Anda di halaman 1dari 31

LAPORAN PENDAHULUAN DAN ASUHAN KEPERAWATAN

KEPERAWATAN MATERNITAS ANC

Oleh :

DEWI MAISYATIR RODIYAH

14401.20.21010

PROGRAM STUDI D3 KEPERAWATAN


UNIVERSITAS HAFSHAWATY PESANTREN ZAINUL
HASAN PROBOLINGGO
2024
LAPORAN PENDAHULUAN ANC

I. Anatomi Fisiologi

Organ reproduksi wanita terbagi atas 2 bagian yaitu organ reproduksi


eksterna ( organ bagian luar ) dan organ reproduksi interne ( organ bagian dalam
).

a. Organ Reproduksi Eksternal Wanita


1. Vulva atau pudenda, meliputi seluruh stuktur eksternal
yang dapat dilihat mulai dari pubis sampai pirenium, yaitu
mons veneris, labia mayora dan labia minora, klitoris, selaput
darah / hymen, vestibulum, maura uretra, berbagai kelenjer
dan struktur vaskular.
2. Mons veneris atau mons pubis adalah bagian yang
menonjol di atas simfisis dan pada perempuan setelah
pubertas ditutup oleh rambut kemaluan. Pada perempuan
umunnya batas rambut melintang sampai pinggir atas
simfisis, sedangakn ke bawah samapai ke sekitar anus dan
paha.
3. Labia mayora / bibir-bibir besar terdiri atas bagian kiri dan
kanan, lonjong mengecil ke bawah, terisi oleh jaringan lemak
yang serupa dengan yang ada di mons veneris.
4. Labia minora / bibir-bibir kecil / nymphae adalah suatu
lipatan tipis dan kulit sebelah dalam bibir besar. Kulit yang
meliputi bibir kecil mengandung banyak glandula sebasea /
kelenjar-kelenjar lemak dan juga ujung-ujung saraf yang
menyebabkan bibir kecil sangat sensitif. Jaringan ikatnya
mengandung banak pembuluh darah dan beberapa otot polos
yang menyebabkan bibir kecil ini dapat mengembang.
5. Klitoris kira-kira sebesar biji kacang ijo, tertutup oleh
preputium klitoris dan terdiri dari glans klitoris, korpus
klitoris, dan dua krura yang menggantungkan klitoris ke os
pubis. Glans klitoris terdiri atas jaringan yang dapat
mengambang, penuh dengan urat saraf sehingga sangat
sensitif.
6. Vestibulum berbentuk lonjong dengan ukuran panjang dari
depan ke belakang dan dibatasi di depan oleh klitoris, kanan
dan kiri oleh ke dua bibir kecil dan di belakang oleh
perineum.
7. Perineum terletak di antara vulva dan anus, panjangnya rata-
rata 4 cm. Jaringan yang mendukung perineum terutama ialah
diafragma pelvis dan diafragma urogenitalis (Prawirohardjo,
2009).
b. Organ reproduksi internal wanita
1. Vagina / Liang kemaluan, setelah melewati introtus vagina
terdapat liang kemaluan (vagina) yang merupakan suatu
penghubung antara introtus vagina dengan uterus. Dinding
depan dan belakang vagina berdekatan satu sama lain,
masing-masing panjangnyan antara 6-7 cm dan 7-10 cm.
Bentuk vangina sebelah dalam yang berlipat-lipat disebut
rugae. Vagina berfungsi sebagai saluran keluar untuk
mengeluarkan darah haid dan secret lain dari rahim, alat
untuk bersenggama, jalan lahir pada waktu persalinan.
2. Uterus berbentuk sepertu buah avokado atau bauah pir yang
sedikit gepeng ke arah depan belakang. Ukurannya sebesar
telur ayam dan mempunyai rongga.Ukuran panjang uterus 7-
7,5 cm, lebar di atas 5,25 cm dan tebal 2,5 cm dan tebal
dinding 1,25 cm. Letak uterus keadaan fifioligis adalah
anteversiofleksio / serviks ke depan dan membentuk sudut
dengan vagina, sedangkan korpus uteri ke depan membentuk
sudut dengan serviks uteri.Uterus setiap bulan berfungsi
dalam siklus haid, tempat janin tumbuh dan berkembang,
berkontraksi terutama sewaktu bersalin.
3. Tuba fallopi berfungsi untuk menyalurkan telur atau hasil
konsepsi kearah kavum uteri dengan arus yang ditimbulkan
oleh getaran rambut getar tersebut.

Tuba falloppi terdiri atas :


a) Pars irterstisialis, yaitu bagian yang terdapat di dinding
uterus.
b) Pars ismika merupakan bagian medial tuba yang sempit
seluruhnya.
c) Pars ampullaris, yaitu bagian yang berbentuk sebagian
saluran agak lebar, tempat konsepsi terjadi.
d) Infundibulum, yaitu bagian ujung tuba yang terbuka ke
arah abdomen dan mempunyai fimbriae. Fimbriae penting
artinya bagi tuba untuk mengakap telur dan selanjutnya
menyalurkan ke dalam tuba. Bentuk infundibulum seperti
anemon / sejenis binatang laut.
4. Ovarium, perempuan pada umumnya mempunyai dua
indung telut kanan dan kiri. Mesovarium menggantung
ovarium di bagian belakang ligamentum latum di kiri dan
kanan. Ovarium berukuran kurang lebih sebesar ibu jari
tangan dengan ukuran panjang 4 cm, lebar dan tebal 1,5 cm
( Prawirohardjo, 2009).Ovarium berfungsi sebagai saluran
telur, menangkap dan membawa ovum yang dilepaskan oleh
indung telur. Tempat terjadinya pembuahan.
II. DEFINISI ANC
ANC adalah pelayanan kesehatan yang diberikan kepada ibu hamil
secara berkala untuk menjaga keselamatan ibu dan janin (Saifuddin, 2006).
Pemeriksaan ANC adalah suatu program terencana berupa observasi,
edukasi dan penanganan medik pada ibu hamil, guna memperoleh suatu
proses kehamilan dan persalinan yang aman dan memuaskan (Wibowo,
2007).
Menurut Wignjosastro (2005) ANC merupakan pengawasan wanita
hamil secara teratur dan tertentu dengan tujuan menyiapkan fisik dan mental
serta menyelamatkan ibu dan anak dalam kehamilan, persalinan dan nifas.
Antenatal care atau pemeriksaan kehamilan merupakan pemeriksaan
ibu hamil baik fisik dan mental serta menyelamatkan ibu dan anak dalam
kehamilan, persalinan dan masa nifas, sehingga keadaan mereka post partum
sehat dan normal (Padila, 2014). Kunjungan antenatal care adalah kunjungan
ibu hamil ke bidan atau dokter sedini mungkin semenjak wanita merasa
dirinya hamil untuk mendapatkan pelayanan/asuhan antenatal (Padila,
2014).
Dari definisi- definisi diatas dapat disimpulkan bahwa ANC atau
pemeriksaan kehamilan adalah pelayanan yang diberikan kepada wanita
hamil dengan melakukan pemeriksaan dan pengawasan kehamilan untuk
mengoptimalisasi kesehatan mental dan fisik ibu hamil sehingga mampu
menghadapi persalinan, nifas, persiapan memberikan air susu ibu (ASI) dan
kembalinya kesehatan reproduksi secara wajar.
III. ETIOLOGI
Suatu kehamilan akan terjadi bila terdapat 5 aspek :
a. Ovum: Ovum adalah suatu sel dengan diameter + 0,1 mm yang terdiri
dari suatu nucleus yang terapung – apung dalam vitelus dilingkari oleh
zona pellusida dan kromoson radiata.
b. Spermatozoa: Spermatozoa adalah berbentuk seperti terdiri dari kepala
berbentuk lonjong agak gepeng berisi inti leher yang menghubungkan
kepala dengan bagian tengah dan ekor yang dapat bergerak.
c. Konsepsi: Konsepsi adalah peristiwa penyatuan antara sperma dan ovum
di tuba fallopi.
d. Nidasi: Nidasi adalah masuknya atau tertanamnya hasil konsepsi ke
dalam endometrium.
e. Plasenta: Plasenta adalah alat yang sangat penting bagi janin yang
berguna untuk pertukaran zat antara ibu, anaknya dan sebaliknya.
IV. KLASIFIKASI
Umur kehamilan ibu umumnya berlangsung 40 minggu atau 280 hari.
Umur kehamilan ibu adalah batas waktu ibu mengandung, yang dihitung
mulai dari hari pertama haid terakhir (HPHT). Menurut usia kehamilan,
kehamilan digolongkan:

1. Kehamilan prematur : usia kehamilan antara 28 sampai 37 minggu


2. Kehamilan aterm : kehamilan antara 37 dan 42 minggu
3. Kehamilan posterm : kehamilan yang melewati 294 hari atau lebth 42
minggu. Ditinjau dari tuanya kehamilan, kehamilan dibagi 3 bagian:
1. Kehamilan trimester I ; antara 0 sampai 12 minggu.

2. Kehamilan trimester II: antara 12 sampai 28 minggu.

3. Kehamilan trimester III :antara 28 sampai 42 minggu.

V. PATHOFISIOLOGI
Setiap bulan wanita melepaskan 1 atau 2 sel telur (ovum) dari indung
telur (ovulasi), yang di tangkap oleh umbai-umbai (fimbriae) dan masuk ke
dalam sel telur, waktu persetubuhan, cairan semen tumpah ke dalam vagina
dan berjuta-juta sel mani (sperma) bergerak memasuki rongga rahim lalu
masuk ke saluran telur.
Pembuahan sel telur oleh sperma biasanya terjadi di bagian yang
mengembang oleh tuba falofi. Disekitar sel telur banyak berkumpul sperma
yang mengeluarkan ragi untuk mencairkan zat-zat yang melindungi ovum.
Kemudian pada tempat yang paling mudah dimasuki, masuklah salah satu
sel mani dan kemudian bersatu dengan sel telur. Peristiwa ini disebut
pembuahan (konsepsi = fertilitas).
Ovum yang telah dibuahi ini segera membelah diri sambil bergerak
(oleh rambut getar tuba), menuju ruang rahim, peristiwa ini disebut nidasi
(implantasi). Dari pembuahan sampai nidasi diperlukan waktu 6 – 7 hari.
Untuk menyuplai darah ke sel-sel makanan bai mudligah dan janin,
dipersiapkan uri (plasenta) jadi dapat dikatakan bahwa untuk setiap
kehamilan harus ada ovum (sel telur), spermatozoa (sel mani), pembuahan
(konsepsi (konsepsi = fertilitas), nidasi dan plasenta, (Handerson 2006)
VI. PATWHAY
VII. MANIFESTASI KLINIS
Menurut Forrer, (2009) beberapa tanda dan gejala antenatal yaitu :

a. Tanda Tidak Pasti/Tanda Mungkin Kehamilan


1) Persumtif Sign ( subyektif)
- Amenorhoe ( tidak mendapat haid)
- mual muntah (morning sicknes) merupakan respon awal terhadap
tingginya kadar progesterone dan menghilang setelah tiga bulan.
- letih,sakit kepala
- merasakan gerakan janin terjadi sekitar 22 minggu gestasi atau 20
minggu pada wanita hamil pertama.
- perubahan pada mamae
- frekuensi berkemih meningkat karena adanya kongesti darah pada
organ-organ pelvic sehingga meningkatkan sensitivitas jaringan,
tekanan uterus pada kandung kencing menstimulasi saraf
sehingga BAK.
- lekore/keputihan peningkatan sekresi vaginal oleh efek stimulasi
hormone estrogen dan progesterone pada kelenjar dan
peningkatan suplay darah ke pelvic .
2) Probabilitas (Objektif)
- Pembesaran uterus
 melunaknya daerah isthmus uteri (hegar sign) diketahui
melalui pemeriksaan bimanual dan mulai terlihat pada
minggu ke 6 dan menjadi nyata pada minggu ke 7-8.
 Servik terasa lebih lunak (tanda Goodell”s) diketahui melalui
pemeriksaan bimanual
 tanda ballotemen : pantulan yang terjadi saat jari pemeriksa
mengetuk janin yang mengapung dalam uterus,bayi menjauh
kemumudian ke posisi semula.
 Kontraksi Braxton hicks yaitu kontraksi intermiten yang
mungkin terjadi selama hamil dan tidak terasa sakit.
- Perubahan warna kulit oleh Chloasma: warna kulit yang kehitam-
hitaman pada dahi, punggung hidung dan kulit daerah tulang pipi
terutama pada warna kulit hitam hal ini disebabkan oleh stimulasi
MSH (Melanosyt Stimulating Hormone), dan Striae gravidarum;
regangan kulit abdomen terlihat garis tak teratur.
- HCG (Human Chronic Gonadotropin) meningkat.
b. Tanda positif kehamilan
- Terdengar DJJ. DJJ dapat didengar dengan stetoskop laenec pada
minggu 17-18. Dengan stetoskop ultrasonik (doppler), DJJ dapat
didengarkan lebih awal lagi, sekitar minggu ke-12. Normal DJJ 120-
160 kali permenit.
- adanya gerakan janin pada palpasi
- Teraba bagian janin pada palpasi
- Adanya kantong kehamilan (gestasional sac) dalam rongga uterus
pada pemeriksaan USG ,adanya skelet janin pd gmbr X Ray.
c. Tes Kehamilan
Tes hCG ( hormone chorionic gonadotropin). Dilakukan dengan
mendeteksi hormone hCG dalam urin.kadar terendah yang memberi hasil
positif yaitu 0,5 hCG per ml urin, kadar tertinggi 500 SI HCG.

VIII. PEMERIKSAAN PENUNJANG


a. Pemeriksaan laboratorium
Wanita hamil diperiksa urinnya untuk mengetahui kadar protein
glukosanya, diperiksa darah untuk mengetahui faktor rhesus, golongan
darah, Hb dan penyakit rubella
b. Pemeriksaan Rontgen
Dilakukan pada kehamilan yang sudah agak lanjut karena sebelum
buan ke IV rangka janin belum tampak. Pemeriksaan rontgen
dilakukan pada kondisi-kondisi:
- Diperlukan tanda pasti hamiL
- Letak anak tidak dapat ditentukan dengan jelas dengan palpasi
- Mencari sebab dari hidraamnion
- Untuk menentukan kelainan anak
-
c. Pemeriksaan USG
Kegunaannya:
- Diagnosis dan konfirmasi awal kehamilan
- Penentuan umur gestasi dan penafsiran ukuran fetal
- Mengetahui posisi plasenta
- Mengetahui adanya IUFD
- Mengetahui pergerakan janin dan detak jantung janin. (Marjati dkk,
2010)
IX. PENATALAKSANAAN
Standar pelayanan antenatal care berfungsi untuk memberikan pelayana
kepada ibu hamil. Standar pelayanan antenatal care ini di kenal dengan
10T yang sudah di rekomendasikan oleh dinas kesehatan RI sejak 2009.
Standar 10T adalah:
a) T1 (Timbang Berat badan dan Ukur tinggi badan)
Penimbangan dilakukan setiap kali ibu hamil memeriksakan diri,
karenahubungannnya erat dengan pertambahan berat badan lahir bayi.
Berat badan ibu hamilyang sehat akan bertambah antara 10-12 Kg
sejak sebelum hamil (Nadesul, 2006). Tinggi badan hanya di ukur pada
kunjungan pertama. Ibu dengan tinggi <145 cm perludiperhatikan
kemungkinan panggul sempit sehingga menyulitkan pada saat
persalinan(Depkes RI, 1998).
b) T2 (Pemeriksaan tekanan darah)
Pengukuran tekanan darah harus dilakukan secara rutin dengan tujuan
untukmelakukan deteksi dini terhadap terjadinya tiga gejala preeklamsi
c) T3 (Nilai status gizi dengan cara mengukur lingkar lengan atas) :
d) T4 (Ukur tinggi fundus uteri)
Pengukuran tinggi fundus uteri dilakukan secara rutin
untuk mendeteksi secaradini terhadap berat badan janin. Indikator
pertumbuhan janin intrauterin, tinggi fundusuteri juga dapat digunakan
untuk mendeteksi terhadap terjadinya molahidatidosa, janinganda atau
hidramnion (Nadesul, 2006)
e) T5 (Tentukan presentasi janin dan denyut jantung janin)
f) T6 (Skrining status imunisasi tetanus dan berikan imunisasi TT bila di
perlukan)
g) T7 (Pemberian tablet Zat besi minimal 90 tablet selama kehamilan)
h) T8 (Tes laboratorium (umum dan khusus)
i) T9 (Tatalaksana kasus)
j) T10 (Temu wicara (konseling) termasuk perencanaan persalinan dan
pencegahan komplikasi serta KB pasca persalinan)
X. KOMPLIKASI
a. Perdarahan
b. Pre-eklampsia/
eklampsia
c. Kelaman letak
(letak lintang atau letak sungsang)
d. Hidramnion
e. Ketuban pecah
dini
f. Komplikasi
Obstetrik Tidak Langsung
g. Penyakit Jantung
h.Tuberculosis
h. Anemia
DAFTAR PUSTAKA

Haen, Forrer. 2009. Perawatan Maternitas Edisi 2. Jakarta: ECG


Herdman, T. Hether. 2012. Dignosa Keperawatan: Definisi dan Klasifikasi 2012-
2014. Jakarta. EGC
Nadesul, Handrawan. 2006. Sehat Itu Murah. Jakarta: Kompas Media Nusantara
Nuraruf, Huda Amin, dkk. 2015. Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan
Diagnosa Medis dan nanda Nic-Noc Eisi Revisi Jilid 1. Yogyakarta.
MediAction
Padila, 2014. Buku Ajar keperawatan Maternitas. Yogyakarta: Nuha Medika
Saifuddin. 2006. Pelayanan Kesehatan Maternitas & Neonatal. Jakarta: Yayasan
Bina Pustaka Sawrwono Prawirohardjo
Wiknjosastro, H. 2005. Ilmi Kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka
Sawrwono Prawirohardjo
ASKEP SECARA TEORI

1. Data Umum
Data Umum Klien meliputi : nama klien, usia, agama, status perkawinan,
pekerjaan, pendidikan terakhir, nama suami, umur suami, agama, pekerjaan
suami, pendidikan terakhir suami, dan alamat.
2. Keluhan Utama

Keluhan yang dirasakan klien pada saat ini dikumpulkan untuk


menentukan prioritas intervensi keperawatan, keluhan utama pada post
operasi SC biasanya adalah nyeri dibagian abdomen, pusing dan sakit
pinggang.

3. Riwayat kesehatan

a) Riwayat kesehatan sekarang : riwayat pada saat sebelum inpartus di


dapatkan cairan yang keluar pervaginan secara spontan kemudian tidak di
ikuti tanda-tanda persalinan.

b) Riwayat kesehatan dahulu : didapatkan data klien pernah riwayat SC


sebelumnya, panggul sempit, serta letak bayi sungsang. Meliputi penyakit
yang lain dapat juga mempengaruhi penyakit sekarang.

c) Riwayat kesehatan keluarga :adakah penyakit turunan dalam keluarga


seperti jantung, HT, TBC, DM, penyakit kelamin, abortus yang mungkin
penyakit tersebut diturunkan kepada klien.
4. Riwayat haid

 Ditanyakan mengenai :
 Menarche adalah terjadi haid yang pertama kali. Menarche terjadi pada
usia pubertas yaitu sekitar12-16 tahun.
 Siklus haid pada setiap wanita tidak sama. Siklus haid yang normal /
dianggap sebagai siklus adalah 28 hari, tetapi siklus ini bisa maju sampai 3
hari atau mundur sampai 3 hari. Panjang siklus haid yang biasa pada
manusia adalah 25-32 hari.
 Lamanya Haid. Biasanya antara 2-5 hari, ada yang 1-2 hari diikuti darah
sedikitsedikit dan ada yang sampai 7-8 hari. Pada wanita biasanya lama
haid ini tetap.
 Keluhan yang dirasakan.
 Keputihan. Wamanya, bau, gatal / tidak.
5. Riwayat perkawinan

Ditanyakan tentang : Ibu menikah berapa kali, lamanya, umur pertama kali
menikah

 Umur pertama kali menikah ,pinggulnya belum cukup pertumbuhannya


sehingga jika hamil beresiko waktu melahirkan
 Jika hamil umur > 35 tahun bisa terjadi hipertensi, plasenta previa,
preeklamcia KPD persalinan tidak lancar / macet perdarahans setelah bayi
lahir.
6. Riwayat kehamilan yang sekarang

a.Berapa kali periksa dan dimana. Pemeriksaan sebaiknya dilakukan tiap 4


minggu jika segala sesuatu normal sampai kehamilan 28 minggu, sesudah itu
pemeriksaan dilakukan tiap 2 minggu dan sesudah 36 minggu tiap minggu.

b. Gerakan janin. Umumnya gerakan janin dirasakan ibu pada kehamilan 18


minggu pada primigravida dan kehamilan 16 minggu pada multi gravida.
Pengamatan pergerakan janin dilakukan setiap hari setelah usia kehamilan
lebih dari 28 minggu.

c.Keluhan-keluhan yang lazim pada kehamilan. Imunisasi TT diberikan


sekurangkurangnya diberikan 2x dengan interval minimal 4 minggu, kecuali
bila sebelumnya ibu pernah mendapat TT 2x pada kehamilan yang lalu atau
pada calon pengantin. Maka TT cukup diberikan satu kali (TT boster).
Pemberian TT pada ibu hamil tidak membahayakan janin walupun diberikan
pada kehamilan muda.

d.Pemberian vitamin, zat besi: tablet sehari segera setelah rasa mual hilang,
minimal sebanyak 90 tablet selama kehamilan.
e.Riwayat kehamilan sekarang membantu bidan untuk menentukan usia
kehamilan, memberikan konseling tentang keluhan hamil yang biasa, dan
dapat mendeteksi adanya komplikasi.

7. Riwayat KB

Ditanyakan pernahkah ibu mengikuti KB / tidak, apa macamnya, ada keluhan /


tidak, setelah persalinan rencananya ibu menggunakan KB apa.

8. Pola kebiasaan sehari-hari

Nutrisi, eliminasi, istiraat, aktivitas, personal hygine.

b. Data obyektif

1. Pemeriksaan umum

Keadaan umum : Baik/cukup/lemah.

Kesadaran : Composmentis/apatis/samnolen.

 Tinggi badan : Normal >145 cm, ibu hamil dengan tinggi badan kurang
dari 145 cm kemungkinan panggul sempit
 Berat badan sebelum hamil :Mengetahui perubahan berat badan sebelum
hamil dan saat hamil adakah penambahan berat badan atau penurunan
berat badan.
 Berat badan sekarang :Selama kehamilan TM II dan III pertambahan berat
badan + 0,5kg perminggu. Hinggaakhir kehamilan pertambahan BB yang
normal sekitar 9-13,5 kg
 Lingkar lengan atas : Normal > 23,5 cm, bila kurang merupakan indikator
kuat untuk status gizi ibu yangkurang baik / buruk, sehingga beresiko
untuk melahirkan BBLR
 Tekanan darah, Pemapasan, Nadi, Temperatur.

Pemeriksaan Fisik

a) Mata : biasanya terdapat konjungtiva yang anemis diakibatkan oleh


kondisi anemia karena proses persalinan yang mengalami perdarahan.
b) Payudara :simetris kiri dan kanan, areola hitam kecoklatan, putting susu
menonjol, kedua payudara tegang, warna kulit tidak kemerahan, ASI
belum keluar atau hanya keluar sedikit.

c) Abdomen :

Inspeksi: Perut tampak menonjol, terdapat linia nigra,strie gravidarum

Palpasi: Pemeriksaan ANC (Leopod).

a. Leopold I Bertujuan untuk mengetahui TFU dan bagian janin


yang ada difundus.

b. Leopold II Bertujuan untuk mengetahui bagian janin yang ada


disebelah kanan atau kiri ibu.

c. Leopold III Bertujuan untuk mengetahui bagian janin yang ada di


bawah uterus.

d. Leopold IV Bertujuan untuk mengetahui bagian janin yang ada di


bagian yang ada di bagian bawah dan untuk mengetahui apakah
kepala sudah masuk panggul atau belum. Auskultasi:Djj, Normal
djj 120-160 djj terdengar pada kehamilan usia 12-18 minggu
dengan Doppler

e. Genetalia : pengeluaran darah bercampur lendir.

f. Ekstermitas :pemeriksaan odema untuk melihat kelainan-kelainan


karena membesarkan uterus, karena pre eklamsia atau karena
penyakit jantung atau ginjal.

Pemeriksaan Penunjang
 Uji laboratorium
 HHHHitung darah lengkap
 Kadar kalsium darah
 Kadar natrium darah
 Kadar magnesium darah
 Panel elektrolit
Diagnosa keperawatan
Trisemester I
1. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan
dengan kurang asupan makan, ketidakmampuan makan dan factor
biologis.
2. Risiko kekurangan volume cairan berhubungan dengan kehilangan
cairan melalui rute normal, kehilangan volume cairan aktif, penyimpangan
yang mempengaruhi asupan cairan.
3. Defisiensi pengetahuan berhubungan dengan kurang informasi kurang
sumber pengetahuan terhadap kehamilan.
4. Resiko cedera (janin) berhubungan dengan malnutrisi dan profil darah
yang abnormal.
Trisemester II
1. Gangguan citra tubuh berhubungan dengan perubahan fungsi tubuh
(kehamilan)
2. Ketidakefektifan pola napas berhubungan dengan posisi tubuh yang
menghambat ekspansi paru.
3. Defisiensi pengetahuan berhubungan dengan kurang informasi kurang
sumber pengetahuan terhadap kehamilan.
Trisemester III
1. Gangguan rasa nyaman berhubungan dengan gejala terkait Penyakit
2. Resiko cedera (ibu) berhubungan dengan malnutrisi dan profil darah
yang abnormal
3. Gangguan pola eliminasi urine berhubungan dengan penekanan pada
vesika urinaria

Rencana Keperawatan

Trisemester I

c. Diagnosa 1 : Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan


tubuh berhubungan dengan kurang asupan makan, ketidakmampuan
makan dan factor biologis.

Tujuan : Setalah dilakukan asuhan keperawatan diharapkan


kebutuhan tubuh akan nutrisi terpenuhi.

Kriteria hasil :

a. Pasien tidak lagi menunjukan bukti penurunan berat badan

b. Pasien dapat menghabiskan stengah atau seluruh porsi makan yang


disediakan

c. Pasien mengatakan tidak mual dan muntah lagi bila makan

Intervensi dan rasional :

a. Timbang dan catat berat badan pasien pada jam yang sama setiap hari

Rasional : untuk mendapaykan pembacaan yang paling akurat

b. Pantau asupan dan haluaran pasien

Rasional : berat badan dapat meningkat sebagai akibat dari retensi cairan.

c. Hidangkan makan dalam porsi kecil tapi sering ( dibagi menjadi 6 porsi untuk
6 kali makan )

Rasional : tidak terjadi distensi lambung

d. Hidangkan makanan dalam bentuk menarik dan masih hangat

Rasional : meningkatkan nafsu makan

e. Semua benda yang menimbulkan mual dan muntah disingkirkan

Rasional : mencegah mual.

f. Sebelum makan anjurkan pasien untuk berkumur-kumur.

Rasional : mencegah mual

g. Beri posisi duduk atatu setengah duduk saat makan.

Rasional : melonggarkan abdomen dari penekanan diagfragma bila posisi


terlentang.

h. Auskultasi bising usus, kaji turgor.


Rasional : mengkaji efektifitas tindakan.

2. Diagnosa 2 : Risiko kekurangan volume cairan berhubungan dengan


kehilangan cairan melalui rute normal, kehilangan volume cairan aktif,
penyimpangan yang mempengaruhi asupan cairan.

Tujuan : Setelah dilakukan asuhan keperawatan diharapkan pasien tidak


mengalami kekurangan volume cairan

Kriteria hasil : Pasien dapat mengkomsumsi volume cairan dengan jumlah


yang sesuai setiap hari

Intervensi dan rasional :

a. Auskultrasi denyut jantung janin

Rasional: Adanya denyut jantung memastikan adanya janin bukan mola


hidatidosa

b. Tentukan frekuensi/beratnya mual atau muntah

Rasional : Memberikan data berkenaan dengan semua kondisi. Peningkatan


kadar Hormon Gonadotropin Korionik (HCG), perubahan matabolisme
karbohidrat dan penurunan motilitas gastric memperberat mual dan muntah
pada trisemester pertama.

c. Tinjau ulang riwayat kemungkinan masalah medis lain. (Misalnya uklus,


peptikum, gastritis, kolesistisis)

Rasional: Membantu dalam mengenyampingkan penyebab lain. Untuk


mengatasi masalah khusus dalam mengidentifikasi intervensi

d. Kaji suhu dan turgor kulit, membran mukosa, TD, suhu, masukan haluaran dan
berat jenis urine.

Rasional: Indikator dalam membantu untuk mengevaluasitingkat/kebutuhan


hidrasi

e. Anjurkan peningkatan masukan minuman bikarbonat makan enam kali sehari


dengan jumlah yang sedikit dan makanan tinggi karbohidrat
Rasional: membantu dalam meminimalkan mual/muntah dengan menurunkan
keasaman lambung.

3. Diagnosa 3 : Defisiensi pengetahuan berhubungan dengan kurang informasi


kurang sumber pengetahuan terhadap kehamilan.

Tujuan : Setelah dilakukan asuhan keperawatan diharapkan pengetahuan


pasien meningkat.

Kriteria hasil :

a. Pasien mengkomunikasikan semua keperluan yang diketahui

b. Pasien menyatakan atau mendemonstrasikan pemahaman tentang apa yang


telah diajarkan

c. Pasien menyatakan maksud untuk melakukan perubahan yang diperlukan


dari professional kesehatan bila diperlukan.

Intervensi dan rasional :

a. Bangun hubungan saling percaya dan perhatian

Rasional : Memberikan informasi dan meningkatkan hubungan saling


percaya

b. Jelaskan proses penyakit, dorong pasien dan keluarga untuk bertanya.

Rasional : menurunkan ansietas dan dapat menimbulkan perbaikan


partisipasi pada rencana pengobatan.

c. Ajarkan ketrampilan yang pasien masukan ke dalam gaya hidup sehari


hari. Biarkan pasien mendemonstrasikan kembali setiap ketrampilan yang
baru.

Rasional : membantu mendapatkan rasa percaya.

d. Klarifikasi kesalah pahaman

Rasioal: Ketakutan biasanya timbul dari kesalahpahaman informasi dan


dapat mengganggu pembelajaran selanjutnya.
e. Perrtahankan sikap terbuka terhadap keyakinan pasangan

Rasional: Penerimaan penting untuk mengembangkan dan


mempertahankan hubungan.

4. Diagnosa 4 : Resiko cedera (janin) berhubungan dengan malnutrisi dan profil


darah yang abnormal

Tujuan: Setelah dilakukan asuhan keperawatan diharapkan bayi tidak


mengalami cedera.

Kriteria hasil :

1. Pasien menunjukkan prilaku yang meningkatkan kesehatan diri sendiri dan


janin.

Intervensi dan rasional :

a. Diskusikan pentingnya kesejahteraan ibu

Rasional: Kesejahteraan janin secara langsung berhubungan dengan


kesejahteraan ibu, khususnya selama trisemester pertama..

b. Anjurkan klien untuk melakukan latihan secukupnya

Rasional: Karena aktivitas keras dapat menurunkan aliran darah ke uterus.


Takikardia sementara, kemungkinan hiperkemia janin.

c. Anjurkan klien untuk melakukan hubungan seks yang lebih aman seperti
pemakaian kondom

Rasional: Untuk mengurangi terjadinya penyakit hubungan seksual.

d. Catat masukan protein

Rasional: Masukan protein penting untuk perkembangan jaringan otak


janin

e. Berikan informasi untuk menghindari kontak dengan orang yang diketahui


mengalami infeksi Rubell
Rasional: Pemajanan dapat mempunyai efek negative pada perkembangan
janin, khususnya pada trisemester I

f. Anjurkan penghentian penggunaan tembaka

Rasional: Merokok mempengaruhi sirkulasi plasenta.

Trisemester II

1. Diagnosa 1 : Gangguan citra tubuh berhubungan dengan perubahan fungsi


tubuh (kehamilan)

Tujuan : Setelah dilakukan asuhan keperawatan diharapkan citra tubuh


pasien tetap dipertahankan.

Kriteria hasil :Pasien mengungkapkan penerimaan/adaptasi bertahap untuk


mengubah konsep diri.

Intervensi dan rasional

a. Kaji sikap terhadap kehamilan

Rasional: Pada trisemester II perubahan bentuk tubuh telah tampak


efekefek yang tampak, kloasma, strial, jerawat, perubahan emosi

b. Berikan informasi tentang kenormalan perubahan

Rasional: Informasi dapat membantu klien memahami/menerima apa yang


terjadi

c. Anjurkan gaya dan sumber-sumber yang tersedia dari pakaian saat hamil

Rasional: Situasi menandakan kebutuhan akan pakaian yang akan


meningkatkan penampilan klien untuk kerja dan melakukan aktivitas yang
menyenangkan.

2. Diagnosa 2 : Ketidakefektifan pola napas berhubungan dengan posisi tubuh


yang menghambat ekspansi paru.

Tujuan : Setelah dilakukan asuhan keperawatan diharapkan pola napas pasien


efektif.
Kriteria hasil :

a. Irama dan frekuensi napas dalam batas normal

b. Tidak ada retraksi dinding dada

c. Pasien mengatakan rasa nyaman setelah pola sesak berkurang atau hilang

Intervensi dan rasional :

a. Kaji status pernapasan

Rasional: Menentukan luas/beratnya masalah yang terjadi pada kira-kira 60


% klien prenatal, meskipun kapasitas vital meningkat. Fungsi pernapasan
diubah saat kemampuan diafragma untuk turun pada inspirasi. Berkurang
oleh pembesaran ulkus.

b. Anjurkan sering istirahat

Rasional: Menurunkan kemungkinan gejala-gejala pernapasan yang


disebabkan kelebihan aktivitas.

c. Anjurkan menggunakan posisi semi fowler untuk duduk

Rasional: Pengubahan posisi tegak meningkatkan ekspansi paru.

d. Kaji Hemoglobin

Rasional: Peningkatan kadar plasma pada gestas minggu ke 24-32


mengencerkan kadar Hb. Mengakibatkan kemungkinan anemia dan
menurunkan kapasitas pembawa O2.

3. Diagnosa 3 : Defisiensi pengetahuan berhubungan dengan kurang informasi


kurang sumber pengetahuan terhadap kehamilan.

Tujuan : Setelah dilakukan asuhan keperawatan diharapkan pengetahuan


pasien meningkat.

Kriteria hasil :

a. Pasien mengkomunikasikan semua keperluan yang diketahui


b. Pasien menyatakan atau mendemonstrasikan pemahaman tentang apa
yang telah diajarkan

c. Pasien menyatakan maksud untuk melakukan perubahan yang diperlukan


dari professional kesehatan bila diperlukan.

d. Klien mendemonstrasikan perilaku perawatan diri yang mengakibatkan


kesejahteraan.

Intervensi dan rasional :

a. Tinjau ulang perubahan yang diharapkan selama trisemester II

Rasional: Pertanyaan timbul sesuai perubahan baru yang terjadi tanpa


memperhatikan apakah perubahan diharapkan atau tidak.

b. Lakukan / lanjutkan program penyuluhan

Rasional: Pengulangan menguatkan penyuluhan dan bila klien


belummelihat sebelumnya, informasi bermanfaat pada saat ini.

c. Identifikasi kemungkinan resiko kesehatan individu

Rasional: Membantu mengingatkan / informasi untuk klien


tentangpotensial situasi resiko tinggi

d. Diskusikan adanya obat-obatan yang mungkin diperlukan untuk


mengontrol atau mengatasi masalah medis

Rasional: Membantu dalam memilih tindakan karena kebutuhan harus


ditekankan pada kemungkinan efek berbahaya pada janin.

Trisemester III

1. Diagnosa 1 : Gangguan rasa nyaman berhubungan dengan gejala terkait


penyakit

Tujuan : Setelah dilakukan asuhan keperawatan diharapkan rasa nyaman


pasien terpenuhi

Kriteria hasil :
a. Pasien menyatakan rasa nyaman dan segar

b. pasien melakukan aktivitas perawatan diri dengan tepat untuk


mengurangi ketidaknyamanan

Intervensi dan rasional :

a. Kaji secara terus-menerus ketidaknyamanan pasien dan metode untuk


mengatasinya

Rasional : Data dasar terbaru untuk merencanakan perawatan

b. Kaji status pernapasan klien

Rasional: Penurunan kapasitas pernapasan saat uterus menekan


diafragma, mengakibatkan dispnea. Khususnya pada multigravida yang
tidak mengalami kelegaan dengan ikatan antara ibu dan bayi dalam
kandungan

c. Perhatikan adanya keluhan ketegangan pada punggung dan perubahan


cara jalan, anjurkan memakai sepatu hak rendah

Rasional: Lordososis dan regangan otot disebabkan oleh pengaruh


hormone pada sambungan pelvis dan perpindahan pusat gravitasi sesuai
dengan pembesaran uterus.

d. Perhatikan keluhan frekuensi BAK dan tekanan pada daerah kandung


kemih

Rasional: Pemberian uterus trisemester III menurunkan kapasitas


kandung kemih, mengakibatkan sering berkemih

2. Diagnosa 2 : Resiko cedera (ibu) berhubungan dengan malnutrisi dan profil


darah yang abnormal

Tujuan : Setelah dilakukan asuhan keperawatan diharapkan ibu tidak


mengalami cedera.

Kriteria hasil : Pasien mengungkapkan pemahaman tentang faktor resiko


individu yang potensial
Intervensi dan rasional :

a. Pantau tanda-tanda vital dan periksa hipertensi

Rasional: Berbagai derajat masalah kardiovaskular terjadi pada detensi


natrium/air secara negative mempengaruhi ginjal sirkulasi uterus, dan
fungsi ssp

b. Dapatkan kultur vagina

Rasional: Infeksi vaginal atau PHS yang tidak diobati menciptakan


ketidaknyamanan berat pada klien

c. Tinjau ulang kebutuhan terhadap kelahiran

Rasional: Mencegah infeksi neonatus selama proses kelahiran

d. Dapatkan Hb/Ht pada gestasi minggu ke 28

Rasional: Mendeteksi anemia dengan hipoksemia/anoksia potensial pada


klien dan janin

e. Berikan pengawasan ketat dan terus-menerus terhadap klien diabetic

Rasional: Wanita paling cenderung terhadap terhadap masalah trisemester


III yang berhubungan dengan asupsi plasenta, ISK,lahir mati, penuaan
plasenta dan ketoasidosis

3. Diagnosa 3 : Gangguan pola eliminasi urine berhubungan dengan penekanan


pada vesika urinaria

Tujuan : Setelah dilakukan asuhan keperawatan diharapkan pasien


mengungkapkan pemahamannya tentang perubahan yang terjadi dalam pola
eliminasi urine.

Kriteria hasil :

a. Pasien mengungkapkan pemahaman tentang perubahan pola eliminasi


BAK yang terjadi

b. Pasien bisa menyesuaikan dengan perubahan yang terjadi


Intervensi dan rasional :

a. Berikan info tentang perubahan berkemih

Rasional: Membantu klien memahami perubahan fisiologi dari frekuensi


berkemih.

b. Anjurkan pada klien untuk melakukan posisi miring kiri saat tidur

Rasional: Meningkatkan perfusi ginjal memobilisasi bagian yang


mengalami oedema.

c. Anjurkan klien untuk menghindari posisi tegak atau supine

Rasional: Posisi ini memungkinkan terjadinya sindrom vena kava dan


menurunkan aliran ke vena

d. Berikan info tentang bahaya menggunakan diuretic

Rasional: Kehilangan / pembatasan natrimn dapat sangat menurunkan


regulator ennin-angiotensin-aklosteron dari kadar cairan, mengakibatkan
dehidras

Anda mungkin juga menyukai