KEPERAWATAN MATERNITAS
PREEKLAMSI
OLEH
RIA GITA UTAMI
NPM : 21149011121
DOSEN PEMBIMBING
Ns.YOFA ANGGRAINI, S.Kep., M.Kep
PREEKLAMSI
A. Konsep Penyakit
1. Defenisi
c) Labia mayora
Lapisan lemak lanjutan mons pubis ke arah bawah dan belakang, banyak
mengandung pleksus vena.Homolog embriologik dengan skrotum pada
pria.Ligamentum rotundum uteri berakhir pada batas atas labia mayora.Di bagian
bawah perineum, labia mayora menyatu (pada commisura posterior).
d) Labia minora
Lipatan jaringan tipis di balik labia mayora, tidak mempunyai folikel rambut.
Banyak terdapat pembuluh darah, otot polos dan ujung serabut saraf.
e) Clitoris
Terdiri dari caput/glans clitoridis yang terletak di bagian superior vulva, dan corpus
clitoridis yang tertanam di dalam dinding anterior vagina.Homolog embriologik
dengan penis pada pria.Terdapat juga reseptor androgen pada clitoris. Banyak
pembuluh darah dan ujung serabut saraf, sangat sensitif.
f) Vestibulum
Daerah dengan batas atas clitoris, batas bawah fourchet, batas lateral labia minora.
Berasal dari sinus urogenital.Terdapat 6 lubang/orificium, yaitu orificium urethrae
externum, introitus vaginae, ductus glandulae Bartholinii kanan-kiri dan duktus
Skene kanan-kiri. Antara fourchet dan vagina terdapat fossa navicularis.
g) Introitus/orificiumvagina
Terletak di bagian bawah vestibulum. Pada gadis (virgo) tertutup lapisan tipis
bermukosa yaitu selaput dara / hymen, utuh tanpa robekan.Hymen normal terdapat
lubang kecil untuk aliran darah menstruasi, dapat berbentuk bulan sabit, bulat,
oval, cribiformis, septum atau fimbriae. Akibat coitus atau trauma lain, hymen
dapat robek dan bentuk lubang menjadi tidak beraturan dengan robekan (misalnya
berbentuk fimbriae). Bentuk himen postpartum disebut parous. Corrunculae
myrtiformis adalah sisa2 selaput dara yang robek yang tampak pada wanita pernah
melahirkan / para. Hymen yang abnormal, misalnya primer tidak berlubang
(hymen imperforata) menutup total lubang vagina, dapat menyebabkan darah
menstruasi terkumpul di rongga genitalia interna.
h) Vagina
Rongga muskulomembranosa berbentuk tabung mulai dari tepi cervix uteri di
bagian kranial dorsal sampai ke vulva di bagian kaudal ventral. Daerah di sekitar
cervix disebut fornix, dibagi dalam 4 kuadran : fornix anterior, fornix posterior,
dan fornix lateral kanan dan kiri. Vagina memiliki dinding ventral dan dinding
dorsal yang elastis. Dilapisi epitel skuamosa berlapis, berubah mengikuti siklus
haid. Fungsi vagina : untuk mengeluarkan ekskresi uterus pada haid, untuk jalan
lahir dan untuk kopulasi (persetubuhan).Bagian atas vagina terbentuk dari duktus
Mulleri, bawah dari sinus urogenitalis. Batas dalam secara klinis yaitu fornices
anterior, posterior dan lateralis di sekitar cervix uteri. Titik Grayenbergh (G-spot),
merupakan titik daerah sensorik di sekitar 1/3 anterior dinding vagina, sangat
sensitif terhadap stimulasi orgasmus vaginal.
i) Perineum
Daerah antara tepi bawah vulva dengan tepi depan anus. Batas otot-otot diafragma
pelvis (m.levator ani, m.coccygeus) dan diafragma urogenitalis (m.perinealis
transverses profunda, m.constrictor urethra). Perineal body adalah raphe median
m.levator ani, antara anus dan vagina. Perineum meregang pada persalinan, kadang
perlu dipotong (episiotomi) untuk memperbesar jalan lahir dan mencegah ruptur.
B. Genetalia Intenal
Gambar 2.2 Alat Reproduksi Genetalia Internal
1. Uterus
Suatu organ muskular berbentuk seperti buah pir, dilapisi peritoneum (serosa).
Selama kehamilan berfungsi sebagai tempat implatansi, retensi dan nutrisi konseptus.
Pada saat persalinan dengan adanya kontraksi dinding uterus dan pembukaan serviks
uterus, isi konsepsi dikeluarkan. Terdiri dari corpus, fundus, cornu, isthmus dan serviks
uteri.
2. Serviks uteri
Bagian terbawah uterus, terdiri dari pars vaginalis (berbatasan / menembus dinding
dalam vagina) dan pars supravaginalis. Terdiri dari 3 komponen utama: otot polos, jalinan
jaringan ikat (kolagen dan glikosamin) dan elastin. Bagian luar di dalam rongga vagina
yaitu portio cervicis uteri (dinding) dengan lubang ostium uteri externum (luar, arah
vagina) dilapisi epitel skuamokolumnar mukosa serviks, dan ostium uteri internum
(dalam, arah cavum). Sebelum melahirkan (nullipara/primigravida) lubang ostium
externum bulat kecil, setelah pernah/riwayat melahirkan (primipara/ multigravida)
berbentuk garis melintang. Posisi serviks mengarah ke kaudal-posterior, setinggi spina
ischiadica. Kelenjar mukosa serviks menghasilkan lendir getah serviks yang mengandung
glikoprotein kaya karbohidrat (musin) dan larutan berbagai garam, peptida dan air.
Ketebalan mukosa dan viskositas lendir serviks dipengaruhi siklus haid.
3. Corpus uteri
Terdiri dari : paling luar lapisan serosa/peritoneum yang melekat pada ligamentum
latum uteri di intraabdomen, tengah lapisan muskular/miometrium berupa otot polos tiga
lapis (dari luar ke dalam arah serabut otot longitudinal, anyaman dan sirkular), serta dalam
lapisan endometrium yang melapisi dinding cavum uteri, menebal dan runtuh sesuai
siklus haid akibat pengaruh hormon-hormon ovarium. Posisi corpus intraabdomen mendatar
dengan fleksi ke anterior, fundus uteri berada di atas vesica urinaria.Proporsi ukuran
corpus terhadap isthmus dan serviks uterus bervariasi selama pertumbuhan dan
perkembangan wanita (gambar).
4. Ligamenta penyangga uterus
Ligamentum latum uteri, ligamentum rotundum uteri, ligamentum cardinale,
ligamentum ovarii, ligamentum sacrouterina propium, ligamentum infundibulopelvicum,
ligamentum vesicouterina, ligamentum rectouterina.
5. Vaskularisasi uterus
Terutama dari arteri uterina cabang arteri hypogastrica/illiaca interna, serta arteri
ovarica cabang aorta abdominalis.
6. Salping / Tuba Falopii
Embriologik uterus dan tuba berasal dari ductus Mulleri. Sepasang tuba kiri-kanan,
panjang 8-14 cm, berfungsi sebagai jalan transportasi ovum dari ovarium sampai
cavum uteri. Dinding tuba terdiri tiga lapisan : serosa, muskular (longitudinal dan sirkular)
serta mukosa dengan epitel bersilia. Terdiri dari pars interstitialis, pars isthmica, pars
ampularis, serta pars infundibulum dengan fimbria, dengan karakteristik silia dan
ketebalan dinding yang berbeda-beda pada setiap bagiannya.
7. Pars isthmica (proksimal/isthmus)
Merupakan bagian dengan lumen tersempit, terdapat sfingter uterotuba pengendali
transfer gamet.
8. Pars ampularis (medial/ampula)
Tempat yang sering terjadi fertilisasi adalah daerah ampula / infundibulum, dan pada
hamil ektopik (patologik) sering juga terjadi implantasi di dinding tuba bagian ini.
Pars infundibulum (distal) Dilengkapi dengan fimbriae serta ostium tubae abdominale
pada ujungnya, melekat dengan permukaan ovarium. Fimbriae berfungsi “menangkap”
ovum yang keluar saat ovulasi dari permukaan ovarium, dan membawanya ke dalam
tuba.
9. Mesosalping
Jaringan ikat penyangga tuba (seperti halnya mesenterium pada usus).
10. Ovarium
Organ endokrin berbentuk oval, terletak di dalam rongga peritoneum, sepasang kiri-
kanan. Dilapisi mesovarium, sebagai jaringan ikat dan jalan pembuluh darah dan saraf. Terdiri
dari korteks dan medula.Ovarium berfungsi dalam pembentukan dan pematangan
folikel menjadi ovum (dari sel epitel germinal primordial di lapisan terluar epital ovarium di
korteks), ovulasi (pengeluaran ovum), sintesis dan sekresi hormon-hormon steroid
(estrogen oleh teka interna folikel, progesteron oleh korpus luteum pascaovulasi).
Berhubungan dengan pars infundibulum tuba Falopii melalui perlekatan fimbriae.
Fimbriae “menangkap” ovum yang dilepaskan pada saat ovulasi.
Ovarium terfiksasi oleh ligamentum ovarii proprium, ligamentum infundibulopelvicum
dan jaringan ikat mesovarium. Vaskularisasi dari cabang aorta abdominalis inferior
terhadap arteri renalis.
III. Etiologi
Apa yang menjadi penyebab pre-eklampsia dan eklampsia sampai sekarang belum
diketahui. Telah terdapat banyak teori yang mencoba menerangkan sebab-sebab penyakit
terebut, akan tetapi tidak ada yang dapat memberi jawaban yang memuaskan. Teori yang
dapat diterima harus dapat menerangkan hal-hal berikut:
1) Sebab bertambahnya frekuensi pada primigravidaritas, kehamilan ganda, hidramnion,
dan mola hidatidosa.
2) Sebab bertambahnya frekuensi dengan makin tuanya kehamilan.
3) Sebab dapat terjadinya perbaikan keadaan penderita dengan kematian janin dalam
uterus.
4) Sebab jarang terjadinya eklampsia pada kehamilan-kehamilan berikutnya.
5) Sebab timbulnya hipertensi, edema, proteinuria, kejang, dan koma.
Etiologi pre-eklampsia sampai saat ini belum diketahui dengan pasti.Banyak teori
teori yang dikemukakan oleh para ahli yang mencoba menerangkan penyebabnya, oleh
karena itu disebut “penyakit teori”; namun belum ada yang memberikan jawaban yang
memuaskan.Teori sekarang yang dipakai sebagai penyebab pre-eklampsia adalah teori
“iskemia plasenta”.Namun teori belum dapat menerangkan semuahal yang berkaitan
dengan penyakit ini (Rustam, 1998).
Adapun teori-teori tersebut adalah :
a. Peran Prostasiklin dan Tromboksan
Pada pre-eklampsia dan eklampsia didapatkan kerusakan pada endotel vaskuler,
sehingga sekresi vasodilator prostasiklin oleh sel-sel sendotelial plasenta berkurang,
sedangkan pada kehamilan normal, prostasiklin meningkat.Sekresi tromboksan oleh
trombosit bertambah sehingga timbul vasokonstriksi generalisata dan sekresi
aldosterone menurun.Akibat perubahan ini menyebabkan pengurangan perfusi
plasenta sebanyak 50%, hipertensi dan penurunan volumeplasma (Y, Joko, 2002).
b. Peran Faktor Imunologis
Preeklampsia sering terjadi pada kehamilan pertama karena pada kehamilan pertama
terjadi pembentukan blocking antibodies terhadap antigen plasenta tidak
sempurna.Pada pre-eklampsia terjadi kompleks imun humoral dan aktivasi
komplemen.Hal ini dapat diikuti dengan terjadinya pembentukan proteinuria.
c. Peran Faktor Genetik
Pre-eklampsia hanya terjadi pada manusia.pre-eklampsia meningkat pada anak dari
ibu yang menderita pre-eklampsia.
d. Iskemik dari Uterus
Terjadi karena penurunan aliran darah di uterus
e. Defisiensi Kalsium
Diketahui bahwa kalsium berfungsi membantu mempertahankan vasodilatasi dari
pembuluh darah (Joane, 2006).
V. Patofisiologi
Pada beberapa wanita hamil, terjadi peningkatan sensitifitas vaskuler terhadap
angiotensin II. Peningkatan ini menyebabkan hipertensi dan kerusakan vaskuler,
akibatnya akan terjadi vasospasme. Vasospasme menurunkan diameter pembuluh darah
ke semua organ, fungsi fungsi organ seperti plasenta, ginjal, hati dan otak menurun
sampai 40-60 %. Gangguan plasenta menimbulkan degenerasi pada plasenta dan
kemungkinan terjadi IUGR dan IUFD pada fetus. Aktivitas uterus dan sensitivitas
terhadap oksitosin meningkat.
Penurunan perfusi ginjal menurunkan GFR dan menimbulkan perubahan
glomerolus, protein keluar melalui urin, asam urat menurun, garam dan air di tahan,
tekanan osmotik plasma menurun, cairan keluar dari intravaskuler, menyebabkan
hemokonsentrasi. Peningkatan viskositas darah dan edema jaringan berat dan peningkatan
hematokrit. Pada preeklamsia berat terjadi penurunan volume darah, edema berat dan
berat badan naik dengan cepat.
Penurunan perfusi hati menimbulkan gangguan fungsi hati, edema hepar dan
hemoragik sub-kapsular menyebabkan ibu hamil mengalami nyeri epigastrium atau nyeri
pada kuadran atas. Ruptur hepar jarang terjadi tetapi merupakan komplikasi yang hebat
dari PIH, enzim enzim hati seperti SGOT dan SGPT meningkat. Vasospasme arteriola dan
penurunan aliran darah ke retina menimbulkan symptom visual seperti skotoma (blind
spot) dan pandangan kabur.
Patologi yang sama menimbulkan edema cerebral dan hemoragik serta peningkatan
iritabilitas susunan saraf pusat (sakit kepala, hiperfleksia, klonus pergelangan kaki dan
kejang serta perubahan efek). Pulmonari edema dihubungkan dengan edema umum yang
berat, komplikasi ini biasanya disebabkan oleh dekompensasi kordis kiri.
VII. Patoflow
IX. Penatalaksanaan
Pada dasarnya penanganan pre-eklampsia terdiri atas pengobatan medik dan
penanganan obstetrik. Pengobatan pre-eklampsia yang tepat ialah pengakhiran
kehamilan, karena tindakan tersebut menghilangkan sebabnya dan mencegah
terjadinya eklampsia. dengan bayi yang masih prematur penundaan pengakhiran
kehamilan mungkin dapat menyebabkan eklampsia atau kematian janin.
Pada janin dengan berat badan kemungkinan hidup pada pre-eklampsia berat
lebih baik di luar dari di dalam uterus. Cara pengakhiran dapat dilakukan dengan
induksi persalinan atau seksio sesarea menurut keadaan. Pada umumnya indikasi untuk
pengakhiran kehamilan ialah :
1. Pre-eklampsia ringan dengan kehamilan lebih dari cukup bulan.
2. Pre-eklampsia dengan hipertensi dan/atau proteinuria menetap selama 10-14 hari,
dan janin sudah cukup matur.
3. Pre-eklampsia berat
4. Eklampsia.
2. Nutrition (Nutrisi)
Kegiatan memperoleh, mengasimilasi, dan menggunakan kandungan gizi untuk tujuan
mempertahankan jaringan, perbaikan jaringan, dan produksi tenaga
Ingestion (Proses masuk nya makanan) : Memasukkan makanan atau kandungan
gizi ke dalam tubuh
Digestion (Pencernaan) : Kegiatan fisik dan kimiawi yang mengubah kandungan
makanan ke dalam zat-zat yang sesuai untuk penyerapan dan asimilasi
Absorption (Penyerapan) : tahapan penyerapan kandungan gizi melalui jaringan-
jaringan tubuh
Metabolism (metabolisme) : Proses kimiawi dan fisik yang terjadi di dalam
organisme dan sel-sel hidup bagi pengembangan dan kegunaan protoplasma,
produksi kotoran dan tenaga dengan pelepasan tenaga untuk seluruh proses vital
Hydration (Minum) : Perolehan dan penyerapan cairan dan larutan-larutan
3. Elimination (Pembuangan)
Keluarnya produk-produk kotoran dari tubuh
Urinary system (Sistem Urinaria) : proses keluarnya urine
Gastrointestinal system ( Sistem gastrointestinal) : Pengeluaran dan pengenyahan
produk-produk kotoran dari isi perut
Integumentary system ( Sistem Integumen) : Proses keluarnya melalui kulit
Pulmonary system ( Sistem Paru-paru) : Pembersihan produk-produk metabolis
secara ikutan, pengeluaran dan benda-benda asing dari paru-paru atau dua saluran
bronkus.
4. Activity/Rest (Aktifitas /Istirahat)
Produksi, konservasi, pengeluaran atau keseimbangan sumber-sumber tenaga
Sleep / Rest (Tidur/istirahat) : tidur, istirahat, ketenagaan atau tidak beraktifitas
Activity / Exercise (Aktifitas/berolahraga) : Menggerakkan bagian-bagian tubuh
(mobilitas), melakukan pekerjaan atau sering melakukan kegiatan-kegiatan (tetapi
tidak selalu) untuk meningkatkan daya tahan tubuh (resisitensi)
Energy Balance (Keseimbangan Energi) : Kondisi dinamis keharmonisan antara
proses masuk dan keluarnya sumber-sumber tenaga
Cardiovascular-pulmonary Responses (respon jantung-paru-paru) : Mekanisme
jantung-paru-paru yang mendukung aktifitas/istirahat
5. Perception/Cognition (Cara Pandang/ Kesadaran)
Sistem pemrosesan informasi manusia, termasuk perhatian, orientasi (tujuan), sensasi,
cara pandang, kesadaran, dan komunikasi
Attention( Perhatian) : Kesiapan mental untuk memperhatikan atau mengamati
Orientation (Tujuan) : Kesadaran akan waktu, tempat dan orang
Sensation/Perception (Sensasi/Cara Pandang) : Menerima informasi melalui
sentuhan, rasa, bau, penglihatan, pendengaran, dan kinestesi (gerakan otot) dan
pemahaman akan data rasa hasil dari penamaan, mengasosiasikan dan atau
pengenalan pola
Cognition (Kesadaran) : Kegunaan memori, belajar, berfikir, penyelesaian
masalah, abstraksi, penilaian, pengetahuan, kapasitas intelektual, kalkulasi dan
bahasa.
Communication (Komunikasi) : Mengirim dan menerima informasi verbal
(memakai kata-kata) dan non verbal (memakai gerakan anggota badan yang
mengandung arti)
6. Self Perseption (Persepsi Diri)
Kesadaran Akan diri sendiri
Self-Concept (Konsep Diri) : persepsi tentang diri sendiri secara menyeluruh
Self-Esteem (Penghargaan diri) : Penilaian akan pekerjaan sendiri, kapabilitas,
kepentingan, dan keberhasilan
Body Image (Citra Tubuh) : Citra mental akan tubuh diri sendiri
7. Role Relationship (Hubungan Peran)
Hubungan atau asosiasi positif dan negative antar individu atau kelompok-kelompok
individu dan sarananya. Hubungan-hubungan tersebut ditunjukkan oleh sarana tersebut.
Caregiving Roles (Peran-peran yang memberi perhatian) : Pola perilaku yang
diharapkan secara social oleh individu-individu yang menyediakan perawatan dan
bukan para professional perawatan kesehatan
Family Relationships (Hubungan keluarga) : Asosiasi orang-orang yang secara
biologis saling berkaitan
Role Performance (Kinerja Peran) : Kualitas memfungsikan didalam pola-pola
perilaku yang diharapkan secara sosial
8. Sexuality /Seksualitas
Identitas seksual, fungsi seksual dan reproduksi
WS`d14 Sexual Identity (Identitas Seksual) : Kondisi menjadi seseorang yang
khusus dalam hal seksualitas dan atau gender
Sexual Function (Fungsi Seksual) : Kapasitas atau kemampuan untuk berpartisipasi
didalam aktifitas seksual
Reproduction (Reproduksi) : Segala proses yang melahirkan individu-individu baru
9. Coping/ Stess Tolerance
Berkaitan dengan kejadian-kejadian atau proses-proses kehidupan
Post-Trauma Responses (Respon paska trauma) Reaksi-reaksi yang terjadi setelah
trauma fisik atau psikologis
Coping Responses (Respon-respon penanggulangan) : Proses mengendalikan
tekanan lingkungan
Neuro-behavioral Responses (Respon-respon perilaku syaraf) Respon perilaku
yang mencerminkan fungsi saraf dan otak
10. Life Principles (Prinsip-prinsip hidup)
Prinsip-prinsip yang mendasari perilaku, pikiran dan perilaku tentang langkah-
langkah, adat istiadat, atau lembaga yang dipandang benar atau memiliki pekerjaan
intrinsik
Values: (Nilai-nilai) : Identifikasi dan pemeringkatan tentang bagaimana akhirnya
bertindak yang disukai
Beliefs: (Kepercayaan) : Pendapat, harapan atau penilaian atas tindakan, adapt
istiadat, atau lembaga yang dianggap benar atau memiliki pekerjaan instrinsik
Value/Belief/Action Congruence: (Nilai, Kepercayaan, kesesuaian tindakan) :
korespondensi atau keseimbangan yang dicapai antara nilai-nilai, kepercayaan dan
tindakan
11. Safety/Protektion (Keselamatan/Perlindungan)
Aman dari mara bahaya, luka fisik atau kerusakan system kekebalan, penjagaan akan
kehilangan dan perlindungan keselamatan dan keamanan
Infection: (Infeksi) : Respon-respon setempat setelah invasi patogenik
Physical Injury: (luka Fisik) : Luka tubuh yang membahayakan
Violence: ( kekerasan ) penggunaan kekuatan atau tenaga yang berlebihan
sehingga menimbulkan luka atau siksaan
Environmental Hazards: (tanda bahaya lingkungan ) sumber-sumber bahaya yang
ada dilinkungan sekitar kita
Defensive Processes: ( proses mempertahankan diri ) proses seseorang
mempertahankan diri dari luar
Thermoregulation: proses fisiologis untuk mengatur panas dan energi di dalam
tubuh untuk tujuan melindingi organisms.
12. Comfort
Rasa kesehatan mental, fisik, atau social, atau ketentraman
Physical Comfort : merasakan tentram dan nyaman
Social Comfort : merasakan tentram dan nyaman dari situasi social seseorang
13. Growth/ Development
Bertambahnya usia yang sesuai dengan demensi fisik, system organ dan atau
tonggak perkembangan yang dicapai
Growth: kenaikan demensi fisik atau kedewasaan system organ
Development: apa yang dicapai, kurang tercapai, atau kehilangan tonggak
perkembanga.
2. Diagnosa Keperawatan
1. Ansietas b/d dengan krisis situasi
2. Ketidak efektifan perfusi jaringan perifer b/d hipertensi
3. Penurunan curah jantung b/d Perubahan preload
4. Kelebihan volume cairan b/d gangguan mekanisme regulasi
5. Nyeri akut b/d dengan agen cidera fisik
3. Intervensi Keperawatan
Fluid Monitoring
1. Tentukan riwayat jumlah dan tipe
intake cairan dan eliminasi.
2. Tentukan kemungkinan faktor
resiko dari ketidak seimbangan
cairan (Hipertermia, terapi diuretik,
kelainan renal, gagal jantung,
diaporesis, disfungsi hati, dll ).
3. Monitor berat badan.
4. Monitor serum dan elektrolit urine
5. Monitor serum dan osmilalitas urin.
6. Monitor BP, HR, dan RR
7. Monitor tekanan darah orthostatik
dan perubahan irama jantung.
8. Monitor parameter hemodinamik
infasif.
9. Catat secara akutar intake dan
output.
10. Monitor adanya distensi leher,
rinchi, eodem perifer dan
penambahan BB.
11. Monitor tanda dan gejala dari
odema.
12. Beri obat yang dapat
meningkatkan output urin
DAFTAR PUSTAKA
Nurarif, A, H & Kusuma, H, 2013, Aplikasi Asuhan Keperawatan NANDA NIC-NOC jilid I,
Manuaba, I.B. 2002. Kapita Selekta Penatalaksanaan Rutin Obstetri Ginekologi dan KB.
Jakarta: EGC.
Safe Motherhood. 2001. Modul Eklampsia ̶ Materi Pendidikan Kebidanan. Jakarta: EGC.