1. Definisi
Post partum merupakan periode waktu yang diperlukan untuk pulihnya organ-
organ reproduksi kembali pada keadaan semula (tidak hamil) yang lamanya 6
minggu setelah bayi dilahirkan dapat juga disebut dengan masa nifas
(peurperium) (Rahmi, 2019).
Post partum adalah masa setelah plasenta lahir dan berakhir ketika alat-alat
kandungan kembali pada keadaan sebelum hamil, masa post partum
berlangsung selama 6 minggu (Wahyuningsih, 2019).
Persalinan normal adalah proses lahirnya bayi yang terjadi pada kehamilan
cukup bulan (37-42 minggu), keluar secara spontan dengan presentasi kepala,
tanpa komplikasi baik pada ibu ataupun pada bayi (Armini et al., 2016).
B. ETIOLOGI
d. Teori distensi rahim; rahim akan berangsur membesar hingga menegang yang
membuat iskemia pada otot uterus. Keadaan demikian salah satu faktor yang
dapat mengganggu aliran pada uteroplasenta.
f. Teori induksi partus (Induction Of Labor); partus terjadi karena adanya gejala
gangguan luminaria. Beberapa luminaria dimasukkan kedalam kanalis
servikalis yang bertujuan untuk merangsang pleksus frankenhause, amniotomi
(pemecahan ketuban), oksitosin drips.
C. ANATOMI FISIOLOGI
Sistem reproduksi wanita terdiri dari organ interna, yang terletak di dalam
rongga pelvis dan ditopang oleh lantai pelvis, dan genetalia eksterna, yang
terletak di perineum. Struktur reproduksi interna dan eksterna berkembang
menjadi matur akibat rangsang hormon estrogen dan progesteron (Arma,
2019)
a. Struktur Eksterna
Gambar 2.1 Organ reproduksi eksterna wanita
Mons pubis adalah jaringan lemak subkutan berbentuk lunak dan padat serta
mengandung banyak kelenjar sebasea (minyak) yang ditumbuhi rambut
berwarna hitam, kasar, dan ikal pada masa pubertas, mons berperan dalam
sensualitas dan melindungi simfisis pubis selama koitus
2) Labia Mayora
Labia mayora adalah dua lipatan kulit panjang melengkung yang menutupi
lemak dan jaringan ikat yang menyatu dengan mons pubis. Sensitivitas labia
mayora terhadap sentuhan, nyeri dan suhu tinggi, hal ini di akibatkan adanya
jaringan saraf yang menyebar luas yang juga berfungsi selama rangsangan
seksual. Pada wanita yang belum pernah melahirkan anak pervaginam, kedua
labia mayora terletak berdekatan di garis tengah, menutupi stuktur-struktur di
bawahnya. Setelah melahirkan anak dan mengalami cedera pada vagina atau
pada perineum, labia sedikit terpisah dan bahkan introitus vagina terbuka.
3) Labia Minora
Labia minora adalah lipatan kulit panjang, sempit dan tidak berambut yang
memanjang ke arah bawah klitoris dan menyatu dengan fourchette, terdapat
banyak pembuluh darah sehingga tampak kemerahan, dan memungkankan
labia minora membengkak, bila ada stimulus emosional atau stimulus fisik.
Kelenjar-kelenjar di labia minora juga melumasi vulva. Suplai saraf yang
sangat banyak membuat labia minora sensitif, sehingga meningkatkan fungsi
erotiknya.
4) Klitoris
5) Vestibulum
Vestibulum merupakan rongga yang berada diantara bibir kecil (labia minora)
dibatasi oleh klitoris dan perinium. Vestibulum terdiri dari muara uretra,
kelenjar parauretra, vagina dan kelenjar paravagina. Permukaan vestibulum
yang tipis dan agak berlendir mudah teriritasi oleh bahan kimia. Kelenjar
vestibulum mayora adalah gabungan dua kelenjar di dasar labia mayora,
masing-masing satu pada setiap sisi orifisium vagina.
6) Fourchette
Fourchette adalah lipatan jaringan tranversal yang pipih dan tipis, terletak pada
pertemuan ujung bawah labia mayora dan minora di garis tengah di bawah
orifisium vagina.
7) Perineum
Perineum adalah daerah muskular yang ditutupi kulit antara introitus vagina
dan anus, panjangnya kurang lebih 4 cm.
b. Struktur Interna
1) Vagina
Vagina merupakan suatu tuba berdinding tipis yang dapa melipat dan mampu
meregang secara luas. Mukosa vagina berespon dengan cepat terhadap stimulai
esterogen dan progesteron. sel-sel mukosa tanggal terutama selama siklus
menstruasi dan selama masa hamil. Cairan vagina berasal dari traktus genetalis
atas ataum bawah. Cairan sedikit asam, interaksi antara laktobasilus vagina dan
glikogen mempertahankan keasaman. Apabila pH naik diatas lima, insiden
infeksi vagina meningkat. Cairan yang terus mengalir dari vagina
mempertahankan kebersihan relatif vagina.
2) Uterus
Uterus adalah organ berdinding tebal, muskular, pipih, cekung yang tampak
mirip buah pir yang terbalik. Uterus normal memiliki bentuk simetris, nyeri
bila di tekan, licin dan teraba padat. Uterus terdiri dari tiga bagian, fudus yang
merupakan tonjolan bulat di bagian atas dan insersituba fallopi, korpus yang
merupakan bagian utama yang mengelilingi cavum uteri, dan istmus, yakni
bagian sedikit konstriksi yang menghubungkan korpus dengan serviks dan
dikenal sebagai sekmen uterus bagian bawah pada masa hamil. Tiga fungsi
uterus adalah siklus menstruasi dengan peremajaan endometrium, kehamilan
dan persalinan.
3) Tuba Falopii
Sepasang tuba fallopi melekat pada fundus uterus. Tuba ini memanjang ke arah
lateral, mencapai ujung bebas legamen lebardan berlekuk-lekuk mengelilingi
setiap ovarium. Panjang tuba ini kira-kira 10 cm dengan berdiameter 0,6 cm.
Tuba fallopi merupakan jalan bagi ovum.
4) Ovarium
Sebuah ovarium terletak di setiap sisi uterus, di bawah dandi belakang tuba
falopi. Dua ligamen mengikat ovarium pada tempatnya, yakni bagian
mesovarium ligamen lebar uterus, yang memisahkan ovarium dari sisi dinding
pelvis lateral kira-kira setinggi krista iliaka antero superior, dan ligamentum
ovari proprium, yang mengikat ovarium ke uterus. Dua fungsi ovarium adalah
menyelenggarakan ovulasi dan memproduksi hormon.
Menurut Masriroh (2016) tanda dan gejala pada ibu post partum spontan
adalah:
1. organ-organ reporoduksi kembali normal [ada posisi sebelum kehamilan
Perubahan-perubahan psikologis lainnya selama hamil bebrbalik
2. keluarnya lochea, darah dan limfe tahapannya rubra (merah) : 1-3 hari,
sanguinolenta warna merah kekuningan terjadi pada hari ke 3-7, lochea
serosa berwarna kuning pada hari ke 7-14, lochea alba 2 minggu pasca
persalinan, lochea purulenta,lochiolosis lochea tidak keluarnya darah.
3. Sikllus menstruasi akan mengalami perubahan ibu saat mulai menyusui
4. Seviks akan menglami edema, bentuk distensi untuk beberapa hari
5. Vagina nampak berugae kembali pada minggu
6. Perineum akan terdapat robekan jika di lakukan episiotomy yang akan
terjadi masa penyembuhan selama 2 minggu
7. Payudara akan membesar karena vaskulularisasi dan engorgemen )
E. PATOFISIOLOGI
F. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1) Pemeriksaan darah
2) Pemeriksaan urin
Pegambilan sampel urin dilakukan dengan menggunakan cateter atau
dengan tehnik pengambilan bersih (clean-cath) spisimen ini dikirim ke
laboratorium untuk dilakukan urinalisis rutin atau kultur dan sensitivitas
terutama jika
cateter indwelling di pakai selama pasca inpartum. Selain itu catatan prenatal ibu
harus di kaji untuk menentukan status rubelle dan rhesus dan kebutuhan therapy
yang mungkin
G. KOMPLIKASI
a. Perdarahan
c. Endometritis
d. Mastitis
Yaitu infeksi pada payudara. Bakteri masuk melalui fisura atau pecahnya
puting susu akibat kesalahan tehnik menyusui, di awali dengan
pembengkakan, mastitis umumnya di awali pada bulan pertama post partum
e. Infeksi saluran kemih
Semasa hamil dan masa awal post partum, faktor koagulasi dan meningkatnya
status vena menyebapkan relaksasi sistem vaskuler, akibatnya terjadi
tromboplebitis (pembentukan trombus di pembuluh darah dihasilkan dari
dinding pembuluh darah) dan thrombosis (pembentukan trombus)
tromboplebitis superfisial terjadi 1 kasus dari 500-750 kelahiran pada 3 hari
pertama post partum.
g. Emboli
H. PENATALAKSANAAN
a. Bila seorang ibu bersalin mengalami perdarahan setelah anak lahir, segera
memeriksa perdarahan tersebut berasal dari retensio plasenta atau plasenta
lahir tidak lengkap.
b. Bila plasenta telah lahir lengkap dan kontraksi uterus baik, dapat dipastikan
bahwa perdarahan tersebut berasal dari perlukaan pada jalan lahir, selanjutnya
dilakukan penjahitan. Dalam menangani asuhan keperawatan pada ibu post
partum spontan, dilakukan berbagai macam penatalaksanaan, diantaranya :
Monitor TTV
Tekanan darah meningkat lebih dari 140/90 mungkin menandakan
preeklamsi suhu tubuh meningkat menandakan terjadinya infeksi, stress,
atau dehidrasi.
Pemberian cairan intravena
Untuk mencegah dehidrasi dan meningkatkan kemampuan perdarahan
darah dan menjaga agar jangan jatuh dalam keadaan syok, maka cairan
pengganti merupakan tindakan yang vital, seperti Dextrose atau Ringer. 25
Pemberian oksitosin
Segera setelah plasenta dilahirkan oksitosin (10 unit) ditambahkan dengan
cairan infuse atau diberikan secara intramuskuler untuk membantu
kontraksi uterus dan mengurangi perdarahan post partum.
Obat nyeri
Obat-obatan yang mengontrol rasa sakit termasuk sedative, alaraktik,
narkotik dan antagonis narkotik. Anastesi hilangnya sensori, obat ini
diberikan secara regional/ umum .
I. Diagnosa Keperawatan
J. Intervensi Keperawatan
No Diagnose Keperawatan Tujuan & Kriteria Hasil Intervensi Rasionalisasi
1. Nyeri melahirkan Setelah dilakukan tindakan ‘’Manajemen nyeri’’ 1. untuk mengetahui lokasi,
berhubungan dengan keperawatan selama 2 x 24 jam (I. 08238 ) karakteristik, durasi, kualitas dan
pengeluaran janin diharapakan tingkat nyeri menurun 1’ identifikasi lokasi, intensits nyeri.
dengan kriteria hasil: karakteristik, durasi, 2 untuk mengetahui skala nyeri
Keluhan nyeri menurun dari skala 4 frekuensi, kualitas, Agar pasien dapat melakukan terapi
ke skala 5 intensitas nyeri napas dalam untuk mengatasi nyeri
2. identifikasi skala nyeri
Berikan teknik non
farmakologi relakasasi
napas dalam
2. Mmenyusui tidak efektif Setelah dilakukan tindakan 1. identifikasi tujuan dan 1 untuk mengetahui keinginan
berhubungan dengan keperawatan selama2x 24 jam keinginan menyusui menyusui pasien
ketidakadekuatan diharapkan Status Mneyusui 2. ajarkan perawatan 2. untuk menambah pengetahuan
suaplai ASI membaik dengan kriteria hasil1, payudara dan pijat oksitosin pasien dan keluarga tentang
1. etesan atau pancaran ASI perawatan payudara dan pijat
meningkat dara skala 2 ke skala 3 oksitosin untuk melancarakan ASI
2, suplai ASI adekuat meningkat
dari skala 2 ke skala 3
Daftar Pustaka
Oktanani M. (2016) Buku Ajar Asuhan Kebidanan Persalinan Dan Bayi Baru
Lahir. Yogyakarta.
Rahmi. (2019) Asuhan Keperawatan Pada Ny. M. Dengan Post Partum Di Ruang
Rawat Inap Kebidanan RSUD Dr. Achmad Mochtar Bukit Tinggi Tahun
2019
Tim Pokja SDKI DPP PPNI. (2017). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia.
Tim Pokja SIKI DPP PPNI. (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia
(Edisi 1). DPP PPNI.
DISUSUN OLEH :
ELSSA SOHILAIT
22160019