POSTPARTUM NORMAL
Laporan
Oleh
Hani Rahmawati
J.0105.20.008
DAFTAR ISI............................................................................................................i
DAFTAR TABEL..................................................................................................ii
DAFTAR GAMBAR..............................................................................................ii
A. Definisi.............................................................................................................1
C. Etiologi.............................................................................................................9
E. Pengkajian Postpartum................................................................................11
F. Tahapan Postpartum....................................................................................15
G. Adaptasi Fisiologis........................................................................................16
H. Adaptasi Psikologis.......................................................................................19
I. Adaptasi Keluarga........................................................................................22
K. Discharge Planning.......................................................................................25
L. Home Care......................................................................................................25
M. Asuhan Keperawatan...................................................................................28
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................37
i
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
ii
A. Definisi
Post partum adalah masa sesudah persalinan dapat juga disebut masa
Partus di anggap spontan atau normal jika wanita berada dalam masa
aterm, tidak terjadi komplikasi, terdapat satu janin presentasi puncak kepala
kehamilan cukup bulan dengan ketentuan ibu atau tanpa anjuran atau
dalam rongga pelvis dan ditopang oleh lantai pelvis, dan genetalia eksterna,
1
2
1. Stuktur Eksterna
a. Vulva
b. Mons pubis
berbentuk bulat yang lunak dan padat serta merupakan jaringan ikat
sebasea dan ditumbuhi rambut berwarna hitam, kasar, dan ikal pada
3
c. Labia mayora
menutupi lemak dan jaringan kulit yang menyatu dengan mons pubis.
di bawahnya.
atau pada perineum, labia sedikit terpisah dan bahkan introitus vagina
terbuka.
Hal ini diakibatkan adanya jaringan saraf yang menyebar luas, yang
d. Labia minora
dengan fourchett.
e. Klitoris
bagian yang terlihat adalah sekitar 6x6 mm atau kurang. Ujung badan
klitoris dinamai glans dan lebih sensitif dari pada badannya. Saat
lemak seperti keju yang memiliki aroma khas dan berfungsi sebagai
5
feromon. Istilah klitoris berasal dari kata dalam bahasa yunani, yang
f. Vestibulum
g. Fourchette
tipis, dan terletak pada pertemuan ujung bawah labia mayora dan
h. Perineum
perineum.
6
2. Struktur Interna
ovarium dari sisi dinding pelvis lateral kira-kira setinggi krista iliaka
b. Tuba fallopi
tuba fallopi dan fungsi sekresi lapisan mukosa yang terbesar ialah
c. Uterus
yang tampak mirip buah pir yang terbalik. Uterus normal memiliki
bentuk simetris, nyeri bila di tekan, licin dan teraba padat. Uterus
terdiri dari tiga bagian, fudus yang merupakan tonjolan bulat di bagian
sebagai sekmen uterus bagian bawah pada masa hamil. Tiga fungsi
3) Peritonium perietalis
kandung kemih dan serviks. Tes diagnostik dan bedah pada uterus
d. Vagina
Vagina adalah suatu tuba berdinding tipis yang dapat melipat dan
C. Etiologi
cukup bulan atau dapat hidup di luar kandungan melalui jalan lahir atau
b. Kala II, gejala utama kala II adalah His semakin kuat dengan interval
seluruhnya dan diikuti oleh putar paksi luar. Setelah putar paksi luar
untuk melahirkan sisa badan bayi yang diikuti dengan sisa air ketuban.
1. Menjaga kesehatan ibu dan bayinya, baik yang fisik maupun psikologis.
bayi sehari-hari.
E. Pengkajian Postpartum
sebagai berikut :
4. Pola Eliminasi
5. Neuro Sensori
7. Pemeriksaan Fisik
a. Keadaan umum
1) Pemeriksaan TTV
4) Pemeriksaan reflek
b. Payudara
8. Pemeriksaan Penunjang
a. Pemeriksaan Darah
b. Pemeriksaan Urin
F. Tahapan Postpartum
Masa nifas dibagi menjadi tiga tahapan menurut Bobak (2005) yaitu :
G. Adaptasi Fisiologis
1) Tanda-Tanda Vital
Perubahan pada tanda vital yaitu suhu tubuh pada 24 jam pertama
0
postpartum terdapat peningkatan suhu lebih 38 C sebagai akibat efek
dehidrasi pada saat persalinan, dan tekanan darah terjadi hipotensi ortostatik
2) Sistem Reproduksi
uterus ini juga terjadi pengeluaran lochea; mula-mula rubra (hari ke 1-3),
serosa (hari ke 4-10), alba (hari ke 11- 2 minggu). Serviks, vagina, perineum,
3) Abdomen
Pengmbalian tonus otot tergantung pada kondisi tonus otot sebelum hamil,
4) Sistem Urinarius
ginjal ke keadaan normal dalam waktu 1 bulan. Hipotonia, dilatasi ureter dan
5) Sistem Pencernaan
beberapa hari setelah melahirkan ditandai dengan adanya eliminasi pada hari
6) Payudara
7) Sistem Kardiovaskuler
selama 30-60 menit pada semua jenis persalinan atau pemakaian anastesi.
Volume plasma menurun, sementara itu sel darah merah meningkat. Hal ini
8) Sistem Integumen
tumbuh biasanya menetap. Diaporisis terjadi terutama pada malam hari pada
hari ke 2-3 postpartum. Konsistensi dan kekuatan kuku akan kembali pada
H. Adaptasi Psikologis
kelahiran bayi ada tiga fase. Fase penyesuaian ibu ini ditandai dengan
dua hari pertama postpartum, dimana fokus utama ibu adalah untuk
pada waktu ini perlu diulang. Hal ini dipertegas oleh Ament (1990)
berlangsung selama sepuluh hari. Selama fase ini ibu merasa lebih
dirinya sendiri, seperti merawat diri dan bayinya. Ibu merasa bahagia
seorang anak. Fase ini merupakan fase penuh stress karena menjadi
membina karier.
Ladewig, London, Moberly, & Olds, 2002) ada empat fase pencapaian
kehamilan dimana pada masa ini seorang wanita melihat model peran,
bayi, pada fase ini biasanya ibu masih dipengaruhi oleh bimbingan dari
orang lain dan pada fase ini juga ibu percaya dan mau mencoba untuk
bertindak sebagai ibu seperti orang lain pada umumnya, 3) Informal stage,
fase ini dimulai sejak ibu memilih untuk mengasuh bayinya, dimana ibu
model peran, dimana pada fase ini ibu telah mencapai perannya dan merasa
nyaman menjadi seorang ibu sejati. Peran ini dicapai terjadi dalam waktu
yaitu:
1) Baby Blues
beberapa hari setelah ibu dapat merawat diri dan bayinya serta mendapat
dukungan keluarga.
2) Depresi Pascapartum
depresi postpartum adalah depresi yang bervariasi dari hari ke hari dengan
sering pada sindrom afektif/emosi yang tarjadi selama enam bulan setelah
hari.
3) Psikosis Pascapartum
mungkin diperlukan. Bunuh diri atau bahaya pada bayi atau keduanya
I. Adaptasi Keluarga
ibu dan keluarga adalah rasa tidak nyaman dan kelelahan setelah
ketersediaan sistem pendukung, dan harapan ibu terhadap diri dan bayinya
bayi dan keluarga. Penekanannya adalah pada pelayanan ibu dan bayinya
sejahtera (normal dan alamiah) bukan suatu keadaan sakit, tetapi ibu
keluarga.
dari setiap ibu dan keluarga, sehingga ibu dan keluarga dapat
pengalamannya.
masalahnya.
K. Discharge Planning
1. Manajemen pengobatan
2. Manajemen nyeri
3. Pemberian ASI.
pasien pulang.
6. Perawatan luka
penanganannya
L. Home Care
kunjungan rumah untuk menilai keadaan ibu dan bayi baru lahir serta
dengan program pemerintah meliputi :
rujukan bila perdarahan berlanjut
karenaatonia uteri
2) Kunjungan II (6 hari postpartum)
a. Memastikan involusiuterus berjalan normal, uterus berkontraksi
ada perdarahan abnormal
tanda-tanda kesulitan menyusui
4) Kunjungan IV (6 minggu postpartum)
masa nifas
M. Asuhan Keperawatan
1. Pengkajian
Identitas Pasien
menyetai
Riwayat Persalinan
1. Tempat persalinan
3. Keadaan bayi
4. Keadaan ibu
6. BB bayi
Pemeriksaan Fisik
9. Abdomen
12. Lochea
13. Vagina
15. Ekstremitas
Pemeriksaan psikososial
2. Diagnosa Keperawatan
karakteristik payudara
30
31
32
Edukasi
Kolaboasi
menyusui b.d tingkat keperawatan diharapkan ibu dan pengalaman ibu tentang kebutuhan saat ini agar memberikan
pengetahuan, dapat mencapai kepuasan menyusui sebelumnya intervensi yang tepat.
karakteristik menyusui 2. Demonstransikan dan tinjau ulang 2. Posisi yang tepat biasanya mencegah
payudara criteria evaluasi: teknik menyusui luka/pecah putting yang dapat
3. Anjurkan ibu mengeringkan puting merusak dan mengganggu
ibu mengungkapkan proses
setelah menyusui 3. Agar kelembapan pada payudara tetap
situasi menyusui, bayi mendapat
ASI yang cukup. dalam batas normal.
Gangguan eliminasi Setelah diberikan askep 1. Kaji dan catat cairan masuk dan 1. Mengetahui balance cairan pasien
BAK b.d distensi diharapkan ibu tidak mengalami keluar tiap 24 jam. sehingga diintervensi dengan
kandung gangguan eliminasi (BAK) 2. Anjurkan berkamih 6-8 jam post tepat
kemih, Kriteria hasil: partum. 2. Melatih otot-otot perkemihan
perubahan-perubahan Ibu dapat berkemih sendiri 3. Berikan teknik merangsang
3. Agar kencing yang tidak dapat keluar,
jumlah / frekuensi dalam 6-8 jam post partum tidak berkemih seperti rendam duduk,
bisa dikeluarkan sehingga tidak ada
berkemih. merasa sakit saat BAK, jumlah alirkan air keran
retensi.
urine 1,5-2 liter/hari. 4. Kolaborasi pemasangan kateter.
4. Mengurangi distensi kandung kemih.
Resiko tinggi terhadap Setelah diberikan askep Observasi 1. Untuk dapat mendeteksi tanda
infeksi berhubungan diharapkan infeksi pada ibu 1. Inspeksi insisi atau robekan infeksi lebih dini dan
dengan trauma tidak terjadi perineum (mis. episiotomi) mengintervensi dengan tepat
jaringan, penurunan Kriteria hasil : 2. Pembalut yang lembab dan banyak
Terapeutik
34
sistem kekebalan 1. Fasilitasi dalam membersihkan darah merupakan media yang menjadi
Dapat mendemonstrasikan
tubuh. perineum tempat berkembangbiaknya kuman.
teknik untuk menurunkan resiko
2. Pertahankan perineum tetap kering 3. Peningkatan suhu > 38°C
infeksi, tidak terdapat tanda-
3. Berikan posisi nyaman menandakan infeksi
tanda infeksi.
4. Berikan kompres es, jika perlu 4. Untuk memperlancar sirkulasi ke
5. Bersihkan area perineum secara perinium dan mengurangi udema.
teratur 5. Membantu mencegah kontaminasi
6. Berikan pembalut yang menyerap rektal melalui vaginal
Edukasi
Kolaborasi
1. Kolaborasi pemberian
antiimflamasi, jika perlu
35
2. Kolaborasi pemberian
analgetik, jika perlu
Resiko tinggi terhadap Setelah diberikan askep ibu Observasi
- Mencegah terjadinya dehidrasi
ekurangan volume diharapkan tidak kekurangan - Monitor tanda dan gejala
- Peningkatan suhu dapat memperhebat
cairan b.d kehilangan volume cairan dengan KE : perdarahan
dehidrasi
cairan berlebih cairan masuk dan keluar - Monitor nilai
(perdarahan) seimbang, Hb/Ht dalam batas hematokrit/hemoglobin sebelum - Penurunan Hb tidak boleh melebihi 2
normal (12,0- 16,0 gr/dL) dan setelah kehilangan darah gram%/100 dL.
Terapeutik
Edukasi
Kolaboasi
dengan Tingkat Kecemasan dan Kesiapan Pulang pada Pasien Post Sectio
Tim Pokja SDKI DPP PPNI. (2017). Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia
Tim Pokja SIKI DPP PPNI. (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia
Perawat .
CIBABAT. TESIS.
37