Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN PENDAHULUAN IBU GANGGUAN SISTEM REPPRODUKSI

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Laporan Individu Program Sarjana Terapan Keperawatan
dan Profesi Ners Stase Keperawatan Maternitas

Disusun Oleh :
Nama : Agung Raka Purnama
Mahasiswa
NIM : P20620521053

PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN KEPERAWATAN DAN PROFESI NERS


POLTEKKES KEMENKES TASIKMALAYA
2023
Laporan Pendahuluan

A. Anatonomi Fisiologi Sistem Reproduksi


1) Anatomi Sistem Reproduksi
Sistem reproduksi wanita terdiri dari organ interna yang terletak di dalam rongga
pelvis dan di topang oleh lantai pelvis, dan genetalia externa yang terletak di
perium. Struktur reproduksi interna dan 9 eksterna berkembang menjadi matur
akibat rangsangan hormone ekstrogen dan progesterone. (Syarifudin & Fratidhini,
2009).
a) Genetalia Eksterna

Gambar 1.1

a. Mons Veneris
Adalah bagian yang menonjol dan terdiri dari jaringan lemak yang
menutupi bagian depan symphysis pubica dan apabila seorang wanita
setelah pubertas, kulit tersebut tertutup oleh rambut. (Wirakusumah et al
2015).
b. Labia Mayora
Adalah dua lipatan kulit panjang melengkung yang menutupi lemak dan
jaringan kulit yang menyatu dengan mons pubis. Labia mayora ini
melindungi labiya minora, meatus dan introitus vagina.
c. Labia Minora
Terletak di antara dua labia mayora, merupakan lipatan kulit yang panjang,
sempit, tidak berambut yang memanjang kea rah dari bawah klitoris dan
menyatu dengan fourchett. Kelenjar – kelenjar di labia minora sensitive,
sehingga meningkatkan fungsi crotiknya.
d. Klitoris
Merupakan suatu tunggul yang erektil, kritoris mengandung banyak urat-
urat saraf sensoris dan pembuluh darah, analog dengan penis laki-laki.
(Wirakusumah et al 2015).
e. Intoronius Vagina
Pintu masuk ke vagina.
f. Selaput Darah
Berupa lapisan tipis yang menutupi sebagian besar intoronius vagina,
biasanya hymen berlubang sebesar ujung jari hingga getah dari genetalia
interna dan darah haid dapat mengalir keluar, bila hymen tertutup sama
sekali disebut hymen oclusivum.(Wirakusumah et al 2015).
g. Anus
Adalah lubang di mana saluran pencernaan berakhir. Fungsi anus dalam
sistem pencernaan sangat penting, karena ini menjadi jalan keluar feses
dari tubuh. Organ ini terletak di bagian bawah rectum, bagian terakhir dari
usus besar. Garis anorectal memisahkan anus dari rektum.

b) Genetalia Interna

Gambar 1.2

a. Vagina
Merupakan suatu saluran muskulo mebranosa yang menghubungkan
uterus dengan vulva, terletak antara vesika urinaria dan rektum, dinding
depan vagina lebih pendek dari dinding belakang. Ujung serviks menonjol
ked ala puncak vagina, bagian serviks yang menonjol kedalam vagina
disebut portio, oleh portio ini, puncak vagina dibagi menjadi 4 bagian,
yaitu fornix anterior, fornix posterior dan tornix lateralis kanan dan kiri.
Vagina mempunyai fungsi penting sebagai berikut :
1) Saluran keluar dari uterus yang dapat mengalirkan darah sewaktu haid
dan secret dari uterus.
2) Sebagai alat persetubuhan.
3) Sebagai jalan lahir pada saat persalinan.
b. Uterus
Adalah organ berdinding tebal, muscular, pipih, cekung, yang tampak
mirip buah pir yang terbalik. Uterus normal memiliki bentuk simetris.
Uterus terdiri dari 3 bagian, fundus yang merupakan tonjolan bulat di
bagian atas dan insersituba fallopi, kurpus yang merupakan bagian utama
yang mengelilingi cavum oteri dan istmus.
Uterus terdiri dari 2 bagian :
1) Corpus uteri yang berbentuk segitiga
2) Cervix uteri yang benbentuk silindris
Bagian corpus uteri anatar kedua pangkal tuba disebut fundus uteri (dasar
rahim). Pinggir kanan/kiri uterus tidak tertutup oleh peritoneum karena
berbatasan dengan parametrium kanan/kiri, bentuk dan ukuran uterus
sangat berbeda-beda tergantung dari usia, pernah atau tidak melahirkan
anak.
c. Ovarium
Terletak di setiap sisi uterus, di bawah dan di belakang tuba falopi. Dua
fungsi ovarium adalah menyelanggarakan ovulasi dan meproduksi
hormon.
d. Tuba Fallopi
Sepasang tuba falopi melekat pada uterus. Tuba ini memanjang kea rah
lateral, mencapai ujung bebas legamen kebar dan berlekuk-lekuk
mengelilingi setiap ovarium. Tuba falopi ini merupakan jalan bagi ovum.
e. Paranetrium
Jaringan ikat yang terdapat antara kedua lembar ligamentum latum disebut
paranetrium. Bagian atas ligamentum latum yang mengandung tuba
disebut mesosalpinx dan bagian keduanya yang berhubungan dengan
uterus disebut mesometrium. Pada sisi depan ligamentum latum berjalan
ligamentum teres uteri, pada sisi belakang berjalan ligamentum ovary
proprium.

2) Fisiologi
Pada saat pubertas sekitar usia 13-16 tahun, dimulai pertumbuhan folikel
primordial ovarium yang mengeluarkan hormon estrogen. Pengeluaran hormone ini
menumbuhkan tanda seks sekunder seperti pembesaran payudara, pertumbuhan
rambut pubis, pertumbuhan rambut ketiak dan pengeluaran darah darah menstruasi
pertama yang disebut menarche. Selanjutnya menarche diikuti menstruasi yang
sering tidak teratur karena folikel de graaf belum melepaskan ovum yang disebut
ovulasi. Pada usia 17-18 tahun menstruasi sudah teratur dengan interval 28-30 hari.
Sejak saat itu wanita memasuki masa reproduksi aktif sampai mencapai usia 45
tahun dan mati haid pada umur sekitar 55 tahun (Eva, 2010).

B. Definisi
Gangguan sistem reproduksi merupakan suatu permasalahan dalam kesehatan
reproduksi yang dapat menimbulkan infeksi, gangguan menstruasi, keganasan pada
alat reproduksi wanita, dan lain-lain (Yanti, 2008).
Penyakit reproduksi merupakan penyakit yang terjadi pada organ-organ reproduksi.
Penyakit ini bisa disebabkan oleh infeksi, hormon, genetik, dan berbagai faktor
lainnya. Infeksi yang terjadi pada organ reproduksi perempuan dapat disebabkan oleh
infeksi bakteri, jamur, virus, maupun kombinasinya.
Jadi gangguan sistem reproduksi yaitu adanya masalah kesehatan dalam sistem
reproduksi pada wanita yang bisa disebabkan oleh virus atau bakteri baik yang
menular atau tidak menular.

C. Etiologi
Penyakit pada sistem reproduksi bisa menyerang pria dan wanita. Penyakit ini bisa
disebabkan oleh infeksi, peradangan, kelainan genetik, gangguan hormon, bahkan
kanker. Penyakit yang menyerang sistem reproduksi ini berpeluang tinggi untuk
menyebabkan masalah kesuburan. Sistem reproduksi wanita terdiri dari organ luar
dan dalam. Organ reproduksi wanita bagian dalam meliputi vagina, rahim, saluran
telur (tuba falopi), dan indung telur (ovarium). Sementara organ reproduksi wanita
bagian luar terdiri dari vulva, kelenjar Bartholin, dan klitoris. Beberapa penyakit pada
sistem reproduksi wanita yang sering terjadi adalah :
1) Endometriosis
Salah satu penyakit pada sistem reproduksi wanita yang sering kita dengar adalah
endometriosis. Jaringan tersebut dapat tumbuh di ovarium, bagian belakang rahim,
usus, atau bahkan di kandung kemih. Jaringan yang salah tempat ini akan
menyebabkan nyeri haid yang hebat, perdarahan menstruasi yang deras, nyeri saat
berhubungan seksual, serta sulit hamil.
2) Radang Panggul
Penyakit kedua yang kerap terjadi pada sistem reproduksi wanita adalah radang
panggul. Salah satu penyebab radang panggul yang paling umum adalah penyakit
menular seksual, seperti klamidia dan gonore. Jika tidak diobati dengan baik,
penyakit ini bisa menyebabkan nyeri panggul jangka panjang, tersumbatnya
saluran telur, infertilitas, dan kehamilan ektopik.
3) PCOS (polycystic ovarian syndrome)
PCOS atau sindrom ovarium polikistik adalah kondisi yang memengaruhi kadar
hormon wanita. Akibatnya, penderita akan mengalami sulit hamil, serta
menstruasi yang tidak teratur atau bahkan tidak menstruasi sama sekali.
4) Miom
Miom atau fibroid rahim adalah tumor jinak yang tumbuh di rahim. Tumor pada
miom terbentuk dari jaringan otot rahim. Gejalanya dapat berupa perdarahan dari
vagina di luar masa haid, nyeri panggul, kram atau nyeri pada perut, nyeri
punggung, sering merasa ingin pipis, serta nyeri saat berhubungan seksual.
5) Kanker Pada Organ Reproduksi Wanita
Kanker pada organ reproduksi wanita dikenal dengan istilah kanker ginekologi.
Beberapa jenis kanker ginekologi adalah kanker rahim, kanker mulut rahim,
kanker ovarium, dan kanker vagina.

D. Tanda dan Gejala


Sama seperti bagian tubuh lainnya, sistem reproduksi juga memiliki peran penting
untuk tubuh, dua di antaranya adalah pembuangan zat yang tidak lagi dibutuhkan
tubuh dan aktivitas seksual. Oleh karena itulah, kamu juga perlu memperhatikan
kondisi kesehatan sistem reproduksi agar tugasnya bisa berjalan dengan optimal. Nah,
beberapa tanda masalah reproduksi pada wanita yaitu :
a) Nyeri ketika Menstruasi
Nyeri haid dikenal dengan sebutan dismenore. Kondisi ini ditandai dengan sensasi
nyeri berdenyut atau kram di perut bagian bawah sebelum dan selama periode
menstruasi. Rasa tidak nyaman ini sangat mengganggu. Beberapa wanita bahkan
hanya bisa berbaring saja dan tidak dapat melakukan aktivitas harian.
Selama periode menstruasi, rahim berkontraksi untuk membantu mengeluarkan
lapisannya. Zat mirip hormon (prostaglandin) yang terlibat dalam rasa sakit dan
peradangan memicu kontraksi otot rahim. Tingkat prostaglandin yang tinggi
dikaitkan dengan kram menstruasi dalam intensitas yang lebih parah.
b) Rasa Nyeri saat Buang Air Kecil
Sakit saat kencing dapat disebabkan oleh berbagai hal. Hal ini karena saluran dan
kandung kemih terletak di area panggul, lokasi di mana ada banyak organ lain
yang berdekatan. Organ-organ tersebut meliputi ginjal, usus besar, ovarium,
rahim, atau prostat.
Risiko saat mengalami sakit kencing juga bisa disebabkan oleh sejumlah faktor,
yaitu:
 Konsumsi obat-obatan yang membuat kandung kemih iritasi, misalnya obat
penyakit kanker
 Penggunaan sabun pembersih vagina secara terus-menerus
 Jarang mengganti tampon, pembalut, atau menstrual cup saat menstruasi
 Penggunaan zat pewarna melalui uretra saat akan menjalani pemeriksaan foto
Rontgen di saluran kemih
 Cedera lokal atau iritasi karena pemasangan kateter di saluran kemih atau
kontak seksual
 Kadar estrogen menurun akibat menopause
c) Sakit Perut
Pada wanita, sakit perut juga bisa disebabkan oleh nyeri haid (dismenore) dan
gangguan pada rahim atau indung telur. Gangguan pada organ tersebut dapat
bermacam-macam, mulai peradangan, infeksi, hingga penyumbatan.
Sakit perut atas umumnya terjadi akibat gangguan saluran pencernaan bagian atas,
seperti kerongkongan, lambung, ginjal, hati, empedu, dan usus halus. Sementara
sakit perut bawah biasanya disebabkan oleh gangguan saluran pencernaan bagian
bawah, seperti usus besar, rektum, dan anus.

E. Patofisiologi
Penyakit infeksi menular seksual (IMS) merupakan penyakit seksual yang disebabkan
oleh hubungan seksual yang tidak sehat yang menyebabkan kelainan dan gangguan
pada alat reproduksi baik pria dan wanita. Penularan IMS dapat terjadi baik secara
vaginal, oral, anal, dan petting. IMS dapat mengalami komplikasi yang lebih parah
kepada penderitanya meliputi kanker di bagian kelamin dan anal, janin di luar rahim,
infeksi janin, dan bayi, kecacatan, keguguran, prematur, penularan HIV, penurunan
produktivitas alat reproduksi. Penyakit-penyakit tersebut disebabkan oleh
mikroorganisme patogen. Patogen merupakan agen infeksi yang membawa zat asing
atau antigen ke dalam tubuh melalui berbagai transmisi. Patogen penyebab infeksi
berasal dari mikroorganisme seperti virus, bakteri, fungi, dan protista.

F. Pemeriksaan Penunjang
Beberapa jenis pemeriksaan untuk gangguan sistem reproduksi, antara lain :
1) Hysterosalpingogram
Hysterosalpingogram (HSG) adalah pemeriksaan dengan penggunaan sinar-X
pada saluran tuba dan rahim. Sinar-X akan dipancarkan setelah pemberian
pewarna cair pada organ intim wanita. Metode ini ampuh untuk mengetahui jika
saluran tuba tersumbat atau terdapat cacat pada rahim. Pemeriksaan ini biasanya
dilakukan setelah menstruasi selesai.
2) USG transvaginal
Metode pemeriksaan sistem reproduksi ini dilakukan dengan menggunakan alat
ultrasound ke dalam vagina dan area organ panggul. Dengan begitu, ahli medis
dapat melihat gambar dari ovarium dan rahim guna memastikan jika terdapat
masalah.
3) Histeroskopi
Dokter akan menggunakan tabung tipis dan fleksibel dengan kamera di ujungnya.
Alat ini dimasukkan melalui leher rahim dan akhirnya masuk ke dalamnya.
Kamera dapat memberikan penglihatan di dalam rahim dan menentukan jika ada
masalah hingga mengambil sampel jaringan jika diperlukan.

G. Pemeriksaan Fisik
a) Sistem pernafasan (hidung, paru-paru)
b) Sistem kardiovaskuler (TD, nadi, sianosis, konjungtiva, bunyi jantung, extremitas
{edema, human sign, varises, CRT}).
c) Sistem pencernaan (kelembabam membrane mukosa, edema, BU, hemoroid)
d) Sistem persyarafan (Status mental, kejang, reflek patella)
e) Sistem penca indra (Fungsi penglihatan {pandangan kabur, pandangan berkunang-
kunang}, pendengaran, penciuman, pengecapan, perabaan).
f) Sistem perkemihan (palpasi kandung kemih, berkemih berlebihan, hematuri).
g) Sistem integument (hiperpigmentasi, klosma, gravidarum, turgor, striae, luka
operasi {karakteristik}).
h) Sistem endokrin (pembesaran kelenjar tiroid, tremor)
i) Sistem musculoskeletal (masa tonus otot, kekuatan otot, ROM, deformitas,
diastasis rektur abdominis {lebar, panjang}).
j) Sistem reproduksi (payudara {pembesaran, hiperpigmentasi areola, keadaan
puting susu, massa, kebersihan}, ovarium {massa}, uterus {massa}, genetalia
externa {massa, edema, varises, perdarahan, keputihan, kebersihan, laserasi}).
H. Diagnosa Keperawatan
1) Ketidaknyamanan berhubungan dengan perubahan pada mekanika tubuh efek dari
perubahan hormone.
2) Kurang pengetahuan mengenai perawatan kehamilan berhubungan dengan
kurangnya informasi.
3) Gangguan istirahat tidur berhubungan dengan ketidakmampuan untuk
mempertahankan kenyamanan.

I. Tujuan, Perencanaan, Rasional


1) Ketidaknyamanan berhubungan dengan perubahan pada mekanika tubuh efek dari
perubahan hormone.
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1x6 jam,diharapkan
ketidaknyamanan berkurang/hilang.
Kriteria hasil :
a) Klien dapat mengidentifikasi dan mendemonstrasikan tindakan perawatan diri
yang tepat
b) Ketidaknyamanan dapat dicegah dan diminimalkan
Intervensi :
a) Kaji faktor pencetus perasaan tidak nyaman yang dirasakan klien
b) Kaji TTV klien-Atur posisi klien senyaman mungkin saat dilakukan
pengkajian/ pemeriksaan
c) Ajarkan klien /ibu untuk meminimalkan ketidaknyamanan saat berada
dirumah dengan mengatur posisi tubuh, porsi makan (6 xdengan porsi sedikit),
dan aktivitas

2) Kurang pengetahuan mengenai perawatan kehamilan berhubungan dengan


kurangnya informasi.
Tujuan: Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1x6 jam,diharapkan
wawasan/pengetahuan tentang perawatan kehamilan ibu meningkat.
Kriteria hasil :
a) Klien dapat memahami tentang perawatan kehamilan.
b) Klien dapat menyebutkan tentang perawatan kehamilan.
c) Klien dapat terhindar dari resiko komplikasi kehamilan.
Intervensi :
a) Kaji tingkat pendidikan ibu
b) Berikan penjelasan tentang perubahan-perubahan biologis dan psikologis
normal pada ibu hamil.
c) Lakukan diskusi tentang penyakit-penyakit yang dapatmempengaruhi
kehamilan, resiko komplikasi kehamilan, dan hal-halyang dapat
membahayakan janin.
d) Jelaskan rencana perawatan dan pengobatan

3) Gangguan istirahat tidur berhubungan dengan ketidakmampuan untuk


mempertahankan kenyamanan.
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1x6 jam,diharapkan
masalah gangguan tidur teratasi.
Kriteria hasil :
a) Klien tahu cara mengatasi gangguan istirahat tidur.
b) Klien mendaptkan istirahat yang maksimal.
Intervensi :
a) Tinjau ulang kebutuhan perubahan tidur normal berkenaan dengankehamilan.
b) Evaluasi tingkat kelelahan, anjurkan klien untuk istirahat 1-2 jam pada siang
hari dan 8 jam pada malam hari.
c) Kaji insomnia, anjurkan teknik relaksasi, membaca, mandi air hangat, dan
penurunan aktivitas.
d) Anjurkan tidur pada posisi semi fowler.
J. Daftar Pustaka
Bocah Indonesia. Mengenal Anatomi & Fungsi Sistem Reproduksi Wanita. Diakses
pada 2 April 2023 : https://bocahindonesia.com/anatomi-fungsi-sistem-
reproduksi-wanita/
Dr. S. Selva. (2017). Anatomi Normal Pada Wanita. Laparoscopic Surgery in
Gynacology and Common Diseases in Women. Diakses pada 2 April 2023 :
https://www.melakafertility.com/my_book/bab-1-anatomi-normal-pada-
wanita/?lang=id
Alodokter. (2022). Ketahui Penyakit pada Sistem Reproduksi Pria dan Wanita.
Diakses pada 9 April 2023 : https://www.alodokter.com/ketahui-penyakit-
pada-sistem-reproduksi-pria-dan-wanita#:~:text=Penyakit%20pada%20sistem
%20reproduksi%20bisa,tinggi%20untuk%20menyebabkan%20masalah
%20kesuburan.
dr. Rizal Fadli. (2020). Nyeri Haid. Halodoc. Diakses pada 9 April
2023 : https://www.halodoc.com/kesehatan/nyeri-haid#:~:text=Nyeri%20haid
%20dikenal%20dengan%20sebutan,tidak%20dapat%20melakukan
%20aktivitas%20harian.
dr. Airindya Bella. (2022). Waspadai 4 Penyebab Sakit Saat Kencing Beserta Faktor
Risikonya. Alodokter. Diakses pada 9 April 2023 :
https://www.alodokter.com/sakit-saat-kencing-waspadai-berbagai-kondisi-ini
dr. Pittara. (2022). Sakit Perut. Alodokter. Diakses pada 9 April 2023 :
https://www.alodokter.com/sakit-perut
Ni’ma Ainul Fuadi, St. Aisyah Sijid. (2021). Patofisiologi Penyakit Pada Berbagai
Sistem Organ Manusia. Jurusan Biologi, Fakultas Sains dan Teknologi, UIN
Alauddin Makassar. Diakses pada 9 April 2023 : https://journal.uin-
alauddin.ac.id/index.php/psb/article/view/23060
dr. Rizal Fadli. (2021). 6 Jenis Pemeriksaan untuk Gangguan Sistem Reproduksi.
Halodoc. Diakses pada 9 April 2023 : https://www.halodoc.com/artikel/6-
jenis-pemeriksaan-untuk-gangguan-sistem-reproduksi

Anda mungkin juga menyukai