Anda di halaman 1dari 42

LAPORAN DESIMINASI AWAL MANAJEMEN KEPERAWATAN

DI RUANG NURSE STATION 1


RS ISLAM LUMAJANG

Disusun Guna Memenuhi Tugas Profesi Ners

OLEH :
KELOMPOK 2
Nama Mahasiswa Nama Mahasiswa
Huzaini Anton Moch. Sholeh
Mentari Kiki Camarena Dodik Arisandi
Purna Irawan Ida Puspitasari
Ria Rohma Oktavianti Lilik Indrawati
Rizqi Vandi Zuhro K Nikmatul Khoiroh
Sharifah Aini Tika R Siswa Aini
Katip Tinto Katanto

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


STIKES HAFSHAWATY PESANTREN ZAINUL HASAN PROBOLINGGO
2022

LEMBAR PENGESAHAN

PRAKTIK PROFESI MANAJEMEN KEPERAWATAN


PROFESI NERS DI RUANG NURSE STATION 1
RS ISLAM LUMAJANG

Lumajang, Juni 2022


Penanggung Jawab Ketua Kelompok 1
Kegiatan

Ria Rohma Oktavianti, S.Kep Katip Tinto Katanto, S.Kep

Pembimbing Lahan Pembimbing Pendidikan

Erna Purwaningsih, S. Kep Achlish Abdillah, S.kep, Ns. M. Kep

Mengetahui,
Kepala Ruang Nurse Station 1

Erna Purwaningsih, S.kep

2
KATA PENGANTAR

Segala puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT, atas, limpah dan
rahmat, taufik serta hidayah-Nya sehingga penyusun dapat menyelesaikan laporan
desiminasi awal ini di ruang Nurse Station 1 RS Islam Lumajang. Laporan ini
merupakan salah satu persyaratan dalam Program Profesi Ners Keperawatan di
STIKES Hafsawaty Zainul Hasan Genggong Probolinggo.

Dalam penyusunan laporan ini, penyusun telah berupaya semaksimal


mungkin untuk menyelesaikan sesuai dengan standart ilmu pengetahuan, logika dan
prinsip-prinsip ilmiah yang tidak lepas dari bimbingan, dan bantuan dari berbagai
pihak. Penyusun menyadari bahwa banyak pihak yang membantu baik langsung
maupun tidak langsung yang tidak dapat peneliti sebutkan satu persatu, yang
kesemuanya memberi semangat, menambah pengetahuan, pengalaman dan
kemampuan penyusun yang sangat berarti bagi terselesainya laporanl ini. Oleh
karena itu penyusun mengucapkan terima kasih serta penghargaan yang tiada tara
kepada :

1. K.H. Moh. Hasan Mutawakkil Alallah, SH.MM selaku Ketua Yayasan Pondok
Pesantren Zainul Hasan Genggong.
2. Dr. Hamim, selaku Ketua Stikes Hafshawaty Pesantren Zainul Hasan
Probolinggo.
3. Bapak Dodik Hartono, S.Kep.Ns., M.Tr.Kep., selaku Ketua Program Studi
Profesi Ners Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Hafshawaty
Pesantren Zainul Hasan Probolinggo.
4. Bapak Achlish Abdillah, S. Kep, Ns. M. Kep selaku Pembimbing Keperawatan
Manajemen dan selaku pembimbing akademik yang telah meluangkan waktu
dan tenaganya dalam mengarahkan serta membimbing penyusun dalam
menyelesaikan laporanl ini.
5. Erna Purwaningsih, S. Kep selaku kepala ruangan Nurse Station 1 dan juga
selaku pembimbing lahan yang telah memberikan dorongan, mengarahkan
serta membimbing penyusun dalam menyelesaikan laporan ini.
6. Teman-teman Tim Manajemen kelompok 1 yang selalu kompak dan sudah
bererjuang bersama dalam menyelesaikan tugas laporan manajemen
keperawatan guna menyelesaikan tugas Profesi Ners Stikes Hafshawaty Zainul
Hasan Genggong.
7. Semua pihak yang tidak mungkin saya sebutkan satu persatu yang telah banyak
membantu sampai tugas akhir ini dapat terselesaikan.
Penyusun menyadari masih banyak kekurangan, oleh karena itu penyusun
mengharapkan saran dan kritik yang sifatnya membangun guna perbaikan dan

3
penambahan wawasan untuk penyusun selanjutnya dan supaya laporan ini dapat
bermanfaat bagi penyususn khususnya dan pihak RS pada umumnya.

Lumajang, Juni 2022

Penyusun

4
DAFTAR ISI
SAMPUL...............................................................................................................1
LEMBAR PENGESAHAN.....................................................................................2
KATA PENGANTAR.............................................................................................3
DAFTAR ISI.......................................................................................................... 5
BAB 1.................................................................................................................... 6
1.1 Latar belakang............................................................................................6
1.2 Tujuan Penulisan......................................................................................11
1.3 Manfaat penulisan.....................................................................................12
BAB 2 ................................................................................................................. 14
2.1 Visi dan Misi.............................................................................................14
2.1.1 Visi rumah sakit RSI Lumajang ......................................................14
2.1.2 Misi rumah sakit RSI Lumajang .....................................................14
2.1.3 Motto RSI Lumajang ......................................................................14
2.2 Pengumpulan data ..................................................................................14
2.2.1 Orientasi Ruangan .........................................................................14
2.3 Sumber Daya Manusia (M1-Man) ...........................................................15
2.3.1 Masa Kerja Tenaga di Ruang Nurse station 1 ...............................16
2.3.2 Data perawat yang mengikuti pelatihan di ruang Nurse station 1 . .16
2.3.3 Tenaga Medis ...............................................................................16
2.3.4 Alur Masuk Pasien ........................................................................17
2.3.5Tingkat ketergantungan pasien dan kebutuhan tenaga perawat ....18
2.4 Sarana Dan Prasarana (M2-Material) ......................................................20
2.4.1 Peralatan Medis ...........................................................................20
2.4.2 Fasilitas di Ruang Nurse station 1 .................................................21
2.4.3 SPO ...............................................................................................22
2.4.4 Denah ruangan ..............................................................................24
2.5.M3 (Methode) ...............................................................................................26
2.5.1 MAKP .............................................................................................26
2.5.2 Timbang terima .............................................................................27
2.5.3 Supervisi .......................................................................................28
2.5.4 Dischange Planning ......................................................................29
2.5.5 Sentralisasi obat ............................................................................30
2.5.6 Dokumentasi .................................................................................31
2.5.7 Ronde keperawatan ......................................................................32
2.8 Money (M4) ..................................................................................................33
2.9 Mutu (M5) .....................................................................................................35
2.9.1 Bor marketing tempat tidur ..........................................................37
2.9.2 Analisa SWOT ............................................................................38

5
2.9.3 Tabel analisa SWOT ...................................................................38
2.9.4 Daftar prioritas masalah ..............................................................46
2.9 5 Diagram layang analisa SWOT ...................................................47

6
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang


Manajemen adalah proses untuk melaksanakan kegiatan melalui orang
lain. Kegiatan manajemen keperawatan mengacu pada konsep manajemen
secara umum, dengan menggunakan pendekatan fungsi-fungsi manajemen
meliputi perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengontrolan
(pengawasan dan Evaluasi). Manajemen pelayanan keperawatan berfokus
pada komponen 5 M (Man, Money, Material, Method, Machine). Dalam setiap
kegiatan manajemen selalu diawali dari Perencanaan dan diakhiri dengan
Pengontrolan yang merupakan suatu siklus yang berulang. Fokus
pembelajaran dalam mata kuliah manajemen dan kepemimpinan dalam praktik
keperawatan ini adalah memberikan pengetahuan kepada mahasiswa tentang
konsep manajemen keperawatan dan manajemen asuhan keperawatan
(Mugianti, 2016).
Profesionalisasi keperawatan merupakan proses dinamis dimana profesi
keperawatan yang telah terbentuk mengalami perubahan dan perkembangan
karakteristik sesuai dengan tuntutan profesi dan kebutuhan masyarakat.
Profesionalisasi merupakan proses pengakuan terhadap sesuatu yang
dirasakan, dinilai, dan diterima secara spontan oleh masyarakat. Keperawatan
Indonesia sampai saat ini masih berada dalam proses mewujudkan
keperawatan sebagai profesi. Sebagai profesi, keperawatan dituntut untuk
memiliki kemampuan intelektual, Interpersonal, kemampuan teknis, dan moral.
Keperawatan sebagai pelayanan profesional bersifat humanistis,
menggunakan pendekatan holistis, dilakukan berdasarkan ilmu dan kiat
keperawatan, berorientasi pada kebutuhan objektif klien, mengacu pada
standar profesional keperawatan dan menggunakan etika keperawatan
sebagai tuntutan utama. Perawat dituntut untuk selalu melaksanakan asuhan
keperawatan dengan benar atau rasional dan baik atau etis (Nursalam, 2013).
Rumah sakit merupakan organisasi yang sangat kompleks dan sangat
penting dalam upaya peningkatan derajat kesehatan masyarakat Indonesia.
Rumah sakit sebagai salah satu penyelenggara pelayanan kesehatan, salah
satunya adalah penyelenggara pelayanan asuhan keperawatan senantiasa
memberikan pelayanan yang memuaskan kepada klien maupun keluarganya.
Rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan
pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan
pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat. (Kemenkes, 2020) Oleh
karena itu, diperlukan cara pengelolaan pelayanan keperawatan yang
mengikuti prinsip-prinsip manajemen.

7
Rumah Sakit Islam Lumajang sebagai salah satu penyelenggara
pelayanan kesehatan, pendidikan dan penelitian serta usaha lain di bidang
kesehatan, bertujuan untuk meningkatkan derajat kesehatan dan senantiasa
berorientasi kepada kepentingan masyarakat, maka rumah sakit perlu
didukung dengan adanya organisasi yang mantap dan manajemen yang baik
dengan berorientasi pada mutu pelayanan bagi masyarakat.
Perawat sebagai bagian integral dari pelayanan kesehatan, dituntut
untuk memiliki kemampuan manajerial yang tangguh sehingga pelayanan
yang diberikan mampu memuaskan kebutuhan klien. Kemampuan manajerial
yang dimiliki perawat dapat dicapai melalui banyak cara. Salah satu cara untuk
dapat meningkatkan keterampilan manajerial yang handal selain didapatkan di
bangku kuliah juga harus melalui pembelajaran di lahan praktik (Ratna,
Rumondang, 2012).
Mahasiswa Keperawatan profesi Ners Stikes Hafshawaty dituntut untuk
dapat mengaplikasikan langsung pengetahuan manajerialnya di Ruang Nurse
Station 1 Rumah Sakit Islam Lumajang selama 3 minggu yaitu tanggal 6 - 25
Juni 2022 dengan arahan dari pembimbing lapangan maupun dari pembimbing
pendidikan.

1.2 Tujuan Penulisan


1.2.1 Tujuan Umum
Adapun tujuan umum dalam penulisan ini adalah mahasiswa mampu
memahami manajemen keperawatan baik pengelolaan sarana maupun kegiatan
keperawatan dalam tatanan klinik.
1.2.2 Tujuan Khusus
Adapun tujuan Khusus dalam penulisan ini adalah :
a) Melaksanakan pengkajian di Ruang Nurse Station 1
b) Mengaplikasikan keterampilan dalam mengorganisasi dan mengkoordinasi
kegiatan-kegiatan keperawatan secara efektif dengan menggunakan fungsi-
fungsi manajemen.
c) Menjalin kerjasama yang baik dalam tim.
d) Menerapkan gaya kepemimpinan yang tepat, pendekatan dan strategi untuk
mempengaruhi individu atau kelompok untuk melakukan perubahan yang
positif dan pencapaian tujuan.
e) Menggunakan metode pendekatan pemecahan masalah yang efektif dan
konstruktif.
f) Mampu menghitung kebutuhan tenaga keperawatan di Ruang Nurse Station 1.
g) Melaksanakan analisis situasi berdasarkan analisa SWOT.
h) Menentukan rumusan masalah.

8
i) Menyusun rencana strategi operasional ruang berdasarkan hasil pengkajian
Model Asuhan Keperawatan Profesional: Timbang Terima, Discharge
Planning, Sentralisasi Obat, Supervisi, Ronde Keperawatan, MAKP,
Dokumentasi atau Desiminasi awal.
j) Mengevaluasi pelaksanaan rencana strategi operasional ruangan berdasarkan
hasil pengkajian Model Asuhan Keperawtan Profesional: Timbang Terima,
Discharge Planning, Sentralisasi Obat, Supervisi, Ronde Keperawatan, MAKP,
Dokumentasi atau Desiminasi awal.

1.3 Manfaat penulisan


1. Institusi Pendidikan
Dapat menjadi pedoman atau masukan dalam penelitian kesehatan dan
pengembangan Mata Kuliah Manajemen Keperawatan sebagai bimbingan terhadap
mahasiswa yang berkecimpung di bidang keperawatan khususnya untuk Program
Studi Profesi Ners Stikes Hafshawaty Pesantren Zainul Hasan Genggong
Probolinggo.
2. Rumah Sakit
M1 (Man)
Setelah dilakukan praktik manajemen keperawatan di Ruang Nurse Station
1 dapat menerapakan metode MAKP, kebutuhan jumlah tenaga perawat yang
profesional untuk melakukan perawatan klien serta adanya perhitungan BOR
per shift.
M2 (material)
Dapat membantu mengajukan peralatan yang kurang dan membantu
administrasi pengelolaan material sesuai standart JCI.
M3 (method)
Dapat meningkatkan pelayanan keperawatan kepada pasien secara
menyeluruh. Dapat menurunkan hari perawatan. Sebagai bahan pertimbangan
dalam menetapkan kebijakan manajemen, khususnya manajemen
keperawatan yang berimplikasi pada pendokumentasian asuhan keperawatan
yang terkait dengan perencanaan ulang di rumah sakit.
M4 (money)
Mendapatkan perawat yang loyalitas untuk rumah sakit dikarenakan gaji
yang diberikan sudah sesuai dengan beban kerja yang diberikan serta
perhitungan pemunerasi yang transparan.
M5 (material)
Dapat meningkatkan kualitas keselamatan pasien sesuai standart JCI dan
meningkatkan material kepuasan pelayanan pasien di Ruang Nurse Station 1
Rumah Sakit Islam Lumajang.

9
3. Mahasiswa
Dapat menuntun mahasiswa keperawatan dalam melaksanakan praktikum
Manajemen Keperawatan, mulai dari tahap pengumpulan data sampai
mengimplementasikan serta mengevaluasi masalah yang ditemui di ruangan.
4. Perawat
Tercapainya tingkat kepuasan kerja yang optimal, terbinanya hubungan antara
perawat dan perawat, perawat dengan tim kesehatan yang lain, dan perawat dengan
pasien serta keluarga. Tumbuh dan terbinanya akuntabilitas dan disiplin diri perawat
melalui praktik manajemen dapat diketahui masalah-masalah yang ada di Ruang
Nurse Station 1 yang berkaitan dengan pelaksanaan MAKP, perawat menerapkan
kembali MAKP yang sebelumnya kurang optimal.

10
BAB 2
PENGKAJIAN

2.1 Visi dan Misi


2.1.1 Visi Rumah Sakit RSI Lumajang
Terwujudnya masyarakat sehat jasmani dan rohani dengan mengutamakan
mutu dan keselamatan pasien atas ridho Allah SWT.
2.1.2 Misi Rumah Sakit RSI Lumajang
1. Mewujudkan pelayanan dan sarana kesehatan yang berkualitas berpusat
pada pasien dengan mengutamakan mutu dan keselamatan pasien.
2. Meningkatkan sumber daya manusia (SDM) yang islami.
3. Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat yang berkesinambungan
2.1.3 Motto RSI Lumajang
Lebih baik, peduli dan ramah
.
2.2 Pengumpulan data
2.2.1 Orientasi Ruangan
1. Analisa Situasi Ruangan Nurse Station 1
Ruang Nurse Station 1 merupakan salah satu ruang Rawat Inap di
RS Islam Lumajang, yang digunakan sebagai ruangan untuk praktik
manajemen Keperawatan Program Studi Profesi Ners STIKES
HAFSHAWATY Pesantren Zainul Hasan Genggong Probolinggo.
Ruangan ini berada di lantai 1 serta dibatasi oleh:
a. Sebelah utara berbatasan dengan parkiran
b. Sebelah selatan berbatasan dengan Ruang Perawatan Marwa 7
c. Sebelah timur berbatasan dengan Ruang Dokter
d. Sebelah barat berbatasan dengan
Fasilitas untuk perawat :
a. 1 Nurse Station
b. 1 Meja Administrasi
c. 1 Meja KIE
d. Kamar mandi 1
e. Wastafel tempat cuci tangan 1
f. Loker barang milik perawat sejumlah 12 kotak.
g. Kulkas sejumlah 1
h. TV sejumlah 1
i. Kipas angin sejumlah 1
j. Telepon duduk sejumlah 2
k. Komputer dan printer
l. Air galon sejumlah 1

11
2. Struktur Organisasi
PROFIL RUANGAN NURSE STATION 1

Penanggung Penanggung Penanggung


jawab Mutu jawab SDM jawab sarana
Dian Kusuma Hasan Sadikin Dian Ayu Mega

Kepala Ruangan
Erna Purwaningsih, S. Kep

Katim 1 Katim 2 Katim 3 Katim 4


Nur Hartatik, Dhayuk Prihatin, Nuning, Ratih, S. Kep.
Amd. Kep Amd.Kep Amd.Kep Ners

2.3 Sumber Daya Manusia (M1-Man)


2.3.1 Jumlah Tenaga Keperawatan
Jumlah S1 Keperawatan : 4 orang
Jumlah D3 Keperawatan : 11 orang
Pekarya (Asper) : 2 orang
Tabel 2.1 Daftar Nama Perawat di Ruang Nurse Station 1
No. Nama Jabatan Riwayat Jenis
Pendidikan Pelatihan
1. Santi Ulan PP DIII BTLS
Cahyani, Amd. Keperawatan
Kep
2. Iis Aisyah, PP DIII PPGD
Amd. Kep Keperawatan
3. Irma Fauziah Katim 4 S1 Keperawatan PPGD
Ratih, S. Kep
Ners
4. Nur Afifah, PP DIII PPGD
Amd. Kep Keperawatan
5. Nur Hartatik, Katim 1 DIII PPGD
Amd. Kep Keperawatan
6. Ratih, Amd. PP DIII PPGD
Kep Keperawatan
7. Dhayuk P, Katim 2 DIII PPGD
Amd. Kep Keperawatan
8. Hans, Amd. PP DIII CWCCA
Kep Keperawatan
9. Chusnul, Amd. PP DIII PPGD
Kep Keperawatan
10. M. Kristanto, PP DIII PPGD
Amd. Kep Keperawatan
11. Sri Agustin, PP DIII PPGD
Amd. kep Keperawatan
12. Nuning, Amd. Katim 3 DIII PPGD
Kep Keperawatan

12
13. Ainul, S. Kep. PP S1 Keperawatan PPGD
Ners
14. Asih Woro PP S1 Keperawatan CWCCA
Ayu, S. Kep.
Ners
15. Qurrotul Aini, PP DIII PPGD
Amd. Kep Keparawatan

Gambar 2.1 Diagram Jumlah Riwayat Pendidikan Tenaga Perawat Nurse Station 1

Berdasarkan diagram diatas jumlah tenaga di Nurse Station 1 terdapat


17 orang tenaga kerja yang terbagi kedalam 3 latar belakang pendidikan yaitu
4 orang (23,5%) memiliki latar belakang S1 Keperawatan Ners, 11 orang
(64,7%) memiliki latar belakang pendidikan Diploma III, 2 orang (11,7%)
memiliki latar belakang pendidikan SMK.

2.3.2 Masa Kerja Tenaga di Ruang Nurse Station 1


Tabel 2.1 Masa kerja tenaga di Ruang Nurse Station 1
No Masa Kerja Jumlah Prosentase
1. 11-15 tahun 4 orang 23,5 %
2. 5-10 tahun 6 orang 35,2 %
3. < 5 tahun 7 orang 41,1 %
Berdasarkan tabel diatas masa kerja tenaga di Nurse Station 1 terdapat
17 orang tenaga yaitu 4 orang (23,5%) dengan masa kerja 11-15 tahun, 6
orang (35,2%) dengan masa kerja 5-10 tahun, 7 orang (41,1%) dengan masa
kerja < 5 tahun.

2.3.3 Data perawat yang mengikuti pelatihan di Ruang Nurse Station 1


Tabel 2.2 Pelatihan tenaga Data Diklat Perawat Ruang Nurse Station 1
Jenis pelatihan Jumlah
PPGD, BLS/BTCLS 16
Rawat Luka 2

13
Berdasarkan tabel diatas jumlah tenaga yang mengikuti pelatihan di
Nurse Station 1 terdapat 16 orang tenaga mengikuti pelatihan
PPGD/BLS/BTLS, 2 orang tenaga mengikuti pelatihan Rawat Luka.
Semua pekerja medis di RSI Lumajang, harus mempunyai pelatihan
minimal kegawatan sesuai bidangnya, jadi semua pegawai yang bekerja di
RSI Lumajang pasti sudah melakukan pelatihan semua.
Dari pihak Rumah sakit memberikan kebijakan untuk meningkatkan
kemampuan kerja pegawainya dengan mengikutkan pelatihan. Selain itu dari
pihak ruangan Nurse Station 1 ini juga aktif dalam mengikuti seminar seminar
yang berhubungan dengan KMB, Anak, dll.
2.3.4 Tenaga Medis
Diruang Nurse Station 1 terdapat 21 dokter yaitu 16 dokter spesialis dan
5 dokter umum, terdapat 17 perawat, dan 2 perawat asisten (Asper). Maka
jumlah keseluruhan tenaga medis di Ruang Nurse Station 1 ada 40 orang.
2.3.5 Alur Masuk Pasien
Alur pasien masuk ruangan
;

IGD
Klinik Rawat jalan

Ruang
Nurse Station 2

Pelayanan :

1. Medis
Membaik APS Meninggal Dirujuk
2. Keperawatan
3. Penunjang
4. Administrasi
RS Lain
Kontrol

Gambar 2.2 Alur masuk pasien

2.3.6 Tingkat Ketergantungan Pasien dan Kebutuhan Tenaga Perawat di


Ruangan Nurse Station 1 RSI Lumajang.
Tingkat ketergantungan pasien yang dikaji di ruang Nurse Station 1
dengan mengelompokkan pasien menjadi tiga yaitu perawatan mandiri, parsial
dan total berdasarkan kriteria berikut (Hastuti, 2012):
1) Mandiri atau Minimal Care
Pasien bisa mandiri/ hampir tidak memerlukan bantuan, seperti :
a) Mampu naik- turun tempat tidur
b) Mampu ambulasi dan berjalan sendiri

14
c) Mampu makan dan minum sendiri
d) Mampu mandi sendiri/ mandi sebagian dengan bantuan
e) Mampu membersihkan mulut (sikat gigi sendiri)
f) Mampu berpakaian dan berdandan dengan sedikit bantuan
g) Status psikologis stabil
h) Pasien dirawat untuk prosedur diagnostik
i) Operasi ringan
2) Parsial Care
Pasien bisa mandiri/ hampir tidak memerlukan bantuan, seperti :
a) Mampu naik- turun tempat tidur
b) Mampu ambulasi dan berjalan sendiri
c) Mampu makan dan minum sendiri
d) Mampu mandi sendiri/ mandi sebagian dengan bantuan
e) Mampu membersihkan mulut (sikat gigi sendiri)
f) Mampu berpakaian dan berdandan dengan sedikit bantuan
g) Status psikologis stabil
h) Pasien dirawat untuk prosedur diagnostik
i) Operasi ringan
3) Total Care
Pasien memerlukan bantuan perawat sepenuhnya dan memerlukan waktu
perawat yang lebih lama, seperti :
a) Membutuhkan 2 orang atau lebih untuk mobilisasi dari tempat tidur ke
kereta dorong atau kursi roda
b) Membutuhkan latihan pasif
c) Kebutuhan nutrisi dan cairan dipenuhi melalui terapi intravena (infus)
atau NG tube (sonde)
d) Membutuhkan bantuan untuk kebersihan mulut
e) Membutuhkan bantuan penuh untuk berpakaian dan berdandan
f) Dimandikan perawat
g) Dalam keadaan inkontinensia
h) 24 jam post operasi mayor
i) Pasien tidak sadar
j) Keadaan pasien tidak stabil
k) Observasi TTV setiap kurang dari jam
l) Perawatan luka bakar
m) Perawatan kolostomi
n) Menggunakan alat bantu nafas (ventilator)
o) Menggunakan WSD
p) Irigasi kandung secara terus menerus
q) Menggunakan alat traksi (skeletal traksi)

15
r) Fraktur dan atau pasca operasi tulang belakang/ leher
s) Gangguan emosional berat, bingung dan disorientasi
Standart waktu pelayanan pasien rawat inap menurut Douglas (1984) dalam
Hastuti 2012 dikategorikan sebagai berikut :
1. Perawatan minimal memerlukan waktu 1-2 jam/hari
2. Perawatan intermediet/partial memerlukan waktu 3-4 jam/hari
3. Perawatan maksimal / total memerlukan waktu 5-6 jam/hari
Berdasarkan hasil observasi langsung kepada pasien selama tanggal 7
Juni 2022 di ruang Nurse Station 1 RS Islam yang disesuaikan berdasarkan
kriteria perawatan pasien maksimal Care 1 orang, Partial Care 12 orang, Total
Care 15 orang. Dari hasil observasi tentang tingkat ketergantungan pasien
berdasarkan kriteria perawatan pasien paling banyak dalam kategori Minimal
Care.
Berdasarkan tingkat ketergantungan pasien (setiap hari dan kesimpulan
selama 3 hari) Douglas (1992, dalam Sitorus, 2006) menetapkan jumlah
perawat yang dibutuhkan dalam suatu unit perawatan berdasarkan klasifikasi
klien, dimana masing-masing kategori mempunyai nilai standar per-shiftnya,
yaitu sebagai berikut:
Tabel 2.3 Kebutuhan tenaga perawat berdasarkan tingkat ketergantungan pasien
menurut Douglas
Jumlah Minimal Care Intermediet Care Maksimal Care
Pasien
Pagi Sore Malam Pagi Sore Malam Pagi Sore Malam
1 0,17 0,14 0,07 0,27 0,15 0,10 0,36 0,30 0.20
2 0,34 0,28 0,14 0,54 0,30 0,20 0,72 0,60 0,40
3 0,51 0,42 0,21 0,81 0,45 0,30 1,08 0,90 0,60

Sumber: perencanaan kebutuhan tenaga keperawatan Douglas


Berdasarkan pengamatan yang dilakukan pada tanggal 7 Juni 2022 di
ruang Nurse Station 1 RSI Lumajang didapatkan jumlah perawat jaga pagi 6
orang, perawat dan yang jaga sore 4 orang dan perawat dan perawat jaga
malam 3 orang dengan tingkat ketergantungan pasien sebagai berikut :
Kebutuhan Tenaga Kerja
Klasifikasi Pasien
Jumlah Pagi Siang Malam
pasien
Level 3 (Maksimal) 1 1x0,36= 0,36 1x0,30= 0,3 1x0,20= 0,2
Level 2 (intermediate) 12 12x0,27=3,24 12x0,15=1,8 12x0,10=1,2

Level 1 (minimal) 15 15x0,17= 2,55 15x0,14=2,1 15x0,07=1,05

Total 28 6,15 4,2 2,45


Jumlah perawat yang 6 4 2
dibutuhkan
Tabel 2.4 Tingkat ketergantungan pasien berdasarkan data tanggal 7 Juni 2022

Kesimpulan jumlah total tenaga perawat :

16
 Pagi : 6 orang
 Siang : 4 orang
 Malam : 2 orang +
Jumlah : 12 orang
Jumlah menurut perawat yang dibutuhkan di ruang Nurse Station 1
pada tanggal 7 Juni 2022 sejumlah 12 orang. Dinas pagi 6 orang, dinas
sore 4 orang dan dinas malam 2 orang. Jadi hasil observasi pada tanggal
7 Juni 2022 jumlah kebutuhan perawat sudah sesuai.
a. Kebutuhan jam perawat
Total : 1 orang
Partial : 12 orang
Minimal : 15 orang +
Jumlah : 28 orang
1. Jam perawatan langsung
Total : 6 jam x 1 = 6 jam
Partial : 3 jam x 12 = 36 jam
Minimal : 2 jam x 15 = 30 jam +
Jumlah : 72 jam
2. Jam penyuluhan
0,25 jam x 28 orang = 7 jam
Jadi total jumlah jam perawatan yang dibutuhkan adalah :
72 + 25 + 7= 104 jam = 3,7 jam
28 25
b. Kebutuhan perawat
1. Jumlah kebutuhan tenaga perawat diruang Nurse Station 1
Jumlah jam x rata-rata pasien x jumlah hari/tahun
Jumlah hari/tahun – hari libur x jumlah jam
= 3,7 jam x 28 orang x 365 hari
(365 hari – 86 hari) x 7 jam
= 37.814
1.953
= 19,36 = 19 orang
Jadi jumlah tenaga yang dibutuhkan secara keseluruhan yaitu 19
orang, sedangkan yang ada di ruangan Nurse Station 1 hanya ada 15
orang.
2. Jumlah kebutuhan perawat selama 24 jam
Rata-rata pasien x jumlah jam
Jumlah jam kerja
= 28 orang x 4 jam = 16 orang
7 jam

17
18
Dari hasil diagnosa medis tanggal 7 Juni 2022 dapat disimpulkan
prosentase kasus besar di ruang Nurse Station 1 sebagai berikut :
No Tanggal Diagnosa Medis Total
1. 6 Juni 2022 Diabetes Millitus 7
Hipertensi 6
DHF 5
Gastritis 4
Diare 3
Tabel 2.5 Diagnosa medis mulai tanggal 7 Juni 2022 dapat disimpulkan
prosentase kasus besar di ruang Nurse Station 1

2.4 Sarana Dan Prasarana (M2-Material)


2.4.1 Peralatan Medis
Keterangan
NO Nama Barang atau Alat Jumlah Sesuai/Tidak
Sesuai Standar

1. Syrim pump 1 Sesuai Standar


2. Infus pump 1 Sesuai Standar
3. Standart infus 31 Sesuai Standar
4. Stetoskop anak 1 Sesuai Standar
5. Lampu sorot 1 Sesuai Standar
6. Termometer digital 3 Sesuai Standar
7. Manometer tabung 12 Sesuai Standar
8. Flow meter sentral 12 Sesuai Standar
9. Suction 0 Tidak Sesuai
Standar
10. Nebulizer 2 Sesuai standar
11. Set rawat luka 5 Sesuai standar
12. Ampubag 2 Sesuai standar
13. Spatel kayu 1 Sesuai standar
14. Set GDA 1 Sesuai Standar
15. Hepavix 2 Sesuai Standar
16. Alcohol swab 2 Sesuai Standar
17. Senter 1 Sesuai Standar
18. Bengkok 6 Sesuai Standar
19. Kabel listrik panjang 2 Sesuai Standar
20. Masker 2 Sesuai Standar
21. Hanscaoon 2 Sesuai Standar
22. Tisu 2 Sesuai Standar
23. Handsrab 1 Sesuai Standar
24. Sabun 1 Sesuai Standar
25. Jeli saset 2 Sesuai Standar
26. Spalek 1 Sesuai Standar
27. Tensi 4 Sesuai Standar
28. Lemari 31 Sesuai Standar
29. Jam Dinding 15 Sesuai Standar
30. Washtafel 1 Tidak Sesuai
Standar
31. Kulkas 1 Sesuai Standar
32. Etalase 4 Sesuai Standar
33. Tabung Oksigen 12 Sesuai Standar
34. Troli 2 Sesuai Standar

19
35. ECG 1 Sesuai Standart
36. Kursi tunggu pasien 8 Sesuai standart
37. Kotak pengaduan pelayanan 1 Sesuai standart
38. Apar 1 Sesuai standart
39. X ray film viewer 1 Sesuai standart
40. Tempat kain kotor 2 Sesuai standart
41. Kipas angin 13 Sesuai standart
42. Jam dinding 15 Sesuai standart
43. Tv 7 Sesuai standart
44. Computer 1 Sesuai standart
45. Printer 1 Sesuai standart
Tabel 2.6 Peralatan dan alat medis di Ruang Nurse Station 1

Tersedianya peralatan medis yang sudah dirasa cukup sesuai


dengan kebutuhan ruangan Nurse Station 1, dan semua tenaga kerja
medis diruangan bisa mengoperasikan peralatan diruangan. Ruangan
Nurse Station 1 membutuhkan suction sebanyak 1 buah, alat GDA 1 dan
membutuhkan tensi meter sebanyak 1 buah, karena diruangan hanya ada
alar tensi meter 2, alat GDA tidak ada dan tidak ada suction.
Mengenai sarana dan prasarana di ruangan, yaitu adanya kerja
sama yang baik dengan pihak IPS dalam mengganti alat-alat yang tidak
layak untuk dipakai, dan juga adanya kebijakan tertulis dari karu tentang
pengusulan dan pendistribusian barang, dan adanya petugas khusus
bagian logistik, contohnya perlu penambahan wastafel di setiap ruangan,
ventilasi yang cukup dan luas ruangan yang cukup.

2.4.2 Fasilitas di Ruang Nurse Station 1


No Kamar Tempat Tidur Fasilitas Jumlah
Tempat Tidur 6
1 Kelas 1 6 Kamar mandi 6
AC 6
Jam dinding 6
Oksigen ruangan 1
Standart infus 6
Tempat sampah 6
Tempat tidur 17
2 kelas 2 17 Kamar mandi 17
Lemari 17
AC 0
Bantal 17
Jam dinding 17
Oksigen ruangan 0
Tempat Sampah 10
Lampu anti nyamuk 0

20
Tempat tidur 8
3 kelas VIP 4 AC 4
Wastafel 4
Lemari 8
Tempat Sampah 4
Kulkas 4
Oksigen Ruangan 1
Bantal 8
Jam Dinding 4
TV 4
Tempat tidur 2
4 kelas VVIP 1 AC 1
Wastafel 1
Lemari 2
Tempat Sampah 1
Kulkas 1
Oksigen Ruangan 1
Bantal 2
Jam Dinding 1
TV 1
Tabel 2.7 Fasilitas diruang Nurse Station 1.

2.4.3 SPO
No Standart Operasional Prosedur
1. Mencuci Tangan Dengan Antiseptik Berbasis Alkohol 70 %
2. Mencuci Tangan Dengan Sabun Dan Air Mengalir
3. Pemakaian Dan Pelepasan Pelindung Kepala
4. Pemakaian Dan Pelepasan Pelindung Mata
5. Pemakaian Dan Pelepasan Masker
6. Pemakaian Dan Pelepasan Gaun Pelindung
7. Pemakaian Dan Pelepasan Sarung Tangan
8. Penatalaksanaan Tertusuk Jarum Atau Benda Tajam.
9. Penanganan Perawatan Pasien
10. Tata Cara Transport Pasien Dengan Penularan Melalui Udara
11. Penyimpanan Antiseptik Atau Desinfektan
12. Pengadaan Bahan Dan Alat Yang Melibatkan Komite PPI
13. Pemasangan Kateter Urine
14. Pelepasan Kateter Urine
15. Dekontaminasi Permukaan Tercemar Darah Atau Cairan Tubuh
Pasien

21
16. Pembuatan Larutan Khlorin 0,5%
17. Pelaksanaan Surveilans Infeksi Rumah Sakit
18. Pencegahan Infeksi Daerah Operasi
19. Pencegahan Plebitis
20. PencegahanInfeksi Saluran Kemih
21. Pencegahan HAP (Hospital Aquiret Pneumoni)
22. Penempatan Pasien Dengan Penyakit Menular Atau Suspek
23. Etika Batuk
24. Praktek Menyuntik Yang Aman
28. Tekhnik Aseptik Kulit
29. Oral Hygine
30. Assesmen Resiko Pengendalian Infeksi
Infection control risk assesment (ICRA)
31. Pengelolaan Limbah Benda Tajam
32. Pengelolaan Sampah Infeksius Dan Cairan Tubuh
33. Penatalaksanaan MRSA (Methicillin Resistant Staphylococcus
Aureus)
34. Monitoring Suhu Dan Kelembapan Ruangan
Tabel 2.8 SPO

22
2.5 M3 (Methode)
2.5.1 MAKP

Kepala Ruangan
Erna Purwaningsih, S. Kep

Koordinator
Ns. Dian Kusuma, S.Kep, MSi

Katim 1 Katim 2 Katim 3 Katim 4


Nur Hartatik, Dhayuk Prihatin, Nuning, Ratih, S. Kep.
Amd. Kep Amd.Kep Amd.Kep Ners

PP (P-S-M) PP (P-S-M) PP (P-S-M) PP (P-S-M)

Berdasarkan hasil observasi tanggal 7 Juni 2022 di Ruang Nurse


Station 1 RSI Lumajang didapatkan hasil bahwa model yang digunakan di
Ruang Nurse Station 1 adalah metode MAKP Tim dengan kepala ruangan
adalah seorang S1 Keperawatan dan mempunyai 4 Katim yang
mempunyai beberapa perawat pelaksana, dimana seorang perawat
pelaksana bertanggung jawab atas beberapa pasien, sudah berjalan cukup
baik, dimana ketua tim membantu apabila perawat pelaksana mengalami
kesulitan dalam melakukan tindakan serta apabila perawat pelaksana
mengalami kesulitan dalam melakukan semua tindakan. Untuk tiap shift
terdapat 3 orang dalam 1 tim. Pelaksana 1 dan 2 lebih ke ruang level 1
dan 2. Untuk tim pelaksana 2 dan 3 kebanyakan level 3, untuk ruang anak
level 1, 2 dan 3 dipegang oleh pelaksana tim 4. jika ada kegawatan pada
pasien dipegang oleh kepala tim tetapi kepala jaga tetap harus mengontrol
semua dari level tersebut.
Untuk menentukan penyakit dari indikasi Diabetes Millitus (DM),
Hipertensi, DHF, Gastritis, Diare, dll yang menangani tim pelaksana 1,2,3
23
dan 4, tetapi kalau sudah ada penyulit misal kegawatan pada pasien,
pelaksana 1,2,3 dan 4 bahkan kepala jaga yang menangani sendiri, ketika
ada indikasi level 3 seperti TTV memburuk, bahkan sampai mengalami
penurunan kesadaran, dan lain-lain perawat akan konsultasi DPJP.
Namun diruangan ini belum adanya struktur organisasi secara tertulis
yang di pajang di ruangan, sehingga ada kemungkinan kurangnya
tanggung jawab terhadap tugas yang dipegang dan kurangnya kesadaran
mengenai tugasnya.
2.5.2 Timbang Terima
Timbang terima merupakan sebuah pelimpahan wewenang serta
tanggung jawab utama dalam memberikan perawatan kepada pasien antar
shift jaga dirumah sakit. Kegiatan dalam timbang terima adalah
penyampaian laporan kondisi pasien berdasarkan asuhan keperawatan
yang telah dilkasanakan perawat selama jam dinas. Tujuan timbang terima
adalah menyediakan informasi yang akurat tentang rencana perawatan
pasien, tindakan perawatan yang telah dilakukan, terapi yang telah
diberikan kepada pasien, kondisi terbaru pasien, perubahan yang akan
terjadi, dan antisipasinya serta tindak lanjut rencana keperawatan yang
akan dilaksankan oleh perawat shift jaga selanjutnya. Proses penyampaian
informasi, kondisi pasien antar shift jaga perawat sangat penting dan harus
berkesinambungan sehingga perawat membutuhkan instrument yang
khusus yang dapat memfasilitasi proses penyampaian informasi yang
efektif dan efisien.
Berdasarkan hasil dari pengamatan tanggal 7 Juni 2022 di ruang
Nurse Station 1 RSI Lumajang timbang terima melibatkan semua unsur
yaitu Kepala Ruang, Katim dan juga PP, dan di dapatkan bahwa timbang
terima dilakukan di Nurse Station 1 dan dilakukan keliling ruang pasien
hanya untuk konfirmasi saja dengan langsung mendatangi klien satu-
persatu dan langsung dengan melihat kondisi klien yang sedang dioperkan.
2.5.3 Supervisi
Supervisi adalah suatu proses kemudahan untuk penyelesaian tugas-
tugas keperawatan (Swansburge & Swansburge, 2017). Supervisi adalah
merencanakan, mengarahkan, membimbing, mengajar, mengopservasi,
mendorong, memperbaiki, mempercayai, mengevaluasi secara terus
24
menerus pada setiap perawat dengan sabar, adil serta bijaksana.
Berdasarkan definisi tersebut, dapat disimpulkan bahwa supervisi
merupakan suatu cara yang efektif untuk mencapai tujuan organisasi.
Dari hasil pengamatan tanggal 7 Juni 2021 di Nurse Station 1
dilalukan supervisi setiap hari secara rutin oleh tim supervisi, karu
melakukan supervisi secara situasional dengan cara langsung mengamati
mulai dari cara timbang terima sampai pelaksanaan tindakan keperawatan.
kelengkapan supervisi sudah memenuhi standart yang telah ditetapkan.
2.5.4 Dischange Planning
Dischange Planning adalah komponen yang terkait dengan rentang
keperawatan. Rentang keperawatan sering pula disebut dengan perawatan
berkelanjutan yang artinya perawatan yang dibutuhkan oleh klien
dimanapun kita berada. Kegagalan untuk memberikan dan
mendokumentasikan perencanaan pulang dapat beresiko terhadap
beratnya penyakit, ancaman hidup dan disfungsi fisik.
Dischange planing dilakukan dengan adanya komunikasi yang baik
tentang perencanaan pulang oleh perawat terhadap keluarga pasien dan
juga dengan adanya Format dischange planning.
A. Alur Discharge Planing DI R. Nurse Station 1
Identifikasi (penjelasan kepada keluarga)
kondisi pasien

KIE prosedur tentang perawatan


pasien dirumah

KIE keluarga agar pasien kontrol satu


minggu setelah pasien pulang dari RS

Menyiapkan surat control pasien

Beri tahu keluarga bahwa control harus membawa surat kontrol dan
hasil pemeriksaan yang sudah dilakukan

Jika ada keluhan sebelum control, Anjurkan keluarga agar


langsung membawa pasien ke RS

25
B. Tugas perawat di ruang Nurse Station 1 dalam Discharge Planing
adalah :
1. HE/KIE dilakukan pada saat pasien akan pulang, yaitu
menjelaskan tentang terapi yang harus diteruskan di rumah, memberi
tahu keluarga jadwal pasien control, menjelaskan pada keluarga
tentang cara aturan minum obat saat pasien di rumah. Menyediakan
form yang harus keluarga tanda tangani, dan kemungkinan apa yg
terjadi pada saat pasien di rumah.
Hari Pasien Pulang Discharge Diagnosa
Planning Medis
1 1 1 DM
Tabel 2.9 Pemberian Discharge Planning
Berdasarkan hasil pengamatan discharge planing di ruang
Nurse Station 1 RSI Lumajang pada tanggal 7 Juni 2022 sudah
terlaksana sepenuhnya. Adanya kerjasama perawat, dokter, dan
apoteker dalam pemberian obat, dan anjuran dalam melakukan
kontrol klinik pada keluarga pasien terhadap pasien.
C. Discharge planing yang sudah dilaksanakan di Ruang Nurse
Station 1 adalah edukasi tentang :
1. Kondisi apa yang akan terjadi pada pasien
2. Kemungkinan apa yang terjadi pada pasien
3. KIE tentang perawatan pasien di rumah
4. KIE jadwal kontrol ke poli Spesialis
D. Discharge planing yang belum dilaksanakan di Ruang Nurse
Station 1 adalah:
Dari data di dapatkan bahwa discharge planning memberikan
brosur atau leaflet kepada pasien jika mengenai penyakit, tapi jika
mengenai prosedur perawatan dirumah sakit seperti resiko apa saja
yang akan terjadi dan tanda tangan apa saja yang harus ditanda
tanganin dengan menggunakan form yang ada di RS. Akan tetapi
hasil dari observasi pada tanggal 7 Juni 2022 di dapatkan bahwa
pemberian discharge planing tidak disertai dengan pemberian leaflet.
Karena pemberian leaflet kepada pasien telah ada petugasnya nya
langsung, misal leaflet tentang larangan makanan telah diberikan
26
langsung oleh tim gizi, leaflet tentang penyakit telah diberikan
langsung oleh perawat yang menangani, sedangkan leaflet yang
berisi tentang promosi rumah sakit diberikan pada saat melakukan
pendaftaran.
2.5.5 Sentralisasi Obat
Alur sentralisasi obat menurut Nursalam yaitu: setiap pasien baru
dijelaskan dan diberikan lembar persetujuan untuk dilakukan sentralisasi
obat. Pasien baru diberikan inform consent tentang sentralisasi obat dari
perawat ke pasien, yang berisikan bahwa pasien dan keluarga pasien telah
menyatakan setuju telah dilakukan sentralisasi obat, apabila pasien setuju.
Setelah dari perawat resep diberikan kepada farmasi, kemudian dari
farmasi obat diantar ke perawat, lalu perawat melakukan sentralisasi obat
(baik oral atau injeksi sesuai loker obat masing-masing pasien), kemudian
obat diberikan pada pasien sesuai jadwalnya. Untuk pasien yang pulang,
APS, meninggal diberikan HE tentang obat yang masih harus diteruskan
atau di stop, apabila masih ada obat sisa injeksi yang perlu di return, maka
obat langsung diretur ke farmasi.
Di Rumah Sakit Islam Lumajang setiap Nurse Station hanya
menyimpan kotak obat emergency saja di ruangan, sedangkan obat untuk
pasiean disimpan di Farmasi. Oobat akan diantarkan ke Nurse Station 1
oleh pihak farmasi apabila sudah memasuki waktu pemberian obat kepada
pasien. Tidak ada perbedaan antara pasien Umum dan BPJS karena
apabila ada kelebihan obat yang diberikan oleh farmasi semua akan diretur
atau dikembalikan kembali ke ruang farmasi dan tidak disimpan diruangan
ataupun diberikan kepada pasien.
Saat injeksi obat perawat memakai APD level 2, melihat buku injeksi
dan identifikasi langsung ke pasien. Di ruang Nurse Station 1
menggunakan format Pelaksanaan Pemberian Obat yang berisi pernyataan
7 benar obat, identitas pasien, riwayat alergi, nama obat dalam huruf cetak,
keterangan (cairan infus, jumlah obat datang, dosis dan signa, waktu/sisa),
keterangan (perawat pelaksana, Ka Tim/PJ shift, pasien/keluarga), kolom-
kolom tanggal, waktu (pagi,siang,sore,malam). Dalam pelaksanaan
pemberian obat, perawat memberi tanda (+) pada obat yang sudah
diberikan kepada pasien.
27
2.5.6 Dokumentasi
Dokumentasi keperawatan merupakan suatu rangkaian kegiatan
yang rumit dan sangat beragam serta memerlukan waktu yang cukup
banyak dalam proses pembuatannya perkiraan waktu pembuatan
dokumentasi asuhan keperawatan dapat mencapai 35-45 menit , hal ini
dikarenakan seringnya perawat melakukan pencatatan yang berulang-
ulang atau duplikatif. Walaupun terkadang dokumentasi keperawatan yang
dihasilkan masih kurang berkualitas. Dokumentasi asuhan keperawatan
merupakan bagian dari proses asuhan keperawatan yang dilakukan secara
sistematis dengan cara mencatat tahap-tahap proses perawatan yang
diberikan kepada pasien. Dokumentasi asuhan keperawatan juga
merupakan catatan penting yang dibuat oleh perawat baik dalam bentuk
elektronik maupun manual berupa rangkaian kegiatan yang dikerjakan oleh
perawat meliputi pengkajian, penentuan diagnosa keperawatan,
perencanaan tindakan keperawatan, pelaksanaan atau implementasi
rencana keperawatan dan evaluasi keperawatan.
Berdasarkan hasil observasi tanggal 7 juni 2022 pendokumentasian
pada form rekam medis dimulai dari Administrasi yang terdiri dari
persetujuan umum, surat pernyataan kelengkapan administrasi BPJS pada
pasien medical bedah, Form timbang terima rencana operasi, identifikasi
pasien baru, lembar ringkasan masuk dan keluar, Pemeriksaan fisik,
asesment keperawatan medical bedah, catatan perkembangan pasien
terintegrasi, asuhan keperawatan, catatan keperawatan, observasi tanda
vital dan balans cairan, lembar observasi khusus, catatan edukasi pasien
terintegrasi, inform consent, daftar masalah, rekonsiliasi obat saat admisi,
catatan pemberian obat injeksi, resume medis, petunjuk pasien pulang,
perincian biaya tindakan medis.
2.5.7 Ronde keperawatan
Ronde keperawatan merupakan suatu kegiatan yang bertujuan untuk
mengatasi masalah keperawatan klien yang dilaksanakan oleh perawat,
disamping dilibatkan untuk membahas dan melaksanakan asuhan
keperawatan tetapi pada kasus tertentu harus dilakukan oleh perawat
primer atau konselor, kepala ruangan, perawat associate yang perlu juga
melibatkan seluruh anggota tim. Ronde keperawatan merupakan suatu
28
metode pembelajaran klinik yang memungkinkan serta mentranfer dan
mengaplikasikan pengetahuan teoritis kedalam praktek keperawatan
secara langsung.
Setelah melakukan observasi dan wawancara selama pelaksanaan
ronde keperawatan pada tanggal 7 juni 2022 di Ruang Nurse Station 1 di
ruang Nurse Station 1, ronde keperawatan, dilakukan sesuai kondisi setiap
pasien. Menurut Kepala Ruang di ruang Nurse Station 1 masih masuk
kategori tidak terlalu emergency jadi tidak dilakukan ronde keperawatan.
jadi jarang dilakukan ronde keperawatan, jadi jika butuh saja baru
dilakukan ronde keperawatan.
Ronde keperawatan di ruang Nurse Station 1 bersifat kondisional, jika
ada masalah yang belum bisa teratasi atau masalah baru pada asuhan
perawatan, maka akan dilakukan ronde.

2.4 Money (M4)


Berdasarkan hasil wawancara tentang sistem keuangan di Nurse
Station 1 didapatkan data sebagai berikut:
1. Sumber Dana
Sebagian besar pembiayaan ruangan berasal dari rumah sakit
sedangkan apa bila ada pelatihan pegawai ruangan perawat terkadang
menggunakan biaya sendiri. Pembiayaan klien sebagian besar dari BPJS
baik BPJS PBI (Penerima Bantuan Iuran) maupun BPJS Non-PBI (Non-
Penerima Bantuan Iuran) dan biaya sendiri (umum). Biaya perawatan yang
berlaku saat ini sesuai kelas perawatan.
2. Jenis Pembiayaan Klien di Nurse Station 1
a. BPJS, Peserta BPJS terdiri dari:

1) PBI (Penerima Bantuan Iuran)


Peserta PBI antara lain adalah klien yang mendapatkan jaminan dari
pemerintah seperti, Kartu Indonesia Sehat (KIS) dan Jamkesmas.
2) Non-PBI (Non-Penerima Bantuan Iuran)
Peserta BPJS non-PBI adalah klien yang menggunakan BPJS
peserta umum atau mandiri dimana setiap bulan membayar iuran
sesuai dengan kelas yang dikehendaki.

29
Alur penerimaan klien unit rawat inap yang menggunakan BPJS
yaitu klien melakukan proses transaksi di loker BPJS untuk
memastikan BPJS nya bisa digunakan. Selain itu keluarga pasien
juga harus menyertakan fotocopy KTP/ KK kemudian diserahkan
pada perawat di Nurse Station 1.
b. Biaya Umum
Klien membayar semua biaya pelayanan kesehatan yang telah
diterima tanpa menggunakan surat-surat apapun. Jika Klien memiliki dan
menunjukkan kartu tetapi belum mengurus BPJS/ JAMKESMAS/SKTM
maka dalam waktu 3x24 jam klien akan dikenakan biaya oleh
IKPK/Pengendali BPJS menggunakan biaya umum hingga klien dapat
menunjukkan kartu tersebut.
3. Tarif Rawat Inap
Tabel . Tarif Pelayanan di Nurse Station 1

Kelas Perawatan Tarif


Kelas I Fasilitas : Rp 300.000,00
1) Bedhead
2) 1 Kamar isi 1 pasien
3) Lemari
4) Kursi
5) AC
6) TV
7) Makanan + snack
8) Hand rub
9) 1 kamar mandi dalam
Kelas II Fasilitas : Rp 225.000,00
1) Bedhead
2) 1 Kamar isi 1 pasien
3) Lemari
4) Kursi
5) Kipas ruangan
6) Makanan + snack
7) TV
8) 1 Kamar mandi dalam
9) Hand rub

30
4. Tarif Tindakan Keperawatan Rawat Inap Di Nurse Station 1
Tarif tindakan keperawatan di Nurse Station 1 berdasarkan paket
perawatan penyakit yang diderita oleh klien. Tarif pelayanan hanya diketahui dan
dikelola oleh pihak Rumah Sakit dan BPJS.

2.5 Mutu (M5)


Mutu pelayanan kesehatan adalah pelayanan kesehatan yang dapat
memuaskan setiap pemakai jasa pelayanan kesehatan yang sesuai
dengan tingkat kepuasaan rata-rata serta penyelenggaraannya sesuai
dengan standard dan kode etik profesi (Azwar, 1996). Mutu asuhan
kesehatan sebuah rumah sakit akan selalu terkait dengan struktur, proses,
dan outcome system pelayanan rumah sakit. Secara umum aspek
penilaian meliputi evaluasi, dokumentasi, instrument, dan audit (EDIA)
(Nursalam, 2015). Macam-macam mutu pelayanan keperawatan menurut
Nursalam (2015) adalah sebagai berikut:
1. Keselamatan Pasien
Keselamatan pasien (patient safety) merupakan suatu variabel untuk
mengukur dan mengevaluasi kualitas pelayanan keperawatan yang
berdampak terhadap pelayanan kesehatan. Program keselamatan pasien
adalah suatu usaha untuk menurunkan angka kejadian tidak diharapkan
(KTD) yang sering terjadi pada pasien selama di rawat di rumah sakit.
1) Ketepatan identifikasi pasien
Berdasarkan data pengkajian pada tanggal 7 juni 2022 tentang
identifikasi pasien di Nurse Station 1 didapatkan data sebagai berikut:
(1) Semua pasien yang dirawat di Nurse Station 1 menggunakan gelang
identitas pasien.
(2) Gelang identitas: untuk pasien perempuan menggunakan gelang
identitas berwarna pink, sedangkan untuk laki-laki berwarna biru, di
Nurse Station 1 terdiri atas pasien perempuan, laki-laki dan anak-
anak
(3) Gelang identitas pasien terdapat: nama lengkap, nomor rekam medis,
tanggal MRS, NIK, alamat dan barcode.
(4) Identifikasi pasien berisiko
a. Stiker merah : Pasien alergi
31
b. Stiker kuning : Risiko jatuh
c. Stiker ungu : Pasien DNR (Do Not Resucitate)
Tetapi saat dilakukan pengkajian pada tanggal 7 juni 2022 tidak ada pasien
yang menggunakan stiker digelangnya karena tidak ada pasien yang mengalami
resiko tersebut.
2. Peningkatan keamanan obat yang perlu diwaspadai
Di Nurse Station 1 kewaspadaan terhadap obat high alert sudah
dilakukan dengan memisahkan tempat obat high alert, obat-obat LASA (Look
Alike Sound Alike) dengan obat lainnya. Salah satu cara untuk mewaspadai
pemberian obat, perawat menggunakan double check mulai dari proses
persiapan sampai pemberian ke pasien.
Berdasarkan hasil pengkajian pada tanggal 7 Juni 2022, didapatkan
bahwa pemberian obat kepada pasien dilakukan oleh perawat ruang Nurse
Station 1, sedangkan penyimpanan obat dan pengoplosan obat dilakukan oleh
team farmasi sendiri, sehingga perawat yang ada di Nurse Station 1 hanya
melakukan pengecekan terhadap obat yang akan diberikan kepada pasien
dengan melihat (nama, umur, nomot RM, jenis kelamin) untuk meminimalisir
kesalahan pemberian obat.
3. Pengurangan risiko infeksi terkait dengan pelayanan kesehatan
Sebagai upaya pencegahan infeksi, di Nurse Station 1 telah terbentuk tim
pencegahan dan pengendalian Infeksi (PPI). Infeksi nosokomial meliputi
phlebitis, dekubitus, ISK, ILO. Pendataan infeksi setiap hari dilakukan dimasing-
masing ruangan oleh IPCLN kemudian dijadikan satu setiap bulannya oleh IPCN
(Depkes RI, 2012).
Berdasarkan hasil pengkajian kepada pasien dan keluarga pada tanggal
7 Juni 2022, didapatkan bahwa perawat sudah menerapkan lima momen
mencuci tangan yang ditetapkan oleh WHO. Dalam pemberian health education
mengenai cara cuci tangan yang benar dilakukan saat timbang terima pasien
baru. Namun masih banyak pasien dan keluarga yang kurang mematuhi terkait
cuci tangan kurang dan akan berdampak pada kesadaran pasien dan keluarga
itu sendiri mengenai cuci tangan.

32
2.1.1.2 Analisa SWOT
Idenfikasi situasi ruangan berdasarkan pendekatan analisa SWOT.
Dari hasil pengkajian dilakukan analisa SWOT berdasarkan M1 (Man), M2
(Material), M3 (Metode) meliputi : (1) Timbang Terima, (2) penerapan
MAKP, (3) Discharge planning.
a. Tabel SWOT
Tabel Analisa SWOT
No Analisa SWOT Bobot Rating Bobot X Rating
M1-MAN
a. Internal factor (IFAS)
STRENGTH
1. sebagian besar perawat masa kerja 5-10 0.8 4 3.2
tahun
2. Sebagian besar ketenaga kerjaan 0.5 4 2
karyawan paling banyak berpendidikan
S1 Keperawatan yaitu sebanyak 4
orang, D3 Keperawatan 11 dan
keseluruhan karyawan 15.
3. Adanya pelatihan perawat 0.3 2 0.6
TOTAL 1.6 5.8

WEAKNESS
1. Sebagian besar perawat masih berlatar 0,5 2 1
belakang DIII 8 orang S-W=
TOTAL 0,5 1 5.8-1 = 4.8

External factor (EFAS)


OPPORTUNITY
1. Rumah sakit memberikan kebijakan
untuk meningkatkan kemampuan kerja 0.5 4 2
melalui pelatihan
2. Kepala ruangan dan semua ketenagaan
ada inisiatif untuk mengikuti seminar 0.5 4 2
mengenai atau yang berhubungan

33
dengan perawatan luka
TOTAL
1 4
THREATENED
1. Adanya tuntutan tinggi dari masyarakat
tentang pelayanan kesehatan yang lebih 0.5 4 2
baik O-T=
2. Makin tinggi kesadaran dan tingkat 4-4=0
pengetahuan masyarakat akan 0.5 4 2
pentingnya kesehatan
TOTAL
1 4
2 M2 (Sarana dan Prasarana)
a. Internal Factor (IFAS)
STRENGTH
1. Tersedianya peralatan medis yang 0.5 4 2
sudah cukup sesuai dengan kebutuhan
ruangan (Manometer tabung, Flow meter
sentral, Monitor, Nebul, Syryng
Pump,Infus Pump, Standart infus)
2. Semua perawat di ruangan mampu 0.3 3 0.9
menggunakan sarana dan prasarana
yang ada di ruangan Nurse Station 1
3. Nurse Station 1 terletak di daerah yang 0.2 2 0.4
strategis
4. Adanya kamar mandi dan WC disetiap 0.1 2 0.2
blok ruangan
5. sistem pembuangan sampah atau 0.2 2 0.4
limbah telah memiliki standart.
TOTAL 1.3 3.9

34
WEAKNESS
1. Belum tersedianya ruang kepala 0.3 4 1.2 S-W=
ruangan 3.9-5.2= -1.3
2. kurangnya alat berupa suction kurang 1, 0.5 4 2
tensi meter masih kurang 1, dan alat cek
GDA masih belum ada (Dibutuhkan 1)
wastafel belum ada di ruangan pasien.
3. Perlunya bel emergency atau bel 0,5 4 2
pemanggil bantuan di kamar pasien
TOTAL 1.3 5.2

Eksternal Faktor (EFAS)


OPPORTUNITY
1. Adanya kerjasama yang baik dengan 0.5 2 1
pihak IPS dalam mengganti alat-alat
yang tidak layak untuk dipakai
2. ada kebijakan tertulis tentang 0.3 2 0.6
pengusulan dan pendistribusian barang.
3. ada petugas atau staf khusus bagian 0.2 2 0.4
logistic
TOTAL 1 2
THREATENED
1. adanya rumah sakit lain yang jaraknya 0.7 2 1.4 O-T =
dekat dengan rsu haryoto yang lebih 2-2.3 = -0.3
besar.
2. pasien rentan terjadi stress hospitalisasi 0.3 3 0.9
TOTAL 1 2

3 M3-METHOD (MAKP)
a. Internal factor (IFAS)
STRENGTH
1. Sudah ada model asuhan keperawatan 0.3 2 0.6
yang digunakan yaitu MAKP moduler

35
(tim-primer).
2. Mempunyai standar asuhan 0.9 2 1.8
keperawatan
3. Terlaksananya komunikasi yang cukup 0.5
baik antar profesi : perawat dan tim 0.5 1
kesehatan lain
TOTAL 2.9
1.7
WEAKNESS S-W=
1. Sebagian perawat belum mengikuti 1 2.9-3= -0.1
pelatihan MAKP 0.5 2
2. Kurangnya kesadaran dalam tugas
sesuai prosedur 0.5 4 2
TOTAL
1
b. External factor (EFAS) 3

OPPORTUNITY
1. Ada kerjasama antar institusi STIKES 0.6

dan RS 0.2 3

2. Ada kebijakan pemerintah tentang 1

profesionalisasi perawat 0.5 2

3. Ada kebijakan RS tentang pelaksanaan 0.6

MAKP 0.3 2

TOTAL 2.2
1

THREATENED
1. Adanya tuntutan masyarakat yang 0.9

semakin tinggi terhadap peningkatan 0.3 3

pelayanan keperawatan yang lebih O-T=

professional 2.2-3.3=-1.1

2. Makin tinggi kesadaran masyarakat akan 0.4

pentingnya kesehatan 0.2 2

3. Tingkat kesadaran masyarakat tentang 2

tanggung jawab dan tanggung gugat

36
perawat sebagai pemberi asuhan 0.5 4
keperawatan
TOTAL
3.3
1
Timbang Terima
a. Internal factor (IFAS)
STRENGTH
1. Semua unsur ( karu, katim, PP) terlibat 0.6 4 2.4
dalam proses timbang terima
2. Ada feedback yang dinamis saat 0.1 2 0.2
melakukan timbang terima
3. Timbang terima dilakukan dengan 0.3 3 0.9
keliling ke pasien pasien
TOTAL 1 3.5

WEAKNESS S-W=
1. kurangnya isi intervensi keperawatan 0.5 2 1 3.5-2=1.5
dalam timbang terima dan tidak semua
tepat waktu ketika timbang terima
2. tidak dilakukan operan keliling ke pasien 0.5 2 1
untuk pergantian shift perawat
TOTAL 1 2

b. External factor (EFAS)


OPPORTUNITY
1. Adanya diskusi yang efektif antar 0.6 4 2.4
perawat
2. Timbang terima dilakukan di Nurse 0.4 2 0.8
Station 1
TOTAL 1 3.2

37
TREATHENED 0.8 3 2.4
1. Tingkat kesadaran masyarakat tentang
tanggung jawab dan tanggung gugat O-T=
perawat sebagai pemberi asuhan 3.2-2.8= 0.4
keperawatan
2. Adanya tuntutan yang lebih tinggi dari 0.2 2 0.4
masyarakat untuk mendapat
pelayanan keperawatan yang
proesional
TOTAL 1 2.8
Discherge Planning
a. Internal Factor (IFAS)
STRENGTH/kekuatan
1. Adanya komunikasi yang baik tentang 0.7 4 2.8
perencanaan pulang oleh perawat
terhadap keluarga
2. Adanya format discharge planning 0.3 4 1.2
TOTAL 1 4

WEAKNESS / Kelemahan S-W=


1. Perawat tidak memberikan leflet/modul 0.5 2 1 4-2.5= 1.5
pada pasien yang KRS
TOTAL 0.5 1

OPPORTUNITY/ Kesempatan
1. Adanya kerjasama perawat dan 0.5 3 1.5
dokter,apoteker dalam pemberian obat
2. Kemauan pasien / keluarga terhadap 0.5 2 1
anjuran untuk melakukan kontrol klinik
TOTAL 1 2.5

38
TREATHENED/Ancaman 0.5 3 1.5
1. Adanya tuntutan masyarakat untuk O-T=
mendapatkan pelayanan perawatan 0.5 1 0.5 2.5-2=0.5
yang professional
2. Makin tinggi kesadaran masyarakat akan 1 2
pentingnya kesehatan
TOTAL
M4-MONEY
Internal factor (IFAS)
STRENGTH
1. Dana operasional ruangan diperoleh dari 0.2 3 0.6
rumah sakit
2. Dana fasilitas kesehatan diperoleh dari 0.4 4 1.6
rumah sakit
3. Dana kesejahteraan pegawai diperoleh 0.4 4 0.8
dari rumah sakit S-W=
TOTAL 1 3 3-2=1

WEAKNESS
1. Mayoritas menggunakan jasa BPJS 1 2 2
TOTAL 1 2

External factor (EFAS)


OPPORTUNITY
1. Terdapat home care untuk menambah 1 2 2
pendapatan pegawai ruang nurse station
TOTAL 1 2 O-T=
2-2=0
THREATENED
1. Adanya tuntutan dari masyarakat untuk 1 2
pelayanan yang lebih profesional
TOTAL 1 2

39
M5-MARKETING (MAKP)
Internal factor (IFAS)
STRENGTH
1. Adanya variasi karakteristik dari pasien 0.3 2 0.6
(Umum dan BPJS)
2. Adanya Program PKRS yang berjalan 0.7 4 2.8
TOTAL 1 3.4
WEAKNESS S-W=
1. Terdapat pasien yang tidak puas dengan 1 2 2 3.4-2=1.4
pelayanan
TOTAL 1 2

External factor (EFAS)


OPPORTUNITY
1. Kerjasama yang baik antara perawat 1 4 4
dan mahasiswa
TOTAL 1 4
O-T=
THREATENED 4-3= 1
1.Persaingan RS dalam memberikan 1 3 3
pelayanan keperawatan
TOTAL 1 3

2.1.1.3 Daftar Prioritas Masalah


No. Identifikasi Masalah Nilai Prioritas
persistem (Efas +
(M1-M5) Ifas)
1. M1 1. Sebagian besar perawat masih 4.8+0= 4.8 7
berlatar belakang DIII 8 orang
2. M2 1. Belum tersedianya ruang -1.3+(-0.3) 2
kepala ruangan = 1.6

40
No. Identifikasi Masalah Nilai Prioritas
persistem (Efas +
(M1-M5) Ifas)
2. kurangnya alat berupa suction
kurang 1, tensi meter masih
kurang 1
3. 1) wastafel belum ada di
ruangan pasien.
4. Perlunya bel emergency atau
bel pemanggil bantuan di
kamar pasien

3. M3 1. Sebagian perawat belum -0.1+(- 1


MAKP mengikuti pelatihan MAKP 1.1)=1.2
4. M3 1. kurangnya isi intervensi 1.5+0,4= 3
Timbang keperawatan dalam timbang 1.9
Terima
terima dan tidak semua tepat
waktu ketika timbang terima
2. tidak dilakukan operan keliling
ke pasien untuk pergantian
shift perawat
5. M3 Masih belum ada leaflet 1.5+0.5= 2 4
Discharge keperawatan yang diberikan untuk
Planning
pasien pulang, namun pemberian
HE sudah diberikan secara lisan
oleh perawat ruangan.
6 M4 Mayoritas menggunakan jasa 4.1+0=4.1 6
BPJS
7 M5 Terdapat pasien yang tidak puas 1.4+1=2.4 5
dengan pelayanan

41
O
4.8 + 0 = 4.8
4,8
a. Diagram Layang analisa SWOT 4 4.1 + 0 +4.1

3,8
3,2
3 1.5 +0.5 = 2

2,5
1.5 + 0.4 = 1.9
1,5
1.4
1
1.4 + 1 =2.4

0,5

W S
-4 -3 -2 -1,8 -1,6 -1,4 1.3 -1,2 -1 -0,8 -0,6 -0,4 -0,2-0.1 0,2 0,4 0.5 0,6 0,8 1 1, 1,4 1,15 1,6 1,8 1 2 3 4

-0,3
-1.3 + -0.3 = 1.6
111.6 -0.5
-1
Keterangan :
-1.1
-0.1 + -1.1 =1.2 Man
-1,5
Material
-2
MAKP

-2,5 Timbang Terima


-3 Discharge Planing

-4 Money

Penerapan MAKP
T

42

Anda mungkin juga menyukai