Nim : NH0320003
Menyatakan dengan sebenarnya bahwa Karya Tulis Ilmiah yang saya tulis
ini adalah benar-benar merupakan hasil karya tulis sendiri dan bukan merupakan
pengambil alihan tulisan atau pikiran orang lain yang saya akui sebagai hasil
tulisan atau pikiran saya sendiri. Apabila dikemudian hari terbukti atau dapat
dibuktikan karya tulis ilmiah ini hasil jiplakan,maka saya bersedia menerima
sanksi atas perbuatan tersebut.
ii
LEMBAR PERSETUJUAN
Karya Tulis Ilmiah oleh Dewi Sri Haryani NIM NH0320003 dengan judul
“Health Edukasi Keluarga Dalam Meningkatkan Kemandirian Lansia Pasca
Stroke di wilayah kerja puskesmas antara” telah di setujui untuk disajikan di
hadapan tim penguji pada seminar hasil penelitian Program Studi DIII
Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Nani Hasanuddin Makassar untuk di
sempurnakan.
Tim Pembimbing
iii
ABSTRAK
iv
ABSTRACT
v
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas segala
rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan proposal penelitian ini yang
berjudul “Health Edukasi Keluarga Dalam Meningkatkan Kemandirian
Lansia Pasca Stroke Di Wilayah Kerja Puskesmas Antara”
Adapun proposal penilitian ini dibuat untuk memenuhi salah satu syarat
untuk mencapai gelar Ahli Madya Keperawatan pada Program Studi DIII
Keperawatan STIKES Nani Hasanuddin Makassar penulis menyadari bahwa,
tanpa bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak pada penyusunan Karya Tulis
Ilmiah ini, sangatlah sulit bagi penulis untuk menyelesaikan laporan ini.Oleh
karena itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada Ayah tercinta H.Zainuddin
Bella, Ibunda tercinta Hj.Salama serta adikku tersayang Rizky Najwa Aulia dan
Aprilia Hardianti yang selama ini senantiasa mendukung, memotivasi serta
mendoakan penulis didalam menempuh pendidikan sehingga dapat menyelesaikan
proposal penelitian ini dengan sebaik-baiknya bersama ini pula dengan segala
kerendahan hati, penulis menghantarkan benyak terimakasih kepada yang
terhormat :
1. Almh. Hj. Nani Russa, SKM., M.Si, selaku pendiri Yayasan Pendidikan Nani
Hasanuddin Makassar
vi
5. Sriwahyuni, S.Kep.,Ns.,M.Kep.,M.m Selaku Pembimbing yang telah
meluangkan waktu selama proses bimbingan berlangsung dan memberikan
saran, masukkan, dalam menyelesaikan penyusunan proposal penelitian ini.
Semoga bantuan serta budi baik yang telah diberikan kepada penulis,
mendapat balasan dari Allah SWT. Besar harapan penulis agar proposal
penelitian ini dapat bermanfaat.
Penulis
vii
DAFTAR ISI
viii
BAB IV HASIL STUDI DAN PEMBAHASAN ........................................... 33
A. Hasil Studi Kasus ................................................................................ 54
B. Pembahasan ........................................................................................ 88
ix
LAMPIRAN
x
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Stroke merupakan gangguan saraf akut akibat pecahnya pembuluh
darah di otak (Gnanamoorthy, Suthakaran, Rajendra, & Deepak, 2016;
Puspitasari, 2020). Yang ditandai dengan hilangnya keterampilan komunikasi
dan motorik, serta penurunan kognitif yang dapat menyebabkan perasaan
putus asa dalam proses penyembuhan (Damawiyah & Ainiyah, 2017; Rangki
et al., 2019).
World Health Organization (WHO) menyatakan bahwa sejak tahun
2000 terjadi peningkatan besar pada kematian akibat stroke dari 2 juta
menjadi 8,9 juta (11%) pada tahun 2019 (Dari kematian tersebut, 85%
disebabkan oleh stroke. Lebih dari tiga perempat kematian akibat penyakit
stroke terjadi di negara-negara berpenghasilan rendah dan menengah.
(WHO,2021)
Ketergantungan yang dialami pasien pasca stroke beragam, tergantung
dari tingkat keparahan yang dialami pasca terserang stroke. Ketergantungan
penuh 13,88%, ketergantungan berat 9,43%, ketergantungan sedang 7,1%,
ketergantungan ringan 33,25% dan mandiri 36,33%. Berbagai masalah
ketidakmampuan fisik misalnya, mengalami kekurangan atau kehilangan
gerak separuh tubuh (90%), kesulitan berjalan atau masalah keseimbangan
(16,43%), mandi (14,04%), makan (3,39%), masalah inkontinensia urin (15-
20%) dialami oleh pasien pasca stroke. Kelemahan hingga kelumpuhan masih
sering dialami pasien saat keluar dari klinik (Kemenkes RI, 2018). Dinas
Kesehatan Provinsi Sulawesi Selatan tahun 2019 bahwa terdapat stroke
penderita lama sebanyak 1.811 kasus dan penderita baru sebanyak 3.512
kasus dengan 160 kematian. (Dinkes Prov. Sulawesi Selatan, 2020)
Keluarga sangat penting untuk mengetahui edukasi dalam merawat
pasien stroke sehari-hari, sehingga dapat mengetahui kendala, solusi, dan
dampak keluarga dalam merawat pasien pasca stroke, peran keluarga dalam
merawat lansia penderita stroke diperlukan sebagai proses penyembuhan bagi
1
2
TINJAUAN PUSTAKA
4
5
B. Non Tradisional
1) The Unmarried Teenage Mother keluarga yang terdiri dari orang
tua (terutama ibu) dengan anak dari hubungan tanpa nikah.
2) The Step Parent Family
keluarga dengan orang tua tiri.
3) Commune Family
yaitu beberapa keluarga (dengan anak) yang tidak ada hubungan
saudara yang hidup bersama dalam satu rumah, sumber, dan
fasilitas yang sama, pengalaman yang sama; serta sosialisasi anak
melalui aktivitas kelompok/membesarkan anak bersama.
4) The Nonmarital Heterosexual Cohabiting Family
keluarga yang hidup bersama berganti-ganti pasangan tanpa
melakukan pernikahan.
5) Gay and Lesbian Families
seseorang yang mempunyai persamaan seks hidup bersama
sebagaimana ‘marital partners.
6) Cohabitating Family
orang dewasa yang tinggal bersama diluar hubungan perkawinan
melainkan dengan alasan tertentu.
7) Group-Marriage Family
beberapa orang dewasa yang menggunakan alat-alat rumah tangga
bersama yang saling merasa menikah satu dengan lainnya, berbagi
sesuatu termasuk seksual dan membesarkan anak.
8) Group Network Family
keluarga inti yang dibatasi aturan/nilainilai, hidup berdekatan satu
sama lain, dan saling menggunakan alat-alat rumah tangga
bersama, pelayanan, dan bertanggung jawab membesarkan
anaknya.
7
9) Foster Family
keluarga menerima anak yang tidak ada hubungan keluarga/saudara
di dalam waktu sementara, pada saat orang tua anak tersebut perlu
mendapatkan bantuan untuk menyatukan kembali keluarga aslinya.
10) Homeless Family
keluarga yang terbentuk dan tidak mempunyai perlindungan yang
permanen karena krisis personal yang dihubungkan dengan
keadaan ekonomi dan atau masalah kesehatan mental.
11) Gang
bentuk keluarga yang destruktif dari orang-orang muda yang
mencari ikatan emosional dan keluarga mempunyai perhatian,
tetapi berkembang dalam kekerasan dan kriminal dalam
kehidupannya
C. Fungsi Keluarga
Fungsi keluarga menurut (Nadirawati, 2018) sebagai berikut:
1) Fungsi afektif dan koping; dimana keluarga memberikan
kenyamanan emosional anggota, membantu anggota dalam
membentuk identitas, dan mempertahankan saat terjadi stres.
2) Fungsi sosialisasi; keluarga sebagai guru, menanamkan
kepercayaan, nilai, sikap, dan mekanisme koping, memberikan
feedback dan saran dalam penyelesaian masalah.
3) Fungsi reproduksi; dimana keluarga melanjutkan garis
keturunannya dengan melahirkan anak.
4) Fungsi ekonomi; keluarga memberikan finansial untuk anggota
keluarga dan kepentingan di masyarakat.
5) Fungsi pemeliharaan kesehatan; keluarga memberikan keamanan
dan kenyamanan lingkungan yang dibutuhkan untuk pertumbuhan,
perkembangan dan istirahat
D. Tahap dan Perkembangan keluarga
Siklus kehidupan setiap keluarga mempunyai tahapan-tahapan. Seperti
individu-individu yang mengalami tahap pertumbuhan dan
8
C. Kemandirian Lansia
1. Definisi
Kemandirian lansia berarti tanpa pengawasan, pengarahan atau
bantuan pribadi yang masih aktif. Seseorang lanjut usia yang menolak
untuk meakukan fungsi dianggap sebagai tidak melakukan fungsi,
meskipun dianggap mampu. Kemandirian adalah keampuan atau keadaan
dimana individu mampu mengurus atau mengatasi kepentingannya sendiri
tanpa bergantung dengan lain (Wisoedhanie, Venny, and Debora 2021)
Kemandirian mengandung pengertian yaitu suatu dimana
seseorang yang memiliki hasrat bersaing untuk maju demi kebaikan
dirinya, mampu mengambil keputusan dan inisiatif. Seseorang lansia yang
menolak untuk melakukan fungsi dianggap sebagai tidak melakukan
fungsi, meskipun dianggap mampu (Mawaddah, Aman Wijayanto., 2020.).
2. Tingkat kemandirian Lansia
Ketergantungan lanjut usia terjadi ketika mereka mengalami
menurunnya fungsi luhur/pikun atau mengidap berbagai penyakit.
Ketergantungan lanjut usia yang tinggal di perkotaan akan dibebankan
kepada anak, terutama anak Wanita. Anak wanita pada umumnya
sangat diharapkan untuk dapat membantu atau merawat mereka ketika
orang sudah lanjut usia. Anak wanita sesuai dengan citra dirinya yang
18
1) Kats Indeks
Katz indeks adalah suatu instrument pengkajian dengan sistem penilaian
yang didasarkan pada kemampuan seseorang untuk melakukan aktivitas
kehidupan sehari-hari secara mandiri. Penentuan kemandirian fungsional
23
Skore Kriteria
Keterangan :
1) Mandi
Mandiri : bantuan hanya pada satu bagian mandi (seperti punggung atau
ekstermitas yang tidak mampu) atau mandi sendiri sepenuhnya.
Bergantung : bantuan mansi kebih ari satu bagian tubuh, bantuan masuk dan
keluar dari bak mandi, serta tidak mandi sendiri.
2) Berpakaian
Tergantung : tidak dapat memakai baju sendiri atau baju hanya sebagian.
3) Ke kamar kecil
4) Tranferring
Mandiri : berpindah dari tempat tidur untuk duduk, bangkit dan kursi
sendiri
Tergantung : bantuan dalam naik atau turun dari tempat tidur atau kursi,
tidak melakukan satu, atau berpindah.
5) Kontinensia
6) Makan
Berjalan di
lingkungan tempat
4 tinggal atau keluar
tanpa alat bantu,
seperti tongkat.
Dapat mengontrol
pengeluaran kemih
5
Memakan makanan
yang telah disiapkan
6
D. KONSEP STROKE
1. Definisi Stroke
Stroke adalah tanda klinis defisit neurologis fokal dan global yang
terjadi secara tiba-tiba selama 24 jam atau lebih atau kurang dari 24 jam
yang berisiko menyebabkan kematian, stroke non hemoragik yang
disebabkan oleh trombus dan emboli. Penurunan aliran darah ke suatu
tempat di otak yang terjadi akibat stenosis menyebabkan terbentuknya
trombus. Trombus dapat menyebabkan hilangnya fungsi normal pada
neuron yang terkena kematian neunoral. (Adiningrat’ & Novianti, n.d,2022)
2. Etiologi
Teori tentang etiologi stroke sebagian besar kardioemboli dan penyebab
spesifik, termasuk diseksi arteri serviks, aterosklerosis arteri besar,
penyakit pembuluh darah kecil pada penyakit Fabry. Pasien memiliki
setidaknya satu faktor risiko vaskular, dan setidaknya satu faktor risiko
vaskular yang dapat dimodifikasi. Jadi salah satu penyebab stroke usia
muda tertinggi adalah masalah pembuluh darah seperti stenosis, pecah,
oklusi, aneurisma dan malformasi arteriovenosa. (Asdi,2021)
Ada dua faktor penyebab stroke, yaitu faktor predisposisi dan faktor
presipitasi. Penyebab stroke menurut (Anwairi, 2020) yaitu:
a. Faktor predisposisi
1) Trombosis (gumpalan darah di pembuluh darah otak atau otak)
2) Emboli serebral (gumpalan darah atau bahan lain dibawa ke otak
dari bagian tubuh lain)
3) Iskemia (penurunan aliran darah ke area otak)
4) Cerebral hemorrhage (pecahnya pembuluh otak karena pendarahan
ke dalam jaringan otak atau ruang di sekitar otak) (Anwairi, 2020).
b. Faktor pencetus :
1) Hipertensi
2) Penyakit jantung
3) Kolesterol tinggi
27
4) Obesitas
5) Diabetes melitus
6) Polystermia (produksi eritrosit berlebihan)
7) Pola hidup yang buruk, seperti : merokok, mengkonsumsi alkohol,
mengkonsumsi obat-obatan terlarang, kurang gizi aktivitas, kurang
olahraga, faktor makanan yang mengandung kolesterol tinggi
(Jannah & Djannah, 2021).
c. Faktor Risiko (Jannah & Djannah, 2021)
1) Usia
2) Jenis Kelamin
3) Keturunan
3. Klasifikasi
Stroke terbagi menjadi 2 yaitu stroke hemoragik dan stroke non
hemoragik. Diperkirakan stroke non hemoragik (iskemik) mencapai 85%
dari total jumlah stroke yang terjadi (Handayani & Dominica, 2018).
a. Stroke iskemik
Stroke iskemik (non-hemoragik) terjadi ketika pembuluh darah yang
memasok darah ke otak tersumbat. Jenis stroke ini adalah yang paling
umum (hampir 90% stroke adalah iskemik). Kondisi yang mendasari
stroke iskemik adalah penumpukan lemak yang melapisi dinding
pembuluh darah (disebut aterosklerosis). Kolesterol, homosistein dan
zat lainnya dapat menempel di dinding arteri, membentuk zat lengket
yang disebut plak. Seiring waktu, plak menumpuk. Hal ini seringkali
membuat darah sulit mengalir dengan baik dan menyebabkan
penggumpalan darah (trombus). Gejala stroke iskemik dapat bervariasi
pada setiap orang, tergantung pada lokasi arteri di bagian otak yang
terkena.
b. Stroke hemoragik
Stroke hemoragik disebabkan oleh kebocoran atau pecahnya pembuluh
darah di dalam atau sekitar otak, sehingga menghalangi suplai darah ke
jaringan otak sasaran. Selain itu, darah mengalir masuk dan memberi
28
F. KONSEP MEDIS
1. Pengkajian Keperawatan
1) Anamsesa
a) Identitas Klien Meliputi nama, umur (kebanyakan terjadi pada usia
tua), jenis kelamin, pendidikan, alamat, pekerjaan, agama, suku
bangsa, tanggal dan jam MRS, nomor register dan diagnosis medis.
42
tidak berespon ( reflek Caddok (+)). Pada saat tulang kering digurut
dari atas ke bawah biasanya tidak ada respon fleksi atau ekstensi (
reflek openheim (+)) dan pada saat betis di remas dengan kuat
biasanya pasien tidak merasakan apa-apa ( reflek Gordon (+)). Pada
saat dilakukan treflek patella biasanya femur tidak bereaksi saat
diketukkan (reflek patella (+)).
14) Aktivitas dan Istirahat
a. Tanda : gangguan tonus otot, paralitik (hemiplegia), dan terjadi
kelemahan umum, gangguan pengelihatan, gangguan tingkat
kesadaran.
b. Gejala : merasa kesulitan untuk melakukann aktivitas karena
kelemahan, kehilangan sensasi atau paralisis (hemiplegia), merasa
mudah lelah, susah untuk beristirahat (nyeri atau kejang otot).
15) Sirkulasi Gejala :
a. adanya penyakit jantung, polisitemia, riwayat hipertensi postural.
b. Tanda : hipertensi arterial sehubungan dengan adanya embolisme
atau malformasi vaskuuler, frekuensi nadi bervariasi dan disritmia.
16) Integritas Ego
a. Gejala : Perasaan tidak berdaya dan perasaan putus asa
b. Tanda : emosi yang labil dan ketidaksiapan untuk marah, sedih dan
gembira, kesulitan untuk mengekspresikan diri
17) Eliminasi
a. Gejala : terjadi perubahan pola berkemih
b. Tanda : distensi abdomen dan kandung kemih, bising usus negatif.
18) Nutrisi
a. Gejala : nafsu makan hilang,mual muntah selama fase akut,
kehilangan sensasi pada lidah dan tenggorokan, disfagia, adanya
riwayat diabetes, peningkatan lemak dalam darah
b. Tanda : kesulitan menelan dan obesitas
47
19) Neurosensori
a. Gejala : sakit kepala, kelemahan atau kesemutan, hilangnya rangsang
sensorik kontralateral pada ekstremitas, pengelihatan menurun,
gangguan rasa pengecapan dan penciuman.
b. Tanda : status mental atau tingkat kesadaran biasanya terjadi koma
pada tahap awal hemoragik, gangguan fungsi kongnitif, pada wajah
terjadi paralisis, afasia, ukuran atau reaksi pupil tidak sama, kekakuan,
kejang
20) Kenyamanan atau Nyeri
a. Gejala : sakit kepala dengan intensitas yang berbedabeda
b. Tanda : tingkah laku yang tidak stabil, gelisah, ketegangan pada otot.
21) Pernapasan
Ketidakmampuan menelan atau batuk , hambatan jalan napas,
timbulnya pernapasan sulit dan suara nafas terdengar ronchi.
22) Keamanan
Tanda : masalah dengan pengelihatan, perubahan sensori persepsi
terhadap orientasi tempat tubuh, tidak mampu mengenal objek,
gangguan berespon, terhadap panas dan dingin, kesulitan dalam
menelan.
3. Diagnosa Keperawatan
Diagnosis keperawatan merupakan suatu penilaian klinis mengenai
respons klien terhadap masalah kesehatan atau proses kehidupan yang
dialaminya baik yang berlangsung aktual maupun potensial. Diagnosis
keperawatan bertujuan untuk mengidentifikasi respons klien individu,
keluarga dan komunitas terhadap situasi yang berkaitan dengan Kesehatan,
diagnosa yang akan muncul pada kasus stroke dengan menggunakan
Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI 2017) dalam yaitu :
1) Risiko perfusi serebral tidak efektif dibuktikan dengan embolisme.
2) Nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera fisiologis (iskemia).
3) Defisit nutrisi berhubungan dengan ketidakmampuan menelan
makanan.
48
51
52
2. Observasi i
Metode ipengumpulan idata idengan icara imelakukan
ipengamatan isecara ilangsung ikepada iresponden ipenelitian iuntuk
imencari iperubahan iatau ihal-hal iyang iakan iditeliti.
3. Dokumentasi i
iMetode iyang idigunakan iseperti iriwayat ikesehatan imasa
ilalu, igaya ihidup iyang idijalani, imengutip idari isumber ikepustakaan
iseperti ilaporan irutin isuatu iinstitusi iatau iunit ipelayanan ikesehatan.
iDokumentasi ibisa iberbentuk itulisan, isebagai ibukti ibahwa itelah
idilakukan iwawancara.
G. LOKASI iDAN iWAKTU iSTUDI iKASUS
Penelitian ini dilakukan di Puskesmas Antara pada Tanggal 13 Juni-30 Juni
2023
H. ETIKA iSTUDI iKASUS
1. Informend iconcent (informasi iuntuk i iresponden)
Caraipersetujuan antara peneliti dengan partisipan dengan
imemberikan lembar persetujuan untuk menjadi partisipan. Jika setuju
ipartisipan iperlu imenandatangani ilembar ipersetujuan. iTetapi ijika
ipartisipan imenolak imaka ipenelitian i itidak iboleh imelaksanakan idan
imenghormati ihak ipartisipan. iTujuan idari iinformend iconcent iadalah
iagar ipastisipan imengerti imaksud idan itujuan ipenelitian iserta
imengetahui idampaknya.
2. Anonimityn i(kerahasiaan)
Peneliti itidak imencantumkan inama iresponden/partisipan itapi
ihanya imemberikan iinisial ipada ilembar ipengumpulan idata iatau
ihasil ipenelitian iyang idisajikan.
3. Confidentially i(kerahasiaan iinformasi)
Merupakan imasalah ietika idengan imenjamin ikerahasiaan
idari ihasil ipenelitian. iMenjamin ikerahasiaan ipartisipan, ihanya
ikelompok idata itertentu iyang idilaporkan ipada ihasil istudi ikasus.
54
I. Alur Penelitian
Lembar Informed
Consent
Kuisioner Observasi
Kemandirian
Lansia
Pengolahan Data
Mandiri Tidak
Analisa Data
Evaluasi
BAB IV
HASIL STUDI DAN PEMBAHASAN
G1
78
G2 ? ? ?
? ? ?
51 49
55
56
G3
27 23 21 19
Keterangan i:
X : iMeninggal
: iLaki-laki
: iPerempuan
: iKlien
: iGaris iketurunan
: iGaris iperkawinan
------ : iTinggal iserumah
b. Riwayat dan tahap perkembangan keluarga klien I
Pengkajian data didapatkan riwayat dan tahap perkembangan pada
keluarga Tn. A yaitu tahapan perkembangan keluarga Tn. A saat ini
termasuk tahap ke 6 dengan keluarga anak dewasa. Pada tugas tahapan
perkembangan keluarga yang belum terpenuhi yaitu terkait adaptasi
penempatan anggota-anggota keluarga menggantikan tugas dan peran
kepala keluarga dalam pemenuhan kebutuhan hidup sehari-hari.
Adapun Riwayat keluarga inti Tn. A termasuk keluarga dengan tipe
keluarga inti (Nuclear Family) yaitu keluarga yang terdiri atas ayah,
ibu dan anak yang tinggal dalam satu rumah ditetapkan sanksi legal
dalam suatu ikatan perkawinan, satu/keduanya dapat bekerja diluar
rumah. Pada keluarga Tn. A satu rumah hanya terdiri dari istri dan
anak.
c. Kondisi Lingkungan Keluarga Klien I
Pada lingkungan tempat tinggal keluarga Tn. A terdiri dari 2 kamar,
1 kamar mandi yang berada di luar rumah, 1 dapur, 1 ruang tamu dan
lingkungannya cukup bersih dan memadai untuk penggunaan air
sumber air penggunaan air PAM. Untuk pembuangan sampah
dikumpulkan lalu dibuang setiap hari ditempat pembuangan sampah
jika anak Tn. A pergi bekerja.
57
Keluarga Nampak
paham dan
mengerti
3 3
3. Skoring Prioritas Masalah Asuhan Keperawatan Keluarga
Skoring prioritas klien 1 keluarga Tn. A Kesiapan peningkatan pengetahuan berhubungan dengan
rasa ingin tahu perawatan pasca stroke.
Table 4. 12 prioritas skoring klien 1 keluarga Tn.A
Kriteria Skor Bobot Rumus Pembenaran
Menghitung
Sifat masalah: 1 1 1/3 x 1 = 1 Sifat masalah berkaitan dengan pengetahuan dan Tindakan yang
Skala mengarah untuk mensehterakan peningkatan pengetahuan keluarga
Aktual Tn. A tentamg mengatasi stroke.
Risiko
Potensia
Kemungkinan masalah dapat diubah 2 2 2/2 x 2 = 2 Merubah masalah mudah dilakukan dengan cara mencari informasi
skala: di bidang Kesehatan kemudian memberikan Pendidikan Kesehatan
Mudah untuk menunjang terciptanya dalam peningkatan pengetahuan
Sebagian Kesehatan pada keluarga Tn. A yang lebih baik.
Tidak dapat
Potensi masalah untuk decegah 3 1 3/3 x 1 = 1 Mencegah masalah dalam Kesehatan Tn. A tidak jauh berbeda
skala: dengan mengubah masalah oleh sebab itu potensi masalah dapat di
Tinggi cegah tinggi.
61
Cukup
Rendah
Menonjolnya masalah skala 2 1 2/2 x 1 = 1 Masalah yang dialami pada Tn. A bukan merupakan masalah yang
dirasakan dan harus segera ditangani mengancam nyawa tetapi berisiko untuk memunculkan masalah
Ada masalah tapi tidak perlu ditangani Kesehatan datangnya penyakit lainnya.
Masalah tidak dirasakan
Total :5
4. Diagnosa Keperawatan
Kesiapan peningkatan pengetahuan berhubungan dengan rasa ingin tau perawatan pasca stroke dengan data penunjang yang
didapatkan, Data subjektif : Keluarga Tn. A mengatakan ingin mengetahui bagaimana cara untuk merawat Tn.A setelah pasca stroke dan
Keluarga klien mengatakan selalu berusaha untuk memberikan gerakan-gerakan ROM seperti: mengangkat tangan dan menggerakkan kaki.
Sedangkan pada data obketif didapatkan hasil : Tampak keluarga Tn.A antusias dalam mendengarkan edukasi yang di berikan, pemeriksaan
tanda-tanda vital TD: 150/80 mmHg, N: 81 x/I, P: 22 x/I, S: 36ºC, dan Keluarga Nampak paham dan mengerti.
62
5. Intervensi Keperawatan
Tabel 4.15 Intervensi keperawatan
No Diagnosa Tujuan dan Kritera Hasil Rencana Tindakan
Keperawatan
Klien 1
1. Kesiapan Setelah dilakukan tindakan Edukasi Kesehatan (I.12383)
keperawatan selama 6 hari Observasi
peningkatan
diharapkan Kesiapan 1) Identifikasi kesiapan dan kemampuan menerima
pengetahuan peningkatan pengetahuan informasi
berhubungan dengan rasa Teraupetik
berhubungan dengan
ingin tau perawatan pasca 1) Sediakan materi dan media Pendidikan Kesehatan
rasa ingin tau stroke dapat teratasi 2) Jadwalkan Pendidikan Kesehatan sesuao kesepakatan
dengan kriteria hasil: 3) Berikan kesempatan bertanya
perawatan pasca
Tingkat pengetahuan Edukasi
stroke (L.12111) 1) Jelaskan factor dan resiko yang dapat mempengaruhi
a. Perilaku sesuai anjuran Kesehatan
meningkat (5) 2) Ajarkan strategi yang dapat digunakan untuk
b. Verbalisasi minat dalam meningkatkan perilaku hidup bersih dan sehat
belajar meningkat (5)
c. Pertanyaan tentang
masalah yang di hadapi
menurun (5)
d. Menjalani pemeriksaan
yang tidak tepat menrun
(5)
e. Perilaku membaik (5)
63
6.Implementasi dan Evaluasi
Tabel 4.16 Implementasi dan Evaluasi keluarga Tn. A
64
ingin mengetahui bagaimana cara P: Intervensi di lanjutkan
merawat Tn.A yang mengalami 1) Identifikasi kesiapan dan
pasca stroke kemampuan menerima informasi
4. Mengajarkan strategi yang dapat 2) Identifikasi kesiapan dan
digunakan untuk meningkatkan kemampuan menerima informasi
perilaku hidup bersih dan sehat 3) Jelaskan faktor dan resiko yang
Hasil: keluarga Tn.A tampak dapat mempengaruhi Kesehatan
antusias dalam mendengarkan 4) Ajarkan strategi yang dapat
edukasi yang di berikan digunakan untuk meningkatkan
Kamis/6 juli Kesiapan Tingkat pengetahuan S:
2023 1. Melakukan pemeriksaan TTV Keluarga mengatakan mulai
peningkatan
Hasil: memahami cara untuk memandirikan
10.30 pengetahuan TD : 145/90 mmHg lansia yang mengalami pasca stroke
N : 77 x/i
berhubungan
P : 22 x/i O:
dengan rasa ingin S : 36ºC Keluarga tampak antusias melakukam
2. Mengidentifikasi kesiapan dan edukasi yang diberikan
tau perawatan pasca
kemampuan menerima informasi
stroke Hasil: Keluarga Tn.A mengatakan A: Kesiapan peningkatan pengetahuan
memahami dan menerima informasi teratasi sebagian
yang di berikan terkait edukasi
dalam peningkatan kemandirian P: Intervensi di lanjutkan
lansia pasca stroke dengan 1) Identifikasi kesiapan dan
melakukan gerakan-gerakan ROM kemampuan menerima informasi
seperi mengangkat tangan dan 2) Identifikasi kesiapan dan
menggerakkan kaki kemampuan menerima informasi
3. Menjelaskan faktor dan resiko yang 3) Jelaskan faktor dan resiko yang
dapat mempengaruhi kesehatan dapat mempengaruhi Kesehatan
65
Hasil: Keluarga klien mengatakan 4) Ajarkan strategi yang dapat
mulai memahami terkait faktor dan digunakan untuk meningkatkan
resiko yang dapat mempengaruhi
Kesehatan akan tetapi keluarga klien
ingin mengetahui bagaimana cara
merawat Tn.A yang mengalami
pasca stroke
4. Mengajarkan strategi yang dapat
digunakan untuk meningkatkan
perilaku hidup bersih dan sehat
Hasil: keluarga Tn.A tampak
antusias dalam mendengarkan
edukasi yang di berikan
Sabtu/8 juli Kesiapan Tingkat pengetahuan S:
2023 1. Melakukan pemeriksaan TTV Keluarga mengatakan paham terkait
peningkatan
Hasil: cara untuk memandirikan lansia yang
pengetahuan TD : 135/80 mmHg mengalami pasca stroke
N : 99 x/i
berhubungan
P : 21 x/i O:
dengan rasa ingin S : 36ºC Keluarga tampak mulai memandirikan
2. Mengidentifikasi kesiapan dan lansia
tau perawatan pasca
kemampuan menerima informasi
stroke Hasil: Keluarga Tn.A mengatakan A: Kesiapan peningkatan teratasi
memahami informasi yang di
berikan terkait edukasi dalam P: Intervensi dihentikan
peningkatan kemandirian lansia
pasca stroke dan melakukan
gerakan-gerakan ROM seperi
66
mengangkat tangan dan
menggerakkan kaki
3. Menjelaskan faktor dan resiko yang
dapat mempengaruhi kesehatan
Hasil: Keluarga klien tampak
mengetahui faktor dan resiko yang
mempengaruhi Kesehatan dan
keluarga klien mulai mengetahui
cara merawat Tn.A yang mengalami
pasca stroke
4. Mengajarkan strategi yang dapat
digunakan untuk meningkatkan
perilaku hidup bersih dan sehat
Hasil: keluarga Tn.A tampak paham
terkait edukasi yang di berikan
67
68
1. Pengkajian
a. Identitas Klien II
Pengkajian dilakukan pada tanggal 03 juli 2023 di BTN antara makassar.
Pengkajian dilakukan dengan wawancara, observasi, pemeriksaan fisik
sehingga didapatkan data berupa:
1. Identitas Kepala Keluarga
Nama : Tn. A
Umur : 72 Tahnun
Agama : Islam
Suku : Makassar
Pendidikan : S2
Pekerjaan : Pensiun
Alamat : BTN Antara Makassar
Nomor Telepon : Tidak ada
Klien 2 keluarga Ny. S
G1 78
G2 ? ? ?
? ?
?
? ?
G3
21
? ?
6 ?
Keterangan i: 2
X : iMeninggal
: iLaki-laki
: iPerempuan
: iKlien
: iGaris iketurunan
69
: iGaris iperkawinan
------ : iTinggal iserumah
2. Analisa Data
4 3
4 3
3. Skoring Prioritas Masalah Asuhan Keperawatan Keluarga
Skoring prioritas klien 2 keluarga Ny. S Kesiapan peningkatan pengetahuan berhubungan dengan
rasa ingi tahu perawatan pasca stroke
Table 4. 13 prioritas skoring klien 2 keluarga Ny.S
Kriteria Skor Bobot Rumus Pembenaran
Menghitung
Sifat masalah: 1 1 1/3 x 1 = 1 Sifat masalah berkaitan dengan pengetahuan dan
Skala Tindakan yang mengarah untuk mensehterakan
Aktual peningkatan pengetahuan keluarga Ny. S
Risiko tentamg mengatasi stroke.
Potensia
Kemungkinan masalah dapatdiubah 2 2 2/2 x 2 = Merubah masalah mudah dilakukan dengan cara
skala: 2 mencari informasi di bidang Kesehatan
Mudah kemudian memberikan Pendidikan Kesehatan
Sebagian untuk menunjang terciptanya dalam peningkatan
Tidak dapat pengetahuan Kesehatan pada keluarga Ny. S
yang lebih baik.
Potensi masalah untuk decegah skala: 3 1 3/3 x 1 = Mencegah masalah dalam Kesehatan Ny. S
Tinggi 1 tidak jauh berbeda dengan mengubah masalah
74
Cukup oleh sebab itu potensi masalah dapat di cegah
Rendah tinggi.
Menonjolnya 2 1 2/2 x 1 = 1 Masalah yang dialami pada Ny. S bukan
masalah skala dirasakan danharus merupakan masalah yang mengancam nyawa
segera ditangani tetapi berisiko untuk memunculkan masalah
Ada masalah tapi tidak perlu ditangani Kesehatan datangnya penyakit lainnya.
Masalah tidak dirasakan
Total :5
4. Diagnosa Keperawatan
Kesiapan peningkatan pengetahuan berhubungan dengan rasa ingin tahu perawatan pasca stroke dengan data penunjang yang
didapatkan, Data subjektif : Keluarga Ny. S mengatakan ingin mengetahui bagaimana cara untuk merawat Ny. S setelah pasca stroke dan
Keluarga klien mengatakan selalu berusaha untuk memberikan gerakan-gerakan ROM seperti: mengangkat tangan dan menggerakkan kaki.
Sedangkan pada data obketif didapatkan hasil : Tampak keluarga Ny. S antusias dalam mendengarkan edukasi yang di berikan,
pemeriksaan tanda-tanda vital TD: 155/90 mmHg, N: 74 x/I, P: 20 x/I, S: 36.8ºC, dan Keluarga Nampak paham dan mengerti.
75
5. Intervensi Keperawatan
Tabel 4.15 Intervensi keperawatan
No Diagnosa Tujuan dan Kritera Hasil Rencana Tindakan
Keperawatan
Klien 2
1. Kesiapan Setelah dilakukan tindakan Edukasi Kesehatan (I.12383)
keperawatan selama 6 hari Observasi
peningkatan
diharapkan Kesiapan 2) Identifikasi kesiapan dan kemampuan menerima
pengetahuan peningkatan pengetahuan informasi
berhubungan dengan rasa Teraupetik
berhubungan dengan
ingin tau perawatan pasca 4) Sediakan materi dan media Pendidikan Kesehatan
rasa ingin tau stroke dapat teratasi 5) Jadwalkan Pendidikan Kesehatan sesuao kesepakatan
dengan kriteria hasil: 6) Berikan kesempatan bertanya
perawatan pasca
Tingkat pengetahuan Edukasi
stroke (L.12111) 3) Jelaskan factor dan resiko yang dapat mempengaruhi
f. Perilaku sesuai anjuran Kesehatan
meningkat (5) 4) Ajarkan strategi yang dapat digunakan untuk
g. Verbalisasi minat dalam meningkatkan perilaku hidup bersih dan sehat
belajar meningkat (5)
h. Pertanyaan tentang
masalah yang di hadapi
menurun (5)
i. Menjalani pemeriksaan
yang tidak tepat menrun
(5)
j. Perilaku membaik (5)
76
6. Implementasi Keperawatan
Tabel 4.17 Implementasi dan Evaluasi Ny. S
Hari/Tanggal Diagnosa Implementasi Evaluasi
Selasa/4 juli Kesiapan peningkatan Tingkat pengetahuan S:
2023 1. Melakukan pemeriksaan TTV Keluarga Ny.S mengatakan
pengetahuan
Hasil:TD : 155/90 mmHg ingin mengetahui bagaimana
berhubungan dengan N : 74 x/i cara untuk merawat Ny.S yang
P : 20 x/i mengalami pasca stroke.
rasa ingin tau
S : 36,8ºC Keluarga klien mengatakan
perawatan pasca 2. Mengidentifikasi kesiapan dan selalu berusaha untuk
kemampuan menerima informasi memberikan gerakan-gerakan
stroke
Hasil: keluarga Ny.S mengatakan siap ROM seperti: mengangkat
untuk menerima informasi yang akan di tangan dan menggerakkan kaki.
berikan terkait edukasi dalam
peningkatan kemandirian lansia pasca O:
stroke dengan melakukan gerakan- Keluarga Ny.S tampak antusias
gerakan ROM seperi mengangkat untuk mengetahui terkait cara
tangan dan menggerakkan kaki merawat Ny.S yang mengalami
3. Menjelaskan faktor dan resiko yang stroke
dapat mempengaruhi kesehatan Nampak Ny.S berusaha untuk
Hasil: keluarga klien mengatakan melakukan gerakan-gerakan
kurang memahami terkait faktor dan seperti menggerakkan tangan
resiko yang dapat mempengaruhi dan kaki
Kesehatan akan tetapi keluarga klien
ingin mengetahui bagaimana cara A: Kesiapan peningkatan
merawat Ny.S yang mengalami pasca pengetahuan belum teratasi
stroke
77
4. Mengajarkan strategi yang dapat P: Intervensi dilanjutkan
digunakan untuk meningkatkan 1) Identifikasi kesiapan dan
perilaku hidup bersih dan sehat kemampuan menerima
Hasil: keluarga Tn.A tampak antusias informasi
dalam mendengarkan edukasi yang di 2) Identifikasi kesiapan dan
berikan kemampuan menerima
informasi
3) Jelaskan faktor dan resiko yang
dapat mempengaruhi
Kesehatan
4) Ajarkan strategi yang dapat
digunakan untuk meningkatkan
Kamis/6 juli Kesiapan peningkatan Tingkat pengetahuan S:
2023
pengetahuan
1. Melakukan pemeriksaan TTV Keluarga Ny.S mengatakan
Hasil: mulai memahami dan menerima
berhubungan dengan TD : 150/80 mmHg terkait informasi yang di berikan
N : 72 x/i Keluarga Ny.S mengatakan
rasa ingin tau
P : 20 x/i Ny.S mampu menggerakkan
perawatan pasca S : 36ºC tangan dan kaki tetapi masih di
2. Mengidentifikasi kesiapan dan bantu oleh keluarga
stroke
kemampuan menerima informasi
Hasil: Keluarga Ny.S mengatakan O:
memahami dan menerima informasi Keluarga tampak antusias
yang di berikan terkait edukasi dalam melakukam edukasi yang
peningkatan kemandirian lansia pasca diberikan
stroke dengan melakukan gerakan- Tampak Ny.S melakukan
gerakan ROM seperi mengangkat gerakan-gerakan ROM di bantu
78
tangan dan menggerakkan kaki oleh keluarga
3. Menjelaskan faktor dan resiko yang A: kesiapan peningkatakan
dapat mempengaruhi kesehatan pengetahuan teratasi sebagian
Hasil: Keluarga klien mengatakan
mulai memahami terkait faktor dan P: Intervensi di lanjutkan
resiko yang dapat mempengaruhi 1) Identifikasi kesiapan dan
Kesehatan akan tetapi keluarga klien kemampuan menerima informasi
ingin mengetahui bagaimana cara 2) Identifikasi kesiapan dan
merawat Ny.S yang mengalami pasca kemampuan menerima informasi
stroke 3) Jelaskan faktor dan resiko yang
4. Mengajarkan strategi yang dapat dapat mempengaruhi Kesehatan
digunakan untuk meningkatkan
4) Ajarkan strategi yang dapat
perilaku hidup bersih dan sehat
digunakan untuk meningkatkan
Hasil: keluarga Ny.S tampak antusias
dalam mendengarkan edukasi yang di
berikan
Sabtu/8 juli Kesiapan peningkatan Tingkat pengetahuan S:
2023 1. Melakukan pemeriksaan TTV Keluarga Ny.S mengatakan
pengetahuan
Hasil: memahami dan menerima terkait
berhubungan dengan TD : 150/70 mmHg informasi yang di berikan
N : 84 x/i Ny.S mengatakan mampu
rasa ingin tau
P : 21 x/i menggerakkan tangan dan kaki
perawatan pasca S : 36ºC secara mandiri
stroke 2. Mengidentifikasi kesiapan dan
kemampuan menerima informasi O:
Hasil: Keluarga Ny.S mengatakan Tampak Ny.S mampu
memahami informasi yang di berikan menggerakkan kaki dan tangan
terkait edukasi dalam peningkatan sebelah kiri
79
kemandirian lansia pasca stroke dan
melakukan gerakan-gerakan ROM A: Kesiapan peningkatan
seperi mengangkat tangan dan pengetahuan teratasi
menggerakkan kaki
3. Menjelaskan faktor dan resiko yang P: Intervensi di hentikan
dapat mempengaruhi kesehatan
Hasil: Keluarga klien tampak
mengetahui faktor dan resiko yang
mempengaruhi Kesehatan dan keluarga
klien mulai mengetahui cara merawat
Ny.S yang mengalami pasca stroke
4. Mengajarkan strategi yang dapat
digunakan untuk meningkatkan
perilaku hidup bersih dan sehat
Hasil: keluarga Ny.S tampak paham
terkait edukasi yang di berikan
80
81
B. Pembahasan
Implementasi keperawatan
agar peredaran darah yang terhambat dalam tubuh mengalir dengan baik.
Kemudian diberikan penjelasan mengenai faktor dan resiko yang dapat
mempengaruhi Kesehatan dimana keluarga Tn. A mengatakan kurang
memahami terkait faktor dan resiko yang dapat mempengaruhi Kesehatan
Tn. A oleh karena itu peneliti mengumpulkan anggota keluarga lainnya
untuk memberikan penjelasan kepada anggota keluarga penderita pasca
stroke yang dijelaskan mengenai pengetahuan Kesehatan terkait stroke.
Setelah itu mengajarkan strategi pada anggota keluarga Tn. A yang dapat
digunakan untuk meningkatkan perilaku hidup bersih dan sehat dilakukan
dengan memberikan penjelasan tentang kebersihan diri pada Tn. A terutama
pakaian dan lingkungan sekitar, anggota keluarga lainnya juga diberikan
penjelasan terkait pentingnya mengetahui cara penanganan dan perawatan
pada Tn. A yang mengalami pasca stroke. Keluarga Tn. A tampak antusias
dalam mendengarkan edukasi maupun penjelasan yang diberikan.
ROM pasif seperti fleksin jari, ekstensi jari, abduksi bahu, adduksi bahu
dan memahami terkait memandirikan lansia yang mengalami pasca stroke.
Selanjutnya menidentifikasi Kembali kesiapan dan kemampuan anggota
keluarga Tn. A dalam menerima informasi yang diberikan terkait edukasi
dalam peningkatan kemandirian lansia pasca stroke dengan melakukan
pergerakan-pergerakan ROM seperti mengangkat tangan dan
menggerakkan kaki. Keluarga Tn. A mengatakan mulai memahami terkait
factor dan resiko yang dapat mempengaruhi masalah Kesehatan yang
dialami Tn. A .
suami dan anak terkait masalah Kesehatan yag dialami Ny. S memberikan
penjelasan kepada keluarga terkait pentingnya peningkatan kemandirian
lansia pasca stroke. Respon keluarga Ny. S tampak antusias dan baik.
86
87
DAFTAR PUSTAKA
Adi Nurapandi. n.d., 2021. Dan Mobilisasi Pada Lansia Penderita Stroke Dengan
Audio Visual Di Panti Jompo Welas Asih Tasikmalaya Jajuk Kusumawaty,
Edukasi, and Education and Mobilization (ROM) among Elderly Stroke
Patients with Audio Visuals at Panti Jompo Welas Asih Tasikmalaya.
Agustia Fitri Artina., 2020. Pengaruh Latihan Range Of Motion (ROM) Terhadap
Gerak Otot Pada Pasien Pasca Stroke : Sebuah Tinjauan Sistematik.
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI ILMU
KESEHATAN BINA HUSADA PALEMBANG.
Bakhtiar, Y., & Rochana, N. (2020). Sensitivitas dan Spesifitas Skor Stroke
Literature Review, 18(2).
Firliansah Adiningrat’, Farhan, and Karmila Novianti. n.d., 2022. “Stroke Non
Hemoragik: Laporan Kasus Non Hemorrhagic Stroke: Case Report.”
89
Handayani, D., & Dominica, D. (2018). Gambaran drug related problems (DRP’s)
pada penatalaksanaan pasien stroke hemoragik dan stroke non hemoragik
di RSUD Dr M Yunus Bengkulu. Jurnal Farmasi Dan Ilmu Kefarmasian
Indonesia, 5(1), 36–44.
Kemenkes RI. (2018). Riset Kesehatan Dasar (Rikesdas) 2018. Jakarta: Badan
Penelitian dan Pengembangan Kemenkes RI.
Kurniasih, Rodiana, and Siti Nurjanah. n.d., 2020. Hubungan Dukungan Keluarga
Dengan Kecemasan Akan Kematian Pada Lansia.
Nea Sherina, Pendampingan, Dadan Ramdan, and Nur Hidayat. n.d., 2022.
Asuhan Keperawatan Medikal Bedah pada Pasien dengan Gangguan
Sistem Persyarafan di Ruang Flamboyan RSUD Banjar Assistancy of
Medical Surgical Nursing for Patients with Nervous System Disorders
(Hemorrhagic Stroke) in Flamboyant Room, General Hospital of Banjar.
Pereira, Dirce Rosa, Ronasari Mahaji Putri, and Yanti Rosdiana. 2021. “Self
Efficacy Berhubungan Dengan Kejadian Depresi Lansia.” Care: Jurnal
Ilmiah Ilmu Kesehatan 9(3):376–89.
Setiyawan, S., Nurlely, P. S., & Harti, A. S. (2019). Pengaruh Mirror Therapy
Terhadap Kekuatan Otot Ekstremitas Pada Pasien Stroke Di RSUD Dr.
Moewardi. JKM (Jurnal Kesehatan Masyarakat) Cendekia Utama, 6(2),
49. https://doi.org/10.31596/jkm.v6i2.296
Sriwahyuni, Self, Sri Darmawan, Widya Eka Putri, and Stikes Nani Hasanuddin
Makassar. 2020. Management Pasien Pasca Stroke di RSKD Dadi Provinsi
Sulawesi Selatan INDONESIAN ACADEMIA HEALTH SCIENCES
JOURNAL. Vol. I.
Wisoedhanie, Widi, Berliany Venny, and Oda Debora. 2021. Kemandirian Hidup
Lansia Ditinjau Dari Faktor Kondisi Kesehatan & Kapasitas Fungsional
Lansia. Malang: Media Nusa Creative (MNC Publishing).
92
LAMPIRAN
RIWAYAT iHIDUP
A. IDENTITAS
1. Nama : iDewi Sri Haryani
2. Tempat/Tanggal iLahir : iManokwari, i31 iOktober 1998
3. Agama : iIslam i
4. Suku/Bangsa : iBugis-makassar/Indonesia
5. No. iTelpon : i081245358219
6. E-mail iAlamat : dhewyaryani3198@gmail.com
B. RIWAYAT iPENDIDIKAN
1. SDN i06 SANGGENG i2004-2010
2. SMPN i03 iMANOKWARI iTahun i2010-2013
3. SMANi01 iMANOKWARI iTahun i2013-2016
4. STIKES iNani iHasanuddin iMakassar iTahun i2020 i- isekarang
C. PENGALAMAN iORGANISASI
1. Anggota ekonomi iHimpunan iMahasiswa iDIII iKeperawatan iSTIKES
iNani iHasanuddin iMakassar itahun i2021-2022
2. Anggota ekonomi iHimpunan iMahasiswa iDIII iKeperawatan iSTIKES
iNani iHasanuddin iMakassar itahun i2022-2023
93
Lampiran 4 : dokumentasi
PENELITI
3. Genogram
4. Tipe Keluarga
a. Jenis type keluarga:
b. Masalah yang terjadi dengan type tersebut :
5. Suku bangsa
a. Asal suku bangsa
b. Budaya yang berhubungan dengan kesehatan
6. Agama dan kepercayaan yang mempengaruhi kesehatan
7. Status sosial ekonomi keluarga
a. Anggota keluarga yang mencari nafkah
b. Penghasilan
c. Upaya lain
98
f. Pemanfaatan ruangan:
g. Septic tank: ada/tidak letak
h. Sumber air minum:
i. Kamar mandi/WC:
j. Sampah: limbah RT
k. Kebersihan lingkungan:
l. Karakteristik tetangga dan komunitas RW
a. Kebiasaan :
b. Aturan/kesepakatan
c. Budaya
2. Mobilitas Geografi Keluarga:
3. Perkumpulan Keluarga Dan Interaksi DenganiMasyarakat:
4. System Pendukung Keluarga;
E. STRUKTUR KELUARGA
1. Pola /cara Komunikasi Keluarga:
2. Struktur Kekuatan Keluarga:
3. Struktur Peran (peran masing-masing anggota keluarga)
4. Nilai dan Norma Keluarga
F. FUNGSI KELUARGA
1. Fungsi Afektif
2. Fungsi Sosialisasi
a. Kerukunan Hidup dalamiKeluarga:
b. Interakasi dan Hubungan dalam Keluarga:
c. Anggota Keluarga yang Dominan dalam Pengambilan
Keputusan:
d. Kegiatan Keluarga Waktu Senggang:
e. Partisipasi dalam Kegiatan Sosial:
f. Fungsi Perawatan Kesehatan :
3. Fungsi Reproduksi
a. Perencanaan jumlah anak:
b. Akseptor: Ya yangidigunakan lamanya
100
4. Riwayat penyakit
sebelumnya
101
5. Tanda-tanda vital
6. Sistem Cardiovaskuler
7. Sistem Respirasi
8. Sistem GiTract
9. Sistem Persarafan
DataSubjektif:
DataObjektif
SifatMasalah: (skor/angka 3
a. Aktual 1 tertinggi) 2
b. Resiko xbobot 1
c. Potensial
Kemungkinan (skor/angka
masalahdapat diubah: tertinggi) 2
a. Mudahseluruhnya 2 xbobot 1
b. Sebagian 0
c. Tidak dapat
Potensial masalah (skor/angka
dapatdicegah: tertinggi) 3
a. Tinggi 1 xbobot 2
b. Cukup 1
c. Rendah
Menonjolnyamasalah: (skor/angka
a. Dirasakan dan tertinggi)xbobot 2
segeraditangani
b. Dirasakan tapi 1 1
tidak perlu segera
Ditangani 0
c. Tidak dirasakan
103
Diagnosa
keperawatan NOC NI
Data C
kode diagnosis kode hasi Kode Intervensi
l
Data pendukung
masalah
keluarga
CATATAN KEPERAWATAN
Tindakan
Tgl Data Dx.Keperawatan Keperawatan Evaluasi
S
A
P