Oleh :
AYU ARARAS ANGROSOWANI
201503010
i
SKRIPSI
HUBUNGAN SELF EFFICACY DAN DUKUNGAN SUAMI
TERHADAP PEMERIKSAAN PAP SMEAR PADA PUS DI
KELURAHAN PANDEAN KOTA MADIUN
Oleh :
AYU ARARAS ANGROSOWANI
201503010
ii
LEMBAR PERSETUJUAN
Skripsi ini telah disetujui
oleh pembimbing dan telah dinyatakan layak mengikuti
ujian skripsi.
SKRIPSI
HUBUNGAN SELF EFFICACY DAN DUKUNGAN SUAMI TERHADAP
PEMERIKSAAN PAP SMEAR PADA PUS DI KELURAHAN PANDEAN
KOTA MADIUN
Menyetujui, Menyetujui,
Pembimbing I Pembimbing II
Mengetahui,
Ketua Program Studi Kesehatan Masyarakat
iii
LEMBAR PENGESAHAN
Pada Tanggal
Dewan Penguji
1. Ketua Dewan Penguji : Riska Ratnawati, S.KM.,M.Kes (………………)
Mengesahkan
STIKES Bhakti Husada Mulia Madiun
Ketua,
iv
LEMBAR PERSEMBAHAN
v
HALAMAN PERNYATAAN
vi
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
vii
KATA PENGANTAR
Segala puji syukur kepada Allah SWT karena berkat rahmat dan
hidayahnya –Nya, penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Hubungan
Self Efficacy dan Dukungan Suami Terhadap Pemeriksaan Pap Smear Pada PUS
Di Kelurahan Pandean Kota Madiun” ini dapat terselesaikan dengan baik.
Penyusunan proposal skripsi ini tentunya tidak lepas dari bimbingan dan
dukungan moral kepada saya, untuk itu saya sampaikan terimakasih kepada:
1. dr. Agung Sulistya Wardani, M.Mkes selaku Kepala Dinas Kesehatan
Kota Madiun.
2. Silverina K,S.KM., M.Kes selaku Kepala Puskesmas Demangan Kota
Madiun yang telah mengijinkan peneliti untuk mengambil sejumlah data
di Kelurahan Pandean Kota Madiun untuk menyusun proposal penelitian
ini.
3. Zaenal Abidin, S.KM.,M.Kes selaku ketua STIKES Bhakti Husada Mulia
Madiun.
4. Avicena Sakufa Marsanti, S.KM.,M.Kes selaku ketua Progra Studi Kesehatan
Masyarakat STIKES Bhakti Husada Mulia Madiun dan selaku pembimbing I
yang telah membina, menyediakan waktu, tenaga , memberikan saran atau
masukan, dan pikiran untuk membimbing penulis dalam menyusun skripsi
sehingga dapat selesai tepat waktu.
5. H. Edy Bachrun, S.KM.,M.Kes selaku pembimbing II yang telah membina,
menyediakan waktu, tenaga dan pikiran untuk membimbing penulis dalam
menyusun skripsi sehingga dapat selesai tepat waktu.
6. Riska Ratnawati, S.KM., M.Kes selaku dewan penguji yang senantiasa
mendampingi, memberikan saran atau masukan, dan membantu kelancaran
sidang skripsi.
7. Seluruh manajemen Puskesmas Demangan Kota Madiun yang telah
mengizinkan dan membantu penulis dalam penelitian.
viii
8. Keluarga yang selalu memberikan support dan doa yang terbaik.
9. Teman-teman Program Studi Kesehatan Masyarakat Stikes Bhakti Husada
Mulia Madiun yang saling mendukung dan bekerjasama dalam menyelesaikan
tugas akhirnya.
Proposal Skripsi ini telah penulis susun seoptimal mungkin, namun penulis
menyadari bahwa masih tedapat kekurangan dalam laporan ini. Demi perbaikan
skripsi ini, maka diharapkan adanya kritik dan saran dari semua pihak yang
bersifat membangun.
Penyusun
ix
Program Studi Kesehatan Masyarakat
Stikes Bhakti Husada Mulia Madiun
2019
ABSTRAK
Ayu Araras Angrosowani
Hubungan Self Efficacy Dan Dukungan Suami Terhadap Pemeriksaan Pap
Smear Pada Pus Di Kelurahan Pandean Kota Madiun
81 halaman + 15 tabel + 3 gambar + 6 lampiran
LatarBelakang: Pap smear sebagai salah satu pemeriksaan skrining yang penting
untuk mendeteksi adanya karsinoma serviks sejak dini. Dari ke 6 puskesmas yang
terdapat di kota madiun terdapat salah satu Puskesmas yang belum memenuhi
target sasaran (sebesar 80%) dalam pemeriksaan pap smear yaitu, Puskesmas
Demangan yang baru menunjukkan angka capaian sebesar 17%. Dengan jumlah
peserta 314 dari total PUS sebanyak 2367 orang. Dari hasil pemeriksaan pap
smear pada Puskesmas Demangan dengan hasil terendah yaitu di Kelurahan
Pandean pada tahun 2018 hanya terdapat 63 orang. Permasalahan yang dikaji
dalam penelitian ini adalah keikutsertaan PUS untuk ikut melaksanakan program
pap smear. Dengan tujuan mengetahui hubungan self efficacy dan dukungan suami
terhadap pemeriksaan pap smear pada PUS di Kelurahan Pandean Kota Madiun.
Metode: Menggunakan penelitian deskriptif Analitik dengan pendekatan
rancangan cross sectional. Sampel terdiri dari 110 responden. Data dianalisis
dengan menggunakan uji Chi-Square dengan derajat kemaknaan 0,05.
Hasil: Hasil penelitian didapatkan hubungan self efficacy (p value= 0,029 : RP=
6,2) dan dukungan suami (p value= 0,735 : RP= 1,4).
Kesimpulan dan saran: ada hubungan self efficacy terhadap pemeriksaan pap
smear pada PUS di Kelurahan Pandean Kota Madiun. Tidak ada hubungan
dukungan suami dengan pemeriksaan pap smear pada PUS di Kelurahan Pandean
Kota Madiun. Diperlukannya upaya lebih, dukungan sosial, serta edukasi bagi
para PUS (istri) untuk mencegah terjadinya kanker serviks dan meningkatkan
pemeriksaan program pap smear.
Kata Kunci : Self Efficacy, Dukungan Suami, Pap Smear
Kepustakaan: 27 (2012-2018)
x
PUBLICH HEALTH PROGRAM
STIKES BHAKTI HUSADA MULIA MADIUN
2019
ABSTRACT
Ayu Araras Angrosowani
Relationship between Self Efficacy and Husband Support for Pap Smear
Examination in Fertile Age Couples in Pandean Village, Madiun City
81 pages + 15 tables + 3 images + 6 attachments
Background: From the 6 health center located in the city of Madiun there is one
health center that has not met the target (by 80%) in the pap smear examination,
namely, the new Demangan Community Health Center shows a achievement rate
of 17%. With the number of participants 314 of the total Fertile Couples of 2367
people. From the results of the pap smear examination at Demangan Health
Center with the lowest results, namely in Pandean Village in 2018 there were only
63 people. The problem examined in this study is the participation of fertile
couples to participate in pap smear programs. In order to find out the relationship
between self efficacy and husband support for pap smear examinations on Fertile
Couples in Pandean Village Madiun City.
Method: Using descriptive analytical research with cross sectional design
approach. The sample consisted of 110 respondents. Data were analyzed using the
Chi-Square test with a significance egree of 0.05.
Results: The results of the study found a relationship of self efficacy (p value =
0.029: RP = 6.2) and husband support (p value = 0.735: RP = 1.4).
Conclusions and suggestions: there is a relationship between self efficacy
against pap smear examination in Fertile Couples in Pandean Village, Madiun
City. There is no relationship between husbandsupport and pap smear
examination at Fertile Age Couples in Pandean Village, Madiun City. The need
for more efforts, social support, and education for Fertile Age Couples (wife) to
prevent cervical cancer and increase examination of the pap smear program..
Keywords: Self Efficacy, Husband Support, Pap Smear
Literature: 27 (2012-2018)
xi
DAFTAR ISI
xii
BAB 5 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
5.1 Gambaran Umum ................................................................................. 63
5.2 Hasil Penelitian ..................................................................................... 64
5.3 Pembahasan .......................................................................................... 70
BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan ........................................................................................... 78
6.2 Saran ..................................................................................................... 79
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 80
LAMPIRAN .................................................................................................... 83
xiii
DAFTAR TABEL
Tabel 4.1 Definisi Operasional Variabel ..............................................................53
Tabel 4.2 Hasil Uji Validitas Self Efficacy ..........................................................55
Tabel 4.3 Hasil Uji Validitas Dukungan Suami ...................................................55
Tabel 4.4 Hasil Uji Validitas pemeriksaan pap smear .........................................56
Table 4.5 Hasil Uji Reliabilitas ............................................................................57
Tabel 4.7 Realisasi Kegiatan ................................................................................57
Tabel 4.8 Coding Variabel Penelitian .................................................................59
Tabel 5.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Umur .......................................65
Tabel 5.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan .................65
Tabel 5.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan .................................66
Tabel 5.4 Distribusi Frekuensi Self Efficacy .......................................................67
Tabel 5.5 Distribusi Frekuensi Dukungan Suami .................................................67
Tabel 5.6 Distribusi Frekuensi Pemeriksaan Pap Smear ......................................68
Tabel 5.7 Tabel silang Self Efficacy ....................................................................69
Tabel 5.8 Tabel Silang Dukungan Suami .............................................................70
xiv
DAFTAR GAMBAR
2.6 Gambar Kerangka Teori ..................................................................................44
3.1 Gambar Kerangka Konsep ..............................................................................45
5.1 Peta Kelurahan Pandean .................................................................................64
xv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 : Surat Ijin Pengambilan Data Awal
Lampiran 2 : Kartu Bimbingan Tugas Akhir
Lampiran 3 : Surat Ijin Penelitian
Lampiran 4 : Hasil Uji Validitas Dan Reliabilitas Self Efficacy
Lampiran 5 : Hasil Uji Validiatas Dan Reliabilitas Dukungan Suami
Lampiran 6 : Hasil Uji Validitas Dan Reliabilitas Pap Smear
Lampiran 7 : Input Data Univariat Dan Bivariat
Lampiran 8 : Hasil Distribusi Frekuensi Responden
Lampiran 9 : Hasil Bivariat Self Efficacy
Lampiran 10: Hasil Bivariat Dukungan Suami
Lampiran 11: Kuesioner
Lampiran 12: Penelitian Terhadap Responden
xvi
DAFTAR ISTILAH
Pap Smear : Pemeriksaan deteksi dini kanker serviks
Self Efficacy : Keyakinan akan kemampuan untuk mencapai sesuatu pada
diri sendiri
Ginekologi : Dokter (petugas kesehatan)
Premalignant : Prakeganasan
Malignancy : Tumor
Endometrium : Lapisan terdalam pada rahim
Skrining : Deteksi dini suatu penyakit
Displasia : Pembentukan sel secara tidak beraturan
Tuba Fallopi : Buluh rahim atau dua saluran yang menghubungkan
ovarium mamalia betina dengan rahim
kemoterapi : Pengobatan kanker
Ovarium : Indung telur
Ovulasi : Proses pelepasan ovum (sel telur)
Maturitas : Kedewasaan (kematangan)
Menstruasi :Proses keluarnya darah dari vagina yang terjadi akibat
siklus bulanan alami pada tubuh wanita
Ovule :Tempat bersemayamnya sel telur
Sitologi :Cabang biologi yang berhubungan dengan studi sel,
struktur, fungsi, dan biokimia
Menopause :Berakhirnya siklus menstruasi secara alami saat wanita
memasuki usia 45- 55 tahun
Self Control :Kemampuan seseorang untuk mengendalikan dirinya secara
sadar agar menghasilkan perilaku yang tidak merugikan
orang lain
Self Regulatory : Kemampuan
Cross Sectional :Kemampuan yang dimiliki manusia berupa kemampuan
berfikir
Independent : Variabel bebas dalam penelitian
Dependent : Variabel terikat dalam penelitian
Confidennality : Kerahasiaan
Beneficience : Manfaat
Justice : Adil
Non Maleficence : Tidak Membahayakan
xvii
DAFTAR SINGKATAN
xviii
BAB 1
PENDAHULUAN
tugas bagi pemerintah dan tenaga kesehatan, terkait tingginya angka kematian ibu.
Penyebab tingginya angka kematian ibu salah satunya kanker serviks yang
merupakan penyakit pada sistem reproduksi yang disebabkan oleh 70% HPV
Pap smear sebagai salah satu pemeriksaan skrining yang penting untuk
mendeteksi adanya karsinoma serviks sejak dini. Pap smear sangat penting di
jumlah penderita kanker serviks terbanyak di dunia. Dilihat dari hasil data, tiap
Kendala yang selama ini ditemukan dalam usaha skrining kanker serviks
ketakutan merasa sakit pada saat pemeriksaan, tidak diizinkan suami serta rasa
segan diperiksa oleh dokter pria atau pun bidan dan kurangnya dukungan keluarga
1
2
adalah kanker tersering pada wanita dengan perkiraan 570.000 kasus baru pada
tahun 2018 yang mewakili 7,5% dari semua kematian akibat kanker wanita. Lebih
Kanker payudara dan kanker leher rahim merupakan jenis kanker yang
ditemukan pada tahap yang lebih dini, namun 70% penderita kanker baru
mengetahui bahwa mereka sudah berada pada stadium lanjut. Kanker leher rahim
dapat ditemukan pada tahap sebelum kanker (lesi prakanker) dengan metode
Inspeksi Visual Asam Asetat (IVA) dan pap smear. Jika ditemukan pada tahap
kesehatan yang sangat tinggi, terutama dari kedua kanker ini. Di Indonesia sampai
dengan tahun 2017 sudah dilakukan deteksi dini kanker leher rahim dan payudara
dini kanker payudara dan pemeriksaan IVA atau Pap Smear untuk deteksi dini
telah menargetkan sampai dengan tahun 2025 sebesar 80% wanita usia 30-50
tahun harus melakukan deteksi dini kanker serviks. Tingginya jumlah penderita
membantu pencegahan kanker itu sendiri dengan skrining tanda dan gejala dini
3
kasus. Pemeriksaan IVA atau pap smear dilakukan pada perempuan usia 30-50
tahun. Di Jawa Timur perempuan yang diperiksa IVA atau Pap Smear sebanyak
Di Kota Madiun pada Tahun 2017 dilakukan pemeriksaan Leher Rahim dan
orang atau sebanyak 24,09% dari jumlah penduduk perempuan berumur 30-50
angkai capaian sebesar 17%. Dengan jumlah peserta 314 dari total PUS sebanyak
Kuncen, Josenan, Pandean, dan Demangan. Dari hasil pemeriksaan pap smear
membahas tentang kanker serviks, pentingnya program pap smear, serta manfaat
terhadap peilaku wanita usia subur dalam melakukan deteksi dini kanker serviks.
Wanita menolak dilakukan pap smear karena rasa malu dan tidak diizinkan oleh
suami. Hal ini menunjukkan bahwa wanita enggan melakukan pemeriksaan pap
smear karena itu merupakan hal yang sangat tabu dan harus mendapat persetujuan
Penelitian yang dilakukan oleh Salma pada Tahun 2013 menunjukan bahwa
efficacy dan dukungan suami terhadap pemeriksaan pap smear pada PUS
permasalahan sebagai berikut, “Apa ada hubungan self efficacy dan dukungan
Kelurahan Pandean.
Kelurahan Pandean.
suami terhadap pemeriksaan pap smear pada PUS dapat digunakan sebagai
smear.
self efficacy dan dukungan suami terhadap pemeriksaan pap smear pada PUS
bagi seluruh anggota atau kayawan wanita yang sudah dinyatakan sebagai
pengaruh self efficacy dan dukungan suami terhadap pemeriksaan pap smear
TINJAUAN PUSTAKA
eksfoliasi dari genetalia wanita. Uji pap telah terbukti dapat menurunkan kejadian
kanker serviks yang ditemukan stadium pra kanker, ceoplasia, intraepitel serviks
rahim bagian luar, dan infeksi dalam leher rahim bagian dalam endometrium.
Skrining secara teratur dapat mencegah sebagian besar kasus kanker serviks. Tes
pap dapat mendeteksi perubahan awal sel leher rahim (displasia) sebelum berubah
menjadi kanker. Pap Smear juga dapat mendeteksi sebagian besar kanker serviks
Pap smear merupakan suatu metode untuk pemeriksaan sel cairan dinding
yang dilakukan secara mudah, cepat, tidak sakit, serta hasil yang akurat (Wijaya,
9
10
Pap Smear adalah suatu metode pemeriksaan sel-sel yang diambil dari
2011).
pemeriksaan deteksi dini kanker serviks yang disebabkan oleh virus HPV
lebih akurat.
1. Wanita yang berusia muda sudah menikah atau belum menikah namun
4. Wanita yang memakai alat kontrasepsi lebih dari 5 tahun (terutama dengan
serviks.
Pap smear berguna dalam mendeteksi dini kanker serviks, kanker korpus
Pap smear berguna sebagai perawatan ikutan setelah operasi dan setelah
Wanita Usia Subur (WUS) merupakan masa terpenting bagi wanita dan
pemeriksaan Pap Smear ke dokter, baik bagi mereka yang telah melakukan
1. Wanita yang berusia muda sudah menikah atau belum namun aktivitas
seksualnya tinggi.
kanker serviks
Pemeriksaan Pap Smear dapat dilakukan kapan saja kecuali pada saat
haid karena darah atau sel dari dalam rahim dapat mengganggu keakuratan
hasil Pap Smear, namun waktu yang tepat untuk melakukan Pap Smear
Adapun waktu untuk melakukan Pap Smear secara teratur dari segi usia
adalah:
3. Usia 30- 65 tahun: 3-5 tahun sekali jika hasil tes sebelumnya negatif
antara lain:
mengambil sampel.
dilakukan atau tiga bulan setelah melahirkan atau darah nifas sudah bersih.
adanya keganasan.
sampai sedang.
5. Kelas V : Keganasan.
2.2 Tinjauan Umum Tentang Self Efficacy (Efikasi Diri) Terhadap Pap
Smear.
Albert Bandura (dalam Baron dan Byrne, 2004) mencetuskan teori tentang
efikasi diri (self efficacy), yaitu perasaan akan kemampuan kita dalam
mengerjakan suatu tugas, perasaan bahwa diri kita kompeten dan efektif
kemampuannya dan juga hasil yang akan ia peroleh dari kerja kerasnya
penilaian, apakah dapat melakukan tindakan yang baik dan buruk, tepat atau
salah, bisa atau tidak mengerjakan sesuai dengan dipersyaratkan. Efficacy ini
Sedangkan Feist & Feist (dalam Ni‟mah Ainun, 2014) menyatakan bahwa
self efficacy sebagai “keyakinan individu bahwa mereka mampu untuk melakukan
bertindak dalam suatu situasi bergantung pada hubungan timbal balik dari
berhubungan dengan bahwa mereka mampu atau tidak mampu melakukan suatu
Dimensi ini mengacu pada derajat kesulitan tugas individu, yang mana
individu merasa mampu untuk melakukannya. Penilaian self efficacy pada setiap
individu akan berbeda-beda, baik pada saat menghadapi tugas yang mudah atau
tugas yang sulit. Ada individu yang memiliki self efficacy tinggi hanya pada tugas
yang bersifat mudah dan sederhana, namun ada pula yang memiliki self efficacy
16
tinggi pada tugas yang bersifat sulit dan rumit. Individu dapat merasa mampu
melakukan suatu tugas mulai dari tugas yang sederhana, agak sulit, dan teramat
sulit.
Hal ini akan disesuaiakan dengan batas kemampuan yang dirasakan untuk
kanker serviks PUS dapat atau tidak melakukan pemeriksaan tersebut berdasarkan
keyakinan masing-masing.
usaha yang lebih besar mampu di dapat. Individu yang memiliki keyakinan yang
Dengan adanya motivasi dalam diri (niat) PUS dalam upaya pencegahan penyakit
kanker serviks dan berbagai dukungan dari keluarga (terutama suami), teman ,
atau petugas kesehatan setempat tentunya akan mampu menjalani tes pap smear.
17
tertentu dengan tuntas dan baik. Disini setiap individu memiliki keyakinan yang
berbeda-beda sesuai dengan tugas-tugas yang berbeda pula. Ruang lingkup tugas-
tugas yang dilakukan bisa berbeda dan tergantung dari persamaan derajat
aktivitas, kemampuan yang diekspresikan dalam hal tingkah laku, pemikiran dan
emosi, kualitas dari situasi yang ditampilkan dan sifat individu dalam tingkah laku
tes) dari orang lain serta pengetahuan yang cukup akan memunculkan keberanian
akan pemeriksaan pap smear dengan rutin tanpa adanya suatu paksaan.
pribadi itu didapatkan, dikembangkan atau diturunkan melalui salah satu atau dari
1. Pengalaman Penguasaan.
datang untuk mengharapkan hasil yang cepat dan mudah berkecil hati karena
menjadi yakin mereka memiliki apa yang diperlukan untuk berhasil, mereka
2. Model Sosial
orang yang mirip dengan dirinya berhasil oleh upaya berkelanjutan menimbulkan
berhasil. Dengan cara yang sama, mengamati kegagalan orang lain meskipun
sendiri dan melemahkan upaya mereka. Dampak pemodelan pada persepsi self-
efficacy sangat dipengaruhi oleh kesamaan yang dirasakan dengan model. Itu
kegagalan model. Jika orang melihat model sangat berbeda dari diri mereka yang
dirasakan self-efficacy mereka tidak banyak dipengaruhi oleh perilaku model dan
standar sosial yang dapat digunakan untuk menilai seseorang untuk kemampuan
diri sendiri.
3. Persuasi Verbal
Cara ketiga untuk memperkuat self efficacy adalah dengan persuasi verbal.
Persuasi verbal berhubungan dengan dorongan atau hambatan yang diterima oleh
secara verbal dan tindakan dari orang lain, baik secara disengaja maupun tidak
19
disengaja. Individu mendapat bujukan atau sugesti untuk percaya bahwa ia dapat
berusaha lebih gigih untuk mencapai tujuan dan kesuksesan. Sumber yang
sumber persuasi verbal maka akan semakin berpengaruh pada self efficacy begitu
pun sebaliknya.
Faktor terakhir yang mempengaruhi self efficacy adalah kondisi fisik dan
emosi (somatic and emotional state). Seseorang juga mengandalkan pada kondisi
fisik dan emosi untuk menilai kemampuan mereka. Reaksi stres dan ketegangan
akan dianggap sebagai tanda bahwa mereka akan memiliki perfoma yang buruk,
Dalam aktivitas yang melibatkan kekuatan dan stamina, orang akan menilai
kelelahan, dan rasa sakit mereka sebagai tanda dari kelemahan. Dalam hal ini
bukan reaksi fisik dan emosi yang penting, tetapi bagaimana mereka mengetahui
dan mengartikan kondisi fisik dan emosi mereka. Seseorang yang yakin akan
kondisi emosi dan fisik mereka akan mempunyai self efficacy yang lebih besar,
sedangkan mereka yang ragui dengan keadaan mereka maka akan melemahkan
empat proses psikologis dalam self efficacy yang turut berperan dalam diri
manusia yaitu :
20
1. Proses Kognitif
individu diatur oleh pemikiran mengenai tujuan yang igin dicapai. Tujuan tersebut
dimilikinya. Perolehan informasi mengenai dunia kerja dan karir secara umum
Proses kognitif ini juga dipengaruhi oleh bagaimana kepribadian yang dimiliki
oleh seseorang. Bagaimana cara pandangnya, baik itu terhadap dirinya maupun
orang lain dan kejadian disekitarnya berhubungan dengan self efficacy seseorang
1. Proses Motivasi
Individu memberi motivasi atau dorongan bagi diri mereka sendiri dan
Mengantisipasi hasil dari suatu tindakan, membentuk tujuan bagi diri mereka
tujuan.
2. Proses Afeksi
cenderung tidak memikirkan hal-hal yang negatif. Mereka cepat menyerah dalam
masalah kecil, dan terlalu cemas pada hal-hal kecil yang sebenarnya jarang terjadi.
Individu dengan self efficacy yag sangat rendah tidak akan mencoba untuk
mengatasi masalahnya, karena mereka percaya apa yang mereka lakukan tidak
3. Proses Seleksi
aktivitas dan situasi yang diluar batas kemampuan mereka. Bila individu merasa
yakin bahwa mereka mampu menangani suatu situasi, maka mereka cenderung
tidak menghindari situasi tersebut. Dengan adanya pilihan yang dibuat, individu
lainnya.
yang dapat mempengaruhi self efficacy pada diri individu antara lain :
1. Budaya
sebagai sumber penilaian self efficacy dan juga sebagai konsekuensi dari
keyakinan akan self efficacy. Dengan demikian melalui kepercayaan PUS akan
2. Jenis kelamin
Jenis kelamin juga berpengaruh terhadap self efficacy. Hal ini dapat dilihat dari
penelitian Bandura (1997) yang menyatakan bahwa wanita self efficacy lebih
tinggi dalam mengelola perannya. Wanita yang memiliki peran selain sebagai ibu
23
rumah tangga juga sebagai wanita karir akan memiliki self efficacy yang tinggi
Pada penelitian yang lainnya pada beberapa bidang pekerjaan tertentu pria
memiliki self efficacy yang lebih tinggi dibandingkan dengan wanita, begitu juga
dengan pria. Pria biasanya memiliki self efficacy yang tinggi dengan pekerjaan
seorang wanita dengan demikian peran wanita untuk melakukan tes pap smear
akan sangat penting bagi kesehatan yang lebih baik di masa mendatang.
3. Insentif eksternal
Faktor lain yang dapat mempengaruhi self efficacy individu adalah insentif
Individu akan memiliki status yang lebih tinggi akan memperoleh derajat
kontrol yang lebih besar sehingga self efficacy yang dimilikinya juga tinggi.
Sedangkan individu yang memiliki status yang lebih rendah akan memiliki
kontrol yang lebih kecil sehingga self efficacy yang dimilikinya juga rendah.
24
Menurut Bandura 1986 (dalam Ni‟mah Ainun, 2014) Self efficacy memiliki
fungsi dan berbagai dampak dari penilaian self efficacy sebagai berikut:
1. Pemilihan Aktivitas
menghindar dari situasi yang diyakini melampaui kemampuan diri mereka, dan
sebaliknya mereka akan mengerjakan sesuatu yang dinilai mampu untuk mereka
lakukan. Self efficacy yang tinggi akan dapat memacu keterlibatan aktif dalam
untuk menarik diri dari lingkungan dan kegiatan sehingga dapat mennghambat
efficacy seseorang maka semakin besar dan gigih pula usaha yang dilakukan.
Ketika dihadapkan dengan kesulitan, individu yang memiliki self efficacy yang
tinggi akan mengeluarkan usaha yang besar untuk mengatasi tantangan tersebut.
25
dan reaksi emosialnya selama interaksi aktual dan terinspirasi dengan lingkungan.
Individu yang menilai dirinya memiliki self efficacy rendah merasa tidak mampu
dalam mengatasi masalah atau tuntutan lingkungan, hanya akan terpaku pada
kekurangannya sendiri dan berpikir kesulitan yang mungkin timbul lebih berat
dari kenyataannya.
Self efficacy juga dapat membentuk pola berpikir kausal. Dalam mengatasi
persoalan yang sulit, seseorang yang memiliki self efficacy yang tinggi akan
Sedangkan orang yang memiliki self efficacy rendah lebih menganggap kegagalan
dan bertingkah laku. Self efficacy atau kapabilitas yang dimiliki individu akan
dilakukannya.
26
kegagalan, individu dengan self efficacy tinggi mempunyai daya tahan yang
Hal ini membuat individu berkomitmen terhadap tujuan yang ingin dicapainya.
Apabila individu telah memiliki pilihan karir yang sesuai dengan minatnya,
maka ia tidak akan mudah menyerah jika menemukan hambatan dalam proses
nyaman, individu dengan self efficacy diri tinggi menganggap sebagai suatu
mengalami keadaan tidak nyaman dalam usaha untuk mencapai tujuan yang
5. Pola pikir, situasi tertentu akan mempengaruhi pola pikir individu dengan self
efficacy tinggi, pola pikirnya tidak mudah terpengaruh oleh situasi lingkungan
dan tetap memiliki cara pandang yang luas dari beberapa sisi. Cara pandang
27
6. Stres dan depresi, bagi individu yang memiliki self efficacy rendah, kecemasan
ditempuh, prospek dunia kerja di masa depan dan sebagainya sebagai sumber
tinggi dapat membuat tujuan sesuai dengan kemampuan yang dimiliki serta
mampu menentukan bidang karir atau pendidikan sesuai dengan minat dan
kemampuannya tersebut.
Dari hasil penelitian ulfiana Elisa 2013 menunjukkan bahwa sebagian besar
kepercayaan diri pada situasi tertentu yang dimiliki seseorang sehingga mereka
dapat melakukan coping pada situasi beresiko tinggi tanpa kambuh ke kebiasaan
mereka yang tidak sehat atau beresiko tinggi. Seseorang yang mempunyai self
efficacy maka akan lebih besar mencapai ke arah tujuan dan lebih besar untuk
Orang yang memilih perasaan tinggi yakin bahwa dia akan berhasil, sehingga
dia akan melaksanakan tugasnya dengan cepat dan percaya diri.Sedangkan orang
dengan self efficacy yang rendah yakin bahwa ia akan gagal. Dalam hal ini
kesehatannya dengan cara mencegah ancaman penyakit kanker leher rahim akan
kadang yakin/percaya diri untuk melakukan Pap Smear (Anggraeni Suci tahun
2017).
dari 200 perawat yang diteliti 99% mengatakan bahwa mereka sadar akan bahaya
kanker serviks dan perlunya pemeriksaan pap smear sebagai upaya pencegahan.
tersebut dikarenakan self efficacy yang kurang dan tidak adanya waktu untuk
pemeriksaan, biaya, dan tidak tersedianya tempat untuk melakukan pap smear.
yang diperoleh dari orang lain yang dapat dipercaya, sehingga sesorang akan
29
praktisi kesehatan. Dukungan sosial keluarga antara lain dukungan suami atau
istri dari saudara kandung atau dukungan dari anak (Friedman, dalam
Harnilawati, 2013).
yang dibutuhkan dan informasi ini dapat disampaikan kepada orang lain
orang lain, dukungan ini berupa dukungan simpatik dan empati, cinta dan
tetapi masih ada orang lain yang memperhatikan, mau mendengar segala
Penilaian ini bisa positif dan negatif yang mana pengaruhnya sangat berarti
penilaian yang sangat membantu adalah penilaian yang positif. Efek dari
sakit, fungsi kognitif, fisik dan kesehatan emosi. Di samping itu, pengaruh
Keluarga
suami meliputi :
1. Kelas sosial
2. Bentuk keluarga
Keluarga dengan orang tua tunggal jelas berbeda dengan orang yang
masih lengkap, demikian juga antara keluarga inti dengan keluarga besar
menghasilkan keyakinan.
sebagai imbalan atas semua yang telah dilakukan dengan tenaga atau
5. Siklus keluarga
Sesuai dengan fungsi keluarga yang sedang dialami juga merupakan hal
kepentingan.
dan damai untuk istirahat dan pemulihan serta membantu pengusaan dalam
kehidupan seorang istri. Dukungan moral dan motivasi dari suami sangat
Asetat (IVA) atau Pap smear. Dukungan keluarga terutama suami mengacu
33
kepada dukungan sosial yang dipandang oleh suami dapat diakses untuk
a. Budaya
dalam konsep budaya Jawa wilayah kegiatan istri adalah seputar dapur
untuk peran memasak, sumur sumur untuk peran mencuci, dan dapur
rapetatorapet wangi.
b. Pendapatan
c. Tingkat Pendidikan
a. Dukungan psikologis
b. Dukungan sosial
Dukungan yang bersifat nyata dan dalam bentuk materi semisal kesiapan
c. Dukungan informasi
Farokta 2017).
d. Dukungan lingkungan
Perlakuan ini dapat menimbulkan rasa senang dalam diri istri dan tenaga
Pasangan suami istri yang istrinya berumur antara 15-49 tahun, dan secara
operasional pula pasangan suami istri yang istrinya berumur kurang dari 15 tahun
dan telah kawin atau istri berumur lebih dari 49 tahun tetapi belum menopause.
Pasangan usia subur yang di maksud dalam penelitian ini adalah PUS yang
istrinya berusia 30-49 tahun, hal ini disebabkan karena PUS tersebut memiliki
36
kemungkinan melahirkan sedikit atau tidak melahirkan lagi sehingga tidak akan
yakni faktor perilaku (behaviour causes) dan faktor di luar perilaku (non
1. Pengetahuan
Pengetahuan merupakan hasil tahu dan ini terjadinya setelah orang melakukan
indera manusia, yakni indera penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba.
Pengetahuan atau ranah kognitif merupakan domain yang sangat penting dalam
a. Tahu (know)
kembali (recall) sesuatu yang spesifik dan seluruh bahan yang dipelajari atau
rangsangan yang telah di terima. Oleh sebab itu, tahu ini merupakan tingkat
pengetahuan yang paling rendah. Kata kerja untuk mengukur bahwa orang tahu
b. Memahami (comprehension)
tersebut secara benar. Orang yang telah paham terhadap objek atau materi
c. Aplikasi (aplication)
telah dipelajari pada situasi dan kondisi real (sebenarnya). Aplikasi disini dapat
d. Analisis (analisys)
dan masih ada kaitannya satu sama lain. Kemampuan analisis ini dapat dilihat
e. Sintesis (sintesys)
f. Evaluasi (evaluation)
sudah stadium lanjut, keadaan umum yang lemah juga status sosial ekonomi
yang rendah, keterbatasan sumber daya, sarana dan prasarana (Rasjidi, dalam
pencegahan, serta berkaitan dengan pap smear, meliputi manfaat, biaya, tempat
2. Sikap
Suatu proses penilaian yang dilakukan seseorang terhadap suatu objek atau
situasi yang disertai adanya perasaan tertentu dan memberikan dasar kepada orang
tersebut untuk membuat respons atau berperilaku dalam cara yang tertentu yang
Sikap tentang kanker serviks dan pap smear adalah reaksi atau respon tertutup
responden berkaitan dengan kanker serviks dan pap smear. Respon tersebut dapat
Estu,2013).
3. Pendidikan PUS
sehingga semakin banyak pula menerima pengetahuan yang dimilikinya, dan jika
Menurut Purba Evi M, (dalam Masturoh Eminia 2016) bahwa ibu atau wanita
usia subur yang mempunyai pendidikan tinggi lebih banyak yang melakukan
tindakan. Yang dimaksud dengan faktor pemungkin adalah sarana dan prasarana
Rumah Sakit, tempat pembuangan air, tempat pembuangan sampah, tempat olah
yang didapat tentang kesehatan. Hal ini sejalan dengan pernyataan Notoatmodjo
diperoleh dari pengalaman yang berasal dari berbagai sumber informasi sehingga
dapat membentuk suatu keyakinan bagi seseorang. Salah satu faktor yang
orang-orang yang berkompeten seperti bidan, kader dan tenaga kesehatan lainya.
2. Keterjangkauan Biaya
jenis program. Penguat bisa positif maupun negatif bergantung pada sikap dan
perilaku orang lain yang berkaitan dan sebagian diantaranya lebih kuat dari pada
Dalam hal ini yang termasuk dalam faktor penguat meliputi pendapat,
dukungan, kritik baik dari keluarga, teman, lingkungan bahkan dari petugas
timbulnya sikap dan niat untuk melakukan sesuatu atau berperilaku. Suatu pujian,
Menurut WHO (dalam Masturoh Eminia 2016 ) apabila seseorang itu penting
untuknya, maka apa yang ia katakan atau perbuatannya cenderung untuk dicontoh.
(reference group) antara lain; guru, alim ulama, kepala adat (suku), kepala desa
dan sebagainya. Petugas kesehatan (Bidan di Desa) sebagai salah satu orang yang
kanker serviks dan pentingnya deteksi dini, serta memberikan motivasi kepada
wanita yang sudah menikah untuk melakukan deteksi dini kanker serviks. Faktor
dari tenaga kesehatan itu sebagai pendorong atau penguat dari individu untuk
dijadikan tempat untuk bertanya dan pemberi input atau masukan untuk
2. Dukungan Suami
melakukan pemeriksaan pap smear. Suami adalah orang yang paling dekat
terdekat dalam mengijinkan istri adalah pedoman penting karena dukungan suami
dapat menimbulkan ketenangan batin dan perasaan senang dalam diri istri. Bila
menjadi sebuah tindakan dan perilaku. Perilaku yang terus menerus ini berubah
menjadi system keyakinan dalam pikiran seseorang adalah apa yang dilihat,
atau teman. Peran keluarga/ teman sangat penting dalam aspek perawatan
kesehatan yang terdiri dari hubungan yang erat satu dengan yang lain, saling
Teman adalah orang yang kita kenal dan memiliki hubungan baik dengan
orang itu. Teman dapat menjadi sumber informasi yang berpengaruh dalam
memberikan informasi kepada wanita. Dalam hal ini informasi dari teman
hendaknya dapat memberi pengetahuan yang benar tentang deteksi ini kanker
Self efficacy
1.Pengetahuan
Faktor
Predisposisi 2. Sikap
3. Pendidikan
1.Keterjangkauan
Biaya Perilaku
(Tindakan) PUS
Faktor Enabling dalam
2. Akses melaksanakan
Informasi atau deteksi dini
Media Massa kanker serviks
dengan metode
pap smear.
1.Dukungan
Petugas
Kesehatan
Faktor 2. Dukungan
Reinforcing Suami/Keluarga
3. Dukungan
Teman Sabaya
atau kerja
pada suatu bagian dari kerangka teori. Kerangka konseptual adalah kerangka yang
dipakai sebagai landasan berfikir dalam kegiatan ilmu. Kerangka ini didapatkan
dari konsep ilmu atau teori yang dipakai sebagai landasan penelitian.
Kerangka konsep lazimnya disajikan dalam bentuk bagan yang berisi suatu
rangkaian konstruk atau konsep, definisi dan proposisi yang saling berhubungan
Self efficacy
Pemeriksaan Pap
Smear pada PUS
Dukungan Suami
45
46
3.2 Hipotesis
atau lebih. Hipotesis selalu mengambil bentuk kalimat pernyataan dan secara
umum maupun khusus menghubungkan variabel yang satu dengan variabel lain
2. Hipotesis nihil (H0) yaitu hipotesis yang menyatakan tidak ada hubungannya
METODOLOGI PENELITIAN
pengolahan, membuat kesimpulan dan laporan (Setiadi dalam Azmi Ulul, 2017).
kali pada satu saat. Bentuk rancangan ini adalah variabel bebas dan terikat diukur
dukungan suami terhadap pemeriksaan pap smear pada PUS (pasangan usia
4.2.1 Populasi
47
48
Pandean, dengan jumlah sasaran 151 orang yang berumur kurang atau lebih dari
30 tahun.
4.2.2 Sampel
Sampel adalah sebagian dari populasi yang dipilih dengan cara tertentu
Sampel dalam penelitian ini adalah PUS yang terdapat di Kelurahan Pandean.
n= N z
1 + N (d)2
Keterangan :
N: Besar Populasi
n: Besar Sampel
Maka :
N= 151
d2= 0,5
n= N z
49
1 + N (d)2
n= 151z
1 + 151 (0,5)2
n= 151 z
1 + 151 (0,0025)
n= 151z
1 + 0,377
n= 151z
1,37
n = 110,21
n =110
1. Kriteria Inklusi adalah dimana subjek penelitian dalam sampel penelitian yang
a. WUS atau PUS (istri)yang berusia kurang dari 21 tahun sampai dengan 45
tahun.
2. Kriteria Eksklusi adalah kriteria dimana subjek penelitian tidak mewakili sampel
b. PUS yang istrinya terdaftar di Puskesmas namun sedang bekerja di luar negeri.
dalam penelitian dari populasi yang ada, sehingga jumlah sampel mewakili
anggota atau unit dari populasi mempunyai kesempatan yang sama untuk diseleksi
kotak atau kaleng) yang dapat digunakan untuk mengaduk sehingga tempatnya
orang lain yang diawasi peneliti mengambil lintingan kertas satu per satu
Populasi :
Sampel :
Variabel adalah konsep yang dapat diukur dan hasil pengukurannya bervariasi.
Variabel ada yang dapat diukur secara langsung dan ada yang tidak dapat diukur secara
Variabel bebas adalah stimulus aktivitas yang dimanipulasi oleh penelitian untuk
independent dalam penelitian ini adalah self efficacy dan dukungan suami.
dari sesuatu yang didefinisikan tersebut. Karakteristik yang dapat diamati artinya
cermat terhadap suatu objek atau fenomena yang kemungkinan dapat diulangi
Dependent : Dilakukannya 1. Usia < 21 tahun aktif Kuesioner Nominal 1. Tidak:0 1.Tidak Rutin: < 3
Pemeriksaan Pap pemeriksaan seksual : 3 tahun 2. Ya:1 tahun sekali
Smear deteksi dini kanker sekali 2. Rutin: ≥ 3-5 tahun
leher rahim 2. Usia 21-29 tahun : 3 sekali
(serviks) pada PUS tahun sekali
3. Usia 30-65 tahun : 3-
5 tahun sekali jika
hasil tes sebelumnya
negatif
53
54
hasilnyalebih baik. Dalam arti lebih cermat, lengkap dan sistematis sehingga lebih
1. Kuesioner atau angket, yaitu yang digunakan sebagai alat ukur atau instrumen
2. Alat rekam berupa HP(handphone) atau kamera yang digunakan untuk proses
dokumentasi.
4. Buku catatan yang digunakan untuk menuliskan hal-hal penting pada proses
tanya jawab.
mengukur apa yang diukur (Notoatmodjo, dalam Siregar Yuki F, 2017). Untuk
nilai r tabel dengan nilai r hitung. Nilai r tabel dilihat pada tabel r dengan
menggunakan df=n-2. Bila r hasil > r tabel, maka pertanyaan tersebut valid. Uji
validitas yang digunakan adalah pearson product moment. Jadi jika responden 20
maka df= 20-2= 18, maka r tabel 0,444. Pernyataan dikatakan valid apabila r
55
hitung > r tabel. Dapat dilihat dari Corrected Item Total Correlation. Untuk
menguji validitas pada penelitian ini dapat dilakukan di tempat atau lokasi yang
memiliki karakteristik yang sama dengan lokasi yang akan diteliti oleh peneliti
Hasil pengolahan data untuk uji validitas variabel Self Efficacy dapat dilihat
Hasil pengolahan data untuk uji validitas variabel dukungan suami dapat
Hasil Hasil pengolahan data untuk uji validitas variabel pap smear dapat
Hasil pengujian validitas menunjukkan bahwa r hitung lebih besar dari pada
r tabel.Artinya seluruh item kuesioner penelitian memiliki hubungan yang
signifikan dengan total skor. Maka variabel adalah “valid” atau sah digunakan
sebagai instrumen pengukuran dalam suatu penelitian.
hasil adalah nilai alpha.Bila r alpha > dari r tabel, maka pertanyaan tersebut
Cronbach.
alat ukur dapat mengukur secara konsisten objek yang akan diukur. Hasil
Apabila dari waktu ke waktu perbedaan sangat besar, maka hasil pengukuran
terhadap setiap item-item pernyataan adalah reliabel dan dapat digunakan untuk
1. Data primer
Yaitu data yang diperoleh langsung dari sumbernya. Data primer diperoleh dari
hasil penyebaran kuesioner kepada responden yaitu PUS yang terdaftar pada
2. Data sekunder
Yaitu data yang tidak didapat langsung dari sumbernya, melainkan didapatkan
dari pihak lain. Data sekunder ini diperoleh peneliti dari Puskesmas Demangan di
bidang KIA yaitu, total PUS baik yang sudah mengikuti kegiatan pap smear
1. Editing
prosespemberian kode.
59
2. Coding
telahdikumpulkan.
3. Entry Data
dan kemudian membuat distribusi umur dan penyakit, faktor perilaku, faktor
yang sudah dimasukkan apakah ada kesalahan atau tidak. Proses yang dilakukan
kesalahan atau tidak, jika terdapat datayang salah, diperiksa oleh pross cleaning
ini.
60
beberapa tahap, yaitu editing untuk memeriksa data responden dan memastikan
bahwa semua jawaban telah diisi, kemudian data yang sesuai diberi kode untuk
teknik komputerisasi. Analisa data yang dilakukan meliputi analisa univariat dan
bivariat.
1. Analisa Univariat
variabel dari hasil penelitian yang disajikan dalam bentuk distribusi frekuensi
gambaran umum terhadap data hasil penelitian. Data tersebut diwajibkan dalam
2. Analisa Bivariat
Analisis bivariat digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya hubungan yang
uji chi square menggunakan program SPSS versi 16. Melalui uji chi square dengan nilai
α = 0,05, jika nilai p< 0,05 maka terdapat hubungan dan jika nilai p ≥ 0,05 maka tidak
61
terdapat hubungan. Jika chi square tidak memenuhi syarat akan dilakukan uji
a. Bila tabelnya 2x2, dan tidak ada nilai E<5 maka uji yang dipakai sebaiknya “
ContinuityCorrection”.
b. Bila tabel 2x2, dan ada nilai E<5 maka uji yang dipakai adalah “Fisher’s Exact Test”.
c. Bila tabelnya lebih dari 2x2 maka digunakan uji “Pearson Ci Square”.
1. Jika nilai RP > 1, artinya ada hubungan dan variabel tersebut menjadi faktor resiko.
2. Jika nilai RP < 1, artinya ada hubungan namun variabel tersebut tidak menjadi faktor
resiko.
3. Jika nilai RP = 1, artinya variabel bebas tersebut tidak menjadi faktor resiko.
1. Confidentiality (kerahasiaan)
akan disimpan dan tidak dapat diakses oleh oranglain. Selanjutnya lembar pengisian data
disimpan sebagai prosespengumpulan data selesai. Informasi yang telah didapatkan oleh
peneliti tidakdisebarkan ke orang lain hanya digunakan untuk kepentingan penelitian saja.
2. Beneficience (manfaat)
manfaat baik manfaat untuk kepentingan manusia secara individu atau masyarakat secara
62
keseluruhan.Penelitian ini memiliki resiko sangat rendah karena pada penelitian ini hanya
diberikan pertanyaan dalam bentuk kuesioner dan tidak dilakukan perlakuan ataupun ujia
coba.
3. Justice (adil)
ambil bagian dalam penelitian tanpa resiko yang merugikan.Pada penelitian ini resikonya
sangat kecil dikarenakan tidak melakukan uji coba, responden hanya dimintai
Manguharjo.
Kecamatan Taman.
63
64
dengan jumlah penduduk 10.750 jiwa yang terdiri dari 5.237 jiwa penduduk laki-
Sesuai dengan penelitian populasi yang telah dilakukan oleh peneliti, maka
(istri) di Kelurahan Pandean Kota Madiun Tahun 2019 dapat dilihat pada tabel
di bawah ini:
65
Berdasarkan tabel 5.1 diatas dapat diketahui presentase pada kelompok umur
responden PUS (istri) di Kelurahan Pandean Kota Madiun tahun 2019 dengan
menggunakan SPSS 16.0, presentase tertinggi terdapat pada umur 27-37 tahun
Madiun .
terakhir di Kelurahan Pandean Kota Madiun Tahun 2019 dapat dilihat pada tabel
di bawah ini:
Tahun 2019 dengan menggunakan SPSS 16.0, presentase tertingi terdapat pada
pekerjaan responden PUS (istri) di Kelurahan Pandean Kota Madiun Tahun 2019
Berdasarkan tabel 5.4 diatas dapat diketahui PUS (istri) yang yakin terhadap
PUS (istri) yang tidak yakin terhadap pemeriksaan pap smear sebanyak 94,5 %
2. Hasil Penilaian Dukungan Suami pada Terhadap Pemeriksaan Pap Smear pada
PUS (istri)
Berdasarkan tabel 5.5 diatas dapat diketahui suami PUS (istri) yang tidak
pemeriksaan pap smear yang dilakukan oleh PUS (istri) didapat hasil sebagai
berikut:
Tabel 5.6 Distribusi frekuensi pemeriksaan pap smear yang dilakukan PUS (istri)
Berdasarkan tabel 5.6 diatas dapat diketahui PUS (istri) yang tidak rutin
PUS (istri) yang rutin melakukan pap smear sebanyak 20% dengan jumlah 22
responden.
Penelitian ini menggunakan uji statistic dengan uji cgi square dengan α= 0,05 dan
(istri)
Dari penelitian yang dilakukan didapatkan hasil dari tabulasi silang tentang
hubungan self efficacy terhadap pemeriksaan pap smear pada PUS (istri) sebagai
berikut:
69
Tabel 5.7 Tabulasi silang self efficacy terhadap pemeriksaan pap smearpada PUS
Berdasarkan tabel 5.7 diatas dapat diketahui bahwa PUS (istri) yang tidak
rutin melakukan pap smear dengan sikap tidak yakin lebih banyak yaitu 85 orang
Hasil analisis uji Chi- Square, hubungan self efficacy terhadap pemeriksaan
pap smear pada PUS (istri) menunjukkan bahwa nilai signifikansi yaitu 0,029
kurang dari α= 0,05. Maka, dapat diambil kesimpulan bahwa secara uji statistik
ada hubungan antara self efficacy dengan pemeriksaan pap smear. Hasil
perhitungan resiko didapatkan nilai RP > 1 yang artinya self efficacy menjadi
faktor resiko terhadap pemeriksaan pap smear.PUS (istri) yang yakin 6,296 kali
memiliki peluang untuk rutin melakukan pap smear dibandingkan PUS (istri)
2. Hubungan Dukungan suami terhadap pemeriksaan pap smear pada PUS (istri)
Dari penelitian yang dilakukan didapatkan hasil dari tabulasi silang tentang
sebagai berikut:
70
Tabel 5.8 Tabulasi silang dukungan suami terhadap pemeriksaan pap smear pada
Berdasarkan tabel 5.8 diatas, diketahui bahwa PUS (istri) yang tidak rutin
melakukan pap smear dengan tidak mendapatkan dukungan dari suami lebih
yaitu 0,735 lebih dari α = 0,05. Maka dapat diambil kesimpulan bahwa secara uji
statistik tidak ada hubungan antara dukungan suami terhadap pemeriksaan pap
smearpada PUS (istri). Hasil perhitungan resiko didapatkan nilai RP >1 namun
range 0,406-4,877 (tidak melewati angka 1) yang artinya dukungan suami tidak
5.3 Pembahasan
Kelurahan Pandean Kota Madiun yang menyatakan Tidak Yakin 94,5% dengan
self efficacy PUS (istri) mayoritas tidak yakin sebesar 94,5% dikarenakan tidak
diinginkannya PUS (istri) jika diperiksa oleh dokter atau petugas kesehatan laki-
laki. Serta dari berbagai aktivitas yang cukup padat seperti bekerja atau mengurus
anak, dengan semikian PUS (istri) belum bisa meluangkan waktu untuk ikut serta
dalam pemeriksaan pap smear. Sebagian PUS (istri) juga merasa malu, cemas,
bahkan takut terhadap proses pemeriksaaan pap smear karena menyangkut hal
melakukan suatu bentuk kontrol diri terhadap keberfungsian individu itu sendiri
dan kejadian dalam lingkungan. Efikasi diri dilandaskan dari agen manusia,
efikasi merujuk pada keyakinan diri seseorang bahwa orang tersebut memiliki
IVA atau pap smear terkait dengan upaya pencegahan kanker serviks.
Hal ini juga sesuai dengan penelitian Bandura, dalam Ni‟mah Ainun yang
berfungsi sebagai sumber penilaian self efficacy dan juga sebagai konsekuensi dari
Faktor lain yang dapat mempengaruhi self efficacy individu adalah insentif
Dari faktor tersebut menurut peneliti, yang dapat atau harus dilakukan
PUS (istri) agar tidak cemas atau takut akan pemeriksaan pap smear terlebih
tersebut tentunya akan menambah rasa yakin kemudian mampu melakukan pap
smear dengan rutin. Karena pada dasarnya program pap smear sangatlah penting
pap smear pada PUS (istri) di Kelurahan Pandean Kota Madiun yang menyatakan
orang.
smear oleh suami atau anggota keluarga lainnya. Dari segi dukungan instrumental
yang di dapatkan oleh istri, suami tidak ada waktu untuk mengantar serta
73
berkepentingan di luar kota. Suami ataupun anggota keluarga yang lain juga
kurang mampu jika menyiapkan biaya untuk pemeriksaan pap smear jika
Dukungan suami adalah upaya yang diberikan oleh suami baik secara
Hal ini sesuai dengan penelitian Siregar Yuki F (2017), yang menyatakan
orang atau kelompok terdekat akan memperkuat alasan bagi seseorang untuk
suami dan keluarga dapat memberikan dukungan dan memotivasi Ibu untuk
Menurut peneliti, dukungan suami ataupun keluarga yang lain tidak hanya
berupa dukungan penilaian ataupun penghargaan (support) saja namun istri juga
Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar PUS (istri) yang tidak
rutin melakukan pap smear di Kelurahan Pandean Kota Madiun sebanyak 88%
Hal tersebut dikarenakan adanya berbagai faktor dari PUS (istri) sendiri dan
dikarenakan suami bekerja, serta keperluan yang mendadak yang tidak bisa
ditinggalkan.Tidak sedikit pula PUS (istri) yang lupa dengan jadwal pemeriksaan.
Pap smear merupakan suatu metode pemeriksaan sel-sel yang diambil dari
tes yang aman dan murah yang telah disepakati bertahun-tahun lamanya untuk
2009).
Menurut peneliti, langkah yang harus dilakukan agar rutin melakukan pap
smear yaitu membuat kesepakatan terlebih dahulu dengan suami ataupun keluarga
yang lain jika akan mengikuti pap smear untuk menjaga anak (meminta tolong).
Jika terbentur dengan waktu menstruasi atau kepetingan penting lainnya bisa ikut
program pap smear periode kedua yang dilaksanakan oleh Puskesmas setempat.
5.3.4 Hubungan Self Efficacy Terhadap Pemeriksaan Pap Smear Pada PUS
(Istri)
mengetahui hubungan antara self efficacy terhadap pemeriksaan pap smear pada
75
PUS di Kelurahan Pandean diperoleh nilai p (0,029) < α (0,05) yang diartikan
bahwa ada hubungan antara self efficacy terhadap pemeriksaan pap smear pada
PUS di kelurahan pandean. Dengan frekuensiPUS (istri) yang tidak rutin dan tidak
rutinnamun tidak yakin hanya 17,5% atau berjumlah 18 orang. Dan hasil RP=
6,296 yang berarti PUS (istri) yang yakin memiliki peluang 6,296 kali untuk rutin
Faktor yang mempengaruhi self efficacy adalah kondisi fisik dan emosi
dan emosi untuk menilai kemampuan mereka. Reaksi stres dan ketegangan akan
dianggap sebagai tanda bahwa mereka akan memiliki perfoma yang buruk,
Jenis kelamin juga berpengaruh terhadap self efficacy.Hal ini dapat dilihat dari
penelitian Bandura (1997) yang menyatakan bahwa wanita self efficacynya lebih
tinggi dalam mengelola perannya. Wanita yang memiliki peran selain sebagai ibu
rumah tangga juga sebagai wanita karir akan memiliki self efficacy yang tinggi
Orang dengan self efficacy tinggi mereka mampu mendekati tugas sulit
sebagai tantangan yang harus dikuasai bukan sebagai ancaman yang dihindari
seseorang dengan self efficacy tinggi percaya bahwa mereka mampu melakukan
Anggraeni S, 2017).
76
kader setempat juga berperan aktif untuk memberikan informasi (penyuluhan) dan
mengajak para PUS (istri) agar mengikuti program pap smear secara gratis dari
para PUS (istri) untukmembuang rasa takut akan pemeriksaan pap smear masih
sangat rendah.Hal ini yang menjadi penghambat PUS (istri) tidak rutin melakukan
pap smear.
PUS (Istri)
pada PUS di Kelurahan Pandean diperoleh nilai p (0,0735) > α (0,05) yang
diartikan bahwa tidak ada hubungan antara dukungan suami terhadap pemeriksaan
pap smear pada PUS di kelurahan pandean. Dengan nilai RP=1,404 yang berarti
dukungan suami bukan menjadi faktor resiko terhadap pemeriksaan pap smear.
Dengan frekuensi PUS (istri) yang tidak rutin dan tidak mendapat dukungan
sebesar 80,9% atau sejumlah 76 orang, sedangkan PUS (istri) yang rutin namun
oleh karena itu sumberdukungan keluarga ini efektif bagi individu yang
peningkatan kesehatan reproduksi maka perlu diketahui dan dipahami. Cara untuk
mengukur dukungan suami kepada istri dapat dilihat dengan cara memberikan
S, 2017).
Salah satu faktor yang dapat meningkatkan perilaku wanita usia subur
untuk deteksi dini kanker serviks adalah dukungan sosial yang dapat diberikan
oleh suami, karena keluarga terutama suami dapat lebih aktif dan lebih kuat dalam
Winarni A, 2016).
ini dibuktikan istri mendapatkan ijin dan semangat setiap waktu untuk melakukan
pap smear. Namun dengan terbatasnya kewajiban untuk mencari nafkah (bekerja),
suami tidak punya waktu untuk mengantar ataupun menemani istri saat
bekerja atau tidak mempunyai waktu jika PUS menitipkan anak). Hal tersebut
6.1 Kesimpulan
Pada bab ini akan dibahas kesimpulan dan saran dari hasil penelitian tentang
hubungan self efficacy dan dukungan suami terhadap pemeriksaan pap smear
2. PUS (istri) yang tidak mendapat dukungan suami sebagian besar sebanyak
85,5%.
3. Ada hubungan self efficacy terhadap pemeriksaan pap smear pada PUS di
Kelurahan Pandean Kota madiun dengan hasil p value = 0,029, RP (95% CI)=
6,296 (1,296-30,598).
4. Tidak ada hubungan dukungan suami terhadap pemeriksaan pap smear pada
PUS di Kelurahan Pandean Kota Madiun dengan hasil p= 0,735, RP (95% CI)=
1,404 (0,406-4,877).
79
6.2 Saran
Diperlukan suatu upaya untuk lebih meningkatkan kepedulian pada diri sendiri
serviks serta dibutuhkan dukungan suami dan anggota keluarga lain maupun
maupun penilaian (penghargaan). Jika PUS (istri) berhalangan untuk ikut serta
selanjutnya (kedua) di tahun yang sama yang dilaksanakan oleh pihak Puskesmas
setempat.
lanjutan tentang hal-hal yang berhubungan dengan pap smear dan mengambil
Arindi, Lolyta C. 2018. Hubungan Sikap Dan Motivasi Pasangan Usia Subur
Dengan Pemeriksaan Pap Smear.Skripsi. Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan
Insan. Cendekia Medika.Diakses pada tanggal 14 April
melalui:https://www.google.com/url?sa=t&source=web&rct=j&ul
Azmi, ulul. 2017. Analisis Gambaran Faktor Wanita Usia Subur (WUS)
Terhadap Pemeriksaan Pap Smear Di Rsud. Lanto Dg. Pasewang
Jeneponto. Skripsi.UIN Alauddin Makassar.Diakses pada tanggal 11
Februari melalui:https://www.google.com/url?sa=t&source=web&rct=j&url
Benedikta, klasia. 2016. Gambaran Dukungan Suami Terhadap Deteksi Dini
Kanker Serviks Pada Pasangan Usia Subur Di Rt I Dusun Ngasem Desa
Timbulharjo Sewon Bantul Yogyakarta . Karya Tulis Ilmiah. Stikes Jenderal
Achmad Yani Yogyakarta. Diakses pada tanggal 11 februari melalui:
https://www.google.com/url?sa=t&source=web&rct=j&url=http://repository
.unjay.ac.id/2532/1/klesia
Lestari, Titik. 2015. Kumpulan Teori Untuk Kajian Pustaka Penelitian Kesehatan.
Yogyakarta: Nuha Medika.
80
81
Profil Kesehatan Jawa Timur.Cakupan Deteksi Dini Kanker Leher Rahim Dengan
Metode 4A Dan Kanker Payudara Dengan Pemeriksaan Klinik (CBE) Dan
Kabupaten Kota.2017.Diakses pada tanggal 18 Maret
melalui:https://www.google.com/url?sa=t&source=web&rct=j&url
Rahma, RA. 2012. Beberapa Faktor Yang Mempengaruhi Minat WUS (Wanita
Usia Subur) Dalam Melakukan Pemeriksaan IVA (Inspeksi Visual Dengan
Pulasan Asam Asetat) Di Desa Pangebatan Kecamatan Karanglewas
Kabupaten Banyumas.Jurnal Ilmiah Kebidanan. 3(1): 5.Diakses pada
tanggal 21 Februari
melalui:https://www.google.com/url?sa=t&source=web&rct=j&url
Rio Susi, Sri Eunike. 2017.Persepsi Tentang Kanker Serviks Dan Upaya
Prevensinya Pada Perempuan Yang Memiliki Keluarga Dengan Riwayat
Kanker.Jurnal Kesehatan Reproduksi. 4(3):4-11.Diakses pada tanggal 25
Januari melalui:https://www.google.com/url?sa=t&source=web&rct=j&url
Silalahi, Veronica,dkk. 2016. Efektivitas Audio visual dan Booklet sebagai Media
Edukasi untuk Meningkatkan Perilaku Skrining IVA. Jurnal MKMI.
14(3):305. Diakses pada tanggal 4 Maret melalui:
https://www.google.com/url?sa=t&source=web&rct=j&url
Suantika Putu Inge Ruth, dkk. 2018. Faktor Yang Berhubungan Dengan
Partisipasi Perawat Dalam Melakukan Pap Smear (Literature Review).
Jurnal Keperawatan. 4(1):31. Diakses pada tanggal 26 Maret
melalui:https://www.google.com/url?sa=t&source=web&rct=j&url
Ulfiana, Elisa. 2013. Analisis Faktor Yang Mempengaruhi Niat Wanita Pasangan
Usia Subur Untuk Pap Smear Di Wilayah Kelurahan kedungmundu Wilayah
Puskesmas Kedungmundu Kota Semarang. Jurnal Kebidanan. 2(4):59.
Diakses pada tanggal 7 Februari
melalui:https://www.google.com/url?sa=t&source=web&rct=j&url
83
Lampiran 1
Lampiran 2
Suratizinpenelitiandari KESBANGPOL
85
Lampiran 3
Lampiran 4
HasilUjiValiditasdanReliabilitas
1. Self efficacy
Correlations
Notes
Comments
Filter <none>
Weight <none>
Missing Value Handling Definition of Missing User-defined missing values are treated as
missing.
Syntax CORRELATIONS
/VARIABLES=soal_self_efficacy_1
soal_self_efficacy_2 soal_self_efficacy_3
soal_self_efficacy_4 soal_self_efficacy_5
soal_self_efficacy_6 total_skor
/PRINT=TWOTAIL NOSIG
/MISSING=PAIRWISE.
88
Correlations
soal_
self_ soal_sel soal_s soal_sel soal_self
effica f_efficac elf_effi f_efficac _efficacy soal_self_
cy_1 y_2 cacy_3 y_4 _5 efficacy_6 total_skor
soal_self_effic Pearso
acy_1 n *
1 .302 -.010 -.010 .328 .414 .461
Correlat
ion
Sig. (2-
.196 .966 .966 .158 .069 .041
tailed)
N 20 20 20 20 20 20 20
soal_self_effic Pearso
acy_2 n ** * **
.302 1 .101 .101 .612 .503 .704
Correlat
ion
Sig. (2-
.196 .673 .673 .004 .024 .001
tailed)
N 20 20 20 20 20 20 20
soal_self_effic Pearso
acy_3 n ** * *
-.010 .101 1 .596 .533 .212 .510
Correlat
ion
Sig. (2-
.966 .673 .006 .015 .369 .022
tailed)
89
N 20 20 20 20 20 20 20
soal_self_effic Pearso
acy_4 n ** *
-.010 .101 .596 1 .123 .212 .558
Correlat
ion
Sig. (2-
.966 .673 .006 .605 .369 .011
tailed)
N 20 20 20 20 20 20 20
soal_self_effic Pearso
acy_5 n ** * *
.328 .612 .533 .123 1 .287 .525
Correlat
ion
Sig. (2-
.158 .004 .015 .605 .220 .017
tailed)
N 20 20 20 20 20 20 20
soal_self_effic Pearso
acy_6 n * **
.414 .503 .212 .212 .287 1 .612
Correlat
ion
Sig. (2-
.069 .024 .369 .369 .220 .004
tailed)
N 20 20 20 20 20 20 20
total_skor Pearso
n * ** * * * **
.461 .704 .510 .558 .525 .612 1
Correlat
ion
Sig. (2-
.041 .001 .022 .011 .017 .004
tailed)
90
N 20 20 20 20 20 20 20
*. Correlation is significant at
the 0.05 level (2-tailed).
2. Dukungansuami
Correlations
Notes
Comments
Filter <none>
Weight <none>
Missing Value Handling Definition of Missing User-defined missing values are treated as
missing.
Syntax CORRELATIONS
/VARIABLES=soal_dukungan_suami_1
soal_dukungan_suami_2
soal_dukungan_suami_3
soal_dukungan_suami_4
soal_dukungan_suami_5
soal_dukungan_suami_6 total_skor
/PRINT=TWOTAIL NOSIG
/MISSING=PAIRWISE.
[DataSet0]
Correlations
soal_dukungan_s Pearso
uami_1 n **
1 .378 .286 -.066 .356 .378 .627
Correlat
ion
Sig. (2-
.100 .222 .783 .123 .100 .003
tailed)
N 20 20 20 20 20 20 20
92
soal_dukungan_s Pearso
uami_2 n *
.378 1 .126 .290 .236 -.067 .530
Correlat
ion
Sig. (2-
.100 .597 .215 .317 .780 .016
tailed)
N 20 20 20 20 20 20 20
soal_dukungan_s Pearso
uami_3 n ** **
.286 .126 1 .154 .356 .630 .692
Correlat
ion
Sig. (2-
.222 .597 .518 .123 .003 .001
tailed)
N 20 20 20 20 20 20 20
soal_dukungan_s Pearso
uami_4 n * *
-.066 .290 .154 1 .533 -.174 .503
Correlat
ion
Sig. (2-
.783 .215 .518 .015 .463 .024
tailed)
N 20 20 20 20 20 20 20
soal_dukungan_s Pearso
uami_5 n * **
.356 .236 .356 .533 1 .000 .702
Correlat
ion
Sig. (2-
.123 .317 .123 .015 1.000 .001
tailed)
N 20 20 20 20 20 20 20
93
soal_dukungan_s Pearso
uami_6 n ** *
.378 -.067 .630 -.174 .000 1 .462
Correlat
ion
Sig. (2-
.100 .780 .003 .463 1.000 .040
tailed)
N 20 20 20 20 20 20 20
total_skor Pearso
n ** * ** * ** *
.627 .530 .692 .503 .702 .462 1
Correlat
ion
Sig. (2-
.003 .016 .001 .024 .001 .040
tailed)
N 20 20 20 20 20 20 20
Reliability
Notes
Comments
Filter <none>
Weight <none>
Matrix Input
Syntax RELIABILITY
/VARIABLES=soal_dukungan_suami
_1 soal_dukungan_suami_2
soal_dukungan_suami_3
soal_dukungan_suami_4
soal_dukungan_suami_5
soal_dukungan_suami_6
/MODEL=ALPHA.
N %
a
Excluded 0 .0
Total 20 100.0
Reliability Statistics
Reliability Statistics
.640 6
3. Pap smear
Correlations
Notes
Comments
Filter <none>
Weight <none>
Syntax CORRELATIONS
/VARIABLES=soal_pap_smear_1
total_skor
/PRINT=TWOTAIL NOSIG
/MISSING=PAIRWISE.
Correlations
soal_pap_smear
_1 total_skor
**
soal_pap_smear_1 Pearson Correlation 1 .892
N 20 20
**
total_skor Pearson Correlation .892 1
N 20 20
Reliability
Notes
Comments
Filter <none>
Weight <none>
Matrix Input
Syntax RELIABILITY
/VARIABLES=soal_pap_smear_1
total_skor
/MODEL=ALPHA.
N %
a
Excluded 0 .0
Total 20 100.0
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
1.000 2
100
Reliability
Notes
Comments
Filter <none>
Weight <none>
Matrix Input
Missing Value Handling Definition of Missing User-defined missing values are treated as
missing.
Syntax RELIABILITY
/VARIABLES=soal_self_efficacy_1
soal_self_efficacy_2 soal_self_efficacy_3
soal_self_efficacy_4 soal_self_efficacy_5
soal_self_efficacy_6
/MODEL=ALPHA.
N %
a
Excluded 0 .0
Total 20 100.0
Reliability Statistics
.707 6
102
Lampiran 5
TabulasiUjiChi Square
SELF DUKUNGAN
UMUR PENDIDIKAN PEKERJAAN EFFICACY SUAMI PAP SMEAR
2.0 3.0 1.0 1.0 0.0 1.0
3.0 2.0 1.0 0.0 0.0 0.0
1.0 3.0 5.0 0.0 1.0 0.0
3.0 2.0 1.0 1.0 0.0 0.0
1.0 3.0 5.0 1.0 0.0 1.0
1.0 4.0 5.0 0.0 1.0 0.0
3.0 3.0 3.0 0.0 0.0 1.0
2.0 3.0 1.0 1.0 1.0 1.0
1.0 3.0 1.0 0.0 0.0 0.0
1.0 3.0 1.0 1.0 1.0 0.0
1.0 3.0 1.0 0.0 1.0 0.0
1.0 3.0 1.0 0.0 1.0 0.0
3.0 3.0 1.0 0.0 0.0 0.0
2.0 3.0 1.0 0.0 0.0 1.0
2.0 3.0 1.0 0.0 0.0 0.0
1.0 3.0 1.0 0.0 0.0 0.0
1.0 3.0 1.0 0.0 0.0 0.0
2.0 2.0 1.0 0.0 0.0 0.0
3.0 3.0 1.0 0.0 0.0 1.0
2.0 4.0 5.0 0.0 0.0 0.0
3.0 3.0 1.0 0.0 0.0 0.0
1.0 4.0 5.0 0.0 0.0 0.0
3.0 4.0 2.0 0.0 0.0 0.0
2.0 3.0 5.0 0.0 0.0 0.0
3.0 3.0 5.0 0.0 0.0 0.0
2.0 3.0 5.0 0.0 0.0 0.0
1.0 4.0 2.0 0.0 0.0 0.0
1.0 3.0 5.0 0.0 0.0 0.0
3.0 3.0 5.0 0.0 0.0 0.0
3.0 2.0 3.0 0.0 0.0 0.0
2.0 3.0 5.0 0.0 0.0 0.0
103
Lampiran 6
TabulasiHasilKarakteristikResponden
Frequencies
Notes
Comments
Filter <none>
Weight <none>
Syntax FREQUENCIES
VARIABLES=UmurPendidikanPekerjaa
n
/STATISTICS=STDDEV MEAN
MEDIAN MODE
/ORDER=ANALYSIS.
106
Statistics
Missing 0 0 0
Mode 2 3 1
Frequency Table
Umur
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Pendidikan
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Pekerjaan
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Lampiran 7
Crosstabs
Notes
Comments
Filter <none>
Weight <none>
Syntax CROSSTABS
/TABLES=Selfefficacy BY Papsmear
/FORMAT=AVALUE TABLES
/STATISTICS=CHISQ RISK
Dimensions Requested 2
Cases
selfefficacy * papsmearCrosstabulation
papsmear
YAKIN Count 3 4 7
Chi-Square Tests
a
Pearson Chi-Square 6.446 1 .011
b
Continuity Correction 4.205 1 .040
b
N of Valid Cases 110
a. 1 cells (25,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 1,40.
Risk Estimate
Lampiran 8
TabulasiHasilUji SquareDukunganSuami
Crosstabs
Notes
Comments
Filter <none>
Weight <none>
Missing Value Handling Definition of Missing User-defined missing values are treated
as missing.
Syntax CROSSTABS
/TABLES=Dukungansuami BY
Papsmear
/FORMAT=AVALUE TABLES
/STATISTICS=CHISQ RISK
Dimensions Requested 2
Cases
dukungansuami * papsmearCrosstabulation
papsmear
MENDUKUNG Count 12 4 16
Chi-Square Tests
a
Pearson Chi-Square .293 1 .589
115
b
Continuity Correction .041 1 .839
b
N of Valid Cases 110
a. 1 cells (25,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 3,20.
Risk Estimate
Lampiran 9
Kuesioner
Koderesponden:
SURAT PERNYATAAN
Kepada:
Calonresponden
Nama : AyuAraras
Nim :201503010
Hormatsaya,
AyuAraras
Nim. 201503010
117
Lampiran B: LembarConsent
Koderesponden:
Nama :
Alamat :
Nama : AyuAraras
Nim : 201503010
Judul : HubunganSelf
EfficacydanDukunganSuamiTerhadapPemeriksaanPap
SmearPada PUS di KelurahanDemangan Kota Madiun.
Denganinisayamenyatakansecarasukarelauntukikutsebagaisubyekpenelitia
ninisertabersediamenjawabsemuapertanyaandengansadardansebenar-benarnya.
AyuAraras Tandatangandannamaterang
118
Lembar C: Instrument
Koderesponden:
KUESIONER
PetunjukPengisian:
A. Data Demografi
1. Nama :
2. TanggalLahir :
3. Tingkat PenddidikanTerakhir ( : )SD (
)SMP
( )SMA ( )SARJANA
4. PekerjaanIbu : ( )
Iburumahtangga
( ) Pegawainegri
( ) Wiraswasta
( ) Petani
( ) Lain-lain: ….
No Pertanyaandarisegidukungansuami YA TIDAK
1. Apakahsuamimemberikaninformasitentangpem
eriksaan pap smear?
2. Apakahsuamimemberikanijinuntukpemeriksaan
pap smear?
3. Apakahsuamimenyediakanbiayauntukpemeriks
aan pap smear?
4. Apakahsuamiikutmengantarkankerumahsakitat
aupuskesmasuntukpemeriksaaan pap smear?
5. Apakahsuamimendampingisampai proses
pemeriksaanselsesai?
6. Apakahsuamimemberikansemangatuntukmelak
ukan pap smear?
Lampiran 10
Suratselesaipenelitian
121
Lampiran 11
PenelitianTerhadapResponden
1. Penelitianbersamaibukader di salahsatuPosyandubalita