Anda di halaman 1dari 119

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN

PENGETAHUAN REMAJA TENTANG PERILAKU


HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS)
DI SMP N 02 KOTA BENGKULU
TAHUN 2022

SKRIPSI

OLEH :
ELENA JUNITA SAPUTRI
NPM: 18230009

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN (FIKES)
UNIVERSITAS DEHASEN BENGKULU
TAHUN 2022
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN
PENGETAHUAN REMAJA TENTANG PERILAKU
HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS)
DI SMP N 02 KOTA BENGKULU
TAHUN 2022

SKRIPSI

OLEH :
ELENA JUNITA SAPUTRI
NPM: 18230009

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk memperoleh Gelar Sarjana Keperawatan
Pada Program Ilmu Keperawatan (S1)

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN (FIKES)
UNIVERSITAS DEHASEN BENGKULU
TAHUN 2022

i
HALAMAN PERSETUJUAN

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN


PENGETAHUAN REMAJA TENTANG PHBS
DI SMP N 02 KOTA BENGKULU
TAHUN 2022

OLEH :
ELENA JUNITA SAPUTRI
NPM: 18230009

Disetuji Oleh :
Pembimbing Utama Pembimbing Pendamping

Dr. Ida Samidah, S.Kp., M.Kes Ns.Danur Azissah R,S.Kep,M.Kes


NIK.1703238 NIK.1703197

Mengetahui,
Ketua Program Ilmu Keperawatan

Ns. Murwati, S.Kep., M.Kes


NIK.1703201

ii
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
MOTTO:
 Sesungguhnya Allah tidak akan merubah keadaan suatu kaum sehingga mereka merubah
keadaan yang ada pada diri mereka sendiri.
 Hiduplah seakan kamu mati besok,Belajarlah seakan kamu hidup selamanya.
 Menyerah hanyalah untuk orang yang kalah.
 Life is journey from Allah to Allah.
PERSEMBAHAN:
Setelah melewati waktu yang cukup lama dan melelahkan akhirnya cita dan
harapanku tercapai,skripsi ini kupersembahkan:
 Allah SWT atas semua Keridhoan-Nya dan izin-Nya sehingga saya mampu
menyelesaikan kuliah dan skripsi saya ini dijurusan Ilmu Keperawatan (S1)
Universitas Dehasen Bengkulu.
 Untuk Kedua orang tua ku terutama Ibuku tercinta dan kusayangi
(Nislawati) yang telah banyak membantu ,mendidik, membimbing, memberi
motivasi dan mendoakanku dalam menyelesaikan kuliah ini yang telah rela
banting tulang demi anaknya,Skripsi ini adalah persembahan kecil untuk ibu
saya,ketika dunia menutup pintunya pada saya ,ibu membuka lengannya
untuk saya. Ketika orang-orang menutup telinga mereka untuk saya,ibu
membuka hati untukku,Terimakasih karena selalu ada untukku ,tetap tumbuh
dan berjuang bersama.
Untuk Adiku tercinta dan tersayang (Arena Eza Aprianti) ,Pamanku
(Hafisol) dan semua keluarga yang terlibat,terimakasih saya ucapakan karena
telah memberi dukungan ,yang telah ikut berperann,dan motivasi aku dalam
menyelesaikan kuliah ini.
 Teruntuk dosen pembimbing utamaku Bunda Dr. Ida Samidah,S.Kp,M.Kes,
Dosen pembimbing pendamping bunda Ns. Danur Azissah RS,S.Kep,M.Kes,
Dosen Penguji 1 Bunda Ns. Des Metasari,S.Kep,M.Kes , Dosen Penguji II

iii
Bunda Ronalen Br Situmorang ,SST,M.Keb , Terimkasih atas bimbingan dan
masukannya selama penulis dalam menyelesaikan kuliah ini.
 Terimaksih untuk seluruh Dosen dan staf Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Dehasen Bengkulu.
 Teruntuk Sahabatku yang kusayangi(Ledi Selpiani) yang telah selalu ada
dalam keadaan apapun saya yang selalu memberi support terbaik untukku
terimakasih telah menyediakan pundak untuk menangis dan memberi
bantuan saat aku membutuhkannya dan terimakasih telah membersamai
selama masa perkuliahan ini.
 Teruntuk seseorang yang kucintai (Ego Rakasiwi) terimakasih atas
dukungan,kebaikan,perhatian dan kebijaksanaan nya selama penulis
menyelesaikan masa perkuliahan ini ,terimakasih karena telah membersamai
selama ini Youre the best partner.
 Terimakasih untuk teman-teman semua yg telah terlibat dalam masa
penyelesaian skripsi ini,terimakasih untuk teman-teman satu angkatanku S1
keperawatn 2018 ,terimakasih orang-orang baik yang selalu ada.
 Terimakasih Almamaterku.

iv
UNIVERSITAS DEHASEN BENGKULU
FAKULTAS IIMU KESEHATAN
Jl. Merapi Raya No. 43 Kebun Tebeng Kota Bengkulu kode pos 38228
Telp (0736) 21977, Fax. (0736) 20589

PERNYATAAN KEASLIAN PENELITIAN


Saya bertanda tangan di bawah ini :
Nama : Elena Junita Saputri
NPM : 18230009
Program Studi : Ilmu Keperawatan (S-1)
Institusi : Fakultas Ilmu Kesehatan (FIKES) Universitas Dehasen Bengkulu

Menyatakan dengan sebenarnya bahwa penelitian yang saya tulis ini adalah benar-
benar merupakan hasil karya sendiri dan bukan merupakan pengambilan alihan
stulisan atau pikiran orang lain yang saya akui sebagai hasil tulisan atau
pikiran saya sendiri.
Apabila di kemudian hari terbukti bahwa saya ternyata melakukan tindakan
tersebut, maka saya bersedia menerima sanksi sesuai peraturan yang berlaku di
Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Dehasen Bengkulu termasuk (pencabutan gelar
kesarjanaan/sanksi) yang telah saya peroleh.
Bengkulu, Agustus 2022
Pembuat Pernyataan

Elena Junita Saputri


Mengetahui,
Pembimbing utama Pembimbing pendamping

Dr. Ida Samidah, S.Kp., M.Kes Ns. Danur Azissah RS SST,SKep,M.kes


NIK.1703238 NIK.1703197

v
DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan didesa muara semah pada tanggal 07

juni 2000 Anak ke 1 dari 2 bersaudara dari seorang ayah yang

bernama Sopian Mustar Edi dan ibu yang bernama Nislawati

penulis tinggal Didesa Muara Semah Kecamatan Muara Pinang

Kabupaten Empat Lawang.

Bangku pendidikan yang telah penulis tempuh sampai saat ini adalah: Tingkat Sekolah Dasar

(SD) Negeri 06 Muara pinang yang beralamat Didesa Niur,dimana penulis menamatkannya

pada tahun 2012,kemudian melanjutkan ke Tingkat Sekolah Menegah Pertama (SMP) Negeri

02 Muara Pinang yang diselesaikan pada tahun 2015 ,selanjutnya penulis melanjutkan

Pendidikan Ke Sekolah Menegah Atas (SMA) Negeri 01 Muara Pinang yang diselesaikan

pada tahun 2018,dengan keinginan yang keras dan dukungan dari orang tua maka pada tahun

2018 penulis melanjutkan ke Tingkat Perguruan Tinggi Yaitu Pada Universitas Dehasen

Bengkulu mengambil program studi Ilmu Keperawatan (strata-1) Fakultas Ilmu Kesehatan

dan Alhamdulillah dapat saya selesaikan pada tahun 2022.

Selain itu prestasi yang telah penulis dapatkan atau ikuti pada saat menjadi

mahasiswa yaitu pernah bergabung dalam organisasi Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM)

tahun 2018 sampai dengan 2021 dan juga penulis pernah bergabung dalam Paduan Suara

Universitas Dehasen Bengkulu sejak tahun 2019 sampai dengan tahun 2022.

vi
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan
karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi penelitian ini dengan
judul“FAKTORFAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PENGETAHUA
N REMAJA TENTANG PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS )DI
SMP N 02 KOTA BENGKULU TAHUN 2022”.

Dalam penyelesaian skripsi ini penulis banyak mendapat bantuan baik materi
maupun moril dari berbagai pihak, untuk itu penulis mengucapkan terima kasih
kepada :
1. Bapak Prof. Dr. Kamaludin, SE, MM, selaku Rektor Universitas Dehasen
Bengkulu
2. Ibu Dr. Ida Samidah, S.Kp, M.Kes, selaku Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Dehasen Kota Bengkulu sekaligus Pembimbing utama yang Dengan
sabar dan keprofesionalannya telah memberikan saran,bimbingan,membantu
dorongan dan petunjuk yang sangat berharga dalam penyusunan skripsi ini.
3. Ibu Ns. Berlian Kando Sianipar, S.Kep.,M.Kes, selaku Wakil Dekan I Fakultas
Ilmu Kesehatan Universitas Dehasen Bengkulu.
4. Ibu Dra. Hj. Ice Rakizah Syafrie, M.Kes, selaku Wakil Dekan II Fakultas Ilmu
Kesehatan Universitas Dehasen Bengkulu
5. Ibu Ns. Murwati, S.Kep., M.Kes selaku Ketua Program Studi Ilmu Keperawatan
Universitas Dehasen Kota Bengkulu.
6. IbuNs. Danur Azissah RS SST,S.Kep, M.Kes selaku Pembimbing Pendamping
yang telah banyak memberikan bimbingan dan arahan dalam menyelesaikan
skripsi penelitian ini.

vii
7. Ibu Ns. Des Metasari,S.Kep,M.Kes,Selaku Penguji 1 yang dengan sabar dan
keprofesionalannya telah memberikan saran,bimbingan,membantu,dorongan,dan
petunjuk yang sangat berharga dalam peyusunan skripsi ini.
8. Ibu Ronalen Br Situmorang,SST,M.Keb Selaku Penguji II Yang dengan sabar
dan keprofesionalannya telah memberikan saran,bimbingan,membantu,dorongan,
dan petunjuk yang sangat berharga dalam Peyusunan skripsi ini.
9. Seluruh staf dosen pengajar yang telah banyak memberikan ilmu kesehatan
khususnya staf Prodi Ilmu Keperawatan selama perkuliahan
10. Kepada kedua orang tuaku ,adiku,dan seluruh keluarga yang terlibat dalam
proses masa kuliah ini.
11. Teman-teman sealmamater di Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Dehasen
Kota Bengkulu terutama teman-teman kelas ilmu keperawatan angkatan 2018.
12. Dan lain-lain yang tidak dapat disebut satu persatu
Akhirnya dengan segala kerendahan hati,penulis menyadari bahwa dalam
penulisan proposal ini masih banyak terdapat kekurangan dan kelemahan yang
disebabkan oleh keterbatasan penulis.Oleh karena itu,penulis sangat
mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari pembaca demi
kesempurnaan skripsi ini sehingga akan lebih bermanfaat.

Bengkulu, juni 2022

(Elena junita saputri)

viii
ABSTRAK
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PENGETAHUAN REMAJA
TENTANG PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) DI SMP N 02
KOTA BENGKULU TAHUN 2022.

Oleh:
Elena Junita Saputri1
Ida Samidah2
Danur Azissah 2

World Health Organization (WHO) merencanakan promosi kesehatan di institusi


pendidikan (Health Promotion School) menggunakan model holistik yang meliputi
hubungan antar aspek fisik, mental, sosial dan lingkungan. Konsep ini melibatkan
keluarga dengan mendorong partisipasinya dalam meningkatkan pengetahuan dan
keterampilan peserta didik (mulai dari usia dini) tentang kesehatan serta menunjukkan
makna lingkungan sebagai penyumbang kesehatan anak seperti kondisi fisik sekolah,
sanitasi air bersih, dan lingkungan bermain. Pembentukan perilaku sehat yang signifikan
dari total keseluruhan jumlah penduduk Indonesia (Malika D, 2011).
Metode yang digunakan adalah desain penelitian kuantitatif dengan
menggunakan rancangan penelitian analitik dengan pendekatan cross sectional ,data
dikumpulkan dengan menyebarkan kuisiener pada 98 responden remaja SMP N 02 Kota
Bengkulu ,Teknik pengambilan sampel dengan menggunakan purposive sampling.
Hasil penelitian:Hasil Analisis Univariat bahwa hampir sebagian responden
(42,8%) berjenis kelamin laki-laki,sebagian besar responden (57,1%) berjenis kelamin
perempuan ,sebagian responden (44,8) tidak pernah menerima pendidikan
kesehatan,sebagian besar responden (55,1) pernah menerima pendidikan kesehatan,dan
sebagian responden (45,9) belum pernah menerima sumber informasi ,sebagian besar
responden (52,0) pernah menerima sumber informasi.Hasil Analisis Bivariat ada
hubungan antara jenis kelamin dengan pengetahuan remaja tentang PHBS dimana nilai p
(0,00) ,ada hubungan antara pengalaman dengan pengetahuan remaja tentang PHBS
dimana nilai p (0,00),ada hubungan sumber informasi dengan pengetahuan remaja
tentang PHBS dimana nilai p (0,00)

Saran:Peneliti menyarankan kepada pihak sekolah agar supaya siswa-siswinya


lebih dikenalkan lagi apa saja yang termasuk didalam PHBS itu.

Kata Kunci:Jenis kelamin,Pengalaman,Sumber informasi ,Pengetahuan


Keterangan :1.Calon Sarjana Keperawatan
2. Pembimbing

ix
ABSTRACT

x
DAFTAR ISI

PROPOSAL .................................................................................................................. i

HALAMAN PERSETUJUAN.................................................................................... ii

HALAMAN PENGESAHAN ....................................... Error! Bookmark not defined.

KATA PENGANTAR ................................................................................................ iii

DAFTAR ISI ............................................................................................................... ix

DAFTAR BAGAN .................................................................................................... xiii

DAFTAR TABEL..................................................................................................... xiv

DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................................. xv

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................ 1

A. Latar Belakang ................................................................................................ 1

B. Rumusan Masalah ........................................................................................... 5

C. Tujuan ............................................................................................................. 6

D. Manfaat ........................................................................................................... 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ................................................................................. 8

A. Konsep Perilaku Bersih dan Sehat ( PHBS ) .................................................... 8

B. Konsep PHBS di Sekolah ................................................................................ 22

C. Faktor Yang Mempengaruhi Pelaksanaan PHBS Di Sekolah ......................... 25

D. Konsep Pengetahuan ....................................................................................... 27

E. Hubungan Antar Variabel................................................................................ 38

xi
BAB III KERANGKA KONSEP, DEFINISI OPERASIONAL DAN

HIPOTESIS ............................................................................................................... 43

A. Kerangka Konsep .......................................................................................... 43

B. Definisi Operasional ..................................................................................... 43

C. Hipotesis ....................................................................................................... 45

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN................................................................ 46

A. Desain Penelitian .......................................................................................... 46

B. Tempat dan Waktu Penelitian ....................................................................... 46

C. Populasi dan Sampel Penelitian .................................................................... 46

D. Instrument Penelitian .................................................................................... 48

E.Teknik Pengumpulan Data, Pengolahan dan Analisis Data .......................... 48

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN .................................................................... 54

A. Hasil Penelitian ............................................................................................. 54

B. Pembahasan .................................................................................................. 65

BAB IV SIMPULAN DAN SARAN ........................................................................ 72

A. Kesimpulan ................................................................................................... 72

B. Sarana .............................................................................................................. 7

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

xii
DAFTAR BAGAN

Nomor Judul Bagan Halaman


1 Kerangka Teori 40
2 Kerangka Konsep 41

xiii
DAFTAR TABEL

No Judul Tabel Halaman


5.1 Distribusi frekuensi pengetahuan remaja tentang perilaku hidup 57
bersih dan sehat(PHBS) di SMP N 02 Kota Bengkulu tahun 2022.
5.2 Distribusi frekuensi jenis kelamin remaja tentang perilaku hidup 58
bersih dan sehat(PHBS) di SMP N 02 Kota Bengkulu tahun 2022.
5.3 Distribusi frekuensi pengalaman menerima pendidikan kesehatan 59
remaja tentang perilaku hidup bersih dan sehat(PHBS) di SMP N 02
Kota Bengkulu tahun 2022.
5.4 Distribusi frekuensi sumber informasi remaja tentang perilaku 59
hidup bersih dan sehat(PHBS) di SMP N 02 Kota Bengkulu tahun
2022
5.5 Hubungan jenis kelamin dengan pengetahuan remaja tentang 60
perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) di SMP N 02 Kota
Bengkulu tahun 2022
5.6 Hubungan pengalaman menerima pendidikan kesehatan dengan 62
pengetahuan remaja tentang perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS)
di SMP N 02 Kota Bengkulu tahun 2022.
5.7 Hubungan sumber informasi dengan pengetahuan remaja tentang 63
perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) di SMP N 02 Kota
Bengkulu tahun 2022.

xiv
DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Judul lampiran


1 Daftar Riwayat Hidup
2 Permohonan Menjadi Responden
3 Lembar Persetujuan Menjadi Responden Penelitian
4 Kuesiener
5 Surat Pra Penelitian dari Kampus Fikes Dehasen Bengkulu
6 Surat Pra Penelitian dari Dinas Pendidikan Kota Bengkulu
7 Surat Penelitian Dari Kampus Fikes Dehasen Bengkulu
8 Surat Penelitian dari Kesbangpol Kota Bengkulu
9 Surat Penelitian dari Dinas Pendidikan Kota Bengkulu
10 Surat Pengantar Penelitian Ke SMP N 02 Kota Bengkulu

xv
BABI

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

World Health Organization (WHO) merencanakan promosi kesehatan di

institusi pendidikan (Health Promotion School) menggunakan model holistik

yang meliputi hubungan antar aspek fisik, mental, sosial dan lingkungan. Konsep

ini melibatkan keluarga dengan mendorong partisipasinya dalam meningkatkan

pengetahuan dan keterampilan peserta didik (mulai dari usia dini) tentang

kesehatan serta menunjukkan makna lingkungan sebagai penyumbang kesehatan

anak seperti kondisi fisik sekolah, sanitasi air bersih, dan lingkungan bermain.

Pembentukan perilaku sehat yang signifikan dari total keseluruhan jumlah

penduduk Indonesia (Malika D, 2011).

Perubahan indikator yang dilakukan pada tahun 2018 membawa dampak

pencapaian indeks PHBS-nya. Hasil analisis nasional menunjukkan bahwa 39,1%

rumah tangga di Indonesia melakukan praktik perilaku hidup bersih dan sehat.

Jika dilihat dari masing-masing indikator komposit PHBS, terdapat lima indikator

dengan proporsi rumah tangga di atas 80% yaitu indikator melakukan praktik

persalinan dengan tenaga kesehatan (92,5%); memiliki sumber air bersih (86,8%);

melakukan BAB di jamban (84,6%); mencegah jentik (81,9%); dan (5)

menimbang balita (79,8%) (Kemenkes RI, 2021).

i
2

Program pembinaan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat yang dicanangkan

pemerintah sudah berjalan 15 tahun , tetapi keberhasilannya masih jauh dari

harapan. Berdasarkan data riskesdas tahun 2013 menunjukkan bahwa pencapaian

PHBS rumah tangga sebesar 32,3%, sedangkan pada riskesdas tahun 2018

menunjukkan bahwa 68,74%. Jika dilihat dari data tersebut menunjukkan bahwa

capaian PHBS tatanan rumah tangga mengalami peningkatan, namun belum

sesuai dengan target yang telah ditetapkan oleh pemerintah (Kemenkes RI, 2018)

Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) merupakan perwujudan orientasi

hidup sehat dalam budaya perorangan, keluarga dan masyarakat dengan tujuan

untuk meningkatkan,memelihara dan melindungi kesehatannya, baik secara fisik,

mental,spiritual maupun sosial. Manfaat PHBS di institusi pendidikan yaitu

mampu menciptakan lingkungan yang bersih dan sehat sehingga dapat

mendukung kelancaran proses belajar mengajar para siswa, guru serta masyarakat

di lingkungan sekitarnya (Notoatmodjo S,2007)

Perilaku hidup bersih dan sehat adalah dasar dari pencegahan penyakit.

Kepala keluarga dan anggota keluarga sering mengabaikan kebiasaan mencuci

tangan dengan sabun, memberantas jentik nyamuk, kebiasaan merokok dalam

rumah.Dengan demikian pengetahuan kepala keluarga yang rendah akan

mempengaruh anggota keluarga dalam memperoleh dan mencerna informasi

untuk kemudian menentukan pilihan dalam menerapkan hidup sehat (Hasni,

2012)
3

Menurut Lawrence Green, faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku

hidup sehat dibagi menjadi 3 bagian yaitu faktor predisposisi (Umur, Tingkat

Pengetahuan masyarakat dan tingkat pendidikan masyarakat),faktor pemungkin(fa

silitas dan sarana) dan Faktor penguat (Dukungan Tokoh masyarakat, perilaku

petugas kesehatan, dan tersampaikan atau tidaknya promosi kesehatan PHBS

terhadap masyarakat tersebut) (Green, 2005). Sedangkan menurut Notoadmojo,

Tingkat Pengetahuan dan Sikap Masyarakat ternyata sangat berpengaruh dengan

Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (Notoatmodjo, 2012). Pengetahuan merupakan

faktor yang memengaruhi perilaku hidup bersih dan sehat dalam tatanan rumah

tangga. Akibat pengetahuan ibu rumah tangga tentang perilaku hidup bersih dan

sehat dalam tatanan rumah tangga rendah, bukan tidak mungkin ibu rumah tangga

tidak bisa menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari, sehingga akan

berpengaruh pada derajat kesehatan yang rendah. Pengetahuan tentang perilaku

hidup bersih dan sehat sangat penting, karena pengetahuan ibu rumah tangga yang

tinggi terhadap perilaku hidup bersih dan sehat akan menjadi pendorong

timbulnya perilaku menjaga dan meningkatkan kesehatannya melalui perilaku

hidup bersih dan sehat (Notoatmodjo, 2012).

Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan tentang PHBS antara lain

pendidikan kesehatan, jenis kelamin, dan sumber informasi. Pendidikan kesehatan

di sekolah merupakan hal penting yang terdiri dari kombinasi pengalaman belajar

yang dirancang untuk membantu individu dan masyarakat meningkatkan


4

kesehatan, dengan meningkatkan pengetahuan atau mempengaruhi sikap masing-

masing individu dalam melaksanakan pola hidup sehat (WHO, 2018). Jenis

kelamin merupakan salah satu bagian dari karakteristik. Penerapan perilaku hidup

bersih dan sehat antara jenis kelamin laki-laki maupun perempuan mempunyai

hak yang sama karena kesehatan diperlukan tidak hanya perempuan atau laki-laki

saja. Hasil penelitian menunjukkan ada hubungan jenis kelamin dengan dengan

PHBS hal ini sejalan dengan Teori Green bahwa faktor demografi(jenis kelamin)

mempengaruhi perilaku kesehatan (Simbolon, 2018).

Pengalaman adalah suatu kejadian yang pernah dialami seseorang dalam

berinteraksi dengan lingkungannya. Ada kecenderungan pengalaman yang kurang

baik seseorang akan melupakan, namun jika pengalaman terhadap obyek tersebut

menyenangkan maka secara psikologis akan timbul kesan yang membekas dalam

emosi sehingga menimbulkan sikap positif (Erfandi,2009).

Sumber informasi bisa mempengaruhi seseorang dalam menerapkan

PHBS. Informasi yang diberikan akan membuat seseorang mampu membuat

keputusan dan menimbulkan kesadaran diri untuk mengubah kebiasaan dari

berperilaku tidak sehat menjadi berperilaku hidup sehat (Carolina, 2016).Hasil

penelitian yang dilakukan oleh Carolina (2016)bahwa terdapat hubunggan sumber

informasi dengan penerapan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) pada

keluarga diterima.Hal ini dibuktikan dengan hasil P value yaitu <0,05 yang

menunjukan terdapat hubunggan antara sumber informasi dengan penerapan


5

perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) pada keluarga.Sedangkan hasil penelitian

yang dilakukan oleh Nurhiyati (2016) bahwa terdapat pengaruh pendidikan

kesehatan dengan peningkatan pengetahuan tentang perilaku hidup bersih dan

sehat (PHBS) Siswa SD Limpakuwus Kabupaten Banyumas Tahun 2017.

Berdasarkan hasil pra penelititian yang dilakukan di SMP N 02 Kota

Bengkulu, terdapat jumlah siswa-siswi tahun 2020 berjumlah 1.000 siswa, dengan

jumlah perempuan sebanyak 496 dan laki-laki sebanyak 504 siswi. Pada tahun

2021 jumlah keseluruhan siswa-siswi sebanyak 1.076 dengan jumlah laki-laki

sebanyak 513 siswa dan perempuan sebanyak 563 siswa.Berdasarkan data yang

didapat dari SMP N 02 Kota Bengkulu bahwa sebelumnya belum ada peneliti

melakukan penelitian tentang Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat (PHBS) di SMP

N O2 Kota Bengkulu.

Berdasarkan latar belakang diatas, maka penting dilakukan penelitian

tentang “Faktor-faktor yang berhubungan dengan pengetahuan remaja tentang

Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat (PHBS) di SMP N 02 Kota Bengkulu Tahun

2022”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang diatas,rumusan masalah penelitian adalah

“Apakah terdapat hubungan antara Faktor-faktor yang berhubungan dengan

pengetahuan remaja tentang Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat (PHBS) di SMP

N 02 Kota Bengkulu Tahun 2022 ?”


6

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Diketahui faktor-faktor yang berhubungan dengan pengetahuan remaja

tentang PHBS di SMP N 02 Kota Bengkulu Tahun 2022

2. Tujuan Khusus

a. Diketahui gambaran distribusi frekuensi pengetahuan remaja tentang

PHBS di SMP N 02 Kota Bengkulu Tahun 2022.

b. Diketahui gambaran distribusi frekuensi jenis kelamin remaja di SMP N

02 Kota Bengkulu Tahun 2022.

c. Diketahui gambaran distribusi frekuensi pengalaman menerima pendidikn

kesehatan tentang PHBS di SMP N 02 Kota Bengkulu Tahun 2022.

d. Diketahui gambaran distribusi frekuensi riwayat terpapar media informasi

tentang PHBS di SMP N 02 Kota Bengkulu Tahun 2022.

e. Diketahui hubungan faktor jenis kelamin dengan pengetahuan remaja

tentang PHBS di SMP N 02 Kota Bengkulu Tahun 2022.

f. Diketahui hubungan faktor pengalaman menerima pendidikan kesehatan

dengan pengetahuan remaja tentang PHBS di SMP N 02 Kota Bengkulu

Tahun 2022.

g. Diketahui hubungan faktor riwayat terpapar media informasi dengan

pengetahuan remaja tentang PHBS di SMP N 02 Kota Bengkulu Tahun

2022.
7

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat teoritis

Hasil penelitian ini memberikan informasi tentang faktor-faktor yang

berhubungan dengan pengetahuan remaja tentang PHBS di SMP N 02 Kota

Bengkulu Tahun 2022.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi Remaja SMP N 02 Kota Bengkulu

Untuk menambah wawasan tentang Faktor-faktor yang berhubungan dengan

pengetahuan remaja tentang PHBS di SMP N 02 Kota Bengkulu Tahun 2022

b. Bagi Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Dehasen Bengkulu

Untuk dijadikan bahan bacaan di perpustakaan Fakultas Ilmu Kesehatan

Universitas Dehasen Bengkulu

c. Bagi Peneliti Selanjutnya

Untuk menambah wawasan dan referensi dalam melakukan penelitian

selanjutnya
8

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Prilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)

1. Definisi

Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) merupakan sekumpulan perilaku

yang dipraktekkan atas dasar kesadaran sebagai hasil pembelajaran yang

menjadikan seseorang atau keluarga dapat menolong diri sendiri di bidang

kesehatan dan berperan aktif dalam mewujudkan kesehatan masyarakat

(Maryunani, 2013).

Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) adalah upaya untuk memberikan

pengalaman belajar atau menciptakan suatu kondisi bagi perorangan, keluarga,

kelompok dan masyarakat, dengan membuka jalan komunikasi, memberikan

informasi dan melakukan edukasi, untuk meningkatkan pengetahuan, sikap dan

perilaku, melalui pendekatan pimpinan (advokasi), bina suasana (social support)

dan pemberdayaan masyarakat (empowerman) sebagai suatu upaya untuk

membantu masyarakat mengenali dan mengatasi masalahnya sendiri, dalam

tatanan masing-masing, agar dapat menerapkan cara-cara hidup sehat, dalam

rangka menjaga, memelihara dan menigkatkan kesehatan (Depkes,RI 2011).

Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) merupakan cerminan pola hidup

keluarga yang senantiasa memperhatikan dan menjaga kesehatan seluruh

8
9

seluruh anggota keluarga. Semua perilaku kesehatan yang dilakukan atas

kesadaran sehingga anggota keluarga atau keluarga dapat menolong dirinya

sendiri di bidang kesehatan dan dapat berperan aktif dan dapat berperan aktif

dalam kegiatan-kegiatan kesehatan di masyarakat merupakan pengertian lain

dari PHBS (Rahmawati dan Proverawati, 2012).

Pembinaan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) dilakukan melalui

pendekatan tatanan. Ada lima tatanan PHBS yakni:

a. Tatanan rumah tangga

b. Tatanan pendidikan (sekolah)

c. Tempat-tempat umum

d. Tempat kerja

e. Institusi kesehatan (Rahmawati dan Proverawati, 2012).

2.Tujuan PHBS

PHBS (Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat)memiliki tujuan yaitu meningkatkan

pengetahuan,kesadaraan,kemauan dan kemampuan masyarakat agar hidup

bersih dan sehat serta masyarakat agar hidup bersih dan sehat serta masyarakat

termasuk swasta dan dunia usaha berperan serta aktif mewujudkan derajat

kesehatan yg optimal.
10

3.Manfaat PHBS

Menurut Maryunani (2013) ada beberapa manfaat pembinaan PHBS di

uraikan di bawah ini, yakni:

a. Sekolah

PHBS merupakan kegiatan memberdayakan siswa, guru dan masyarakat di

lingkungan sekolah untuk mau menerapkan dan mempraktikkan pola PHBS

dalam rangka menciptakan lingkungan sekolah yang bersih dan sehat.

Manfaat menerapkan PHBS di sekolah mampu menciptakan lingkungan

yang bersih dan sehat sehingga dapat mendukung kelancaran proses belajar

mengajar para siswa, guru serta masyarakat di sekitar lingkungan sekolah

tersebut.

Adapun manfaat PHBS di sekolah sebagai berikut :

a) Terciptanya sekolah yang bersih dan sehat sehingga siswa, guru dan

masyarakat lingkungan sekolah terlindungi dari berbagai gangguan dan

ancaman penyakit.

b) Meningkatkan semangat proses belajar mengajar yang berdampak pada

prestasi belajar siswa.

c) Citra sekolah sebagai institusi pendidikan semakin meningkat sehingga

mampu menarik minat orang tua.

d) Meningkatkan citra pemerintah daerah di bidang pendidikan.

e) Menjadi percontohan sekolah sehat bagi daerah lain.


11

b. Tempat Kerja

PHBS adalah kegiatan untuk memberdayakan para pekerja agar tahu dan

mampu mempraktikkan PHBS dan berperan dalam menciptakan tempat

kerja yang bersih dan sehat. Manfaat yang diperoleh dengan menerapkan

pola PHBS di tempat kerja yaitu, para pekerja mampu menjaga dan

meningkatkan kesehatannya sehingga tidak mudah sakit, serta

meningkatkan citra tempat kerja yang positif, sehingga mendukung

peningkatan semangat dan produktivitas kerja.

c. Keluarga

Rumah tangga atau tempat tinggal lainnya seperti panti/LKSA dan tempat

pengasuhan anak lain PHBS dapat menciptakan keluarga yang sehat dan

mampu mencegah atau meminimalisir munculnya permasalahan kesehatan.

Manfaat menerapkan dan mempraktikan PHBS di rumah tangga termasuk di

tempat pengasuhan anak lainnya antara lain, setiap anggota keluarga tidak

mudah terkena penyakit, dapat meningkatkan kesejahteraan dikarenakan

produktifitas anggota keluarga juga meningkat. Selain itu, dengan

menerapkan PHBS secara konsisten akan menciptakan budaya hidup bersih

dan sehat dalam keluarga. Selain itu seluruh anggota keluarga dapat tumbuh

dan berkembang dengan sehat dan tercukupi asupan gizi.

d. Masyarakat

PHBS merupakan upaya masyarakat untuk menerapkan serta

mempraktikkan pola hidup bersih dan sehat dalam rangka menciptakan


12

lingkungan yang bersih dan sehat. Penerapan PHBS ini diharapkan dapat

mencegah, meminimalisir munculnya serta penyebaran penyakit. Selain itu

masyarakat mampu memanfaatkan pelayanan fasilitas kesehatan dan

mengembangkan kesehatan yang bersumber dari masyarakat.

3. Klasifikasi PHBS

a. PHBS Dirumah Tangga

Dirumah tangga sasaran primer harus mempraktikan perilaku yang dapat

menciptakan rumah tangga ber-PHBS ,yang mencakup persalinan ditolong

oleh tenaga kesehatan,memberi bayi ASI ekslusif,menimbang balita setiap

bulan,mengunakan air bersih,mencuci tangan dengan air bersih dan

sabun,pengelolaan air minum dan makan dirumah tangga menggunakan

jamban sehat,pengelolaan limbah cair dirumah tangga,membuang sampah

ditempat sampah,memberantas jentik nyamuk,makan buah dan sayur setiap

hari,melakukan aktivitas fisik setiap hari,tidak merokok dirumah dan lain-

lain.

b. PHBS Di institusi pendidikan

Diinstitusi pendidikan (kampus,sekolah,pesantren,dan lain-lain)sasaran

primer harus memperaktikan perilaku yang dapat menciptakan institusi

pendidikan ber-PHBS ,yang mencakup antara lain mencuci tangan

mengunakan sabun,mengonsumsi makanan dan minuman yang

sehat,mengunakan jamban sehat,membuang sampah ditempat sampah,tidak

merokok,tidak mengonsumsi NARKOTIKA,Alkohol,Psikotropika,dan zat


13

adiktif lainnya ( NAPZA) ,tidak meludah sembarang tempat,memberantas

jentik nyamuk dll.

c. PHBS Ditempat Kerja

Ditempat kerja (kantor,pabrik dan lain-lain)sasaran primer harus

mempraktikan prilaku yang dapat menciptakan tempat kerja ber-PHBS,yang

mencakup mencuci tangan dengan sabun,mengonsumsi makanan dan

minuman yang sehat,mengunakan jamban sehat,membuang sampah ditempat

sampah,tidak merokok.

d. PHBS Ditempat Umum

Ditempat umum (tempat ibadah,pasar,pertokoan,terminal dermaga dll)

sasaran primer harus mempraktikan prilaku yang dapat menciptakan tempat

kerja berPHBS,yang mencakup mencuci tangan dengan sabun,mengonsumsi

makanan dan minuman yang sehat,mengunakan jamban sehat,membuang

sampah ditempat sampah,tidak merokok.

4.Indikator PHBS

Penerapan PHBS dalam kehidupan sehari-hari memiliki tolok ukur

yang dapat digunakan sebagai ukuran bahwa seseorang dikatakan sudah

melakukan atau memenuhi kriteria menjalankan perilaku hidup bersih dan

sehat. Berikut adalah indikator-indikator PHBS menurut Promkes

Kementrian Sosial, (2013) :

a. Persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan.


14

Tenaga kesehatan yang dimaksud disini adalah dokter, bidan dan tenaga

paramedis lainnya. Hal ini dikarenakan masih ada kelompok masyarakat

yang masih mengandalkan tenaga non medis untuk membantu persalinan,

seperti dukun bayi (paraji). Selain tidak aman dan penanganannya pun tidak

steril, penanganan oleh dukun bayi (paraji) inipun dikhawatirkan berisiko

b. Memberi bayi ASI (Air Susu Ibu) Eksklusif.

Seorang ibu perlu memberikan ASI Eksklusif pada bayi, yaitu pemberian

ASI tanpa makanan dan minuman tambahan lain, sejak kelahiran hingga

usia enam bulan.

c. Menimbang bayi dan anak hingga usia 6 tahun secara rutin setiap bulan.

Penimbangan bayi dan balita setiap bulan dimaksudkan untuk memantau

pertumbuhan balita tersebut setiap bulan. Penimbangan ini dilaksanakan di

Posyandu (Pos Pelayanan Terpadu) mulai usia 1 bulan hingga 5 tahun.

Setelah dilakukan penimbangan, catat hasilnya di buku KMS (Kartu Menuju

Sehat). Dari catatan KMS dapat diketahui dan dipantau perkembangan dari

bayi dan balita tersebut.

d. Menggunakan Air Bersih.

Menggunakan air bersih dalam kehidupan sehari-hari seperti memasak,

mandi, hingga untuk kebutuhan air minum. Air yang tidak bersih banyak

mengandung kuman dan bakteri yang dapat menyebabkan berbagai macam

penyakit.
15

e. Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS) dengan benar

Mencuci tangan di air mengalir dan memakai sabun dapat menghilangkan

berbagai macam kuman dan kotoran yang menempel di tangan sehingga

tangan bersih dan terbebasas dari kuman. Cucilah tangan setiap kali sebelum

makan dan melakukan aktifitas yang menggunakan tangan, seperti

memegang uang dan hewan, setelah buang air besar, sebelum memegang

makanan maupun sebelum menyusui bayi.

f. Gunakan Jamban Sehat.

Jamban adalah suatu ruangan yang mempunyai fasilitas pembuangan

kotoran manusia yang terdiri atas tempat jongkok atau tempat duduk dengan

leher angsa atau tanpa leher angsa (cemplung) yang dilengkapi dengan unit

penampungan kotoran dan air untuk membersihkannya. Ada beberapa syarat

untuk jamban sehat, yakni tidak mencemari sumber air minum, tidak

berbau, tidak dapat dijamah oleh hewan seperti serangga dan tikus, tidak

mencemari tanah sekitarnya, mudah dibersihkan dan aman digunakan,

dilengkapi dinding dan atap pelindung, penerangan dan ventilasi udara yang

cukup, lantai kedap air, tersedia air, sabun, dan alat pembersih yang

memadai.

g. Memberantas jentik nyamuk di rumah sekali seminggu secara rutin.

Lakukan Pemeriksaan Jentik Berkala (PJB) di lingkungan rumah tangga.

PJB adalah pemeriksaan tempat perkembangbiakan nyamuk yang ada di

dalam rumah, seperti bak mandi, WC, vas bunga, tatakan kulkas, talang air,
16

dan media penyimpanan lainnya yang menampung air. Kegiatan ini

dianjurkan dilakukan secara teratur setiap minggu dan konsisten. Selain itu

juga perlu dilakukan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) dengan cara 3

M (Menguras, Mengubur, Menutup) dan melakukan fogging di tempat-

tempat yang dimungkinkan adanya jentik nyamuk secara berkala.

h. Makan makanan yang sehat dan bergizi.

Dianjurkan agar keluarga mengkonsumsi jenis makanan yang bersih dan

sehat seperti mengandung banyak vitamin, serat, mineral dan zat-zat yang

dibutuhkan oleh tubuh serta bermanfaat bagi kesehatan.

i. Melakukan aktifitas fisik setiap hari.

Melakukan aktifitas fisik, baik berupa olahraga maupun kegiatan lain yang

mengeluarkan tenaga yang sangat penting bagi pemeliharaan kesehatan

fisik, mental, dan mempertahankan kualitas hidup agar tetap sehat dan bugar

sepanjang hari. Jenis aktifitas fisik yang dapat dilakukan dalam kehidupan

sehari-hari yakni olahraga ringan, jalan kaki, jogging, berkebun, dan lain-

lainnya.

j. Tidak merokok.

Hindari merokok asap rokok dapat mencemari kualitas udara yang dihirup.

Di dalam satu puntung rokok yang diisap, akan dikeluarkan lebih dari 4.000

bahan kimia berbahaya, diantaranya adalah nikotin, tar, dan karbon

monoksida.
17

5.Gambaran PHBS

Berikut adalah gambaran jenis-jenis perilaku hidup sehat yang harus

dipahami, diterapkan dan dipraktikkan dalam kehidupan sehari-hari agar hidup

sehat dan terjaga dari serangan penyakit (Depkes RI, 2007):

a. Perilaku mandi

Mandi menggunakan sabun mandi dan air bersih dilakukan minimal 2x

sehari pada pagi dan sore hari yang bertujuan untuk :

1) Menjaga kebersihan kulit.

2) Mencegah penyakit kulit/ gatal-gatal.

3) Menghilangkan bau badan.

4) Menghilangkan kuman dan virus.

b. Perilaku Mencuci Rambut

Mencuci rambut dilakukan 2x seminggu menggunakan shampo dan air

bersih, bertujuan untuk membersihkan rambut dan kulit kepala dari kotoran

dan memberikan rasa segar.

c. Membersihkan Hidung

Perilaku membersihkan lubang hidung perlu dilakukan pada setiap kali

mandi guna membuang kotoran yang ada dan melancarkan jalan udara

untuk bernafas.
18

d. Membersihkan Telinga

Sama halnya dengan hidung, telinga juga harus di bersihkan saat mandi.

Bersihkan bagian daun telinga ataupun luar telinga. Hindari mengorek

telinga terutama dengan mengunakan benda-benda yang tidak aman dan

tajam seperti penjepet rambut. Jika ada kotoran yang mengeras, minta

banduan dokter untuk membersihkannya. Batasi penggunaan headset untuk

mendengar musik. Berilah waktu telinga Anda untuk beristirahat. Anda

dapat mengikuti aturan 60/60 saat mendengarkan musik melalui headset.

Artinya, batas volume musik Anda adalah tidak lebih dari 60 persen dan

Anda menggunakannya tidak lebih dari 60 menit sehari.

e. Gosok Gigi

Perilaku membersihkan mata adalah salah satu upaya menjaga kesehatan

mata. Salah satu cara menjaga kesehatan mata adalah memperhatikan

intensitas cahaya pada saat membaca. Intensitas cahaya harus cukup terang,

jarak pembaca dengan buku sepanjang penggaris (30 cm), yang dibaca tidak

boleh bergerak/bergoyang.

f. Kesehatan Mata

Perilaku mencuci tangan dilakukan untuk menjaga kebersihan tangan dari

kotoran dan kuman yang dapat menyebabkan penyakit. Kotoran dan bakteri

yang menempel pada tangan dapat menyebabkan bebagai macam penyakit

seperti penyakit diare, kecacingan, dan infeksi saluran pernafasan akut

(ISPA), kurang gizi, dll.


19

g. Mencuci Tangan Pakai Sabun

Cuci tangan pakai sabun di waktu-waktu penting dapat mengurangi resiko

terkena penyakit diare sebanyak 42-48% dan secara signifikan dapat

mengurangi penyakit pernafasan akut termasuk mencegah terjangkit Virus.

Waktu penting yang wajib untuk mencuci tangan pakai sabun:

1) Sebelum makan.

2) Setelah BAK/BAB.

3) Setelah bermain.

4) Sebelum ibu menyusui.

5) Sebelum menyiapkan makanan.

6) Sebelum menyuapi makanan.

7) Kapanpun setelah memegang suatu benda yang tidak diyakini

kebersihannya.

h. Memotong dan Membersihkan Kuku

Hal dilakukan minimal 1x seminggu dengan tujuan untuk:

1) Mencegah penyakit yang dapat ditularkan melalui sisa kotoran yang

terselip pada kuku dan jari jemari tangan.

2) Mencegah luka akibat garukan kuku. Perlu diperhatikan bahwa tidak

boleh mengorek hidung dengan jari/ kuku tangan yang kotor, tidak

memasukkan jari ke mulut atau menggigiti kuku.


20

i. Menggunakan Alas Kaki

Anak-anak terkadang saat bermain tidak meggunakan alas kaki. Penggunaan

alas kaki perlu dilakukan agar:

1) Kaki tidak terluka atau tertusuk benda tajam.

2) Mencegah penyakit, misalnya penyakit cacingan akibat menginjak

kotoran.

j. Kebersihan Pakaian

Pakaian anak-anak umumnya dapat dibedakan menjadi 3 jenis berdasar

kegiatan mereka, yaitu pakaian sekolah, pakaian bermain dan pakaian tidur.

Pakaian harus selalu bersih dan diganti setiap hari. Hal ini bertujuan agar

kita terhindar dari penyakit kulit yang disebabkan pakaian basah atau kotor.

k. Makan Makanan Bergizi Seimbang

Gizi seimbang adalah nutrisi dan zat gizi yang disesuaikan dengan

kebutuhan tubuh, tidak berlebihan juga tidak kekurangan. Makanan gizi

seimbang adalah mengkonsumsi makanan yang mengandung nutrisi dan

gizi disesuaikan dengan kebutuhan tubuh dengan tetap memperhatikan

berbagai prinsip seperti keberagaman jenis makanan, aktifitas tubuh, berat

badan ideal serta faktor usi.

Fungsi dari makanan dalam piramida makanan meliputi:

1) Zat tenaga. Tenaga diperlukan manusia untuk melakukan berbagai

kegiatan sehari-hari. Zat tenaga dihasilkan dari : karbohidrat, lemak dan

protein.
21

2) Zat Pembangun. Zat pembangun diperlukan untuk membangun dan

mengganti sel-sel atau jaringan didalam tubuh yang telah rusak. Zat

pembangun dihasilkan dari protein.

3) Zat Pengatur. Zat pengatur diperlukan untuk mengatur berbagai proses

kimia dalam proses pencernaan makanan. Prinsip gizi seimbang pada

dasarnya merupakan rangkaian upaya untuk menyeimbangkan antara

“zat gizi yang masuk dan zat gizi yang keluar” dengan memantau berat

badan secara berkala.

6.Strategi PHBS

Kebijakan Nasional Promosi kesehatan menetapkan tiga strategi dasar

promosi kesehatan dan PHBS yaitu (Notoatmodjo, 2007):

a. Gerakan Pemberdayaan (Empowerment)

Pemberdayaan merupakan proses pemberian informasi secara terus menerus

dan berkesinambungan agar sasaran berubah dari aspek knowledge, attitude,

dan practice. Sasaran utama dari pemberdayaan adalah individu dan

keluarga, serta kelompok masyarakat.

b. Bina Suasana (Social Support)

Upaya menciptakan lingkungan sosial yang mendorong individu anggota

masyarakat untuk mau melakukan perilaku yang diperkenalkan.


22

c. Advokasi (Advocacy)

Upaya yang terencana untuk mendapatkan dukungan dari pihak-pihak

terkait (stakeholders). Pihak-pihak terkait ini dapat berupa tokoh

masyarakat formal yang berperan sebagai penentu kebijakan pemerintahan.

B. Konsep PHBS Di Sekolah

1. Pengertian

PHBS disekolah adalah sekumpulan perilaku yang dipraktikan oleh peserta

didik, guru dan masyarakat lingkungan sekolah atas dasar kesadaran sebagai

hasil pembelajaran,sehingga secara mandiri mampu mencegah penyakit,

meningkatkan kesehatanya, serta berperan aktif dalam mewujudkan

lingkungan sehat (Atikah & Eni, 2010).

2. Penerapan PHBS

Penerapan PHBS di sekolah menurut Sya’roni RS (2007), antara lain :

a. Menanamkan nilai-nilai untuk ber-PHBS kepada siswa sesuai dengan

kurikulum yang berlaku (kurikuler)

b. Menanamkan nilai-niali untuk ber-PHBS kepada siswa yang dilakukan di luar

jam pelajaran biasa (ekstrakurikuler)

1) Kerja bakti dan lomba kebersihan kelas

2) Aktivitas kader kesehatan sekolah/dokter cilik

3) Pemeriksaan kualitas air secara sederhana


23

4) Pemeliharaan jamban sekolah

5) Pemeriksaan jentik nyamuk di sekolah

6) Demo/gerakan cuci tangan dan gosok gigi yang baik dan benar

7) Pembudayaan olahraga yang teratur dan terukur

8) Pemeriksaan rutin kebersihan : kuku, rambut, telinga, gigi

c. Membimbing hidup bersih dan sehat melalui konseling

d. Pemantauan dan evaluasi.

1) Melakukan pemantauan dan evaluasi secara periodik tentang kebijakan

yang telah dilaksanakan.

2) Minta pendapat pokja PHBS di sekolah dan lakukan kajian terhadap

masalah yang ditemukan

3) Putuskan apakah perlu penyesuaian terhadap kebijakan

3. Indikator PHBS di Sekolah

Indikator PHBS di sekolah yang digunakan ada 12 terdiri dari :

a. Kesehatan lingkungan

b. Cuci tangan menggunakan air bersih

c. Menggunakan jamban sehat

d. Membuang sampah pada tempatnya

e. Warung sekolah / Kantin sehat

f. Gaya Hidup Sehat

g. Kebersihan kuku

h. Tidak merokok
24

i. Gigi bersih

j. Memakai sepatu

k. Menimbang berat badann dan mengukur tinggi badan setiap 6 bulan sekali

l. Upaya Kesehatan Masyarakat:dana sehat/JPK,gerakan PSN,dokter kecil,

UKS dan Peralatan P3K(Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah, 2016).

4. Manfaat PHBS di Sekolah

Manfaat PHBS disekolah antara lain, yaitu :

a. Terciptanya sekolah yang bersih dan sehat sehingga peserta didik,guru,dan

masyrakat lingkungan sekolah terlindungi dari berbagai gangguan dan

ancaman penyakit.

b. Meningkatya semangat proses belajar mengajar yang berdampak pada

prestasi belajar peserta didik.

c. Citra sekolah sebagai institusi pendidikan semakin meningkat sehingga

mampu menarik minat orang tua (masyarakat).

d. Menungkatnya citr pemerintah daerah dibidiang pendidikan.

e. Menjadi percontohan sekolah sehat bagi sekolah lain(Atikah&Eni, 2012)

Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa PHBS disekolah

adalah sekumpulan perilaku yang dipraktekan oleh warga sekolah,

dipraktekan atas dasar kesadaran sebagai hasil pembelajaran yang bermanfaat

untuk mencegah timbulnya penyakit, meningkatkan taraf kesehatan,

menciptakan suasana yang bersih di lingkungan sekolah dan meningkatkan


25

semangat proses belajar mengajar. PHBS di sekolah hendaknya dilakukan

dengan baik oleh semua warga sekolah.PHBS di sekolah mempunyai manfaat

yanng sangat banyak bagi sekolah dan proses belajar.

C. Faktor yang mempengaruhi pelaksanaan PHBS di sekolah

Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi PHBS anak sekolah

menurut Adiwiryono (2010) berasal dari :

a. Dukungan dari orang tua

b. Dukungan teman sekolah

c. Dukungan guru di sekolah.

d. Sarana prasarana menjadi pendukung dalam mewujudkan perilaku

hidup bersih sehat di sekolah seperti tempat pembuangan air yang

bersih, tempat pembuanga air besar (jamban) yang sehat, tempat

pembuangan sampah, tempat dan program olah raga yang tepat,

ketersediaan makanan bergizi di warung sekolah, UKS, dan sebagainya

Green dalam Notoadmojo (2010) menjelaskan bahwa faktor

perilaku ditentukan oleh tiga faktor utama:

a. Faktor Predisposisi

Terbentuknya suatu perilaku baru dimulai pada cognitive domain dalam

arti subyek tahu terlebih dahulu terhadap stimulus sehingga menimbulkan

pengetahuan baru pada subyek tersebut, selanjutnya menimbulkan respon batin


26

dalam bentuk sikap subyek. Pengetahuan dan sikap subyek terhadap PHBS

diharapkan akan membentuk perilaku (psikomotorik) subyek terhadap PHBS.

Faktor-faktor yang mempermudah atau mempredisposisi terjadinya

prilaku seseorang antara lain pengetahuan, sikap, keyakinan, kepercayaan dan

juga nilainilai tradisi.

b. Faktor pendukung atau pemungkin

Hubungan antara konsep pengetahuan dan praktek kaitannya dalam

suatu materi kegiatan biasanya mempunyai angapan yaitu adanya pengetahuan

tentang manfaat sesuatu hal yang akan menyebabkan orang mempunyai sikap

positif terhadap hal tersebut. Selanjutnya sikap positif ini akan mempengaruhi

untuk ikut dalam kegiatan ini. Niat ikut serta dalam kegiatan ini akan menjadi

tindakan apabila mendapatkan dukungan sosial dan tersedianya fasilitas

kegiatan ini disebut perilaku. Berdasarkan teori WHO menyatakan bahwa yang

menyebabkan seseorang berperilaku ada tiga alasan diantaranya adalah sumber

daya (resource) meliputi fasilitas, pelayanan kesehatan dan pendapatan

keluarga.

c. Faktor penguat

Faktor yang mendorong untuk bertindak untuk mencapai suatu tujuan

yang terwujud dalam peran keluarga terutama orang tua, guru dan petugas

kesehatan untuk saling bahu membahu, sehingga tercipta kerjasama yang baik

antara pihak rumah dan sekolah yang akan mendukung anak dalam

memperoleh pengalaman yang hendak dirancang, lingkungan yang bersifat


27

anak sebagai pusat yang akan mendorong proses belajar melalui penjelajah

dan penemuan untuk terjadinya suatu perilaku. Hak-hak orang sakit (right)

dan kewajiban sebagai orang sakit sendiri maupun orang lain (terutama

keluarganya), yang selanjutnya disebut perilaku orang sakit.

Faktor-faktor lain sebagai factor penguat yang dapat mempengaruhi

PHBS anak sekolah menurut Adiwiryono (2010) berasal dari:

a.Dukungan dari orang tua

b.Dukungan teman sekolah

d.sarana prasarana

Sarana prasarana menjadi pendukung dalam mewujudkan perilaku hidup

bersih dan sehat di sekolah seperti tempat pembuangan air yang bersih,tempat

pembuangan air besar (jamban) yang sehat,tempat pembuangan

sampah,tempat dan program olahraga yang tepat,ketersediaan makanan

bergizi diwarung sekolah,UKS dan sebagainya.

D. Konsep Pengetahuan

1. Definisi Pengetahuan

Pengetahuan adalah hasil tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan

penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui

panca indera manusia, yakni: indera penglihatan, pendengar, pencium, rasa

dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan

telinga (Notoatmodjo, 2007). Pengetahuan dapat mempengaruhi seseorang


28

dalam menentukan dan mengambil keputusan terhadap suatu permasalahan

yang dihadapi (Purnamasari & Raharyani, 2020).

Menurut Baker dan Lopes (2010) dalam pengetahuan yang diperoleh

dari pendidikan, dimana semakin tinggi pendidikan maka dapat memberikan

pengetahuan lebih di bandingkan mereka yang berpendidikan rendah,

sehingga yang berpengetahuan lebih semakin paham dengan materi strategi

serta mampu menerapkan apa yang dia ketahui.

Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting

untuk terbentuknya tindakan seseorang. Penelitian Roger (1974) dikutip dari

Notoatmodjo (2007), bahwa di dalam diri seseorang sebelum menerima

sesuatu obyek terjadi yang berurutan, yaitu :

a. Kesadaran (Awareness), dimana orang tersebut menyadari dalam

artimengetahui terlebih dahulu terhadap stimulus

b. Merasa tertarik (Interest) terhadap stimulus (obyek) tersebut.

c. Menimbang–nimbang (Evaluation), terhadap baik dan tidaknya

stimulus tersebut bagi dirinya.

d. Mencoba (Trial), orang telah mulai mencoba berperilaku baru.

e. Menerima (Adoption), subyek telah berperilaku baru sesuai

denganpengetahuan, kesadaran dan sikap terhadap stimulus.

2. Tingkatan Domain Kognitif dalam pengetahuan

Menurut Notoatmodjo (2010) pengetahuan yang dicakup dalam

domain kognitif mempunyai enam tingkat, yakni :


29

a. Tahu (Know)

Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari

sebelumnya. Termasuk kedalam pengetahuan tingkat ini adalah

mengingat kembali (recall) terhadap sesuatu yang spesifik dari seluruh

bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima. Oleh sebab itu,

“tahu” ini merupakan tingkatan pengetahuan yang paling rendah. Kata

kerja untuk mengukur bahwa orang tahu tentang apa yang dipelajari

antara lain: menyebutkan, menguraikan, mendefinisikan, menyatakan dan

sebagainya.

b. Memahami (comprehension)

Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan menjelaskan secara

benar tentang objek yang diketahui, dan dapat menginterpretasikan

materi tersebut secara benar. Orang yang telah paham terhadap objek

atau materi harus dapat menjelaskan, dan menyebutkan.

c. Aplikasi (Application)

Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi

yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi riil (sebenarnya).

Aplikasi disini dapat diartikan aplikasi atau penggunaan hokum-hukum,

rumus, metode, prinsip, dan sebagainya dalam konteks atau situasi yang

lain.
30

d. Analisis (Analysis)

Analisis adalah kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu

objek ke dalam komponen-komponen, tetapi masih dalam suatu struktur

organisasi tersebut, dan masih ada kaitannya satu sama lain.

Kemampuan analisis ini dapat dilihat dari penggunaan kata-kata kerja.

e. Sintesis (synthesis)

Sintesis menunjuk pada suatu kemampuan untuk meletakkan atau

menghubungkan bagian-bagian dalam suatu bentuk keseluruhan yang

baru. Dengan kata lain sintesis itu suatu kemampuan untuk menyusun

formulasi baru dari formulasi yang ada.

f. Evaluasi (Evaluation)

Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan

jastifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau objek. Penilaian-

penilaian itu berdasarkan suatu kriteria yang ditentukan sendiri, atau

menggunakan kriteria-kriteria yang telah ada.

Adapun tahapan perkembangan pengetahuan sebagai berikut :

(1) Knowledge-chaotic (tak sadar konsep, tak ada proses informasi, dan

tak ada sharing informasi).

(2) Knowledge-awear (sadarakan kebutuhan pengetahuan,ada beberapa

proses pengetahuan, ada teknologi, ada isu tentang informasi.

(3) Knowledge-enable (memanfaatkan pengetahuan,mengadopsi

standar, isu-isu berkaitan dengan budaya dan teknologi)


31

(4) Knowledge-managed (kerangka kerja yang terintegrasi,

merealisasikan manfaat, isu-isu pada tahap sebelumnya teratasi).

(5) Knowledge-centric (pengetahuan yang merupakan bagian dari misi,

nilai pengetahuan diakui dalam berbagai ilmu, pengetahuan

terintegrasi dalam budaya).

3. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pengetahuan

Adapun beberapa faktor yang mempengaruhi pengetahuan, yaitu

(Mubarak, 2007) :

a. Umur

Dengan bertambahnya umur seseorang akan terjadai perubahan

pada aspek psikis dan psikologis (mental). Pertumbuhan fisik secara

garis besar akan mengalami perubahan baik dari aspek ukuran maupun

dari aspek proporsi yang mana hal ini terjadi akibat pematangan fungsi

organ. Sedangkan pada aspek psikologis (mental) terjadi perubahan dari

segi taraf berfikir seseorang yang semakin matang dan dewasa.

Adapun selain itu, semakin bertambah usia maka semakin banyak

pengalaman dan pengetahuan yang di peroleh oleh seseorang, sehingga

bisa meningkatkan kematangan mental dan intelektual. Usia seseorang

yang lebih dewasa mempengaruhi tingkat kemampuan dan kematangan

dalam berfikir dan menerima informasi yang semakin lebih baik jika di

bandingkan dengan usia yang lebih muda. Usia mempengaruhi tingkat

pengetahuan sesorang. Semakin dewasa umur maka tingkat kematangan


32

dan kemampuan menerima informasi lebih baik jika di bandingkan

dengan umur yang lebih muda atau belum dewasa. Menurut WHO

(dikutip dalam Hurlock, 2009) umur seseorang dapat diklasifikasikan

sebagai berikut :

Dewasa awal : 18-40 tahun

Dewasa akhir : 41-65 tahun

Lansia : >65 tahun

Sesuai besarnya umur, terdapat kemungkinan perbedaan dalam

mendapatkan faktor keterpaparan tertentu berdasarkan lamanya

perjalanan hidup. Demikian pula dengan karakteristik yang lain yang

akan membawa perbedaan dalam kemungkinan mendapatkan

kecenderungan terjadinya penyakit dengan bertambahnya usia Semakin

tua seseorang maka semakin peka terhadap penyakit dan semakin banyak

keterpaparan yang di alami, karena itu umur meningkat secara ilmiah

akan membawa pertambahan resiko suatu penyakit.

b. Tingkat Pendidikan

Pendidikan berarti bimbingan yang diberikan seseorang terhadap

perkembangan orang lain menuju kearah cita-cita tertentu yang

menentukan manusia untuk berbust dan mengisi kehidupan untuk

mencapai keselamatan dan kebahagian.pendidikan diperlukan untuk

mendapat informasi misalnya hal-hal yang menunjang kesehatan


33

sehingga dapat meningkatkan kualitas hidup.pendidikan merupakan hal

yang sangat penting sebagai sarana untuk mendapatkan informasi

misalnya dibidang kesehatan sehingga memberikan pengaruh positif bagi

kualitas hidup seseorang.(Darsini,2019)

Pendidikan mempengaruhi seseorang untuk berperan serta dalam

pembangunan dan umumnya semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang

akan semakin mudah dalam menerima informasi.pendidikan diperlukan

untuk mendapatkan informasi berupa hal-hal yang menunjang kesehatan

sehingga dapat meningkatkan kualitas hidup.(Darsini,2019)

c. Pekerjaan

Pekerjaan pada dasarnya aktivitas yang dilakukan manusia baik untuk

mendapatkan gaji (salary) atau kegiatan yang dilakukan untuk mengurus

kebutuhannya seperti mengerjakan pekerjaan rumah atau yang

lainnya.lingkungan pekerjaan dapat menjadikan seseorang memperoleh

pengalaman dan pengetahuan baik secara langsung maupun tidak

langsung.pekerjaan adalah suatu keburukan yang harus dilakukan demi

menunjang kehidupannya dan kehidupan keluarganya.(Darsini,2019)

d.Jenis kelamin

Jenis kelamin merupakan salah satu bagian dari karakteristik.penerapan

Perilaku hidup bersih dan sehat antara jenis kelamin laki-laki maupun

mempunyai hak yang sama karena kesehatan diperlukan tidak hanya


34

perempuan atau perempuan laki-laki saja.Hasil penelitian menunjukan

ada hubungan jenis kelamin dengan pengetahuan tentang PHBS hal ini

sejalan dengan Teori Green bahwa factor demografis (jenis kelamin)

mempengaruhi perilaku kesehatan (Simbolon,2018).

Menurut Daniel Amen,otak laki-laki 10% lebih besar disbanding

perempuan,tetapi bukan berarti laki-laki menjadi lebih pintar

dibandingkan dengan perempuan .Ukuran otak tidak mempengaruhi

kepintaran ataupun IQ Seseorang,Menurut witelson otak laki-laki lebih

rentan dibandingkan dengan otak perempuan.

Hasil penelitian Rohmah (2012) mengatakan bahwa tidak ada hubunggan

bermakna antarajenis kelamin dengan pengetahuan tentang PHBS pada

tatanan rumah tangga diwilayah Desa Menco Kec Wedung

Demak.berbeda dengan pendapatan diatas,temuan khumairah (2012)

menunjukan adanya perbedaan sikap dan pengetahuan PHBS antara laki-

laki dan perempuan ,perbedaan ini dipengaruhi oleh factor

lingkungan.Dari hasil penelitian ini mayoritas responden berjenis kelamin

perempuan dan memiliki pengetahuan terhadap PHBS masuk kedalam

kategori baik.

Cara pengukurannya dengan menggunakan alat ukur kuisiener dengan

skala Nominal Hasil ukur 0=laki-laki ,1=perempuan (Simbolon,2018)


35

e.Pengalaman

Pengalaman merupakan sumber pengetahuan sebagai cara untuk

mendapatkan kebenaran dengan mengulang kembali pengetahuan yang

diperoleh dimasa lalu untuk memecahkan masalah.pengalaman

merupakan suatu kejadian yang dialami seseorang pada masa

lalu.(Darsini,2019).

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh

Nadia Primivita Dirgahayu (2015) yang menyatakan bahwa ada hubungan

antara tingkat pengalaman seseorang dengan pengetahuan tentang

perilaku hidup bersih dan sehat karena semakin berpengalaman seseorang

mendapatkan penkes tentang PHBS maka semakin menumbuhkan rasa

sadar terhadap diri bahwa pentingnya PHBS ini. Cara pengukurannya

dengan menggunakan alat ukur kuisiener dengan skala Ordinal Hasil ukur

0=tidak pernah diberikan penkes,1=pernah

diberikan penkes (Nurhidayati,2016)

f.Sumber Informasi

Kemudahan memperoleh informasi dapat membantu mempercept

seseorang untuk memperoleh pengetahuan yang baru. Sumber informasi

adalah data yang diproses kedalam suatu bentuk yang mempunyai arti

sebagai sipenerima dan mempunyai nilai nyata dan terasa bagi keputusan

saat itu keputusan mendatang Rudi Bertz dalam bukunya ”toxonomi of


36

comunication” media menyatakan secara gamblang bahwa informasi

adalah apa yang dipahami, sebagai contoh jika kita melihat dan mencium

asap, kita memperoleh informasi bahwa sesuatu sedang terbakar. Media

yang digunakan sebagai sumber informasi adalah sebagai berikut :

1) Media Cetak

2) Media Elektronik

3) Petugas kesehatan

Salah satu factor yang dapat memudahkan individu dalam memperoleh

pengetahuan yaitu dengan cara mengakses berbagai sumber informasi

yang ada diberbagai media.seseorang yang mempunyai sumber informasi

yang lebih banyak akan mempunyai pengetahuan yang lebih luas.(Darsini

,2019)

Hasil dari penelitian Rahman (2014) mengatakan Minimnya

sumber informasi yang diperoleh responden dapat menimbulkan

kurangnya informasi orang lain dalam melakukan personal hygiene

seseorang. Pemberian informasi yang lebih awal dan dari berbagai

sumber yang terpercaya dapat mempengaruhi pengetahuan seseorang.

Sehingga petugas kesehatan sumber yang lain mempunyai peran penting

sebagai sumber informasi sehingga memberikan informasi yang sejelas-

jelasnya mengenai suatu pengetahuan. Semakin banyaknya sumber

informasi maka semakin baik informasi yang didapat oleh seseorang

didukung juga media yang digunakan yang juga dapat mempengaruhi


37

seseorang dalam bersikap.Cara pengukurannya dengan menggunakan alat

ukur kuisiener dengan skala Ordinal Hasil ukur 0=tidak pernah menerima

sumber informasi,1=pernah menerima sumber informasi (Erfandi,2016)

4. Cara Mengukur Pengetahuan

Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau

angket yang menayakan tentang isi materi yang ingin diukur dari subjek

penelitian atau responden. Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan

dengan wawancara atau angket yang yang ingin diketahui atau diukur

dapat disesuaikan dengan tingkat pengetahuan responden yang meliputi

tahu, memahami, aplikasi, analisis, sintesis, dan evaluasi. Adapun

pertanyaan yang dapat dipergunakan untuk pengukuran pengetahuan

secara umum dapat dikelompokkan menjadi dua jenis yaitu pertanyaan

subjektif, misalnya jenis pertanyaan essay dan pertanyaan objektif,

misalnya pertanyaan pilihan ganda, (multiple choice), betul-salah dan

pertanyaan menjodohkan (Wardani, 2011).

Cara mengukur pengetahuan dengan memberikan pertanyaan-

pertanyaan, kemudian dilakukan penilaian 1 untuk jawaban benar dan

nilai 0 untuk jawaban salah. Penilaian dilakukan dengan cara

membandingkan jumlah skor yang diharapkan (tertinggi) kemudian

dikalikan 100% dan hasilnya prosentase kemudian digolongkan menjadi 3

kategori yaitu kategori baik (76 -100%), sedang atau cukup (56 – 74%)

dan kurang (< 55%). (Notoatmodjo, 2017).


38

E. Hubungan Antar Variabel

1. Hubungan jenis kelamin dengan pengetahuan remaja tentang PHBS

jenis kelamin merupakan salah satu bagian dari

karakteristik.Penerapan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) antara jenis

kelamin laki-laki maupun perempuan mempunyai hak yang sama karena

kesehatan diperlukan tidak hanya perempuan atau laki-laki saja.Hasil

penelitian menunjukan ada hubungan jenis kelamin dengan pengetahuan

tentang PHBS.hal ini sejalan dengan Teori Green bahwa faktor demografi

(jenis kelamin) mempengaruhi perilaku kesehatan.

Penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian Sari,Widjanarko,Kusuma

wati(2016), Nurmalita (2016) bahwa laki-laki dan perempuan mempunyai

andil yang sama dalam upaya meningkatkan kesehatannya dapat diterapkan

dalam kehidupan sehari-hari melalui berperilaku hidup bersih dan sehat.Salah

satu indicator dalam PHBS yaitu membuang sampah.apabila sudah

membuang sampah dengan baik maka PHBS dari sekolah tersebut sudah baik

juga.

Hal ini merupakan peningkatan karakter baik pada diri siswa

berdasarkan jenis kelamin.Seperti yang diungkapkan oleh Lickona (2012)

bahwa karakter yang baik terdiri dari mengetahui hal yang

baik,menginginkan hal yang baik,dan melakukan hal yang baik,kebiasaan

dalam cara berpikir,kebiasaan dalam hati,dan kebiasaan dalam tindakan serta

didukung oleh adanya fasilitas kesehatan dilingkungan seperti disekolah.


39

Perilaku seseorang terbentuk dipengaruhi oleh pengetahuan,sikap serta

tindakan .Terdapat 3 perilaku kesehatan yaiti,perilaku sehat,perilaku sakit,dan

perilaku orang sakit.Perilaku sehat merupakan suatau kegiatan yang

dilakukan seseorang untuk meningkatkan serta mempertahankan

kesehatannya sehingga seseorang tersebut tidak sampai terserang penyakit

(Glanz,2008).

2. Hubungan pengalaman menerima pendidikan kesehatan dengan

pengetahuan remaja tentang PHBS

Promosi kesehatan di lingkungan sekolah sangat efektif karena anak

sekolah adalah sasaran yang sangat mudah untuk dijangkau karena telah

terorganisasi dengan baik. Selain itu, usia sekolah merupakan kelompok

umur yang mudah menerima perubahan. Anak sekolah juga berada dalam

tahap tumbuh kembang dimana dalam usia tersebut anak mudah untuk

diarahkan, dibimbing, dan ditanamkan kebiasaankebiasaan baik (Lucie,

2005).

Menurut Notoatmodjo (2010), pengetahuan merupakan hasil tahu dan

hal ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap obyek tertentu.

Pengetahuan juga termasuk domain yang penting untuk mempengaruhi

pengetahuan seseorang, semakin tinggi pengetahuan yang didapat seseorang

maka akan semakin baik pula perilaku yang ditunjukkan, selain itu sikap

yang ditunjukkan pun adalah sikap yang positif. Hal ini sejalan dengan

pengetahuan seorang anak, semakin baik pengetahuan seorang anak maka


40

semakin baik pula perilaku yang dimilikinya khususnya terkait dengan PHBS

(Notoatmodjo, 2010). .

3. Hubungan riwayat terpapar media informasi dengan pengetahuan

remaja tentang PHBS

Sumber informasi bisa mempengaruhi seseorang dalam menerapkan

PHBS. Informasi yang diberikan akan membuat seseorang mampu membuat

keputusan dan menimbulkan kesadaran diri untuk mengubah kebiasaan dari

berperilaku tidak sehat menjadi berperilaku hidup sehat Sumber informasi

yang di dapat akan memberikan pengetahuan dan membentuk suatu perilaku

seseorang misalnya, iklan TV rokok yang berdampak pada kesehatan. Tidak

melakukan penerapan PHBS dengan benar akan menimbulkan berbagai

macam penyakit pada keluarga dan lingkungan seperti demam berdarah,

serangan jantung diakibatkan rokok dan keadaan lingkungan yang rusak

karena banyaknya sampah dan air yang kotor. Jika dilakukan penerapan

PHBS seperti mencuci tangan, tidak merokok dirumah, menggunakan air

bersih dan menimbun sampah dengan benar ditatanan keluarga maupun

masyarakat akan menciptakan lingkungan yang bersih dan masyarakat yang

sehat Sumber informasi adalah adanya informasi baru mengenai sesuatu hal

dalam menyampaikan atau memberikan landasan kognitif baru bagi

terbentuknya pengetahuan terhadap hal tersebut (Basta, 2014).


41

Hasil dari penelitian Rahman (2014) mengatakan Minimnya sumber

informasi yang diperoleh responden dapat menimbulkan kurangnya informasi

orang lain dalam melakukan personal hygiene seseorang. Pemberian informasi

yang lebih awal dan dari berbagai sumber yang terpercaya dapat

mempengaruhi pengetahuan seseorang. Sehingga petugas kesehatan sumber

yang lain mempunyai peran penting sebagai sumber informasi sehingga

memberikan informasi yang sejelas-jelasnya mengenai suatu pengetahuan.

Semakin banyaknya sumber informasi maka semakin baik informasi yang

didapat oleh seseorang didukung juga media yang digunakan yang juga dapat

mempengaruhi seseorang dalam bersikap.


42

F. Kerangka Teori

Gambar 2.1 Kerangka Teori

Umur

Jenis Kelamin

Sumber Informasi

Pengalaman menerima Pengetahuan tentang


Penkes PHBS

Pen
Minat

Pekerjaan

Tingkat
Pendidikan

Keterangan :

: Tidak diteliti

: Diteliti

Bagan kerangka teori

Sumber : Mubarak,2007
43

BAB III
KERANGKA KONSEP, DEFINISI OPERASIONAL DAN HIPOTESIS

A. Kerangka Konsep

Kerangka konsep dalam penelitian ini dimulai dari kerangka konsep

yang menjadi landasan bagi peneliti untuk melakukan penelitian yang akan

dilakukan (Notoatmodjo, 2010). Sesuai dengan tujuan penelitian, kerangka

konsep dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui “Faktor-faktor yang

berhubungan dengan pengetahuan remaja tentang PHBS di SMP N 02 Kota

Bengkulu Tahun 2022”.

Variable Independent Variabel Dependent


Jenis Kelamin

Pengalaman Pengetahuan tentang


menerima Penkes PHBS

Sumber informasi

Bagan 3.1 Kerangka Konsep Penelitian

B. Definisi Operasional

Definisi operasional adalah uraian tentang batasan variabel yang dimaksud

atau tentang apa yang diukur oleh variabel yang bersangkutan mengarahkan

kepada pengukuran atau pengamatan terhadap variabel-variabel yang

bersangkutan serta mengembangkan instrumen (alat ukur) (Notoatmodjo, 2010).


43
44

Tabel 3.1 Definisi Operasional

No. Variabel Definisi Alat Ukur Hasil Ukur Skala


Operasional

1. Jenis Adalah jenis Kuisioner 0 : Laki-laki Nominal


kelamin
kelamin merupaka 1 : Perempuan
n salah satu bagian
(Simbolon,2018)
dari karakteristik

2. Pengalama Adalah riwayat Kuisioner 0:Tidak pernah Ordinal


n menerima pernah diberikan
diberikan penkes
penkes pendidikan
kesehatan 1:Pernah diberika
n penkes

(Nurhidayati,2016
)

3. Sumber Adalah Kuisioner 0 : Tidak pernah Ordinal


informasi keterpaparan menerima sumber
menerima sumber informasi
informasi dari
1:Pernah meneria
media
sumber informasi
buku,leaflet,meliha
t diyoutube,atau (Erfandi,2016)

media social terkait


PHBS.

4. Pengetahua Adalah hasil dari Kuisioner 0:Kurang jika Ordinal


kemampuan skor pengetahuan
n
<55%
responden 1: Cukup jika
45

menjawab skor pengetahuan


kuesioner sama dengan 56-
74%
pengetahuan 2:Baik jika skor
tentang PHBS pengetahuan
≥75%
(Notoatmodjo,20
17)

C. Hipotesis

Ha1 : Ada hubungan jenis kelamin dengan pengetahuan remaja tentang PHBS di SMP

N 02 Kota Bengkulu Tahun 2022

Ha2: Ada hubungan pengalaman menerima penkes dengan pengetahuan remaja

tentang PHBS di SMP N 02 Kota Bengkulu Tahun 2022

Ha3: Ada hubungan sumber informasi dengan pengetahuan remaja tentang PHBS di

SMP N 02 Kota Bengkulu Tahun 2022


46

BAB IV
METODOLOGI PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian kuantitatif dengan

menggunakan rancangan penelitian analitik dan desain cross sectional (potong

lintang). Desain penelitian ini digunakan untuk meneliti suatu kejadian pada

waktu yang bersamaan (sekali waktu). Sehingga variabel dependen dan variabel

independen diteliti secara bersamaan (Notoatmodjo, 2010). Dalam penelitian ini

mengkaji “Faktor-faktor yang berhubungan dengan pengetahuan remaja tentang

PHBS di SMP N 02 Kota Bengkulu Tahun 2022””.

B. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Penelitian ini sudah dilaksanakan di SMP N 02 Kota Bengkulu.

2. Waktu Penelitian

Penelitian ini sudah dilakukan pada tgl 03 agustus 2022.

C. Populasi dan Sampel Penelitian

1. Populasi

Populasi adalah keseluruhan objek penelitian atau objek yang diteliti

(Notoatmodjo, 2010). Populasi pada saat penelitian adalah semua remaja SMP

02 Kota Bengkulu sebanyak 1.076 siswa

46
47

2. Sampel

Sampel adalah objek yang diteliti dan dianggap mewakili seluruh

populasi (Notoatmodjo, 2010). Teknik pengambilan sampel dengan

menggunakan purposive sampling artinya pengambilan sampel sesuai dengan

kriteria inklusi dan eklusi. Menurut Arikunto (2013) untuk menentukan besar

sampel, dapat digunakan dengan rumus :

n= N

1 + N (d)2

n= 1.076

1 + 10,76 (0,1)2

n= 1.076

1 + 10,76 (0,01)

n= 10,76

1,1076

n=98

Keterangan :

n = Jumlah sampel

N = Jumlah Populasi

d = Tingkat kepercayaan (0,1)

Jumlah sampel dalam penelitian adalah 98 siswa.Dengan kriteria inklusi

sebagai berikut:
48

a.siswa-siswi yg bersedia menjadi responden

b.usia remaja (12-15 tahun)

c.siswa-siswi kelas IX SMP

d.hadir saat penelitian

Kriteria eksklusi adalah ciri-ciri anggota populasi yang tidak dapat

diambil sebagai sampel (Notoatmodjo ,2010).Kriteria eksklusi dalam

penelitian ini adalah:

a.Responden yang tidak bersedia

b.Responden yg bukan kelas IX SMP

c.Responden dengan covid-19

d.Responden yang tidak hadir saat penelitian

D. Instrument Penelitian

Penelitian ini menggunakan data primer dan data sekunder yang

dikumpulkan dengan menggunakan instrumen berupa lembar kuesioner dan

ceklis untuk mengetahui data jenis kelamin, riwayat menerima penkes,

sumber informasi dan pengetahuan tentang PHBS serta lembar format

pengumpulan data. Peneliti melakukan sendiri pengumpulan data terhadap

responden di SMP N 02 Kota Bengkulu

E. Teknik Pengumpulan Data, Pengolahan dan Analisa Data

1. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

dengan menggunakan data sekunder yang diperoleh di SMP N 02 Kota


49

Bengkulu dan data primer dengan kuisioner (pengukuran langsung) dan

wawancarai langsung responden untuk mendapatkan data data jenis kelamin,

riwayat menerima penkes, sumber informasi dan pengetahuan tentang PHBS.

2. Pengolahan Data

a. Editing

Melihat apakah isi jawaban/data yang diolah tersebut sudah tersedia

lengkap dan apakah sudah relevan dengan tujuan penelitian.

b. Coding yaitu kode pada setiap jawaban

c. Tabulating yaitu mentabulasi data berdasarkan kelompok data yang telah

ditentukan kedalam master tabel.

d. Entry Data

Data yang telah diberi kode kemudian diolah kedalam computer melalui

program SPPS.

e. Cleaning Data

Sebelum melakukan analisa data yang sudah dimasukkan, dilakukan

pengecekan, pembersihan, jika ditemukan kesalahan pada entry data,

sehingga dapat diperbaiki dan nilai (skor) yang ada sesuai dengan

pengumpulan data kemudian dilakukan tranformasi data untuk

menggambarkan variable independen (bebas) dan variable dependen

(terikat) lalu dilakukan scoring terhadap pertanyaan yang berhubungan

masing-masing dengan menggunakan rumus Chi-square.


50

3. Analisa data

a. Analisis Univariat

Analisis univariat adalah analisis yang dilakukan terhadap tiap

variabel dari hasil penelitian. Pada umumnya dalam analisa hanya

menghasilkan distribusi frekuensi dari tiap variabel dependen

(Notoadmodjo, 2010). Pada penelitian ini, analisis univariat untuk

mengetahui distribusi frekuensi faktor jenis kelamin, riwayat menerima

pendidikan kesehatan, riwayat sumber informasi, dengan pengetahuan tentang

PHBS di SMP N 02 Kota Bengkulu Tahun 2022.

Analisis ini dilakukan dengan menggunakan rumus :

x 100%

Keterangan :

P = Persentase yang ingin diketahui

F = Jumlah responden setiap kategori

n = Jumlah sampel penelitian

Dari rumus di atas nilai proporsi yang diharapkan dalam bentuk

persentase dapat di interprestasikan dengan menggunakan data

(Arikunto,2007)
51

0% = Tidak satupun dari responden

1% - 39 % = Sebagian kecil dari responden

40% - 49% = Hampir sebagian dari responden

50% = Setengah dari responden

51% - 60% = Lebih dari setengah dari responden

61% - 80% = Sebagian besar dari responden

81% - 99% = Hampir seluruh responden

100% = Seluruh responden

b. Analisis Bivariat

Analisis bivariat merupakan analisa hasil dari variabel-variabel bebas

yang diduga mempunyai hubungan dengan variabel terkait. Analisa data

digunakan adalah tabel silang. Pada penelitian ini analisis bivariat yaitu untuk

mengetahui Faktor-faktor yang berhubungan dengan pengetahuan remaja

tentang PHBS di Sekolah SMP N 02 Kota Bengkulu Tahun 2022 dengan

menggunakan uji chi-square (Dahlan, 2014). Maka dengan derajat

kepercayaan 95% atau α = 0,05 di dapatkan ketentuan :


52

1) Jika p≤0,05 maka secara statistik ada hubungan jenis kelamin dengan

pengetahuan remaja tentang PHBS di SMP N 02 Kota Bengkulu

Tahun 2022

2) Jika p>0,05 p maka secara statistik tidak ada hubungan jenis kelamin

dengan pengetahuan remaja tentang PHBS di SMP N 02 Kota

Bengkulu Tahun 2022

3) Jika p≤0,05 maka secara statistik ada hubungan pengalaman

menerima penkes dengan pengetahuan remaja tentang PHBS di SMP

N 02 Kota Bengkulu Tahun 2022

4) Jika p>0,05 p maka secara statistik tidak ada hubungan pengalaman

menerima penkes dengan pengetahuan remaja tentang PHBS di SMP

N 02 Kota Bengkulu Tahun 2022

5) Jika p≤0,05 maka secara statistik ada hubungan riwayat terpapar

sumber informasi dengan pengetahuan remaja tentang PHBS di SMP

N 02 Kota Bengkulu Tahun 2022

6) Jika p>0,05 p maka secara statistik tidak ada ada hubungan riwayat

terpapar sumber informasi dengan pengetahuan remaja tentang PHBS

di SMP N 02 Kota Bengkulu Tahun 2022

I. Etika Penelitian

Dalam melakukan penelitian, peneliti memandang perlu adanya

rekomendasi dari pihak institusi dengan mengajukan permohonan izin


53

kepada instansi tempat penelitian hal ini diajukan kepada SMP N 02 Kota

Bengkulu. Setelah mendapatkan persetujuan barulah dilakukannya

penelitian dengan menekankan masalah etika penelitian meliputi :

1. Informed Consent

Lembar persetujuan yang akan diberikan responden yang akan

diteliti dan memenuhi kriteria inklusi dan disertai judul penelitian dan

manfaat penelitian. Lembar perstujuan diberikan kepada responden

dengan memberikan penjelasan tentang maksud dan tujuan penelitian

yang akan dilakukan, serta menjelaskan manfaat yang akan diperoleh bila

bersedia menjadi responden. Tujuan responden agar mengetahui dampak

yang akan terjadi selama pengumpulan data. Jika subjek bersedia menjadi

responden, maka harus menandatangani lembar persetujuan.

2. Anonymity

Untuk menjaga kerahasiaan, peneliti tidak mencantumkan nama

responden melainkan hanya kode nomor atau inisial pada lembar

pengumpulan data yang diisi oleh responden sehingga identitas responden

tidak diketahui publik.

3. Confidential

Selain itu kerahasiaan informasi responden dijamin oleh peneliti dan

hanya kelompok data tertentu yang dilaporkan hasil peneliti.


BAB V

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. HASIL PENELITIAN

1. GAMBARAN LOKASI PENELITIAN

SMP N 02 Kota Bengkulu Diawali dengan lahirnya SMP Filial pada

tahun 1975,kemudian berganti menjadi SLTP Negeri 2 Kota Bengkulu

sejak tanggal 1 April tahun 1978 hingga tahun 2003.Pada tahun 2004

SLTP berubah menjadi SMP N 02 Kota Bengkulu ,sejak didirkan pada

tanggal 1 April tahun 1978 yang dibangun diatas tanah seluas 7,237 m 2

yang pada saat tahun 1978 terdiri dari 9 kelas hingga sekarang

berkembang menjadi 27 kelas (Rombongan belajar/Type A) sekarang

sudah menjadi 31 kelas dengan rincian kelas VII sebanyak 11 kelas dan

kelas VIII sebanyak 11 kelas dan IX sebanyak 9 kelas, mempunyai junlah

siswa 1.075 orang siswa dengan tenaga pengajar 56 orang dengan rincian

43 PNS dan 13 GTT serta staf Tata Usaha 20 orang dengan rincian 6

PNS,dan 14 PTT .SMP Negeri 2 Kota Bengkulu Memiliki letak strategis

ditengah Kota Bengkulu,kegiatan-kegiatan yang ada di SMP N 02 Kota

Bengkulu Cukup beragam dari mulai kegiatan Keagaman, Olahraga,

Pramuka ,Paskibra, PKS, PMR, UKS Sampai dengan kegiatan kesenian

seperti vocal, tari, band, drumband dan kegiatan yang mengarah pada

54
55

pembentukan mental dan sikap perilaku disiplin siswa yang berprestasi

disetiap Ekstrakulikuler.

Profil sekolah SMP N 02 Kota BENGKULU:

Nama sekolah :SMP N 02 Kota Bengkulu

Alamat :Jalan cendana No.1 Kelurahan Padang Jati

Kecamatan Ratu Samban Kota Bengkulu

Telpon :073621707

Nama Kepala Sekolah:MALA HARTATI,M.pd

Nip :19680904 199203 2004

Kategori sekolah :SSN (Sekolah Standar Nasional)

Tahun Didirikan :01 Januari 1979/01 September 1978

Kepemilikan tanah :Pemerintah

Luas tanah :7,237 m2

Luas bangunan :3,687 m2

2. JALANNYA PENELITIAN

Pelaksanaan penelitian dibagi menjadi dua tahapan yaitu persiapan dan

tahap pelaksanaan penelitian.Pada tahap persiapan meliputi kegiatan

penetapan judul, survey, pengumpulan data, merumuskan masalah peneliti

an,menyiapakan instrument penelitian,ujian proposal kemudian

dilanjutkan dengan mengurus izin penelitian pada Dinas pendidikan kota

Bengkulu dilanjutkan ke SMP N 02 Kota Bengkulu.


56

Penelitian ini dilaksanakan di SMP N 02 KOTA BENGKULU Pada

tanggal 03 agustus 2022.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui

Hubungan pengetahuan ,jenis kelamin,pengalaman menerima

penkes,sumber informasi remaja terhadap Perilaku Hidup Bersih Dan

Sehat (PHBS) Diwilayah kerja SMP N 02 Kota Bengkulu.Populasi dalam

penelitian ini adalah semua remaja yg berada dilingkungan SMP N 02

Kota Bengkulu sebanyak 1.076 Pada tahun 2021.Teknik Pengambilan

Sampel dengan menggunakan Random Sampling yaitu teknik

pengambilan sampel dimana semua individu dalam populasi baik secara

sendiri-sendiri atau bersama-sama diberi kesempatan yang sama untuk

dipilih sebagai anggota sampel,sampel berjumlah 98 orang pada tanggal

03 agustus 2022.

Peneliti melaksanakan penelitian dengan menggunakan kousiner

penelitian yang berisikan pertanyaan yang diberikan kepada responden

berisi pertanyaan tentang penggalaman,sumber informasi,dan pengetahuan

Setelah kousiner diisi oleh responden maka langkah selanjutnya adalah

melakukan editing yaitu untuk melihat apakah isi jawaban /data yang

diperoleh tersebut sudah tersedia lengkap atau apakah sudah relevan

dengan tujuan penelitian dan memeriksa jawaban setiap kousiener apakah

terdapat kekurangan atau tidak.Setelah itu tahap selanjutnya adalah

memberi (code) kode terhadap jawaban pada lembar kousiner yang

diberikan agar lebih mudah dan sederhana.Setelah proses pengkodean


57

selesai,maka langkah selanjutnya adalah membuat (tabulating) tabulasi

data berdasarakan kelompok data yang telah ditentukan dimaster table dan

selanjutnya melakukan entry yaitu memasukkan data yang sudah

dilakukan editing dan coding tersebut kedalam computer yaitu untuk

memastikan apakah semuadata sudah siap dianaliis,kemudian dilakukan

pengolahan data dengan menggunakan program aplikasi computer yang

akhirnya diperoleh hasil analisis data.Hasil yang didapatkan dari program

SPSS tersebut selanjutnya diinterprestasikan untuk dimasukkan kedalam

pembahasan.

3. ANALISIS UNIVARIAT

a. Distribusi frekuensi pengetahuan remaja tentang perilaku hidup bersih

dan sehat(PHBS) di SMP N 02 Kota Bengkulu tahun 2022.

Tabel 5.1 Distribusi frekuensi pengetahuan remaja tentang


perilaku hidup bersih dan sehat(PHBS) di SMP N 02
Kota Bengkulu tahun 2022.
Pengetahuan Frekuensi Presentase (%)

Kurang 31 31.6(%)
Cukup 34 34.7(%)
Baik 33 33.7(%)

Jumlah 98 100
58

Berdasarkan tabel di atas menunjukkan bahwa dari 98 orang

terdapat sebagian dari responden (33.7%) berpengetahuan baik,

(34.7%) dari responden berpengetahuan cukup, dan (31,6%) dari

responden mempunyai pengetahuan yang kurang tetantan,

pengetahuan remaja tentang perilaku hidup bersih dan sehat(PHBS) di

SMP N 02 Kota Bengkulu tahun 2022.

b. Distribusi frekuensi Jenis kelamin remaja tentang perilaku hidup

bersih dan sehat(PHBS) di SMP N 02 Kota Bengkulu tahun 2022.

Tabel 5.2 Distribusi frekuensi jenis kelamin remaja tentang


perilaku hidup bersih dan sehat(PHBS) di SMP N 02
Kota Bengkulu tahun 2022.
Jenis kelamin Frekuensi Presentase (%)

Laki – laki 42 42.9%


Perempuan 56 57.1%

Jumlah 98 100
Berdarsarkan tabel di atas menunjukkan bahwa dari 98 orang

terdapat lebih dari sebagian responden (57.1%) berjenis kelamin

perempuan, dan sebagian kecil dari responden (42.9%) berjenis

kelamin laki – laki pada remaja tentang perilaku hidup bersih dan

sehat(PHBS) di SMP N 02 Kota Bengkulu tahun 2022.

c. Distribusi frekuensi pengalaman menerima pendidikan kesehatan

remaja tentang perilaku hidup bersih dan sehat(PHBS) di SMP N 02

Kota Bengkulu tahun 2022.


59

Tabel 5.3 Distribusi frekuensi pengalaman menerima pendidikan


kesehatan remaja tentang perilaku hidup bersih dan
sehat(PHBS) di SMP N 02 Kota Bengkulu tahun 2022.
Pengalaman Frekuensi Presentase (%)
menerima penkes
Tidak pernah 44 44.9%
Ya, pernah 54 55.1%

Jumlah 98 100
Berdasarkan tabel di atas menunjukkan bahwa dari 98 orang

terdapat sebagian responden (55,1%) pernah menerima penkes, dan

sebagian responden (44.9%) tidak pernah menerima penkes tentang

perilaku hidup bersih dan sehat(PHBS) di SMP N 02 Kota Bengkulu

tahun 2022.

d. Distribusi frekuensi sumber informasi remaja tentang perilaku hidup

bersih dan sehat(PHBS) di SMP N 02 Kota Bengkulu tahun 2022.

Tabel 5.4 Distribusi frekuensi sumber informasi remaja tentang


perilaku hidup bersih dan sehat(PHBS) di SMP N 02 Kota
Bengkulu tahun 2022.
Sumber informasi Frekuensi Presentase (%)

Tidak 46 46.9%
Ya 52 55.1%

Jumlah 98 100
Berdasarkan tabel di atas menunjukkan bahwa dari 98 orang

sebagian besar dari responden (55.1%) pernah menerima informasi,

dan hampir sebagian responden (46.9%) belum pernah menerima


60

informasi remaja tentang perilaku hidup bersih dan sehat(PHBS) di

SMP N 02 Kota Bengkulu tahun 2022

4. Analisis Bivariat

Analisis bivariat digunakan untuk melihat hubungan antara variabel

independen ( jenis kelamin, pengalama, dan sumber informasi) dengan

variabel dependen ( pengetahuan remaja tentang perilaku hidup bersih dan

sehat atau PHBS) di SMP N 02 Kota Bengkulu tahun 2022.

a. Hubungan jenis kelamin dengan pengetahuan remaja tentang perilaku

hidup bersih dan sehat (PHBS) di SMP N 02 Kota Bengkulu tahun

2022.

Tabel 5.5 Hubungan jenis kelamin dengan pengetahuan remaja


tentang perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) di SMP
N 02 Kota Bengkulu tahun 2022
Pengetahuan P
Total
Jenis kelamin Kurang Cukup Baik
N % N % N % N %
Laki – laki 19 19,3 18 18,3 5 5,10 42 42,8
0.00
Perempuan 12 12,2 16 16,3 28 28,5 56 57,1
Total 31 31,6 34 34.7 33 33.7 98 100
Berdasarkan hasi analisis tabulasi silang antara jenis kelamin

dengan pengetahuan remaja tentang perilaku hidup bersih dan sehat

(PHBS) di SMP N 02 Kota Bengkulu ternyata dari 42 responden

dalam kategori lakilaki terdapat 19 orang responden (19,3%) berpengeta

huan kurang, 18 orang responden (18,3%) memiliki pengetahuan yang


61

cukup, dan 5 oramg responden(5,10%) memiliki pengetahuan yang baik.

Dari 56 orang responden dalam kategori perempuan terdapat 12 orang

responden (12,2%) berpengetahuan yang kurang, 16 orang responden

(16,3%) memiliki pengetahuan yang cukup, dan 28 orang responden

(28,5%) berpengetahuan Baik.

Berdasarkan uji pearson chi-square diperoleh nilai X2 = 16.056a

dengan P value = 0.00 <alfa(0.05) jadi signifikan, sehingga Ho di tolak

dan Ha di terima, yang bearti secara statistik ada hubungan yang

bermakna antara jenis kelamin dengan pengetahuan remaja tentang

perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) di SMP N 02 kota Bengkulu.

Keeratan hubungan jenis kelamin dengan pengetahuan remaja

tentang perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) di SMP N 02 kota

Bengkulu tahun 2022 di lihan dari hasil uji contingency coefficient di

dapat nilai C = 534 dengan p value = 0.00 <alfa(0.05) yang bearti

signifikan .

b.Hubungan pengalaman menerima pendidikan kesehatan dengan

pengetahuan remaja tentang perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS)

di SMP N 02 Kota Bengkulu tahun 2022


62

Tabel 5.6 Hubungan pengalaman menerima pendidikan kesehatan


dengan pengetahuan remaja tentang perilaku hidup bersih dan
sehat (PHBS) di SMP N 02 Kota Bengkulu tahun 2022.
Pengetahuan P
Total
Pengalaman Kurang Cukup Baik
menerima
N % N % N % N %
penkes
Tidak pernah 27 27,5 12 12,3 5 5,1 44 44,8 0.00

Ya, pernah 4 4,1 22 22,4 28 28,5 54 55,1


Total 31 31.6 34 34.7 33 33.7 98 100
Berdasarkan hasil analisis tabulasi silang antara pengalaman

menerima pendidikan kesehatan dengan pengetahuan remaja tentang

perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) di SMP N 02 kota bengkulu

tahun 2022 ternyata dari 44 responden yang termasuk ke dalam

kategori tidak pernah menerima pendidikan kesehatan terdapat 27

orang respionden (27,5%) memiliki pengetahuan yang kurang, 12

orang responden (12,3%) memiliki pengetahuan yang cukup dan 5

orang responden ( 5,1%) memiliki pengetahuan yang baik, dari 54

orang responden yang termasuk kedalam kategori pernah menerima

pendidikan kesehatan 4 orang responden (4,1%) memiliki pengetahuan

yang kurang, 22 orang responden (22,4%) memiliki pengetahuan yang

cukup, dan 28 orang responden( 28,5%) memiliki pengetahuan yang

baik.
63

Berdasarkan Berdasarkan uji pearson chi-square diperoleh

nilai X2 = 35.384a dengan P value = 0.00 <alfa(0.05) jadi signifikan,

sehingga Ho di tolak dan Ha di terima, yang bearti secara statistik ada

hubungan yang bermakna antara pengalaman menerima pendidikan

kesehatan dengan pengetahuan remaja tentang perilaku hidup bersih

dan sehat (PHBS) di SMP N 02 kota Bengkulu.

Keeratan hubungan pengalaman menerima pendidikan kesehtan

dengan pengetahuan remaja tentang perilaku hidup bersih dan sehat

(PHBS) di SMP N 02 kota Bengkulu tahun 2022 di lihat dari hasil uji

contingency coefficient di dapat nilai C = 514 dengan p value = 0.00

<alfa(0.05) yang bearti signifikan .

b. Hubungan sumber informasi dengan pengetahuan remaja tentang

perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) di SMP N 02 Kota Bengkulu

tahun 2022

Tabel 5.7 Hubungan sumber informasi dengan pengetahuan


remaja tentang perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) di SMP N
02 Kota Bengkulu tahun 2022.
Pengetahuan P
Total
Sumber Kurang Cukup Baik
informasi N % N % N % N %
Tidak 27 27,5 16 16,3 3 3,1 46 46,9
0.00
Ya 4 4,1 18 18,3 30 30,6 52 53,0
Total 31 31.6 34 34.7 33 33.7 98 100
64

Berdasarkan hasil analisis tabulasi silang antara sumber

informasi dengan pengetahuan remaja tentang perilaku hidup bersih

dan sehat (PHBS) di SMP N 02 kota, Bengkulu ternyata dari 46

responden yang termasuk kedalam kategori belum pernah menerima

sumber informasi, terdpat 27 orang responden(27,5%) memiliki

pengetahuan yang kurang, 16 orang responden (16,3%) memiliki

pengetahuan yang cukup, dan 3 0rang responden (3,1%) memiliki

pengetahuan yang baik, dari 52 orang responden terdapat 4 orang

responden (4,1%) memilii pegetahuan yang kurang, 18 oranmg

responden ( 18,3%) memiliki pengetahuan yang cukup dan 30 orang

responden ( 30,6%) memiliki pengetahuan yang baik.

Berdasarkan Berdasarkan uji pearson chi-square diperoleh

nilai X2 = 39.052a dengan P value = 0.00 <alfa(0.05) jadi signifikan,

sehingga Ho di tolak dan Ha di terima, yang bearti secara statistik ada

hubungan yang bermakna antara sumber informasi dengan

pengetahuan remaja tentang perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) di

SMP N 02 kota Bengkulu.

Keeratan hubungan sumber informasi dengan pengetahuan

remaja tentang perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) di smp n 02

kota Bengkulu tahun 2022 di lihat dari hasil uji contingency coefficient

di dapat nilai C = 534 dengan p value = 0.00 <alfa(0.05) yang bearti

signifikan .
65

B. Pembahasan

1. Gambaran distribusi frekuesnsi pengetahuan remaja tentang perilaku

hidup bersih dan sehat (PHBS) di SMP N 02 Kota Bengkulu Tahun 2022.

Berdasarkan tabel 5.1 menunjukkan bahwa dari 98 orang terdapat

sebagian dari responden (33.7%) berpengetahuan baik, (34.7%) dari

responden berpengetahuan cukup, dan (31,6%) dari responden mempunyai

pengetahuan yang kurang tetantan, pengetahuan remaja tentang perilaku

hidup bersih dan sehat(PHBS) di SMP N 02 Kota Bengkulu tahun 2022.

2. Gambaran Distribusi frekuensi jenis kelamin remaja tentang perilaku

hidup bersih dan sehat (PHBS) di SMP N 02 Kota Bengkulu Tahun 2022.

Berdarsarkan tabel 5.2 menunjukkan bahwa dari 98 orang terdapat

lebih dari sebagian responden (57.1%) berjenis kelamin perempuan, dan

sebagian kecil dari responden (42.9%) berjenis kelamin laki – laki pada

remaja tentang perilaku hidup bersih dan sehat(PHBS) di SMP N 02 Kota

Bengkulu tahun 2022.

3. Gambaran Distribusi Frekuensi Pengalaman Menerima pendidikan

kesehatan Remaja tentang perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) di

SMP N 02 Kota Bengkulu tahun 2022.

Berdasarkan 5.3 menunjukkan bahwa dari 98 orang terdapat sebagian

responden (55,1%) pernah menerima penkes, dan sebagian responden (44.9%)

tidak pernah menerima penkes tentang perilaku hidup bersih dan sehat(PHBS)

di SMP N 02 Kota Bengkulu tahun 2022.


66

4. Gambaran Distribusi Frekuensi sumber informasi remaja tentang


perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) di SMP N 02 Kota Bengkulu
Tahun 2022.
Berdasarkan tabel 5.4 menunjukkan bahwa dari 98 orang sebagian

besar dari responden (55.1%) pernah menerima informasi, dan hampir

sebagian responden (46.9%) belum pernah menerima informasi remaja

tentang perilaku hidup bersih dan sehat(PHBS) di SMP N 02 Kota Bengkulu

tahun 2022.

Sumber informasi bisa mempengaruhi seseorang dalam menerapkan

PHBS. Informasi yang diberikan akan membuat seseorang mampu membuat

keputusan dan menimbulkan kesadaran diri untuk mengubah kebiasaan dari

berperilaku tidak sehat menjadi berperilaku hidup sehat Sumber informasi

yang di dapat akan memberikan pengetahuan dan membentuk suatu perilaku

seseorang misalnya, iklan TV rokok yang berdampak pada kesehatan. Tidak

melakukan penerapan PHBS dengan benar akan menimbulkan berbagai

macam penyakit pada keluarga dan lingkungan seperti demam berdarah,

serangan jantung diakibatkan rokok dan keadaan lingkungan yang rusak

karena banyaknya sampah dan air yang kotor. Jika dilakukan penerapan

PHBS seperti mencuci tangan, tidak merokok dirumah, menggunakan air

bersih dan menimbun sampah dengan benar ditatanan keluarga maupun

masyarakat akan menciptakan lingkungan yang bersih dan masyarakat yang

sehat Sumber informasi adalah adanya informasi baru mengenai sesuatu hal
67

dalam menyampaikan atau memberikan landasan kognitif baru bagi

terbentuknya pengetahuan terhadap hal tersebut (Basta, 2014).

Hasil dari penelitian Rahman (2014) mengatakan Minimnya sumber

informasi yang diperoleh responden dapat menimbulkan kurangnya informasi

orang lain dalam melakukan personal hygiene seseorang. Pemberian informasi

yang lebih awal dan dari berbagai sumber yang terpercaya dapat

mempengaruhi pengetahuan seseorang. Sehingga petugas kesehatan sumber

yang lain mempunyai peran penting sebagai sumber informasi sehingga

memberikan informasi yang sejelas-jelasnya mengenai suatu pengetahuan.

Semakin banyaknya sumber informasi maka semakin baik informasi yang

didapat oleh seseorang didukung juga media yang digunakan yang juga dapat

mempengaruhi seseorang dalam bersikap.

5. Hubungan jenis kelamin dengan pengetahuan remaja tentang perilaku

hidup bersih dan sehat (PHBS) di SMP N 02 Kota Bengkulu tah un 2022

Berdasarkan hasi analisis tabulasi silang antara jenis kelamin dengan

pengetahuan remaja tentang perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) di SMP

N 02 Kota Bengkulu ternyata dari 42 responden dalam kategori laki – laki

terdapat 19 orang responden (19,3%) berpengtetahuan kurang, 18 orang

responden (18,3%) memiliki pengetahuan yang cukup, dan 5 orang responden

(5,10%) memiliki pengetahuan yang baik. Dari 56 orang responden dalam

kategori perempuan terdapat 12 orang responden (12,2%) berpengetahuan


68

yang kurang, 16 orang responden (16,3%) memiliki pengetahuan yang cukup,

dan 28 orang responden (28,5%) berpengetahuan Baik.

jenis kelamin merupakan salah satu bagian dari karakteristik.Penerapan

perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) antara jenis kelamin laki-laki maupun

perempuan mempunyai hak yang sama karena kesehatan diperlukan tidak

hanya perempuan atau laki-laki saja.Hasil penelitian menunjukan ada

hubungan jenis kelamin dengan pengetahuan tentang PHBS.hal ini sejalan

dengan Teori Green bahwa faktor demografi (jenis kelamin) mempengaruhi

perilaku kesehatan.

Berdasarkan uji pearson chi-square diperoleh nilai X2 = 16.056a

dengan P value = 0.00 <alfa(0.05) jadi signifikan, sehingga Ho di tolak dan

Ha di terima, yang bearti secara statistik ada hubungan yang bermakna antara

jenis kelamin dengan pengetahuan remaja tentang perilaku hidup bersih dan

sehat (PHBS) di SMP N 02 kota Bengkulu.

Keeratan hubungan jenis kelamin dengan pengetahuan remaja tentang

perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) di SMP N 02 kota Bengkulu tahun

2022 di lihan dari hasil uji contingency coefficient di dapat nilai C = 534

dengan p value = 0.00 <alfa(0.05) yang bearti signifikan .

Penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian Sari,Widjanarko,Kusuma

wati(2016), Nurmalita (2016) bahwa laki-laki dan perempuan mempunyai

andil yang sama dalam upaya meningkatkan kesehatannya dapat diterapkan

dalam kehidupan sehari-hari melalui berperilaku hidup bersih dan sehat.Salah


69

satu indicator dalam PHBS yaitu membuang sampah.apabila sudah

membuang sampah dengan baik maka PHBS dari sekolah tersebut sudah baik

juga.

6. Hubungan pengalaman menerima pendidikan kesehatan dengan

pengetahuan remaja tentang perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) di

SMP N 02 Kota Bengkulu tahun 2022

Berdasarkan hasil analisis tabulasi silang antara pengalaman menerima

pendidikan kesehatan dengan pengetahuan remaja tentang perilaku hidup

bersih dan sehat (PHBS) di SMP N 02 kota bengkulu tahun 2022 ternyata dari

44 responden yang termasuk ke dalam kategori tidak pernah menerima

pendidikan kesehatan terdapat 27 orang respionden (27,5%) memiliki

pengetahuan yang kurang, 12 orang responden (12.3%) memiliki pengetahuan

yang cukup dan 5 orang responden ( 5,1%) memiliki pengetahuan yang baik,

dari 54 orang responden yang termasuk kedalam kategori pernah menerima

pendidikan kesehatan 4 orang responden ( 4,1%) memiliki pengetahuan yang

kurang, 22 orang respinden (22,4%) memiliki pengetahuan yang cukup, dan

28 orang responden( 28,5%) memiliki pengetahuan yang baik.

Pengalaman merupakan sumber pengetahuan sebagai cara untuk

mendapatkan kebenaran dengan mengulang kembali pengetahuan yang

diperoleh dimasa lalu untuk memecahkan masalah.pengalaman merupakan

suatu kejadian yang dialami seseorang pada masa lalu.(Darsini,2019).


70

Berdasarkan Berdasarkan uji pearson chi-square diperoleh nilai X2 =

35.384a dengan P value = 0.00 <alfa(0.05) jadi signifikan, sehingga Ho di

tolak dan Ha di terima, yang bearti secara statistik ada hubungan yang

bermakna antara pengalaman menerima pendidikan kesehatan dengan

pengetahuan remaja tentang perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) di SMP

N 02 kota Bengkulu.

Keeratan hubungan pengalaman menerima pendidikan kesehtan

dengan pengetahuan remaja tentang perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS)

di SMP N 02 kota Bengkulu tahun 2022 di lihat dari hasil uji contingency

coefficient di dapat nilai C = 514 dengan p value = 0.00 <alfa(0.05) yang

bearti signifikan .

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh

Nadia Primivita Dirgahayu (2015) yang menyatakan bahwa ada hubungan

antara tingkat pengalaman seseorang dengan pengetahuan tentang perilaku

hidup bersih dan sehat karena semakin berpengalaman seseorang

mendapatkan penkes tentang PHBS maka semakin menumbuhkan rasa sadar

terhadap diri bahwa pentingnya PHBS ini.

7. Hubungan sumber informasi dengan pengetahuan remaja tentang

perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) di SMP N 02 Kota Bengkulu

tahun 2022

Berdasarkan hasil analisis tabulasi silang antara sumber informasi dengan

pengetahuan remaja tentang perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) di SMP
71

N 02 Kota Bengkulu ternyata dari 46 responden yang termasuk kedalam

kategori belum pernah menerima sumber informasi, terdpat 27 orang

responden(27,5%) memiliki pengetahuan yang kurang, 16 orang responden

(16,3%) memiliki pengetahuan yang cukup, dan 3 orang responden (3,1%)

memiliki pengetahuan yang baik, dari 52 orang responden terdapat 4 orang

responden (4,1%) memiliki pegetahuan yang kurang, 18 orang responden

( 18,3%) memiliki pengetahuan yang cukup dan 30 orang responden ( 30,6%)

memiliki pengetahuan yang baik.

Sumber informasi bisa mempengaruhi seseorang dalam menerapkan PHBS

Informasi yang diberikan akan membuat seseorang mampu membuat

keputusan dan menimbulkan kesadaran diri untuk mengubah kebiasaan dari

berperilaku tidak sehat menjadi berperilaku hidup sehat Sumber informasi

yang di dapat akan memberikan pengetahuan dan membentuk suatu perilaku

seseorang misalnya, iklan TV rokok yang berdampak pada kesehatan. Tidak

melakukan penerapan PHBS dengan benar akan menimbulkan berbagai

macam penyakit pada keluarga dan lingkungan seperti demam berdarah,

serangan jantung diakibatkan rokok dan keadaan lingkungan yang rusak

karena banyaknya sampah dan air yang kotor. Jika dilakukan penerapan

PHBS seperti mencuci tangan, tidak merokok dirumah, menggunakan air

bersih dan menimbun sampah dengan benar ditatanan keluarga maupun

masyarakat akan menciptakan lingkungan yang bersih dan masyarakat yang


72

sehat Sumber informasi adalah adanya informasi baru mengenai sesuatu hal

dalam menyampaikan atau memberikan landasan kognitif baru bagi

terbentuknya pengetahuan terhadap hal tersebut (Basta, 2014).

Berdasarkan Berdasarkan uji pearson chi-square diperoleh nilai X2 =

39.052a dengan P value = 0.00 <alfa(0.05) jadi signifikan, sehingga Ho di

tolak dan Ha di terima, yang bearti secara statistik ada hubungan yang

bermakna antara sumber informasi dengan pengetahuan remaja tentang

perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) di SMP N 02 kota Bengkulu.

Keeratan hubungan sumber informasi dengan pengetahuan remaja tentang

perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) di SMP N 02 kota Bengkulu tahun

2022 di lihat dari hasil uji contingency coefficient di dapat nilai C = 534

dengan p value = 0.00 <alfa(0.05) yang bearti signifikan .

Hasil dari penelitian Rahman (2014) mengatakan Minimnya sumber

informasi yang diperoleh responden dapat menimbulkan kurangnya informasi

orang lain dalam melakukan personal hygiene seseorang. Pemberian informasi

yang lebih awal dan dari berbagai sumber yang terpercaya dapat

mempengaruhi pengetahuan seseorang. Sehingga petugas kesehatan sumber

yang lain mempunyai peran penting sebagai sumber informasi sehingga

memberikan informasi yang sejelas-jelasnya mengenai suatu pengetahuan.

Semakin banyaknya sumber informasi maka semakin baik informasi yang


73

didapat oleh seseorang didukung juga media yang digunakan yang juga dapat

mempengaruhi seseorang dalam bersikap.


BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penenelitian tentang hubungan pengetahuan, jenis

kelamin, pengalaman menerima pendidikan kesehatan, dan sumber

informasi remaja tentang perilaku hidup bersih dan sehat(PHBS) di smp n

02 kota Bengkulu tahun 2022 dapat disimpulkan bahwa.

1. Lebih dari sebagian responden memilki pengetahuan yang cukup baik

tentang perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) di SMP N 02 kota

bengkulu tahun 2022.

2. Hampir sebagian responden berjenis kelamin perempuan pada remaja di

SMP N 02 kota bengkulu tahun 2022.

3. Hampir dari sebagian responden sudah ada pengalaman menerima

pendidikan kesehatan pada remaja di SMP N 02 kota bengkulu tahun

2022.

4. Hampir dari sebagian responden sudah pernah menerima sumber informasi

tentang perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) di SMP N 02 kota

bengkulu tahun 2022.

5. Terdapat hubungan yang signifikan antara jenis kelamin dengan

pengetahuan remaja tentang tentang perilaku hidup bersih dan sehat

(PHBS) di SMP N 02 kota bengkulu tahun 2022.

74
75

6. Terdapat hubungan yang signifikan antara pengalaman menerima

pendidikan kesehatan dengan pengetahuan remaja tentang tentang perilaku

hidup bersih dan sehat (PHBS) di SMP N 02 kota bengkulu tahun 2022.

7. Terdapat hubungan yang signifikan antara sumber informasi dengan

pengetahuan remaja tentang tentang perilaku hidup bersih dan sehat

(PHBS) di SMP N 02 kota bengkulu tahun 2022.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian pembahasan dan kesimpulan maka dapat

disarankan sebagai berikut :

1. Teoritis

Sebagai bahan untuk menambah pengetahuan bagi semua pembaca tentang

faktor – faktor yang berhubungan dengan pengetahuan remaja tentang

perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) Di SMP N 02 kota Bengkulu tahun

2022.

2. Praktis

a. Bagi remaja SMP N 02 kota Bengkulu

setelah dilakukan penelitian ini diharapkan siswa – siswi dapat

menerima informasi untuk menambah pengetahuan tentang faktor – faktor

yang berhubungan dengan pengetahuan remaja tentang perilaku hidup

bersih dan sehat (PHBS) di SMP N 02 kota Bengkulu tahun 2022.


76

b. Bagi Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Dehasen

Diharapkan hasil penelitian ini menjadi bahan referensi dan menambah

bahan bacaan di perpustakaan fakultas ilmu kesehatan universitas dehasen

Bengkulu tentang faktor – faktor yang berhubungan dengan pengetahuan

remaja tentang perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) di SMP N 02 kota

Bengkulu tahun 2022.

c. Untuk Peneliti Selanjutnya

Diharpakan hasil penelitian ini menjadi bahan referensi dan acuan

untuk melakukan penelitian lanjutan tentang faktor – faktor yang

berhubungan dengan pengetahuan remaja tentang perilaku hidup bersih dan

sehat (PHBS) di SMP N 02 kota Bengkulu tahun 2022.


77

DAFTAR PUSTAKA

Atikah Proverawati, Erna Rahmawati, 2012 Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat
(PHBS) Nuhu Medika Yogyakarta.
Arikunto(2007),Dasar-dasar Evaluasi pendidikan.Jakarta:Bumi aksara
Astuti & Suryani (2018).Faktor-Faktor yang Berhubunggan dengan Perilaku Hidup
Bersih dan Sehar(PHBS) sebagai Upaya pencegahan Demam Typhoid Pada
siswa Sekolah Dasar
Baker,H,&Lopez,H (2010).Early Childhood Stimulation Interventions in Developing
Countries:A Comprehensive Literature Review
Carolina putria (2016),Hubunggan Tingkat Pengetahuan Dan Sumber Informasi
Dengan Penerapan Perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) Pada Keluarga
Diwilayah Kerja PUSTU Pahandut seberang kota palangka raya.Palangka
Raya: STIKES Eka harap Palangka Raya.Vol,12 No.3,November 2016,e-ISSN
2302-3708
Depkes RI. 2011. Rumah Tangga Sehat dengan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat.
Pusat Promosi Kesehatan. Jakarta.
Depkes RI(2007).Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat.Jakarta:Rineka cipta
Darsini,(2019),Jurnal keperawatan.LPPM dian husada Mojokerto
Erfandi (2009),Pengetahuan Dan Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan
reen 2005, Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat Pada Masyarakat dikelurahan Rangkah
Kota Surabaya .Surabaya:Universitas Airlangga
Glanz, K ,Rimer, B ,& Viswanath, K ,(2008) ,Health Behavior and Health Education:
Theory ,Research,and Practice 4th edition.San fra united states of America
Jossey-Bass.
Hasni Hidayatul,2012 .Hubungan pengetahuan dan tingkat pendidikan kepala
keluarga terhadap perilaku hidup bersih dan sehat. Jurnal Kesehatan Dan
Pengelolaan Lingkungan,Vol 2 No (1) Januari 2021.Hal.88-93.ISSN:2722-
22922.
Kemenkes RI,2021.Gerakan Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat Dalam Data Riset
Kesehatan Dasar
Kemenkes RI,2018.Pedoman Pembinaan Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat(PHBS)
.Jakarta:kementrian kesehatan RI.ISBN:978-602-9364-45-3
78

Kementerian Sosial RI(2013) ,Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat (PHBS) Penguatan
Kapabilitas Anak Dan Keluarga.http://pppl.depkes.go.id/_download/microsoft
Lucie (2005),Teknik Penyuluhan dan Pemberdayaan Masyarakat .Bogor:Ghalia
Indonesia
Lickona ,T, (2012) Educating for Character :mendidik untuk membentuk karakter,
Ahli bahasa:Juma Abdu Wamaungo ,Jakarta:PT,Bumi Aksara
Maryunani, A. (2013). Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS). Jakarta: Trans Info
Media “TIM”.
Malika D,(2011),Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi PHBS Siswa/I SD N 37
Pekanbaru.Pekanbaru:STIKES Payung Negeri Pekanbaru
Mubarak,I,(2007),Wahit.Promosi Kesehatan Untuk Kebidanan,Jakarta:PT,Salemba
Medika.
Notoadjmojo.(2010).Perilaku Kesehatan.Rineka cipta
Notoadmojo,Soekidjo(2012).Promosi Kesehatan Dan Perilaku Kesehatan.Jakarta
:Rineka Cipta
Notoadmodjo S. (2007)Promosi Ksesehatan Teori dan Aplikasi. Jakarta: Rineka
Cipta.
Notoadmojo.(2017) Perilaku kesehatan.Jakarta:Rineka cipta
Purnamasari,I,& Raharyani A,(2020),Jurnal Ilmiah Kesehatan
Primivita Dirgahayu,N. (2015) Hubungan antara tingkat pengetahuan dengan
perilaku hidup bersih dan sehat siswa madrasah ibtidaiyah muhammadiyah
gonilan kartasuara sukaharjo (Doctoral dissertation,Universitas
Muhammadiyah Surakarta)
Rahmawati dan Proverawati (2012),Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
(PHBS).Yogyakarta:Nuha medika
Rahman (2014) Faktor-faktor yang berhubungan dengan perilaku personal hygiene
pada saat menstruasi Di SMP Muhammadiyah 5 Yogyakarta.
Rohmah (2012)Hubungan antara jenis kelammindengan PHBS pada tatanan rumah
tangga diwilayah desa menco kecamatan wedung demak
Sya’roni RS (2007),Ilmu Kesehatan Masyarakat ,Jakarta:Rineka Cipta
79

Simbolon,P,& Simorangkir L (2018) Pengaruh Pelaksanaan UKS Terhadap PHBS


Siswa Sekolah Dasar Negeri Sekecamatan Alian.Vol 1,No 2.2017 (2580-
2194),28 (2005-2016)
Wardani,R,A(2011),Pengaruh Metode Demonstrasi Terhadap Prestasi Belajar Mata
Kuliah ASKEB II Persalinann (standart asuhan persalinan normal)Ditinjau
dari motivasi belajar pada mahasiswa prodi kebidanan STIKES Dian Husada
Mojokerto.
80

SURAT PENGANTAR RESPONDEN


Kepada Yth.
Calon Responden
Di-
Tempat
Dengan Hormat,
Saya yang bertanda tangan dibawah ini:
Nama :ELENA JUNITA SAPUTRI
Npm :18230009
Adalah mahasiswa Keperawatan Universitas Dehasen Bengkulu yang sedang
melaksanakan penelitian dengan judul:Faktor-Faktor yang berhubungan dengan
pengetahuan remaja tentang perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) DiSMP N
02 Kota Bengkulu Tahun 2022.
Pada penelitian ini tindakan merupakan keuntungan bagi
responden,sehubungan dengan hal diatas,saya mohon pada saudara untuk bersedia
menjadi responden dalam penelitian tersebut.Kerahasiaan atas informasi yang
diberikan akan dijaga dan hanya digunakan untuk penelitian yang tidak akan
menimbulkan akibat bagi responden. Apabila saudara menyetujui,maka saya mohon
kesediaannya untuk menandatangani lembar persetujuan dan mengisi kuesioner yang
akan saya bagikan.Atas perhatian,kerjasama dan kesediaannya menjadi responden
saya ucapkan terimakasih.

Bengkulu, Agustus 2022


Hormat Saya

ELENA JUNITA SAPUTRI


81

LEMBAR PERSETUJUAN SEBAGAI RESPONDEN

Yang bertanda tangan dibawah ini :


Nama (inisial) :
Umur :
Jenis Kelamin :
Alamat :

Setelah mendapat keterangan secukupnya serta mengetahui manfaat dan

resiko dari penilitian yang berjudul “Faktor – Faktor Yang Berhubungan Dengan

Pengetahuan Remaja Tentang Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) DI

SMP N 02 KOTA BENGKULU “ Menyatakan bersedia atau tidak bersedia ikut

terlibat sebagai responden.

Saya percaya data yang dihasilkan akan dijaga kerahasiannya.

Bengkulu, Juli 2022

Responden
82

KUISIONER FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN


PENGETAHUAN REMAJA TENTANG PHBS DI SEKOLAH
SMP N 02 KOTA BENGKULU TAHUN 2022

Nama :
Usia :
Jenis Kelamin :
Kelas :
Jawablah pertanyaan dibawah ini dengan jujur.
KUISIONER PENGALAMAN MENERIMA PENDIDIKAN KESESEHATAN:
1. Apakah anda pernah mengikuti kegiatan pendidikan kesehatan tentang PHBS
di sekolah ataupun diluar sekolah ?
a. Ya, pernah
b. Tidak pernah
KUISIONER RIWAYAT TERPAPAR MEDIA INFORMASI :
1. Apakah anda pernah membaca buku, leaflet, melihat di youtube, atau media
sosial lainnya mengenai informasi tentang PHBS ?
a. Ya, pernah
b. Tidak pernah

KUISIONER PENGETAHUAN TENTANG PHBS:


NO PERNYATAAN JAWABAN

BENAR SALAH

A. Mencuci Tangan dengan Air Bersih yang Mengalir dan

Memakai Sabun

1 Kita harus mencuci tangan dengan sabun agar bersih


83

2 Mencuci tangan dengan sabun dapat membuakita mudah

terkena kuman dan penyakit

3 Mencuci tangan harus dengan menggunakan air bersih


yang mengalir
4 Terdapat 11 teknik cara mencuci tangan yang baik dan
benar
5 Mencuci tangan pada saat setelah Buang Air dapat
menyebabkaan terkena kuman dan penyakit
B. Mengkonsumsi Jajanan di Kantin Sekolah

6 Sekolah memiliki kantin

7 Kantin sekolah menyediakan makanan tanpa pengawet dan


selalu tertutup sehingga tidak dihinggapi lalat
8 Jajanan yang sehat adalah jajanan yang Bersih, bergizi,
Memakai bahan pewarna alami, Dan terhindar dari
gangguan serangga serta tikus
9 Makanan yang dihinggapi lalat masih bisa dikonsumsi

10 Makanan yang sehat adalah makanan yang menggunakan


bahan pengawet
C. Menggunakan Jamban yang Bersih dan Sehat

11 Sekolah memiliki jamban

12 Jamban yang sehat adalah jamban yang terpelihara (bersih


dan tidak berbau)
13 Jamban yang kotor dan bau dapat menyebabkan penyakit

14 Memelihara kebersihan jamban dapat mengundang


84

serangga dan tikus


15 Semua siswa menggunakan jamban untuk BAB di sekolah

D Memberantas Jentik Nyamuk

16 Air yang tergenang dapat menimbulkan jentik Nyamuk

17 Jentik nyamuk tidak dapat menyebabkan penyakit Demam


Berdarah (DBD)
18 Ada kegiatan setiap minggu untuk membersihkan sekolah

19 Air yang di dalam bak harus diganti setiap hari agar tidak
menimbulkan jentik nyamuk
20 Melakukan pemberantasan nyamuk dalam bentuk 3M

E Membuang Sampah pada Tempatnya

21 Semua kelas memiliki tempat penampungan sampah


sementara
22 Membersihkan lingkungan yang kotor akan membuat
lingkungan menjadi bersih dan sehat
23 Menimbun sampah dalam jangka waktu yang lama akan
menimbulkan penyakit
24 Semua siswa dan guru selalu buang sampah pada tempat
yang sudah ditentukan sesuai dengan jenisnya
25 Membuang sampah ke saluran air (seperti: selokan, sungai,
dll) dapat menimbulkan banjir

Sumber : Sembiring, 2021.


85

HASIL OLAH DATA


A.Analisis Univariat

Pengalaman
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid tidak pernah 44 44.9 44.9 44.9
ya, pernah 54 55.1 55.1 100.0
Total 98 100.0 100.0

Jenis kelamin
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid laki - laki 42 42.9 42.9 42.9
perempuan 56 57.1 57.1 100.0
Total 98 100.0 100.0

Sumber informasi
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid Tidak 46 46.9 46.9 46.9
Ya 52 53.1 53.1 100.0
Total 98 100.0 100.0

pengetahuan

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid kurang 31 31.6 31.6 31.6

cukup 34 34.7 34.7 66.3

Baik 33 33.7 33.7 100.0

Total 98 100.0 100.0


86

B.Analisis Bivariat
1.Jenis Kelamin

Crosstab

pengetahuan

kurang cukup baik Total

Jenis kelamin laki - laki Count 19 18 5 42

% within Jenis kelamin 19,3% 18,3% 5,10% 42,8%

perempuan Count 12 16 28 56

% within Jenis kelamin 12,2% 16,3% 28,5% 57,1%


Total Count 31 34 33 98

% within Jenis kelamin 31.6% 34.7% 33.7% 100.0%

Chi-Square Tests

Asymp. Sig. (2-


Value df sided)
a
Pearson Chi-Square 16.056 2 .000
Likelihood Ratio 17.381 2 .000
Linear-by-Linear Association 13.949 1 .000
N of Valid Cases 98

a. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is
13,29.

Symmetric Measures

Value Approx. Sig.

Nominal by Nominal Contingency Coefficient .375 .000


N of Valid Cases 98
87

2.Pengalaman

Crosstab

pengetahuan

Kurang cukup baik Total

Pengalaman tidak pernah Count 27 12 5 44

% within pengalaman 27,5% 12,3% 5,1% 44,8%

ya, pernah Count 4 22 28 54

% within pengalaman 4,1% 22,4% 28,5% 55,1%

Total Count 31 34 33 98

% within pengalaman 31.6% 34.7% 33.7% 100.0%

Chi-Square Tests

Asymp. Sig. (2-


Value df sided)
a
Pearson Chi-Square 35.384 2 .000
Likelihood Ratio 38.772 2 .000
Linear-by-Linear Association 32.798 1 .000
N of Valid Cases 98

a. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is
13,92.

Symmetric Measures

Value Approx. Sig.

Nominal by Nominal Contingency Coefficient .515 .000


N of Valid Cases 98
88

3.Sumber Informasi

Crosstab

pengetahuan

kurang cukup baik Total

Sumber informasi tidak Count 27 16 3 46

% within Sumber
27,5% 16,3% 3,1% 46,9%
informasi

ya Count 4 18 30 52

% within Sumber
4,1% 18,3% 30,6% 53,0%
informasi
Total Count 31 34 33 98

% within Sumber
31.6% 34.7% 33.7% 100.0%
informasi

Chi-Square Tests

Asymp. Sig. (2-


Value Df sided)
a
Pearson Chi-Square 39.052 2 .000
Likelihood Ratio 44.525 2 .000
Linear-by-Linear Association 38.644 1 .000
N of Valid Cases 98

a. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is
14,55.

Symmetric Measures

Value Approx. Sig.

Nominal by Nominal Contingency Coefficient .534 .000


N of Valid Cases 98
75

MASTER TABEL

PENGALAMAN SUMBER INFORMASI PENGETAHUAN KATEGORI KODE


JENIS KELAMIN
KODE KATEGORI KODE KATEGORI KODE Kurang ≤ 55% 0
NO RESPONDEN
laki - laki 0 tidak pernah 0 ya 1 P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 P9 P10 P11 p12 p13 p14 p15 p16 p17 p18 p19 p20 p21 p22 P23 P24 P25 jumlah skor nilaiCukup 56 - 74% 1
Perempuan 1 ya, pernah 1 Tidak 0 Baik ≥ 75% 2
1 Perempuan 1 ya, pernah 1 ya 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 20 83 Baik 2
2 laki - laki 0 tidak pernah 0 ya 1 1 0 1 0 0 1 1 1 0 0 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 17 68 Cukup 1
3 Perempuan 1 tidak pernah 0 Tidak 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 17 68 Cukup 1
4 Perempuan 1 ya, pernah 1 Tidak 0 1 0 1 0 0 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 0 15 60 Cukup 1
5 Perempuan 1 tidak pernah 0 ya 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 0 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 17 68 Cukup 1
6 laki - laki 0 ya, pernah 1 ya 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 20 83 Baik 2
7 Perempuan 1 tidak pernah 0 Tidak 0 1 0 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 18 72 Cukup 1
8 Perempuan 0 tidak pernah 0 Tidak 0 1 0 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 19 76 Baik 2
9 Perempuan 1 ya, pernah 1 Tidak 0 1 0 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 19 76 Baik 2
10 Perempuan 1 tidak pernah 0 ya 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 0 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 17 68 Cukup 1
11 laki - laki 0 tidak pernah 0 ya 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 1 17 68 Cukup 1
12 Perempuan 1 ya, pernah 1 Tidak 0 1 0 1 1 0 1 1 0 0 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 0 0 1 15 60 Cukup 1
13 Perempuan 1 ya, pernah 1 Tidak 0 1 0 0 0 0 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 0 0 1 1 1 1 0 0 0 0 12 48 Kurang 0
14 Perempuan 1 ya, pernah 1 Tidak 0 1 0 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 0 0 0 0 14 56 Cukup 1
15 laki - laki 0 ya, pernah 1 Tidak 0 1 0 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 12 48 Kurang 0
16 laki - laki 0 tidak pernah 0 Tidak 0 1 0 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 0 0 1 1 1 1 0 0 0 1 15 60 Cukup 1
17 Perempuan 1 tidak pernah 0 Tidak 0 1 0 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 0 0 0 0 0 13 52 Kurang 0
18 laki - laki 0 tidak pernah 0 Tidak 0 1 0 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 16 64 Cukup 1
19 laki - laki 0 tidak pernah 0 Tidak 0 1 0 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 19 76 Baik 2
20 laki - laki 0 tidak pernah 0 Tidak 0 1 0 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 0 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 17 68 Cukup 1
21 laki - laki 0 tidak pernah 0 Tidak 0 1 0 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 17 68 Cukup 1
22 Perempuan 1 ya, pernah 1 ya 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 20 83 Baik 2
23 Perempuan 1 ya, pernah 1 ya 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 19 76 Baik 2
24 Perempuan 1 ya, pernah 1 ya 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 0 0 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 18 72 Cukup 1
25 Perempuan 1 ya, pernah 1 ya 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 0 1 0 0 1 1 1 1 0 15 60 Cukup 1
26 laki - laki 0 tidak pernah 0 Tidak 0 1 0 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 0 0 0 1 1 1 1 0 1 16 64 Cukup 1
27 laki - laki 0 tidak pernah 0 Tidak 0 1 0 1 1 0 1 0 0 0 0 1 1 0 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 0 14 56 Cukup 1
28 laki - laki 0 tidak pernah 0 Tidak 0 1 0 1 1 0 1 0 0 0 0 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 15 60 Cukup 1
29 laki - laki 0 ya, pernah 1 Tidak 0 1 0 1 1 0 0 1 0 0 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 15 60 Cukup 1
30 laki - laki 0 tidak pernah 0 Tidak 0 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 0 0 0 1 1 1 0 0 0 0 1 1 1 1 1 15 60 Cukup 1
31 Perempuan 1 tidak pernah 0 Tidak 0 1 0 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 19 76 Baik 2
32 Perempuan 1 ya, pernah 1 Tidak 0 1 0 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 20 83 Baik 2
33 Perempuan 1 tidak pernah 0 ya 1 1 1 0 1 0 0 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 0 16 64 Cukup 1
34 Perempuan 1 ya, pernah 1 ya 1 1 1 0 1 0 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 1 1 0 16 64 Cukup 1
35 Perempuan 1 ya, pernah 1 ya 1 1 1 0 1 0 0 1 1 0 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 18 72 Cukup 1
36 Perempuan 1 ya, pernah 1 ya 1 1 1 0 1 0 0 0 1 0 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 16 64 Cukup 1
37 laki - laki 0 ya, pernah 1 ya 1 1 1 0 1 0 0 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 18 72 Cukup 1
38 Perempuan 1 ya, pernah 1 ya 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 19 76 Baik 2
39 Perempuan 1 ya, pernah 1 ya 1 1 0 1 0 0 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 18 72 Cukup 1
40 laki - laki 0 ya, pernah 1 ya 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 20 83 Baik 2
41 Perempuan 1 ya, pernah 1 Tidak 0 1 0 1 0 0 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 18 72 Cukup 1
42 laki - laki 0 tidak pernah 0 Tidak 0 1 0 1 1 0 0 1 1 0 0 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 16 64 Cukup 1
43 laki - laki 0 ya, pernah 1 ya 1 1 0 1 0 0 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 17 68 Cukup 1
44 Perempuan 1 ya, pernah 1 ya 1 1 0 1 0 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 19 76 Baik 2
45 Perempuan 1 ya, pernah 1 ya 1 1 0 1 0 0 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 19 76 Baik 2
46 Perempuan 1 ya, pernah 1 ya 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 0 0 0 15 60 Cukup 1
47 Perempuan 1 tidak pernah 0 Tidak 0 1 0 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 19 76 Baik 2
48 laki - laki 0 ya, pernah 1 ya 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 19 76 Baik 2
49 laki - laki 0 ya, pernah 1 ya 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 0 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 18 72 Cukup 1
50 laki - laki 0 ya, pernah 1 Tidak 0 1 0 1 1 0 0 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 18 72 Cukup 1
51 Perempuan 1 tidak pernah 0 Tidak 0 1 0 1 0 0 0 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 0 0 14 56 Cukup 1
52 Perempuan 1 ya, pernah 1 ya 1 1 0 1 0 0 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 19 76 Baik 2
53 Perempuan 1 tidak pernah 0 ya 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 19 76 Baik 2
54 laki - laki 0 ya, pernah 1 ya 1 1 0 1 0 0 1 0 1 0 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 17 68 Cukup 1
55 laki - laki 0 ya, pernah 1 ya 1 1 0 1 0 0 1 0 1 0 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 17 68 Cukup 1
56 laki - laki 0 ya, pernah 1 ya 1 1 0 1 0 0 1 0 1 0 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 17 68 Cukup 1
57 Perempuan 1 ya, pernah 1 ya 1 1 0 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 18 72 Cukup 1
58 laki - laki 0 ya, pernah 1 ya 1 1 0 1 0 0 1 1 1 0 0 1 1 0 0 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 15 60 Cukup 1
59 Perempuan 1 tidak pernah 0 Tidak 0 1 0 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 19 76 Baik 2
60 Perempuan 1 ya, pernah 1 ya 1 1 0 1 1 0 1 0 1 0 0 1 1 1 0 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 16 64 Cukup 1
61 Perempuan 1 ya, pernah 1 Tidak 0 1 0 1 1 0 1 0 1 0 0 1 1 1 0 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 16 64 Cukup 1
62 Perempuan 1 ya, pernah 1 Tidak 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 19 76 Baik 2
63 laki - laki 0 tidak pernah 0 Tidak 0 0 0 0 1 1 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 1 0 7 28 Kurang 0
64 laki - laki 0 tidak pernah 0 Tidak 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 5 20 Kurang 0
65 laki - laki 0 tidak pernah 0 Tidak 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 1 0 6 24 Kurang 0
66 Perempuan 1 ya, pernah 1 Tidak 0 0 0 1 1 0 0 1 0 0 0 1 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 8 32 Kurang 0
67 laki - laki 0 tidak pernah 0 Tidak 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 5 20 Kurang 0
68 laki - laki 0 ya, pernah 1 ya 1 1 0 0 1 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 5 20 Kurang 0
69 laki - laki 0 tidak pernah 0 Tidak 0 0 0 0 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 19 76 Baik 2
70 laki - laki 0 tidak pernah 0 Tidak 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 5 20 Kurang 0
71 laki - laki 0 tidak pernah 0 Tidak 0 0 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1 0 0 16 64 Cukup 1
72 laki - laki 0 tidak pernah 0 Tidak 0 1 1 0 0 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 19 76 Baik 2
73 laki - laki 0 tidak pernah 0 Tidak 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 5 20 Kurang 0
74 laki - laki 0 tidak pernah 0 Tidak 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 1 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 9 36 Kurang 0
75 Perempuan 1 tidak pernah 0 Tidak 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 1 1 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 6 24 Kurang 0
76 laki - laki 0 tidak pernah 0 Tidak 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0 7 28 Kurang 0
77 laki - laki 0 tidak pernah 0 Tidak 0 0 0 0 0 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 10 40 Kurang 0
78 laki - laki 0 tidak pernah 0 Tidak 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0 7 28 Kurang 0
79 laki - laki 0 tidak pernah 0 Tidak 0 0 1 1 0 0 1 0 0 0 0 1 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 7 28 Kurang 0
80 laki - laki 0 tidak pernah 0 Tidak 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 1 0 6 24 Kurang 0
81 laki - laki 0 tidak pernah 0 Tidak 0 0 0 0 0 0 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 1 1 0 0 7 28 Kurang 0
82 laki - laki 0 tidak pernah 0 Tidak 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0 1 0 7 28 Kurang 0
83 Perempuan 1 tidak pernah 0 Tidak 0 1 0 1 0 0 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 0 0 1 1 1 0 0 0 14 56 Cukup 1
84 laki - laki 0 tidak pernah 0 Tidak 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 5 20 Kurang 0
85 Perempuan 1 tidak pernah 0 Tidak 0 0 0 0 0 1 0 1 1 0 1 1 0 0 0 0 1 1 0 0 0 1 0 0 0 0 8 32 Kurang 0
86 Perempuan 1 tidak pernah 0 Tidak 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 6 24 Kurang 0
87 Perempuan 1 tidak pernah 0 Tidak 0 1 1 0 1 0 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 0 0 0 11 44 Kurang 0
88 Perempuan 1 tidak pernah 0 Tidak 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 1 1 0 0 0 0 6 24 Kurang 0
89 Perempuan 1 tidak pernah 0 Tidak 0 0 1 1 0 1 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 7 28 Kurang 0
90 Perempuan 1 tidak pernah 0 Tidak 0 0 1 1 0 0 1 0 1 0 0 1 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 8 32 Kurang 0
91 laki - laki 0 tidak pernah 0 Tidak 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 0 1 1 0 11 44 Kurang 0
92 Perempuan 1 ya, pernah 1 Tidak 0 0 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 16 64 Cukup 1
93 laki - laki 0 ya, pernah 1 ya 1 0 1 0 0 0 1 1 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 6 24 Kurang 0
94 Perempuan 1 tidak pernah 0 Tidak 0 0 0 1 0 0 1 1 0 1 0 1 1 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1 9 36 Kurang 0
95 laki - laki 0 ya, pernah 1 ya 1 1 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 5 20 Kurang 0
96 Perempuan 1 tidak pernah 0 ya 1 1 0 1 0 0 1 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 6 24 Kurang 0
97 Perempuan 1 tidak pernah 0 Tidak 0 1 0 1 1 1 0 0 1 0 1 1 0 0 0 0 1 1 1 0 0 0 1 0 0 0 11 44 Kurang 0
98 Perempuan 1 ya, pernah 1 Tidak 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 0 0 0 1 1 0 0 1 15 60 Cukup 1
76
77
78
79
80
81
82
83
84
85
86
87
88

DOKUMENTASI
89

Anda mungkin juga menyukai