SKRIPSI
Diajukan oleh
Budiono
A11100704
i
PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam skripsi yang saya ajukan tidak
terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu
Perguruan Tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau
pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara
tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.
Budiono
A11100704
ii
HALAMAN PERSETUJUAN
Pembimbing,
Pembimbing I Pembimbing II
Mengetahui
Ketua Program Studi
iii
HALAMAN PENGESAHAN
Mengetahui
Ketua Program Studi,
iv
KATA PENGANTAR
Puji syukur senantiasa penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan karunia, taufik serta hidayah-Nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi yang berjudul ”Hubungan antara Akivitas Fisik dengan
Status Kesehatan Hipertensi pada Lanjut Usia di Desa Ngabean, Kecamatan
Mirit, Kabupaten Kebumen”.
Adapun keberhasilan dalam penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari
dukungan, bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak yang terkait. Untuk itu
penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Madksan Anis, M.S.Kep.,Ns, selaku Ketua Stikes Muhammadiyah Gombong
2. Isma Yuniar, M.Kep, selaku Ketua Program Studi S1 Keperawatan
3. Handoyo, M.N, selaku Pembimbing I yang telah memberikan bimbingan dan
arahannya dalam pembuatan skripsi ini.
4. Rina Saraswati, S.Kep., Ns, selaku Pembimbing II yang telah memberikan
bimbingan dan arahannya dalam pembuatan skripsi ini.
5. Orang tua serta keluarga yang selalu mendukung dan memberikan semangat
dalam pembuatan skripsi ini.
6. Seluruh pihak yang telah membantu baik secara langsung maupun tidak
langsung dalam penyusunan skripsi ini yang tidak bisa penulis sebutkan satu
persatu.
Akhirnya skripsi ini dapat terselesaikan dan apabila terdapat kekeliruan,
kekurangan dalam pembuatan skripsi ini, penulis sangat mengharapkan adanya
kritik dan saran sebagai perbaikan demi kelancaran dan keberhasilan penelitian.
Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.
Budiono
v
PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN
STIKES MUHAMMADIYAH GOMBONG
Skripsi, Juni 2015
ABSTRAK
Latar Belakang: Penyakit atau gangguan kesehatan pada usia lanjut umumnya
berupa penyakit-penyakit kronik-menahun, dan degeneratif seperti hipertensi.
Hipertensi sangat dipengaruhi oleh banyak faktor. Salah satu faktor yang
mempengaruhi terhadap kejadian hipertensi yaitu aktivitas fisik. Olahraga yang
teratur dapat merangsang pelepasan hormon endorfin yang menimbulkan efek
euphoria dan relaksasi otot sehingga tekanan darah tidak meningkat.
Tujuan Penelitian : Mengidentifikasi hubungan antara aktivitas fisik dengan
status kesehatan hipertensi pada lanjut usia di Desa Ngabean, Kecamatan Mirit,
Kabupaten Kebumen.
Metode: Penelitian ini menggunakan metode deskriptif analitik dengan
pendekatan cross sectional. Sampel berjumlah 54 warga yang lanjut usia yang
diambil secara purposive samping. Data dianalisis secara deskriptif dan korelatif
menggunakan Chi Square.
Hasil: Berdasarkan penelitian yang dilakukan didapatkan hasil bahwa sebagian
besar responden (50,0%) di Desa Ngabean, Kecamatan Mirit, Kabupaten
Kebumen dengan kategori aktivitas fisik sedang. Sebagian besar responden
(57.4%) di Desa Ngabean, Kecamatan Mirit, Kabupaten Kebumen dengan
tekanan darah normal.
Kesimpulan: Ada hubungan antara aktivitas fisik dengan status kesehatan
hipertensi pada lanjut usia di Desa Ngabean, Kecamatan Mirit, Kabupaten
Kebumen dengan p= 0,013 (<0,05).
vi
BACHELOR OF NURSINGPROGRAM
MUHAMMADIYAH HEALTH SCIENCE INSTITUTE OF GOMBONG
Minithesis , June 2015
ABSTRACT
Background: Health problems of the elderly are generally in the form of both
chronic and degenerative diseasesuch as hypertension.It is influenced by many
factors. Physical activityis one of the factors that influence the incidence of
hypertension.Regular exercise can stimulate endorphins release resulting in both
euphoria and muscle relaxation effects preventing high blood pressure.
Objective: To identify correlation between physical activity and health status of
elderly hypertension people in Ngabean village, Mirit sub district of Kebumen
regency.
Methods: This study used a descriptive analytical method with cross sectional
approach. The samples were 54 elderly people taken by purposive sampling
technique .Data were analyzed descriptively and correlatively using Chi Square
test.
Results: Half of respondents (50.0 %) have moderate physical activities. Most of
them (57.4 %) have normal blood pressure.
Conclusio: There is significant correlation between physical activity and health
status of the elderly hypertension peoplein Ngabean village, Mirit sub district of
Kebumen regencyas showed by p value < α (0.013 < 0.05).
vii
Motto
viii
Halaman Persembahan
Allah SWT yang sungguh luar biasa membangkitkan semangat saya disaat
saya mulai lemah dan lelah dalam menghadapi suatu persoalan.
Menguatkan kesabaran saya sehingga saya dapat meneylesaikan skripsi
ini.
ix
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL……………………………….......………………... i
HALAMAN PERNYATAAN…………………….......………………... i
HALAMAN PERSETUJUAN ………………………….…....………….iii
HALAMAN PENGESAHAN… ...............................................................iv
KATA PENGANTAR…………………………….……………………...v
ABSTRAK…………………………….……………………..................vi
ABSTRACT…………………………….……………………..................vii
MOTTO…………………………….……………………......................viii
PERSEMBAHAN………………….……………………......................ix
DAFTAR ISI ...........................................................................................x
DAFTAR GAMBAR ................................................................................xii
DAFTAR TABEL ....................................................................................xiii
DAFTAR LAMPIRAN ...........................................................................xiv
BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ...........................................................................1
B. Rumusan Masalah ......................................................................6
C. Tujuan Penelitian ........................................................................7
D. Manfaat Penelitian ......................................................................7
E. Keaslian Penelitian .....................................................................7
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Landasan Teori .........................................................................10
1. Lansia….................................................................................10
2. Aktivitas Fisik .......................................................................12
3. Status Kesehatan Hipertensi..................................................15
4. Hipertensi...............................................................................17
B. Kerangka Teori..........................................................................23
C. Kerangka Konsep ...................................................................,,24
x
D. Hipotesis Penelitian ..................................................................24
BAB III. METODE PENELITIAN
A. Metode Penelitian .....................................................................25
B. Populasi dan Sampel .................................................................25
C. Variabel Penelitian ...................................................................27
D. Tempet dan Waktu Penelitian...................................................28
E. Definisi Operasional .................................................................28
F. Teknik Pengumpulan Data.........................................................29
G. Instrumen Penelitian..................................................................29
H. Uji Validias dan Realibilitas.....................................................31
I. Teknik Analisa Data.................................................................. 33
J. Mekanisme Penelitian ................................................................34
BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil ........................................................................................36
B. Pembahasan…….. ....................................................................37
BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan ..............................................................................42
B. Saran ……..…….. ....................................................................42
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
xi
DAFTAR GAMBAR
xii
DAFTAR TABEL
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
xiv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Lanjut usia merupakan proses alamiah yang pasti dialami oleh
semua orang yang dikaruniai usia panjang. Dampak kemajuan ilmu
pengetahuan dan teknologi (IPTEK), terutama di bidang kedokteran,
termasuk penemuaan obat-obatan seperti antibiaotika yang mampu
melenyapkan berbagai penyakit infeksi, berhasil menurunkan angka
kematian bayi dan anak memperlambat kematian, memperbaiki gizi dan
sanitasi sehingga kualitas umur dan harapan hidup meningkat. Akibatnya,
jumlah penduduk lanjut usia semakin bertambah banyak dan bahkan
cenderung lebih cepat pesat (Nugroho, 2008).
Nugroho (2008), mengatakan sering kali keberadaan lanjut usia
dipersepsikan secara negatif, danggap sebagai beban keluarga dan
masyarakat sekitarnya. Kenyataan ini mendorong semakin berkembangnya
anggapan bahwa menjadi tua itu identik dengan semakin banyaknya
masalah kesehatan yang dialami oleh lanjut usia. Lanjut usia cenderung
dipandang masyarakat tidak lebih dari sekelompok orang yang sakit-
sakitan, persepsi ini karena memandang lanjut usia hanya dari kasus
lanjut usia yang ketergantungan dan sakit-sakitan. Persepsi seperti itu
tentu saja tidak semuanya benar, banyak pula lanjut usia yang justru
berperan aktif, tidak saja dalam keluarganya, tetapi dalam masyarakat
sekitarnya. Oleh karena itu lanjut usia harus dipandang sebagai
individu yang mempunyai kebutuhan yang intelektual, emosional, dan
spiritual.
Hasil sensus penduduk (2010), menunjukkan bahwa Indonesia
termasuk 5 negara dengan jumlah penduduk lansia terbanyak di dunia.
Pada tahun 2010 jumlah lansia di Indonesia mencapai 18,1 juta orang.
1
Sementara itu data Susenas BPS (2012), menunjukan lansia di Indonesia
sebesar 7,66% dari total penduduk Indonesia. Menurut Nugroho (2008),
perhatian yang kurang menandai terhadap populasi lanjut usia ini
menciptakan ruang kosong, kemudian diisi oleh dunia kedokteran atau
medis. Kesehatan merupakan aspek yang sangat penting dan perlu
diperhatikan dalam kehidupan lanjut usia. Seseorang bertambah tua
cenderung semakin berkurang daya tahan fisik mereka, dalam kaitan ini
kajian terhadap keperawatan lanjut usia perlu ditingkatkan.
Keberadaan usia lanjut ditandai dengan umur harapan hidup
yang semakin meningkat dari tahun ke tahun, hal ini membutuhkan
upaya pemeliharaan dan peningkatkan kesehatan dalam rangka mencapai
masa tua yang sehat, bahagia, berdaya guna, dan produktif (pasal 19
UU No.23 tahun 1992 tentang kesehatan).
Penuaan adalah suatu proses alami yang tidak dapat dihindari,
kemudian akan menyebabkan perubahan anatomis, fisiologis, dan
biokimia pada tubuh sehingga kemampuan jaringan untuk memperbaiki
diri apabila ada kerusakan yang di rasakan dan mempertahankan struktur
dan fungsi normalnya, sehingga tidak bertahap jejas (Darmojo, 2006).
Maryam., Rosidawati., Jubaedi., Batubara (2008), mengatakan
manusia dalam proses pertumbuhan dan perkembangannya dimulai saat
pembuahan, dan berlangsung sepanjang masa hidupnya, hingga dewasa
sampai tua. Seluruh proses pertumbuhan tersebut akan memerlukan zat
gizi yang terkandung dalam makanan. Proses penuaan tidak bisa
dihindari oleh semua orang. Proses penuaan sering disertai dengan
adanya peningkatan masalah organ dan fungsi tubuh, perubahan
komposisi tubuh penurunan massa bebas lemak, serta peningkatan
massa lemak. Menurut Maryam Rosidawati., Jubaedi., Batubara., (2008),
proses penuaan bisa diperlambat apabila mempunyai tingkat
kesegaran jasmani dan asupan gizi yang baik. Lansia yang sehat dan
bugar tidak akan menjadi beban bagi orang lain, karena masih bisa
mengatasi sendiri masalah kehidupanya sehari-hari.
2
Kemampuan melakukan aktivitas fisik merupakan salah satu
indikator kesehatan karena lansia mampu melakukan aktivitas seperti
berdiri, bekerja, dan berjalan. Kemampuan lansia untuk beraktivitas tidak
terlepas dari keadekuatan sistem persyarafan dan muskuloskeletal.
Beberapa ahli mendapatkan kesimpulan bahwa aktivitas dapat
menyebabkan seseorang menjadi lebih tenang, lebih kuat menghadapi
stress, gangguan hidup, dan memiliki indeks masa tubuh yang cenderung
normal (Kushartanti, 2006). Aktivitas fisik/latihan fisik yang baik, terukur,
benar, dan teratur dapat mengurangi resiko terjadinya penyakit tidak
menular (PTM) dan dapat meningkatkan derajat kesehatan dan kebugaran
jasmani (Wadani & Roosita, 2008). Fatmah (2011), mengatakan derajat
kesehatan dan kebugaran individu dipengaruhi oleh jenis kelamin, umur,
genetik, aktivitas fisik, dan status gizi.
Menurut Syumanda (2009), melalui gaya hidup yang tidak baik
dapat menimbulkan berbagai penyakit. Perubahan gaya hidup seperti
konsumsi makanan cepat saji, pola makan yang tidak baik, kebiasaan
merokok dan kurangnya aktivitas fisik, aktivitas fisik yang serba praktis
merupakan salah satu pemicu untuk timbulnya penyakit berbahaya seperti
Diabetes Mellitus, Tekanan Darah Tinggi (hipertensi), Penyakit Jantung
dan Stroke (Bustan, 2007).
Status kesehatan pada lansia tidak sebaik saat usia muda, sering
kali lansia menderita berbagai penyakit yang umumnya terjadi akibat
penurunan fungsi organ tubuh (Puspitasari, 2011). Menurut Maryam,
Rosidawati., Jubaedi., Batubara (2008), luasnya pelaksanaan upaya
kesehatan dan keberhasilan pembangunan nasional pada semua sektor, hal
tersebut mendorong peningkatan kesejateraan sosial ekonomi serta
kesehatan. Pendekatan yang harus dilakukan dalam pelaksanaan program
kesehatan yaitu pendekatan kepada keluarga dan masyarakat. Pendekatan
ini lebih memprioritaskan upaya memelihara dan menjaga yang sehat
semakin sehat, dan merawat yang sakit agar menjadi sehat.
3
Menurut Rahardjo (dalam Puspitasari, 2009) mengatakan penyakit
atau gangguan kesehatan pada usia lanjut umumnya berupa penyakit-
penyakit kronik-menahun, dan degeneratif seperti hipertensi, diabetes
mellitus, demensia, osteoporosis, gangguan jantung keseimbangan,
gangguan penglihatan, ganguan penguyahan, dan sebgainya. Selain itu
pada usia lanjut di Indonesia penyakit-penyakit infeksi akut juga masih
sering terjadi, misalnya: infeksi saluran pernapasan atas (radang
tenggorokan, influenza) ataupun infeksi saluran pernapasan bawah
(pneumonia, TBC), infeksi saluran kemih, infeksi kulit.
Demikian pula pemecahan masalah kesehatan, tidak hanya dilihat
dari segi kesehatannya sendiri tetapi harus dari seluruh segi yang terdapat
pengaruhnya terhadap masalah sehat-sakit atau kesehatannya
(Notoatmodjo, 2007). Beberapa faktor yang mempenggaruhi status
kesehatan yaitu: keturunan, lingkungan, pelayanan kesehatan, dan
perilaku. Menurut Notoatmodjo (2007), keempat faktor tersebut
mempengaruhi kesehatan tidak berdiri sendiri, tetapi masing-masing saling
mempengaruhi satu dengan yang lain. Faktor lingkungan selain langsung
mempengaruhi kesehatan juga memepengaruhi perilaku, dan perilaku juga
mempengaruhi pelayanan kesehatan dan seterusnya.
Saat ini Indonesia berada dalam fase transisi epidemologi yang
menimbulkan pergeseran pola penyakit infeksi menjadi penyakit tidak
menular. Hipertensi adalah salah satu penyakit tidak menular yang
merupakan masalah di Indonesia (Rahajeng & Tuminah, 2009). Hipertensi
dapat didefinisikan sebagai tekanan darah persisten dimana tekanan
sistoliknya di atas 140 mmHg dan tekanan diastolik di atas 90 mmHg
(Khurmaen, 2012). Hipertensi sampai sekarang ini masih menjadi masalah
utama di dunia, baik di negara maju maupun negara-negara berkembang,
termasuk Indonesia. Data American Heart Association (2013)
menunjukkan bahwa sebanyak 77.9 juta atau 1 dari 3 orang dewasa di
Amerika Serikat menderita hipertensi. Sedangkan pada tahun 2011, WHO
mencatat bahwa dua per tiga dari penduduk dunia menderita hipertensi
4
diantaranya berada di Negara berkembang yang berpenghasilan rendah
dan sedang. Angka Proportional Mortality Rate akibat hipertensi di
seluruh dunia yaitu 13% atau sekitar 7.1 juta kematian (AHA, 2011).
Berdasarkan data WHO bulan September 2011, disebutkan bahwa
hipertensi menyebabkan 8 juta kematian per tahun di seluruh dunia dan 1.5
juta kematian per tahun di wilayah Asia Tenggara (WHO, 2011).
Hipertensi sangat dipengaruhi oleh banyak faktor. Salah satu faktor
yang mempengaruhi terhadap kejadian hipertensi yaitu aktivitas fisik.
Menurut Leonarld Marvyn (dalam Utami, 2007) orang yang kurang
melakukan aktivitas olahraga, pengontrolan nafsu makannya sangat labil
sehingga mengakibatkan konsumsi energi yang berlebihan mengakibatkan
nafsu makan bertambah yang akhirnya berat badannya naik dan dapat
menyebabkan kegemukan. Jika berat badan seseorang bertambah, maka
volume darah akan bertambah pula, sehingga beban jantung dalam
memompa darah juga bertambah. Beban semakin besar, semakin berat
kerja jantung dalam memompa darah ke seluruh tubuh sehingga tekanan
perifer dan curah jantung dapat meningkat kemudian menimbulkan
hipertensi. Aktivitas fisik yang baik dan rutin akan melatih otot jantung
dan tahanan perifer yang dapat mencegah peningkatan tekanan darah.
Olahraga yang teratur dapat merangsang pelepasan hormon endorfin yang
menimbulkan efek euphoria dan relaksasi otot sehingga tekanan darah
tidak meningkat (Kokkinos., Giannelou., Manolis., Pittaras, 2009).
Hipertensi merupakan penyakit dengan berbagai kasus. Tekanan
darah meningkatnya selain dipengaruhi oleh faktor keturunan, beberapa
penelitian menunjukkan, erat hubungannya dengan perilaku reponden.
Selain itu, berbagai penelitian juga telah membuktikan berbagai faktor
risiko yang mempengaruhi terhadap timbulnya hipertensi. Hasil studi
sebelumnya menyebutkan faktor penyebab hipertensi dapat dibedakan
menjadi yang tidak dapat dikontrol seperti jenis kelamin, riwayat keluarga,
dan usia, serta faktor yang dapat dikontrol seperti pola konsumsi makanan
5
yang mengandung natrium, obesitas, perilaku merokok, lemak, dan
kurangnya aktivitas fisik (Syukraini, 2010)
Data yang didapatkan dari Puskesmas Mirit yang merupakan
wilayah kerja yang meliputi desa Ngabean bahwa masalah kesehatan
tentang hipertensi pada lansia di Puskesmas Mirit pada bulan Januari 2015
sampai bulan Maret 2015 yaitu 9,33% dari jumlah 5.419 kunjungan,
sedangkan data hipertensi pada bulan Januari 2015 sampai bulan Maret
2015 dari Puskesmas Mirit menunjukan bahwa desa Ngabean tingkat
hipertensi sebanyak 6,86% dari jumlah 481 kunjungan.
Hasil studi pendahuluan yang dilakukan peneliti di Desa Ngabean
dengan melakukan wawancara dengan 10 orang yang sudah lanjut usia
ditemukan bahwa lansia yang hubungannya dengan aktivitas fisik
didapatkan bahwa 7 orang lansia yang mayoritas pekerjaanya petani, ibu
rumah tangga, pedagang, mereka sering merasakan kelelahan, mereka
mengatakan keluhan darah tinggi, gula darah, dan maag, dapat diketahui 4
orang (40%) hipertensi, 2 orang (20%) gula darah, dan 1 orang (10%)
pegal-pegal, Sementara ada 3 orang lansia yang hanya tinggal di rumah
dan berdiam diri, tidak melakukan aktivitas atau kegiatan, karena semua
kegiatan sudah dilakukan oleh anggota keluarganya. Mereka mengatakan
keluhan, pegal-pegal, dan pusing dapet di ketahui 1 orang (10%) pegal-
pegal, 2 orang (20%) pusing. karena mereka setiap 1 bulan sekali
mengikuti posyandu lansia yang berada di tempat tingganya.
B. Rumusan Masalah
Peningkatan jumlah penduduk lanjut usia menyebabkan perlunya
antisipasi perubahan demografi. Lanjut usia merupakan kelompok umur
yang sangat rentang terhadap penyakit perlu adanya pembinaan
kesehatan agar lansia dapat bertahan hidup tanpa bergantung pada
masyarakat. Berdasarkan latar belakang yang dikemukakan di atas maka
peneliti melakukan penelitian tentang “Hubungan Antara Aktivitas Fisik
6
dengan Status Kesehatan Hipertensi pada Lanjut Usia di Desa Ngabean,
Kecamatan Mirit, Kabupaten Kebumen.
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Mengidentifikasi hubungan antara aktivitas fisik dengan status
kesehatan hipertensi pada lanjut usia di Desa Ngabean, Kecamatan
Mirit, Kabupaten Kebumen.
2. Tujuan Khusus
a. Menganalisis aktivitas fisik pada lanjut usia di Desa Ngabean,
Kecamatan Mirit, Kabupaten Kebumen.
b. Menganalisis status kesehatan hipertensi pada lanjut usia di Desa
Ngabean, Kecamatan Mirit, Kabupaten Kebumen.
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi masyarakat umum di wilayah Desa Ngabean dan sekitarnya
sebagai bahan informasi serta menambah wawasan dan pengetahuan
tentang status kesehatan hipertensi.
2. Bagi peneliti lain hasil ini diharapkan dapat dijadikan sebagai sumber
informasi dan pengembangan ilmu keperawatan dan juga dapat
dijadikan data dasar dan acuan untuk melakukan penelitian yang
berkaitan dengan status kesehatan hipertensi.
3. Bagi institusi diharapkan penelitian ini dapat dijadikan sebagai sumber
rujukan bagi para mahasiswa yang lainnya.
E. Keaslian Penelitian
1. Muriarawati, (2009) “Hubungan antara riwayat aktivitas fisik dengan
kejadian hipertensi pada usia 45-54 tahun study di wilayah kelurahan
Tlogosari Kulon Semarang tahun 2009”. Tujuan dari penelitian ini
adalah untuk mengetahui hubungan antara aktivitas fisik dengan
kejadian hipertensi usia 45-54 tahun di Tlogosari Kulon Semarang.
7
Jenis penelitian ini adalah penelitan survey observasional dengan
pendekatan case-control. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh
warga yang berusia 45-54 tahun di kelurahan Tlogosari Kulon
Kecamatan Pedurungan kota Semarang. Teknik pengambilan sempel
dengan cara stratified random sampling dan didapatkan jumlah
populasi sebesar 180 responden dengan terbagi menjadi 2, yaitu 90
responden kelompok kasus (mengalami hipertensi), dan 90 responden
pada kelompok kontrol (tidak mengalami hipertensi). Instrumen yang
digunakan dalam penelitian ini adalah sphygmomanometer, timbangan
injak, mikrotoa, kuesioner. Data primer diperoleh dengan pengukuran
tekanan darah, berat badan, tinggi badan, dan wawancara. Persamaan
dengan penelitian yang akan dilakukan adalah analisis data yang
digunakan pada penelitian tersebut menggunakan uji Chi-Square dan
sama- sama menggunakan cross sectional. Sedangkan perbedaan
dengan penelitian yang akan dilakukan yaitu tempat dan variabel
peneliti yang akan dilakukan.
2. Desyi, (2010) “Tingkat Kemampuan Aktivitas Sehari-hari pada Lansia
dengan Penyakit Kronis di Kelurahan Gedung Johor Kecamatan
Medan Johor Medan. Penelitian ini dilakukan untuk mengidentifikasi
tingkat kemampuan aktivitas sehari-hari pada lansia dengan penyakit
kronis di Kelurahan Gedung Johor, Kecamatan Medan Johor, Medan.
Desain penelitian ini adalah deskriptif dengan jumlah sampel 64 orang
dengan teknik pengambilan sampel purposive sampling. Pengumpulan
data dengan menggunakan kuesioner aktivitas sehari-hari (KAS). Hasil
penelitian menunjukkan tingkat kemampuan lansia dalam melakukan
aktivitas sehari-hari tergolong kategori tingkat ketergabtungan sedang
(56,2%). Aktivitas dengan persentasi tertinggi dari keseluruhan
aktivitas, yang dapat dilakukan lansia dengan mandiri adalah aktivitas
transfer (82,8%) sedangkan aktivitas terendah dari keseluruhan
aktivitas, yang dapat dilakukan lansia dengan mandiri adalah aktivitas
naik turun tangga (9,4%). Persamaan penelitian yang akan dilakukan
8
yaitu sama-sama mengunakan cross sectional dan sama-sama
mengunakan desain deskriptif, sedangkan perbedaan dengan
penelitian yang akan dilakukan yaitu tempat dan variabel peneliti yang
akan dilakukan.
9
DAFTAR PUSTAKA
Nina, Waaler. (2007). It’s Never Too Late: Physical Activity and Elderly
People. Norwegian Health Services.
A. Identitas responden
1. No responden : . . . . . . (diisi oleh peneliti)
2. Inisial responden : . . . . . .
B. Aktivitas fisik
Tangapilah pertanyaan – pertanyaan pada lembar berikut ini, dengan cara
memeberi tanda “√” pada kolom jawaban sebelah kanan sesuai dengan keadaan
anda.
S : Selalu, KK : Kadang-kadang, TP : Tidak pernah.
No Pertanyaan jawaban
S Kk TP
Ketahanan
1 Saya berjalan kaki selama 20 menit (4-7
hari/minggu.
2 Saya melakukan aktivitas yang
memungkinkan saya berdiri cukup lama
seperti berjalan kaki dan lari ringan.
3 Saya melakukan aktivitas olaraga ringan
seperti lari-lari kecil, senam.
4 Saya melakukan aktivitas membersihkan
halaman atau belakang rumah seperti
mencabuti rumput, mencakul, berkebun.
5 Saya melakukan aktivitas fisik berkendaraan
seperti mengayuh sepeda dan mengendarai
motor.
Kelenturan
6 Saya melakukan kegiatan mencuci baju.
Total
Item1 Pearson Correlation .739(**)
Sig. (2-tailed) .000
N 20
Item2 Pearson Correlation .804(**)
Sig. (2-tailed) .000
N 20
Item3 Pearson Correlation .620(**)
Sig. (2-tailed) .004
N 20
Item4 Pearson Correlation .728(**)
Sig. (2-tailed) .000
N 20
Item5 Pearson Correlation .728(**)
Sig. (2-tailed) .000
N 20
Item6 Pearson Correlation .753(**)
Sig. (2-tailed) .000
N 20
Item7 Pearson Correlation .843(**)
Sig. (2-tailed) .000
N 20
Item8 Pearson Correlation .788(**)
Sig. (2-tailed) .000
N 20
Item9 Pearson Correlation .761(**)
Sig. (2-tailed) .000
N 20
Item10 Pearson Correlation .762(**)
Sig. (2-tailed) .000
N 20
Item11 Pearson Correlation .511(*)
Sig. (2-tailed) .021
N 20
Item12 Pearson Correlation .762(**)
Sig. (2-tailed) .000
N 20
Item13 Pearson Correlation .611(**)
Sig. (2-tailed) .004
N 20
Item14 Pearson Correlation .667(**)
Sig. (2-tailed) .001
N 20
Item15 Pearson Correlation .711(**)
Sig. (2-tailed) .000
N 20
Total Pearson Correlation 1
Sig. (2-tailed)
N 20
* Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
** Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Reliability
Warnings
The space sav er method is used. That is , the covariance matrix is not c alculated or
us ed in the analysis.
N %
Cases V alid 20 100.0
Ex cludeda 0 .0
Total 20 100.0
a. Listw ise deletion bas ed on all
variables in the proc edure.
Cronbac h's
A lpha N of Items
.925 15
Statistics
Frequency Table
Aktivitas Fisik
Cumulativ e
Frequenc y Percent Valid Percent Percent
Valid Rendah 22 40.7 40.7 40.7
Sedang 27 50.0 50.0 90.7
Tinggi 5 9.3 9.3 100.0
Total 54 100.0 100.0
Hipe rtensi
Cumulativ e
Frequenc y Percent Valid Percent Percent
Valid Normal 30 55.6 55.6 55.6
Ringan 13 24.1 24.1 79.6
Sedang 11 20.4 20.4 100.0
Total 54 100.0 100.0
Crosstabs
Cases
Valid Mis sing Total
N Percent N Percent N Percent
Aktiv itas Fisik * Hipertens i 54 100.0% 0 .0% 54 100.0%
Hipertens i
Normal Ringan Sedang Total
A ktiv itas Rendah Count 14 6 2 22
Fisik % w ithin A ktiv itas Fis ik 63.6% 27.3% 9.1% 100.0%
% of Total 25.9% 11.1% 3.7% 40.7%
Sedang Count 16 6 5 27
% w ithin A ktiv itas Fis ik 59.3% 22.2% 18.5% 100.0%
% of Total 29.6% 11.1% 9.3% 50.0%
Tinggi Count 0 1 4 5
% w ithin A ktiv itas Fis ik .0% 20.0% 80.0% 100.0%
% of Total .0% 1.9% 7.4% 9.3%
Total Count 30 13 11 54
% w ithin A ktiv itas Fis ik 55.6% 24.1% 20.4% 100.0%
% of Total 55.6% 24.1% 20.4% 100.0%
Chi-Square Te s ts
Value
Odds Ratio f or Aktivitas a
Fisik (Rendah / Sedang)
a. Risk Estimate s tatistic s cannot be computed. They
are only computed f or a 2*2 table w ithout empty cells.
Crosstabs
Cases
Valid Mis sing Total
N Percent N Percent N Percent
Aktiv itas Fisik * Hipertens i 54 100.0% 0 .0% 54 100.0%
Hipertens i
Normal Ringan Total
A ktiv itas Rendah Count 30 19 49
Fisik % w ithin A ktiv itas Fis ik 61.2% 38.8% 100.0%
% of Total 55.6% 35.2% 90.7%
Tinggi Count 0 5 5
% w ithin A ktiv itas Fis ik .0% 100.0% 100.0%
% of Total .0% 9.3% 9.3%
Total Count 30 24 54
% w ithin A ktiv itas Fis ik 55.6% 44.4% 100.0%
% of Total 55.6% 44.4% 100.0%
Chi-Square Te s ts