Anda di halaman 1dari 34

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN ANAK PENDERITA HEPATITIS

Laporan Ini Untuk Memenuhi Praktek Daring Profesi Departemen Anak

Mahasiswa Ners Angkatan 2020-2021 Oleh Pembimbing Ns. Rani Diana Balqis, S.Kep.

Disusun Oleh :

Nama : Mega Puspitasari

Nim : 202004043

PROGRAM STUDI NERS

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BANYUWANGI

BANYUWANGI

2020

Institute of Health Sciences Banyuwangi


LEMBAR PENGESAHAN

Asuhan Keperawatan pada pada pasien anak penderita meningitis, telah disahkan pada :

Hari :

Tanggal :

Dosen Pembimbing Mahasiswa

(Ns. Rani Diana Balqis, S.Kep) (Mega Puspitasari )


NIK. 060890414 Nim. 202004043

Institute of Health Sciences Banyuwangi


Skenario Kasus
(Jurnal asuhan keperawatan pada anak dengan kasus hepatitis di RS Uintim Zainal abidin banda aceh
tahun 2009)

Seorang anak laki-laki(An.A) berusia 5 tahun 5 bulan, suku Aceh, datang ke Instalasi
Gawat Danirat Rumah Sakit Uintim Zainal Abidin Banda Aceh pada tanggal 16 November
2020 pukul 07.00 WIB dengan keluhan utama mata dan badan kuning yang dialami pasien
sejak 1 miriggu sebelum masuk rumah sakit. Demam dialami pasien sejak lebih kuran 8 2
minggu ini, demam bersifat naik turun, dan diberi dengan obat penurun panas, tidak
ada kejang, tidak ada menggigil. Muntah dialami pasien sejak 5 hari yang lalu dengan
ftekuensi 2-3x/hr, volume 20-30 cc/x muntah, isi apa yang dimakan dan diminum. Buang
air kecil pekat seperti teh dialami sejak 1 minggu yang lain. Nafsu makan menurun dalam 2
minggu ini. Nyeri perut dirasakan pasien sejak l minggu ini. Buang air besar normal.

Saat pengkajian hari Senin, 23 November 2020 (Jam 08.00 wib) dengan hari rawatan ke-7, anak
mengalami demam . Nafsu makan menurun. Nyeri perut dirasakan pasien sejak l minggu dan mual
muntah
Sedangkan Riwayat kesehatan dahulu Sebelumnya pasien belum pemah sakit seperti ini.
Riwayat kontak dengan penderita sakit kuning dialami pasien sejak 3 bulan yang lalu saat pasien
berlibur ke rumah saudaran Menurut orang tua, pasien suka jajan sembarangan.
Riwayat prenatal di dapatkan pasien lahir secara spontan, cukup bulan, ditolong bidan,
segera menangis, dan tidak ada riwayat biru dengan berat badan lahir 3200 gram. Pasienn merupakan
anak ke-4 dari 5 bersaudara. Riwayat imunisasi tidak lengkap. Riwayat pemberian makanan umur 0-6
bulan: ASI, 6-12 bulan: susu formula + nasi tim, 1 thn sampai sekarang susu formula dan nasi lauk
pauk.
Hasil pemeriksaan fisik didapatkan Keadaan umum tampak sakit sedang, kompos mentis,
terdapat ikterik dan tidak terdapat pucat atau sianosis. Tekanan darah 100/70 mmHg, laju denyut nadi
dan denyut jantung samal25x/menit, isi cukup, laju pernafasan 32x/menit, teratur, temperatur 37,8°C.
Berat badan 19 kg, panjang badan 115 cm, BB/TB = 102% (gizi baik).
Pemeriksaan penunjang adalah Hasil laboratorium didapatkan hemoglobin 13,7 g/dl,
hematokrit 41,5%, leukosit 22.600/mm , trombosit 405.000/mm3, MCV 91,4 FI, MCH 30,2
pg,MCHC 33g/dI. KGD ad random 74 mg/dl. Bilirubin total 15,8 mg/d1, bilinibin direct 16,82 mg/dl,
SGOT 1926 U/L, SGPT 816,1 U/L. Tidak didapati parasit malaria.
Hasil urinalisa didapatkan BJ 1.025, pH 6, bilirubin (+2), protein (-), darah(-), giukosa (-),
sedimen: leukosit I-2/LPB, eritrosit : 0-1/LPB, epitel: 2-3. Hasil feses rutin, didapati makroskopis :
wanna kuning, konsistensi lunak, darah (-), lender (-), mikroskopis : eritrosit (-), leukosit (-), telur cacing
(-).Berdasarkan data tersebut, diagnosis banding adalah hepatitis virus B akut, hepatitis virus A akut,
hepatitis virus C, kolestasis, diug induced hepatitis. Ditegakkan diagnosis ke;ia adalah hepatitis virus B
akut, gizi baik.

Penatalaksanaan pasien adalah Pasien dianjurkan tirah baring dan dapat terapi cairan
Dextrase 5% NaCl 0,45% 20gtt/i makro, methioson 2x1 tablet. Pasien diberikan nutrisi makanan lunak
1450 kkal dengan 40 gr protein.

Institute of Health Sciences Banyuwangi


(INSTITUTE OF HEALTH SCIENCES)
BANYUWANGI
Kampus 1 : Jl. Letkol Istiqlah 40 Telp. (0333) 421610 Banyuwangi
Kampus 2 : Jl. Letkol Istiqlah 109 Telp. (0333) 425270 Banyuwangi
Website : www.stikesbanyuwangi.ac.id

FORMAT PENGKAJIAN
( KEPERAWATAN ANAK )
A. PENGKAJIAN

1. Biodata

a. Nama : An.A
b. Umur : 5 tahun
c. Jenis Kelamin : Laki-laki
d. Agama : Islam
e. Suku/Bangsa : Indonesia
f. Alamat : Jalan Mawar, aceh
g. Pekerjaan :-
h. Nomor Register : 000122
i. Tanggal MRS : Senin, 16 November 2020 (Jam 07.00 wib)
j. Tanggal Pengkajian : Senin, 23 November 2020 (Jam 08.00 wib)
k. Diagnosa Medis : Meningitis TB

Biodata Penanggungjawab

a. Nama : Tn.M (Ayah An.A)


b. Umur : 30 Tahun
c. Jenis Kelamin : Laki laki
d. Agama : Islam
e. Pekerjaan : Wiraswasta
f. Status Perkawinan : Menikah
g. Pendidikan : SMK
h. Suku Bangsa : Indonesia
i. Alamat : Aceh

2. Keluhan Utama/ Alasan Masuk Rumah Sakit


a. Keluhan saat MRS
Pasien datang dengan keluhan demam, mata dan badang kuning selama 2
minggu, kesadaran composmentis.
b. Keluhan saat Pengkajian
Tn.m mengatakan anaknya demam, mual muntah dan nyeri dibagian perut .
c. Riwayat Penyakit Sekarang (PQRST)
An.A (5 tahun) datang ke RS Aceh pada tanggal 16 November 2020 (Jam 07.00 wib)
melalui IGD .Pasien datang dengan keluhan demam , muntah nyeri pada perut An.Z
di rawat di ruang anak dengan diagnosa medis hepatitis . Pengkajian Senin, 23
November 2020 (Jam 08.00 wib), anak tampak lemah dan , Ayah mengatakan anak
demam, muntah saat makan ,nyeri , tidak mampu bicara dan hanya mengerang.

3. Riwayat Penyakit Masa Lalu

Tn.M mengatakan Riwayat kesehatan dahulu yang dimiliki An.A hanya demam dan
membeli obat di apotik lalu sembuh

Institute of Health Sciences Banyuwangi


Tn.M mengatakan riwayat kelahiran pasien lahir secara sepontan, cukup bulan , ditolong
bidan , berat badan lahir 3200 , riwayat imunisasi tidak lengkap karna takut anak akan demam
dan rewel .

4. Riwayat Imunisasi dasar


Hb : Ya
BCG : Ya
Polio 1 : Ya DPT-HB-Hib 1: Ya
Polio 2 : Ya DPT-HB-Hib 2: tidak
Polio 3 : Ya DPT-HB-Hib 3: tidak
Polio 4 : Ya IPV : Ya Campak : tidak
Imunisasi tambahan : -

5. Riwayat Kesehatan Keluarga


Keluarga Tidak ada yang terkena hepatitis sebelumnya
6. Riwayat Perkembangan
a. Motorik Halus
Sebelum sakit An.A mampu menulis namanya, dapat berhitung, menggambar, bermain
dengan teman sebayanya.
Setelah sakit An.A hanya berbaring diatas tempat tidur tidak mampu melakukan aktifitas
seperti menggambar, menulis, berhitung dan bermain dengan teman sebaya
b. Motorik Kasar
Sebelum sakit An.A mampu berlari, lompat dengan 1 kaki, jarak lompat bisa lompat jauh
dan sudah bisa naik sepeda
Setelah sakit An.A tidak aktif seperti kondisi saat sehat, hal ini karena saat skait kondisi
An.A lemah dan aktifitas membutuhkan bantuan oranglain (ayah dan ibu).

B. Bahasa / Komunikasi
Sebelum sakit An.Z mampu mengingat nama-nama berbagai benda, dan dapat
berkomunikasi dengan baik dan mudah dimengerti. Bahasa yang digunakan sehari-hari adalah
bahasan indonesia.
Setelah sakit kemampuan komunikasi tidak efektif karena An.A hanya bisa mengerang
dan menangis
C. Adaptasi Sosial
An.A sebelum sakit susah beradaptasi dengan orang baru dikenal, sikapnya hanya diam .
Namun setelah bertemu 1-2 kali An.A mudah akrab.

Setelah keadaan An.A sakit, An.A sering menangis jika harus bertemu dengan dokter
yang sedang melihat keadaanya dan langsung mencari ibunya.

1. Riwayat Psikososial dan Status Spiritual


a. Status Psikologis (anak (Batasan usia anak 18 tahun)
Keadaan atau kondisi yang dialami An.A saat ini membuat pasien sering Menangis,
mengerang dan tidak ingin jauh dengan ibunya
b. Status Psikologis Orang tua
keluarga cemas dengan kondisi anaknya, tetapi saat ini lebih tenang karena klien sudah
ditangani oleh tim medis
c. Status Sosial
An.A tidak mampu berinteraksi dengan lingkungan sekitar, jika ada sesuatu yang
diinginkan hanya berinteraksi dengan ayah dan ibunya dengan cara mengerang dan bahasa
isyarat karena kondisinya yang tidak mampu berbicara dan hanya mengerang
d. Aspek Spiritual/ Sistem Nilai Kepercayaan
Keluarga mengatakan An.A ketika sebelum sakit di rumah setiap sore mengaji di TPQ
dekat rumahnya dan rajin shalat 5 waktu, Namun saat ini kondisi anak yang lemah tidak
mampu mengaji dan sholat 5 waktu namun ayah dan ibu An.A selalu menuntun An.A
selalu mengucapkan istighfar saat ia mengerang merasakan kesakitan, keluarga percaya
bahwa sakit anaknya adalah cobaan dari Tuhan sehingga keluarga menerima dengan
ikhlas kondisi yang menimpa anaknya

Institute of Health Sciences Banyuwangi


2. Pola Kebiasaan Sehari – hari

a. Pola Nutrisi
1).
SebelumSakit
Frekuensi kebiasaan makan 3 x sehari
Porsi : 1 porsi habis
Komposisi : jenis nasi,lauk dan sayur.
Jumlah intake cairan : Frekuensi minum lebih dari 5 gelas/ hari (pergelas 240 ml)
Alergi : tidak
2) Saat Sakit
Tn.F mengatakan selama di rawat di rumah sakit An.Z makan melalui NGT dengan Jenis
MC 6x200 cc dan di berikan secara teratur.
Alergi : tidak

b. Pola Eliminasi
1). Buang Air Besar
a). Sebelum Sakit
Frekuensi : 1 kali
Warna : kuning khas feses
Konsistensi : lembek
Pampers : tidak
b). Saat Sakit
Frekuensi 2x/ hari
Warna : warna kuning khas feses
Konsistensi : lunak
Pampers : Ya, 95 gram per pampers saat BAB

Institute of Health Sciences Banyuwangi


2). Buang Air Kecil
a). Sebelum Sakit
Frekuensi : 5 kali/Hari
Warna : kuning jernih
Pampers : tidak
b). Saat Sakit
Frekuensi 4x/hari
Warna : terdapat bekas warna kuning jernih pada pempers
Pampers : Ya/tidak , setiap BAK dalam sehari 1100 mL, jika dalam sehari 4
x BAK maka setiap BAK 275mL, sehingga berat popok 310 Gram
setiap BAK (berat pampers kosong ±35 gr)
cateter : tidak
Keluhan :-

Intake cairan
- NGT 1200 cc (mc)

- Air metabolisme pada anak usia 5-7 tahun = 8-8,5 cc/kgBB/hari, sehingga 8 cc x
14,5 kgBB = 116 cc

- Infus = IVFD KaEN 1 B (500 ml) diberikan 22 tts/menit sehingga durasi infus habis
22,7 jam. Jadi intake infus perhari kurang lebih 550 cc

- CM = 1200+116+550 = 1.866 cc

Output Cairan
- BAB : 190 cc

- BAK : 1100 cc

- IWL Pada anak (30-usia anak dalam tahun)x cc/kgBB/hari )

Sehingga IWL= (30-7) x 14,5 kg yaitu 333,5

An.A mengalami kenaikan suhu 37,80 C , sehingga IWL+200(Suhu tinggi – 36,8oC)


36,8oC adalah konstanta, sehingga 333,5 + 200 (37,8 0 C-36,8oC) adalah 533,5 cc

Dalam 24 jam maka,


- CK = 190+1100+533,5 = 1.823,5 cc

Balance cairan = Intake cairan – Output Cairan


1.866-1.823,5 = 42,5 cc

c. Pola Kebersihan diri


1). Sebelum Sakit
Mandi : Ya 2x sehari
Gosok gigi : Ya 2x sehari
Keramas : Ya 3 x seminggu
Ganti baju : Ya 2 x sehari
Kuku : bersih
Seka : tidak
2). Saat Sakit
Mandi : mandi lap 1x/hari
Tidak pernah cuci rambut dan sikat gigi.

Institute of Health Sciences Banyuwangi


d. Pola Aktivitas, Latihan dan Bermain
1). Sebelum Sakit
Aktivitas : ya, jika ya sebutkan jenis aktivitas/bermain: belajar, bersepeda dengan
teman-temannya, bermain di halaman rumah
Durasi :3-4jam
2). Saat Sakit
Akititas : tidak
Bermain terapeutik : tidak Terapi
bermain : tidak
Keluhan : Tn.M mengatakan An.A keadaan lemah dan hanya bisa melakukan

e. Pola Istirahat dan Tidur

1). Sebelum Sakit


± 10jam/ hari dan teratur
Tidur siang : jarang
Tidur malam : ya ± 10jam
Waktu memulai tidur 20.30 WIB
2). Saat Sakit
Saat di rawat anak tidur siang ± 2 jam dan tidur malam selama ± 7 jam, anak sering terbangun.

3. Pemeriksaan Fisik
Keadaan Umum
a. Keadaan Sakit
Keadaan lemah dan mengalami penurunan kesadaran
b. Tanda – tanda Vital
Tensi : 100/70 mmHg Nadi : 125 x/menit
RR : 32 x/ menit Suhu : 37,80 C
BB sebelum sakit: 19 kg BB saat sakit : 14,5 kg
PB/TB : 105 Cm LL : 17,5 cm
Ket.Lain : Berdasarkan ukuran IMT An.A kategori kurus

c. Pemeriksaan Cepalo Caudal


1). Kepala dan Rambut
normochepal
Lingkar Kepala : 50 Cm kebersihan : bersih
Rambut rontok : tidak nyeri tekan : tidak
nodul : tidak warna : hitam
massa
d. : tidak sebaran : merata
Keluhan lain: -
2). Hidung
Lubang hidung : simetris kebersihan : ya
Posisi Septum nasi : tengah Perforasi septum : tidak
Perdarahan : tidak pembengkakan : tidak
Polip : tidak cuping hidung : tidak
Keluhan lain: terpasang NGT dengan Jenis MC 6x200 cc dan di berikan secara teratur

3) Telinga
Telinga luar : normal kebersihan : bersih
Warna : coklat merata dengan kulit lainnya tumpukan serumen : tidak
Posisi telinga dari epikantus : lebih rendah
Nyeri tekan : tidak peradangan : tidak
Perforasi membran tympani : tidak perdarahan : tidak
Keluhan lain : -

1) Mata
Jarak interkantus : 2 cm simetris : ya
Konjungtiva : merah muda palpebra : tidak oedem
Reaksi pupil : isokor Sclera : putih
Institute of Health Sciences Banyuwangi
buta warna : tidak Nistagmus : tidak

Alat bantu penglihatan : tidak Strabismus : tidak


keluhan lain -

2) Mulut, Gigi, Lidah, Tonsil dan Pharing


gusi : normal
Kelembapan : kering & pecah pecah lidah : kotor
Simetris : ya gigi : jumlah 20, lubang : tidak
Karies : ya tonsil : T0
Palatum : utuh bibir/labia : utuh
pharing : normal
keluhan lain: -

3) Leher dan Tenggorokan


Trakea : tengah
Tyroid : teraba
Retraksi Sternocleidomastoid : tidak
Keluhan lain: -

4) Dada/ Thorak
a) Pemeriksaan
Paru
(1). Inspeksi
Bentuk : normal chest
Tulang belakang : normal batuk :tidak
pengambangan dada : simetris sianosis : tidak
Retraksi intercosta : ya
nafas : vesikuler
Keluhan lain : -
(2). Palpasi
Taktil fremitus : sama
(3). Perkusi
Sonor
(4). Auskultasi
Area vesikuler : halus
Area bronchial : kasar
Area bronkovesikuler : bersih
Suara tambahan : -
keluhan lain -

Institute of Health Sciences Banyuwangi


b) Pemeriksaan Jantung
(1). Inspeksi
Ictus cordis : ya
(2). Palpasi
Pulsasi ictus cordis kuat
(3) Perkusi
Batas atas : ICS II
Batas bawah : ICS V
Batas kanan : ICS IV Mid Sternalis Dextra
Batas kiri : ICS V Mid Clavikula Sinistra
(4) Auskultasi
BJ I terdengar : (tunggal) (keras) (regular)
BJ II terdengar : (tunggal) (keras) (regular)
BJ tambahan : tidak
keluhan lain: -

5) Payudara
(a). Inspeksi
Simetris :Ya
(b) Palpasi
Massa : tidak
Nyeri tekan : tidak
Kulit sekitar : sama

Institute of Health Sciences Banyuwangi


Keluhan lain –

6) Pemeriksaan Abdomen
(a). Inspeksi
Bentuk abdomen : datar
Massa : tidak Kesimetrisan : ya
Bayangan PD vena : tidak
(b). Auskultasi
Bising usus hiperaktif >30x/m
(c). Palpasi
Palpasi hepar : Nyeri tekan : iya
pembesaran : tidak
Palpasi lien : nyeri tekan : tidak
Palpasi appendik (Mc.Burney): nyeri tekan: tidak
Nyeri lepas : tidak
nyeri kontralateral : tidak
Palpasi ginjal : nyeri tekan: tidak
pembesaran : tidak
(d). Perkusi
Tympani
Shiffing dullness : ya
undulasi : tidak
Keluhan lain: -

7) Ekstrimitas, Kuku dan Kekuatan Otot


Deformitas : /tidak CRT : >2dtk
Kekuatn otot Atrofi : tidak
4 4
:
2 2
Oedem : tidak
Warna kuku : kuning
Warna kulit : kekuningan
Akral : Panas
Turgor : turgor kulit
menurun
Akrosianosis : tidak
Ptekie : tidak
Eritema : tidak
Clubbing finger:tidak
Keluhan lain -

8) Genetalia dan Anus


Kebersihan : ya
Lesi : tidak
massa : tidak
Nyeri tekan : tidak
penyumbatan uretra : tidak
Posisi uretra : tengah
Keluhan lain : -

9) Pemeriksaan Neurologi (Lihat GCS Anak)


GCS : Eye 4 Verbal 2 Motorik 3
Bisep : normal tricep : normal archiles : normal
N.I : normal N.II : normal N.III : normal
N.IV : normal N.V : normal N.VI : normal
N.VII : normal N.VIII : normal N.IX : n ormal
N.X : normal N.XI : normal N.XII : normal

Tanda Kernig sign dan brdudzinski tidak ditemukan


Kesadaran kualitatif : Stupor (Skor 8-9)
Keluhan lain: -

4. Skrining Risiko Malnutrisi: (Berdasarkan adaptasi STRONG-Kids)

No. Parameter Skor


1. Apakah pasien tampak kurus
a. Tidak

b. Ya 1

2. Apakah terdapat penurunan berat badan selama satu bulan terakhir?


(berdasarkan penilaian objektif data berat badan bila ada/penilaian
subjektif dari orang tua pasien ATAU untuk bayi<1 tahun: berat badan
naik selama 3 bulan terakhir).
1
a. Tidak
b. Ya
3. Apakah terdapat salah satu dari kondisi berikut?
● Diare > 5 kali/hari dan atau muntah > 3 kali/hari dalam seminggu
terakhir
● Asupan makanan berkurang selama 1 minggu terakhir
a. Tidak 1
b. Ya
4. Apakah terdapat penyakit atau keadaan yang mengakibatkan pasien
berisiko mengalami malnutrisi (lihat keterangan dibawah).
a. Tidak
2+
b. Ya

Total Skor : 5
Tabel 1 : Daftar penyakit/keadaan yang berisiko mengak ibatkan malnutrisi

4-5 Resiko berat

a
5. Risiko Cedera / jatuh ( untuk anak usia ≥ 12-18 tahun)
Risiko Cedera / Jatuh ( untuk anak usia ≥ 12-18 tahun)
Lampirkan dan isi formulir pemantauan risiko jatuh pasien anak (berdasarkan Skala Humpty
Dumpty) (interpretasi Humpty dumpty)
Parameter Kriteria Nilai Skor
Usia <3 tahun 4
3-7 tahun 3 3
7-13 tahun 2
≥13 tahun 1
Jenis kelamis Laki-laki 2 2
Perempuan 1
Diagnosis Diagnosis neurologi 4
Perubahan oksigenasi (diagnosis 3 3
respiratorik, dehidrasi, anemia,anoreksi,
sinkop, pusing, dll
Gangguan perilaku/psikiatri 2
Diagnosis lainnya 1
Gangguan kognitif Tidak menyadari keterbatasan lainnya 3
Lupa akan adanya keterbatasan 2
Orientasi baik terhadap diri sendiri 1 1
Riwayat jatuh/bayi diletakkan di
Faktor lingkungan 4
tempat tidur dewasa
Pasien menggunakan alat bantu/bayi 3
diletakkan dalam tempat tidur
bayi/perabot rumah
Pasien diletakkan pada tempat tidur 2 2
Area diluar rumah sakit 1
Pembedahan/seda Dalam 24 jam 3
si/anastesi Dalam 48 jam 2
>48 jam atau tidak menjalani 1 1
pembedahan/sedasi/anastesi
Penggunaan Penggunaan multiple : sedative. Obat 3
medikamentosa hypnosis, barbiturate, fenotiazi,
antidepresan,, pencahar, diuretic,
Narkose
Penggunaan salah satu obat di atas 2
Penggunaan medikasi lainnya/tidak 1 1
ada medikasi
JUMLAH SKOR HUMPTY DUMPTY 13
6. Pemeriksaan Penunjang
Hasil pemeriksaan diagnostik di peroleh data sebagai berikut:
Pemeriksaan penunjang adalah Hasil laboratorium didapatkan hemoglobin 13,7
g/dl, hematokrit 41,5%, leukosit 22.600/mm , trombosit 405.000/mm3, MCV 91,4 FI,
MCH 30,2 pg,MCHC 33g/dI. KGD ad random 74 mg/dl. Bilirubin total 15,8 mg/d1,
bilinibin direct 16,82 mg/dl, SGOT 1926 U/L, SGPT 816,1 U/L. Tidak didapati parasit
malaria.
Hasil urinalisa didapatkan BJ 1.025, pH 6, bilirubin (+2), protein (-), darah(-), giukosa
(-), sedimen: leukosit I-2/LPB, eritrosit : 0-1/LPB, epitel: 2-3. Hasil feses rutin, didapati
makroskopis : wanna kuning, konsistensi lunak, darah (-), lender (-), mikroskopis : eritrosit (-),
leukosit (-), telur cacing (-).Berdasarkan data tersebut, diagnosis banding adalah hepatitis virus B
akut, hepatitis virus A akut, hepatitis virus C, kolestasis, diug induced hepatitis

7. Penatalaksanaan
Terapi yang diberikan pada pasien adalah tirah baring , terapi caira dextrase 5%NaCl 0,45
% 20gtt/i makro , methoson 2x1 tabllet . pasien diberikan nutrisi makananan lunak 1450
kkal 40 gr protein .
8. Harapan Klien/ Keluarga sehubungan dengan Penyakitnya
keluarga berharap supaya klien cepat sembuh, bisa segera pulang ke rumah dan dapat
beraktifitas seperti biasanya.
9. Genogram

KETERANGAN

= Laki - Laki

= Perempuan

= Pasien

= Meninggal

= Tinggal Bersama

An A anak kedua dari Tn.M dan istrinya. Ayah dari Tn.M meninggal karena riwayat
Ht ..

Banyuwangi, 23 November 2020


Mahasiswa

(Mega Puspitasari)
ANALISIS DATA

Hari/
DAT ETIOLOGI MASALAH
Tgl/ Jam
A
Senin, 23 DS
Alcohol, virus: hepatitis,
ayah mengatakan An.A Defisist Nutrisi
November demam,
toksin muntah, Nyeri perut karna
2020
Jam 10.00
tdk nafs makan .
DO : An.A menunjukkan GCS 9
wibInflamasi pada hepar
(E4V2M3),mata dan badan
kuning , demam, lemas
Tanda tanda vital menunjukkan :
 T 37,8oC
Peregangan
 hati
kapsula TD 100/70 mmHg,
 HR 125x/menit
 P 32x/ menit
Hepatomegali
 BB sebelum sakit : 19 kg
 Bb saat sakit :14,5kg
Pemeriksaan penunjang
Perasaan tdk nyaman di :
menunjukkan
kuadran kanan atas
 Hb 13,7 gr/dl
 Bilirubin toal 15,8 mg/dl
 Bilirubin (+2).
Anoreksia

Defisit Nutrisi kurang


dari kebutuhan

TIK↑
Senin, 23 DS : ayah mengatakan kondisi Hipertermi
November An.Z lemah, refleks batuk lemah,
2020 Pengaruh
tidak mampu bicara dan hanya
alcohol,virus
Jam 11.15
mengerang.
wibhepatitis , toksin
DO : An.Z menunjukkan berat
badan turun, membrane mukosa
kering
Inflamasi dan bibir pecah pecah ,
pada hepar
bising usus hiperaktif (>30 x/m)
Tanda tanda vital menunjukkan :
 T 37,8oC
 TD 110/70 mmHg,
Hipertermi
 HR 87x/menit
 RR 30x/ menit
Pemeriksaan penunjang
menunjukkan :
 Hb 10,7 gr/dl
 Hasil pemeriksaan LP
volume ± 2 CC, kekeruhan
negatif, warna bening,
jumlah sel 8/mm3
 Glukosa 44 mg/dl.
Senin, 23 DS : ayah mengatakan kondisi Nyeri
November An.Z lemah, refleks batuk lemah,
Pengaruh alcohol, virus
2020
tidaktoksin
hepatitis,
Jam 11.20
mampu bicara dan hanya
wib mengerang.
DO : An.A menunjukkan
penurunan tingkat kesadaran GCS
9 (E4V2M3),
Inflamasi pada
hepar
Tanda tanda vital menunjukkan :
 T 37,8oC
 TD 100/70 mmHg,
Hepatomegali
 HR 125x/menit
 RR 32x/ menit
Pemeriksaan penunjang
Nyeri
menunjukkan :
 Hb 10,7 gr/dl
 Hasil pemeriksaan LP
volume ± 2 CC, kekeruhan
negatif, warna bening,
jumlah sel 8/mm3
 Glukosa 44 mg/dl.
DAFTAR PRIORITAS DIAGNOSIS

KEPERAWATAN TANGGAL: 25 November 2020

No Diagnosis keperawatan Kode Tanggal teratasi Ttd


1 Hipertermi b/d Proses D.0130
Penyakit

2 Defisit Nutrisi b/d D.0019


ketidakmampuan mencerna
makanan

Institute of Health Sciences Banyuwangi


RENCANA INTERVENSI

Hari/ Tgl/ DIAGNOSIS KEPERAWATAN


No. Kode SLKI Kode SIKI
Jam (SDKI)
1 Senin, 23 Defisit nutrisi b/d D.0019 Setelah dilakukan asuhan L.03030 A. . MANAJEMEN NUTRISI (I. 03119)
November ketidakmampuan mencerna keperawatan selama 3x24 jam,
2020 menunjukkan kriteria hasil :
1. Observasi
Jam 11.30
makanan o Identifikasi alergi dan intoleransi makanan
wib o Identifikasi perlunya penggunaan selang
nasogastrik
o Monitor asupan makanan
o Monitor berat badan
2. Kolaborasi
o Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan
jumlah kalori dan jenis nutrient yang dibutuhkan,
jika perlu

B.PROMOSI BERAT BADAN (1.03136)

1. Terapeutik
o Berikan perawatan mulut sebelum pemberian
makan, jika perlu
o Sediakan makan yang tepat sesuai kondisi
pasien( mis. Makanan dengan tekstur halus,
makanan yang diblander, makanan cair yang
diberikan melalui NGT atau Gastrostomi, total
perenteral nutritition sesui indikasi)
o Berikan pujian pada pasien atau keluarga untuk
peningkatan yang dicapai

Institute of Health Sciences Banyuwangi


2. Edukasi

o Jelaskan jenis makanan yang bergizi tinggi,


namuntetap terjangkau
2 Senin, 23 Hipertermi berhubungan dengan D.0130 Setelah dilakukan asuhan L.14134 A. MANAJEMEN HIPERTERMIA (I.15506)
November proses penyakit (infeksi) keperawatan selama 3x24 jam,
2020 menunjukkan kriteria hasil :
1. Observasi
Jam 11.40 o Monitor suhu tubuh
wib 2. Terapeutik
o Sediakan lingkungan yang dingin
o Longgarkan atau lepaskan pakaian
o Ganti linen setiap hari atau lebih sering jika
mengalami hiperhidrosis (keringat berlebih)
o Lakukan pendinginan eksternal (mis. selimut
hipotermia atau kompres dingin pada dahi, leher,
dada, abdomen,aksila)
3. Edukasi
o Anjurkan tirah baring

B. REGULASI TEMPERATUR (I.14578)

1. Observasi
o Monitor suhu tubuh anak tiap 2 jam
o Monitor tekanan darah, frekuensi pernapasan dan
nadi
o Monitor warna dan suhu kulit
2. Terapeutik
o Tingkatkan asupan cairan dan nutrisi yang adekuat
3. Kolaborasi

Kolaborasi pemberian memberikan terapi obat paracetamol dan

Institute of Health Sciences Banyuwangi


terapi cairan infus KaEN

Institute of Health Sciences Banyuwangi


IMPEMENTASI DAN EVALUASI KEPERAWATAN

Hari/
No. Jam Implementasi Paraf Jam Evaluasi (SOAP)
Tgl/ Pa r a f
Dx
Shift

Senin, 23 1 12.10 1. Melakukan monitor suhu tubuh An.A 14.00 S : ayah mengatakan An A demam dan
Novemer Wib wib badannya panas.
2020
Shift Pagi Hasil : suhu tubuh An.A menunjukkan 37,80C O : kulit An.A teraba panas
Tanda tanda vital menunjukkan :
12.40 2. Menyediakan lingkungan yang dingin  TD 100/70 mmHg
Wib  P 32 x/menit
Hasil : Keluarga menyediakan lingkungan yang  T 37,80C
dingin dengan menjaga suhu ruangan tetap sejuk  HR 87x/menit
A : Masalah belum teratasi, suhu An.A
tidak gerah , An.A menunjukkan sikap yang nyaman
37,80C dan kulit teraba hangat dengan
dengan lingkungan yang dingin akral teraba panas
P : Lanjutkan intervensi, nomor :
12.45 3. Melonggarkan atau lepaskan pakaian
Wib
1. Melakukan monitor suhu tubuh
Hasil : Keluarga mengganti pakaian An.Z dengan An.A
pakaian yang berbahan dingin dan ukuran yang 2. Menyediakan lingkungan yang
longgar , An.A merasa nyaman dengan pakaian yang dingin
3. Melonggarkan atau lepaskan pakaian
dia pakai saat ini
4. Melakukan pendinginan eksternal
5. Menganjurkan tirah baring
12.45 4. Melakukan pendinginan eksternal 6. Melakukan pengecekan suhu tubuh
Wib anak tiap 2 jam
Hasil : Perawat menganjurkan keluarga untuk 7. Melakukan monitor tekanan darah,
mengompres air hangat pada area tengkuk, aksiladan frekuensi pernapasan dan nadi
leher. Mengurangi penggunaan selimut yang tebal. 8. Memonitor warna dan suhu kulit
Keluarga An.Z kooperatif dengan anjuran perawat 9. Meningkatkan asupan cairan dan
dan An.Z tampak rileks saat istirahat nutrisi yang adekuat
10. Melakukan kolaborasi
memberikan terapi obat paracetamol
Institute of Health Sciences Banyuwangi
12.45 5. Menganjurkan tirah baring dan terapi cairan infus KaEN
Wib

Hasil : Perawat memberitahu keluarga An.A untuk


membatasi aktifitas pada An.A karena memiliki
resiko kejang

13.50 6. Melakukan pengecekan suhu tubuh anak tiap 2 jam


wib

Hasil : menunjukkan suhu 37,80C

12.00 7. Melakukan monitor tekanan darah, frekuensi


wib
pernapasan dan nadi

Hasil :

 TD 110/70 mmHg
 P 30 x/Menit
 T 37,80C
 HR 87x/Menit
 RR 30 x/menit

12.10 8. Memonitor warna dan suhu kulit


Wib

Hasil : kulit ditemukannya ruam kemerahan di


seluruh tubuh kulit teraba hangat dan akral panas

9. Meningkatkan asupan cairan dan nutrisi yang


adekuat

Hasil : An.A makan melalui NGT dengan Jenis MC


6x200 cc dan di berikan secara teratur.

Institute of Health Sciences Banyuwangi


10. Melakukan kolaborasi memberikan terapi obat
paracetamol dan terapi cairan infus KaEN

Hasil : cairan infus KaEN 1B 22 tts/menit


Senin, 23 2 12.05 1. Mengidentifikasi alergi dan intoleransi makanan 14.00 S : ayah mengatakan kondisi An.A
Novemer wib wib lemah, refleks batuk lemah, tidak mampu
2020
Shift Pagi Hasil : An.A tidak memilki riwayat alergi makanan bicara dan hanya mengerang.
maupun obat O : An.A menunjukkan berat badan turun,
membrane mukosa kering dan bibir pecah
pecah , bising usus hiperaktif (>30 x/m)
2. Mengidentifikasi perlunya penggunaan selang
Tanda tanda vital menunjukkan :
nasogastric
 T 37,8oC
 TD 110/70 mmHg,
Hasil : terpasang NGT MC 6x200 cc  HR 87x/menit
 RR 30x/ menit
3. Monitor berat badan A : Masalah belum teratasi, An.A
menunjukkan berat badan turun,
Hasil : berat badan An.A kini 14,5 kg membrane mukosa kering dan bibir pecah
pecah , bising usus hiperaktif (>30 x/m)
12.35 4. Memberikan perawatan mulut sebelum pemberian P : Lanjutkan intervensi, nomor :
wib makan
1. Mengidentifikasi alergi dan
Hasil : perawat mengajarkan keluarga An.A untuk intoleransi makanan
2. Mengidentifikasi perlunya
melakukan oral hygiene pada An.A karena kondisi
penggunaan selang nasogastric
yang mengalami penurunan kesadaran, dan 3. Monitor berat badan
menunjukkan hasil keluarag belum melakukannya 4. Memberikan perawatan mulut
pada An.A sebelum pemberian makan
5. Menyediakan makan yang tepat
5. Menyediakan makan yang tepat sesuai kondisi pasien sesuai kondisi pasien
6. Memberikan pujian pada pasien
Hasil : : terpasang NGT MC 6x200 cc diberikan atau keluarga untuk peningkatan
secara teratur yang dicapai
7. Menjelaskan jenis makanan yang
bergizi tinggi, namuntetap
Institute of Health Sciences Banyuwangi
12.55 6. Memberikan pujian pada pasien atau keluarga untuk terjangkau
wib peningkatan yang dicapai 8. Melakukan kolaborasi dengan ahli
gizi untuk menentukan jumlah
Hasil : perawat menganjurkan keluarga An.A untuk kalori dan jenis nutrient yang
dibutuhkan
tetap interaktif dalam komunikasi dengan An.A salah
satuya adalah memberikan pujian setiap An.A
dilakukan sonde yaitu memasukkan cairan untuk
kebutuhan nutrisinya, dan keluarga belum melakukan
itu pada anak. Saat dilakukan anak merasa nyaman
dan tenang.
13.05
wib 7. Menjelaskan jenis makanan yang bergizi tinggi,
namuntetap terjangkau
Hasil : perawat memberikan edukasi pada keluarga
kebutuhan nutrisi An.A jika sudah dilakukan lepas
sonde untuk mengembalikan BB ideal An.Z , Tn.M
dan istri tampak mengerti akan edukasi dari perawat
8. Melakukan kolaborasi dengan ahli gizi untuk
menentukan jumlah kalori dan jenis nutrient yang
dibutuhkan

Hasil : perawat melakukan kolaborasi tentang


kebutuhan gizi An.Z, dan kini NGT MC 6x200 cc
diberikan secara teratur

Selasa, 24 1 12.10 1. Melakukan monitor suhu tubuh An.A 14.00 S : ayah mengatakan An A demam dan
Novemer Wib WIB badannya panas.
2020
Shift Pagi Hasil : suhu tubuh An.A menunjukkan 37,70C O : kulit An.A teraba panas
Tanda tanda vital menunjukkan :
12.40 2. Menyediakan lingkungan yang dingin • TD 110/70 mmHg
Wib • P 28 x/menit
• T 37,70C
Hasil : Keluarga menyediakan lingkungan yang dingin
Institute of Health Sciences Banyuwangi
• HR 80x/menit
dengan menjaga suhu ruangan tetap sejuk tidak gerah , An.M A : Masalah belum teratasi, suhu An.A
menunjukkan sikap yang nyaman dengan lingkungan yang 37,80C dan kulit teraba hangat dengan
dingin akral teraba panas
P : Lanjutkan intervensi, nomor :
12.45
Wib 3. Melonggarkan atau lepaskan pakaian
1. Melakukan monitor suhu tubuh
An.A
Hasil : Keluarga mengganti pakaian An.A dengan pakaian 2. Menyediakan lingkungan yang
yang berbahan dingin dan ukuran yang longgar , An.A dingin
merasa nyaman dengan pakaian yang dia pakai saat ini 3. Melonggarkan atau lepaskan
12.45 pakaian
Wib 4. Melakukan pendinginan eksternal 4. Melakukan pendinginan
eksternal
Hasil : Perawat menganjurkan keluarga untuk mengompres 5. Menganjurkan tirah baring
air hangat pada area tengkuk, aksiladan leher. Mengurangi 6. Melakukan pengecekan suhu
tubuh anak tiap 2 jam
penggunaan selimut yang tebal. Keluarga An.A kooperatif
7. Melakukan monitor tekanan
dengan anjuran perawat dan An.A tampak rileks saat darah, frekuensi pernapasan
istirahat dan nadi
12.45 8. Memonitor warna dan suhu
Wib
5. Menganjurkan tirah baring kulit
9. Meningkatkan asupan cairan
Hasil : Perawat memberitahu keluarga An.A untuk dan nutrisi yang adekuat
13.50 membatasi aktifitas pada An A karena memiliki resiko
wib 10. Melakukan kolaborasi
kejang
memberikan terapi obat
paracetamol dan terapi cairan
6. Melakukan pengecekan suhu tubuh anak tiap 2 jam infus KaEN

Hasil : menunjukkan suhu 37,80C


12.00
wib 7. Melakukan monitor tekanan darah, frekuensi
pernapasan dan nadi

Institute of Health Sciences Banyuwangi


Hasil :

• TD 110/70 mmHg
• T 37,80C
12.10 • HR 87x/Menit
Wib
• RR 30 x/menit

8. Memonitor warna dan suhu kulit

Hasil : kulit ditemukannya ruam kemerahan di seluruh tubuh


kulit teraba hangat dan akral panas

9. Meningkatkan asupan cairan dan nutrisi yang adekuat

Hasil : An.Z makan melalui NGT dengan Jenis MC 6x200 cc


dan di berikan secara teratur.

10. Melakukan kolaborasi memberikan terapi obat


paracetamol dan terapi cairan infus KaEN

Hasil : cairan infus KaEN 1B 22 tts/menit


Selasa, 24 2 12.05 1. Mengidentifikasi alergi dan intoleransi makanan 14.00 S : ayah mengatakan kondisi An.A
Novemer wib wib lemah, refleks batuk lemah, tidak mampu
2020
Shift Pagi Hasil : An.A tidak memilki riwayat alergi makanan maupun bicara dan hanya mengerang.
obat O : An.A menunjukkan kenaikan BB
kini menjadi 14,7 kg, membrane mukosa
kering dan bibir pecah pecah , bising usus
2. Mengidentifikasi perlunya penggunaan selang
28 x/ menit
nasogastric Tanda tanda vital menunjukkan :
 TD 110/70 mmHg
Hasil : terpasang NGT MC 6x200 cc  T 37,70C
 HR 80x/Menit
Institute of Health Sciences Banyuwangi
 RR 28 x/menit
3. Monitor berat badan A : Masalah belum teratasi, An.A
menunjukkan peningkatan berat badan
Hasil : berat badan An.A 14,7 kg namun masih tergolong kurus, membrane
12.35
mukosa kering dan bibir pecah pecah ,
wib
4. Memberikan perawatan mulut sebelum pemberian bising usus hiperaktif 28x/m
makan P : Lanjutkan intervensi :
3.Monitor berat badan
4.Memberikan perawatan mulut
Hasil : keluarga sudah melakukan oral hygiene setiap pagi sebelum pemberian makan
pada An.A 5.Menyediakan makan yang tepat
sesuai kondisi pasien
5. Menyediakan makan yang tepat sesuai kondisi pasien 6.Memberikan pujian pada pasien
atau keluarga untuk peningkatan
Hasil : : terpasang NGT MC 6x200 cc diberikan secara yang dicapai
7.Menjelaskan jenis makanan yang
12.55 teratur
wib bergizi tinggi, namuntetap terjangkau
6. Memberikan pujian pada pasien atau keluarga untuk 8Melakukan kolaborasi dengan ahli
gizi untuk menentukan jumlah kalori
peningkatan yang dicapai
dan jenis nutrient yang dibutuhkan
Hasil : Tn.M dan istri selalu memberi pujian pada An.Z, dan
An. A menunjukkan respon senang dengan pujian
orangtuanya saat diberikan cairan rutin lewat NGT dan An.Z
menunjukkan jauh lebih rileks dan kooperatif saat
13.05 dimasukkan cairan tersebut
wib
7. Menjelaskan jenis makanan yang bergizi tinggi,
namuntetap terjangkau

Hasil : perawat memberikan edukasi pada keluarga


kebutuhan nutrisi An.A jika sudah dilakukan lepas sonde
untuk mengembalikan BB ideal An.A , Tn.M dan istri

Institute of Health Sciences Banyuwangi


tampak mengerti akan edukasi dari perawat

8. Melakukan kolaborasi dengan ahli gizi untuk


menentukan jumlah kalori dan jenis nutrient yang dibutuhkan

Hasil : perawat melakukan kolaborasi tentang kebutuhan gizi


An.A, dan kini NGT MC 6x200 cc diberikan secara teratur
Rabu, 25 1 12.10 1. Melakukan monitor suhu tubuh An.A 14.00 S : ayah mengatakan anak masih demam
Novemer Wib wib naik turun, badan teraba panas.
2020
Shift Pagi Hasil : suhu tubuh An.A menunjukkan 36 0C O : kulit An.A sdh tdk teraba panas,
anak masih dilakukan pengompresan di
12.40 2. Menyediakan lingkungan yang dingin dahi, ketiak, dan lipatan paha serta
Wib pemberian obat
antipiretik.
Hasil : Keluarga menyediakan lingkungan yang dingin
Tanda tanda vital menunjukkan :
dengan menjaga suhu ruangan tetap sejuk tidak gerah , An.M • TD 110/70 mmHg
menunjukkan sikap yang nyaman dengan lingkungan yang • P 27 x/menit
dingin • T 360C
• HR 80x/menit
12.45 3. Melonggarkan atau lepaskan pakaian A : Masalah teratasi, suhu An.A 360C
Wib
P : hentikan intervensi
Hasil : Keluarga mengganti pakaian An.A dengan pakaian
yang berbahan dingin dan ukuran yang longgar , An.A
merasa nyaman dengan pakaian yang dia pakai saat ini

12.45
Wib
4. Melakukan pendinginan eksternal

Hasil : Perawat menganjurkan keluarga untuk mengompres


air hangat pada area tengkuk, aksiladan leher. Mengurangi
penggunaan selimut yang tebal. Keluarga An.A kooperatif
dengan anjuran perawat dan An.Atampak rileks saat istirahat

Institute of Health Sciences Banyuwangi


12.45
Wib 5. Menganjurkan tirah baring

Hasil : Perawat memberitahu keluarga An.A untuk


membatasi aktifitas pada An.A karena memiliki resiko kejang

13.50 6. Melakukan pengecekan suhu tubuh anak tiap 2 jam


wib
Hasil : menunjukkan suhu 36 C

12.00 7. Melakukan monitor tekanan darah, frekuensi


wib pernapasan dan nadi

Hasil :

• TD 110/70 mmHg
• T 36 0C
• HR 87x/Menit
• RR 27 x/menit

12.10 8. Memonitor warna dan suhu kulit


Wib

Hasil : kulit ditemukannya ruam kemerahan di seluruh tubuh


kulit teraba hangat dan akral panas

9. Meningkatkan asupan cairan dan nutrisi yang adekuat

Hasil : An.A makan melalui NGT dengan Jenis MC 6x200


cc dan di berikan secara teratur.

10. Melakukan kolaborasi memberikan terapi obat


paracetamol dan terapi cairan infus KaEN
Institute of Health Sciences Banyuwangi
Hasil : cairan infus KaEN 1B 22 tts/menit
Rabu, 25 2 12.35 3.Monitor berat badan 14.00 S : ayah mengatakan kondisi An.a sudah
Novemer wib wib tidak terlalu lemah seperti kemarin ,
2020
Shift Pagi Hasil : berat badan An.A 14,7 kg refleks batuk lemah, tidak mampu bicara
dan hanya mengerang.
4. Memberikan perawatan mulut sebelum pemberian O : An.A menunjukkan kenaikan BB kini
menjadi 14,7 kg, membrane mukosa
makan
kering dan bibir pecah pecah , bising usus
28 x/ menit
Hasil : keluarga sudah melakukan oral hygiene setiap pagi Tanda tanda vital menunjukkan :
pada An.A  T 36C
 TD 110/70 mmHg,
12.55 5. Menyediakan makan yang tepat sesuai kondisi pasien  HR 80x/menit
wib
 P 27x/ menit
Hasil : : terpasang NGT MC 6x200 cc diberikan secara  Kesadaran : GCS 11 (E4V2M5)
teratur Pemeriksaan penunjang menunjukkan :
 Hb 10,7 gr/dl
6. Memberikan pujian pada pasien atau keluarga untuk  Hasil pemeriksaan LP volume ± 2
peningkatan yang dicapai CC, kekeruhan negatif, warna
bening, jumlah sel 8/mm3
Hasil : Tn.M dan istri selalu memberi pujian pada An.A, dan  Glukosa 60 mg/dl.
A : Masalah belum teratasi, An.A
13.05 An. A menunjukkan respon senang dengan pujian
wib
menunjukkan peningkatan berat badan
orangtuanya saat diberikan cairan rutin lewat NGT dan An.A
namun masih tergolong kurus, membrane
menunjukkan jauh lebih rileks dan kooperatif saat mukosa kering dan bibir pecah pecah ,
dimasukkan cairan tersebut bising usus hiperaktif 28x/m
P : Lanjutkan intervensi
7. Menjelaskan jenis makanan yang bergizi tinggi,
namuntetap terjangkau

Hasil : perawat memberikan edukasi pada keluarga


kebutuhan nutrisi An.A jika sudah dilakukan lepas sonde
untuk mengembalikan BB ideal An.a , Tn.M dan istri tampak

Institute of Health Sciences Banyuwangi


mengerti akan edukasi dari perawat

8. Melakukan kolaborasi dengan ahli gizi untuk


menentukan jumlah kalori dan jenis nutrient yang dibutuhkan

Hasil : perawat melakukan kolaborasi tentang kebutuhan gizi


An.Z, dan kini NGT MC 6x200 cc diberikan secara teratur

Institute of Health Sciences Banyuwangi


Institute of Health Sciences Banyuwangi

Anda mungkin juga menyukai