Disusun Untuk Memenuhi Tugas Laporan Individu Program Sarjana Terapan Keperawatan
dan Profesi Ners Stase Keperawatan Maternitas
Disusun Oleh :
Nama : Agung Raka Purnama
Mahasiswa
NIM : P20620521053
2) Genetalia Interna
a) Vagina
Merupakan suatu saluran muskulo mebranosa yang menghubungkan uterus
dengan vulva, terletak antara vesika urinaria dan rektum, dinding depan vagina
lebih pendek dari dinding belakang. Ujung serviks menonjol ked ala puncak
vagina, bagian serviks yang menonjol kedalam vagina disebut portio, oleh
portio ini, puncak vagina dibagi menjadi 4 bagian, yaitu fornix anterior, fornix
posterior dan tornix lateralis kanan dan kiri.
Vagina mempunyai fungsi penting sebagai berikut :
a. Saluran keluar dari uterus yang dapat mengalirkan darah sewaktu haid dan
secret dari uterus.
b. Sebagai alat persetubuhan.
c. Sebagai jalan lahir pada saat persalinan.
b) Uterus
Adalah organ berdinding tebal, muscular, pipih, cekung, yang tampak mirip
buah pir yang terbalik. Uterus normal memiliki bentuk simetris. Uterus terdiri
dari 3 bagian, fundus yang merupakan tonjolan bulat di bagian atas dan
insersituba fallopi, kurpus yang merupakan bagian utama yang mengelilingi
cavum oteri dan istmus.
Uterus terdiri dari 2 bagian :
a. Corpus uteri yang berbentuk segitiga
b. Cervix uteri yang benbentuk silindris
Bagian corpus uteri anatar kedua pangkal tuba disebut fundus uteri (dasar
rahim). Pinggir kanan/kiri uterus tidak tertutup oleh peritoneum karena
berbatasan dengan parametrium kanan/kiri, bentuk dan ukuran uterus sangat
berbeda-beda tergantung dari usia, pernah atau tidak melahirkan anak.
c) Ovarium
Terletak di setiap sisi uterus, di bawah dan di belakang tuba falopi. Dua fungsi
ovarium adalah menyelanggarakan ovulasi dan meproduksi hormon.
d) Tuba Fallopi
Sepasang tuba falopi melekat pada uterus. Tuba ini memanjang kea rah lateral,
mencapai ujung bebas legamen kebar dan berlekuk-lekuk mengelilingi setiap
ovarium. Tuba falopi ini merupakan jalan bagi ovum.
e) Paranetrium
Jaringan ikat yang terdapat antara kedua lembar ligamentum latum disebut
paranetrium. Bagian atas ligamentum latum yang mengandung tuba disebut
mesosalpinx dan bagian keduanya yang berhubungan dengan uterus disebut
mesometrium. Pada sisi depan ligamentum latum berjalan ligamentum teres
uteri, pada sisi belakang berjalan ligamentum ovary proprium.
B. Definisi
Persalinan adalah suatu proses pengeluaran hasil konsepsi yang dapat hidup ke dunia
luar dari rahim melalui jalan Jahir atau jalan lainnya. Persalinan dianggap sudah
matang atau cukup bulan jika prosesnya terjadi pada usia kehamilan 37-42 minggu,
keadaan tersebut dikenal juga dengan aterm. Disamping itu kehamilan dengan masa
gestasi kurang dari 37 minggu dikenal dengan kehamilan preterm dan kehamilan
dengan masa gestasi lebih dari 42 minggu dikenal dengan kehamilan postterm.
Adapun menurut proses berlangsungnya persalinan dibedakan sebagai berikut :
a) Persalinan Spontan
Apabila persalinan berlangsung dengan kekuatan ibu sendiri. Persalinan melalui
jalan lahir ibu tersebut.
b) Persalinan Buatan
Apabila persalinan dibantu dengan tenaga dari luar misalnya ekstraksi forsep atau
dilakukan operasi section caesaria.
c) Persalinan Anjuran
Persalinan yang tidak dimulai dengan sendirinya, tetapi baru berlangsung setelah
pemecahan ketuban, pemberian pitocin, atau prostaglandin.
Jadi dapat disimpulkan bahwa persalinan merupakan proses lahirnya bayi dan
plasenta dari rahim melalui proses yang dimulai dengan terdapat kontraksi uterus
yang menimbulkan terjadinya dilatasi serviks atau pelebaran mulut rahim.
C. Etiologi
Kehamilan terutama dipengaruhi oleh dua hormon yaitu estrogen dan progesteron,
dalam keadaan seimbang kehamilan tetap berlangsung. Progesteron menurun dan
terjadi ketidakseimbangan keduanya sehingga menimbulkan kontraksi, semakin tua
usia kehamilan maka kontraksi makin sering. Oksitosin dan prostaglandin meningkat
sejak kehamilan 15 minggu dan meningkat seiring usia kehamilan bertambah, dan
menimbulkan kontraksi (Manuaba IAC, Manuaba IBG, dan Manuaba BG, 2010; h.
167).
1) Penurunan Kadar Progesteron
Pada saat 1-2 minggu sebelum persalinan di mulai terjadi penurunan kadar
hormon estrogen dan progesterone. Progesterone bekerja sebagai penenang oto-
otot polos rahim dan akan menyebabkan kekejangan pembuluh darah sehingga
timbul his bila kadar progesterone menurun.
2) Keregangan Otot-Otot
Seperti halnya dengan kandung kencing dan lambung apabila dindingnya teregang
karena isinya bertambah maka timbul kontraksi untuk mengeluarkan isinya.
Demikian pula dengan rahim, maka dengan majunya kehamilan makin teregang
otot-otot rahim makin rentan.
3) Pengaruh Janin
Hypofise dan kelenjar suprarenal janin rupa-rupanya juga memegang peranan
karena pada anencaplus kehamilan sering lebih lama dari biasa.
4) Teori Prostaglandin
Prostaglandin yang dihasilkan desidua, disangka menjadi salah satu sebab
permulaan persalinan. Hasil dari percobaan menunjukan bahwa prostaglandin F2
atau E2 yang diberikan secara intravena, intra dan extreminal menimbulkan
kontraksi myometrium pada setiap umur kehamilan. Hal ini juga disokong dengan
adanya kadar prostaglandin yang tinggi baik dalam air ketuban maupun darah
perifer pada ibu hamil sebelum melahirkan atau selama persalinan.
5) Teori Oxytocin
Pada akhir kehamilan kadar oxytocin bertambah. Oleh karena itu, timbul kontraksi
otot-otot rahim.
E. Patofisiologi
Persalinan disebabkan oleh kontraksi rahim yang bisa menyebabkan nyeri. Hal ini
dipengaruhi oleh merengangnya otot rahim, penurunan progesteron, peningkatan
oksitosin, peningkatan prostaglandin, dan tekanan pada kepala bayi. Dengan
kontraksi, terjadi pemendekan SAR dan penipisan SBR. Penipisan SBR menyebabkan
dilatasi serviks. Menurunkan kepala bayi meliputi beberapa tahapan seperti descent,
enggament, fleksi, fleksi maksimal, rotasi internal, ekstensi, ekstrusi kepala janin, dan
rotasi eksternal. Turunnya kepala bayi ke bawah menimbulkan rasa mendorong,
sehingga bayi terdorong keluar. Pengeluaran tersebut dapat menyebabkan robekan
pada jalan lahir yang menyebabkan rasa sakit. Setelah bayi lahir, kontraksi rahim akan
berhenti selama 5-10 menit, setelah itu akan berkontraksi kembali. Kontraksi akan
mengecilkan permukaan plasenta, rahim mengecil, dinding rahim menebal,
menyebabkan plasenta berangsur-angsur keluar. Dari berbagai transplantasi plasenta,
termasuk pengeluaran cairan, keputihan, dan robekan di jalan lahir tempat bakteri
masuk secara bertahap dapat menyebabkan risiko infeksi yang tinggi. Dengan
keluarnya plasenta, produksi estrogen dan progesteron menurun, sehingga hormon
prolaktin masuk dan laktasi dimulai.
F. Pemeriksaan Penunjang
a) USH Kehamilan
Ultrasonografi (USG) adalah prosedur pengambilan gambar dari bagian tubuh
tertentu menggunakan gelombang suara frekuensi tinggi. Selain memantau
perkembangan janin, USG juga sering dijadikan pemeriksaan penunjang untuk
mendiagnosis penyakit. Hasilnya dapat mengarahkan dokter dalam memilih
perawatan dan pengobatan yang sesuai.
b) USH Doppler
Doppler Ultrasound atau USG Doppler adalah tes bersifat non-invasif yang
digunakan untuk memperkirakan aliran darah melalui pembuluh darah. Proses
pemeriksaannya dilakukan dengan memantulkan gelombang suara frekuensi
tinggi (ultrasound) dari sirkulasi sel darah merah. Umumnya, USG menggunakan
gelombang suara untuk bisa menghasilkan gambar, tetapi tidak bisa menunjukkan
aliran darah.
c) Cardiotocography
Cardiotocography (CTG) merupakan sebuah alat yang digunakan oleh dokter
kandungan untuk memantau denyut jantung dan kontraksi rahim saat bayi berada
di dalam kandungan. Biasanya, bayi di dalam kandungan memiliki detak jantung
antara 110 dan 160 denyut per menit dan meningkat ketika bayi bergerak.
d) Kadar Air Ketuban
Ada beberapa kondisi yang membuat ibu hamil memiliki terlalu sedikit atau
terlalu banyak cairan ketuban. Cairan ketuban yang terlalu sedikit disebut
oligohidramnion, sedangkan jika terlalu banyak disebut polihidramnion.
Keduanya berisiko menimbulkan masalah pada ibu dan bayi, sehingga perlu
mendapatkan perhatian khusus dari dokter.
e) Pemeriksaan pH
Pemeriksaan penunjang tersebut disarankan untuk dilakukan jika ibu merasa
mengalami tanda atau gejala gawat janin. Biasanya, gejala kondisi ini bisa
diketahui melalui beberapa perubahan yang dialami sebelum atau saat proses
persalinan. Gawat janin bisa dikenali dengan mengamati beberapa gejala, seperti
gerakan janin yang berkurang secara drastis.
G. Pemeriksaan Fisik
a) Periksa tekanan darah, nadi, respirasi, suhu tubuh
b) Kelapa dan Leher
Terdapat kloasma gravidarum, kelopak mata kadang bengkak, konjungtiva kadang
pucat, sklera kuning, kongesti atau normal, polip hidung atau tidak, karies pada
gigi, stomatitis, pembesaran kelenjar.
c) Dada
Terdapat adanya pembesaran pada payudara, adanya hiperpigmentasi areola dan
papila mamaeserta ditemukan adanya kolustrum.
d) Perut
Terdapat pembesaran longitudinal abdomen, hiperpigmentasi linea alba/nigra,
terdapat striaegravidarum. Palpasi : usia kehamilan cukup bulan 3 jari di bawah
proses xipoid, usia kehamilan preterm sentral dan proses xipoid, punggung
kiri/kanan, posisi kepala, sudah masuk PAP atau tidak. Adanya HIS yang menjadi
lebih sering dan lebih kuat. Ada/tidaknya DJJ, frekuensi dari 140 - 160 kali/menit
e) Genetalia
Pendarahan bercampur lendir, menghasilkan cairan ketuban. Bila terjadi produksi
meconium, yaitu feses yang dibentuk oleh bayi dalam kandungan, hal ini
menandakan adanya kelainan janin.
f) Ekstremitas
Periksa adanya edema untuk mengatahui adanya kelainan akibat pembesaran
uterus, karena preeklamsia, atau penyakit jantung/ginjal. Ada/tidaknya varises
pada ekstremitas bawah akibat tekanan dan perluasas uterus yang menekan vena
abdomen.
H. Diagnosa Keperawatan
1) Nyeri Melahirkan
2) Keletihan
3) Kecemasan
J. Daftar Pustaka
Diana, et.al. 2019. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Persalinan dan Bayi Baru Lahir.
Surakarta: CV OASE Group. Diakses pada 11 April 2023 :
https://books.google.co.id/books?
id=pQC5DwAAQBAJ&printsec=copyright&hl=id
Fidatul Jamila. (2019). TANDA –TANDA PERSALINAN YANG HARUS
DIKENALKAN KEPADA IBU HAMIL. Diakses pada 11 April 2023 :
https://stikessurabaya.ac.id/2019/04/16/tanda-tanda-persalinan-yang-harus-
dikenalkan-kepada-ibu-hamil/
dr. Rizal Fadli. (2020). 5 Pemeriksaan Penunjang untuk Mendeteksi Gawat Janin.
Halodoc. Diakses pada 11 April 2023 : https://www.halodoc.com/artikel/5-
pemeriksaan-penunjang-untuk-mendeteksi-gawat-janin
Irawati, I., Muliani, M., & Arsyad, G. (2019). Pengaruh Pemberian Kompres Hangat
terhadap Penurunan Intensitas Nyeri Ibu Inpartu Kala Satu Fase Aktif. Jurnal
Bidan Cerdas (JBC), 2(3), 157. Diakses pada 11 April 2023 :
https://jurnal.poltekkespalu.ac.id/index.php/JBC/article/view/82
dr. Rizal Fadli. (2022). Persalinan. Halodoc. Diakses pada 11 April 2023 :
https://www.halodoc.com/kesehatan/persalinan