OLEH :
KELOMPOK 2
Nama Mahasiswa Nama Mahasiswa
Huzaini Anton Moch. Sholeh
Mentari Kiki Camarena Dodik Arisandi
Purna Irawan Ida Puspitasari
Ria Rohma Oktavianti Lilik Indrawati
Rizqi Vandi Zuhro K Nikmatul Khoiroh
Sharifah Aini Tika R Siswa Aini
Katip Tinto Katanto
LEMBAR PENGESAHAN
Mengetahui,
Kepala Ruang Nurse Station 1
2
KATA PENGANTAR
Segala puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT, atas, limpah dan
rahmat, taufik serta hidayah-Nya sehingga penyusun dapat menyelesaikan laporan
desiminasi awal ini di ruang Nurse Station 1 RS Islam Lumajang. Laporan ini
merupakan salah satu persyaratan dalam Program Profesi Ners Keperawatan di
STIKES Hafsawaty Zainul Hasan Genggong Probolinggo.
1. K.H. Moh. Hasan Mutawakkil Alallah, SH.MM selaku Ketua Yayasan Pondok
Pesantren Zainul Hasan Genggong.
2. Dr. Hamim, selaku Ketua Stikes Hafshawaty Pesantren Zainul Hasan
Probolinggo.
3. Bapak Dodik Hartono, S.Kep.Ns., M.Tr.Kep., selaku Ketua Program Studi
Profesi Ners Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Hafshawaty
Pesantren Zainul Hasan Probolinggo.
4. Bapak Achlish Abdillah, S. Kep, Ns. M. Kep selaku Pembimbing Keperawatan
Manajemen dan selaku pembimbing akademik yang telah meluangkan waktu
dan tenaganya dalam mengarahkan serta membimbing penyusun dalam
menyelesaikan laporanl ini.
5. Erna Purwaningsih, S. Kep selaku kepala ruangan Nurse Station 1 dan juga
selaku pembimbing lahan yang telah memberikan dorongan, mengarahkan
serta membimbing penyusun dalam menyelesaikan laporan ini.
6. Teman-teman Tim Manajemen kelompok 1 yang selalu kompak dan sudah
bererjuang bersama dalam menyelesaikan tugas laporan manajemen
keperawatan guna menyelesaikan tugas Profesi Ners Stikes Hafshawaty Zainul
Hasan Genggong.
7. Semua pihak yang tidak mungkin saya sebutkan satu persatu yang telah banyak
membantu sampai tugas akhir ini dapat terselesaikan.
Penyusun menyadari masih banyak kekurangan, oleh karena itu penyusun
mengharapkan saran dan kritik yang sifatnya membangun guna perbaikan dan
3
penambahan wawasan untuk penyusun selanjutnya dan supaya laporan ini dapat
bermanfaat bagi penyususn khususnya dan pihak RS pada umumnya.
Penyusun
4
DAFTAR ISI
SAMPUL...............................................................................................................1
LEMBAR PENGESAHAN.....................................................................................2
KATA PENGANTAR.............................................................................................3
DAFTAR ISI.......................................................................................................... 5
BAB 1.................................................................................................................... 6
1.1 Latar belakang............................................................................................6
1.2 Tujuan Penulisan......................................................................................11
1.3 Manfaat penulisan.....................................................................................12
BAB 2 ................................................................................................................. 14
2.1 Visi dan Misi.............................................................................................14
2.1.1 Visi rumah sakit RSI Lumajang ......................................................14
2.1.2 Misi rumah sakit RSI Lumajang .....................................................14
2.1.3 Motto RSI Lumajang ......................................................................14
2.2 Pengumpulan data ..................................................................................14
2.2.1 Orientasi Ruangan .........................................................................14
2.3 Sumber Daya Manusia (M1-Man) ...........................................................15
2.3.1 Masa Kerja Tenaga di Ruang Nurse station 1 ...............................16
2.3.2 Data perawat yang mengikuti pelatihan di ruang Nurse station 1 . .16
2.3.3 Tenaga Medis ...............................................................................16
2.3.4 Alur Masuk Pasien ........................................................................17
2.3.5Tingkat ketergantungan pasien dan kebutuhan tenaga perawat ....18
2.4 Sarana Dan Prasarana (M2-Material) ......................................................20
2.4.1 Peralatan Medis ...........................................................................20
2.4.2 Fasilitas di Ruang Nurse station 1 .................................................21
2.4.3 SPO ...............................................................................................22
2.4.4 Denah ruangan ..............................................................................24
2.5.M3 (Methode) ...............................................................................................26
2.5.1 MAKP .............................................................................................26
2.5.2 Timbang terima .............................................................................27
2.5.3 Supervisi .......................................................................................28
2.5.4 Dischange Planning ......................................................................29
2.5.5 Sentralisasi obat ............................................................................30
2.5.6 Dokumentasi .................................................................................31
2.5.7 Ronde keperawatan ......................................................................32
2.8 Money (M4) ..................................................................................................33
2.9 Mutu (M5) .....................................................................................................35
2.9.1 Bor marketing tempat tidur ..........................................................37
2.9.2 Analisa SWOT ............................................................................38
5
2.9.3 Tabel analisa SWOT ...................................................................38
2.9.4 Daftar prioritas masalah ..............................................................46
2.9 5 Diagram layang analisa SWOT ...................................................47
6
BAB 1
PENDAHULUAN
7
Rumah Sakit Islam Lumajang sebagai salah satu penyelenggara
pelayanan kesehatan, pendidikan dan penelitian serta usaha lain di bidang
kesehatan, bertujuan untuk meningkatkan derajat kesehatan dan senantiasa
berorientasi kepada kepentingan masyarakat, maka rumah sakit perlu
didukung dengan adanya organisasi yang mantap dan manajemen yang baik
dengan berorientasi pada mutu pelayanan bagi masyarakat.
Perawat sebagai bagian integral dari pelayanan kesehatan, dituntut
untuk memiliki kemampuan manajerial yang tangguh sehingga pelayanan
yang diberikan mampu memuaskan kebutuhan klien. Kemampuan manajerial
yang dimiliki perawat dapat dicapai melalui banyak cara. Salah satu cara untuk
dapat meningkatkan keterampilan manajerial yang handal selain didapatkan di
bangku kuliah juga harus melalui pembelajaran di lahan praktik (Ratna,
Rumondang, 2012).
Mahasiswa Keperawatan profesi Ners Stikes Hafshawaty dituntut untuk
dapat mengaplikasikan langsung pengetahuan manajerialnya di Ruang Nurse
Station 1 Rumah Sakit Islam Lumajang selama 3 minggu yaitu tanggal 6 - 25
Juni 2022 dengan arahan dari pembimbing lapangan maupun dari pembimbing
pendidikan.
8
i) Menyusun rencana strategi operasional ruang berdasarkan hasil pengkajian
Model Asuhan Keperawatan Profesional: Timbang Terima, Discharge
Planning, Sentralisasi Obat, Supervisi, Ronde Keperawatan, MAKP,
Dokumentasi atau Desiminasi awal.
j) Mengevaluasi pelaksanaan rencana strategi operasional ruangan berdasarkan
hasil pengkajian Model Asuhan Keperawtan Profesional: Timbang Terima,
Discharge Planning, Sentralisasi Obat, Supervisi, Ronde Keperawatan, MAKP,
Dokumentasi atau Desiminasi awal.
9
3. Mahasiswa
Dapat menuntun mahasiswa keperawatan dalam melaksanakan praktikum
Manajemen Keperawatan, mulai dari tahap pengumpulan data sampai
mengimplementasikan serta mengevaluasi masalah yang ditemui di ruangan.
4. Perawat
Tercapainya tingkat kepuasan kerja yang optimal, terbinanya hubungan antara
perawat dan perawat, perawat dengan tim kesehatan yang lain, dan perawat dengan
pasien serta keluarga. Tumbuh dan terbinanya akuntabilitas dan disiplin diri perawat
melalui praktik manajemen dapat diketahui masalah-masalah yang ada di Ruang
Nurse Station 1 yang berkaitan dengan pelaksanaan MAKP, perawat menerapkan
kembali MAKP yang sebelumnya kurang optimal.
10
BAB 2
PENGKAJIAN
11
2. Struktur Organisasi
PROFIL RUANGAN NURSE STATION 1
Kepala Ruangan
Erna Purwaningsih, S. Kep
12
13. Ainul, S. Kep. PP S1 Keperawatan PPGD
Ners
14. Asih Woro PP S1 Keperawatan CWCCA
Ayu, S. Kep.
Ners
15. Qurrotul Aini, PP DIII PPGD
Amd. Kep Keparawatan
Gambar 2.1 Diagram Jumlah Riwayat Pendidikan Tenaga Perawat Nurse Station 1
13
Berdasarkan tabel diatas jumlah tenaga yang mengikuti pelatihan di
Nurse Station 1 terdapat 16 orang tenaga mengikuti pelatihan
PPGD/BLS/BTLS, 2 orang tenaga mengikuti pelatihan Rawat Luka.
Semua pekerja medis di RSI Lumajang, harus mempunyai pelatihan
minimal kegawatan sesuai bidangnya, jadi semua pegawai yang bekerja di
RSI Lumajang pasti sudah melakukan pelatihan semua.
Dari pihak Rumah sakit memberikan kebijakan untuk meningkatkan
kemampuan kerja pegawainya dengan mengikutkan pelatihan. Selain itu dari
pihak ruangan Nurse Station 1 ini juga aktif dalam mengikuti seminar seminar
yang berhubungan dengan KMB, Anak, dll.
2.3.4 Tenaga Medis
Diruang Nurse Station 1 terdapat 21 dokter yaitu 16 dokter spesialis dan
5 dokter umum, terdapat 17 perawat, dan 2 perawat asisten (Asper). Maka
jumlah keseluruhan tenaga medis di Ruang Nurse Station 1 ada 40 orang.
2.3.5 Alur Masuk Pasien
Alur pasien masuk ruangan
;
IGD
Klinik Rawat jalan
Ruang
Nurse Station 2
Pelayanan :
1. Medis
Membaik APS Meninggal Dirujuk
2. Keperawatan
3. Penunjang
4. Administrasi
RS Lain
Kontrol
14
c) Mampu makan dan minum sendiri
d) Mampu mandi sendiri/ mandi sebagian dengan bantuan
e) Mampu membersihkan mulut (sikat gigi sendiri)
f) Mampu berpakaian dan berdandan dengan sedikit bantuan
g) Status psikologis stabil
h) Pasien dirawat untuk prosedur diagnostik
i) Operasi ringan
2) Parsial Care
Pasien bisa mandiri/ hampir tidak memerlukan bantuan, seperti :
a) Mampu naik- turun tempat tidur
b) Mampu ambulasi dan berjalan sendiri
c) Mampu makan dan minum sendiri
d) Mampu mandi sendiri/ mandi sebagian dengan bantuan
e) Mampu membersihkan mulut (sikat gigi sendiri)
f) Mampu berpakaian dan berdandan dengan sedikit bantuan
g) Status psikologis stabil
h) Pasien dirawat untuk prosedur diagnostik
i) Operasi ringan
3) Total Care
Pasien memerlukan bantuan perawat sepenuhnya dan memerlukan waktu
perawat yang lebih lama, seperti :
a) Membutuhkan 2 orang atau lebih untuk mobilisasi dari tempat tidur ke
kereta dorong atau kursi roda
b) Membutuhkan latihan pasif
c) Kebutuhan nutrisi dan cairan dipenuhi melalui terapi intravena (infus)
atau NG tube (sonde)
d) Membutuhkan bantuan untuk kebersihan mulut
e) Membutuhkan bantuan penuh untuk berpakaian dan berdandan
f) Dimandikan perawat
g) Dalam keadaan inkontinensia
h) 24 jam post operasi mayor
i) Pasien tidak sadar
j) Keadaan pasien tidak stabil
k) Observasi TTV setiap kurang dari jam
l) Perawatan luka bakar
m) Perawatan kolostomi
n) Menggunakan alat bantu nafas (ventilator)
o) Menggunakan WSD
p) Irigasi kandung secara terus menerus
q) Menggunakan alat traksi (skeletal traksi)
15
r) Fraktur dan atau pasca operasi tulang belakang/ leher
s) Gangguan emosional berat, bingung dan disorientasi
Standart waktu pelayanan pasien rawat inap menurut Douglas (1984) dalam
Hastuti 2012 dikategorikan sebagai berikut :
1. Perawatan minimal memerlukan waktu 1-2 jam/hari
2. Perawatan intermediet/partial memerlukan waktu 3-4 jam/hari
3. Perawatan maksimal / total memerlukan waktu 5-6 jam/hari
Berdasarkan hasil observasi langsung kepada pasien selama tanggal 7
Juni 2022 di ruang Nurse Station 1 RS Islam yang disesuaikan berdasarkan
kriteria perawatan pasien maksimal Care 1 orang, Partial Care 12 orang, Total
Care 15 orang. Dari hasil observasi tentang tingkat ketergantungan pasien
berdasarkan kriteria perawatan pasien paling banyak dalam kategori Minimal
Care.
Berdasarkan tingkat ketergantungan pasien (setiap hari dan kesimpulan
selama 3 hari) Douglas (1992, dalam Sitorus, 2006) menetapkan jumlah
perawat yang dibutuhkan dalam suatu unit perawatan berdasarkan klasifikasi
klien, dimana masing-masing kategori mempunyai nilai standar per-shiftnya,
yaitu sebagai berikut:
Tabel 2.3 Kebutuhan tenaga perawat berdasarkan tingkat ketergantungan pasien
menurut Douglas
Jumlah Minimal Care Intermediet Care Maksimal Care
Pasien
Pagi Sore Malam Pagi Sore Malam Pagi Sore Malam
1 0,17 0,14 0,07 0,27 0,15 0,10 0,36 0,30 0.20
2 0,34 0,28 0,14 0,54 0,30 0,20 0,72 0,60 0,40
3 0,51 0,42 0,21 0,81 0,45 0,30 1,08 0,90 0,60
16
Pagi : 6 orang
Siang : 4 orang
Malam : 2 orang +
Jumlah : 12 orang
Jumlah menurut perawat yang dibutuhkan di ruang Nurse Station 1
pada tanggal 7 Juni 2022 sejumlah 12 orang. Dinas pagi 6 orang, dinas
sore 4 orang dan dinas malam 2 orang. Jadi hasil observasi pada tanggal
7 Juni 2022 jumlah kebutuhan perawat sudah sesuai.
a. Kebutuhan jam perawat
Total : 1 orang
Partial : 12 orang
Minimal : 15 orang +
Jumlah : 28 orang
1. Jam perawatan langsung
Total : 6 jam x 1 = 6 jam
Partial : 3 jam x 12 = 36 jam
Minimal : 2 jam x 15 = 30 jam +
Jumlah : 72 jam
2. Jam penyuluhan
0,25 jam x 28 orang = 7 jam
Jadi total jumlah jam perawatan yang dibutuhkan adalah :
72 + 25 + 7= 104 jam = 3,7 jam
28 25
b. Kebutuhan perawat
1. Jumlah kebutuhan tenaga perawat diruang Nurse Station 1
Jumlah jam x rata-rata pasien x jumlah hari/tahun
Jumlah hari/tahun – hari libur x jumlah jam
= 3,7 jam x 28 orang x 365 hari
(365 hari – 86 hari) x 7 jam
= 37.814
1.953
= 19,36 = 19 orang
Jadi jumlah tenaga yang dibutuhkan secara keseluruhan yaitu 19
orang, sedangkan yang ada di ruangan Nurse Station 1 hanya ada 15
orang.
2. Jumlah kebutuhan perawat selama 24 jam
Rata-rata pasien x jumlah jam
Jumlah jam kerja
= 28 orang x 4 jam = 16 orang
7 jam
17
18
Dari hasil diagnosa medis tanggal 7 Juni 2022 dapat disimpulkan
prosentase kasus besar di ruang Nurse Station 1 sebagai berikut :
No Tanggal Diagnosa Medis Total
1. 6 Juni 2022 Diabetes Millitus 7
Hipertensi 6
DHF 5
Gastritis 4
Diare 3
Tabel 2.5 Diagnosa medis mulai tanggal 7 Juni 2022 dapat disimpulkan
prosentase kasus besar di ruang Nurse Station 1
19
35. ECG 1 Sesuai Standart
36. Kursi tunggu pasien 8 Sesuai standart
37. Kotak pengaduan pelayanan 1 Sesuai standart
38. Apar 1 Sesuai standart
39. X ray film viewer 1 Sesuai standart
40. Tempat kain kotor 2 Sesuai standart
41. Kipas angin 13 Sesuai standart
42. Jam dinding 15 Sesuai standart
43. Tv 7 Sesuai standart
44. Computer 1 Sesuai standart
45. Printer 1 Sesuai standart
Tabel 2.6 Peralatan dan alat medis di Ruang Nurse Station 1
20
Tempat tidur 8
3 kelas VIP 4 AC 4
Wastafel 4
Lemari 8
Tempat Sampah 4
Kulkas 4
Oksigen Ruangan 1
Bantal 8
Jam Dinding 4
TV 4
Tempat tidur 2
4 kelas VVIP 1 AC 1
Wastafel 1
Lemari 2
Tempat Sampah 1
Kulkas 1
Oksigen Ruangan 1
Bantal 2
Jam Dinding 1
TV 1
Tabel 2.7 Fasilitas diruang Nurse Station 1.
2.4.3 SPO
No Standart Operasional Prosedur
1. Mencuci Tangan Dengan Antiseptik Berbasis Alkohol 70 %
2. Mencuci Tangan Dengan Sabun Dan Air Mengalir
3. Pemakaian Dan Pelepasan Pelindung Kepala
4. Pemakaian Dan Pelepasan Pelindung Mata
5. Pemakaian Dan Pelepasan Masker
6. Pemakaian Dan Pelepasan Gaun Pelindung
7. Pemakaian Dan Pelepasan Sarung Tangan
8. Penatalaksanaan Tertusuk Jarum Atau Benda Tajam.
9. Penanganan Perawatan Pasien
10. Tata Cara Transport Pasien Dengan Penularan Melalui Udara
11. Penyimpanan Antiseptik Atau Desinfektan
12. Pengadaan Bahan Dan Alat Yang Melibatkan Komite PPI
13. Pemasangan Kateter Urine
14. Pelepasan Kateter Urine
15. Dekontaminasi Permukaan Tercemar Darah Atau Cairan Tubuh
Pasien
21
16. Pembuatan Larutan Khlorin 0,5%
17. Pelaksanaan Surveilans Infeksi Rumah Sakit
18. Pencegahan Infeksi Daerah Operasi
19. Pencegahan Plebitis
20. PencegahanInfeksi Saluran Kemih
21. Pencegahan HAP (Hospital Aquiret Pneumoni)
22. Penempatan Pasien Dengan Penyakit Menular Atau Suspek
23. Etika Batuk
24. Praktek Menyuntik Yang Aman
28. Tekhnik Aseptik Kulit
29. Oral Hygine
30. Assesmen Resiko Pengendalian Infeksi
Infection control risk assesment (ICRA)
31. Pengelolaan Limbah Benda Tajam
32. Pengelolaan Sampah Infeksius Dan Cairan Tubuh
33. Penatalaksanaan MRSA (Methicillin Resistant Staphylococcus
Aureus)
34. Monitoring Suhu Dan Kelembapan Ruangan
Tabel 2.8 SPO
22
2.5 M3 (Methode)
2.5.1 MAKP
Kepala Ruangan
Erna Purwaningsih, S. Kep
Koordinator
Ns. Dian Kusuma, S.Kep, MSi
Beri tahu keluarga bahwa control harus membawa surat kontrol dan
hasil pemeriksaan yang sudah dilakukan
25
B. Tugas perawat di ruang Nurse Station 1 dalam Discharge Planing
adalah :
1. HE/KIE dilakukan pada saat pasien akan pulang, yaitu
menjelaskan tentang terapi yang harus diteruskan di rumah, memberi
tahu keluarga jadwal pasien control, menjelaskan pada keluarga
tentang cara aturan minum obat saat pasien di rumah. Menyediakan
form yang harus keluarga tanda tangani, dan kemungkinan apa yg
terjadi pada saat pasien di rumah.
Hari Pasien Pulang Discharge Diagnosa
Planning Medis
1 1 1 DM
Tabel 2.9 Pemberian Discharge Planning
Berdasarkan hasil pengamatan discharge planing di ruang
Nurse Station 1 RSI Lumajang pada tanggal 7 Juni 2022 sudah
terlaksana sepenuhnya. Adanya kerjasama perawat, dokter, dan
apoteker dalam pemberian obat, dan anjuran dalam melakukan
kontrol klinik pada keluarga pasien terhadap pasien.
C. Discharge planing yang sudah dilaksanakan di Ruang Nurse
Station 1 adalah edukasi tentang :
1. Kondisi apa yang akan terjadi pada pasien
2. Kemungkinan apa yang terjadi pada pasien
3. KIE tentang perawatan pasien di rumah
4. KIE jadwal kontrol ke poli Spesialis
D. Discharge planing yang belum dilaksanakan di Ruang Nurse
Station 1 adalah:
Dari data di dapatkan bahwa discharge planning memberikan
brosur atau leaflet kepada pasien jika mengenai penyakit, tapi jika
mengenai prosedur perawatan dirumah sakit seperti resiko apa saja
yang akan terjadi dan tanda tangan apa saja yang harus ditanda
tanganin dengan menggunakan form yang ada di RS. Akan tetapi
hasil dari observasi pada tanggal 7 Juni 2022 di dapatkan bahwa
pemberian discharge planing tidak disertai dengan pemberian leaflet.
Karena pemberian leaflet kepada pasien telah ada petugasnya nya
langsung, misal leaflet tentang larangan makanan telah diberikan
26
langsung oleh tim gizi, leaflet tentang penyakit telah diberikan
langsung oleh perawat yang menangani, sedangkan leaflet yang
berisi tentang promosi rumah sakit diberikan pada saat melakukan
pendaftaran.
2.5.5 Sentralisasi Obat
Alur sentralisasi obat menurut Nursalam yaitu: setiap pasien baru
dijelaskan dan diberikan lembar persetujuan untuk dilakukan sentralisasi
obat. Pasien baru diberikan inform consent tentang sentralisasi obat dari
perawat ke pasien, yang berisikan bahwa pasien dan keluarga pasien telah
menyatakan setuju telah dilakukan sentralisasi obat, apabila pasien setuju.
Setelah dari perawat resep diberikan kepada farmasi, kemudian dari
farmasi obat diantar ke perawat, lalu perawat melakukan sentralisasi obat
(baik oral atau injeksi sesuai loker obat masing-masing pasien), kemudian
obat diberikan pada pasien sesuai jadwalnya. Untuk pasien yang pulang,
APS, meninggal diberikan HE tentang obat yang masih harus diteruskan
atau di stop, apabila masih ada obat sisa injeksi yang perlu di return, maka
obat langsung diretur ke farmasi.
Di Rumah Sakit Islam Lumajang setiap Nurse Station hanya
menyimpan kotak obat emergency saja di ruangan, sedangkan obat untuk
pasiean disimpan di Farmasi. Oobat akan diantarkan ke Nurse Station 1
oleh pihak farmasi apabila sudah memasuki waktu pemberian obat kepada
pasien. Tidak ada perbedaan antara pasien Umum dan BPJS karena
apabila ada kelebihan obat yang diberikan oleh farmasi semua akan diretur
atau dikembalikan kembali ke ruang farmasi dan tidak disimpan diruangan
ataupun diberikan kepada pasien.
Saat injeksi obat perawat memakai APD level 2, melihat buku injeksi
dan identifikasi langsung ke pasien. Di ruang Nurse Station 1
menggunakan format Pelaksanaan Pemberian Obat yang berisi pernyataan
7 benar obat, identitas pasien, riwayat alergi, nama obat dalam huruf cetak,
keterangan (cairan infus, jumlah obat datang, dosis dan signa, waktu/sisa),
keterangan (perawat pelaksana, Ka Tim/PJ shift, pasien/keluarga), kolom-
kolom tanggal, waktu (pagi,siang,sore,malam). Dalam pelaksanaan
pemberian obat, perawat memberi tanda (+) pada obat yang sudah
diberikan kepada pasien.
27
2.5.6 Dokumentasi
Dokumentasi keperawatan merupakan suatu rangkaian kegiatan
yang rumit dan sangat beragam serta memerlukan waktu yang cukup
banyak dalam proses pembuatannya perkiraan waktu pembuatan
dokumentasi asuhan keperawatan dapat mencapai 35-45 menit , hal ini
dikarenakan seringnya perawat melakukan pencatatan yang berulang-
ulang atau duplikatif. Walaupun terkadang dokumentasi keperawatan yang
dihasilkan masih kurang berkualitas. Dokumentasi asuhan keperawatan
merupakan bagian dari proses asuhan keperawatan yang dilakukan secara
sistematis dengan cara mencatat tahap-tahap proses perawatan yang
diberikan kepada pasien. Dokumentasi asuhan keperawatan juga
merupakan catatan penting yang dibuat oleh perawat baik dalam bentuk
elektronik maupun manual berupa rangkaian kegiatan yang dikerjakan oleh
perawat meliputi pengkajian, penentuan diagnosa keperawatan,
perencanaan tindakan keperawatan, pelaksanaan atau implementasi
rencana keperawatan dan evaluasi keperawatan.
Berdasarkan hasil observasi tanggal 7 juni 2022 pendokumentasian
pada form rekam medis dimulai dari Administrasi yang terdiri dari
persetujuan umum, surat pernyataan kelengkapan administrasi BPJS pada
pasien medical bedah, Form timbang terima rencana operasi, identifikasi
pasien baru, lembar ringkasan masuk dan keluar, Pemeriksaan fisik,
asesment keperawatan medical bedah, catatan perkembangan pasien
terintegrasi, asuhan keperawatan, catatan keperawatan, observasi tanda
vital dan balans cairan, lembar observasi khusus, catatan edukasi pasien
terintegrasi, inform consent, daftar masalah, rekonsiliasi obat saat admisi,
catatan pemberian obat injeksi, resume medis, petunjuk pasien pulang,
perincian biaya tindakan medis.
2.5.7 Ronde keperawatan
Ronde keperawatan merupakan suatu kegiatan yang bertujuan untuk
mengatasi masalah keperawatan klien yang dilaksanakan oleh perawat,
disamping dilibatkan untuk membahas dan melaksanakan asuhan
keperawatan tetapi pada kasus tertentu harus dilakukan oleh perawat
primer atau konselor, kepala ruangan, perawat associate yang perlu juga
melibatkan seluruh anggota tim. Ronde keperawatan merupakan suatu
28
metode pembelajaran klinik yang memungkinkan serta mentranfer dan
mengaplikasikan pengetahuan teoritis kedalam praktek keperawatan
secara langsung.
Setelah melakukan observasi dan wawancara selama pelaksanaan
ronde keperawatan pada tanggal 7 juni 2022 di Ruang Nurse Station 1 di
ruang Nurse Station 1, ronde keperawatan, dilakukan sesuai kondisi setiap
pasien. Menurut Kepala Ruang di ruang Nurse Station 1 masih masuk
kategori tidak terlalu emergency jadi tidak dilakukan ronde keperawatan.
jadi jarang dilakukan ronde keperawatan, jadi jika butuh saja baru
dilakukan ronde keperawatan.
Ronde keperawatan di ruang Nurse Station 1 bersifat kondisional, jika
ada masalah yang belum bisa teratasi atau masalah baru pada asuhan
perawatan, maka akan dilakukan ronde.
29
Alur penerimaan klien unit rawat inap yang menggunakan BPJS
yaitu klien melakukan proses transaksi di loker BPJS untuk
memastikan BPJS nya bisa digunakan. Selain itu keluarga pasien
juga harus menyertakan fotocopy KTP/ KK kemudian diserahkan
pada perawat di Nurse Station 1.
b. Biaya Umum
Klien membayar semua biaya pelayanan kesehatan yang telah
diterima tanpa menggunakan surat-surat apapun. Jika Klien memiliki dan
menunjukkan kartu tetapi belum mengurus BPJS/ JAMKESMAS/SKTM
maka dalam waktu 3x24 jam klien akan dikenakan biaya oleh
IKPK/Pengendali BPJS menggunakan biaya umum hingga klien dapat
menunjukkan kartu tersebut.
3. Tarif Rawat Inap
Tabel . Tarif Pelayanan di Nurse Station 1
30
4. Tarif Tindakan Keperawatan Rawat Inap Di Nurse Station 1
Tarif tindakan keperawatan di Nurse Station 1 berdasarkan paket
perawatan penyakit yang diderita oleh klien. Tarif pelayanan hanya diketahui dan
dikelola oleh pihak Rumah Sakit dan BPJS.
32
2.1.1.2 Analisa SWOT
Idenfikasi situasi ruangan berdasarkan pendekatan analisa SWOT.
Dari hasil pengkajian dilakukan analisa SWOT berdasarkan M1 (Man), M2
(Material), M3 (Metode) meliputi : (1) Timbang Terima, (2) penerapan
MAKP, (3) Discharge planning.
a. Tabel SWOT
Tabel Analisa SWOT
No Analisa SWOT Bobot Rating Bobot X Rating
M1-MAN
a. Internal factor (IFAS)
STRENGTH
1. sebagian besar perawat masa kerja 5-10 0.8 4 3.2
tahun
2. Sebagian besar ketenaga kerjaan 0.5 4 2
karyawan paling banyak berpendidikan
S1 Keperawatan yaitu sebanyak 4
orang, D3 Keperawatan 11 dan
keseluruhan karyawan 15.
3. Adanya pelatihan perawat 0.3 2 0.6
TOTAL 1.6 5.8
WEAKNESS
1. Sebagian besar perawat masih berlatar 0,5 2 1
belakang DIII 8 orang S-W=
TOTAL 0,5 1 5.8-1 = 4.8
33
dengan perawatan luka
TOTAL
1 4
THREATENED
1. Adanya tuntutan tinggi dari masyarakat
tentang pelayanan kesehatan yang lebih 0.5 4 2
baik O-T=
2. Makin tinggi kesadaran dan tingkat 4-4=0
pengetahuan masyarakat akan 0.5 4 2
pentingnya kesehatan
TOTAL
1 4
2 M2 (Sarana dan Prasarana)
a. Internal Factor (IFAS)
STRENGTH
1. Tersedianya peralatan medis yang 0.5 4 2
sudah cukup sesuai dengan kebutuhan
ruangan (Manometer tabung, Flow meter
sentral, Monitor, Nebul, Syryng
Pump,Infus Pump, Standart infus)
2. Semua perawat di ruangan mampu 0.3 3 0.9
menggunakan sarana dan prasarana
yang ada di ruangan Nurse Station 1
3. Nurse Station 1 terletak di daerah yang 0.2 2 0.4
strategis
4. Adanya kamar mandi dan WC disetiap 0.1 2 0.2
blok ruangan
5. sistem pembuangan sampah atau 0.2 2 0.4
limbah telah memiliki standart.
TOTAL 1.3 3.9
34
WEAKNESS
1. Belum tersedianya ruang kepala 0.3 4 1.2 S-W=
ruangan 3.9-5.2= -1.3
2. kurangnya alat berupa suction kurang 1, 0.5 4 2
tensi meter masih kurang 1, dan alat cek
GDA masih belum ada (Dibutuhkan 1)
wastafel belum ada di ruangan pasien.
3. Perlunya bel emergency atau bel 0,5 4 2
pemanggil bantuan di kamar pasien
TOTAL 1.3 5.2
3 M3-METHOD (MAKP)
a. Internal factor (IFAS)
STRENGTH
1. Sudah ada model asuhan keperawatan 0.3 2 0.6
yang digunakan yaitu MAKP moduler
35
(tim-primer).
2. Mempunyai standar asuhan 0.9 2 1.8
keperawatan
3. Terlaksananya komunikasi yang cukup 0.5
baik antar profesi : perawat dan tim 0.5 1
kesehatan lain
TOTAL 2.9
1.7
WEAKNESS S-W=
1. Sebagian perawat belum mengikuti 1 2.9-3= -0.1
pelatihan MAKP 0.5 2
2. Kurangnya kesadaran dalam tugas
sesuai prosedur 0.5 4 2
TOTAL
1
b. External factor (EFAS) 3
OPPORTUNITY
1. Ada kerjasama antar institusi STIKES 0.6
dan RS 0.2 3
MAKP 0.3 2
TOTAL 2.2
1
THREATENED
1. Adanya tuntutan masyarakat yang 0.9
professional 2.2-3.3=-1.1
36
perawat sebagai pemberi asuhan 0.5 4
keperawatan
TOTAL
3.3
1
Timbang Terima
a. Internal factor (IFAS)
STRENGTH
1. Semua unsur ( karu, katim, PP) terlibat 0.6 4 2.4
dalam proses timbang terima
2. Ada feedback yang dinamis saat 0.1 2 0.2
melakukan timbang terima
3. Timbang terima dilakukan dengan 0.3 3 0.9
keliling ke pasien pasien
TOTAL 1 3.5
WEAKNESS S-W=
1. kurangnya isi intervensi keperawatan 0.5 2 1 3.5-2=1.5
dalam timbang terima dan tidak semua
tepat waktu ketika timbang terima
2. tidak dilakukan operan keliling ke pasien 0.5 2 1
untuk pergantian shift perawat
TOTAL 1 2
37
TREATHENED 0.8 3 2.4
1. Tingkat kesadaran masyarakat tentang
tanggung jawab dan tanggung gugat O-T=
perawat sebagai pemberi asuhan 3.2-2.8= 0.4
keperawatan
2. Adanya tuntutan yang lebih tinggi dari 0.2 2 0.4
masyarakat untuk mendapat
pelayanan keperawatan yang
proesional
TOTAL 1 2.8
Discherge Planning
a. Internal Factor (IFAS)
STRENGTH/kekuatan
1. Adanya komunikasi yang baik tentang 0.7 4 2.8
perencanaan pulang oleh perawat
terhadap keluarga
2. Adanya format discharge planning 0.3 4 1.2
TOTAL 1 4
OPPORTUNITY/ Kesempatan
1. Adanya kerjasama perawat dan 0.5 3 1.5
dokter,apoteker dalam pemberian obat
2. Kemauan pasien / keluarga terhadap 0.5 2 1
anjuran untuk melakukan kontrol klinik
TOTAL 1 2.5
38
TREATHENED/Ancaman 0.5 3 1.5
1. Adanya tuntutan masyarakat untuk O-T=
mendapatkan pelayanan perawatan 0.5 1 0.5 2.5-2=0.5
yang professional
2. Makin tinggi kesadaran masyarakat akan 1 2
pentingnya kesehatan
TOTAL
M4-MONEY
Internal factor (IFAS)
STRENGTH
1. Dana operasional ruangan diperoleh dari 0.2 3 0.6
rumah sakit
2. Dana fasilitas kesehatan diperoleh dari 0.4 4 1.6
rumah sakit
3. Dana kesejahteraan pegawai diperoleh 0.4 4 0.8
dari rumah sakit S-W=
TOTAL 1 3 3-2=1
WEAKNESS
1. Mayoritas menggunakan jasa BPJS 1 2 2
TOTAL 1 2
39
M5-MARKETING (MAKP)
Internal factor (IFAS)
STRENGTH
1. Adanya variasi karakteristik dari pasien 0.3 2 0.6
(Umum dan BPJS)
2. Adanya Program PKRS yang berjalan 0.7 4 2.8
TOTAL 1 3.4
WEAKNESS S-W=
1. Terdapat pasien yang tidak puas dengan 1 2 2 3.4-2=1.4
pelayanan
TOTAL 1 2
40
No. Identifikasi Masalah Nilai Prioritas
persistem (Efas +
(M1-M5) Ifas)
2. kurangnya alat berupa suction
kurang 1, tensi meter masih
kurang 1
3. 1) wastafel belum ada di
ruangan pasien.
4. Perlunya bel emergency atau
bel pemanggil bantuan di
kamar pasien
41
O
4.8 + 0 = 4.8
4,8
a. Diagram Layang analisa SWOT 4 4.1 + 0 +4.1
3,8
3,2
3 1.5 +0.5 = 2
2,5
1.5 + 0.4 = 1.9
1,5
1.4
1
1.4 + 1 =2.4
0,5
W S
-4 -3 -2 -1,8 -1,6 -1,4 1.3 -1,2 -1 -0,8 -0,6 -0,4 -0,2-0.1 0,2 0,4 0.5 0,6 0,8 1 1, 1,4 1,15 1,6 1,8 1 2 3 4
-0,3
-1.3 + -0.3 = 1.6
111.6 -0.5
-1
Keterangan :
-1.1
-0.1 + -1.1 =1.2 Man
-1,5
Material
-2
MAKP
-4 Money
Penerapan MAKP
T
42