Anda di halaman 1dari 48

LAPORAN

METODE ASUHAN KEPERAWATAN PROFESIONAL (MAKP)


RONDE KEPERAWATAN DI RUANG DAHLIA
RSUD Dr. R. KOESMA TUBAN

OLEH :
No Nama NIM
1 Bambang adi saputra, S.Kep 17.07.3.149.012
2 Herwana Haji Sujoko, S.Kep 17.07.3.149.
3 Indria Rachma Rarasati, S.Kep 17.07.3.149.036
4 Lina Eka Febiana, S.Kep 17.07.3.149.043
5 Nelly Anggraeni R.P, S.Kep 17.07.3.149.057
6 Reccha Mauliddah, S.Kep 17.07.3.149.064
7 Rianto Adi Taruna, S.Kep 17.07.3.149.066
8 Silvi Aprilia Yulanda Sari, S.Kep 17.07.3.149.073
9 Siti Astutik Wijayanti, S.Kep 17.07.3.149.075
10 Sukmatitah Ayu Lestari, S.Kep 17.07.3.149.079
11 Yhamca Wira Satya, S.Kep 17.07.3.149.092

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN NAHDLATUL ULAMA TUBAN
2018
HALAMAN PENGESAHAN
Laporan Metode Asuhan Keperawatan Profesiona (Makp) Ronde Keperawatan Di
Ruang Dahlia Rsud Dr. R Koesma Tuban

i
Tuban,

PJMA Manajemen Keperawatan Ketua Kelompok

Kusno Ferianto, S. Kep., Ns., M. Kep Rianto Adi Taruna, S.Kep


NIM. 17.07.3.149.066

Disetujui,
Pembimbing Klinik
Kepala Ruang Dahlia

Hj. Murni, , S.Kep., Ns Hj. Murni, , S.Kep., Ns


NIM. 19670312 198902 2 001 NIP. 19670312 198902 2 001

Diketahui,
Ketua STIKES NU Tuban

KATA PENGANTAR
KATA Munir,
Dr. H. Miftahul PENGANTAR
SKM., M. Kes., DIE
NIP.
KATA19710412199703
PENGANTAR1 004

KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT, Tuhan semesta alam yang telah
memberikan nikmat dan karunia-Nya kepada penyusun, sehingga penulis dapat
menyelesaikan laporan desiminasi akhir praktek keperawatan manajemen ini.

ii
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan laporan MAKP Ronde
Keperawatan pada stase keperawatan manajemen ini tidak akan dapat berjalan
dengan baik tanpa bantuan serta bimbingan dari beberapa pihak. Maka dari itu,
penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada:
1. Dr. Taufik sebagai PLT Direktur RSUD Dr. Soegiri Lamongan.
2. Bapak Dr. H. Miftahul Munir, SKM., M. Kes., DIE selaku Ketua STIKES
Nahdlatul Ulama Tuban.
3. Bapak Kusno Ferianto, S. Kep., Ns., M. Kep selaku oembimbing akademik
yang telah memberikan kita arahkan selama penyusunan laporan ini.
4. Bapak Moh. Ubaidillah Faqih, S.Kep., Ns., M.Kep selaku koordinator
profesi NERS STIKES Nahdlatul Ulama Tuban.
5. Ibu Hj. Murni, S.Kep., Ns Selaku Kepala Ruang sekaligus Pembimbing
Klinik di Ruang Dahlia RSUD Dr. R. Koesma Tuban.
6. Orang Tua kami yang telah mendidik kami dengan tulus, ikhlas, dan penuh
kasih sayang.
7. Teman-teman program profesi ners ilmu keperawatan angkatan tahun 2017-
2018 yang telah setia memberikan dukungan dan kebersamaannya dalam
melaksanakan tugas praktik manajemen keperawatan.
8. Pihak-pihak terkait yang tidak bisa disebutkan satu persatu.
Penulis berharap semoga dengan adanya laporan desiminasi praktek
keperawatan manajemen ini dapat memberikan manfaat bagi penulis sendiri serta
bagi para pembaca.
Lamongan, 2 Agustus 2018
Penulis

DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL...............................................................................................i
HALAMAN PENGESAHAN................................................................................ii
KATA PENGANTAR.............................................................................................iii
DAFTAR ISI...........................................................................................................iv
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang...................................................................................................1
1.2 Tujuan

iii
1.2.1 Tujuan Umum..........................................................................................1
1.2.2 Tujuan Khusus..........................................................................................2
1.3 Manfaat..............................................................................................................2
BAB 2 LANDASAN TEORI
2.1 Pengertian Ronde Keperawatan.........................................................................3
2.2 Tujuan Ronde Keperawatan...............................................................................4
2.3 Manfaat Ronde Keperawatan.............................................................................4
2.4 Kriteria Pasien....................................................................................................4
2.5 Alur Ronde Keperawatan...................................................................................6
2.6 Peran Dalam Ronde Keperawatan ....................................................................6
BAB 3 PERENCANAAN KEGIATAN
3.1 Pengorganisasian................................................................................................8
3.2 Pelaksanaan........................................................................................................8
3.3 Mekanisme Kegiatan..........................................................................................9
3.4 Kriteria Evaluasi...............................................................................................10
3.5 Penutup.............................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................12
LAMPIRAN

iv
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Peningkatan mutu asuhan keperawatan sesuai dengan tuntutan masyarakat
dan perkembangan iptek, maka perlu pengembangan dan pelaksanaan suatu
model asuhan keperawatan profesional yang efektif dan efisien. Metode
keperawata primer merupakan salah satu metode pemberian pelayanan
keperawatan dimana salah satu kegiatannya adalah ronde keperawatan, yaitu suatu
metode untuk menggali dan membahas secara mendalam masalah keperawatan
yang terjadi pada pasien dan kebutuhan pasien yang dilakukan oleh perawat
primer atau asociate, konselor, kepala ruangan, dan seluruh tim keperawatan
dengan melibatkan pasien secara langsung sebagai fokus kegiatan.
Ronde keperawatan akan memberikan media bagi perawat untuk
membahas lebih dalam maslah dan kebutuhan pasien serta merupakan suatu
proses belajar bagi perawat dengan harapan dapat meningkatkan koognitif, efektif,
dan psikomotor. Kepekaan dan cara berfikir kritis perawat akan tumbuh dan
terlatih melalui suatu transfer pengetahuan dan pengaplikasian konsep teori
kedalam praktek keperawatan.

1.2 TUJUAN
1.2.1 Tujuan umum
Proposal ini disusun agar dapat diguunakan menjadi asuhan dalam
memecahkan masalah yang dihadapi pasien sesuai dengan teori dan ilmu
keperawatan profesional.
1.2.2 Tujuan khusus
1. Menciptakan komunitas keperawatan yang profesinal
2. Menjalin kerja sama antar tim kesehatan
3. Mengatasi masalah pasien
4. Memenuhi kebutuhan pasien
5. Melaksanakan model asuhan keperawatan dengan baik dan benar

1.3 Manfaat
1.3.1 Bagi perawat
1. Meningkatkan kemampuan koognitif, afektif dan psikomotor perawat
2. Meningkatkan kemampuan komunikasi antara perawat dan tenaga medis
3. Menjalin suatu hubungan kerjasama dan bertanggung jawab antar perawat
1.3.2 Bagi klien

1
1. Membantu menyelesaikan masalah pasien sehingga mempercepat masa
penyembuhan
2. Memberikan perawatan secara profesional dan efektif kepada pasien
1.3.3 Bagi rumah sakit
1. Meningkatkan mutu pelayanan dirumah sakit
2. Evaluasi mutu pelayanan dirumah sakit

BAB II
TINJAUAN TEORI

2.1 PENGERTIAN
Ronde keperawatan adalah kegiatan yang bertujuan untuk mengatasi
masalah keperawatan pasien yang dilaksanakan oleh perawat disamping melibatkan
pasien untuk membahas dan melaksanakan asuhan keperawatan. Pada kasus
tertentu harus dilakukan oleh perawat primer dan atau konselor, kepala rungan,
perawat asociate dan perlu juga melibatkan seluruh anggotan TIM kesehatan
( Nursalam, 2012).
Karakteristik :
1. Pasien dilibatkan secara langsung
2. Pasien merupakan fokus kegiatan
3. PA, PP, dan konselor melakukan iskusi bersama
4. Konselor memfasilitasi kreatifitas
5. Konselor membantu mengembangkan kemampuan PA dan PP dalam
meningkatkan kemampuan mengatasi maslah.

2
Suatu metode pembelajaran klinik yang memungkinkn peserta didik
mentransfer dan mengaplikasikana pengetahuan teoritis kedalam praktik
keperawatan lansgung. Suatu kegiatan yang bertujuan untu mengatasi masalah
keperawatan klien yang dilaksanakan oleh perawat,disamping klien dilibatkan
untuk membahas dan melaksanakan asuhan keperawatan akan tetapi pada kasus
tententu harus dilakukan oleh penanggung jawab jaga dengan melibatkan seluruh
anggotan tim.
Teknik pegontrolan efektif untuk manager keperawatan adalah ronde
kepeawatan terencana. Dapat ditempatkan dalam jadwal dan mencakup semua
personil keperawatan. Ronde dapat membahas beberapa isu dalam pelayanan,
praktik keperawtan, dan unit managemen. Untuk mencapai keefektifan hasil harus
didiskusikan dengan tim yang tepat pada suatu pertemuan lanjutan. Bagian dari
pada proses evaluasi mengartikan sebagai suatu hasil komunikasi yang terjadi pada
saat ronde.
Pengertian atau pengevalasian yang didefinisikan oleh Urwick sebagai
melihat bahwa segala sesuatu dilaksanakan sesuai dengan rencana yang disepakati,
instruksi yang telah diberikan serta prinsip yang telah dilakukan. Urwick mengacu
pada tiga prinsip :
1. Prinsip keseragaman yang menjamin bahwa kontrol berkaitan dengan struktur
organisasi.
2. Prinsip perbandingan menjamin bahwa kontrol dinyatakan dalam istilah-
istilah standart kerja yang dibutuhkan, termasuk kinerja masa lalu.
3. Prinsip penerimaan memberikan ringkasan yang mengidentifikasi penerimaan
pada standart.

2.2 TUJUAN
2.2.1. Tujuan umum
Menjelaskan masalah pasien yang belum teratasi
2.2.2. Tujuan khusus
1. Menjastifikasi masalah yang belum teratasi
2. Mendiskusikan penyelesaian masalah dengan perawat primer, dan TIM
kesehatan lain
3. Menemukan masalah ilmiyah terhadap masalah pasien
4. Merumuskan intervensi keperawatan yang tepat sesuai dengan masalah
pasien

2.3 MANFAAT
1. Masalah pasien dapat teratasi

3
2. Kebutuhan pasien dapat terpenuhi
3. Terciptanya komunitas keperawatan yang profesional
4. Terjalinnya kerjasama antar TIM kesehatan
5. Perawatan dapat melaksanakan model asuhan keperawatan dengan baik dan
benar

2.4 KRITERIA PASIEN


Pasien yang dipilih untuk dilakukan ronde keperawatan adalah pasien yang
memiliki kriteria sebagai berikut :
1. Mempunyai masalah keperawatan yang belum teratasi meskipun sudah
dilakukan tindakan keperawatan.
2. Pasien dengan kasus baru atau langka.

2.5 Langkah-Langkah
Langkah-langkah yang diperlukan dalam ronde keperawatan adalah sebagai berikut

Tahap Pra PP

Penerapan Pasien
Kriteria :
 Kasus yang langkah
 Masalah yang belum
terselesaikan
Tahap persiapan :
 Informed Consent
 Hasil  Apa diagnosis
pengkajian/Validasi keperawatan?
Tahap  Apa data yang
Data
Penyajian masalah
pelaksanaan di mendukung?
NursePerawatan
Ruang Station  Bagaimana intervensi
Validasi Data
yang sudah
dilakukan?
Tahap Diskusi PP-  Apa hambatan yang
pelaksanaan di PP,PA,Konselor (DPJB, ditemukan?
Nurse Station Perawat dan ahli gizi,
KARU
Pasca Ronde :
Keterangan Kesimpulan dan
1. Pra-Ronde rekomendasi solusi
a. Menentukan kasus dan topik masalah
(masalah yang tidak teratasi dan masalah yang
langka)
b. Menentukan tim ronde
c. Mencari sumber atau literature

4
d. Membuat proposal
e. Mempersiapkan pasien : informed consent dan pengkajian
f. Diskusi : “Apa diagnosa keperawatan?”,”Apa data yang mendukung?”,”apa
intervensi yang sudah dilakukan?,dan “Apa hambatan yang ditemukan
selama perawatan?,”
2. Pelaksanaan Ronde
a. Penjelasan tentang pasien oleh perawat primer yang difokuskan pada
masalah keperawatan dan rencana tindakan yang akan dilaksanakan dan
atau telah dilaksanakan serta memilih prioritas yang perlu didiskusikan.
b. Diskusi antara anggota tim tentang kasus tersebut.
c. Pemberian justifikasi oleh perawat primer atau konselor atau kepala ruangan
tentang masalah pasien serta rencana tindakan yang akan dilakukan.
3. Pasca Ronde
a. Evaluasi,revisi dan perbaikan.
b. Kesimpulan dan rekomendasi penegakan diagnosis, intervensi keperawatan
selanjutnya.

2.6 PERAN
Peran masing-masing anggota tim :
1. Peran perawat primer dan perawat Associate
a. Menjelaskan data pasien yang mendukung masalah pasien.
b. Menjelaskan diagnosis keperawatan
c. Menjelaskan intervensi yang dilakukan
d. Menjelaskan hasil yang didapat.
e. Menjelaskan rasional (alasan ilmiah) dari tindakan yang diambil
f. Mengambil masalah-masalah pasien yang belum terkaji.
2. Peran perawat konselor
a. Memberikan justifikasi
b. Memberikan reinforcement
c. Memfalidasi kebenaran diri masalah dan intervensi keperawatan serta
rasional tindakan.
d. Mengarahkan dan mengoreksi.
e. Mengintegrasi konsep dan teori yang telah dipelajari.

5
BAB 3
RENCANA KEGIATAN

3.1. Pengorganisasian
1. Kepala ruangan :, S.Kep.
2. PP 1 :, S.Kep.
3. PP 2 :, S.Kep.
4. PA 1 :, S.Kep.
5. PA 2 :, S.Kep.
6. Tim Medis :-
7. Ahli Gizi :, S.Gz.
8. Konselor :, S.Kep.
9. Supervisor :.
10. Pembimbing : 1.
2.

3.2. PELAKSANAAN RONDE KEPERAWATAN


1. Hari/tanggal : Kamis / 5 Agustus 2018
2. Pukul : 09.00 WIB
3. Topik : Vomiting
4. Tempat : Ruang Dahlia RSUD Dr. Koesma Tuban
5. Materi :-
6. Metode : Diskusi dan tanya jawab
7. Sasaran : Pasien Kelolaan di Ruang Dahlia
8. Media : sarana diskusi : buku, bulpoin
1. Status atau dokumentasi keperawatan pasien
2. Materi yang disampaikan secara lisan.

3.3. MEKANISME KEGIATAN

6
WAKTU TAHAP KEGIATAN PELAKSANA TEMPAT
Pra-ronde Pra- Pra-Ronde PP Nurse
1. Menentukan kasus dan topik
ronde Station
2. Menentukan tim ronde
3. Menentukan literature
4. Membuat proposal
5. Mempersiapkan pasien
6. Diskusi pelaksanaan
5-menit Ronde Pembukaan : Kepala Nurse
1. Salam pembuka
ruangan Station
2. Memperkenalkan tim ronde
5 menit
3. Menjelaskan tujuan ronde
4. Doa
30 menit a. Penyajian masalah : PP dan PA Nurse
1. Memberitahukan kepada
Station
tim ronde tentang pasien
yang akan dilakukan
ronde keperawatan
2. Menjelaskan riwayat
penyakit dan
keperawatan pasien
3. Menjelaskan masalah
pasien dan rencana
tindakan yang telah
dilaksanakan dan serta
menyampaikan masalah
yang belum terselesaikan
untuk didiskusikan. Ruang
4. PP mempersilahkan PA Perawatan
untuk menyampaikan (Bad
data yang mungkin Konselor, PP, Pasien)
belum tersampaikan. PA dan KARU
b. Validasi Data Nurse
Mencocokkan dan Station
menjelaskan kembali data
yang telah disampaiakan.
c. Diskusi
1. Diskusikan antar
annggota tim tentang

7
masalah keperawatan
tersebut.
2. Pemberian justifikasi
oleh konselor tentang
masalah pasien serta
rencana tindakan yang
akan dilakukan.
3. Menentukan solusi
keperawatan pada
masalah prioritas yang
telah ditetapkan.
10 menit Pasca 1. Evaluasi dan rekomendasi KaRu Nurse
Ronde intervensi keperawatan Station
2. Penutup

3.4. KRITERIA EVALUASI


1. Struktur
a. Persyaratan administrative (informed consent, alat dan lainnya)
b. Tim ronde keperawatan hadir ditempat pelaksanaan ronde keperawatan
c. Persiapan
2. Proses
a. Peserta mengikuti kegiatan dari awal hingga akhir.
b. Seluruh peserta berperan aktif dalam kegiatan ronde sesuai peran yang telah
ditentukan.
3. Hasil
a. Pasien meras puas dengan hasil pelayanan
b. Masalah pasien dapat teratasi
c. Peawat dapat :
1) Menumbuhkan cara berfikir yang kritis
2) Meningkatkan cara berfikir yang sistematis
3) Meningkatkan kemampuan validitas data pasien
4) Meningkatkan kemampuan menentukan diagnosis keperawatan
5) Meningkatkan kemampuan memodifikasi rencana asuhan keperawatan
6) Meningkatkan kemampuan justifikasi
7) Meningkatkan kemampuan nilai hasil kerja

3.5. Penutup
Demikian proses ronde keperawatan ini kami buat untuk dijadikan bahan rujukan
pada pelaksanaan praktik manajemen STIKes Insan Cendekia Husada
Bojonegoro. Semoga apa yang telah, sedang dan akan kitaa lakukan mendapat
limpahan rahmat dan rahim-Nya. Amin....

8
BAB IV
TINJAUAN PUSTAKA
A. PENGERTIAN
Gastritis akut erosif adalah suatu peradangan permukaan mukosa lambung
yang akut dengan kerusaan-kerusakan erosi. Disebabkan oleh kuman-kuman
(misalnya pada pneumonia), virus ( influensa, variola, morbili dan lain-lain) atau
karena makanan-minuman (bahan-bahan kimia, arsen, plumbum, obat-obat yang
mengndung salisilat, asam-basa kuat, KMnO4 dan lain-lain). Terjadinya radang
difus di mukosa lambung, dengan erosi-eosi yang mungkin berdarah. Sering kali
nyeri epigastrium tiba-tiba dan hematemesis. Disebut erosif akibat kerusakan yang
terjadi tidak lebih dalam dari pada mukosa muskularis.
Suatu peradangan permukaan mukosa lambung yang akut dengan kerusakan
erosi. Erosif karena perlukaan hanya pada bagian mukosa. Bentuk berat dari
gastritis ini adalah gastritis erosive atau gastritis hemoragik.Perdarahan mukosa
lambung dalam berbagai derajad dan terjadi erosi yang berarti hilangnya
kontinuitas mukosa lambung pada beberapa tempat.

9
Gastritis adalah peradangan pada mukosa lambung yang dapat bersifat akut
atau kronik, difus atau lokal. Radang mukosa lambung dengan imflamasi yang
dapat bersifat akut atau bisa saja kronis.
B. ETIOLOGI
1. Obat analgetik anti inflamasi, terutama aspirin.
2. Bahan-bahan kimia
3. Merokok
4. Alkohol
5. Stres fisik yang disebabkan oleh luka bakar, sepsis, trauma,pembedahan, gagal
pernafasan, gagal ginjal, kerusakan susunan saraf pusat.
6. Refluks usus ke lambung.
7. Endotoksin.
C. PATOGENESIS
Seluruh mekanisme yang menimbulkan gastritis erosif karena keadaan-
keadaan klinis yang berat belum diketahui benar. Faktor-faktor yang dapat
menyebabkan rusaknya mukosa lambung adalah :
a) kerusakan mukosa barrier sehingga difusi balik ion H+ meninggi,
b) perfusi mukosa lambung yang terganggu,
c) jumlah asam lambung.
Faktor ini saling berhubungan, misalnya stres fisik yang dapat menyebabkan
perfusi mukosa lambung terganggu, sehingga timbul daerah-daerah infark kecil.
Di samping itu, sekresi asam lambung juga terpacu. Pada gastritis refluks,
gastritis karena bahan kimia, obat, mukosa barrier rusak,menyebabkan difusi
balik ion H+ meninggi. Suasana asam yang terdapat pada lumen lambung akan
mempercepat kerusakan mukosa barrier oleh cairan usus.
D. KLASIFIKASI
Gastritis ada 2 kelompok yaitu gastritis akut dan gastritis kronik. Tetapi gastritis
kronik bukan merupakan lanjutan dari gastritis akut, dan keduanya tidak saling
berhubungan.
1). Gastritis akut
Salah satu bentuk gastritis akut yang sering dijumpai di klinik ialah
gastritis akut erosif.Gastritis akut erosif adalah suatu peradangan mukosa
lambung yang akut dengan kerusakan-kerusakan erosif. Disebut erosif apabila
kerusakan yang terjadi tidak lebih dalam daripada mukosa muskularis.
2). Gastritis kronis
Gastritis kronis adalah suatu peradangan bagian permukaan mukosa
lambung yang menahun. Gastritis kronis adalah suatu peradangan bagian

10
permukaan mukosa lambung yang berkepanjangan yang disebabkan baik oleh
ulkus lambung jinak maupun ganas atau oleh bakteri helicobacter pylori
(Brunner dan Suddart, 2010).
Gastritis kronik dikelompokkan lagi dalam 2 tipe yaitu tipe A dan tipe B:
1. Dikatakan gastritis kronik tipe A (korpus) jika mampu menghasilkan imun
sendiri. Tipe ini dikaitkan dengan atropi dari kelenjar lambung dan penurunan
mukosa. Penurunan pada sekresi gastrik mempengaruhi produksi antibodi.
Anemia pernisiosa berkembang pada proses ini.
2. Gastritis kronik tipe B (antrum) lebih lazim. Tipe ini dikaitkan dengan infeksi
helicobacter pylori yang menimbulkan ulkus pada dinding lambung.

E. MANIFESTASI KLINIS
Gambaran klinis gastritis akut erosif sangat bervariasi, mulai dari yang
sangat ringan asimptomatik sampai sangat berat yang dapat membawa kematian.
Manifestasi tersebut adalah:
1. Muntah darah
2. Nyeri epigastrium
3. Neusa dan rasa ingin vomitus
4. Nyeri tekan yang ringan pada epigastrium
Pada pemeriksaan fisik biasanya tidak ditemukan kelainan, kecuali mereka yang
mengalami perdarahan hebat hingga menimbulkan gangguan hemodinamik yang
nyata seperti hipotensi, pucat, keringat dingin, takikardi sampai gangguan
kesadaran.

F. PATOFISIOLOGI
Patofisiologi dasar dari gastritis adalah gangguan keseimbangan faktor
agresif (asam lambung dan pepsin) dan faktor defensif (ketahanan mukosa).
Penggunaan aspirin atau obat anti inflamasi non steroid (AINS) lainnya, obat-obatan
kortikosteroid, penyalahgunaan alkohol, menelan substansi erosif, merokok, atau
kombinasi dari faktor-faktor tersebut dapat mengancam ketahanan mukosa lambung.
Gastritis dapat menimbulkan gejala berupa nyeri, sakit, atau ketidaknyamanan yang
terpusat pada perut bagian atas (Brunner, 2010).
Gaster memiliki lapisan epitel mukosa yang secara konstan terpapar oleh
berbagai faktor endogen yang dapat mempengaruhi integritas mukosanya, seperti
asam lambung, pepsinogen/pepsin dan garam empedu. Sedangkan faktor

11
eksogennya adalah obat-obatan, alkohol dan bakteri yang dapat merusak integritas
epitel mukosa lambung, misalnya Helicobacter pylori. Oleh karena itu, gaster
memiliki dua faktor yang sangat melindungi integritas mukosanya,yaitu faktor
defensif dan faktor agresif. Faktor defensif meliputi produksi mukus yang
didalamnya terdapat prostaglandin yang memiliki peran penting baik dalam
mempertahankan maupun menjaga integritas mukosa lambung, kemudian sel-sel
epitel yang bekerja mentransport ion untuk memelihara pH intraseluler dan produksi
asam bikarbonat serta sistem mikrovaskuler yang ada dilapisan subepitelial sebagai
komponen utama yang menyediakan ion HCO3- sebagai penetral asam lambung dan
memberikan suplai mikronutrien dan oksigenasi yang adekuat saat menghilangkan
efek toksik metabolik yang merusak mukosa lambung. Gastritis terjadi sebagai
akibat dari mekanisme pelindung ini hilang atau rusak, sehingga dinding lambung
tidak memiliki pelindung terhadap asam lambung.
Obat-obatan, alkohol, pola makan yang tidak teratur, stress, dan lain-lain
dapat merusak mukosa lambung, mengganggu pertahanan mukosa lambung, dan
memungkinkan difusi kembali asam pepsin ke dalam jaringan lambung, hal ini
menimbulkan peradangan. Respons mukosa lambung terhadap kebanyakan
penyebab iritasi tersebut adalah dengan regenerasi mukosa, karena itu gangguan-
gangguan tersebut seringkali menghilang dengan sendirinya. Dengan iritasi yang
terus menerus, jaringan menjadi meradang dan dapat terjadi perdarahan. Masuknya
zat-zat seperti asam dan basa kuat yang bersifat korosif mengakibatkan peradangan
dan nekrosis pada dinding lambung. Nekrosis dapat mengakibatkan perforasi
dinding lambung dengan akibat berikutnya perdarahan dan peritonitis.
Gastritis kronik dapat menimbulkan keadaan atropi kelenjar-kelenjar
lambung dan keadaan mukosa terdapat bercak-bercak penebalan berwarna abu-abu
atau kehijauan (gastritis atropik). Hilangnya mukosa lambung akhirnya akan
mengakibatkan berkurangnya sekresi lambung dan timbulnya anemia pernisiosa.
Gastritis atropik boleh jadi merupakan pendahuluan untuk karsinoma lambung.
Gastritis kronik dapat pula terjadi bersamaan dengan ulkus peptikum (Suyono,
2011).

12
13
G. PATHWAY

Obat-obatan AINS (analgetik, Makanan yang mengandung Diet yang tidak Stres Kuman (H. Pylorus)
anti inflamasi) (pedas,asam,gas) baik
Stimulus nervus Melekat pada epitel lambung
Menghambat prostaglandin Menghambat sel epitel lambung Lambung kosong vagus

Reflek enterik Menghancurkan lapisan


Vasodilatasi dilapisan mukosa dinding lambung mukosa sel lambung

Hormon gastrin
Produksi mukus lambung
turun Stimulan sel parietal

Proteksi lapisan mukosa turun Peningkatan produksi HCL

Iritasi dinding lambung

Peradangan mukosa lambung

GASTRITIS EROSIVA

Hipotalamus Ansietas Iritasi mukosa lambung Hiperemis HCL meningkat Peradangan oleh H.
Phylorus
Aktivasi lambung meningkat Kurang informasi Peradangan pada lambung Atrofi gaster/mukosa menipis Iritasi
Destruksi kelenjar
Kurang pengetahuan Pelepasan zat bradikinin dan Eksfeliasi (pengelupasan) 1
mukosa
histamin Kehilangan fungsi kel.fundus
Merangsang reseptor nyeri Faktor intrinsik Erosi lapisan mukosa Kerusakan PD
Asam lambung meningkat

Rangsangan pada thalamus Penurunan absorpsi Vit. B12 Perdarahan lambung


Kontraksi otot lambung
Nyeri diperepsikan di corteks Faktor intrinsik
Anoreksia, mual dan muntah
cerebri Anemia penisiosa
Gg. Perfusi jaringan
Nutrisi inadekuat Nyeri Penurunan vol. Darah merah

Nutrisi Kurang dari Suplai O2 ke jaringan


kebutuhan tubuh menurun
Masukan cairan
inadekuat/kehilangan cairan
Kelemahan fisik
berlebih

Resiko kekurangan volume Intoleransi Aktifitas


cairan

2
H. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
1. Endoskopi, khususnya gastroduodenoskopi. Hasil pemeriksaan akan ditemukan
gambaran mukosa sembab, merah, mudah berdarah atau terdapat perdarahan
spontan, erosi mukosa yang bervariasi.
2. Histopatologi.
3. Radiologi dengan kontras ganda, meskipun kadang dilakukan tapi tidak begitu
memberikan hasil yang memuaskan.

I. KOMPLIKASI
Komplikasi yang penting adalah:
1. Perdarahan saluran cerna bagian atas yang merupakan kedaruratan medis.
Kadang-kadang perdarahannya cukup banyak sehingga dapat menyebabkan
kematian.
2. Terjadinya ulkus, kalau prosesnya hebat.
3. Jarang terjadi perforasi

J. PENATALAKSANAAN
1. Istirahat baring
2. Diet makanan cair, setelah hari ketiga boleh makan makanan lunak. Hindari
bahan-bahan yang merangsang.
3. Bila mual muntah, dapat diberikan antiemetik seperti dimenhidrinat 50 – 100 mg
per-os atau klorpromazin 10-20 mg per-os. Bila disebabkan oleh kuman-kuman,
berikan antibiotika yang sesuai.
4. Bila nyeri tidak hilang denga antasida, berikan oksitosin tablet 15 menit sebelum
makan.
5. Berikan obat antikolinergik bila asam lambung berlebihan.
a. Gastritis Akut
1) Gastritis Eksogen Akute Simple
 Fase akute, istirahat total 1-2 hari.
 Hari I sebaiknya jangan diberikan makan, setelah mual dan muntah
berkurang, coba berikan teh hangat dan air minum.
 Hari kedua berikan susu hangat, benintton dengan garam terutama
setelah banyak muntah.
 Hari ketiga boleh makan bubur dan bisa makan lembek lainnya.
 Kolaborasi medik :
1. Pemberian cairan.
2. Antimentek untuk mengurangi muntah ~ Sotatik.
3. Anti spasmodik untuk memperbaiki spasme otot.

1
2) Gastritis Infektiosa Akute
 Pengaturan diet.
 Beri makanan lembek dan tidak merangsang mual dan muntah.
 Kolaborasi medik :
1. Pemberian antibiotik untuk penanganan factor penyebab.
2. Pembrian anti spasmodik.
3) Gastritis Hegmonos Akute.
 Pengaturan diet.
 Pada abses lokal perlu dilakukan drainase.
 Pada pasien dengan hegmonos dispus perlu gastriktomy.
 Kolaborasi medik :
Antibiotik untuk penanganan faktor penyebab.
b. Gastritis Kronis
1) Gastritis Superfisialis.
 Istirahat yang cukup.
 Pemberian makanan yang cair utuk penderita yang mengalami erosi dan
perdarahan sedikit.
 Makanan lembek untuk yang tidak terjadi perdarahan.
 Kolaborasi medik :
Pemberian anti spasmodic.
2) Gastritis Atropikan.
 Setelah makan sebaiknya istirahat untuk mnecegah terjadinya neusea dan
vumitus.
 Beri makanan lembek dan porsi kecil tapi sering.
 Kolaborasi medik :
1. Pemberian anti spasmodik.
2. Beri ekstrak hati, Vit. B12, dan zat besi.
3) Gastritis Hypertropikan.
 Istirahat yang cukup.
 Hindari merokok.
 Beri makanan cair dan lembek.
 Kolaborasi medik :

2
1. Anti spasmodik.
2. Anti perdarahan k/p

K. PENGOBATAN
Pengobatan lebih ditujukan pada pencegahan terhadap setiap pasien yang
beresiko tinggi, hal yang dapat dilakukan adalah ;
1) Mengatasi kedaruratan medis yang terjadi.
2) Mengatasi atau menghindari penyebab apabila dapat dijumpai.
3) Pemberian obat-obat H+ blocking, antasid atau obat-obat ulkus lambung yang
lain.Dahulu sering dilakukan kuras lambung menggunakan air es untuk
menghentikan perdarahan saluran cerna atas, tapi tak ada bukti klinis yang
menunjukkan bahwa tindakan tersebut memberikan manfaat dalam
menghentikan perdarahan saluran cerna atas.

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Ny. M


DENGAN GASTRITIS EROSIVA

Nama pasien : Ny. M Pengkajian Tanggal : 22 Januari 2018


Tanggal MRS : 13 Januari 2018 No. RM : 244557
Ruang/ kelas : Flamboyan/III Diagnosa Medis : Gastritis Erosiva

4.1. PENGKAJIAN

3
A. IDENTITAS
1. IdentitasPasien
Nama : Ny. M Jenis Kelamin : Perempuan
TTL : 1 Jan 1953/63 th Status Perkawinan : Menikah
Agama : Islam Suku Bangsa : Jawa
Pekerjaan : TANI Alamat : Buguharjo, RT 6/4
Pucuk, Lamongan
2. Identitas Penanggung Jawab
Nama : Tn. S JenisKelamin : Laki-Laki
TTL : 17 Mei 1978/40 th Status Perkawinan :Menikah
Agama : Islam SukuBangsa : Jawa
Pekerjaan : wiraswasta Alamat : Buguharjo, RT 6/4
Pucuk, Lamongan
B. Keluhan Utama
Mual, Muntah

C. Riwayat Kesehatan Sekarang


Ny. M mengatakan mual dan muntah sejak 13 hari sebelum MRS. Mual dan
muntah setiap kali diberi makan maupun ketika tidak makan disertai dengan nafsu
makan menurun dan nyeri didaerah ulu hati. Menurut keluarga sebelumnya klien
pernah dirawat di Puskesmas setempat dan dibawa pulang karena telah dinyatakan
sembuh akan tetapi selang 2 hari klien kambuh dan akhirnya di rujuk ke RSUD Dr.
Soegiri Lamongan.

D. Riwayat Kesehatan Lalu :


Ny. M pernah mengalami penyakit gastritis serta asam urat. Ny. M sudah 3 kali di
rawat di Puskesmas setempat.

E. Riwayat Keluarga :
Genogram

6 65
3

Keterangan : 4 40 29 22
1
: laki-laki : tinggal dalam satu rumah

4
: perempuan : garis kedekatan
: garis hubungan
: klien : garis keturunan

Pola hubungan komunikasi dan pengambilan keputusan :


Dalam memutuskan suatu masalah yaitu dengan melakukan musyawawarah dengan
keluarga, tidak hanya melibatkan suami istri melainkan juga ketiga anaknya. Dan
keputusan terletak pada Tn. S sebagai anak kedua dari Ny. M

Riwayat kesehatan keluarga


Menurut keluarga Ny. M tidak ada keluarga yang memiliki penyakit menurun
maupun menular seperti TB, HT, DM) dan yang sama dengan Ny. M.

F. POLA FUNGSI KESEHATAN


1. Persepsi tentang kesehatan
Ny. M pasrah dengan penyakitnya dan tetap berusaha menjalani proses
pengobatan untuk kesembuhannya.
a. Kebersihan diri
Di Rumah Di RumahSakit
Mandi : 3 x/hari Mandi : 1 x/hari (seka)
Gosokgigi : 3 x/hari Gosokgigi : - x/hari
Keramas : 2 x/minggu Keramas : - x/minggu
Potong kuku : 2 x/minggu Potongkuku : - x/minggu
b. Aktivitas sehari-hari
Dirumah : Ny. M menjalankan aktifitas sebagai Petani dan
aktifitas dilakukan secara mandiri.
Dirumah sakit : segala aktifitas dibantu oleh anak dan saudara
c. Olah raga : tidak pernah
2. Pola istirahat dan tidur
Di Rumah
Waktu tidur : Siang : 13:00-14:00
Malam : 21:00-02:00
Jumlah jam tidur : 8 jam
Di RumahSakit
Waktu tidur : Siang : 10.00-11.00
Malam : 21.00-00.30
Jumlah jam tidur : 4.5 jam (tidak menentu)
3. Pola Konsep Diri
Klien berharap segera sembuh dan kembali beraktifitas seperti biasa melayani
suami untuk kembali kerutinitas sebagai istri dan bekerja di sawah.
4. Pola Koping
1) Masalah utama selama MRS
Ny. M sedih karena harus berbaring di Rumah Sakit karena sakit, akan tetapi
ada suami dan anak yang selalu mendukung kesembuhannya.

5
2) Kehilangan perubahan yang terjadi sebelumnya
Meskipun harus istirahat total dari rutinitasnya, Ny. M berusaha ikhlas, sabar,
berusaha dan optimis untuk pemulihan kesehatannya.
3) Kemampuan adaptasi
Meskipun bukan yang pertama kalinya Ny. M harus menjalani perawatan
akan tetapi Ny. M kesulitan dalam beradaptasikan dirinya selama sakit. Ny. M
tampak gelisah.
5. Pola Seksual-Reproduksi
1) Menstruasi terakhir : 23 tahun yang lalu
2) Pemeriksaan payudara sendiri : tidak pernah
6. Pola Peran-Hubungan
1) Pekerjaan : Petani
2) Hubungan dengan orang lain : baik, terlihat dari keakraban yang terjadi
antara Ny. Y dengan keluarga
3) Sistem pendukung : keluarga
7. Pola Nilai-Kepercayaan
Agama : Islam
Pelaksanaan ibadah :
Selama di rumah : Ny. M selalu melaksanakan ibadah 5 waktu dan
terkadang disertai puasa sunnah
Selama MRS : klien tidak pernah sholat karena menurutnya sakit.
Pantangan agama : tidak ada

G. TINJAUAN SISTEM
1. Keadaan umum : lemah
2. Tingkat kesadaran : Composmentis
3. GCS : Eye : 3 Verbal : 5 Motorik: 6
4. Tanda-tanda vital : Nadi : 92x/menit TB : 158 cm
Suhu : 36,8 ºC BB: 54 kg
RR : 25x/menit
TD : 100/70 mmHg
SPO2 : 92 %
Pemeriksaan Fisik
1. B1 : Breathing (pernapasan)

6
Pola napas : Irama :  Teratur  Tidak teratur
Jenis :  Dispnea  Kusmaul  Cheyne stokes  Lain-lain:
Bunyi napas :  Vesikuler  Kanan  Kiri
 Wheezing  Kanan  Kiri
 Ronchi  Kanan  Kiri
 Melemah  Kanan  Kiri
 Menghilang  Kanan  Kiri
Sesak napas :  Ya  Tidak
Otot bantu napas : Tidak
Pergerakan dada : Simetris
Alat bantu napas : Ya , Jenis : nassal canul, Flow 4 lpm

2. B2 (Blood )
Irama jantung :  Reguler  Ireguler
S1/S2 tunggal :  Ya  Tidak, ket : …
Suara jantung :  Normal  Murmur  Gallop  Lain-lain
CRT :  < 2 dt  > 2 dt
Akral :  Hangat  Panas  Dingin kering  Dingin basah

3. B3 : Brain (Persarafan)
GCS : Eye : 3 Verbal: 5 Motorik: 6 Total: 14
Kesadaran : Composmentis
Keluhan pusing :  Ya  Tidak
Penglihatan (mata)
Pupil :  Isokor  Anisokor
Refleks cahaya (ka/ki) : +/+
Sklera/Konjungtiva :  Anemis  Ikterus  Lain-lain:
Penglihatan :  Normal  Kabur  Kacamata  Lensa kontak

7
Pendengaran (telinga) :
Gangguan pendengaran :  Ya  Tidak

Penciuman (hidung) :
Bentuk :  Normal  Tidak , Jelaskan:
Gangguan penciuman :  Ya  Tidak

Pengkajian Nyeri
Pencetus Kualitas Lokasi Skala (1-10) waktu Penyebab nyeri
hilang/berkurang
Gastritis Seperti Ulu hati 6 Tidak Saat diberi obat
Erosiva terbakar menetap dan tidur
dan melilit

Universal Pain Tool

Nyeri mempengaruhi :  dapat diabaikan  konsentrasi  aktivitas fisik


 tugas  tidur  nafsu makan

4. B4 Bladder (Perkemihan)
Urine : Jumlah: 500 cc/hari Warna:kuning pekat
alat Bantu : Kateter : Mulai: 13 Januari 2018
Kandung kencing : Membesar  Ya  Tidak
Nyeri tekan  Ya  Tidak
Gangguan :  Normal  Anuria  Oliguri  Retensi
 Nokturia  Inkontinensia  Hematuri  Lain
Intake cairan oral : 250 cc/hari

5. B5 Bowel (Pencernaan)

8
Nafsu makan :  Baik  Menurun  Frekuensi: 3 ×/hari
 Mual  Muntah
Porsi makan :  Habis  Tidak, Ket: 1 sendok makan
Diet saat ini : BH RP ex Buah
Alat bantu makan : Tidak ada
Minum : 1750 cc/hari Jenis: cairan infus dan air putih
Mulut dan Tenggorokan
Mulut :  Bersih  Kotor  Berbau
Mukosa :  Lembab  Kering  Stomatitis
Tenggorokan :  Nyeri telan  Kesulitan menelan
 Pembesaran tonsil  Lain-lain:
Abdomen :  Normal  Tegang  Kembung  Asites  Nyeri tekan,
lokasi: ulu hati
Peristaltik : 5 ×/mnt
Pembesaran hepar :  Ya  Tidak
Pembesaran limpa :  Ya  Tidak
BAB :- ×/hari terakhir tanggal : Sebelum MRS

Konsistensi : Lunak Warna: kekuningan

6. B6 : Bone (Muskuluskeletal)
Kemampuan pergerakan sendi :  bebas  terbatas
Kekuatan otot : 4 4

4 4
- -
Oedema :
+ +

Warna kulit :  ikterus  sianosis  kemerahan  pucat


Hiperpigmentasi :
Turgor :  Baik  sedang  jelek

9
7. Sistem Endokrin
Pembesaran kelenjar tiroid :  Ya  Tidak
Pembesaran kelenjar getah bening :  Ya  Tidak
Luka gangren :  Ya, lokasi :  Tidak

H. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. USG
Diagnosa Klinis : Gastritis Errosiva
Kesimpulan :
1) Curiga masa ginjal kanan ukuran 4,41 x 4,23 x 3, 82 cm
2) Fatty Liver
3) Sludge GB
2. Laboratorium
Pemeriksaan tanggal 13 Januari 2018
No. JenisPeriksa Metode Hasil Periksa Normal
ELEKTROLIT ISE
1. Clorida Serum ISE 9,9 94-111 meq/L
2. Kalium serum ISE 3,0 3,8-5,0 meq/l
3. Natrium serum ISE 136 136-144 meq/l
FAAL GINJAL
1. Serum Creatinin Jaffe 0,45 0,50-1,10 mg/dl
2. Urea Bartelet 14 10-50 mg/dl
FAAL HATI
1. SGOT Bluret 26 < 37 U/L
2. SGPT IFCC 24 < 39 U/L
HEMATOLOGI ANALYZER
1. Hemoglobin DC detection 12,8 L 13,2-17,3 9/dl
p11,7-15,5 9/dl
2. Leukosit Flowcytometri 9.700 L:3.800-10 600/UL
P: 3.600-11000/UL
3. LED Westergren 15-33 10-20/jam
4. Diff Count Slide 2-0-0-61-25-12 2-4/0-1/50-70
5. PCV Flowcytometri 37,5 L: 40-52% P: 35-47
%
6. Trombosit Flowcytometri 397.000 150.000-440.000/UL

Pemeriksaan tanggal 19 Januari 2018


No. JenisPeriksa Metode Hasil Periksa Normal
ELEKTROLIT ISE
1. Clorida Serum ISE 102 94-111 meq/L
2. Kalium serum ISE 3,4 3,8-5,0 meq/l
3. Natrium serum ISE 138 136-144 meq/l

Pemeriksaan tanggal 22 Januari 2018

10
No. JenisPeriksa Metode Hasil Periksa Normal
ELEKTROLIT ISE
1. Clorida Serum ISE 107 94-111 meq/L
2. Kalium serum ISE 2,8 3,8-5,0 meq/l
3. Natrium serum ISE 146 136-144 meq/l

I. TERAPI
1. Infuse aminofluid 1.500 cc/ 24 jam
2. Infuse PZ 500 cc/24 jam drip KCL
3. Injeksi antrain 3x 500 mg/IV
4. Injeksi ranitidine 2x 50 mg/IV
5. Injeksi Ondansentron 3x2 mg/IV

4.2. ANALISA DATA

Nama Pasien : Ny. M No RM : 244557


Diagnosa Medis : Gastritis Erosiva Ruangan : Flamboyan
No Data Etiologi Masalah
Keperawatan

1. DS : Bersihan jalan
Ny. M mengatakan sesak Imobilisasi
napas tidak efektif
napas, dan seperti Melemahnya tonus dan otot
tersumbat. pernapasan
DO : Irama ireguler
Suara Ronchi +/+ Produksi mukus meningkat

Nadi : 92x/menit
Hypersekresi mukus
Suhu : 36,8 ºC
RR : 25x/menit akumulasi lender dan sekresi
TD :100/70
berlebih
mmHg
SPO2 : 92 % suplai O2 menurun
Terpasang O2 Nassal
canul 4 lpm.
kompensasi tubuh dengan
2. DS : klien mengatakan meningkatkan RR Nutrisi kurang dari
nafsu makan menurun Iritasi
sesak mukosa
napas lambung
(dyspnea) kebutuhan tubuh

11
DO : ¯
A : TB : 158 cm
BB : 54 kg Pelepasan histamin, bradikinin,
TD : 100/70 mmHg serotonin, prostaglandin
IMT : BB
(TB:100) 2 ¯
: 58 Stimulus chemoreseptor trigger zone
2,5
= 21,6 ¯
B : HB : 12,8 g/dl Stimulus pada pusat muntah di
GDA : 127 mg/dl
C : Pasien tampak tampak medulla oblongata
lemah ¯
Konjungtiva anemis Koordinasi aktivitas gerak dari
Porsi makan 1 sendok
D : Pasien mendapatkan lambung
diit BH RP ex buah ¯
3x/ hari Mual, muntah
3. DS : Klien mengatakan ritasi mukosa lambung Nyeri
nyeri pada ulu hati ¯
P : nyeri
Q : seperti terbakar, Peradangan pada lambung
melilit, skala 6 ¯
R : ulu hati
S : nyeri bertambah berat Pelepasan zat bradikinin dan histamin
ketika bergerak dan ¯
diberi makan
T : tidak menetap Merangsang reseptor nyeri
DO : ¯
Ekspresi wajah
Rangsangan pada thalamus
menyeringai
¯
Nadi : 92x/menit
Nyeri dipersepsikan di cortex cerebri
Suhu : 36,8 ºC
RR : 25x/menit ¯
TD :100/70
mmHg Nyeri

Nyeri tekan pada abdo-


men kuadran kiri atas,
daerah di bawah proces-
sus xifoideus.

12
4.3. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Nama Pasien : Ny. M
Diagnosa Medis : Gastritis Erosiva

No. Tanggal Muncul Diagnosa Keperawatan Paraf


1. 20 Januari 2018 Bersihan jalan napas tidak efektif b/d akumulasi
sekret berlebih ditandai dengan dyspnea
2. 20 Januari 2018 Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d intake
inadekuat ditandai dengan porsi makan tidak
habis 1 sendok makan.
3. 20 Januari 2018 Nyeri b/d adanya peradangan pada lambung
ditandai dengan skala nyeri 6

13
INTERVENSI KEPERAWATAN

Nama Pasien : Ny. M No RM : 244557


Diagnosa Medis : Gastritis Erosiva Ruangan : Flamboyan

No. Tujuan & KH Intervensi Rasional


Dx

1. Setelah dilakukan tindakan 1. Observasi frekuensi, dan irama napas 1. Ronkhi menunjukkan akumulasi sekret yang
keperawatan selama 1x8 jam pola serta penggunaan otot bantu napas selanjutnya dapat menimbulkan otot bantu
napas klien efektif, dengan kriteria napas dan peningkatan kerja pernapasan
2. Kaji perubahan tanda-tanda vital.
2. Distress pernapasan dan perubahan tanda
hasil :
vital dapat terjadi sebagai akibat stress
1. Irama nafas reguler
fisiologi dan nyeri atau dapat menunjukkan
2. Suara napas vesikuler 3. Auskulasi bunyi napas
terjadinya syok akibat hipoksia.
3. TTV dalam batas normal
3. Bunyi napas dapat menurun atau tidak ada
TD : 120-140/60-90 mmHg 4. Tingkatkan masukan cairan sampai 3000
pada area kolaps yang meliputi satu lobus,
N : 60-100x/menit ml/hari sesuai toleransi jantung
segmen paru, atau seluruh area paru.
S : 36,5-37,3 C 4. Hidrasi membantu menurunkan kekentalan
5. Anjurkan untuk meminum air hangat
RR : 18-24 x/menit secret, mempermudah pengeluaran.
6. Ajarkan batuk efektif
4.klien tidak mennggunaakan alat
5. Penggunaan air hangat dapat menurunkan
bantu maupun otot bantu
spasme bronkus.
pernapasan 6. Batuk dapat menetap tapi tidak efektif.

1
7. Kolaborasi Batuk paling efektif pada posisi duduk
- Pemberian O2 Nassal canul
paling tinggi tau kepala dibawah hal ini
untuk membantu mempermudah
- Pemberian nebulizer
pengeluaran sekret.
7. Kolaborasi
- Meningkatkan sediaan oksigen untuk
- Pemberian bronkodilator
kebutuhan miokard untuk melawan efek
hikpoksia atau iskemik
- Mempermudah kelancaran pernapasan
dengan membantu mengencerkan dahak,
- Merilekskan otot halus dan menurunkan
kongesti lokal, menurunkan spasme jalan
napas dan produksi mukosa.
2. Setelah dilakukan tindakan 1. kaji intake dan output nutrisi pasien 1. membantu mengidentifikasi difisiensi dan
keperawatan 3x24 diharapkan pemenuhan kebutuhan nutrisi pasien.
2. Reduksi stress dan farmakoterapi
2. Stress menyebabkan peningkatan produksi
kebutuhan nutrisi terpenuhi dengan
seperti cytoprotective agent,
asam lambung, untuk klien dengan gastritis
kriteria hasil:
penghambat pompa proton, anatasida.
penggunaan penghambat pompa proton
1. mempertahankan berat badan
membantu untuk mengurangi asam lambung
2. tidak terdapat tanda-tanda
dengan cara menutup pompa asam dalam sel
malnutrisi
lambung penghasil asam. Kemudian untuk
3. BB meningkat
penggunaan cytoprotective agent membantu
4. Porsi makan habis

2
5. Klinis : terlihat segar. untuk melindungi jaringan yang melapisi
lambung dan usus kecil. pada klien dengan
3. berikan makanan dalam jumlah sedikit
gastritis antasida berfungsi untuk
tapi sering
menetralisir asam lambung dan dapat
4. Ajarkan cara perawatan mulut
mengurangi rasa sakit.
3. porsi sedikit dapat merangsang atau
5. Sajikan makanan dalam kondisi hangat
menghindari muntah, dengan sering dapat
6. Kolaborasi dengan ahli gizi untuk
mencukupi total kebutuhan pasien.
membantu pemulihan kebutuhan nutrisi 4. Mulut yang bersih dapat meningkatkan
nafsu makan pasien.
5. makanan yang hangat dapat menurunkan
rangsangan mual,muntah.
6. dapat memenuhi nutrisi sesuai dengan
kebutuhan sakitnya.

3. Setelah dilakukan tindakan 1. Catat keluhan nyeri, termasuk lokasi, 1. nyeri tidak selalu ada tetapi bila ada harus
keperawatan selama 1x8 jam lamanya, intensitas (skala 0-10) dibandingkan dengan gejala nyeri pasien
diharapkan nyeri klien sebelumnya, dimana dapat membantu
berkurang/hilang. Dengan KH : mendiagnosa etiologi perdarahan dan
1. Kien mampu mengontrol rasa terjadinya komplikasi
nyeri melalui aktifitas 2. Kaji ulang faktor yang meningkatkan 2. membantu dalam membuat diagnosa dan
2. Melaporkan nyeri yang atau menurunkan nyeri kebutuhan terapi

3
dialaminya 3. Berikan makanan sedikit tapi sering 3. makanan mempunyai efek penetralisir asam,
3. Mengikuti program sesuai indikasi untuk pasien. juga menghancurkan kandungan gaster.
pengobatan Makan sedikit mencegah distensi dan
4. Mendemonstrasikan teknik haluaran gastrin
relaksasi dan distraksi yang 4. Bantu latihan rentang gerak aktif / pasif 4. menurunkan kekakuan sendi,
telah diajarkan. meminimalkan nyeri / ketidaknyamanan.
5. Berikan perawatan oral sering dan 5. nafas bau karena tertahannya sekret mulut
tindakan kenyamanan, misal: pijatan menimbulkan tak nafsu makan dan dapat
punggung, perubahan posisi meningkatkan mual.
6. Ajarkan teknik distraksi dan relaksasi 6. Meningkatkan kontrol diri atas efek
napas dalam samping dengan menurunkan stres dan
ansietas

7. Kolaborasi 7. Kolaborasi :
- Berikan obat sesuai indikasi, misal: - menurunkan keasaman gaster dengan
Antasida absorbsi atau dengan menetralisir kimia.
- diberikan pada waktu tidur untuk
- Antikolinergik (misal : belladonna, menurunkan motilitas gaster, menekan
atropin) produksi asam, memperlambat
pengosongan gaster, dan

4
menghilangkan nyeri nokturnal.

IMPLEMENTASI KEPERAWATAN

Nama Pasien : Ny. M No RM : 244557


Diagnosa Medis : Gastritis Erosiva Ruangan : Flamboyan

Diagnosa Keperawatan : Bersihan jalan napas tidak efektif b/d akumulasi sekret berlebih ditandai dengan dyspnea
Hari/tanggal Jam Implementasi Evaluasi Paraf

Senin, 22 09.00 1. Mengkolaborasikan pemberian O2 nassal S : klien mengatakan sesak napas


Januari 2018 O : keadaan umum lemah
canul 4 lpm
TD 140/90 mmHg
2. Memberikan terapi nebulizer

5
12.00 3. Mengajarkan batuk efektif N : 100 x/m
4. Menganjurkan untuk meminum dalam satu RR : 24 x/m
13.30
S : 37,3 C
hari kurang lebih 3000 ml
13.30 SPO2 96 %
5. Menganjurkan untuk meminum air hangat
Suara ronki
6. Mengobservasi suara napas
Irama ireguler
7. Mengopservasi irama nafas
13.45 A : masalah belum teratasi
8. Mengobservasi TTV P : Lanjutkan intervensi
14.00
1. kolaborasi pemberian obat
14.00 2. kolaborasi pemberian nebulizer
3. Observasi frekuensi suara nafas
14.00
4. Observasi irama napas
5. tingkatkan masukan cairan
6. anjurkan untuk meminum hangat
7. Observasi TTV
Selasa, 23 09.00 Memberikan minuman air hangat S : klien mengatakan sesak berkurang
Memberikan terapi nebulizer O : Keadaan umum lemah
Januari 2018 10.00
Mengobservasi frekuensi, suara dan irama TD : 130/90 mmHg
11.00 N : 104 X/m
napas
RR : 25 x/m
Mengobservasi TTV
S : 37 C
11.00 RR : 25 x/m
SPO2 : 99%
Suara napas ronki
Irama reguler
A : Masalah teratasi sebagian
P : Lanjutkan intervensi
1. kolaborasi pemberian nebulizer
2. berikan HE untuk mempertahankan

6
cairan dan menggunakan air hangat
3. pantau freuensi pernafasan dan
mengauskultasi bunyi nafas
4. catat adanya bunyi nafas tambahan
Rabu, 24 09.00 Memberikan minuman air hangat S : klien mengatakan sesak berkurang dan
Mengobservasi frekuensi, suara napas dan lebih baik
Januari 2018 10.00
O : kondisi umum cukup
irama
RR : 22 x/m
Mengobservasi TTV
SPO2 : 99%
10.00
Suara napas vesikuler
Irama reguler
TD : 130/80 mmHg
N : 88 X/m
S : 36,8 C
A : Masalah teratasi
P : hentikan intervensi

IMPLEMENTASI dan EVALUASI KEPERAWATAN

Nama Pasien : Ny. M No RM : 244557


Diagnosa Medis : Gastritis Erosiva Ruangan : Flamboyan

7
Diagnosa Keperawatan : Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d intake inadekuat ditandai dengan porsi makan tidak habis 1 sendok
makan.
Hari/tanggal Jam Implementasi Evaluasi Paraf

Senin, 22 07.00 Memberikan makan dalam jumlah S : Klien mengatakan nafsu makan menurun
Januari 2018 O : k/u lemah
sedikit tapi sering teratur.
Pasien tampak tampak lemah
Menyajikan makanan dalam kondisi
07.00 Konjungtiva anemis
hangat Porsi makan 1 sendok
Mengkaji intake pasien A : masalah belum teratasi
08.00 Meberikan obat kolaborasi dengan dokter P : Lanjutkan intervensi
1. kaji intake dan output pasien
ondan sentron 2x1gr, IV bolus.
2. berikan makanan dalam jumlah sedikit tapi
Mengajarkan cara perawatan mulut
10.00
sering
3. ajarkan cara perawatan mulut
4. sajikan makanan dalam kondisi hangat
5. kolaborasi dengan ahli gizi untuk membantu
pemenuhan kebutuhan nutrisi
6. kolaborasi dengan dokter dalam pemberian obat
ondansentron 3x1 melalui IV bolus
Selasa, 23 07.00 Memberikan makan dalam jumlah S : Klien mengatakan mual ,muntah (-)
Nafsu makan menurun
Januari 2018 sedikit tapi sering teratur.
O : k/u lemah
Menyajikan makanan dalam kondisi
07.00 klien tampak lemas
hangat Bibir kering
Mengkaji intake pasien Porsi makan 1 sendok
08.00 Meberikan obat kolaborasi dengan dokter A : Masalah belum teratasi
P : Lanjutkan intervensi

8
ondan sentron 2x1gr, IV bolus. 1. kaji intake dan output pasien
Mengajarkan cara perawatan mulut 2. berikan makanan dalam jumlah sedikit tapi
10.00
sering
3. sajikan makanan dalam kondisi hangat
4. kolaborasi dengan ahli gizi untuk membantu
pemenuhan kebutuhan nutrisi
5. kolaborasi dengan dokter dalam pemberian obat
ondansentron 3x1 melalui IV bolus

9
BAB 5
HASIL KEGIATAN

5.1. Pelaksanaan Ronde Keperawatan


Hari / tanggal : Kamis / 25 Januari 2018
Pukul : 09.00 WIB
Tempat : Ruang Flamboyan RSUD Dr. Soegiri Lamongan
Materi : Ronde keperawatan
a. Teori asuhan keperawatan pasien dengan Vomiting
b. Masalah-masalah yang muncul pada pasien dengan
Vomiting
c. Intervensi keperawatan pada pasien Vomiting
dengan masalah keperawatan gangguan nutrisi, rasa
nyaman nyeri, gangguan mobilititas fisik.
Metode : Diskusi dan tanya jawab
Sasaran : Pasien Ny. “M” usia 68 tahun yang dirawat diruang
Flamboyan Bed No. C3
Media : Sarana diskusi (buku, bopoin)
a. Status atau dokumentasi keperawatan pasien
b. Materi yang disampaikan secara lisan
5.2. Pengorganisasian
1. Kepala ruangan : Ahmad Rifa’i, S.Kep.
2. PP 1 : Fatimatus Zahro, S.Kep.
3. PP 2 : Haslinda Septiana, S.Kep.
4. PA 1 : Nita Puspitasari, S.Kep.
5. PA 2 : Sunoto, S.Kep.
6. Tim Medis :-
7. Ahli Gizi : Maya Ernawati, S.Gz.
8. Konselor : Tiska Dilla Widya S, S.Kep.
9. Supervisor : Ns. Sus Erna, S.Kep.
10. Pembimbing : 1. Ns. Suwaji, S.Kep.
2. Angger Anugerah H.S M.N.S.
5.3. Presensi
1. Pembimbing dari pendidikan sebanyak 1 orang
2. Pembimbing dari ruangan Flamboyan sebanyak 1 orang

11
3. Supervisor sebanyak 1 orang
4. Tim lain dari ahli gizi 1 orang
5. Mahasiswa Profesi Ners STIKes ICsada Bojonegoro angkatan 4 sebanyak 10
orang
5.4. Mekanisme Ronde Keperawatan
1. Tahap Persiapan
a. PP menentukan kasus dan topik
b. PP menentukan tim ronde
c. PP menentukan literature
d. PP membuat proposal
e. PP mempersiapkan pasien
f. PP diskusi pelaksanaan
2. Tahap Pembukaan
a. Karu membukan ronde keperawatan dengan salam pembuka
b. Karu memperkenalkan tim ronde
c. Karu menjelaskan tujuan ronde
d. Karu memimpin doa
3. Penyajian Masalah
a. PP memberikan salam dan PP memberitahukan kepada tim ronde tentang
pasien yang akan dilakukan ronde keperawatan
b. Memperkenalkan pasien dan keluarga pada tim ronde
c. PP dan PA menjelaskan masalah pasien dan rencana tindakan yang telah
dilakukan dan serta menetapkan prioritas yang perlu didiskusikan
d. Ahli gizi dan konselor megklarifikasi masalah
Validasi Data
a. PP dan PA mencocokkan dan menjelaskan kembali data yang telah
disampaiakan.
b. PP, PA, Konselor, Ahli gizi diskusi antar anggotan timdan pasien tentang
masalah keperawatan tersebut
c. Pemberian justifikasi oleh konselor tentang masalah pasien serta rencana
tindakan yang akan dilakukan.
d. Menentukan solusi keperawatan pada masalah prioritas yang telah
ditetapkan.
4. Pasca Ronde
a. Evaluasi, revisi dan perbaikan laporan
b. Kesimpulan dan rekomendasi penegakan diagnosis, intervensi
keperawatan selanjutnya

12
5.5. Hasil Evaluasi
1. Evaluasi Struktur
Persiapan dilakukan 4 hari sebelum acara dimulai, acara dilakukan sesuai
dengan jadwal (gannt Cart) yang telah dibuat
a. Sarana dan prasarana yang menunjang antara lain buku, bolpoin, status
pasien
b. Melakukan ronde keperawatan dilakukan oleh PP, PA, dibantu dengan ahli
gizi
2. Evaluasi Proses
No. Waktu Kegiatan
1. 08:00 - 08:50 WIB Pelaksanaan Ronde Keperawatan
2. 08:50 - 09:10 WIB Diskusi dan klarifikasi dari supervisor serta
pembimbing (baik pembimbing klinik dan
akademik)
Ns. Sus Erna, S.Kep
1. Role play secara umum sudah baik
2. Persetujuan ronde seharusnya
dilakukan sebelum ronde
berlangsung
3. Konselor pada saat validasi harus
lebih berperan
Ns. Suwaji, S.Kep
1. Role play secara umum sudah baik
2. Semua suda berperan sesuai dengan
tugasnya masing-masing
Angger Anugerah H.S M.N.S.
1. Proses ronde keperawatan sudah
sesuai
2. Karu menyimpulkan hasil diskusi
dan disampaika kepada PP dan PA
untuk melakukan tindakan
selanjutnya
3. Evaluasi Hasil

13
1. Kegiatan dihadiri oleh 100% undangan yang telah disebarkan dan dihadiri
oleh seluruh anggota kelompok
2. Selama kegiatan masing-masing mahasiswa melihat kegiatan roleplay ronde
keperawatan
3. Acara dimulai sesuai dengan jadwal yang ditentukan
4. Hasil ronde keperawatan sudah dilakukan pendokumentasian
4. Hambatan
Selama roleplay tidak terjadi hambatan hanya saja ada tugas yang terlewatkan
5. Dukungan
a. Adanya kerja sama yang baik antara PP, PA, Konselor, Ahli gizi saat
pelaksanaan
b. Hubungan saling percaya antar tim ronde keperawatan dengan pasien
c. Proses bimbingan pelaksanaan ronde keperawatan oleh pembimbing
akademik dan ruangan serta supervisor

DAFTAR PUSTAKA

1. Dermawan, Deden, Tutik Rahayuningsih. Keperawatan Medikal Bedah (Sistem


Pencernaan). 2010. Penerbit Gosyen Publishing. Yogyakarta.
2. Kowalak,JP, 2011.”Buku Ajar Patofisiologi.”Jakarta : EGC
3. Nursalam, 2008.”Proses dan Dokumentasi Keperawatan Konsep dan Praktik.”
Jakarta:Salemba Medika
4. Nursalam, 2012.”Manajemen Keperawatan.”Jakarta : Salemba Medika

14
5. Prince, Sylvia A., Lorraine McCarty Wilson. 2005. Patofisiologi : Konsep Klinis
Proses-Proses Penyakit. Jakarta: EGC
6. Smeltzer & Bare (2009). Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta: EGC
7. Smeltzer, S.C, (2010), Buku Ajar Keperawatan Medikal-Bedah Brunner & Suddarth, ; alih
bahasa, Agung Waluyo; editor Monica Ester, Edisi 8, Vol.2 EGC; Jakarta.

DAFTAR HADIR ROLEPLAY RONDE KEPERAWATAN

No. Nama Tanda tangan


1. 1.
2. 2.
3. 3.
4. 4.
5. 5.
6. 6.
7. 7.
8. 8.

15
9. 9.
10. 10.

Mengetahui,
Perceptor Akademik Perceptor Klinik Ruang Flamboyan RSUD
Pendidikan Profesi Ners Kep. Manajemen Dr.Soegiri Lamongan
STIKes ICsada Bojonegoro

(Ns. Angger Anugerah H.S M.N.S) (Ns. Suwaji, S.Kep)

Supervisior Ruang Flamboyan


RSUD Dr. Soegiri Lamongan

(Sus Erna S, S.Kep.Ns)


SURAT PERSETUJUAN DILAKUKAN
RONDE KEPERAWATAN

Yang bertanda tangan di bawah ini :


Nama :
Tempat tanggal lahir :
Alamat :

Adalah suami/istri/orang tua/anak/keluarga/dari pasien :

Nama :
Tempat tanggal lahir :
Alamat :

Ruang :
No.RM :

16
Dengan ini menyatakan setuju untuk dilakukan ronde keperawatan.
Lamongan,..........Januari 2018

Perawat yang menerangkan Penanggungjawab

(...................................................) (..........................................)

Saksi-saksi Tanda tangan

1. ........................................... .............................................

2............................................ .............................................

17

Anda mungkin juga menyukai