyakit yang mendasarinya
2) Hematologi: kadar ureum dan kreatinin serum, penurunan
LFG yang dihitung menggunakan rumus Kockcroft-Gault.
3) Biokimiawi darah, meliputi: hemoglobin, asam urat, hiper
atau kalium, atrium, klorida, posfat, kalsium.
4) Analiis gas darah arteri 5) Urinalisis meliputi: Protein urin,
eritrosit, Leukosit, Cast, isostenuria.
b. Pemeriksaan Radiologi
1) Ultrasonography pada GGK didapatkan adanya kerusakan
struktur ginjal

14
2) Computer Tomography (CT) 3) Intravenous Pyelography
(IVP)
3) Renal Angiography digunakan untuk mengetahui kontras
pada pemeriksaan angiography ditemukan adanya
sumbatan pembuluh darah dan ginjal.
c. Biopsi Ginjal; ditemukan kerusakan nefron (Malisa et al., 2022).

8. Pentalaksaan Medis
Pengobatan penyebab utama penyakit ginjal kronis,
eliminasi atau minimalisasi kondisi penyerta, pencegahan atau
perlambatan penurunan fungsi ginjal, pencegahan dan pengobatan
komplikasi, gangguan metabolisme, pencegahan dan pengobatan
penyakit kardiovaskular, terapi pengganti ginjal berupa cuci darah
(dialysis), transplantasi ginjal adalah bagian dari konsep
manajemen pada penyakit ginjal kronis. Manajemen gagal ginjal
kronik adalaah sebagai berikut:
a. Pengobatan dan pencegahan penyakit kardiovaskular
b. Pengobatan dan pencegahan kondisi komorbiditas
c. Pengobatan dan pencegahan dan komplikasi
d. Pengobatan penyakit yang mendasarinya
e. Dialisis atau transplantasi ginjal
f. Menunda atau menghentikan perkembangan penyakit
(Nurbadriyah, 2021).

B. Konsep Dasar Keperawatan Keluarga


1. Pengertian
Menurut Depkes (1988) Keluarga merupakan unit terkecil
dari masyarakat yang terdiri atas dua atau lebih individu yang
berkumpul dan tinggal di suatu tempat karena adanya hubungan
darah, perkawinan atau adopsi (Harnilawati, 2013).
Keluarga mempunyai tujuan menciptakan dan
mempertahankan budaya serta meningkatkan perkembangan fisik,

15
psikologis dan social anggota. Keluarga merupakan suatu system
terbuka yang dapat mempengaruhi sub system terbuka yang dapat
mempengaruhi sub system (anggota keluarga) dan suprasistem
(masyarakat). Karena sangat menentukan dalam membentuk
anggota keluarga sebagai anggota masyarakat yang sehat bio-
psiko-sosial dan spiritual, maka keluarga merupakan tiitk sentral
pelayanan keperawatan (Alberta, 2017).

2. Keluarga sebagai unit pelayanan


Keluarga merupakan unit pelayanan dasar di masyarakat
yang juga merupakan perawat utama dalam anggota keluarga.
Dalam upaya peningkatan derajat kesehatan dan mengatasi
masalah kesehatan anggota keluarganya, keluarga harus mampu
melaksanakan fungsi perawatan kesehatan keluarga. Fungsi
perawatan keluarga dapat berfungsi dengan baik jika keluarga
dapat melaksanakan tugas keluarga di bidang kesehatan dengan
baik (Mulia, 2018).

3. Tipe-Tipe Keluarga
Pembagian tipe ini tergantung kepada konteks keilmuan dan orang
yang mengelompokkan: (Harnilawati, 2013)
a. Secara Tradisional
Secara tradisional keluarga dikelompokkan menjadi 2 yaitu :
1) Keluarga inti (Nuclear Family) adalah keluarga yang hanya
terdiri dari ayah, ibu dan anak yang diperoleh dari keturunan
atau adopsi atau keduanya.
2) Keluarga besar (Extended Family) adalah keluarga inti
ditambah anggota keluarga lain yang masih mempunyai
hubungan darah (kakek-nenek, paman-bibi).
b. Secara Modern (berkembanganya peran individu dan
meningkatkan rasa individualism maka pengelompokkan tipe
kelaurga selain diatas adalah) : (Harnilawati, 2013)

16
1) Tradisional Nuclear
Keluarga inti (ayah, ibu dan anak) tinggal dalam satu rumah
dalam suatu ikatan perkawinan, satu atau keduanya dapat
berkerja diluar rumah.
2) Reconsituted Nuclear
Pembentukan baru dari keluarga inti melalui perkawinan
kembali suami/istri, tinggal dalam pembentukan satu rumah
dengan anak-anaknya,
3) Middle Age/Aging Couple
Suami sebagai pencari uang, istri dirumah/kedua-duanya
bekerja dirumah, anak-anak sudah meninggalkan rumah
karena sekolah/perkawinan/meniti karier.
4) Dyadic Nuclear
Suami istri yang sudah berumur dan tidak mempunyai anak
yang keduanya atau salah satu bekerja diluar rumah.
5) Single Parent
Satu orang tua sebagai akibat perceraian atau kematian
pasangannya dan anak-anaknya dapat tinggal dirumah atau
diluar rumah.
6) Dual Carrier
Yakni suami istri atau keduanya orang karir dan tanpa anak.
7) Commuter Married
Yaitu suami istri atau keduanya orang karir dan tinggal
terpisah pada jarak tertentu. Single Adult
Wanita atau pria dewasa yang tinggal sendiri dengan tidak
adanya keinginan untuk menikah/kawin.
8) Three Generation
Yaitu tiga generasi atau lebih tinggal dalam satu rumah.
9) Institusional
Yaitu anak-anak atau orang-orang dewasa tinggal dalam
suatu panti-panti

17
10)Communal
Yaitu suatu rumah terdiri dari dua atau lebih pasangan
yang monogamy dengan anak-anaknya dan bersama-
sama dalam penyediaan fasilitas.
11) Group Marriage
Yaitu satu perumahan terdiri dari orang tua dan keturunan
didalam satu kesatuan keluarga dan tiap individu adalah
kawin dengan yang lain dan semua adalah orang tua dari
anak-anak.
12) Unmarried Parent and Child
Yaitu ibu dan anak dimana perkawinan tidak dikehendaki,
anaknya diadopsi.
13) Cohibing Couple
Yaitu dua orang atau satu pasangan yang tinggal bersama
tanpa kawin.
14) Gay and Lesbian Family
Yaitu keluarga yang dibentuk oleh pasangan yang berjenis
kelamin sama (Harnilawati, 2013).

4. Langkah-Langkah dalam Keperawatan Kesehatan Keluarga


Langkah-langkah dalam keperawatan keluarga antara lain
adalah :
a. Membangun kerjasama yang baik dengan keluarga
b. Melakukan pemeriksaan untuk menetukkan adanya masalah
kesehatan keluarga.
c. Perawat melakukan analisa data yang telah didapatkan dengan
mengelompokkan menjadi data subjektif dan objektif
d. Membuat rumusan masalah
e. Menetukkan apakah keluarga mampu dan sanggup untuk
melaksanakan tugas keluarga
f. Menentukkan diagnosa keperawatan keluarga

18
g. Membuat susunan rencana asuhan keperawatan sesuai dengan
prioritas masalah
h. Melaksanakan asuhan keperawatan
i. Melakukan penilaian (evaluasi) terhadap tindakan yang telah
dilakukan
j. Periksa kembali masalah kesehatan yang belum teratasi dan
membuat kembali rencana asuhan keperawatan (Susanto,
2022).

5. Tugas-tugas keluarga dalam bidang kesehatan


Tugas keluarga merupakan dukungan yang penting bagi
lanjut usia terutama bila terjadi ketergantungan dalam memenuhi
kebutuhan, keluarga harus berperan sebagai pemberi perawatan
primer (Gama, Suardana, & Widjanegara, 2014).
Tugas keluarga sangat berpengaruh terhadap besar kecilnya
tingkat depresi. Adapun lima tugas keluarga yang berpengaruh
yaitu (Gama, Suardana, & Widjanegara, 2014):
a. Mengenali masalah kesehatan (Gama, Suardana, &
Widjanegara, 2014)
b. Mengambil keputusan masalah kesehatan terhadap keluarga
yang sakit (Gama, Suardana, & Widjanegara, 2014)
Tugas utama keluarga adalah mampu memutuskan dalam
menentukkan tindakan yang tepat agar masalah kesehatan
dapat teratasi (Salamung, 2021).
c. Keluarga mampu memberikan perawatan pada anggota yang
keluarganya sakit
d. Memodifikasi lingkungan dalam dan luar rumah yang
berdampak terhadap kesehatan keluarga (Gama, Suardana, &
Widjanegara, 2014).
e. Keluarga mampu memanfaatkan fasilitas kesehatan apabila ada
anggota keluarga yang sakit (Salamung, 2021).

19
6. Proses Keperawatan Kesehatan Keluarga
a. Pengkajian
Pengkajian adalah suatu tahapan dimana perawat
menggumpulkan data secara terus menerus terhadap anggota
keluarga. Pengumpulan data merupakan syarat utama untuk
mengidentifikasikan masalah (Alberta, 2017).
Hal-hal yang perlu dalam pengkajian keperawatan
keluarga adalah: Data umum yang meliputi: Identitas keluarga,
tipe keluarga, suku bangsa, agama, status social ekonomi
keluarga, aktivitas rekreasi keluarga. Selanjutnya dilakukan
pengkajian terhadap riwayat dan tahap pengembangan
keluarga yang meliputi: Tahap perkembangan keluarga yang
belum terpenuhi, riwayat keluarga inti dan riwayat keluarga
sebelumnya. Pengkajian lingkungan mencakup: Karaktersitik
rumah, karakteristik tetangga dan komunitas RW, mobilitas
geografis keluarga, perkumpulan keluarga dan interaksi dengan
masyarakat, system pendukung keluarga (Alberta, 2017).
Selain itu juga dilakukan pengkajian struktur keluarga
yaitu: Pola komunikasi keluarga, struktur kekuatan kelaurga,
struktur peran, nilai atau norma dan pengkajian fungsi keluarga
yaitu: Fungsi afektif, fungsi sosialisasi, fungsi perawatan
kesehatan, fungsi reproduksi, fungsi ekonomi. Hal yang perlu
dikaji adalah stress dan koping keluarga meliputi: Stressor
jangka pendek dan panjang, kemampuan keluarga berespon
terhadap stressor, strategi koping yang digunakan, strategi
adaptasi disfungsional yang digunakan. Pemeriksaan fisik
dilakukan terhadap semua anggota keluarga baik yang sakit
maupun yang sehat. Pada akhir pengkajian, perawat
menanyakan harapan keluarga terhadap petugas kesehatan
yang ada (Alberta, 2017).
b. Diagnosis Keperawatan
Tahapan dalam diagnosa keperawatan keluarga antara lain:

20
1) Analisa Data
Cara analisa data adalah sebagai berikut (Dion & Betan,
2013):
a) Validasi data, yaitu meneliti kembali data yang
dikumpulkan dalam pengkajian.
b) Mengelompokkan data berdasarkan kebutuhan biopsiko-
sosial dan spiritual.
c) Membandingkan dengan standart.
d) Membuat kesimpulan tentang kesenjangan yang
ditemukan.
e) Data dibagian dalam data subyektif (ungkapan) dan
obyektif (data yang dapat diuji kebenarannya melalui
observasi, pemfis, dll) (Dion & Betan, 2013).
2) Perumusan Masalah
a) Masalah (Problem)
b) Etiologi (Penyebab)
Dalam keperawatan keluarga, penyebab dari masalah
yang terjadi diambil dari 5 tugas keluarga, kelima
penyebab masalah tersebut adalah (Dion & Betan, 2013):
(1) Keluarga tidak mampu mengenal masalah kesehatan
tiap anggota keluarganya.
(2) Keluarga tidak mampu mengambil keputusan yang
tepat untuk melakukan tindakan yang tepat.
(3) Keluarga tidak mampu merawat anggota keluargnya
yang sakit atau yang tidak dapat menolong dirinya
sendiri karena cacat atau karena usianya yang terlalu
muda.
(4) Keluarga tidak mampu mempertahankan suasana
rumah yang menguntungkan kesehatan dan
perkembangan kepribadian anggota keluarga.

21
(5) Keluarga tidak mampu mempertahankan hubungan
timbal-balik antara keluarga dan lembaga kesehatan
(puskesmas,dll) (Dion & Betan, 2013).
c) Sign & Simptom
Merupakan sekumpulan data tanda dan gejala yang
merupakan manifestasi adanya gangguan dari hasil
pengkajian baik berupa data subyektif maupun obyektif.
Tanda dan gejala inilah yang mendukung adanya masalah
dan penyebab (Dion & Betan, 2013).
3) Prioritas Masalah
Setelah merumuskan masalah, tahap berikutnya adalah
menentukan diagnosa mana yang menjadi diagnosa
prioritas. Untuk mendapatkan masalah prioritas, terlebih
dahulu dilakukan perhitungan dengan menggunakan skala
Baylon dan Maglaya (1978) sebagai berikut (Dion & Betan,
2013):
a) Skoring :
(1) Tentukan skor untuk setiap kriteria
(2) Skor dibagi dengan angka tertinggi dan kalian dengan
(3) Jumlahkan skor untuk semua kriteria
(4) Skor tertinggi adalah 5 = seluruh (Dion & Betan, 2013)
b) Penentuan prioritas sesuai dengan kriteria skala :
(1) Kriteria I
Untuk mengetahui sifat masalah ini, kita
mengacuh pada tipologi masalah kesehatan yang
terdiri dari tiga kelompok besar (Dion & Betan, 2013) :
(a) Ancaman kesehatan
Yaitu keadaan yang memungkinkan terjadinya
penyakit, kecelakaan dan kegagalan.
(b) Kurang/tidak sehat
(c) Situasi Kritis

22
(2) Kriteria II
(a) Pengetahuan yang ada sekarang, teknologi dan
tindakan untuk menangani masalah.
(b) Sumber daya keluarga dalam bentuk fisik,
keuangan dan tenaga.
(c) Sumber daya perawat dalam bentuk pengetahuan,
keterampilan dan waktu.
(d) Sumber daya masyarakat dalam bentuk fasilitas,
organisasi dalam masyarakat dan sokongan
masyarakat (Dion & Betan, 2013).
(3) Kriteria III
(a) Kepelikan dari masalah yang berhubungan
dengan penyakit/masalah.
(b) Lamanya masalah yang berhubungan dengan
jangka waktu masalah itu terjadi.
(c) Tindakan yang sedang dijalankan adalah
tindakan-tindakan yang tepat dalam memperbaiki
masalah (Dion & Betan, 2013).
(4) Kriteria IV
Menonjolnya masalah dimana Perawat perlu
menilai persepsi atau bagaimana keluarga melihat
masalah kesehatan tersebut (Dion & Betan, 2013).
c. Perencanaan
Penyusunan perencanaan keperawatan keluarga
mencakup penentuan prioritas masalah, tujuan dan rencana
tindakan. Tahapan pada penyusunan intervensi keluarga
sebagai berikut (Permatasari, et al., 2017):
1) Menetapkan prioritas masalah keperawatan/diagnosis
keperawatan
Menentukkan prioritas diagnosis keperawatan dalam
keluarga menggunakan teori dari Maglaya (2009) dengan
rumus :

23
Cara mengerjakan skoring :
a) Tentukan skor untuk setiap kriteria
b) Skor dibagi dengan nilai tertinggi pada kriteria tersebut
dan di kalikan :
skor
x bobot
angka tertinggi
c) Jumlahkan skor yang didapatkan dari masing-masing
kriteria
2) Menentukkan tujuan
Setelah perawat menetapkan skoring dalam diagnosis
keperawatan keluarga, selanjutnya adalah menentukkan
lauran keperawatan. Luaran keperawatan adalah aspek-
aspek yang dapat dinilai, diukur dan diobservasi yang
mencakup kondisi klien, perilaku atau dari persepsi klien,
keluarga, atau komunitas sebagai respon terhadap
intervensi keperawatan yang diberikan oleh perawat
(Permatasari, et al., 2017).
3) Menentukkan intervensi keperawatan keluarga
Intervensi keperawatan keluarga adalah upaya
penyusunan strategi tindakan yang dilakukan oleh perawat
untuk mengatasi masalah kesehatan pada klien dan
keterlibatan keluarga serta tim kesehatan yang lainnya.
Intervensi merupakan tahap pengorganisasian dalam proses
keperawatan keluarga yang meliputi penentuan tujuan
perawatan, penetapan standar dan kriteria serta
menentukkan perencanaan untuk mengatasi masalah
keluarga (Permatasari, et al., 2017).
d. Implementasi
Implementasi yang ditujukan pelaksananaannya pada
keluarga meliputi (Salamung, 2021):
1) Meningkatkan kesadaran keluarga terhadap masalah
kesehatan yang sedang dialami oleh anggota keluarganya.

24
2) Memberikan bantuan pada keluarga untuk dapat mengambil
keputusan yang tepat dalam tindakan untuk anggota
keluarganya. Serta mendiskusikan tentang konsekuensi
setiap tindakan.
3) Mempercayakan pada keluarga akan kemampuan dalam
merawat anggota keluarganya yang sakit
4) Memberikan bantuan pada keluarga untuk membuat
lingkungannya menjadi nyaman dan representative serta
sehat untuk anggota keluarganya dan melakukan perubahan
yang seoptimal mungkin
5) Memberikan motivasi kepada keluarga untuk memanfaatkan
dan menggunakan fasilitas pelayanan kesehatan yang ada
di lingkungan sekitarnya.
e. Evaluasi
Evaluasi merupakan proses berkesinambungan yang
terjadi setaip kali seorang perawat memperbaharui rencana
asuhan keperawatan. Evaluasi dilakukan melalui observasi
respon keluarga secara langsung, melakukan wawancara
dengan anggota keluarga dan melalui laporan tertulis baik
secara langsung mapun laporan yang ada di fasilitas kesehatan
(puskesmas) (Syara & Simarmata, 2021).

25
Secara operasional evaluasi dilakukan dengan menilai segala sesuatu
yang dikemukakan oleh keluarga secara subyektif dan hal yang ditemui
perawat secara obyektif setelah dilakukan tindakan keperawatan. Evaluasi
dilakukan selama berlangsungnya proses asuhan keperawatan (evaluasi
formatif) dan pada akhir proses asuhan keperawatan (evaluasi sumatif)
(Syara & Simarmata, 2021).BAB III
TINJAUAN KASUS

A. Pengkajian Keperawatan
1. Identitas Umum Keluarga
a. Identitas Kepala Keluarga
Nama : Tn. S Pendidikan : STM
Umur : 74 Tahun Pekerjaan : Pensiunan
Agama : Protestan Alamat :Jl. Setapak 8
Suku : Toraja No. Telp : -
b. Komposisi Keluarga
Tabel 3.1 Komposisi Keluarga
N Nama L/P Umur Hub.klg Pekerjaan Pendidikan Ket
o
1. Tn. S L 74 Kepala Pensiunan STM Sehat
Tahun Keluarga

2. Ny. Y P 69 Istri IRT SMP Sakit


Tahun

3. Ny.S P 47 Anak Wirausah S1 Sakit


Tahun a

26
4. Nn. Y P 14 SMP Pelajar SMP Sehat
Tahun

c. Genogram

74 69

47

14

Simbol genogram :
: Laki-Laki : Cerai : Diadopsi
: Kembar non identik

27
: Perempuan : Berpisah X : Meninggal
: Kembar identik

------ : Tidak Kawin : Abortus : Klien : Lahir mati

- - - - : Serumah : Keturunan :
Menikah ? : Tidak diketahui
Keterangan :
GI : Ayah dan Ibu pasien sudah meninggal dikarenakan faktor usia.
GII : Klien merupakan anak keempat dari 8 bersaudara dimana
saudara kedua dan ketujuh telah meninggal dikarenakan faktor
usia
GIII : Klien mempunyai 4 anak dimana anak kedua dan 1 orang cucu
saat ini tinggal dengan klien
d. Tipe Keluarga
1) Jenis Type Keluarga :
Type keluarga Ny.Y adalah tipe keluarga (Extended Family)
adalah anggota keluarga besar yang tidak hanya terdiri dari
ayah, ibu, dan anak, tetapi turut ditambah dengan cucu.
2) Masalah yang terjadi dengan type tersebut :
Tidak ada masalah yang terjadi dengan type keluarga
tersebut.
e. Suku Bangsa
1) Asal suku bangsa:
Keluarga Ny.Y berasal dari suku toraja. Klien menggunakan
Bahasa Indonesia dan Bahasa Toraja pada kehidupan
sehari-hari
2). Budaya yang berhubungan dengan kesehatan:
Budaya dan adat yang dilakukan oleh klien tidak ada yang
mempengaruhi kesehatan anggota keluarga

28
f. Agama dan Kepercayaan yang mempengaruhi kesehatan :
Seluruh anggota keluarga Ny.Y menganut agama Toraja dan
tidak ada kepercayaan yang mempengaruhi kesehatan anggota
keluarga.
g. Status Sosial Ekonomi Keluarga :
1) Anggota Keluarga yang Mencari Nafkah :
Sumber pendapatan keluarga diperoleh dari gaji pension
suami dan anaknya yang bekerja sebagai wirausaha
2) Penghasilan:
Penghasilan yang diperoleh sekitar Rp.2.000.000-
3.000.000,-/bulan
3) Upaya lain:
Tidak ada upaya tambahan yang dilakukan dalam
penambahan penghasilan.
4) Harta benda yang dimiliki (perabot, transportasi, dll):
Barang yang dimiliki merupakan barang-barang pribadi
berupa rumah, TV, tempat tidur, perabot rumah tangga dan
transportasi berupa motor.
5). Kebutuhan yang dikeluarkan tiap bulan :
 Biaya makan ± Rp. 1.000.000/bulan
 Bayar listrik ± Rp. 200.000/bulan
 Bayar air ± Rp. 200.000/bulan
h. Aktivitas Rekreasi Keluarga
Pada saat waktu luang Ny.Y mengatakan digunakan
menonton dan berbincang dengan keluarganya dirumah

2. RIWAYAT DAN TAHAP PERKEMBANGAN KELUARGA


a. Tahap perkembangan keluarga saat ini (ditentukan dengan
anak bungsu):

29
Pada saat ini keluarga Ny.Y sedang berada pada tahap
perkembangan keluarga dengan anak usia dewasa dan cucu
yang berada pada usia remaja.
b. Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi dan
kendalanya:
Keluarga mengatakan sudah melaksanakan tugas-tugas
perkembangan keluarga dimana kepala keluarga sudah
memenuhi kebutuhan anggota keluarga, menjaga hubungan
dan waktu bersama anggota keluarga.

c. Riwayat kesehatan keluarga inti


1) Riwayat kesehatan keluarga saat ini:
Ny.Y mengatakan menderita penyakit gagal ginjal atau CKD
kurang lebih 3 bulan, saat ini klien rutin melakukan
hemodialisa di Rumah Sakit Gestrelina dan hanya diantar oleh
suaminya dikarenakan anaknya sibuk dengan pekerjaannya
sehingga tidak ada waktu yang tepat untuk menemani Ny.Y.
Keluhan yang sering Ny.Y rasakan yaitu sering merasa lemas
seperti tidak memiliki tenaga namun kadang tidak
menceritakan kekeluarganya mengenai keluhan yang tidak
terlalu parah karena tidak ingin keluarganya semakin khawatir
dengan kondisinya. Sedangkan Ny.S yang merupakan anak
dari Ny.Y saat ini menderita penyakit Goiter atau gondok dan
telah dianjurkan oleh dokter untuk melakukan operasi namun
Ny.S mengatakan belum ada waktu senggang untuk
melaksanakan operasi tersebut.
2) Riwayat penyakit keturunan :
Ayah Ny.Y mempunyai penyakit yaitu hipertensi
3) Riwayat Kesehatan masing-masing anggota keluarga

Tabel 3.2 Riwayat Kesehatan Keluarga

30
No Nama BB Keadaan Imunisasi (BCG Masalah Tindakan
Kesehatan /Polio Kesehatan yang telah
/DPT/ dilakukan
HB/Campak)
1. Tn. S - Sehat Tidak Tahu Tidak ada Tidak ada
2. Ny.Y - Sakit Tidak Tahu Tidak Ada Tidak ada
3. Ny. S - Sakit Tidak Tahu Tidak Ada Tidak Ada
4. Nn.Y - Sehat Lengkap Tidak Ada Tidak Ada

4) Sumber pelayanan kesehatan yang dimanfaatkan :


Ny.Y mengatakan dirinya biasa diantar oleh suami ke rumah sakit
saat ingin melakukan hemodialisa. Ny.Y Tampak melakukan
Hemodialisa 3 kali dalam seminggu. Sedangkan keluarga Ny.Y
biasa berobat ke Puskesmas ketika merasa obat yang telah
dikonsumsi tidak memiliki efek pada dirinya. Anaknya yaitu Ny.S
jarang mengontrol Kembali ke pelayanan kesehatan mengenai
penyakit goiter yang dialami.
5) Riwayat kesehatan keluarga sebelumnya :
Ny.Y mengatakan memiliki Riwayat hipertensi dan diabetes
mellitus.

3. PENGKAJIAN LINGKUNGAN
a. Karakteristik Rumah
1) Luas rumah : 6 × 6 m2
2) Type rumah : Permanen
3) Kepemilikan : Milik pribadi
4) Jumlah dan ratio kamar/ruangan :
 1 Ruang tamu
 2 Kamar tidur
 1 Dapur dan 1 kamar mandi

31
5) Ventilasi/jendela : Ada
6) Pemanfaatan ruangan : Pemanfaatan ruangan dilakukan
dengan baik dan diletakkan dibagian ruangan sesuai dengan
fungsi atau kegunaannya.
7) Septic tank : Ada, terdapat di belakang rumah
8) Sumber air minum : PAM (Perusahaan Air Minum)
9) Kamar mandi/ WC : Terdapat kamar mandi dengan kondisi
bersih dan baik.
10) Sampah : Sampah diangkut
11) Kebersihan lingkungan : Bersih
b. Karakteristik tetangga dan komunitas RW
1) Kebiasaaan
Kebiasaan yang sering dilakukan dilakukan warga yaitu
mengadakan kerja bakti namun Ny.Y jarang mengikuti
kegiatan tersebut dikarenakan factor usia dan penyakit yang
dialami. Tetangga di tempat tinggal Ny.Y baik ketika
berinteraksi namun memiliki kebiasaan bersikap individual,
dikarenakan warga dilingkungan tersebut Sebagian besar
bekerja.
2) Aturan/Kesepakatan
Ny.Y mengatakan Aturan atau kesepakatan antara pihak
kepala kelurahan dan masyarakat yaitu melakukan
musyawarah diadakan di RW masing-masing. Dan apabila
ada permasalahan segera dikonsultasikan pada RT masing-
masing sebelum diarahkan ke RW.
3) Budaya
Ny.Y mengatakan tidak ada budaya kental yang mengikat
warga di tempat tinggalnya.
c. Mobilitas geografi keluarga :
Ny.Y merupakan penduduk berdomisili di kelurahan kassi-kassi
yang sudah lama tinggal di daerah tersebut.

32
d. Perkumpulan Keluarga dan Interaksi dengan Masyarakat:
Keluarga Ny.Y mampu bersosialisasi dengan masyarakat sekitar
rumah. Interaksi keluarga Ny.Y dengan masyarakat sekitar
cukup baik meskipun keluarga tidak setiap saat dalam
berinteraksi dikarenakan kesibukan masing-masing.
e. System Pendukung Keluarga :
Suami, Ny.Y anak dan cucunya tinggal bersama dan saling
mendukung satu sama lain. Pada pendukung keluarga selalu
ada dukungan dari keluarga besar jika ada masalah.

4. STRUKTUR KELUARGA
a. Pola/ Cara Komunikasi Keluarga :
Keluarga tampak kurang mampu berkomunikasi secara terbuka
diantara anggota keluarga saat penyakit yang dirasakan tidak
terlalu parah. Sedangkan Anak Ny.Y tampak jarang membahas
mengenai penyakitnya.
b. Struktur Kekuatan Keluarga :
Dalam keluarga, suami Ny.Y yang berperan dalam mengambil
keputusan. Sebelum mengambil keputusan suami Ny.Y
berbincang terlebih dahulu dengan keluarganya.
c. Struktur Peran (Peran Masing-Masing Anggota Keluarga) :
Masing-masing anggota keluarga melaksanakan perannya
masing-masing. namun anak Ny.Y juga ikut andil dalam
memenuhi nafkah dikeluarga dikarenakan suami Ny.Y telah
pensiun dari pekerjaannya, dan Ny.Y juga telah memiliki cucu
yang bersekolah di tingkat pertama.
d. Nilai Dan Norma Keluarga :
Nilai dan norma yang dianut adalah kejujuran diantara anggota
keluarga. Ketika ada anggota keluarga yang sakit, biasanya
mengkonsumsi obat terlebih dahulu dan ke puskesmas atau ke
tempat pelayanan kesehatan lainnya.

33
5. FUNGSI KELUARGA
a. Fungsi Afektif :
Keluarga Ny.Y sudah mempersiapkan anggota keluarganya
segala hal dalam bentuk psikososial masing-masing individu
untuk besosialisasi dengan orang lain dan lingkungannya.
b. Fungsi Sosialisasi :
1) Kerukunan hidup dalam keluarga :
Kerukunan keluarga terjaga dengan baik

2) Interaksi dan hubungan dalam keluarga :


Interaksi dalam keluarga sangat baik dan tidak ada masalah
dalam komunikasi karena dilakukan secara terbuka
3) Anggota keluarga yang dominan dalam pengambilan
keputusan
Dalam keluarga, Suami Ny.Y berperan sebagai kepala
rumah tangga dan Ny.Y, anak dan cucunya berperan
sebagai anggota keluarga. Dan suami Ny.Y lebih dominan
dalam pengambilang keputusan.
4) Kegiatan keluarga di waktu senggang :
Kegiatan yang sering dilakukan oleh keluarga adalah
menonton TV, duduk di rumah sambil berbincang-bincang
5) Pertisipasi dalam kegiatan social :
Keluarga Ny.Y kurang aktif dalam kegiatan social di
masyarakat.
c. Fungsi Perawatan Kesehatan :
Ny.Y mengatakan dirinya rutin dalam melakukan Hemodialisa di
Rumah sakit. Sedangkan anak Ny.Y belum melakukan operasi
sesuai dengan yang dianjurkan oleh dokter dikarenakan
pekerjaan dan tidak ada yang menemani untuk berobat. Tampak
aktivitas keluarga mengatasi masalah kesehatan tidak tepat

34
dimana anak Ny.Y tampak tidak pernah pergi ke pelayanan
kesehatan untuk berobat dan keluarga kurang memperhatikan
penyakit yang dialami oleh anak Ny.Y karena menganggap
penyakit yang dialami oleh anaknya tidak berbahaya dan bisa
diobati dikemudian hari.
d. Fungsi Reproduksi
1) Perencanaan jumlah anak : sudah tidak lagi
2) Akseptor : tidak digunakan lagi, alasannya dikarenakan Ny.Y
sudah tua dan sudah menopause

e. Fungsi Ekonomi
1) Upaya pemenuhan sandang pangan :
Dalam upaya pemenuhan sandang pangan, anak Ny.Y
memenuhi kebutuhannya dengan membeli keperluan dari
hasil nafkah yang dia hasilkan dan dari gaji pensiun suami
Ny.Y
2) Pemanfaatan sumber di masyarakat :
Saat ini pemanfaatan sumber di masyarakat belum dilakukan
oleh keluarga Ny.Y

6. STRES DAN KOPING KELUARGA


a. Stressor jangka pendek :
Pada saat pengkajian, Ny.Y mengeluh sering lemas seperti
tidak memiliki tenaga dalam beraktivitas.
b. Stressor jangka panjang:
Ny.Y takut jika penyakit yang dialami menjadi semakin parah
dan klien selalu khawatir terjadi sesuatu yang tidak diinginkan
mengenai kondisinya saat akan melakukan hemodialisa.
c. Respon keluarga terhadap stressor :
Ny.Y mengatakan keluarganya memiliki respon yang baik dalam
memotivasi ketika salah satu anggota keluarganya memiliki

35
keluhan atau masalah. Namun keluarga tampak tidak khawatir
dengan kondisi kesehatan anaknya dan mengatakan kurang
memperhatikan tindakan pengobatan saat merasa anggota
keluarganya tidak memiliki keluhan yang berat sehingga
keluarga tampak belum menemani anak Ny.Y untuk melakukan
pengobatan
d. Strategi koping :
Anggota keluarga selalu berkomunikasi dan membantu jika ada
anggota keluarga yang mengeluhkan kesehatannya

e. Strategi adaptasi fungsional :


Dalam keluarga jika ada yang sakit, mereka selalu saling
membantu dalam menjalankan tugas pemenuhan kebutuhan
sehari-hari.

7. KEADAAN GIZI KELUARGA


a. Pemenuhan gizi
Keluarga tampak gagal melakukan tindakan untuk mengurangi
faktor risiko. Dimana, Keluarga mengatakan bahwa Ny.Y tidak
bisa makan jika makanan tidak digoreng terlebih dahulu
sehingga mau tidak mau keluarga memberikan makanan sesuai
kemauan Ny.Y saat dilakukan pengkajian Tampak adanya
makanan yang digoreng seperti ikan dan sayur tumis.

8. HARAPAN KELUARGA
a. Terhadap masalah kesehatannya:
Ny.Y berharap bisa cepat pulih dan berharap keluarganya tidak
memiliki keluhan kesehatan lagi
b. Terhadap petugas kesehatan yang ada :

36
Ny.Y berharap ada petugas kesehatan dapat membantu
keluarganya dalam mengobati penyakit yang diderita baik
dirinya maupun keluarganya.

37
9. PEMERIKSAAN FISIK
Tabel 3.3 Pemeriksaan Fisik
N Variabel Nama Anggota Keluarga
o Tn.S Ny.Y Ny.S Nn.Y
1. Riwayat Tidak Ada CKD Goiter Tidak ada
penyakit
saat ini
2. Keluhan Tidak Ada Kadang Saat ini Tidak ada
yang merasa Ny.S tidak
dirasakan lemas merasakan
seperti keluhan
tidak terkait
memiliki kondisi
tenaga yang
untuk dialami
beraktivitas
3. Tanda dan Tidak Ada Lemas, Terdapat Tidak ada
gejala tidak benjolan
bertenaga, diarea leher
kurang
mampu
beraktivitas
terlalu lama
4. Riwayat Tidak Ada Hipertensi Tidak ada Tidak ada
penyakit
sebelumny
a
5. Tanda- TD : 152/90 TD : 133/92 TD : 126/80 TD : 126/89
tanda vital mmHg mmHg mmHg mmHg
N : N : N : 80 N : 73
109x/menit 87x/menit x/menit x/menit
S : 36 ºC S : 36 ºC S : 36 ºC S : 36 ºC
P : 20 P : 20 P : P : 20
x/menit x/menit 20x/menit x/menit

6. Sistem Simetris kiri Tidak Simetris kiri Simetris kiri


Cardiovask dan kanan, dilakukan dan kanan, dan kanan,
uler tidak ada pemeriksaa tidak ada tidak ada
nyeri tekan, n (tidak nyeri tekan, nyeri tekan,
tidak ada berada tidak ada tidak ada
suara dirumah) suara suara
murmur murmur. murmur.
7. Sistem Simetris kiri Simetris kiri Simetris kiri Simetris kiri
Respirasi kanan, kanan, kanan, kanan,
tidak ada tidak ada tidak ada tidak ada

38
nyeri tekan, nyeri tekan, nyeri tekan, nyeri tekan,
tidak ada tidak ada tidak ada tidak ada
bunyi suara bunyi suara bunyi suara bunyi suara
tambahan, tambahan, tambahan, tambahan,
bunyi bunyi bunyi bunyi
pernafasan pernafasan pernafasan pernafasan
vesikuler vesikuler vesikuler vesikuler
8. Sistem Gi Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada
Tract pembengka pembengka pembengka pembengka
kan, dan kan, dan kan, dan kan, dan
tidak ada tidak ada tidak ada tidak ada
nyeri tekan nyeri tekan nyeri tekan nyeri tekan
9. Sistem Tingkat Tingkat Tingkat Tingkat
Persarafan Kesadaran Kesadaran Kesadaran Kesadaran
: : : :
Composme Composme Composme Composme
ntis ntis ntis ntis
1 Sistem Ekstremis Ekstremis Ekstremis Ekstremis
0. Muskuloske atas dan atas dan atas dan atas dan
letal bawah : bawah : bawah : bawah :
Kekuatan Kekuatan Kekuatan Kekuatan
otot baik, otot baik, otot baik, otot baik,
tidak ada tidak ada tidak ada tidak ada
kelainan, kelainan, kelainan, kelainan,
dan tidak terpasang dan tidak dan tidak
ada CDL di ada ada
pembengka ekstremitas pembengka pembengka
kan atas kiri kan kan
dan tidak
ada
pembengka
kan
1 Sistem Baik Baik Baik Baik
1. Genitalia

39
Tabel 3.4 Tingkat Kemandirian Keluarga

Tingkat
Kemand
irian Kriteria Kemandirian Keluarga
Keluarg
a
(1) Kelu (2) Keluar (3) Kelu (4) Keluar (5) Keluarg (6) Keluarg (7) Kelua
arga ga arga ga a a rga
men mener tahu mema melaku melaku mela
erim ima dan nfaatk kan kan kuka
a pelay dapa an tindaka tindaka n
pera anan t fasilita n n tinda
wat keseh men s kepera penceg kan
atan gung pelaya watan ahan prom
sesuai kapk nan sederh secara otif
renca an keseh ana aktif secar
na mas atan sesuai a
keper alah sesuai anjuran aktif
awata kese anjura
n hata n
keluar nnya
ga seca
ra
bena
r
KM – I √ √

KM – II √ √ √ √ √

KM – III √ √ Tidak Tidak Tidak Tidak

KM – 1V √ √ Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak

40
10. ANALISA DATA
Tabel 3.5 Analisa Data
No Data Penunjang Problem Etiologi
1. Data Subjektif : Gangguan Perubahan Status
1. Ny.Y mengatakan Proses Keluarga Kesehatan Anggota
menderita penyakit (D.0120) Keluarga
gagal ginjal atau
CKD kurang lebih 3
bulan
2. Ny.S yang
merupakan anak
dari Ny.Y saat ini
menderita penyakit
Goiter atau gondok
3. Ny.Y mengatakan
kadang tidak
menceritakan
kekeluarganya
mengenai keluhan
yang tidak terlalu
parah karena tidak
ingin keluarganya
semakin khawatir
dengan kondisinya.

Data Objektif :
1. Ny.Y Tampak
melakukan
Hemodialisa 3 kali
dalam seminggu
2. Tampak kurang

41
mampu
berkomunikasi
secara terbuka
diantara anggota
keluarga
3. Anak Ny.Y tampak
jarang membahas
mengenai
penyakitnya
2. Data Subjektif : Manajemen Kompleksitas program
1. Keluarga Ny.Y biasa Kesehatan perawatan/pengobatan
berobat ke Keluarga Tidak
Puskesmas ketika Efektif
merasa obat yang (D.0115)
telah dikonsumsi
tidak memiliki efek
pada dirinya.
2. Keluarga
mengatakan bahwa
Ny.Y tidak bisa
makan jika
makanan tidak
digoreng terlebih
dahulu.
3. Ny.S yang
merupakan anak
dari Ny.Y telah
dianjurkan oleh
dokter untuk
melakukan operasi
namun Ny.S

42
mengatakan belum
ada waktu
senggang untuk
melaksanakan
operasi tersebut
4. Anaknya yaitu Ny.S
mengatakan jarang
mengontrol Kembali
ke pelayanan
kesehatan
mengenai penyakit
goiter yang dialami
5. Anak Ny.Y
mengatakan belum
melakukan operasi
sesuai dengan yang
dianjurkan oleh
dokter dikarenakan
pekerjaan dan tidak
ada yang menemani
untuk berobat.

Data Objektif :
1. Tampak Gagal
melakukan
Tindakan untuk
mengurangi faktor
risiko
2. Anak Ny.Y tampak
tidak pernah pergi
ke pelayanan

43
kesehatan untuk
berobat
3. Tampak adanya
makanan yang
digoreng seperti
ikan dan sayur
tumis
4. Aktivitas keluarga
mengatasi masalah
kesehatan tidak
tepat

3. Data Subjektif : Ketidakmampuan Resistensi keluarga


1. Ny. Y mengatakan Koping Keluarga terhadap
selalu khawatir (D.0093) perawatan/pengobatan
terjadi sesuatu yang yang kompleks
tidak diinginkan
mengenai
kondisinya saat
akan melakukan
hemodialisa.
2. Keluarga kurang
memperhatikan
penyakit yang
dialami oleh anak
Ny.Y karena
menganggap
penyakit yang
dialami oleh
anaknya tidak
berbahaya dan bisa

44
diobati dikemudian
hari.

Data Objektif :
1. Tampak tidak
khawatir dengan
kondisi kesehatan
anaknya
2. Keluarga tampak
belum menemani
anak Ny.Y untuk
melakukan
pengobatan

B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Tabel 3.6 Diagnosa Keperawatan
No Tanggal Muncul Diagnosa Keperawatan
1. 30/05/2023 Gangguan proses keluarga
2. 30/05/2023 Manajemen kesehatan keluarga tidak efektif
3. 30/05/2023 Ketidakmampuan koping keluarga

45
C. SKALA MENENTUKAN PRIORITAS
Tabel 3.7 Skala Penentuan Prioritas
Kriteria Bobot Perhitunga Skor Pembenaran
n
Dx Keperawatan 1 : Gangguan Proses Keluarga
Sifat Masalah : Aktual 1 3/3 × 1 = 1 1 Sifat masalah dapat
mengancam apabila
perilaku kesehatan
tidak di ubah
Kemungkinan masalah 2 2/2 × 2 = 2 2 Fasilitas kesehatan
dapat diubah : mudah tersedia dan dapat
seluruhnya dijangkau.
Potensial masalah dapat 1 3/3 × 1 = 1 1 Adanya kemauan
dicegah : Tinggi untuk sembuh dan
mengubah perilaku
Menonjolnya masalah : 1 2/2 × 1 = 1 1 Masalah perubahan
dirasakan dan segera perilaku kesehatan
ditangani membutuhkan
perhatian dan
segera diatasi yakni
adaptasi terhadap
perubahan
kesehatan yang
dialami
Total skor 5
Dx Keperawatan 2 : Manajemen kesehatan keluarga tidak efektif
Sifat Masalah : Aktual 1 3/3 × 1 = 1 1 Sifat masalah dapat
mengancam
kesehatannya tidak
diperhatikan
Kemungkinan masalah 2 1/2 × 2 = 2 1 Kemungkinan

46
dapat diubah : mudah sebagian masalah
seluruhnya dapat diubah yakni
memanajemen
kesehatan keluarga
dengan efektif
Potensial masalah dapat 1 3/3 × 1 = 1 1 Potensial masalah
dicegah : Tinggi untuk dicegah tinggi
apabila mematuhi
dan mengubah pola
hidup lebih baik
Menonjolnya masalah : 1 2/2 × 1 = 1 1 Menonjolnya
dirasakan dan segera masalah
ditangani membutuhkan
perhatian dan
segera diatasi agar
tidak berdampak
lebih buruk
Total Skor 4
Dx Keperawatan 3 : Ketidakmampuan koping keluarga
Sifat Masalah : Potensial 1 3/3 × 1 = 1 1 Sifat masalah dapat
tidak telalu
mengancam apabila
tidak diberikan
namun tetap
diberikan dukungan
agar membantu
mengatasi situasi
yang dialami
anggota keluarga
secara efektif.
Kemungkinan masalah 2 1/2 × 2 = 2 1 Kemungkinan

47
dapat diubah : mudah masalah mudah
seluruhnya diubah apabila
keluarga berperan
dalam memahami
perasaan anggota
keluarganya dengan
pemberian
dukungan untuk
melakukan
pengobatan
Potensial masalah dapat 1 3/3 × 1 = 1 1 Potensial masalah
dicegah : Tinggi untuk dicegah tinggi
apabila keluarga
dapat memotivasi
anggota keluarga
yang sakit agar
mempertahankan
pola hidup yang
sehat
Menonjolnya masalah : 1 2/2 × 1 = 1 1 Menonjolnya
dirasakan dan segera masalah
ditangani membutuhkan
perhatian dan
segera diatasi agar
tidak berdampak
lebih buruk
Total Skor 4

48
D. RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN
Tabel 3.8 Rencana Asuhan Keperawatan
Data Pendukung Diagnosa Tujuan dan Kriteria Intervensi
Masalah Keluarga Keperawatan Hasil
Data Subjektif : Gangguan Setelah dilakukan Promosi Proses
1. Ny.Y Proses Keluarga tindakan proses Efektif Keluarga
mengatakan (D.0120) keluarga didapatkan (I.13496)
menderita kriteria hasil yaitu : Observasi
penyakit gagal 1. Adaptasi keluarga 1. Identifikasi masalah
ginjal atau CKD terhadap situasi atau gangguan dalam
kurang lebih 3 meningkat dengan proses keluarga
bulan skor 5 2. Identifikasi kebutuhan
2. Ny.S yang 2. Kemampuan perawatan mandiri di
merupakan anak keluarga rumah untuk klien
dari Ny.Y saat ini berkomunikasi dan tetap beradaptasi
menderita secara terbuka dengan pola hidup
penyakit Goiter diantara anggota keluarga
atau gondok keluarga meningkat Terapeutik
3. Ny.Y dengan skor 5 1. Pertahankan interaksi
mengatakan 3. Sikap respek yang berkelanjutan
kadang tidak terhadap angota dengan anggota
menceritakan keluarga meningkat keluarga
kekeluarganya dengan skor 5 2. Motivasi anggota
mengenai keluarga untuk
keluhan yang melakukan aktivitas
tidak terlalu bersama
parah karena 3. Fasilitasi anggota
tidak ingin keluarga melakukan
keluarganya kunjungan rumah
semakin khawatir sakit
dengan Edukasi
kondisinya. 1. Jelaskan strategi

49
mengembalikan
kehidupan keluarga
Data Objektif : yang normal kepada
1. Ny.Y Tampak anggota keluarga
melakukan 2. Diskusikan dukungan
Hemodialisa 3 sosial dari sekitar
kali dalam keluarga
seminggu
2. Tampak kurang
mampu
berkomunikasi
secara terbuka
diantara anggota
keluarga
3. Anak Ny.Y
tampak jarang
membahas
mengenai
penyakitnya
Data Subjektif : Manajemen Setelah dilakukan Dukungan Keluarga
1. Keluarga Ny.Y Kesehatan manajemen Merencanakan
biasa berobat ke Keluarga Tidak kesehatan keluarga Perawatan (I.13477)
Puskesmas Efektif didapatkan kriteria Observasi
ketika merasa (D.0115) hasil yaitu : 1. Identifikasi kebutuhan
obat yang telah 1. Kemampuan dan harapan keluarga
dikonsumsi tidak menjelaskan tentang kesehatan
memiliki efek masalah kesehatan 2. Identifikasi
pada dirinya. yang dialami konsekuensi tidak
2. Keluarga meningkat dengan melakukan tindakan
mengatakan skor 5 bersama keluarga
bahwa Ny.Y tidak 2. aktivitas keluarga 3. Identifikasi tindakan
bisa makan jika mengatasi maslaah yang dapat dilakukan

50
makanan tidak kesehatan tepat keluarga
digoreng terlebih meningkat dengan Terapeutik
dahulu. skor 5 1. Motivasi
3. Ny.S yang 3. Tindakan untuk pengembangan sikap
merupakan anak mengurangi faktor dan emosi yang
dari Ny.Y telah risiko meningkat mendukung upaya
dianjurkan oleh dengan skor 5 kesehatan
dokter untuk 2. Gunakan sarana dan
melakukan fasilitas yang ada
operasi namun dalam keluarga
Ny.S mengatakan 3. Ciptakan perubahan
belum ada waktu lingkungan rumah
senggang untuk secara optimal
melaksanakan Edukasi
operasi tersebut 1. Informasikan fasilitas
4. Anaknya yaitu kesehatan yang ada
Ny.S mengatakan dilingkungan
jarang keluarga
mengontrol 2. Anjurkan
Kembali ke menggunakan
pelayanan fasilitas kesehatan
kesehatan yang ada
mengenai 3. Ajarkan cara
penyakit goiter perawatan yang bisa
yang dialami dilakukan keluarga
5. Anak Ny.Y
mengatakan
belum melakukan
operasi sesuai
dengan yang
dianjurkan oleh
dokter

51
dikarenakan
pekerjaan dan
tidak ada yang
menemani untuk
berobat.

Data Objektif :
1. Tampak Gagal
melakukan
Tindakan untuk
mengurangi
faktor risiko
2. Anak Ny.Y
tampak tidak
pernah pergi ke
pelayanan
kesehatan untuk
berobat
3. Tampak adanya
makanan yang
digoreng seperti
ikan dan sayur
tumis
4. Aktivitas keluarga
mengatasi
masalah
kesehatan tidak
tepat
Data Subjektif : Ketidakmampua Setelah dilakukan Dukungan Koping
1. Ny. Y n Koping Tindakan koping Keluarga (I.09260)
mengatakan Keluarga keluarga didapatkan Observasi
selalu khawatir (D.0093) kriteria hasil yaitu : 1. Identifikasi respons

52
terjadi sesuatu 1. Kepuasan terhadap emosional terhadap
yang tidak perilaku bantuan kondisi saat ini
diinginkan anggota keluarga 2. Identifikasi
mengenai lain meningkat kesesuaian antara
kondisinya saat dengan skor 5 harapan pasien,
akan melakukan 2. Komitmen pada keluarga dan tenaga
hemodialisa. perawatan/pengobat kesehatan
2. Keluarga kurang an meningkat Terapeutik
memperhatikan dengan skor 5 1. Dengarkan masalah,
penyakit yang 3. Komunikasi antara perasaan dan
dialami oleh anak anggota keluarga pertanyaan keluarga
Ny.Y karena meningkat dengan 2. Diskusikan rencana
menganggap skor 5 medis dan
penyakit yang perawatan
dialami oleh 3. Fasilitasi
anaknya tidak pengungkapan
berbahaya dan perasaan antara
bisa diobati pasien dan keluarga
dikemudian hari. atau antar anggota
keluarga
Data Objektif : Edukasi
1. Tampak tidak 1. Informasikan fasilitas
khawatir dengan perawatan
kondisi kesehatan yang
kesehatan tersedia
anaknya
2. Keluarga tampak
belum menemani
anak Ny.Y untuk
melakukan
pengobatan

53
E. CATATAN ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA
Implementasi Hari-1
Tabel 3.9 Asuhan Keperawatan Keluarga

No Diagnosa Implementasi Evaluasi Tanggal/


Keperawatan Waktu Paraf
1. Gangguan 1. Mengidentifikasi S: 02/06/2023
Proses Keluarga masalah atau 1. Ny.Y 09.30
(D.0120) gangguan dalam mengatakan
proses keluarga akan mulai
Hasil : Klien beradaptasi
mengatakan terjadi dengan penyakit
perubahan pada yang dideritanya
status kesehatan 2. Keluarga Ny.Y
dikeluarganya yaitu, mengatakan
Ny.Y menderita CKD akan lebih sering
kurang lebih 3 bulan berinteraksi
dan anaknya antar anggota
menderita penyakit keluarganya
Goiter sehingga untuk
belum mengetahui mengetahui
tindakan yang harus sertiap keluhan
dilakukan dalam dan kondisi yang
jangka panjang untuk dirasakan oleh
mengontrol anggota
kondisinya menuju keluarganya
sehat. Ny.Y kurang O :
berkomunikasi 1. Komunikasi
terhadap antar anggota
keluarganya keluarga masih
mengenai kondisinya rendah
dikarenakan takut 2. Upaya
keluarganya khawatir peningkatan

54
dan masih belum status
bisa beradaptasi kesehatan mulai
dengan kondisinya. dilakukan
Sedangkan anaknya A : Masalah belum
menganggap teratasi
penyakit yang P : Lanjutkan Intervensi
diderita tidak terlalu 1. Pertahankan
parah dan interaksi yang
pengobatannya berkelanjutan
masih bisa ditunda. dengan anggota
2. Mengidentifikasi keluarga
kebutuhan 2. Motivasi
perawatan mandiri di anggota
rumah untuk klien keluarga untuk
dan tetap melakukan
beradaptasi dengan aktivitas
pola hidup keluarga bersama
Hasil : Ny.Y 3. Fasilitasi
mengatakan akan anggota
mulai beradaptasi keluarga
dengan penyakit melakukan
yang dideritanya. kunjungan
Namun, Klien rumah sakit
membutuhkan 4. Jelaskan strategi
informasi mengenai mengembalikan
cara mengurangi kehidupan
risiko penyakit keluarga yang
keluarganya agar normal kepada
tidak bertambah anggota
parah keluarga
3. Mempertahankan 5. Diskusikan
interaksi yang dukungan sosial

55
berkelanjutan dari sekitar
dengan anggota keluarga
keluarga
Hasil : Komunikasi
antar keluarga masih
rendah dimana salah
satu anggota
keluarga yang sakit
tampak jarang
berkomunikasi
mengenai penyakit
yang dialaminya.
4. Memotivasi anggota
keluarga untuk
melakukan aktivitas
bersama
Hasil : Keluarga
diberikan motivasi
untuk melakukan
aktivitas bersama
dan saling
membantu anggota
keluarganya yang
tidak mampu
memenuhi
kebutuhan dasarnya.
5. Memfasilitasi
anggota keluarga
melakukan
kunjungan rumah
sakit
Hasil : Anak Ny.Y

56
diberikan informasi
pemahaman
mengenai risiko yang
dapat ditimbulkan
akibat dari
penundaan
pengobatan dan
dianjurkan untuk
melakukan
kunjungan atau
kontrol ke pelayanan
kesehatan. Upaya
peningkatan
kesehatan mulai
dilakukan pada Ny.Y
dengan rutin
melakukan
pengobatan. Namun,
anak Ny.Y tampak
belum melakukan
kunjungan ke
pelayanan kesehatan
2. Manajemen 1. Mengidentifikasi S: 02/06/2023
Kesehatan kebutuhan dan 1. Keluarga 10.00
Keluarga Tidak harapan keluarga mengatakan akan
Efektif tentang kesehatan memanfaatkan
(D.0115) Hasil : Keluarga fasilitas kesehatan
mengatakan yang ada
membutuhkan 2. Keluarga
dukungan dan saling mengatakan akan
membantu untuk lebih
dapat Kembali memperhatikan

57
menjadi keluarga kondisinya dan
yang mampu melakukan tindakan
mangatasi setiap bersama dengan
situasi yang ada dan keluarga
harapan keluarga O :
semoga penyakit 1. Ny.Y tampak belum
yang diderita anggota bisa mengubah pola
keluarganya dapat hidup sesuai anjuran
segera sembuh. 2. Anak Ny.Y tampak
2. Mengidentifikasi belum
konsekuensi tidak memanfaatkan
melakukan tindakan pelayanan
bersama keluarga kesehatan yang ada
Hasil : Konsekuensi A : Masalah belum
tidak melakukan teratasi
bersama keluarga P : Lanjutkan
yaitu ketidakpedulian intervensi
anggota keluarga 1. Identifikasi
dalam pengobatan konsekuensi
dengan teratur terkait tidak melakukan
dengan penyakit yang tindakan
dialami. Dan bersama
kurangnya anggota keluarga
keluarga yang sakit 2. Identifikasi
dalam memanajemen tindakan yang
kesehatan agar dapat dilakukan
mengurangi faktor keluarga
risiko terhadap 3. Motivasi
penyakit yang diderita pengembangan
3. Mengidentifikasi sikap dan emosi
tindakan yang dapat yang
dilakukan keluarga mendukung

58
Hasil : Keluarga upaya
dapat melakukan kesehatan
tindakan mengontrol 4. Informasikan
pengobatan Ny.Y fasilitas
agar risiko keparahan kesehatan yang
penyakit CKD tidak ada
terjadi. dan keluarga dilingkungan
dapat memotivasi dan keluarga
memfasilitasi anak 5. Anjurkan
Ny.Y untuk menggunakan
melakukan fasilitas
pengobatan terkait kesehatan
penyakit Goiter yang 6. Anjurkan
dialami sesuai menggunakan
dengan anjuran fasilitas
tenaga kesehatan. kesehatan yang
4. Memotivasi ada
pengembangan sikap
dan emosi yang
mendukung upaya
kesehatan
Hasil : Ny.Y diberikan
sikap penuh perhatian
dan keluarga
dianjurkan untuk
selalu mendukung
Ny.Y dalam
melakukan
pengobatan dan
upaya pola hidup yang
sesuai dengan
anjuran tenaga

59
kesehatan
4. Menginformasikan
fasilitas kesehatan
yang ada dilingkungan
keluarga
Hasil : Ny.Y
dianjurkan untuk
selalu rutin dalam
melakukan
pengobatan di Rumah
sakit yang sering
dikunjungi dan
Anaknya diberikan
informasi untuk
memeriksakan
kesehatannya lebih
lanjut di Puskesmas,
Klinik maupun Rumah
sakit yang dekat
dengan rumahnya.
5. Menganjurkan
menggunakan fasilitas
kesehatan yang ada
Hasil : Keluarga
mengatakan akan
memanfaatkan
fasilitas kesehatan
yang ada disekitar
lingkungan rumahnya,
seperti Puskesmas
3. Ketidakmampuan 1. Mengidentifikasi S: 02/06/2023
Koping Keluarga respons emosional 1. Keluarga 11.30

60
(D.0093) terhadap kondisi saat mengatakan
ini takut kondisi
Hasil : Keluarga penyakit
mengatakan takut anggota
kondisi penyakit keluarganya
anggota keluarganya bertambah
bertambah parah. parah
Keluarga nampak 2. Keluarga
khawatir ketika mengatakan
mengungkapkan akan melakukan
perasaannya perilaku sesuai
2. Mengidentifikasi dengan
kesesuaian antara informasi yang
harapan pasien, diberikan
keluarga dan tenaga 3. Keluarga
kesehatan mengatakan
Hasil : Klien, Keluarga akan sering
dan Tenaga berkomunikasi
Kesehatan memiliki dengan anggota
harapan yang sama keluarganya
yaitu dapat sehat O :
Kembali dan tidak 1. Keluarga
memiliki keluhan nampak
mengenai kondisi khawatir ketika
anggota keluarganya. mengungkapkan
3. Mendengarkan perasaannya
masalah, perasaan 2. Klien tampak
dan pertanyaan siap untuk
keluarga melakukan
Hasil : Klien tindakan yang
mengatakan dirinya dianjurkan
belum mengerti 3. Keluarga

61
bagaimana cara tampak kurang
menghadapi memperhatikan
penyakitnya dalam tingkat
waktu jangka Panjang. keparahan
Klien merasa khawatir penyakit yang
jika semakin hari diderita oleh
penyakit yang salah satu
dideritanya semakin anggota
parah. dan Klien keluarganya
mengatakan kurang A : Masalah belum
memperhatikan teratasi
tingkat keparahan P : Lanjutkan intervensi
penyakit yang diderita 1. Identifikasi
anaknya karena respons
anaknya tidak emosional
mengeluhkan apapun terhadap kondisi
mengenai kondisinya saat ini
saat ini. 2. Identifikasi
4. Mendiskusikan kesesuaian
rencana medis dan antara harapan
perawatan pasien, keluarga
Hasil : Keluarga dan tenaga
diberikan rencana kesehatan
agar selalu 3. Dengarkan
mengontrol anggota masalah,
keluarga nya yaitu perasaan dan
Ny.Y untuk melakukan pertanyaan
hemodialisa sesuai keluarga
waktu yang ditentukan 4. Diskusikan
oleh tenaga rencana medis
kesehatan, melakukan dan perawatan
pengontrolan 5. Fasilitasi

62
mengenai pola hidup pengungkapan
untuk menghindari perasaan antara
faktor risiko yang ada. pasien dan
dan keluarga keluarga atau
diberikan penjelasan antar anggota
mengenai kondisi keluarga
anaknya dan diberikan 6. Informasikan
rencana untuk fasilitas
menemani anaknya perawatan
yaitu Ny.S untuk kesehatan yang
melakukan tersedia
pengobatan terkait
penyakit yang dialami.
Klien tampak siap
untuk melakukan
tindakan yang
dianjurkan
5. Memfasilitasi
pengungkapan
perasaan antara
pasien dan keluarga
atau antar anggota
keluarga
Hasil : Keluarga
diberikan informasi
agar selalu
berkomunikasi antar
anggota keluarga,
keluarga dianjurkan
untuk menceritakan
semua masalah yang
sedang dihadapi dan

63
kebutuhan atau
bantuan yang
diinginkan dari
keluarganya. dan
keluarga diberikan
pemahaman
mengenai pentingnya
saling mendukung
antar anggota
keluarga dalam
meningkatkan
motivasinya untuk
melakukan
pengobatan. Keluarga
mengatakan akan
sering berkomunikasi
dengan anggota
keluarganya dan
melakukan perilaku
sesuai dengan
informasi yang
diberikan
6. Menginformasikan
fasilitas perawatan
kesehatan yang
tersedia
Hasil : Keluarga
mengetahui fasilitas
perawatan kesehatan
yang tersedia disekitar
lokasi rumahnya.
Implementasi Hari-2

64
Diagnosa
No Implementasi Evaluasi Tanggal/
Keperawatan
waktu paraf
1. Gangguan 1. Mempertahankan S: 05/06/2023
Proses Keluarga interaksi yang 1. Keluarga 10.00
(D.0120) berkelanjutan dengan mengatakan akan
anggota keluarga mempertahankan
Hasil : Dianjurkan interaksi yang baik
untuk antar anggota
mempertahankan keluarga mengenai
interaksi keluarga, situasi yang sedang
bersikap untuk saling dialami
terbuka setiap kondisi 2. Keluarga
yang dirasakan dan mengatakan saling
respek terhadap membantu anggota
situasi keluarga. keluarganya untuk
Keluarga beradaptasi dengan
mengatakan akan perubahan kondisi
mempertahankan yang dialami.
interaksi yang baik O :
antar anggota 1. Komunikasi antar
keluarga mengenai anggota keluarga
situasi yang sedang masih rendah
dialami 2. Upaya peningkatan
2. Memotivasi anggota status kesehatan
keluarga untuk mulai dilakukan
melakukan aktivitas 3. Keluarga mulai
bersama beradaptasi
Hasil : Keluarga dengan situasi
mengatakan perubahan status
melakukan aktivitas kesehatan anggota
bersama dan saling keluarganya
membantu anggota A : Masalah belum

65
keluarganya untuk teratasi
beradaptasi dengan P : Lanjutkan Intervensi
perubahan kondisi 1. Pertahankan
yang dialami. interaksi yang
3. Memfasilitasi anggota berkelanjutan
keluarga melakukan dengan anggota
kunjungan rumah keluarga
sakit 2. Motivasi anggota
Hasil : Keluarga keluarga untuk
diberikan informasi melakukan aktivitas
pemahaman bersama
mengenai risiko yang 3. Fasilitasi anggota
dapat ditimbulkan keluarga
akibat dari melakukan
penundaan kunjungan rumah
pengobatan dan sakit
dianjurkan untuk 4. Jelaskan strategi
melakukan kunjungan mengembalikan
atau kontrol ke kehidupan keluarga
pelayanan kesehatan yang normal
4. Menjelaskan strategi kepada anggota
mengembalikan keluarga
kehidupan keluarga 5. Diskusikan
yang normal kepada dukungan sosial
anggota keluarga dari sekitar
Hasil : Keluarga keluarga
diberikan penjelasan
bahwa dukungan,
kepatuhan
pengobatan dan
kebiasaan melakukan
pola hidup sesuai

66
anjuran dapat
dilakukan agar dapat
mengurangi tingkat
pengurangan
keparahan penyakit
yang dialami oleh
anggota keluarganya.
5. Mendiskusikan
dukungan sosial dari
sekitar keluarga
Hasil : Keluarga
diberikan
pemahaman bahwa
dukungan sosial
dapat menjadi
motivasi untuk
menghadapi
perubahan kesehatan
yang dialami saat ini.
Dikarenakan
lingkungan sekitar
dapat memberikan
solusi tambahan
dalam pemanfaatan
sumber pelayanan
kesehatan yang ada
2. Manajemen 1. Mengidentifikasi S: 05/06/2023
Kesehatan konsekuensi tidak 3. Keluarga mengatakan 10.30
Keluarga Tidak melakukan tindakan akan memanfaatkan
Efektif bersama keluarga fasilitas kesehatan
(D.0115) Hasil : Konsekuensi yang ada
tidak melakukan 4. Ny.Y mengatakan

67
bersama keluarga akan lebih
yaitu kurangnya memperhatikan
anggota keluarga kondisinya dan
yang sakit dalam melakukan tindakan
memanajemen pengobatan dan
kesehatan agar perawatan bersama
mengurangi faktor bersama dengan
risiko terhadap keluarga
penyakit yang diderita O:
2. Mengidentifikasi 1. Keluarga masih tidak
tindakan yang dapat melakukan tindakan
dilakukan keluarga untuk mengurangi
Hasil : Keluarga dapat faktor risiko
melakukan tindakan 2. Anak Ny.Y tampak
mengontrol belum memanfaatkan
pengobatan Ny.Y agar pelayanan kesehatan
risiko keparahan yang ada
penyakit CKD tidak 3. Aktivitas keluarga
terjadi. dan keluarga mengatasi masalah
dapat memotivasi dan kesehatan tidak tepat
memfasilitasi anak A : Masalah belum
Ny.Y untuk melakukan teratasi
pengobatan terkait P : Lanjutkan intervensi
penyakit Goiter yang 1. Identifikasi
dialami sesuai dengan konsekuensi tidak
anjuran tenaga melakukan
kesehatan. tindakan bersama
5. Memotivasi keluarga
pengembangan sikap 2. Identifikasi
dan emosi yang tindakan yang
mendukung upaya dapat dilakukan
kesehatan keluarga

68
Hasil : Ny.Y diberikan 3. Motivasi
sikap penuh perhatian pengembangan
dan keluarga sikap dan emosi
dianjurkan untuk selalu yang mendukung
mendukung Ny.Y upaya kesehatan
dalam melakukan 4. Gunakan sarana
pengobatan dan upaya dan fasilitas yang
pola hidup yang sesuai ada dalam
dengan anjuran tenaga keluarga
kesehatan. 5. Ciptakan
6. Menginformasikan perubahan
fasilitas kesehatan lingkungan rumah
yang ada dilingkungan secara optimal
keluarga 6. Anjurkan
Hasil : Ny.Y menggunakan
dianjurkan untuk selalu fasilitas kesehatan
rutin dalam melakukan yang ada
pengobatan di Rumah 7. Ajarkan cara
sakit yang sering perawatan yang
dikunjungi dan bisa dilakukan
Anaknya diberikan keluarga
informasi untuk
memeriksakan
kesehatannya lebih
lanjut di Puskesmas,
Klinik maupun Rumah
sakit yang dekat
dengan rumahnya.
7. Menganjurkan
menggunakan fasilitas
kesehatan yang ada
Hasil : Anak Ny.Y

69
sampai saat ini belum
melakukan
pemeriksaan di
pelayanan kesehatan
3. Ketidakmampua 1. Mengidentifikasi S: 05/06/2023
n Koping respons emosional 5. Keluarga mengatakan 11.30
Keluarga terhadap kondisi saat takut kondisi penyakit
(D.0093) ini anggota keluarganya
Hasil : Keluarga bertambah parah
mengatakan takut 6. Klien mengatakan
kondisi penyakit akan mulai
anggota keluarganya memperhatikan kondisi
bertambah parah. yang diderita anaknya.
Keluarga nampak 7. Keluarga mengatakan
khawatir ketika akan sering
mengungkapkan berkomunikasi dengan
perasaannya anggota keluarganya
2. Mengidentifikasi O:
kesesuaian antara 1. Keluarga nampak
harapan pasien, khawatir ketika
keluarga dan tenaga mengungkapkan
kesehatan perasaan mengenai
Hasil : Klien, Keluarga kondisi anggota
dan Tenaga keluarganya
Kesehatan memiliki 2. Klien tampak siap untuk
harapan yang sama melakukan tindakan
yaitu dapat sehat yang dianjurkan
Kembali 3. Keluarga belum
3. Mendengarkan memenuhi kebutuhan
masalah, perasaan anggota keluarga yaitu
dan pertanyaan menemani anggota
keluarga keluarga untuk

70
Hasil : Klien melakukan pengobatan
mengatakan dirinya A : Masalah belum
sudah mulai mengerti teratasi
dengan kondisinya P : Lanjutkan intervensi
namun masih takut 1. Identifikasi respons
mengenai risiko yang emosional
akan dihadapi terhadap kondisi
kedepannya. Dan Klien saat ini
mengatakan akan 2. Identifikasi
mulai memperhatikan kesesuaian antara
kondisi yang diderita harapan pasien,
anaknya. keluarga dan
4. Mendiskusikan tenaga kesehatan
rencana medis dan 3. Dengarkan
perawatan masalah, perasaan
Hasil : Keluarga dan pertanyaan
diberikan rencana agar keluarga
selalu mengontrol 4. Diskusikan rencana
anggota keluarga nya medis dan
yaitu Ny.Y untuk perawatan
melakukan 5. Fasilitasi
hemodialisa sesuai pengungkapan
waktu yang ditentukan perasaan antara
oleh tenaga pasien dan
kesehatan, melakukan keluarga atau antar
pengontrolan anggota keluarga
mengenai pola hidup 6. Informasikan
untuk menghindari fasilitas perawatan
faktor risiko yang ada. kesehatan yang
Dan keluarga diberikan tersedia
informasi mengenai
kondisi anaknya dan

71
direncanakan untuk
menemani anaknya
yaitu Ny.S untuk
melakukan
pengobatan terkait
penyakit yang dialami.
Klien tampak siap
untuk melakukan
tindakan yang
dianjurkan
5. Memfasilitasi
pengungkapan
perasaan antara
pasien dan keluarga
atau antar anggota
keluarga
Hasil : Keluarga
diberikan informasi
agar selalu
berkomunikasi antar
anggota keluarga,
keluarga dianjurkan
untuk menceritakan
semua masalah yang
sedang dihadapi dan
kebutuhan atau
bantuan yang
diinginkan dari
keluarganya. dan
keluarga diberikan
pemahaman mengenai
pentingnya saling

72
mendukung antar
anggota keluarga
dalam meningkatkan
motivasinya untuk
melakukan
pengobatan. Keluarga
mengatakan akan
sering berkomunikasi
dengan anggota
keluarganya dan
melakukan perilaku
sesuai dengan
informasi yang
diberikan
6. Menginformasikan
fasilitas perawatan
kesehatan yang
tersedia
Hasil : Keluarga
mengetahui fasilitas
perawatan kesehatan
yang tersedia disekitar
lokasi rumahnya.

73
Implementasi Hari-3
N Diagnosa Implementasi Evaluasi Tanggal/waktu
o Keperawatan paraf
1. Gangguan 1. Mempertahankan S: 07/05/2023
Proses interaksi yang 1. Klien 10.00
Keluarga berkelanjutan mengatakan
(D.0120) dengan anggota keluarganya
keluarga mempertahanka
Hasil : Klien n interaksi yang
mengatakan baik antar
keluarganya anggota
mempertahankan keluarga
interaksi antar mengenai situasi
anggota keluarga, yang sedang
bersikap untuk saling dialami
terbuka setiap 2. Keluarga
kondisi yang mengerti bahwa
dirasakan dan mulai dukungan sosial
respek terhadap dapat menjadi
situasi keluarga. motivasi untuk
2. Memotivasi anggota menghadapi
keluarga untuk perubahan
melakukan aktivitas kesehatan yang
bersama dialami saat ini.
Hasil : Keluarga O :
mengatakan 1. Keluarga mulai
melakukan aktivitas beradaptasi
bersama dan saling terhadap situasi
membantu anggota perubahan
keluarganya untuk kesehatan
beradaptasi dengan 2. Kemampuan
perubahan kondisi keluarga

74
yang dialami. berkomunikasi
3. Memfasilitasi secara terbuka
anggota keluarga mulai meningkat
melakukan 3. Keluarga mulai
kunjungan rumah beradaptasi
sakit dengan situasi
Hasil : Keluarga perubahan
diberikan informasi status kesehatan
pemahaman anggota
mengenai risiko yang keluarganya
dapat ditimbulkan A : Masalah teratasi
akibat dari P : Pertahankan
penundaan Intervensi
pengobatan dan 1. Pertahankan
dianjurkan untuk interaksi yang
melakukan berkelanjutan
kunjungan atau dengan anggota
kontrol ke pelayanan keluarga
kesehatan 2. Motivasi anggota
4. Menjelaskan strategi keluarga untuk
mengembalikan melakukan
kehidupan keluarga aktivitas
yang normal kepada bersama
anggota keluarga 3. Fasilitasi
Hasil : Keluarga anggota
diberikan penjelasan keluarga
bahwa dukungan, melakukan
kepatuhan kunjungan
pengobatan dan rumah sakit
kebiasaan 4. Jelaskan strategi
melakukan pola mengembalikan
hidup sesuai anjuran kehidupan

75
dapat dilakukan agar keluarga yang
dapat mengurangi normal kepada
tingkat pengurangan anggota
keparahan penyakit keluarga
yang dialami oleh 5. Diskusikan
anggota dukungan sosial
keluarganya. dari sekitar
5. Mendiskusikan keluarga
dukungan sosial dari
sekitar keluarga
Hasil : Keluarga
mengerti bahwa
dukungan sosial
dapat menjadi
motivasi untuk
menghadapi
perubahan
kesehatan yang
dialami saat ini.
2. Manajemen 1. Mengidentifikasi S: 07/06/2023
Kesehatan konsekuensi tidak 1. Keluarga 10.30
Keluarga melakukan tindakan mengatakan akan
Tidak Efektif bersama keluarga memanfaatkan
(D.0115) Hasil : fasilitas
Konsekuensinya yaitu kesehatan yang
memanajemen ada
anggota keluarga 2. Keluarga
menjadi tidak efektif mengatakan
dan pengurangan dapat melakukan
faktor risiko tidak tindakan
dilakukan mengontrol pola
2. Mengidentifikasi hidup Ny.Y agar

76
tindakan yang dapat risiko keparahan
dilakukan keluarga penyakit yang
Hasil : Keluarga diderita tidak
mengatakan dapat terjadi
melakukan tindakan
mengontrol O:
pengobatan Ny.Y 1. Anak Ny.Y
agar risiko keparahan tampak belum
penyakit CKD tidak memanfaatkan
terjadi, namun pelayanan
keluarga masih kesehatan yang
kurang mampu ada
membatasi makanan 2. Aktivitas keluarga
yang tidak dianjurkan. mengatasi
Dan keluarga dapat masalah
memotivasi dan kesehatan tidak
memfasilitasi anak tepat
Ny.Y untuk A : Masalah belum
melakukan teratasi
pengobatan terkait P : Lanjutkan
penyakit Goiter yang intervensi
dialami sesuai 1. Identifikasi
dengan anjuran konsekuensi
tenaga kesehatan. tidak melakukan
3. Memotivasi tindakan
pengembangan sikap bersama
dan emosi yang keluarga
mendukung upaya 2. Identifikasi
kesehatan tindakan yang
Hasil : Ny.Y diberikan dapat dilakukan
sikap penuh perhatian keluarga
dan keluarga 3. Motivasi

77
dianjurkan untuk pengembangan
selalu mendukung sikap dan emosi
Ny.Y dalam yang
melakukan mendukung
pengobatan dan upaya
upaya pola hidup kesehatan
yang sesuai dengan 4. Anjurkan
anjuran tenaga menggunakan
kesehatan. fasilitas
4. Menganjurkan kesehatan yang
menggunakan ada
fasilitas kesehatan 5. Ajarkan cara
yang ada perawatan yang
Hasil : Anak Ny.Y bisa dilakukan
sampai saat ini belum keluarga
melakukan
pemeriksaan di
pelayanan kesehatan
Ajarkan cara
perawatan yang bisa
dilakukan keluarga
5. Ajarkan cara
perawatan yang bisa
dilakukan keluarga
Hasil : Keluarga
diajarkan untuk
mengontrol pola hidup
anggota keluarganya
yang mengalami
masalah dalam
kesehatan dan
mengajarkan cara

78
memanajemen
kesehatan dalam
keluarga
3. Ketidakmamp 1. Mengidentifikasi S: 07/06/2023
uan Koping respons emosional 1. Klien mengatakan 11.00
Keluarga terhadap kondisi saat telah
(D.0093) ini menganjurkan
Hasil : Keluarga anaknya untuk
mengatakan masih melakukan
takut terkait kondisi pengobatan
penyakit anggota dengan segera
keluarganya. Keluarga 2. Keluarga
nampak khawatir mengatakan akan
ketika sering
mengungkapkan berkomunikasi dan
perasaannya saling mendukung
2. Mengidentifikasi antar anggota
kesesuaian antara keluarga
harapan pasien, O :
keluarga dan tenaga 1. Keluarga tampak
kesehatan belum memberikan
Hasil : Klien, perhatian lebih
Keluarga dan Tenaga terkait kebutuhan
Kesehatan memiliki anggota
harapan yang sama keluarganya
yaitu dapat sehat 2. Keluarga belum
Kembali memenuhi
3. Mendengarkan kebutuhan anggota
masalah, perasaan keluarga yaitu
dan pertanyaan menemani anggota
keluarga keluarga untuk
Hasil : Klien melakukan

79
mengatakan dirinya pengobatan
sudah mulai mengerti A : Masalah belum
dengan kondisinya teratasi
namun masih takut P : Lanjutkan intervensi
mengenai risiko yang 1. Identifikasi
akan dihadapi respons
kedepannya. Dan emosional
Klien mengatakan terhadap kondisi
telah menganjurkan saat ini
anaknya untuk 2. Identifikasi
melakukan kesesuaian
pengobatan dengan antara harapan
segera. Namun pasien, keluarga
keluarga tampak dan tenaga
belum memberikan kesehatan
perhatian lebih terkait 3. Dengarkan
kebutuhan anggota masalah,
keluarganya seperti perasaan dan
tidak menemani pertanyaan
anggota keluarganya keluarga
ke pelayanan 4. Diskusikan
kesehatan rencana medis
4. Mendiskusikan dan perawatan
rencana medis dan 5. Fasilitasi
perawatan pengungkapan
Hasil : Keluarga perasaan antara
dianjurkan untuk pasien dan
selalu mengontrol keluarga atau
pengobatan Ny.Y antar anggota
sesuai instruksi. Dan keluarga
keluarga diberikan
informasi untuk lebih

80
memperhatikan
anaknya yaitu Ny.S
agar dapat melakukan
pengobatan terkait
penyakit yang dialami.
5. Memfasilitasi
pengungkapan
perasaan antara
pasien dan keluarga
atau antar anggota
keluarga
Hasil : Keluarga
diberikan informasi
agar selalu
berkomunikasi antar
anggota keluarga,
keluarga dianjurkan
untuk menceritakan
semua masalah yang
sedang dihadapi dan
kebutuhan atau
bantuan yang
diinginkan dari
keluarganya serta
saling mendukung
satu sama lain.
Keluarga mengatakan
akan sering
berkomunikasi
dengan anggota
keluarganya dan
melakukan perilaku

81
sesuai dengan
informasi yang
diberikan
6. Menginformasikan
fasilitas perawatan
kesehatan yang
tersedia
Hasil : Keluarga
mengetahui fasilitas
perawatan kesehatan
yang tersedia

82
BAB IV
PEMBAHASAN

A. Pembahasan
1. Hasil Pemberian Asuhan Keperawatan
Pada hasil pengkajian yang telah dilakukan pada keluarga Ny.Y
yang berusia 69 Tahun di temukan bahwa Ny.Y yang memilki masalah
kesehatan yaitu Chronic Kidney Disease atau Gagal Ginjal Kronik selain
itu Ny.Y memiliki riwayat hipertensi dan diabetes mellitus. Dari hasil
pengkajian yang dilakukan kepada keluarga Ny.Y di dapatkan bahwa
Ny.Y menderita penyakit gagal ginjal atau CKD kurang lebih 3
bulan dan anak Ny.Y saat ini menderita penyakit Goiter atau
gondok. Ny.Y mengatakan kadang tidak menceritakan
kekeluarganya mengenai keluhan yang tidak terlalu parah karena
tidak ingin keluarganya semakin khawatir dengan kondisinya. Pada
saat pengkajian Ny.Y tampak kurang mampu berkomunikasi secara
terbuka diantara anggota keluarga dan anaknya tampak jarang
membahas mengenai penyakitnya. Keluarga Ny.Y biasa berobat ke
Puskesmas ketika merasa obat yang telah dikonsumsi tidak
memiliki efek pada dirinya dan Ny.Y masih belum bisa menghindari
makanan yang tidak dianjurkan yaitu makanan yang digoreng.
Sedangkan keluarga Ny.Y yaitu anaknya mengatakan belum
melakukan operasi goiter sesuai dengan yang dianjurkan oleh
dokter dikarenakan pekerjaan dan tidak ada yang menemani untuk
berobat. Saat dilakukan pengkajian lebih lanjut Keluarga kurang
memperhatikan penyakit yang dialami oleh anak Ny.Y karena
menganggap penyakit yang dialami oleh anaknya tidak berbahaya
dan bisa diobati dikemudian hari.
Setelah dilakukan proses keperawatan pertemuan didapatkan
tiga diagnosa keperawatan atau yang menjadi masalah kerawatan
pada keluarga Ny.Y. Adapun tiga diagnosa yang menjadi masalah

83
keperawatan yaitu:
a. Gangguan Proses Keluarga
Peneliti menegakan diagnosa gangguan proses keluarga
berdasarkan data yang didapatkan selama proses pengkajian,
dimana Ny.Y mengatakan menderita penyakit gagal ginjal atau
CKD kurang lebih 3 bulan dan melakukan Hemodialisa 3 kali
dalam seminggu, sedangkan Ny.S yang merupakan anak dari
Ny.Y saat ini menderita penyakit Goiter atau gondok namun
tampak jarang membahas mengenai penyakitnya. Ny.Y tampak
kurang mampu berkomunikasi secara terbuka diantara anggota
keluarganya dimana Ny.Y mengatakan kadang tidak
menceritakan kekeluarganya mengenai keluhan yang tidak
terlalu parah karena tidak ingin keluarganya semakin khawatir
dengan kondisinya.
Adapun intervensi yang diberikan pada keluarga Ny.Y
yaitu Promosi Proses Efektif Keluarga antara lain dilakukan
identifikasi masalah dan gangguan dalam proses keluarga,
memberikan motivasi kepada keluarga untuk selalu melakukan
aktivitas bersama seperti makan bersama maupun kegiatan
lainnya, mempertahankan interaksi antar anggota keluarga
mengenai cara beradaptasi dengan pola hidup keluarga serta
risiko akibat dari penundaan pengobatan, menjelaskan strategi
bahwa dukungan, kepatuhan pengobatan dan kebiasaan
melakukan pola hidup sesuai anjuran dapat dilakukan agar
dapat mengurangi tingkat pengurangan keparahan penyakit
yang dialami oleh anggota keluarganya dan melakukan diskusi
terkait dukungan sosial dapat menjadi motivasi untuk
menghadapi perubahan kesehatan yang dialami saat ini.
Setelah dilakukan intevensi pada keluarga Ny.Y
didapatkan hasil bahwa pada hari pertama keluarga akan mulai
beradaptasi dengan penyakit yang diderita oleh anggota

84
keluarganya dan akan lebih sering berinteraksi antar anggota
keluarga, pada saat dilakukan evaluasi objektif didapatkan
upaya peningkatan kesehatan mulai dilakukan seperti Ny.Y
yang rutin dalam melakukan hemodialisa dan membatasi cairan
namun tampak komunikasi antar anggota keluarga masih
rendah dimana salah satu keluarga tampak masih belum
terbuka dalam menceritakan masalah kesehatannya.
Pada hari kedua saat dilakukan evaluasi didapatkan
keluarga sudah mulai beradaptasi dengan situasi perubahan
status anggota keluarganya dibuktikan dengan kepatuhan
hemodialisa yang dilakukan oleh Ny.Y setiap 3 minggu sekali.
Namun, komunikasi antar anggota keluarga masih rendah yaitu
Ny.Y masih kurang mampu menceritakan setiap keluhan atau
masalah yang dialami karena takut keluarganya khawatir.
Pada hari ketiga terjadi peningkatan pada saat dilakukan
evaluasi. Dimana, keluarga mengerti bahwa dukungan sosial
memiliki pengaruh yang baik dalam menghadapi perubahan
kesehatan yang dialami. Serta komunikasi dan adaptasi
keluarga terhadap kondisi Ny.Y mulai meningkat.
b. Manajemen Kesehatan Keluarga Tidak Efektif
Peneliti menegakan diagnosa manajemen keseahatan
keluarga tidak efektif berdasarkan data yang didapatkan
selama proses pengkajian, dimana keluarga Ny.Y biasa
berobat ke Puskesmas ketika merasa obat yang telah
dikonsumsi tidak memiliki efek pada dirinya, Ny.Y masih
mengkonsumsi makanan yang tidak dianjurkan, Anak Ny.Y
belum melakukan operasi sesuai anjuran dokter dan tidak
pernah melakukan kontrol kembali mengenai penyakit yang
dialami.
Adapun intervensi yang diberikan pada keluarga Ny.Y
yaitu Dukungan Keluarga Merencanakan Perawatan antara lain

85
Mengidentifikasi konsekuensi tidak melakukan tindakan
bersama keluarga yaitu memanajemen anggota keluarga
menjadi tidak efektif dan pengurangan faktor risiko tidak
dilakukan, Mengidentifikasi tindakan yang dapat dilakukan
keluarga dimana dapat melakukan tindakan mengontrol
pengobatan Ny.Y agar risiko keparahan penyakit CKD tidak
terjadi dan keluarga dapat memotivasi dan memfasilitasi anak
Ny.Y untuk melakukan pengobatan terkait penyakit Goiter yang
dialami sesuai dengan anjuran tenaga kesehatan, memberikan
motivasi kepada keluarga untuk selalu mendukung Ny.Y dalam
melakukan pengobatan dan upaya pola hidup yang sesuai
dengan anjuran tenaga kesehatan, menganjurkan
menggunakan fasilitas kesehatan yang ada
Setelah dilakukan intevensi pada keluarga Ny.Y
didapatkan hasil bahwa pada hari pertama sampai hari ketiga
didapatkan hasil keluarga mengatakan akan lebih
memperhatikan kondisi anggota keluarganya akan
memanfaatkan fasilitias kesehatan yang ada. Namun, saat
dilakukan evaluasi objektif didapatkan bahwa keluarga masih
belum melakukan tindakan untuk mengurangi risiko anggota
keluarga yang sakit seperti tetap menyediakan makanan yang
tidak dianjurkan pada Ny.Y dan keluarga tidak melakukan
tindakan pengobatan dengan segera kepelayanan kesehatan
pada Anak Ny.Y.
c. Penurunan Koping Keluarga
Peneliti menegakan diagnosa manajemen keseahatan
keluarga tidak efektif berdasarkan data yang didapatkan
selama proses pengkajian yaitu Ny. Y mengatakan selalu
khawatir terjadi sesuatu yang tidak diinginkan mengenai
kondisinya saat akan melakukan hemodialisa, Keluarga kurang
memperhatikan penyakit yang dialami oleh anak Ny.Y karena

86
menganggap penyakit yang dialami oleh anaknya tidak
berbahaya dan bisa diobati dikemudian hari. Hal tersebut
dibuktikan dengan keluarga yang tampak tidak khawatir dengan
kondisi kesehatan anaknya dan belum menemani anak Ny.Y
untuk melakukan pengobatan.
Adapun intervensi yang diberikan pada keluarga Ny.Y
yaitu Dukungan Koping Keluarga antara lain dilakukan
identifikasi kesesuaian harapan antara harapan pasien, keluarga dan
tenaga kesehatan, mendengarkan masalah, diberikan ruang untuk
mengungkapkan perasaan antar pasien dan keluarga atau antar
anggota keluarga dan mendiskusikan rencana medis dan perawatan
yang dapat dilakukan sesuai dengan anggota keluarga yang memiliki
masalah kesehatan.
Setelah dilakukan intevensi pada keluarga Ny.Y
didapatkan hasil pada hari pertama sampai hari ketiga keluarga
mengatakan bahwa akan sering berkomunikasi dan saling mendukung
antar anggota keluarga namun masih belum memberikan perhatian
lebih mengenai kebutuhan salah satu anggota keluarganya dalam
upaya pengobatan.

2. Teori Keperawatan sesuai dengan Asuhan keperawatan yang


diangkat
a. Diagnosa 1 Gangguan Proses Keluarga
Diagnosa yang diangkat sejalan dengan penelitian yang
dilakukan oleh Fajar & Ilahi (2021) bahwa penderita gagal ginjal
kronis bertumpu pada dua hal besar yang berkaitan dengan
aspek communibiologi. Pertama, proses-proses biologis dalam
diri semua individu terlibat mulai dari masing-masing personal
dalam anggota keluarga dan juga penderita gagal ginjal itu
sendiri. Proses biologis dalam diri manusia berupa upaya dalam
membangun komunikasi positif dalam rangka membangun

87
dukungan, interaksi antara logika dan kepribadian serta pesan-
pesan positif dari komunikasi. Kedua, proses komunikasi yang
bailk menunjukkan bahwa keluarga berusaha menekan naluri
dan kecenderungan agresivitas dengan cara selalu membangun
proses komunikasi yang baik. Hal tersebut mampu membangun
proses adaptasi terhadap rutinitas bar akibat penyakit yang
dialami.
Keluarga dalam membangun proses adaptasi
berhubungan dengan upaya melakukan penerimaan terhadap
keadaan yang melingkupinya. Hasil yang didapatkan berupa
kesadaran untuk selalu berpikir positif, adanya dukungan dari
lingkungan sosial terdekatnya, menyibukkan diri dari hal-hal
baik. Sehingga, meningkatkan kesempatan dalam keluarga
unutk meningkatkan kualitas perawatan penderita gagal ginjal
kronis (Fajar & Illahi, 2021)
b. Manajemen Kesehatan Keluarga Tidak Efektif
Diagnosa yang diangkat sejalan dengan penelitian yang
dilakukan oleh (Afriyanti & Kurniati, 2023) bahwa dukungan
keluarga menjadi faktor penting yang dapat mempengaruhi
anggota keluarganya dalam melakukan pengobatan dengan
segera dan kepatuhan pengobatan pada anggota keluarga yang
sakit serta kepatuhan dalam memanajemen pola hidup lebih
baik.
(Hasan et al., 2022) dalam penelitiannya mengemukakan
bahwa Adanya pengawasan dari keluarga terhadap makanan,
pembatasan asupan cairan maupun pengobatan juga akan
membentuk perilaku sehingga kepatuhan pengobatan menjadi
meningkat. Pengaturan makanan pada penderita gagal ginjal
kronik dapat berupa menghindari makanan yang mengandung
kalium, asin dan pedas karena bisa menghentikan kerja jantung,
menghindari makan sayuran yang mengandung purin,

88
membatasi memakan buah. Sedangkan, asupan cairan
masing-masing individu sesuai anjuran berbeda dan
dipengaruhi oleh asupan makanan seperti makanan yang
berkuah, haluan urine dan keringat. Penderita dapat
mengurangi rasa haus dengan mengurangi aktivitas, asupan
cairan dikurangi, ngemil es batu bila terasa haus, minum air
panas.
c. Penurunan Koping Keluarga
Diagnosa yang diangkat sejalan dengan Teori yang
dikemukakan oleh (Lutfi et al., 2022) menjelaskan bahwa dukungan
keluarga terdiri dari dukungan emosional yang melibatkan rasa yang
empati, memberi semangat dan merasakan sebuah kasi sayang.
Dukungan informasi melibatkan suatu bentuk nasehat dari keluarga,
saran serta melakukan diskusi tentang bagaimana cara mengatasi dan
memecahkan masalah yang terjadi. Dukungan instrumen yaitu
memberikan bantuan berupa material. Dukungan penilaian berupa
suatu pemberian penghargaan yang muncul melalui ekspresi yang
positif, memberikan semangat serta ide-ide untuk seseorang
(Aini et al., 2017) dalam penelitiannya mengemukakan bahwa
keluarga merupakan sumber dukungan sosial yang menjadi faktor
dalam penyembuhan anggota keluarga yag mengalami masalah
kesehatan. Dukungan koping keluarga dapat membantu meningkatkan
koping keluarga sehingga dapat membantu anggota keluarga yang sakit
dalam memberikan informasi tentang pentingnya pengobatan,
perhatian dan empati kepada anggota keluarga yang sakit, dan dapat
membantu dalam pemecahan masalah serta memberikan dukungan
dalam bentuk biaya dan waktu.

3. Asumsi Peneliti

89
Menurut asumsi peneliti Hasil intervensi dan evaluasi yang
dilakukan pada keluarga Ny.Y dapat diasumsikan bahwa keluarga
Ny.Y memiliki masalah kesehatan terkait manajemen kesehatan
keluarga tidak efektif dan penurunan koping keluarga, dimana
aktivitas keluarga dalam mengatasi masalah kesehatan masih
kurang tepat seperti tetap membiarkan Ny.Y mengkonsumsi
makanan yang tidak dianjurkan oleh dokter dan keluarga masih
kurang memanfaatkan fasilitas kesehatan yang ada serta keluarga
masih belum memberikan perhatian lebih mengenai kebutuhan
salah satu anggota keluarganya dalam upaya pengobatan seperti
menemani anggota keluarganya untuk berobat. Keluarga Ny.Y
dilakukan tindakan asuhan keperawatan dari 3 diagnosa yang
diangkat semuanya telah dilaksanakan.
Peneliti menyimpulkan bahwa proses adaptasi keluarga terkait
masalah yang dihadapi, manajemen dan koping keluarga sangat
erat kaitannya dengan dukungan keluarga. Dukungan keluarga
dapat memberikan motivasi dan memfasilitasi anggota keluarga
untuk mengatasi masalah yang dihadapi dengan membantu
anggota keluarga dalam melakukan kepatuhan pengobatan dan
menjaga pola hidup sehingga dapat mengurangi risiko keparahan
penyakit maupun demi mencapai keluarga yang sehat. Edukasi
juga diberikan mengenai pentingnya interaksi antar anggota
keluarga sehingga keluarga mampu mengenal masalah, mencari
solusi yang tepat, dan memberikan perawatan yang tepat serta
mampu memodifikasi lingkungan yang mendukung kesehatan.

90
BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan dari hasil penulisan Karya Ilmiah Akhir Ners
setelah praktek profesi keperawatan efektif yang telah dilakukan
dapat ditarik kesimpulan bahwa upaya adaptasi, keinginan
dalam meningkatkan status kesehatan dan peningkatan derajat
kesehatan sangat bergantung dari dukungan keluarga sehingga
dapat memberikan dukungan emosional yang melibatkan rasa yang
empati, memberi semangat dan merasakan sebuah kasi sayang kepada
anggota keluarga yang mengalami masalah kesehatan. Diharapkan
keluarga dapat melakukan komunikasi secara terbuka dan baik,
memberikan motivasi dan memfasilitasi anggota keluarga untuk
mengatasi masalah yang dihadapi dengan membantu anggota
keluarga dalam melakukan kepatuhan pengobatan dan menjaga
pola hidup sehingga dapat mengurangi risiko keparahan
penyakit maupun demi mencapai keluarga yang sehat.

B. Saran
1. Bagi Penulis
Karya Tulis Ilmiah ini diharapkan perawat dapat
melakukan pengkajian, menentukan diagnosa keperawatan,
menyusun intervensi, dan melaksanakan implementasi yang
tepat dengan fokus utama pada keluarga serta
mengevaluasi atas implementasi yang sudah dilakukan.

2. Bagi Institusi Pendidikan


Karya tulis ilmiah ini diharapkan dapat dijadikan
sebagai tambahan bacaan sumber pustaka di perpustakaan,
dan juga dapat dijadikan sebagai pengembangan ilmu
pengetahuan, dan dapat dijadikan bahan tambahan bagi
mahasiswa DIII Keperawata, S1 Keperawatan, dan Profesi

91
Ners selanjutnya dalam melakukan studi kasus agar lebih
baik.
3. Bagi Masyarakat Kelurahan Kassi-Kassi Kec. Rappocini
Karya Tulis Ilmiah ini diharapakan dapat memberikan
sumbangan pikiran dalam pengetahuan terhadap penerapan
asuhan keperawatan keluarga dengan masalah penyakit
Chronic Kidney Disease.
4. Bagi Keluarga dan Klien
Diharapkan keluarga lebih memperhatikan kembali
mengenai masalah yang terjadi pada anggota keluarga,
mencari solusi yang tepat, dan memberikan perawatan yang
tepat serta mampu memodifikasi lingkungan yang
mendukung kesehatan. Dan diharapkan klien lebih
memperbaiki manajemen kesehatan sehingga dapat
mengurangi risiko keparahan penyakit yang dialami.

92
DAFTAR PUSTAKA

Alberta, L. T. (2017). Pelayanan Asuhan Keperawatan Keluarga dengan


Pendekatan Proses Keperawatan. Jurnal Keperawatan, 147-152.

Afriyanti, E., & Kurniati, F. (2023). PENGOPTIMALAN PERAN


KELUARGA DALAM MANAJEMEN CAIRAN BAGI PASIEN GAGAL
GINJAL KRONIS DENGAN HEMODIALISA. 7(3), 1–6.
Aini, F., Keperawatan, F., & Waluyo, U. N. (2017). THE CORRELATION
BETWEEN SELF-EFFICACY AND FAMILIES SOCIAL SUPPORT
WITH COPING MECHANISMS CLIENTS CHRONIC RENAL
FAILURE UNDERGOING HEMODIALYSIS.
Akbar, H. B. H., Faisal, Sartika, Sinaga, A. H., & Panma, Y. (2021). Teori
Epidemologi Penyakit Tidak Menular. Yayasan Penerbit Muhammad
Zaini.
Dion, Y., & Betan, Y. (2013). Asuhan Keperawatan Keluarga Konsep dan
praktik (Cetakan Pe). Nuha Medika.
Fajar, D. P., & Illahi, A. K. (2021). Kajian Communibiology dalam
Komunikasi Keluarga untuk Mendukung Perwatan Penderita Gagal
Ginjal Kronis. 3(1), 12–25.
Hasan, Mulyati, Supriadi, D., Inayah, I., & Susilawati. (2022).
PENGALAMAN PASIEN GAGAL GINJAL KRONIK YANG
MENJALANI HEMODIALISA TENTANG SELF CARE, ADAPTASI
DIET DAN CAIRAN. 6(2018), 689–708.
Kartini, A., Yanti, E., Mamile, R., Hidayati, K. P. H., & Dwimartyono, F.
(2022). Karakteristik Pasien Penyakit Ginjal Kronis di Rumah Sakit
Ibnu Sina Makassar Tahun 2019-2021. Jurnal Nakes Rumah Sakit,
03(02), 126–138.
Kusnadiana, C. A., & Djojosugito, M. A. (2022). Tingkat Pengetahuan
tentang Chronic Kidney Disease ( Ckd ) Mempengaruhi Kualitas
Hidup Pasien Ckd yang Menjalani Hemodialisis di Rumah Sakit
Umum Pakuwon Sumedang Periode Juli – Desember 2022.
Lutfi, M., Nisa, S. K., Mayangsari, M., & Madura, S. N. (2022).

93
HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DAN PERAN KELUARGA
DENGAN KECEMASAN PASIEN CKD YANG MENJALANI
HEMODIALISIS (Di RSUD Syarifah Ambami Rato Ebu Bangkalan).
NURSING UPDATE, 347–357.
Lutfiani, D., & Kurnia, A. (2021). Penurunan Tekanan Darah Dengan
Intervensi Terapi Murottal Surah Ar Rahman Pada Penderita Chronic
Kidney Disease ( CKD ). Ners Muda.
Malisa, N., Agustina, F., Wahyurianto, Y., Oktavianti, D. S., & Susilawati.
(2022). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah DIII Keperawatan Jilid
1. Mahakarya Citra Utama.
Nugraha, A., Puspita, T., Patimah, I., & Nagara, A. D. (2019). Asuhan
Keperawatan Pasien Dengan Gangguan Infeksi Karena Pemasangan
Kateter Urin Teori Dan Aplikasi. Jakad Media Publishing.
Nurarif, A. H., & Kusuma, H. (2015). APLIKASI ASUHAN
KEPERAWATAN BERDASARKAN DIAGNOSA MEDIS & NANDA
NIC-NOC.
Nurbadriyah, W. D. (2021). Asuhan Keperawatan Penyakit Ginjal Kronis
Dengan Pendekatan 3S. Literasi Nusantara.
Rachmawati, A., & Marfianti, E. (2020). KARAKTERISTIK FAKTOR
RISIKO PASIEN CHRONIC KIDNEY DISEASE ( CKD ) YANG
MENJALANI HEMODIALISA DI RS X MADIUN Characteristics of
Risk Factors for Patients with Chronic Kidney Disease Who Undergo.
Biomedika, 12(1), 36–43.
https://doi.org/10.23917/biomedika.v12i1.9597
Ramayulis, R. (2019). Diet Untuk Penyakit Komplikasi. Penebar PLUS+.
Saputra, B. D., Sodikin, S., & Annisa, S. M. (2020). Karakteristik Pasien
Chronic Kidney Disease (Ckd) Yang Menjalani Program Hemodialisis
Rutin Di Rsi Fatimah Cilacap. Tens : Trends of Nursing Science, 1(1),
19–28. https://doi.org/10.36760/tens.v1i1.102
Saraswati, N. L. G. I., Antari, N. L. Y. S., & Suwartini, N. L. G. (2019).
Hubungan dukungan keluarga dengan kepatuhan pembatasan cairan
pada pasien. Health Sciences Journal, 45–53.

94
Siregar, C. T. (2020). Buku ajar manajemen komplikasi pasien
Hemodalisa (R. PAsmara (ed.); Pertama). Cv. Budi Utama.
Syahputra, E., Laoli, E. K., Alyah, J., HSB, E. Y. B., Estra, E. Y., &
Nababan, T. (2022). Dukungan keluarga dengan kualitas hidup
pasien yang menjalani terapi hemodialisa. Jurnal Penelitian Perawat
Profesional, 4, 793–800.
Widaningsih, Y., & Mangarengi, F. (2019). Nilai rasio netrofil limfosit dan
rasio trombosit limfosit pada pasien chronic kidney disease sebelum
dan setelah hemodialisa. Intisari Sains Medis, 10(2), 230–234.
https://doi.org/10.15562/ism.v10i2.371

95
LAMPIRAN DOKUMENTASI

1. Kunjungan 1 Pengkajian tanggal 28/05/2023

2. Kunjungan 2 Implementasi Hari Pertama Tanggal 02/06/2023

3. Kunjungan 3 Implementasi Hari Kedua Tanggal 05/06/2023

96

Anda mungkin juga menyukai