Anda di halaman 1dari 170

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. KEHAMILAN

1. Konsep Dasar

a. Pengertian

Menurut Saifuddin (2009), kehamilan adalah sebagai fertilisasi

atau penyatuan dari spermatozoa dan ovum dan dilanjutkan dengan

nidasi atau implantasi. Bila dihitung dari saat fertilisasi hingga lahirnya

bayi, kehamilan normal akan berlangsung dalam waktu 40 minggu atau 10

bulan atau 9 bulan menurut kalender internasional. Kehamilan terbagi

menjadi 3 trimester, dimana trimester satu berlangsung dalam 12 minggu,

trimester kedua 15 minggu (minggu ke-13 hingga ke-27), dan trimester

ketiga 13 minggu (minggu ke-28 hingga ke-40).

Kehamilan merupakan proses yang alamiah. Perubahan-

perubahan yang terjadi pada wanita selama kehamilan normal adalah

bersifat fisiologis, bukan patologis. Selain itu kehamilan dapat diartikan

sebagai pengalaman yang sangat bermakna bagi perempuan, keluarga

dan masyarakat. Perilaku ibu selama masa kehamilannya akan

mempengaruhi kehamilannya, perilaku ibu dalam mencari penolong

persalinan akan mempengaruhi kesehatan ibu dan janin yang dilahirkan

(Walyani, 2015).

8
b. Tanda-Tanda Kehamilan Trimester III

1) Amenorea (berhentinya haid)

Konsepsi dan nidasi menyebabkan tidak terjadi pembentukan folikel de

graaf dan ovulasi sehingga menstruasi tidak terjadi. Lamanya amenorea

dapat diinformasikan dengan memastikan hari pertama haid terakhir

(HPHT), dan digunakan untuk memperkirakan usia kehamilan dan tafsiran

persalinan. Tetapi, amenorhea juga dapat disebabkan oleh penyakit kronik

tertentu, tumor pituitari, perubahan dan faktor lingkungan, malnutrisi, dan

biasanya gangguan emosional seperti ketakutan akan kehamilan.

2) Mual (nausea) dan muntah (emesis)

Pengaruh ekstrogen dan progesteron terjadi pengeluaran asam lambung

yang berlebihan dan menimbulkan mual muntah yang terjadi terutama pada

pagi hari yang disebut morning sicknes. Dalam batas tertentu hal ini masih

fisiologis, tetapi bila terlampau sering dapat menyebabkan gangguan

kesehatan yang disebut dengan hiperemesis gravidarum.

3) Payudara tegang

Ekstrogen meningkatkan perkembangan sistem duktus pada payudara,

sedangkan progesteron menstimulasi perkembangan sistem alveolar

payudara. Bersama somatomamotropin, hormon-hormon ini menimbulkan

pembesaran payudara, menimbulkan perasaan tegang dan nyeri selama dua

bulan pertama kehamilan, pelebaran puting susu, serta pengeluaran

kolostrum.

9
4) Sering miksi

Desakan rahim kedepan menyebabkan kandung kemih cepat terasa penuh dan

sering miksi. Frekuensi miksi yang sering, terjadi pada akhir triwulan gejala

bisa timbul karena janin mulai masuk kerongga panggul dan menekan

kandung kemih.

5) Konstipasi atau obstipasi

Pengaruh progesteron dapat menghambat peristatik usus (tonus otot menurun)

sehingga kesulitan untuk BAB.

6) Pigmentasi kulit

Pigmentasi terjadi pada usia kehamilan lebih dari 12 minggu. Terjadi akibat

pengaruh hormon kortikosteroid plasenta yang merangsang melanofor dan

kulit. Biasanya terjadi pada sekitar pipi, leher, dinding perut, pada payudara,

dan sekitar pantat atau paha atas.

7) Varises

Pengaruh ekstrogen dan progesteron menyebabkan pelebaran pembuluh darah

terutama bagi wanita yang mempunyai bakat. Varises dapat terjadi disekitar

genetalia eskterna, kaki, betis serta payudara. Penampakan pembuluh darah

ini dapat hilang setelah persalinan.

8) Perut membesar

Terjadi akibat pembesaran uterus. Hai ini terjadi pada bulan keempat

kehamilan

10
9) Gerakan janin dalam rahim

Gerakan janin ini harus dapat diraba dengan jelas oleh pemeriksa. Gerakan

janin baru dapat dirasakan pada usia kehamilan sekitar 20 minggu.

10) Denyut jantung janin

Dapat didengar pada usia 12 minggu dengan menggunakan alat fetal

electrocardiograf (misalnya dopler). Dengan stethoscope laenec, DJJ baru

dapat didengar pada usia kehamilan 18-20 minggu.

11) Bagian-bagian janin

Bagian-bagian janin yaitu bagian besar janin (kepala dan bokong) serta

bagian kecil janin (lengan dan kaki) dapat diraba dengan jelas pada usia

kehamilan lebih tua (trimester tiga). Bagian janin ini dapat dilihat lebih

sempurna lagi menggunakan USG.

12) Kerangka janin

Kerangka janin dapat dilihat dengan foto rontgen maupun USG (Walyani,

2015).

c. Perubahan Fisiologis dan Psikologis pada Ibu Hamil Trimester III

Perubahan fisiologis dan psikologis adalah perubahan yang umum terjadi pada

ibu hamil. Perubahan fisiologis pada ibu hamil, yaitu:

1) Mons veneris

Daerah yang menggunung di atas simfisis, yang akan ditumbuhi rambut

kemaluan (pubis) apabila wanita beranjak dewasa. Rambut ini membentuk

sudut lengkung (pada wanita).

11
2) Labia mayora (bibir besar)

Berada pada kanan dan kiri, berbentuk lonjong, yang pada wanita menjelang

dewasa di tumbuhi rambut lanjutan dari mons veneris, bertemunya labia

mayor membentuk komisura posterior.

3) Labia minora (bibir kecil)

Bagian dalam dari bibir besar yang berwarna merah jambu. Merupakan

suatu lipatan kanan dan kiri bertemu di atas preputium klitoridis dan di

bawah klitoris. Bagian belakang kedua lipatan setelah mengelilingi orifisium

vagina bersatu disebut faurchet (hanya nampak pada wanita yang belum

pernah melahirkan).

4) Klitoris (kelentit)

Identik dengan penis pria, kira-kira sebesar kacang hijau sampai cabe rawit

dan ditutupi fenulum, klitorodis. Glans klitoris berisi jaringan yang dapat

berereksi, sifatnya amat sensitif karena banyak memiliki serabut saraf.

5) Vestibulum

Merupakan rongga yang setelah lateral dibatasi oleh kedua labia minora,

anterior oleh klitoris dan dorsal oleh faurchet. Pada vestibulum juga

bermuara uretra dan 2 buah kelenjar skene dan 2 buah kelenjar bartholin,

yang mana kelenjar ini akan mengeluarkan sekret pada wanita koitus.

Hymen (selaput dara) Merupakan selaput yang menutupi introitus vagina,

biasanya berlubang membentuk semilunaris, anularis, tapisan, septata, atau

fimbria. Bila tidak berlubang disebut atresia himenalis atau hymen

imperforata. Hymen akan robek pada koitus apalagi setelah bersalin (hymen

12
ini disebut karunkulae mirtiformis). Lubang-lubang pada hymen berfungsi

untuk tempat keluarnya sekret dan darah haid

6) Perineum

Terletak di antara vulva dan anus, panjang sekitar 4 cm.

7) Vulva

Bagian dari alat kandungan yang berbentuk lonjong, berukuran panjang

mulai dari klitoris, kanan kiri di atas bibir kecil, sampai ke belakang di

batasi perineum.

8) Vagina (liang Senggama)

Adalah liang atau saluran yang menghubungkan vulva dan rahim, terletak di

antara kandung kencing dan rectum. Dinding depan vagina panjangnya 7-9

cm dan dinding belakang 9-11 cm. Dinding vagina berlipat-lipat yang

berjalan sirkuler dan disebut rugae, sedangkan ditengahnya ada bagian yang

lebih keras disebut kolumna rugarum. Dinding vagina terdiri dari 3 lapisan

yaitu : lapisan mukosa yang merupakan kulit, lapisan otot dan lapisan

jaringan ikat. Berbatasan dengan serviks membentuk ruangan lengkung,

antara lain forniks lateral kanan kiri, forniks anterior dan posterior.

Bagian dari serviks yang menonjol ke dalam vagina disebut

vesikalis inferior, arteria hemoroidalis mediana dan arteria pudendus

interna. Fungsi penting vagina adalah sebagai saluran untuk mengalirkan

darah haid dan sekret lain dari rahim, alat untuk bersenggama dan jalan lahir

pada waktu bersalin

13
9) Uterus (rahim)

Adalah suatu struktur otot yang cukup kuat, bagian luarnya ditutupi oleh

peritoneum, sedangkan rongga dalamnya dilapisi oleh mukosa rahim. Dalam

keadaan tidak hamil, rahim terletak dalam rongga panggul kecil diantara

kandung kencing dan rektum. Bentuknya seperti bola lampu yang gepeng

atau buah alpukat yang terdiri dari badan rahim (korpus uteri) berbentuk

segitiga, leher rahim (serviks uteri) berbentuk silinder, rongga rahim (kavum

uteri). Bagian rahim antara kedua pangkal tuba disebut fundus uteri,

merupakan bagian proksimal rahim. Besarnya rahim berbeda-beda,

tergantung pada usia dan pernah melahirkan atau belum. Serviks uteri terbagi 2

bagian yaitu pars supravaginal dan pars vaginal (portio) saluran yang

menghubungkan orifisium uteri interna (OUI) dan orifisium uter i eksterna

(OUE) disebut kanalis servikalis. Bagian rahim antara serviks dan korpus

disebut isthmus atau segmen bawah rahim, bagian ini penting dalam

kehamilan dan persalinan karena akan mengalami peregangan. Dinding rahim

terdiri dari 3 lapis, yaitu lapisan serosa (lapisan peritoneum) berada di luar,

lapisan otot (lapisan miometrium) terletak di tengah, dan lapisan mukosa

(endometrium) di dalam (Walyani, 2015).

Sedangkan untuk perubahan psikologi yang sering terjadi pada

wanita hamil pada trimester ketiga. Trimester tiga sering disebut periode

penantian dengan penuh kewaspadaan. Pada periode ini wanita mulai

menyadari kehadiran bayi, menghindari keramaian atau seseorang yang

dianggap membahayakan. Wanita mungkin merasa cemas dengan kehidupan

14
bayi, kehidupannya sendiri. Selain itu peningkatan hasrat seksual yang terjadi

pada trimester sebelumnya.

d. Tanda Bahaya dalam Kehamilan Trimester III

Menurut Saryono (2010) ada 7 tanda bahaya kehamilan, yaitu :

1) Perdarahan pervaginam

2) Sakit kepala yang hebat

3) Pengelihatan kabur

Pengelihatan kabur yaitu masalah visual yang mengindikasikan keadaaan

yang mengancam jiwa, adanya perubahan visual (pengelihatan) yang

mendadak, misalnya pandangan kabur atau ada bayangan. Penyebabnya

karena pengaruh hormonal, ketajaman pengelihatan ibu dapat berubah

dalam kehamilan. Perubahan ringan adalah normal. Perubahan

pengelihatan ini mungkin disertai dengan sakit kepala yang hebat dan

mungkin suatu tanda dari pre-eklamsia. Tanda gejala yang muncul pada

masalah visual yang mengidentifikasikan keadaan yang mengancam

adalah perubahan visual yang mendadak, perubahan visual ini mungkin

disertai sakit kepala yang hebat dan mungkin menandakan pre-eklamsia.

Untuk penanganannya berikan konseling pada ibu mengenai tanda-tanda

pre- eklamsia dan segera merujuknya ke dokter spesialis kandungan.

Bengkak diwajah dan jari-jari tangan edema adalah penimbunan cairan

secara umum dan berlebihan dalam jaringan tubuh dan biasanya dapat

diketahui dari kenaikan berat badan serta pembengkakaan kaki, jari tangan

dan muka. Edema pretibial yang ringan sering ditemukan pada kehamilan

15
biasa sehingga tidak seberapa penting untuk penentuan diagnosa pre-

eklamsia. Selain itu, kenaikan berat badan ½ kg setiap minggunya dalam

kehamilan masih dianggap normal, tetapi bila kenaikan 1 kg seminggu

beberapa kali, maka perlu kewaspadaan terhadap timbulnya pre-eklamsia.

Penyebabnya adanya pertanda anemia, gagal jantung, dan pre- eklamsia.

Tanda gejala yang muncul dalam pembentukan edema (bengkak) karena

dengan menurunnya kekentalan darah pada penderita anemia, disebabkan

oleh berkurangnya kadar hemoglobin (Hb) sebagai pengangkut oksigen

dalam darah. Pada darah yang rendah kadar Hb-nya, kandungan cairannya

lebih tinggi dibandingkan dengan sel-sel darah merahnya. Hampir separuh

dari ibu hamil akan mengalami bengkak yang normal pada kaki yang

biasanya muncul pada sore hari dan biasanyaa hilang setelah beristirahat

atau dengan meninggikan kaki lebih tinggi daripada kepala.

4) Keluarnya cairan pervaginam

Keluarnya cairan berupa air dari vagina pada trimester III. Cairan pervaginam

dalam kehamilan normal apabila tidak berupa perdarahan banyak, air ketuban

maupun leukhore yang patologis. Penyebab terjadinya persalinan prematur

adalah ketuban pecah sebelum waktunya. Penyebab terjadi keluarnya cairan

pervaginam karena ketegangan raahim berlebihan (kehamilan ganda,

hidramnion), kelainan bawaan dari selaput ketuban, dan infeksi.

Tanda gejala keluarnya cairan ibu tidak terasa, berbau amis, dan

berwarna putih keruh, berarti yang keluar adalah air ketuban, jika kehamilan

belum cukup bulan, hati-hati akan adanya persalinan preterm dan komplikasi

16
infeksi intrapartum. Penanganannya dalam mempertahankan kehamilannya

sampai matang diberikan kortikosteroid untuk kematangan paru janin.

5) Gerakan janin tidak terasa

Ibu hamil mulai dapat merasakan gerakan bayinya pada usia kehamilan 16-18

minggu pada multigravida, dan 18-20 minggu pada primigravida. Jika bayi

tidur gerakan akan melemah. Bayi harus bergerak paling sedikit 3 kali dalam

periode 3 jam (10 gerakan dalam 12 jam).

Gerakan bayi akan lebih mudah terasa jika ibu berbaring/istirahat

dan jika ibu makan dan minum dengan baik. Penyebabnya adalah aktivitas

ibu yang berlebihan sehingga gerakan janin tidak dirasakan, kematian janin,

perut tegang akibat kontraksi berlebihan ataupun kepala sudah masuk

panggul pada kehamilan aterm.

6) Nyeri abdomen yang hebat

Tanda gejala nyeri perut yang tidak berhubungan dengan persalinan adalah

tidak normal. Nyeri abdomen yang mengindikasikan mengancam jiwa adalah

yang hebat, menetap dan tidak hilang setelah beristirahat, kadang-kadang

dapat disertai dengan perdarahan lewat jalan lahir. Penyebabnya bisa berarti

appendictis (radang usus buntu), kehamilan ektopik (kehamilan diluar

kandungan), aborsi (keguguran), penyakit radang panggul, persalinan preterm,

gastritis (maag), penyakit kantong empedu, solutio plasenta, penyakit menular

seksual, infeksi saluran kemih atau infeksi lain (Walyani, 2015).

e. Ketidaknyamanan dalam Kehamilan Trimester III

Pada trimester III ini wanita mulai menyadari kehadiran bayi sebagai

17
makhluk yang terpisah sehingga ia manjadi tidak sabar menanti kehadiran

sang bayi. Ada perasaan was-was meningat bayi dapat lahir kapan pun. Selain

itu wanita mungkin merasa cemas dengan kehidupan bayi dan kehidupannya

sendiri, seperti: apakah nanti bayinya akan lahir abnormal, terkait persalinan

dan kelahiran, apakah ia akan menyadari bahwa ia akan bersalin, atau bayinya

tidak mampu keluar karena perutnya sudah luar biasa besar atau apakah organ

vitalnya akan mengalami cidera akibat tendangan bayi. Wanita akan kembali

merasakan ketidaknyamanan fisik yang semakin kuat menjelang akhir

kehamilan. Ia akan merasa canggung,

18
jelek, berantakan, dan memerlukan dukungan yang sangat besar dan konsisten

dari pasangannya. Pada pertengahan trimester ketiga, peningkatan hasrat

seksual yang terjadi pada trimester sebelumnya akan menghilang karena

abdomennya yang semakin besar menjadi halangan. Alternatif posisi dalam

berhubungan seksual dan metode alternatif untuk mencapai kepuasan dapat

membantu atau dapat menimbulkan perasaan bersalah jika merasa tidak

nyaman dengan cara-cara tersebut. Ketidaknyamanan pada trimester III

meningkat, ibu merasa dirinya aneh dan jelek, menjadi lebih ketergantungan,

malas dan mudah kesinggung serta merasa menyulitkan. Disamping itu ibu

merasa sedih akan berpisah dari bayinya dan kehilangan perhatian khusus yang

akan diterimanya selama hamil, disinilah ibu memerlukan keterangan,

dukungan dari suami, bidan dan keluarganya (Walyani, 2015)

f. Kebutuhan Psikologis Ibu Hamil Trimester III

Pada kehamilan trimester III sering disebut periode menunggu dan waspada

sebab pada saat itu ibu tidak sabar menunggu kelahiran bayinya, menunggu

tanda-tanda persalinan. Perhatian ibu berfokus pada bayinya, gerakan janin dan

membesarnya uterus mengingatkan pada bayinya. Sehingga ibu selalu waspada

untuk melindungi bayinya dari bahaya, cedera dan akan menghindari

orang/hal/benda yang dianggapnya membahayakan bayinya. Pada trimester III

biasanya ibu merasa khawatir, takut akan kehidupan dirinya, bayinya, kelainan

pada bayinya, persalinan, dan nyeri persalinan.

Dukungan dari suami, keluarga, lingkungan, tenaga kesehatan pada

masa kehamilan sangat dibutuhkan bagi seorang wanita yang sedang hamil,

19
terutama dari orang terdekat apalagi bagi ibu yang baru pertama kali hamil.

Seorang wanita akan merasa tenang dan nyaman dengan adanya dukungan dan

perhatian dari orang-orang terdekat (Walyani, 2015).

g. Kebutuhan Fisiologis Ibu Hamil Trimester III

Seorang wanita akan merasa tenang dan nyaman dengan adanya dukungan dan

perhatian dari orang-orang terdekat. Dukungan dan peran serta suami dalam

masa kehamilan terbukti meningkatkan kesiapan ibu hamil dalam menghadapi

kehamilan dan proses persalinan, bahkan juga memicu produksi ASI.

Saat hamil wanita mengalami perubahan baik fisik maupun mental.

Tugas penting seorang suami yaitu memberikan perhatian dan membina

hubungan baik dengan istri, sehingga istri mengkonsultasikan setiap saat dan

setiap masalah yang dialaminya dalam menghadapi kesulitan-kesulitan selama

mengalami kehamilan. Selain dukungan dan peran suami, lingkungan keluarga

yang harmonis ataupun lingkungan tempat tinggal yang kondusif sangat

berpengaruh. Keluarga harus menjadi bagian dalam mempersiapkan pasangan

menjadi orang tua. Tenaga kesehatan harus mampu mengenali tentang keadaan

yang ada disekitar ibu hamil atau pasca persalinan (Walyani, 2015).

h. Asuhan Antenatal

Asuhan antenatal care adalah suatu program yang terencana berupa observasi,

edukasi, dan penanganan medik pada ibu hamil, untuk

20
memperoleh suatu proses kehamilan dan persiapan persalinan yang aman dan

memuaskan (Mufdillah, 2009). Tujuan asuhan antenatal care yaitu :

1) Memantau kemajuan kehamilan untuk memastikan kesehatan ibu dan

tumbuh kembang bayi.

2) Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik, mental dan sosial

ibu juga bayi.

3) Mengenali secara dini adanya ketidaknormalan atau komplikasi yang

mungkin terjadi selama hamil, termasuk riwayat penyakit secara umum,

kebidanan, dan pembedahan.

4) Mempersiapkan persalinan cukup bulan, melahirkan dengan selamat, ibu

maupun bayinya dengan trauma seminimal mungkin

5) Mempersiapkan ibu agar masa nifas berjalan normal dan pemberian ASI

ekslusif.

6) Mempersiapkan peran ibu dan keluarga dalam menerima kelahiran bayi

agar dapat tumbuh kembang secara normal.

Setiap wanita hamil menghadapi resiko komplikasi yang bisa

mengancam jiwanya. Oleh karena itu, setiap wanita hamil memerlukan

sedikitnya empat kali kunjungan selama periode antenatal :

(a) Satu kali kunjungan selama trimester pertama (sebelum 14 minggu)

(b) Satu kali kunjungan selama trimester kedua (antara minggu 14- 28)

(c) Dua kali kunjungan selama trimester ketiga (antara minggu 28- 36

dan sesudah minggu ke 36) (Saifuddin dkk, 2010).

21
2. Manajemen asuhan kebidanan

Manajemen asuhan kebidanan mengacu pada KEPMENKES no

982/MENKES/SK/VII/2007 tentang standar asuhan kebidanan yang meliputi :

a. STANDAR I : Pengkajian

1) Pernyataan Standar

Bidan mengumpulkan informasi yang akurat, relevan dan lengkap dari

semua sumber yang berkaitan dengan kondisi klien.

2) Criteria pengkajian

Data tetap akurat dan lengkap

Terdiri dari data subjektid (hasil anamnesa, biodata, keluhan utama,

riwayat kesehatan dan latar belakang social budaya

b. STANDAR II Perumusan diagnose dan atau masalah

1) Pernyataan Standar

Bidan menganalisa data yang diperoleh pada pengkajian,

menginterprestasikannyasecara akurat dan logis untuk menjadikan

diagnose dan masalah kebidanan yang tepat.

2) Criteria perumusan diagnose dan atau masalah

a) Diagnose sesuai dengan nomerklatur kebidanan

b) Masalah dirumuskan sesuai dengan kondisi klien

c) dapat diselesaikan dengan asuhan kebidanan secara mandiri,

kolaborasi dan rujukan

22
c. STANDAR III Perencanaan

1) Pernyataan standar

Bidan merencanakan asuhan kebidanan berdasarkan diagnose dan

masalah yang ditegakan

2) Kreteria perencanaan

(a) Rencana tindakan disusun berdasarkan prioritas masalah dan

kondisi klien, tindakan segera, tindakan antisipasi dan asuhan

komprehensif

(b) Melibatkan klien/pasien dan atau keluarga

(c) Mempertimbangkan kondisii psikologi, social budaya

klien/keluarga

(d) Memilih tindakan yang aman sesuai kondisi dan kebutuhan klien

berdasarkanevidence based dan memastikan bahwa asuhan yang

diberikan bermanfaat bagi klien

(e) Pertimbangan kebijakan dan peraturan yang berlaku sumber daya

serta fasilitas yang ada

d. STANDAR IV : Implementasi

1) Pernyataan standar

bidan melakukan asuhan kebuidanan secara komprehensif efektif dan

aman berdasarkan evidenbased kepada klien/pasien dalam bentuk

upaya promotif, preventif,kuratif, dan rehabilitative di lakukan secara

mandiri , kolaboratif dan rujukan.

23
2) Criteria

a) Memperhatikan keunikan klien sebagai mahluk bio psikosial-

spiritual-kultural

b) Setiap tindakan asuhan harus dapat mendapatkan persetujuan dari

klien atau keluarga (inform consent)

c) Melakukan tindakan asuhan berdasarkan evidence based

d) Melibatkan klien/pasien dalam seetiap tindakan

e) Menjaga privasi klien/pasien

f) Melaksanakan prinsip pencegahan infeksi

g) Mengikuti perkembangan kondisi klien secara berkesinambungan

h) Menggunakan sumber daya dan fasilitas yang ada dan sesuai

i) Melakukan tindakan sesuai standar

j) Mencatat semua tindakan yang telah dilakukan

e. STANDAR V EVALUASI

1) Pernyataan standar

Bidan melakukan evaluasi secara sistimatis dan berkesinambungan

untuk melihat keaktifan dari asuhan yang sudah diberikan sesuai

dengan perubahan perkembangan kondisi klien

2) Criteria evaluasi

a) Penilaian dilakuakn segera setelah melaksanakan asuahan sesaui

dengan kondisi klien

b) Hasil evaluasi di catat dan dikomunikasikan pada klien dan

keluarga

24
c) Evaluasi dilakukan sesuai dengan standar

d) Hasil evaluasi ditidak lanjuti sesuai dengan kondisi klien/pasien

f. STANDAR VI : Pencatatan Asuhan Kebidanan

1) Pernyataan standar

Bidan melakukan pencatatan secara lengkap alamat singkat dan jelas

mengenal keadaan/kelainan yang ditemukan dan dilakukan dalam

memberikan asuhan kebidanan

2) Criteria pencatatan asuahan kebidanan

a) Pencatatan dilakukan segera setelah melaksanakan asuhan pada

formulir yang tersedia (rekam medis, KMS, status pasien , buku

KIA)

b) Ditulis dalam bentuk catatan perkembangan SOAP

S adalah data subjektif, mencatat hasil anamnesa

O adalah data objektif, menctat diagnose dan masalah kebidanan

A adalah hasil analisa, mencatat diagnose dan masalah kebidanan

P adalah penalaksanaan, mencatat seluruh perencanaan dan

penatalaksanaan yang sudah dilakukan seperti tindakan antisipasi,

tindkan segera, tindakan secara komprehensif, penyuluhan,

dukungan, kolaborasi, evaluasi/follow up dan rujukan.

3. Manajemen Asuhan kebidanan

Manajemen asuhan kebidanan pada ibu hamil berdasarkan tinjauan teori tentang

asuhan kehamilan trimester III sebagai berikut :

25
a. Pengkajian

1) Data Subjektif

Adalah data yang di dapatkan dari klien sebagai suatu pendapat

terhadap suatu kejadian. Data subjektif meliputi:

a) Biodata

(1) Nama istri/suami

Mengetahui nama klien dan suami berguna untuk memperlancar

komunikasi dalam asuhan sehingga tidak terlihat kaku dan lebih,

akrab (Astuti, 2012).

(2) Umur

Umur perlu diketahui guna mengetahui apakah klien dalam,

kehamilan yang beresiko atau tidak. Usia dibawah 16 tahun dan

diatas 35 tahun adalah umur-umur yang beresiko tinggi untuk

hamil. Umur yang baik untuk kehamilan maupun persalinan

adalah 19-25 tahun (Astuti, 2012).

(3) Agama

Tanyakan pilihan agama klien dan berbagai praktik terkait

agama yang harus diobservasi. Informasi ini dapat menuntun

kesuatu diskusi tentang pentingnya agama bagi kehidupan klien

(Astuti, 2012).

(4) Suku/Bangsa

Ras, etnis dan keturunan harus di identifikasi dalam rangka

memberikan perawatan yang peka budaya kepada klien dan

26
keluarga (Astuti, 2012).

(5) Pendidikan

Tanyakan pendidikan tertinggi yang klien tamatkan, informasi

ini membantu klinisi memahami klien sebagai individu dan

memberi gambaran kemampuan baca-tulisnya dan tanyakan

pengetahuan ibu terhadap pengetahuan kandungan gizi dalam

makanan karena dapat mempengaruhi dalam pemilihan makanan

(Astuti, 2012).

(6) Pekerjaan

Penting untuk mengetahui apakah klien dalam keadaan utuh dan

untuk mengkaji potensi kelahiran, prematur, dan terhadap

bahaya lingkungan kerja, yang dapat merusak janin (Astuti,

2012).

(7) Alamat rumah

Alamat rumah klien perlu diketahui bidan untuk lebih

memudahkan saat pertolongan persalinan dan untuk mengetahui

jarak rumah dengan tempat rujukan

b) Alasan datang

Alasan wanita mengunjungi bidan ke BMP, puskesmas, RS, atau tempat

kesehatan yang diungkapankan dengan kata- katanya sendiri (Yuliani dkk,

2017).

27
c) Keluhan utama

Menurut Yuliani dkk (2017), keluhan utama merupakan sesuatau keluhan

wanita yang berhubungan dengan sistem tubuh, meliputi kapan mulainya,

bentuknya seperti apa, faktor pencetus, perjalanan penyakit termasuk

durasi dan kekambuhan.

d) Riwayat kehamilan sekarang

Riwayat kehamilan menurut Astuti (2012), antara lain:

(1) HPHT (Hari Pertama Haid Terakhir)

Tanggal hari pertama dari menstruasi terkahir klien untuk

memperkirakan kapan kira-kira bayi akan di lahirkan.

(2) HPL (Hari Perkiraan Lahir)

Perhitungan dilakukan dengan menambahkan 9 bulan dan 7 hari

pada hari pertama haid terakhir (HPHT) atau dengan mengurangi

bulan dengan 3, kemudian 7 hari dan 1 tahun.

(3) Gerakan bayi mulai dirasakan

Mengidentifikasi apakah sudah ada gerakan janin dalam umur

kehamilan sekarang.

(4) Obat-obatan yang dikonsumsi

Pengobatan penyakit saat hamil harus selalu memperhatikan apakah

berpengaruh terhadap tumbuh kembang janin.

(5) Keluhan-keluhan pada kehamilan

Tanyakan pada klien apakah ada masalah pada kehamilan trimester I,

28
masalah-masalah tersebut misalnya hiperemesis gravidarum, anemia,

dan tanyakan pada klien masalah yang pernah ia rasakan pada trimester

II dan III pada kehamilan sebelumnya. Hal ini untuk sebagai faktor

persiapan kalau kehamilan yang sekarang akan terjadi hal seperti itu

lagi.

(6) ANC (Antenatal Care)

Setiap wanita hamil memerlukan sedikitnya empat kali kunjungan

selama periode antenatal:

(a) Satu kali kunjungan selama trimester pertama (sebelum 14 minggu)

(b) Satu kali kunjungan selama trimester kedua (antara minggu 14-28)

(c) Dua kali kunjungan selama trimester ketiga (antara minggu 28-36 dan

sesudah minggu ke 36) (Saifuddin dkk, 2010).

Tanyakan pada klien asuhan kehamilan apa saja yang pernah ia

dapatkan selama kehamilan trimester I dan tanyakan kepada klien

asuhan apa yang pernah ia dapat pada trimester II dan III kehamilan

sebelumnya dan tanyakan bagaimana pengaruhnya terhadap kehamilan,

serta tanyakan kepada klien dimana tempat ia mendapatkan asuhan

kehamilan tersebut.

(7) Penyuluhan yang pernah di dapat

Penyuluhan apa yang pernah didapat klien perlu ditanyakan untuk

mengetahui pengetahuan apa saja yang kira-kira telah didapat klien dan

berguna bagi kehamilannya.

29
Imunisasi TT (Tetanus Toxoid)

TT 1 langkah awal pembentukan kekebalan tubuh terhadap

penyakit tetanus (0,5 cc)

TT 2 :1 bulan setelah TT1 3 tahun (0,5 cc)

TT 3 :6 bulan setelah TT2 5 tahun (0,5 cc)

TT 4 :12 bulan setelah TT3 10 tahun (0,5 cc)

TT 5 :12 bulan setelah TT4 ≥ 25 tahun (0,5 cc)

Imunisasi yang dibutuhkan Ibu diberikan pada saat akan menikah yaitu TT 4,

kemudian TT 5 diberikan 12 bulan setelah TT 4 untuk perlindungan lebih dari

25 tahun atau seumur hidup.

e) Riwayat kehamilan, persalinan, dan nifas yang lalu Pengkajian meliputi

jumlah kehamilan, persalinan, jenis kelamin, laktasi,anak hidup dan termasuk

komplikasi dalam kehamilan, persalinan, nifas dan anak (Yuliani dkk, 2017).

f) Riwayat menstruasi

Menurut Astuti (2012), riwayat menstruasi yang perlu tanyakan meliputi:

(1) Menarche perlu ditanyakan karena disminorea biasanya terjadi beberapa

waktu setelah menarche, wanita Indonesia pada umumnya mengalami

menarche sekitar 12 sampai 16 tahun.

(2) Siklus haid perlu ditanyakan untuk mengetahui apakah siklus haid teratur

atau normal. Karena siklus haid setiap wanita berbeda-beda biasanya

sekitar 23 sampai lama haid perlu ditanyakan untuk mengetahui apakah

lama haid dari klien normal (3-7 hari), karena lama haid berbeda-beda.

(3) Banyaknya haid dapat diketahui dengan menanyakan jumlah pembalut

30
yang digunakan tiap harinya. Apabila penggunaan pembalut kurang dari

2 perhari berarti jumlah darah sedikit, 2-4 perhari berarti normal dan

lebih dari 5 perharinya banyaknya normalnya yaitu 30 ml.

(4) Keluhan yang dirasakan klien ditanyakan untuk mengetahui apakah ada

nyeri perut bagian bawah, pegal pada pinggang dan paha serta gejala

yang menyertai disminorea seperti pusing.

g) Riwayat kontrasepsi

Untuk mengetahui pasien pernah menggunakan jenis/metode kontrasepsi

yang digunakan sebelumnya, waktu penggunaan, keluhan, alasan

berhenti dan rencana metode kontrasepsi pascasalin (Yuliani dkk. 2017).

h) Riwayat kesehatan

(1) Riwayat kesehan ibu

Tanyakan kepada klien penyakit apa yang pernah diderita klien. Apabila

klien pernah menderita penyakit keturunan, maka ada kemungkinan janin

yang ada dalam kandungannya tersebut beresiko menderita penyakit

yang sama (Astuti, 2012).

(2) Penyakit yang sedang diderita

Tanyakan pada klien penyakit apa yang sedang ia derita sekarang.

Tanyakan bagaimana urutan kronologis dan tanda - tanda klasifikasi dari

setiap tanda penyakit tersebut (Astuti, 2012).

(3) Riwayat penyakit menular

Tanyakan kepada klien apakah mempunyai keluarga yang saat ini sedang

menderita penyakit menular. Apabila klien mempunyai keluarga yang sedang

menderita penyakit menular, sebaiknya bidan menyarankan kepada klien untuk

31
menghindari secara langsung bersentuhan fisik atau mendekati keluarga tersebut

untuk sementara waktu agar tidak menular pada ibu hamil dan janinnya (Astuti,

2012)

(4) Riwayat penyakit keturunan

Hal ini diperlukan untuk mendiagnosa apakah klien berkemungkinan

akan menderita penyakit tersebut atau tidak, hal ini bisa dilakukan

dengan cara membuat daftar penyakit apa saja yang pernah diderita oleh

keluarga klien yang dapat diturunkan (Astuti, 2012).

i) Riwayat perkawinan

Pengkajian meliputi usia ibu saat pertama kali menikah, status perkawinan,

berapa kali menikah, dan lama pernikahaan (Astuti, 2012).

j) Pola kebutuhan sehari – hari

(1) Istirahat sangat diperlukan oleh ibu hamil. Oleh karena itu bidan perlu

menggali kebiasaan istirahat ibu supaya diketahui hambatan yang

mungkin muncul jika didapatkan data yang senjang tentang pemenuhan

kebutuhan istirahat. Bidan dapat menanyakan tentang berapa lama ia

tidur dimalam hari dan siang hari (Yuliani dkk, 2017). Kebutuhan sehari-

hari, meliputi:

(2) Nutrisi

Tanyakan kepada klien, apa jenis makanan yang biasa dikonsumsi, porsi

makanan, frekuensi makan klien per hari (Astuti, 2012).

32
(3) Eliminasi

Frekuensi, warna, bau, dan masalah buang air besar dan buang air kecil

serta bau urinnya (Astuti, 2012).

(4) Aktivitas

Untuk mengetahui kegiatan yang dilakukan ibu saat sebelum kehamilan

maupun saat hamil (Astuti, 2012).

(5) Pola istirahat dan tidur

Menggambarkan pola tidur siang dan malam pasien (Astuti, 2012).

(6) Seksualitas

Walaupun hal ini merupakan hal yang privasi pasien, namun harus

menggali dari kebiasan ini, karena terjadi kasus beberapa keluhan dalam

aktivitas seksual yang cukup mengganggu pasien namun ia tidak tahu

kemana harus berkonsultasi. Beberapa yang dapat ditanyakan frekuensi,

dan gangguan (Yuliani dkk, 2017).

(7) Personal hygiene

Personal hygiene adalah kebersihan yang dilakukan oleh ibu hamil untuk

mengurangi kemungkinan infeksi, karena badan yang kotor. Mandi

dianjurkan sedikitnya 2 kali sehari, gosok gigi, keramas, dan mengganti

pakaian (Walyani, 2015).

k) Penggunaan obat – obatan atau rokok

Hal ini perlu ditanyakan secara langsung dapat mempengaruhi pertumbuhan,

perkembangan janin, dan menimbulkan kelahiran dengan berat badan lahir

rendah bahkan dapat menimbulkan cacat bawaan atau kelainan tumbuhan

33
atau perkembangan mental (Astuti, 2012). Riwayat psikososial sosial Untuk

mengetahui apakah ada pantangan makanan atau kebiasaan yang tidak boleh

selama hamil dalam adat masyarakat setempat, perasaan tentang kehamilan

ini, kehamilan ini direncanakan atau tidak, jenis kelamin yang diharapkan,

dukungan keluarga terhadap kehamilan ini, dan keluarga lain yang tinggal

serumah (Astuti, 2012).

2) Data Objektif

Menurut Yuliani dkk (2017), Untuk mengetahui data dalam menegakkan

diagnosis, maka kita harus melakukan pengkajian data obyektif melalui

pemeriksaan fisik, langkah-langkah dalam pemeriksaan fisik meliputi:

a) Pemeriksaan umum

(1) Keadaan umum

Untuk mengetahui data ini kita cukup dengan mengamati keadaan

pasien secara keseluruhan. Menilai keadaan umum baik secara fisik

maupun psikologis (kejiwaan) (Yuliani dkk, 2017).

(2) Kesadaran

Untuk mendapatkan gambaran tentang kesadaran pasien kita dapat

melakukan pengkajian tingkat kesadaran mulai dari keadaan

composmentis (kesadaran maksimal) sampai dengan koma (pasien

tidak dalam keadaan sadar).

Kesadaran dinilai baik jika dapat menjawab semua pertanyaan

(Yuliani dkk, 2017).

34
(3) Berat badan

Penimbangan berat badan ibu hamil dilakukan pada setiap kunjungan

antenatal dengan tujuan mendeteksi adanya gangguan pertumbuhan janin.

Secara umum penambahan berat badan kurang dari 9 kg selama hamil atau < 1

kg setiap bulannya atau < 1 kg sejak bulan keempat (Yuliani dkk, 2017).

(4) Tinggi Badan

Pengukuran tinggi badan dilakukan pada kunjungan antenatal yang pertama

dengan tujuan penapisan factor resiko untuk terjadinya chepalo pelvis

disproportion (CPD) dan panggul sempit sehingga sulit untuk bersalin normal.

Normalnya tinggi badan ibu ≥ 145 cm (Yuliani dkk, 2017).

(5) Pengukuran LILA

Untuk mengetahui lingkar lengan bagian atas sebagai indicator untuk menilai

status gizi ibu hamil, ukuran lingkar lengan yang normal adalah 23,5 cm, bila

kurang dari 23,5 cm maka status gizi ibu kurang (Yuliani dkk, 2017).

(6) Tanda-tanda vital

(a) Tekanan darah

Tekanan darah diukur setiap kali kunjungan dengan tujuan mendeteksi

adanya hipertensi pada kehamilan, yaitu TD ≥ 140/90 mmHg (Astuti,

2012).

(b) Suhu

Untuk mengetahui suhu badan apakah ada peningkatan atau tidak. Suhu

tubuh normalnya 36,50C – 37,5 0C, jika lebih dari 37,5 0C dikatakan

demam yang memungkinkan menjadi salah satu tanda infeksi, jika

35
<36 0C kemungkinan terjadi hipotermi (Yuliani dkk, 2017).

(c) Nadi

Untuk mengetahui nadi pasien yang dihitung dalam menit, frekuensi

nadi, normal 60 – 100 x/menit (Astuti, 2012).

(d) Respirasi

Nilai normal pernapasan orang dewasa adalah 16- 20x/menit. Sedangkan

sesak napas ditandai dengan peningkatan frekuensi pernapasan dan

kesulitan bernapas serta lelah (Astuti, 2012).

b) Pemeriksaan present (head to toe)

(1) Kepala

(a) Rambut

Meliputi pemeriksaan kebersihan rambut, warna dan mudah atau tidak

(Yuliani dkk, 2017).

(b) Muka

Meliputi pemeriksaan oedema dan cloasma gravidarum (Astuti, 2012).

(c) Mata

Meliputi pemeriksaan Conjungtiva, sclera dan oedema (Astuti, 2012).

(d) Hidung

Meliputi pemeriksaan secret dan benjolan (Astuti, 2012).

(e) Telinga

Meliputi pemeriksaan tanda infeksi, serumen dan kesimetrisan (Astuti,

2012).

(f) Mulut

36
Pemeriksaan meliputi: keadaan bibir, stomatitis, epulis, karies lidah

(Astuti, 2012).

(2) Leher

Meliputi pemeriksaan pembesaran kelenjar limfe, pembesaran kelenjar tyroid

dan bendungan vena jugularis atau tumor (Astuti, 2012).

(3) Dada dan mammae

a) Pembesaran, simetris, areola, puting, kolostrum dan tumor (Astuti, 2012).

b) Retraksi pembesaran kelenjar limfe ketiak, massa dan nyeri tekan (Astuti,

2012).

(4) Abdomen

Bagaimana bentuk, apakah ada luka bekas operasi, strie, linea (Astuti, 2012).

(5) Ekstermitas

Untuk mengetahui oedema pada tangan dan kaki, pucat pada kuku jari,

varices dan reflek patella (Astuti, 2012).

c) Pemeriksaan khusus obstetric

(1) Inspeksi

Inspeksi merupakan proses observasi yang dilaksanakan secara

sistematik. Inspeksi dilakukan dengan menggunakan indra pengelihatan,

pendengaran, dan penciuman sebagai alat untuk mengumpulkan data.

Untuk menilai keadaan ada tidaknya closma gravidarum pada muka atau

wajah, pemeriksaan selanjutnya adalah pada leher untuk menilai ada

tidaknya odema, pemeriksaan selanjutnya adalah pada leher untuk

menilai ada tidaknya pembesaran kelenjar gondok atau kelenjar limfe.

37
Pemeriksaan dada untuk menilai bentuk buah dada dan pigmentasi

putting susu, pemeriksaan perut untuk menilai apakah perut membesar

kedepan atau kesamping, keadaan pusat, pigmentasi alba, serta ada

tidaknya strie gravidarum, pemeriksaan vulva untuk menilai kedaan

perineum, ada tidaknya chadwick dan adanya flour albus. Kemudian

pemeriksaan ektremitas untuk menilai ada tidaknya varises (Yuliani dkk,

2017).

(2) Palpasi

Palpasi merupakan teknik pemeriksaan yang menggunakan indra peraba.

Dilakukan untuk menentukan kolostrum sudah keluar/belum, pengukuran TFU

untuk menentukan TBJ, besarnya rahim dengan menentukan usia kehamilan,

menentukan letak janin dalam rahim. Pemeriksaan palpasi pada kehamilan

dapat dilakukan dengan pemeriksaan leopold yang dapat dilakukan saat usia

kehamilan 24 minggu. Pemeriksaan leopold, meliputi:

(a) Leopold I

Untuk menentukan TFU dan bagian janin yang terletak di fundus uteri.

(b) Leopold II

Untuk menentukan letak punggung anak dan letak bagian kecil pada anak.

(c) Leopold III

Untuk menentukan bagian janin yang terletak di bagian bawah uterus

(presentasi janin)

38
(d) Leopold IV

Untuk menentukan seberapa masuknya bagian bawah dan seberapa

masuknya bagian bawah (Yuliani dkk, 2017).

(3) Auskultasi

Menurut Yuliani dkk (2017), Meliputi pemeriksaan denyut jantung janin

(DJJ) yang dapat dilakukan menggunakan alat doppler, denyut jantung janin

dapat didengar pada usia kehamilan 10 minggu dan paling sering dideteksi

dengan baik saat usia kehamilan 12 minggu. Normalnya DJJ yaitu 110 –60

kali/menit.

(4) Perkusi

Perkusi merupakan teknik pemeriksaan dengan mengetuk- mengetuk jari

(sebagai alat untuk menghasilkan suara) ke bagian tubuh klien yang akan

dikaji untuk mengetahui ukuran, batasan, konsistensi organ-organ tubuh

(Yuliani dkk, 2017)

d) Pemeriksaan panggul

Untuk mengetahui kesan panggul normal atau tidak, berapa ukuran distansia

spinarum (normal 23-26 cm), distansia kristarum (normal 26-29 cm),

conjugate eksterna (boudeloque) (normal 18-20 cm), dan lingkar panggul

(normal 80 - 90 cm) (Astuti, 2012).

e) Pemeriksaan anogenital menurut Yuliani dkk (2017), meliputi:

(1) Vulva vagina

Untuk mengetahui apakah varices, luka, kemerahan, nyeri, pembesaran

kelenjar bartholini, dan adanya pengeluaran pervaginam.

39
(2) Perinium

Untuk mengetahui ada atau tidaknya bekas luka dan lain- lain.

(3) Anus

Untuk mengetahui adanya hemoroid atau tidak.

f) Pemeriksaan penunjang menurut Yuliani dkk (2017), adalah:

(1) Pemeriksaan laboratorium rutin untuk semua ibu hamil yang

dilaksanakan pada kunjungan pertama, meliputi:

(a) Kadar hemoglobin

Dikatakan anemia jika kadar Hb < 11 gr/dl pada trimester 1 dan 3),

atau <10,5 g/dl (pada trimester II).

(b) Golongan darah dan rhesus

Pemeriksaan golongan darah pada ibu hamil tidak hanya untuk

mengetahui jenis golongan darah dan rhesus, tapi juga untuk

mempersiapkan calon pendonor jika sewaktu-waktu terjadi

kegawatdaruratan.

(c) Rapid test

Dilakukan pada ibu yang tinggal di atau memiliki riwayat bepergian

ke daerah edemik malaria dalam 2 minggu terakhir.

(d) HbsAg untuk menegakkan diagnose hepatitis setiap ibu hamil perlu

dilakukan pemeriksaan HbsAg pada trimester pertama kehamilannya

(e) Tes HIV

Tes HIV dapat dilakukan mengikuti pemeriksaan laboratorium rutin

lainnya saat pemeriksaan antenatal atau menjelang persalinan.

40
(2) Pemeriksaan laboratorium sesuai indikasi

Menurut Yuliani dkk (2017), pemeriksaan laboratorium sesuai indikasi

meliputi:

(a) Urinalisasi

Pemeriksaan urinalisasi yang dilakukan pada kehamilan terutama

protein pada trimester ke dua dan ketiga jika terhadap hipertensi.

Protein urin pada ibu hamil merupakan indikasi adanya preeklamsi.

(b) Kadar hemoglobin

Pemeriksaan Hb dianjurkan pada ibu hamil trimester ketiga,

sedangkan pemeriksaan pada trimester kedua dilakukan sesuai

dengan indikasi.

(c) BTA

Pemeriksaan ini untuk ibu hamil dengan riwayat defisiensi imun,

batuk > dari 2 minggu atau LILA < 23,5 cm. pemeriksaan dilakukan

pada ibu yang menderita tuberkulosis sebagai upaya pencegahan

pengaruh infeksi tuberculosis terhadap kesehatan janin.

(d) Tes sifilis

Di rencanakan pada ibu hamil dengan factor predisposisi pasangan

seksual multiple, hubungan seksual tidak terlindung. Pemeriksaan

tersebut dilakukan sedini mungkin pada masa kehamilan

(e) Kadar gula darah

Pemeriksaan kadar gula darah puasa/sewktu di lakukan jika ibu memiliki

faktor resiko obesitas, riwayat diabetes, riwayat melahirkan dengan

41
kelainan kongenital atau bayi > 4000 gr dan riwayat preeklamsi. Ibu hamil

yang dicurigai menderita diabeter mellitus harus dilakukan pemeriksaan

gula darah minimal satu kali setiap trimester.

(f) Pemeriksaan USG

Pemeriksaan USG di rekomendasikan pada awal kehamilan (idealnya

sebelum usia kehamilan 15 minggu), untuk menentukan usia gestasi,

viabilitas janin, letak dan jumlah janin serta deteksi abnormalitas janin yang

berat serta dilakukan pada trimester ke tiga untuk persiapan persalinan.

b. Perumusan diagnose dan atau masalah kebidanan

Pada langkah ini dilakukan pendiagnosaan suatau masalah yang dikumpulkan

semua informasi yang akurat dari semua sumber yang berkaitan dengan kondisi

klien.Rumusan diagnosa dan masalah keduanya digunakan karena masalah

tidak dapat didefinisikan seperti diagnosa tetapi tetap membutuhkan

penanganan (Muslihatun dkk, 2009).

1) Diagnosa kebidanan

Diagnose kebidanan adalah diagnose yang ditegakkan oleh profesi bidan

dalam lingkup praktik kebidanan dan memenuhi standar nomenklatur (tata

nama) diagnose kebidanan (Yuliani dkk, 2017). Diagnosa: Ny.X G1P0A0

Umur 28 Tahun Hamil 5 Minggu.

42
Data dasar : Data Subyektif:

a) Ibu mengatakan bernama Ny. X umur 28 tahun.

b) Ibu mengatakan pernah melahirkan x kali dan belum pernah keguguran.

c) Ibu mengatakan hari petama haid terakhir tanggal 1 januari 2017

Data Obyektif:

Tanda-tanda vital:

a) Tekanan darah : antara 110/70 mmHg sampai 140/90 mmHg

b) Pengukuran suhu : suhu 36.5 0C sampai 37.5 0C

c) Nadi : nadi normal 80 sampai 100 x/menit

d) Hasil pemeriksaan Laboratorium.

1) Masalah

Masalah adalah hal yang berkaitan dengan pengalaman atau keluhan wanita

yang di identifikasi bidan sesuai dengan pengarahan. Masalah ini

seringkali menyertai diagnose. Masalah tidak dapat masuk atau

diselesaikan seperti diagnose, namun sungguh membutuhkan penanganan

yang akan dituangkan dalam perencanaan asuhan (Yuliani dkk, 2017).

2) Kebutuhan

Kebutuhan disesuaikan dengan kebutuhan pasien saat itu, misalnya

penyuluhan gizi pada ibu hamil (Wildan dan Hidayat, 2008).

43
Masalah : tidak ada

Kebutuhan : dukungan moril dari bidan dan keuarga

Perencanaan

1) Lakukan komunikasi interpersonal

2) Ingatkan ibu untuk tetap konsumsi tablet fe dengan benar

3) Ajarkan ibu untuk vulva hygiene yang benar

4) Anjurkan ibu untuk ganti pakaian dalam setiap lembab / basah dan

memakai pakaian dalam yang mudah menyerap

5) Ajarkan ibu lakukan breast care

6) Beritahu ibu dan keluarga tanda bahaya kehamilan TM III seperti

pusing hebat, bengkak di wajah dan ekstremitas, keluar air ketuban

sebelum waktunya, gerakan janin berkurang, jika ibu mengalami salah

satu diatas segera bawa ke puskesmas terdekat.

7) Ajarkan ibu untuk menghitung gerakan janin dengan cara memakai

karet gelang dengan cara memindahkan karet tersebut ke tangan

satunya setiap terasa ada gerakan janin sehari minimal 10x pergerakan

8) Jelaskan kepada ibu tentang p4k yaotu

d) Tapsiran persalinan ibu

e) Penolong persalinan

f) Tempat persalinan

g) Pendamping persalinan

44
h) Persiapan calon donor darah

c. Implementasi

1) Melakukan komuniakasi interpersonal dengan ibu agar terjalin hubungan

baik

2) Mengingatkn ibu untuk tetap mengkomsumsi Fe dengan benar dengan

teratur

3) Mengajarkan ibu untuk mengganti pakaian dalam setiap lembab/basah

dan memakai pakaian dalam yang mudah menyerap

4) Menganjurkan ibu melakukan breast care yaitu membersihkan payudara

menggunakan baby oil/biocream/air sabun/ sejenisnya. Bila putting susu

masuk kedalam ditarik pelan-pelan putingnya kearah keluar minimal satu

bulan dilakukan sebelum melahirkan dan jika tidak ada indikasi

5) Memberitahu ibu dan keuarga tanda-tanda bahaya kehamilan TM III

seperti pusing hebat, bengkak di wajah dan ekstremitas, keluar air

ketuban sebelum waktunya, gerakan janin berkurang, jika ibu mengalami

salah satu diatas segera bawa ke puskesmas terdekat.

6) Mengajarkan ibu untuk menghitung gerakan janin dengan cara memakai

karet gelang dengan cara memindahkan karet tersebut ke tangan satunya

setiap terasa ada gerakan janin sehari minimal 10x pergerakan

7) Menjelaskan kepada ibu tentang p4k yaotu

a) Tapsiran persalinan ibu

b) Penolong persalinan

45
c) Tempat persalinan

d) Pendamping persalinan

e) Persiapan calon donor darah

d. Melakukan evaluasi tindakan yang dilakukan

1) Komunikasi interpersonal terjalin dengan baik

2) ibu bersedia minum tablet Fe sesuai anjuran

3) ibu bersedia melakukan vulva hygiene dengan baik

4) ibu bersedia untuk menganti pakaian dalam setiap lembab / basah dan

memakai pakaian dalam yang mudah menyerap

5) ibu bersedia melakukan breast care seperti anjuran bidan

6) ibu bersedia melakukan anjuran bidan yaitu menghitung setiap ada

pergerakan janin dalam 24 jam minimal 10x dan bila kurang segera

membawanya konsul ke faskes terdekat

7) ibu dan keluarga mengerti tanda-tanda bahaya kehamilan TM III dan

segera ke faskes jika mengalami salah satu pada tanda tersebut

8) ibu mengerti penjelaskan kepada tentang p4k yaotu

a) Tapsiran persalinan ibu

b) Penolong persalinan : dibidan

c) Tempat persalinan : di faskes ( Puskesmas)

d) Pendamping persalinan : suami/keluarga

e) Persiapan calon donor darah : suami/keluarga

46
e. Catatan perkembangan (SOAP)

S adalah data subjektif, mencatat hasil anamnesa

O adalah data objektif, menctat diagnose dan masalah kebidanan

A adalah hasil analisa, mencatat diagnose dan masalah kebidanan

P adalah penalaksanaan, mencatat seluruh perencanaan dan penatalaksanaan

yang sudah dilakukan seperti tindakan antisipasi, tindkan segera, tindakan

secara komprehensif, penyuluhan, dukungan, kolaborasi, evaluasi/follow up

dan rujukan.

S:Subjektif

Data Subjektif, merupakan pendokumentasian manajemen kebidanan menurut

Helen Varnay langkah pertama (Pengkajian), terutama data yang diperoleh

melalui anamnesis. Data subjektif ini berhubungn dengan masalah dari sudut

pandang pasien (Wafi dkk, 2009). Pada kasus ini menanyakan beberapa hal

sebagai berikut: keadaan ibu,keluhan yang dirasakan, kebutuhan nutrisi, gerakan

janin dalam 12 jam.

O :Objektif

Data Objektif, merupakan data yang diperoleh melalui hasil observasi yang jujur

dari pemeriksaan fisik pasien, pemeriksaan laboratorium atau pemeriksaan

diagnostic lainnya. Pada kasus ini dilakukan pemeriksaan, sebagai berikut:

Keadaan umum dan kesadaran, vital sign, leopod I- IV, tinggi fundus uteri, denyut

jantung janin berat badan, taksiran berat janin, reflek patella, (Muslihatun dkk,

2009).

47
A :Assesment

Assessment merupakan pendokumentasian hasil analisis dan interpretasi

(kesimpulan) dari data subjektif dan objektif (Muslihatun dkk, 2009). Pada kasus

ini asessment ditulis, sebagai berikut: Ny... G..P..A.. umur ... tahun hamil

... minggu, janin tunggal atau ganda, letak lintang atau memanjang, punggung

kanan atau kiri, presentase kepala atau bokong, sudah atau belum masuk panggul.

P :Planning

Planning adalah membuat rencana asuhan saat ini dan yang akan datang. Rencana

asuhan disusun berdasarkan hasil analisis dan interpretasi data. Meskipun secara

istilah, P adalah planning/perencanaan saja, namun P dalam metode

SOAP ini adalah pelaksanaan asuhan sesuai rencana yang telah disusun sesuai

dengan keadaan dan dalam rangka mengatasi masalah pasien (Muslihatun dkk,

2009). Pada kasus ini plan disesuaikan dengan keadaan dan masalah yang yang

sedang dihadapi ibu.

48
ASUHAN KEBIDANAN

PADA IBU HAMIL NORMAL TRIMESTER III (TIGA)

G3 P2 A0 USIA KEHAMILAN 32 MINGGU

DI PUSKESMAS BINUANG

I. DATA SUBJEKTIF
A. IDENTITAS AS/BIODATA
Nama Ibu : Ny. N Nama Suami : Tuan A. B
Umur : 29 tahun Umur : 38 tahun
Suku / Bangsa : Banjar / indonesia Suku / Bangsa : Banjar /
Indonesia
Agama : Islam Agama : Islam
Pendidikan : SD Pendidikan : SMP
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Tani
Alamat : PPI, RT 04/RW02 Alamat : PPI, RT04 /
RW02
Telepon : 082352920237 Telepon :

B. ANAMNESA (DATA SUBJEKTIF)


Tanggal : 13 – 11 – 2018 Pukul : 10.00
wita.
1. Kunjungan ke : : VI ( enam)
2. Alasan kunjungan / keluhan utama : Ibu mengatakan ingin
memeriksakan
kehamilannya
3. Riwayat psikososial
a. Kehamilan ini : ( √ ) Direncanakan
( ) Tidak
direncanakan

49
( √ ) Diterima
( ) Tidak diterima
b. Perasaan tentang kehamilan ini : Senang
c. Emosional ibu pada saat pengkajian : Tenang
d. Jenis kelamin yang diharapkan : Cewek / cowok
sama saja
e. Status Perkawinan
Kawin I Umur : 18 thn umur suami : 24thn
Lamanya : ± 11 thn anak : 2 orang
Abortus : - x
Kawin II : umur suami :
Lamanya : anak : orang
Abortus : - x
f. Susunan keluarga / golongan :
g. Perilaku kesehatan
Merokok ( √ ) ( ) Tidak
Alkohol ( ) ( √ ) Tidak
Narkoba ( ) ( √ ) Tidak
4. Riwayat obsetri
a. Riwayat haid
Umur menarche : 12 Tahun (Teratur) /
tidak teratur
Siklus : 28 Hari Lamanya
: 6 hari
Banyaknya : 2-3 kali / pembalut Sifat darah
: encer
Warna darah : merah
b. Riayat Kehamilan
HPHT : 01-04-2018
TP : 08-01-2019
Keluhan - keluhan Trimester I : Tgl 7 - 6 - 2018

50
Trimester II : Tgl 15 - 7 - 2018
Trimester III : Tgl 21 - 10 - 2018
Pergerakan anak pertama kali dirasakan : Hamil 16 minggu
Bila pergerakan anak sudah terasa, pergerakan anak dalam
24 jam
( √ ) kurang dari 10 kali
( ) lebih drai 10 - 20 kali
( ) lebih dari 20 kali

Bila lebih dari 20 kali dalam 24jam, dengan frekuensi


( √ ) kurang dari 15 detik
( ) lebih dari 15 detik
( ) …………………….
Bila ada pergerakan keluhan yang dirasakan :

5. Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu : C12 P1


A0
Hamil Tgl/bln/thn BBL JK Jenis Umur Penyulit Penolong ket
ke 1 Penilaian kehamilan kehamilan
1. 2007 3000 ♂ Spt Bk 40 Tidak Bidan hidu
gr minggu ada p
2. 2014 2800 ♂ Spt Bk 40 Tidak Bidan hidu
gr minggu ada p
3. Ini

6. Riwayat KB
Sebelumnya ibu suntik KB 3 bulan selama 2 tahun dan
seterusnya menggunakan KB.

51
7. Riwayat kesehatan
Penyakit Klien Keluarga
Jantung Tidak ada Tidak ada
Tekanan darah Tidak ada Tidak ada
tinggi
Hepar Tidak ada Tidak ada
Diabetes mellitus Tidak ada Tidak ada
PHS Tidak ada Tidak ada
Campak Tidak ada Tidak ada
Malaria Tidak ada Tidak ada
TBC Tidak ada Tidak ada

8. Riwayat kebiasaan
a. Pola makan
3x sehari yang terdiri dari nasi, ikan dan sayur
b. Pola eliminasi
BAB 1 kali sehari
BAK 6 – 7 kali sehari
c. Personal hygiene
Ibu mengatakan mandi dan gosok gigi 2x sehari, keramas
2x seminggu
d. Aktivitas sehari - hari
Ibu rumah tangga
e. Pola istirahat dan tidur
Siang ± 1 jam dan malam hari ± 7 – 8 jam
f. Seksualitas
Sesuai kebutuhan
9. Riwayat imunisasi
TT : ( √ ) dapat ( ) tidak dapat berapa kali
: 4x

52
I. DATA OBJEKTIF
C. PEMERIKSAAN FISIK
1. Kesadaran Umum
Composmentis

2. Tanda - tanda Vital


Respirasi : 22 x / menit Nadi : 82 x
/ menit
Tekanan darah : 180 / 70 mmHg Suhu : 36,5
°C

3. BB sekarang : 67 kg
BB sebelum hamil : 57 kg
TB : 153 cm
LILA : 30 cm

4. Kepala dan rambut


Warna rambut : Hitam
Distribusi :
Kebersihan : Bersih
Kekuatan : Ttidak rontok
Keadaan kulit kepala : Bersih, tidak tampak ketombe

5. Muka
Oedema : Tidak ada odema
Cloasmagravidarum : Tidak ada cloasma gravidarum

6. Mata
Conjungtiva : Tidak pucat
Sclera : Tidak ikterik

53
Kemampuan penglihatan : Normal

7. Hidung
Pengeluaran : Tidak ada pengeluaran abnormal
Kemampuan penciuman : Normal

8. Mulut
Gigi : Tidak ada krisis dan tidak ada
berlubang
Gusi : Tidak pucat, tidak ada stomatitis
Keadaan mukosa bibir : Tampak lembab

9. Telinga
Letak telinga : Simetris kanan dan kiri
Kemampuan pendengaran : Normal
Pengeluaran : Tidak ada pengeluaran abnormal

10. Leher
Pembesaran kelenjer tiroid :Tidak ada pembesaran
kelenjer tiroid
Pembesaran vena jugularis : Tidak ada pembesaran
vena jugularis
Pembesaran kelenjer getah bening : Tidak ada pembesaran kel
getah bening

11. Dada
Simetris : Simetris
Pergerakan dada : Normal

12. Mamae
Kesimetrisan : Simetris kanan dan kiri

54
Hiperpigmentasi areola : Ya
Bentuk payudara : Simetris kanan dan kiri
Keadaan putting susu : Menonjol
Cairan yang keluar : Tidak ada cairan

13. Abdomen
Warna / Hiperpigmentasi : Kehitaman
Bekas luka : Tidak ada
Linea : Tidak ada
Striae :
Leopold I : Teraba bulat lunak tidak melenting
TFU : 26 CM
Leopold II : Pu - ki
Leopold III : Presentasi kepala
Leopold IV : Kepala belum masuk PAP (konvergen)
Perlimanan :5 / 5
DJJ : 136 x / menit
2.170 gram. TBB)

14. Genitalia
Oedema : Tidak oedema
Varesis : Tidak varices
Pembesaran kelenjer : Tidak ada pembesaran
Pengeluaran cairan : Tidak ada pengeluaran
Bekas episiotomi : Tidak ada
Kemerahan :
Nyeri : Tidak ada nyeri tekan
Chadwick :

15. Anus : Tidak ada hemaroid


16. Ekstremitas

55
Tangan : Kuku : Tampak bersih dan tidak pucat
Oedema : Tidak oedema
Kaki : Varises : Tidak varises
Oedema : Tidak oedema
Refleks patella :+ / +
17. Punggung
Lordosis : Lordosis fisiologis
Kiposis :-
Skoliosis :-
Ketuk costovetebra :

18. Ukuran panggul luar


Distantia spinarum : Tidak ada dilakukan
Distantia kristarum : Tidak ada dilakukan
Conjungata eksterna : Tidak ada dilakukan
Lingkar panggul : Tidak ada dilakukan

19. Ukuran panggul dalam : Tidak ada dilakukan

D. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Pemeriksaan Laboratorium
Tanggal : 13 - 09 - 2018
Darah : HB : 11, 5 gr / dl
Golongan darah : A
Rhesus :
Urine : Protein : Negatif
Reduksi :
RDT Malaria : Negatif
Sifilis : Negatif
HIV AIDS : Non realitif
HBs Ag : Non realitif

56
2. Pemeriksaan penunjang lainnya
Tidak ada dilakukan
Catatan perkembangan

Tanggal : 13 – November – 2018

Pukul : 10.10 WITA

Tempat pengkajian : Puskesmas binuang

S : - Ibu mengatakan ingin memeriksakan kehamilannya

- Ibu mengatakan ini hamil yang ke3 (tiga) dan tidak pernah

keguguran

- Ibu mengatakan tidak ada riwayat penyakit jantung, hypertensi,

hepar, DM, PHS, campak, malaria, TBC, keturunan kembar dan

tidak ada penyakit lainnya baik dari keluarga klien maupun

keluarga suami.

- Ibu mengatakan HPHT tanggal 1 – 4 - 2018

O : Tapsiran persalinan tanggal 8 – 1 - 2019

K/ U : baik. Kesadaran : Compas mentis

BB sekarang : 63 Kg

BB sebelum hamil : 57 kg

TB : 153 kg

LILA : 30 cm

TTV : TD : 100 / 70 MMHG R : 22x / mt

N : 82x / mt S : 36,6 °C

Inpseksi heat to toe normal tidak ada kelainan

57
Palpasi L I : Teraba bulat lunak tidak

melenting (bokong)

TFU : 26 cm

L II : Pu - ki

L III : Pers - kep

L IV : Kepala belum masuk

PAP konvergen)

Perlimaan : 5/5

TBJ : 26 cm - 12 x 155 :2.170gram

Auskultasi : DJJ : 140x / mnt

Pemeriksaan penunjangan :

HB : 11 gr / dl B 20 : Non reaktif

HBSA9 : Non reaktif VDRL : Negatif

A : G3 P2 A0 usia kehamilan 32 minggu

Janin tunggal hidup intra uterin

P : 1. Melakukan komonukasi interpersonal dengan ibu agar terjalin

hubungan baik.

Ev : komonikasi terjalin dengan baik.

2. Memberitahukan hasil pemeriksaan TTV ibu normal dan janin

dalam keadaan sehat.

Ev : Ibu mengetahui hasil pemeriksan dan ibu merasa senang.

58
3. Memberitahukan tanda - tanda bahaya kehamilan TM III seperti

pusing hebat, bengkak di wajah dan ekstrimitasi, keluar air - air

ketuban sebelum waktunya, gerakan janin berkurang, jika ibu

mengalami salah satu diatas segera bawa ke puskesmas terdekat.

Ev : Ibu sudah mengetahui tanda - tanda bahaya kehamilan TM

III dan akan segera ke puskesmas terdekat jika mengalami salah

satu tanda tersebut.

4. Memberikan obat vit hemafot, vit c, kalk dan memberitahukan

cara meminumnya, secara teratur.

Ev : Ibu mengerti dan bersedia mengikuti anjuran.

5. Menjadwalkan kunjungan ulangan 2 minggu lagi atau segera ke

puskesmas jika ada keluhan.

Ev : Ibu bersedia dan akan control ulang sesuai jadwal atau

segera jika ada keluhan.

6. Menjelaskan kepada ibu tentang p4k yaitu :

1. Tapsiran persalinan ibu : Tanggal 8 - 1 - 2019

2. Penolong persalinan : Bidan

3. Tempat persalinan : Puskesmas binuang

4. Pendamping persalinan : Suami dan keluarga

5. Dana / persiapan dana : BPJS ( ibu sudah

menjadi peserta BPJS

mandiri

59
6. Persiapan calon donor darah “A” : Keluarga / Nuryanah

7. Mendokomentasikan hasil kegiatan.

Ev : Dokumentasi telah dilaksanakan.

Tanggal : 26 November 2018

Pukul : 09.30 wita

Tempat pengkajian : puskesmas Binuang

A. Data subjektif

Nama Ibu : Ny. N Nama Suami : Tn A. B

Umur : 29 tahun Umur : 38 tahun

Suku / Bangsa : Banjar / indonesia Suku / Bangsa : Banjar /

Indonesia

Agama : Islam Agama : Islam

Pendidikan : SD Pendidikan : SMP

Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Tani

Alamat : PPI /RT 06 R03 Alamat : PPI, RT06

RW03

Telepon : 082352920237 Telepon :

Gol darah :A Gol darah :B

60
Anamnesa data subjektif

S : - Ibu mengatakan ingin memeriksakan kehamilannya

- Ibu mengatakan sulit BAB

B. O : TP : 8 - 1 - 2019

K / U : Baik kesadaran : Compos mentis

BB : 65,5 kg

TTV : TD : 100 / 70 mmhg R : 22 x / mnt

N : 82 x / mnt S : 36,5 °C

Inspeksi heat to tae normal tidak ada kelainan

Palpasi L I : Teraba bulat lunak tidak melenting (bokong)

TFU : 27 CM

L II : Pu - ki

L III : Pres kep

L IV : Kepala belum masuk PAP (Konvergen)

Perlimaan : 5/5

TBJ : 27 cm - 12 x 155 : 2, 325 gram

Auskultasi : DJJ : 145 x / mnt

Pemeriksaan penunjang : Tidak dilakukan

A : G3 P2 A0 usia kehamilan 34 minggu

Janin tunggal hidup intra uterin

P : 1. Melakukan komonikasi interpersonal dengan ibu agar terjalin

hubungan baik.

Ev : Komonikasi terjalin hubungan baik.

61
2. Memberitahukan hasil pemeriksaan TTV ibu normal dan janin

dalam keadaan seha / normal.

Ev : Ibu mengetahui hasil pemeriksaan dan ibu nampak

tenang

3. Menganjurkan pada ibu untuk konsumsi makan - makanan

yang mengandung kaya serat seperti sayuran dan buah -

buaha dan perbanyak minum air putih untuk melancarkan

buang air besar. Ev : Ibu mengerti dan bersedia untuk

mengkonsumsi untuk makan - makanan yang dianjurkan.

4. Mengajari ibu untuk menghitung pergerakan janin dengan

cara makai gelang getah, dengan cara memindahkan gelang

getah tersebut ke tangan yang satunya setiap terasa ada

gerakan janin sehari minimal 10 x pergerakan.

Ev : Ibu bersedia melakukan anjuran bidan.

5. Mengingatkan kembali ibu tanda - tanda bahaya ibu hamil

TM III yaitu pusing hebat, bengkak diwajah dan ekstrimetas,

keluar air - air ketuban sebelum waktunya, gerakan janin

berkurang jika ibu mengalami salah satu diatas segera bawa

ke puskesmas terdekat jika mengalami salah satu tanda

tersebut

Ev :Ibu dan keluarga bersedia dan akan membawa ke puskes

terdekat jika mengalami salah satu tanda bahaya TM III.

6. Memberikan ibu obat yaitu hemafot, kalk, vit c dan

62
menganjurkan untuk minum secara teratur.

Ev : Ibu bersedia minum obat sesuai anjuran.

7. Menjadwalkan ibu untuk melakukan kunjungan ulang 2

minggu yang akan datang atau segera jika ada keluhan.

Ev : Ibu bersedia melakukan kunjungan ulang sesuai jadwal

atau segera jika ada keluhan.

8. Melakukan pendokumentasian hasil pemeriksaan.

Ev : Dokumentasi telah dilakukan.

Tanggal : 10 – 12 - 2018

Pukul : 10.10 wita

Tempat pengkajian : Puskesmas binuang

Data subjektif

Nama Ibu : Ny. N Nama Suami : Tn A. B

Umur : 29 tahun Umur : 38 tahun

Suku / Bangsa : Banjar / indonesia Suku/Bangsa : Banjar /

Indonesia

Agama : Islam Agama : Islam

Pendidikan : SD Pendidikan : SMP

Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Tani

Alamat : PPI/RT06 R03 Alamat : PPI, RT06 R

03

Telepon : 082352920237 Telepon :

Gol darah :A Gol darah :B

63
Anamnesa data subjektif

S : - Ibu mengatakan ingin memeriksakan kehamilannya

- Ibu mengatakan sakit pinggang

B. O : K / U : Baik kesadaran : Compos mentis

BB : 66 kg

TTV : TD : 100 / 70 mmhg R : 20 x / mt

N : 82x / mnt S : 36,5 °C

Inspeksi heat to tae normal tidak ada kelainan

Palpasi L I : Teraba bulat lunak tidak melenting (bokong)

TFU : 29 cm

L II : Pu - ki

L III: Pres kep

L IV: Kepala sudah masuk PAP (divergen)

Perlimaan :4 / 5

TBJ : 29 – 11 x 155 : 2, 635 gram

Auskultasi : DJJ : 145 x / mnt

Pemeriksaan penunjang : HB : 11.6 gr / dl

Tanggal : 10 – 12 - 2018

C. A : G3 P2 A0 usia kehamilan 36 minggu

Janin tunggal hidup intra uterin.

D. P : 1. Melakukan komonikasi interpersonal dengan ibu agar terjalin

hubungan baik.

64
Ev : komonikasi terjadi dengan baik.

2. Memberitahukan hasil pemeriksan TTU ibu normal dan janin dalam

keadaan sehat.

Ev : Ibu mengetahui hasil pemeriksaan dan ibu tampak senang.

3. Menjelaskan pada ibu tentang ketidak nyamanan yang ibu alami saat

ini seperti sakit pinggang adalah hal yang wajar, sehubungan dengan

peningkatan berat badan akibat pembesaran rahim dan terjadinya

peregangan dari jaringan yang menahan rahim. Dan manganjurkan

ibu untuk memposisikan berjongkok ketika mengambil barang yang

jatuh dan menghindari mengangkat benda yang berat.

Ev : Ibu bersedia mengikuti anjuran bidan.

4. Mengingatkan kembali kepada ibu tanda - tanda bahaya kehamilan

TM III yaitu pusing hebat, bengkak diwajah dan ekstriminitas keluar

air - air ketuban sebelum waktunya gerakan janin berkurang jika ibu

mengalami salah satu diatas segera bawa ke puskesmas terdekat.

Ev : Ibu mengerti dan segera ke puskesmas bila mengalami salah

satu tanda bahaya kehamilan TM III.

5. Menjadwalkan ibu untuk kunjungan ulang 1 minggu lagi yang akan

datang atau segera jika ada keluhan.

Ev : Ibu bersedia untuk control kembali sesuai dengan jadwal atau

segera jika ada keluhan.

6. Melakukan mendokumentasikan hasil kegiatan.

Ev : Dokumentasi telah dilakukan.

65
B. PERSALINAN

1. Konsep Dasar

a. Pengertian

Persalinan adalah serangkaian kejadian yang berakhir dengan pengeluaran

bayi cukup bulan atau hampir cukup bulan, disusul dengan pengeluaran

plasenta dan selaput janin dari tubuh ibu (Erawati, 2011). Persalinan dan

kelahiran merupakan kejadian fisiologi yang normal dalam kehidupan.

Persalinan dan kelahiran normal adalah proses pengeluaran janin yang terjadi

pada kehamilan cukup bulan (37-42 minggu) lahir spontan dengan presentasi

belakang kepala dan berlangsung selama 18 jam, tanpa komplikasi baik pada

ibu maupun pada janin (Setyorini, 2013).

b. Tanda-Tanda Persalinan.

Menurut Mochtar (2015), tanda-tanda persalinan meliputi:

1) Lightening atau Settling atau Droppin

Kepala turun memasuki pintu atas panggul, terutama pada rimigravida.

Pada multipara, hal tersebut tidak begitu jelas.

2) Perut kelihatan lebih melebar fundus uteri turun

3) Sering buang kecil atau sulit berkemih (polakisurin) karena

kandung kemih tertekan oleh bagian terbawah janin.

4) Perasaan nyeri diperut atau dipinggang oleh adanya kontraksi-

kontraksi lemah uterus.

5) Serviks menjadi lembek, mulai mendatar, dan sekresinya

bertambah mungkin bercampur darah.

66
c. Penyebab Mulainya Persalinan.

Menurut Sumarah dkk (2009), beberapa teori yang memungkinkan terjadinya

proses persalinan:

1) Teori keregangan.

Otot rahim mempunyai kemampuan meregang dalam batas tertentu.

Setelah melewati batas waktu tersebut terjadi iskemoa otot-otot uterus. Hal

ini mungkin merupakan faktor yang dapat menggangu sirkulasi

uteroplasenter sehingga plasenta mengalami degenerasi. Pada kehamilan

ganda sering kali terjadi kontraksi setelah keregangan tertentu, sehingga

menimbulkan proses persalinan.

2) Teori penurunan progesteron

Proses penuaan plsasenta terjadi mulai umur kehamilan 28 minggu,

dimana terjadi penimbunan jaringan ikat, pembuluh darah mnegalami

pentempitan dan buntu. Villi koriales mengalami peubahan- perubahan dan

produksi progesteron mengalami penurunan, akibat otot rahim lebih

sensitif terhadap oksitosin. Akibatnya otot rahim mulai berkontraksi

setelah tercapai tingkat penurunan progesteron tertentu.

3) Teori oksitosin internal

Oksitosin dikelurkan oleh kalenjar hipofise past posterior. Perubahan

keseimbangan estrogen dan progesteron dapat mengubah sensivitas otot

rahim, sehingga sering terjadi kontraksi braxton hicks. Menurunnnya

konsentrasi progesteron akibat tuanya kehamilan maka oksitosin dapat

meningkatkan aktivitas, sehingga persalinan dimulai.

67
4) Teori prostaglandin

Konsentrasi Prostaglandin meningkat sejak umur kehamilan 15 minggu,

yang dikeluarkan oleh desidua. Pemberian prostaglandin pada saat hamil

dapat menimbulkan kontraksi otot rahim sehingga dapat menimbulkan

persalinan. Prostaglandin dianggap dapat memicu terjadinya persalinan.

5) Teori berkurangnya nutrisi

Berkurangnya nutrisi pada janin dikemukakan oleh Hippokrates untuk

pertama kalinya. Bila nutrisi pada janin berkurang maka hasil konsepsi

akan segera dikeluarkan.

6) Teori plasenta menjadi tua

Plasenta akan menyebabkan turunnya kadar estrogen dan progesteron

sehingga terjadi kekejangan pembuluh darah. Hal tersebut akan

menimbulkan kontraksi rahim (Mochtar,2015).

7) Penekanan bagian terendah janin

Tekanan bagian terendah janin pada servik dan segmen bawah rahim,

demijkian pula pada pleksus nervosus disekitar servik dan vagina, bila

pleksus nervosus ini tertekan akan menjadi kontraksi (Setyorini, 2013).

d. Faktor -Faktor Yang Mempengaruhi Proses Persalinan

1) Passage (jalan lahir)

Adalah jalan lahir yang harus dilewati oleh janin terdiri dari rongga

panggul, dasar panggul, serviks dan vagina. Agar janin dan plasenta

dapat melalui jalan lahir tanpa ada rintangan, maka jalan lahir tersebut

harus normal. Rongga-rongga panggul yang normal adalah pintu atas

68
panggul hampir berbentuk bundar, sacrum lebar dan melengkung,

promontorium tidak menonjol kedepan, kedua spina ischiadika tidak

menonjol kedalan, sudut arcus pubis cukup luas (90-100), ukuran

conjungata vera (ukuran muka belakang pintu atas panggul yaitu dari

bawah simpisis ke promontorium) ialah 10-11cm, ukuran diameter

transversa (ukuran melintang pintu atas panggul) 12-14 cm, pintu bawah

panggul ukuran muka melintang 10-10,5 cm. Ukuran panggul yang sering

dipakai dalam kebidanan:

a) Distansia spinarum: Spina Iliaca Anterior Superior (SIAS) Dextra

dan sinistra.

b) Distansia Cristarum: jarak terjauh antara Crista Iliaka kanan/kiri

c) Conjungata Eksterna: jarak pinggir atas sympisis dan ujung

processus spinosus tulang lumbal ke IV.

d) Lingkar paggul: dari pinggir atas sympisis kepertengahan antara

SIAS, trochanter mayor sepihak dan kembali ke tempat-tempat yang

sama dipihak lain. Jalan lahir dianggap tidak normal dan kemungkinan

dapat menimbulkan hambatan pada persalinan apabila panggul sempit

seluruhnya, panggul sempit sebagian, panggul seperti corong, ada tumor

dalam panggul. Bentuk panggul terbagi menjadi 4 yaitu:

(1) Panggul gynecoid

Panggul yang paling ideal. Diameter anteroposterior sama dengan

diameter tranversa bulat. Jenis ini ditemukan pada 45% wanita.

69
(2) Panggul android

Bentuk pintu atas panggul hampir segitiga. Umum nya pada

panggul pria. Panjang diameter trasnversal dekat dengan sakrum.

Pada wanita ditemukan 15%.

(3) panggul anthropoid

Bentuk pintu atas panggul agak lonjong seperti telur. Panjang

diameter anteoposterior lebih besar daripada diameter transversa.

Jenis ini ditemukan 35% pada wanita.

(4) Panggul platypoid

Merupakan panggul picak. Diameter transversa lebih besar

daripada diameter anteroposterior, menyempit arah muka

belakang. Jenis ini ditemukan pada 5% wanita.

Dasar panggul terdiri dari otot-otot dan macam-macam jaringan, untuk

dapat dilalui bayi dengan mudah jaringan dan otot-otot harus lemas dan

mudah meregang apabila terdapat kekakuan pada jaringan maka otot-otot

ini akan mudah ruptur.Kelainan pada jalan lahir lunak diantaranya

disebabkan oleh serviks yang kaku (pada primi tua primer atau sekunder

dan serviks yang cacat atau skiatrik). Serviks gantung (Ostium Uteri

Eksternum terbuka lebar namun Ostium Uteri Internum tidak terbuka),

servik konglumer (Ostium Uteri Eksternum terbuka namun Ostium Uteri

Internumtidak terbuka), edema serviks (terutama karena kesempitan

panggul, sehingga serviks terhimpit diantara kepala dan jalan lahir dan

timbul edema), terdapat vaginal septum, dan tumor pada vagina.

70
2) Power (kekuatan)

Power atau kekuatan atau tenaga untuk melahirkan yang terdiri dari his atau

kontraksi uterus dan tenaga meneran dari ibu. Power merupakan tenaga

primer atau kekuatan utama yang dihasilkan oleh adanya kontraksi dan

retraksi otot-otot rahim. His adalah kontraksi otot-otot rahim pada persalinan.

Kontraksi adalah gerakan memendek dan menebalnya otot-otot rahim yang

terjadi diluar kesadaran (involuter) dan dibawah pengendalian syaraf

simpatik.

Retraksi adalah pemendekan otot-otot rahim yang bersifat menetap

setelah adanya kontraksi. His yang normal adalah timbulnya mula-mula

perlahan tetapi teratur bertambah kuat sampai kepada puncaknya yang paling

kuat kemudian berangsur-angsur menurun menjadi lemah. His tersebut makin

lama makin cepat dan teratur jaraknya sesuai dengan proses persalinan

sampai anak dilahirkan. His yang normal mempunya sifat kontraksi otot

rahim mulai dari salah satu tanduk rahim, kontraksi bersifat simetris, fundal

dominan yaitu menjalar kesemua otot rahim, kekuatannya seperti memeras isi

rahim, otot rahim yang berkontaksi tidak kembali kepanjang semula sehingga

menjadi retraksi dan pembentukan segmen bawah rahim, bersifat involunter

yaitu tidak dapat diatur oleh parturient.

Tenaga meneran merupakan kekuatan lain atau tenaga sekunder yang

berperan dalam persalinan, tenaga ini digunakan pada saat kala 2 dan untuk

membantu mendorong bayi keluar, tenaga ini berasal dari otot perut dan

diafragma. Meneran memberikan kekuatan yang sangan membantu dalam

71
mengatasi resistensi otot-otot dasar panggul. Persalinan akan berjalan normal,

jika his dan tenaga meneran ibu baik. Kelainan his dan tenaga meneran dapat

disebabkan karena hypotonic/atonia uteri dan hypertonic/tetania uteri.

Kelainan kekuatan his dan meneran, dapat disebabkan oleh:

a) Kelainan kontraksi rahim:

Inersia uteriprimer dan sekunder, tetania uteri dapat mengakibatkan

partus presipitatus, asfiksia intrauterin sampai kematian janin dalam

Rahim,inkoordinasi kontraksi rahim yang disebabkan karena karena usia

terlalu tua, pimpinan persalinan salah, induksi persalinan, rasa takut dan

cemas.

b) Kelainan tenaga meneran:

Kelelahan, salah dalam pimpinan meneran pada kala 2

3) Passanger

Passanger terdiri dari janin dan plasenta. Janin merupakan passanger utama,

dan bagian janin yang paling penting adalah kepala, karena kepala janin

mempunya ukuran yang paling besar 90% bayi dilahirkan dengan letak kepala.

Kelainan-kelainan yang saling menghambat dari pihak passenger adalah

kelainan ukuran dan bentuk kepala anak seperti hydrocephalus atau

anencepalus, kelaian letak seperti letak muka ataupun letak dahi, kelainan

kedudukan anak, seperti kedudukan lintang ataupun letak sungsang

(Setyorini, 2013).

4) Psyche (psikologi)

Tingkat kecemasan wanita selama bersalin akan meningkat jika ia tidak

72
memahami apa yang terjadi atau pada dirinya atau yang disampaikan

kepadanya. Wanita bersalin biasanya akan mengutarakan kekhawatirannya

jika ditanya. Perilaku dan penampilan wanita serta pasangannya merupakan

petunjuk menghargai tentang jenis dukungan yang akan diperluhkannya.

Membantu wanita berpatisipasi sejauh yang diinginkandalam melahirkan,

memenuhi wanita akan hasil akhir persalinannya, membantu wanita

menghemat tenaga, mengendalikan rasa nyeri merupakan suatu upaya

dukungan dalam mengurangi kecemasan pasien. Dukungan psikologis dari

orang-orang terdekat akan membantu memperlancar proses persalinan yang

sedang berlangsung. Tindakan mengupayakan rasa nyaman dengan

menciptakan suasana nyaman dalam kamar bersalin, memberi sentuhan,

memberi penenangan nyeri non farmakologi, memberi analgesia jika

diperluhkan dan yang paling penting berada disisi pasien adalah bentuk-

bentuk dukungan psikologis. Dengan kondisi psikologis yang positif proses

persalinan akan berjalan lebih mudah (Sumarah dkk, 2008).

e. Mekanisme Persalinan.

Hampir 96% janin berada dalam uterus dengan letak kepala dan pada letak

kepala ini ditemukan ± 58% ubun-ubun kecil terletak di kiri depan, ± 23% di

kanan depan, ± 11% di kanan belakang, ± 8% di kiri belakang. Keadaan ini

mungkin disebabkan teririsnya ruangan disebelah kiri belakang oleh kolon

sigmoid dan rektum. Pada letak kepala, bila his sudah cukup kuat, kepala

akan turun dan mulai masuk ke dalam rongga panggul. Masuknya kepala

melintasi pintu atas panggul dapat dalam keadaan sinklitismus ialah bila arah

73
sumbu kepala janin tegak lurus dengan bidang pintu atas panggul. Dapat pula

kepala masuk dalam keadaan asinklitismus anterior menurut Neagle ialah

apabila arah sumbu kepala membuat sudut lancip ke depan dengan bidang

pintu atas panggul.

Keadaan asinklitismus anterior lebih menguntungkan daripada

mekanisme turunnya kepala dengan asinklitismus posterior karena ruangan

pelvis di daerah posterior lebih luas di bandingkan dengan ruangan pevis di

daerah anterior. Akibat sumbu kepala janin yang tidak simetris dengan sumbu

lebih mendekati suboksiput, maka tahanan oleh jaringan di bawahnya terhadap

kepala yang akan turun, menyebabkan bahwa kepala mengadakan fleksi di

dalam rongga panggul. Dengan fleksikepala janin memasuki ruang panggul

dengan ukuran yang paling kecil, yakni dengan diameter suboksipito-

bregmatikus (9,5) cm dan dengan sirkumferensia suboksipito-bregmatikus (32

cm). Sampai didasar panggul kepala janin berada di dalam keadaan fleksi

maksimal.

Kepala yang sedang turun menemui difragma pelvis yang berjalan

dari arah atas ke ke bawah depan. Akibatnya kombinasi elastisitas difragma

pelvis dan tekanan intrauterine di sebabkan oleh his yang berulang-ulang,

kepala mengadakan rotasi, disebut pula putaran paksi dalam. Pada umumnya

di dalam hal mengadakan rotasi ubun-ubun kecil akan berputar ke arah depan,

sehingga di dasar panggul ubun-ubun kecil berada di bawah simfisis. Dalam

keadaan fisiologis setelah kepala janin sampai di dasar panggul dan ubun-

ubun kecil di bawah simfisis, makan dengan suboksiput sebagai hipomoklion,

74
kepala mengadakan gerakan defleksi untuk dapat dilahirkan. Pada tiap his

vulva akan membuka dan kepala janin makin nampak. Perineum menjadi

lebar dan tipis, anus membuka tampak dinding rektum. Dengan kekuatan His

bersamaan dengan kekuatan mengedan, berturut-turut tampak bregma, dahi,

muka dan akhirnya dagu. Sesudah kepala lahir, kepala segera mengadakan

rotasi yang disebut putaran paksi luar. Putaran paksi luar adalah gerakan

kembali setelah putaran paksi dalam terjadi, untuk meyesuaikan kedudukan

kepala dengan punggung anak.

Bahu melintasi pintu atas panggul dalam keadaan miring. Di dalam

rongga panggul bahu akan menyesuaikan diri dengan bentuk panggul yang

dilaluinya, sehingga di dasar panggul, apabila kepala telah di lahirkan bahu

akan berada dalam posisi depan belakang. Demikian pula dilahirkan trokanter

depan terlebih dahulu, baru kemudian trokanter belakang, kemudian bayi lahir

seluruhnya (Prawirohardjo, 2015). Sedangkan menurut Sumarrah, dkk 2008

mekanisme persalinan adalah sebagai berikut

1) Engagement (masuknya kepala janin pada PAP)

Engagement pada primi gravida terjadi pada bulan terakhir kehamilan,

sedangkan pada multi gravida dapat terjadi pada awal persalinan.

Engagement adalah peristiwa ketika diameter biparetal melewati pintu atas

panggul dengan sutura sagitalis melintang/oblik didalam jalan lahir dan

sedikit fleksi. Masuknya kepala akan mengalami kesulitan apabila pada

saat masuk dengan suturasagitalis dalam antero posterior. Jika kepala

masuk kedalam pintu atas panggul dengan sutura sagitalis melintang

75
dijalan lahir, tulang parietal kanan dan kiri sama tinggi, maka keadaan ini

disebut sinklitismus. Kepala pada saat melewati pintu atas panggul dapat

juga dalam keadaan dimana sutura sagitalis lebih dekat ke promontorium

atau ke sympisis maka hal ini disebut asinklitismus. Ada dua macam

asinklitismus yaitu:

a) Asinklitismus posterior yaitu keadaan bila sutura sagitalis mendekati

symfisis dan tulang parietal belakang lebih rendah dari tulang parietal

depan. Terjadi karena tulang parietal depan tertahan oleh sympisis

pubis sedangkan tulang parietal belakang dapat turun dengan mudah

karena adanya lengkung sakrum yang luas.

b) Asinklitismus anterior yaitu keadaan bila sutura sagitalis mendekati

promontorium dan tulang parietal depan lebih rendah daripada tulang

parietal belakang.

Perubahan awal kepala janin dari asinklitismus posterior kedalam keadaan

asinklitismus anterior memudahkan mekanisme persalinan karena sesuai dengan

keadaan panggul dengan adanya lengkung sakrum. Enggangment dan penurunan

kepala terjadi secara simultan/bersamaan.

2) Penurunan kepala

Dimulai sebelum omset persalinan/inpartu penurunan kepala terjadi

bersamaan dengan mekanisme lainnya. Kekuatan yang mendukung dalam

penurunan kepala janin yaitu tekanan cairan amnion, tekanan langsung

fundus pada bokong, kontraksi otot-otot abdomen, ekstensi dan pelurusan

badan janin atau tulang belakang janin.

76
3) Fleksi

Gerakan fleksi disebabkan karena janin terus didorong maju tetapi kepala

janin terhambat oleh servik, dinding panggul atau dasar panggul.Pada kepala

janin, dengan adanya fleksi maka oksipitofrontalis berubah menjadi sub

oksipitobregmatika, posisi dagu bergeser kearah dada janin.Pada pemeriksaan

dalam ubun-ubun kecil lebih jelas teraba dari pada ubun-ubun besar.

4) Rotasi Dalam.

Rotasi dalam atau putaran paksi dalam adalah pemutaran bagian terendah

janin dari posisi sebelumnya kearah depan sampai dibawah simpisis. Bila

presentasi belakang kepala dimana bagian terendah janin adalah ubun-ubun

kecil maka ubun-ubun kecil memutar kedepan sampai berada dibawah

simpisis. Gerakan ini adalah upaya kepala janin untuk menyesuaikan dengan

bentuk jalan lahir yaitu bentuk bidang tengah dan pintu bawah panggul.

Rotasi dalam terjadi bersamaan dengan majunya kepala. Rotasi ini terjadi

setelah kepala melewati Hodge III (setinggi spina) atau setelah didasar

panggul. Pada pemeriksaan dalam ubun-ubun kecil mengarah ke jam 12.00.

Sebab- sebab adanya putaran paksi dalam yaitu:

a) Bagian terendah kepala janin adalah bagian belakang kepala pada letak

fleksi

b) Bagian belakang kepala mencari tahanan yang paling sedikit yang di

sebelah depan atas yaitu hiatus genitalis antara muskulus levator ani kiri

dan kanan.

77
5) Ekstensi

Gerakan ekstensi merupakan gerakan dimana oksiputberhimpit langsung pada

margo inferior simfisis pubis. Penyebab dikarenakan sumbu jalan lahir pada pintu

bawah panggul mengarah kedepan dan keatas, sehingga kepala menyesuaikan

dengan cara ekstensi agar dapat melaluinya. Pada saat kepala janin mencapai

dasar panggul tidak langsung terekstensi, akan tetapi terus didorong kebawah

sehingga mendesak kejaringan perineum. Pada saat itu ada dua gaya yang

mempengaruhi yaitu:

a) Gaya dorong dari fundus kearah belakang

b) Tahanan dasar panggul dan symfisis kearah depan.

Hasil kerja dari dua gaya tersebut mendorong ke vulva dan terjadilah

ekstensi. Gerakan ekstensi ini mengakibatkan bertambahnya penegangan

pada perineum dan intruitus vagina. Ubun-ubun kecil semakin banyak terlihat

dan sebagai hypomochlion atau pusat pergerakan maka berangsur-angsur

lahirlah ubun-ubun kecil, ubun-ubun besar, dahi, mata, hidung, mulut, dan

dagu. Pada saat kepala sudah lahir seluruhnya, dagu bayi berada diatas anus

ibu.

6) Rotasi Luar

Terjadinya gerakan rotasi luar atau putar paksi luar dipengaruhi oleh beberapa

faktor panggul, sama seperti pada rotasi dalam. Gerakan rotasi luar merupakan

gerakan memutar ubun-ubun kecil kearah punggung janin, bagian belakang

kepala berhadapan dengan tuber iskhiadikum kanan atau kiri, sedangkan muka

janin menghadap salah satu paha ibu. Bila ubun-ubun kecil pada mulanya

78
disebelah kiri maka ubun-ubun kecil akan berputar kearah kiri, bila pada

mulanya ubun- ubun kecil berada disebelah kanan maka ubun-ubun kecil

berputar kearah kanan.Gerakan rotasi luar ini menjadikan diameter biakromial

janin searah dengan diameter anteroposterior pintu bawah panggul, dimana

satu bahu di bagian anterior di belakang simpisis dan bahu yang satunya di

bagian posterior di belakang penineum. Sutura sagitalis kembali melintang.

7) Ekspulsi

Setelah terjadinya putaran rotasi luar bahu depan berfungsi sebagai

hypomochlion untuk kelahiran bahu belakang. Kemudian setelah kedua bahu

lahir disusul lahirnya trochanter depan dan belakang sampai lahir janin

seluruhnya (Sumarah dkk, 2008)

f. Partograf.

Partograf adalah alat untuk mencatat hasil observasi dan pemeriksaan fisik ibu

dalam proses persalinan serta merupakan alat utama untuk mengambil keputusan

klinik khususnya pada persalinan kala I.

1) Kegunaan Partograf :

a) Mencatat hasil observasi dalam kemajuan persalinan dengan

pemeriksaanpembukaan serviks berdasarkan pemeriksaan dalam.

b) Mendeteksi apakah proses persalinan berjalan secara normal, dengan

demikian dapat mendeteksi secara dini kemajuan terjadinya partus lama.

2) Bagian-bagian Partograf

a) Kemajuan Persalinan:

Pembukaan Serviks, turunnya bagian terendah dan kepala janin,

79
kontraksi uterus

b) Kondisi janin:

Denyut jantung janin, warna dan volume air ketuban, moulase kepala

janin

c) Kondisi Ibu:

Tekanan Darah, Nadi dan Suhu badan, volume Urine, obat dan cairan

3) Cara mencatat temuan pada partograf

Observasi dimulai sejak ibu datang, apabila ibu datang masih dalam fase laten,

maka hasil observasi ditulis dilembar observasi bukan partograf. Karena partograf

dipakai setelah ibu masuk fase aktif yang meliputi:

a) Identifikasi ibu

Lengkapi bagian awal atau bagian atas lembar partograf secara teliti pada

saat mulai asuhan persalinan yang meliputi Nama, Umur, Gravida, Para,

Abortus, Nomor Rekam Medis/Nomor Klinik, Tanggal dan Waktu mulai

dirawat, Waktu pecahnya selaput ketuban.

b) Kondisi Janin:

Denyut jantung janindinilai setiap 3 menit (lebih sering jika ada tanda-tanda

gawat janin). Kisaran normal DJJ terpapar pada patrograf pada partograf

dintara garis tebal angka 180 dan 100, nilai normal sekitar 120 sampai

dengan 160. Apabila ditemukan DJJ dibawah 120 atau diatas 160, maka

penolong harus waspada.

c) Warna dan adanya air ketuban

Nilai air ketuban setiap kali melakukan pemeriksaan dalam dengan

80
menggunakan lambang sebagai berikut:

U: jika ketuban Utuh belum pecah

J : jika ketuban sudah pecah dan air ketuban Jernih dan belum pecah

M: jika ketuban sudah pecah dan air ketuban bercampur Mekoniun

D : jika ketuban sudah pecah dan air ketuban bercampur dengan Darah

K : jika ketuban sudah pecah dan air ketuban Kering


d) Penyusupan/Moulase kepala janin

Setiap kali melakukan pemeriksaan dalam nilai penyusupan kepala janin

dengan menggunakan lambang sebagai berikut:

0: Tulang-tulang kepala janin terpisah, sutura dengan mudah dapat diraba

1: Tulang-tulang kepala janin tidak saling bertemu

2: Tulang-tulang kepala janin saling tumpang tindih, tetapi masih dapat

dipisahkan.

3: Tulang-tulang kepala janin tumpang tindih dan tidak dapat dipisahkan.

e) Kemajuan Persalinan

Dilatasi Servik pada kolom dan lajur kedua dari partograf adalah untuk

pencatatan kemajuan persalinan. Agka 0-10 yang tertera pada tepi kolom kiri

adalah besarnya dilatasi serviks. Kotak diatasnya menunjukan penambahan

dilatasi sebesar 1 cm. Pada pertama kali penulisan pembesaran dilatasi serviks

harus ditulis tepat pada garis waspada. Cara pencatatannya dengan

menggunakan tanda silang (X) pada garis waspada sesuai hasil pemeriksaan

dalam/VT. Hasil pemeriksaan dalam/VT selanjutnya dituliskan sesuai dengan

waktu pemeriksaan dan dihubungkan dengan garis lurus dengan hasil

sebelumnya. Apabila dilatasi serviks melewati garis waspada, perlu

81
diperhatikanapa penyebabnya dan penolong harus menyiapkan ibu untuk

dirujuk.

f) Penurunan bagian terendah janin

Skala 0 sampai dengan 5 pada garis tepi sebelah kiri keatas, juga menunjukan

seberapah jauh penurunan kepala janin kedalam panggul. Dibawah jalur

kotak dilatasi serviks dan penurunan kepala menunjukan waktu/jam

dimulainya fase aktif, tertera kotak- kotak untuk mencatat waktu aktual saat

pemeriksaan fase aktif dimulai, setiap kotak menunjuka 30 menit.

g) Kontraksi uterus

Dibawah lajur waktu pada partograf terdapat lima kotak dengan tulisan

“Kontraksi” tiap 10 menit disebelah luar kolom. Jumlah kotak yang diisi

kearah atas menunjukan frekuensi kontraksi setiap 10 menit. Setiap 30 menit,

periksa dan dokumentasikan frekuensi kontraksi yang datang dalam 10 menit

dan lamanya kontraksi dan satuan detik

h) Obat-obatan dan cairan yang diberikan

Dibawah lajur kotak observasi kontraksi uterus tersedia lajur kotak untuk

mencatat obat-obatan dan cairan yang diberikan

i) Kondisi ibu

Bagian akhir pada lembar partograf berkaitan dengan kondisi ibu yang

meliputi: nadi, tekana darah, suhu tubuh, urine (volume, aceton, protein)

(Sumarah dkk, 2008).

g. Tahapan Persalinan

Persalinan dibagi menjadi 4 tahap. Pada kala I serviks membuka dari 0 sampai 10

82
cm. Kala I dinamakan juga kala pembukaan. Kala II disebut juga kala

pengeluaran, oleh karena kekuatan his dan kekuatan mengedan, janin didorong

keluar sampai lahir. Dalam kala III atau disebut kala urie, plasenta terlepas dari

dinding uterus dan dilahirkan. Kala IV dimulai dari lahirnya plasenta sampai 2 jam

kemudian. Dalam kala tersebut diobservasi apakah terjadi perdarahan post partum.

1) Persalinan kala I

Persalinan kala I adalah kala pembukaan yang berlangsung antara pembukaan

nol sampai pembukaan lengkap. Pada permulaan his kala pembukaan tidak

berlangsung begitu kuat sehingga ibu/wanita masih dapat berjalan-jalan.

Klinis dapat dikatakan mulai tetrjadi partus jika timbul his dan wanita

tersebut mengeluarkan lendir yang bersemu darah (bloody show). Lendir yang

bersemuh darah ini berasal dari lendir kanalis servikalis karena serviks mulai

membuka atau mendatar. Sedangkan darah berasal dari pembuluh-pembuluh

kapiler yang berada disekitar kanalis servikalis tersebut pecah karena

pergeseran-pergeseran ketika serviks membuka.

Proses ini berlangsung kurang lebih 18-24 jam, yang terbagi

menjadi 2 fase , yaitu fase laten (8 jam) dari pembukaan 0 sampai pembukaan

3, dan fase aktif (7 jam) dari pembukaan serviks 3 cm sampai pembukaan 10

cm. Dalam fase aktif ini masih dibagi menjadi 3 fase lagi yaitu fase akselerasi,

dimana dalam waktu 2 jam pembukaan 3 cm menjadi 4 cm, fase dilatasi

maksimal, yakni dalam waktu 2 jam pembukaan berlangsung sangat cepat,

dari pembukaan 4 cm menjadi 9 cm, dan fase deselerasi, dimana pembukaan

menjadi lambat kembali. Dalam waktu 2 jam pembukaan 9 cm menjadi 10 cm.

83
Kontraksi menjadi lebih kuat dan lebih sering pada fase aktif. Keadaan tersebut

dapat dijumpai baik pada primi gravida maupun multigravida, akan tetapi

pada multigravida fase laten, fase aktif, dan fase deselerasi menjadi lebih

pendek. Berdasarkan kurve Fridman, diperhitungkan pembukaan pada

primigravida 1 cm/jam dan pembukaan pada multigravida 2 cm/jam. Dengan

demikian waktu pembukaan lengkap dapat diperkirakan. Mekanisme

pembukaan serviks berbeda antara primigravida dan multigravida. Pada

primigravida ostium uteri internum akan membuka terlebih dahulu, sehingga

servik akan mendatar dan menipis, kemudian ostium uteri eksternum

membuka. Pada multigravida ostium uteri internum sudah membuka sedikit,

sehingga ostium uteri internum dan eksternum serta penipisan dan pendataran

serviks terjdi dalam waktu yang bersamaan.

2) Kala II (kala pengeluaran)

Dimulai dari pembukaan lenglap (10 cm) sampai bayi lahir. Proses ini

berlangsung 2 jam pada primigravida dan 1 jam pada multigravida. Pada kala

ini his menjadi lebih kuat dan cepat, kurang lebih 2-3 menit sekali. Dalam

kondisi yang normal pada kala ini kepala janin sudah masuk dalam ruang

panggul, maka pada saat his dirasakan tekanan pada otot-otot dasar panggul,

yang secara reflektoris menimbulkan rasa mengedan.

Wanita merasa adanya tekanan pada rektum dan seperti seperi

akan buang air besar. Kemudian perineum akan menonjol dan menjadi lebar

dengan membukanya anus. Labia mulai membuka dan tidak lama kemudian

kepala janin tampak dalam vulva pada saat ada his. Jika dasar panggul sudah

84
berelaksasi, kepala janin tidak masuk lagi diluar his dengan kekuatan his dan

mengedan maksimal kepala janin dilahirkan dengan suboksiput dibawah

simpisis dan dahi, muka, dagu melewati perineum. Setelah his istirahat

sebentar, maka his akan mulai lagiuntuk mengeluarkan anggota badan bayi.

3) Kala III

Dimulai segera setelah bayi lahir sampai lahirnya plasenta, yang berlangsung

tidak lebih dari 30 menit. Setelah bayi lahir uterus teraba keras dengan fundus

uteri agak diatas pusat. Beberapa menit kemudoan uterus berkontraksi lagi

untuk melepas plasenta dari dindingnya.

4) Kala IV (observasi)

Dimulai dari saat lahirnya plasenta sampai 2 jam pertama post partum.tujuan

asuhan persalinan ini adalah memberikan asuhan yang memadai selama

persalian dalam upaya mencapai pertolongan persalinan yang bersih dan

aman, dengan memperhatikan aspek sayang ibu dan sayang bayi. Observasi

yang dilakukan pada kala IV adalah:

a) Tingkat kesadaran penderita

b) Pemeriksaan tanda-tanda vital: tekanan darah, nadi, suhu, pernapasan

c) Kontraksi uterus

d) Terjadinya perdarahan

Perdarahan dianggap masih normal jika jumlahnya tidak melebihi 400

sampai 500 cc (Sumarah dkk, 2008).

85
h. Perubahan fisiologis pada masa persalinan

Perubahan-perubahan fisiologis yang normal akan terjadi selama persalinan. Hal

ini bertujuan untuk mengetauhi perubahan-perubahan yang dapat dilihat secara

klinis bertujuan untuk mengintrepetasikan tanda- tanda, gejala, dan penemuan

peubahan fisik.

1) Perubahan tekanan darah

Tekanan darah meningkat selama kontaksi uterus dengan kenaikan sistolik

rata-rata 10-20 mmHg dan kenaikan diastolik rata-rata 5-10 mmHg. Diantara

kontraksi-kontraksi uterus, tekanan darah akan turun sebelum masuk

persalinan dan akan naik bila terjadi kontraksi. Posisi tidur terlentang selama

bersalin akan menyebabkan penekanan uterus terhadap pembuluh darah besar

(aorta) yang akan menyebabkan sirkulasi darah baik untuk ibu maupun janin

akan terganggu, ibu dapat hipotensi dan janin asfiksia. Oleh karena itu posisi

tidur ibu selama persalinan yang terbaik adalah menghindari posisi tidur

telentang. Untuk memastikan tekanan darah yang sesungguhnya maka

diperlukan pengukuran tekanan darah diluar kontraksi.

2) Perubahan metabolisme

Selama persalinan baik metabolisme karbohidrat aerobik maupun anaerobik

akan naik selama persalinan. Kenaikan ini sebagaian besar disebabkan karena

kecemasan oleh kecemasan serta kegiatan otot kerangka tubuh. Kegiatan

metabolism yang meningkat tercermin dengan kenaikan suhu badan, denyut

nadi, pernafasan, kardiak output dan kehilangan cairan.

86
3) Perubahan suhu badan

Suhu badan akan semakin naik selama persalinan, suhu mencapai tertinggi

selama persalinan dan segera setelah kelahiran. Kenaikan ini dianggap normal

asal tidak melebihi 0,5-1 CC. Suhu badan yang naik sedikit merupakan

keadaan yang wajar, namun bila keadaan ini berlangsung lama, kelainan suhu

ini mengindikasikan adanya dehidrasi.

4) Denyut jantung

Denyut jantung diantara kontraksi sedikit lebih tinggi dibandingkan selama

periode persalinan atau sebelum masuk,persalinan. Hal ini mencerminkan

kenaikan dalam metabolisme yang tejadi selama persalinan. Denyut jantung

yang sedikit naik merupakan keadaan yang normal, meskipun normal perlu

dikontraksi secara periode untuk mengidentifikasi adanya infeksi.

5) Pernafasan

Pernafasan terjadi kenaikan sedikit dibandingkan dengan sebelum persalinan,

kenaikan pernafasan ini dapat disebabkan karena adanya rasa nyeri,

kekhawatiran serta penggunaan teknik pernafasan yang tidak benar. Untuk itu

diperlukan tindakan untuk mengendalikan pernafasan (untuk menghindari

hiperventilasi) yang ditandai adanya perasaan pusing.

6) Perubahan renal

Polyuri sering terjadi selama persalinan, hal ini disebabkan oleh kardiak

output yang meningkat, serta disebabkan karena fitrasi glomelurus serta aliran

plasma ke renal. Kandung kencing harus sering dikontrol (setiap 2 jam) yang

bertujuan agar tidak menghambat penurunan bagian terendah janin dan trauma

87
pada kandung kemih serta menghindari retensi urine setelah melahirkan.

7) Perubahan gastrointestinal.

Kemampaun pergerakan gastrik serta penyerapan makanan padat berkurang

akan menyebabkan pencernaan hampir berhenti selama persalinan dan dapat

menyebabkan konstipasi. Lambung yang penuh akan menyebabkan

ketidaknyamanan, oleh karena itu ibu dianjurkan makan tidak terlalu banyak

atau minum berlebihan, tetapi makan dan minum semaunya untuk

mempertahankan energi dan dehidrasi.

8) Perubahan hematologis

Haemoglobin akan meningkat 1,2 gr/100 ml selama persalinan dan kembali

meningkat pra persalinan pada hari pertama setelah persalinan apabila tidak

terjadi kehilangan darah selama persalinan, waktu koagulasi berkurang dan

akan mendapat tambahan plasma selama persalinan. Jumlah sel-sel darah

putih meningkat secara progesif selama kala I persalinan sebesar 5.000 s/d

15.000 WBC sampai dengan akhir pembukaan lengkap, hal ini tidak

berindiksi adanya infeksi. Setelah itu turun lagi kembali keadaan semula.

Gula darah akan turun selama persalinan dan akan turun secara menyolok

pada persalinan yang mengalami penyulit atau persalinan lama, hal ini

disebabkan karena kegiatan uterus dan otot- otot kerangka tubuh.

9) Kontraksi uterus

Kontraksi uterus terjadi karena adanya rangsangan pada otot polos uterus dan

penurunan hormon progesteron yang menyebabkan keluarnya hormon

oksitosin. Kontraksi uterus dimulai dari fundus uteri menjalar kebawah,

88
fundus uteri bekerja kuat dan lama untuk mendorong janin kebawah,

sedangkan uteri bagian bawah pasif hanya mengikuti tarikan dan segmen atas

rahim, akhirnya menyebabkan serviks men jadi lembek membuka. Kerja sama

antara uterus bagian atas dan utersu bagian bawah disebut polaritas.

10) Pembentukan segmen atas rahim dan segmen bawah rahim

Segmen Atas Rahim (SAR) berbentuk pada uterus bagian atas dengan sifat

otot yang tebal dan kontraktif. Pada bagian ini terdapat banyak otot serong

dan memanjang. SAR terbentuk dari fundus sampai ishmus uteri. Segmen

Bawah Rahim (SBR) terbentang diuterus bagian bawah antara ishmusdengan

serviks, dengan sifat otot yang tipis dan elastis, pada bagian ini banyak

terdapat otot yang melingkar tidak memanjang. Dalam keadaan persalinan

normal tidak tampak dan akan kelihatan pada persalinan abnormal, karena

kontraksi uterus yang berlebihan, akan tampak sebagai garis atau batas yang

menonjol diatas simpisis yang merupakan tanda- tanda ancaman ruptur uteri.

11) Penarikan servik

Pada akhir kehamilan otot yang mengelilingi Ostium Uteri Internum (OUI)

ditarik oleh SAR yang menyebabkan servik menjadi pendek dan menjadi

bagian dari SBR. Bentuk serviks menghilang karena canalis servikalis

membesar dan membentuk Ostium Uteri Eksterna (OUE) sebagai ujung dan

bentuknya menjadi sempit.

12) Pembukaan ostium uteri interna dan stium uteri eksterna.

Pembukaan serviks disebabkan oleh karena membesarnya OUE karena otot

yang melingkar disekitar ostium meregang untuk dapat dilewati kepala.

89
Pembukaan uteri tidak saja karena penarikan SAR akan tetapi juga karena

tekanan isi uterus yaitu kepala dan kantong amnion. Pada primigravida

dimulai dari ostium uteri intrenum terbuka

lebih dahulu baru ostium eksterna membuka pada saat persalinan terjadi.

Sedangkan pada multigravida ostium utei internum dan eksternum membuka

secara bersama-sama pada saat persalinan terjadi.

13) Show

Show adalah pengeluaran dari vagina yang terdiri dan sedikit lendir yang

bercampur darah, lendir ini berasal dari ekstruksi lendir yang menyumbat

canalis servikalis sepanjang kehamilan, sedangkan darah berasal dari desidua

vera yang lepas.

14) Tonjolan kantung ketuban

Tonjolan kantung ketuban ini disebabkan oleh adanya regangan SBR yang

menyebabkan terlepasnya selaput karion yang menempel pada uterus, dengan

adanya tekanan maka akan terlihat kantong yang berisi cairan yang menonjol

ke ostium uteri internum yang terbuka. Cairan ini terbagi dua yaitu fore water

dan hind water yang berfungsi untuk melindungi selaput amnion agar tidak

terlepas selutuhnya. Tekana yang diarahkan ke cairan sama dengan tekanan

ke uterus sehingga akan timbul generasi floud presur. Bila selaput ketuban

pecah maka cairan tersebut akan keluar, sehingga plasenta akan tertekan dan

menyebabkan fungsi plasenta terganggu. Hal ini akan menyebabkan fetus

(janin) akan kekurangan oksigen.

90
15) Pemecahan katong ketuban

Pada akhir kala I bila pembukaan sudah lengkap dan tidak ada tahanan lagi,

ditambah dengan kontraksi yang kuat setra desakanjanin yang menyebabkan

kantong ketuban pecah, diikuti dengan proses kelahiran bayi (Sumarah dkk,

2008).

i. kebutuhan dasar ibu bersalin.

1) Pemenuhan kebutuhan fisiologis selama persalinan.

a) Mengatur sirkulasi udara dalam ruangan

b) Memberi makan dan minum

c) Menganjurkan istirahat diluar his

d) Menjaga kebersihan badan terutama daerah genetalia (bila

memungkinkan ibu disuruh mandi atau membersihkan daerah

kemaluan)

e) Menganjurkan ibu untuk buang air kecil atau air besar

f) Menolong persalinan sesuai standar

2) Pemenuhan kebutuhan rasa aman

a) Memberi informasi tentang proses persalinan atau tindakan yang

akan dilakukan

b) Menghargai pemilihan posisi tidur

c) Menentukan pendampingan selama persalinan

d) Melakukan pantauan selama persalinan

e) Melakukan tindakan sesuai kebutuhan

91
3) Pemenuhan kebutuhan dicintai dan mencintai

a) Menghormati pemilihan pendampingaan selama persalinan

b) Melakukan kontak fisik/ memberi sentuhan ringan

c) Melakukan massase untuk mengurangi sakit.

d) Melakukan pembicaraan dengan suara lemah lembut dan sopan

4) Pemenuhan kebutuhan harga diri

a) Mendengarkan keluhan ibu dengan penuh perhatian/menjadi pendengar

yang baik

b) Memberi asuhan dengan memperhatikan privacy ibu

c) Memberi pelayanan dengan empati

d) Memberitahu bahwa setiap tindakan yang akan dilakukan

e) Memberi pujian pada ibu terhadap tindakan positif yang telah

dilakukannya

5) Pemenuhan kebutuhan aktualisasi

a) Memilih tempat dan penolong persalinan sesuai dengan keinginan

b) Menentukan pendamping persalinan

c) Melakukan bounding and attachment

d) Memberi ucapan sselamat setelah persalinan selesai (Sumarah dkk,

2008).

2. Manajemen asuhan kebidanan

Manajemen asuhan kebidanan mengacu pada KEPMENKES no

938/MENKES/SK/VIII/2007 tentang standar asuhan kebidanan yang meliputi

a. Pengkajian data subjektif dan objektif

92
b. Perumusan diagnose

c. Implementasi

d. Evaluasi

e. Pencegahan asuhan kebidanan

Manajemen asuhan kebidanan persalinan pada ibu bersalin berdasarkan tinjauan

teori :

1) Askeb kala I

a) Pengkajian :

Tanggal/waktu : 8-1-2019/ jam 20.20 wita

Tempat : puskesmas

Nama pengkaji ; nuryanah

(1) Data subjektif

Identitas/biodata

Nama : Ny n Nama : Tn A.B

Umur : 29 th Umur : 38 th

Bangsa : Indonesia Bangsa : Indonesia

Agama :islam Agama :islam

Pendidikan : SD Pendidikan : SMP

Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Tani

Alamat : PPI RT 04 RW 02 Alamat : PPI RT 04 RW 02

Keluhan utama :

Ibu mengatakan mules mules pada pukul 18.45 wit tanggal 8-1-2019

93
Sudah keluar lender bercampur darah dan air dari jalan lahir

Tanda-tanda persalinan

Kontraksi sejal pukul 18.45 wita tanggal 8-1-2019

Frekuensi : 5x dalam 10 “

Lamanya : lebih dari 40 detik

Ketidaknyamanan yang dirasakan : tidak ada

(1) Pengeluaran per vaginam

Darah tercampur lender : ada

Air-air : ada

(2) Air ketuban

Pecah ketuban jam 20.20 warna jernih

(3) Darah : ada

(4) Masalah-masalah

khusus riwayat kehamilan sekarang

HPHT : 1-4-2018

ANC : 10x

Tempat : puskesmas

(5) Riwayat TT : 4x

(6) Riwayat kehamilan dann persalinan yang lain :

(7) Ibu mengatakan ini kehamilan ke 3, pernah melahirkan dan tidak

pernah keguguran HPHT : 1-4-2018

Ibu melakukan pemeriksaan kehami;an rutin setiap bulan di

puskesmas pernah mendapatlan TT r x, pergerakan janin dalam 24 jam

94
terakhir +- 10x -12x / 24 jam,tidak ada komplikasi selama kehamilan.

(8) Makan dan minum terakhir

Makan terakhir jam 20.50 wita

Jenis makanan : nasi. Sayur dan ikan

Banyaknya : 1 porsi kecil

(9) Eliminasi

BAB teralhir am 17.50

BAB terakhir jam 18.45 wita

(10) Tidur

Tidur siang2 jam dan 8 jam pada malam hari

(11) Psikologi : baik

(12) Kelainan lain : tidak ada

(2) Data Objektif

(a) Keadaan umum : baik

(b) Kesadaran compes mentis

(c) Status emosional : stabil

(d) Tanda-tanda vital

(1) TD 130/80 mmhg

(2) Denyut nadi : 80 x/menit

(3) Pernapasan : 20x/menit

(4) Suhu : 36.5 C

(e) Antopometri

(1) TB : 153 cm

95
(2) Bb sebelum hamil : 57 kg

(3) BB sekarang : 67 kg

(4) Lingkar lengan atas : 30cm

(5) IMT :

(6) Katagori : normal

(f) Pemeriksaan fisik

(g) kepala dan rambut : bersih

muka : tidak edema dan tidak ada elasma gravidarum

Mata

Kelopak mata : tidak ada oedem dan tidak terlihat adanya kelainan

Skelera : tidak ikterik

Konjungtiva : tidak pucat

Reflek pupik : +/+

(h) Mulut

Warna bibir : merah muda

Lidah : tidak ada stomatitis

Gusi : tidak mudah berdarah dan tidak bengkak

(i) Leher

(1) Pemeriksaan kelenjar thyroid : tidak teraba

(2) Pembesaran kelenjar getah bening : tidak ada

(3) Pembesaran JVP : tidak ada

96
Dada : bentuk simetris

(a) Paru-paru : palpasi toetil viemitus : getaran paru-paru normal,perkusi

batas paru-paru : tidak ada oedem

(b) Auskultasi bunyi paru-paryu : tidak terdengar bunyi wheezing dan ronchi

Jantung

Bunyi jantung : lub duv, regular

Payudara

Bentuk : simetris

Putting susu : menonjol

Pembesaran : ada

Rasa nyeri : tidak ada

Strial : ada

Pengeluaran : ada colostrums

Punggung dan pinggang

(a) Posisi tulang belakang : lardosis fisiologis

(b) Rasa nyeri : ada

Abdomen

(a) Inspeksi

Bentuk perut memanjang

Pembesaran : ada sesuai usia kehamilan

Luka bekas operasi : tidak ada

Srial gravidarum : ada

97
(b) Palpasi TFU 32 cm / 3 jari dibawah px

Leopold 1 : pada fundus teraba bulat lunak, tidak melenting (bokong)

Leopold II : teraba bagian keras memanjang seperti papan sebelah kanan

perut ibu (pu-ka) dan teraba bagian-bagian kecil sebelah kiri perut ibu.

Leopold III : bagian terendah janin teraba bulat keras (kepala) tidak dapt

digoyangkan sudah masuk PAP

Leopold IV : divergent

Perlimaan 3/5

Posisi janin : memanjang

Kontraksi uterus : Ada, frekuensi 5x dalam 10 menit lamanya >40 detik

Palpasi supra pubis : kandung kemih kosong

(c) Auskultasi

Djj frekuensi 140x/menit regular

Pantum maximul : tepat berada disebelah kanan perut ibu 4 jari dibawah

pusat

Taksiran berat janin (TBJ) sekitar (32-11) x 155 = 3355 gram

Ektermitas

(a) Atas bentuk simetris

(b) Oedem jari jari tangan : tidak ada

Oedem tibia : tidak ada

Batas merah/lembek/keras

Human sign : tidak ada

Varices tungkai : tidak ada

98
Reflek patel +/+

Genetalia

Inspeksi

(a) Vulva dan vagina varices : tidak ada

Oedem tidak ada

Pengeluaran pervaginam : ada (lender campur darah)

(b) Perineum

Bekas luka /luka parut : tidak ada

(c) Pemeriksaan dalam

Vulva dan vagina tidak ada kelainan

Portio tipis

Pembukaan sevis 10 cm

Ketuban pecah jam 20.20 warna jernih

Presntasi : belakang kepala

Deno minatory : ubun ubun kecil kanan depan

Maulase tidak ada

Penurunan bagian terendah: H.III

pemeriksaan laboratorium tidak dilakukan

b) Perumusan diagnose dan atau masalah kebidanan diagnose G3P2A0 graviida

39 minggu inpartu kala I fase aktif janin tunggal

(1) diagnose/masalah potensial : tidak ada

(2) kebutuhan terhadap tindakan segera kolaborasi dan rujukan tidak ada

99
c) rencana tindakan/oerencanaan

(1) beritahu hasil pemeriksaan pada ibu dan keluarga bahwa

pembukaan 10 cm sera saat ini keadaan ibu dan janin dalam

keadaan baik

(2) lakukan unform consent

untuk persetujuan tindakann yang akan dilaksanakan seperti

pertolongan persalinan dan tindakan lain yang kemungkinan

dibutuhkan saaat persalinan]

(3) berikan asuhan sayang ibu seperti :

(a) beri dukungan mental kepada ibn untuk menjalani proses

persalinan

(b) aanjurkan suami untuk menemani ibu selala proses persalinan

(c) jelaskan tentang teknik relaksasi yang baik dan benar yaitu

menarik napas panjang dari hidung dan mengeluarkan dari

mulut saat ibu merasakan mules untuk mengurangi rasa sakit

(d) ajarkan ibu untuk tidak menahan BAB/BAK

(e) ajarkan pada suamu/keluarga untuk makan/minum saat tidak ada

his

(4) siapkan tempat dan alat pertolonga persalinan secara APN

(5) observasi

(a) suhu setiap saat

(b) nadi DJJ dan his setiap 30 menit

(c) tekanan darah, penurunan bagian terendah janin dan pembukaan

100
services setiap 4 jam

6) catat semuya hasil pemeriksaan dan tindakan dalam format

pengkajian

7) lakukan periksa dalam kembli 4 jam/ bila ada indikasi

d) implementasi

(1) memberitahu hasil pemeriksaan pada ibu dan keluarga bahwa

pembukaan 10 cm sera saat ini keadaan ibu dan janin dalam

keadaan baik

(2) melakukan unform consent

untuk persetujuan tindakann yang akan dilaksanakan seperti

pertolongan persalinan dan tindakan lain yang kemungkinan

dibutuhkan saaat persalinan]

(3) memberikan asuhan sayang ibu seperti :

(a) memberi dukungan mental kepada ibn untuk menjalani proses

persalinan

(b) menganjurkan suami untuk menemani ibu selala proses

persalinan

(c) menjelaskan tentang teknik relaksasi yang baik dan benar yaitu

menarik napas panjang dari hidung dan mengeluarkan dari

mulut saat ibu merasakan mules untuk mengurangi rasa sakit

(d) mengajarkan ibu untuk tidak menahan BAB/BAK

(e) mengajarkan pada suamu/keluarga untuk makan/minum saat

tidak ada his

101
(4) menyiapkan tempat dan alat pertolonga persalinan secara APN

(5) mengobservasi

(a) suhu setiap saat

(b) nadi DJJ dan his setiap 30 menit

(c) tekanan darah, penurunan bagian terendah janin dan pembukaan

services setiap 4 jam

(6) mencatat semua hasil pemeriksaan dan tindakan dalam format

pengkajian

(7) melakukan periksa dalam kembli 4 jam/ bila ada indikasi

e) evaluasi

(1) ibu dan keluarga mengerti tentang penjelasan yang diberikan oleh

bidan

(2) inform consent ditulis sendiri dan ditanda tangani oleh suami ibu

(3) memberikan asuhan sayang ibu seperti :

(a) ibu terlihat tenang dan siap dalam menjalani proses persalinan

(b) ibu terlihat tenang saat ditemani suami

(c) ibu bias melakukan teknik relaksasi dengan baik

(d) ibu merasa nyaman dengan asuhan yang diberikan

(e) ibu bias melakukannya

(f) ibu minum the manis +- 50 cc

(4) bahan perlengkapan ibu dan bayi serta obat-obatan uternitonika,

semua alat untuk pertolongan persalinan telah disiapkan tempat dan

alat pertolonga persalinan secara APN mengobservasi telah

102
dilakukan

(5) menulis hasil pemantauan dalam lembar observasi dan partograf

telah diisi

(6) pemeriksaan dalam dilakukan kembali 4 jam /bila ada indikasi

Hari/tanggal/ Catatan perkembangan

Jam

Selasa/8-1- S= ibu tampak gelisah dan mengatakan mules semakin

2019 sering dan semakin lama dan terasa sakit pada pinggang

Jam 18.45 O=

1. keadaan umum : gelisah

2. kesadaran umum : CM (compos mentis)

3. jam 18.45 wita nadi = 80 x/mnt

jam 19.15 = 79 x/mnt

4. jam 18.45 DJJ = 136 x/mnt

jam 19.15 = 138 x/mnt

5. jam 18.45 kontraksi 4x dalam 10’ 40”

6. jam 19.15 kontraksi 5x dalam 10’>40”

A= G3P2A0 inpartu total kala I fase aktif janin

tunggal hidup

P=

1. memberitahu hasil pemeriksaan pada ibu

dan keluarga bahwa saat ini keadaan ibu

dan janin dalam keadaan baik

103
ev : ibu dan keluarga mengerti

2. memberi dukungan kepadaibu dan

keluarga

ev : ibu dan keluarga tenang

3. mengajarkan teknik relaksasi yaitu

menarik napas panjang dari hidung dan

mengeluarkan dari mulut saat ibu

kontraksi

ev : ibu terlihat melakukannya

4. menganjurkan suami dan keluarga untuk

melakukan makan/minum sesuai dengan

keinginan ibu. Ev : keluarga terlihat

melakukannya

5. mengajarkan suami/keluarga untuk

melakukan pemijatan pada baggian tubuh

yang diinginkan ibu ev :keluarga telihat

6. mengobservasi HIS, DJJ, Nadi,

setiap 30 menit sekali dan TD, suhu

setiap 4 jam sekali

ev : telah dilakukan

7. mencatat hasil observasi ke dalam

partograf dan pendokumentasian

hasil pemeriksaan

104
ev : telah dilakukan

ASUHAN KEBIDANAN KALA II

Tanggal = 8-1-2019

Jam = 22.45 wita

Pengkaji : nuryanah

1) pengkajian

data subjektif

ibu mengatakan mules yang dirasakan semakin sering dan kuat serta ada

dorongan untuk mengedan seperti ingin BAB

data objektif

(a) keadaan umum = kesakitan

(b) kesadaran =compos mentis

(c) status emosional = gelisah

(d) tanda-tanda vital

TD = 120/80 mmhg

Nadi = 80 x/mnt

Pernapasan = 25x/mnt

HIS =5 x 10’/ >40”

Kekuatan = adekuat

DJJ = 140 x/mnt, teratur

(e) pemeriksaan dalam

vulva vagina = tidak ada kelainan

105
portio= tidak teraba

pembukaan = 10 cm/jam 18:45

ketuban = pecah spontan jam 20.20 warna jernih

presentasi = belakang kepala

posisi = ubun ubun kecil kanan depan

molase =tidak ada

penurunan kepala = 1/5

2) perumusan diagnose

G3P2A0

3) perencanaan

(8) beritahu ibu dan keluarga hasil pemeriksaan bahwa ibu sudah

saatnya untuk melahirkan

(9) amati tanda dan gejala kala II, ada dorongan meneran, tekanan pada

anus, perineum menonjol, vulva dan springker ani membuka

(10) pastikan kelengkapan peralatan , bahan dan obat-obatan ensensial

persalinan sesuai APN

(11) pakai alat perlindungan diri dan melepaskan semua perhiasan

(12) cuci tangan lalu memakai sarung tangan sebelah kanan

(13) masukan oxytosin 10 unit kedalam spuit dengan memakai sarung

tangan kiri dan pastikan tidak terjadi kontaminasi pada alat suntik

(14) bersihkan vulva dan perineum dengan kapas DTT dari depan ke

belakang

(15) lakukan periksa dalam untuk memsatikan pembukaan lengkap

106
(16) dekontamiasi sarung tangan kedalam klorin 0,5 % secara terbalik,

kemudian cuci tangan

(17) hitung DJJ setelah kontraksi mereda

(18) beritahu ibu bahwa pembukaan sudah lengkap dan keadaan janin

baik, ketuban utuh dan membantu ibu mengatur posisi yang nyaman

(19) minta keluarga membantu menyiapkan psosisi meneran jika rasa

ingin meneran

(20) bimbing ibu meneran engan baik benar dan efektif saat timbul

kontraksi yang kuat

(21) anjurkan ibu untuk mengambil posisi yang nyaman bila belum ada

rasa ingin meneran

(22) letakan handuk bersih di perut bawah ibu untuk mengeringkan bayi,

jika kepala bayi telah membuka vulva dengan diameter 5-6 cm kain

sudah terpasang

(23) letakan kain bersih dilipat 1/3 bagian sebagai alas bokong ibu

(24) periksa kembali kelengkapan peralatan dan bahan tutup partus set

(25) pakai sarung tangan DTT pada kedua tangan

(26) lindungi perineum dengan satu tangan yang dilapisi kaiin bersih,

satu tangan menahan belakang kepala

(27) priksa adanya lilitan tali pusat

(28) tunggu kepala bayi putaran paksi luar secara spontan

(29) pegang kepala bayi secara biparietal dengan lembut

(30) satu tangan menopang kepala dan bahu

107
(31) tangan atas menelusuri punggung sampai mata kaki

(32) nilai bayi

(33) keringkan tubuh bayi

4) Implentasi

(1) memberitahu ibu dan keluarga hasil pemeriksaan bahwa ibu sudah

saatnya untuk melahirkan

(2) mengamati tanda dan gejala kala II, ada dorongan meneran, tekanan

pada anus, perineum menonjol, vulva dan springker ani membuka

(3) memastikan kelengkapan peralatan , bahan dan obat-obatan ensensial

persalinan sesuai APN

(4) memakai alat perlindungan diri dan melepaskan semua perhiasan

(5) mencuci tangan lalu memakai sarung tangan sebelah kanan

(6) memasukan oxytosin 10 unit kedalam spuit dengan memakai sarung

tangan kiri dan pastikan tidak terjadi kontaminasi pada alat suntik

(7) membersihkan vulva dan perineum dengan kapas DTT dari depan ke

belakang

(8) melakukan periksa dalam untuk memsatikan pembukaan lengkap

(9) dekontamiasi sarung tangan kedalam klorin 0,5 % secara terbalik,

kemudian cuci tangan

(10) menghitung DJJ setelah kontraksi mereda

(11) memberitahu ibu bahwa pembukaan sudah lengkap dan keadaan janin

bnaik, ketuban utuh dan membantu ibu mengatur posisi yang nyamna

(12) meminta keluarga membantu menyiapkan psosisi meneran jika rasa

108
ingin meneran

(13) membimbing ibu meneran engan baik benar dan efektif saat timbul

kontraksi yang kuat

(14) menganjurkan ibu untuk mengambil posisi yang nyaman bila belum

ada rasa ingin meneran

(15) meletakan handuk bersih di perut bawah ibu untuk mengeringkan bayi,

jika kepala bayi telah membuka vulva dengan diameter 5-6 cm kain

sudah terpasang

(16) meletakan kain bersih dilipat 1/3 bagian sebagai alas bokong ibu , kain

terpasang

(17) memeriksa kembali kelengkapan peralatan dan bahan tutup partus set

sudah terbuka

(18) memakai sarung tangan DTT pada kedua tangan, sarung tangan

terpasang

(19) melindungi perineum dengan satu tangan yang dilapisi kain bersih,

satu tangan menahan belakang kepala untuk mempertahankan defleksi

dan membantu lahirnya kepala. Ketuban pecah dan kepala lahir

beriringan pada pukul 20.20 wita

(20) memeriksa adanya lilitan tali pusat, tidak ada lilitan

(21) menunggu kepala bayi putaran paksi luar secara spontan, kepala sudah

berputas/putaran paksi luar

(22) memegang kepala bayi secara biparietal dengan lembut gerakan kepala

kea rah bawah dan distal hingga bahu depan muncul di bawah pubis

109
kemudian gerakan kearah atas dan distal untuk melahirkan bagu

belakang , kedua bahu sudah lahir

(23) satu tangan menopang kepala dan bahu, gunakan tangan yang lain

untuk menelusuri lngan dan siku atas srta menjaga bayi tubuh dan

lengan lahir

(24) tangan atas menelusuri punggung sampai mata kaki, bayi lahir

sempurna pada pukul 20.45 WITA

(25) menilai bayi, bayi cukup bulan, menangis kuat dan gerak aktif

(26) mengeringkan tubuh bayi, bayi sudah dikeringkan dan berada di perut

bawah ibu

5) evaluasi

(a) ibu dan keluarga mengetahui hasil pemeriksaan

(b) ada gejala kala II yaitu dorongan meneran, tekanan pada anus, perineum

menonjol, vulva dan spingterani membuka

(c) peralatan bahan dan obat-obatan telah siap digunakan

(d) APD telah dipakai perhiasan telah dilepas

(e) Tangn telah dicuci dan sarung tangan telah dipakai

(f) Tidak terjadi kontaminasi pada alat suntik dan spuit sudah berisi

(g) Vulva sudah dibersihkan

(h) Pembukaan sudah lengkap ketuban positif pada pukul 18.45 wita

(i) Tangan sudah bersih

(j) DJJ 140x/mnt pada pukul 20.20 wita

110
(k) Ibu sudah posisi dorsal recumbent

(l) Keluarga membantu ibu saat meneran

(m) Ibu sudah meneran dengan benar

Asuhan kebidanan kala III ( kala pengeluaran uri)

Tanggal 8-1-2019

Jam 20.55

Pengkaji nuryanah

1) pengkajian

Data subjektif

Ibu merasa gelisah dan mengatakan perutnya masih teras mules

Data objektif

(a) Keadaan umum = baik

(b) Kesadaran = compos mentis

(c) Keadaan emosional = stabil

(d) Kontraksi uterus = baik, tidak teraba janin ke 2

(e) TFU = 2 jari dibawah pusat

(f) Perdarahan = +- 70 cc

(g) Tali pusat = memanjang, adanya semburan darah

2) Perumusan diagnose

Post partum kala III keadaan umum baik

111
3) Perencanaan

(27) Jelaskan hasil pemeriksaan pada ibu dan keluarga

(28) Cek fundus uteri

(29) Beritahu ibu akan di suntik oksitosin

(30) Jepit tali pusat ,potong tali pusat dan ikat tali pusat

(31) Letakan bayi agar ada kontak dengan ibu ke kulit bayi

(32) Pindahkan klem pada tali pusat

(33) Letakan satu tangan daiatas kain pada perut bawah

(34) Lihat tanda-tanda pelepasan plasenta

(35) Lakukan penegangan tali pusat terkendali (PTT)

(36) Lahirkan placenta

(37) Lakukan massase uterus

(38) Cek kelengkapan plasenta

(39) Nilai perdarah dan kemungkinan terjadi robekan jalan lahir

(40) Berikan kenyamanan pada ibu

4) Implementasi

(27) menjelaskan hasil pemeriksaan pada ibu dan keluarga

(28) mencek fundus uteri

(29) memberitahu ibu akan di suntik oksitosin

(30) menjepit tali pusat ,potong tali pusat dan ikat tali pusat

(31) meletakan bayi agar ada kontak dengan ibu ke kulit bayi

(32) memindahkan klem pada tali pusat

(33) meletakan satu tangan diatas kain pada perut bawah ibu untuk

112
mendeteksi kontrkasi

(34) melihat tanda-tanda pelepasan plasenta

(35) melakukan penegangan tali pusat terkendali (PTT)

(36) melahirkan placenta

(37) melakukan massase uterus

(38) mencek kelengkapan plasenta

(39) menilai perdarah dan kemungkinan terjadi robekan jalan lahir

(40) memberikan kenyamanan pada ibu

5) Evaluasi

(a) Ibu dan keluarga mengetahui hasil pemeriksaan yaitu bayi dalam

keadaan normal

(b) Janin tunggal

(c) Oksitosin 10 unit sudah di suntikan di 1/3 paha kanan bagian luar

secara im dalam 1 menir

(d) Sudah dilakukan pada 2 menit setelah bayi lahir

(e) Bayi sudah berada diatas perut ibu untuk mencari putting susu dan

kepala bayi sudah ditutupi topi

(f) Klem telah dipindahkan dan tali pusat sudah diklem

(g) Plasenta akan segera lahir dengan adanya semburan darah, uterus

membulat dan tali pusat memanjang

(h) Plasenta lahir beserta selaputnya pada pukel 20.55 wita uterus

berkontraksi dan fundus teraba keras

113
(i) Perineum utuh tidak ada laserasi dan tidak ada perdarahan

(j) Plasenta lahir lengkap dan sudah di masukan ketempat khusus.

ASUHAN KEBIDANAN KALA IV

1) Pengkajian

Hari/tanggal selasa 8-1-2018

Jam 21.10 wita

Data subjektif

Ibu mengatakan sedikit lemas, perut masih mules, tapi ibu merasa senang

atas kelahiran bayinya dan placenta telah lahir

Data objektif

Keadaan umum baik

a) Kesadaran = compos mentis

b) Keadaan emosional : stabil

c) Tekanan darah = 130/80 mmhg

d) Nadi 84 xl/mnt

e) Pernapasan = 24 x/m

f) Suhu 36,7 C

g) TFU = 2 jr dibawah pusat

h) Kandung kemih kosong

i) Perdarahan = 70 cc

j) Robekan perineum = tidak terdapat robekan /laserasi

114
2) perumusan diagnose

Post partum kala IV/ keadaan umum baik

3) perencanaan

(41) Informasikan hasil pemeriksaan dan kondisi ibu pada ibu dan

keluarga dan pastikan uterus berkontraksi

(42) Pastikan kandung kemis kosong

(43) Celupkan tangan yang masih memakai sarung tangan kedalam

larutann klorin0,5% untuk membersihkan darah dan cairan tubuh,

kemudian melepaskan secara terbalik dan rendam sarung tangan

dalam larutan klorin selama 10 menit cuci tangan dengan sabun dan

air bersih mengalir

(44) Ajari ibu dan keluarga cara melakukan masase uterus dan nilai

kontraksi

(45) Periksa nadi dan kesadaran ibu

(46) Evaluasi dan estimasi jumlah perdarahan

(47) Pantau keadaan bayi baru dari napas bayi

(48) Bersihkan ibu dari paparan darah dan cairan tubuh dengan air DTT,

bersihkan cairan ketuban, lender, darah diranjang dan sekitar ibu

berbaring dengan larutan klorin dan bilas dengan air DTT bantu ibu

pakai pakaian

(49) Bantu ibu bersihkan ASI, anjurkan keluarga untuk memberikan

makanan dan minuman yang diinginkan ibu

(50) Masukan semua alat bekas pakai dalam larutan klrin dan rendam

115
selama 10 menit lalu cuci dan dibilas

(51) Buang bahan yang terkontaminasi ketempat sampah yang sesuai

yaitu sampah medis dan sampah non medis

(52) Lakukan dekontaminasi tempat bersalin dengan larutan klorin 0,5%

(53) Celupkan sarung tangan kotor dalam klorin 0,5% dan rendam

selama 10 menit

(54) Cuci tangan dengan sabun dan air mengalir dan keringkan dengan

handuk

(55) Pakai sarung tangan untuk member salep mata , vit K dipaha kiri

bawah 1/3 lateral dalam satu jam pertama

(56) Lakukan permeriksaan fisik pada bayi

(57) Berikan imunisasi HBo setelah 1 jam pemberian Vit K

(58) Lepaskan sarung tangan dalam keadaan trbalik

(59) Cuci kedua tangan dengan sabun dan air mengalir lalu keringkan

dengan handuk/tisu

(60) Lengkapi partrograf dan obsrvasi tiap 15 menit 1 jam pertama dan

30 menit 1 jam kedua

4) Implementasi

(41) mnginformasikan hasil pemeriksaan dan kondisi ibu pada ibu dan

keluarga dan memastikan uterus berkontraksi

(42) memastikan kandung kemih kosong

(43) mencelupkan tangan yang masih memakai sarung tangan kedalam

larutan klorin0,5% untuk membersihkan darah dan cairan tubuh,

116
kemudian melepaskan secara terbalik dan rendam sarung tangan

dalam larutan klorin selama 10 menit cuci tangan dengan sabun dan

air bersih mengalir

(44) mengajari ibu dan keluarga cara melakukan masase uterus dan nilai

kontraksi

(45) memeriksa nadi dan kesadaran ibu

(46) mengvaluasi dan estimasi jumlah perdarahan

(47) memantau keadaan bayi baru dari napas bayi

(48) membersihkan ibu dari paparan darah dan cairan tubuh dengan air

DTT, bersihkan cairan ketuban, lender, darah diranjang dan sekitar

ibu berbaring dengan larutan klorin dan bilas dengan air DTT bantu

ibu pakai pakaian

(49) membantu ibu memberikan ASI, menganjurkan keluarga untuk

memberikan makanan dan minuman yang diinginkan ibu

(50) memasukan semua alat bekas pakai dalam larutan klrin dan rendam

selama 10 menit lalu cuci dan dibilas

(51) membuang bahan yang terkontaminasi ketempat sampah yang

sesuai yaitu sampah medis dan sampah non medis

(52) melakukan dekontaminasi tempat bersalin dengan larutan klorin

0,5%

(53) mencelupkan sarung tangan kotor dalam klorin 0,5% dan rendam

selama 10 menit

(54) mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir dan keringkan

117
dengan handuk

(55) memakai sarung tangan untuk member salep mata , vit K dipaha kiri

bawah 1/3 lateral dalam satu jam pertama

(56) melakukan pemeriksaan fisik pada bayi

(57) memberikan imunisasi HB0 setelah satu jam pemberian Vit K

dipaha kanan bawah 1/3 lateral

(58) melepaskan sarung tangan dalam keadaan terbalik dan rendam

dalam larutan klorin selama 10 menit

(59) mencuci kedua tangan dengan sabun dan air mengalir lalu

keringkan dengan handuk.

(60) melengkapi partograf dan mengobservasi tiap 15 menit 1 jam

pertama, 30 menit 1 jam kedua.

5) evaluasi

a) ibu dan keluarga mengetahui hasil pemeriksaan dan ibu mengerti

b) kandung kemih kosong

c) ibu sudah bersih dan tangan juga sudah bersih dan kering

d) ibu bias melakukan masase uterus sendiri kontraksi uterus baik

e) keadaan umum ibu baik, nadi 84 x/mnt

f) perdarahan +- 20 cc

g) keadaan umum bayi baik, pernapasan bayi 44x/mnt

h) ibu dan tempat tidur bersih dan ibu sudah berpakaian bersih

i) ibu menyusi bayi dan sudah makan dan minum

j) peralatan medis sudah didekontaminasi

118
k) sampah sudah dimasukan ketempat yang sesuai

l) tempat sudah bersih

m) sarung tangan sudah direndam

n) mencuci tangan sudah dilakukan

o) salep mata profilasksis dan injeksi vit K 1 mg sudah diberkan

p) keadaan umum baik nafas 24 x/mnt temperature 36,5 C

q) bayi sudah di imunisasi dan berada dalam jangkauan ibu

r) sarung tangan sudah direndam

s) tangan sudah bersih dan kering

t) partograf terlampir.

C. BAYI BARU LAHIR (BBL)

1. Konsep Dasar

a. Pengertian

Bayi baru lahir normal adalah bayi yang lahir dari kehamilan 37 minggu

sampai 42 minggu dan berat badan lahir 2500 gram sampai dengan 4000

gram (Rochmah dkk, 2012).

b. Perubahan fisiologis bayi segera setelah lahir

1) Termoregulasi

Bayi baru lahir belum mampu mengatur suhu tubuh mereka sehingga

mereka dapat mengalami stres akibat perubahan lingkungan. Pada

saat bayi meninggalkan lingkungan rahim yang hangat, bayi tersebut

masuk kedalam ruang lingkungan bersalin yang jauh lebih dingin.

119
Bayi baru lahir/neonatus dapat menghasilkan panas dengan tiga cara

yaitu menggigil, aktivitas volunter otot, dan termogenesis yang

bukan melalui mekanisme menggigil. Mekanisme menggigil saja

tidak efisien dan bayi cukup bulan tidak mampu menghasilkan panas

dengan cara ini. Aktivitas otot dapat menghasilkan panas tetapi

manfaatnya terbatas, bahkan untuk bayi cukup bulan dengan

kekuatan otot cukup kuat untuk tetap berada dalam posisi fleksi.

Termogenesis non- menggigil mengacu pada penggunaan lemak

cokelat untuk energi panas. Timbunan lemak cokelat terletak pada

dan disekitar tulang belakang, klavikula, dan sternum, ginjal, serta

pembuluh darah utama. Jumlah lemak total bergantung pada usia

kehamilan dan menurun pada bayi baru lahir yang mengalami

hambatan pertumbuhan. Produksi panas melalui cadangan lemak

cokelat dimulai sejak rangsangan dingin memicu aktivitas

hipotalamus. Pesan kimiawi akan dikirimkan ke sel-sel lemak coklat.

Sel-sel ini menghasilkan energi yang akan mengubah lemak menjadi

energi panas. Luas permukan kulit bayi sebanding dengan massa

tubuhnya sehingga bayi berpotensi mengalami kehilangan panas.

Lapisan lemak bawah kulit yang tipis, yang memiliki daya isolasi

yang buruk, memungkinkan pemindahan inti panas ke lingkungan.

Pusat pengaturan panas di otak bayi mampu mendorong produksi

panas sebagai bentuk reaksi terhadap rangsangan yang diterima

dari termoreseptor. Akan tetapi, hal ini sangat bergantung pada

120
kegiatan metabolisme yang meningkat yang akan mengurangi

kemampuan bayi tersebut untuk mengendalikan suhu tubuh,

terutama pada kondisi lingkungan yang tidak mendukung.

2) Sistem pernafasan

a) Perkembangan paru

Paru berasal dari titik tumbuh (jaringan endoderm) yang muncul dari

faring kemudian bercabang kembali membentuk struktur percabangan

bronkus. Proses ini terus berlanjut setelah kelahiran hingga sekitar usia 8

tahun, sampai jumlah bronkiolus dan alveolus sepenuhnya berkembang,

walaupun janin memperlihatkan gerakan napas sepanjang trimester ke-2

dan 3. Ketidakmatangan paru akan mengurangi peluang kelangsungan

hidup bayi baru lahir sebelum usia 24 minggu, yang disebabkan oleh

kematangan permukaan alveolus, ketidakmatangan sistem kapiler paru,

dan tidak mencukupinya jumlah surfaktan.

b) Proses awal bernafas

Empat faktor yang berperan pada rangsangan pertama nafas bayi yaitu

penurunan paO2 dan kenaikan paCO2 merangsang kemoreseptor yang terletak

di sinus karotis, tekanan terhadap rongga dada (toraks) sewaktu melewati

jalan lahir, rangsangan dingin didaerah muka dapat merangsang gerakan

pernapasan, refleks deflasi Hering Breur. Pernapasan pertama pada bayi baru

lahir terjadi dengan normal dalam waktu 30 detik setelah kelahiran. Tekanan

pada rongga dada bayi setelah melalui jalan lahir pervaginam mengakibatkan

cairan paru yang jumlahnya 80-100 ml, berkurang sepertiganya sehingga

121
volume yang hilang itu diganti dengan udara. Paru mengembang sehingga

rongga dada kembali ke bentuk semula. Pernapasan pada neonatus terutama

pernapasan difragmatik dan abdominal. Biasanya frekuensi dan kedalaman

pernafasan belum teratur. Kompresi dan dekompresi kepala bayi selama

proses kelahiran diyakini merangsang pusat pernapasan. Dalam hal ini,

rangsangan taktil dianggap tidak terlalu bermakna. Akan tetapi, rasa sakit

yang disebabkan oleh ekstensi tungkai yang masih fleksi, sendi-sendi dan

tulang punggung dapat dianggap menjadi penyebab timbulnya respons awal

bayi terhadap kehidupan diluar uterus.

c) Surfaktan dan upaya bernapas

Upaya pernafasan pertama berfungsi untuk mengeluarkan cairan dalam paru

dan mengembangkan jaringan alveolus paru untuk pertama kali. Agar

alveolus dapat berfungsi, harus terdapat surfaktan dalam jumlah yang cukup

dan aliran darah ke paru. Produksi surfaktan dimulai pada 20 minggu

kehamilan dan jumlahnya akan meningkat sampai paru matang sekitar 30-

34 minggu kehamilan. Surfaktan ini mengurangi tekanan permukaan paru dan

membantu menstabilkan dinding alveolus sehingga tidak kolaps pada akhir

pernapasan. Tanpa surfaktan, alveoli akan kolaps setiap saat setelah akhir

setiap pernapasan yang menyebabkan sulit bernapas. Peningkatan kebutuhan

energi memerlukan penggunaan lebih banyak oksigen dan glukosa.

Peningkatan ini menyebakan stress pada bayi yang sebelumnya sudah

mengalami gangguan.

122
d) Pertukaran gas

Oksigenasi yang memadai merupakan faktor yang sangat penting dalam

mempertahankan pertukaran gas yang adekuat. Jika terdapat hipoksia,

pembuluh darah paru akan mengalami vasokonstriksi. Pengerutan pembuluh

darah ini berarti bahwa tidak ada pembuluh darah yang terbuka guna

menerima oksigen yang berada dalam alveoli sehingga terjadi penurunan

oksigen yang akan memperburuk hipoksia. Peningkatan aliran darah paru

akan memperlancar pertukaran gas dalam alveolus dan menghilangkan cairan

paru. Peningkatan aliran darah ke paru akan mendorong peningkatan sirkulasi

limfe dan membantu menghilangkan cairan paru serta merangsang perubahan

sirkulasi janin menjadi sirkulasi luar rahim.

3) Sistem pencernaan

Secara fungsional, saluran gastrointestinal bayi belum matur dibandingkan

orang dewasa. Membran mukosa pada mulut berwarna merah jambu dan

basah. Gigi tertanam dalam gusi dan sekresi ptialin sedikit. Sebelum lahir,

janin cukup bulan akan mulai menghisap dan menelan. Reflek muntah dan

batuk yang matur sudah terbentuk dengan baik pasa saat lahir. Kemampuan

bayi untuk mencerna dan menelan makanan (selain susu) masih terbatas.

Hubungan antara esofagus bawah dan lambung masih belum sempurna

sehingga mengakibatkan gumoh (muntah) pada bayi baru lahir dan neonatus.

Kapasitas lambung sangat terbatas, kurang dari 30 ml (15-30 ml) untuk bayi

baru lahir cukup bulan. Kapasitas lambung ini akan bertambah secara

perlahan, seiring dengan pertumbuhan bayi. Jumlah asam lambung pada bayi

123
sama dengan orang dewasa dalam beberapa hari pertama. Lama pengosongan

lambung 2,5-3 jam. Usus bayi terdiri dari sejumlah besar kalenjar sekresi dan

daerah permukaan yang besar untuk menyerap gizi makanan. Sejumlah enzim

sudah dihasilkan, walaupun masih terdapat kekurangan amilase dan lipase

yang mengakibatkan bayi kurang mampu mencerna karbohidrat dan lemak.

Pada waktu lahir, usus bayi dalam keadaan steril hanya dalam beberapa jam.

Bising usus terdengar dalam 1 jam kelahiran. Mekonium yang ada dalam usus

besar sejak 16 minggu kehamilan dikeluarkan dalam 24 jam pertama

kehidupan dan benar-benar dibuang dalam waktu 48-72 jam.

4) Sistem Kardiovaskuler dan Darah

Setelah lahir, darah bayi baru lahir harus melewati paru untuk mengambil

oksigen dan bersirkulasi ke seluruh tubuh guna mengantarkan oksigen ke

jaringan. Agar terbentuk sirkulasi yang baik guna mendukung kehidupan

luarrahim, terjadi dua perubahan besar yaitu penutupan foramen ovale pada

atrium paru dan aorta, dan penutupan duktus arteriosus antara arteri paru dan

aorta.Perubahan sirkulasi ini terjadi akibat perubahan tekanan pada seluruh

system pembulih darah tubuh. Jadi perubahan tekanan tersebut langsung

berpengaruh pada aliran darah. Oksigen menyebabkan sistem pembuluh

mengubah tekanan dengan cara mengurangi atau meningkatkan resistensinya

sehingga mengubah aliran darah. Dua peristiwa yang mengubah tekanan

dalam pembuluh darah:

a) Pada saat tali pusat dipotong, resistensi pembuluh darah sistemik

meningkat dan tekananatrium kanan menurun. Aliran darah menuju

124
atrium kanan berkurang sehingga menyebabkan penurunan volume dan

tekanan pada atrium tersebut. Kedua kejadian ini membantu darah yang

miskin oksigen mengalir keparu untuk menjalani proses oksigenasi ulang.

b) Pernapasan pertama menurunkan resistensi pembuluh darah paru dan

meningkatkan tekanan atrium kanan. Oksigen pada pernapasan pertama

ini menimbulkan relaksasi sistem pembuluh darah paru. Peningkatan

sirkulasi darah ke paru mengakibatkan peningkatan pembuluh darah dan

tekanan pada atrium kanan. Dengan peningkatan tekanan atrium kanan

dan penurunan tekanan atrium kiri, foramen ovale secara fungsional akan

menutup. Dengan pernapasan, kadar oksigen dalam darah meningkat.

Akibatnya duktus arteriosus mengalami kontriksi dan menurup dalam

waktu 8-10 jam setelah bayi lahir. Vena umbilikus, duktus venosus dan

arteri hipogastrika pada tali pusat diklem. Penutupan anatomi jaringan

vibrosa berlangsungvselama 2-3 bulan. Total volume darah yang

bersirkulasi pada bayi lahir adalah 80 ml/kg berat badan. Akan tetapi

jumlah ini akan meningkat jika tali pusat tidak dipotong pada waktu

lahir. Kadar hemoglobin tinggi (15-20 g/dl), 70% adalah Hb janin.

Perubahan Hb janin menjadi Hb dewasa yang terjadi dirahim selesai

dalam 1-2 tahun kehidupan.

5) Metabolisme glukosa

Agar berfungsi dengan baik, otak memerlukan glukosa dalam jumlah tertentu.

Pada dasar kelahiran, begitu tali pusat di klem, seorang bayi harus mulai

mempertahankan kadar glukosa darahnya sendiri. Pada setiap bayi baru lahir,

125
kadar glukosa dalam darah akan turun dalam waktu cepat (1-2 jam). Koreksi

penurunan kadar gula darah dapat dilakukan dengan 3 cara yaitu:

a) Melalui pemberian air susu ibu (bayi baru lahir yang sehat harus didorong

dengan menyusui ASI secepat mungkin setelah lahir).

b) Melalui penggunaan cadangan glikogen (glikogenesis)

c) Melalui pembentukan glukosa dari sumber lain, terutama lemak

(glukoneogenesis)

Bayi baru lahir tidak mampu mencerna makanan dalam jumlah yang

cukup yamg akan membuat glukosa dan glikogen. Hal ini akan terjadi

jika bayi mempunyai persediaan glokogen yang cukup. Seorang bayi

yang sehat akan menyimpan glukosa sebagai glikogen, terutama dalam

hati, selama berbulan- bulan terakhir kehidupan dalam rahim. Bayi yang

mengalami hipotermi pada saat lahir, yang kemudian mengakibatkah

hipoksia, akan menggunakan persediaan glikogen dalam satu jam

pertama kelahiran. Perhatikan bahwa keseimbangan glukosa tidak

sepenuhnya tercapai hingga 3-4 jam pertama pada bayi cukup bulan yang

sehat. Jika emua persediaan digunakan dalam 1 jam pertama, otak bayi

akan mengalami risiko. Bayi lahir kurang bulan, IUGR, dan gawat janin

merupakan kelompok yang paling berisiko, karean simpanan energi

mereka berkurang atau digunakan sebelum lahir.

6) Sistem Ginjal

Walaupun ginjal sangat penting dalam kehidupan janin, muatannya terbilang

kecil hingga setelah kelahiran. Urine bayi encer, berwarna kekuning-

126
kuningan, dan tidak berbau. Warna cokelat dapat disebabkan oleh lendir

bebas membran mukosadan udara asam dan akan hilang setelah bayi banyak

minum. Garam asam urat dapat menimbulkan warna merah jambu pada urine,

namun hal ini tidak penting. Tingkat filtrasi glomerulus rendah dan

kemampuan reabsorpsi tubulus terbatas. Bayi tidak dapat mengencerkan urine

dengan baik pada saat mendapat asupan cairan, dan tidak dapat

mengantisipasi tingkat larutan yang tinggi atau tendah dalam darah. Urine

dibuang dengan cara mengosongkan kandung kemih secara refleks. Urine

pertama kali dibuang saat lahir dalam 24 jam, dan akan semakin sering

dengan banyaknya cairan yang masuk (Rochmah dkk, 2012 ).

2. Manajemen asuhan kebidanan pada bayi baru lahir manajemen asuhan

kebidanan pada bayi baru lahir di bedakan menjadi 2 yaitu Asuhan kebidanan

pada bayi segera setelah lahir sampai 2 (dua ) jam , dan setelah 2 (dua ) jam

setelah lahir

Manajemen asuhan kebidanan pada bayi baru lahir mengacu pada kepmenkes

no 928/MENKES/SK/VIII/2007 tentang standar asuhan kebidanan yang

meliputi

a. Standar I : pengkajian data subjektif dan objektif

b.Standar II : perumusan diagnose dan atau masalah kebidanan

c. Standar III : perencanaan

d.Standar IV : implementasi

e. Standar V : evaluasi

127
f. Standar VI : pencatatan asuhan kebidanan

Manajemen asuhan kebidanan pada bayi baru lahir langsung berdasarkan tinjauan

teori tentang bayi segera setelah lahir s/d 2 jam dan setelah 2 jam.

a. Manajemen Asuhan kebidanan pada bayi segera setelah lahir

1) Pengkajian

Sesaat pada bayi baru lahir

S : Bayi baru lahir spontan, segera menangis kuat, gerakan aktif,

warna kulit merah muda

O : keadaan umum : baik

Pernapasan : 40x/mnt

BB/PB : 3200 gram/50 cm

Lila : 31 cm

Suhu : 36,7 C

2) Perumusan diagnose dan atau masalah kebidanan bayi baru lahir

normal

3) Perencanaan

a) Keringkan bayi

b) Potong dan rawat tali pusat

c) Lakukan IMD

d) Berikan salep mata pada mata bayi pada jam 21.45

e) Berikan injeksi vit K0,5 mg IM pada jam 21.45 wita

128
f) Berikan imunisasi HBO pada 1 jam setelah suntuk vit K

g) Monitoring keadaan umum bayi : baik

4) Implementasi

(a) mengeringkan bayi

(b) memotong dan merawat tali pusat

(c) melakukan IMD

(d) memberikan salep mata pada mata bayi pada jam 21.45

(e) memberikan injeksi vit K0,5 mg IM pada jam 21.45 wita

(f) memberikan imunisasi HBO pada 1 jam setelah suntuk vit K

(g) Monitoring keadaan umum bayi : baik

5) Evaluasi

a) Bayi sudah dihangatkan dengan memakai handuk/ selimut yang kering

dan hangat

b) Tali pusat sudah dibersihkan dan dibungkus dengan kasa steril dan

tanpa membubuhi apapun

c) Bayi berda di atas perut/ dada ibu dalam keadaan tengkurap di antara

payudara : bayi bias menyusu/mencari putting susu

d) Bayi sudah disuntik Vit K

e) Bayi sudah diimunisai HBO 1 jam setelah injeksi Vit K

f) Keadaan umum bayi : bayi

6) Catatan perkembangan

Hari/ Tgl/ Jam Catatan perkembangan

20.45 S= menangis kuat, gerak aktif , Bab (+), BAK (-), bayi

129
minum asi on demond atau saat bayi membutuhkan

O = keadaan umum : baik

Suhu = 37,2 C

Nadi : 144x/mnt

Pernapasan :53 x/mnt

A = bayi baru lahir fisiologis

P=

D. mengobservasi keadaan umum dan tanda vitas

setiap 3 jam

E. Mempertahankan suhu tubuh bayi agar tetap hangat

dengan cara di beri selimut dan dibungkus atau

dibedong

F. Memberikan asi setiap kali menginginkan

G. Menyarankan ibu untuk membawa bayinya ke

puskesmas atau faskes untuk mendapatkan

imunisasi dan mengetahui tumbuh kembang setelah

bayi usia 1 bulan

H. Berkolaborasi dengan dokter mengenai keadaan

bayi-bayi dalam kondisi sehat dan boleh pulang.

b. Manajemen asuhan kebidanan pada bayi setelah 2 jam ( neonatus, masuk

catata

1) Pengkajian

130
Hari (tanggal) =selasa 8-1-2019

Jam = 22.45 wita

Tempat puskesmas binuang

Data subjektif

Identitas/ biodata : by Ny N

Umur : 6 jam

Tgl/jam/lahir : 8-1-2019/22.45 wita

Jenis kelamin : perempuan

Berat badan : 3200 gram

Panjang badan 50 cm

Identitas/biodata

Nama : Ny n Nama : Tn A.B

Umur : 29 th Umur : 38 th

Suku/ Bangsa : banjar/Indonesia Suku/Bangsa : Banjar/ Indonesia

Agama :islam Agama :islam

Pendidikan : SD Pendidikan : SMP

Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Tani

Alamat : PPI RT 04 RW 02 Alamat : PPI RT 04 RW 02

Riwayat penyakit kehamilan

Pendarahan : tidak ada

Pre eklamsi : tidak ada

Eklamsia : tidak ada

Penyakit kelamin : tidak ada

131
Kebiasaan waktu hamil

Makanan : ibu mengatakan selama hamil makan 3x sehari dengan

porsi kecil namun sering dengan menu nasi, sayur, lauk pauk

kadang-kadanga ada buah dan susu

Obat/ jamu : ibu mengatakan tidak pernah minum jamu pada saat

hamil muda maupun tua

Merokok : tiudak

Aktifitas : ibu mengatakan saat hamil sedikit mengurangi pekerjaan

rumah tangga yang berat berat

Riwayat persalinan sekarang

Jenis persalinan : spontan

Ditolong oleh : bidan

Waktu/jam : 20.45 wita

Bayi lahir : normal

BB.PB : 3200/ 50 cm

Penilaian bayi waktu lahir (APGAR SCORE) 819

Data objektif

 Pemeriksaan fisik

Keadaan umum : baik

Suhu: 36,7 C

Pernapasan : 46 x/mnt

HR : 100 x/mnt

Berat badan sekarang 3200 gram

132
Panjang badan = 50 cm

 pemeriksaan fisik secara sistematis

Inspeksi

Kepala = simetris , rambut hitam, tidak ada caput succedenum dan

hematum, tidak ada maolage

Muka= kemerahan , bersih tidak ada lanugo, terdapat millia

Mata= simetris , konjungtiva merah muda, scelera putih, reflek pupi,

terhadap cahaya baik

Telinga = simetris, bersih tidak ada serumen

Hidung= simetris ,tidak ada pernapasan cuping hidung, tidak ada

sumbatan , tidak ada secret

Mulut= simetris, bibir kemerahan, tidak terdapat labiopaltokisis, tidak

stomatitis, gusi merah muda

Leher= tidak Nampak pembersaran kelenjar tyroid dan limfe

Dada= simetris tidak ada wheezing dan ronchi bunyi napas dan

jantung teratur/normal

Payudara = menonjol dan putting susu ada

Tali pusat = lembek kerinf tidak ada perdarahan tali pusat dan di

bungkus kasa

Pinggang = tidak ada spina difida tidak ada pembengkakan atau

cekungan

Ekstermitas = tidak ada kelainan pada ekstermitas bawah maupun atas

Genetalia = labia mayora sudah menutupi labia minora

133
Anus = tidak ada atresia ani

 Palpasi

Kepala = tidak ada oedema, tidak ada kelainan seprti encephal

hematima, caput seccudeneum, anansepalus+ hidrosepalus

Ubun = cembung

Muka = tidak ada oedema

Reflek

Reflek moro = bias diketahui saat dikagetkan dengan menepuk tangan

maka bayi akan kaget

Reflek rooting = bias, dapat dilihat saaat menyentuh pipi bayi maka

bayi akan menolak

Reflek graphs/plantor = bias, dapat diiketahui saat tangan disentuhkan

pada tanganbayi dengan sendirinya bayi akan mengenggam

Reflek walking = tidak bias

Reflek sucking= bias, dapat dilhat saat bayi menyusu pada ibunya

Reflek tonie nikc = tidak ada

Antopometri

Lingkar kepala = 31 cm

Lingkar dada = 30 cm

Lingkar lengan atas = 10 cm

Eleminasi

Miksi = sudah , warna jernih pukul 21.45 wita

Meconium = sudah , waarna hitan, pukul 21.45. wita

134
2) pemeriksaan penunjang

Golongan darah ibu = A

Golongan darah bayi = tidak dilakukan

2) Perumusan diagnose dan atau masalah kebidanan

Tanggal = by Ny N = 8-1-2019/20.45

Diagnose By Ny N umur setelah 2 jam

DO ; k/u baik

Lila = 10 cm

S=36,7 C

Lida = 31 cm

RR = 46 x/mnt

Lingkar kepala = 31 cm

BB = 3200 gram

PB = 50 cm

Masalah = tidak ada

Kebutuhan tidak ada

3) perencanaan

a) Lakukan cuci tangan sebelum dan sesudah melakukan tindakan

b) Lakukan observasi TTV

c) Lakukan perawatan tali pusat

d) Berikan asi eksklusif secara adekuat minimal 2 jam/1 kali

135
e) Berikan kehangatan pada bayi

f) Berikan tetes mata pada bayi

g) Berikan suntikan vit K

h) Lakukan perawatan bayi sehari-hari

4) implementasi

a) melakukan cuci tangan sebelum dan sesudah melakukan tindakan

b) melakukan observasi TTV

Suhu: 36,7 C

Pernapasan : 46 x/mnt

HR : 100 x/mnt

Berat badan sekarang 3200 gram

Panjang badan = 50 cm

Lila = 10 cm

Lida = 32 cm

Lingkar kepala = 31 cm

c) melakukan perawatan tali pusat, dibungkus kasa steril

d) memberikan asi eksklusif secara adekuat minimal 2 jam/1 kali

e) memberikan kehangatan pada bayi

f) memberikan tetes mata pada bayi , 1tetes mata kiri, 1 tetes mata kanan

g) memberikan suntikan vit K

h) melakukan perawatan bayi sehari-hari

evaluasi

136
hari/tgl/jam = selasa 8-1-2019 / 21.45

S = bayi menangis kuat, gerak aktif, BAB (+), BAK (-)

O= K/u baik

Lila = 10 cm

S=36,7 C

Lida = 31 cm

RR = 46 x/mnt

Lingkar kepala = 31 cm

BB = 3200 gram

PB = 50 cm

Tali pusat = tidak ada perdarahan

Muntah = tidak ada

Kembung = tidak ada

BAB = sudah 2x sehari

catatan perkembangan

Hari/tgl/jam

Selasa 9-1-2019 kunjungan neonatus S= By Ny N usia 6 jam setelah bayi

(KN 1) pada 6 jam pertama lahir

O : keadaan umum baik

Lila = 10 cm

S=36,7 C

Lida = 32 cm

Nadi = 144 x/mnt

137
RR = 53 x/mnt

Lingkar kepala = 31 cm

BB = 3200 gram

PB = 50 cm

Tali pusat tidak ada perdarahan

Muntah tidak ada

Kembung tidak

BAB = 2 kali sehari, konsistensi lebek

warna hitam

BAK = 6-7 kali warna kunig jernih

A= Bayi Ny. N umur 6 jam melalui

spontan keadaan umum baik

P=

1. mempertahankan suhu bayi

hindari memandikan bayi

hingga sedikitnya 6 jam dan

hanya setelah itu jika tidak

terjadi masalah medis dan jika

suhunya 36,5 bungkus bayi

dengan kain kering dan hangat ,

kepala bayi harus ditutup

2. pemeriksaan fisik

3. dilakukan pemeriksaan fisik

138
a. gunakan tempat tidur yang

hangat dan bersih untuk

pemeriksaan

b. cuci tangan sebelum dan

sesudah melakukan

pemeriksaan

c. telinga , periksa dalam

hubungan letak dengan mata

dan kepala simetris

d. mata, tanda-tanda infeksi

tidak ada

e. hidung dan mulut = bibir

dan lanjutan periksa adanya

sumbing reflek hisap, dilihat

pada saat menyusu, tidak

ada kelainan

f. leher = pembengkaka, ,

gumpalan tidak ada

g. dada = bentuk simetris

putting = ada

bunyi napas =normal

bunyi jantung = normal

h. bahu dan lengan = gerakan

139
normal, jumlah jari lengkap

i. system saraf = adanya reflek

moro

j. perut

bentuk = normal

penonjolan sekitar tali pusat

pada saat menangis =

perdarahan tali pusat tidak

ada

( lembek saat tidak

menangis)

k. kelamin laki-laki testis

berada dalam skrotum = ya

penis berlubang pada letak

ujung lubang

l. kelamin perempuan =

vagina berlubang (ya) uretra

berlubang (ya) labia minor

dan labia mayor

m. tungkai dan kaki = gerak

normal, tampak normal,

jumlah jari lengkap

n. punggung dan anus =

140
pembengkakan atau

cekungan ada anus atau

lubang

o. kulit = verniks, warna ,

pemnbengkakan atau bercak

hitam, tanda-tanda lahir

p. consoling = jaga

kehangatan, pemberian asi,

perawatan tali pusat agar ibu

mengawasi tanda-tanda

bahay

q. tanda-tanda bahaya yang

harus di hindari oleh ibu ,

pemberian asi sulit, sulit

menghisap atau lemah

hisapan, kesulitan bernapas

yaitu pernapsan letargi bayi

terus menerus tidur tanpa

bangun untuk makan 1

warna kulit abnormal kulit

biru (sianosis) atau kuning.

Suhu terlalu dingin (

hipotermi), tanda dan

141
prilaku abnormal atau tidak

biasa, gangguan gastro

internal misalnya tidak

bertinja selama 3 hari,

muntah terus menerus, perut

membengkak, tinja hijau tua

dan darah berlendir, mata

bengkak atau mengeluarkan

cairan

r. lakukan perawatan tali pusat

pertahankan sisa tali pusat

dalam keadaan terbuka agar

terkena udara dan dengan

kain bersih secara longgar,

lipatlah popk di bawah tali

pusat, jika tali pusat terkena

kotoran tinja, cuci dengan

sabun dan air bersih dan

keringkan dengan benar.

4. Gunakan tempat yang hangat

dan bersih

5. Cuci tangan sebelum dan sesuah

melakukan pemeriksaan

142
memberikan imunisasi HB-O

Kunjungan neonatal (KN 2) dilakukan 1. Menjaga tali pusat dalam

pada kurun waktu hari ke 6 keadaan bersih dan kering

2. Menjaga kebersihan bayi

3. Pemeriksaan tanda bahaya

seperti kemungkinan infeksi

bakteri, ikterus, diare, berat

badan rendah dan masalah

pemberian asi

4. Memebrikan asi bayi harus

disusukan minimal 10-15 kali

dalam 24 jam dalam 2 minggu

pasca persalinan

5. Menjaga keamanan bayi

6. Menjaga suhu tubuh bayi

7. Konseling terhadap ibu dan

keluarga untuk membrikan asi

ekslusif pencegahan hipotermi

dan melaksanakan perawatan

bayi baru lahir dirumah dengan

menggunkan buku kia

8. Penanganan dan rujukan kasus

bila diperlukan

143
Kunjungan Neonatal 3 (KN 3) pada 1. Pemeriksaan fisik

usia 2 minggu 2. Menjaga kebersihan bayi

3. Memberitahu ibu tentang

tanda-tanda bahaya bayi

baru lahir

4. Memberikan asi bayi harus

disusukan minimal 10-15

kali dalam 24 jam dalam 2

minggu pasca persalinan

5. Menjaga keamanan bayi

6. Menjaga suhu tubuh bayi

7. Konseling terhadap ibu dan

keluarga untuk membrikan

asi ekslusif pencegahan

hipotermi dan melaksanakan

perawatan bayi baru lahir

dirumah dengan

menggunkan buku kia

8. Memberitahu ibu tentang

imunisasi BCG

9. Penanganan dan rujukan

kasus bila diperlukan

144
D. NIFAS

1. Konsep dasar

a. Pengertian

Masa nifas dimulai setelah kelahiran plasenta dan berakhir ketika alat-

alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil yang

berlangsung selama kira-kira 6 minggu, atau masa nifas adalah masa

yang dimulai dari beberapa jam setelah lahir plasenta sampai 6 minggu

berikutnya (Rahayu dkk, 2012).

b. Perubahan fisiologis masa nifas

1) Perubahan sistem reproduksi

a) Uterus

Terjadi involusi atau/pengerutan uteus yaitu uterus kembali

kondisi semula sebelum hamil dengan berat uterus 60 gram.

Proses involusi uterus yaitu Autilisis, terdapat polimorph

phagolitik dan macrhophages didalam system vaskuler dan

sistem limphatik, efek oksitosin.

Tinggi fundus uteri pada masa post patrum:

(1) TFU hari ke-1 post partum 1 jari dibawah pusat.

(2) TFU hari ke-2 post partum 2-3 jari dibawah pusat.

(3) TFU hari ke 4-5 post partum pertengahan simfisis

b) Involusi tempat plasenta

Setelah persalinan tempat plasena merupakan tempat dengan

permukaan kasar, tidak rata dan kira- kira sebesar telapak

145
tangan. Dengan cepat luka mengecil, pada akhir minggu kedua

hanya 3-4 cm, dan ada akhir nifas 1-2 cm. Penyembuhan bekas

luka plasenta sangat khas sekali. Pada permulaan nifas bekas

plasenta mengandung banyak pembuluh darah yang tersumbat

oleh thrombus. Biasanya luka seperti ini sembuh dengan

meninggalkan bekas parut, tetapi luka bekas plasenta tidak

meninggalkan jaringan parut. Hal ini disebabkan karena luka ini

disembuhkan dengan cara yang luar biasa yaitu dengan

pertumbuhan endometrium baru pada permukaan luka.

Endometrium ini tumbuh dari pinggir luka dan juga dari sisa-

sisa kalenjar pada dasar luka.

c) Perubahan pembuluh darah uterus

Dalam kehamilan uterus mempunya banyak pembuluh darah

yang besar, tetapi karena persalinan tidak diperluhkan lagi

peredaran darah yang banyak, maka arteri harus mengecil lagi

pada masa nifas.

d) Perubahan pada servik dan SBR

Segera setelah kala II menjadi tipis, kolap, kendur, tepi luar

servik biasanya mengalami laserasi khususnya sebelah

lateral.Setelah beberapa hari servik dapat dimasuki 1 jari.

Setelah selesai involusi di istmus uteri karena hiperplasi dan

retraksi serviks akhirnya luka menjadi sembuh. Walaupun begitu

setelah involusi selesai ostium eksternum tidak kembali seperti

146
sebelum hamil.Setelah persalinan dinding perut longgar karena

diregang begitu lama, tetapi biasanya pulih kembali 6 minggu.

e) Vagina dan pintu keluar vagina

Membentuk lorong berdinding lunak dan luas, perlahan

mengecil tetapi jarang kembali ke ukuran nulipara rugae terlihat

kembali pada minggu ketiga.

f) Vulva dan perineum.

Berkurangnya sirkulasi progesteron mempengaruhi otot-otot

pada panggul, perineum, vagina, dan vulva. Proses ini

membantu pemulihan kearah tonisitas/elastisitas normal dan

ligamentum otot rahim.Merupakan proses bertahap yang

berguna bila ibu melakukan mobilisasi, senam nifas dan

mencegah timbulnya konstipasi.

2) Perubahan sistem pencernaan

Biasanya ibu mengalami obstipasi selama persalinan. Hal ini

disebaban karena pada waktu melahirkan alat pencernaan mendapat

tekanan yang menyebabkan kolon menjadi kosong, pengeluaran

cairan yang berlebihan pada waktu persalinan (dehidrasi), kurang

makan, haemoroid, laserasi jalan lahir. Supaya BAB kembali teratur

dapat diberikan diet/makanan yang mengandung serat dan pemberian

caira yang cukup.

3) Perubahan sistem perkemihan

Dinding saluran kencing memperlihatkan oedema dan

147
hypermia,kadang-kadangoedemadaritrigonumdan menimbulkan

obstruksi dari uretra sehingga menjadi retensio urin.Kandung

kencing masa nifas kurang sensitif dan kapasitas bertambah sehingga

kandung kencing penuh atau setelah kencing masih tinggal urin

residual. Sisa urin ini dan trauma pada dinding saluran kencing

waktu persalinan memudahkan terjadinya infeksi. Ureter dan

pelvisrenalis yang mengalami dilatasi kembali kekeadaan sebelum

hamil mulai dari 2-8 minggu setelah partus.

4) Perubahan sistem muluskoletal.

Dinding perut biasanya pulih kembali dalam 6 minggu.Kadang-

kadang pada wanita yang asthenis dari otot-otot recti abdominis

sehingga sebagian dari dinding perut garis tengah hanya terdiri dari

peritonium, kulit. Tempat ini menonjol kalau berdiri atau mengejan,

biasanya ini terjadi pada grande multipara, wanita yang mengandung

lebih dari 1 janin, dan polihidramnion. Tulang-tulang sendi panggul

dan ligamentum kembali dalam waktu sekitar 3 bulan.

5) Perubahan Endokrin.

Setelah plasenta lahir hormon estrogen dan progesteron menurun

sehingga akan mendorong pengeluaran hormon FSH dan LH untuk

memulai kembali silkus menstruasi. Kalenjar thyroid kembali

kebentuk normal dan rata-rata metabolik basal kembali normal.

a) Hormon plasenta

Hormon plasenta menurun dengan cepat setelah persalinan.

148
Human Chorionik Gonadotropin (GHC) menurun dengan cepat

dan menetap sampai 10% dalam 3 jam hingga hari ke-7

postpartum dan sebagai omset pemenuhan mammae pada hari

ke-3 post partum.

b) Hormon Pituitary

Prolaktin darah meningkat dengan cepat, pada wanita tidak

menyusui menurun dalam waktu 2 minggu. FSH dan LH

meningkat pada fase konsentrasi folikuler pada minggu ke-3 dan

LH tetap rendah hingga ovulasi terjadi.

c) Hipotalamik Pituitary Ovarium

Untuk wanita yang menyusui dan tidak menyusui akan

mempengaruhi lamanya ia mendapatkan menstruasi. Seringkali

menstruasi pertama itu bersifat anovulasi yang dikarenakan

rendahnya kadar estrogen dan progesteron. Diantara wanita

laktasi sekitar 15% memperoleh menstruasi selama 6 minggu

dan 45% setelah 12 minggu.

Diantara wanita yang tidak laktasi 40% wanita menstruasi setelah 6

minggu, 65% setelah 12 minggu, dan 90% setelah 24 minggu. Untuk

wanita laktasi 80% menstruasi pertama anovulasi dan untuk wanita yang

tidak laktasi 50% siklus pertama anovulasi.

6) Perubahan Tanda- Tanda Vital

a) Tekanan Darah

Tekanan darah biasanya tidak berubah, kemungkinan tekanan darah

149
akan rendah setelah ibu melahirkan karena ada perdarahan. Tekanan

darah tinggi pada post partum dapat menandakan terjadinya

preeklampsia postpartum.

b) Suhu

Kembali normal setelah persalinan. Selama persalinan sedikit

meningkat (37,3º C) dan akan stabil dalam waktu 24 jam, kecuali

kalau ada infeksi.

c) Nadi

Dalam batas normal. Jika lebih 100×/menit abnormal dan merupakan

tanda infeksi atau terjadi perdarahan infeksi. Beberapa wanita

mungkin menhalami brandicardi (40-50×/menit) segera setelah

persalinan dan beberapa jam setelah postpartum.

d) Pernafasan

Dalam batas normal.

7) Perubahan sistem cardiovaskuler

Segera setelah lahir, kerja jantungmengalami peningkatan 80% lebih tinggi

daripada sebelum persalinan karena autotransfusi dari uteroplasenter.

Resistensi pembuluh darah perifer meningkat karena hilangnya proses

uteroplasenter.Volume darah turun seperti keadaan sebelum hamil dan

viskositas meningkat, tonus otot halus pada dinding pembuluh darah

meningkat, Cardiac output kembali normal dan tekanan darah kembali

stabil setelah 3 minggu.

150
8) Perubahan hematologi.

Leukosit saat persalinan meningkat sampai15.000 dan pada hari- hari

pertama postpartum meningkat kembali bisa mencapai 25.000 atau 30.000

Hemoglobin., Hematocrit, eritrocit mengalami penurunan pada awal post

partum. Hematocrit pada hari 1-2 postpartum turun 2% lebih tinggi

sehingga ibu postpartum kehilangan darah ± 500 cc. Kembali normal bila

masa puerperium (masa nifas) berakhir.

9) Laktasi

Segera setelah kelahiran, bayi diletakan diatas payudara ibu untuk

dilakukan Inisiasi Menyusui Dini (IMD) untuk merangsang timbulnya

laktasi, kecuali ada kontraindikasi untuk menyusui bayinya, misalnya ibu

menderita thypus abdominalis, tuberkulosis aktif, thyrotoxicosis, DM

berat, Psiko, atau puting susu tertrik kedalam, leprae. Faktor lain jika ada

kelainan dari bayinya sendiri misalnya pada bayi sumbing (labiognato

palatoschiziz) sehingga ia tidak dapat menyusu oleh karena tidak dapat

menghisap. Minuman harus diberikan melalui sonde (Rahayu dkk, 2012).

c. Kebutuhan pada masa nifas

Kebutuhan masa nifas menurut adalah sebagai berikut:

1) Nutrisi dan cairan

Ibu nifas membutuhkan nutrisi yang cukup, gizi seimbang terutama

kebutuhan protein dan karbohidrat. Gizi pada ibu menyusui sangat erat

kaitannya dengan produksi air susu ibu yang sangat dibutuhkan untuk

151
tumbuh kembang bayi. Kebutuhan kalori selama menyusui proporsional

dengan jumlah air susu ibu yang dihasilkan dan lebih tinggi selama

menyusui dibanding selama hamil. Rata-rata kandungan kalori ASI yang

dihasilkan ibu dengan nutrisi baik adalah 70 kal/100 ml dan kira-kira 85 kal

diperluhkan oleh ibu untuk tiap 100 ml yang dihasilkan. Rata-rata ibu

menggunakan kira- kira 640 kal/hari untuk 6 bukan pertama dan 510

kal/hari selama 6 bulan kedua untuk menghasilkan jumlah susu normal.

Rata- rata ibu harus mengkonsumsi 2.300-2.700 kal ketika menyusui.

Makanan yang dikonsumsi ibu berguna untuk melakukan aktivitas,

metabolisme, cadangan dalam tubuh, proses produksi ASI serta sebagian

ASI itu sendiri yang dikonsumsi bayi untuk pertumbuhan dan

perkembangannya.Ibu memerlukan tambahan 20 gr protein diatas

kebutuhan normal ketika menyusui. Jumlah ini hanya 16% dari tambahan

500 kal yang dianjurkan. Protein diperluhkan untuk pertumbuhan dan

mengganti sel-sel yang rusak atau mati. Sumber protein dapat diperoleh

dari protein hewani dan protein nabati.

Protein hewani anatara lain telur, daging, ikan, udang, kerang,

ikan dan susu. Protein nabati bnyak terkandung dalam tahu, tempe,

kacang-kacangan dan lain-lain. Nutrisi lain yang diperluhkan selama laktasi

adalah asupan cairan. Menyusui dianjurkan minum 2-3 liter per hari dalam

bentuk air putih, susu, dan jus buah (anjurkan ibu untuk minum setaip kali

menyusui). Mineral, air, vitamin digunakan untuk melindungi tubuh dari

serangan penyakit dan mengatur kelancaran metabolisme didalam tubuh.

152
Sumber zat pengatur tersebut diperoleh dari semua jenis sayuran dan buah-

buahan segar. Pil zat besi (fe) harus diminum, untuk menambah zat gizi

setidaknya selama 40 hari pasca persalinan. Minum kapul vitamin A

(200.000 unit) sebanyal 2 kali yaitu pada 1 jam setelah melahirkan dan 24

jam setelahnya agar dapat memberikan vitamin A kepada bayinya melalui

ASI.

2) Ambulasi

Pada masa lampau, perawatan puerperium (masa nifas) sangat konservatif

dimana puerperium harus tidur terlentang selama 40 hari. Kini perawatan

puerperium lebih aktif dengan dianjurkan untuk melakukan mobilisasi dini.

Perawatan mobilisasi dini mempunyai keuntungan yaitu sebagai berikut:

a) Melancarkan pengeluaran lokia, mengurangi infeksi

puerperium.

b) Mempercepat involusi uterus.

c) Melancarkan fungsi alat gastrointestinal dan alat kelamin.

d) Meningkatkan kelancaran peredaran darah sehingga mempercepat

fungsi ASI dan pengeluaran sisa metabolisme. Pada persalinan normal

sebaiknya ambulasi dikerjakan setelah 2 jam (ibu boleh miring kekiri

dan kekanan untuk mencegah terjadinya trombosit). Keuntungan lain

dari ambulasi antara lain sebagai berikut

e) Ibu merasa lebih kuat dan sehat

f) Faal usus dan kandung kemih lebih baik.

g) Kesempatan yang baik untuk mengakar ibu merawat/

153
memelihara anaknya

h) Tidak menyebabkan perdarahan yang abnormal

i) Tidak mempengaruhi penyembuhan luka episiotomi atau luka diperut

j) Tidak memperbesar kemungkinan prolpas atau retroflexio

3) Eliminasi

Setelah ibu melahirkan, terutama bagi ibu yang pertama kali melahirkan

akan terasa pedih bila BAK. Keadaan ini kemungkinan disebabkan oleh

iritasi pada uretra sebagai akibat persalinan sehingga penderita takut BAK.

Bila kandung kemih penuh, maka harus diusahakan agar ibu dapat buang

air kecil. Pengeluaran cairan lebih banyak pada waktu persalinan sehingga

dapat mempengaruhi terjadinya konstipasi. Biasanya bila penderita tidak

BAB sampai 2 hari sesudah persalinan, akan ditolong dengan pemberian

spuit gliserine/diberikan obat-obatan.

4) Personal hygiene

Bagian paling utama yang dibersihkan adalah:

a) Puting susu

Harus diperhatikan kebersihannya. Sebaiknya puting susu dibersihkan

dengan air hangat yang telah dimasak tiap kali sebelum dan sesudah

menyusukan bayi.

b) Partum lokia

Lokia adalah cairan yang keluar dari vagina pada masa nifas yang

tidak lain adalah sekret dari rahim terutama luka plasenta. Pada 2 hari

pertama, lokia berupa darah disebut lokia rubra. Setelah 3-7 hari

154
merupakan darah encer disebut lokia serosa, dan pada hari ke-10

menjadi cairan putih atau kekuning kuningan yang disebut lokia alba.

Lokia yang berbau amis dan lokia yang berbau busuk menandakan

adanya infeksi. Jika lokia berwarna merah setela 2 minggu, ada

kemungkinan tertinggalnya sisi plasenta atau karena involusi yang

kurang sempurna yang sering disebabkan retrolexio uteri. Tanda-tanda

pengeluaran lokia yang menunjukan keadaan yang abnormal adalah

Perdarahan berkepanjangan, pengeluaran lokia tertahan, rasa nyeri

yang berlebihan, terdapat sisa plasenta yang merupakan sumber

perdarahan, terjadi infeksi intrauterine.

c) Perineum

Perineum harus dibersihkan secara rutin. Langkah-

langkah penanganan kebersihan diri adalah sebagai berikut:

(1) Anjurkan kebersihan seluruh tubuh

(2) Anjurkan ibu bagaimana cara membersih daerah kelamin dengan

sabun dan air. Pastikan bahwa ibu mengerti untuk membersihkan

daerah sekitar vulva terlebih dahulu dari depan kebelakang, baru

kemudian dibersihkan daerah sekitar anus. Anjurkan pada ibu

untuk membersihkan vulva setiap kali selesai BAB/BAK.

(3) Sarankan ibu untuk mengganti pembalut atau kain pembalut

setidaknya 2 kali sehari, kain dapat digunakan ulang jika telah

dicuci dengan baik dan dikeringkan dibawah matahari atau setrika

155
• Istirahat

Umumnya wanita sangan lelah setelah melahirkan, agak terasa lelah bila

partus berlangsung agak lama. Kurang istirahat akan mempengaruhi ibu

dalam beberpa hal antaranya mengurangi jumlah ASI yang diproduksi,

memperlambat proses involusi uterus dan memperbanyak perdarahan,

menyebabkan depresi dan ketidakmampuan untuk merawat bayi dan dirinya

sendiri

• Seksual

Dinding vagina kembali pada keadaan sebelum hamil dalam 6-8 minggu.

Secara fidik aman untuk melakukan hubungan suami istri begitu darah merah

berhenti, dan ibu dapat memasukan 1 atau2 jari kedalam vagina tanpa rasa

nyeri.

• Keluarga berencana

Kontrasepsi berasal dari kata kontra berarti mencegah atau melawan dan

konsepsi yang berarti pertemuan antara sel telur yang matang dan sel sperma

yang mengakibtkan kehamilan. Tujuan dari kontrasepsi adalah menghindari/

menghindari terjadinya kehamilan sebagai akibat pertemuan atara sel telur

yang matang dan sel serma tersebut.

• Latihan/senam nifas

Senam nifas adalah senam yang dilakukan ibu-ibu setelah melahirkan.

Setelah keadaan ibu pulih kembali. Senam nifas bertujuan untuk

mempercepat penyembuhan, mencegah timbulnya komplikasi, serta

memulihkan dan menguatkan otot- otot punggung otot panggul dan otot

156
perut. Pada saat hamil, otot perut dan sekitar rahim, serta vagina telah teregang

dan melemah. Latihan senam nifas dilakukan untuk membantu

mengencangkan otot- otot tersebut (Dewi dan Sunarsih, 2011).

• Tahapan masa nifas

Menurut Rahayu, dkk (2012) nifas dibagi dalam 3 periode:

• Puerperium dini

Kepulihan dimana ibu telah diperbolehkan berdiri dan berjalan, lamanya bisa

sampai 40 hari.

• Pueperium intermedikal

Kepulihan menyeluruh alat-alat genitalia, lamanya 6-8 minggu.

• Remot puerperium

• Kunjungan

Waktu yang diperluhkan untuk pulih dan sehat sempurna terutama bila

selama hamil atau aktu persalinannya mempunyai komplikasi lamanya bisa

sampai berminggu-minggu, berbulan-bulan bahkan sampai bertahun- tahun.

Kunjungan Pada kebijakan program nasional masa nifas paling sedikit 4 kali

kunjungan yang dilakukan. Hal ini untuk menilai status ibu dan bayi baru lahir

serta untuk mencegah, mendeteksi, dan menangani masalah-masalah yang

terjadi antara lain sebagai berikut:

157
• Kunjungan pertama (6-8 am setelah persalinan)

a) Mencegah perdarahan masa nifas karena atonia uteri.

b) Mendeteksi dan merawat penyebab lain perdarahan, rujuk bila perdarahan

berlanjut.

c) Memberikan konseling pada ibu atau salah satu anggota keluarga bagaimana

mencegah perdarahan masa nifas karena atonia uteri.

d) Pemberian ASI awal.

e) Melakukan hubungan antara ibu dan bayi baru lahir.

f) Menjaga bayi tetap sehat dengan cara mencegah hipotermi.

• Kunjungan kedua (6 hari setelah persalinan)

a) Memastikan involusi uterus berjalan normal, uterus berkontraksi, fundus

dibawah umbilikus, tidak ada perdarahan abnormal, tidak ada bau.

b) Menilai adanya tanda-tanda demam, infeksi, dan perdarahan abnormal.

c) Memastikan ibu mendapat cukup makanan, cairan dan istirahat

d) Memastikan ibu menyusu dengan baik dan tidak memperlihatkan tanda-tanda

penyulit

e) Memberikan konseling pada ibu mengenai asuhan pada bayi dan tali pusat,

serta menjaga bayi tetap hangat dan merawat bayi sehari-hari

• Kunjungan ketiga (2 minggu setelah persalinan)

Memastikan rahim sudah kembali normal dengan mengukur dan meraba

bagian rahim.

• Kunjungan ke-empat (6 minggu setelah persalinan).

a) Menanyakan pada ibu tentang penyulit-penyulit yang ibu atau bayi alami.

158
b) Memberikan konseling untuk KB secara dini (Dewi dan Sunarsi, 2011).

• Tujuan asuhan pada masa nifas

Pada masa nifas terjadi perubahan-perubahan fisik maupun psikis berupa

perubahan organ reproduksi, terjadinya proses laktasi, terbentuknya hubungan

antara orang tua dan bayi dengan memberi dukungan. Atas dasar tersebut

perlu dilakukan suatu pendekatan antara ibu dan keluarga dalam manajemen

kebidanan. Adapun tujuan asuhan masa nifas adalah sebagai berikut:

• Menjaga kesehatan ibu dan bayi baik fisik maupun psikis

• Melaksanakan skrining yang komprehensif, mendeteksi masalah mengobati

atau merujuk bila terjadi komplikasi pada ibu dan bayi.

• Memberikan pendidikan kesehatan tentang perawatan kesehatan diri, nutrisi,

KB, menyusui, pemberian imunisasi kepasa bayi dan perawatan bayi sehat.

• Memberikan pelayanan KB.

2. Manajemen asuhan kebidanan

Manajemen asuhan kebidanan pada ibu nifas mengacu pada kepmenkes no

928/MENKES/SK/VIII/2007 tentang standar asuhan kebidanan yang meliputi

a. Standar I : pengkajian data subjektif dan objektif

b. Standar II : perumusan diagnose dan atau masalah kebidanan

c. Standar III : perencanaan

d. Standar IV : implementasi

e. Standar V : evaluasi

f. Standar VI : pencatatan asuhan kebidanan

159
ASUHAN KEBIDANAN POST PARTUM pada Ny N P3A0 6 jam

1) Pengkajian

Hari/tanggal : rabu 9-1-2019

Jam : 01.45 wita

Tempat : puskesmas binuang

Data subjektif

Keluhan utama ibu mengatakan masih terasa mules pada perutnya dan

merasa lemes

Riwayat obstetric

Riwayat persalinan

Pada jam 20.45 wita ibu melahirkan anak yang ke 3 jenis persalinan

normal spontan, jenis kelamin perempuan , berat badan 3200 gram

panjang badan 50 cm

Keadaan ketuban jernih

Placenta lahir spontan lengkap jam 21.00 wita tidak dilakukan episotomi

Perdarahan 70 cc

Selama ini itu tidak ada keluhan

Pola kebutuhan sehari hari

Ibu mengatakan makan terakhir 1 piring porsi sedang jam 15 wita dengan

menu nasi, sayur dan ikan

Ibu minum +- 2 gelas

BAB = ibu mengatakan belum BAB

BAK= ibu mengatakan sudah BAK 1 jali jumlah banyak warna kuning

160
jernih

Mobilisasi = ibu mengatakan sudah mampu sendiri ke kamar mandi jam

01.45 wita

Aktifitas istirahat dan tidur , ibu istiraht terakhir selama 2 jam

Personal hygiene = ibu baru ganti pembalut 2 jam yang lalu

data objektif

Keadaan umum baik

Kesadaran kompos mentis

TTV TD = 110/70 mmhg N : 78 x/mnt

R : 20 x/mnt S : 36.6 C

TB : 153 cm

Pemeriksaan fisik

Kepala

Muka bentuk simetris tidak oedem

Mata konjungtiva merah muda sclera putih

Hidung bersih tidak ada kelainan

Mulut dan gigi bersih tidak pucar tidak caries

Leher

Kelenjar tyroid tidak ada pembesaran

Kelenjar getah bening tidak ada pembengkakan

Vena jugularis tidak ada indikasi

Dada

Bentuk dan pergerakan simetris

161
Payudara

Bentuk simetris, putting susu menonjol, areola mammae bersih, tidak ada

benjolan dan sudah ada pengeluran kolostrum

Abdomen

Tidak ada bekas operasi

Kontraksi baik dan TFU 3 jari bawah pusat

Ekstermitas atas : bentuk simetris , oedema (-)

Ektermitas bawah : bentuk simetris, tidak ada oedema dan varices reflek

patella (+/+)

Genitalia = lochea rubra +- 5 cc bau bekas pada perineum

2) Perumusan masalah dan atau masalah kebidanan

P3A0 post partum 6 jam dengan keadaan umum baik

Kebutuhan

Deteksi dini perdarahan

Penkes teknik menyusui yang baik dan benar

Mobilisasi

Personal hygiene

3) Perencanaan

Hari/tanggal : rabu 9-1-2019

Jam : 01.45 wita

a) Observasi TTV, perdarahan dan TFU

b) Minta ibu untuk menyusui bayinya dan mendekap bayinya

c) Jelaskan ibu teknik menyusui

162
d) Ajarkan ibu untuk

(1) Turun dari tempat tidur dan mandi

(2) Bergerak miring kekiri atau kekanan dan duduk

(3) Makan-makanan bergizi yang seimbang terutama sayuran berwarna

hijau dan porsinya ditambah

(4) Menjaga dan merawat payudaranya agar tetap bersih

(5) Beritahu ibu cara cebok yang benar yaitu dari arah depan kebelakang

membersihkan vulva dan perineum setiap kali habis BAK, atau BAB

dengan air bersih yang dingin , dengan sabun sebelum dan sesudah

mencuci daerah kelamin

e) Beritahu ibu untuk kunjungan 6 haru kemudian yaitu pada tangggal

14-1-2019

f) Pasien pulang tanggal 9-1-2019 jam 10.00 wita

4) Implementasi

a) mengobservasi TTV, perdarahan dan TFU

b) meminta ibu untuk menyusui bayinya dan mendekap bayinya

c) menjelaskan ibu teknik menyusui yaitu posisi kepala bayi di siku ibu

dan bokong bayi disanggah oleh tanganh ibu dengan posisi badan bayi

lurus seluruh areola masuk kedalam mulut bayi

d) mengajarkan ibu untuk

(1) Turun dari tempat tidur dan mandi

(2) Bergerak miring kekiri atau kekanan dan duduk

(3) Makan-makanan bergizi yang seimbang terutama sayuran berwarna

163
hijau dan porsinya ditambah

(4) Menjaga dan merawat payudaranya agar tetap bersih

(5) memberitahu ibu cara cebok yang benar yaitu dari arah depan

kebelakang membersihkan vulva dan perineum setiap kali habis BAK,

atau BAB dengan air bersih yang dingin , dengan sabun sebelum dan

sesudah mencuci daerah kelamin

(6) memberitahu ibu untuk kunjungan 6 haru kemudian yaitu pada tangggal

14-1-2019

(7) Pasien pulang tanggal 9-1-2019 jam 10.00 wita

5) Evaluasi

a) Hasil pemeriksaan TD 120/80 mmhg N 84 x/mnt R 20 x/mnt S : 36,5 C

perdarahan sedikit TFU 3 jr dibawah pusat dan teraba keras

b) Ibu memeluk bayinya sambil menyusui

c) Ibu mengerti dan dapat mempraktekan teknik menyusui yang benar

d) Ibu mengatakan mengerti dan ibu memahami kembali apa yang telah

dijelaskan dan dianjurkan

e) Ibu mengatakan mengerti dan akan melakukannya

f) Ibu menyanggupi dan akan datang sesuai tanggal yang disepakati

164
Pencatatan asuhan kebidanan post partum pada Ny N P3A0 6 hari

1) Pengkajian

Hari/tanggal senin 14-1-2019

Jam = 10.50 wita

Subjektif

Ibu mengeluh payudaranya bengkak

Objektif

Pemeriksaan fisik

Keadaan umum baik

Kesadaran compos mentis

TTV : TD : 120/80 mmhg N 84 x/mnt

R 20 x/mnt S : 36 C

Leher

Muka tidak ada oedem

Mata kunjungtiva merah muda skelera putih

Muluit bibir dan ranah tidak pucat keadaan bersih tidak ada caries

Leher

Kelenjar tyroid tidak ada pembesaran

JVP : tidak ada indikasi

Payudara

Bentuk simetris

Putting susu menonjol

Pengeluaran asi ada

165
Rasa nyeri ada

Benjolan tidak ada

Pembengkakan ada

Abdomen

Tidak ada luka bekas operasi

TFU pertengahan simpisis pubis

Kandung kemih kosong

Ekstermitas atas : bentuk simetris , oedema (-)

Ektermitas bawah : bentuk simetris, tidak ada oedema dan varices reflek

patella (+/+)

Anus

Tidak ada hemoroid

2) Perumusan diagnose dan atau masalah kebidanan

P3A0 post partum 6 hari dengan keadaan umum baik

Masalah payudara sedikit bengkak kebutuhan

Penkes tentang perawatan payudara

Breast care

Informasi tentang tanda-tanda bahaya nifas

3) Perencanaan

Hari/tanggal senin 14-1-2019

a) Beritahu ibu hasil pemeriksaan

b) Jelaskan pada ibu bahwa akan dilakukan tindakan breast care yaitu

pemijatan

166
c) Lakukan breast care pada payudara ibu

d) Ajarkan kembali teknik menyusui

e) Jelaskan pada ibu teknik menyusui

f) Berikan asi stiap kali sudah teras pebuh dan gunakan BH yang

menopang payudara

g) Anjurkan ibu untuk memenuhi kebutuhan nutrisi yang mengandung

banyak serat dan caira

h) Anjurkan ibu untuk istirahat yang cukup

i) Berikan penjelasan tentang tanda-tanda bahaya nifas

j) Anjurkan pada ibu untuk kunjungan ulang 1 minggu dari sekarang

4) Implementasi

Hari/tanggal : senin 14-1-2019

Jam 10.00 wita

a) Memberitahu ibu hasil pemeriksaan

b) menjelaskan pada ibu bahwa akan dilakukan tindakan breast care yaitu

pemijatan

c) melakukan breast care pada payudara ibu

d) mengajarkan kembali teknik menyusui

e) menjelaskan pada ibu teknik menyusui

f) memberikan asi stiap kali sudah teras pebuh dan gunakan BH yang

menopang payudara

g) menganjurkan ibu untuk memenuhi kebutuhan nutrisi yang

mengandung banyak serat dan caira

167
h) menganjurkan ibu untuk istirahat yang cukup

i) memberikan penjelasan tentang tanda-tanda bahaya nifas yaitu mudah

lelah , susah tidur, demam, nyeri, atau terasa panas saat BAK, sembelit,

hemoroid, sakit kepala hebat, bengkak pada muka, tangan dan kaki,

nyeri perut,, cairan vagina berbau busuk, payudara sangat sakit saat

disentuh, bengkak, putting susu pecah pecah

j) menganjurkan pada ibu untuk kunjungan ulang 1 minggu dari sekarang

5) Evaluasi

a) ibu mengerti hasil pemeriksaan dan merasa senang

b) ibu mengerti dan setuju untuk dilakukan pemijatan pada payudaranya

c) ibu merasa payudaranya tidak tegang lagi

d) ibu dapat menyusui seperti yang diajarkan

e) ibu dapat menyebutkan kembali penjelasan yang telah disampaikan

f) ibu mengetahui makanan yang banyak mengandung serat seperti sayur

sayuran dan buah buahan

g) ibu istirahat siang +- 1-2 jam pada siang hari, dan 7-8 jam pada malam

hari

h) ibu bersedia dan mengerti penjelasan yang diberikan yaitu akan

membersihkan payudaranya setiap kali mandi dan menyusui bayi setiap

sudah terasa penuh dan akan memakai BH yang menopang payudara

i) ibu mengerti tentang penjelasan yang diberikan dan akan segera ke

puskesma atau faskes jika mengalami salah satu tanda bahaya nifas

j) ibu menyanggupi untuk kunjungan ulang tanggal 22-1-2019

168
pencatatan asuhan kebidanan post partum pad any N P3A0 2 minggu

1) pengkajian

hari/tanggal : selasa/ 22-1-2019

jam : 10.00 wita

tempat : puskesmas

Subjektif

Ibu datang untuk kunjungan ulangan dan mengatakan tidak ada keluhan

Objektif

Pemeriksaan fisik

Keadaan umum baik

Kesadaran composmentis

TTV TD 120/70 mmhg N 80 x/mnt

R 20 x/mnt S : 36,3 C

Kepala

Muka tidak ada oedem

Mata konjungtiva tidak anemis, skelera tidak ikterik

Mulut : bibir dan rahang tidak pucat, keadaan bersih, tidak ada caries

Leher

Kelenjar tyroid tidak ada pembesaran

JVP tidak ada indikasi

Payudara

Bentuk simetris

169
Putting susu menonjol

Pengeluaran asi ada

Benjolan tidak ada

Rasa nyeri tidak ada

Abdomen

Tidak ada bekas luka operasi

TFU tidak teraba

Kandung kemih kosong

Ektermitas atas dan bawah

Kebersihan bersih\

Oedem tidak ada (atas dan bawah)

Varices tidak ada

Reflek patella positif

Hommon sign negative

Genetalia

Vulva/vagina : tidak ada kelainan

Oedem tidak ada

Lochea alba

Perineum utuh

Anus

Tidak ada hemoroid

2) Perumusan diagnose dan atau masalah kebidanan

P3A0 post partum 2 minggu dengan keadaan umum baik

170
3) Perencanaan

Tanggal = 22-1-2019

Jam = 10.00 wita

a) Beritahukan hasil pemeriksaan pada ibu

b) Motivasi ibu agar selalu memberikan asinya tanpa di selingi susu

formula atau makanan tambahan lainnya

c) Beritahu ibu tentang keuntungan Asi ekslusif

d) Jelaskan pada ibu tentang KB apa saja yang dapat digunakan setelah

persalinan

e) Anjurkan pada ibu untuk mendiskusikan nya dengan suami tentang

KB yang akan di pilih

f) Anjurkan ibu untuk kunjung ulang

4) Implementasi

a) Memberitahukan hasil pemeriksaan pada ibu bahwa ibu dalam keadaan

sehat

b) memotivasi ibu agar selalu memberikan asinya tanpa di selingi susu

formula atau makanan tambahan lainnya

c) memberitahu ibu tentang keuntungan Asi ekslusif yaitu sebagai

imunitas bagi bayi, bayi tidak mudah sakit, meningkatkan kecerdasan

membentuk ikatan batin antara ibu dan anak, mudah didapat,

kandungan gizinya tidak dapat disamakan dengan susu formula lainnya

serta mempercepat pemulihan rahim.

d) menjelaskan pada ibu tentang KB apa saja yang dapat digunakan

171
setelah persalinan

e) menganjurkan pada ibu untuk mendiskusikan nya dengan suami tentang

KB yang akan di pilih

f) menganjurkan ibu untuk kunjung ulang tanggal 19-2-2019

5) evaluasi

a) ibu mengerti hasil pemeriksaan dan ibu merasa senang

b) ibu bersedia melakukanmya untuk memberi asi saja

c) ibu mengerti dan akan melakukannya untuk memberi asi eksklusif

yaitu member asi saja pada bayi sampai usia 6 bulan

d) ibu mengerti dan dapat menybutkan macam-macam dari KB

e) ibu mau melakukannya tapi ibu lenih memilih untuk memakai KB

suntik 3 bulan dengan alas an karena tidak ingin memakai kontrasepsi

yang berjangka waktu panjang

f) ibu menyanggupi untuk kunjungan ulang tanggal 19-2-2019

asuhan kebidanan post partum pada ny N P3 A0 6 minggu

hari/tanggal : selasa 19-2-2019

jam : 09.30 wita

tempat : puskesmas binuang

1) Pengkajian

subjektif

ibu mengatakan tidak ada keluhan

ibu mengatakan sudah mengimunisasi dan akan ber KB, ibu sudah

172
mendiskusikannya dengan suami dan akan KB yang dipilih KB suntikan 3

bulan.

Data objektif

Pemeriksaan fisik

Keadaan umum : baik

Kesadaran : compos mentis

TTV TD 120/70 mmhg N : 80 x/mnt

R 20 x/mnt S : 36,2 0 C

Kepala

Muka tidak ada oedem

Mata = konjungtiva tidak anemis, skelera tidak ikterik

Mulut = bibir dan rahang tidak pucat keadaan bersih tidak ada caries

Leher

Kelenjar tyroid tidak ada pembesaran

JVP tidak ada indikasi

Payudara

Bentuk simetris

Putting susu menonjol

Pengeluaran asi ada

Benjolan tidak ada

Rasa nyeri tidak ada

173
Abdomen

Tidak ada bekas luka operasi

TFU tidak teraba

Kandung kemih kosong

Ektermitas atas dan bawah

Kebersihan bersih

Oedem tidak ada (atas dan bawah)

Varices tidak ada

Reflek patella positif

Hommon sign negative

Genetalia

Vulva/vagina : tidak ada kelainan

Oedem tidak ada

Lochea alba

Perineum utuh

Anus

Tidak ada hemoroid

2) Perumusan diagnose dan atau masalah kebidanan

P3A0 post partum 6 minggu dengan keadaan umum ibu baik

3) Perencanaan

Hari/tanggal : selasa 19-2-2019

Jam : 09.31 wita

Tempat puskesmas

174
a) Beritahu hasil pemeriksaan pada ibu

b) Tanyakan pada ibu KB apa yang akan dipilih dan jelaskan keuntungan dan

kerugian dari suntikan KB

c) Lakukan suntik KB

d) Anjurkan ibu datang kembali untuk control dan suntik KB ulang pada

tanggal 26-3-2019

4) Implementasi

Hari/tanggal : selasa 19-2-2019

Jam : 09.31 wita

Tempat puskesmas

a) memberitahu hasil pemeriksaan pada ibu

b) menanyakan pada ibu KB apa yang akan dipilih dan jelaskan

keuntungan dan kerugian dari suntikan KB, keuntungan KB suntik 3

bulan adalah efektif mencegah kehamilan, tidak menyebabkan

kmandulan, tidak mempengaruhi produksi ASI dan dapat digunakan

oleh wanita yang sudah pernah melahirkan sampai menopause dan

kerugiannya (efek sampingnya) adalah gangguan menstruasi. Siklus

haid menjadi panjang atau pndek semakin banyak, atau sedikit volum

darah haid, mengeluarkan bercak-bercak darah atau bahkan sama

sekali tidak mengalami haid

c) melakukan suntik KB ( 3 bulan )

d) menganjurkan ibu datang kembali untuk control dan suntik KB ulang

pada tanggal 26-3-2019

175
5) evaluasi

a) ibu merasa senang dengan hasil pemeriksaan, bahwa ibu dalam kondisi

baik

b) ibu mengatakan akan menggunakan kontrasepsi suntik ( 3 bulan ) ibu

sudah mengetahui keuntungan dan efek samping dari suntik 3 bulan

c) ibu telah menggunakan kontrasepsi KB suntikan ( 3 bulan)

d) ibu bersedia untuk datang lagi ber KB 3 bulan yang akan datang pada

tanggal 26-3-2019.

b. KERANGKA PIKIR

Berdasarkan tinjauan teori tentang masa hamil, bersalin, nifas dan kunjungan

ulang masa nifas maupun bayi baru lahir maka peneliti dapat menyusun

kerangka pikir seperti yang tercantum pada gambar 1 yang disajikan pada

halaman 177

176
1. Pengkajian
2. Perumusan diagnose
dan atau masalah
kebidanan
3. Perencanaan sesuai 1. Kesehatan ibu
dengan teori 2. Kesehatan
Ibu Hamil 36 janin
Minggu 4. Implementasi
5. Evaluasi
6. Laporan pelaksanan
Asuhan Kebidanan

1. Pengkajian
2. Perumusan diagnose
dan atau masalah 1. Kesehatan ibu
Ibu Bersalin kebidanan 2. Kesehatan bayi
3. Perencanaan sesuai segera setelah
dengan teori lahir s/d 2 jam
4. Implementasi dan setelah 2
5. Evaluasi jam
6. Laporan pelaksanan
Asuhan Kebidanan

1. Pengkajian
2. Perumusan diagnose
dan atau masalah
Ibu Nifas 1. Kesehatan ibu
kebidanan
2. Kesehatan
3. Perencanaan sesuai
bayi
dengan teori
4. Implementasii
5. Evaluasi
6. Laporan pelaksanan
Asuhan Kebidanan

Gambar 1 : kerangka piker asuhan kebidanan berkesinambungan papa ibu hamil, bersalin

dan nifas serta bayi baru lahir

177

Anda mungkin juga menyukai