Anda di halaman 1dari 121

LAPORAN PENDAHULUAN DAN ASUHAN KEPERAWATAN

Masalah Psikososial Pada Ibu Hamil Primigravida Trimester I


dengan Ansietas

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Praktek Profesi Ners


Keperawatan Jiwa Psikososial

OLEH :
Sabrina Ayu Indah Iswari
2020.04.008

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BANYUWANGI
BANYUWANGI
2020
LEMBAR PENGESAHAN

LAPORAN PENDAHULUAN DAN ASUHAN KEPERAWATAN


Masalah Psikososial Pada Ibu Hamil Primigravida Trimester I Dengan Ansietas

Telah disetujui Pembimbing pada hari : .............., Juli 2021

Disusun Oleh :

Sabrina Ayu Indah Iswari


Nim: 2020.04.008

Banyuwangi, ............, Juli 2021


Pembimbing Akademik

Ns.Badrul Munif.,S.Kep.M.Kep
NIDN. 0701089102
BAB 1

KONSEP KEHAMILAN

1.1 Anatomi dan Fisiologi Reproduksi Wanita

Sistem reproduksi wanita terdiri dari organ interna, yang terletak di dalam

rongga pelvis dan ditopang oleh lantai pelvis, dan genetalia eksterna, yang terletak

di perineum. Struktur reproduksi interna dan eksterna berkembang menjadi matur

akibat rangsang hormon estrogen dan progesterone.

1. Stuktur eksterna

a. Vulva

Vulva adalah nama yang diberikan untuk struktur genetalia externa.

Kata ini berarti penutup atau pembungkus yang berbentuk lonjong, berukuran

panjang, mulai klitoris, kanan kiri dibatasi bibir kecil sampai ke belakang

dibatasi perineum.
b. Mons pubis

Mons pubis atau mons veneris adalah jaringan lemak subkutan

berbentuk bulat yang lunak dan padat serta merupakan jaringan ikat jarang di

atas simfisis pubis. Mons pubis mengandung banyak kelenjar sebasea dan

ditumbuhi rambut berwarna hitam, kasar, dan ikal pada masa pubertas, mons

berperan dalam sensualitas dan melindungi simfisis pubis selama koitus.

c. Labia mayora

Labia mayora adalah dua lipatan kulit panjang melengkung yang

menutupi lemak dan jaringan kulit yang menyatu dengan mons pubis.

Keduanya memanjang dari mons pubis ke arah bawah mengililingi labia

minora, berakhir di perineum pada garis tengah. Labia mayora melindungi

labia minora, meatus urinarius, dan introitus vagina. Pada wanita yang belum

pernah melahirkan anak pervaginam, kedua labia mayora terletak berdekatan

di garis tengah, menutupi stuktur-struktur di bawahnya.

Setelah melahirkan anak dan mengalami cedera pada vagina atau pada

perineum, labia sedikit terpisah dan bahkan introitus vagina terbuka.

Penurunan produksi hormon menyebapkan atrofi labia mayora. Pada

permukaan arah lateral kulit labia tebal, biasanya memiliki pigmen lebih

gelap daripada jaringam sekitarnya dan ditutupi rambut yang kasar dan

semakin menipis ke arah luar perineum. Permukaan medial labia mayora

licin, tebal, dan tidak tumbuhi rambut. Sensitivitas labia mayora terhadap

sentuhan, nyeri, dan suhu tinggi. Hal ini diakibatkan adanya jaringan saraf

yang menyebar luas, yang juga berfungsi selama rangsangan seksual.


d. Labia minora

Labia minora terletak di antara dua labia mayora, merupakan lipatan

kulit yang panjang, sempit, dan tidak berambut yang , memanjang ke arah

bawah dari bawah klitoris dan dan menyatu dengan fourchett. Sementara

bagian lateral dan anterior labia biasanya mengandung pigmen, permukaan

medial labia minora sama dengan mukosa vagina. Pembuluh darah yang

sangat banyak membuat labia berwarna merah kemerahan dan

memungkankan labia minora membengkak, bila ada stimulus emosional atau

stimulus fisik. Kelenjar-kelenjar di labia minora juga melumasi vulva. Suplai

saraf yang sangat banyak membuat labia minora sensitif, sehingga

meningkatkan fungsi erotiknya.

e. Klitoris

Klitoris adalah organ pendek berbentuk silinder dan yang terletak

tepat di bawah arkus pubis. Dalam keadaan tidak terangsang, bagian yang

terlihat adalah sekitar 6x6 mm atau kurang. Ujung badan klitoris dinamai

glans dan lebih sensitif dari pada badannya. Saat wanita secara seksual

terangsang, glans dan badan klitoris membesar.

Kelenjar sebasea klitoris menyekresi smegma, suatu substansi lemak

seperti keju yang memiliki aroma khas dan berfungsi sebagai feromon. Istilah

klitoris berasal dari kata dalam bahasa yunani, yang berarti ‘’kunci’’ karena

klitoris dianggap sebagai kunci seksualitas wanita. Jumlah pembuluh darah

dan persarafan yang banyak membuat klitoris sangat sensitif terhadap suhu,

sentuhan dan sensasi tekanan.


f. Vestibulum

Vestibulum ialah suatu daerah yang berbentuk seperti perahu atau

lojong, terletak di antara labia minora, klitoris dan fourchette. Vestibulum

terdiri dari muara uretra, kelenjar parauretra, vagina dan kelenjar paravagina.

Permukaan vestibulum yang tipis dan agak berlendir mudah teriritasi oleh

bahan kimia. Kelenjar vestibulum

mayora adalah gabungan dua kelenjar di dasar labia mayora, masing-masing

satu pada setiap sisi orifisium vagina.

g. Fourchette

Fourchette adalah lipatan jaringan transversal yang pipih dan tipis, dan

terletak pada pertemuan ujung bawah labia mayora dan minora di garis

tengah di bawah orifisium vagina. Suatu cekungan dan fosa navikularis

terletak di antara fourchette dan himen

h. Perineum

Perineum adalah daerah muskular yang ditutupi kulit antara introitus

vagina dan anus. Perineum membentuk dasar badan perineum.

2. Struktur interna
a. Ovarium

Sebuah ovarium terletak di setiap sisi uterus, di bawah dan di

belakang tuba falopi. Dua lagamen mengikat ovarium pada tempatnya,

yakni bagian mesovarium ligamen lebar uterus, yang memisahkan

ovarium dari sisi dinding pelvis lateral kira-kira setinggi krista iliaka

anterosuperior, dan ligamentum ovarii proprium, yang mengikat ovarium

ke uterus. Dua fungsi ovarium adalah menyelenggarakan ovulasi dan

memproduksi hormon. Saat lahir, ovarium wanita normal mengandung

banyak ovum primordial. Di antara interval selama masa usia subur

ovarium juga merupakan tempat utama produksi hormon seks steroid

dalam jumlah yang dibutuhkan untuk pertumbuhan, perkembangan, dan

fungsi wanita normal.

b. Tuba fallopi

Sepasang tuba fallopi melekat pada fundus uterus. Tuba ini

memanjang ke arah lateral, mencapai ujung bebas legamen lebar dan

berlekuk-lekuk mengelilingi setiap ovarium. Panjang tuba ini kira-kira

10 cm dengan berdiameter 0,6 cm. Tuba fallopi merupakan jalan bagi

ovum. Ovum didorong di sepanjang tuba, sebagian oleh silia, tetapi

terutama oleh gerakan peristaltis lapisan otot. Esterogen dan

prostaglandin mempengaruhi gerakan peristaltis. Aktevites peristaltis

tuba fallopi dan fungsi sekresi lapisan mukosa yang terbesar ialah pada

saat ovulasi.
c. Uterus

Uterus adalah organ berdinding tebal, muskular, pipih, cekung

yang tampak mirip buah pir yang terbalik. Uterus normal memiliki

bentuk simetris, nyeri bila di tekan, licin dan teraba padat. Uterus terdiri

dari tiga bagian, fudus yang merupakan tonjolan bulat di bagian atas dan

insersituba fallopi, korpus yang merupakan bagian utama yang

mengelilingi cavum uteri, dan istmus, yakni bagian sedikit konstriksi

yang menghubungkan korpus dengan serviks dan dikenal sebagai

sekmen uterus bagian bawah pada masa hamil. Tiga fungsi uterus adalah

siklus menstruasi dengan peremajaan endometrium, kehamilan dan

persalinan.

Dinding uterus terdiri dari tiga lapisan :

1) Endometrium yang mengandung banyak pembuluh darah ialah suatu

lapisan membran mukosa yang terdiri dari tiga lapisan : lapisan

permukaan padat, lapisan tengah jaringan ikat yang berongga,dan

lapisan dalam padat yang menghubungkan indometrium dengan

miometrium.

2) Miometrum yang tebal tersusun atas lapisan – lapisan serabut otot

polos yang membentang ke tiga arah. Serabut longitudinal

membentuk lapisan luar miometrium, paling benyak ditemukan di

daerah fundus, membuat lapisan ini sangat cocok untuk mendorong

bayi pada persalinan.


3) Peritonium perietalis

Suatu membran serosa, melapisi seluruh korpus uteri, kecuali seperempat

permukaan anterior bagian bawah, di mana terdapat kandung kemih dan

serviks. Tes diagnostik dan bedah pada uterus dapat dilakukan tanpa

perlu membuka rongga abdomen karena peritonium perietalis tidak

menutupi seluruh korpus uteri.

d. Vagina

Vagina adalah suatu tuba berdinding tipis yang dapat melipat dan

mampu meregang secara luas. Mukosa vagina berespon dengan cepat

terhadap stimulai esterogen dan progesteron. sel-sel mukosa tanggal terutama

selama siklus menstruasi dan selama masa hamil. Sel-sel yang di ambil dari

mukosa vagina dapat digunakan untuk mengukur kadar hormon seks steroid.

Cairan vagina berasal dari traktus genetalis atas atau bawah. Cairan sedikit

asam. Interaksi antara laktobasilus vagina dan glikogen mempertahankan

keasaman. Apabila pH nik diatas lima, insiden infeksi vagina meningkat.

Cairan yang terus mengalir dari vagina mempertahankan kebersihan relatif

vagina.
1.2 Definisi Kehamilan

Kehamilan merupakan fase fertilisasi hingga kelahiran bayi, kehamilan

normal akan berlangsung selama 40 minggu yang dibagi menjadi tiga semester

yatu trimester pertama yang berlangsung dalam 13 minggu pertama, trimester

kedua berlangsung antara minggu ke-14 sampai minggu ke-27, dan trimester ketiga

berlangsung dari minggu ke-28 hingga kelahiran. (Evayanti, 2015).

Federasi Obstetri Ginokologi Internasional, kehamilan didefinisikan sebagai

fertilisasi atau penyatuan dari spermatozoa dan ovum yang dilanjutkan dengan

nidasi atau implantasi (Prawirohardjo, 2010).

Kehamilan adalah suatu proses merantai yang berkesinambungan dan terdiri

dari ovulasi pelepasan sel telur, migrasi spermatozoa dan ovum, konsepsi dan

pertumbuhan zigot, nidasi (implantasi) pada uterus, pembentukan plasenta, dan

tumbuh kembang hasil konsepsi sampai aterm (Manuaba, 2010).

Pengertian kehamilan yang dijelaskan diatas dapat disimpulkan bahwa

kehamilan adalah suatu proses yang alamiah dan fisiologis di dalam rahim seorang

wanita terdapat hasil konsepsi (pertemuan ovum dan spermatozoa).


1.3 Tanda dan Gejala Kehamilan

Tanda dan gejala kehamilan dbagi menjadi tanda tidak pasti dan tanda pasti yang

dijelaskan oleh Pitrawati (2018), sebagai berikut :

1. Tanda-tanda tidak pasti

Tanda-tanda tidak pasti adalah sebagai berikut :

a. Tidak Datang Bulan (Amenorrhoe)

Semua wanita hamil akan mengalami amenorrhoe, tetapi amenorrhoe ini

terjadi pula pada keadaan yang lain, misalnya : pergantian lingkungan,

gangguan emosi, penyakit khronis, seperti : tuberculosa,anemia, gangguan

pekerjaan ovarium/endocrine secretie, juga dipengaruhi perubahan iklim.

Terkadang pada kehamilan terjadi pengeluaran darah sedikit yang disangka

menstruasi.Perdarahan ini disebabkan karena implantasi dari ovum ke dalam

decidua

b. Perubahan buah dada

Setiap wanita hamil akan mengalami perubahan buah dada. Tetapi bisa juga

perubahan buah dada disebabkan oleh tumor/cyste

c. Perasaan mual di waktu pagi (morning sickness)

Sebagian wanita hamil kira-kira 50 % atau lebih,menderita perasaan mual di

waktu pagi terutama pada kehamilan pertama kali. Namun keadaan seperti

ini bisa terjadi pada penyakit lain, seperti hepatitis, malaria ulcus ventricule

d. Sering buang air kemih

Umumnya pada bulan ke dua kehamilan, wanita itu akan sering buang air

kemih, berhubung uterus yang membesar dan akan keuar dari PAP yang

menekan kandung kemih. Keadaan ini tidak menjadi tanda pasti sebab dapat
juga dikarenakan ada gangguan pada kandung kemih yang menyebabkan

volume menjadi lebih kecil dan menimbulkan rangsangan untuk buang air

kemih, misalnya tumor dan penyakit lain.

e. Pergerakan janin yang pertama (Quickening)

Pada kehamilan terjadi antara kehamilan 16-20 minggu. Ini belum menjadi

tanda pasti karena perasaan ini adalah subyektif yang dirasakan ibu sendiri.

Wanita yang sangat menginginkan hamil akan merasakan adanya

quickening, walaupun sebenarnya tidak ada. Daapat pula disebabkan karena

gas di dalam pencernaan

f. Membesarnya Perut

Pada kehamilan, perut makin lama makin besar teruitama setelah kehamilan

5 bulan, tetapi membesarnya perut bisa juga disebabkan oleh ascites, ovarial

cyste,tumor.

2. Tanda-tanda kemungkinan

Tanda-tanda kemungkinan adalah sebagai berikut :

a. Tanda Hegar : Segmen bawah rahim melunak

b. Tanda chadwick : Perubahan warna vulva/vagina menjadi kebiruan

c. Tanda Piscasek : Adanya benjolan asimetris pada uterus. Uterus

membesar ke salah satu jurusan hingga menonjol jelas ke jurusan

pembesaran tersebut.

d. Tanda Braxton Hicks : Bila uterus dirangsang mudah berkontraksi.

Tanda ini khas untuk uterus dalam masa hamil. Pada keadaan uterus

yang membesar tetapi tidak ada kehamilan,misalnya pada mioma uteri,

tanda braxton hicks tidak ditemukan.


e. Suhu basal : jika sesudah ovulasi tetap tinggi terus antar 32,5 sampai

37,8 adalah salah satu tanda akan bahaya kehamilan. Serimg dipakai

dalam pemeriksaan kemandulan

f. Periksa HCG (Human chorionic gonadotropin)

g. Dengan tes kehamilan tertentu air kencing pagi hari ini dapat membantu

membuat diagnosis kehamilan sedini-dininya.

3. Tanda-tanda pasti

Tanda-tanda pasti adalah sebagai berikut :

a. Dapat diraba dan kemudian dikenal bagian-bagian janin

b. Dapat dicatat dan didengar bunyi DJJ (denyut jantung janin)

c. Dapat dirasakan gerakan janin

d. Pada pemeriksaan dengan sinar rontgen tampak kerangka janin

e. Dengan USG dapat diketahui pertumbuhan janin


1.4 Perubahan Anatomi dan Fisiologi pada Wanita Hamil

Perubahan Anatomi dan Fisiologi pada Wanita Hamil menurut Pitrawati (2018),

sebegai berikut :

1. Uterus

- Uterus bertambah besar dari beratnya 30 gr menjadi 1000 gr dengan ukuran

panjang 32 cm, lebar 24 cm, dan ukuran muka belakang 22 cm. Pembesaran

ini disebabkan oleh hypertrofi dari otot-otot Rahim.

- Tinggi Fundus Uteri 12 minggu diatas simphisis, 16 minggu antara pusat dan

symphisis, 20 minggu di pinggir bawah pusat, 24 minggu di pinggir atas

pusat, 28 minggu 3 jari di atas pusat, 32 minggu pertengahan pusat dan

proxesus xipoideus, 40 minggu kembali 3 jari di bawah prossesus xipoideus .

2. Serviks Uteri

Serviks uteri karena hormone estrogen mengalami hipervaskularisasi maka

konsistensi serviks menjadi lunak, kelenjar-kelenjar di serviks akan berfungsi

lebih dan mengeluarkan sekresi lebih banyak.

3. Vulva dan vagina

Adanya hipervaskularisasi mengakibatkan vagina dan vulva tampak lebih

merah, agak kebiruan (lividae) disebut tanda Chadwick. Getah dalam vagina

biasanya bertambah dalam kehamilan, reaksi asam ph 3,5-6,0 reaksi asam ini

mempunyai sifat bakterisid.

.
4. Ovarium

Pada permulaan kehamilan masih terdapat korpus luteum gravidarum sampai

terbentuknya placenta pada kira-kira kehamilan 16 minggu, kemudian mengecil

setelah placenta terbentuk.

5. Payudara/mammae

- Perubahan payudara pada kehamilan pertama terasa nyeri Karena terdapat

timbunan air dan garam yang mendesak saraf sensorik. Pembuluh darah

makin tampak sebagai tanda persiapan pembentukan ASI.

- Putting susu biasanya membesar dan lebih tua warnanya dan biasanya

mengeluarkan colostrums. Areola Mammae melebar lebih tua warnanya,

pembesaran buah dada disebabkan hipertrofi dari alveoli.

6. Sirkulasi Darah

Volume darah bertambah, tetapi penambahan plasmanya jauh lebih besar dari

volume eritrosit sehingga konsentrasi hemoglobin dalam darah menjadi lebih

rendah, hal ini disebabkan anemia fisiologis karena biasanya kadar hb turun.

Batas batas fisiologis menurut adalah

- Hb 10 gr %

- Erytrosit 3,5/mm3

- leucosit 8000-10000/mm33
Perubahan sirkulasi darah, sistem respirasi, Tractus digestivus, Tractus

Urinarius, Kulit, dan Metabolisme dalam kehamilan, sebagai berikut :

7. Sistem Respirasi

Pada kehamilan 32 minggu terdapat keluhan sesak dan nafas pendek. Hal ini

disebabkan uterus yang membesar menekan diafragma. Wanita hamil selalu

bernafas lebih dalam dan lebih menonjol/pernapasan dada (thoracic bhreating).

8. Tractus Digestivus

Akibat hormone estrogen yang meningkat menyebabkan tonus otot tractus

digestivus menurun sehingga motilitas tractus digestivus juga berkurang,

makanan lebih lama di dalam lambung dan apa yang dicerna, lama dalam usus.

Hal ini baik untuk reabsorbsi tetapi akan menimbulakan obstipasi

9. Tractus Urinarius

Pada bulan pertama kehamilan kandung tertekan oleh uterus yang mulai

membesar, sehingga timbul sering kencing. Keadaan ini hilang dengan makin

tuanya kehamilan bila uterus keluar dari rongga panggul. Pada akhir kehamilan

bila kepala janin mulai turun ke bawah PAP keluhan sering kencing timbul lagi

karena kandung kencing mulai tertekan lagi Disamping itu terjadi poli uria

disebabkan oleh adanya peningkatan sirkulasi darah di ginjal pada kehamilan

sehingga filtrasi di glomerulus meningkat sampai 69 %.

10. Kulit

Pada kulit terdapat deposit pigmen dan hiperpigmentasi alat-alat tertentu,

pigmentasi ini pengaruh dari melanophore stimulating hormone (MSH), kadang

pada daerah dahi, pipi, hidung, dikenal sebagai gravidarum, di areola mammae,

di perut juga terdapat striae (lividae).


11. Metabolisme dalam kehamilan

 Pada wanita hamil, basal metaboli crate (BMR) meningkat 15-20 % pada

triwulan terakhir, sistem endokrin juga meninggi.

 Keseimbangan asam alkali mengalami penurunan konsentrasi.

 Kadar alkalin fosfatase meningkat 4x lipat yang dimulai pada kehamilan 4

bulan

 Berat badan wanita hamil akan naik kira-kira diantara 6,5-16,5 kg. Kenaikan

berat badan ini terjadi terutama dalam kehamilan 20 minggu terakhir, hal ini

disebabkan oleh : hasil konsepsi (fetus, placenta, liquor amnii), dari ibu

(uterus, mammae, volume darah, lemak ,protein, retensi air yang meningkat).

1.5 Status Kehamilan

Rahayu ( 2019) membagi status kehamilan menjadi 3, yaitu sebagai berikut :

a. Primigravida

Primigravida adalah wanita yang baru hamil untuk pertama kalinya. Kehamilan

pertama bagi seorang wanita merupakan suatu pengalaman baru yang ditandai

dengan perubahan, baik itu perubahan fisik maupun psikologis (Pieter, 2013).

b. Multigravida

Pada multigravida atau seorang wanita yang hamil lebih dari satu kali

kecemasan yang dialami sampai menjelang persalinan mungkin disebabkan

adanya pengalaman buruk saat melahirkan dulu (trauma, sectio caesaria),

pengalaman abortus, dukungan sosial yang kurang, serta faktor ekonomi

(Manuaba, 2010).

c. Grande multigravida
Grande multigravida merupakan wanita yang hamil lebih dari tiga kali atau

memiliki jumlah anak lebih dari lima orang dengan kemungkinan komplikasi

persalinan dan kala nifas; gangguan fisiologis kala nifas perlu diperhatikan

karena mungkin dapat berlangsung kejadian yang sama (perdarahan pascapartus,

penyakit diabetes melitus, hepar, ginjal, serta gangguan jiwa atau cacat jasmani)

(Manuaba, 2010)

1.6 Kehamilan Trimester Pertama

Kehamilan adalah pertumbuhan dan perkembangan janin intrauterin mulai

sejak konsepsi dan berakhir sampai permulaan persalinan. Lama kehamilan yaitu

280 hari atau 40 pekan (minggu) atau 10 bulan (lunar months). Kehamilan dibagi

atas 3 triwulan (trimester): (a) kehamilan triwulan I antara 0 -12 minggu, (b)

kehamilan triwulan II antara 12 - 28 minggu, dan (c) kehamilan triwulan III antara

28 – 40 minggu. Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa kehamilan adalah

peristiwa yang dimulai dari konsepsi (pembuahan) dan berakhir dengan permulaan

persalinan (Romauli, 2014).

Kehamilan Trimester kesatu, dimulai dari konsepsi sampai 3 bulan (0-12

minggu) Pada trimester ini dianggap sebagai penyesuaian terhadap kenyataan

bahwa dirinya sedang mengandung. Pada trimester ini banyak wanita hamil yang

mengalami sedih, kecewa, depresi, cemas,dan penolakan. Seorang yang hamil pada

trimester ini masih fokus pada dirinya sendiri sehingga timbul rasa tidak percaya

akan kehamilannya seiring usahanya menghadapi pengalaman kehamilan yang

buruk, yang pernah ibu alami sebelumnya. Namun perasaan itu bisa hilang dengan

sendirinya seiring penerimaan kehamilannya (Rahayu, 2019).


1.7 Pertumbuhan dan Perkembangan Janin Di Trimester Pertama

Pitrawati (2018) menjelaskan bahwa awal kehamilan ditandai berdasarkan

menstruasi terakhir. Beberapa tahap pertumbuhan dan perkembangan janin dari

minggu ke-1 sampai minggu ke – 12 sebagai berikut :

1. Tahap pertumbuhan janin

pertumbuhan dan perkembangan janin pada minggu ke – 1 , dimulai adanya

konsepsi atau fertilisasi. perkembangan selanjutnya, zigot atau hasil konsepsi

mengalami pembelahan dan akhirnya bernidasi endometrium yang telah

disiapkan.

a. MInggu Ke- 2

Setelah implantasi, terjadi perubahan pada bintik benih yang merupakan

bagian blastokist , terlihat adanya ruangan amnion dan yolk sac. Ruangan ini

kelak menjadi besar dan meliputi seluruh embrio, di dalam ruangan inilah

embrio akan tumbuh. sel-sel yang membatasi ruangan ini dinamakan

ectoderm. Pada waktu yang sama, timbul sebuah rongga lain dibawah

ruangan amnion, yaitu ruangan kuning telur. sel-sel disekitar kuning telur

dinamakan endoderm. selanjutnya timbul lapisan lain diantara ectoderm dan

endoderm yaitu mesoderm. Endoderm menjadi lebih tebal.

membentuk procordal plate.

b. Minggu Ke-3

Selama minggu ketiga, hasil konsepsi tumbuh pesat yaitu berlangsung mulai

hari ke 15 sampai dengan 21. Pada masa ini terjadi Diferensiasi sel-sel

menjadi organ organ

tubuh sederhana, yaitu :


a) Ektoderm

Ektoderm membentuk jaringan tubuh paling luar seperti rambut, kuku,

kulit dan sistem saraf, seperti otak, sumsum tulang belakang dan saraf

motorik. Sel-sel saraf pada saat lahir berjumlah kurang lebih 100 juta.

Selama kehamilan manusia, sel-sel baru tidak bertambah tetapi

membesar sesuai

pertumbuhan tubuh.

b) Mesoderm

Sel-sel mesoderm akan membentuk otot, tulang, jaringan ikat, otot

jantung, pembuluh darah dan corpus, limpa ginjal dan genetalia.

c) Endoderm

Endoderm membentuk organ-organ tubuh bagian dalam

seperti intertinum, paratiroid, tiroid, timus, liver, pankreas, traktus

respiratorius, saluran paring timpani dan telinga tengah, kandung kemih,

uretra, genetalia laki-laki dan perempuan, kelenjar prostat, kelenjar

vestibulum dan garis uterus. pembentukan genetalia dan sistem urinarius

dimulai dari

penonjolan dan penebalan mesoderm yang disebuturogenital ridge,

dilanjutkan dengan migrasi sel-sel germinativum promodial dari dinding

yolk sac, dekat ventrikulum allantois.

c. Minggu Ke-4

Selama empat minggu, embrio tumbuh dan bertambah panjang 3,5 cm dan

berat kira-kira 5 mg. Perpanjangan embrio kearah atas menjadi kepala, ke

arah bawah menjadi ekor dan ke arah samping menjadi tubula. Penutupan
saluran pernapasan mulai terjadi di daerah atas bawah oksiput. Pericardial

jantung membesar karena mengangkatnya kepala, pertumbuhan

laringotracheal dan paruparu menjadi sistem pernapasan. Mandibula dan

maxilla menjadi rahang yang terpisah, rudimeter mata, telinga dan hidung

menjadi terpisah. Sistem peredaran

darah sederahana mulai ternbentuk dan jantung mulai berdetak, lambung,

liver dan pankreas, tiroid dan kelenjar timus mulai berkembang, plasenta

tumbuh sempurna.

d. Minggu Ke-5

Pada pertengahan kehamilan, janin diukur dengan ukuran kepala bokong

(CRL) . Sebelum pertengahan kehamilan janin diukur dengan ukuran

bokong tumit (CHL). Panjang CRL dari 4 mm menjadi 8 mm dan beratnya

dari 5 mg menjadi 50 mg. Pertumbuhan kepala lebih cepat dari pertumbuhan

badan, sehingga embrio melengkung dan membentuk huruC. Permulaan

bentuk kaki dan tangan berupa benjolan.

e. Minggu Ke-6

Kepala terlihat lebih besar dari leher dan melengkung melampaui jantung.

Posisi mata, hidung dan mulut jelas. Kaki atas dan bawah mulai dapat

diidentifikasi dan telapak tangan berkembang menjadi jari-jari. Pertumbuhan

berupa alat kelamin testis mulai terjadi, sedangkang ovarium terjadi lebih

lambat dibanding testis. Hemisfer serebral terlihat lebih cepat membesar

seperti kepala. Posisi mata pindah, dari lateral ke arah frontal sesuai dengan

perpanjangan muka. Tonjolan berupa jantung dan liver ke arah dinding

ventral lebih dahulu, karena memiliki fungsi vital bagi embrio, tali pusat
mengecil. Bentuk lengan atas dan bawah, tungkai atas dan bawah menjadi

jelas. Jari-jari terus berkembang pada hari ke 40-50.

f. Minggu Ke-7

Jantung sudah terbentuk lengkap. Saraf dan otot bekerja bersamaan untuk

pertama kalinya. Bayi mempunyai refleks dan bergerak spontan. Bayi mulai

menendang dan berenang di dalam rahim, walau ibu belum mampu

merasakannya. Pada akhir minggu ini, otak akan terbentuk lengkap. Dalam

minggu ketujuh, rangka mulai tersebar keseluruh tubuh dan tulang-tulang

mencapai bentuk yang kita kenal. Pada akhir minggu ketujuh dan selama

minggu kedelapan, otot-otot menempati posisinya di sekeliling bentukan

tulang.

g. Minggu Ke-8

Selama akhir periode ini embrio telah menunjukkan bentuk dan ciri-ciri

manusia, hemisfer serebral tumbuh pesat, dimana besarnya mencapai 50 %

dari massa embrio. Letak wajah setengah bagian bawah dari kepala dan mata

terus berpindah ke arah frontal. Alis mata mulai berkembang, jari-jari

memanjang dan dapat dibedakan pada akhir minggu kedelapan. Perbedaan

jenis kelamin bagian luar bisa dilihat oleh mata yang sudah terlatih, mulai

pemeriksaan anatomic dan histologykelenjar kelamin, namun masih

membingungkan. Pertumbuhan alat kelamin dipengaruhi oleh hormon-

hormon yang dikeluarkan oelh kelenjar kelamin, radiasi dan gizi ibu hamil.

Alat kelamin perempuan dibentuk dari duktus Mulleri, sedangkan alat

kelamin laki-laki dibentuk dari sistem duktus Wolfii.


h. Minggu Ke 9-12

pada usia 9 minggu, kepala terlihat lebih besar, wajah tampak secara garis

besar, perbandingan ukuran tungkai atas sudah mencapai proporsi normal.

Tungkai bawah berkembang labih panjang. Genetalia eksterna perempuan

dan laki-laki terlihat sama pada minggu ke-9, tetapi mencapai maturitas,

sempurna dan dapat dibedakan pada minggu ke-12. Sel-sel darah merah

mulai diproduksi oleh liver selama minggu awal dan fungsinya diambil alih

oleh splenn selama minggu ke-12. Panjang janin sekitar 7-9 cm.

1.8 Tanda Bahaya Kehamilan Trimester I

Tanda bahaya kehamilan adalah tanda-tanda yang mengindikasikan

adanya bahaya yang dapat terjadi selamakehamilan/ periode antenatal, yang

apabila tidak dilaporkan atau tidak terdeteksi bisa menyebabkan kematian ibu .

Tanda Bahaya Kehamilan Trimester I (0 – 12 minggu) menurut Rahayu (2019)

sebagai berikut :

a) Perdarahan Pada Kehamilan Muda

Salah satu komplikasi terbanyak pada kehamilan ialah terjadinya Perdarahan.

Perdarahan dapat terjadi pada setiapusia kehamilan. Pada kehamilan muda

sering dikaitkan dengan kejadian abortus, misscarriage, early pregnancy loss.

Perdarahan pada kehamilan muda dikenal beberapa istilah sesuai dengan

pertimbangan masing-masing, setiap terjadinya perdarahan pada kehamilan

maka harus selalu berfikir tentang akibat dari perdarahan ini yang menyebabkan

kegagalan kelangsungan kehamilan .


(1) Abortus

Abortus adalah ancaman atau pengeluaran hasil konsepsi sebelum janin

dapat hidup di luar kandungan. Sebagai batasan ialah kehamilan kurang

dari 20 minggu atau berat janin kurang dari 500 gram .Menurut SDKI

tahun 2007 penyebab kematian ibu dikarenakan abortus (5%).

Berdasarkan jenisnya abortus dibagi menjadi:

(a) Abortus Imminens (threatened)

Suatu abortus imminens dicurigai bila terdapat pengeluaran

vagina yang mengandung darah, atau perdarahan pervaginam

pada trimester pertama kehamilan. Suatu abortus iminens dapat

atau tanpa disertai rasa mules ringan, sama dengan pada waktu

menstruasi atau nyeri pinggang bawah. Perdarahan pada abortus

imminens seringkali hanya sedikit, namun hal tersebut

berlangsung beberapa hari atau minggu. Pemeriksaan vagina pada

kelainan ini memperlihatkan tidak adanya pembukaan serviks.

Sementara pemeriksaan dengan real time ultrasound pada

panggul menunjukkan ukuran kantong amnion normal, jantung

janin berdenyut, dan kantong amnion kosong, serviks tertutup,

dan masih terdapat janin utuh.

(b) Abortus Insipien (inevitable)

Merupakan suatu abortus yang tidak dapat dipertahankan lagi

ditandai dengan pecahnya selaput janin dan adanya pembukaan

serviks. Pada keadaan ini didapatkan juga nyeri perut bagian

bawah atau nyeri kolek uterus yang hebat. Pada pemeriksaan


vagina memperlihatkan dilatasi osteum serviks dengan bagian

kantung konsepsi menonjol. Hasil Pemeriksaan USG mungkin

didapatkan jantung janin masih berdenyut, kantung gestasi

kosong (5-6,5 minggu), uterus kosong (3-5 minggu) atau

perdarahan subkorionik banyak di bagian bawah.

(c) Abortus Incompletus (incomplete)

Adalah pengeluaran sebagian hasil konsepsi pada kehamilan

sebelum 20 minggu dengan masih ada sisa yang tertinggal dalam

uterus. Pada pemeriksaan vagina, canalis servikalis terbuka dan

jaringan dapat diraba dalam cavum uteri atau kadang-kadang

sudah menonjol dari osteum uteri eksternum. Pada USG

didapatkan endometrium yang tipis dan ireguler.

(d) Abortus Completus (complete)

Pada abortus completus semua hasil konsepsi sudah dikeluarkan.

Pada penderita ditemukan perdarahan sedikit, osteum uteri telah

menutup, dan uterus sudah banyak mengecil. Selain ini, tidak ada

lagi gejala kehamilan dan uji kehamilan menjadi negatif. Pada

Pemeriksaan USG didapatkan uterus yang kosong.

(e) Missed Abortion

Adalah kematian janin berusia sebelum 20 minggu, tetapi janin

mati itu tidak dikeluarkan selama 8 minggu atau lebih.


(f) Abortus Habitualis (habitual abortion)

Adalah abortus spontan yang terjadi berturutturut tiga kali atau

lebih. Pada umumnya penderita tidak sukar menjadi hamil,

namun kehamilannya berakhir sebelum 28 minggu.

(2) Kehamilan ektopik

Adalah suatu kehamilan yang pertumbuhan sel telur telah dibuahi tidak

menempel pada dinding endometrium kavum uteri. Lebih dari 95%

kehamilan ektopik berada di saluran telur (tuba Fallopii). Kejadian

kehamilan ektopik tidak sama diantara senter pelayanan kesehatan. Hal ini

bergantung pada kejadian salpingitis seseorang. Di Indonesia kejadian

sekitar 5-6 per seribu kehamilan. Patofisiologi terjadinya kehamilan ektopik

tersering karena sel telur yang telah dibuahi dalam perjalanannya menuju

endometrium tersendat sehingga embrio sudah berkembang sebelum

mencapai kavum uteri dan akibatnya akan tumbuh di luar rongga rahim. Bila

kemudian tempat nidasi tersebut tidak dapat menyesuaikan diri dengan

besarnya buah kehamilan, akan terjadi rupture dan menjadi kehamilan

ektopik terganggu. Tanda dan gejala pada kehamilan muda, dapat atau tidak

ada perdarahan pervaginam, ada nyeri perut kanan/kiri bawah. Berat atau

ringannya nyeri tergantung pada banyaknya darah yang terkumpul dalam

peritoneum. Dari Pemeriksaan fisik didapatkan rahim yang juga membesar,

adanya tumor didaerah adneksa. Adanya tandatandasyok hipovolemik yaitu

hipotensi, pucat dan ekstremitas dingin, adanya tanda-tanda abdomen akut

yaitu perut tegang bagian bawah, nyeri tekan dan nyeri lepas dinding
abdomen. Dari Pemeriksaan dalam serviks teraba lunak, nyeri tekan, nyeri

pada uterus kanan dan kiri.

(3) Mola hidatidosa

Adalah suatu kehamilan yang berkembang tidak wajar dimana tidak

ditemukan janin dan hampir seluruh vili korialis mengalami perubahan

berupa degenerasi hidropik. Secara makroskopik, molahidatidosa mudah

dikenal yaitu berupa gelembung-gelembung putih, tembus pandang, berisi

cairan jernih, dengan ukuran bervariasi dari beberapa millimeter sampai 1

atau 2 cm. Hadijanto (2008) pada permulaannya gejala mola hidatidosa tidak

seberapa berbeda dengan kehamilan biasa yaitu mual, muntah, pusing, dan

lain-lain, hanya saja derajat keluhannya sering lebih hebat. Selanjutnya

perkembangan lebih pesat, sehingga pada umumnya besar uterus lebih besar

dari umur kehamilan. Ada pula kasus kasus yang uterusnya lebih kecil atau

sama besar walaupun jaringannya belum dikeluarkan. Dalam hal ini

perkembangan jaringan trofoblas tidak begitu aktif sehingga perlu dipikirkan

kemungkinan adanya dying mole. Perdarahan merupakan gejala utama mola.

Biasanya keluhan perdarahan inilah yang menyebabkan mereka datang ke

rumah sakit. Gejala perdarahan ini biasanya terjadi antara bulan pertama

sampai ketujuh dengan rata-rata 12-14 minggu. Sifat perdarahan bias

intermiten, sedikit-sedikit atau sekaligus banyak sehingga menyebabkan

syok atau kematian. Karena perdarahan ini umumnya pasien mola

hidatidosa masuk dalam keadaan anemia.


(4) Mual dan muntah

Mual dan muntah adalah gejala yang sering ditemukan pada

kehamilan trimester I. Mual biasa terjadi pada pagi hari, gejala ini biasa

terjadi 6 minggu setelah HPHT dan berlangsung selama 10 minggu.

Perasaan mual ini karena meningkatnya kadar hormon estrogen dan

HCG dalam serum.

(5) Selaput kelopak mata pucat

Merupakan salah satu tanda anemia. Anemia dalam kehamilan

adalah kondisi ibu dengan keadaan hemoglobin di bawah 11 gr% pada

trimester I. Anemia dalam kehamilan disebabkan oleh defisiensi besi dan

perdarahan akut bahkan tak jarang keduanya saling berinteraksi. Anemia

pada trimester I bisa disebabkan karena mual muntah pada ibu hamil dan

perdarahan pada ibu hamil trimester I.

(6) Demam Tinggi

Ibu menderita demam dengan suhu tubuh >38ºC dalam

kehamilan merupakan suatu masalah. Demam tinggi dapat merupakan

gejala adanya infeksi dalam kehamilan. Penyebab kematian ibu karena

infeksi (11%). Penanganan demam antara lain dengan istirahat baring,

minum banyak dan mengompres untuk menurunkan suhu. Demam dapat

disebabkan oleh infeksi dalam kehamilan yaitu masuknya

mikroorganisme pathogen ke dalam tubuh wanita hamil yang kemudian

menyebabkan timbulnya tanda atau gejala–gejala penyakit. Pada infeksi


berat dapat terjadi demam dan gangguan fungsi organ vital. Infeksi dapat

terjadi selama kehamilan, persalinan dan masa nifas .

1.9 Pemeriksaan Diagnostik Pada Ibu Hamil Trimester Pertama

Ibu hamil perlu melakukan pemeriksaan kesehatan secara teratur kepada

dokter kandungan, terutama pada trimester pertama. Pemeriksaan ini penting untuk

mendeteksi adanya berbagai gangguan pada kehamilan sedini mungkin, sehingga

bisa ditangani segera agar tidak membahayakan kondisi janin. Berikut pemeriksaan

kehamilan trimester 1 yang perlu ibu lakukan menurut Dharmayanti & Azhar

(2019), yaitu :

1. Pemeriksaan Riwayat Kesehatan

Pada kunjungan pertama pemeriksaan kandungan, dokter atau bidan akan

memeriksa riwayat kesehatan ibu hamil trimester pertama, sehingga dapat

diketahui adanya hal-hal yang mungkin bisa berdampak pada kehamilan. Berikut

beberapa pertanyaan yang biasanya akan diajukan oleh dokter dalam

pemeriksaan riwayat kesehatan.

 Riwayat kesehatan keluarga, hal ini untuk mengetahui adanya risiko

penyakit genetik.

 Adanya gen kembar dalam keluarga.

 Riwayat kesehatan ibu hamil, seperti penyakit apa saja yang pernah dan

masih sampai saat ini dimiliki, obat-obatan apa saja yang pernah dan masih

dikonsumsi, serta gaya hidup yang dijalani.


 Riwayat kehamilan sebelumnya. Bila ibu pernah hamil sebelumnya, apakah

ada penyakit yang pernah dialami saat hamil dan bagaimana metode

persalinan yang pernah ditempuh.

 Riwayat menstruasi: kapan waktu terakhir menstruasi dan masa ovulasi. Hal

ini bermanfaat untuk memprediksi usia kehamilan.

2. Pemeriksaan Fisik

Selain itu, ibu hamil juga akan menjalani pemeriksaan fisik secara menyeluruh

yang meliputi:

 Berat badan. Dokter dapat mengetahui kondisi kesehatan ibu hamil dengan

melakukan pemeriksaan berat badan. Pasalnya, pada kehamilan normal, ibu

hamil akan mengalami kenaikan berat badan walaupun usia kehamilan baru

menginjak dua bulan. Sedangkan ibu hamil yang sakit atau mengalami

morning sickness yang parah, biasanya akan sulit untuk meningkatkan berat

badan.

 Tinggi Badan. Pemeriksaan ini memang tidak ada pengaruh langsung

terhadap kondisi kesehatan ibu hamil. Namun, pengukuran tinggi badan ini

berguna untuk mengetahui ukuran panggul ibu hamil guna menentukan

metode persalinan.

 Abdomen, yaitu pemeriksaan pada bagian perut antara dada dengan pelvis.

Tujuan pemeriksaan ini adalah untuk melihat pembesaran rahim.


 Pemeriksaan tambahan. Bila diperlukan, dokter juga bisa melakukan

pemeriksaan pada organ tubuh ibu hamil lainnya, seperti jantung, ginjal, atau

hati.

3. Tes Urine

Selain untuk memastikan bahwa ibu sudah positif hamil, tes urine juga

berguna untuk mendeteksi adanya penyakit-penyakit lain yang mungkin

diidap oleh ibu hamil. Beberapa hal yang dapat diketahui dengan tes urine:

 Kadar gula. Bila dalam urine ditemukan adanya kandungan gula yang

cukup tinggi, hal ini berarti ibu mengidap diabetes gestasional.

 Kadar protein. Kadar protein yang tinggi dalam urine bisa menjadi

pertanda ibu mengidap pre-eklampsia.

4. Tes Darah

Ibu hamil memang tidak wajib melakukan tes darah. Namun, dokter

biasanya menyarankan ibu hamil untuk melakukan tes darah untuk

memastikan adanya penyakit tertentu. Tes darah meliputi:

 Golongan darah

Selain memeriksa golongan darah (A, B, AB, atau O), ibu hamil juga

akan diperiksa golongan darah rhesus-nya. Pemeriksaan rhesus ini

penting karena apabila rhesus ibu berbeda dengan rhesus bayi, maka

kondisi ini dapat menyebabkan bayi mengalami kelainan darah.   

 Hemoglobin
Pemeriksaan ini juga penting untuk mengetahui apakah ibu hamil

mengidap anemia atau tidak. Normalnya, kadar haemoglobin adalah

sekitar 10–16 gram per liter pada darah. Bila ibu hamil positif mengidap

anemia, biasanya dokter akan menyarankan ibu untuk lebih banyak

mengonsumsi makanan yang kaya akan zat besi dan folat.

 Pemeriksaan Hepatitis B dan C

Pemeriksaan ini untuk mengetahui apakah ada infeksi virus pada liver

ibu hamil. Hal ini penting karena bila ibu positif mengidap hepatitis,

maka bayi harus segera diimunisasi setelah lahir.

 Pemeriksaan Rubella

Ibu hamil trimester 1 berisiko terkena rubella saat usia kehamilan di

bawah lima bulan. Sindrom rubella dapat menyebabkan bayi meninggal

sebelum lahir, atau berisiko lahir dengan penyakit jantung bawaan,

kerusakan organ hati, diabetes, dan gangguan otak. Jadi, untuk mencegah

hal ini terjadi maka ibu perlu melakukan imunisasi sesegera mungkin.
BAB 2

Konsep Psikososial Pada Ibu Hamil Primigravida Trimester I Dengan Ansietas

2.1 Definisi Psikososial

Psikososial adalah suatu kondisi yang terjadi pada individu yang mencakup

aspek psikis dan sosial atau sebaliknya. Psikososial menunjuk pada hubungan yang dinamis

antara faktor psikis dan sosial, yang saling berinteraksi dan memengaruhi satu sama lain.

Psikososial sendiri berasal dari kata psiko dan sosial. Kata psiko mengacu pada aspek

psikologis dari individu (pikiran, perasaan dan perilaku) sedangkan sosial mengacu pada

hubungan eksternal individu dengan orang-orang di sekitarnya (Pusat Krisis Fakultas

Psikologi UI). Istilah psikososial berarti menyinggung relasi sosial yang mencakup faktor-

faktor psikologis (Chaplin, 2011).

2.2 Masalah Keperawatan Psikososial Pada Ibu Hamil Primigravida Trimester I Dengan

Ansietas

Pada ibu hamil trimester 1 akan mengalami perubahan baik secara fisiologis dan

perubahan secara psikologis. Perubahan secara psikologis menimbulkan masalah

keperawatan psikososial pada ibu hamil trimester 1 yaitu ansietas, gangguan citra tubuh, dan

gangguan pola tidur. Masalah keperawatan psikososial (Orang Dengan Masalah Kejiwaan

(ODMK)) pada ibu hamil trimester 1 , menurut Nanda dan Standart Diagnosis Keperawatan

Indonesia (2016) yaitu :

A. Ansietas

1. Definisi : Adalah keadaan emosi dan pengalaman subyektif individu tanpa obyek

yang spesifik karena ketidaktahuan dan mendahului semua pengalaman yang baru

seperti masuk sekolah, pekerjaan baru, atau melahirkan anak (Stuart, 2103) Kondisi
emosi dan pengalaman subyektif individu terhadap obyek yang tidak jelas dan

spesifik akibat antisipasi bahaya yang memungkinkan individu melakukan tindakan

untuk menghadapi ancaman (PPNI, 2016)

2. Tanda dan Gejala

a. Subyektif

1) Tidak nafsu makan

2) Diare/ konstipasi

3) Gelisah

4) Berkeringat

5) Tangan gemetar

6) Sakit keplaa dna sulit tidur

7) Lelah

8) Sulit berpikir

9) Mudah lupa

10) Merasa tidak berharga

11) Perasaan tidak aman

12) Merasa tidka bahagia

13) Sedih dan sering menangis

14) Sulit menikmati kegiatan harian

15) Kehilangan minat gairah

b. Obyektif

1) Nadi dan tekanan darah naik

2) Tidka mampu menerima informasi dari luar


3) Berfokus pada apa yang menjadi perhatiannya

4) Ketakutan atas sesuatu yang tidka spesfik/ jelas

5) Pekerjaan sehari-hari terganggu

6) Tidka mampu melakukan kegiatan harian

7) Gerakan meremas tangan

8) Bicara berlebihan dan cepat

3. Diagnosis

Ansietas

4. Penyebab (PPNI, 2016)

1) Krisis situasional

2) Kebutuhan tidak terpenuhi

3) Krisis maturasional

4) Ancaman terhadap konsep diri

5) Ancaman terhadap kematian

6) Kekhawatiran mengalami kegagalan

7) Disfungsi sistem keluarga

8) Hubungan orang tua-anak tidak memuaskan

9) Faktor keturunan ( tempramen mudah teragitasi sejak lahir)

10) Penyalahgunaan zat

11) Terpapar bahaya lingkungan (missal toksik, polutan dan lain-lain)

12) Kurang terpapar informasi


B. Gangguan Citra Tubuh

1. Definisi : Perasaan tidak puas seseorang terhadap tubuhnya yang

diakibatkan oleh perubahan struktur, ukuran, bentuk dan fungsi tubuh

karena tidak sesuai dengan yang diinginkan (Stuart, 2103) Perubahan

persepsi tentang penampilan, struktur dan fungsi fisik individu (PPNI,

2016)

2. Tanda dan Gejala

a. Subyektif

1) Mengungkapkan perasaan adanya perubahan pandangan tentang

tubuhnya (misalnya penampilan, struktur dan fungsi)

2) Mengungkapkan persepsi adanya perubahan tentang tubuhnya dalam

penampilan

4) Mengungkapkan merasa tidak puas dengan hasil operasi

5) Mengatakan merasa asing terhadap bagian tubuh yang hilang

6) Mengatakan perasaan negative tentang tubuhnya

7) Khawatir adanya penolakan dari orang lain

b. Obyektif

1) Perubahan dan hilangnya anggota tubuh baik bentuk struktur dan fungsi

2) Menyembunyikan atau memamerkan bagian tubuh yang terganggu

3) Menolak melihat atau menyentuh bagian tubuh

4) Aktifitas sosial menurun

3. Diagnosis

Gangguan Citra Tubuh


4. Penyebab (PPNI, 2016)

1) Perubahan struktur / bentuk tubuh (missal amputasi, trauma, luka

bakar, obesitas, jerawat

2) Perubahan fungsi tubuh (mis. Proses penyakit, kehamilan, kelumpuhan)

3) Perubahan fungsi kognitif

4) Ketidaksesuaian budaya, keyakinan atau sistem nilai

5) Transisi perkembangan

6) Gangguan psikososial

7) Efek tindakan/ pengobatan (mis pembedahan, kemoterapi , terapi

radiasi)

C. Gangguan Pola Tidur

1. Definisi : Gangguan Kualotas dan Kuantitas tidur (NANDA,

2012). Gangguan kualitas dan kuantitas waktu tidur akibat faktor

eskternal (PPNI, 2016).

2. Tanda dan Gejala

a. Subyektif

1). Ketidkpuasan tidur

2). Sering terjaga

3). Kesulitan tidur

b. Obyektif

1). Tampak lesu/

kurang bergairah 2).

Disorientasi
3). Lingkaran hitam

dibawah mata 4).

Letargi

5). Perubahan perilaku dan

penampilan 6). Peka

rangsang

3. Diagnosis : Gangguan Pola Tidur

4. Penyebab (PPNI, 2016)

1) Hambatan lingkungan (missal kelembaban lingkungan sekitar, suhu,

lingkungan, pencahayaan, kebisingan, bau tidak sedap, jadual

pemantauan/ pemeriksaan/ tindakan)

2) Kurang kontrol tidur

3) Kurang privasi

4) Reinstraint fisik

5) Ketiadaan teman tidur

6) Tidak familiar dengan peralatan tidur


2.3 Perubahan dan Adaptasi Psikologis selama Masa Kehamilan

Perubahan Peran Selama Kehamilan Seiring dengan bertambahnya usia

kehamilan, ibu akan mengalami perubahan psikologis dan pada saat ini pula wanita

akan mencoba untuk beradaptasi terhadap peran barunya melalui tahapan sebagai

berikut :

1. Tahap Antisipasi Dalam tahap ini wanita akan mengawali adaptasi perannya

dengan merubah peran sosialnya melalui latihan formal (misalnya kelas-kelas

khusus kehamilan) dan informal melalui model peran (role model).

Meningkatnya frekuensi interaksi dengan wanita hamil dan ibu muda lainnya

akan mempercepat proses adaptasi untuk mencapai penerimaan peran barunya

sebagai seorang ibu.

2. Tahap Honeymoon (menerima peran, mencoba menyesuaikan diri) Pada tahap

ini wanita sudah mulai menerima peran barunya dengan cara mencoba

menyesuaikan diri. Secara internal wanita akan mengubah posisinya sebagai

penerima kasih sayang dari ibunya menjadi pemberi kasih sayang terhadap

bayinya. Untuk memenuhi kebutuhan akan kasih sayang, wanita akan menuntut

dari pasangannya. Ia akan mencoba menggambarkan figur ibunya dimasa

kecilnya dan membuat suatu daftar hal-hal yang positif dari ibunya untuk

kemudian ia daptasi dan terapkan kepada bayinya nanti. Aspek lain yang

berpengaruh dalam tahap ini adalah seiring dengan sudah mapannya beberapa

persiapan yang berhubungan dengan kelahiran bayi, termasuk dukungan

semangat dari orang-orang terdekatnya.

3. Tahap Stabil (bagaimana mereka dapat melihat penampilan dalam peran) Tahap

sebelumnya mengalami peningkatan sampai ia mengalami suatu titik stabil


dalam penerimaan peran barunya. Ia akan melakukan aktivitas-aktivitas yang

bersifat positif dan berfokus untuk kehamilannya, seperti mencari tahu tentang

informasi seputar persiapan kelahiran, cara mendidik dan merawat anak, serta

hal yang berguna untuk menjaga kondisi kesehatan keluarga.

4. Tahap Akhir (perjanjian) Meskipun ia sudah cukup stabil dalam menerima

perannya, namun ia tetap mengadakan “perjanjian” dengan dirinya sendiri

untuk sedapat mungkin “menepati janji” mengenai kesepakatan-kesepakatan

internal yang telah ia buat berkaitan dengan apa yang akan ia perankan sejak

saat ini sampai bayinya lahir kelak.

Perubahan psikologis yang terjadi pada ibu hamil diantaranya:

a. Perubahan Psikologi Trimester Satu

Pada trimester pertama (13 minggu pertama kehamilan) sering timbul rasa

cemas bercampur rasa bahagis, rasa sedih, rasa kecewa, sikap penolakan,

ketidakyakinan atau ketidakpastian, sikap ambivalen (bertentangan),

perubahan seksual, fokus pada diri sendiri, stres dan goncangan psikologis

sehingga menimbulkan rasa tidak nyaman dan pertengkaran (Pieter, 2013).


b. Perubahan Psikologi Trimester Dua

Bentuk perubahan psikologi ibu hamil pada trimester kedua seperti rasa

khawatir, perubahan emosional dan terjadi peningkatan libido.

Trimester kedua kehamilan dibagi menjadi dua fase, yaitu pre-

quickening (sebelum gerakan janin dirasakan oleh ibu) dan post-

quickening (setelah gerakan janin dirasakan oleh ibu). Fase pre-

quickening merupakan fase untuk mengetahui hubungan interpersonal

dan dasar pengembangan interaksi sosial ibu dengan janin, perasaan

menolak dari ibu yang tampak dari sikap negatif seperti tidak

mempedulikan dan mengabaikan, serta ibu yang sedang

mengembangkan identitas keibuannya. Sedangkan, fase postquikening

merupakan fase dimana identitas keibuan semakin jelas. Ibu akan fokus

pada kehamilannya dan lebih mempersiapkan diri untuk menghadapi

peran baru sebagai seorang ibu. Kehidupan psikologis ibu hamil tampak

lebih tenang, tetapi perhatian mulai beralih pada perubahan bentuk

tubuh, keluarga, dan hubungan psikologis dengan janin. Pada fase ini,

sifat ketergantungan ibu hamil terhadap pasangannya semakin

meningkat seirig dengan pertumbuhan janin (Pieter, 2013).

c. Perubahan Psikologi Trimester Tiga

Pada trimester ketiga kehamilan, perubahan psikologis ibu hamil

semakin kompleks dan meningkat dibandingkan trimester sebelumnya

akibat kondisi kehamilan yang semakin membesar. Beberapa kondisi

psikologis yang terjadi, seperti perubahan emosional dan rasa tidak

nyaman, sehingga ibu hamil membutuhkan dukungan dari suami,


keluarga dan tenaga medis. Perubahan emosi ibu semakin berubah-ubah

dan terkadang menjadi tidak terkontrol. Perubahan emosi tersebut akibat

dari adanya perasaan khawatir, rasa takut, bimbang dan ragu dengan

kondisi kehamilannya (Pieter, 2013).


2.4 Konsep Ansietas

2.4.1 Definisi Ansietas

Ansietas adalah perasaan tidak nyaman atau kekhawatiran yang samar disertai

respon otonom (sumber tidak diketahui oleh individu) sehingga individu akan

meningkatkan kewaspadaan untuk mengantisipasi (NANDA, 2015).

Kecemasan adalah perasaan takut yang tidak jelas dan tidak didukung oleh

situasi. Individu yang merasa cemas akan merasa tidak nyaman atau takut, namun

tidak mengetahui alasan kondisi tersebut terjadi. Kecemasan tidak memiliki stimulus

yang jelas yang dapat diidentifikasi (Videbeck, 2012).

Cemas (ansietas) merupakan sebuah emosi dan pengalaman subjektif yang

dialami sesorang dan berhubungan dengan perasaan yang tidak pasti dan tidak

berdaya (Farida, 2012).

Pengertian ansietas diatas dapat disimpulkan bahwa ansietas merupakan

Ansietas adalah suatu perasaan takut dan tidak nyaman sehingga tubuh memiliki

respons secara perilaku, emosional, kognitif, dan fisik.

2.4.2 Etiologi Kecemasan

Secara umum, terdapat dua teori mengenai etiopatogenesis munculnya

kecemasan, yaitu teori psikologis dan teori biologis. Teori psikologis terdiri atas tiga

kelompok utama yaitu teori psikoanalitik, teori perilaku dan teori eksistensial.

Sedangkan teori biologis terdiri atas sistem saraf otonom, neurotransmiter, studi

pencitraan otak, dan teori genetik (Benjamin, 2015).

1. Teori Psikologis

a. Teori Psikoanalitik

Kecemasan didefinisikan sebagai sinyal adanya bahaya pada ketidaksabaran.

Kecemasan dipandang sebagai akibat dari konflik psikis antara keinginan


tidak disadari yang bersifat seksual atau agresif dan ancaman terhadap hal

tersebut dari superego atau realitas eksternal. Sebagai respon terhadap sinyal

ini, ego memobilisasi mekanisme pertahanan untuk mencegah pikiran dan

perasaan yang tidak dapat diterima agar tidak muncul ke kesadaran (Benjamin,

2015). Individu yang mengalami gangguan kecemasan menggunakan secara

berlebihan salah satu atau pola tertentu dari mekanisme pertahanan (Videbeck,

2012).

b. Teori Perilaku

Menurut teori ini, kecemasan adalah respon yang dipelajari terhadap stimulus

lingkungan spesifik. Sebagai contoh, seorang anak yang dibesarkan oleh ayah

yang kasar, dapat menjadi cemas ketika melihat ayahnya. Hal tersebut dapat

berkembang, anak tersebut kemungkinan tidak mempercayai semua laki-laki.

Sebagai kemungkinan penyebab lain, mereka belajar memiliki respon internal

kecemasan dengan meniru respon kecemasan orangtua mereka (Benjamin,

2015). Kecemasan dapat dipelajari oleh individu melalui pengalaman dan

dapat diubah melalui pengalaman baru (Videbeck, 2012).

c. Teori Eksistensial

Teori ini digunakan pada gangguan cemas menyeluruh tanpa adanya stimulus

spesifik yang dapat diidentifikasi sebagai penyebab perasaan cemas kronisnya.

Konsep utama teori eksistensial adalah individu merasa hidup tanpa tujuan.

Kecemasan adalah respon terhadap perasaan tersebut dan maknanya

(Benjamin, 2015).
2. Teori Biologis

a. Sistem Saraf Otonom

Stimulasi sistem saraf otonom dapat menimbulkan gejala tertentu

seperti kardiovaskular (contoh: takikardi), muskular (contoh: sakit kepala),

gastrointestinal (contoh: diare), dan pernapasan (contoh: takipneu). Sistem

saraf otonom pada sejumlah pasien gangguan cemas, terutama dengan

gangguan cemas sangat berat menunjukkan peningkatan tonus simpatik,

adaptasi lambat terhadap stimulus berulang, dan berespons berlebihan

terhadap stimulus sedang (Benjamin, 2015).

b. Neurotransmiter

Berdasarkan penelitian pada hewan terkait perilaku dan terapi obat,

terdapat tiga neurotrasmiter utama yang berhubungan dengan kecemasan,

yaitu asam gama-amino butirat (GABA), serotonin dan norepinefrin

(Benjamin, 2015). Asam gama-amino butirat (GABA) merupakan

neurotransmiter yang berfungsi sebagai anticemas alami dalam tubuh dengan

mengurangi eksitabilitas sel sehingga mengurangi frekuensi bangkitan neuron

(Videbeck, 2012). Peran GABA pada gangguan cemas didukung oleh

efektifitas benzodiazepin yang meningkatkan aktivitas GABA di reseptor

GABA tipe A (GABAA) di dalam terapi beberapa gangguan cemas. Beberapa

peneliti berhipotesis bahwa sejumlah pasien dengan gangguan cemas memiliki

fungsi abnormal reseptor GABAA, walaupun hubungan ini belum terlihat

langsung (Benjamin, 2015). Benzodiazepin terikat pada reseptor yang sama

seperti GABA dan membantu reseptor pasca sinaps untuk lebih reseptif

terhadap efek GABA. Hal tersebut mengurangi frekuensi bangkitan sel dan

mengurangi kecemasan (Videbeck, 2012). Serotonin (5-HT) memiliki banyak


subtipe. Serotonin subtipe 5- HT1A berperan pada terjadinya gangguan cemas,

juga mempengaruhi agresi dan mood (Videbeck, 2012). Peningkatan

pergantian atau siklus serotonin di korteks prefrontal, nukleus akumben,

amigdala, dan hipothalamus lateral menyebabkan tipe stres akut yang berbeda

(Benjamin, 2015).

Norepinefrin merupakan neurotransmiter yang meningkatkan

kecemasan. Norepinefrin yang berlebihan dicurigai ada pada gangguan panik,

gangguan ansietas umum dan gangguan stres pascatrauma (Videbeck, 2012).

Teori mengenai peran norepinefrin pada gangguan kecemasan adalah pasien

yang mengalami kecemasan dapat memiliki sistem regulasi noradrenergik

yang buruk dengan ledakan aktifitas yang sesekali terjadi. Sel dari sistem

noradrenergik utamanya dibawa ke locus cereleus (nukleus) di pons dan

memproyeksikan akson ke korteks cerebral, batang otak, dan tulang belakang

(medulla spinnalis) (Benjamin, 2015).

c. Studi Pencitraan Otak

Suatu kisaran studi pencitraan otak yang hampir selalu dilakukan pada

gangguan cemas spesifik, menghasilkan beberapa kemungkinan petunjuk

dalam memahami gangguan cemas. Studi struktural, seperti CT dan MRI yang

dilakukan menunjukkan peningkatan ukuran ventrikel otak. Hal tersebut pada

suatu studi dihubungkan dengan lama penggunaan benzodiazepin pada pasien.

Beberapa hasil penelitian menunjukkan pasien dengan gangguan cemas

memiliki keadaan patologis dari fungsi otak dan hal ini dapat menjadi

penyebab dari gejala gangguan cemas yang dialami pasien (Benjamin, 2015).
d. Teori Genetik

Studi genetik menghasilkan bukti bahwa sedikitnya beberapa komponen

genetik turun berperan dalam timbulnya gangguan cemas. Hereditas dinilai

menjadi salah satu faktor predisposis timbulnya gangguan cemas. Hampir

separuh dari semua pasien dengan gangguan panik setidaknya memiliki satu

kerabat yang juga mengalami gangguan tersebut. Gambaran untuk gangguan

cemas lainnya, walaupun tidak setinggi itu, juga menunjukkan adanya

frekuensi penyakit yang lebih tinggi pada kerabat derajat pertama pasien yang

mengalaminya daripada kerabat orang yang tidak mengalami gangguan cemas

(Benjamin, 2015).

2.4.3 Tingkat Ansietas

Halter (2014) menyebutkan ada 4 klasifikasi tingkat ansietas yaitu ansietas

ringan, ansietas sedang, ansietas berat, dan panik. Penjelasan sebagai berikut :

a) Ansietas Ringan

Penyebab dari ansietas ringan biasanya karena pengalaman kehidupan sehari-

hari dan memungkinkan individu menjadi lebih fokus pada realitas. Individu

akan mengalami ketidaknyamanan, mudah marah, gelisah, atau adanya

kebiasaan untuk mengurangi ketegangan (seperti menggigit kuku, menekan

jari-jari kaki atau tangan). Respons fisiologis yang terjadi pada ansietas ringan

yaitu nadi dan tekanan darah sedikit meningkat, adanya gangguan pada

lambung, muka berkerut, dan bibir bergetar.Respons kognitif dan afektif yang

terjadi yaitu gangguan konsentrasi, tidak dapat duduk tenang, dan suara

kadang-kadang meninggi.
b) Ansietas Sedang

Pada ansietas sedang, lapang pandang individu menyemit. Selain itu individu

mengalami penurunan pendengaran, penglihatan, kurang menangkap

informasi dan menunjukkan kurangnya perhatian pada lingkungan.

Terhambatnya kemampuan untuk berpikir jernih, tapi masih ada kemampuan

untuk belajar dan memecahkan masalah meskipun tidak optimal. Respons

fisiologis yang dialami yaitu jantung berdebar, meningkatnya nadi dan

respiratory rate, keringat dingin, dan gejala somatik ringan (seperti gangguan

lambung, sakit kepala, sering berkemih). Terdengar suara sedikit bergetar.

Ansietas ringan atau ansietas sedang dapat menjadi sesuatu yang membangun

karena kecemasan yang terjadi merupakan sinyal bahwa individu tersebut

membutuhkan perhatian atau kehidupan individu tersebut dalam keadan

bahaya.

c) Ansietas Berat

Semakin tinggi level ansietas, maka lapang pandang seseorang akan semakin

menurun atau menyempit. Seseorang yang mengalami ansietas berat hanya

mampu fokus pada satu hal dan mengalami kesulitan untuk memahami apa

yang terjadi. Pada level ini individu tidak memungkinkan untuk belajar dan

memecahkan masalah, bahkan bisa jadi individu tersebut linglung dan

bingung. Gejala somatik meningkat, gemetar, mengalami hiperventilasi, dan

mengalami ketakutan yang besar.


d) Panik

Individu yang mengalami panik sulit untuk memahami kejadian di lingkungan

sekitar dan kehilangan rangsangan pada kenyataan. Kebiasaan yang muncul

yaitu mondar-mandir, mengamuk, teriak, atau adanya penarikan dari

lingkungan sekitar. Adanya halusinasi dan persepsi sensorik yang palsu

(melihat seseorang atau objek yang tidak nyata). Tidak terkoordinasinya

fisiologis dan adanya gerakan impulsif. Pada tahap panik ini individu dapat

mengalami kelelahan.

2.4.4 Rentang Respon

Stuart (2013), rentang respon ansietas disajikan dalam gambar :

2.4.5 Faktor Yang Mempengaruhi Kecemasan

Secara umum, terdapat dua faktor yang mempengaruhi kecemasan pada ibu

hamil, yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal dibagi menjadi dua

jenis, yaitu kepercayaan tentang persalinan dan perasaan menjelang persalinan. Selain

faktor internal, faktor eksternal juga dibagi menjadi dua jenis, yaitu informasi dari

tenaga kesehatan dan dukungan suami (Eka, 2014).

Kepercayaan pada faktor internal merupakan tanggapan percaya atau tidak

percaya dari ibu hamil mengenai cerita atau mitos yang didengar dari orang lain atau

yang berkembang di daerah asal atau tempat tinggalnya. Sedangkan, perasaan


menjelang persalinan berkaitan dengan perasaan takut atau tidak takut yang dialami

oleh ibu menjelang persalinan (Eka, 2014).

Informasi dari tenaga kesehatan merupakan faktor eksternal yang penting bagi

ibu hamil karena informasi yang diperoleh dapat mempengaruhi tingkat kecemasan

ibu hamil dalam menghadapi persalinan. Menurut Rahayu (2019) kelengkapan

informasi yang diperoleh mengenai keadaan lebih laanjut mengenai kehamilannya,

termasuk adanya penyakit penyerta dalam kehamilan, membuat ibu hamil lebih siap

dengan semua kemungkinan yang akan terjadi saat persalinan dan ibu tidak terbebani

dengan perasaan takut dan cemas. Selain informasi dari tenaga kesehatan, dukungan

suami juga merupakan faktor eksternal yang penting bagi ibu hamil. Dukungan suami

dapat mengurangi kecemasan sehingga ibu hamil trimester ketiga dapat merasa tenang

dan memiliki mental yang kuat dalam menghadapi persalinan (Eka, 2014).

Selain faktor internal dan faktor eksternal, terdapat pula faktor biologis dan

faktor psikis yang mempengaruhi kecemasan pada ibu hamil.

Faktor biologis meliputi kesehatan dan kekuatan selama kehamilan serta

kelancaran dalam melahirkan bayinya. Sedangkan, faktor psikis seperti kesiapan

mental ibu hamil selama kehamilan hingga kelahiran dimana terdapat perasaan cemas,

tegang, bahagia, dan berbagai macam perasaan lain, serta masalah-masalah seperti

keguguran, penampilan dan kemampuan melahirkan (Rahayu, 2019)

Secara spesifik, faktor yang mempengaruhi kecemasan pada ibu hamil seperti

pengambilan keputusan, usia ibu hamil, kemampuan dan kesiapan keluarga, kesehatan

dan pengalaman mendapat keguguran sebelumnya (Rahayu, 2019).


2.4.6 Gejalan Kecemasan

Gejala kecemasan menurut Rahayu (2019) dapat berupa:

a. Perasaan ansietas, yaitu melihat kondisi emosi individu yang menunjukkan

perasaan cemas, firasat buruk, takut akan pikiran sendiri, dan mudah

tersinggung.

b. Ketegangan (tension), yaitu merasa tegang, lesu, tak bisa istirahat dengan

tenang, mudah terkejut, mudah menangis, gemetar, dan gelisah.

c. Ketakutan, yaitu takut pada gelap, takut pada orang asing, takut ditinggal

sendiri, takut pada binatang besar, takut pada keramaian lalu lintas, dan takut

pada kerumunan orang banyak.

d. Gangguan tidur, yaitu sukar masuk tidur, terbangun pada malam hari, tidur

tidak nyenyak, bangun dengan lesu, banyak mimpi-mimpi, mimpi buruk, dan

mimpi yang menakutkan.

e. Gangguan kecerdasan, yaitu sukar berkonsentrasi dan daya ingat buruk.

f. Perasaan depresi, yaitu hilangnya minat, berkurangnya kesenangan pada hobi,

sedih, bangun dini hari, dan perasaan yang berubah-ubah sepanjang hari.

g. Gejala somatik (otot), yaitu sakit dan nyeri di otot-otot, kaku, kedutan otot,

gigi gemerutuk, dan suara yang tidak stabil.

h. Gejala somatik (sensorik), yaitu tinitus (telinga berdengung), penglihatan

kabur, muka merah atau pucat, merasa lemah, perasaan ditusuk-tusuk.

i. Gejala kardiovaskular, yaitu takikardi, berdebar, nyeri di dada, denyut nadi

mengeras, perasaan lesu/lemas seperti mau pingsan, dan detak jantung seperti

menghilang/berhenti sekejap.

j. Gejala respiratori, yaitu rasa tertekan atau sempit di dada, perasaan tercekik,

sering menarik napas, dan napas pendek/sesak.


k. Gejala gastrointestinal, yaitu sulit menelan, perut melilit, gangguan

pencernaan, nyeri sebelum dan sesudah makan, perasaan terbakar di perut,

rasa penuh atau kembung, mual, muntah, buang air besar lembek, kehilangan

berat badan, dan sulit buang air besar (konstipasi).

l. Gejala urogenital, yaitu sering buang air kecil, tidak dapat menahan air seni,

amenorrhoe, menorrhagia, perasaan menjadi dingin (frigid), ejakulasi

praecocks, ereksi hilang, dan impotensi.

m. Gejala otonom, yaitu mulut kering, muka merah, mudah berkeringat, pusing

dan sakit kepala, dan bulu-bulu berdiri/merinding.

n. Tingkah laku pada saat wawancara, yaitu gelisah, tidak tenang, jari gemetar,

kening berkerut, muka tegang, tonus otot meningkat, napas pendek dan cepat,

dan muka merah (Benjamin, 2015).

o. Selain pengaruh gejala diatas, kecemasan memengaruhi pikiran, persepsi, dan

pembelajaran. Kecemasan cenderung menimbulkan kebingungan dan distorsi

persepsi waktu dan ruang tetapi juga orang dan arti peristiwa. Distorsi ini

dapat menggangu proses pembelajaran dengan menurunkan konsentrasi,

mengurangi daya ingat, dan menggangu kemampuan menghubungkan satu hal

dengan hal yang lain yaitu membuat asosiasi (Benjamin, 2015).

2.4.7 Patofisiologi Ansietas

Sistem syaraf pusat menerima suatu persepsi ancaman. Persepsi ini timbul

akibat adanya rangsangan dari luar dan dalam yang berupa pengalaman masa lalu dan

faktor genetik. Kemudian rangsangan dipersepsi oleh panca indra, diteruskan dan

direspon oleh sistem syaraf pusat melibatkan jalur cortex cerebri – limbic system –

reticular activating system – hypothalamus yang memberikan impuls kepada kelenjar

hipofise untuk mensekresi mediator hormonal terhadap target organ yaitu kelenjar
adrenal yang kemudian memicu syaraf otonom melalui mediator hormonal yang lain

(Owen, 2016).

2.4.8 Alat Ukur Ansietas

Ada beberapa alat ukur ansietas yang digunakan dalam penelitian, yaitu :

a) Hamilton Anxiety Rating Scale (HARS)

HARS merupakan salah satu kuesioner yang mengukur skala ansietas yang

masih digunakan sampai saat ini. Kuesioner terdiri atas 14 item. Masing-

masing item terdiri atas 0 (tidak terdapat) sampai 4 skor (terdapat). Apabila

jumlah skor <17 tingkat ansietas ringan, 18-24 tingkat ansietas sedang, dan

25-30 tingkat stres berat (Nursalam, 2013).

b) Taylor Manifest Anxiety Scale (T-MAS)

T-MAS merupakan kuesioner yang dirancang untuk mengukur skala ansietas

pada individu (Oxford Index, 2017). T-MAS terdiri atas 38 pernyataan yang

terdiri atas kebiasaan dan emosi yang dialami. Masing-masing item terdiri atas

“ya” dan “tidak” (Psychology tools, 2017).

c) Depression, Anxiety Stress Scale (DASS)

DASS terdiri atas pertanyaan terkait tanda dan gejala depresi, ansietas dan

stres. Kuesioner DASS ada dua jenis yaitu DASS 42 dan DASS 21. DASS 42

terdiri atas 42 pertanyaan sedangkan DASS 21 terdiri atas 21 pertanyaan,

masing-masing gangguan (depresi, ansietas, dan stres) terdapat 7 pertanyaan.

Masing-masing item terdiri atas 0 (tidak terjadi dalam seminggu terakhir)

sampai 3 (sering terjadi dalam waktu seminggu terakhir) (Psychology

Foundation of Australia, 2014).


d) Zung Self-Rating Anxiety Scale (SAS)

Kuesioner SAS terdiri atas 20 pernyataan terkait gejala ansietas. Masing-

masing pernyataan terdapat 4 penilaian yang terdiri dari 1 (tidak pernah), 2

(jarang), dan 3 (kadang-kadang), dan 4 (sering). Klasifikasi tingkat ansietas

berdasarkan skor yang diperoleh yaitu 20-40 (tidak cemas), 41-60 (ansietas

ringan), 61-80 (ansietas sedang), dan 81-100 (ansietas berat) (Sarifah, 2013).

e) Anxiety Visual Analog Scale (Anxiety VAS)

Suatu alat untuk mengukur tingkat kecemasan dengan menggunakan garis

horizontal berupa skala sepanjang 10cm atau 100mm. Penilaiannya yaitu

ujung sebelah kiri mengidentifikasikan “tidak ada kecemasan” dan semakin ke

arah ujung sebelah kana kecemasan yang dialami luar biasa (Misgiyanto &

Susilawati, 2014).

2.4.9 Penatalaksanaan Ansietas

Penatalaksanaan pada klien dengan ansietas menurut (Pitrawati, 2018), adalah :

1) Penatalaksanaan farmakologi

Pengobatan untuk anti ansietas terutama benzodiazepine digunakan untuk

jangka pendek, dan tidak dianjurkan untuk jangka panjang karena pengobatan

ini menyebabkan ketergantungan. Obat anti ansietas nonbenzodiazepine,

seperti buspiron (buspar) dan berbagai anti depresan juga digunakan.

2) Penatalaksanaan non farmakologi

a) Distraksi

Distraksi merupakan metode untuk menghilangkan ansietas dengan cara

mengalihkan perhatian pada hal-hal lain sehingga pasien akan lupa terhadap

ansietas yang dialami. Stimulus sensori yang menyenangkan menyebabkan

pelepasan endorfin yang bisa menghambat stimulus ansietas yang


mengakibatkan lebih sedikit stimuli ansietas yang ditransmisikan ke otak.

Membaca doa adalah distraksi yang dapat menurunkan hormon stressor,

mengaktifkan hormon endorfin alami, dan mengalihkan perhatian dari rasa

takut, ansietas dan tegang, memperbaiki sistem kimia tubuh menurunkan

tekanan darah serta memperlambat pernafasan, detak jantung, denyut nadi, dan

aktivitas gelombang otak. Respirasi yang lambat menimbulkan ketenangan,

kendali emosi, dan sistem metabolisme baik. (Potter & Perry, 2010)

b) Relaksasi

Masase juga merupakan terapi untuk relaksasi. Terapi relaksasi yang

dilakukan dapat berupa teknik relaksasi nafas dalam, mendengar musik, dan

dengan masase, tindakan ini bertujuan untuk membuat tubuh merasa lebih

nyaman dan dapat untuk meningkatkan kendali dan percaya diri serta

mengurangi stres dan kecemasan yang dirasakan. Masase dapat merangsang

tubuh melepaskan senyawa endorfin yang merupakan pereda sakit alami,

endorfin tersebut juga dapat menciptakan rasa nyaman dan enak (Maryunami,

2010).

2.4.10 Dampak Ansietas

Ansietas dalam jangka pendek dapat meningkatkan respon sistem kekebalan

tubuh, namun kecemasan dalam jangka panjang dapat memiliki efek sebaliknya yaitu

seperti depresi, gangguan pola tidur, nyeri kronis, kehilangan minat dalam seksual,

pikiran untuk bunuh diri (Pieter, Herri Zan Lubis, dkk , 2012).
2.5 Konsep Asuhan Keperawatan Pada Ibu Hamil dengan Masalah Ansietas

Konsep asuhan keperawatan berdasakan format pengkajian keperawatan jiwa

masalah psikososial, sebagai berikut :

2.5.1 Pengkajian

1. Identitas Klien

Format pengkajian pada identitas klien, terdapat Nama, Umur, Alamat, Pendidikan,

Agama, Status, Pekerjaan dan Jenis Kelamin serta tangal pengkajian yang dilakukan

pada klien.

2. KATEGORI KELOMPOK RESIKO


Kehilangan anggota keluarga, atau orang yang dicintai > 3 bulan
Kehilangan pekerjaan
Kehilangan harta benda
Kehilangan anggota tubuh
Penyakit fisik kronis: Hipertensi, TBC, DM, Jantung, Ginjal, Rhematik,
Kangker, dll
√ Hamil dan postpartum

3. Riwayat Kesehatan Ibu Hamil

a. Riwayat Obstetri

Memberikan informasi yang penting mengenai kehamilan sebelumnya agar

perawat dapat menentukan kemungkinan masalah pada kehamilan-sekarang.

Riwayat Obstetri meliputi hal-hal di bawali ini : 1) Gravida, para-abortus, dan

anak hidup (GPAH). 2) Berat badan bayi waktu lahir dan usia gestasi. 3)

Pengalaman persalinan, jenis persalinan, tempat persalinan, dan penolong

persalinan. 4) jenis anestesi dan kesulitan persalinan. 5) Komplikasi maternal

seperti diabetes, hiperlensi, infeksi, dan perdarahan. 6) Komplikasi pada bayi.

7) Rencana menyusui bayi.


b. Riwayat Kontrasepsi

Beberapa bentuk konirasepsi dapat berakibat buruk pada janin, ibu, atau

keduanya. Riwayat kontrasepsi yang lengkap harus didlapatkan pada saat

kunjungan pertama, misalnya penggunaan kontrasepsi oral sebelum kelahiran

dan berlanjut.

c. Riwayat Penyakit dan Operasi

Kondisi kronis (menahun/terus menerus) seperti DM, hipertensi, dan penyakit

ginjal bisa berefek buruk pada kehamilan. Oleh karena itu adanya penyakit

infeksi, prosedur infeksi dan trauma pada persalinan sebelumnya harus

didokumentasikan.

d. Riwayat Kesehatan

Riwayat kesehatan sebelumnya yang diderita klien, seperti :

Penyakit sebelumnya, prosedur operasi, dan ccdera (pelvis dan

pinggang), Infeksi sebelumnya seperti hepatitis, penyakit menular seksual, dan

tuberculosis, Riwayat dan perawalan anemia, Fungsi vesika urinaria dan

bowel (fungsi dan perubahan, Jumlah konsumsi kafein tiap hari seperti kopi,

teh, coklat, dan minuman ringan, Merokok (Jumlah batang per hari), Kontak

dengan hewan peliharaan seperti kucing dapat meningkatkan risiko terinfeksi

toxoplasma, Alergi dan sensitif dengan obat, Pekerjaan yang berhubungan

dengan risiko penyakit.

e. Riwayat keluarga

Memberikan informasi tentang kesehatan keluarga, termasuk penyakit kronis

(menahun/terus--menerus) seperti diabetes melilus dan jantung, infeksi seperti

tuberkulosis dan hepatitis, serta riwayat kongenital yang perlu dikumpulkan.


f. Riwayat kesehatan pasangan

Untuk menentukan kemungkinan masalah kesehatan yang berhubungan

dengan masalah genetik, penyakit kronis, dan infeksi. Penggunaan obat-obatan

seperti kokain dan alkohol akan berpengaruh pada kemampuan keluarga untuk

menghadapi kehamilan dan persalinan. Rokok yang digunakan oleh ayah akan

berpengaruh pada ibu dan janin, terulama risiko mengalami komplikasi.

g. Pemeriksaan Fisik

a) Tanda-Tanda Vital

1) Tekanan darah

Posisi pengambilan tekanan darah sebaiknya ditetapkan, karena posisi akan

memengaruhi tekanan darah pada ibu hamil. Sebaiknya tekanan darah

diukur pada posisi duduk dengan lengan sejajar posisi jantung.

Pendokumentasian perlu dicatat posisi dan tekanan darah yang didapatkan.

2) Nadi

Frekuensi nadi normalnya 60-90 kali per menit. Takikardi bisa terjadi pada

keadaan cemas, hipertiroid, dan infeksi. Nadi diperiksa selama satu menit

penuh untuk dapat menentukan keteraturan detak jantung. Nadi diperiksa

untuk menentukan masalah sirkulasi tungkai, nadi seharusnya sama kuat

dan teratur.

3) Pernapasan

Pada ibu hamil biasanya terjadi Frekuensi pernapasan selama hamil

berkisar antara 16-24 kali per menit. Takipnea terjadi jika adanya infeksi

pernapasan atau penyakit jantung. Suara napas tambahan ditemukan jika

ada riwayat asma ekspansi paru simetris, dan lapangan paru bebas dari

suara napas abdominal.


4) Suhu

Suhu normal selama hamil adalah 36,2-37,6°C. Peningkatan suhu

menandakan terjadi infeksi dan membutuhkan perawatan medis.

b) Sistem Kardiovaskuler

1) Bendungan vena

Pemeriksaan sistem kardiovaskular adalah observasi terhadap bendungan

vena, yang bisa berkembang menjadi varises. Bendungan vena biasanya

terjadi pada tungkai, vulva, dan rektum.

2) Edema

Edema pada tungkai merupakan refleksi dari pengisian darah pada

ekstremitas akibat perpindahan cairan intravaskular ke ruang intertisial.

Ketika dilakukan penekanan dengan jari atau jempol menyebabkan

terjadinya bekas tekanan, keadaan ini disebut pitting edema. Edema pada

tangan dan wajah memerlukan pemeriksaan lanjut karena merupakan

tanda dari hipertensi pada kehamilan.

c) Sistem Muskuloskeletal

1) Postur

Mekanik tubuh dan perubahan postur bisa terjadi selama kehamilan.

Keadaan ini mengakibatkan regangan pada otot punggung dan tungkai.

2) Tinggi dan berat badan

Berat badan awal kunjungan dibutuhkan sebagai data dasar untuk dapat

menentukan kenaikan berat badan selama kehamilan. Berat badan

sebelum konsepsi kurang dari

45 kg dan tinggi badan kurang dari 150 cm ibu berisiko melahirkan bayi

prematur dan berat badan lahir rendah. Berat badan sebelum konsepsi
lebih dari 90 kg dapat menyebabkan diabetes pada kehamilan, hipertensi

pada kehamilan, persalinan seksio caesarea, dan infeksi postpartum.

3) Pengukuran pelviks

Tulang pelviks diperiksa pada awal kehamilan untuk menentukan

diameternya yang berguna untuk persalinan per vaginam.

4) Abdomen

Kontur, ukuran, dan tonus otot abdomen perlu dikaji. Tinggi fundus

diukur jika fundus bisa dipalpasi diatas simfisis pubis. Kandung kemih

harus dikosongkan sebelum pemeriksaan dilakukan untuk menetukan

keakuratannya. Pengukuran metode Mc Donald dengan posisi ibu

berbaring.

d) Sistem neurologi

Pemeriksaan neurologi lengkap tidak begitu diperlukan bila ibu tidak

memiliki tanda dan gejala yang mengindikasikan adanya masalah.

Pemeriksaan refleks tendon sebaiknya dilakukan karena hiperefleksi

menandakan adanya komplikasi kehamilan.

e) Sistem Integumen

Warna kulit biasanya sama dengan rasnya. Pucat menandakan anemis,

jaundice menandakan gangguan pada hepar, lesi, hiperpigmentasi seperti

cloasma gravidarum, serta linea nigra berkaitan dengan kehamilan dan strie

perlu dicatat. Penampang kuku berwarna merah muda menandakan

pengisian kapiler baik.

f) Sistem endokrin

Pada trimester kedua kelenjar tiroid membesar, pembesaran yang

berlebihan menandakan hipertiroid dan perlu pemeriksaan lebih lanjut.


g) Sistem Gatsrointestinal

1) Mulut

Membran mukosa berwarna merah muda dan lembut. Bibir bebas dari

ulserasi, gusi berwarna kemerahan, serta edema akibat efek

peningkatan estrogen yang menyebabkan hiperplasia. Gigi terawat

dengan baik, ibu dapat dianjurkan ke dokter gigi secara teratur karena

penyakit periodontal menyebabkan infeksi yang memicu

terjadinya persalinan prematur. Trimester kedua lebih nyaman bagi ibu

untuk melakukan perawatan gigi.

2) Usus

Stetoskop yang hangat untuk memeriksa bising usus lebih nyaman

untuk ibu hamil. Bising usus bisa berkurang karena efek progesteron

pada otot polos, sehingga menyebabkan konstipasi. Peningkatan bising

usus terjadi bila menderita diare.

h) Sistem Urinarius

1) Protein

Protein seharusnya tidak ada dalam urine. Jika protein ada dalam urine,

hal ini menandakan adanya kontaminasi sekret vagina, penyakit ginjal,

serta hipertensi pada kehamilan.

2) Glukosa

Glukosa dalam jumlah yang kecil dalam urine bisa dikatakan normal

pada ibu hamil. Glukosa dalam jumlah yang besar membutuhkan

pemeriksaan gula darah.

3) Keton
Keton ditemukan dalam urine setelah melakukan aktivitas yang berat

atau pemasukan cairan dan makanan yang tidak adekuat.

4) Bakteri

Peningkatan bakteri dalam urine berkaitan dengan infeksi saluran

kemih yang biasa terjadi pada ibu hamil.

i) Sistem reproduksi

1) Ukuran payudara, kesimetrisan, kondisi puling, dan pengeluaran

kolostrum perlu dicatat. Adanya benjolan dan tidak simetris pada

payudara membutuhkan pemeriksaan lebih lanjut.

2) Organ reproduksi eksternal

Kulit dan membran mukosa perineum, vulva, dan anus perlu diperiksa

dari eksoriasi, ulserasi, lesi, varises, dan jaringan parut pada perineum.

3) Organ reproduksi internal

Serviks berwarna merah muda pada ibu yang tidak hamil dan berwarna

merah kebiruan pada ibu hamil yang disebut tanda Chadwik.


h. Pemeriksaan Penunjang/Data Penunjang

Pada ibu hamil biasanya dilakukan pemeriksaan penunjang seperti :

Saat melakukan pemeriksaan kehamilan, dokter akan mengukur berat

badan serta tanda-tanda vital Anda, yang meliputi tekanan darah, denyut

jantung, laju pernapasan, dan suhu tubuh. Dokter juga akan melakukan

pemeriksaan fisik dan pemeriksaan kandungan, termasuk pemeriksaan

Leopold.

Setelah itu, dokter juga mungkin akan melakukan beberapa

pemeriksaan penunjang, seperti:

- Tes darah

Pemeriksaan darah lengkap merupakan salah satu jenis tes darah yang

rutin dilakukan dokter ketika melakukan pemeriksaan kehamilan. Tujuannya

adalah untuk mendeteksi kelainan yang mungkin dialami ibu hamil atau janin.

Selain pemeriksaan darah lengkap, pemeriksaan yang juga dilakukan dalam

tes darah adalah:

- Tes golongan darah

Tes golongan darah bertujuan untuk mengetahui golongan darah dan

rhesus ibu hamil, guna mengantisipasi kemungkinan adanya perbedaan rhesus

antara ibu hamil dengan janin.

Bila hasil tes darah menunjukkan bahwa Anda memiliki rhesus negatif dan

janin memiliki rhesus positif, ada risiko untuk terjadi inkompatibilitas rhesus.

Kondisi tersebut akan menyebabkan bayi mengalami anemia akibat pecahnya

sel darah (anemia hemolitik) ketika ia lahir. Akibatnya, bayi bisa mengalami

penyakit kuning (jaundice).


Jika sebelumnya Anda sudah pernah melakukan cek golongan darah dan

rhesus, pemeriksaan ini tidak diperlukan lagi.

- Hemoglobin (Hb)

Hemoglobin atau Hb adalah protein kaya zat besi yang ditemukan di

dalam sel darah merah. Hb memungkinkan sel darah merah untuk

mendistribusikan oksigen ke seluruh tubuh dan mengangkut karbon dioksida

dari seluruh tubuh untuk dibuang melalui paru-paru.

Setiap ibu hamil perlu menjalani pemeriksaan Hb untuk mendeteksi

apakah terdapat penyakit anemia atau kurang darah.

Anemia perlu dicegah dan diobati karena dapat mengganggu kesehatan ibu

dan janin. Anemia juga dapat meningkatan risiko terjadinya kelahiran

prematur, keguguran, berat badan lahir rendah, dan perdarahan postpartum.

- Tes gula darah

Tes gula darah adalah bagian dalam pemeriksaan kehamilan rutin.

Pemeriksaan ini penting untuk mendeteksi apakah ibu hamil mengalami

diabetes kehamilan (diabetes gestasional).

Ibu hamil lebih berisiko untuk menderita diabetes selama hamil bila

mengalami kelebihan berat badan (overweight) atau obesitas, memiliki

riwayat diabetes pada kehamilan sebelumnya, atau memiliki riwayat penyakit

diabetes sebelumnya.

4. Skrining penyakit infeksi

Pemeriksaan ini dilakukan untuk mendeteksi apakah terdapat penyakit

infeksi pada ibu hamil. Skrining penyakit infeksi termasuk hepatitis B, sifilis,

HIV, dan TORCH.


Semakin cepat terdeteksi, infeksi dapat semakin cepat diobati. Selain

untuk mencegah risiko penularan pada janin, pemeriksaan ini juga penting

dilakukan untuk mengurangi risiko terjadinya penularan infeksi pada

pasangan.

5. Pemeriksaan genetik

Pemeriksaan ini dilakukan untuk menentukan apakah Anda memiliki

kelainan genetik, seperti thalasemia, yang berisiko diturunkan kepada janin.

Pemeriksaan genetik juga bisa dilakukan pada janin dengan mengambil

sampel cairan ketuban (amniocentesis) dan sampel darah janin (fetal blood

sampling).

6.Tes urine antenatal

Pemeriksaan ini dilakukan terhadap sampel urine ibu hamil. Tujuannya

adalah untuk mendeteksi apakah ibu hamil mengalami gangguan tertentu,

seperti preeklamsia, infeksi saluran kemih, atau diabetes.

7.Ultrasonografi (USG)

Pemeriksaan USG dilakukan setidaknya 3 kali selama masa kehamilan,

yaitu:

a. Trimester pertama

Pemeriksaan USG pada trimester pertama atau usia kandungan 10–14

minggu bertujuan untuk menentukan usia kehamilan dan mendeteksi

kemungkinan hamil kembar atau kelainan pada janin, misalnya sindrom

Down.
b.Trimester kedua

Pemeriksaan USG pada trimester kedua (minggu 18–20) bertujuan

untuk menentukan apakah terdapat kelainan bawaan atau kongenital pada

janin, misalnya kelainan jantung bawaan dan cacat tabung saraf.

c.Trimester ketiga

Pemeriksaan USG di kehamilan minggu ke-32 atau memasuki

trimester ketiga dilakukan bila plasenta berada di atas tulang serviks.

Pemeriksaan USG bertujuan untuk mendeteksi kemungkinan terjadinya

kondisi plasenta previa.

Selain itu, USG juga digunakan untuk mengetahui berat badan bayi, jenis

kelamin, posisi bayi, dan menilai jumlah air ketuban.

i. Pengkajian Psikososial

Salah satu masalah psikososial yang sering ditemukan pada kelompok

ibu hamil adalah ansietas. Menurut Videbeck (2008), ansietas adalah perasaan

takut yang tidak jelas dan tidak didukung oleh situasi. Varcarolis (2006)

menjelaskan bahwa ansietas sebagai respon normal terhadap situasi yang

mengancam dan menjadi factor motivasi yang positif dalam kehidupan

seseorang. Ansietas akan menjadi masalah ketika mengganggu perilaku

adaptif, menyebabkan gejala fisik dan menjadi berat bagi individu. Ansietas

memiliki dua aspek yakni aspek yang sehat dan aspek membahayakan yang

bergantung pada tingkat ansietas, lama ansietas, dan seberapa baik

individu melakukan koping terhadap ansietas.

j. Hubungan sosial

Pada hubungan social ibu hamil berkaitan dengan peran suami, karena

Dukungan suami penting untuk kehamilan istri karena terkadang istri


dihadapkan pada situasi ketakutan dan kesendirian, sehingga suami

diharapkan untuk selalu memotivasi dan menemani ibu hamil. Selain itu

dukungan yang diberikan suami selama istri hamil juga dapat mengurangi

kecemasan serta mengembalikan rasa percaya diri calon ibu dalam mengalami

kehamilan dan menghadapi persalinannya. Hal ini sesuai dengan konsep suami

siaga bahwa kewaspadaan suami mengenai tanda bahaya kehamilan dan

kesiapan suami mendampingi istri ke tempat pelayanan kesehatan untuk

pemeriksaan kehamilan memang diharapkan pada setiap kunjungan

pemeriksaan kehamilan, para suami selalu mendampingi istri sehingga mereka

tahu kondisi kehamilan istrinya. Sesuai dengan teori Hamidah dan Syafrudin

(2009, hlm 227) bahwa suami siaga adalah suami yang siap menjaga istrinya

yang sedang hamil, menyediakan tabungan bersalin, serta memberikan

kewenangan untuk menggunakannya apabila terjadi masalah kehamilan.

k. Masalah psikososial pada lingkungan

Pada seseorang yang sedang hamil, dengan status kehamilan

primigravida masalah psikososial terhadap lingkungan tidak ada masalah

ditemukan, karena rasa bahagia menyambut anak pertama pada keluarga klien.

l. Spiritual

Kebutuhan spiritual terbentuk berdasarkan keyakinan dalam dirinya,

akan tetapi hal ini juga dipengaruhi oleh berbagai faktor yang dapat membantu

ibu dalam memenuhi kebutuhan spiritual.


2.5.2 Diagnosa Keperawatan Psikososial

Diagnosa keperawatan prioritas yang muncul pada ibu hamil trimester

I adalah, ansietas berhubungan dengan krisis situasional.


2.5.3 Intervensi Keperawatan

Ansietas Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2x24 jam tingkat A. REDUKSI ANXIETAS (I.09314)

berhubungan dengan ansietas menurun (L.09093), dengan kriteria hasil : 1.  Observasi


o Identifikasi saat tingkat anxietas
rasa ketakutan akan, berubah (mis. Kondisi, waktu, stressor)
Kriteria Meningkat Cukup sedang Cukup Menurun
Hasil meningka menurun o Identifikasi kemampuan mengambil
ancaman, dan t keputusan
1 2 3 4 5
perubahan kesehatan Verbalisasi o Monitor tanda anxietas (verbal dan non

Kebingunga verbal)
atau kematian n 2. Terapeutik
Verbalisasi ⩗
Khawatir o Ciptakan suasana  terapeutik untuk
akibat menumbuhkan kepercayaan
Kondisi
yang o Temani pasien untuk mengurangi
Dihadapi kecemasan , jika memungkinkan
Perilaku ⩗
gelisah
o Pahami situasi yang membuat anxietas
Perilaku ⩗ o Dengarkan dengan penuh perhatian
tegang
Kriteria Memburuk Cukup Sedang Cukup Membaik o Gunakan pedekatan yang tenang dan
hasil memburu membaik
meyakinkan
k
1 2 3 5 o Motivasi mengidentifikasi situasi yang
4 memicu kecemasan
Konsentrasi ⩗
o Diskusikan perencanaan  realistis
Pola ⩗ tentang peristiwa yang akan datang
tidur
3. Edukasi
o Jelaskan prosedur, termasuk sensasi
yang mungkin dialami
o Informasikan secara factual mengenai
diagnosis, pengobatan, dan prognosis
o Anjurkan keluarga untuk tetap bersama
pasien, jika perlu
o Anjurkan melakukan kegiatan yang
tidak kompetitif, sesuai kebutuhan
o Anjurkan mengungkapkan perasaan
dan persepsi
o Latih kegiatan pengalihan, untuk
mengurangi ketegangan
o Latih penggunaan mekanisme
pertahanan diri yang tepat
o Latih teknik relaksasi
4. Kolaborasi
o Kolaborasi pemberian obat anti
anxietas, jika perlu
BAB 3
Patofisiologi Pada Ibu Hamil Primigravida Trimester I Dengan Ansietas
3.1 Pohon Masalah

Proses konsepsi

Morulla

Blastula,
Nidasi Trofoblas, Embryogenesis Organogenesis
Desidua

Kehamilan
Trimester 1

Perubahan Fisiologis Perubahan Pada Ibu hamil

Gastrointestinal Integumen SistemPerkemihan Perubahan Psikologis

Uterus menekan
Perubahan Khawatir Akan
vesika urinaria
Hormon
dan bak Kehamilan/ Krisis
estrogen dan
progestern
meningkat Situasional

Perubahan
Perubahan tonus Terbentuk Striae
eliminasi urin
otot GIT Gravifdarum Ansietas

Peristaltik Peningkatan
Menurun asam lambung Gangguan Gangguan
Citra Tubuh Pola tidur

Perubahan
eliminasi Feses Mual dan
muntah

Perubahan Nutrisi Kurang dari Kebutuhan


3.2 Penjelasan

Kehamilan di trimester pertama akan menyebabkan perubahan pada ibu hamil

baik perubahan secara fisiologi dan perubahan secara psikologis. Perubahan

psikologis pada ibu hamil trimester pertama yaitu ansietas atau kecemasan yang

diakibatkan oleh krisi situasional yaitu khawatir akan kondisi janin yang

dikandungnya.

Ansietas dalam jangka pendek dapat meningkatkan respon sistem kekebalan

tubuh, namun kecemasan dalam jangka panjang dapat memiliki efek sebaliknya yaitu

seperti depresi, gangguan pola tidur, nyeri kronis, kehilangan minat dalam seksual,

pikiran untuk bunuh diri (Pieter, Herri Zan Lubis, dkk , 2012)
BAB 4
ASUHAN KEPERAWATAN MASALAH PSIKOSOSIAL PADA IBU HAMIL
PRIMIGRAVIDA TRIMESTER I DENGAN ANSIETAS

I. IDENTITAS KLIEN
Nama : Ny.S
Umur : 28 Tahun
Alamat : Perumahan Puri Gading Maspermai, Blok SS No.27 Banyuwangi
Pendidikan : S1 Akuntansi
Agama : Islam
Status : Menikah
Pekerjaan : Karyawan Baznas
Jenis Kelamin : Perempuan
Tanggal Pengkajian : Senin, 19 Juli 2021 (Jam 18.30 wib)

II. KATEGORI KELOMPOK RESIKO


Kehilangan anggota keluarga, atau orang yang dicintai > 3 bulan
Kehilangan pekerjaan
Kehilangan harta benda
Kehilangan anggota tubuh
Penyakit fisik kronis: Hipertensi, TBC, DM, Jantung, Ginjal, Rhematik, Kangker, dll
√ Hamil dan postpartum

Jelaskan : Ny.S mengatakan kehamilannya kini memasuki usia 12 minggu, prasaan Ny.S
kini merasa cemas dengan kehamilannya, karena kehamilan yang pertama dan
penantian selama 5 tahun pernikahan, rasa khawatir juga semakin bertambah karena
kondisi pandemic covid-19 karena Ny.S adalah wanita pekerja 6 jam berada diluar
rumah.
III. RIWAYAT TRAUMA YANG MENYERTAI
No Jenis Trauma Usia Pelaku Korban Saksi
1 Aniaya fisik ….. ….. ….. …..
2 Aniaya seksual ….. ….. ….. …..
3 Penolakan ….. ….. ….. …..
4 Kekerasan dalam keluarga ….. ….. ….. …..
5 Tindakan kriminal ….. ….. ….. …..

Jelaskan : Berdasarkan pengkajian riwayat trauma menyertai Ny. S tidak pernah


melakukan (Pelaku), mengalami (Korban) atau menyaksikan (Saksi) suatu trauma
berbentuk Aniaya fisik, Aniaya seksual, Penolakan, Kekerasan dalam keluarga, Tindakan
kriminal atau lainnya.
Masalah/ DiagnosaKeperawatan :
 Koping individu tidak efektif  Resiko tinggi kekerasan
 Perubahan pertumbuhan dan perkembangan  Lain-lain, jelaskan ..................
 Berduka antisipasi
 Berduka disfungsional
 Sindrom pasca trauma
 Sindroma trauma perkosaan

IV. PEMERIKSAAN FISIK


Tanggal : Senin, 19 Juli 2021
1. Keadaan umum : Baik
2. Kesadaran : Compos Mentis
3. Tanda vital:

 Tensi : 110/80 mmHg

 Nadi : 95 x/menit

 RR : 20 x/menit

 Suhu : 36,0oC

4. Ukur : BB 63.kg TB 159cm


 Turun
√ Naik
Keterangan : Ny.S mengatakan mengalami kenaikan berat badan sebelum dan saat hamil.
Sebelum hamil berat badannya 57 Kg dan kini 63 Kg.

5. Pemeriksaan Kebidanan Sekarang


a. Riwayat Antenatal/ Kehamilan

1. Hamil Yang ke berapa : Ny. S mengatakan bahwa ini kehamilannya

yang pertama

2. Berapa usia kehamilan : Kehamilan Ny.S memasuki 12 Minggu

3. ANC (antenatal care):


 Frekwensi ANC : Selama kehamilan Ny.S melakukan pemeriksaan
kehamilan sebanyak 2 kali di Dokter spesialis kandungan dan 3 kali di
Bidan Praktek Mandiri
 Hasil ANC : Ny.S megatakan bahwa selama melakukan pemeriksaan
dengan dokter dan bidan bahwa Ibu dan Janin dalam kondisi sehat tidak
ada suatu gangguan klinis
 Terapi ANC : Terapi ANC yang diberikan secara medis yaitu
pemeriksaan USG, dan terapi farmakologi yang diberika yaitu pemberian
asam folat, kalsium dan zat besi.
 Vaksin TT : Vaksin TT diberikan pada Ny.S sejak diketahui setelah
hamil.
 Keluhan trimester 1 : Ny.S mengatakan awal kehamilan mengeluh mual,
pusing dan badan terasa pegal pegal. Saat ini keluhan mual sudah tidak
ada, kini Ny.S mengeluh sering buang air kecil lebih dari 8 kali dalam
sehari
b. Riwayat Intranatal/ Persalinan
Ny.S belum ada riwayat persalinan sebelumnya
c. Riwayat Post Natal / Nifas
Ny.S belum mengalami riwayat nifas sebelumnya.
d. Riwayat Bayi Baru Lahir
Ny.S belum memilki riwayat bayi baru lahir sebelumnya.
2. Riwayat Kebidanan Masa Lalu

a. Riwayat Haid
1. Menarche : Ny.S mengatakan pertama kali Haid ketika dibangku sekolah
SMP kelas 3
2. Siklus Menstruasi : Ny.S mengatakan siklus menstruasi sebelum hamil yaitu
28 hari kadang 29 hari
3. Lama menstruasi : Ny.S mengatakan lama menstruasi selama 7 hari
4. Volume darah : volume darah diukur dengan frekuensi mengganti
pembalut, Ny.S mengatakan sehari 4 x ganti pembalut
5. Keluhanan saat menstruasi : Ny.S mengatakan saat menstruasi hari pertama
merasakan disminore, Ny.S mengatasinya dengan banyak minum air putih
dan minum ramuan kunyit yang dibuat sendiri.
6. HPL : Ny.S mengatakan berdasarkan keterangan dokter hari perkiraan lahir
yaitu tanggal 25 Januari 2022
b. R
iwayat Perkawinan
1. Status perkawinan : Menikah
2. Usia saat menikah : Ny. S mengatakan menikah diusia 23 Tahun
3. Lama pernikahan : Ny.S mengatakan usia pernikahannya kini 5 tahun
4. Perkawinan ke berapa : Pertama

c. Riwayat Kehamilan, Persalinan dan Nifas BBL

Riwayat Kehamilan Persalinan Nifas BBL


Anak Ke
1. Usia kehamilah Spontan / 1. Perdarahan post 1. Jenis kelamin
2. Masalah Buatan partum : normal / 2. Px.Antropometri
kehamilan tidak 3. Hidup / Mati
2. ASI
3. Masalah saat nifas

d. Riwayat KB
Ny.S mengatakan tidak pernah menggunakan KB sebelumnya
e. Kelainan Sistem Reproduksi

Ny.S mengatakn tidak penyakit sistem reproduksi yang pernah diderita


3. Riwayat Kesehatan keluarga
Ny.S mengatakan almarhum ayahnya meninggal akibat penyakit diabetes melitus
yang sudah diderita bertahun tahun.
6. Keluhan fisik:
 Tidak
√ Ya,
Jelaskan: keluhan Ny.S pada pola eliminasi yaitu pola BAK

 Sebelum hamil Ny.S BAK 4-5 kali dalam sehari dengan konsistensi cair, berwarna
kuning jernih bau khas urin. Saat hamil Ny.S mengatakan BAK lebih dari 8 kali
dalam sehari.

7. Pemeriksaan Penunjang/Data Penunjang


Pemeriksaan penunjang pada Ny.S yaitu hasil USG trakhir yang dilakukan pada tanggal 16
Juni 2021, gambar sebagai berikut ;

Ny.S mengatakan bahwa dokter spesialis kandungan memperkirakan hari perkiraan


lahir pada tangal 25 Januari 2022.

Masalah / Diagnosa Keperawatan


 Resiko tinggi perubahan suhu tubuh  Perubahan Nutrisi: Lebih dari
 Defisit Volume Cairan kebutuhan tubuh
 Kelebihan Volume Cairan  Kerusakan menelan
 Resiko Tinggi terhdap Infeksi  Perubahan Eliminasi faeses
 Risiko Tinggi terhadapTransmisi Infeksi √ Perubahan Eliminasi urine
 Perubahan Nutrisi: Kurang dari kebutuhan  Kerusakan integritaskulit
Tubuh
V. GENOGRAM

Keterangan gambar :

Laki laki Perkawinan Sangat dekat

Perempuan
Klien
Orang
Meinggal Tinggal
Serumah

Jelaskan:
Pada genogram diatas diketahui bahwa Ayah dari Ny.S meninggal, Ny.S
mengatakab ayahnya meninggal karena penyakit Diabetes Melitus. Ny.S anak ke 2
dari 4 bersaudara. Ny.S tinggal serumah dengan suaminya dan hubungannya sangat
dekat dengan suami. Hubungan dengan keluarga yang lain juga baik dan mendukung
dengan kehamilan Ny.S.

Masalah / Diagnosa keperawatan :


 Ketidak mampuan koping keluarga  Lain-lain, jelaskan...........
 Penurunan koping keluarga
 Kesiapan peningkatan koping keluarga
VI. PENGKAJIAN PSIKOSOSIAL (Sebelum dan sesudah sakit)
1. Konsep Diri
a. Citra tubuh :
Sebelum Hamil : Ny.S mengatakan sebelum hamil Ny.S sangat menjaga pola

makannya agar tetap menjaga tubuhnya mencapai berat badan yang ideal, hampir

jarang makan nasi perbanyak makan buah dan sayur sayuran.

Setelah Hamil : Ny.S mengatakan Kini sejak hamil 12 minggu tubuhnya

mengalami kenaikan berat badan. Ny.S tidak membatasi makan, demi kesehatan

dan nutrisi janin terpenuhi. Ny.S mengatakan tidak masalah dengan kenaikan

berat badannya saat ini, namun Ny.S justru khawatir dengan bentuk tubuhnya saat

sudah melahirkan.

b. Identitas :

Sebelum hamil : Ny.S mengatakan sebelum hamil Ny.S adalah seorang istri dan

karyawan kantor Baznas. Sebelum berangkat bekerja Ny.S menyiapkan segala

kepentingan suami sebelum bekerja, beres beres rumah, dan menyiapkan

makanan untuk suami, kemudian Ny.S bekerja sebagai karyawan Baznas bekerja

selama 6 jam full tidak mengalami hambatan

Setelah hamil : Ny.S mengatakan kini dia selain menjadi istri juga sebagai calon

ibu, dia khawatir akan kondisi kehamilannya sehingga tidak berani melakukan

aktivitas terlalu berat. Suami Ny.S kini ikut andil dalam mengerjakan pekerjaan

rumah. Ny.S mengatakan pekerjaannya sebagai karyawan di kantor juga tidak

semaksimal sebelum hamil, karena takut kecapekan dan khawatir mengancam

kesehatan janinnya.

c. Peran :

Sebelum hamil : Ny.S mengatakan perannya sebagai istri sebelum hamil yaitu

menyiapkan segala keperluan dan kepentingan suami, serta membereskan rumah


dan memasak. Selain peran sebagai istri peran Ny.S adalah sebagai karyawan

kantor yang bertugas menjalankan tugas yang diperintah oleh atasan, baik tugas

diluar kantor ataupun dalam kantor.

Setelah Hamil : Ny.S mengatakan kini perannya selain menjadi istri dan

karyawan juga sebagai calon ibu untuk janinnya. Peran sebagai istri kini

berkurang karena khawatir tubuhnya kelelahan dan mengancam kesehatan

janinnya, sehingga suami ikut andil dalam urusan rumah. Sebagai karyawan

dikantor Ny.S juga tidak seaktif dulu karena mengurangi aktivitas berat khawatir

jika kelelahan dan tubuhnya drop akan mengancam kesehatan janinnya, selain itu

kini khawatir jika ada tugas diluar kantor karena kondisi pandemic covid.19

d. Ideal diri :

Sebelum hamil : Ny.S mengatakan dulu dengan berat badan ideal menjalankan

tugas sebagai istri dan sebagai wanita karir tidak ada masalah karena tubuhnya

terasa ringan dan Berat badan stabil

Setelah hamil ; Ny.S mengatakan sejak hamil mengalami kenaikan berat badan

dan merasa tubuhnya terasa berat saat melakukan aktifitas .

e. Harga diri :

Sebelum Hamil : Ny.S mengatakan sebelum hamil suami dan keluarga tidak

pernah protes dengan bentuk tubuh dan berat badannya, namun dengan berat

badan ideal Ny.S merasa percaya diri dengan tubuh idealnya dan mudah

melakukan aktivitas apapun.

Setelah hamil ; Ny.S mengatakan suami dan keluarga tidak mempermasalahkan

dengan kenaikan berat badan yang dialami Ny.S, namun kadang Ny.S merasa

tidak percaya diri dengan tubuhnya yang semakin gemuk didepan teman
temannya walaupun teman temannya tidak pernah mempermasalahkan kenaikan

berat badannya.

Masalah / Diagnosa Keperawatan :


√ Asietas  Keputusasaan
√ Gangguan citra tubuh √Harga diri rendah situasional
 Gangguan identitas pribadi  Berduka
 Ketidakberdayaan  Lain-lain jelaskan

2. Hubungan sosial
a. Orang yang berarti/terdekat:
Sebelum hamil : Ny.S mengatakan orang yang terekat dan berarti dalam

hidupnya adalah suaminya.

Setealh hamil : Ny.S mengatakan orang yang berarti dan terdekat saat ini

adalah suami, suami yang sudah sabar selama 5 tahun pernikahan dan sama

sama sabar dalam menanti buah hati selama 5 tahun. Ny.S mengatakan bahwa

suami siap siaga jika Ny.S membutuhkannya sesuatu.

b. Peran serta dalam kegiatan kelompok/masyarakat:

Sebelum hamil : Ny.S mengatakan aktiv dalam kegiatan kelompok seperti


kelompok kerjanya dikantor, serta kelompok masyaraka seperti kegiatan
disekitar perumahan (arisan, PKK dan pengajian )

Setealh hamil : Ny.S mengatakan memiliki perkumpulan yang isinya adalah


rekan rekan kerja di Baznas, sampai saat ini Ny.S dengan teman temannya
terjalin dengan baik, teman sekelompoknya terus memberikan support penuh
atas kehamilan Ny.S. Kegiatan masyaakat seperti arisan, PKK dan pengajian ,
Ny.S mengatakan sudah dikurangi karena kondisi pandemic covid19.
a. Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain:
Ny . S mengatakan tidak ada hambatan dalam berhubungan dengan orang
lain.

Masalah / Diagnosa Keperawatan :


 Kerusakan komunikasi verbal  Lain-lain, jelaskan..........
 Kerusakan interaksi sosial
 Gangguan penyesuaian diri

3. Masalah psikososial pada lingkungan


a. Masalah dengan dukungan kelompok
-
b. Masalah berhubungan dengan lingkungan
-
c. Masalah dengan pendidikan
-
d. Masalah dengan pekerjaan
Sebelum hamil: Ny.S mengatakan sebelum hamil dia merasa energic dan

percaya diri menjalankan pekerjaanya

Setelah Hamil ; Ny.S mengatakan menjalani tugas sebagai karyawan tidak

semaksimal seperti saat sebelum hamil, karena menjaga kondisi janinnya dan

tubuhnya agar tidak kelelahan, serta mengurangi segara aktivitas pekerjaan yang

bersifat outdoor sejak pandemic covid karena khawatir akan terkena virus corona

dan mengancam kesehatan janinnya.

e. Masalah dengan perumahan/keluarga

-
f. Masalah dengan ekonomi
-
g. Masalah dengan pelayanan kesehatan
-
h. Masalah lainnya
-

Masalah /Diagnosa keperawatan


 Gangguan citra tubuh  Ketidakberdayaan
 Gangguan identitas pribadi  Keputusasaan
 Gangguan harga diri rendah situasional  Lain-lain, jelaskan......
 Gangguan Perilaku mencari bantuan kesehatan

4. Spiritual
a. Keyakinan
Ny . S dan suami meyakini bahwa apapun yang yang terjadi pada manusia adalah

kehendak Alloh SWT, termasuk kehamilan pada Ny.S adalah anugrah dari Alloh

SWT yang sanat disyukuri oleh Ny.S dan suami

b. Nilai

Ny.S mengatakan nilai moral kepada manusia yaitu harus berbuat kebaikan

dengan ikhlas dan hanya niat karena Allah serta sesama umat manusia harus

saling tolong menolong, serta doa, ikhtiar dan kesabaran akan membuahkan hasil

seperti buah kesabaran menanti buah hati selama 5 tahun pernikahan.

c. Kegiatan ibadah

Sebelum hamil : Ny.S mengatakan kegiatan ibadah sholat 5 waktu, sering

berjamaah dengan suami dan mengaji dirumah, selalu berdoan agar Alloh SWT

memberikan karunia seorang anak dikeluarga kecilnya

Setelah hamil : Ny. S mengatakan selalu menunaikan ibadah sholat 5 waktu dan

mengaji dirumah serta Ny. S selalu berdo’a agar janinnya tetap sehat dan

persalinannya kelak lancar tidak ada hambatan apapun, selain itu semoga Ny.S

dan keluarga terhindar dari virus Corona.

Masalah / Diagnosa Keperawatan:

 Distress spiritual
 Lain-lain, jelaskan..........
VII. POHON MASALAH

Proses konsepsi

Morulla

Blastula,
Nidasi Trofoblas, Embryogenesis Organogenesis
Desidua

Kehamilan
Trimester 1

Perubahan Fisiologis Perubahan Pada Ibu hamil

Gastrointestinal Integumen SistemPerkemihan Perubahan Psikologis

Uterus menekan
Perubahan Khawatir Akan
vesika urinaria
Hormon
dan bak Kehamilan/ Krisis
estrogen dan
progestern
meningkat Situasional

Perubahan
Perubahan tonus Terbentuk Striae
eliminasi urin
otot GIT Gravifdarum Ansietas

Peristaltik Peningkatan
Menurun asam lambung Gangguan Gangguan
Citra Tubuh Pola tidur

Perubahan
eliminasi Feses Mual dan
muntah

Perubahan Nutrisi Kurang dari Kebutuhan


VIII. DAFTAR MASALAH/DIAGNOSA KEPERAWATAN PADA NY.S
1. Ansietas berhubungan dengan krisis situasional
2. Gangguan Citra Tubuh berhubungan dengan perubahan fungsi tubuh (saat
melahirkan), perubahan bentuk tubuh
3. Harga diri rendah situasional berhubungan dengan Perubahan pada citra tubuh
4. Perubahan Eliminasi Urin berhubungan dengan tekanan vesika urinaria

IX. PRIORITAS DIAGNOSA KEPERAWATAN PADA NY.S


1. Ansietas berhubungan dengan krisis situasional
X. ANALISA DATA
MASALAH / DIAGNOSA ETIOLOGI
NO DATA
KEPERAWATAN
1. DS: Ansietas Perubahan pada
ibu hamil
- Ny.S mengatakan merasa cemas
dan bingung terhadap kehamilan
pertamanya, dan kehamilan yang
Perubahan
sudah dinanti selama 5 tahun
psikologis
pernikahan
- Ny.S mengatakan cemas bertambah
karena masa kehamilannya
bertepatan dengan pandemic covid Krisis situasional
19 dan ada takut mengancam
keamanan kesehata janinnya
Ansietas
DO:

- KU : Baik
- Kesadaran Compos Mentis
- TTV :
TD : 110/80 mmHg
N : 95 x/mnt
S : 36,0OC
P : 20 x/mnt

- Ny.S berfokus pada apa yang


menjadi perhatiannya (yaitu kondisi
janin yang dikandungnya dan focus
perhatiannya terhadap pandemi
covid 19)
XI. RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN

Hari/ Tgl/ DIAGNOSA KEPERAWATAN Intervensi Kriteria Hasil


No.
Jam (SDKI + No Kode) (SIKI + No Kode ) (SLKI + No Kode)
1. Senin, 19 Ansietas (D.0080) Reduksi Ansietas (1.09314) Tingkat ansietas menurun (L.09093), dengan kriteria
Juli 2021 Berhubungan dengan krisis Observasi : hasil ::
situasional
19.30 1. Identifikasi saat tingkat ansietas berubah (mis.
Tingkat Ansietas ( L.09093)
Wib Kondisi stressor, waktu)
1. Verbalis kebingungan menurun (5)
2. Identifikasi kemampuan mengambil
2. Verbalisasi khawatir akibat kondisi yang
keputusan
dihadapi menurun (5)
3. Monitor tanda-tanda ansietas
3. Perilaku gelisah menurun (5)
Terapeutik
Keterangan :
4. Ciptakan suasana terapeutik untuk
1. Meningkat
menumbuhkan kepercayaan
2. Cukup meningkat
5. Pahami situasi yang membuat ansietas
3. Sedang
dengarkan dengan penuh perhatian
Terapi relaksasi (1.09326) 4. Cukup menurun
Observasi : 5. Menurun
1. Observasi TTV sebelum dan sesudah latihan
Terapeutik :
2. Ciptakan lingkungan tenang dan tanpa
gangguan
Edukasi :
3. Edukasi tanda dan gejala babyblues
4. Jelaskan tujuan, manfaat, dan jenis relaksasi
5. Demonstrasikan dan latih tekhnik relaksasi
6. Masukkan teknik relaksasi dalam buku harian
klien
XII. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN DAN CATATAN PERKEMBANGAN

Hari/
No.
Tgl/ Jam Implementasi Paraf Jam Evaluasi (SOAP) Paraf
Dx
Shift

Kamis, 1 11.00 1) Melakukan monitor tanda-tanda 13.30 S : Ny.S mengatakan merasa lega sudah
22 Juli wib
S wib menceritakan segala rasa
S
2021 ansietas
kekhawatirannya tentang kehamillannya
(Perawat melakukan pengukuran saat ini, sehingga rasa cemas dan
bingung itu berkurang.
vital sign dan memonitor tanda
O:
subjektif dan objektif tanda tanda
- KU : Baik
ansietas)
- Kesadaran Compos Mentis
Hasil : Vital Sign menunjukkan
- Ekspresi menunjukkan
TD : 110/80 mmHg tampak lebih tenang
N : 90 x/mnt - Masih tampak berfokus pada

S : 36,0OC apa yang menjadi


perhatiannya yaitu rasa
RR : 20 x/mnt
khawatir dengan
Tanda subjektif : Sulit menikmati kehamilannya.
kegiatan harian seperti takut
makan sembarangan yang - TTV :
membahayakan janin, TD : 110/80 mmHg
khawatir dengan kondisi
N : 100 x/mnt
covid, khawatir jika banyak
aktifitas. S : 36,0OC

Tanda Objektif : Ekspresi RR : 22 x/mnt

menunjukkan tampak tegang A : Masalah teratasi sebagian


jika bercerita tentang
(masih tampak verbalisasi khawatir dan
kehamilannya, tampak
bingung akibat kondisi yang dihadapi)
gelisah, berfokus pada apa
yang menjadi perhatiannya P : Lanjutkan intervensi SP 2 Terapi
(kehamilannya dan kondisi Relaksasi Napas Dalam
pandemi covid).
1) Observasi TTV sebelum dan sesudah

11.30 2) Melakukan identifikasi saat tingkat latihan

wib ansietas berubah S 2) Edukasi tanda dan gejala baby blues

Hasil : ketika cerita dialihkan 3) Ciptakan lingkungan tenang dan tanpa


gangguan
dengan pertanyaan tentang hal

paling bahagia dengan suami, 4) Jelaskan tujuan, manfaat, dan jenis


relaksasi
ekspresi tegang dan gelisah
5) Demonstrasikan dan latih tekhnik
menurun, namun ketika

S
menceritakan tentang kehamilannya relaksasi

ekspresi kembali menunjukkan 6) Masukkan teknik relaksasi dalam buku

kekhawatiran harian klien

11.50 3) Melakukan identifikasi kemampuan


wib
mengambil keputusan
S
Hasil : Ny.S mengatakan mengatasi

rasa cemas yang dia rasakan yaitu

dengan memperbanyak istighfar dan

bersholat serta berdoa untuk

meminta perlindungan.

4) Menciptakan suasana terapeutik

untuk menumbuhkan kepercayaan S


Hasil : Ny.S tampak terbuka dengan

perawat untuk menceritakan rasa

cemasnya atas kehamilannya.


12.00 5) Memahami situasi yang membuat
wib
ansietas dengarkan dengan penuh
S
perhatian

Hasil : Ny.S mengatakan bahwa

pemicu rasa cemasnya adalah dari

lingkungan yang banyak perhatian

dengannya karena rasa terharu, dan

pemicu yang Ny.S raakan sendiri

yaitu rasa khawatir yang Ny.S

makan, kondisi pandemi covid dan

aktifitasnya.

Jum’at 1 13.30 1) Melakukan observasi TTV sebelum 15.30 S : Ny.S mengatakan hatinya lebih tenang
23 Juli
2021
wib
dan sesudah latihan
S wib dan tubuh terasa rileks .
S
O:
Hasil : sebelum dilakukan teknik

S
relaksasi napas dalam, TTV Ny.S - KU : Baik
- Kesadaran Compos Mentis
menunjukkan :
- Ny.S tempak tenang dan rileks
- TTV : - Mampu mengalihkan rasa
TD : 110/80 mmHg khawatirnya dengan terapi
napas dalam
N : 100 x/mnt
- TTV :
S : 36,0OC TD : 100/80 mmHg
N : 88 x/mnt
RR : 21 x/mnt
S : 36,0OC

2) Memberikan edukasi tentang tanda RR : 19 x/mnt

13.45 gejala baby blues A : Masalah sudah teratasi


wib P : Pertahankan intervensi pada :
Hasil : Ny.S tampak membaca
- Masukkan teknik relaksasi dalam kegiatan
dengan saksama leaflet yang harian klien

diberikan oleh perawat dan tampak

mengerti yang disampaikan oleh

perawat, yaitu pengertian babyblues,

penyebab, tanda dan gejala serta cara


mengatasinya.

3) Menciptakan lingkungan tenang dan


14.00
wib
tanpa gangguan S
Hasil : Ny.S memilih tempat diruang

tamu bagian dalam, karena merasa

lebih dingin dan nyaman.

4) Menjelaskan tujuan, manfaat


14.15
wib relaksasi napas dalam
S
Hasil : Ny. S mengerti tujuan dan

manfaat dari teknik relaksasi napas

dalam yaitu membantu Ny.S menjadi

lebih rileks dan memperbaiki

berbagai aspek kesehatan fisik

maupun psikis
14.30
5) Mendemonstrasikan dan latih
wib
tekhnik relaksasi
S
Hasil : perawat mendemonstrasikan

langkah langkah terapi napas dalam,

dan Ny.S tampak memperhatikan

setiap langkahnya

6) Memasukkan teknik relaksasi dalam

kegiatan harian klien S


Hasil : Ny.S mampu mempraktekkan

terapi napas dalam dengan instruksi

perawat.

Sabtu, 1 07.00 - Memasukkan teknik relaksasi 09.30 S: Ny.S mengatakan sudah tidak bingung lagi
24 Juli
2021
wib
dalam kegiatan harian klien S wib ketika rasa cemas timbul, dan sekarang S
merasa lebih tenang .

O : Ny.S tampak tenang dan rileks

A : Masalah teratasi

P : Hentikan intervensi
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN

Waktu Pelaksanaan : Kamis, 22 Juli 2021

A. Proses Keperawatan

1. Kondisi Klien:

DS:

- Ny.S mengatakan saat tau kehamilannya Ny.S senang, tidak menyangka bisa

hamil, namun saat ini merasa was was, cemas terhadap kehamilan pertamanya,

dan kehamilan yang sudah dinanti selama 5 tahun pernikahan

- Ny.S mengatakan cemas bertambah karena masa kehamilannya bertepatan

dengan pandemic covid 19 dan ada takut mengancam keamanan

kesehatanjaninnya

DO:

- KU : Baik

- Kesadaran Compos Mentis

- Ekspresi menunjukkan tampak tegang

- TTV :

TD : 110/80 mmHg

N : 90 x/mnt

S : 36,0OC

RR : 20 x/mnt

- Ny. S berfokus pada apa yang menjadi perhatiannya (kehamilannya dan

kondisi pandemi covid)

2. Diagnosa Keperawatan. (SDKI)


(D.0080) Ansietas berhubungan dengan krisis situasional
3. Tujuan Keperawatan /Capaian yang Diinginkan (SLKI)

1) Verbalis kebingungan menurun (5)

2) Verbalisasi khawatir akibat kondisi yang dihadapi menurun (5)

4. Tindakan Keperawatan (SIKI)

Setrategi pelaksanaa 1 :

1) Monitor tanda-tanda ansietas

2) Identifikasi saat tingkat ansietas berubah (mis. Kondisi stressor, waktu)

3) Identifikasi kemampuan mengambil keputusan

4) Ciptakan suasana terapeutik untuk menumbuhkan kepercayaan

5) Pahami situasi yang membuat ansietas dengarkan dengan penuh perhatian

B. Strategi Komunikasi Dalam Pelaksanaan Tindakan Keperawatan

a. Fase Orientasi

1. Salam Terapeutik

Perawat : “Assalamualaikum .. selamat pagi mbak.. maaf nggeh mengganggu jam

istirahatnya, saya Sabrina mahasiswa profesi Ners dari Stikes Banyuwangi,

sebelumnya trimakasih nggeh sudah bersedia kontrak waktu untuk pertemuan

hari ini serta sudah meluangkan waktunya. Bagaimana apakah bisa saya

mulai kegiatan sharing dan diskusi hari ini ?”

R : “Walaikumsallam.. tidak apa apa dek, saya justru senang bisa sharing seperti ini,

nggeh monggo kita mulai..”

2. Evaluasi dan validasi

Perawat : “ Bagaimana mbak kabar hari ini..?”

R : “Alhamdulillah baik dek”

Perawat ; “ Bagaimana perasaan mbak hari ini..?”


R : “Prasaan hari ini Alhamdulillah sedang good mood, tapi masih ada rasa was

was sih, karena saya lagi banyak pekerjaan sehingga ada rasa khawatir dengan

kondisi janin saya”

Perawat : “ Kalo boleh saya tahu, upaya apa yang mbak lakukan untuk mengatasi

masalah yang mbak rasakan dan mbak khawatirkan selama ini ?

R : “selama ini saya mengatasinya dengan banyak istighfar dan berserah diri

kepada Alloh, kalau memang janin yang saya kandung adalah rejeki saya,

pasti akan tetap milik saya”

3. Kontrak

Topik : Diskusii rasa cemas selama kehamilan trimester 1

Waktu : Kamis, 22 Juli 2021 (Jam 13.00 wib)

Tempat : Kantor Baznas Banyuwangi

b. Fase Kerja

1) Melakukan monitor tanda-tanda ansietas

Narasi : perawat melakukan identifikasi ansietas pada klien dengan cara melihat

tanda dan gejala secara objektif dan subjektif. Tanda ansietas secara objektif

seperti : Nadi dan tekanan darah naik, Tidak mampu menerima informasi dari

luar, Berfokus pada apa yang menjadi perhatiannya, Ketakutan atas sesuatu

yang tidak spesfik/ jelas, Pekerjaan sehari-hari terganggu, Tidka mampu

melakukan kegiatan harian, Gerakan meremas tangan dan Bicara berlebihan dan

cepat. Sedangkan tanda subjektif seperti : Tidak nafsu makan, Diare/

konstipasi, Gelisah, Berkeringat, Tangan gemetar, Sakit keplaa dan sulit tidur,

Lelah, Sulit berpikir, Mudah lupa, Merasa tidak berharga, Perasaan tidak aman,

Merasa tidka bahagia, Sedih dan sering menangis, Sulit menikmati kegiatan

harian dan Kehilangan minat gairah.


Perawat : “mbak.. mohon maaf jika saya boleh tahu, apa yang mbak

khawatirkan tentang kehamilan mbak saat ini..?”

R : “ wah banyak ya mbak.. kadang saya ini cemasnya tidak jelas mbak, suka

menghkhawatirkan hal hal kecil, seperti saya makan sesuatu selalu

bertanya dalam hati apakah ini aman untuk janin saya, saya juga takut

banyak aktifitas karena takut nanti janinnya kenapa napa, saya tidak

pernah telat minum vitamin dari dokter, nyetok segala kebutuhan nutrisi

saya, setiap saya merasakan ga nyaman atau was was yang tidak jelas

menbuat saya seperti sesak gitu lho mbak. apalagi dengan kondisi corona

ya mbak.. tambah membuat saya khawatir.”

2) Melakukan identifikasi saat tingkat ansietas berubah (mis. Kondisi stressor,

waktu)

Narasi : perawat melakukan identifikasi perubahan tingkat cemas, jika perawat

memulai perbincangan tentang kehamilan apakah tingkat cemas semakin

meningkat, dan perawat mengidentifikasi apa yang membuat tingkat cemas

menurun seperti menanyakan hal yang paling menyenangkan yang dilakukan

dengan suami saat hari libur.

Perawat : “ hal yang paling menyenangkan dilakukan dengan suami saat hari

libur apa nih mbak..?, mungkin berlibur disuatu tempat atau dirumah saja

sambil memesan makanan ?

R : : “hal yang paling menyenangkan dengan suami saat libur saya pulkam

mbak ke silir, berkumpul dengan ponakan. Masak masak.. lebih

kekulineran sih mbak”


3) Melakukan identifikasi kemampuan mengambil keputusan

Narasi : menanyakan upaya upaya apa yang dilakukan oleh klien selama ini

untuk mengatasi rasa cemas

Perawat : “mbak.. jika mbak merasakan rasa cemas.. atau sedang merasakan

kekhawatiran yang membuat mbak tidak tenang, biasanya apa yang mbak

lakukan untuk mengatasi kondisi tersebut ?”

R : “sholawatan mbak.. istighfar.. berdoa supaya Alloh SWT melindungi saya,

janin dan keluarga saya”

4) Menciptakan suasana terapeutik untuk menumbuhkan kepercayaan

Narasi : Perawat menciptakan suasana nyaman pada pasien, tidak memotong

pembicaraan, dan menjadi pendengar yang baik ketika klien mencurahkan yang

dirasakan dan yang dikhawatirkan terkait kehamilannya.

R : Klien tampak nyaman dengan perawat dan menceritakan keresahan dan

kekhawatirannya selama kehamilan trimester pertama ini.


5) Memahami situasi yang membuat ansietas dengarkan dengan penuh perhatian

Narasi : perawat mendengarkan penuh dengan perhatian, focus dengan yang

dicurahkan oleh klien.

Perawat : “Mbak.. kalau boleh saya tahu, situasi apa yang memicu rasa

khawatir, cemas itu datang ?”

R: “ yang memicu biasanya, dari lingkungan sih mbak.. misalnya orangtua atau

mertua yang mengingatkan saya untuk hati hati jangan sampai kecapean,

saya merasa sensitif dan terharu, selain itu ketika ingin makan sesutau

selalu googling dulu makanan ini baik atau tidak saya makan, padahal

doker sudah bilang bahwa tidak ada pantangan makan tapi saya tetap

khawatir”

c. Fase Terminasi

1. Evaluasi respon klien dan validasi terhadap tindakan keperawatan yang sudah

diberikan

- Evaluasi Subyektif (Klien)

Perawat : “ Bagaimana prasaannya mbak.. setelah kita ngobrol dan diskusi tentang

yang mbak khawatirkan selama ini tentang kehamilan mbak..?”

R : “ Alhamdulillah enak mbak.. lega…”

- Evaluasi Obyekti (Perawat)

Perawat : melakukan pemeriksaan tanda tanda vital setelah dialakukan beberapa

implementasi.

Melakukan pemeriksaan vital sighn setelah dilakukan implementasi, hasilnya

sebagai berikut :
- TTV :
 TD : 110/80 mmHg
 N : 100 x/mnt
 S : 36,0OC
 RR : 22 x/mnt
- Validasi : Perawat : “mbak.. Alhamdulillah diskusi kita hari ini berjalan lancar.

Kalau boleh saya minta tolong, mungkin mbak bisa mengulang kira kira apa

saja yang kita bahas hari ini ? kecemasan apa saja yang mbak rasakan saat

kehamilan ini? Kemudian upaya apa saja yang sudah mbak lakukan untuk

mengatasi rasa cemas tersebut?”

R : “ banyak mbak.. kita membahas tentang kecemasan saya saat hamil seperti

karena faktor makanan, faktor pandemic covid, faktor kesehatan janin saya

kalau saya banyak aktitas, saya kalau mengatasi cemasnya dengan banyak

istighfar, banyak bersholawat dan banyak berdoa”

2. Rencana Tindak Lanjut

Perawat : “karena kita sudah menemukan penyebab cemas yang mbak rasakan selama

ini tentang kehamilan, dipertemuan selanjutnya inshaAlloh saya akan berbagi

tips teknik relaksasi nih mbak.. untuk mengurangi rasa cemas yang mbak

rasakan, pastinya teknik tersebut bisa mbak paktekkan setiap saat ketika cemas

itu datang..pastinya aman dan mudah. Bagaimana mbak.. apakah mbak

bersedia ?”

R : “oh nggeh mbak.. bersedia”

3. Kontrak yang akan datang

Topik : Mengajarkan Teknik Relaksasi


Waktu : Jum’at, 23 Juli 2021
Tempa : Rumah Klien
Dokumentasi Strategi Pelaksanaan 1
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN

Waktu pelaksanaan : Jum’at, 23 Juli 2021

A. Proses Keperawatan

1. Kondisi Klien:

DS : Ny. S mengatakan hari ini pekerjaan dikantor lumayan banyak, dan merasa

tubuhnya agak lelah sehingga ada sedikit rasa khawatir dengan kondisi janinnya

namun suasana hatinya sedang baik.

DO :

- KU : Baik

- Kesadaran Compos Mentis

- Ekspresi menunjukkan lebih rileks

- TTV :

TD : 110/80 mmHg

N : 100 x/mnt

S : 36,0OC

RR : 21 x/mnt

- Ny. S berfokus pada apa yang menjadi perhatiannya tentang pekerjaananya

hari ini cukup sibuk dan berfokus pada kesehatan janinnya.

2. Diagnosa Keperawatan. (SDKI)

(D.0080) Ansietas berhubungan dengan krisis situasional

3. Tujuan Keperawatan /Capaian yang Diinginkan (SLKI)

1) Perilaku gelisah menurun (5)


4. Tindakan Keperawatan (SIKI)

Setrategi pelaksanaa 2 :

1) Observasi TTV sebelum dan sesudah latihan

2) Edukasi waspada tentang tanda gejala baby blues

3) Ciptakan lingkungan tenang dan tanpa gangguan

4) Jelaskan tujuan, manfaat, dan jenis relaksasi

5) Demonstrasikan dan latih tekhnik relaksasi

6) Masukkan teknik relaksasi dalam buku harian klien

B. Strategi Komunikasi Dalam Pelaksanaan Tindakan Keperawatan

a. Fase Orientasi

1. Salam Terapeutik

Perawat : “Assalamualaikum.. selamat pagi mbak.. Alhamdulillah kita berjumpa

lagi, sebelumnya maaf mengganggu waktunya dan saya ucapkan trimakasih mbak

sudah meluangkan waktu untuk agenda diskusi kita yang kedua hari ini. Baik bisa

kita mulai mbak..?”

R : “walaikumsallam … Alhamdulillah dek sama sama.. nggeh monggo”

2. Evaluasi dan validasi

Perawat : “Bagaimana mbak pekerjaan dikantor tadi pagi..? dan bagaimana prasaan

mbak hari ini..?

R : “ Alhamdulillah dek lumayan sibuk tadi dikantor banyak yang dikerjakan,

sempet sedikit khawatir tadi takut ada apa apa sama janinnya, tapi selesai kerja saya

langsung pamit pulang segera biar bisa istirahat. Alhamdulillah suasana hati sedang

baik mbak hari ini.. hehehe”


Perawat : “kalau boleh saya tau, kemarin dipertemuan pertama kita membahas apa

saja nggeh..?”

R : “ kemarin… kita sharing sharing ya dek.. tentang kecemasan saya saat

kehamilan ini. Dan kemarin mbak bilang kalau agenda hari ini adalah teknik

relaksasi”

3. Kontrak

Topik :Teknik Relaksasi Napas Dalam

Waktu : Jumat, 23 Juli 2021

Tempat : Rumah Klien

b. Fase Kerja

7) Melakukan observasi TTV sebelum dan sesudah latihan

Perawat : “mbak.. mohon ijin untuk mengukur tekanan darahnya, nadi dan

pernapasannya nggeh ?”

R : “ baik dek..monggo”

H:

- TTV :

TD : 110/80 mmHg

N : 100 x/mnt

S : 36,0OC

RR : 21 x/mnt
8) Memberika edukasi tentan tanda gejala baby blues

Narasi : Perawat memberikan media dalam bentuk leaflet pada klien tentang

tanda gejala baby blues, yang berisi tentang pengertian baby blues, penyebab

baby blues, tanda dan gejala baby blues, serta cara mengatasi baby blues.

R : Klien tampak membaca leaflet tersebut dengan serius, dan tampak mengerti

apa yang disampaikan oleh perawat

9) Menciptakan lingkungan tenang dan tanpa gangguan

Narasi : Perawat berbincang ditempat yang membuat klien nyaman, posisi

rumah yang selama ini membuat pasien nyaman. Mengkondisikan Handphone

perawat dalam keadaan silent agar tidak mengganggu proses tindakan

R : Ny.S tampak tenang dan dalam posisi nyaman. Ny.S memilih tempat di

ruang tamu dalam rumah, karena lebih dingin dan sejuk disbanding diruang

tamu depan rumah.

10) Menjelaskan tujuan, manfaat, dan jenis relaksasi

Narasi : tujuan dari teknik relaksasi ini adalah membantu klien menjadi lebih

rileks dan memperbaiki berbagai aspek kesehatan fisik maupun psikis. Jenis

relaksasi yang diberikan yaitu relaksasi napas dalam

Perawat : “mbak… jadi disini saya akan berbagi cara bagaimana mbak bisa

lebih rileks dalam menghadapi rasa cemas, yaitu teknik relaksasi napas dalam.

prosedurnya mudah dan bisa dilakukan setiap saat mbak merasakan cemas agar

mbak lebih rileks dan bisa dikombinasi dengan cara yang biasa mbak lakukan

ketika mengurangi rasa cemas selama ini. Bagaimana apakah mbak bersedia?”

R : “ nggeh dek bersedia”


11) Mendemonstrasikan dan latih tekhnik relaksasi

Narasi :

Langkah-langkah Teknik Relaksasi Nafas Dalam (Potter dan Perry, 2005)

a) Atur posisi klien dengan posisi duduk ditempat tidur atau dikursi

b) Letakkan satu tangan pasien diatas abdomen ( tepat bawah iga) dan tangan

lainnya berada di tengah-tengah dada untuk merasakan gerakan dada dan

abdomen saat bernafas

c) Keluarkan nafas dengan perlahan-lahan

d) Tarik nafas dalam melalui hidung secara perlahan-lahan selama 4 detik

sampai dada dan abdomen terasa terangkat maksimal, jaga mulut tetap

tertutup selama menarik nafas

e) Tahan nafas selama 3 detik

f) Hembuskan dan keluarkan nafas secara perlahan-lahan melalui mulut

selama 4 detik (bisa dikombinasi dengan kebiasaan adaptif klien seperti

hembuskan napas sambil istighfar)

g) Lakukan secara berulang dalam 5 siklus selama 15 menit dengan periode

istirahat 2 menit ( 1 siklus adalah 1 kali proses mulai dari tarik nafas,

tahan dan hembuskan).

Perawat : “ baik.. saya akan mendemonstrasikan bagaiman langkah teknik

napas dalam nggeh..? setelah saya mendemonstrasikan mbak bisa mengulangi

apa yang saya lakukan nggeh dengan instruksi saya terlebih dahulu.”

R : “nggeh dek.. monggo saya perhatikan prosesnya”

12) Masukkan teknik relaksasi dalam buku harian klien

Narasi : dalam kegiatan teknik relaksasi napas dalam ini diharapkan menjadi

kegiatan harian pada klien ketika cemas itu datang


Perawat : “mbak.. dari cara teknik relaksasi yang saya praktekkan mudah

bukan..? jadi harapannya.. rasa cemas yang mbak alami diatasi dengan teknik

yang benar yaitu kearah yang baik, sehingga teknik ini bisa mbak terapkan

sehari hari agar tidak timbul rasa cemas.”

R : “ Alhamdulillah sangat mudah ya dek .. bisa saya praktekkan nih disaat saya

sumpek di kantor atau pas saya mau tidur”

Perawat : “tadi sudah saya demonstrasikan nggeh mbak.. sekarang coba mbak

lakukan dengan instruksi saya nggeh”

R : “Nggeh dek..”

Narasi : Perawat memberikan instruksi sesuai dengan langkah langkah teknik

relaksasi, dilakukan selama 5 siklus terapi”

c. Fase Terminasi

1. Evaluasi respon klien dan validasi terhadap tindakan keperawatan yang sudah

diberikan

- Evaluasi Subyektif (Klien)

Perawat : “bagaimana mbak prasaannya setelah melakukan teknik relaksasi

tersebut..?”

R : “Alhamdulillah enak ya dek.. jauh lebih tenang prasaan saya .”

- Evaluasi Obyekti (Perawat)

Perawat : melakukan observasi tenda tanda vital pasien “mohon maaf mbak.. saya

ijin mengukur tekanan darah, nadi dan pernapasan mbak nggeh..”

R : “monggo dek..”

- TTV :

TD : 100/80 mmHg

N : 88 x/mnt
S : 36,0OC

RR : 19 x/mnt

- Validasi : Perawat : “dari proses diskusi kita hari ini.. Alhamdulillah berjalan

dengan lancar, kalau boleh saya tahu, bisa disebutkan langkan langkah teknik

relaksasi napas dalam yan sudah kita terapkan tadi mbak..?”

R : “ Bisa dek.. tadi pertama kita cari posisi yang paling nyaman.. saya kan nyaman

duduk ya mbak. Kemudian tangan yang satu pegang perut, yang satu lagi pegang

dada, terus tarik napas dari hidung dalam dalam dengan hitungan 4 detik.. tahan 3

detik kemudian hembuskan lewat mulut sambil membaca istighfar dengan hembusan

hitungan 4 detik, diulangi sampai 5 kali”

2. Rencana Tindak Lanjut

Evaluasi kemandirian Klien dalam menerapkan Teknik Relaksasi Napas Dalam

3. Kontrak yang akan datang

Topik : evaluasi kemandirian klien dalam menerapkan Relaksasi napas dalam

Waktu : Sabtu, 24 Juli 2021

Tempat : Media online dengan video call


Dokumentasi dan Leaflet
Strategi Pelaksanaan 2
APA ITUSalah satu bentuk depresi pasca melahirkan
yang kerap dialami seorang ibu baru dikenal oleh
masyarakat dengan istilah “baby blues” (baby
bring feeling blues).

BABY
Baby blues merupakan salah
satu bentuk gangguan perasaan akibat
penyesuaian terhadap kelahiranTANDA TANDA
bayi, yang
BABY BLUES
muncul pada hari pertama sampai hari ke

BLUES ??
empat belas setelah proses persalinan,
dengan gejala memuncak pada hari ke lima
(Perry et al, 2010).
Baby blues pada
ibu ditandai dengan
beberapa gejala, seperti:

 Muncul rasa sedih yang menyebabkan


Penyebab baby blues dan merasa depresi.
ibu menangis
a)  usia
Ibu dengan Emosi labil, 17
di bawah sehingga
tahun mudah marah
b) dan muncul
Ibu yang mengalami rasa takut yang tidak
kehamilan
yang beralasan.
c) tidak di inginkan
d) Ibu yang pernah
Merasa kelelahan, sulit tidur dan sering
mengalami
sakit kepala.
gangguan kejiwaan sebelumnya
e) alkoholisme
 Merasa kurang percaya diri dan muncul
f) Ibu yang belum siap menghadapi
kecemasan.
persalinan
g) Ibu dengan
 persalinan
tidak mampu sesar berkonsentrasi dan
h) Ibu yang memili gangguan atau
masalah dalam keluarga
i) wanita karier,artis,OLEH
model:
LALU
( wanita yangAyu
BAGAIMANA
belum siapIswari, S.Kep
Sabrina Indah
MENGATASINYA
menghadapi perubahan pada fisik ?
pasca persalinan )
PRODI NERS STIKES BANYUWANGI

TAHUN 2021
Baby blues
dapat
dikurangi
dengan :

Terima kasih
 Belajar tenang dengan menarik nafas panjang dan
meditasi,
 Tidur ketika bayi tidur,
 Berolahraga ringan,
 Ikhlas dan tulus dengan peran baru sebagai ibu,
 Menyadari bahwa tidak ada yang sempurna dalam hal
mengurusi bayi, jadikan kesahalahan sebagai pelajaran
 Membicarakan rasa cemas dan mengkomunikasikannya
 Bergabung dengan kelompok ibu-ibu baru.
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN

Waktu pelaksanaan : Sabtu, 24 Juli 2021

A. Proses Keperawatan

1. Kondisi Klien:

DS : Ny. S mengatakan hari ini prasaannya sangat baik, lebih tenang

- KU : Baik

- Kesadaran Compos Mentis

- Tampak tenang dan rileks

- Tidak menunjukkan verbalilasi kecemasan dan kekhawatiran

2. Diagnosa Keperawatan. (SDKI)

(D.0080) Ansietas berhubungan dengan krisis situasional

3. Tujuan Keperawatan /Capaian yang Diinginkan (SLKI)

2) Perilaku gelisah menurun (5)

4. Tindakan Keperawatan (SIKI)

Setrategi pelaksanaa 2 :

- Masukkan teknik relaksasi dalam buku harian klien

B. Strategi Komunikasi Dalam Pelaksanaan Tindakan Keperawatan

a. Fase Orientasi

1. Salam Terapeutik

Perawat : “Assalamualaikum.. selamat pagi mbak.. Alhamdulillah kita berjumpa

lagi, dengan suasana yang berbeda nggeh yaitu via daring. sebelumnya maaf

mengganggu waktunya dan saya ucapkan trimakasih mbak sudah meluangkan waktu

untuk agenda hari ini..baik bisa kita mulai nggeh..?”

R : “walaikumsallam … Alhamdulillah dek sama sama.. nggeh monggo”


2. Evaluasi dan validasi

Perawat : “ Alhamdulillah pasti sedang menikmati hari libur nggeh.. bagaimana

kabarnya mbak? Dan gimana prasaannya hari ini?”

R : “ Alhamdulillah dek bisa isitirahat hari libur dirumah selatan dengan suami dan

keluarga, Alhamdulillah kabar baik dan prasaan hari ini juga baik dan tenang”

Perawat : “kalau boleh saya tau, kemarin dipertemuan sebelumnya kita membahas

apa saja nggeh..?”

R : “ kemarin… kita sharing sharing ya dek.. tentang baby blues dan juga praktek

relaksasi napas dalam”

3. Kontrak

Topik : evaluasi penerapan terapi napas dalam pada klien secara mandiri

Waktu : Sabtu, 24 Juli 2021

Tempat : Via Daring (Media Zoom Meeting)

b. Fase Kerja

- Masukkan teknik relaksasi dalam kegiatan harian klien

Narasi : dalam kegiatan teknik relaksasi napas dalam ini diharapkan menjadi

kegiatan harian pada klien ketika cemas itu datang

Perawat : “ Mbak .. apakah sudah diterapkan dirumah terapi napas dalamnya?”

R : “Alhamdulillah saya terapkan setelah sholat dan mau tidur samalam dek”

Perawat : “Alhamdulillah.. gimana mbak setelah dilakukan terapi napas

dalam?”

R : “ Alhamdulillah hati lebih tenang, jadi ga mikir aneh aneh lagi dek”

Perawat : “Boleh saya tau bagaimana mbak melakukan terapi napas

dalamnya?”
R : “Nggeh dek.. ya saya sambil duduk kalau habis sholat, saya pegang perut

dan dada saya, habis itu tarik napas dalam dalam lewat hidung dengan hitungan

4 detik, saya tahan napas 3 detik sambil berpasrah diri pada Alloh kemudian

saya hembuskan lewat mulut pelan pelan dengan hitungan 4 detik. Saya ulang

ulang dek sampai 5 kali kadang lebih. Kalau saya mau tidur posisi saya sambil

tidur setengah duduk”

c. Fase Terminasi

1. Evaluasi respon klien dan validasi terhadap tindakan keperawatan yang sudah

diberikan

Evaluasi Subyektif (Klien)

Perawat : “Bagaimana mbak sekarang apa masih merasa cemas dan khawatir

dengan kondisi kehamilan saat ini..”

R : “Alhamdulillah jauh lebih tenang dek.. sudah tidak merasa bingung dan tidak

was was kayak sebelumnya, ”

Evaluasi Obyekti (Perawat)

Hasil : Pasien tampak tenang dan rileks

Validasi : Perawat : “dari proses diskusi kita hari ini.. Alhamdulillah berjalan

dengan lancar, kalau boleh saya tahu, relaksasi napas dalam ini akan mbak terapkan

sampai kapan kira kira ?”

R : “ akan saya terapkan terus kayaknya dek.. saya terapkan ketika rasa cemas itu

datang atau saya terapkan ketika selesai sholat atau menjelang tidur”

2. Rencana Tindak Lanjut

Tindak lanjut dihentikan.

.
Dokumentasi Strategi Pelaksanaan 3
DAFTAR PUSTAKA

American Psychological Association. (2017). Anxiety. Diakses pada laman


www.apa.org/topics/anxiety pada tanggal 9 Maret 2017.
Benjamin E (2015) Update : a Report from the AmericanHeart Association [Internet]. 2014
[cited 2015 Nov 17]. Available
from:www.heart.org/idc/groups/ahamahpublic/@wcm/@sop/@smd/documents/do
wnloadable/ucm_470704.pdf
Dharmayanti , I., & Azhar , K. (2019). Pelayanan Pemeriksaan Kehamilan Berkualitas Yang
Dimanfaatkan Ibu Hamil Untuk Persiapan Persalinan Di Indonesia. JURNAL
EKOLOGI KESEHATAN, 18, 1.
Eka R ( 2014). Perbedaan Tingkat Kecemasan Dalam Menghadapi Persalinan Antara
Primigravida Dan Multigravida. Fakultas Kesehatan Universitas Airlangga
Surabaya.

Evayanti Y. 2015. Hubungan Pengetahuan Ibu dan Dukungan Suami pada Ibu Hamil
Terhadap Keteraturan Kunjungan Antenatal Care (ANC) di Puskesmas Wates
Lampung Tengah Tahun 2014. Jurnal Kebidanan. 1 (2): 81-90.
Hadijanto (2008). Pendarahan pada Kehamilan Muda In:Ilmu Kebidanan Sarwono
Prawirohardjo. Jakarta: PT Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.
Halter, M. J. (2014). Varcarolis’ Foundation of Psychiatric Mental Health Nursing. Diakses
pada laman http://evolve.elsevier.com/Varcarolis’.
Manuaba,I.B.G.,2010. Gawat Darurat Obstetri Ginekologi dan Obstretri Ginekologi Sosial
untuk Profesi Bidan. Jakarta: EGC
Nursalam. (2013). Konsep Penerapan Metode Penelitian Ilmu Keperawatan. Jakarta:
Salemba Medika
Prawirohardjo, Sarwono. 2010. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan
Neonatal. Jakarta : PT Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.
Pitrawati. (2018). Asuhan Keperawatan Pada Ny. A Dengan Kehamilan Trimester Ii Di
Puskesmas Tanjung Makmur Kabupaten Pesisir Selatan. Padang : Program Studi D
Iii Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Perintis Padang .
Pieter, H. Z. (2013). Pendidikan Psikologi untuk Bidan Suatu Teori dan Terapannya,
Yogyakarta: Rapha Publishing
Psychology Foundation of Australia., 2010. Depression anxiety stres scale.
http://www.psy.unsw.edu.au/group/dass. Diakses: 20 September 2014.
Pieter, Herri Zan dan Lubis, Namora Lumongga. (2010). Pengantar Psikologi dalam
Keperawatan. Jakarta : Kencana.
Potter, P.A, Perry, A.G. 2005. Buku Ajar Fundamental Keperawatan : Konsep, Proses, dan
Praktik.Edisi 4.Volume 2.Alih Bahasa : Renata Komalasari,dkk.Jakarta:EGC.
Rahayu, D. S. (2019). Hubungan Tingkat Kecemasan Berdasarkan Karakteristik Demografi
Pada Ibu Hamil Primigravida Trimester Iii Di Puskesmas Kelurahan Cipinang
Besar Utara Jakarta Timur. Jawa Barat: Universitas Binawan .
Romauli, S. 2014. Buku Ajar Askeb I : Konsep Dasar Asuhan Kehamilan, Yogyakarta, Nuha
Medika.
Stuart, G.W. (2013). Buku Saku Keperawatan Jiwa, ed 5. EGC, Jakarta

Sarifah, S. N. (2013). Gambaran Tingkat Kecemasan Mahasiswa Keperawatan saat


Menghadapi Ujian Skill Lab di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah. UIN
Sarif Hidayatullah : Program Studi Ilmu Keperawatan.
Tim Pokja SDKI DPP PPNI. (2016). Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia (1st ed.).
Jakarta: Dewan Pengurus Pusat Persatuan Perawat Nasional Indonesia. Retrieved
from http://www.inna-ppni.or.id
Videbeck, Sheila (2012). Buku Ajar Keperawatan Jiwa (Renata Komalasari, penerjemah).
Jakarta: EGC.

Anda mungkin juga menyukai