Anda di halaman 1dari 42

SKRIPSI

LITERATURE REVIEW HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA


DENGAN PERILAKU SELF-MANAGEMENT PADA PASIEN DIABETES
MELITUS TIPE 2 TAHUN 2020

Oleh:

MUFIDA
NIM : 2016.02.062

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BANYUWANGI
BANYUWANGI
2020
SKRIPSI

LITERATURE REVIEW HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA


DENGAN PERILAKU SELF- MANAGEMENT PADA PASIEN DIABETES
MELITUS TIPE 2 TAHUN 2020

Untuk memperoleh Gelar Sarjana Keperawatan ( S.Kep )


Program Study Ilmu Keperawatan STIKES Banyuwangi

Oleh:

MUFIDA
NIM : 2016.02.062

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BANYUWANGI
BANYUWANGI
2020
PERNYATAAN TENTANG ORISINALITAS

Skripsi Literature Review ini adalah hasil karya tulis ilmiah saya sendiri, dan saya

tidak melakukan kegiatan plagiat dalam penulisan skripsi saya

yang berjudul :

“LITERATURE REVIEW HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA


DENGAN PERILAKU SELF-MANAGEMENT PADA PASIEN DIABETES
MELITUS TIPE 2 TAHUN 2020”

Apabila suatu saat nanti terbukti saya melakukan tindakan plagiat, maka saya

akan menerima sanksi yang telah ditetapkan.

Demikian surat pernyataan in saya buat dengan sebenar-benarnya.

Banyuwangi,

Yang membuat pernyataan

Mufida
2016.02.062
LEMBAR PENGESAHAN

Skripsi Dengan Judul :

LITERATURE REVIEW HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN


PERILAKU SELF-MANAGEMENT PASIEN DIABETES MELITUS TIPE 2

TAHUN 2020

Mufida

2016.02.062

Proposal skripsi telah disetujui

Pada Tanggal,

Oleh :

Pembimbing I

Ninis Indriani,M.Kes.,Ns.sp.Kep.An
NIK : 06.021.0308
Pembimbing II

Ivan Rachmawan,S.Kom
NIK :06.039.0906

Mengetahui

Ketua Program Studi S1 Keperawatan

Ns. Anita Dwi Ariyani., M. Kep


NIK :06.058.0510
LEMBAR PENETAPAN PANITIA PENGUJI

Skripsi Literature Review Dengan Judul :

“Hubungan Dukungan Keluarga Dengan Perilaku Self-Management

Pada Pasien Diabetes Melitus Tipe 2 Tahun 2020”

Diajukan oleh :

Nama : Mufida
NIM : 2016.02.062

Telah Diuji Dihadapan Tim Penguji pada


Program Studi S1 Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Banyuwangi
Pada Tanggal :

TIM PENGUJI

Penguji I : DR. H. SOEKARDJO

Penguji II : Ns. NOVITA SURYA PUTRI., M.Kep

Penguji III : IVAN RAHMAWAN, M. Kom

Mengetahui,

Ketua
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Banyuwangi

DR. H. SOEKARDJO
NUPN: 9907159603
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT, berkat rahmat dan
hidayah-Nya saya dapat menyelesaikan proposal dengan judul “Hubungan
Dukungan Keluarga Dengan Perilaku Self-Management Pasien Diabetes Melitus
Tipe 2”. Skripsi literature review ini merupakan salah satu syarat untuk
memperoleh gelar sarjana keperawatan (S. Kep) pada program studi S1
Keperawatan STIKes Banyuwangi. Bersama ini perkenankanlah saya
mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya degan hati yang tulus kepada :

1. Bapak DR. H. Soekardjo selaku direktur STIKes Banyuwangi yang telah


memeberi kesempatan dan fasilitas kepada kami untuk mengikuti dan
menyelesaikan pendidikan program studi Ilmu Keperawatan di STIKes
Banyuwangi`
2. Bapak Ns.Muhammad Al-Amin, M.Kes selaku wakil ketua 1, Bapak Erik
Toga, M.Kes selaku wakil ketua 2 dan Bapak Ivan Rahmawan S.Kom
selaku wakil ketua 3 STIKes Banyuwangi yang juga telah memberi
kesempatan dan fasilitas kepada kami untuk menyelesaikan pendidikan
program studi S1 Keperawatan di STIKes Banyuwangi.
3. Ibu Anita Dwi A., M. Kep., Ns, selaku ketua program studi S1
Keperawatan yang telah memberikan kesempatan dan dorongan kepada
saya untuk meneyelesaikan program studi Ilmu Keperawatan.
4. Ibu Ninis Indriani,M.Kes.,Ns.sp.Kep.An dan Bapak Ivan Rahmawan
S.Kom selaku dosen pembimbing yang telah memeberikan bimbingan
kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan proposal ini sesuai dengan
waktu yang telah ditentukan.
5. Ketua Puskesmas Sobo yang telah memberikan ijin melakukan penelitian
kepada penulis.
6. Kepada kedua orang tua Bapak Andang dan Ibuk Fatwiyatuntersayang,
tercinta serta semua keluarga. Dan teman-teman S1 Keperawatan 4B yang
telah memberikan dukungan dan semangat.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Keluarga merupakan bagian terpenting bagi semua orang. Begitu pula

bagi penderita diabetes melitus. Disadari atau tidak, saat seseorang

mengalami diabetes melitus maka mereka akan mengalami masa- masa

sulit, hal tersebut pasti memerlukan dukungan dari orang sekitar terutama

keluarga [ CITATION Placeholder1 \l 1057 ]. Dukungan keluarga adalah

bentuk bantuan yang diberikan salah satu anggota keluarga untuk

memberikan kenyaman baik dari segi psikologis maupun fisik pada saat

seseorang mengalami sakit (Friedman, 2014). Menurut Hensarling (2009)

dukungan keluarga dilakukan dengan cara mengoptimalkan fungsi

keluarga dalam membantu penderita diabetes melitus supaya mampu

beradaptasi dan mematuhi pola self-management dengan empat aspek

yaitu emosional, penghargaan, instrumental, dan informasi (Lutfha, 2016).

Dikarenakan dukungan keluarga diyakini memiliki pengaruh terhadap

perawatan diri penderita diabetes melitus, penderita diabetes melitus

diasumsikan memiliki masa-masa membosankan seperti kotrol gula darah

rutin, diet, aktivitas fisik, medikasi obat hingga perawatan kaki (Noviarini,

2015).Namun, tidak semua keluarga mampu memberikan dukungan

keluarga secara optimal, hal ini dikarenakan adanya beberapa faktor yang

mempengaruhinya seperti faktor ekonomi, sosial budaya, tingkat

pengetahuan, emosi dan spiritual (Muharina, 2017). Padahal dukungan

keluarga pada penderita diabetes melitus diharapkan dapat memberikan

kenyamanan, perhatian, kasih sayang dan motivasi agar penderita diabetes


melitus menerima diri dan juga melakukan self-

management(Meidikayanti, 2017).

Self-management merupakan gambaran perilaku seorang individu

yang dilakukan dengan sadar, bersifat universal dan terbatas pada diri

sendiri. The Summary Of Diabetes Self-Care Activities (SDSCA) oleh

Toobert (2009), menjelaskan bahwa self-management yang dilakukan pada

pasien diabetes melitus meliputi pengaturan diet, kontrol gula darah,

medikasi obat, latihan fisik dan perawatan kaki (Chaidir, 2017).Self-

management sangat diperlukan pada pengendalian diabetes melitus, self-

management diabetes melitus berarti kemampuan dalam mengelola

kehidupannya dengan tujuan mengurangi dampak dari penyakit yang

diderita (Faradisa, 2018).

Prevalensi dukungan keluarga tertinggi terhadap penderita diabetes

melitus terletak di negara-negara maju di benua eropa, amerika, dan

asia[ CITATION Zuh16 \l 1057 ].Di Indonesia berdasarkan penelitian yang

dilakukan oleh Damayanti (2014) menyebutkan bahwa sebagian besar

dukungan keluarga pada pasien diabetes melitus yang menjalankan self-

management dalam kategori sedang (55,1%)[ CITATION Dam14 \l 1057 ].

Penelitian lainnya yang dilakukan oleh Rosyidah (2018) juga menyebutkan

bahwa dukungan keluarga pada pasien diabetes melitus dengan perilaku

self-management sedang dengan prosentase (53,1 %) [ CITATION Ros18 \l

1057 ].Namun, hal itu tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh

Lutfha (2016) menyebutkan bahwa dukungan keluarga sangat membantu

penderita diabetes melitus tipe 2 untuk tetap disiplin dalam melakukan


perawatan diri, namun tidak semua keluarga mampu dalam memberikan

dukungan secara efektif, pada penelitian ini dukungan keluarga sebagian

besar rendah (28 %)(Lutfha, 2016).Berdasarkan studi pendahuluan yang

dilakukan di wilayah kerja puskesmas Sobo Banyuwangi padatanggal4-5

November 2019 kepada 9 orang penderita Diabetes Melitus dan

didapatkan 4 orang penderita Diabetes Melitus mengatakan bahwa mereka

setiap bulannya diingatkan oleh salah satu anggota keluarganya baik

istri/suami, anak/menantu dan lainnya untuk mengontrol kadar gula di

layanan kesehatan, dan 5 orang lainnya tidak teratur melakukan kontrol

gula darahnya. Selanjutnya 6 orang penderita Diabetes Melitus

mengatakan bahwa mereka tidak melakukan latihan fisik ringan atau

olahraga di pagi hari serta belum bisa mengontrol pola makannya dan 3

lainnya sering melakukan aktivitas ringan seperti berjalan-jalan di pagi

hari serta sudah cukup mengontrol makannya, selain itu 8 orang penderita

diabetes melitus sudah rutin minum obat setiap hari, sedangkan 1 orang

penderita lainnya sering lupa meminum obat dikarenakan tidak ada yang

mengingatkan, untuk perawatan kaki tidak ada anggota keluarga yang

meningatkan penderitauntuk melakukan pemeriksaan keadaan kaki setiap

pagi dan sore hari.

Diabetes melitus adalah salah satu penyakit degeneratif yang

mungkin akan menyebabkan berakhirnya hidup dengan episode terminal

disertai dengan komplikasi yang mungkin muncul (Yuniar, 2016).

Komplikasi- komplikasi yang terjadi pada penderita diabetes melitus tidak

dapat diabaikan begitu saja, oleh karena itu dukungan keluarga memiliki
kontribusi yang cukup berarti untuk mempengaruhi pasien diabetes melitus

dalam menjalankan self-management(Muharina., 2014). Dukungan

keluarga meliputi empat dimensi yakni dukungan informasi, penilaian,

instrumental dan emosional yang sangat penting untuk memotivasi pasien

dalam menjalankan perawatan diri. Rendahnya dukungan keluarga akan

berdampak pada penurunan pengelolahan self-managementpada penderita

diabetes melitus tipe 2 sehingga resiko komplikasi akan meningkat

[ CITATION Fer14 \l 1057 ] . Penderita diabetes melitus yang mempunyai

dukungan keluarga yang baik maka penderita diabetes akan melakukan

sikap yang positif dan akan meingkatkan kualitas hidupnya, sebaliknya

apabila penderita diabetes melitus minim akan dukungan keluarga maka

penderita cenderung melakukan hal – hal yang dapat merugikan diri

sendiri (Chusmeywati, 2016).

Upaya untuk meningkatkan dukungan keluarga adalah dengan

melakukan edukasi kepada anggota keluarga dan responden terkait

pentingnya dukungan keluarga dalam proses perawatan pasien diabetes

melitus guna menekan terjadinya komplikasi, hal ini sejalan dengan survei

yang diadakan kelompok teman diabetes terhadap 220 orang dengan

kategori prediabetes, diabetesi dan anggota keluarganya. Hasilnya setelah

dilakukan edukasi mereka tidak hanya mempengaruhi kepatuhan pasien

diabetes melitus dalam pengobatan tetapi juga membantu para pasien

mengelola gaya hidup [ CITATION Ari171 \l 1057 ].


1.2 Rumusan Masalah

Rumusan masalah pada penelitian ini adalah “Adakah Hubungan

Dukungan Keluarga Dengan Perilaku Self-Management Pada Pasien

Diabetes Melitus tipe 2 Tahun 2020?”

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan Umum

Mengetahui hubungan dukungan keluarga dengan perilaku

self-management pada pasien diabetes melitus tipe 2 Tahun 2020.

1.3.2 Tujuan Khusus

1) Mengidentifikasi dukungan keluarga pada pasien diabetes

melitus tipe 2 Tahun 2020.

2) Mengidentifikasi perilaku self-management pada pasien

diabetes melitus tipe 2 Tahun 2020.

3) Menganalisa hubungan dukungan keluarga dengan perilaku

self-management pada pasien diabetes melitus tipe 2 Tahun

2020.
BAB 2

METODOLOGI PENELITIAN

2.1 Strategi Pencarian

2.1.1 Framework yang digunakan (PICO/PICOT)

Tabel 2.1 PICO Question

PICO Pertanyaan Klinis Strategi Pencarian/ Kata


Kunci
Patient / Population Pasien Diabetes Melitus Dukungan Keluarga, Self
Tipe 2 Management dan Pasien
dengan diabetes melitus
tipe 2
Intervention - -

Comparation - -

Outcome Dukungan keluarga Tingkat Dukungan


dengan perilaku self keluarga pada perilaku
management self management pasien
diabetes melitus tipe 2.
Type of question Pengumpulan data
Type of study Studi korelasional Semua artikel atau
jurnal publikasi yang
bertipe korelasional.
2.1.2 Kata kunci yang digunakan

Kata kunci yang digunakan pada pencarian jurnal pada penelitian

ini yaitu “Dukungan Keluarga”, “Self-Management”, Dukungan Keluarga

Dengan Diabetes Melitus Tipe 2” Self-Management Dengan Diabetes

Melitus Tipe 2” dan “Dukungan Keluarga Dengan Perilaku-Self

Management Diabetes Melitus Tipe 2”.


2.1.3 Database yang digunakan

Peneliti melakukan pencarian data melalui tiga database yaitu

Google Scholar, Publikasi Media (PubMed) dan Portal Garuda. Pada

penelitian ini peneliti menggunakan layanan sci-hub ketika mengalami

kesulitan dalam pencarian jurnal karena berbayar. Sci-hub adalah salah satu

website yang memiliki provider-mass dalam penyediaan jurnal agar dapat

diakses secara penuh oleh peneliti.

2.2 Kriteria Inklusi dan Ekslusi

2.2.1 Kriteria Inklusi

Kriteria inklusi adalah adalah karakteristik umum subyek

penelitian dari suatu populasi target yang terjangkau dan akan diteliti

(Nursalam,2016). Kriteria inklusi pada penelitian ini adalah:

1. Penelitian korelasioanal

2. Rentang waktu jurnal yang digunakan 2010-2020 yang berbahasa

Indonesia dan bahasa Inggris.

3. Jurnal nasional dan internasional yang berkaitan dengan kata kunci

(“Dukungan Keluarga”, “Self-Management”, Dukungan Keluarga

Dengan Diabetes Melitus Tipe 2” Self-Management Dengan

Diabetes Melitus Tipe 2” dan “Dukungan Keluarga Dengan

Perilaku-Self Management Diabetes Melitus Tipe 2”).

4. Jurnal full text


2.2.2 Kriteria Ekslusi

Kriteria ekslusi adalah menghilangkan atau mengeluarkan

subjek yang memenuhi kriteria inklusi dari studi karena berbagai sebab

(Nursalam, 2016). Pada penelitian ini kriteria ekslusinya adalah:

1. Selain penelitian korelasional

2. Jurnal diterbitkan dibawah tahun 2010

3. Jurnal tidak berkaitan dengan kata kunci

4. Jurnal tidak full text

2.3 Seleksi Studi dan Penelitian Kualitas

2.3.1 Hasi pencarian dan seleksi studi

Jurnal keseluruhan yang telah didapatkan oleh peneliti dari ketiga

database dilakukan screening terlebih dahulu dengan tujuan memilih jurnal

yang sesuai dengan masalah yang diangkat dan kriteria inklusi yang telah

ditetapkan oleh peneliti dan penilaian kualitas jurnal. Adapun hasil pencarian

jurnal tersebut digambarkan sebagai berikut.


Pencarian literatur
Basis data : Google Scholar, Portal Garuda dan
Publikasi Media (PubMed)
Batasan pencarian : Jurnal berbahasa Indonesia dan
bahasa Inggris

Hasil jurnal keseluruhan pencarian : (n=22)

Screening
1. Rentang waktu 10 tahun ( 2010 -
Identifikasi
2020) google scholar: 15, Publikasi
danScreening
media (PubMed): 3, Portal garuda: 2
(n=20)
2. Tipe (Research Articles, Full Text)
3. Jurnal Internasional
4. Jurnal Nasional
Dapat diakses
penuh (full text )
(n=13) Jurnal full text
1. Google scholar :9
2. Pubmed :2
Jurnal akhir 3. Portal garuda : 2
yang sesuai
dengan
Kriteria inklusi
kriteria
inklusi 1. Jurnal nasional dan internasional
(n=13) yang dengan kata kunci “Dukungan
Keluarga”, “Self-Management”,
Dukungan Keluarga Dengan
Diabetes Melitus Tipe 2” Self-
Management Dengan Diabetes
Melitus Tipe 2” dan “Dukungan
Keluarga Dengan Perilaku-Self
Management Diabetes Melitus Tipe
2”).

Bagan 4.1 Tahapan Literature Review Dukungan keluarga dengan perilaku


self- management pada pasien diabetes melitus tipe 2.
2.3.2 Daftar Hasil Pencarian

No Author Tahun Volume, Judul Metode (Desain, Sampel, Hasil Penelitian Database
angka Variabel, Instrument, Analisis)

Hasil penelitian menunjukkan


1 Muharina Amelia, 2014 Volume 1 Analisis faktor faktor D : Korelasi dengan pendekatan Google
semua variabel bebas seperti
Sofiana no 2 yang mempengaruhi cross sectional Scholar
tingkat pengetahuan/
Nurcahyati, Veny keluarga memberikan
S : Purposive sampling 106 pendidikan, faktor spiritual,
Elita dukungan kepada klien
Responden di wilayah kerja emosi, tingkat ekonomi latar
diabetes melitus dalam
puskesmas harapan raya belakang budaya dan peran
menjalani diet
keluarga berhubungan dengan
V: Dukungan Keluarga dan Diet pemberian dukungan keluarga
pada pasien diabetes melitus
I : food recall kuisioner 1x24 jam tipe 2, namun faktor yang
paling dominan adalah tingkat
A : data pada penelitian ini pengetahuan, tingkat sosial
dianalisa dengan analisis ekonomi dan peran keluarga
univariat, bivariat dan multivariat. yang bermakna baik (68,9%).
Analisis bivariat dengan Chi- Bahwa ada hubungan antara
square dan analisis multivariat tingkat pengetahuan dengan
dengnan regresi logistik. kepatuhan klien dm (ρ value =
0,000), tidak ada hubungan
antara emosi dengan tingkat
kepatuhan pasien dm (ρ value
= 1,000), tidak ada hubungan
antara spiritual keluarga
dengan kepatuhan pasien dm
(ρ value = 0,302), ada
hubungan antara peran
dikeluarga dengan kepatuhan
pasien dm (ρ value = 0,000 ),
ada hubungan antara tingkat
sosial ekonomi keluarga
dengan kepatuhan klien dm (ρ
value = 0,006) dan tidak ada
hubungan antara latar
belakang budaya keluarga
dengan kepatuhan pasien dm
(ρ value = 0,0621) .

2 Nurleli 2016 Volume Dukungan keluarga D : Deskriptif analitik dengan Hasil penelitian menunjukkan Google
VII no 2 dengan kepatuhan pendekatan Cross sectional prosentase anggota keluarga Scholar
pasien diabetes melitus yang merawat suami 30,9 %,
dalam menjalani S : Accidental Sampling dengan istri 30 %, ayah/ibu 2,1 %,
pengobatan di BLUD 97 responden anak 27,8% dan saudara 5,2
RSUZA Banda Aceh %. Yang bermakna bahwa ada
V : Dukungan Keluarga dan hubungan antara dukungan
Kepatuhan Berobat keluarga dengan kepatuhan
pasien menjalani pengobatan
I : Diabetes Social
Support Questionnaire Family
Version (DSSQ-Family) dan
Adherence in Diabetes
Quetionnaire (ADQ)
A : data dianalisa dengan
univariat dengan teknik statistik
deskriptif, sedangkan data
numerik dianalisis dengan analisa
bivariat menggunakan uji
Kolmogorof Smirnov

3. Fatma Nuraisyah, 2017 Volume 33 Dukungan Keluarga D : penelitian analitik Hasil penelitian menunjukkan Google
Hari Kusnanto, no 01 dan Kualitas hidup observasional dengan pendekatan adanya hubungan dukungan Scholar
Theodola Baning pasien diabetes melitus cross setional keluarga ditinjau dari dimensi
Rahayujati emosional (p-value = 0,00 ),
S : purposive sampling sampel dimensi penghargaan (p-value
pada penelitian ini sebanyak 150 = 0,00), dimensi instrumental
orang (p- value =0,00) dengan
kualitas hidup pasien diabetes
V: Dukungan Keluarga dan melitus tipe 2
Kualitas Hidup

I : Kuisioner HDFSS dan DQOL

A : analisa data menggunakan


koefisien korelasi pearson, uji t-
independen dan regresi linear
sederhana

4. Hidayah Milda 2019 - Hubungan perilaku self D: penelitian ini menggunakan Hasil penelitian didapatkan Google
management dengan desain studi observasional dengan bahwa sebagian tingkat self Scholar
kadar gula darah pada pendekatan cross sectional management yang baik
pasien diabetes melitus (59,6%) sehingga kecil resiko
tipe 2 di wilayah kerja S : purposive sampling pasien mengalami komplikasi.
puskesmas pucang rawat jalan yang menderita Beberapa aspek yang
sewu, surabaya diabetes melitus tipe 2 sebanyak mencakup self-management
79 responden. meliputi pengontrolan pola
makan(diet), aktivitas fisik
V : Self-Management dan Kadar (olahraga),perawatan diri/
Gula Darah pasien DMT2 kaki, dan monitoring gula
darah baik selain itu
I : Kuisioner SDSCA responden memilliki kadar
gula darah yang terkontrol
A: Analisa data pada penelitian
(50,6%)
ini menggunakan uji statistik chi
square

5. Rasyidah AZ 2018 Volume 7 Dukungan Keluarga D : Penelitian ini menggunakan Hasil penelitian menunjukkan Portal
No 01 dan perilaku self- desain kuantitatif dengan metode bahwa sebagian besar (53,1
management pada cross sectional %) kategori tinggi dan (53,1 garuda
pasien diabetes melitus %) baik menunjukkan
tipe 2 di Puskesmas S : purposive sampling pasien dilakukannya perilaku self-
Simpang IV Sipin kota diabetes melitus usia 20-79 tahun management. Ada hubungan
Jambi sebanyak 81 responden yang bermakna anatara
dukungan keluarga dengan
V : Dukungan Keluarga dan Self- perilaku self management
Management pada pasien diabetes melitus
tipe 2 di puskesmas simpang
I: 3 kuisioner yaitu data IV Sipin Kota Jambi deng (p
demografi responden, dukungan value = 0,019).
keluarga dan self management

A: dianalisis dengan uji statistik


Chi-Square

6. Kusnanto, Putri 2018 Volume 22 Hubungan tingkat D : Desain penelitian yang Hasil penelitian menunjukkan Google
Mei Sundari, No 01 pengetahuan dan digunakan yaitu cross sectional bahwa tingkat pengetahuan (ρ Scholar
Candra Panji diabetes self- = 0,049 : r= 0,192 ) memiliki
Asmoro Dan management dengan S: purposive sampling sampel hubungan dengan tingkat
Hidayat Arifin tingkat stress pasien yang digunakan pada penelitian stress saat menjalani diet.
diabetes melitus yang ini sebesar 106 responden
menjalani diet
V: Diabetes Melitus tipe 2 dan
Self-Management

I : Kuisioner Knowledge Of
Diabetic Diet Questionaire dan
Self- Management Dietary
Behaviors Questionaire

A : dianalisis dengan uji


spearman test
7 Dayan hisni 2019 Hubungan dukungan D : desain penelitian ini adalah Hasil penelitian menunjukkan Google
keluarag dengan deskriptive correlative dengan bahwa mayoritas responden scholar
kepatuhan latihan fisik pendekatan cross sectional berjenis kelamin laki-laki,
pada pasien diabetes berusia lebih dari 45
melitus tipe 2 di S : puposive sampling rasponden tahun,beragama islam,
puskesmas pancoran pada penelitian ini berjumlah 50 pekerjaan dibidang swasta,
jakarta orang dengan diabetes melitus dan sebagian besar responden
tipe 2 terdiagnnosa dm sejak 1-5
tahun yang lalu.dari hasil
V : Dukungan Keluarga dan analisis didapatkan bahwa
Kepatuhan latihan fisik dukungan keluarga dan tingkat
kepatuhan latihan fisik pada
I : Kuisioner Dukungan Keluarga pasien dm tipe 2 masuk dalam
dan Kuisioner Self-Management kategori baik. Dan hasil uji
Chi-Square menunjukkan
A: analisis bivariat menggunakan
bahwa ada hubungan antara
uji statistik Chi-Square
dukungan keluarga dengan
kepatuhan latihan fisik pada
pasien diabetes melitus tipe 2
di wilayah kerja puskesmas
pancoran jakarta (ρ < ,05).

8 Sefitra 2017 Volume 5 Hubungan Motivasi D : Cross Sectional Hasil penelitian menunjukkan Google
Mailangkay, No 1 dan Dukungan Chi Square test dengan tingkat scholar
Michael Keluarga dengan S : Accidental Sampling dengan kepercayaan 95% diperoleh ρ
Karundeng dan Perawatan Kaki 47 Responden value 0,029 < 0,05 yang
Mario Katuuk Mandiri Pada Pasien bermakna ada hubungan
Diabetes Melitus Tipe V: Motivasi dan Dukungan antara motivasi keluarga
2 Keluarga dengan perawatan kaki
mandiri
I : Kuisioner
A : uji statistik Chi-Square

9 Mulyanti L, Yetti, 2013 Analisis faktor yang D : penelitian ini menggunakan Hasil penelitian menunjukkan
Sukmarini, Tinggi mempengaruhi self- desain Cross Sectional bahwa dukungan sosial yang
L management behavior diberikan oleh keluarga dan
pada pasien hipertensi S : Accidental sampling sampel teman memiliki hubungan
pada penelitian ini sebanyak 45 dengan peilaku self
orang management (ρ value sebesar
0,015) dan niali odds ratio
V : self –management dan pasien sebesar 2,87 (1,29 – 6,37)
hipertensi dimana responden yang
mendapatkan dukungan sosial
I : kuisioner personal model dan dari keluarga yang baik
dukungan keluarga diukur dengan dipresiksi dapat menunjukkan
chronic disease illnes resources kemampuan perilaku self
servei management yang baik
sebesar 2,87 kali lebih tinggi
A : uji statistik Chi-Square dan
dibandingkan dengan
regresi logistik
responden yang mendapatkan
dukungan sosial yang lebih
rendah.

10 Sisca Damayanti, 2014 Volume 2 Dukungan Keluarga D : penelitian deskriptif Hasil penelitian menunjukkan
Nursiswati dan Nomor 01 pada pasien diabetes kuantitatif dengan pendekatan lebih dari setengah responden
Titis Kurniawan melitus tipe 2 dalam potong lintang (cross sectional (55,1%) melaporkan dukungan
menjalankan self- keluarga favorable (baik).
management diabetes S : 78 responden dengan metode Dengan analisis domain
concecutive sampling dukungan keluarga, dimensi
keluarga, dimensi dukungan
V : dukungan keluarga dan lingkungan sosial secara
diabetes melitus tipe 2 umum menunjukkan
presentase teredah (48,71%)
I : kuisioner DSSQ-Family dibandingkan domain
dukungan keluarga lainnya.
A : uj statistik Chi-Square

Hasil penelitian didapatkan


11 Mingjun Huang, 2014 Self management D : Desain penelitian ini Publikasi
skor indeksnya 77,77.
Rui Zhao, Sheyu behavior in patient with menggunaka cross sectional Media
Manajemen diri digambarkan
Li, Xiaoloan Jian type 2 diabetes : A
S : Multi Stage Sampling sampel sebagai baik di 46 %, adil 45
cross – sectional survey
pada penelitian ini adalah pasien % dan buruk 6% . Analisis
in western urban china
dengan Diabetes Melitus tipe 2 faktor ganda mengidentifikasi
sebanyak 364 pasien usia (OR, 0,43; 95% CI, 0,20–
0,91; P = 0,026), pendidikan
V : perilaku self-management dalam '' perawatan kaki '' (OR,
dan diabetes melitus tipe 2 0,42; 95% CI, 0,18-0,99; P =
0,048), pengetahuan
I : kuisioner pengolahan manajemen diri (OR, 0,86;
manajemen diri, keyakinan 95%
manajemen diri, kemanjuran CI, 0,80-0,92; P, 0,001),
manajemen diri, dukungan sosial keyakinan manajemen diri
dan perilaku manajemen diri (OR, 0,92; 95% CI, 0,87-0,97;
P = 0,002), self-efficacy (OR,
A : penelitian ini dianalisa dengan 0,93; 95% CI, 0,90–
SPSS paket statistik 17.0 0,96; P, 0,001), dan dukungan
sosial (OR, 0,62; 95% CI,
0,41-0,94; P = 0,023) sebagai
faktor positif. Faktor negatif
termasuk durasi diabetes (5-9
tahun: OR, 14,82;
95% CI, 1,64–133,73; P =
0,016; dan $ 10 tahun: ATAU,
10,28; 95% CI, 1,06–99,79;
P = 0,045) dan pengalaman
rawat inap (OR, 2,96; 95% CI,
1,64-5,36; P, 0,001). Dengan
kesimpulan perilaku self-
management yang baik pada
pasien dengan diabetes melitus
tipe 2 di Chengdu. Ketika
pendidikan manajemen diri
diberikan, usia, pendidikan,
pengetahuan, kepercayaan,
kemanjuran diri dan dukungan
sosial harus dipertimbangkan
untuk memberikan intervensi
yang tepat pada pasien

12 Saranya 2018 Do supportive family D: penelitian ini menggunakan Hasil dari penelitian Publikasi
. Ravi,Swerha behaviors promote desain cross sectional menunjukan hampir ada Media
Kumar dan diabetes self- pemerataan laki-laki dan
Vijaprasad management in S : Multi Stage Sampling, sampel perempuan. Sekitar 85 % dari
Gopishandran resource limited urban pada penelitian ini pasien rawat sampel penelitian adalah usia
settings? A cross jalan dengan DMT2 sebanyak 41 hngga 70 tahun. Hanya 38
secional; study 200 responden % memiliki pendidikan diatas
tingkat sekolah menengah.
V : Dukungan Perilaku Keluarga Lebih 75% berpenghasilan
DM dan Self-Management 12.000 ruppe ( Rp.
2.343.696,39). Sekitar 57%
I : Kuisioner SDSCA menderita diabetes selama 5
tahun. 91 % responden berasal
A : penelitian ini dianalisa dengan
dari keluarga inti. Dengan
IBM AMOS versi 22
kesimpulan bahwa ada
hubungan antara self-
management diabetes dengan
dukungan keluarga (β =
0,527 ;p = 0,015).
13 Ferawati, Petrus J. 2014 Hubungan Dukungan D : penelitian analitik Hasil penelitian menunjukkan Google
. Hasibuan, Arif Keluarga Dan Perilaku observasional dengan pendekatan terdapat hubungan yang scholar
Wicaksono Pengolahan Penyakit potong lintang (Cross Sectional) bermakna antara dukungan
Diabetes Melitus Tipe informasi dan emosional
2 Di Wilayah Kerja S : Accidental Sampling sampel terhadap pengelolahan
Puskesmas Purnam pada penelitian ini sebesar 38 penyakit diabetes melitus tipe
Kecamatan Pontianak orang 2, tidak tedapata hubungan
Selatan Kota Pontianak yang bermakna antara
V : dukungan keluarga dan dukungan penilaian dan
perilaku pengolaan DM instrumental terhadap perilaku
pengelolahan penyakit
I : kuisioner dukungan keluarga diabetes melitus tipe 2.
A : analisa menggunakan SPSS
20.0
BAB 3

HASIL DAN ANALISIS

3.1 Hasil Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada minggu ke 15 april - 15 mei 2020. Pencarian

data dilakukan dengan tiga databaseyaitu Google Scholar, Publikasi Media

dan Portal Garuda dengan kata kunci “ Dukungan Keluarga”, “ Self-

Management”, “Dukungan Keluarga dengan Diabetes Melitus tipe 2”, “Self-

Management dengan Diabetes Melitus tipe 2” dan “ Dukungan Keluarga

dengan Perilaku Self-Management dengan Pasien Diabetes Melitus tipe 2”

serta screening berikutnya, peneliti membaca kriteria inklusi abstrak yang

diteparapkan ditinjauan sistematis memiliki hasil pengukuran yang sama dan

dengan basis pencarian jurnal berbahasa indonesia dan berbahasa inggris.

3.1.1 Karakteristik Studi Literatur

Total jurnal keseluruhan yang diperoleh yaitu 22 jurnal. Setelah

dilakukan identifikasi screening diperoleh 20 jurnal. Pada database google

scholar 10 jurnal, Publikasi Media 5 jurnal dan Portal Garuda 5 jurnal.

Jurnal full text dan memenuhi kriteria inklusi sebanyak 13 jurnal ( 11 jurnal

berbahasa Indonesia dan 2 jurnal berbahasa Inggris). 2 jurnal didapatkan

dari publikasi media, 2 jurnal portal garuda dan 9 jurnal google scholar.
Tabel 3.1 Karakteristik Jurnal

Bahasa
penelitian Tahun Database N Tipe Penelitian
Review Original Research
Intervensi Metode Teknik Instrument yang Analisis
Penelitian Sampling digunakan Statistik
Cross
sectional Experimental
Bahasa 2010- Google 9 - 9 - - Accidental Chi-Square
Indonesia 2020 Scholar samplin (SPSS/ IBM
Portal 2 - 2 - - (31 %) AMOV)
Garuda (77%)

Multi Stage Spearman


Cross Sampling Kuisioner dan Test
Publikasi - - - - - Sectional (15%) Lembar (7,7%)
Media (100%) Observasi
(100%)
Purposive Kolmogrof
Bahasa Google - - - - - sampling(46 sminov
Inggris Scholar %) (7,7%)
Portal - - - - -
Garuda Concecutive Korelasi dan
Publikasi 2 - 2 - - sampling(8% regresi
Media ) (7,7%)
Pada tabel 3.1 dapat dilihat karakteristik dari 13 jurnal yang terpilih dengan

metode penelitian cross sectional (100 %), hampir sebagian peneliti menggunakan

teknik purposive sampling (46 %), instrumen yang digunakan yaitu kuisioner dan

lembar angket (100%), sedangkan analisis statistik yang digunakan yaitu Chi

Square ( SPSS/ IBM AMOV) (77%).

3.1.2 Hasil Literature

Berdasarkan 13 jurnal nasional maupun internasional dari database

elektronik yaitu Google Scholar dan Publikasi Media yang didapatkan oleh

peneliti, menunjukkan sintesis hasil literature sebagai berikut :

1. Dukungan keluarga Pada Pasien Diabetes Melitus Tipe 2

Berdasarkan literatur jurnal nasional yang diteliti oleh

(Muharina Amelia, Sofiana Nurcahyati, Veny Elita (2014) dengan

judul Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi keluarga memberikan

dukungan kepada klien diabetes melitus dalam menjalani diet. Hasil

penelitian menunjukkan semua variabel bebas seperti tingkat

pengetahuan/ pendidikan, faktor spiritual, emosi, tingkat ekonomi latar

belakang budaya dan peran keluarga berhubungan dengan pemberian

dukungan keluarga pada pasien diabetes melitus tipe 2, namun faktor

yang paling dominan adalah tingkat pengetahuan, tingkat sosial

ekonomi dan peran keluarga yang bermakna baik terhadap dukungan

keluarga (68,9%). Artinya ada hubungan antara tingkat pengetahuan

dengan kepatuhan klien dm (ρ value = 0,000), tidak ada hubungan

antara emosi dengan tingkat kepatuhan pasien dm (ρ value = 1,000),


tidak ada hubungan antara spiritual keluarga dengan kepatuhan pasien

dm (ρ value = 0,302), ada hubungan antara peran dikeluarga dengan

kepatuhan pasien dm (ρ value = 0,000 ), ada hubungan antara tingkat

sosial ekonomi keluarga dengan kepatuhan klien dm (ρ value = 0,006)

dan tidak ada hubungan antara latar belakang budaya keluarga dengan

kepatuhan pasien dm (ρ value = 0,0621) .

Jurnal nasional yang diteliti oleh Nurleli (2016) menyebutkan

bahwa dukungan suami/ istri paling memiliki pengaruh bagi pasien

diabetes melitus tipe 2. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Suami/

Istri memiliki dukungan paling tinggi : Suami 30,9 %, istri 30 %,

ayah / ibu 2,1 %, anak 27,8 % dan saudara 5,2 % yang bermakna ada

hubungan antara dukungan keluarga dengan kepatuhan pasien.

Dukungan keluarga yang tinggi dapat berpengaruh pada

kualitas hidup baik dari segi psikologi dan fisik pasien dm tipe 2 hal

ini sejalan dengan literatur jurnal nasional oleh Fatma Nuraisyah, Hari

Kusnanto dan Theodola Baning Rahayujati (2017) bahwa ada

hubungan dukungan keluarga dengan kualitas hidup baik segi

psikologi maupun fisik pasien dm tipe 2. Dukungan keluarga ditinjau

dari dukungan pada dimensi emosional (p value = 0,000), dimensi

penghargaan (p value = 0,000), dimensi instrumental (p value = 0,000),

dimensi informasi (p value = 0,000 ) yang bermakna ada hubungan

antara dukungan keluarga dengan empat dimensi informasi,

instrumental, penghargaan dan emosional.


2. Self-Management pada pasien Diabetes Melitus tipe 2

Literatur jurnal nasional oleh Milda Hidayah (2019) bahwa

sebagian responden memiliki tingkat self management yang baik

(59,6%) kecil resiko pasien diabetes melitus tipe 2 mengalami

komplikasi.

Literatur jurnal nasional oleh Kustanto, Putri Mei Sundari,

Candra Panji Asmoro dan Hidayat Arifin (2019) dengan judul

Hubungan Tingkat Pengatahuan Dan Diabetes Self Management

Dengan Tingkat Stress Pasien Diabetes Melitus Yang Menjalani Diet.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat pengetahuan (ρ = 0,049 :

r = 0,192 dan diabetes self management (ρ = 0,000 r = -0,341) yang

bermakna tingkat pengetahuan memiliki hubungan dengan diabetes

self management terhadap tingkat stres saat menjalani diet.

Jurnal internasional oleh Mingjun Huang, Rui Zhao, Sheyu Li,

Xiaoloan Jian (2014) dengan judul Self management behavior in

patient with type 2 diabetes : A cross – sectional survey in western

urban china. Hasil penelitian didapatkan skor indeksnya 77,77.

Manajemen diri digambarkan sebagian baik di 46%, adil 45% dan

buruk 6 %. Analisis faktor ganda mengidentifikasi usia, pendidikan

dalam perawatan kaki, pengetahuan manajemen diri, keyakinan

manajemen diri dan dukungan sosial sebagai faktor positif.

Pengalaman rawat inap dan durasi penyakit (5-9 tahun) menjadi faktor
negatif. Dengan kesimpulan perilaku self-manajemen yang baik pada

pasien diabetes melitus tipe 2 di Chengdu ketika pendidikan

manajemen diri diberikan, usia, pendidikan, pengetahuan, kepercayaan

dan dukungan sosial harus dipertimbangkan untuk memberikan

intervensi yang tepat pada pasien.

Hasil penelitian Jurnal nasional lainnya oleh Dayan Hisni

(2019) yang berjudul Hubungan Dukungan Keluarga Dengan Latihan

Fisik Pada pasien diabetes melitus tipe 2 di puskesmas pancoran

jakarta. Hasilnya diperoleh mayoritas responden berjenis kelamin

laki-laki, beragama islam, bekerja dibidang swasta, berusia 45 tahun,

dan terdiagnosa sejak 1-5 tahun sebelumnya, bahwa dukungan

keluarga dengan tingkat kepatuhan latihan fisik pada pasien diabetes

melitus tipe 2 dalam kategori baik sedangkan untuk uji Chi Square

menunjukkan ada hubungan antara dukungan keluarga dengan

kepatuhan latihan fisik pada pasien dm tipe 2 di wilayah kerja

puskesmas pancoran jakarta (ρ < ,05). Literatur jurnal nasional yang

lain juga menyatakan. Safitri Mailangkay, Michael Karundeng dan

Mario Katuuk (2017) dengan judul Hubungan Dukungan Keluarga

Dengan Perawatan Kaki Mandiri Pada Pasien Diabetes Melitus Tipe 2.

Hasil penelitian Chi-Square test dengan tingkat kepercayaan 95%

diperoleh ρ value 0,029 < 0,05 yang bermakna ada hubungan antara

motivasi keluarga dengan perawatan kaki mandiri.


3. Hubungan Dukungan Keluarga dengan Perilaku Self-Management

Pasien Dm tipe 2

Hasil literatur dari jurnal menunjukkan, ada hubungan

dukungan keluarga dengan perilaku self management pada pasien dm

tipe 2, dibuktikan dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Rasyidah

(2018) dengan judul Dukungan Keluarga Dan Perilaku Self

Management Pasien Diabetes Melitus Tipe 2 di Puskesmas Simpang

IV Sipin Kota Jambi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian

besar (53,1%) menunjukkan dukungan keluarga tinggi dan (53,1 %)

menunjukkan perilaku self-management yang baik. Ada hubungan

yang bermakna antara dukungan keluarga dengan perilaku self-

management pada pasien diabetes melitus tipe 2 di puskesmas simpang

IV sipin kota jambi. Hal ini juga sejalan dengan literatur jurnal yang

dilakukan oleh Ferayati (2014) yang berjudul Hubungan Dukungan

Keluarga Dan Perilaku Pengelolahan Penyakit Diabetes Melitus Tipe 2

di Wilayah Kerja Puskesmas Purnama Kecamatan Pontianak Selatan

Kota Pontianak. Hasil penelitian menyatakan bahwa terdapat

hubungan yang bermakna antara dukungan informasi dan emosional

terhadap perilaku pengelolahan penyakit diabetes melitus tipe 2 dan

tidak terdapat hubungan yang bermakna antara dukungan penilaian dan

instrumental terhadap perilaku pengelolahan penyakit diabetes melitus

tipe 2 yang bermakna ada hubungan yang berarti antara dukungan

keluarga dengan perilaku pengelolahan penyakit diabetes melitus tipe

2. Literatur jurnal nasional lain oleh Mulyati L, Yetti, Sukmarini dan


Tinggi. Dengan judul analisis faktor yang mempengaruhi self

management behavior pada pasien hipertensi (2013) dukungan sosial

yang diberikan oleh keluarga dan teman memiliki hubungan dengan

perilaku self management (ρ value sebesar 0,015) dan niali odds ratio

sebesar 2,87 (1,29 – 6,37) dimana responden yang mendapatkan

dukungan yang baik diprediksi dapat menunjukkan perilaku self

management yang baik sebesar 2,87 kali lebih tinggi dibandingkan

dengan responden yang mendapatkan dukungan keluarga yang rendah.

Jurnal nasional lain oleh Sisca Damayanti, Nursiswati dan Titis

Kurniawan (2014) dengan judul Dukungan Keluarga Pada Pasien

Diabetes Melitus Tipe 2 Dalam Menjalankan Self-Management

Diabetes dengan hasil Hasil penelitian menunjukkan lebih dari

setengah responden (55,1%) melaporkan dukungan keluarga favorable

(baik). Dengan analisis domain dukungan keluarga, dimensi keluarga

dan dimensi dukungan lingkungan sosial secara umum menunjukkan

presentase teredah (48,71%) dibandingkan domain dukungan keluarga

lainnya. Jurnal Internasional juga menyebutkan bahwa dukungan

keluarga sangat berpengaruh bagi perilaku self management, hal

tersebut dibuktikan dengan hasil jurnal internasional oleh Saranya

Ravi, Swetha Kumar and Vijay prasad Gopichandra India (2018)

dengan judul Do supportive family behaviors promote diabetes self-

management in resource limited urban settings? A cross secional;

study. Hasil dari penelitian menunjukan hampir ada pemerataan laki-

laki dan perempuan. Sekitar 85 % dari sampel penelitian adalah usia


41 hngga 70 tahun. Hanya 38 % memiliki pendidikan diatas tingkat

sekolah menengah. Lebih 75% berpenghasilan 12.000 ruppe ( Rp.

2.343.696,39). Sekitar 57% menderita diabetes selama 5 tahun. 91 %

responden berasal dari keluarga inti. Dengan kesimpulan bahwa ada

hubungan antara self-management diabetes dengan dukungan keluarga

(β = 0,527 ;p = 0,015).
BAB 4

PEMBAHASAN

4.1 Dukungan Keluarga dengan Pasien Diabetes Melitus Tipe 2

Berdasarkan sintesis hasil sintesis dukungan keluarga pada pasien

diabetes melitus tipe 2 yang dilakukan oleh Muharina amelia, Sofiana

Nurcahyati, Veny Elita (2014) diperoleh data bahwa faktor yang paling

dominan memberi pengaruh terhadap pemberian dukungan keluarga bagi

pasien diabetes melitus tipe 2 adalah pendidikan/tingkat pengetahuan, sosial

ekonomi dan peran keluarga. Hal ini sejalan dengan teori yang dikemukakan

Setiadi (2010) bahwa faktor yang mempengaruhi dukungan keluarga dibagi

menjadi 2 yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal meliputi

pendidikan atau tingkat pengetahuan, emosi serta spiritual sedangkan faktor

eksternal meliputi peran keluarga, sosial ekonomi dan latar belakang budaya.

Menurut rahayu (2010) pendidikan atau peran keluarga adalah keyakinan

seseorang tehadap adanya dukungan yang terdiri dari pendidikan, pengalaman

dan masalalu. Kemampuan kognitif akan membentuk cara berfikir sesorang

untuk memahami dan mengaplikasikan faktor faktor yang berhubungan

dengan penyakit dan menggunakan pengetahuna nya tentang kesehatan untuk

memberikan dukungan keluarga bagi anggota keluarganya nya yang sakit.

Emitra (2017) faktor sosial ekonomi juga beresiko meningkatkan resiko

terjadinya penyakit, hal itu dikarenakan adanya ketergantungan pada tingkat

pendapatan. Semakin tinggi tingkat pendapatan seseorang biasanya akan

semakin tanggap terhadap gejala penyakit yang dirasakan. Sedangkan peran


keluarga sangat juga lebih dominan karena dapat meminimalkan terjadinya

komplikasi dengan meningkatkan manajemen perawatan diri klien.

Berdasarkan literatur jurnal Nurleli (2016) menyebutkan bahwa dukungan

suami/ istri paling memiliki pengaruh bagi pasien diabetes melitus tipe 2.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa Suami/ Istri memiliki dukungan paling

tinggi. Pernyaatan tersebut sejalan dengan teori Friedman (2014) yang

menyatakan bahwa dukungan keluarga berasal dari keluarga internal dan

eksternal. Keluarga internal terdiri dari suami/istri, orangtua/ anak.

Sedangkan keluarga eksternal yaitu dukungan bagi keluarga inti yang

biasanya datang dari jaringan keluarga (sepupu/ ponakan).

Berdasarkan literatur jurnal nasional oleh Fatma Nuraisyah, Hari

Kusnanto dan Theodola Baning Rahayujati (2017) menyebutkan bahwa

dukungan keluarga dapat meningkatkan kualitas hidup baik dari segi

psikologi dan fisik. Dukungan tersebut terdiri dari dimensi informasi,

instrumental, penghargaan dan emosional. Sejalan dengan teori yang

dikemukakan oleh Hensarling (2009). Dimensi Emosional menurut Friedman

(2014) adalah dukungan yang melibatkan perasaan empati dan perhatian

terhadap seseorang sehingga membuatnya merasa lebih baik, dihargai dan

dimiliki. Dukungan ini juga untuk menunjukkan adanya perhatian terhadap

anggota keluarga yang menderita sakit Diabetes Melitus. Dimensi

Penghargaan menurut Yusra (2011) adalah dukungan yang membuat

seseorang merasa berharga dan dihargai anggota keluarga dan memberikan

penguat yang positif kepada anggota keluarga yang sakit. Dapat dikatakan

bahwa adanya dukungan penghargaan kepada anggota keluarga yang


menderita Diabetes Melitus apabila anggota keluarga yang lain dapat

memberikan motivasi, semangat. Sehingga penderita Diabetes Melitus dapat

berperilaku sehat untuk meningkatkan status kesehatannya. Dimensi

Instrumental menurut Friedman (2014) adalah dukungan yang bersifat nyata,

dimana dukungannya bersifat langsung. Dukungan instrumental merupakan

suatu dukungan penuh keluarga dalam bentuk bantuan tenaga, dana maupun

waktu untuk melayani dan mendengarkan keluarga yang sakit dalam

mengungkapkan perasaan yang dialami. Menururut Hensaring (2009)

dukungan informasi merupakan suatu dukungan atau bantuan yang diberikan

berupa saran atau masukan, nasehat atau arahan, dan memberikan informasi-

informasi penting yang dibutuhkan keluarga yang sakit dalam upaya

meningkatkan status kesehatanya (Yusra, 2011). Dukungan informasi yang

diperlukan pasien Diabetes Melitus berupa pemberian informasi terkait

kondisi yang dialaminya dan dagaimna cara perawatannya (Friedman, 2014).

Berdasarkan hasil literatur dan teori diatas peneliti berpendapat bahwa

dukungan keluarga dapat diberikan secara maksimal apabila anggota

keluarganya dibekali dengan pengetahuan, peran keluarga yang baik dan

sosial ekonomi yang cukup. Anggota keluarga terdekat juga harus mau

berperan aktif dalam memberi dukungan, hal itu karena adanya ikatan yang

terjalin baik antara suami/istri atau orangtua/ anak sehingga terwujudlah

dukungan keluarga berdasarkan dimensi informasi, instrumental,

penghargaan dan emosional.

4.2 Self Management bagi Pasien Diabetes Melitus Tipe 2


Berdasarkan literatur jurnal oleh Milda Hidayah (2019) bahwa tingkat self

management akan mengurangi resiko terjadinya komplikasi. Sejalan dengan teori

dalam buku Perkumpulan Endokrinologi Indonesia (2011) menyebutkan bahwa

perilaku sehat yang memperesentasikan Self-Management pada pasien diabetes

melitus antara lain mengikuti pola makan sehat, menggunakan obat diabetes

secara teratur, pemantauan gula darah, meninggkatkan kegiatan jasmani serta

melakukan perawatan diri. Onuoha (2014) merupakan salah satu solusi tepat

pengendalian komplikasi bagi penderita diabetes melitus.

Berdasarkan literature jurnal yang dilakukan oleh Kustanto, Putri Mei

Sundari, Candra Panji Asmoro dan Hidayat Arifin (2019) bahwa tingkat

pengetahuan memiliki hubungan dengan diabetes self management terhadap

tingkat stres saat menjalani diet. Hal itu sejalan dengan teori yang dikemukakan

oleh Fatimah (2016) bahwa tingkat pengetahuan yang tinggi umumnya akan

memiliki pemahaman yang cenderung baik tentang diabetes melitus tipe 2 melalui

berbagai sumber yang ada.

Berdasarkan literature jurnal oleh Mingjun Huang, Rui Zhao, Sheyu Li,

Xiaoloan Jian (2014) bahwa pendidikan (Edukasi) mengenai Self-Management

Behavior dapat mempengaruhi perilaku self-management. Sejalan dengan teori

yang dikemukakan oleh Kisokanth (2013) bahwa edukasi dapat menyiapkan

pasien terkait penyakitnya dan bagaimana cara mengubah gaya hidup dengan

harapan pasien dapat lebih memahami terkait penyakitnya dan berperan aktif

dalam perawatan.
Berdasarkan literature jurnal oleh Dayan Hisni (2019) dan Safitri

Mailangkay, Michael Karundeng dan Mario Katuuk (2017) menyebutkan bahwa

dukungan keluarga mempengaruhi aspek aspek self-management (Latihan fisik

dan Perawatan kaki mandiri). Sejalan dengan teori yang dikemukakan oleh

(Aklima, 2012) bahwa ketika keluarga dilibatkan dalam proses self-management

maka mereka akan membantu mencapai tujuan dari pengobatan.

Berdasarkan hasil literature dan teori diatas peneliti berpendapat bahwa

self-management berpengaruh pada tingkat pencegahan komplikasi, dan untuk

mendukung terwujudnya self-management butuh faktor pendukung antara lain

edukasi hal itu karena edukasi dapat memberikan pemahaman gambaran baik

sehingga dapat meningkatkan keterampilan sesorang dalam menerapkan self-

management sedangkan dukungan keluarga merupakan dukungan yang diartikan

sebagai sebuah cara mengubah persepsi tentang keberadaan seseorang terutama

pada pasien diabetes melitus tipe 2, namun tidak hanya sebagai pengubah persepsi

dukungan keluarga diartikan sebagai salah satu pendorong bagi pasien untuk

mengubah gaya hidup dengn self-management

4.3 Hubungan Dukungan Keluarga Dengan Perilaku Self-Management Pada

Pasien Diabetes Melitus Tipe 2

Berdasarkan literatur jurnal nasional yang dilakukan oleh Rasyidah

(2018), Ferawati (2014), Mulyati L, Yetti, Sukmarini dan Tinggi (2013), Sisca

Damayanti, Nursiswati dan Titis Kurniawan (2014) dan literatur jurnal

internasional oleh Saranya Ravi, Swetha Kumar and Vijay prasad Gopichandra
India (2018) menyebutkan bahwa dukungan keluarga berhubungan dengan

perilaku self-management pada pasien diabetes melitus tipe 2. Sejalan dengan

teori yang dikemukakan oleh Sejalan dengan teori yang dikemukakan oleh

laely (2012) bahwa dukungan keluarga adalah dukungan yang melibatkan

perasaan memiliki atau keyakinan bahwa seseorang merpakan peserta aktif

dalam kegiatan sehari-hari (Brunner 2010) juga mengatakan bahwa perasaan

saling terikat dengan orang lain dan lingkungannya dapat membantu

meurunkan perasaan terisolasi dalam diri pasien sehingga pasien mau dan

mampu mengubah gaya hidup dengan Self-Management.

Berdasarkan hasil penelitian dan teori diatas peneliti berpendapat bahwa

keluarga memang sangat diperlukan untuk memberikan dukungan pada pasien

diabetes melitus, hal itu disebabkan lamanya masa pengelolahan self-

management yang dikhawatirkan menimbulkan rasa bosan bagi pasien diabetes

melitus, sehingga dukungan keluarga disini diperlukan agar dapat memberikan

kenyamanan, perhatian dan kasih sayang serta motivasi agar passien mau

menerapkan dan melakukan pengelolahan prilaku self-management.


BAB 5

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil pemilihan jurnal, analisa dan pembahasan maka

diperoleh kesimpulan sebagai berikut :

5.1.1 Ada Hubungan Dukungan Keluarga Dengan Pasien Diabetus Melitus Tipe

5.1.2 Ada Hubungan Self-Management Dengan Pasien Diabetus Melitus Tipe 2

5.1.3 Ada Hubungan Antara Dukungan Sekualra Dengan Perilaku Self-

Management Pada Pasien Diabetus Melitus Tipe 2

5.2 Saran

5.2.1 Bagi Institusi

Penulis berharap hasil penelitian Literature Review ini dapat menambah

informasi mengenai pentingnya dukungan keluarga guna mendukung para

pasien diabetes melitus tipe 2 menerapkan Self-Management.

5.2.2 Bagi profesi keperawatan

Dapat memberikan edukasi mengenai pentingnya melibatkan keluarga

guna memberi dukungan bagi anggota keluarganya untuk menjalankan perilaku

self-management.
5.2.3 Bagi penelitian selanjutnya

Untuk peneliti yang akan datang diharapkan mampu melakukan

penelitian secara langsung dan bisa memberikan edukasi kepada

masyarakat tentang pentingnya melibatkan keluarga dalam proses

peneglolahan penyakit (self-management) bagi penderita diabetes melitus.

Anda mungkin juga menyukai