Anda di halaman 1dari 96

HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DAN STATUS EKONOMI

KELUARGA DENGAN PERILAKU PENCEGAHAN


KOMPLIKASI PENYAKIT DIABETES MELLITUS
DI RSUD R.A KARTINI JEPARA
TAHUN 2019

SKRIPSI
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk
Mencapai Gelar Sarjana Keperawatan (S-1)

Oleh :
Wahyu Mustikawati Rokhim
NIM : E520183629
Pembimbing :
1. Indanah, M.Kep., Ns., Sp.Kep.An
2. Heny Siswanti, M.Kep

JURUSANS-1 KEPERAWATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH KUDUS
TAHUN 2019

i
HALAMAN PERSETUJUAN

Proposal Skripsi dengan Judul “Hubungan Dukungan Dan Status


Ekonomi Keluarga DenganPerilaku Pencegahan Komplikasi Penyakit
Diabetes Mellitus Di RSUD R.A Kartini Jepara Tahun 2019”, telah mendapat
persetujuan oleh pembimbing untuk dipertahankandihadapan penguji
Proposal Skripsi pada,

Hari :
Tanggal :
Nama : Wahyu Mustikawati Rokhim
Nim : E520183629

Pembimbing I Pembimbing II

Indanah, M.Kep., Ns., Sp.Kep.An Heny Siswanti, M.Kep


NIDN : 022037501 NIDN : 0607017603

Mengetahui,
Universitas Muhammadiyah Kudus
Rektor

Rusnoto, SKM., M.Kes (Epid)


NIDN : 0621087401

ii
HALAMAN PENGESAHAN

Proposal Skripsi dengan Judul “Hubungan Dukungan Dan Status


Ekonomi Keluarga DenganPerilaku Pencegahan Komplikasi Penyakit
Diabetes Mellitus Di RSUD R.A Kartini Jepara Tahun 2019”, telah mendapat
pengesahan oleh penguji Proposal skripsi pada,

Hari :
Tanggal :
Nama : Wahyu Mustikawati Rokhim
Nim : E520183629

Penguji I Penguji II

Indanah, M.Kep., Ns., Sp.Kep.An Andy Sofyan, M.Kep


NIDN : 022037501 NIDN : 0604078801

Mengetahui,
Universitas Muhammadiyah Kudus
Rektor

Rusnoto, SKM., M.Kes (Epid)


NIDN : 0621087401

iii
HALAMAN PERSETUJUAN

Skripsi dengan Judul “Hubungan Dukungan Dan Status Ekonomi


Keluarga DenganPerilaku Pencegahan Komplikasi Penyakit Diabetes Mellitus
Di RSUD R.A Kartini Jepara Tahun 2019”, telah mendapat persetujuan oleh
pembimbing untuk dipertahankandihadapan penguji Skripsi pada,

Hari :
Tanggal :
Nama : Wahyu Mustikawati Rokhim
Nim : E520183629

Pembimbing I Pembimbing II

Indanah, M.Kep., Ns., Sp.Kep.An Heny Siswanti, M.Kep


NIDN : 022037501 NIDN : 0607017603

Mengetahui,
Universitas Muhammadiyah Kudus
Rektor

Rusnoto, SKM., M.Kes (Epid)


NIDN : 0621087401

iv
HALAMAN PENGESAHAN

Skripsi dengan Judul “Hubungan Dukungan Dan Status Ekonomi


Keluarga DenganPerilaku Pencegahan Komplikasi Penyakit Diabetes Mellitus
Di RSUD R.A Kartini Jepara Tahun 2019”, telah mendapat pengesahan oleh
penguji skripsi pada,

Hari :
Tanggal :
Nama : Wahyu Mustikawati Rokhim
Nim : E520183629

Penguji I Penguji II

Rusnoto, SKM., M.Kes (Epid) Heny Siswanti, M.Kep


NIDN : 0621087401 NIDN : 0607017603

Mengetahui,
Universitas Muhammadiyah Kudus
Rektor

Rusnoto, SKM., M.Kes (Epid)


NIDN : 0621087401

v
PERNYATAAN

Yang bertanda tangan dibawah ini :


Nama : Wahyu Mustikawati Rokhim
Nim : E520183629
Menyatakan bahwa skripsi dengan judul berjudul “Hubungan Dukungan
Dan Status Ekonomi Keluarga DenganPerilaku Pencegahan Komplikasi
Penyakit Diabetes Mellitus Di RSUD R.A Kartini Jepara Tahun 2019",
Merupakan :
1. Hasil karya yang dipersiapkan dan disusun sendiri
2. Belum pernah disampaikan untuk mendapatkan gelar Strata 1
Keperawatan Universitas Muhammadiyah Kudus
Oleh karena itu pertanggung jawaban Karya tulis ilmiah ini sepenuhnya
berada pada diri saya.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenar – benarnya.

Kudus, Februari2019
Penyusun,

Wahyu Mustikawati Rokhim

vi
MOTTO HIDUP

“Bila Anda menginginkan sebuah kehidupan yang bahagia, maka


ikatlah simpul kehidupan Anda pada tujuan yang ada, bukan pada
benda mati ataupun orang”

“Dunia ini bersifat global dan Anda bersifat individual, tentu saja tidak
akan pernah terhubung. Sebaiknya ubalah pola pikir maka Anda dapat
mengubah dunia”

“Bila Anda tidak menyukai sesuatu, maka ubahlah. Bila Anda tidak bisa
melakukannya, maka ubahlah cara pandang Anda tentang dirinya”

vii
PERSEMBAHAN

Skripsi ini saya persembahkan untuk :


1. Allah SWT, Tuhan Penguasa Jagad Raya alam semesta yang telah
memberikan kekuatan, kesabaran dan karunia kepada penulis sehingga
penulis dapa tmenyelesaikan skripsi dengan mengambil judul“Hubungan
Dukungan Dan Status Ekonomi Keluarga Dengan Perilaku Pencegahan
Komplikasi Penyakit Diabetes Mellitus Di RSUD R.A Kartini Jepara Tahun
2019".
2. Orang tua tercinta sebagai patron penulis untuk segera menuntaskan
skripsi yang kini telah disusun oleh penulis.
3. Rekan – rekanku satu perjuangan program studi S1 Keperawatan
Universitas Muhammadiyah Kudus yang saya cintai.

viii
DAFTAR RIWAYAT HIDUP

1. Identitas
Nama : Wahyu Mustikawati Rokhim
Jenis Kelamin : Perempuan
Tempat / Tanggal Lahir : Jepara 15April1993
Agama : Islam
Kewarganegaraan : Indonesia
Alamat : Jl. Ki Mangunsarkoro RT 02 RW 07
Panggang Kecamatan Jepara Kabupaten
Jepara
No. Telepon : 085786453833
Email : Wahyumustikawati93@gmail.com

2. Riwayat Pendidikan
1) TKTabbiyatul Atfal Jepara Tahun 1999
2) SD Panggang 04, Tahun 2005
3) SMPN 02 Jepara Tahun 2008
4) SMAN 01 Jepara Tahun 2011
5) STIKES Muhammadiyah Kudus program studi D3 Keperawatan
Tahun 2014
6) STIKES Muhammadiyah Kudus program studi Strata 1
Keperawatan Tahun 2019 sampai sekarang.

ix
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb.


Alhamdulillah, puji syukur selalu kita panjatkan kepada Allah SWT atas
segala rahmat, hidayah dan inayah-Nya, sehingga penulis dapat
menyelesaikan karya ini. Shalawat dan salam semoga tercurahkan kepada
junjungan kita Nabi Muhammad SAW, yang membawa kita ke zaman
Islamiyyah seperti sekarang ini.
Laporan skripsi yang berjudul “Hubungan Dukungan Dan Status
Ekonomi Keluarga Dengan Perilaku Pencegahan Komplikasi Penyakit
Diabetes Mellitus Di RSUD R.A Kartini Jepara Tahun 2019" ini dimaksudkan
untuk memenuhi persyaratan mendapatkan gelar Strata-1 (S1) yang telah
ditetapkan oleh Program Studi Keperawatan Universitas Muhammadiyah
Kudus.
Penulis menyadari dalam penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari
dukungan dan bimbingan serta saran dari semua pihak yang membantu
terselesaikannya skripsi ini, oleh karena itu penulis ingin mengucapkan
terimakasih kepada :
1. Rusnoto, SKM., M.Kes (epid) selaku Rektor Universitas Muhammadiyah
Kudus.
2. Direktur RSUD RA Kartini Jepara yang telah memberikan izin untuk
melakukan penelitian di RSUD RA Kartini Jepara
3. Indanah, M.Kep., Ns., Sp.Kep.An, selaku Pembimbing I yang memberikan
bimbingan, arahan dan dorongan dalam menyelesaikan karya ini.
4. Heny Siswanti, M.Kepselaku Pembimbing II yang memberikan dorongan
dalam menyelesaikan karya ini.
5. Segenap pimpinan, dosen, dan karyawan Universitas Muhammadiyah
Kudus, khususnya kepada Bapak Ibu Dosen yang memberikan banyak
ilmu kepada penulis selama masa kuliah.
6. Selakuorang tua tercinta sebagai support sistem terbaik, nafas perjuangan
penulis, dan sosok Inspirator sejati.
7. Serta rekan-rekan seperjuangan S1 Keperawatan yang telah banyak
membantu terselesainya penyusunan proposal skripsi ini.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam penulisan skripsi ini masih
sangat jauh dari sempurna dalam arti sebenarnya. Oleh karena itu, penulis

x
dengan terbuka mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun
demi kesempurnaan skripsi ini. Akhirnya penulis berharap semoga skripsi ini
dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan pembaca umumnya.

Kudus, Agustus 2019


Penulis

Wahyu Mustikawati Rokhim

xi
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL.................................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN PROPOSAL................................................. ii
HALAMAN PENGESAHANPROPOSAL.................................................... iii
HALAMAN PERSETUJUAN SKRIPSI....................................................... iv
HALAMAN PENGESAHANSKRIPSI ........................................................ v
PERNYATAAN ......................................................................................... vi
MOTTO HIDUP......................................................................................... vii
PERSEMBAHAN....................................................................................... viii
DAFTAR RIWAYAT HIDUP...................................................................... ix
KATA PENGANTAR.................................................................................. x
DAFTAR ISI.............................................................................................. xii
DAFTAR TABEL....................................................................................... xiv
DAFTAR BAGAN..................................................................................... xv
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................ xvi
ABSTRAK ................................................................................................ xvii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................. 1
A. Latar Belakang ............................................................................. 1
B. Perumusan Masalah ..................................................................... 5
C. Tujuan Penelitian........................................................................... 5
D. Manfaat Penelitian......................................................................... 5
E. Keaslian Penelitian........................................................................ 6
F. Ruang Lingkup Penelitian.............................................................. 7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA.................................................................... 8
A. Diabetes Mellitus........................................................................... 8
B. Perilaku Pencegahan.................................................................... 17
C. Dukungan Keluarga....................................................................... 20
D. Status Ekonomi ............................................................................ 25
E. Kerangka Teori ............................................................................. 30
Bab III METODE PENELITIAN ................................................................. 31
A. Variabel Penelitian......................................................................... 31
B. Hipotesis Penelitian ...................................................................... 31
C. Kerangka Konsep ......................................................................... 32
D. Rancangan Penelitian ................................................................... 32

xii
1. Jenis Penelitian....................................................................... 32
2. Pendekatan Waktu Penelitian ................................................ 33
3. Metode Pengumpulan Data ................................................... 33
4. Populasi Penelitian................................................................. 34
5. Sampel Dan Teknik Sampling ................................................ 34
6. Definisi Operasional Variabel ................................................. 35
7. Instrument Penelitian ............................................................. 36
8. Teknik Pengolahan Dan Analisis Data ................................... 40
9. Etika Penelitian....................................................................... 43
10. Jadwal Penelitian ................................................................... 44
BAB IV HASIL PENELITIAN .................................................................... 45
A. Gambaran Umum Dan Lokasi Penelitian....................................... 45
B. Karakteristik Responden................................................................ 45
C. Analisa Univariat............................................................................ 47
D. Analisa Bivariat.............................................................................. 48
BAB V PEMBAHASAN ............................................................................. 50
A. Hubungan Status Ekonomi Keluarga DenganPerilaku Pencegahan
Komplikasi Penyakit Diabetes Mellitus Di RSUD R.A Kartini
Jepara Tahun 2019....................................................................... 50
B. Hubungan Dukungan Dan Status Ekonomi Keluarga DenganPerilaku
Pencegahan Komplikasi Penyakit Diabetes Mellitus Di RSUD
R.A Kartini Jepara Tahun 2019...................................................... 51
C. Keterbatasan Peneliti.................................................................... 53
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN......................................................... 54
A. Kesimpulan.................................................................................... 54
B. Saran ............................................................................................ 54
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

xiii
DAFTAR TABEL

No. Judul Tabel Halaman


Tabel
1.1 Keaslian Penelitian 6
3.1 Definisi Operasional Variabel 35
3.2 Kisi-Kisi Kuisioner 37
3.3 Hasil Uji Validitas Dukungan Keluarga 38
3.4 Hasil Uji Validitas Pencegahan Perilaku 39
4.1 Distribusi Frekuensi Umur 45
4.2 Distribusi Frekuensi Jenis Kelamin 46
4.3 Distribusi Frekuensi Pekerjaan 46
4.4 Distribusi Frekuensi Pendidikan 46
4.5 Distribusi Frekuensi Lama Sakit 47
4.6 Distribusi Frekuensi status ekonomi 47
4.7 Distribusi Frekuensi Dukungan Keluarga 47
4.8 Distribusi Frekuensi Perilaku Pencegahan Komplikasi 48
4.9 Hasil Analisa Hubungan Status Ekonomi Keluarga Dengan 48
Perilaku Pencegahan Komplikasi Penyakit Diabetes
Mellitus Di RSUD R.A Kartini Jepara Tahun 2019
4.10 Hasil Analisa Hubungan Dukungan Keluarga Dengan 49
Perilaku Pencegahan Komplikasi Penyakit Diabetes
Mellitus Di RSUD R.A Kartini Jepara Tahun 2019

xiv
DAFTAR BAGAN

No. Bagan Judul Bagan Halaman


2.1 Kerangka Teori 30
3.1 Kerangka konsep teori 32

xv
DAFTAR LAMPIRAN

No. Lampiran
Lampiran 1 Jadwal Penelitian
Lampiran 2 Hasil Rekapitulasi Data
Lampiran 3 Hasil SPSS
Lampiran 4 Kuisoner
Lampiran 5 Lembar permohonan responden
Lampiran 6 Lembar persetujuan responden
Lampiran 7 Lembar Konsul
Lampiran 8 Surat Permohonan Pengambilan Data Awal (Studi
Pendahuluan)dan Penelitian dari Universitas Muhammadiyah
Lampiran 9 Kudus
Surat balasan dari tempat penelitian

xvi
HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DAN STATUS EKONOMI
KELUARGA DENGAN PERILAKU PENCEGAHAN
KOMPLIKASI PENYAKIT DIABETES MELLITUS
DI RSUD R.A KARTINI JEPARA
TAHUN 2019

xviii,+ 55 halaman, + 15 tabel, + 2 bagan, + 9 lampiran


1 2 3
Wahyu Mustikawati Rokhim❑ , Indanah , Heny Siswanti

ABSTRAK

Latar belakang : Diabetes melitus tipe 2 tersebut maka diperlukan pencegahan-


pencegahan yang tepat dan sedini mungkin. Pencegahan diabetes melitus tipe 2
terdapat 3 cara pencegahan, yaitu pencegahan primer, pencegahan sekunder, dan
pencegahan tersier. Upaya pencegahan atau perawatan tersebut pada penderita
diabetes melitus membutuhkan waktu yang cukup lama dan dapat menelan biaya
yang tinggi bahkan lebih tinggi dari biaya perawatan penyakit non diabetes
melitus.Faktor kerentanan sosial akibat kerawanan pangan, rendahnya status sosial
ekonomi, rendahnya tingkat pendidikan, serta pengetahuan tentang kesehatan yang
buruk dan dukungan dari keluarga merupakan faktor resiko independen
pengembangan penyakit diabetes melitus atau bisa disebut komplikasi diabetes
melitus.Tujuan : Hubungan Dukungan Dan Status Ekonomi Keluarga DenganPerilaku
Pencegahan Komplikasi Penyakit Diabetes Mellitus Di RSUD R.A Kartini Jepara
Tahun 2019. Metode :Penelitian ini termasuk jenis penelitian analitik korelasional
dengan pendekatan waktu cross sectional. Sampel dalam penelitian ini 77 responden.
Penelitian ini menggunakan uji analisa Spearmen Rho. Hasil : Hasil analisis statistik
Spearman Rho diperoleh untuk Status Ekonomip value = 0.000 dan Dukungan
Keluargap value = 0.000, lebih kecil dari nilai tingkat kemaknaan ɑ <0.05. Sehingga P
value table kurang dari P value hitung maka Ho ditolak dan Ha diterima. Kesimpulan
: Bahwa terdapat Hubungan Dukungan Keluarga dan Status Ekonomi Keluarga
Tentang Perilaku Pencegahan Komplikasi Penyakit Diabetes Mellitus Di RSUD R.A
Kartini Jepara Tahun 2019.

Kata kunci : Dukungan Keluarga, Status Ekonomi Keluarga,Perilaku Pencegahan


Komplikasi Penyakit Diabetes Mellitus

1
❑ I Mahasiswa Ilmu Keperawatan Universitas Muhammadiyah Kudus
❑2 IDosen Ilmu Keperawatan Universitas Muhammadiyah Kudus

xvii
RELATIONSHIP OF FAMILY SUPPORT AND FAMILY ECONOMIC
STATUS WITH PREVENTION BEHAVIORCOMPLICATIONS OF
DIABETES MELLITUS DISEASEIN RSUD R.A KARTINI
JEPARA IN 2019

xviii, + 57 pages + 15 tables, + 2 parts, + 9 attachments


1 2 3
Wahyu Mustikawati Rokhim❑ , Indanah , Heny Siswanti

ABSTRACT

Background: diabetes mellitus Type 2 then appropriate precautions are needed and
as early as possible. Prevention of type 2 diabetes mellitus there are 3 ways of
prevention, namely primary prevention, secondary prevention, and tertiary prevention.
Prevention or treatment efforts in people with diabetes mellitus require a long time and
can cost high even higher than the cost of treatment for non-diabetes mellitus. Factors
of social vulnerability due to food insecurity, low socioeconomic status, low levels of
education, and knowledge of poor health and support from family are independent risk
factors for developing diabetes mellitus or can be called complications of diabetes
mellitus. Purpose: Relationship of Support and Family Economic Status with
Preventive Behavior of Diabetes Mellitus Complications in RA Kartini Hospital Jepara
2019. Method: This study included the type of correlational analytic research with a
cross sectional time approach. The sample in this study was 77 respondents. This
study uses the Rho Spearmen analysis test. Results: The results of the Spearman
Rho statistical analysis were obtained for Economic Status p value = 0,000 and Family
Support p value = 0,000, smaller than the significance level value ɑ <0.05. So that the
P value table is less than the calculated P value, then Ho is rejected and Ha is
accepted. Conclusion: That there is a Relationship between Family Support and
Family Economic Status Regarding Behavior in Prevention of Diabetes Mellitus
Complications in RS.A R.A Kartini Jepara Hospital in 2019.

Keywords: Family Support, Family Economic Status, Behavioral Prevention of


Diabetes Mellitus Complications

❑1 I Students of NursingUniversity Muhammadiyah Kudus


2
❑ ILecturer of Nursing ScienceUniversity Muhammadiyah Kudus

xviii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Perubahan pola struktur masyarakat Indonesiadari agraris menjadi
industri diiringi denganperubahan gaya hidup masyarakat ke arah kurang
sehat telah memicu timbulnya penyakit tidakmenular. Peningkatan jumlah
penyakit tidak menularmembawa perubahan pola penyakit dari penyakit
menular menjadi penyakit tidak menular (transisiepidemiologi). Salah satu
penyakit tidak menularyang menunjukkan peningkatan adalah diabetes
melitus. Diabetes melitus (DM) merupakan suatu penyakit dengan gangguan
metabolik menahun yang diakibatkan oleh Pankreas karena tidak
memproduksi insulin yang cukup atau tubuh tidak dapat menggunakan
insulin yang diproduksi secara efektif. Akibatnya, terjadi peningkatan
konsentrasi glukosa yang berada didalam darah atau sering disebut juga
hiperglikemia. Penyakit Diabetes Melitus memliki beberapa kategori yaitu,
Diabetes Melitus tipe 1 dan Diabetes Melitus tipe 2, serta tipe gestasional
(Pusat Data dan Informasi Kementrian Kesehatan RI, 2014).
Menurut International Diabetes Federation (2015) terdapat 415 juta
orang mengalami diabetes mellitus di dunia pada tahun 2015 dan tahun
2040 diperkirakan akan meningkat mencapai 642 juta orang. Dari data yang
didapatkan tersebut menunjukkan 193 juta kasus dengan diabetes mellitus
tidak terdiagnosis dan diabetes melitus menyebabkan kematian 5 juta jiwa
pada tahun 2015.
Kejadian diabetes melitus dengan komplikasi di indonesia terjadi
sangat tinggi, dengan menempati urutan ketiga setelah penyakit
jantungiskemik dan cerebrovaskuler yang sangat mematikan di indonesia.
Survei tersebut telah dilakukan dengan sampel meliputi 41.590 kematian
sepanjang tahun 2014 di indonesia (Badan Penelitian dan Pengembangan
Kesehatan Kementrian Kesehatan RI, 2014).
Provinsi Jawa Tengah menempati urutan ke 13 nasional dengan
perkiraan jumlah penduduk yang terdiagnosis dan merasakan gejala
diabetes melitus berkisar 1.6% (Pusat Data dan Informasi Kemenkes RI,

1
2

2014). Kota Surakarta dan Salatiga menempati urutan yang tertinggi


prevalensi diabetes melitus tipe 2 dengan angka 2,21% (Riskesdes, 2013).
Data dari Dinas Kesehatan kabupaten jepara didapatkan pada tahun
2018 mulai bulan Januari- Novamber 2018 diabetes melitus yang tergantung
insulin untuk laki-laki 1312 orang dan perempuan 1290 total jumlah 2641,
sedangkan yang tidak ketergantungan insulin untuk laki-laki 2108 orang dan
perempuan 4612 total jumlah 6768. (DKK Jepara, 2018).
Adapun dalam surve pendahuluan di RSUD RA Kartini jepara
didapatkan data dengan pasien diabetes mellitus dirawat inap Tahun 2019
bulan januari-februari didapatkan 537 responden yang mengalami penyakit
diabetes melitus
faktor penting dalam perkembangan kasus penderita diabetes mellitus
adalah pola makan yang tidak sehat, seperti memakan makanan siap saji
yang kandungannya berenergi tinggi, lemak dan sedikit serat yang dapat
memicu diabetes mellitus. penderita diabetes mellitus sangat dipengaruhi
oleh kepatuhan klien tentang anjuran diet Diabetes Mellitus, meliputi
jenis,jumlah dan waktu yang tepat untuk tercapainya tujuan pengobatan dan
memerlukan pemeriksaan yang sebenarnya (Tarwoto, 2012).
Diabetes melitus yang tidak terkendali dantidak diobati dengan benar
akan menjadi kronisdan berakibat pada munculnya komplikasi.Diabetes
melitus dapat menyebabkan komplikasiakut seperti hipoglikemi dan
ketoasidosis diabetik(KAD). Komplikasi kronis juga dapat terjadi
apabilahiperglikemi berlangsung menahun menimbulkanpenyakit
kardiovaskuler, gagal ginjal, gangguanpenglihatan dan sistem syaraf.
Komplikasitersebut dapat mengakibatkan pada berkurangnyausia harapan
hidup penderita, kelumpuhan danmeningkatkan beban ekonomi bagi
penderita besertakeluarganya (Ernawati, 2013).
Penyakit diabates melitus merupakan penyakit sillent killer,
dikarenakan semua organ tubuh bisa terkena penyakit ini dan menimbulkan
berbagai macam keluhan. Berbagai penyakit yang akan ditimbulkan ialah
gangguan penglihatan mata, katarak, gangguan pada jantung, gangguan
fungsi ginjal, impotensi seksual, sulit sembuhnya sebuah luka atau bahkan
membusuk/gangren, terjadinya infeksi pada paru, gangguan pembuluh
darah, stroke dan lain sebagainya (Pusat data dan informasi kementrian
kesehatan RI, 2014).
3

Berbagai macam komplikasi yang dapat ditimbulkan oleh diabetes


melitus tipe 2 tersebut maka diperlukan pencegahan-pencegahan yang tepat
dan sedini mungkin. Pencegahan diabetes melitus tipe 2 terdapat 3 cara
pencegahan, yaitu pencegahan primer, pencegahan sekunder, dan
pencegahan tersier. Upaya pencegahan atau perawatan tersebut pada
penderita diabetes melitus membutuhkan waktu yang cukup lama dan dapat
menelan biaya yang tinggi bahkan lebih tinggi dari biaya perawatan penyakit
non diabetes melitus. Biaya tersebut dimulai dari biaya rawat inap hingga
obat-obatan yang harus dikonsumsi oleh penderita DM. Obat-obatan
terutama insulin dan pengobatan yang melalui oral lainnya. Pengobatan-
pengobatan tersebut bisa memakan waktu yang lama (Zhang, et.al. 2014).
Faktor kerentanan sosial akibat kerawanan pangan, rendahnya status
sosial ekonomi, rendahnya tingkat pendidikan, serta pengetahuan tentang
kesehatan yang buruk dan dukungan dari keluarga merupakan faktor resiko
independen pengembangan penyakit diabetes melitus atau bisa disebut
komplikasi diabetes melitus (Waitmen, 2016).
Dukungan keluarga merupakan segala bentuk perilaku dan sikap
positif yang diberikan keluarga kepada salah satu anggota keluarga yang
sakit yaitu anggota keluarga yang mengalami masalah kesehatan terutama
terhadap perilaku pencegahan diabetes mellitus(Friedman, 2010). Namun
tidak semua klien DM yang mendapat dukungan keluarga secara baik. Ada
banyak faktor yang mempengaruhi keluarga dalam memberikan dukungan
terhadap klien DM menjalani perilaku pencegahan komplikasi diabetus
mellitus.faktor-faktor yang mempengaruhi dukungan keluarga ada faktor
internal dan faktor eksternal. Faktor internal meliputi tahap perkembangan,
pendidikan atau tingkat pengetahuan, faktor emosi dan spiritual. Sedangkan
faktor eksternal meliputi praktik dikeluarga, sosial ekonomi dan latar
belakang budaya.
Penelitian Senok (2009) mengenai hubungan dukungan keluarga
dengan kepatuhan klien DM didapatkan hubungan yang bermakna antara
hubungan dukungan keluarga dengan kepatuhan klien DM dalam menjalani
diet. Namun dalam penelitian ini didapatkan bahwa sebanyak 41% klien DM
dengan dukungan keluarga yang baik tetap tidak patuh terhadap diet DM
sedangkan 12,5% klien DM yang tidak mendapat dukungan keluarga yang
baik tetap mampu menjalani diet DM sesuai anjuran.
4

Penelitian lainnya oleh Lestari (2010) mengenai hubungan antara


dukungan keluarga dengan kepatuhan klien DM dalam melaksanakan
program diet di RSUD Cimahi didapatkan ada hubungan yang bermakna
antara dukungan keluarga dengan kepatuhan klien DM dalam melaksanakan
diet dengan p value = 0,0001.
Sedangakan dalam hal sosial ekonomi dibahas tingkat
pendapatan/penghasilan keluarga, Untuk penghasilan merupakan gaji tetap
yang diterima setiap bulan. Penghasilan akan erat kaitannya dengan
kemampuan orang untuk memenuhi kebutuhan gizi, perumahan yang sehat,
pakaian dan kebutuhan lain yang berkaitan dengan pemeliharaan
kesehatan. Adapun penghasilan keluarga merupakan salah satu tema
penting dalam mengelola keuangan keluarga, karena besarnya uang masuk
akan mempengaruhi besarnya uang yang akan di keluarkan ( Aisyen, 2010 ).
Jika paien tidak memiliki penghasilan maka untuk hidup dan biaya
terapinya tidak maksimal, meskipun pengobatan sudah digratiskan, tapi
untuk menuju ke tempat pelayanan kesehatan juga membutuhkan biaya,
tidak luput juga kebutuhan untuk diet diabetes mellitus jika berkurang,
otomatis dapat menyebabkan perilaku pencegahan komplikasi diabetus tidak
maksimal. Oleh karena itu penghasilan juga penting, disamping buat biaya
perjalanan berobat dan juga buat kebutuhan diet pasien sehari-hari
Berdasarkan survei pendahuluan yang dilakukan pada tanggal
11Novamber 2018 di Penyakit Dalam RSUD RA Kartini Jepara pada 10
keluarga pasien Diabetes Mellitus, didapatkan data sebanyak 8 keluarga
perilaku pencegahannya kurang baik, dibuktikan dengan setatus ekonomi
penghasiln yang kurang, keluarga responden mengaku dari segi biaya untuk
kontrol belum ada, bukan karna obatnya tapi karna akses perjalanan
ketempat pelayanan yang membutuhkan biaya. Sedangkan dalam hal
dukungan keluarga yang kurang dikarenakan keluarga sudah capek, harus
berobatin terus setiap obat habis dan tidak kunjung sembuh maka dari itu
dukungan untuk keluarga berkurang
Sedangkan yang 2 keluarga perilaku pencegahan komplikasi baik
dikarenakan dalam hal status penghasilan untuk biaya kontrol terpenuhi dan
dalam hal dukungan keluarga terpenuhi dibuktikan dengna keluarga masih
bersabar untuk berobatain dan selalu membantu pasien untuk berobat..
5

Dari latar belakang diatas, peneliti akan melakukan penelitian tentang


Hubungan Dukungan Dan Status Ekonomi Keluarga DenganPerilaku
Pencegahan Komplikasi Penyakit Diabetes Mellitus Di RSUD R.A Kartini
Jepara Tahun 2019.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan paparan data pada latar belakang diatas maka, peneliti
merumuskan masalah apakah terdapat Hubungan Dukungan Dan Status
Ekonomi Keluarga DenganPerilaku Pencegahan Komplikasi Penyakit
Diabetes Mellitus Di RSUD R.A Kartini Jepara Tahun 2019?

C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
untukmengetahui Hubungan Dukungan Dan Status Ekonomi Keluarga
DenganPerilaku Pencegahan Komplikasi Penyakit Diabetes Mellitus Di
RSUD R.A Kartini Jepara Tahun 2019
2. Tujuan Khusus :
a. Untuk mengetahui Dukungan keluarga pada Komplikasi Penyakit
Diabetes MellitusDi RSUD R.A Kartini Jepara
b. Untuk mengetahui status ekonomi pada Komplikasi Penyakit
Diabetes MellitusDi RSUD R.A Kartini Jepara
c. Untuk mengetahui Perilaku Pencegahan Komplikasi Penyakit
Diabetes MellitusDi RSUD R.A Kartini Jepara
d. Untuk mengetahui hubungan Dukungan keluarga denganPerilaku
Pencegahan Komplikasi Penyakit Diabetes MellitusDi Rawat Jalan
RSUD R.A Kartini Jepara
e. Untuk mengetahui status ekonomi terhadap Perilaku Pencegahan
Komplikasi Penyakit Diabetes MellitusDi RSUD R.A Kartini Jepara

D. Manfaat Penelitian
1. Bagi Peneliti
Meningkatkan pengetahuan dan kompetensi tentang penatalaksanaan
diet pada pasien diabetes mellitus, dan untuk mengembangkan
penelitian selanjutya.
6

2. Bagi Institusi Rumah Sakit


Sebagai informasi untuk meningkatkan pelayanan yang berkualitas serta
sebagai dasar perencanaan dalam rangka pelayanan dan usaha-usaha
pencegahan komplikasi diabetes mellitus.
3. Bagi Pendidikan
a. Dapat menambah informasi mengenai Hubungan Dukungan Dan
Status Ekonomi Keluarga DenganPerilaku Pencegahan Komplikasi
Penyakit Diabetes Mellitus Di RSUD R.A Kartini Jepara Tahun
2019.
b. Dapat menambah wawasan tentangPerilaku Pencegahan
Komplikasi Penyakit Diabetes Mellitus Di RSUD R.A Kartini Jepara
Tahun 2019

E. Keaslian Penelitian
Penelitian yang sejenis dengan “Hubungan Dukungan Dan Status
Ekonomi Keluarga DenganPerilaku Pencegahan Komplikasi Penyakit
Diabetes Mellitus Di RSUD R.A Kartini JeparaTahun 2019”. Belum pernah
diteliti sebelumnya. Adapun penelitian yang sejenis yaitu sebagai berikut :
Tabel 1.1 Keaslian Penelitian
Peneliti Judul Jenis Penelitian Perbedaan
Dian Hubungan tingkat sosial Penelitian Ini Adalah 1. Lokasi Penelitian
lukman ekonomi : pendidikan, Penelitian Korelatif 2. Untuk Variabel
hakim penghasilan, dan Dengan Pendekatan Bebasnya Dalam
fasilitas dengan Cross Sectional Penelitian Ini
pencegahan komplikasi Menggunakan 2 Poin,
kronis pada penyandang Status Ekonomi Dan
diabetes melitus tipe 2 Dukungan Keluarga
di surakarta (2018)
Muharina Analisis faktor-faktor Penelitian Ini 1. Variabel Terikatnya
amelia1, yang mempengaruhi Dilaksanakan Dalam Penelitian Ini
sofiana keluarga untuk Dengan Adalah Perilaku
nurchayati2 Memberikan dukungan Menggunakan Pencegahan Komplikasi
, veny kepada klien diabetes Desain Penelitian Pasien Diabetes
elita3 mellitus Kolerasi Dengan Mellitus
Dalam menjalani diet Pendekatan Cross 2. Lokasi Penelitian
(2014) Sectional Berbeda
7

F. Ruang Lingkup Penelitian


1. Ruang Lingkup Materi
Masalah yang dikaji adalah tentang Hubungan Dukungan Dan Status
Ekonomi Keluarga DenganPerilaku Pencegahan Komplikasi Penyakit
Diabetes Mellitus Di RSUD R.A Kartini JeparaTahun 2019.
2. Ruang Lingkup Waktu
Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan Januari-Maret 2019
2. Ruang Lingkup Tempat
Penelitian ini akan dilaksanakan Di Rawat Jalan RSUD R.A Kartini
Jepara.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Diabetes Mellitus
1. Pengertian Diabetes Mellitus
Diabetes mellitus (DM) adalah penyakit kronik yang terjadi ketika
pankreas tidak cukup dalam memproduksi insulin atau ketika tubuh tidak
efisien menggunakan insulin itu sendiri. Insulin adalah hormon yang
mengatur kadar gula darah. Hiperglikemia atau kenaikan kadar gula
darah, adalah efek yang tidak terkontrol dari diabetes dan dalam waktu
panjang dapat terjadi kerusakan yang serius pada beberapa sistem tubuh,
khususnya pada pembuluh darah jantung (penyakit jantung koroner),
mata (dapat terjadi kebutaan), ginjal (dapat terjadi gagal ginjal), syaraf
(dapat terjadi stroke) (WHO, 2011).
Menurut American Diabetes Association, DM merupakan suatu
kelompok penyakit metabolik dengan karakteristik hiperglikemia yang
terjadi karena kelainan sekresi insulin, kerja insulin, atau keduanya. DM
juga disertai dengan gangguan metabolisme karbohidrat, lemak, dan
protein yang disebabkan oleh kekurangan hormon insulin secara relatif
maupun absolut (ADA, 2013; Perkeni, 2011).
Diabetes mellitus (DM) merupakan suatu penyakit kronis yang
ditandai ketidakmampuan tubuh untuk melakukan metabolisme
karbohidrat, lemak, dan protein sehingga menyebabkan hiperglikemia
(Sulistria, 2013).
Diabetes melitus yang tidak terkontrol akan meningkatkan
progresivitas terjadinya berbagai komplikasi kronik, baik
mikroangiopatimaupun makroangiopati (Alfarisi, 2012).
2. Etiologi Diabetes Mellitus
Etiologi atau factor penyebab penyakit Diabetes Melitus bersifat
heterogen, akan tetapi dominan genetik atau keturunan biasanya
menjanai peran utama dalam mayoritas Diabetes Melitus (Riyadi, 2011).
Adapun faktor – factor lain sebagai kemungkinan etiologi penyakit
Diabetus Melitus antara lain :

8
9

a) Kelainan pada sel B pankreas, berkisar dari hilangnya sel B


sampai dengan terjadinya kegagalan pada sel Bmelepas insulin.
b) Factor lingkungan sekitar yang mampu mengubah fungsi sel b,
antara lain agen yang mampu menimbulkan infeksi, diet dimana
pemasukan karbohidrat serta gula yang diproses secara berlebih,
obesitas dan kehamilan.
c) Adanya gangguan system imunitas pada penderita / gangguan
system imunologi
d) Adanya kelainan insulin
Menurut Suyono (2008) etiologi secara umum tergantung dari tipe
Diabetes,yaitu:
a) Diabetes Tipe I (Insulin Dependent Diabetes Melitus)
Diabetes yang tergantung insulin dengan ditandai oleh
penghancuran sel-sel beta pankreas yang disebabkan oleh:
1) Faktor genetik
Penderita diabetes mellitus tidak mewarisi Diabetes Mellitus
tipe I sendiri tapi mewarisi suatu predisposisi / kecenderungan
genetik ke proses terarah terjadinya Diabetes Mellitus tipe 1.
Ini ditemukan pada individu yang mempunyai tipe antigen HLA
(Human Leucocyte Antigen) tertentu. HLA merupakan
kumpulan gen yang bertanggung jawab atas antigen
transplantasi dan proses imun.
2) Faktor imunologi
Respon abnormal dimana antibodi terarah pada jaringan
normal tubuh dengan cara bereaksi terhadap jaringan tersebut
yang dianggap seolah-olah sebagai jaringan asing.
3) Faktor lingkungan
Virus atau toksin tertentu dapat memicu autoimun yang
menimbulkan destruksi sel beta.
b) Diabetes Tipe II (Non Insulin Dependent Diabetes Mellitus)
Diabetes tipe ini merupakan mekanisme yang menyebabkan
resistensi insulin dan gangguan sekresi insulin. Pada diabetes tipe II
belum diketahui. Faktor genetik diperkirakan memegang peranan
dalam proses terjadinya resistensi insulin. Selain itu terdapat faktor-
faktor resiko tertentu yang berhubungan yaitu:
10

1) Usia
Resistensi insulin kecenderungan meningkat pada usia diatas
65 tahun.
2) Obesitas
3) Kelompok etnik
Di Amerika Serikat, golongan hispanik serta penduduk asli
amerika tertentu memiliki kemungkinan yang lebih besar untuk
terjadinya diabetes tipe II dibanding dengan golongan Afro-
Amerika.
3. Klasifikasi Diabetes Mellitus
Organisasi profesi yang berhubungan dengan DM seperti
AmericanDiabetes Association (ADA) telah membagi jenis DM
berdasarkan penyebabnya.PERKENI dan IDAI sebagai organisasi yang
sama di Indonesia menggunakan klasifikasi dengan dasar yang sama
seperti klasifikasi yang dibuat oleh organisasi yang lainnya (Perkeni,
2015).
Klasifikasi DM berdasarkan etiologi menurut Perkeni (2015)
adalah sebagai berikut :
a) Diabetes melitus (DM) tipe 1
DM yang terjadi karena kerusakan atau destruksi sel beta di
pankreas. kerusakan ini berakibat pada keadaan defisiensi insulin
yang terjadi secara absolut. Penyebab dari kerusakan sel beta
antara lain autoimun dan idiopatik.
b) Diabetes melitus (DM) tipe 2
Penyebab DM tipe 2 seperti yang diketahui adalah resistensi insulin.
Insulin dalam jumlah yang cukup tetapi tidak dapat bekerja secara
optimal sehingga menyebabkan kadar gula darah tinggi di dalam
tubuh. Defisiensi insulin juga dapat terjadi secara relatif pada
penderita DM tipe 2 dan sangat mungkin untuk menjadi defisiensi
insulin absolut.
c) Diabetes melitus (DM ) tipe lain
Penyebab DM tipe lain sangat bervariasi. DM tipe ini dapat
disebabkan oleh defek genetik fungsi sel beta, defek genetik kerja
insulin, penyakit eksokrin pankreas, endokrinopati pankreas, obat,
11

zat kimia, infeksi, kelainan imunologi dan sindrom genetik lain yang
berkaitan dengan DM.
d) Diabetes melitus Gestasional
4. Patofisiologi
Diabetes melitus yang merupakan penyakit dengan gangguan
pada metabolisme karbohidrat, protein dan lemak karena insulin tidak
dapat bekerja secara optimal, jumlah insulin yang tidak memenuhi
kebutuhan atau keduanya. Gangguan metabolisme tersebut dapat
terjadi karena 3 hal yaitu pertama karena kerusakan pada sel-sel beta
pankreas karena pengaruh dari luar seperti zat kimia, virus dan bakteri.
Penyebab yang kedua adalah penurunan reseptor glukosa pada
kelenjar pankreas dan yang ketiga karena kerusakan reseptor insulin di
jaringan perifer (Fatimah, 2015).
Insulin yang disekresi oleh sel beta pankreas berfungsi untuk
mengatur kadar glukosa darah dalam tubuh. Kadar glukosa darah yang
tinggi akan menstimulasi sel beta pankreas untuk mengsekresi insulin
(Hanum, 2013). Sel beta pankreas yang tidak berfungsi secara optimal
sehingga berakibat pada kurangnya sekresi insulin menjadi penyebab
kadar glukosa darah tinggi. Penyebab dari kerusakan sel beta pankreas
sangat banyak seperti contoh penyakit autoimun dan idiopatik (NIDDK,
2014).
Gangguan respons metabolik terhadap kerja insulin disebut
dengan resistensi insulin. Keadaan ini dapat disebabkan oleh gangguan
reseptor, pre reseptor dan post reseptor sehingga dibutuhkan insulin
yang lebih banyak dari biasanya untuk mempertahankan kadar glukosa
darah agar tetap normal. Sensitivitas insulin untuk menurunkan glukosa
darah dengan cara menstimulasi pemakaian glukosa di jaringan otot dan
lemak serta menekan produksi glukosa oleh hati menurun. Penurunan
sensitivitas tersebut juga menyebabkan resistensi insulin sehingga
kadar glukosa dalam darah tinggi (Prabawati, 2012).
Kadar glukosa darah yang tinggi selanjutnya berakibat pada
proses filtrasi yang melebihi transpor maksimum. Keadaan ini
mengakibatkan glukosa dalam darah masuk ke dalam urin (glukosuria)
sehingga terjadi diuresis osmotik yang ditandai dengan pengeluaran urin
yang berlebihan (poliuria). Banyaknya cairan yang keluar menimbulkan
12

sensasi rasa haus (polidipsia). Glukosa yang hilang melalui urin dan
resistensi insulin menyebabkan kurangnya glukosa yang akan diubah
menjadi energi sehingga menimbulkan rasa lapar yang meningkat
(polifagia) sebagai kompensasi terhadap kebutuhan energi. Penderita
akan merasa mudah lelah dan mengantuk jika tidak ada kompensasi
terhadap kebutuhan energi tersebut (Hanum, 2013)
5. Manifestasi Klinik
Menurut Fitriyani, 2015, Penyakit DM dapat menimbulkan berbagai
gejala-gejala pada penderita. Gejala-gejala yang muncul pada penderita
DM sangat bervariasi antara satu penderita dengan penderita lainnya
bahkan, ada penderita DM yang tidak menunjukkan gejala yang khas
penyakit DM sampai saat tertentu. Gejala-gejala DM tersebut telah
dikategorikan menjadi gejala akut dan gejala kronis. Gejala kronik DM
adalah Kulit terasa panas, kebas, seperti tertusuk-tusuk jarum, rasa
tebal pada kulit, kram, keleahan, mudah mengantuk, penglihatan
memburuk (buram) yang ditandai dengan sering berganti lensa
kacamata, gigi mudah goyah dan mudah lepas, keguguran pada ibu
hamil dan ibu melahirkan dengan berat bayi yang lebih dari 4 kilogram.
Gejala akut DM pada permulaan perkembangan yang muncul
adalah banyak makan (poliphagia), banyak minum (polidipsia) dan
banyak kencing (poliuria). Keadaan DM pada permulaan yang tidak
segera diobati akan menimbulkan gejala akut yaitu banyak minum,
banyak kencing dan mudah lelah.
Manifestasi klinik diabetes mellitus adalah sebagai berikut:
a. Gejala klasik yaitu:
1) Poliuria
2) Polidipsi
3) Polifagi
b. Penurunan Berat Badan
c. Lemah
d. Kesemutan, rasa baal
e. Gatal-gatal
f. Bisul / luka yang lama sembuh
g. Keluhan impotensi pada laki-laki
h. Keputihan
13

i. Infeksi saluran kemih


6. Komplikasi
Diabetes dengan kadar glukosa tidak terkendali memiliki risiko
besar untuk mengalami komplikasi vaskular kronik (mikroangiopati dan
makroangiopati). Di Amerika Serikat, DM merupakan penyebab utama
dari end-stage renal disease (ERSD), nontraumatic lowering amputation,
dan adult blindness ( Ndraha, 2014).Komplikasi lain pada diabetes
mellitus dapat misalnya saraf,jantung, pembuluh darah, ginjal, mata,
otak, dan lain-lain yaitu:
a. Kerusakan Saraf (Neuropati)
Kerusakan saraf adalah komplikasi diabetes yang paling
seringterjadi. Gula darah yang tinggi akan melemahkan dan
merusakdinding pembuluh darah kapiler yang memberi makan
ke saraf,sehingga terjadi kerusakan saraf yang disebut Neuropati
Diabetik(Diabetic Neuropathy). Akibatnya adalah saraf tidak bisa
mengirimatau menghantar pesan-pesan rangsangan impuls
saraf, salah kirimatau terlambat kirim, keluhan yang timbul bisa
bervariasi, mungkinnyeri pada tangan dan kaki, atau gangguan
pencernaan, bermasalahdengan kontrol buang air besar atau
kencing, dan sebagainya
b. Kerusakan Ginjal (Nefropati)
Kerusakan saringan ginjal timbul akibat glukosa darah
yang tinggi(umumnya diatas 200 mg/dl), lamanya diabetes, yang
diperberatoleh tekanan darah yang tinggi (tekanan darah sistolik
diatas 130mg dan diastolik diatas 85 mg). Makin lama kena
diabetes, makasemakin mudah pasien mengalami kerusakan
ginjal.
c. Kerusakan Mata
Penyakit diabetes bisa merusak mata, dan menjadi
penyebab utamadari kebutaan. Ada tiga penyakit utama pada
mata yang disebabkanoleh diabetes, yaitu retinopati, katarak,
dan glaukoma. Ketiganyabisa dicegah atau diperbaiki bila
ditemukan pada tahap awalpenyakit.
14

d. Penyakit Jantung
Diabetes dapat menyebabkan berbagai penyakit jantung
danpembuluh darah (kardiovaskuler), antara lain angina (nyeri
dadaatau chest pain), serangan jantung (acute myocardial
infarction),tekanan darah tinggi, dan penyakit jantung koroner.
Diabetesmerusak dinding pembuluh darah, yang menyebabkan
penumpukan lemak di dinding yang rusak tadi dan
menyempitkanpembuluh darah. Akibatnya suplai darah ke otot
jantung berkurang,tekanan darah meningkat, dan dapat terjadi
kematian mendadak
e. Hipertensi
Hipertensi atau tekanan darah tinggi jarang memberikan
keluhanyang dramatis seperti kerusakan mata atau kerusakan
ginjal. Orangdiabetes cenderung terkena hipertnsi dua kali lipat
dibandingkandengan yang tanpa diabetes. Hipertensi merusak
pembuluh darah, banrara 35 sampai 75 persen komplikasi
diabetes adalah disebabkanhipertensi.
f. Stroke
Dasar timbulnya stroke adalah terjadinya arteriosklerosis
ataupenyempitan pembuluh darah di otak. Dimulai dari proses
inflamasi atau radang, diikuti dengan penumpukan lemak,
perlekatan dan penggumpalanm sel darah lekosit dan trombosit,
serta kolagen dan jaringan ikat lain pada dinding pembuluh
darah,selanjutnya timbul penyumbatan serta tidak ada suplai
makanandan oksigen ke jaringan, sehingga terjadi kematian sel
otak.
g. Impotensi
Kebanyakan impotensi pada pria diabetes disebabkan
oleh guladarah yang tinggi atau lebih lama mengidapo diabetes.
Penyempitan pembuluh darah akan mengganggu aliran darah
untukmengisi penis. Apabila saraf juga mengalami kerusakan,
tidakdapat menghantar impuls pengisian darah ke dalam
pembuluhdarah kecil di dalam penis, maka penis menjadi lemas
dan gagaluntuk ereks.
15

7. Penatalaksanaan
Komplikasi diabetes melitus harus dicegah sedini mungkin dengan
cara penatalaksanaan yang tepat. Menurut Perkeni (2011) dalam
pengelolaan/tata laksana diabetes melitus tipe 2, terdapat 4 pilar yang
harusdilakukan dengan tepat yaitu 1) edukasi; 2) terapi gizi medis
(perencanaanmakan); 3) latihan jasmani; dan 4) intervensi farmakologis
(pengobatan).
Empat pilar pengelolaan diabetes melitus menurut Perkeni (2011)
adalahsebagai berikut :
a. Pendidikan / Edukasi
Edukasi merupakan proses interaksi pembelajaran yang
direncanakan untuk mempengaruhi sikap serta ketrampilan orang
lain,baik individu, kelompok, atau masyarakat, sehingga melakukan
apayang diharapkan pendidik. Edukasi juga merupakan
upayapenambahan pengetahuan baru, sikap dan ketrampilan
melaluipenguatan praktik dan pengalaman tertentuPotter & Perry,
2009.
Dalam edukasi,perawat memberikan informasi kepada klien
yang membutuhkanperawatan diri untuk memastikan kontinuitas
pelayanan dari rumahsakit ke rumah (Falvo, 2004; Potter & Perry,
2009). Peran perawatsebagai educator dimana pembelajaran
merupakan health educationyang berhubungan dengan semua
tahap kesehatan dan tingkatpencegahan. Perawat harus mampu
memberikan edukasi kesehatandalam pencegahan penyakit,
pemulihan, penyusunan program healtheducation serta memberikan
informasi yang tepat tentang kesehatan.Agar perawat dapat
bertindak sesuai perannya sebagai educator padapasien dan
keluarga, maka perawat harus memiliki pemahamanterhadap
prinsip-prinsip pengajaran dan pembelajaran (Bastable,2014).
b. Terapi Gizi Medis
Pengelolaan diet pada penderita diabetes melitus sangat
penting.Tujuan dari pengelolaan diet ini adalah untuk membantu
penderitamemperbaiki gizi dan untuk mendapatkan kontrol
metabolik yang lebihbaik yaitu ditunjukkan pada pengendalian
glukosa, lipid dan tekanandarah. Penatalaksanaan diet bagi
16

penderita diabetes melitus tipe 2 inimerupakan bagian dari


penatalaksanaan diabetes melitus secara total.
Menurut Smeltzer et al; (2008) yang mengutip dari ADA
(2008)bahwa perencanaan makan pada penderita diabetes melitus
meliputi : 1)memenuhi kebutuhan energi pada penderita diabetes
melitus, 2)terpenuhinya nutrisi yang optimal pada makanan yang
disajikan sepertivitamin dan mineral, 3) mencapai dan memelihara
berat badan yangstabil, 4) menghindari makan-makanan yang
mengandung lemak, karenapada pasien diabetes melitus jika serum
lipid menurun maka resikokomplikasi penyakit makrovaskuler akan
menurun, 5) Mencegah level glukosa darah naik, karena dapat
mengurangi komplikasi yang dapat ditimbulkan dari diabetes
melitus.
c. Latihan Jasmani / Olah raga
Kegiatan jasmani sehari-hari yang dilakukan secara teratur (3-
4kali seminggu selama kurang lebih 30 menit) merupakan salah
satu pilardalam pengelolaan diabetes tipe 2. Latihan jasmani dapat
menurunkanberat badan dan memperbaiki sensitifitas terhadap
insulin, sehingga akanmemperbaiki kendali glukosa darah. Latihan
jasmani yang teratur dapatmenyebabkan kontraksi otot meningkat,
sehingga permeabilitas membransel terhadap glukosa meningkat
dan resistensi insulin berkurang. Adabeberapa latihan jasmani yang
disarankan bagi penderita diabetesmelitus, diantaranya: jalan,
bersepeda santai, jogging dan berenang.Latihan jasmani sebaiknya
disesuaikan dengan umur dan status kesegaran jasmani.
d. Intervensi Farmakologis
Penderita diabetes melitus tipe 1 mutlak diperlukan suntikan
insulinsetiap hari. Penderita diabetes melitus tipe 2, umumnya perlu
minum obatantidiabetes secara oral atau tablet. Penderita diabetes
memerlukansuntikan insulin pada kondisi tertentu, atau bahkan
kombinasi suntikaninsulin dan tablet (Perkeni, 2011).
1) Obat Hipoglikemik Oral (OHO)
Merupakan obat penurun kadar glukosa pada darah yang
diresepkan oleh dokter khusus bagi diabetesi. Obat penurun
glukosadarah bukanlah hormon insulin yang diberikan secara
17

oral. OHO bekerja melalui beberapa cara untuk menurunkan


kadar glukosa darah.
2) Insulin
Insulin merupakan basis pengobatan penderita diabetes
melitustipe I yang harus diberikan segera setelah diagnosis
ditegakkan.Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam
pemberian insulin adalahjenis preparat, dosis insulin, waktu dan
cara penyuntikan insulin, sertapenyimpanan insulin (Suyono
dkk, 2011).

B. Perilaku Pencegahan
1. Pengertian
Perilaku adalah suatu kegiatan atau aktivitas organisme (makhluk
hidup) yang bersangkutan. Perilaku dapat dikatakan apa yang
dikerjakan secara langsung atau secara tidak langsung (Notoatmodjo,
2011). Perilaku kesehatan menurut Notoatmodjo (2010)adalah suatu
proses seseorang (organisme) terhadap stimulus atau objek yang
berkaitan dengan sakit dan penyakit, sistem pelayanan kesehatan,
makanan dan lingkungan. Hal yang paling penting dalam perilaku
kesehatan adalah masalah pembentukan dan perubahan perilaku,
karena perubahan perilaku merupakan tujuan dari pendidikan atau
promosi kesehatan sebagai penunjang program kesehatan yang lainnya
(Notoatmodjo, 2010).
Faktor-faktor yang membedakan respon terhadap stimulus yang
berbeda disebut determinan perilaku. Determinan perilaku ini dapat
dibedakan menjadi dua, yaitu :
a) Determinan atau faktor internal, yakni karakteristik orang yang
bersangkutan, yang bersifat given atau bawaan, misalnya tingkat
kecerdasan, tingkat emosional, jenis kelamin dan sebagainya.
b) Determinan atau faktor eksternal, yakni lingkungan, baik
lingkunganfisik, sosial, budaya, ekonomi, politik, dan sebagainya.
2. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perilaku
Faktor – faktor yang mempengaruhi perilaku menurut Lawrence
Green (2009) dalam Notoatmodjo (2011), diantaranya :
18

a) Faktor predisposisi (predisposing factors) Faktor-faktor ini


mencakup pengetahuan dan sikap masyarakat terhadap kesehatan,
tradisi dan kepercayaan masyarakat terhadap hal-hal yang
berkaitan dengan kesehatan, sistem nilai yang dianut masyarakat,
tingkat pendidikan, tingkat sosial ekkonomi, pekerjaan, dan
sebagainya.
b) Faktor pendukung (enabling factors) Faktor-faktor ini mencakup
ketersediaan sarana dan prasarana atau fasilitas kesehatan bagi
masyarakat, misalnya : air bersih, tempat pembuangan sampah,
ketersediaan makanan bergizi, dan sebagainya. Termasuk juga
fasilitas pelayanan kesehatan seperti Puskesmas, rumahsakit,
poliklinik, posyandu, polindes, pos obat desa, dokter atau bidan
praktek swasta, dan sebagainya. Termasuk juga dukungan sosial,
baik dukungan suami maupun keluarga.
c) Faktor penguat (reinforcing factors) Faktor-faktor ini meliputi faktor
sikap dan perilaku tokoh masyarakat (toma), tokoh agama (toma),
sikap dan perilaku pada petugas kesehatan. Termasuk juga disini
undang-undang peraturan-peraturan baik dari pusat maupun dari
pemerintah daerah yang terkait dengan kesehatan.
3. Tujuan Perilaku Kesehatan Penderita Diabetes Melitus
Menurut Notoatmodjo (2011), perilaku kesehatan adalah suatu
respon (organisme) terhadap stimulus atau obyek yang berkaitan
dengan sakit dan penyakit, sistem pelayanan kesehatan, makanan dan
minuman, serta lingkungan. Dari batasan ini, perilaku pemeliharaan
kesehatan ini terjadi pada 3 aspek, yaitu :
a) Perilaku pencegahan penyakit, dan penyembuhan bila sakit, serta
pemeliharaan kesehatan jika sudah sembuh dari sakit.
b) Perilaku peningkatan kesehatan, apabila seseorang dalam keadaan
sehat.
c) Perilaku gizi (makanan) dan minuman.
Menurut hasil konsesus Perkeni (2011) perilaku penderita
diabetesmelitus yang diharapkan meliputi :
a) Mengikuti pola makan sehat
b) Meningkatkan kegiatan jasmani.
19

c) Menggunakan obat diabetes dan obat-obatan dalam keadaan


khusus secara aman dan teratur.
d) Melakukan pemantauan gula darah mandiri dan memanfaatkan
data yang ada.
e) Melakukan perawatan kaki secara berkala.
f) Memiliki kemampuan untuk mengenal dan memahami keadan sakit
akut dengan tepat.
g) Mempunyai keterampilan mengatasi masalah yang sederhana, dan
mau bergabung dengan kelompok penyandang diabetes melitus
serta mengajak keluarga untuk mengerti pengelolaan diabetes.
h) Mampu memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan yang ada.
4. Upaya Pencegahan Diabetes Melitus
Mengingat jumlah pasien yang semakin meningkat dan besarnya
biaya perawatan pasien penderita diabetes melitus yang terutama
disebabkan oleh karena komplikasi, maka upaya yang paling baik
adalah pencegahan. Menurut WHO tahun 2010, upaya pencegahan
pada penderita diabetes melitus ada 3 tahap, yaitu :
a) Pencegahan Primer
Pencegahan primer adalah suatu upaya yang ditujukan pada orang-
orang yang termasuk kelompok resiko tinggi, yakni mereka yang
belum menderita diabetes melitus, tetapi berpotensi untuk
menderita diabetes melitus. Pencegahan inimerupakan suatu cara
yang sangat sulit karena yang menjadi sasarannya adalah orang-
orang yang belum sakit artinya mereka masih sehat sehingga
cakupannya menjadi sangat luas (Noer, 2011). Yang bertanggung
jawab dalam hal ini bukan hanya profesi tetapi semua pihak, untuk
mempromosikan pola hidup sehat dan menghindari pola hidup
beresiko, seperti : kampanye makanan sehat dengan pola
tradisional yang mengandung lemak rendah atau pola makan
seimbang, menjaga berat badan agar tidak gemuk dengan olah
raga secara teratur. Cara tersebut merupakan alternatif terbaik dan
harus sudahditanamkan pada anak-anak sekolah sejak taman
kanak-kanak. Hal ini merupakan salah satu upaya pencegahan
primer yang sangat murah dan efektif (Noer, 2011).
20

b) Pencegahan Sekunder
Pencegahan sekunder adalah upaya pencegahan atau
menghambat timbulnya komplikasi dengan deteksi dini dan
memberikan pengobatan sejak awal penyakit. Deteksi dini dilakukan
dengan tes penyaringan terutama pada populasi resiko tinggi.
Menurut WHO (2010) untuk negara berkembang termasuk
Indonesia kegiatan tersebut memerlukan biaya yang sangat besar
(PERKENI, 2009). Pada pencegahan sekunder penyuluhan tentang
perilaku terhadap sehat seperti pada pencegahan primer harus
dilaksanakan ditambah dengan peningkatan pelayanan kesehatan
primer di pusat-pusat pelayanan kesehatan, disamping itu juga
diperlukan penyuluhan kepada pasien dan keluarganya tentang
berbagai hal mengenai penatalaksanaan dan pencegahan
komplikasi.
c) Pencegahan Tertier
Upaya mencegah komplikasi dan kecacatan yang diakibatkannya
terdiri dari 3 tahap, antara lain :
1) Mencegah timbulnya komplikasi.
2) Mencegah berlanjutnya komplikasi untuk tidak terjadi
kegagalan organ.
3) Mencegah terjadinya kecacatan oleh karena kegagalan organ
atau jaringan. Dalam upaya ini diperlukan kerja sama yang baik
antara pasien dan dokter maupun antara dokter ahli diabetes
dengan dokter-dokter yang terkait dengankomplikasinya. Dalam
hal ini peran penyuluhan sangat dibutuhkan untuk
meningkatkan motivasi pasien untuk mengendalikan
diabetesnya (Soegondo, 2011)

C. Dukungan keluarga
1. Pengertian
Keluarga adalah sekelompok manusia yang tinggal dalam satu
rumah tangga dalam kedekatan yang konsisten dan memiliki hubungan
yang erat (Helviedalam Setiadi, 2008).
Dukungan keluarga adalah suatu dukungan yang bermanfaat bagi
individu yang diperoleh dari orang lain yang dapat dicintai, sehingga
21

seseorang akan tahu bahwa ada orang lain yang memperhatikan,


menghargai dan mencintai (Cahen dalam setiadi, 2008).
Dukungan sosial keluarga adalah sebagai suatu proses hubungan
anatara keluarga dengan lingkungan keluarga. Dimana studi-studi
dukungan keluarga telah mengkonseptualisasi dukungan sosial koping
keluarga, baik dukungan-dukungan yang bersifat eksternal antara lain
sahabat, pekerjaan, tetangga, sekolah, keluarga besar, kelompok sosial,
kelompok rekreasi, tempat ibadah, praktik kesehatan. Dukungan
kelaurga internal antara lain dari suami atau istri, dari saudara kandung
atau dukungan dari anak (Friedman dalam setiadi, 2008).
Dukungan keluarga tidak hanya berwujud dalam bentuk dukungan
moral, melainkan dukungan spiritual dan dukungan material, dukungan
keluarga juga dapat meringankan beban bagi seseorang yang sedang
mengalami masalah masalah serta menyadarkan bahwa masih ada
orang lain yang perduli (Azizah, 2011).
2. Fungsi Pokok Keluarga
Secara umum fungsi keluarga menurut Friedman dalam Setiadi
(2008) adalah sebagai berikut :
a) Fungsi afektif adalah fungsi keluarga yang utama untuk
mengajarkan segala sesuatu untuk mempersiapkan anggota
keluarga berhubungan dengan orang lain.
b) Fungsi sosialisasi adalah fungsi mengembangkan dan tempat
melatih anak untuk berkehidupan sosial sebelum meninggalkan
rumah untuk berhubungan dengan orang lain diluar rumah.
c) Fungsi reproduksi adalah untuk memperthankan generasi dan
menjaga kelangsungan keluarga.
d) Fungsi ekonomi adalah keluarga berfungsi untuk memenuhi
kebutuhan keluarga secara ekonomi dan tempat untuk
mengembangkan kemampuan individu dalam meningkatkan
penghasilan untuk memenuhi kebutuhan keluarga.
e) Fungsi perawatan/pemeliharaan kesehatan yaitu fungsi untuk
memperthankan keadaan kesehatan anggota keluarga agar tetap
memiliki produktivitas tinggi.
22

3. Tugas Keluarga Dalam Bidang Kesehatan


Friedman dalam Setiadi (2008) membagi 5 tugas keluarga dalam
bidang kesehatan yang harus dilakukan, yaitu :
a) Mengenal masalah kesehatan setiap anggotanya.
Perubahan sekecil apapun yang dialami anggota keluarga secara
langsung menjadi perhatian dan tanggung jawab keluarga, maka
apabila menyadari adanya perubahan perlu segera dicatat kapan
terjadinya, perubahan apa yang terjadi dan seberapa besar
perubahan.
b) Mengambil keputusan untuk melakukan tindakan yang tepat bagi
keluarga. Tugas ini merupakan upaya keluarga yang utama untuk
mencari pertolongan yang tepat sesuai dengan keadaan
keluarga, dengan pertimbangan siapa diantara keluarga yang
mempunyai kemampuan memutuskan untuk menentukan
tindakan keluarga maka segera melakukan tindakan yang tepat
agar masalah kesehatan dapat dikurangi atau bahkan teatasi.
Jika keluarga mempunyai keterbatasan setidaknya meminta
bantuan orang lain dilingkungan sekitar keluarga.
c) Memberikan keperawatan anggotanya yang sakit atau yang tidak
dapat membantu dirinya sendiri karena cacat atau usianya yang
terlalu muda. Perawatan ini dapat dilakukan dirumah, apabila
keluarga memiliki kempuan melakukan tindakan untuk
pertolongan pertama atau kepelayanan kesehatan untuk
memperoleh tindakan lanjut agar masalah yang lebih parah tidak
terjadi.
d) Mempertahankan suasana dirumah yang menguntungkan
kesehatan dan perkembangan kepribadian anggota keluarga.
e) Mempertahankan hubungan timbal balik antra keluarga dan
lembaga kesehatan (pemanfaatan fasilitas kesehatan yang ada).
4. Bentuk Dukungan Keluarga
Menurut Friedman dalam Setiadi (2008) dukungan keluarga dibagi
ke dalam beberapa bentuk, yaitu :
a) Dukungan informasi
Bentuk dukungan ini melibatkan pemberiaan informasi, nasihat,
saran dan pemecahan masalah.Dukungan informasi seperti ini
23

dapat menolong pasien untuk mengenali dan mengatasi masalah


dengan mudah.
b) Dukungan motivasi
Dukungan motivasi yang diberikan keluarga yaitu keluarga
memberikan kesempatan kepada pasien untuk bertemu dengan
orang yang mengalami kondisi yang sama untuk mendapatkan
nasihat, keluarga memberikan dukungan yang dibutuhkan pasien,
keluarga memberikan semangat melalui pujian atas sikap pasien
yang positif dan keluarga memberikan kebutuhan yang sangat
dibutuhkan oleh pasien.
c) Dukungan instrumental
Bentuk dukungan instrumental yang dimaksud yaitu dukungan
berupa waktu dimana keluarga siap mendampingi ketika perawatan,
keluarga bersedia membiayai perawatan,keluarga memberikan
bantuan atas pengobatan yang pasien terima, dan bantuan untuk
pemenuhan kebutuhan fisik dimana keluarga memenuhi kebutuhan
pengobatan yang belum terpenuhi.
d) Dukungan emosional
Bentuk dari dukungan emosional ini yaitu keluarga memberikan
kepercayaan dalam mengambil suatu keputusan, keluarga bersedia
sebagai tempat mencurahkan perasaan, keluarga memberikan
semangat, dan keluarga selalu memberikan solusi untuk
menghadapi masalah yang terjadi.
Menurut Smet dalam Setiadi (2008) setiap bentuk dukungan sosial
keluarga mempunyai ciri-ciri antara lain :
a) Informatif yaitu bantuan informasi yang disediakan agar dapat
digunakan oleh seseorang yang dihadapi, meliputi pemberian
nasehat, pengarahan, ide-ide atau informasi lainnya yang
dibutuhkan dan informasi ini dapat disampaikan kepada orang lain
yang mungkin menghadapi persoalan yang sama atau hampir
sama.
b) Perhatian emosional, setiap orang pasti membutuhkan bantuan
afektif dari orang lain, dukungan ini berupa dukungan simpati dan
empati, cinta, kepercayaan, dan penghargaan. Dengan demikian
seseorang yang menghadapi persoalan merasa dirinya tidak
24

menanggung beban sendiri tetapi masih ada orang lain yang


memperhatikan, mau mendengar segala keluhannya, bersimpati
dan empati terhadap persoalan yang dihadapi, bahkan mau
membantu memecahkan masalah yang dihadapinya.
5. Sumber Dukungan Keluarga
Menurut Potter & Perry (2009) dukungan keluarga dapat
berasal dari berbagai sumber yang berbeda seperti : pasangan,
penggemar, keluarga, teman dan rekan kerja, tenaga kesehatan atau
organisasi masyarakat. Dukungan keluarga dapat berupa dukungan
keluarga internal, seperti dukungan dari suami/istri, dukungan dari
saudara kandung, dukungan dari anak dan dukungan keluarga
eksternal, seperti dukungan dari sahabat, tetangga, sekolah, keluarga
besar, tempat ibadah, praktisi kesehatan (Friedman dalam Setiadi,
2008).
6. Faktor Yang Mempengaruhi Dukungan Keluarga
Menurut Ratna (2010) mengatakan bahwa faktor yang
mempengaruhi efektifitas dukungan keluarga yaitu :
a) Pemberian dukungan lebih efektif dari orang-orang terdekat yang
mempunyai arti dalam hidup individu. Orang terdekat antara lain
orang tua bagi anak, istri atau suami, teman dekat, saudara, dan
tergantung tingkat kedekatan antara keduanya.
b) Penerimaan dukungan perlu diperhatikan juga karakteristik orang
yang menerima bantuan, kepribadian dan peran sosial penerimaan
dukungan. Misalnya ketika ia menderita sakit dan sering menyendiri
di dalam rumah, maka lebih baik diberikan motivasi dan membangun
semangatnya.
c) Waktu pemberi dukungan, situasi yang tepat hampir sama dengan
jenis dukungan, pemberi dukungan harus mempelajari waktu dan
tepat. Misalnya ketika berkunjung kepuskesmas tidak mengganggu
waktu istrahat pasien (Ratna, 2010).
7. Manfaat Dukungan Keluarga
Menurut Setiadi (2008), dukungan keluarga memiliki efek terhadap
kesehatan dan kesejahteraan yang berfungsi secara bersamaan. Adanya
dukungan yang kuat berhubungan dengan menurunnya mortalitas, lebih
mudah sembuh dari sakit, fungsi kognitif, fisik, dan kesehatan emosi.
25

Selain itu, dukungan keluarga memiliki pengaruh yang positif pada


pemyesuaian kejadian dalam kehidupan yang penuh dengan stress.
Dukungan sosial keluarga adalah sebuah proses yang terjadi
sepanjang masa kehidupan, sifat dan jenis dukungan sosial keluarga
berbeda-beda dalam berbagai tahap-tahap siklus kehidupan. Namun
demikian dalam semua tahap siklus kehidupan, dukungan sosial
keluarga membuat keluarga mampu berfungsi dengan berbagai
kepandaian dan akal. Sebagai akibatnya hal ini meningkatkan kesehatan
dan adaptasi keluarga (Friedman, 2013). Sedangkan Setiadi (2008)
mengungkapkan bahwa dukungan keluarga akan meningkatkan :
a) Kesehatan fisik, individu yang mempunyai hubungan dekat dengan
orang lain jarang terkena penyakit dan lebih cepat sembuh jika
terkena penyakit dibanding individu yang terisolasi.
b) Manajemen reaksi stres, melalui perhatian, informasi, dan umpan
balik yang diperlukan untuk melakukan koping terhadap stres.
c) Produktivitas, melalui peningkatan motivasi, kualitas penalaran,
kepuasan kerja dan mengurangi dampak stres kerja.
d) Kesejahteraan psikologis dan kemampuan penyesuaian diri
melalui perasaan memiliki, kejelasan identifikasi diri, peningkatan
harga diri, pencegahan neurotisme dan psikopatologi,
pengurangan dister dan penyediaan sumber yang dibutuhkan.
Berdasarkan penjelasan diatas, dapat disimpulkan bahwa
dukungan keluarga dapat meningkatkan kesehatan fisik, manajemen,
reaksi stres, produktivitas, dan kesejahteraan psikologis dan kemampuan
penyesuaian diri.

D. Status ekonomi (Pendapatan)


1. Pengertian
Pendapatan adalah jumlah semua hasil suatu pekerjaan yang
yang diterima oleh kepala keluarga maupun anggota keluarga lainnya
yang diwujudkan dalam bentuk uang dan barang. Menurut Sumardi
dalam Yerikho (dalam Poniman,2015) mengemukakan bahwa
pendapatan yang diterima oleh penduduk akan dipengaruhi oleh tingkat
pendidikan yang ditempuh. Dengan pendidikan yang tinggi mereka akan
dapat memperoleh kesempatan yang lebih luas untuk mendapatkan
26

pekerjaan yang lebih baik disertai pendapatan yang lebih besar.


Sedangkan bagi penduduk yang berpendidikan rendah akan menadapat
pekerjaan dengan pendapatan yang kecil.
Penghasilan adalah gaji tetap yang diterima setiap bulan.
Penghasilan akan erat kaitannya dengan kemampuan orang untuk
memenuhi kebutuhan gizi, perumahan yang sehat, pakaian dan
kebutuhan lain yang berkaitan dengan pemeliharaan kesehatan. Adapun
penghasilan keluarga merupakan salah satu tema penting dalam
mengelola keuangan keluarga, karena besarnya uang masuk akan
mempengaruhi besarnya uang yang akan di keluarkan ( Aisyen,
2010 ).Secara umum anggota masyarakat memiliki Sumber daya
ekonomi yang berbeda.
Status ekonomi kemungkinan besar merupakan pembentuk gaya
hidup keluarga. Pendapatan keluarga memadai akan menunjang tumbuh
kembang anak. Karena orang tua dapat menyediakan semua kebutuhan
anak baik primer maupun skunder (Mulyanto, 2010).
Status ekonomi adalah kedudukan seseorang atau keluarga di
masyarakat berdasarkan pendapatan per bulan. Status ekonomi dapat
dilihat dari pendapatan yang disesuaikan dengan harga barang pokok
(Abdulsyani, 2012).
2. Faktor yang Mempengaruhi Status Ekonomi (Mulyanto, 2010) yaitu:
a. Pendidikan
Pendidikan berarti bimbingan yang diberikan oleh seseorang
terhadap perkembangan orang lain menuju ke arah suatu cita-cita
tertentu. Makin tinggi tingkat pendidikan seseorang maka makin
mudah dalam memperoleh pekerjaan, sehingga semakin banyak
pula penghasilan yang diperoleh. Sebaliknya pendidikan yang
kurang akan menghambat perkembangan sikap seseorang
terhadap nilai-nilai yang baru dikenal.
b. Pekerjaan
Pekerjaan adalah simbol status seseorang dimasyarakat.
Pekerjaan jembatan untuk memperoleh uang dalam rangka
memenuhi kebutuhan hidup dan untuk mendapatkan tempat
pelayanan kesehatan yang diinginkan.
27

c. Keadaan Ekonomi
Kondisi ekonomi keluarga yang rendah mendorong ibu hamil
untuk tidak teratur dalam melakukan antenatal care.
d. Latar Belakang Budaya
Cultur universal adalah unsur kebudayaan yang bersifat
universal, ada di dalam semua kebudayaan di dunia, seperti
pengetahuan bahasa dan khasanah dasar, cara pergaulan sosial,
adat-istiadat, penilaian umum. Tanpa disadari, kebudayaan telah
menanamkan garis pengaruh sikap terhadap berbagai masalah.
Kebudayaan telah mewarnai sikap anggota masyarakatnya, karena
kebudayaan pulalah yang memberi corak pengalaman individu-
individu yang menjadi anggota kelompok masyarakat asuhannya.
Hanya kepercayaan individu yang telah mapan dan kuatlah yang
dapat memudarkan dominasi kebudayaan dalam pembentukan
sikap individual
e. Pendapatan
Pendapatan adalah hasil yang diperoleh dari kerja atau usaha
yang telah dilakukan. Pendapatan akan mempengaruhi gaya hidup
seseorang. Orang atau keluarga yang mempunyai status ekonomi
atau pendapatan tinggi akan mempraktikkan gaya hidup yang
mewah misalnya lebih komsumtif karena mereka mampu untuk
membeli semua yang dibutuhkan bila dibandingkan dengan
keluarga yang kelas ekonominya kebawah.
3. Tingkat Ekonomi
Menurut (Abdulsyani, 2012). membagi keluarga terdiri dari 4 tingkat
ekonomi :
a) Tingkat Adekuat
Adekuat menyatakan uang yang dibelanjakan atas dasar suatu
permohonan bahwa pembiayaan adalah tanggung jawab kedua orang
tua. Keluarga menganggarkan dan mengatur biaya secara ralisitis.
b) Marginal
Pada tingkat marginal sering terjadi ketidaksepakatan dan perselisihan
siapa yang seharusnya mengontrol pendapatan dan pengeluaran.
28

c) Miskin
Keluarga tidak bisa hidup dengan caranya sendiri, pengaturan
keuangan yang buruk akan menyebabkan didahulukannya
kemewahan. Diatas kebutuhan pokok, manajemen keuangan yang
sangat buruk dapat atau tidak membahayakan kesejahteraan anak,
tetapi pengeluaran dan kebutuhan keuangan melebihi penghasilan.
d) Sangat Miskin
Menejemen keuangan yang sangat jelek, termasuk pengeluaran saja
dan berhutang terlalu banyak, serta kurang tersedianya kebutuhan
dasar.
Berdasarkanpenggolongannya, Badan Pusat Statistik (BPS, 2014)
membedakan pendapatan menjadi 4 golongan adalah:
a) Golongan pendapatan sangat tinggi, adalah jika pendapatan rata-rata
lebih dari Rp. 3.500.000,00 per bulan
b) Golongan pendapatan tinggi adalah jika pendapatan rata-rata antara Rp.
2.500.000,00 – s/d Rp. 3.500.000,00 per bulan
c) Golongan pendapatan sedang adalah jika pendapatan rata-rata antara
Rp. 1.500.000,00 s/d Rp. 2.500.000,00 per bulan
d) Golongan pendapatan rendah adalah jika pendapatan rata-rata
1.500.000,00 per bulan
Sedangkan untuk pendapatan UMK Kabupaten Jepara adalah sebagai
berikut yaitu UMK Kabupaten Jepara tahun 2019 telah di sahkan pada
tanggal 25 November 2018 dan akan berlaku mulai tanggal 1 Januari 2019
sebesar Rp. 1.800.000.
Pembagian kelas sosial ekonomi berdasarkan status ekonomi terdiri
atas 4 bagian yaitu :
Berdasarkan dari pendapatan keluarga, BPS (2012) membagi kedalam
tiga golongan yaitu tinggi, menengah dan rendah :
a) Golongan Rendah, Golongan masyarakat berpenghasilan rendah
yaitu masyarakat yang menerima pendapatan lebih rendah dari
keperluan untuk memenuhi tingkat hidup yang minimal seperti
sandang, pangan dan tempat tinggal yang berpenghasilan kurang
dari Rp. 1.500.000 per bulan.
b) Golongan Menengah, Golongan masyarakat berpenghasilan
sedang yaitu masyarakat yang dapat memenuhi kebutuhan hidup
29

dan mampu menikmati jenjang pendidikan namun belum memiliki


kesempatan dalam menabung maupun berinvestasi yang
berpenghasilan antara Rp. 1.500.000 sampai Rp. 2.500.000 per
bulan.
c) Golongan Tinggi, Golongan masyarakat berpenghasilan tinggi yaitu
masyarakat yang dapat memenuhi kebutuhan hidup baik kebutuhan
jangaka pendek maupun jangka panjang tanpa ada rasa khawatir.
Menjadikan pendidikan bukan sebagai acuan kehidupan,
menjadikan budaya dalam keluarga untuk menjaga martabat, yaitu
yang berpenghasilan diatas Rp. 2.500.000
30

E. Kerangka Teori
Komplikasi dari Diabetes Melitus
dapat dikelompokkan menjadi 2, Diabetes Melitus
yaitu :
1. Komplikasi metabolik akut
 DM tipe 1 : diabetik Perilaku pencegahan komplikasi
ketoasidosis (DKA). diabete mellitus
 DM tipe 2 : hiperglikemia, a) Pencegahan Primer
hiperosmolar, koma b) Pencegahan
nonketotik. Sekunder
2. Komplikasi vaskular jangka c) Pencegahan
panjang Tertier
 Mikroangiopati Faktor yang mempengaruhi
 Makroangiopati
 Nefropati diabetik. 1. Pendidikan
 Neuropati diabetik.
2. Pengetahuan
3. Dukungan keluarga
4.
3. Status ekonomi
Dukungan keluarga
Keterangan :
4. Status ekonomi
Nb: = Tidak diteliti
= Diteliti
Sumber : Modifikasi menurut teori (Suyono 2008; WHO tahun 2010)
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

A. Variabel Penelitian
Variabel menurut Azwar (2010) merupakan konsep mengenai atribut
atau sifat yang terdapat pada subyek penelitian yang dapat bervariasi secara
kuantitatif maupun kualitatif.
Identifikasi variable merupakan langkah untuk menetapkan variabel-
variabel utamadalam penelitian dan menentukan fungsinya masing-masing
(Azwar, 2010).
MenurutAzwar (2010)berdasarkan hubungan fungsional antara
variable- variable satu dengan yang lainnya, variable dibedakan menjadi dua
yaitu :
1. Variable bebas ( Independent Variable )
Disebut juga dengan variable sebab atau variable yang
mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahan atau timbulnya
variable terikat.
Variabel independent (bebas) pada penelitian ini adalah
Dukungan Dan Status Ekonomi Keluarga.
2. Variabel terikat (Dependent Variable )
Disebut variable terikat atau dependent karena variable ini
dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variable bebas
(independent)
Variable dependent (terikat) dari penelitian ini adalah Perilaku
Pencegahan Komplikasi Penyakit Diabetes Mellitus

B. Hipotesis Penelitian
Hipotesis adalah jawaban sementara dari suatu penelitian.
Sedangkan hipotesis di dalam suatu penelitian adalah jawaban sementara
terhadap rumusan masalah penelitian, patokan duga atau dalil sementara,
yang kebenarannya akan dibuktikan dalam penelitian tersebut (Sugiyono,
2009).
.

31
32

Hipotesis dalam penelitian ini adalah :


1. Ha1 : Ada Hubungan Dukungan KeluargaTentang Perilaku
Pencegahan Komplikasi Penyakit Diabetes Mellitus Di RSUD R.A
Kartini Jepara Tahun 2019
2. Ha2 : Ada Hubungan Status Ekonomi Keluarga Tentang Perilaku
Pencegahan Komplikasi Penyakit Diabetes Mellitus Di Di RSUD R.A
Kartini JeparaTahun 2019
3. Ho1 : Tidak ada Hubungan Dukungan KelargaTentang Perilaku
Pencegahan Komplikasi Penyakit Diabetes Mellitus Di RSUD R.A
Kartini Jepara Tahun 2019.
4. Ho2 : Tidak ada Hubungan Status Ekonomi Keluarga Tentang
Perilaku Pencegahan Komplikasi Penyakit Diabetes Mellitus Di RSUD
R.A Kartini Jepara Tahun 2019

C. Kerangka Konsep

Variabel Bebas Variabel Terikat


Dukungan keluarga Perilaku Pencegahan
Komplikasi Penyakit
Status Ekonomi Diabetes Mellitus

Bagan 3.1. Kerangka Konsep Penelitian

D. Rancangan Penelitian
1. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah analitik korelasional. Penelitian
korelasional yaitu penelitian yang bertujuan untuk menyelidiki sejauh
mana variasi pada suatu variable berkaitan dengan variasi pada satu atau
lebih variable lain, berdasarkan koefisien korelasional (Azwar, 2010 ).
Desain ini menggunakan rancangan studi korelasi yaitu penelitian
korelasional yang mengkaji hubungan antara variable, yaitu variable
independent Dukungan Dan Status Ekonomi Keluarga dengan variable
dependent Perilaku Pencegahan Komplikasi Penyakit Diabetes Mellitus Di
RSUD R.A Kartini JeparaTahun 2019 didalam periode yang sama.
33

2. Pendekatan Waktu Pengumpulan Data


Dalam penelitian ini peneliti menggunakan pendekatan penelitian
cross sectional.Penelitian dengan desain cross sectional merupakan
penelitian yang menekankan waktu pengukuran atau observasi variable
dependen dan independen dalam satu waktu (Hidayat, 2009).
Berdasarkan keterangan di atas, maka peneliti menggunakan jenis
penelitian deskriptif korelasional dengan pendekatan cross sectional.
Desain penelitian ini peneliti pilih karena ingin mengetahui secara
mendalam tentang Hubungan Dukungan Dan Status Ekonomi Keluarga
Tentang Perilaku Pencegahan Komplikasi Penyakit Diabetes Mellitus Di
RSUD R.A Kartini Jepara Tahun 2019.
3. Jenis Data dan Pengumpulan Data
Data – data yang menyebar pada masing- masing sumber data/
subyek penelitian perlu dikumpulkan untuk selanjutnya ditarik kesimpulan.
Data adalah catatan atas kumpulan fakta ( Saryono, 2010).
a. Data Primer
Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari sumber asli
(tidak melalui media perantara). Data primer dapat berupa opini
subjek (orang) secara individual atau kelompok, hasil observasi
terhadap suatu benda (fisik), kejadian atau kegiatan, dan hasil
pengujian. Data primer dalam penelitian ini adalah data hasil
kuisioner yang diisi responden.
b. Data Sekunder
Data sekunder adalah data penelitian yang diperoleh peneliti
secara tidak langsung melalui media perantara(diperoleh dan
dicatat oleh pihak lain). Data sekunder umumnya berupa bukti,
catatan atau laporan historis yang telah tersusun dalam arsip.
Adapun langkah-langkah pengumpulan data dalam penelitian ini
adalah :
1. Mengajukan ijin Rektor Universitas Muhammadiyah Kudus
untuk melakukan penelitian.
2. Meminta ijin pihak RSUD RA Kartini Jepara untuk
melakukan survey pengambilan data awal.
3. Melakukan penelitian di RSUD RA Kartini Jepara.
4. Melakukan pendekatan kepada responden.
34

5. Mencatat jumlah penderita diabetes mellitusDi Rawat Jalan


RSUD R.A Kartini Jepara.
6. Mengambil responden sesuai criteria.
7. Memberikan penjelasan kepada responden mengenai
tujuan dan maksud penelitian.
8. Membagikan kuesioner.
9. Mengumpulkan kuesioner.
10. Menilai kuesioner.
11. Setelah data terkumpul, selanjutnya dilakukan pengolahan
dan analisis data dengan bantuan program computer.
4. Populasi Penelitian
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/
subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang telah
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik
kesimpulannya (Saryono, 2010).
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pasien Diabetes
Melitus Di RSUD R.A Kartini Jeparapada tahun 2019 pada bulan januari-
februari 537 pasien.
5. Prosedur Sampel dan Sampel Penelitian
a. Sampel
Sampel adalah sebagian dari populasi sebagai sumber data
dan yang mewakili suatu populasi tersebut ( Saryono, 2010).
Peneliti menentukan sampel yang terdapat dalam populasi
secara purposive sampling yaitu suatu metode pemilihan sampel
yang dilakukan berdasarkan maksud atau tujuan tertentu yang
dilakukan oleh peneliti. (Dharma, 2011).
Menurut (Arikunto 2010)jika objek dalam penelitian kurang
dari 100 lebih baik diambil semua, sehingga penelitiannya
merupakan penelitian populasi. Apabila objek nya besar maka
dapat diambil 10 – 15 % atau 20 – 25 %.
Penentuan besar sampel dalam penelitian dengan jumlah
populasi responden 537 responden mulai bulan januari dan
februaro. Hitungannya sebagai berikut
15 % × 537:76,95
Sampel dalam penelitian ini dibulatkan menjadi 77 responden.
35

b. Tekhnik sampel
Sampling adalah proses menyeleksi porsi dari populasi untuk
dapat mewakili populasi. Sedangkan teknik sampling merupakan
cara-cara yang ditempuh dalam pengambilan sampel, agar
memperoleh sampel yang benar-benar sesuai dengan keseluruhan
subjek penelitian (Nursalam, 2011).
Sampel peneliti menggunakan teknik sampel accidental yang
dimana sampling accidental adalah teknik penentuan sampel
berdasarkan kebetulan, yaitu siapa saja yang secara kebetulan
bertemu Adapun kriteria-kriteria sampel ditetapkan sebagai berikut :
dengan peneliti dapat digunakan sebagai sampel.
1) Kriteria Inklusi
a) Keluarga pasien yang menderita diabates melitus yang
berobat Di RSUD R.A Kartini Jeparapada saat
pelaksanaan penelitian
b) Keluarga yang Bersedia menjadi responden
2) Kriteria Ekslusi
a) Keluarga Pasien diabetes yang tidak bersedia menjadi
responden.
6. Definisi Operasional Variabel Penelitian dan Skala Pengukuran.
Tabel 3.1
Table Definisi Operasional Variabel
Variabel Definisi Operaional Alat Ukur Hasil Ukur Skala
dukungan penilaian yangdiberikan kuisioner Dukungan Ordinal
keluarga responden pada sikap Keluarga
danperilaku keluarga Menggunakan 2
(suami, istri, anak, orang Kategori Sebagai
tua, saudara) terhadap berikut:
keluarga pasien yang 1. Kurang baik:
menderita penakit skore <50 %
diabetes mellitus berupa 2. baik : skore ≥
motivasi keluarga dalam 50 %
keluhanresponden,
adanya perhatian serta
penerimaan kondisi
responden.
status Pendapatan pendapatan Chek list Status Ordinal
ekonomi anggota keluarga yang ekonomi
bekerja. 1. : Penghasilan
UMR Kab.
Jepara< Rp.
1.800.000
2. Penghasilan
UMR Kab.
Jepara ≥ Rp.
36

1.800.000
perilaku sikap dalam pencegahan Kuesioner 1. Kurang: Ordinal
pencegah terjadinya komplikasi <56%
an pada pasien diabetus 2. Cukup: 56-
komplikas mellitus 75%
i diabetes 3. Baik: 76-
mellitus 100%

7. Instrumen Penelitian
Instrument penelitian adalah memperoleh data tentang status
sesuatu dibandingkan dengan standar atau ukuran yang telah
ditentukan ( Notoadmojo, 2010 ).
Instrument penelitian yaitu suatu alat yang digunakan untuk
mengukur fenomena alam maupun social yang diamati (variabel
pnelitian) ( Sulistyaningsih,2011).
Instrument dalam penelitian ini meliputi:
1) Identitas responden terdiri dari nama responden, dalam hal ini
ditulis inisial, umur, jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan dan
pendapatan keluarga.
2) Kuisioner tentang dukungan keluarga dalam perilaku
pencegahan komplikasi Diabetes Mellitus.
Kuesioner adalah sejumlah pertayaan tertulis yang
digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam
arti laporan tentang pribadinya, atau hal-hal yang ia ketahui
(Arikunto,2011)
a) Kuisioner tentangDukungan keluarga belum baku ini
menggunakan Skala pengukuran ini menggunakan skala
Likert,berisi 20 pernyataan dengan pilihan jawaban :
1) Pernyataan positif : rutin (skor 4), sering (skor 3),
kadang-kadang (skor 2), tidak pernah(skor 1).
2) Pernyataan negatif : rutin (skor 1), sering (skor 2),
kadang-kadang (skor 3), tidak pernah (skor 4),
b) kuesioner praktek pencegahan kompliasi yang belum baku
ini menggunakan Skala pengukuran ini menggunakan
skala Likert, dengan tipe ini didapatkan Jumlah 15
pertanyaan dengan mengguanakan skala likert.. dengan
pilihan jawaban :
37

1) Pernyataan positif : rutin (skor 4), sering (skor 3),


kadang-kadang (skor 2), tidak pernah(skor 1).
2) Pernyataan negatif : rutin (skor 1), sering (skor 2),
kadang-kadang (skor 3), tidak pernah (skor 4),
Tabel 3 2
Kisi-Kisi Kuesioner DIABETES MELLITUS
Pertanyaan Pertanyaan
Materi Kategori / skor
positif negative
Dukungan 2,3,5,6,7,10,11, 1,4,8,9,15,16,
Kuesioner pertanyaan
Keluarga 12,13,14,17,18, 20 mengetahui sikap
 Internal 19 dengan menjawab 20
 Ekternal pertanyaan.
pertanyaan
dinyatakan dalam
skor:
1. Kurang baik:
skore <50 %
2. baik : skore ≥ 50
%
peerilaku 1.2.3.4.7.9.10.11. 5.6.8.12.13.15.2 Kuesioner pertanyaan
pencegahan 14.16.17.18.19.2 1 mengetahui sikap
komplikasi 0 dengan menjawab 10
 Menjaga pertanyaan.
kesehatan dinyatakan dalam
 Diet skor:
 Olahraga 1. Baik: 76-100%
2. Cukup: 56-75%
3. Kurang: <56

Untuk mendapatkan data yang valid dan reliabel maka


kuesioner tersebut harus diuji validitas dan reabilitas.
a) Validitas
Merupakan ketepatan atau kecermatan pengukuran,
valid artinya alat tersebut mengukur apa yang ingin diukur.
Suatu kuesioner dikatakan valid kalau pertanyaan pada
kuesioner mampu mengungkapkan sesuatu yang diukur
oleh kuesioner tersebut. (Setiawan & Saryono, 2010)
Peneliti melakukan uji validitas karena belum ada
standar baku kuisioner untuk penelitiandukungan keluarga
dan perilakupencegahan komplikasi.
Uji validitas yang digunakan adalah korelasi product
moment
r N ∑ XY− ( ∑ X )( ∑ Y )
n=¿ ¿
√( n ∑ X −(∑ X ) ❑ ) ( ( n ∑ Y −( ∑ Y )❑ ) )
2 2 2 2
38

Keterangan :
X : Pertanyaan
Y : Skor Total
XY : Skor Pertanyaan kali Skor Total
N : Jumlah Responden
Uji validitas telah dilaksanakan Di RSI Sultan Hadirin
Jepara dengan jumlah responden N=20 orang dengan
criteria sample yang sudah ditentukan, pada taraf
signifikansi 5% adalah r= 0,444. Setelah kuesioner sebagai
alat ukur atau alat pengumpul data selesai disusun, belum
berarti kuesioner tersebut dapat langsung digunakan untuk
mengumpulkan data. Kuesioner dapat digunakan sebagai
alat ukur penelitian perlu diuji validitas dan reliabilitas
(Notoadmojo, 2010 ).
Berikut hasil dari uji validitas yang telah dilaksanakan:
Tabel 3.3 Hasil uji validitas kuisioner dukungan keluarga
di RSI Jepara (N = 20)
Pernyataan r hitung Perbandingan r product moment Keterangan

Dukungan keluarga1 0,691 ≥ 0,444 Valid


Dukungan keluarga2 0,921 ≥ 0,444 Valid
Dukungan keluarga3 0,921 ≥ 0,444 Valid
Dukungan keluarga4 0,720 ≥ 0,444 Valid
Dukungan keluarga5 0,761 ≥ 0,444 Valid
Dukungan keluarga6 0,666 ≥ 0,444 Valid
Dukungan keluarga7 0,921 ≥ 0,444 Valid
Dukungan keluarga8 0,785 ≥ 0,444 Valid
Dukungan keluarga9 0,808 ≥ 0,444 Valid
Dukungan keluarga10 0,877 ≥ 0,444 Valid
Dukungan keluarga11 0,785 ≥ 0,444 Valid
Dukungan keluarga12 0,689 ≥ 0,444 Valid
Dukungan keluarga13 0,808 ≥ 0,444 Valid
Dukungan keluarga14 0,666 ≥ 0,444 Valid
Dukungan keluarga15 0,785 ≥ 0,444 Valid
Dukungan keluarga16 0,877 ≥ 0,444 Valid
Dukungan keluarga17 0,589 ≥ 0,444 Valid
Dukungan keluarga18 0,701 ≥ 0,444 Valid
Dukungan keluarga19 0,808 ≥ 0,444 Valid
Dukungan keluarga 20 0,877 ≥ 0,444 Valid

Hasil diatas menunjukkan bahwa 20 pernyataan Dukungan


keluargamemiliki r hitung lebih besar dibandingkan r product
39

moment sehingga dinyatakan valid dan dapat dipergunakan untuk


pengumpulan data.
Tabel 3.4 Hasil uji validitas kuisioner perilaku pencegahan
komplikasidi RSI Jepara (N = 20)
Pernyataan r hitung Perbandingan r product moment Keterangan

Perilaku pencegahan 1 0,720 ≥ 0,444 Valid


Perilaku pencegahan 2 0.805 ≥ 0,444 Valid
Perilaku pencegahan 3 0.748 ≥ 0,444 Valid
Perilaku pencegahan 4 0.652 ≥ 0,444 Valid
Perilaku pencegahan 5 0.769 ≥ 0,444 Valid
Perilaku pencegahan 6 0.678 ≥ 0,444 Valid
Perilaku pencegahan 7 0.748 ≥ 0,444 Valid
Perilaku pencegahan 8 0.658 ≥ 0,444 Valid
Perilaku pencegahan 9 0.636 ≥ 0,444 Valid
Perilaku pencegahan 10 0.688 ≥ 0,444 Valid
Perilaku pencegahan 11 0.691 ≥ 0,444 Valid
Perilaku pencegahan 12 0.710 ≥ 0,444 Valid
Perilaku pencegahan 13 0.674 ≥ 0,444 Valid
Perilaku pencegahan14 0.804 ≥ 0,444 Valid
Perilaku pencegahan 15 0.847 ≥ 0,444 Valid
Perilaku pencegahan16 0.667 ≥ 0,444 Valid
Perilaku pencegahan17 0.769 ≥ 0,444 Valid
Perilaku pencegahan18 0.727 ≥ 0,444 Valid
Perilaku pencegahan19 0.632 ≥ 0,444 Valid
Perilaku pencegahan20 0.727 ≥ 0,444 Valid
Perilaku pencegahan 21 0.852 ≥ 0,444 Valid

Hasil diatas menunjukkan bahwa 21 pernyataan sosial


ekonomi memiliki r hitung lebih besar dibandingkan r
product moment sehingga dinyatakan valid dan dapat
dipergunakan untuk pengumpulan data.
b) Uji Reliabilitas kuisioner
Reliabilitas adalah indeks yang menunjukkan sejauh
mana suatu alat pengukur dapat dipercaya atau dapat
diandalkan ( NotoaDiabetes mellitusojo, 2010)
Uji reliabilitas dalam penelitian ini dengan internal
consistency ( teknik konsistensi internal ) yaitu melakukan
uji instrument satu kali saja kemudian hasil yang diperoleh
dianalisis dengan teknik tertentu untuk menguji reliabilitas
instrument digunakan rumus koefisien reabilitas Alpha
Cronbanch , dengan rumus :

r 1= { K
}{
∑ S21
( K −1) S 2t }
40

Keterangan :
r1 : Koefisien reliabilitas yang dicari
K : Banyaknya item soal
2
∑S 1 : Jumlah varians .
Hasil uji reliabilitas dilaksanakan di RSI JEPARA20
responden dengan pernyataan dukungan keluarga dan
perilaku pencegahan komplikasi diperoleh nilai alpha
sebagai berikut pertanyaan dukungan keluarga sebesar
0,967 dan pertanyaan perilaku pencegahan komplikasi
diperoleh nilai alpha sebesar 0,955. Hasil ini menunjukkan
bahwa instrumentdukungan keluarga adalah reliable
karena nilai alpha 0,967> 0,444.sedangkaninstrument
perilaku pencegahan komplikasi adalah reliable karena nilai
alpha 0,955> 0,444.
8. Teknik Pengolahan dan Analisa Data
a. Pengolahan Data
1) Mengedit (Editing)
Editing dlakukan untuk meneliti setiap daftar pertanyaan yang
sudah diisi. Editing meliputi kelengkapan pengisian dan
kesalahan pengisian. Editing dilakukan pada saat pengambilan
data, sehingga bila terjadi kekurangan atau kesalahan, data
dengan mudah dapat segera dilakukan perbaikan.
Editing dimaksudkan untuk memeriksa kelengkapan pengisian
dan ketetapan data. Adapun proses editing meliputi :
a) Pemeriksaan kelengkapan jawaban pertanyaan pada
angket secara keseluruhan.
b) Pemeriksaan kejelasan penulisan jawaban.
c) Pemeriksaan lompatan (skip check) dan kisaran jawaban
(range check).
d) Pemeriksaan kelogisan jawaban.
2) Pengkodean (Coding)
41

Pemberian kode adalah kegiatan untuk memasukkan data


dengan memberikan kode-kode berupa angka ke dalam table,
untuk setiap kelompok pertanyaan guna mempermudah
pembacaan.
a) Variabel status ekonomi
(1) Penghasilan UMR Kab. Jepara< Rp. 1.800.000 : 1
(2) Penghasilan UMR Kab. Jepara ≥ Rp. 1.800.000 : 2
b) Variabel dukungan keluarga
(1) Kurang baik: skore <50 % : 1
(2) baik : skore ≥ 50 % : 2
c) Variabel perilaku pencegahan komplikasi diabetes mellitus
(1) baik : 3
(2) cukup: 2
(3) kurang: 1
3) Scoring
Kegiatan melakukan scoring terhadap jawaban dari kuesioner.
Jawaban kuesioner
a) KuisionertentangDukungan keluarga berisi 20 pernyataan
dengan pilihan jawaban :
 Pernyataan positif : rutin (skor 4), sering (skor 3),
kadang-kadang (skor 2), tidak pernah(skor 1).
 Pernyataan negatif : rutin (skor 1), sering (skor 2),
kadang-kadang (skor 3), tidak pernah (skor 4),
b) kuesioner praktek pencegahan kompliasidiabetes mellitu
dengan pilihan jawaban :
 Pernyataan positif : rutin (skor 4), sering (skor 3),
kadang-kadang (skor 2), tidak pernah(skor 1).
 Pernyataan negatif : rutin (skor 1), sering (skor 2),
kadang-kadang (skor 3), tidak pernah (skor 4),.
4) Tabulasi (Tabulating)
Data yang didapatkan dari hasil kuesioner oleh responden
diolah secara manual dari komputer untuk mendapatkan hasil
frekuensi dari semua data.
b. Analisa Data
42

Analisa data yang digunakan dalam penelitian ini adalah


analisa univariat dan analisa bivariat.
1) Analisa univariat yang dilakukan untuk menggambarkan subyek
penelitian dengan tidak melakukan analisis perbedaan atau
hubungan antar variabel. Setiap variable dependent dan
variable independent dianalisis dengan statistic deskriptif yaitu
prosentase untuk mendapatkan gambaran mengenai
Hubungan dukungan keluarga dan status ekonomi keluarga
Tentang Perilaku Pencegahan Komplikasi Penyakit Diabetes
Mellitus Di RSUD R.A Kartini JeparaTahun 2019dengan
rumus :
f
x= x 100 %
n
Keterangan :
x = hasil prosentase
f = frkuensi hasil pencapaian
n = total seluruh observasi
2) Analisa Bivariat
Analisa Bivariat adalah analisis yang menghubungkan
dua variabel yaitu variabel bebas dan variabel terikat (Arikunto,
2007). Analisa bivariat dalam penelitian ini menggunakan uji
Spearman Rho dengan tingkat kemaknaan α ≤ 0,05 yang
dibantu dengan komputer program computer (Rikwidikdo,
2008).
Rumus dari uji Spearman Rhoadalah :

Keterangan :
r =Nilai koefien spearman
D=Perbedaan / selisih peringkat antara veriabel bebar dan
terikat
n =Jumlah sampel 1 dan 6 konstanta
Interpretasi
43

a) Bila nilai p hitung >rho tabel, untuk α = 0,05 dan bila p


value < α, maka Ho ditolak, yang berarti terdapat hubungan
antara dua variabel yang diuji.
b) Bila nilai p hitung <rho, untuk α = 0,05 dan bila p value > α,
maka Ho diterima, yang berarti antara dua variabel yang
diuji tidak terdapat hubungan.
Ketentuan dan sarat uji Spearman Rho adalah sebagai berikut :
a) Jumlah sampel besar ( >30 responden ).
b) Data Berdistribusi tidak normal.
c) Data bersifat kategorik (skala ordinal ).
Berdasarkan uji tersebut dapat diputuskan adanya
hubungan yang signifikan apabila dari perhitungan didapatkan
nilai p value ≤ 0,05 pada taraf kesalahan 5%. ( Hidayat,2007 )
11Untuk melihat kuat tidakknya hubungan didasarkan pada
nilai p ( Rho ) yang dikategorikan sebagai berikut :
a) 0.00 – 0.199 : Sangat lemah.
b) 0.20 – 0.399 : Lemah
c) 0.40 – 0.599 : Sedang
d) 0.60 – 0.799 : Kuat
e) 0.80 – 1.00 : Sangat Kuat
9. Etika Penelitian
Dalam melakukan penelitian peneliti harus memperhatikan masalah
etika penelitian yang meliputi (Alimul, 2010) :
a. Lembar Persetujuan respon (informed consent)
Merupakan persetujuan antara peneliti dengan memberikan lembar
persetujuan (informed consent). Informed conset tersebut diberikan
sebelum penelitian dilakukan dengan memberikan lembar
persetujuan untuk menjadi responden. Tujuan informed consent
adalah agar subyek mengerti maksud dan tujuan penelitian,
mengetahui dampaknya, jika subyek bersedia maka mereka harus
menandatangani lembar persetujuan dan jika responden tidak
bersedia maka peneliti harus menghormati hak pasien (Alimul,
2010).
44

b. Anomity (tanpa nama)


Merupakan etika dalam penelitian kesadaran dengan cara tidak
memberikan nama responden pada lembar alat ukur hanya
menuliskan kode hanya lembar pengumpulan data.
c. Kerahasiaan
Merupakan masalah etika dengan menjamin kerahasiaan dari hasil
penelitian baik informasi maupun masalah-masalah lainnya. Semua
informasi yang telah dikumpulkan dijamin kerahasiannya oleh
peneliti, hanya kelompok data tertentu yang akan dilaporkan pada
hasil riset (Alimul, 2010).
10. Jadwal Penelitian
terlampir
BAB IV
HASIL PENELITIAN

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian


Penelitian ini dilakukan di RSUD RA Kartini Kabupaten Jepara pada
tanggal 1 juni 2019. RSUD RA Kartini merupakan Rumah Sakit kelas B yang
dimilik pemerintah kabupaten jepara. RSUD RA Kartini terletak DI Jalan KH.
Wahid Hasyim Jepara yang berfungsi untuk memberikan pelayanan
kesehatan.
Secara geografis RSUD RA Kartini Kabupaten Jepara sangat strategis
karena berada ditepi Jalan Raya Jepara-Kudus Dimana Sebelah Barat
Berbatasan Laut Jawa, Sebelah Utara Dengan Perbatasan Pati, Sebelah
Timur Dengan Kabupaten Kudus Dan Sebelah Selatan Perbatasan Dengan
Kota Demak.
RSUD RA Kartini mempunyai beberapa instalasi yaitu instalasi rawat
jalan, instalasi rawat inab, instalasi bedah sentral, instalasi gawat darurat,
instalasi radiologi, instalasi farmasi, instalasi laboratorium, instalasi gizi,
instalasi CSSD, instalasi jenazah. Sedangkan penelitian kali ini dilakukan di
RSUD RA Kartini Kabupaten Jepara. Sebelumya juga pernah ada yang
meneliti di RSUD RA Kartini Kabupaten Jepara yang berjudul hubungan
dukungan keluarga terhadap diet pada pasien diabetes mellitus

B. Karakteristik Responden
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan di RSUD RA Kartini
Kabupaten Jepara. Maka dapat digambarkan sebagai berikut :
1. Umur Responden
Tabel 4.1
Distribusi Frekuensi Berdasarkan Umur Responden di RSUD RA Kartini
Kabupaten Jepara (n=77)
Variable Mean Standart deviation Min-max
Umur 36,97 9,448 21-56
Sumber : Data Primer, 2019

45
46

Berdasarkan tabel 4.1 dapat dilihat bahwarata-rataberumur 36,97 dengan


standart deviation 9,448.
2. Jenis kelamin
Tabel 4.2
Distribusi Frekuensi jenis kelaminResponden di RSUD RA Kartini Kabupaten
Jepara (n=77)
Jenis kelamin Frekuensi Presentase /%
Laki-laki 32 41.6
Perempuan 45 58.4
Total 77 100
Sumber : Data Primer, 2019.
Berdasarkan Tabel 4.2 dapat dilihat jenis kelamin mayoritas adalah
perempuansebesar 45 responden (58.4%).
3. Pekerjaan
Tabel 4.3
Distribusi Frekuensi pekerjaanResponden di RSUD RA Kartini Kabupaten Jepara
(n=77)
Pekerjaan Frekuensi Presentase /%
Bekerja 54 70.1
Tidak bekerja 23 29.9
Total 77 100
Sumber : Data Primer, 2019.
Berdasarkan Tabel 4.3 dapat dilihat pekerjaan responden mayoritas
bekerja adalah sebesar 54 responden (70.1%).
4. Pendidikan
Tabel 4.4
Distribusi Frekuensi PendidikanResponden di RSUD RA Kartini Kabupaten
Jepara (n=77)
pendidikan Frekuensi Presentase /%
SD 20 26.0
SMP 21 27.3
SMA 29 37.7
Sarjana 7 9.1
Total 77 100
Sumber : Data Primer, 2019.
Berdasarkan Tabel 4.4 dapat dilihat pendidikan mayoritas adalah
SMAsebesar 29 responden (37,7%).
47

5. Lama sakit
Tabel 4.5
Distribusi Frekuensi Lama sakit Responden di RSUD RA Kartini Kabupaten
Jepara (n=77)
Lama Sakit Frekuensi Presentase /%
< 1 tahun 21 27.3
1 tahun 2 26.0
2 tahun 12 15.6
3 tahun 8 10.4
4 tahun 15 19.5
5 yahun 1 1.3
Total 77 100
Sumber : Data Primer, 2019.
Berdasarkan Tabel 4.5 dapat dilihat lama sakitnya pasien
mayoritas adalah < 1 tahunsebesar 21 responden (27.3%).

C. Analisa Univariat
1. Status ekonomi
Tabel 4.6
Distribusi Frekuensi Status Ekonomi Responden di RSUD RA Kartini Kabupaten
Jepara
Penghasilan Frekuensi Presentase /%
< UMR 13 16.9
≥ UMR 64 83.1
Total 77 100
Sumber : Data Primer, 2019.
Berdasarkan Tabel 4.6 dapat dilihat Status Ekonomi responden
mayoritas adalah ≥ UMRsebesar 64 responden (83.1 %).
2. Dukungan keluarga
Tabel 4.7
Distribusi Frekuensi Dukungan Keluarga Responden di RSUD RA Kartini
Kabupaten Jepara
Tingkat pendidikan Frekuensi Presentase /%
Kurang baik 17 22.1
Baik 60 77.9
Total 77 100
Sumber : Data Primer, 2019.
Berdasarkan Tabel 4.7 dapat dilihat dukungan keluarga baik adalah
60 responden (77.9 %) dan dukungan keluarga kurang baik 17responden
(22.1%).
48

3. Perilaku pencegahan komplikasi


Tabel 4.8
Distribusi Frekuensi Perilaku pencegahan komplikasi Responden di
RSUD RA Kartini Kabupaten Jepara
Perilaku pencegahan
Frekuensi Presentase /%
komplikasi
Kurang 10 13.0
Cukup 13 16.9
Baik 54 70.1
Total 77 100
Sumber : Data Primer, 2019.
Berdasarkan Tabel 4.8 dapat dilihat bahwa perilaku pencegahan
komplikasi baik 54 responden (70.1 %). Cukup 13 responden (16.9%),
dan kurang 10 responden (13.0%)

D. Analisa Bivariat
Hasil analisa Hubungan Dukungan Keluarga dan Status Ekonomi
Keluarga Tentang Perilaku Pencegahan Komplikasi Penyakit Diabetes
Mellitus Di RSUD R.A Kartini Jepara Tahun 2019, analisa yang digunakan
dalam penelitian ini adalah uji Spearman Rho dengan tingkat kemaknaan α ≤
0,05 yang dibantu dengan komputer program computer. Sebagai berikut :
1. Hubungan Status Ekonomi Keluarga Tentang Perilaku Pencegahan
Komplikasi Penyakit Diabetes Mellitus Di RSUD R.A Kartini Jepara
Tahun 2019
Tabel 4.9
Distribusi Hubungan Status Ekonomi Keluarga Tentang Perilaku Pencegahan
Komplikasi Penyakit Diabetes Mellitus Di Di RSUD R.A Kartini Jepara Tahun
2019
Perilaku Pencegahan Komplikasi
Status kurang Cukuo Baik Jumlah P Value
ekonomi F % f % f % f %
<UMR 10 76.9 3 23.1 0 0 13 100 0.000
≥ UMR 0 0.0 10 15.6 54 84.4 64 100
Total 10 13.0 13 16.9 54 70.1 77 100
Sumber : Data Primer, 2018.
Berdasarkan tabel 4.9 diatas, hasil penelitian menunjukkan
bahwa mayoritasStatus Ekonomi lebih dari UMR sebanyak 54
responden(84,4%) dengan perilaku pencegahan baik.
Hasil analisis statistik Spearman Rho diperoleh p value =
0.000 lebih kecil dari nilai tingkat kemaknaan ɑ <0.05. Sehingga P
49

value table dari P value hitung maka Ho ditolak dan Ha diterima. Hal
ini dapat ditarik kesimpulan bahwa ada hubungan Status Ekonomi
Keluarga Tentang Perilaku Pencegahan Komplikasi Penyakit
Diabetes Mellitus Di Di RSUD R.A Kartini Jepara Tahun 2019.
2. Hubungan Dukungan Keluarga Tentang Perilaku Pencegahan
Komplikasi Penyakit Diabetes Mellitus Di Di RSUD R.A Kartini Jepara
Tahun 2019
Tabel 4.10
Distribusi Hubungan Dukungan Keluarga Tentang Perilaku Pencegahan
Komplikasi Penyakit Diabetes Mellitus Di Di RSUD R.A Kartini Jepara Tahun
2019
Perilaku Pencegahan Komplikasi
Dukungan kurang Cukup Baik Jumlah P Value
keluarga F % F % f % f %
Kurang baik 8 47.1 8 47.1 1 5.9 17 100 0.000
Baik 2 3.3 5 8.3 53 88.3 60 100
Total 10 13.0 13 16.9 54 70.1 77 100
Sumber : Data Primer, 2018.
Berdasarkan tabel 4.10 diatas, hasil penelitian menunjukkan
bahwamayoritas dukungan keluarga baik dan perilaku pencegahan
baik sebanyak 53responden(88.3%).
Hasil analisis statistik Spearman Rho diperoleh p value =
0.000 lebih kecil dari nilai tingkat kemaknaan ɑ <0.05. Sehingga P
value table dari P value hitung maka Ho ditolak dan Ha diterima. Hal
ini dapat ditarik kesimpulan bahwa adahubungan dukungan Keluarga
Tentang Perilaku Pencegahan Komplikasi Penyakit Diabetes Mellitus
Di Di RSUD R.A Kartini Jepara Tahun 2019.

.
BAB V
PEMBAHASAN

A. Hubungan Status Ekonomi Keluarga Tentang Perilaku Pencegahan


Komplikasi Penyakit Diabetes Mellitus Di Di RSUD R.A Kartini Jepara
Tahun 2019
Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa mayoritas
penghasilan lebih dari 1.800.000 sebanyak 54 responden (84,4%) dengan
perilaku pencegahan baik.Hal ini selaras dengan hasilpenelitian Edriani
(2012) yang menunjukkan kondisi sosial ekonomi pada penyandang diabetes
adalah baik
Hasil analisis statistik Spearman Rho diperoleh p value = 0.000 lebih
kecil dari nilai tingkat kemaknaan ɑ <0.05. Sehingga P value table dari P
value hitung maka Ho ditolak dan Ha diterima. Hal ini dapat ditarik
kesimpulan bahwa ada hubungan Status Ekonomi Keluarga Tentang
Perilaku Pencegahan Komplikasi Penyakit Diabetes Mellitus Di Di RSUD R.A
Kartini Jepara Tahun 2019.
Hal ini sesuaidengan penelitian Fajrunni’mah, at al; (2017) dengan hasil
faktorekonomi merupakan faktor pendukung pemantauan kadarglukosa
darahdalam hasil penelitian ini. Fakta yang sama ditunjukkan dalam
penelitianoleh Amelia, et al (2014) hasil penelitian menunjukkan 76,4%
penderitaDM, sosial ekonomi yang tinggi memiliki kebiasaan budaya
dalampencegahan komplikasi untuk penderita DM.
Penelitian ini menunjukkantingkat pasien pendapatannya tinggi,
lebihmudah untuk membelimakanan sesuai diet diabetes. Perubahan pola
penyakit di negara-negaraberkembang khususnya di Indonesia dianggap ada
hubungannya dengancara hidup yang berubah sesuai dengan bertambahnya
kemakmuran yangbercermin dalam pendapatan perkapita Indonesia. Hal
yang samadijelaskan oleh Aggarwal, et al (2015) dalam penelitian
tentangpencegahan dan manajemen diabetes menjelaskan faktor sosial
ekonomikhususnya pendapatan sangat penting pengaruhnya terhadap
manajemenpencegahan diabetes. Pendapatan berkaitan dengan
kemampuan dalammelakukan pemeriksaan, penyediaan makanan dan

50
51

pengobatan. Dalampenelitian ini upaya terobosan untuk memberikan


pelayanan secara gratisdiharapkan dapat meningkat kan pencegahan dan
kualitas hidup daripenderita diabetes.
Hal berbeda ditunjukkan dari hasil penelitian dari Harahap (2010)
yang memperoleh hasil tidak terdapat hubungan yang bermakna antara
pendapatan dengan pencegahan komplikasi diabetes melitus diPuskesmas
Sering Medan. Selaras dengan hasil penelitian yang dilakukanoleh Sari
(2017),bahwa pendapatan/penghasilan tidak berhubungansignifikan dengan
pencegahan komplikasi. Hasil uji statistikmenunjukkan tidak ada hubungan
antara pendapatan dengan pencegahandiabetes melitus (Edriani, 2012).

B. Hubungan Dukungan Keluarga Tentang Perilaku Pencegahan


Komplikasi Penyakit Diabetes Mellitus Di Di RSUD R.A Kartini Jepara
Tahun 2019
Berdasarkan tabel 4.10 diatas, hasil penelitian menunjukkan
bahwamayoritas dukungan keluarga baik dan perilaku pencegahan baik
sebanyak 53 responden(88.3%).
Hasil analisis statistik Spearman Rho diperoleh p value = 0.000 lebih
kecil dari nilai tingkat kemaknaan ɑ <0.05. Sehingga P value table dari P value
hitung maka Ho ditolak dan Ha diterima. Hal ini dapat ditarik kesimpulan
bahwa ada hubungan dukungan Keluarga Tentang Perilaku Pencegahan
Komplikasi Penyakit Diabetes Mellitus Di Di RSUD R.A Kartini Jepara Tahun
2019
Hasil ini sesuaidengan penelitian Penelitian lainnya oleh Lestari (2010)
mengenai hubungan antara dukungan keluarga dengan kepatuhan klien
diabetes dalam melaksanakan program diet di RSUD Cimahi didapatkan ada
hubungan yang bermakna antara dukungan keluarga dengan kepatuhan klien
DM dalam melaksanakan diet dengan p value = 0,0001
Penelitian ini juga sejalandengan penelitian Ayala, M. J., dan Murphy,
K. (2011).diperoleh bahwa aspekdari dukungan keluarga berkaitan dengan
kadar glukosa darah dalam hal ini dapatmempengaruhi kualitas hidup pada
pasien diabetes. Peran keluarga merupakan salah satu aspekpenting
dimana dapat mempengaruhi kondisikesehatan psikologis, sosial, emosional
bagi individu.
52

Dukungan keluarga berupa kehangatan dankeramahan seperti


dukungan emosional yangterkait dengan monitoring glukosa, diet danlatihan
yang dapat meningkatkan efikasi diri pasien sehingga mendukung
keberhasilan dalam perawatan diri sendiri sehingga perawatandiri yang baik
akan menghasilkan kualitashidup yang baik agar dapat mencegah perilaku
yang dapat menimbulkan komplikasi, Hasil penelitian ini juga sesuai dengan
teori Soegondo, S. (2009 dijelaskan bahwa dukungan keluarga mempunyai
pengaruh kepada sikap dan kebutuhan belajar bagi pasien diabetes dengan
cara menolak atau menerima dukungan baik secarafisik, psikologis,
emosional, dan sosial. Pasiendiabetesakan memiliki sikap lebih positif
untukmempelajari diabetes apabila keluarga memberikandukungan dan
berpatisipasi dalam pendidikankesehatan mengenai diabetes. Sebaliknya,
pasiendiabetes akan bersikap negatif apabila terjadi penolakan terhadap
pasien dan tanpa adanyadukungan dari keluarga selama menjalani
pengobatan. Sikap negatif terhadap penyakit danpengobatan akan
mengakibatkan kegagalan penatalaksanaan diabetes yang dapat
menimbulkan komplikasi pada penyakit diabetes
Dukungan keluarga merupakan segala bentuk perilaku dan sikap
positif yang diberikan keluarga kepada salah satu anggota keluarga yang
sakit yaitu anggota keluarga yang mengalami masalah kesehatan terutama
terhadap perilaku pencegahan diabetes mellitus(Friedman, 2010). Namun
tidak semua klien diabetes yang mendapat dukungan keluarga secara baik.
Ada banyak faktor yang mempengaruhi keluarga dalam memberikan
dukungan terhadap klien diabetes menjalani perilaku pencegahan komplikasi
diabetus mellitus.faktor-faktor yang mempengaruhi dukungan keluarga ada
faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal meliputi tahap
perkembangan, pendidikan atau tingkat pengetahuan, faktor emosi dan
spiritual. Sedangkan faktor eksternal meliputi praktik dikeluarga, sosial
ekonomi dan latar belakang budaya.berdasarkanFriedman, M. M., Bowden,
V. R., dan Jones, E.G. (2013)]dukungan keluarga dapat ditinjau dari
empatdimensi yaitu dimensi emosional, penghargaan,instrumental dan
partisipasi.
53

C. Keterbatasan Peneliti
1. Pada penelitian ini, masih ada variabel pengganggu yang
berhubungandengan perilaku pencegahan Diabetes Mellitus responden
yang tidakdikendalikan seperti pendidikan dan pekerjaan. Pendidikan,
pekerjaan tidak bisa dikendalikan karna tingkat pendidikan klien sudah
berakhir/ sudah lulus sedangkan pekerjaan klienkn sudah didapatkan
sebelum terkenan penyakit atau sesudahnya. Dan penelitipun tidak bisa
mengendalikan pekerjaan dan pendapatan klien.
2. Pada saat pengambilan data, masih ada beberapa responden yang
memintapeneliti untuk membacakan kuesioner. Hal tersebut
menyebabkanresponden memiliki kecendrungan meminta saran dari
peneliti.
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian Hubungan Dukungan Keluarga dan
Status Ekonomi Keluarga Tentang Perilaku Pencegahan Komplikasi
Penyakit Diabetes Mellitus Di RSUD R.A Kartini Jepara Tahun 2019 Sebagai
berikut :
1. Berdasarkan hasil penelitian dilihat Status Ekonomi responden
mayoritas adalah ≥ UMRsebesar 64 responden (83.1 %).
2. Berdasarkan hasil penelitian dapat dilihat dukungan keluarga baik
adalah 60 responden (77.9 %) dan dukungan keluarga kurang baik
17responden (22.1%).
3. Berdasarkan hasil penelitian dapat dilihat bahwa perilaku pencegahan
komplikasi baik 54 responden (70.1 %). Cukup 13 responden (16.9%),
dan kurang 10 responden (13.0%)
4. Hasil analisis statistik Spearman Rho diperoleh p value = 0.000 lebih
kecil dari nilai tingkat kemaknaan ɑ <0.05. Sehingga P value table dari
P value hitung maka Ho ditolak dan Ha diterima. Jadi terdapat
Hubungan Status Ekonomi Keluarga Tentang Perilaku Pencegahan
Komplikasi Penyakit Diabetes Mellitus Di RSUD R.A Kartini Jepara
Tahun 2019
5. Hasil analisis statistik Spearman Rho diperoleh p value = 0.000 lebih
kecil dari nilai tingkat kemaknaan ɑ <0.05. Sehingga P value table dari
P value hitung maka Ho ditolak dan Ha diterima. Jadi terdapat
Hubungan Dukungan Keluarga Tentang Perilaku Pencegahan
Komplikasi Penyakit Diabetes Mellitus Di RSUD R.A Kartini Jepara
Tahun 2019

B. Saran
1. Bagi peneliti selanjutnya
a. Agar menambah populasi dan sampel yang lebih besar pada
penelitian selanjutnya agar bisa mendapat data yang lebih baik.

54
55

b. Sedangkan untuk variabel penggangu seperti seperti faktor


sosial ekonomi , alangkah baiknya bisa ikut diteliti untuk
penelitian selanjunya.
2. Bagi RSUD R.A Kartini Jepara Tahun 2019
Dapat memberikan masukan secara ilmiah untuk meningkatkan
pelayanan yang berkualitas serta sebagai dasar perencanaan dalam
rangka pelayanan dan usaha-usaha penanggulangan penyakit
diabetes mellitus
3. Bagi Instansi Pendidikan
a. Dapat menambah informasi mengenai Dukungan Keluarga dan
Status Ekonomi Keluarga Tentang Perilaku Pencegahan
Komplikasi Penyakit Diabetes Mellitus.
b. Dapat menambah wawasan tentang penelitian tentang Dukungan
Keluarga dan Status Ekonomi Keluarga Tentang Perilaku
Pencegahan Komplikasi Penyakit Diabetes Mellitus
DAFTAR PUSTAKA

Agus Mulyanto, (2009), Sistem Informasi Konsep dan Aplikasi. Pustaka


Pelajar

Abdulsyani. 2012. Sosiologi Skematik, Teori dan Terapan, Jakarta: Bumi Aksara

Aggarwal, B.(2015) Diabetes Preventionand Management.North Carolina’s


Guide to Diabetes Prevention and Management 2015–2020.

Amelia, M. (2014). Analisis faktor – faktor yang mempengaruhi keluarga untuk


memberikan dukungan kepada klien diabetes melitus dalam menjalani
diet. JOM PSIK vol. 1 No.2. Oktober 2014

American Diabetes Association (ADA). 2012. Diagnosis and Classification


ofDiabetes Mellitus. Diabetes Care Journal. 35(1): 64-71.

Alfarisi, S., Basuki, W., Susantiningsih, T., 2012, Perbedaan Kadar Kreatinin
Serum Pasien Diabetes Melitus Tipe 2 Yang Terkontrol Dengan Yang
Tidak
Terkontrol Di Rsud Dr. H. Abdul Moeloek Bandar Lampung Tahun 2012,
MAJORITY, 129.

Alimul Aziz, H. (2009). Pengantar Konsep Dasar Keperawatan. Edisi 2. Jakarta:


Salemba Medika.

Arikunto, S. 2011. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta:


Rineka cipta.

Ayala, M. J., dan Murphy, K. (2011).‘Managing Psychosocial Issues in A Family


With Diabetes’. The American Journal ofMartenal/Child Nurising, [online],
Vol. 36,No. 1, Hal. 49-55.n <http://journals.lww.com/mcnjournal> [20
Januari 2015]

Azizah, Lilik Ma’ rifatul, (2011). Keperawatan LanjutUsia. Edisi 1. Yogyakarta :


GrahaIlmu

Bahremand, M., Rai, A., Alikhani, M.,Mohammadi, S., Shahebrahimi, K., dan
Janjani, P. (2014). ‘Relationship Betweenfamily Functioning and Mental
Health bConsidering the Mediating Role of Resiliency
in Type 2 Diabetes Mellitus Patients’. GlobalJournal of Health Science
[online], Vol 7, No.3, 2015, Hal. 254-
259.http://www.ccsenet.org/journal/index.php[20 Januari 2015]

Edriani, A. (2012). Hubungan Faktor Sosial Ekonomi & Faktor yang Tidak &
Bisa Dimodifikasi Terhadap Diabetes Mellitus pada Lansia & Prelansia
Di Kelurahan Depok Jaya, Depok, Jawa Barat tahun 2012.

Ernawati. (2013). Penatalaksanaan Keperawatan Diabetes Melitus Terpadu.


Jakarta: Mitra Wacana Media.

Fatimah, RN. 2015. Diabetes Mellitus Tipe 2. Jurnal Majority. 4(5): 93-101.
Fajrunni’mah, R.(2017).Faktor Pendukung dan Penghambat Penderita Diabetes
Melitus dalam Melakukan Pemeriksaan Glukosa Darah. Bekasi :Politeknik
Kesehatan Kementrian Kementrian Kesehatan Jakarta III.

Friedman, M. M., Bowden, V. R., dan Jones, E.G. (2013). Buku Ajar
KeperawatanKeluarga:Riset, Teori, dan Praktik, alihbahasa, Akhir Yani, S.
Hamid et al., Edisi 5.Jakarta: EGC

Friedman. (2013). Buku Ajar Keperawatan Keluarga Riset, Teori, & Praktik :
ECG.

Fitriani A.A., 2015, Evaluasi Penggunaan Antibiotik Pada Pasien Diabetes


Melitus Tipe 2 Dengan Komplikasi Foot Ulcer Di Instalasi Rawat Inap Rsup
Dr. Soeradji Tirtonegoro Tahun 2014, Skripsi, Fakultas Farmasi, ed.,
Universitas Muhammadiyah Surakarta, Surakarta.

Friedman, M. (2010). Keperawatankeluarga : Teori dan Praktik edisi 5.Jakarta :


EGC.t2

International Diabetes Federation (IDF). 2015. IDF Diabetes Atlas Sixth Edition.
Jurnal online [diunduh 24 Agustus 2015]. Tersedia dari:
http://www.idf.org/diabetesatlas/update2014.

Hanum, N.N., 2013. Hubungan Kadar Glukosa Darah Sewaktu Dengan Profil
LipidPada Pasien Diabetes Melitus Tipe 2 Di Rumah Sakit Umum Daerah
Kota Cilegon Periode Januari-April 2013. Skripsi. FK dan Ilmu
Kesehatan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Harahap, E.R. (2010). Hubungan Pengetahuan dan Sikap Penderita Diabetes


Melitus (DM) dengan Pemanfaatan Klinik Diabetes Melitus di Puskesmas
Sering Kecamatan Medan Tembung Tahun 2010. Skripsi. Medan:
Universitas Sumatera Utara.

Hensarling, J. (2009). ‘Development andPsychometric testing of


Henserling’sDiabetes Family Support Scale’. Sigma ThetaTau International
Nursing ResearchCongress [online].<http://search.proquest.com> [15
Januari

Kemenkes RI. (2015). Profil Kesehatan Indonesia tahun 2014.


Jakarta : Kemenkes. RI; 

Lestari, A. 2010. Pengaruh Paparan Debu Kayu Terhadap Gangguan Fungsi


Paru Tenaga Kerja Di Cv. Gion & Rahayu, Kec. Kartasura, Kab. Sukoharjo
Jawa
Tengah. Skripsi. Surakarta : Kesehatan Kerja FK Universitas Sebelas
Maret.

National Institute for Diabetes and Digestive and Kidney Diseases (NIDDK).
(2014). Cause of diabetes. NIH Publication.

Ndraha S., 2014. Diabetes Melitus Tipe II dan Tatalaksana Terkini. Medicinus 9.
27:3-5

Notoatmodjo (2010). Metodologi penelitiankesehatan. Jakarta : Rineka Cipta


Notoatmodjo, S. (2012). Promosi Kesehatan dan Perilaku Kesehatan.
Jakarta:Rineka Cipta.

Prabawati, R. K. (2012). Mekanisme Seluler dan Molekular Resistensi Insulin.


Tugas Biokimia Program Pasca Sarjana Ilmu Biomedik Program Double
Dolgree Neurologi Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya Malang, 1,
1–15.

PERKENI, 2015, Konsesus Pengelolaan dan pencegahan Diabetes Mellitus


Tipe2 di Indonesia 2015, PB. Perkeni, Jakarta

PERKENI, 2011, Konsesus Pengelolaan dan pencegahan Diabetes Mellitus


Tipe2 di Indonesia 2011, PB. Perkeni, Jakarta

PERKENI, 2009, Konsesus Pengelolaan dan pencegahan Diabetes Mellitus


Tipe2 di Indonesia 2009, PB. Perkeni, Jakarta

Poniman, Farid. Hidayat, Yayat. 2015. “Manajemen HR”. Jakarta: PT Gramedia


Pustaka Utama

Potter and Perry. 2009. Buku Ajar Fundamental Keperawatan : Konsep, Proses,
danPraktik. Edisi 4.Volume 2.Alih Bahasa : Renata Komalasari, dkk.
Jakarta:EGC.

Ratna, W. (2010). Sosiologi dan antropologikesehatan. Yogyakarta: Pustaka


Rihama

Riskesdas. 2013. Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS 2013). Jakarta : Badan


Litbangkes Kemenkes R.I

Riyadi, S.J. 2011. Keperawatan Medikal Bedah. Yogyakarta: Pustaka


Pelajar.2015]

Sari, H.N. (2017). Hubungan Karakteristik Demografi dengan Self-Care Diabetes


Melitus pada pasien Diabetes Melitus di RSUP H. Adam Malik Medan.
Journal Kesehatan. Medan : Universitas Sumatera Utara.

Senok, A. C. 2009. Probiotics in the Arabian Gulf Region. Food &


NutritionResearc. Available at:
http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC 2651754/pdf/FNR-53-
1842.pdf. Open date: October 29, 2013

Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, kualitatif,


dan R&D. Bandung: Alfabeta.

sulistyaningsih. 2011. Metodologi Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif.


Yogyakarta : Graha Ilmu

Setiadi. 2008. Konsep & keperawatan keluarga. Yogyakarta : Graha ilmu. 

Soegondo S (2011). Prinsip dan Strategi Edukasi Diabetes. Dalam : Soegondo S,


dkk, Penatalaksanaan Diabetes Mellitus Terpadu. Jakarta : Balai Penerbit
FKUI
Soegondo, S. (2009). ‘PenatalaksanaanDiabetes Melitus Terpadu’. Sebagai
PanduanPenatalaksanaan Diabbetes Melitus bagiDokter maupun
Edukator. Jakarta: BalaiPustaka FKUI

Sulistria,Y.M., 2013. Tingkat self care pada pasien rawat jalan Diabetes Melitus
diPuskesmas Kalirungkut Surabaya. Jurnal Ilmiah Mahasiswa Universitas
Surabaya Vol.2 No. 2. (Diakses pada 15 Agustus 2016)

Tarwoto, Dkk. 2012. Keperawatan Medikal Bedah Gangguan Sistem Endokrin.


Jakarta: Trans Info Medikal.

Waitman, J. (2016) Social vulnerability and hypoglycemia among patients with


Diabetes. Department of Medicine, Emory University School of Medicine,
Atlanta, GA, United States.

World Health Organization. Diabetes. http://www.who.int/mediacentre/


factsheets/fs312/en/index.html (accessed 4 February 2018

Zhang, M., Zhu, Y., Li, P., Chang, H., Wang, X., Liu, W., et al. 2015. Associations
between Dietary Patterns and Impaired Fasting Glucose in Chinese Men A
Cross-Sectional Study. Nutrients 5: 8072-8089.

.
LAMPIRAN
JADWAL PENELITIAN
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
STIKES MUHAMMADIYAH KUDUS
TAHUN AKADEMIK 2018/2019

novamber desember
2018 2018 januari2019 febuari2019 maret2019 april2019 mei2019 juni2019
KEGIATAN
I II
I II III IV I II III V I II III IV I II I IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV
PENGUSULAN JUDUL
SURVEY
PENDAHULUAN
BIMBINGAN BAB I
BIMBINGAN BAB II
BIMBINGANBAB III
UJIAN PROPOSAL
PENGAMBILAN DATA
PENELITIAN
PENYUSUNAN HASIL
DAN PEMBAHASAN
UJIAN SKRIPSI
REVISI &
PENGUMPULAN
SKRIPSI
Rekapitulasi data

no jenis kelamin umur pekerjaan pendidikan lama pendapatan Perilaku


res menderita keluarga Dukungan pencegahan
dm keluarga
1 perempuan 40 bekerja Smp < 1 tahun <1.800.000 kurang baik kurang
2 laki-laki 45 bekerja Smp 1 tahun ≥ 1.800.000 baik cukup
3 perempuan 47 bekerja Sma 2 tahun ≥ 1.800.000 baik baik
4 laki-laki 34 bekerja Sd < 1 tahun ≥ 1.800.000 baik baik
5 laki-laki 43 bekerja Sd 1 tahun ≥ 1.800.000 baik baik
6 perempuan 55 bekerja sma 2 tahun ≥ 1.800.000 baik baik
7 laki-laki 45 bekerja Sd 3 tahun ≥ 1.800.000 baik baik
8 perempuan 42 tidak bekerja sma < 1 tahun ≥ 1.800.000 baik baik
9 perempuan 46 tidak bekerja sma 1 tahun ≥ 1.800.000 baik baik
10 perempuan 45 bekerja Sd 2 tahun ≥ 1.800.000 baik baik
11 laki-laki 24 bekerja sma 3 tahun ≥ 1.800.000 baik baik
12 perempuan 56 tidak bekerja Sd < 1 tahun ≥ 1.800.000 kurang baik cukup
13 laki-laki 47 bekerja sma 1 tahun <1.800.000 baik kurang
14 perempuan 55 tidak bekerja smp 3 tahun ≥ 1.800.000 baik cukup
15 laki-laki 53 bekerja sma 2 tahun ≥ 1.800.000 baik baik
16 perempuan 33 bekerja sarjana < 1 tahun ≥ 1.800.000 baik baik
17 perempuan 32 tidak bekerja sma 1 tahun ≥ 1.800.000 baik baik
18 perempuan 39 bekerja smp 4 tahun ≥ 1.800.000 kurang baik cukup
19 laki-laki 40 bekerja sma < 1 tahun ≥ 1.800.000 kurang baik cukup
20 laki-laki 36 bekerja smp 2 tahun ≥ 1.800.000 baik baik
21 perempuan 35 bekerja Sd 3 tahun <1.800.000 kurang baik kurang
22 perempuan 35 bekerja sma 4 tahun ≥ 1.800.000 baik baik
23 laki-laki 42 bekerja sarjana 2 tahun ≥ 1.800.000 baik cukup
24 perempuan 36 tidak bekerja smp 4 tahun ≥ 1.800.000 baik baik
25 laki-laki 21 bekerja Sd 1 tahun <1.800.000 kurang baik kurang
26 perempuan 46 bekerja smp 4 tahun ≥ 1.800.000 baik baik
27 laki-laki 45 bekerja sma < 1 tahun ≥ 1.800.000 baik baik
28 perempuan 48 bekerja Sd 1 tahun <1.800.000 kurang baik cukup
29 perempuan 28 tidak bekerja Sd < 1 tahun ≥ 1.800.000 baik baik
30 perempuan 29 tidak bekerja smp 1 tahun ≥ 1.800.000 baik baik
31 perempuan 45 tidak bekerja sma 4 tahun ≥ 1.800.000 baik cukup
32 laki-laki 34 bekerja smp < 1 tahun ≥ 1.800.000 baik baik
33 laki-laki 22 bekerja sarjana 1 tahun ≥ 1.800.000 baik baik
34 perempuan 25 tidak bekerja sma 4 tahun ≥ 1.800.000 baik baik
35 laki-laki 21 bekerja sma < 1 tahun ≥ 1.800.000 baik baik
36 perempuan 39 tidak bekerja smp 1 tahun ≥ 1.800.000 baik baik
37 perempuan 45 bekerja sarjana 4 tahun ≥ 1.800.000 baik cukup
38 laki-laki 46 bekerja sma < 1 tahun ≥ 1.800.000 baik baik
39 perempuan 22 tidak bekerja smp 1 tahun <1.800.000 kurang baik kurang
40 laki-laki 33 bekerja smp 4 tahun ≥ 1.800.000 baik baik
41 laki-laki 22 bekerja Sd 2 tahun ≥ 1.800.000 baik baik
42 perempuan 25 tidak bekerja Sd < 1 tahun ≥ 1.800.000 baik baik
43 perempuan 40 tidak bekerja smp 1 tahun ≥ 1.800.000 baik baik
44 perempuan 45 tidak bekerja smp < 1 tahun ≥ 1.800.000 baik baik
45 perempuan 47 tidak bekerja sma 1 tahun ≥ 1.800.000 baik baik
46 laki-laki 30 bekerja Sd < 1 tahun <1.800.000 kurang baik cukup
47 perempuan 43 bekerja Sd 1 tahun ≥ 1.800.000 baik baik
48 laki-laki 34 bekerja sma 4 tahun ≥ 1.800.000 baik baik
49 perempuan 45 bekerja Sd 2 tahun <1.800.000 baik kurang
50 laki-laki 42 bekerja sma < 1 tahun ≥ 1.800.000 baik baik
51 perempuan 46 tidak bekerja sma 1 tahun ≥ 1.800.000 baik baik
52 perempuan 25 tidak bekerja Sd 5 tahun <1.800.000 kurang baik kurang
53 perempuan 24 tidak bekerja sma 3 tahun ≥ 1.800.000 baik baik
54 laki-laki 22 bekerja Sd < 1 tahun <1.800.000 kurang baik kurang
55 laki-laki 47 bekerja sma 1 tahun ≥ 1.800.000 baik baik
56 perempuan 30 bekerja smp 3 tahun ≥ 1.800.000 baik baik
57 perempuan 34 bekerja sma 2 tahun ≥ 1.800.000 baik baik
58 laki-laki 33 bekerja sarjana 4 tahun ≥ 1.800.000 baik baik
59 perempuan 32 bekerja sma 2 tahun <1.800.000 kurang baik cukup
60 laki-laki 39 bekerja smp < 1 tahun ≥ 1.800.000 baik baik
61 perempuan 40 tidak bekerja sma 1 tahun ≥ 1.800.000 baik baik
62 laki-laki 36 bekerja smp 4 tahun <1.800.000 kurang baik kurang
63 perempuan 35 bekerja Sd 2 tahun ≥ 1.800.000 baik baik
64 perempuan 35 tidak bekerja sma < 1 tahun ≥ 1.800.000 baik baik
65 perempuan 42 bekerja sarjana 1 tahun ≥ 1.800.000 baik baik
66 perempuan 36 bekerja smp 4 tahun ≥ 1.800.000 baik baik
67 laki-laki 21 bekerja Sd 4 tahun ≥ 1.800.000 baik baik
68 laki-laki 46 bekerja smp < 1 tahun ≥ 1.800.000 baik baik
69 perempuan 45 bekerja sma 1 tahun ≥ 1.800.000 baik baik
70 laki-laki 48 bekerja Sd 3 tahun ≥ 1.800.000 baik baik
71 perempuan 28 tidak bekerja Sd 4 tahun <1.800.000 kurang baik kurang
72 perempuan 29 tidak bekerja smp 2 tahun ≥ 1.800.000 kurang baik cukup
73 laki-laki 45 bekerja sma < 1 tahun ≥ 1.800.000 kurang baik baik
74 perempuan 34 bekerja smp 1 tahun ≥ 1.800.000 kurang baik cukup
75 laki-laki 22 bekerja sarjana 3 tahun ≥ 1.800.000 baik baik
76 laki-laki 25 bekerja sma 4 tahun ≥ 1.800.000 baik baik
77 perempuan 21 bekerja sma < 1 tahun ≥ 1.800.000 baik baik
Hasil spss

Berikut hasil dari uji validitas yang telah dilaksanakan:


Tabel 3.3 Hasil uji validitas kuisioner dukungan keluarga
di RSI Jepara (N = 20)
Pernyataan r hitung Perbandingan r product moment Keterangan

Dukungan keluarga1 0,691 ≥ 0,444 Valid


Dukungan keluarga 2 0,921 ≥ 0,444 Valid
Dukungan keluarga 3 0,921 ≥ 0,444 Valid
Dukungan keluarga 4 0,720 ≥ 0,444 Valid
Dukungan keluarga 5 0,761 ≥ 0,444 Valid
Dukungan keluarga 6 0,666 ≥ 0,444 Valid
Dukungan keluarga 7 0,921 ≥ 0,444 Valid
Dukungan keluarga 8 0,785 ≥ 0,444 Valid
Dukungan keluarga 9 0,808 ≥ 0,444 Valid
Dukungan keluarga 10 0,877 ≥ 0,444 Valid
Dukungan keluarga11 0,785 ≥ 0,444 Valid
Dukungan keluarga12 0,689 ≥ 0,444 Valid
Dukungan keluarga13 0,808 ≥ 0,444 Valid
Dukungan keluarga14 0,666 ≥ 0,444 Valid
Dukungan keluarga15 0,785 ≥ 0,444 Valid
Dukungan keluarga16 0,877 ≥ 0,444 Valid
Dukungan keluarga17 0,589 ≥ 0,444 Valid
Dukungan keluarga18 0,701 ≥ 0,444 Valid
Dukungan keluarga19 0,808 ≥ 0,444 Valid
Dukungan keluarga 20 0,877 ≥ 0,444 Valid

Reliability Statistics

Cronbach's N of Items
Alpha

,967 20
.
Tabel 3.4 Hasil uji validitas kuisioner perilaku pencegahan
komplikasidi RSI Jepara (N = 20)
Pernyataan r hitung Perbandingan r product moment Keterangan

Perilaku pencegahan 1 0,720 ≥ 0,444 Valid


Perilaku pencegahan 2 0.805 ≥ 0,444 Valid
Perilaku pencegahan 3 0.748 ≥ 0,444 Valid
Perilaku pencegahan 4 0.652 ≥ 0,444 Valid
Perilaku pencegahan 5 0.769 ≥ 0,444 Valid
Perilaku pencegahan 6 0.678 ≥ 0,444 Valid
Perilaku pencegahan 7 0.748 ≥ 0,444 Valid
Perilaku pencegahan 8 0.658 ≥ 0,444 Valid
Perilaku pencegahan 9 0.636 ≥ 0,444 Valid
Perilaku pencegahan 10 0.688 ≥ 0,444 Valid
Perilaku pencegahan 11 0.691 ≥ 0,444 Valid
Perilaku pencegahan 12 0.710 ≥ 0,444 Valid
Perilaku pencegahan 13 0.674 ≥ 0,444 Valid
Perilaku pencegahan14 0.804 ≥ 0,444 Valid
Perilaku pencegahan 15 0.847 ≥ 0,444 Valid
Perilaku pencegahan16 0.667 ≥ 0,444 Valid
Perilaku pencegahan17 0.769 ≥ 0,444 Valid
Perilaku pencegahan18 0.727 ≥ 0,444 Valid
Perilaku pencegahan19 0.632 ≥ 0,444 Valid
Perilaku pencegahan20 0.727 ≥ 0,444 Valid
Perilaku pencegahan 21 0.852 ≥ 0,444 Valid

Reliability Statistics

Cronbach's N of Items
Alpha

,955 21

Statistics

jenis_kelami umur Pekerjaa pendidik penghasila lama_sa dukungan pencegahan_ kategori


n n an n kit _keluarga komplikasi _umur

Valid 77 77 77 77 77 77 77 77 77
N
Missing 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Mean 36,97 1,83 1,78 2,57 2,18
Std. Deviation 9,449 ,377 ,417 ,715 ,899
Minimum 21 1 1 1 1
Maximum 56 2 2 3 4

jenis_kelamin

Frequency Percent Valid Percent Cumulative


Percent

laki-laki 32 41,6 41,6 41,6

Valid perempuan 45 58,4 58,4 100,0

Total 77 100,0 100,0

umur

Frequency Percent Valid Percent Cumulative


Percent

Valid 21 4 5,2 5,2 5,2

22 5 6,5 6,5 11,7

24 2 2,6 2,6 14,3


25 4 5,2 5,2 19,5

28 2 2,6 2,6 22,1

29 2 2,6 2,6 24,7

30 2 2,6 2,6 27,3

32 2 2,6 2,6 29,9

33 3 3,9 3,9 33,8

34 5 6,5 6,5 40,3

35 4 5,2 5,2 45,5

36 4 5,2 5,2 50,6

39 3 3,9 3,9 54,5

40 4 5,2 5,2 59,7

42 4 5,2 5,2 64,9

43 2 2,6 2,6 67,5

45 10 13,0 13,0 80,5

46 5 6,5 6,5 87,0

47 4 5,2 5,2 92,2

48 2 2,6 2,6 94,8

53 1 1,3 1,3 96,1

55 2 2,6 2,6 98,7

56 1 1,3 1,3 100,0

Total 77 100,0 100,0

Pekerjaan

Frequency Percent Valid Percent Cumulative


Percent

bekerja 54 70,1 70,1 70,1

Valid tidak bekerja 23 29,9 29,9 100,0

Total 77 100,0 100,0

pendidikan

Frequency Percent Valid Percent Cumulative


Percent

Valid sarjana 7 9,1 9,1 9,1

sd 20 26,0 26,0 35,1

sma 29 37,7 37,7 72,7

smp 21 27,3 27,3 100,0


Total 77 100,0 100,0

Penghasilan

Frequency Percent Valid Percent Cumulative


Percent

<1800000 13 16,9 16,9 16,9

Valid ?1.800.000 64 83,1 83,1 100,0

Total 77 100,0 100,0

lama_sakit

Frequency Percent Valid Percent Cumulative


Percent

< 1 tahun 21 27,3 27,3 27,3

1 tahun 20 26,0 26,0 53,2

2 tahun 12 15,6 15,6 68,8

Valid 3 tahun 8 10,4 10,4 79,2

4 tahun 15 19,5 19,5 98,7

5 tahun 1 1,3 1,3 100,0

Total 77 100,0 100,0

dukungan_keluarga

Frequency Percent Valid Percent Cumulative


Percent
kurang baik 17 22,1 22,1 22,1

Valid baik 60 77,9 77,9 100,0

Total 77 100,0 100,0

pencegahan_komplikasi

Frequency Percent Valid Percent Cumulative


Percent

kurang 10 13,0 13,0 13,0

cukup 13 16,9 16,9 29,9


Valid
baik 54 70,1 70,1 100,0

Total 77 100,0 100,0


kategori_umur

Frequency Percent Valid Percent Cumulative


Percent

>30 21 27,3 27,3 27,3

30-40 25 32,5 32,5 59,7

Valid 41-50 27 35,1 35,1 94,8

51-60 4 5,2 5,2 100,0

Total 77 100,0 100,0

Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

penghasilan *
77 100,0% 0 0,0% 77 100,0%
pencegahan_komplikasi
dukungan_keluarga *
77 100,0% 0 0,0% 77 100,0%
pencegahan_komplikasi

Crosstab

pencegahan_komplikasi Total

kurang Cukup baik

Count 10 3 0 13

% within penghasilan 76,9% 23,1% 0,0% 100,0%


<1800000
% within
100,0% 23,1% 0,0% 16,9%
pencegahan_komplikasi
penghasilan
Count 0 10 54 64

% within penghasilan 0,0% 15,6% 84,4% 100,0%


?1.800.000
% within
0,0% 76,9% 100,0% 83,1%
pencegahan_komplikasi
Count 10 13 54 77

% within penghasilan 13,0% 16,9% 70,1% 100,0%


Total
% within
100,0% 100,0% 100,0% 100,0%
pencegahan_komplikasi
Symmetric Measures

Value Asymp. Std. Errora Approx. Tb Approx. Sig.

Interval by Interval Pearson's R ,851 ,044 14,008 ,000c


Ordinal by Ordinal Spearman Correlation ,777 ,064 10,686 ,000c
Measure of Agreement Kappa ,116 ,046 4,189 ,000
N of Valid Cases 77

a. Not assuming the null hypothesis.


b. Using the asymptotic standard error assuming the null hypothesis.
c. Based on normal approximation.

Crosstab

pencegahan_komplikasi Total

kurang cukup baik

Count 8 8 1 17

% within dukungan_keluarga 47,1% 47,1% 5,9% 100,0%


kurang baik
% within
80,0% 61,5% 1,9% 22,1%
dukungan_kel pencegahan_komplikasi
uarga Count 2 5 53 60

% within dukungan_keluarga 3,3% 8,3% 88,3% 100,0%


baik
% within
20,0% 38,5% 98,1% 77,9%
pencegahan_komplikasi
Count 10 13 54 77

% within dukungan_keluarga 13,0% 16,9% 70,1% 100,0%


Total
% within
100,0% 100,0% 100,0% 100,0%
pencegahan_komplikasi

Symmetric Measures

Value Asymp. Std. Errora Approx. Tb Approx. Sig.

Interval by Interval Pearson's R ,737 ,080 9,435 ,000c


Ordinal by Ordinal Spearman Correlation ,757 ,077 10,026 ,000c
Measure of Agreement Kappa ,010 ,049 ,334 ,739
N of Valid Cases 77

a. Not assuming the null hypothesis.


b. Using the asymptotic standard error assuming the null hypothesis.
c. Based on normal approximation.
Nonparametric Correlations
Correlations

penghasilan pencegahan_kom
plikasi

Correlation Coefficient 1,000 ,777**

Penghasilan Sig. (2-tailed) . ,000

N 77 77
Spearman's rho
Correlation Coefficient ,777 **
1,000

pencegahan_komplikasi Sig. (2-tailed) ,000 .

N 77 77

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Nonparametric Correlations

Correlations

dukungan_keluarg pencegahan_kom
a plikasi

Correlation Coefficient 1,000 ,757**

dukungan_keluarga Sig. (2-tailed) . ,000

N 77 77
Spearman's rho
Correlation Coefficient ,757** 1,000
pencegahan_komplikasi Sig. (2-tailed) ,000 .

N 77 77

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

KUESIONER
KARAKTERISTIK RESPONDEN

Petunjuk : Isi dan berikan tanda centang pada salah satu kolom pilihan

jawaban yang sesuai Bapak/Ibu (jawaban pilih satu)

1. No Responden :

2. Jenis Kelamin : 1. Laki – laki

2. Perempuan

3. Usia :...............tahun

4. Pendidikan terakhir :

a. Tidak sekolah

b. Tidak lulus SD/Sederajat

c. Lulus SD/Sederajat

d. Lulus SMP/Sederajat

e. Lulus SMA/Sederajat

f. Lulus Diploma/Perguruan tinggi

5. Pekerjaan :

a. Bekerja

b. Tidak bekerja

6. Lama menderita DM : .....................bulan

7. Pendapatan sebulan :

( ) ≥Rp. 1.800.000 UMK (Upah Minimum Kabupaten)

( )<Rp. 1.800.000 Kurang dari UMK(Upah Minimum

Kabupaten)

A. KUESIONER DUKUNGAN KELUARGA


Berikan tanda check list (√) pada kotak yang telah disediakan dengan
keterangan sebagai berikut :
0 : tidak
1 : ya
No Pernyataan rutin serin Kadan Tidak
g g- perna
kadan h
g
Internal
1. Keluarga membiarkan saya meskipun saya melakukan
aktivitas yang dapat memperburuk keadaan saya.
2. Tanpa saya minta, keluarga menunjukkan kepeduliannya
dengan mengajak untuk membicarakan masalah yang saya
alami
3. Keluarga tetap mencintai dan memperhatikan keadaan saya
selama saya sakit dan menjalani pengobatan
4. Keluarga menganggap bahwa sakit yang saya alami sebagai
suatu hukuman
5. Keluarga memberikan perhatian yang baik ketika saya
membutuhkan bantuan
6. Keluarga menghibur saya bila saya terlihat sedang sedih
7. Keluarga siap membantu dalam melakukan aktivitas sehari-
hari seperti mandi, berpakaian, menyuapi makan, bangun
dan beranjak dari tempat tidur dll.
8. Keluarga tidak peduli dalam setiap pengobatan dan
perawatan sakit
9. Keluarga tidak memberi tahu tentang hasil pemeriksaan dan
pengobatan dari tenaga medis dengan alasan tertentu.
10 Keluarga mengingatkan untuk kontrol, minum obat, olahraga,
istirahat dan makan yang sehat.
11 Keluarga mengingatkan tentang perilaku yang dapat
memperburuk penyakit
12 Keluarga memberi pujian dan perhatian bila saya melakukan
anjuran yang diberikan oleh tenaga kesehatan.
13 Keluarga dan tenaga medis memberikan informasi tentang
penyakit yang saya hadapi.
14 Keluarga menjelaskan saat saya tidak jelas tentang penyakit
saya
15 Keluarga acuh dengan perilaku yang dianjurkan maupun
dilarang oleh tenaga kesehatan selama sakit
16 Keluarga tidak memperhatikan waktu kontrol saya dan waktu
minum obat saya.
ekternal
17. Keluarga berusaha untuk mencarikan kekurangan sarana
dan peralatan perawatan yang diperlukan
18 Keluarga mendampingi saya dalam menjalani pengobatan
19. Keluarga menyediakan waktu dan fasilitas jika saya
memerlukan untuk keperluan pengobatan.
20. Keluarga keberatan untuk membiayai biaya perawatan dan
pengobatan pada pasien
KUESIONER
PERILAKU PENCEGAHAN KOMPLIKASI DIABETES MELITUS
Petunjuk : Pilihlah salah satujawaban dengan memberi tanda
(√) dari setiappertanyaan dibawah ini yang dianggap paling
sesuai.
Kuesioner ini digunakan untuk mengukur perilaku dalam
mencegah diabetes melitus yang Anda lakukan selama 1 bulan
terakhir.
Rutin : Jika dilakukan teratur dan tidak berubah-ubah
Sering : Jika selalu/kerap melakukannya
Kadang-kadang : Jika hanya sesekali saja melakukannya
Tidak pernah : Jika sama sekali tidak pernah melakukannya

No Pertanyaan Rutin Sering Kadang Tidak


-kadang Pernah
Kontrol Kesehatan
1 Apakah Anda mengikuti kegiatan penyuluhan
kesehatan tentang DM, seperti posyandu atau yang
lainnya?
2 Apakah Anda mencari informasi tentang penyakit
DM agar lebih mengetahui gejala, penyebab,
akibat, dan cara pencegahan penyakit DM?
3 Ketika berat badan Anda tiba-tiba turun/naik
dengan drastis, apakah Anda melakukan pemeriksa
kadar gula darah?
4 Disaat Anda sering berada dalam kondisi lemas,
apakah Anda segera melakukan pemeriksaan kadar
gula darah?
Diet

5 Apakah anda suka makan makanan yang manis?


6 Apakah Anda mengkonsumsi gula lebih dari 4
sendok makan perhari?
7 Apakah Anda makan teratur dijam yang sama
setiap hari?
8 Apakah Anda menunda makan setiap harinya, saat
Anda sedang ada kegiatan?
9 Apakah Anda menghindari makanan yang
berkolesterol tinggi seperti, kuning telur, jerohan,
dan lain-lain?
10 Apakah Anda menghindari makanan yang
berlemak tinggi seperti, daging berlemak, makanan
gorengan, dan lain-lain?
11 Apakah Anda lebih suka mengkonsumsi soda dan
minuman kemasan lain dari pada air putih/mineral?

12 Apakah Anda suka makan makanan cepat saji?


Seperti mie instan, sosis, sarden, burger, dan
lainnya.
13 Apakah Anda suka makan makanan cepat saji?
Seperti mie instan, sosis, sarden, burger, dan
lainnya
14 Apakah Anda lebih suka mengkonsumsi makanan
yang rendah kalori, seperti sayuran dan buah?
15 Apakah Anda lebih suka makan makanan ringan
seperti, keripik dan yang lainya dibandingkan
makan buah-buahan?

OLAHRAGA

16 Apakah Anda melakukan olahraga secara rutin


minimal 3-4 kali dalam seminggu?
17 Apakah Anda melakukan pemanasan terlebih
dahulu selama ± 15 menit sebelum melakukan
olahraga?
18 Apakah Anda berolahraga selama 30 menit dalam
setiap olahraga?
19 Apakah Anda melakukan pendinginan selama ± 15
menit setelah berolahraga?
20 Apakah Anda lebih banyak beraktivitas dirumah
seperti, menyapu, mengepel, dan lainnya untuk
menjaga kesehatan?
21 Apakah Anda sering berdiam diri dirumah seperti
menonton televisi dibandingkan beraktivitas atau
berolahraga?

PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN


Yang bertandatangandibawahini:

Nama : Wahyu Mustikawati Rokhim

Nim : E520183629

Institus i : Universitas Muhammadiyah Kudus

Mohon Kesediaan Saudara untuk turut berpartisipasi sebagai responden

dengan judul “Hubungan dukungan dan status ekonomi keluarga dengan

perilaku pencegahan komplikasi penyakit Diabetes Mellitus Di RSUD R.A

Kartini Jepara Tahun 2019”

Penelitian ini tidak akan menimbulkan akibat merugikan bagi responden.

Semua informasi yang diberikan akan dijamin kerahasiaannya dan hanya

digunakan untuk kegiatan penelitian.

Demikian surat permohonan ini saya sampaikan, atas kesediaan dan

kerjasamanya untuk membantu penelitian saya ucapkan terimakasih.

Jepara, 2019

Peneliti

Wahyu Mustikawati Rokhim

LEMBAR PERSETUJUAN RESPONDEN

(INFORMED CONSENT)
Saya yang bertandatangan dibawah ini:

No. Responden : ……….(*diisi peneliti)

Nama :

Umur :

Alamat :

Setelah mendapatkan penjelasan, dengan ini saya menyatakan bersedia menjadi

responden untuk penelitian:

Nama : Wahyu Mustikawati Rokhim

Nim : E520183629

Judul : Hubungan dukungan dan status ekonomi keluarga dengan perilaku

pencegahan komplikasi penyakit Diabetes Mellitus Di RSUD R.A

Kartini Jepara Tahun 2018

Saya bersedia menjadi responden, secara suka rela tanpa ada unsur paksaan

dari siapapun dan data yang dihasilkan dalam penelitian ini akan dirahasiakan.

Dan dipergunakan hanya untuk keperluan pengolahan data saja.

Jepara, 2019

Responden

(……………………………)

Anda mungkin juga menyukai