Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

ANATOMI DAN FISIOLOGI SISTEM REPRODUKSI

DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 1
1. Citra Putri Ambarwati (2107001)
2. Mila Nuraeni (2107004)
3. Reanita Anggis Deraya (2107005)
4. Amelia Firdaus (2107006)

FAKULTAS KEPERAWATAN BISNIS DAN TEKNOLOGI


UNIVERSITAS WIDYA HUSADA SEMARANG
TAHUN AJARAN 2022/2023
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Sistem reproduksi adalah sistem yang berfungsi untuk berkembang
biak.Terdiri dari testis, ovarium dan bagian alat kelamin lainnya. Reproduksi atau
perkembangbiakan merupakan bagian dari ilmu faal (fisiologi). Reproduksi secara
fisiologis tidak vital bagi kehidupan individual dan meskipun siklus reproduksi suatu
manusia berhenti, manusia tersebut masih dapat bertahan hidup, sebagai contoh
manusia yang dilakukan vasektomi pada organ reproduksinya (testes atau ovarium)
atau mencapai menopause dan andropouse tidak akan mati.
Pada umumnya reproduksi baru dapat berlangsung setelah manusia tersebut
mencapai masa pubertas atau dewasa kelamin, dan hal ini diatur oleh kelenjar-kelenjar
endokrin dan hormon yang dihasilkan dalam tubuh manusia. Reproduksi juga
merupakan bagian dari proses tubuh yang bertanggung jawab terhadap kelangsungan
suatu generasi.
Untuk kehidupan makhluk hidup reproduksi tidak bersifat vital artinya tanpa
adanya proses reproduksi makhluk hidup tidak mati. Akan tetapi bila makhluk hidup
tidak dapat bereproduksi maka kelangsungan generasi makhluk hidup tersebut
terancam dan punah, karena tidak dapat dihasilkan keturunan (anak) yang merupakan
sarana untuk melanjutkan generasi.

1.2 RUMUSAN MASALAH


Berdasarkan latar belakang diatas, maka rumusan masalah makalah ini yakni :
1. Jelaskan tentang anatomi system reproduksi pria?
2. Jelaskan tentang fisiologi system reproduksi pria?
3. Jelaskan tentang anatomi system reproduksi wanita?
4. Jelaskan tentang fisiologi system reproduksi wanita?

1.3 TUJUAN MASALAH


Adapaun tujuan penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui tentang:
1. Anatomi system reproduksi pria
2. Fisiologi system reproduksi pria
3. Anatomi system reproduksi wanita
4. Fisiologi system reproduksi wanita
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Sistem Reproduksi Wanita
Terdiri alat / organ eksternal dan internal, sebagian besar terletak dalam
rongga panggul. Eksternal (sampai vagina) : fungsi kopulasi Internal : fungsi ovulasi,
fertilisasi ovum, transportasi blastocyst, implantasi, pertumbuhan fetus, kelahiran.
Fungsi system reproduksi wanita dikendalikan / dipengaruhi oleh hormon-hormon
gonad otropin /steroid dari poros hormonal thalamus – hipothalamus – hipofisis–
adrenal–ovarium. Selain itu terdapat organ/system ekstragonad/ ekstragenital yang
juga dipengaruhi oleh siklus reproduksi : payudara, kulit daerah tertentu, pigmen
dan sebagainya.
1. Genitalia Eksternal
a. Vulva
Tampak dari luar (mulai dari mons pubis sampai tepi perineum), terdiri dari
mons pubis, labia mayora, labia minora, clitoris, hymen, vestibulum,
orificium urethrae externum, kelenjar-kelenjar pada dinding vagina
b. Mons pubis / mons veneris.
Lapisan lemak di bagian anterior symphisisos
pubis. Pada masa pubertas daerah ini mulai ditumbuhi rambut pubis.
c. Labia mayora.
Lapisan lemak lanjutan mons pubis kearah bawah dan belakang, banyak
mengandung pleksus vena. Homolog embriologik dengan skrotum pada
pria. Ligamentum rotundum uteri berakhir pada batas atas labia mayora.
Di bagian bawah perineum, labia mayora menyatu (pada commisura
posterior).
d. Labia minora
Lipatan jaringan tipis di balik labia mayora, tidak mempunyai folikel
rambut. Banyak terdapat pembuluh darah, otot polos dan ujung serabut
saraf
e. Clitoris
Terdiridari caput/glans clitoridis yang terletak di bagian superior vulva, dan
corpus clitoridis yang tertanam di dalam dinding anterior vagina. Homolog
embriologik dengan penis pada pria. Terdapat juga reseptor androgen pada
clitoris. Banyak pembuluh darah dan ujung serabut saraf, sangat sensitive
f. Vestibulum
Daerah dengan batas atas clitoris, batas bawah fourchet, batas lateral labia
minora. Berasal dari sinus urogenital.
g. Introitus / orificium vagina
Terletak di bagian bawah vestibulum. Pada gadis (virgo) tertutup lapisan
tipis bermukosa yaitu selaput dara/hymen, utuh tanpa robekan. Hymen
normal terdapat lubang kecil untuk aliran darah menstruasi, dapat berbentuk
bulan sabit, bulat, oval, cribiformis, septum atau fimbriae. Akibat coitus
atau trauma lain, hymen dapat robek dan bentuk lubang menjadi tidak
beraturan dengan robekan (misalnya berbentuk fimbriae). Bentuk hymen
postpartum disebut parous. Corrunculae myrtiformis adalah sisa-sisa
selaput dara yang robek yang tampak pada wanita pernah melahirkan/ para
Hymen yang abnormal, misalnya primer tidak berlubang (hymen
imperforata) menutup total lubang vagina, dapat menyebabkan darah
menstruasi terkumpul di rongga genitalia interna.
h. Vagina
Rongga muskulo membranosa berbentuk tabung mulai dari tepi cervix uteri
di bagian kranial dorsal sampai ke vulva di bagian kaudal ventral. Daerah di
sekitar cervix disebut fornix, dibagi dalam 4 kuadran : fornix anterior,
fornix posterior, dan fornix lateral kanan dan kiri. Vagina memiliki dinding
ventral dan dinding dorsal yang elastis. Dilapisi epitel skuamosa berlapis,
berubah mengikuti siklus haid. Fungsi vagina : untuk mengeluarkan
ekskresi uterus pada haid, untuk jalan lahir dan untuk kopulasi
(persetubuhan). Bagian atas vagina terbentuk dari duktus Mulleri, bawah
dari sinus urogenitalis. Batas dalam secara klinis yaitu fornices anterior,
posterior dan lateralis di sekitar cervix uteri. Titik Grayen bergh (G-spot),
merupakan titik daerah sensorik di sekitar 1/3 anterior dinding
vagina, sangat sensitive terhadap stimulasi orgas musvaginal.
i. Perineum
Daerah antara tepi bawah vulva dengan tepi depan anus. Batas otot-otot
diafragma pelvis (m.levator ani, m.coccygeus) dan diafragma
urogenitalis (m.perinealis transversus profunda, m.constrictorurethra).
Perineal body adalah raphe median m.levator ani, antara anus
dan vagina. Perineum meregang pada persalinan, kadang perlu
dipotong (episiotomi) untuk memperbesar jalan lahir dan mencegah
ruptur.
1. Genitalia Internal.
a. Uterus (rahim)
Suatu organ muscular berbentuk seperti buah pir, dilapisi peritoneum
(serosa). Selama kehamilan berfungsi sebagai tempat implatansi, retensi
dan nutrisi konseptus. Pada saat persalinan dengan adanya kontraksi
dinding uterus dan pembukaan serviks uterus, isi konsepsi dikeluarkan.
Terdiri dari corpus, fundus, cornu, isthmus dan serviks uteri.
Dinding Rahim terdiri dari 3 lapisan yaitu :
- Lapisan serosa (lapisan peritoneum), di luar
- Lapisan otot (lapisan miom etrium), ditengah
- Lapisan mukosa (endometrium) di dalam.

Fungsi utama uterus :

1. Setiap bulan berfungsi dalam pengeluaran darah haid dengan adanya


perubahan dan pelepasan dari endometrium
2. Tempat janin tumbuh dan berkembang
3. Tempat melekatnya plasenta
4. Pada kehamilan, persalinan dan nifas mengadakan kontraksi untuk
lancarnya persalinan dan kembalinya uterus pada saat involusi
b. Serviks uteri (mulut rahim)
Bagian terbawah uterus, terdiri dari pars vaginalis (berbatasan /
menembus dinding dalam vagina) dan pars supravaginalis. Terdiri
dari 3 komponen utama: otot polos, jalinan jaringan ikat (kolagen dan
glikosamin) dan elastin. Bagian luar di dalam rongga vagina yaitu portio
cervicis uteri (dinding) dengan lubang ostium uteri externum
(luar, arah vagina) dilapisi epitel skuamo kolumnar mukosa serviks, dan
ostium uteri internum (dalam, arah cavum). Sebelum melahirkan
(nullipara/primigravida) lubang ostium externum bulat kecil, setelah
pernah/riwayat melahirkan (primipara/ multigravida) berbentuk garis
melintang. Posisi serviks mengarah kekaudal-posterior, setinggi spina
ischiadica. Kelenjar mukosa serviks menghasilkan lender getah serviks
yang mengandung glikoprotein kaya karbohidrat (musin) dan larutan
berbagai garam, peptida dan air. Ketebalan mukosa dan viskositas lender
serviks dipengaruhi siklus haid.
c. Corpus uteri (batang/badan rahim)
Terdiri dari : paling luar lapisan serosa/peritoneum yang melekat pada
ligamentum latum uteri diintra abdomen, tengah lapisan
muskular/myometrium berupa otot polos tiga lapis (dari luar kedalam arah
serabut otot longitudinal, anyaman dan sirkular), serta dalam lapisan
endometrium yang melapisi dinding cavum uteri, menebal dan runtuh
sesuai siklus haid akibat pengaruh hormon-hormon ovarium. Posisi corpus
intra abdomen mendatar dengan fleksike anterior, fundus uteri berada di
atas vesica urinaria. Proporsi ukuran corpus terhadap isthmus dan serviks
uterus bervariasi selama pertumbuhan dan perkembangan wanita.
 Ligamentum Latum
Terletak di kanan kiri uterus meluas sampai dinding rongga panggul
dan dasar panggul, seolah-olah menggantung pada tuba. Ruangan
antar kedua lembar dari lipatan ini terisi oleh jaringan yang longgar
disebut parametrium dimana berjalan arteria, vena uterine pembuluh
limpa dan ureter
 Ligamentum Rotundum (Ligamentum Teres Uteri)
Terdapat pada bagian atas lateral dari uterus, kaudal dari insersi tuba,
kedua ligament ini melalui kanali singuinalis ke bagian kranial labium
mayus. Terdiri dari jaringan otot polos dan jaringan ikat ligamen.
Ligamen ini menahan uterus dalam antefleksi. Pada saat hamil
mengalami hypertrophi dan dapat diraba dengan pemeriksaan luar
 Ligamentum Infundibulo Pelvikum ( Ligamen suspensorium)
Ada 2 buah kiri kanan dari infundibulum dan ovarium, ligament ini
menggantungkan uterus pada dinding panggul. Antara sudut tuba dan
ovarium terdapat ligamentum ovariipropium.
 Ligamentum Kardinale (lateral pelvic ligament/Mackenrodt’s
ligament)
Terdapat di kiri kanan dari serviks setinggi ostium internum
kedinding panggul. Ligamen ini membantu mempertahankan uterus
tetap pada posisi tengah (menghalangi pergerakan kekanan kekiri)
dan mencegah prolap
 Ligamentum Sakro Uterinum
Terdapat di kiri kanan dari serviks sebelah belakang ke sacrum
mengelilingi rectum
 Ligamentum Vesiko Uterinum
Dari uterus ke kandung kencing
d. Vaskularisasi uterus
Terutama dari arteri uterine cabang arteri hypogastrica/illiaca interna,
serta arterio varica cabang aorta abdominalis.
 Arteri uterine
Berasal dari arteria hypogastrica yang melalui ligamentum latum
menuju ke sisi uterus kira-kira setinggi OUI dan memberi darah
pada uterus dan bagian atas vagina dan mengadakan anastomose
dengan arteria ovarica.
 Arterio varica
Berasal dari aorta masuk keligamen latum melalui ligamen
infundibulo pelvicum dan memberi darah pada ovarium, tuba dan
fundus uteri. Darah dari uterus dialirkan melalui vena uterina dan
vena ovarica yang sejalan dengan arterinya hanya vena ovarica kiri
tidak masuk langsung kedalam vena cava inferior, tetapi melalui
venarenalis sinistra
 Salping / Tuba Falopii
Embriologik uterus dan tuba berasal dari ductus Mulleri. Sepasang
tuba kiri-kanan, panjang 8-14cm, berfungsi sebagai jalan transportasi
ovum dari ovarium sampai cavum uteri.
2.2 Sistem Reproduksi Pria
Anatomi
Organ genitalia pria dibedakan menjadi organ genitalia interna dan organ genitalia
eksterna. Organ genitalia interna terdiri dari testis, epididimis, duktus deferen,
funiculus spermaticus, dan kelenjar seks tambahan. Organ genitalia eksterna terdiri
dari penis, uretra, dan skrotum.

Organ Genitalia Interna


1. Testis
Testis berbentuk seperti telur yang berukuran 4x3 cm yang dikelilingi oleh
jaringan ikat kolagen (tunika albuginea). Tunika albuginea akan memberikan
septa ke dalam parenkim testis dan membagi menjadi beberapa lobulus. Setiap
lobulus mengandung 1-4 tubulus seminiferus. Tubulus seminiferus merupakan
tempat produksi sperma. Pada ujung tubulus seminiferus ini terdapat tubule,
rektus yang menghubungkan tubulus seminiferus dengan rete testis. Rete testis
terdapat dalam jaringan ikat mediastinum yang dihubungkan oleh 10-20
duktus eferen yang ke distal menyatu pada duktus epididymis
2. Epididimis
Epididimis adalah saluran yang berkelok-kelok dengan panjang sekitar 4-6
meter yang terdiri dari caput, corpus, dan cauda. Di dalam epididimis,
spermatozoa akan matang sehingga menjadi mortil dan fertil. Setelah melalui
epididimis yang merupakan tempat penyimpanan sperma sementara, sperma
akan menuju duktus deferen.
3. Duktus Deferen dan Funiculus Spermaticus
Duktus deferen/vas deferen adalah suatu saluran lurus berdinding tebal yang
akan menuju uretra pars prostatika. Duktus deferen bersama pembuluh darah
dan saraf, dalam selubung jaringan ikat disebut funiculus spermaticus yang
akan melalui kanalis inguinalis.
4. Kelenjar Seks Tambahan
Kelenjar seks tambahan terdiri dari sepasang vesikula seminalis, prostat, dan
sepasang kelenjar bulbouretral. Vesikula seminalis terletak di bagian dorsal
vesika urinaria dan menghasilkan sekitar 60% dari volume cairan semen.
Sekresi dari vesikula seminalis mengandung fruktosa, prostaglandin,
fibrinogen, dan vitamin
5. Fruktosa memiliki fungsi sebagai sumber energi primer untuk sperma,
sedangkan prostaglandin memiliki fungsi merangsang kontraksi otot polos
sehingga memudahkan transfer sperma Saluran dari masing-masing vesikula
seminalis bergabung dengan duktus deferens pada sisi yang sama untuk
membentuk duktus ejakulatorius. Dengan demikian, sperma dan cairan semen
masuk uretra bersama selama ejakulasi.17,19 Kelenjar prostat terletak di
bawah dasar vesika urinaria. Kelenjar prostat mengeluarkan cairan basa yang
menetralkan sekresi vagina yang asam, enzim pembekuan, dan fibrinolisin.
Kelenjar bulbouretral terletak di dalam otot perineal dan menghasilkan cairan
mukoid untuk pelumas.
Organ Genitalia Eksterna
1. Penis, terbagi menjadi radix, corpus, dan glans penis. Penis terdiri dari 3
massa silindris yaitu dua corpora cavernosa yang dipisahkan oleh septum dan
terletak di dorsal serta satu corpus spongiosum yang mengelilingi uretra dan
terletak di ventral. Glans penis adalah ujung terminal dari corpus spongiosum
yang membesar dan menutupi ujung bebas kedua corpora cavernosa penis.
Preputium adalah lipatan kulit yang retraktil pada glans penis yang akan
dipotong dalam sirkumsisi.
2. Uretra terdiri dari 3 bagian yaitu uretra prostatika, uretra membranosa, dan
uretra spongiosa
3. Skrotum, adalah kantung kulit yang menggantung di luar rongga perut, antara
kaki dan dorsal penis. Terdiri dari 2 kantung yang masing-masing diisi oleh
testis, epididimis, dan bagian caudal funiculus spermaticus. Dalam kondisi
normal, suhu skrotum 3°C lebih rendah dari suhu tubuh agar dapat
memproduksi sperma yang sehat
4. Spermatogenesis
Spermatogenesis terjadi dalam tubulus seminiferus pada testis. Tubulus
seminiferus terdiri dari tunika jaringan ikat fibrosa (tunika fibrosa), lamina
basalis yang berbatas tegas, dan epitel germinativum/kompleks seminiferus.
Pada lapisan paling dalam yang melekat pada jaringan ikat dekat lamina
basalis terdiri atas sel mieloid yang menyerupai epitel selapis. Epitel terdiri
atas 2 sel yaitu sel sertoli/penyokong dan sel seminal/turunan spermatogenik.
Sel seminal ini yang akan berproliferasi menghasilkan spermatozoa.
Spermatogenesis terdiri dari 3 fase:
 Spermatositogenesis, dimana spematogonia membelah yang akhirnya
menghasilkan spermatosit;
 Meiosis, dimana spermatosit mengalami pembelahan menjadi spermatid
dan terjadi pengurangan setengah jumlah kromosom dan jumlah DNA per
sel
 Spermiogenesis, dimana spermatid mengalami proses sitodiferensiasi
menghasilkan spermatozoa. Proses spermatogenesis dimulai dari
spematogonium yang mengalami mitosis. Spermatogonium ada yang
bentuknya tetap seperti spermatogonia A yang terus menjadi sumber
spermatogonia atau ada yang seperti spermatogonium B yang berpotensi
melanjutkan proses perkembangan. Spermatogonia B tumbuh
menghasilkan spermatosit primer. Spermatosit primer akan masuk dalam
fase meiosis. Dari pembelahan meiosis pertama akan dihasilkan
spermatosit sekunder. Spermatosit sekunder akan masuk ke pembelahan
meiosis kedua yang menghasilkan spermatid yang mengandung 23
kromosom dan DNA sejumlah n/haploid. Pada fase spermiogenesis terjadi
pembentukan kepala, bagian tengah dan ekor sperma. Pada bagian kepala
sperma terdapat akrosom yang mengandung enzim hidrolitik yang akan
melepaskan sel korona radiata dan mencernakan zona pelusida. Saat
spermatozoa bertemu ovum, akrosom akan lisis sebagian dan
mengeluarkan enzim yang dikandungnya sehingga memudahkan penetrasi
sperma ke ovum. Pada bagian tengah spermatozoa terdapat mitokondria
yang akan berkaitan dengan pembentukan energi untuk pergerakan
spermatozoa. Bagian ekor spermatozoa dibentuk oleh sentriol dan akan
timbul flagelum yang digunakan untuk pergerakan spermatozoa.
Analisis Sperma

Pemeriksaan sperma adalah pemeriksaan primer yang dilakukan untuk mengetahui


tingkat fertilitas seorang pria. Pemeriksaan sperma terbagi menjadi 2 macam yaitu
pemeriksaan makroskopis dan mikroskopis. Pemeriksaan makroskopis yaitu bau,
warna, keasaman (pH), viskositas, dan volume. Sedangkan pemeriksaan mikroskopis
yaitu jumlah, motilitas, dan morfologi.20 Kriteria sperma normal pada pria
berdasarkan WHO tahun 2010 adalah

- Volume ejakulat : ≥1,5 ml


- pH : ≥7,2
- Konsentrasi spermatozoa : ≥15 juta spermatozoa/ml
- Jumlah total spermatozoa : ≥39 juta spermatozoa/ejakulat
- Motilitas spermatozoa : progresif + non progresif : ≥40% atau progresif : ≥32%
- Morfologi spermatozoa : ≥4% bentuk normal
- Vitalitas : ≥58% spermatozoa yang hidup

Motilitas adalah salah satu pemeriksaan sperma yang penting dalam menentukan
tingkat fertilitas pria. Motilitas adalah kemampuan sperma untuk dapat mencapai dan
membuahi ovum melalui vagina, servik, uterus, dan tuba fallopi dalam organ
reproduksi wanita. Sperma dapat bergerak disebabkan karena adanya adenosin
triphosphat (ATP) yang dihasilkan oleh mitokondria yang berada di bagian tengah
spermatozoa. ATP ini akan memberikan energi untuk axoneme yang terdapat di
flagel dan yang berfungsi sebagai flagellar motor sehingga spermatozoa dapat
bergerak. Menurut WHO tahun 2010, kriteria motilitas dibagi menjadi 3 yaitu

- Motilitas progresif : spermatozoa bergerak secara aktif, secara linear atau


lingkaran yang besar
- -Motilitas yang tidak progresif : semua motilitas yang tidak progresif seperti
bergerak dalam lingkaran yang kecil, hanya menggerakan bagian kepala
spermatozoa, atau ekor spermatozoa saja yang bergerak.
- Imotilitas : tidak bergerak

Pemeriksaan motilitas spermatozoa ini dilakukan memakai mikroskop dengan


pembesaran 100x dalam 5 lapangan pandang.
BAB III
PENUTUP

3.1. Kesimpulan
Reproduksi adalah kemampuan makhluk hidup untuk menghasilkan keturunan yang
baru. Tujuannya adalah untuk mempertahankan jenisnya dan melestarikan jenis
agar tidak punah. Pada manusia untuk menghasilkan keturunan yang baru
diawali dengan peristiwa fertilisasi. Sehingga dengan demikian reproduksi pada
manusia dilakukan dengan cara generatif atau seksual.

3.2. Saran
Kami sebagai penulis, menyadari bahwa makalah ini banyak sekali kesalahan dan
sangat jauh dari kesempurnaan. Tentunya, penulis akan terus memperbaiki
makalah dengan mengacu pada sumber yang dapat dipertanggungjawabkan
nantinya. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran tentang
pembahasan makalah diatas
DAFTAR PUSTAKA

http://digilib.unimus.ac.id/

http://eprints.undip.ac.id/

https://simdos.unud.ac.id/

https://sinta.unud.ac.id/

http://repository.unimus.ac.id/

http://eprints.umpo.ac.id/

https://www.studocu.com/id/document/

Anda mungkin juga menyukai