Oleh:
DWI SAPUTRI
NIM : 201603016
PEMINATAN EPIDEMIOLOGI
PROGRAM STUDI S1 KESEHATAN MASYARAKAT
STIKES BHAKTI HUSADA MULIA MADIUN
2020
SKRIPSI
Oleh:
DWI SAPUTRI
NIM : 201603016
PEMINATAN EPIDEMIOLOGI
PROGRAM STUDI S1 KESEHATAN MASYARAKAT
STIKES BHAKTI HUSADA MULIA MADIUN
2020
ii
iii
LEMBAR PERSEMBAHAN
iv
Puji Syukur Alhamdulillah senantiasa saya panjatkan kepada Allah SWT
yang Maha Agung, karena atas Rahmat dan Ridha-Nya yang begitu besar penulis
dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik dan lancar. Tanpa suatu perjuangan
dan Ridha Allah SWT mungkin skripsi ini tidak dapat terselesaikan dengan tepat
waktu. Penulis juga mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang
telah mendukung dan memberikan motivasi dalam penulisan skripsi ini, adapun
pihak-pihak yang telah mendukung adalah :
1. Kedua orang tua, yang senantiasa memberikan semangat dan doa-doanya
yang tak pernah putus supaya cita-cita saya terkabul dan menjadi orang
sukses berhasil serta selalu mendidik saya untuk selalu berdoa, berusaha,
bersabar dan tawaduk dalam segala hal yang baik.
2. Kakak kandung, Septian dan Anis yang selalu menyemangati dan mendoakan
agar saya cepat menyelesaikan skripsi dan lulus.
3. Ibu Riska Ratnawati, S.K.M.,M. Kes selaku pembimbing satu skripsi yang
selalu memberikan support dan bimbingan serta arahan dalam penulisan dan
penyelesaian skripsi.
4. Ibu Avicena Sakufa Marsanti, S.K.M.,M. Kes selaku pembimbing dua skripsi
yang baik, cantik dan yang selalu memberikan support serta bimbingan yang
maksimal dalam penulisan dan penyelesaian skripsi.
5. Ibu Hanifah Ardiani, S.K.M.,M.KM selaku penguji skripsi saya, terima kasih
banyak bu sudah menjadi penguji dan terima kasih atas semua ilmunya.
6. Semua Dosen Kesmas yang sudah memberikan saya ilmu-ilmu yang
bermanfaat sehingga membantu dalam penyelesaian skripsi ini.
7. Kepada Sahabatku Chandra, Dewi, Erin, Mutia, Reni, dan Suci semua teman-
teman lainnya yang tidak bisa disebutkan satu persatu terima kasih kalian
sudah selalu memberikan saya semangat, motivasi, dan ilmu dalam
menyelesaikan skripsi.
v
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
vi
Nama : Dwi Saputri
Jenis Kelamin : Perempuan
Tempat Tanggal Lahir : Ngawi, 05 Februari 1998
Agama : Islam
Alamat : Dsn. Banjar RT/RW 007/003
Kel./Ds. Kiyonten Kec.
Kasreman Kab. Ngawi
Email : dwisaputri952@gmail.com
Riwayat Pendidikan :
1. TK Darmawanita Kiyonten 1 : 2003-2004
2. SDN Kiyonten 1 : 2004-2010
3. SMPN 1 Kasreman : 2010-2013
4. SMA PGRI 1 Ngawi : 2013-2016
5. STIKES BHM Madiun : 2016-2020
vii
KATA PENGANTAR
Puji syukur ke hadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
karuniaNya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini
yang berjudul “Hubungan antara Aktivitas Fisik dengan Kadar Asam Urat dalam
Darah Di Posyandu Lansia Kelurahan Madiun Lor Puskesmas Patihan Kota
Madiun.”. Dalam penyusunan skripsi ini penulis menghadapi banyak hambatan
dan tantangan namun hal itu tidak mengurangi semangat penulis dalam
melaksanakan tugas dan tanggung jawab sebagai mahasiswa semester akhir.
Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan pendidikan jenjang
Sarjana di Prodi Kesehatan Masyarakat STIKES Bhakti Husada Mulia Madiun.
Pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih
kepada semua pihak yang membantu proses penulisan ini:
1. Kepala Puskesmas Patihan Kota Madiun Dr. Ulfa Kusuma Dewi yang telah
memberikan izin dan kesempatan untuk melakukan penelitian di Posyandu
Lansia wilayah kerja Puskesmas Patihan.
2. Bapak Zaenal Abidin, S.K.M., M.Kes (Epid), selaku Ketua STIKES
Bhakti Husada Mulia Madiun.
3. Ibu Avicena Sakufa Marsanti, S.K.M., M.Kes, selaku Ketua Program Studi
S1 Kesehatan Masyarakat STIKES Bhakti Husada Mulia Madiun dan selaku
Dosen Pembimbing II yang telah memberikan bimbingan dan petunjuk
dalam penyusunan skripsi ini.
4. Ibu Hanifah Ardiani, S.K.M.,M.KM selaku Dewan Penguji.
5. Ibu Riska Ratnawati, S.K.M.,M. Kes, selaku Dosen Pembimbing I yang
telah memberikan bimbingan dan petunjuk dalam penyusunan skripsi ini.
6. Seluruh teman S1 Kesehatan Masyarakat angkatan 2016 yang
memberikan bantuan dan motivasi dalam menyelesaikan skripsi ini.
7. Serta semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu-persatu, peneliti
ucapkan banyak terima kasih yang sedalam-dalamnya.
viii
Peneliti menyadari sepenuhnya bahwa penyusunan skripsi ini masih jauh
dari sempurna. Oleh karena itu, berbagai saran, tanggapan dan kritik yang
bersifat membangun senantiasa penulis harapkan demi kesempurnaan skripsi ini.
Penulis juga berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi pembaca pada
umumnya dan bagi penulis serta orang-orang yang peduli dengan dunia
kesehatan masyarakat khususnya.
Dwi Saputri
NIM. 201603016
ix
Prodi Kesehatan Masyarakat
Stikes Bhakti Husada Mulia Madiun 2020
Dwi Saputri
201603016
x
RELATIONSHIP BETWEEN PHYSICAL ACTIVITIES WITH URIC
ACID LEVELS IN BLOOD IN POSYANDU LANSIA KELURAHAN
MADIUN LOR PATIHAN PUSKESMAS MADIUN CITY
Dwi Saputri
201603016
xi
DAFTAR ISI
xii
2.1.4 Diagnosis Asam Urat ................................................................ 12
2.1.5 Gejala Asam Urat .................................................................... 12
2.1.6 Faktor yang mempengaruhi Kadar Asam urat.......................... 13
2.1.7 Penanganan Asam Urat ........................................................... 22
2.1.8 Komplikasi Asam Urat ............................................................. 23
2.1.9 Penyakit yang berhubungan dengan Asam Urat ..................... 24
2.2 Aktifitas Fisik ....................................................................................... 29
2.2.1 Definisi Aktifitas Fisik ............................................................. 29
2.2.2 Jenis – jenis Aktivitas Fisik ...................................................... 30
2.2.3 Manfaat Aktivitas Fisik ............................................................ 31
2.2.4 Pengukuran Aktivitas Fisik ...................................................... 32
2.2.5 Global Physical Activity Quesioner (QPAG) ........................... 33
2.3 Lansia ................................................................................................... 35
2.3.1 Klasifikasi Lansia ..................................................................... 36
2.3.2 Tipe Lansia ............................................................................... 37
2.3.3 Teori – teori proses Menua....................................................... 38
2.3.4 Permasalahan yang terjadi pada Lansia.................................... 38
2.4 Kerangka Teori ..................................................................................... 40
BAB 3 KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESA PENELITIAN
3.1 Kerangka Konseptual ........................................................................... 41
3.2 Hipotesa Penelitian ............................................................................... 41
BAB 4 METODE PENELITIAN
4.1 Desain Penelitian .................................................................................. 43
4.2 Populasi dan Sampel ............................................................................ 43
4.2.1 Populasi .................................................................................... 43
4.2.2 Sampel ...................................................................................... 43
4.2.3 Kriteria Sampel ......................................................................... 44
4.3 Teknik Sampling .................................................................................. 44
4.4 Kerangka Kerja Penelitian ................................................................... 45
4.5 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel ....................... 48
4.5.1 Variabel Penelitian ................................................................... 48
xiii
4.5.2 Definisi Operasional ................................................................. 48
4.6 Instrumen Penelitian ............................................................................. 50
4.7 Lokasi dan Waktu Penelitian................................................................ 50
4.7.1 Lokasi Penelitian ...................................................................... 50
4.7.2 Waktu Penelitian ...................................................................... 50
4.8 Prosedur Pengumpulan Data ................................................................ 51
4.8.1 Perijinan Penelitian ................................................................... 51
4.8.2 Pengumpulan Data.................................................................... 51
4.9 Teknik Pengolahan dan Analisis Data ................................................. 52
4.9.1 Teknik Pengolahan Data .......................................................... 52
4.9.2 Analisis Data ............................................................................ 54
4.10Etika Penelitian .................................................................................... 56
BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN
5.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian .................................................... 59
5.2 Analisis Univariat ................................................................................. 61
5.2.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin .............. 61
5.2.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia ............................. 61
5.2.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan .................. 62
5.2.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan ..................... 62
5.2.5 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Kadar
Asam Urat ................................................................................ 63
5.2.6 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Aktivitas
Fisik .......................................................................................... 63
5.3 Analisis Bivariat ................................................................................... 64
5.4 Pembahasan .......................................................................................... 65
5.4.1 Aktivitas Fisik Lansia Penderita di Posyandu Lansia
Wilayah Kerja Puskesmas Patihan .......................................... 65
5.4.2 Kadar Asam Urat Lansia Penderita di Posyandu Lansia
Wilayah Kerja Puskesmas Patihan .......................................... 67
5.4.3 Hubungan Aktivitas Fisik dengan Kadar Asam Urat
di Posyandu Lansia Wilayah Kerja Puskesmas Patihan .......... 68
xiv
5.5 Keterbatasan Penelitian ........................................................................ 72
BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan........................................................................................... 73
6.2 Saran ..................................................................................................... 73
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
xv
DAFTAR TABEL
xvi
DAFTAR GAMBAR
xvii
DAFTAR LAMPIRAN
Nomor Judul
Lampiran 1 Lembar Persetujuan Menjadi Responden
Lampiran 2 Lembar Observasi
Lampiran 3 Kuesioner Penelitian
Lampiran 4 Hasil Output Analisis Univariat
Lampiran 5 Hasil Output Analisis Bivariat
Lampiran 6 Surat Rekomendasi Penelitian Badan Kesatuan Bangsa
dan Politik
Lampiran 7 Surat Ijin Penelitian Dinas Kesehatan dan Keluarga
Berencana
Lampiran 8 Surat Ijin Penelitian Kecamatan Manguharjo
xviii
DAFTAR SINGKATAN
CI : Convident Interval
GCU : Glucose, Cholesterol, Uric, Acid
GPAQ : Global Physical Activity Questioner
HPR : Hypoxantine Phosporibosyitransferase
IMP : Imosine Monopospate
MET : Metabolic Equivalent
OAINS : Obat anti inflamasi nonstreroid
OR : Odds Ratio
PGS : Pedoman Gizi Seimbang
PRPP : Phospo Ribosyl Pyrophos Phatase
PTM : Penyakit Tidak Menular
PUGS : Pedoman Umum Gizi Seimbang
RISKESDAS : Riset Kesehatan Dasar
RP : Risk Prevalens
SKP : Survei Konsumsi Pangan
USILA : Usia Lanjut
WHO : World Health Organization
xix
DAFTAR ISTILAH
xx
BAB 1
PENDAHULUAN
Asam urat adalah satu jenis penyakit yang banyak diderita oleh
masyarakat. Pada saat ini, asam urat menjadi paling populer selain diabetes
dan hipertensi. Oleh karena kepopuleran nama asam urat, sering terjadi
linu atau batu ginjal oleh sebagian penderita sering langsung diklaim
arthritis yang terasa sangat nyeri pada bagian sendi. Zat asam urat
merupakan produk pemecahan dari purin, yakni sejenis senyawa kimia yang
1
mengalami peningkatan. Pada tahun 2013 kejadian gout arthritis
Puskesmas Patihan dengan jumlah sebanyak 124 orang, pada tahun 2019
(Data Rekam Medis Puskesmas Patihan 2018 dan 2019). Penderita asam
Salah satu faktor yang dapat mempengaruhi kadar asam urat adalah
asam urat yang terdapat dalam darah. Aktifitas fisik seperti olahraga atau
asam urat dan meningkatkan produksi asam laktat dalam tubuh. Semakin
2
berat aktivitas fisik yang dilakukan dan berlangsung jangka panjang maka
aktivitas fisik pada penduduk Indonesia pada tahun 2013 sebanyak 26,1%
Fauzi tahun 2018 terdapat hubungan aktivitas fisik dengan kadar asam urat
kadar asam urat secara mandiri didapatkan sebanyak 163 orang dan yang
rekam medis Posyandu Lansia Kelurahan Madiun Lor. Dari latar belakang
“Hubungan antara Aktivitas Fisik dengan Kadar Asam Urat dalam Darah di
Apakah ada hubungan antara aktivitas fisik dengan kadar asam urat
Kota Madiun ?
Kota Madiun.
antara lain:
dalam darah, sehingga dapat digunakan sebagai data dasar dan sebagai
ilmu yang telah didapat pada saat perkuliahan serta merupakan syarat
perbedaan yang cukup jelas, sebagai batasan agar tidak terjadi kesamaan
2 Ridhyalla Faktor-faktor Puskesmas cross Variabel bebas: Hasil analisa univariat menunjukkan
Afnuhazi yang Kebun sectional jenis kelamin bahwa 65% responden berjenis kelamin
berhubungan Sikolos pada perempuan,55% responden mengalami
dengan kejadian Bulan Variabel terikat : obesitas dan 55% responden tidak
Gout pada lansia Agusuts 2016 asam urat menderita hipertensi. Pada analisa
bivariat p value = 0,019 berarti terdapat
hubungan antara jenis kelamin dengan
kejadian asam urat p value= 0,025 berarti
terdapat hubungan antara obesitas
dengan kejadian asam urat, dan p
value=yang berarti terdapat hubungan
antara hipertensi dengan kejadian asam
urat.
6
Tempat dan
Nama Judul Metode Variabel
NO Tahun Hasil
Peneliti Penelitian Penelitian Penelitian
Penelitian
3 Wiwik Dwi Faktor-faktor Desa cross Variabel bebas: Hasil analisis statistik dengan
Astari dan yang Nongan, sectional aktivitas fisik menggunakan rank spearman
Dkk mempengaruhi Kabupaten ,tingkat menunjukan bahwa dari 4 variabel yaitu
kadar asam urat Karangasem, pengetahuan, makanan dengan p value = 0,000,
pada usia Bali 2018 jenis kelamin aktifitas fisik dengan p value = 0,001,
produktif tingkat pengetahuan dengan p value =
Variabel terikat: 0,000, jenis kelamin dengan p value =
kadar asam urat 0,000 lebih kecil dari pada 0,05
Penelitian dari penelitian sebelumnya dengan penelitian akan dilakukan antara lain:
1. Lokasi : Posyandu lansia di Kelurahan Madiun Lor wilayah kerja Puskesmas Patihan Kota Madiun
7
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.1 Pengertian
Asam urat (gout) adalah jenis radang sendi yang disebabkan oleh
penumpukan kristal asam urat pada sendi. Zat asam urat merupakan produk
pemecahan dari purin, yakni sejenis senyawa kimia yang ditemukan pada
beberapa jenis Makanan. Dalam tubuh, purin tersebut dipecah menjadi asam
urat. Makanan kaya purin dapat meningkatkan kadar asam urat dalam tubuh,
jika tidak dibatasi pada akhimya dapat menyebabkan asam urat. Kondisi ini
dan rasa panas pada persendian. Meskipun semua sendi di tubuh dapat
terkena asam urat, namun yang paling sering terserang adalah sendi jari
tangan, lutut, pergelangan kaki, dan jari kaki. Radang tersebut adalah akibat
dari kelebihan asam urat dalam aliran darah yang tidak dapat dibuang,
sehingga menumpuk dalam bentuk kristal tajam pada sendi yang dapat
infeksi akut pada sendi oleh jamur, bakteri, atau virus ganas (Savitri, Astrid,
2016).
Pada kondisi normal, zat purin tidak berbahaya. Apabila zat tersebut sudah
8
sehingga zat tersebut mengkristal menjadi asam urat yang menumpuk
di persendian. Asam urat dihasilkan oleh setiap makhluk hidup akibat proses
metabolisme utama yaitu proses kimia dalam inti sel yang berfungsi
Masalah asam urat atau biasa disebut dengan gout merupakan salah
satu penyakit tertua yang dikenal manusia. Asam urat dianggap sebagai
penyakit para raja atau penyakit kalangan sosial elite yang disebabkan karena
terlalu banyak makan dan minum minuman keras, seperti daging dan anggur,
atau dapat dikatakan bahwa asupan makanan dan minuman yang tidak teratur
sangat berhubungan erat dengan kejadian asam urat. (Hery irwan, 2012).
Asam urat adalah hasil akhir dari katabolisme (pemecahan) suatu zat yang
bernama purin. Asam urat merupakan hasil buangan dari zat purin zat purin
adalah zat alami yang merupakan satu kelompok struktur kimia pembentuk
Ada beberapa faktor yang bisa memicu naiknya kadar asam urat di
dalam darah, salah satunya adalah makanan berzat Purin tinggi yang kita
makerel), dan daging merah (sapi, kambing, kerbau). Selain makanan, kita
juga bisa berisiko mengalami penumpukan asam urat di dalam darah jika
9
Risiko untuk menderita penyakit asam urat juga tinggi bagi orang-
berpenyakit asam urat berisiko mengalami kondisi yang sama (Anies, 2018).
dan mulai merasakan gejala-gejala penyakit asam urat. Ada juga sebagian
orang yang memiliki kadar asam urat tinggi dalam darah, namun tidak
Selain itu, diantara sebagian orang yang memiliki kadar asam urat yang sama
oleh tusukan kristal – kristal tajam di sekitar sendi yang berbentuk akibat
kandungan asam urat tinggi (contohnya : jeroan, hidangan laut, dan daging
10
merah) maupun yang gemar mengonsumsi minuman beralkohol akan
beresiko tinggi terkena penyakit asam urat. Selain itu, penyakit ini juga rawan
memiliki keluarga penderita penyakit asam urat juga dapat terkena kondisi
2.1.3 Patofisiologi
Dalam keadaan normal, kadar asam urat di dalam darah pada pria
dewasa kurang dari 7 mg/dl, dan pada wanita kurang dari 6 mg/dl. Apabila
konsentrasi asam urat dalam serum lebih besar dari 7 mg/dl dapat
mendadak kadar asam urat dalam serum. Jika kristal asam urat mengendap
dalam sendi, akan terjadi respon inflamasi dan diteruskan dengan terjadinya
perifer tubuh seperti ibu jari kaki, tangan dan telinga. Akibat penumpukan
Nefrolitiasis urat (batu ginjal) dengan disertai penyakit ginjal kronis (Anies,
2018).
11
ditemukan pada sendi metatarsofalangeal dan patella yang sebelumnya tidak
2.1.4 Diagnosis
pada persendian. Hal ini perlu dilakukan karena ada jenis penyakit lain yang
mengenai:
tersebut muncul
Beberapa gejala yang dapat dijumpai pada penyakit ini secara umum
adalah sebagai berikut: sendi yang tiba-tiba terasa sangat sakit (terutama
sendi ibu jari kaki) merupakan gejala penyakit ini kesulitan untuk berjalan
akibat rasa sakit yang sangat menganggu. Walaupun dapat muncul kapan
saja, namun umumnya gejala biasanya lebih terasa pada malam hari (Anies,
2018).
12
Tidak hanya sendi ibu jari kaki saja, sendi-sendi lain yang terletak
diujung anggota badan juga rentan terkena serangan penyakit asam urat.
dalam tempo beberapa jam saja. Nyeri hebat ini akan disertai dengan
yang terkena akan tampak bersisik terkelupas dan terasa gatal. Meskipun
serangan dapat reda dengan sendirinya, namun kondisi ini tidak boleh
sendi yang lain, dan risiko kerusakan permanen pada sendi (Anies, 2018).
13
1. Faktor Perilaku (gaya hidup atau life style) pada individu atau kelompok.
dll).
derajat kesehatan. Hal ini karena ada beberapa penyakit yang diturunkan
lewat genetik atau faktor yang sudah ada dalam diri manusia yang
Faktor lingkungan
1. Fisik
2. Kimia
3. Biologi
Pelayanan kesehatan
1. Promotif Status Faktor perilaku
2. Preventif Kesehatan 1. Sikap
3. Kuratif 2. Gaya hidup
4. Rehabilitatif
Faktor Genetik
(Herediter)
14
Keempat faktor tersebut saling berinteraksi secara dinamis dalam
merupakan faktor determinan yang paling besar dan paling sulit untuk
sehat dan dinamis (keseimbangan ecology) dan keturunan manusia yang lebih
Asam urat merupakan kristal putih tidak berbau dan tidak berasa lalu
sehingga cairan ekstraseluler yang disebut sodium urat. Jumlah asam urat
dalam darah dipengaruhi oleh konsumsi dari luar, biosintesis asam urat atau
penerapan teori H.L Blum, ada beberapa faktor yang dapat menyebabkan
1. Faktor Genetik
15
hubungan antara faktor keturunan dengan asam urat sebanyak 40%.
Dalam hal ini, asam urat disebabkan oleh adanya kerusakan jaringan
yang berlebihan.
a. Jenis Kelamin
rasio jenis kelamin laki-laki dan perempuan sama pada usia lanjut
(Kumalasari, 2012).
2. Faktor Perilaku
16
meningkatkan kadar asam urat dalam darah dan yang termasuk
b. Konsumsi alkohol
c. Konsumsi obat-obatan
17
asam urat di ginjal sebaliknya dapat menurunkan ekskresi asam urat
urin.
d. Aktivitas Fisik
1) Olahraga teratur
Asupan nutrisi saja tidak cukup untuk mendapatkan tubuh yang sehat
a) Jalan cepat
18
penderita gangguan sendi, seperti penyakit asam urat ini
b) Bersepeda
tubuh.
c) Berenang
persendian.
19
a) Membantu agar pembuluh darah lebih rileks
d) Menari
20
memberatkan penderita sendi juga efektif untuk membakar
2. Meningkatkan stamina
5. Membakar kalori
e) Senam ringan
tubuh.
21
2. Menguatkan elastisitas otot jantung
3. Faktor Lingkungan
tanpa kontrol atau berlebih dan juga bisa mengubah gaya hidup sehat
sedangkan, asam urat tinggi jika tidak diobati bisa menyebabkan gout,
gejala penyakit asam urat, dapat dilakukan beberapa upaya, antara lain adalah
22
1. Dapat menempelkan kantong es pada bagian sendi yang terasa sakit,
umumnya terbukti ampuh dalam menurunkan adar asam urat dan melarutkan
(Anies, 2018).
2.1.8 Komplikasi
tofi di dalam sendi yang merusak tulang rawan dan tulang sendi itu
23
sendiri. Kerusakan permanen ini biasanya terjadi pada kasus penyakit
3. Batu ginjal dapat terjadi, disebabkan oleh pengendapan asam urat yang
Secara alamiah, setiap orang memiliki asam urat. Namun, tidak boleh
melebihi kadar normal. Kadar asam urat pada setiap orang memang berbeda.
Untuk kadar asam urat normal pada pria berkisar antara 2-7,5 mg/dl, dan pada
wanita 2-6,5mg/dl, sedangkan pada teknik biasa kada rasam urat normal
maksimal < 7 mg/dl, tidak normal > 7mg/dl. Ekskresi netto asam urat total
pada manusia normal rata-rata adalah 400-600 mg/24 jam (Rahmatul, 2015).
pada malam hari adalah merasakan panas terbakar dan sakit pada sendi-sendi
1. Batu Ginjal Asam urat sangat erat kaitannya dengan kinerja ginjal.
metabolik dan zat-zat lain yang tidak diperlukan oleh tubuh. Pada
penderita asam urat ada dua penyebab gangguan pada ginjal yaitu
terjadinya batu ginjal (batu asam urat) dan resiko kerusakan ginjal. Batu
24
asam urat terjadi pada penderita yang memiliki asam urat lebih tinggi
membentuk kristal, seperti kalsium, oksalat dan asam urat. Pada saat
hipertrofi otot. Apabila keadaan ini terjadi secara terus menerus, maka
25
banyak yang besar pada duktus kolektivus dan ureter, sehingga
rasio asam urat urin berbanding kreatinin urin lebih dari 1,0.
2. Arthritis Gout
yang sangat hebat dan gangguan gerak sendi yang terserang secara
asam urat yang menurun dengan cepat, dan pemberian obat penurunan
26
telapak kaki dan rasa nyeri biasanya berpusat dibagian tulang, sendi otot
dan jaringan, terutama pada sendi jari kaki, jari tangan, tumit, lutut, siku
bengkak, hangat dan terasa kaku pada sendi yang diserang. Pada
biasanya terjadi dalam waktu yang sangat singkat dan dapat sembuh
2015).
renal primer terjadi karena gangguan ekskresi asam urat ditubuli distal
ginjal yang sehat. Gout renal sekunder disebabkan oleh ginjal yang
27
Dalam keadaan gout akut deposit, asam urat akan bereaksi lebih.
Biasanya, terjadi pada sendi pangkal ibu jari kaki. Sendi ibu jari tersebut
2015).
sekitar persendian seperti tulang rawan sendi, sinoval, bursa atau tendon.
Di luar sendi tofi juga bisa ditemukan seperti jaringan lunak, otot jantung
oleh tingginya kadar asam urat darah, faktor setempat, dan fungsi ginjal.
Tofi baru ditemukan pada kadar asam urat 10-11 mg/dl. Pada kadar >11
sehingga fungsi sendi terganggu. Tofi juga bisa menjadi koreng (ulserasi)
28
MSU (monosodium urat). Dengan adanya tofi, mungkin sudah terjadi
serangan pertama terjadi pada usia muda, serangan pertama yang terjadi
pengeluaran tenaga atau energi (Buku Pintar Posbindu, 2016). Aktivitas fisik
ini juga merupakan fungsi dasar hidup manusia. Sejak zaman dahulu aktivitas
sekeliling hutan dan sungai, berlari dari kejaran musuh atau hewan liar yang
satu tempat ke tempat lain yang masih banyak sumber– sumber bahan
angkut atau transportasi berupa hewan seperti kuda yang digunakan sebagai
alat transportasi. Pada masa sudah dikenal alat transportasi, aktivitas fisik
29
Menurut WHO aktivitas fisik (physical activity) merupakan gerakan
sebaiknya dilakukan selama 30 menit per hari (150 menit per minggu) dalam
fisik yaitu :
30
membersihkan jendela, berkebun, menyetrika, bermain dengan anak, dan
2. Latihan Fisik
jasmani. Yang termasuk dalam latihan fisik seperti jalan kaki, jogging,
dengan olahraga.
3. Olahraga
bugar. Yang termasuk dalam olahraga seperti sepak bola, bulu tangkis,
dan lain-lain, berat badan terkendali, otot lebih lentur dan tulang lebih kuat,
bentuk tubuh menjadi ideal dan proporsional, lebih percaya diri, lebih
31
Selain mempunyai manfaat yang baik untuk tubuh, aktivitas fisik yang
bersepeda).
2. Frekuensi
Merupakan jumlah sesi aktivitas fisik (per hari atau per minggu) dalam
konteks tertentu.
4. Intensitas
32
kebutuhan metabolik dari sebuah aktivitas (hasil aktivitas fisik dalam
fisik).
indeks aktivitas fisik yang meliputi empat dominan, yaitu aktivitas fisik saat
33
bekerja, aktivitas perjalanan dari satu tempat ke tempat yang lain, aktivitas
Turnover (MET).
aktivitas fisik secara fisiologis yang dilakukan oleh seseorang. MET dijadikan
rasio pengukuran pada jenis aktivitas fisik yang spesifik. Setiap aktivitas fisik
memiliki hasil yang berbeda - beda seperti berjalan 2.7 km/jam memiliki
jumlah MET sebanyak 2.9 MET, menonton televisi 1 MET, lompat tali 10
1. Tinggi, dalam 7 hari atau lebih dari aktivitas fisik berjalan kaki, aktivitas
2. Sedang, dalam 5 hari atau lebih dari aktivitas fisik berjalan kaki, aktivitas
berikut:
34
Setelah mendapatkan nilai total aktivitas fisik dalam satuan MET
tingkat aktivitas fisik yaitu aktivitas fisik tinggi, sedang, dan rendah seperti
2.3 Lansia
,fisik, dan sosial. Perubahan tersebut akan memberikan pengaruh pada seluruh
mendapat perhatian khusus, termasuk faktor gizi atau nutrisi. Kebtuhan gizi pada
usila berbeda dengan kebutuhan gizi pada usia muda. Konsumsi makanan yang
35
cukup dan seimbang pada usila selain berguna untuk kelangsungan hidup yang
degeneratif dan penyakit lain yang umum terjadi pada usila. Dengan pengaturan
nutrisi kesehatan yang baik sehingga bisa menjalankan kegiatan bisa menjalankan
penurunan derajat kesehatan baik secara alamiah maupun akibat penyakit. Oleh
karena itu, sejalan dengan semakin meningkatnya jumlah penduduk lansia maka
program kesehatan yang ditujukan bagi kelompok lansia. (Kemenkes RI, 2014).
yaitu:
masalah kesehatan.
36
dan dapat menghasilkan barang atau jasa.
5. Lansia tidak potensial yaitu lansia yang tidak berdaya untuk mencari
kondisi fisik, mental, sosial, dan ekonominya (Padila, 2013). Tipe tersebut
diantaranya adalah:
2. Tipe mandiri
banyak menuntut.
4. Tipe bingung
37
2.3.3 Teori-teori proses menua
Sampai saat ini, banyak definisi dan teori yang menjelaskan tentang
proses menua yang tidak seragam. Proses menua bersifat individual, dimana
proses menua pada setiap orang terjadi dengan usia yang berbeda, dan tidak
ada satu faktor pun yang di temukan dalam mencegah proses menua.
usia penampilannya masih sehat, bugar, badan tegap, akan tetapi meskipun
demikian harus di akui bahwa ada berbagai penyakit yang sering di alami
oleh lanjut usia. Misalnya, hipertensi, diabetes, rematik, asam urat, dimensia
1. Permasalahan umum
kesejahteraan lansia
38
2. Permasalahan khusus
masyarakat individualistic.
39
2.4 Kerangka Teori
Faktor Genetik
Jenis Kelamin
Aktivitas Fisik
40
BAB 3
dilakukan dan memberi landasan kuat terhadap topik yang dipilih sesuai dengan
Faktor yang mempengaruhi kadar asam urat dalam darah antara lain yaitu :
Dari kerangka konsep diatas variabel bebas yang akan diteliti adalah aktivitas.
hubungan dan atau lebih variabel yang diharapkan bisa menjawab suatu
pernyataan dalam suatu penelitian.Setiap hipotesis terdiri atas suatu unit atau
Ho adalah lawan dari hipotesis kerja dengan syarat nilai p value > 0,05,
maka Ho diterima dan Ha ditolak yang berarti tidak ada hubungan. Ha adalah
41
hipotesis hipotesis kerja atau hipotesis yang sebenarnya dari hasil kajian teoritis
dengan syarat apabila nilai P value ≤ 0,05, maka Ho ditolak dan Ha diterima yang
Ha : Ada hubungan antara aktivitas fisik dengan kadar asam urat dalam darah di
H0 : Tidak Ada hubungan antara aktivitas fisik dengan kadar asam urat dalam
42
BAB 4
METODOLOGI PENELITIAN
dinamika korelasi antara faktor-faktor risiko dengan efek, dengan cara pendekatan,
observasi atau pengumpulan data sekaligus pada suatu saat (point time approach).
berdasarkan teori yang ada. Sampel perlu mewakili seluruh rentang nilai yang ada
pengukuran pada variabel dependent yaitu kadar asam urat dalam darah dan
4.2.1 Populasi
4.2.2 Sampel
Sampel adalah sebagian yang diambil dari keseluruhan objek yang akan
43
diteliti dan dianggap mewakili seluruh populasi. Jika populasi terlalu besar,
dan peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi
populasi menjadi sampel yang memenuhi kriteria yang sesuai dengan topik
dan kondisi kesehatan. Kriteria eksklusi adalah kriteria yang digunakan untuk
44
(Sugiyono, 2014). Dalam penelitian ini teknik sampling yang digunakan yaitu
setiap anggota di dalam populasi memiliki kesempatan yang sama untuk dijadikan
4. Lalu kertas kecil yang sudah digulung dimasukkan dalam kotak kemudian
diacak.
6. Nama yang sudah keluar dimasukkan lagi dan diacak kembali, jadi setiap
dilakukan oleh peneliti untuk mengumpulkan data yang akan diteliti agar
45
Populasi
Seluruh lansia di Kelurahan Madiun Lor Puskesmas Patihan Kota Madiun
sebanyak 163 orang
Sampel
Besar sampel dalam penelitian yaitu berjumlah sebesar 30 sampel
Teknik Sampling
simple rundom sampling
Desain Penelitian
Cross sectional
Pengolahan Data
Editing, Coding, Entry Data, Cleaning,tabulating
Anlisis Data
Menggunakan Uji Chi Square
46
4.5 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional
atau ukuran yang memiliki atau didapatkan oleh satuan penelitian tentang
47
Tabel 4.1 Definisi Operasional
2 Kadar Asam Asam urat yang diukur Nilai pengukuran Alat tes asam urat Nominal 1=Tidak Normal
Urat menggunakan alat tes asam kadar asam urat dalam (GCU) 2= Normal
urat (GCU) yang ditusukkan darah. Perempuan : >
pada darah perifer 6 mg/dl dan laki-laki :
> 7,2 mg/dl
49
4.6 Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti
dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih
baik (cermat, lengkap dan sistematis) sehingga lebih mudah diolah (Saryono,
2013).
tes asam urat dengan easy touch / GCU digital dengan tingkat ketelitian pada
perempuan 2,5 – 7,5 mg/dl dan pada laki – laki 4,0 – 8,5 mg/dl serta kuesioner.
informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya, atau hal-hal yang ia
ketahui (Arikunto, 2013). Kuesioner dalam penelitian ini terdiri dari beberapa
pertanyaan yang berupa hubungan aktivitas fisik terhadap kadar asam urat dalam
darah.
50
4.8 Prosedur Pengumpulan Data
1. Mengurus surat ijin penelitian dengan membawa surat ijin dari Stikes
Madiun.
1. Data primer
51
mengenai suatu masalah yang umumnya banyak menyangkut
a. Pengukuran
Urat menggunakan alat tes asam urat dengan easy touch / GCU digital
dengan tingkat ketelitian pada perempuan 2,5 – 7,5 mg/dl dan pada laki –
2. Data Sekunder
Data sekunder yaitu data yang tidak didapat langsung dari sumbernya,
melainkan didapat dari pihak lain. Data sekunder dalam penelitian ini
diperoleh dari Dinas Kesehatan Kota Madiun, Puskesmas Patihan, dan dari
52
pada penelitian yaitu meliputi (Notoatmodjo, 2018):
1. Editing
2. Coding
terhadap data yang terdiri dari beberapa kategori, coding atau mengkode
dan analisis data. Data yang masuk dalam pengkodingan adalah sebagai
berikut:
3. Entry
53
4. Cleaning
5. Tabulating
dimilikinya, sesuai dengan tujuan penelitian. Tabel ini terdiri atas kolom
dan baris. Kolom pertama yang terletak paling kiri digunakan untuk
nomer urut atau kode responden. Kolom yang kedua dan selanjutnya
1. Analisis Univariat
54
2. Analisis Bivariat
dalam penelitian ini, digunakan rumus chi square (kai kuadrat) dengan
2. Analisis dari hasil uji kai kuadrat. Melihat dari hasil kai kuadrat ini
melihat nilai Prevalens Ratio (PR) atau Rasio Prevalensi (RP). Besar
dua variabel yang diuji. Semakin besar hasil RP maka tingkat risiko
bermakna.
55
1. Skala pengukuran: kategorik dikotom dan kategorik dikotom (skala
memenuhi kriteria variabel yang sama diambil dari subjek yang sama
7. Analisis: bila tidak ada sel yang mempunyai nilai expected kurang dari
lima, gunakan chi square. Bila setidaknya ada satu sel yang
56
terlibat dalam penelitian sebagai responden. Apabila subjek bersedia maka
menulis nama inisial atau menggunakan kode angka yang mulai dari angka
seterusnya.
baik informasi ataupun masalah lainnya kepada orang lain kecuali kepada
4.10.4 Respect for human dignity (Menghormati harkat dan martabat manusia)
57
membedakan jender, agama, etnis ,dan sebagiannya, serta perlunya prinsip
keterbukaan dan adil pada kelompok. Keadilan dalam penelitian ini pada
58
BAB 5
Puskesmas Patihan Kota Madiun adalah di bagian barat wilayah Provinsi Jawa
Timur, merupakan dataran rendah dengan ketinggian lebih kurang 63 meter dari
permukaan laut.
59
Secara administratif wilayah kerja UPTD Puskesmas Patihan Kota Madiun dibagi
UPTD Puskesmas Patihan Kota Madiun seluruhnya 4,69 km2 yang terbagi atas :
Madiun Tahun 2018 sebanyak 19.303 jiwa terdiri dari 9.755 laki-laki dan 9.548
perempuan. Jumlah rumah tangga (KK) sebanyak 5.939 KK, rata-rata jumlah
anggota keluarga tiap rumah tangga sebanyak 3,26 jiwa dengan tingkat kepadatan
60
tingkat kepadatan penduduk terendah Kelurahan Ngegong sebesar 1772,79
jiwa/Km2.
61
5.2.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan.
62
5.2.5 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Kadar Asam Urat
orang dapat diketahui bahwa responden yang Asam Urat tidak normal
(66,7%).
63
5.3 Analisis Bivariat
bebas dan variabel terikat dengan menggunakan uji statistik. Uji statistik yang
digunakan yaitu uji Chi-Square dan penentuan Ratio Prevalensi (RP) dengan
tingkat kepercayaan (CI) 95% dan tingkat kemaknaan 0,05. Berikut adalah
dengan aktivitas fisik kurang dan memiliki asam urat tidak normal yaitu
dengan aktivitas fisik kurang dan memiliki asam urat normal sebanyak 3
64
asam urat normal sebesar yaitu 6 (3,0%). Jadi proporsi orang yang
memiliki asam urat normal lebih banyak pada responden yang memiliki
kurang.
Hasil analisis uji chi square hubungan aktivitas fisik dengan kadar
asam urat menunjukkan bahwa nilai ρ = 0,035 < α = 0,05.2 Maka dapat
5.4 Pembahasan
WHO yaitu <600 MET yaitu sebanyak 17 orang (14,0%), dan responden
dengan aktivitas fisik cukup atau sesuai dengan anjuran WHO yaitu ≥600
Aktivitas fisik kurang atau tidak sesuai dengan anjuran WHO dan asam
urat normal yaitu 3 responden(6,0%). Hal ini terjadi pada lansia mampu
Aktivitas fisik cukup atau sesuai dengan WHO dan memiliki asam urat
65
tidak normal yaitu 4 responden (7,0%). Hal ini karena dapat diketahui
bahwa lansia untuk intensitas aktivitas fisik sudah cukup namun masih
dapat disebabkan karena lansia sebagian besar tidak bekerja dan aktivitas
fisik yang dilakukan termasuk dalam intensitas ringan. Selain itu, lansia
aktivitas fisik yang tidak memerlukan banyak gerak seperti duduk saat
66
dirumah, duduk saat dikendaraan , menonton TV, atau berbaring.
(43%) dan frekuensi terendah yaitu pada usia sangat lanjut (>90 tahun)
dalam darah pada pria dewasa kurang dari 7 mg/dl, dan pada wanita
kurang dari 6 mg/dl. Apabila konsentrasi asam urat dalam serum lebih
urat. Kadar asam urat yang tinggi pada umumnya banyak menyerang pada
ekskresi asam urat melalui ginjal. Peningkatan kadar asam urat pada
perempuan akan meningkat setelah menopause. Kadar asam urat juga akan
67
menyatakan bahwa usia merupakan salah satu faktor resiko penyakit asam
urat . hal ini berkaitan dengan adanya peningkatan kadar asam urat seiring
dengan bertambahnya usia , dalam usia tua lah orang dapat terkena asam
urat sekitar usia 60 tahun keatas. Pada penelitian ini , responden berusia 60
dalam mencegah faktor resiko yang dapat menyebabkan asam urat tinggi.
memiliki aktivitas fisik kurang dan asam urat tidak normal yaitu
asam urat normal yaitu sebanyak 3 orang (6,0%), hal ini sebagian kecil
melakukan aktivitas fisik cukup dan asam urat tidak normal yaitu (7,0%).
Hal ini terjadi pada lansia yang mayoritas bekerja sebagai petani
Aktivitas fisik yang cukup dan memiliki asam urat normal dapat
68
dipengaruhi oleh tingkat pendidikan, dimana lansia sebagian besar
asam urat. Semakin tinggi tingkat pendidikan maka semakin tinggi pula
Continuity Correction, karena memiliki nilai expected > 5 dan jumlah sel
> 20% yang menunjukkan bahwa nilai p = 0,035 < α = 0,005 dan nilai
bahwa lansia dengan aktivitas fisik kurang memiliki resiko 8,500 kali
berlebihan. Pada kondisi normal, zat purin tidak berbahaya. Apabila zat
69
berjenis kelamin laki-laki, dimana pria memiliki resiko lebih besar
terkena nyeri sendi dibandingkan perempuan pada usia lanjut. Hal ini
dikarenakan faktor usia dimana pada usia lanjut penyakit degeratif selalu
aktivitas yang kurang dan menderita asam urat ini terjadi pada lansia
yang tidak bekerja dan berusia ≥ 75 tahun. Pada kondisi ini mayoritas
makan, berjalan diteras atau halaman. Selain itu, ketidak rutinan dalam
berat badan terkendali, otot lebih lentur dan tulang lebih kuat, bentuk
70
tubuh menjadi ideal dan proporsional, lebih percaya diri, lebih bertenaga
Gamping Sleman Yogyakarta dengan p value sebesar 0,000. Hal ini juga
dengan kadar asam urat pada lansia. Diharapkan lansia rutin melakukan
cek kesehatan seperti cek asam urat. Lansia dapat mengikuti kegiatan
seperti kadar kolesterol, gula darah, asam urat tinggi, hipertensi agar
bagi lansia sebaiknya olahraga apa yang sesuai dengan kondisi kesehatan
sedang setiap hari selama paling sebentar setengah jam sehari. Agar
untuk melatih otot bisa dilakukan dengan aktivitas apapun, misalnya bisa
dilatih dengan cara berkebun setiap hari. Oleh karena itu untuk
71
mengubah kebiasaan lansia diperlukan kesadaran dari masing-masing
lansia harus menjaga pola makan dan melakukan aktivitas fisik ringan,
kadar asam urat agar tetap terkontrol dan mengikuti cek kesehatan rutin
diposyandu lansia.
mengandalkan daya ingat responden sehingga bias recall ini dapat terjadi pada
saat penelitian. Misalnya responden tidak ingat aktivitas fisik apa saja yang
72
BAB 6
6.1 Kesimpulan
aktivitas fisik dengan kadar asam urat dalam darah di posyandu lansia kelurahan
Madiun Lor Puskesmas Patihan Kota Madiun dapat diambil kesimpulan sebagai
berikut:
3. Ada hubungan yang signifikan aktivitas fisik dengan kadar asam urat lansia di
6.2 Saran
kader khususnya pada Posyandu Lansia pada anggota Posyandu yang tidak
dapat hadir untuk tetap didata dan diskrining dengan cara melakukan
73
pendampingan kepada penderita asam urat agar cek kesehatan rutin.
2. Bagi Masyarakat
aktivitas fisik untuk mengontrol kadar asam urat agar tetap normal.
penelitian dengan menambah variabel lain yang lebih komplek yang belum
pernah diteliti oleh peneliti lain dan menggunakan analisis multivariat untuk
74
DAFTAR PUSTAKA
Ariani, S. 2016. Stop Gagal ginjal Dan Gngguan Gangguan Ginjal Lainnya.
Yogyakarta: Istana Media.
Anies. 2018. PENYAKIT DEGENERATIF: Mencegah & Mengatasi Penyakit
Degeneratif dengan Perilaku & Gaya Hidup Modern yang sehat. Jakarta :
Ar-Ruzz Media.
Data Rekam Medis. 2018. Puskesmas Patihan Kota Madiun.
Data Rekam Medis. 2019. Puskesmas Patihan Kota Madiun.
Dinkes Kota Madiun. 2018. Profil Kesehatan Kota Madiun 2018 : Dinkes Kota
Madiun.
Fatmah.2010. Gizi Usia Lanjut. Jakarta:Erlangga.
Fauzi, Mahmud . 2018. Hubungan Aktivitas Fisik dengan Kadar Asam Urat di
Padukuhan Bedog Trihanggo Gamping Sleman Yogyakarta. Universitas
Aisyiyah Yogyakarta.
Hastono, S., P. 2018. Analisis Data pada Bidang Kesehatan. Depok : PT Raja
Grafindo Persada.
Hidayat, A. Aziz Alimul. 2012. Riset Keperawatan dan Teknik Penulisan Ilmiah.
Jakarta: Salemba.
Kemenkes RI. 2013.Riset Kesehatan Dasar; RISKESDAS. Jakarta:Balitbang
Kemenkes RI
Kementrian Kesehatan. 2014. Situasi Dan Analisis Lanjut Usia. Pusat Data Dan
Informasi: Jakarta.
Kementrian Kesehatan. 2014. Situasi Dan Analisis Lanjut Usia. Pusat Data Dan
Informasi: Jakarta.
Kemenkes RI. 2016. Penyakit Tidak Menular dan Faktor Risiko. Buku Pintar
Posbindu PTM.
Kemenkes RI. 2016. Penyakit Tidak Menular dan Faktor Risiko. Buku Pintar
Posbindu PTM. 2016.
Kementrian Kesehatan , 2018. Riset Kesehatan Dasar Tahun 2018. Balai
penelitian dan pengembangan Kesehatan Republik Indonesia.
Kumalasari, 2012. Hubungan Indeks Massa Tubuh dengan Kadar Asam Urat
Darah pada penduduk Desa Banjaranyar Kecamatan Sokaharja
75
Kabupaten Banyumas, Jurnal Keperawatan. Soedirman Purwokerto. No.3
Volume.4.
Maryani H, Suharmiati. 2006. Tanaman obat untuk mengatasi penyakit pada usia
lanjut. Jakarta : PT Agro Media Pustaka.
Masturoh Imas & Anggita Nauri. 2018. Metodologi Penelitian Kesehatan.
Jakarta: Kementrian Kesehatan RI.
Notoatmodjo, S.2012. Metodologi Penelitian Kesehatan.Jakarta:Rineka Cipta
Notoatmodjo Soekidjo. 2018. Metodologi Penelitian Kesehatan, Jakarta: Rineka
Cipta.
Noviyanti, 2015. Pengaruh Senam Ergonomis Terhadap Kadar Asam Urat.
http://repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26474/1/Anis
Khomariah.FKIK.pdf. diakses pada 27 Februari 2020 pada pukul 20.57
WIB.
Nursalam.2013. Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan. Jakarta:Salemba
Medika.
Organization WH. Global Physical Activity Questionnaire (GPAQ) analysis
Guide. Geneva. World Health Organization. 2012.
Padila. 2013. Buku Ajar Keperawatan Gerontik. Yogyakarta: Nuha Medika
Wiwik Dkk. 2018 . Faktor – faktor yang mempengaruhi kadar asam urat pada usia
produktif . Stikes Wira Medika : Bali.
77
LAMPIRAN
78
Lampiran 1. Lembar Persetujuan Menjadi Responden
Peneliti Madiun,……………2020
Responden
79
Lampiran 2. Lembar Observasi
1. IDENTITAS RESPONDEN
No. Responden :
Nama :
Usia :
Jenis Kelamin :
Pendidikan :
Pekerjaan :
80
Lampiran 3. Kuesioner Penelitian
KUESIONER PENELITIAN
1. AKTIVITAS FISIK
Global Physical Activity Questionaire (GPAQ)
Jawablah pertanyaan kebiasaan anda dalam beraktivitas fisik, sesuai
dengan tabel berikut ini:
a. Tabel aktivitas fisik.
Aktivitas Jenis Kegiatan Contoh Aktivitas Fisik
fisik
Aktivitas 75% dari waktu yang Duduk, berdiri, mencuci piring,
Ringan digunakan adalah untuk duduk memasak, menyetrika,
atau berdiri dan 25% untuk menonton tv, mengemudikan
kegiatan berdiri dan berpindah kendaraan, berjalan perlahan
81
Kode Pertanyaan Jawaban
P1 Apakah pekerjaan sehari-hari anda 1. Ya : ....................
memerlukan kerja berat seperti pada tabel 2. Tidak (Langsung
setidaknya 10 menit/hari secara terus No. P4)
menerus?
P2 Berapa hari dalam seminggu anda Jumlah hari : ...............
melakukan aktivitas berat?
P3 Berapa lama dalam 1 hari biasanya anda Jam/menit : ....../.....
melakukan kerja berat?
P4 Apakah pekerjaan sehari-hari anda termasuk 1. Ya : ....................
aktivitas sedang seperti pada tabel 2. Tidak (Langsung
setidaknya 10 menit/hari secara terus No. P7)
menerus?
P5 Berapa hari dalam seminggu anda Jumlah hari : ................
melakukan aktivitas sedang?
P6 Berapa lama dalam 1 hari biasanya anda Jam/menit : ....../......
melakukan kerja sedang?
Perjalanan dari tempat ke tempat (ke tempat kerja, berbelanja, beribadah)
P7 Apakah anda berjalan kaki atau bersepeda 1. Ya :
minimal 10 menit secara terus menerus untuk .....................
pergi ke suatu tempat? 2. Tidak ( langsung
No. P10)
P8 Dalam seminggu berapa hari anda berjalan kaki Jumlah hari :
atau bersepeda minimal 10 menit untuk pergi ke ..................
suatu tempat?
P9 Berapa lama dalam 1 hari biasanya anda Jam/menit : ....../......
berjalan kaki atau bersepeda untuk pergi ke
suatu tempat?
Aktivitas Rekreasi
P10 Apakah anda melakukan olahraga, kebugaran, 1. Ya :
atau rekreasi yang merupakan aktivitas berat .......................
seperti pada tabel minimal 10 menit per hari 2. Tidak ( langsung
secara terus menerus? No. P13)
P11 Berapa hari dalam seminggu anda melakukan Jumlah hari :
aktivitas berat tersebut? ...............
P12 Berapa lama anda melakukan olahraga/rekreasi Jam/menit :
yang merupakan aktivitas berat dalam 1 hari? ......./........
P13 Apakah anda melakukan olahraga, kebugaran, 1. Ya
atau rekreasi yang merupakan aktivitas sedang 2. Tidak ( langsung
seperti pada tabel minimal 10 menit per hari No. P16)
82
secara terus menerus?
P14 Berapa hari dalam seminggu anda melakukan Jumlah hari :
aktivitas sedang tersebut? ..............
P15 Berapa lama anda melakukan olahraga/rekreasi Jam/menit :
yang merupakan aktivitas sedang dalam 1 hari? ....../.......
Aktivitas menetap (Sedentary Activity)
Aktivitas yang tidak memerlukan banyak gerak seperti duduk saat dirumah,
duduk saat di kendaraan, menonton TV, atau berbaring, KECUALI tidur
P16 Berapa lama anda duduk atau berbaring dalam Jam/menit : ....../......
sehari?
83
Lampiran 4. Hasil Output Analisis Univariat
Jenis_Kelamin
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Laki-laki 18 60.0 60.0 60.0
Perempuan
12 40.0 40.0 100.0
Total
30 100.0 100.0
Usia
Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent
Valid Usia Lanjut (60-74
13 43.3 43.3 43.3
tahun)
Usia Tua (75-89 tahun) 12 40.0 40.0 83.3
Usia Sangat Lanjut (>
5 16.7 16.7 100.0
90 tahun)
Total 30 100.0 100.0
84
3. Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan
Pendidikan
Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent
Valid Pendidikan Tingkat
14 46.7 46.7 46.7
Dasar
Pendidikan Tingkat
9 30.0 30.0 76.7
Menengah
Pendidikan Tingkat
7 23.3 23.3 100.0
Tinggi
Total 30 100.0 100.0
Pekerjaan
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid Tidak
9 30.0 30.0 30.0
Bekerja
Petani 8 26.7 26.7 56.7
Wirausaha 7 23.3 23.3 80.0
Pensiunan 6 20.0 20.0 100.0
Total 30 100.0 100.0
Asam_urat
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tidak Normal 21 70.0 70.0 70.0
Normal 9 30.0 30.0 100.0
85
6. Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Berdasarkan Aktivitas Fisik
Aktivitas_fisik
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Kurang
20 66.7 66.7 66.7
Cukup
10 33.3 33.3 100.0
Total
30 100.0 100.0
86
Lampiran 5. Hasil Output Analisis Bivariat
Asam_urat
% within
85.0% 15.0% 100.0%
Aktivitas_fisik
Cukup Count 4 6 10
% within
40.0% 60.0% 100.0%
Aktivitas_fisik
Total Count 21 9 30
Expected Count 21.0 9.0 30.0
% within
70.0% 30.0% 100.0%
Aktivitas_fisik
87
Chi-Square Tests
Risk Estimate
N of Valid Cases 30
88
Lampiran 6. Surat Rekomendasi Penelitian Badan Kesatuan Bangsa dan Politik
89
Lampiran 7. Surat Ijin Penelitian Dinas Kesehatan dan Keluarga Berencana
90
Lampiran 8. Surat Ijin Penelitian
91
Lampiran 9. Surat Rekomendasi Penelitian Badan Kesatuan Bangsa dan Politik
92
Lampiran 10. Surat Ijin Penelitian Dinas Kesehatan dan Keluarga Berencana
93
Lampiran 11. Surat Ijin Penelitian Kecamatan Manguharjo
94
Lampiran 12. Surat Selesai Penelitian
95
Lampiran 13. Kartu Bimbingan Tugas Akhir
96
Lampiran 14. Dokumentasi Penelitian
97
98
Lampiran 14. Dokumentasi Penelitian
99
Gambar 3. Wawancara dengan Responden
100
Gambar 5. Wawancara dengan Responden
101