Anda di halaman 1dari 38

LAPORAN PENDAHULUAN DAN ASUHAN KEPERAWATAN MATERNITAS

TENTANG PERSALINAN NORMAL


DI RUANG PONED PUKESMAS MARON PROBOLINGGO

Disusun untuk memenuhi tugas praktik klinik Keperawatan Maternitas

Disusun Oleh:
WAHYUNI
14901.08.21047

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


STIKES HAFSHAWATY PESANTREN ZAINUL HASAN GENGGONG
PAJARAKAN-PROBOLINGGO
2022
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN PENDAHULUAN DAN ASUHAN KEPERAWATAN MATERNITAS
TENTANG PERSALINAN NORMAL
DI RUANG PONED PUSKESMAS MARON

Telah disahkan pada:


Hari :
Tanggal :

Probolinggo, .......Maret 2022


Mahasiswa

Pembimbing Ruangan Pembimbing Akademik

Kepala Ruangan
LAPORAN PENDAHULUAN PERSALINAN NORMAL

A. ANATOMI DAN FISIOLOGI


Organ reproduksi perempuan terbagi atas organ eksterna dan interna.
Organ eksterna berfungsi dalam kopulasi. Sedangkan organ interna berfungsi
sebagai ovulasi. Sebagai tempat fertilitas sel telur dan perpindahan blastosis dan
sebagai tempat implantasi, dapat dikatakan organ interna berfungsi untuk
pertumbuhan dan kelahiran janin.
a. Organ eksterna :

1) Mons Pubis
Mons Pubis adalah bantalan berisi lemak yang terletak dipermukaan
anterior simphisis pubis. Mons pubis berfungsi sebagai bantalan pada
waktu melakukan hubungan seks.
2) Labia Mayora
Labia Mayora merupakan dua buah lipatan bulat dengan jaringan
lemak yang ditutupi memanjang ke bawah dan kebelakang dari mons pubis
sampai sekitar satu inci dari rektum. Panjang labia mayora 7-8 cm, lebar 2-
3 cm, tebal 1-1,5 cm dan agak meruncing pada ujung bawah.
3) Labia Minora
Jaringan berwarna kemerahan yang kedua sisinya menyatu pada
ujung atas vulva disebut labio minora dan nimfe.
4) Klitoris
Klitoris adalah jaringan kecil yang homolog dengan penis,
bentuknya kecil, silinder, erektil dan letaknya dengan superior vulva.
Organ ini menonjol ke bawah diantara kedua ujung labia minora.
5) Vulva
Vulva adalah bagian alat kandungan luar yang berbentuk lonjong,
berukuran panjang mulai dari klitoris, kanan kiri dibatasi bibir kecil,
sampai ke belakang dibatasi perineum.
6) Vestibulum
Vestibulum merupakan daerah berbentuk buah amandel yang
dibatasi labia minora dilateral dan memanjang dari klitoris di atas hingga
forchet di bawah. Vestibulum adalah jaringan fungsional pada wanita yang
berasal dari urogenital pada embrio.
7) Perineum
Perineum terletak diantara vulva dan anus, panjangnya rata-rata 4
cm. Jaringan yang menopang perineum adalah diafragma pelvis dan
urogenital. Perineum terdiri dari otot-otot yang dilapisi, dengan kulit dan
menjadi penting karena perineum dapat robek selama melahirkan.
8) Fourchette
Fourchette Merupakan lipatan jaringan transversal yang pipih dan
tipis, terletak pada pertemuan ujung bawah labio mayora dan labio minora
digaris tengah dibawah orifisium vagina. Suatu cekungan kecil dan fosa
navikularis terletak diantara fourchette dan hymen.
b. Organ Interna Vagina
1) Vagina merupakan saluran fitromuskuler elastis yang membentang ke
atas dan belakang dari vulva hingga uterus. Vagina mempunyai banyak
fungsi yaitu sebagai saluran keluar dari uterus dilalui sekresi uterus dan
kotoran menstruasi sebagai organ kopulasi dan sebagai bagian jalan lahir
saat persalinan. Dinding vagina terdiri dari 4 lapisan :
a) Lapisan epitel gepeng berlapis
b) Jaringan konektif areoler yang dipasok pembuluh dengan baik
c) Jaringan otot polos berserabut longitudinal dan sirkuler
d) Lapisan luar jaringan ikat fibrosa berwarna putih
2) Uterus
Uterus merupakan organ muskular yang sebagian tertutup oleh
peritoneum / serosa. Bentuk uterus menyerupai buah pir yang gepeng.
Uterus wanita nullipara panjang 6-8 cm, dibandingkan dengan 9-10 cm
pada wanita multipara. Berat uterus wanita yang pernah melahirkan
antara 50-70 gram. Sedangkan pada yang belum pernah melahirkan
beratnya 80 gram / lebih. Uterus terdiri dari:
a) Fundus Uteri
Merupakan bagian uterus proksimal, disitu ke-2 tuba fallopi
berinsensi ke uterus. Di dalam klinik penting diketahui sampaim
dimana fundus uteri berada oleh karena tuanya kehamilan dapat
diperkirakan dengan perabaan fundus uteri.
b) Korpus Uteri
Merupakan bagian uterus yang terbesar. Rongga yang terdapat pada
korpus uteri disebut kavum uteri. Dinding korpus uteri terdiri dari 3
lapisan: serosa, muskula & mukosa. Mempunyai fungsi utama
sebagai janin berkembang.
3) Serviks Uteri
Serviks merupakan bagian uterus dengan fungsi khusus, terletak
dibawah isthmus. Serviks memiliki serabut otot polos, namun terutama
terdiri atas jaringan kolagen, ditambah jaringan elastin serta pembuluh
darah. Kelenjar ini berfungsi mengeluarkan sekret yang kental dan
lengket dari kanalis servikalis.
4) Tuba Fallopi
Tuba fallopi merupakan saluran ovum yang terentang antara kornus
uterine hingga suatu tempat dekat ovarium dan merupakan jalan ovum
mencapai rongga uterus. Panjang tuba fallopi antara 8- 14 cm. Tuba
fallopi oleh peritoneum dan lumennya dilapisi oleh membran mukosa.
Tuba fallopi terdiri atas :
a) Pars Interstistalis: Bagian yang terdapat di dinding uterus.
b) Pars Ismika : Merupakan bagian medial tuba yang sempit seluruhnya.
c) Pars Ampularis: Bagian yang terbentuk agak lebar tempat konsepsi
terjadi.
d) Pars Infudibulum: Bagian ujung tuba yang terbuka kearah abdomen
dan mempunyai fimbria.
5) Ovarium
Ovarium merupakan organ yang berbentuk seperti buah amandel,
fungsinya untuk perkembangan dan pelepasan ovum, serta sintesis dari
sekresi hormon steroid. Ukuran ovarium, panjang 2,5 – 5 cm, lebar 1,5 –
3 cm, dan tebal 0,6 – 1 cm. Setelah menopouse ovarium sangat kecil.
Normalnya, ovarium terletak pada bagian atas rongga panggul dan
menempel pada lekukan dinding lateral pelvis di antara illiaka eksternal
yang divergen dan pembuluh darah hipogastrik Fossa ovarica waldeyer.
Ovarium melekat pada ligamentum latum melalui mesovarium
B. ADAPTASI FISIOLOGIS DAN PSIKOLOGIS PADA IBU HAMIL
1. Perubahan Fisiologis pada Ibu Hamil
Perubahan yang terjadi pada tubuh pada saat hamil, bersalin dan nifas
adalah perubahan yang hebat dan menakjubkan. Sistem-sistem tubuh berubah
dengan otomatis menyesuaikan dengan keadaan hamil, bersalin dan nifas. Berikut
ini adalah perubahan-perubahan anatomi dan adaptasi fisiologis pada sistem tubuh
pada masa hamil yaitu sebagai berikut :
1. Uterus
Uterus yang semula besarnya hipertrofi dan hiperpla-sia, sehingga menjadi
seberat 1000 gram saat akhir kehamilan. Otot dalam rahim mengalami
hiperplasia dan hipertrofi menjadi lebih besar, lunak, dan dapat mengikuti
pembesaran rahim karena pertumbuhan janin(Manuaba, 2014).
2. Ovarium
Ovulasi berhenti selama kehamilan dan pematanga folikel ditunda. Biasanya
hanya satu corpus luteum kehamilan dapat ditemukan di dalam ovarium
wanita hamil dan hanya berfungsi maksimal sampai 6-7 minggu pertama
kehamilan dan selanjutnya fungsinya menurun sampai akhirnya pada minggu
ke-16 kehamilan fungsinya digantikan oleh plasenta untuk menghasilkan
estrogen dan progesterone.
3. Vagina dan Perineum
Perubahan yang terjadi pada vagina selama kehamilan hanya sebesar jempol
atau beratnya 30 gram akan mengalami antara lain terjadinya peningkatan
vaskularitas dan hiperemia (tekanan darah meningkat) pada kulit dan otot
perineum, vulva, pelunakan pasa jaringan ikat, munculnya tanda chadwick
yaitu warna kebiruan pada daerah vulva dan vagina yang disebabkan
hiperemia, serta adanya keputihan karena sekresi serviks yang meningkat
akibat stimulasi estrogen.
4. Payudara
Menurut Djusar Sulin dalam buku Ilmu Kebidanan (2014), pada awal
kehamilan perempuan akan merasakan payudara menjadi semakin lunak.
Seletah bulan kedua payudara akan bertambah ukurannya dan vena – vena
dibawah kulit akan lebih terlihat. Puting payudara akan lebih besar, kehitaman,
dan tegak. Areola akan lebih besar dan kehitaman. Kelenjar sebasea dari areola
akan membesar dan cenderung menonjol keluar.
5. Sirlukasi Darah
Volume darah semakin meningkat dan jumlah serum darah lebih besar dari
pertumbuhan sel darah, sehingga terjadi pengenceran darah (hemodelusi). Sel
darah merah semakin meningkat jumlahnya untuk dapat mengimbangi
pertumbuhan janin dalalm rahim, tetapi pertambahan sel darah tidak seimbang
dengan peningkatan volume darah sehingga terjadi hemodelusi yang disertai
anemia fisiologis (Manuaba, 2014).
6. Sistem Respirasi
Kapasitas paru secara total menurun 4-5% dengan adanya elevasi diafragma.
Fungsi respirasi juga mengalami peru-bahan. Respirasi rate 50% mengalami
peningkatan, 40% pada tidal volume dan peningkatan konsumsi oksigen 15–
20% diatas kebutuhan perempuan tidak hamil (Manuaba, 2014).
7. Sistem pencernaan
Menurut Djusar Sulin dalam buku Ilmu Kebidanan (Manuaba, 2014), seiring
dengan makin membesarnya uterus, lambung, dan usus akan tergeser.
Perubahan yang nyata terjadi pada penurunan motilitas otot polos pada traktus
digestivus. Mual terjadi akibat penurunan asam hidrokloroid dan penurunan
motilitas, serta konstipasi akibat perdarahan. Epulis selama kehamilan akan
muncul. Hemorroid juga merupakan suatu hal yang sering terjadi akibat
konstipasi dan penurunan motilitas usus besar.    Gusi akan menjadi lebih
hiperemis dan lunak sehingga dengan trauma sedang saja bisa menyebabkan
peningkatan tekanan vena pada bagian bawah karena pembesa-ran uterus.
8. Sistem perkemihan   
Karena pengaruh desakan hamil muda dan turunnya kepala bayi pada hamil
tua, terjadi gangguan miksi dalam bentuk sering berkemih. Desakan tersebut
menyebabkan kandung kemih cepat terasa penuh. Hemodelusi menyebabkan
metabo-lisme air makin lancar sehingga pembentukan urine akan bertambah
(Manuaba, 2014).
9. Kulit
Pada kulit terjadi perubahan deposit pigmen dan hiperpigmentasi karena
pengaruhmelanophore stimulating hor-mone lobus hipofisis anterior dan
pengaruh kelenjar suprarenalis. Hiperpigmentasi ini terjadi pada striae
gravidarum livide atau alba, areola mamae, papilla mamae, linea nigra, pipi
(khloasma gravidarum). Setelah persalinan hiperpigmentasi ini akan meng-
hilang (Manuaba, 2014).
10. Metabolisme
Menurut Manuaba (2014) perubahan metabolisme pada kehamilan:
a) Metabolisme basal naik sebesar 15-20% dari semula, teru-tama pada
trimester ketiga.
b) Keseimbangan asam basa mengalami penurunan dari 155 mEq per liter
menjadi 145 mEq per liter disebabkan hemo-delusi darah dan kebutuhan
mineral yang diperlukan janin. Kebutuhan protein wanita hamil makin
tinggi untuk pertumbuhan dan perkembangan janin, perkembangan organ
kehamilan, dan persiapan laktasi. Dalam makanan diperlukan protein
tinggi sekitar 0,5 g/kg berat badan atau sebutir telur ayam sehari.
c) Kebutuhan kalori didapat dari karbohidrat, lemak dan protein.
d) Kebutuhan zat mineral untuk ibu hamil:
1) Kalsium, 1,5 gram setiap hari, 30-40 gram untuk pemben-tukan tulang
janin.
2) Fosfor, rata – rata 2 gram dalam sehari.
3) Zat besi, 800 mg atau 30-50 mg per hari.
4) Air, ibu hamil memerlukan air cukup banyak dan dapat terjadi retensi
air.
5) Berat badan ibu hamil bertambah. Berat badan ibu hamil akan
bertambah antara 6,5-16,5 kg selama hamil atau terjadi kenaikan berat
badan 0,5 kg/ minggu.
2. Perubahan Fisiologi Sistem Kekebalan pada Ibu Hamil    
  Sistem pertahanan tubuh ibu selama kehamilan akan tetap utuh, kadar
immunoglobulin dalam kehamilan tidak berubah . Imunoglobulin G atau IgG
merupakan komponen utama dari imunoglobulin janin di dalam uterus dan
neonatal dini. IgG merupakan satu-satunya imunoglobulin yang dapat menembus
plasenta sehingga immunitas pasif akan diperoleh oleh bayi. Kekebalan ini dapat
melindugi bayi dari infeksi selanjutnya.
3. Perubahan pada Sistem Pencernaan        
Perubahan yang terjadi pada sistem pencernaan dipengaruhi oleh peningkatan
hormon progresteron dan tekanan uterus yang membesar terhadap organ saluran
pencernaan. Perubahan Sistem Pencernaan Yang Dirasakan Ibu Hamil :
1) Trimester I       
Rasa mual baik yang sedang maupun berat dengan atau tanpa
terjadinya muntah setiap saat siang ataupun malam. Apabila terjadi pada pagi
hari sering disebut “Morning Sickness”. Hipersalivasi sering terjadi sebagai
kompensasi dari mual dan muntah yang terjadi. Pada beberapa wanita
ditemukan adanya  (ngidam makanan) yang mungkin berkaitan dengan
persepsi individu wanita tersebut mengenai apa yang bisa mengurangi rasa
mual dan muntah. Kondisi lainnya adalah “Pica” (mengidam) yang sering
dikaitkan dengan anemia akibat defisiensi zat besi ataupun adanya suatu
tradisi.
2) Trimester II dan III     
Biasanya terjadi konstipasi karena pengaruh hormon progesteron yang
meningkat. Selain itu perut kembung juga terjadi karena adanya tekanan uterus
yang membesar dalam rongga perut yang mendesak organ-organ dalam perut
khususnya saluran pencernaan, usus besar, kearah atas dan lateral. Wasir
(Hemorrhoid) cukup sering  pada kehamilan sebagian besar akibat konstipasi
dan naiknya tekanan vena-vena di bawah uterus termasuk vena hemorrhoid.
Panas perut (heart burn) terjadi karena terjadinya aliran balik asam gastrik ke
dalam esophagus bagian bawah.
4. Perubahan Sistem Muskoloskeletal    
Perubahan yang terjadi pada sistem muskuloskeletal dipengaruhi baik secara
hormonal dengan efek relaksasi jaringan persendian juga secara postural dari
berpindahnya pusat gravitasi.  Perubahan sistem muskuloskeletal yang dirasakan
ibu hamil.
Trimester II & III
Hormon progresteron dan hormon relaxing  menyebabkan relaksasi
jaringan ikat dan otot-otot, hal ini terjadi maksimal pada satu minggu terakhir
kehamilan, proses relaksasi ini memberikan kesempatan pada panggul untuk
meningkatkan kapasitasnya sebagai persiapan proses persalinan, tulang pubik
melunak menyerupai tulang sendi, sambungan sendi sacrococcigus mengendur
membuat tulang coccigis bergeser ke arah belakang sendi panggul yang tidak
stabil, pada ibu hamil hal ini menyebabkan sakit pinggang. Postur tubuh wanita
secara bertahap mengalami perubahan karena  janin membesar dalam abdomen
sehingga untuk mengkompensasi penambahan berat ini, bahu lebih tertarik ke
belakang dan tulang lebih melengkung, sendi tulang belakang lebih lentur, dan
dapat menyebabkan nyeri punggung pada beberapa wanita.  Selama trimester
akhir rasa pegal, mati rasa dan lemah dialami oleh anggota badan atas yang
disebabkan lordosis yang besar  dengan fleksi anterior leher dan merosotnya
lingkar bahu yang akan menimbulkan traksi pada nervus ulnaris dam medianus
Ligament rotundum mengalami hipertropi dan mendapatkan tekanan dari uterus
yang mengakibatkan rasa nyeri pada ligament tersebut.
5. Perubahan Sistem Kardiovaskuler
Perubahan yang terjadi pada sistem kardiovaskular merupakan kompensasi
dari pemenuhan kebutuhan yang meningkat untuk pemenuhan nutrisi dengan
adanya janin. Selain itu pengaruh hormonal terhadap pembuluh darah ikut
berperan dalam beberapa perubahan yang terjadi.    Perubahan sistem
cardiovaskuler yang dirasakan ibu hamil :
1) Trimester I
Pada akhir trimester I mulai terjadi palpitasi karena pembesaran ukuran serta
bertambahnya kardiac output. Hidung tersumbat/berdarah karena pengaruh
hormon estrogen dan progresteron terjadi pembesaran kapiler,  relaksasi otot
vaskuler serta peningkatan sirkulasi darah.     
2) Trimester II &III
Terjadi Edema dependen kongesti sirkulasi pada exstrimitas bawah karena
peningkatan permeabilitas kapiler dan tekanan dari pembesaran uterus pada
vena pelvik atau pada vena cava inferior.Gusi Berdarahkarena trauma terhadap
gusi yang karena pengaruh hormon estrogen sangat vaskuler, percepatan
pergantian pelapis ephitel gusi dan  berkurangnya ketebalan ephitel
tersebut.Hemorrhoid akibat tekanan uterus terhadap vena hemorrhoidal.
Hipotensi supinasi karena terbloknya aliran darah di vena cava inferior oleh
uterus yang membesar apabila ibupada posisi tidur terlentang.Timbul spider
nevi dan palmar erythemakareana meningkatnya aliran darah ke daerah
kulit.Varises pada kaki dan  vulva karena kongesti vena bagian bawah
meningkat sejalan tekanan  karena pembesaran uterus dan kerapuhan jaringan
elastis karena pengaruh hormon estrogen.          
6. Perubahan Psikologis pada Ibu Hamil
Seperti pada perubahan fisiologis, perubahan psikologis pada ibu hamil juga
mengalami perubahan jika dibandingkan dengan keadaan sebelum hamil.
Perubahan psikologis pada ibu hamil dapat di bagi dengan melihat waktu
kehamilan yaitu Trimester I, Trimester II, dan Trimester III.  Perubahan psikologis
pada ibu hamil terbagi atas tiga periode di atas (Trimester I Trimester II, dan
Trimester III). Masing-masing periode membawa perubahan sendiri-sendiri.
a. Trimester I
1) Pada trimester I atau bulan-bulan pertama ibu akan merasa tidak berdaya
dan merasa minder karena ibu merasakan perubahan pada dirinya.
2) Segera setalah konsepsi kadar hormon estrogen dan progesteron meningkat,
menyebabkan mual dan muntah pada pagi hari, lemah, lelah dan
pembesaran payudara.
3) Mencari tanda-tanda untuk meyakinkan bahwa dirinya hamil
4) Hasrat unt melakukan hubungan seks pada trimester pertama berbeda2,
kebanyakan wanita hamil mengalami penurunan pada periode ini.
5) Merasa tidak sehat dan benci kehamilannya.
6) Selalu memperhatikan setiap perubahan yang terjadi pada tubuhnya.
7)  Khawatir kehilangan bentuk tubuh.
8)  Membutuhkan penerimaan kehamilannya oleh keluarga dan ketidakstabilan
emosi dan suasana hati.
b. Trimester II
1) Pada trimester II ibu merasakan adanya perubahan pada bentuk tubuh
yang semakin membesar sehingga ibu merasa tidak menarik lagi dan
merasa suami tidak memperhatikan lagi.
2)  Ibu merasakan lebih tenang dibandingkan dengan timester I karena
nafsu makan sudah mulai timbul dan tidak mengalami mual muntah
sehingga ibu lebih bersemangat.
3) Pada TM II biasanya ibu lebih bisa menyesuaikan diri dengan kehamilan
selama trisemester ini dan ibu mulai merasakan gerakan janinnya
pertama kali.
4)  Ibu sudah mulai merasa sehat dan mulai bisa menerima kehamilannya.
5) Perut ibu belum terlalu besar sehingga belum dirasa beban.
6) Libido dan gairah seks kemungkinan meningkat.   
c. Trimester III
1) Trimester III seringkali disebut periode menunggu dan waspada sebab
pada saat itu ibu merasa tidak sabar menunggu kelahiran bayinya.
2) Kadang-kadang ibu merasa khawatir bahwa bayinya akan lahir sewaktu-
waktu. Ini menyebabkan ibu meningkatkan kewaspadaannya akan
timbulnya tanda dan gejala akan terjadinya persalinan.
3) Rasa tidak nyaman timbul karena ibu merasa dirinya aneh dan jelek.
Disamping itu ibu mulai merasa sedih karena akan berpisah dengan
bayinya dan kehilangan perhatian yang khusus diterima selama hamil.
Pada trimester inilah ibu membutuhkan kesenangan dari suami dan
keluarga.
4) Pada TM III ibu merasa tidak nyaman dan depresi karena janin
membesar dan perut ibu juga, melahirkan, sebagian besar wanita
mengalami klimaks kegembiraan emosi karena kelahiran bayi.
5) Ibu khawatir bayinya akan lahir sewaktu-waktu dan dalam kondisi yang
tidak normal dan semakin ingin menyudahi kehamilannya tidak sabaran
dan resah.
6) Bermimpi dan berkhayal tentang bayinya, aktif mempersiapkan
kelahiran bayinya.
C. DEFINISI
Persalinan adalah proses pengeluaran hasil konsepsi (janin dan uri) yang telah
cukup bulan atau dapat hidup di luar kandungan melalui jalan lahir atau melalui jalan
lain dengan bantuan atau tanpa bantuan (kekuatan sendiri)(Mitayani, 2011).
Persalinan dan kelahiran normal adalah proses pengeluaran janin yang terjadi
pada kehamilan cukup bulan (37 – 42 minggu), lahir spontan dengan presentasi
belakang kepala yang berlangsung dalam 18 jam tanpa komplikasi baik pada ibu
maupun pada janin (Hafifah, 2014).
Persalinan normal adalah persalinan lewat vagina. Pada persalinan normal,
proses persalinan diawali dengan rasa mulas dan keluarnya lendir bercampur darah
dari vagina. Rasa mulas dan nyeri (his) biasanya datang secara teratur, semakin lama
semakin kuat dan semakin nyeri, sampai anak berhasil dilahirkan. Proses kelahiran
anak diikuti oleh kelahiran ari-ari. Seringkali jalan lahir mengalami robekan (ruptur
perineum) dan butuh beberapa jahitan untuk memperbaikinya(Lestari,2013).
D. ETIOLOGI
Penyebab persalinan diketahui beberapa teori menghubungkan dengan faktor
hormonal,struktur rahim,sirkulasi rahim,pengaruh tekanan pada saraf dan nutrisi
(Hafifah, 2014):
a. Teori Penurunan Hormone
1-2 minggu sebelum partus mulai, terjadi penurunan hormone progesterone dan
estrogen. Fungsi progesterone sebagai penenang otot –otot polos rahim dan akan
menyebabkan kekejangan pembuluh darah sehingga timbul his bila progesterone
turun.
b. Teori Placenta Menjadi Tua
Turunnya kadar hormone estrogen dan progesterone menyebabkan kekejangan
pembuluh darah yang menimbulkan kontraksi rahim.
c. Teori Distensi Rahim
Rahim yang menjadi besar dan merenggang menyebabkan iskemik otot-otot rahim
sehingga mengganggu sirkulasi utero-plasenta.
d. Teori Iritasi Mekanik
Di belakang servik terlihat ganglion servikale(fleksus franterrhauss). Bila ganglion
ini digeser dan di tekan misalnya oleh kepala janin akan timbul kontraksi uterus.
e. Induksi Partus
Dapat pula ditimbulkan dengan jalan gagang laminaria yang dimasukan dalam
kanalis servikalis dengan tujuan merangsang pleksus frankenhauser, amniotomi
pemecahan ketuban), oksitosin drip yaitu pemberian oksitosin menurut tetesan
perinfus.
E. KLASIFIKASI
1) Persalinan Spontan
Persalinan yang berlangsung dengan kekuatan ibu sendiri, dan melalui jalan
lahir.
2) Persalinan Bantuan
Persalinan dengan rangsangan yang dibantu dengan tenaga dari luar, ekstraksi
dengan forcep atau dengan dilakukan sectio sesario.
3) Persalinan Anjuran
Persalinan yang tidak dimulai dengan sendirinya, baru berlangsung setelah
pemecahan ketuban( Lizahadiyati, 2013).
F. PATOFISIOLOGI
Persalinan dibagi menjai 4 kala yaitu:
1. Kala I dimulai dari pada saat persalinan sampai pembukaan lengkap (10 cm).
Proses ini terbagi dalam 2 fase. Fase laten (8 jam) servik membuka sampai 5
cm dan fase aktif (7 jam) servik membuka diri 3 sampai 10 cm kontraksi lebih
kuat dan sering selama fase aktif.
2. Kala II dimulai dari pembukaan lengkap (10 cm) sampai bayi lahir, proses ini
biasanya berlangsung 2 jam pada primi dan 1 jam pada multi.
3. Kala III dimulai segera setelah bayi lahir sampai lahirnya plasenta yang
berlangsung tidak lebih dari 30 menit.
4. Kala IV dimulai dari saat lahirnya plasenta sampai 2 jam pertama pos partum.
G. PATHWAY
Kehamilan (37-42 minggu)

Faktor hormonal

Hormon progesteron
menurun
Kontraksi Rahim

Tanda tanda inpartu

Proses persalinan

Kala I Kala II Kala III Kala IV

Proses Kontraksi Uterus,


Fase Fase Aktif Tekanan pada Perlukaan
persalinan cepat
Laten fundus meningkat jalan
lama
Hormon progesteron dan
Pembukaan lengkap Plasenta lepas dari
estrogen menurun
Kurang informasi dinding rahim
Reflek mengedan
Kontraksi Uterus
MK: Kontraksi tidak
Defisit Merangsang saraf
Ischemia uterus adekuat
pengetahuan nyeri
MK:
Penurunan bagian MK:
Nyeri Melahirkan Resiko Perdarahan
bawah janin Krisis
situasi
Serviks dilatasi
MK:
kontraksi Resiko syok
Peregangan otot polos MK:
hipovolemia
Ansietas Pelebaran vulva dan
Saraf sensori dan
perineum MK:
simpati Resiko Infeksi
Nosiseptor Episiotomi / ruptur

Kortesk somatosensorik Bayi lahir

Nyeri dipersepsikan MK:


Kerusakan Integritas
MK: Nyeri Melahirkan Kulit
H. MANIFESTASI KLINIS
Tanda-tanda permulaan persalinan adalah Lightening atau settling atau
dropping yang merupakan kepala turun memasuki pintu atas panggul terutama pada
primigravida. Perut kelihatan lebih melebar, fundus uteri turun. Perasaan sering-sering
atau susah buang air kecil karena kandung kemih tertekan oleh bagian terbawah janin.
Perasaan sakit diperut dan dipinggang oleh adanya kontraksi-kontraksi lemah diuterus
(fase labor pains). Servik menjadi lembek, mulai mendatar dan sekresinya bertambah
bisa bercampur darah (bloody show) (Hafifah, 2014).
Tanda-Tanda In Partu :
1) Rasa sakit oleh adanya his yang dating lebih kuat, sering dan teratur.
2) Keluar lendir dan bercampur darah yang lebih banyak, robekan kecil pada
bagian servik.
3) Kadang-kadang ketuban pecah
4) Pada pemeriksaan dalam, servik mendatar
Sebelum persalinan mulai, saat mendekati akhir kehamilan klien mungkin lihat
perubahan tertentu atau ada tanda-tanda bahwa persalinan terjadi tidak lama lagi
sekitar 2-4 minggu sebelum persalinan. Kepala janin mulai menetap lebih jauh
kedalam pelviks. Tekanan pada diafragma berkurang seperti memperingan berat
badan bayi dan memungkinkan ibu untuk bernapas lebih mudah, akan lebih sering
berkemih, dan akan lebih bertekan pada pelviks karena bayi lebih rendah dalam
pelviknya.
a. Persalinan Palsu
a) Terjadi lightening
Menjelang minggu ke – 36 pada primigravida terjadi penurunan fundus uteri
karena kepala bayi sudah masuk pintu atas panggul yang disebabkan :
1) Kontraksi Braxton hicks
2) Ketegangan dinding perut
3) Ketegangan ligamentum rotandum
4) Gaya berat janin dimana kepala kearah bawah
b) Masuknya kepala bayi kepintu atas panggul dirasakan ibu hamil :
1) Terasa ringan dibagian atas, rasa sesaknya berkurang
2) Dibagian bawah terasa sesak
3) Terjadi kesulitan saat berjalan
4) Sering miksi ( beser kencing )
c) Terjadinya His permulaan
Pada saat hamil muda sering terjadi kontraksi Braxton hicks dikemukan
sebagi keluhan karena dirasakan sakit dan mengganggu terjadi karena
perubahan keseimbangan estrogen, progesterone, dan memberikan
kesempatan rangsangan oksitosin. Dengan makin tua hamil, pengeluaran
estrogen dan progesterone makin berkurang sehingga oksitosin dapat
menimbulkan kontraksi yang lebih seringb sebagai his palsu.
d) Sifat his permulaan ( palsu )
1) Rasa nyeri ringan di bagian bawah
2) Datangnya tidak teratur
3) Tidak ada perubahan pada serviks atau pembawa tanda
4) Durasinya pendek
5) Tidak bertambah bila beraktifitas.
b. Persalinan Sejati
1) Terjadinya His persalinan , His persalinan mempunyai sifat :
1) Pinggang terasa sakit yang menjalar ke bagian depan
2) Sifatnya teratur,interval makin pendek, dan kekuatannya makin besar
3) Mempunyai pengaruh terhadap perubahan serviks
4) Makin beraktifitas ( jalan ) kekuatan makin bertambah
2) Pengeluaran Lendir dan darah ( pembawa tanda ), Dengan his persalinan
terjadi perubahan pada serviks yang menimbulkan :
a) Pendataran dan pembukaan
Pembukaan menyebabkan lendir yang terdapat pada kanalis
servikalis lepas terjadi perdarahan karena kapiler pembuluh darah
pecah
3) Pengeluaran Cairan
Pada beberapa kasus terjadi ketuban pecah yang menimbulkan pengeluaran
cairan. Sebagian ketuban baru pecah menjelang pembukaan lengkap. Dengan
pecahnya ketuban diharapkan persalinan berlangsung dalam waktu 24 jam.
Tahap – Tahap Persalinan
1) Kala I
Dimulai dari saat persalinan mulai sampai pembukaan lengkap (10 cm). Proses ini
terbagi dalam 2 fase yaitu: fase laten (8 jam) serviks membuka sampai 3 cm dan
fase aktif (7 jam) serviks membuka dari 3 cm sampai 10 cm. Kontraksi lebih kuat
dan sering selama fase aktif.
2) Kala II
Dimulai darti pembukaan lengkap (10 cm), sampai bayi lahir. Proses ini biasanya
berlangsung selama 2 jam pada primi dan 1 jam pada multi.
3) Kala III
Dimulai segera setelah bayi lahir sampai lahirnya plasenta, yang berlangsung
tidak lebih dari 30 menit.
4) Kala IV
Dimulai dari saat lahirnya plasenta sampai 2 jam pertama post partum.
Faktor yang Mempengaruhi Persalinan
a) Power / Tenaga
Power utama pada persalinan adalah tenaga/kekuatan yang dihasilkan oleh
kontraksi dan retraksi otot-otot rahim. Gerakan memendek dan menebal otot-otot
rahim yang terjadi sementara waktu disebut kontraksi. Kontraksi ini terjadi diluar
sadar sedangkan retraksi mengejan adalah tenaga kedua (otot-otot perut dan
diafragma) digunakan dalam kala II persalinan. Tenaga dipakai untuk mendorong
bayi keluar dan merupakan kekuatan ekspulsi yang dihasilkan oleh otot-otot
volunter ibu.
b) Passages/Lintasan
Janin harus berjalan lewat rongga panggul atau serviks dan vagina sebelum
dilahirkan untuk dapat dilahirkan, janin harus mengatasi pula tahanan atau
resisten yang ditimbulkan oleh struktur dasar panggul dan sekitarnya.
c) Passanger
Passenger utama lewat jalan lahir adalah janin dan bagian janin yang paling
penting (karena ukurannya paling besar) adalah kepala janin selain itu disertai
dengan plasenta selaput dan cairan ketuban atau amnion.
d) Psikologis
Dalam persalinan terdapat kebutuhan emosional jika kebutuhan tidak tepenuhi
paling tidak sama seperti kebutuhan jasmaninya. Prognosis keseluruhan wanita
tersebut yang berkenan dengan kehadiran anaknya terkena akibat yang
merugikan.
I. PEMERIKSAAN PENUNJANG
a) USG
b) Pemeriksaan Hb
J. PENATALAKSANAAN
a) Kala I
1) Diagnosis
Ibu sudah dalam persalinan kala I jika pembukaan serviks kurang dari 4
cm dan kontraksi terjadi tertur minimal 2 kali dalam 10 menit selama 40
detik.
2) Penanganan
a) Bantulah ibu dalam persalinan jika ia tampak gelisah ,ketakutan
dan kesakitan
b) Jika ibu tersebut tampak kesakitan dukungan/asuhan yang dapat
diberikan; lakukan perubahan posisi,sarankan ia untuk berjalan , dll.
c) Penolong tetap menjaga hak privasi ibu dalam persalinan
d) Menjelaskan kemajuan persalinan dan perugahan yang terjadi serta
prosedur yang akan dilaksanakan dan hasil-hasil pemeriksaan
e) Membolehkan ibu untuk mandi dan membasuh sekitar kemaluannya
setelah buang air besar/ kecil.
f) Ibu bersalin biasanya merasa panas dan banyak keringat atasi dengan
cara : gunakan kipas angina/AC,Kipas biasa dan menganjurkan ibu
mandi sebelumnya.
g) Untuk memenuhi kebutuhan energi dan mencegah dehidrasi berikan
cukup minum
h) Sarankan ibu untuk berkemih sesering mungkin
3) Pemeriksaan Dalam
Pemeriksaan dalam sebaiknya dilakukan setiap 4 jam selama kala I
pada persalinan dan setelah selaput ketuban pecah. Gambarkan temuan-
temuan yang ada pada partogram. Pada setiap pemeriksaan dalam catatlah
hal-hal sebagai berikut :
a. Warna cairan amnion
b. Dilatasi serviks
c. Penurunan kepala ( yang dapat dicocokkan dengan pemeriksaan luar )
Jika serviks belum membuka pada pemeriksaan dalam pertama
mungkin diagnosis in partu belum dapat ditegakkan . Jika terdapat
kontraksi yang menetap periksa ulang wanita tsb setelah 4 jam untuk
melihat perubahan pada serviks. Pada tahap ini jika serviks terasa tipis
dan terbuka maka wanita tersebut dalam keadaan in partu jika tidak
terdapat perubahan maka diagnosanya adalah persalinan palsu.
Pada kala II lakukan pemriksaan dalam setiap jam
a. Kemajuan Persalinan dalam Kala I
Temuan berikut menunjukkan kemajuan yang cukup baik pada
persalinan Kala I :
a. Kontraksi teratur yang progresif dengan peningkatan
frekuensi dan durasi
b. Kecepatan pembukaan serviks paling sedikit 1 cm perjam
selama persalinan
c. Serviks tampak dipenuhi oleh bagian bawah janin
b. Temuan berikut menunjukkan kemajuan yang kurang baik pada
persalinan kala I :
a. Kontraksi yang tidak teratur dan tidak sering setelah fase laten
b. Kecepatan pembukaan serviks lebih lambat dari 1 cm perjam
selama persalinan fase aktif
c. Serviks tidak dipenuhi oleh bagian bawah janin
c. Kemajuan pada kondisi janin
a. Jika didapati denyut jantung janin tidak normal ( kurang dari
100 atau lebih dari 180 denyut permenit ) curigai adanya gawat
janin
b. Posisi atau presentasi selain aksiput anterior dengan verteks
fleksi sempurna digolongkan kedalam malposisi atau
malpresentasi
c. Jika didapat kemajuan yang kurang baik atau adanya persalinan
lama tangani penyebab tersebut.
d. Kemajuan pada kondisi Ibu
a. Lakukan penilaian tanda-tanda kegawatan pada Ibu :
b. Jika denyut ibu meningkat mungkin ia sedang dalam keadaan
dehidrasi atau kesakitan. Pastikan hidrasi yang cukup melalui oral
atau I.V dan berikan anlgesia secukupnya.
c. Jika tekanan darah ibu menurun curigai adanya perdarahan
d. Jika terdapat aseton didalam urin ibu curigai masukan nutrisi yang
kurang segera berikan dektrose I.V.
b) Kala II
1. Diagnosis
Persalinan kala II ditegakkan dengan melakukan pemeriksaan dalam
untuk memastikan pembukaan sudah lengkap atau kepala janin sudah
tampak di vulva dengan diameter 5 – 6 cm.
2. Penanganan
a) Memberikan dukungan terus-menerus kepada ibu dengan : mendampingi
ibu agar merasa nyaman,menawarkan minum, mengipasi dan memijat
ibu.
b) Menjaga kebersihan diri
c) Mengipasi dan masase untuk menambah kenyamanan bagi ibu
d) Dukungan mental untuk mengurangi kecemasan atau ketakutan ibu
e) Mengatur posisi ibu
f) Menjaga kandung kemih tetap kosong
g) Memberikan cukup minum
3. Posisi saat meneran
a) Bantu ibu untuk memperoleh posisi yang paling nyaman
b) Ibu dibimbing untuk mengedan selama his, anjurkan kepada ibu untuk
mengambik nafas
c) Periksa DJJ pada saat kontraksi dan setelah setiap kontraksi untuk
memastikan janin tidak mengalami bradikardi ( < 120 )
4. Kemajuan persalinan dalam Kala II
Temuan berikut menunjukkan kemajuan yang cukup baik pada persalinan
kala II:
a) Penurunan yang teratur dari janin di jalan lahir
b) Dimulainya fase pengeluaran
Temuan berikut menunjukkan yang kurang baik pada saat persalinan
tahap kedua:
a) Tidak turunnya janin dijalan lahir
b) Gagalnya pengeluaran pada fase akhir
5. Kelahiran kepala Bayi
a) Mintalah ibu mengedan atau memberikan sedikit dorongan saat
kepala bayi lahir
b) Letakkan satu tangan ke kepala bayi agar defleksi tidak terlalu cepat
c) Menahan perineum dengan satu tangan lainnya jika diperlukan
d) Mengusap muka bayi untuk membersihkannya dari kotoran
lendir/darah
e) Periksa tali pusat:
a. Jika tali pusat mengelilingi leher bayi dan terlihat longgar selipkan
tali pusat melalui kepala bayi
b. Jika lilitan pusat terlalu ketat tali pusat diklem pada dua tempat
kemudian digunting diantara kedua klem tersebut sambil
melindungi leher bayi.
6. Kelahiran Bahu dan anggota seluruhnya
a) Biarkan kepala bayi berputar dengan sendirinya
b) Tempatkan kedua tangan pada sisi kepala dan leher bayi
c) Lakukan tarikan lembut ke bawah untuk melahirkan bahu depan
d) Lakukan tarikan lembut ke atas untuk melahirkan bahu belakang
e) Selipkan satu tangan anda ke bahu dan lengan bagian belakang bayi
sambil menyangga kepala dan selipkan satu tangan lainnya ke punggung
bayi untuk mengeluarkan tubuh bayi seluruhnya
f) Letakkan bayi tersebut diatas perut ibunya
g) Secara menyeluruh, keringkan bayi, bersihkan matanya dan nilai
pernafasan bayi
h) Jika bayi menangis atau bernafas ( dada bayi terlihat naik turun paling
sedikit 30x/m ) tinggalkan bayi tersebut bersama ibunya
i) Jika bayi tidak bernafas dalam waktu 30 detik mintalah bantuan dan
segera mulai resusitasi bayi
j) Klem dan potong tali pusat
k) Pastikan bahwa bayi tetap hangat dan memiliki kontak kulit dengan kulit
dada si ibu.
l) Bungkus dengan kain yang halus dan kering, tutup dengan selimut dan
pastikan kepala bayi terlindung dengan baik untuk menghindari
hilangnya panas tubuh.
c. Kala III
1. Manajemen Aktif Kala III
a) Pemberian oksitosin dengan segera
b) Pengendalian tarikan tali pusat
c) Pemijatan uterus segera setelah plasenta lahir
2. Penanganan
Memberikan oksitosin untuk merangsang uetrus berkontraksi yang juga
mempercepat pelepasan plasenta :
a) Oksitosin dapat diberikan dalam dua menit setelah kelahiran bayi.
b) Jika oksitosin tidak tersedia rangsang puting payudara ibu atau susukan
bayi guna menghasilkan oksitosin alamiah atau memberikan ergometrin
0,2 mg (IM).
Lakukan penegangan tali pusat terkendali dengan cara :
1) Satu tangan diletakkan pada korpus uteri tepat diatas simpisis pubis.
Selama kontraksi tangan mendorong korpus uteri dengan gerakan dorso
kranial – kearah belakang dan kearah kepala ibu.
2) Tangan yang satu memegang tali pusat dengan klem 5-6 cm didepan
vulva.
3) Jaga tahanan ringan pada tali pusat dan tunggu adanya kontraksi kuat
( 2-3 menit )
4) Selama kontraksi lakukan tarikan terkendali pada tali pusat yang terus-
menerus dalam tegangan yang sama dengan tangan ke uterus.
5) PTT hanya dilakukan selama uterus berkontraksi
6) Begitu plasenta terasa lepas, keluarkan dengan menggerakkan tangan
atau klem pada tali pusat mendekati plasenta lepas, keluarkan dengan
gerakan ke bawah dan ke atas sesuai dengan jalan lahir. Kedua tangan
dapat memegang plasenta dan perlahan memutar plasenta searah jarum
jam untuk mengeluarkan selaput ketuban.
7) Segera setelah plasenta dan selaput ketubannya dikeluarkan masase
fundus agar menimbulkan kontraksi.
8) Jika menggunkan manajemen aktif dan plasenta belum juga lahir dalam
waktu 15 menit berikan oksitosin 10 unit Im. Dosis kedua dalam jarak
waktu 15 menit dari pemberian oksitosin dosis pertama.
9) Periksa wanita tsb secara seksama dan jahit semua robekan pada serviks
atau vagina atau perbaiki episotomi.
d. Kala IV
1. Diagnosis
Dua jam pertama setelah persalinan merupakan waktu yang kritis
bagi ibu dan bayi. Keduanya baru saja mengalami perubahan fisik yang
luar biasa – si ibu melahirkan bayi dari perutnya dan bayi sedang
menyesuaikan diri dari dalam perut ibu ke dunia luar.
2. Penanganan
a) Periksa fundus setiap 15 menit pada jam pertama dan setiap 20-30 menit
selama jam kedua. Jika kontraksi tidak kuat masase uterus sampai
menjadi keras. Apabila uterus berkontraksi otot uterus akan menjepit
pembuluh darah untuk menghentikan perdarahan .
b) Periksa tekanan darah,nadi,kantung kemih, dan perdarahan setiap 15
menit pada jam I dan setiap 30 menit selama jam II
c) Anjurkan ibu untuk minum demi mencegah dehidrasi.Tawarkan
ibu makanan dan minuman yang disukainya.
d) Bersihkan perineum ibu dan kenakan pakaian ibu yang bersih dan kering
e) Biarkan ibu beristirahat
f) Biarkan bayi berada pada ibu untuk meningkatkan hubungan ibu dan
bayi
g) Bayi sangat siap segera setelah kelahiran
h) Jika ibu perlu ke kamar mandi, ibu boleh bangun,pastikan ibu dibantu
karena masih dalam keadaan lemah atau pusing setelah persalinan.
i) Ajari ibu atau keluarga tentang :
j) Bagaimana memeriksa fundus dan menimbulkan kontraksi
k) Tanda-tanda bahaya bagi ibu dan bayi
K. KOMPLIKASI
a. Persalinan lama
b. Perdarahan pasca persalinan
c. Malpresentasi dan malposisi
d. Distosia bahu
e. Distensi uterus
f. Persalinan dengan parut uterus
g. Gawat janin
h. Prolapsus tali pusat
ASUHAN KEPERAWATAN SECARA TEORI
1. Kala I (fase laten)
a. Pengakajian
1) Integritas ego
Klien tampak tenang atau cemas
2) Nyeri atau ketidaknyamanan
Kontraksi regular, terjadi peningkatan frekuensi durasi atau keparahan
3) Seksualitas
Servik dilatasi 0-4 cm mungkin ada lender merah muda kecoklatan atau terdiri
dari flek lendir.
b. Diagnosa Keperawatan
1) Ansietas b/d krisis situasi kebutuhan tidak terpenuhi.
c. Intervensi
No Diagnosa SLKI SIKI
Keperawatan
1 Ansietas b/d Setelah dilakukan tindakan 1x 24 jam diharapkan Terapi Relaksasi
krisis situasi ansietas dapat membaik: Observasi
a. Tingkat Ansietas a. Identifikasi teknik relaksasi yang pernah
No Indikator SA ST digunakan
1 Perilaku tegang 3 5 b. Periksa ketegangan otot , frekuensi nadi,
2 anoreksia 3 tekanan darah, suhu sebelum dan sesudah
3 Frekuensi nadi 3 5 latihan
4 Frekuensi 3 5 c. Monitor respon terhadap terapi relaksasi
pernapasan Terapeutik
5 Tekanan darah 3 5 d. Ciptakan lingkungan tenang dan tanpa
gangguan
b. Tingkat Agitasi e. Gunakan pakaian longgar
No Indikator SA ST Edukasi
1 kegelisahan 3 5 f. Anjurkan mengambil posisi nyaman
2 Tidak mampu 3 g. Anjurkan rileks dan merasakan sensasi rileks
menahan diri h. Anjurkan sering mengulang

3 Tekanan darah 3 5
4 Pergerakan 3 5
berulang
2. Kala II (fase aktif)
a. Pengkajian
1) Aktivitas istirahat
Klien tampak kelelahan.
2) Integritas ego
Klien tampak serius dan tampak hanyut dalam persalinan ketakutan tentang
kemampuan mengendalikan pernafasan.
3) Nyeri atau ketidaknyamanan
Kontraksi sedang, terjadi 2, 5-5 menit dan berakhir 30-40 detik.
4) Keamanan
Irama jantung janin terdeteksi agak di bawah pusat, pada posisi vertexs.
5) Seksualitas
Dilatasi servik dan 4-8 cm (1, 5 cm/jam pada multipara dan 1,2/ jam pada
primipara)
b. Diagnosa Keperawatan
1) Nyeri Melahirkan b/d pengeluaran janin
2) Keletihan b/d kondisi fisiologis
c. Intervensi
No Diagnosa SLKI SIKI
Keperawat
an
1 Nyeri Setelah dilakukan tindakan 1x 24 jam diharapkan Manajemen Nyeri
No
No Indikator SA
Indikator Melahirkan
SA ST ST No Indikator SA ST
nyeri dapat membaik: Observasi
11 Pergerakan
Verbalisasi b/d 3 3 5 5Tingkat Nyeri 1 Keluhan nyeri
tidak 3 5
a. a. Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi,
ekstremitas
lelah 2 nyaman
Meringis 3
pengeluara frekuensi,kualitas,intensitas nyeri
22 Nyeri
Frekuensi n janin3 3 23 Gelisah
Perineum 3 5
b. Identifikasi nyeri non verbal
3 Kelemahan
napas Fisik 3 5 3 terasa tertekan 3
Merintih 5
Terapeutik
3 Gelisah 3 5 4 Uterus teraba 3
Lelah 5
c. Berikan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi rasa
4 Selera Makan 3 b.
5 Status Kenyamanan membulat
nyeri (mis, hipnosis,TENS, terapi musik,teknik imajinasi
5 Frekuensi 3 5
terbimbing,kompres hangat/dingin)
pernapasan
Edukasi
d. Jelaskan penyebab, periode nyeri, dan pemicu nyeri
e. Jelaskan strategi meredakan nyeri
f. Anjurkan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi rasa
nyeri

2 Keletihan Setelah dilakukan tindakan 1x 24 jam diharapkan Manajemen Energi


3. Kala III
a. Pengkajian
1) Aktivitas / istirahat
Klien tampak senang dan keletihan
2) Sirkulasi
- Tekanan darah meningkat saat curah jantung meningkat dan kembali
normal    dengan cepat
- Hipotensi akibat analgetik dan anastesi
- Nadi melambat
3) Makan dan cairan
Kehilangan darah normal 250 – 300 ml
4) Nyeri / ketidaknyamanan
Dapat mengeluh tremor kaki dan menggigil
5) Seksualitas
- Darah berwarna hitam dari vagina terjadi saat plasenta lepas
- Tali pusat memanjang pada muara vagina
b. Diagnosa Keperawatan
1) Risiko perdarahan d.d komplikasi pascapartum
c. Intervensi
No Diagnosa SLKI SIKI
Keperawatan
1 Resiko Setelah dilakukan tindakan 1x 24 jam diharapkan risiko Pencegahan Perdarahan
perdarahan d.d perdarahan dapat membaik: Observasi
komplikasi a. Tingkat Perdarahan a. Monitor tanda dan gejala perdarahan
pasca partum No Indikator SA ST b. Monitor nilai hematokrit/hemoglobin
1 Kelembapan 3 5 Terapeutik
membran mukosa c. Pertahankan bed rest dalam perdarahan
2 Kelembapan kulit 3 5 d. Batasi tindakan invasif, jika perlu
3 Perdarahan Vagina 3 5 Edukasi
4 Hemoglobin 4 5 e. Jelaskan tanda dan gejala perdarahan
5 Tekanan darah 3 5 f. Anjurkan meningkatkan asupan cairan
6 Suhu Tubuh 3 5 untuk menghindari konstipasi
g. Anjurkan meningkatkan asupan
makanan dan vitamin K
Kolaborasi
h. Kolaborasi pemberian obat pengontrol
darah, jika perlu
4. Kala IV
d. Pengkajian
1) Aktivitas
Dapat tampak berenergi atau kelelahan
2) Sirkulasi
Nadi biasanya lambat sampai (50-70x/menit) TD bervariasi, mungkin lebih
rendah pada respon terhadap analgesia/anastesia, atau meningkat pada respon
pemberian oksitisin atau HKK,edema, kehilangan darah selama persalinan
400-500 ml untuk kelahiran pervagina 600-800 ml untuk kelahiran saesaria
3) Integritas Ego
Kecewa, rasa takut mengenai kondisi bayi, bahagia
4) Eliminasi
Haemoroid, kandung kemih teraba di atas simfisis pubis
5) Makanan/cairan
Mengeluh haus, lapar atau mual
6) Neurosensori
Sensasi dan gerakan ekstremitas bawah menurun pada adanya anastesi spinal
7) Nyeri/ketidaknyamanan
Melaporkan nyeri, missal oleh karena trauma jaringan atau perbaikan
episiotomy, kandung kemih penuh, perasaan dingin atau otot tremor
8) Keamanan
Peningkatan suhu tubuh
9) Seksualitas
Fundus keras terkontraksi pada garis tengah terletak setinggi umbilicus,
perineum bebas dan kemerahan, edema, ekimosis, striae mungkin pada
abdomen, paha dan payudara.
e. Diagnosa Keperawatan
1) Nyeri Melahirkan b/d pengeluaran janin
2) Resiko cedera pada ibu b/d persalinan kala I,II,III
f. Intervensi
No Diagnosa SLKI SIKI
Keperawatan
1 Nyeri Setelah dilakukan tindakan 1x 24 jam diharapkan nyeri dapat Manajemen Nyeri
Melahirkan b/d membaik: Observasi
pengeluaran a. Tingkat Nyeri a. Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi,
janin frekuensi,kualitas,intensitas nyeri
No Indikator SA ST
b. Identifikasi nyeri non verbal
1 Keluhan nyeri 3 5
Terapeutik
2 Meringis 3
c. Berikan teknik nonfarmakologis untuk
3 Perineum terasa 3 5
mengurangi rasa nyeri (mis,
tertekan
hipnosis,TENS, terapi musik,teknik
4 Uterus teraba 3 5
imajinasi terbimbing,kompres
membulat
hangat/dingin)
5 Frekuensi 3 5
Edukasi
pernapasan
d. Jelaskan penyebab, periode nyeri, dan
b. Status
No Kenyamanan
Indikator SA ST pemicu nyeri
1 Keluhan tidak 3 5 e. Jelaskan strategi meredakan nyeri
nyaman f. Anjurkan teknik nonfarmakologis untuk
2 Gelisah 3 mengurangi rasa nyeri

3 Merintih 3 5
4 Lelah 3 5
2 Resiko Cedera Setelah dilakukan tindakan 1x 24 jam diharapkan resiko Perawatan Persalinan
Pada Ibu b/d cedera pada ibu dapat membaik: Observasi
lama kala a. Tingkat cedera a. Identifikasi kondisi proses persalinan
I,II,III b. Monitor kondisi fisik dan psikologi
No Indikator SA ST pasien
1 Perdarahan 3 5 c. Monitor kesejahteraan janin (gerakan
2 Ekspresi wajah 3 janin 10 x dalam 12 jam)
kesakitan d. Monitor kemajuan persalinan
3 Tekanan darah 3 5 e. Monitor tanda-tanda
4 Frekuensi nadi 3 5 persalinan(dorongan meneran, tekanan
5 Frekuensi napas 3 5 pada anus, perineum menonjol,vulva
membuka)
f. Lakukan pemeriksaan leopold
Terapeutik
g. Berikan metode alternatif penghilang
rasa sakit (mis pijat, hipnosis)
Edukasi
b. Tingkat Keletihan
h. Jelaskan prosedur pertolongan
No Indikator SA ST persalinan
1 Verbalisasi lelah 3 5 i. Informasikan kemajuan persalinan

2 Frekuensi napas 3 j. Ajarkan teknik relaksasi

3 Gelisah 3 5 k. Anjurkan ibu mengosongkan kandung

4 Selera makan 3 5 kemih


l. Anjurkan ibu cukup nutrisi
m. Ajarkan ibu cara mengenali tanda-tanda
persalinan
DAFTAR PUSTAKA

Hafifah, Desi, dkk. (2014). Obynacea: Obstetri dan Ginekologi. Yogykarta: Tosca
Enterprise.

Lestari, Meli. 2013. Asuhan Keperawatan Pada Ibu Dengan Persalinan Normal.
Diakses pada tanggal 12 Januari 2018 pukul 15.00
https://melylestari.wordpress.com/2011/04/12/asuhan-keperawatan-pada- ibu-
dengan-persalinan-normal/

Lizahadiyati. 2013. Persalinan Normal. Diakses pada tanggal 12 Januari 2018 pukul
15.25 https://lizahadiyati.wordpress.com/2013/09/20/makalah-
persalinan-normal/.

Mitayani. (2011). Asuhan Keperawatan Maternitas. Jakarta – EGC

Tim Pokja SIKI PPNI. 2018. Standar Luaran Keperawatan Indonesia. Jakarta: DPP
PPNI.

Tim Pokja SIKI PPNI. 2018. Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia. Jakarta:
DPP PPNI.

Tim Pokja SIKI PPNI. 2018. Standar Intervensi Keperawatan Indonesia. Jakarta:
DPP PPNI.

Anda mungkin juga menyukai