RONDE KEPERAWATAN
PRAKTIK PROFESI MANAJEMEN KEPERAWATAN
DI RUANG BONA II IRNA ANAK RSUD DR. SOETOMO SURABAYA
Pembimbing Akademik:
Eka Mishbahatul M. Has, S. Kep., Ns., M. Kep
Ilya Krisnana, S.Kep.,Ns.,M.Kep
Pembimbing Klinik:
Kushartinah, S.Kep.,Ns
Ertawati, S.Kep.,Ns.,MM.
Suparmiasih, S.Kep.,Ns
Disusun oleh:
Kelompok D2-5
Puji syukur atas kehadirat Allah Yang Maha Esa atas segala rahmat dan
karuniaNya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah mengenai “Ronde
Keperawatan” dengan baik. Makalah ini disusun dalam rangka pemenuhan
kompetensi manajemen keperawatan dalam penerapan Model Asuhan
Keperawatan Profesional (MAKP) pada profesi manajemen.
Penulis menyadari bahwa tidak ada sesuatu yang sempurna di dunia ini,
begitu pula makalah yang telah penulis buat ini, baik dalam segi isi maupun
penulisannya. Kritik dan saran dari pembaca sangat penulis harapkan demi
kesempurnaan dan introspeksi selanjutnya.
Penulis juga berterima kasih kepada pembimbing akademik Fakultas
Keperawatan Universitas Airlangga yang telah meluangkan waktu dan tenaga
untuk membimbing dan mengarahkan penulis, pembimbing klinik di RSUD Dr.
Soetomo yang telah meluangkan waktu dan tenaga untuk membimbing dan
mengarahkan penulis, pasien dan keluarga serta teman-teman kelompok yang
telah membantu dalam proses penyelesaian laporan. Penulis berharap agar laporan
ini dapat memberikan pengetahuan dan bermanfaat bagi semua perawat dan
masyarakat pada umumnya.
Tim Penulis
4
DAFTAR ISI
PROPOSAL ROLEPLAY...................................................................................................1
KATA PENGANTAR.......................................................................................................4
DAFTAR ISI......................................................................................................................5
BAB 1................................................................................................................................6
PENDAHULUAN.............................................................................................................6
TINJAUAN PUSTAKA.....................................................................................................9
PENUTUP.........................................................................................................................3
1.1 Kesimpulan...........................................................................................................3
1.2 Saran.....................................................................................................................3
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................5
5
BAB 1
PENDAHULUAN
6
kemampuan perawat dalam melaksanakan kerja sama dengan tim kesehatan
yang lain guna mengatasi masalah kesehatan yang terjadi pada klien
(Nursalam,2007).
Ronde keperawatan di Ruang BONA II RSUD Dr.Soetomo
Surabaya, sudah pernah dilaksanakan tetapi belum melibatkan seluruh
perawat ruangan dan Ronde Keperawatan dilaksanakan pada saat program
praktik manajemen keperawatan mahasiswa PSIK FKp UNAIR angkatan
sebelumnya. Hal tersebut dapat dijadikan sebagai pendorong untuk proses
tindak lanjut pelaksanaan ronde keperawatan di ruangan BONA II secara
berkesinambungan.
Berdasarkan pertimbangan tersebut maka kami mahasiswa Fakultas
Keperawatan Universitas Airlangga program A angkatan tahun 2015 akan
mengadakan kegiatan ronde keperawatan di Ruang BONA II selama
Praktik Profesi Manajemen Keperawatan.
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana konsep teori kegiatan ronde keperawatan?
2. Bagaimana alur dan perencanaan kegiatan/tahapan ronde
keperawatan?
1.3 Tujuan
1.3.1 Tujuan Umum
Setelah dilakukan praktik managemen keperawatan diharapkan
mahasiswa dan perawat mampu menyelesaikan masalah pasien melalui
pendekatan berpikir kritis.
1.3.2 Tujuan Khusus
1. Untuk mengetahui konsep teori kegiatan ronde keperawatan
2. Untuk mengetahui alur dan perencanaan kegiatan/tahapan ronde
keperawatan.
1.4 Manfaat
1.4.1 Manfaat bagi Pasien
1. Membantu menyelesaikan masalah klien sehingga mempercepat masa
penyembuhan
2. Mendapat perawatan secara professional dan efektif.
7
3. Memenuhi kebutuhnn klien
4. Menurunkan biaya perawatan yang dikeluarkan klien
1.4.2 Manfaat bagi Perawat
1. Meningkatkan kemampuan kognitif, afektif dan psikomotor perawat.
2. Meningkatkan kerjasama antar tim kesehatan.
3. Menciptakan komunitas keperawatan professional.
1.4.3 Manfaat bagi Rumah Sakit
1. Meningkatkan kualitas pelayanan keperawatan rumah sakit.
2. Membantu menyelesaikan masalah pasien sehingga mempercepat
masa penyembuhan.
3. Memenuhi kebutuhan pasien
1.4.4 Manfaat bagi Mahasiswa
1. Meningkatkan pengetahuan mahasiswa untuk melakukan kegiatan
ronde keperawatan sesuai dengan alur.
2. Melatih mahasiswa untuk menjadi perawat profesional, khususnya
dalam hal ronde keperawatan.
8
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.2 Karakteristik
Ronde keperawatan mempunyai beberapa karakteristik sebagai berikut
ini (Nursalam, 2009):
9
Bagi perawat, menurut Armola, et al (2010) tujuan ronde keperawatan
bagi perawat meliputi:
Bagi pasien, hal ini dijelaskan oleh Clement (2011) mengenai tujuan
dari pelaksanaan ronde keperawatan bagi pasien adalah untuk:
1. Mengamati kondisi fisik dan mental pasien serta kemajuan dari hari ke
hari
2. Mengamati pekerjaan staff
3. Membuat pengamatan khusus pasien dan memberikan laporan ke dokter
mengenai, misalnya: luka, drainase, perdarahan, dsb.
4. Melaksanakan rencana yang dibuat untuk perawatan pasien
5. Memeriksa kondisi pasien sehingga dapat dicegah seperti ulcus decubitus,
foot drop, dsb
6. Membandingkan manifestasi klinis penyakit pada pasien sehingga perawat
memperoleh wawasan yang lebih baik
7. Memodifikasi tindakan keperawatan yang diberikan
1. Tujuan umum
Menyelesaikan masalah pasien melalui pendekatan berfikir kritis.
2. Tujuan khusus
10
1) Menumbuhkan cara berfikir kritis dan sistematis.
2) Meningkatkan kemampuan validasi data pasien.
3) Menentukan kemampuan menentukan diagnosis keperawatan.
4) Menumbuhkan pemikiran tentang tindakan keperawatan yang
berorientasi pada masalah pasien.
5) Meningkatkan kemampuan memodifikasi rencana asuhan keperawatan.
6) Meningkatkan kemampuan justifikasi.
7) Meningkatkan kemampuan menilai hasil kerja
2.4 Manfaat
Menurut Nursalam (2011), manfaat ronde keperawatan adalah:
1. Masalah pasien dapat teratasi
2. Kebutuhan pasien dapat terpenuhi
3. Terciptanya komunitas keperawatan yang profesional
4. Terjalinnya kerjasama antar tim kesehatan
5. Perawat dapat melaksanakan model asuhan keperawatan dengan tepat dan
benar
2.5 Kriteria Pasien
Kriteria pasien menurut Nursalam (2011):
1. Mempunyai masalah keperawatan yang belum teratasi meskipun sudah
dilakukan tindakan keperawatan
2. Pasien dengan kasus baru atau langka
2.6 Kriteria Pasien
Kriteria pasien menurut Nursalam (2011):
1. Mempunyai masalah keperawatan yang belum teratasi meskipun sudah
dilakukan tindakan keperawatan
2. Pasien dengan kasus baru atau langka
11
2.7 Alur Pelaksanaan Ronde Keperawatan
Penetapan
Pasien
Persiapan Pasien
Informed consent
Hasil pengkajian/
validasi data
Kesimpulan dan
rekomendasi solusi
masalah
12
Keterangan :
1. Praronde
1) Menentukan kasus dan topik (masalah yang tidak teratasi dan masalah
yang langka).
2) Menentukan tim ronde.
3) Mencari sumber atau literatur.
4) Membuat proposal.
5) Mempersiapkan pasien: informed consent dan pengkajian.
6) Diskusi: Apa diagnosis keperawatan? Apa data yg mendukung?
Bagaimana intervensi yang sudah dilakukan? Apa hambatan yang
ditemukan selama perawatan?
2. Pelaksanaan Ronde
1) Penjelasan tentang pasien oleh perawat primer yang difokuskan pada
masalah keperawatan dan rencana tindakan yang akan dilaksanakan
dan atau telah dilaksanakan serta memilih prioritas yang perlu
didiskusikan.
2) Diskusi antar anggota tim tentang kasus tersebut
3) Pemberian justifikasi oleh perawat primer atau konselor atau kepala
ruangan tentang masalah pasien serta rencana tindakan yang akan
dilakukan.
3. Pascaronde
1) Evaluasi, revisi, dan perbaikan.
2) Kesimpulan dan rekomendasi penegakkan diagnosis; intervensi
keperawatan selanjutnya.
2.8 Peran Masing-Masing Anggota Tim
1. Peran perawat primer dan perawat associate
1) Menjelaskan data pasien yang mendukung masalah pasien
2) Menjelaskan diagnosa keperawatan
3) Menjelaskan intervensi yang dilakukan
4) Menjelaskan hasil yang didapat
5) Menggali masalah-masalah pasien yang belum terkaji
4
2. Peran perawat konselor dan tenaga kesehatan lainnya
1) Memberikan justifikasi
2) Memberikan reinforcement
3) Memvalidasi kebenaran dari masalah dan intervensi keperawatan serta
rasional tindakan
4) Mengarahkan dan koreksi apabila ada yang kurang
5) Mengintegrasikan konsep dan teori yang telah di pelajari
2.9 Kriteria Evaluasi
Kriteria evaluasi ronde keperawatan menurut Nursalam (2015) dibagi
menjadi sebagai berikut :
1. Struktur
1) Persyaratan administratif (informed consent, alat dan lainnya)
2) Tim ronde keperawatan hadir di tempat pelaksanaan ronde keperawatan
3) Persiapan dilakukan sebelumnya
2. Proses
1) Peserta mengikuti kegiatan dari awal hingga akhir
2) Seluruh peserta berperan aktif dalam kegiatan ronde sesuai peran yang
sudah ditentukan
3. Hasil
a. Pasien merasa puas dengan hasil pelayanan
b. Masalah pasien dapat teratasi
c. Perawat dapat :
1) Menumbuhkan cara berpikir yang kritis
2) Meningkatkan cara berpikir yang sistematis
3) Meningkatkan kemampuan validasi data pasien
4) Meningkatkan kemampuan menentukan diagnosis keperawatan
5) Menumbuhkan pemikiran tentang tindakan keperawatan yang
berorientasi pada masalah pasien
6) Meningkatkan kemampuan memodifikasi rencana asuhan keperawatan
7) Meningkatkan kemampuan justifikasi
8) Meningkatkan kemampuan menilai hasil kerja
5
2.9 Mekanisme Ronde Keperawatan
1. Perawat primer membaca status pasien untuk melihat perkembangan
kesehatan pasien dan melihat intervensi apa yang belum terselesaikan,
meliputi laporan penilaian fisik dan psikososial pasien. Perawat juga
menentukan tujuan yang ingin dicapai jika ronde keperawatan tersebut
dilaksanakan (Clement, 2011)
2. Penentuan pasien yang akan dilakukan ronde keperawatan berdasarkan
dua kriteria, yaitu yang pertama adalah pasien sudah dilakukan intervensi
namun belum berhasil dan yang kedua adalah pasien dengan penyakit
langka (Sitorus, 2006).
3. Perawat primer yang menangani pasien tersebut melakukan diskusi
bersama kepala ruangan untuk menetapkan waktu serta pihak yang
dilibatkan dalam proses ronde keperawatan. Setelah ditetapkan maka
perawat primer datang ke pasien untuk meiminta persetujuan atau
informed consent kepada pasien (Nursalam, 2014).
4. Setelah disetujuinya informed consent, ronde keperawatan dilaksanakan di
meja diskusi dipimpin kepala ruangan dan dihadiri oleh perawat primer
yang menangani pasien tersebut, perawat associate , perawat primer dua,
dokter yang menangani, konselor dan pihak lain yang memungkinkan
untuk dilibatkan. Ronde keperawatan biasanya berlangsung selama kurang
lebih 1 jam (tergantung kebutuhan). Perawat primer akan
mempresentasikan masalah terkait kondisi klien, meliputi (Nursalam,
2014) :
a. Diagnosis keperawatan
b. Data yang mendukung
c. Intervensi yang sudah dilakukan
d. Hambatan yang ditemukan
e. Prognosis penyakit, dsb
5. Validasi data dilakukan setelah perawat primer menyajikan masalah di
depan tim dengan cara seluruh tim datang ke pasien untuk mencocokkan
data yang dipresentasikan dengan keadaan pasien yang sebenarnya.
8
6. Seluruh tim kembali ke meja diskusi untuk melanjutkan proses diskusi.
Tim yang lain seperti perawat primer dua, dokter atau konselor berhak
mengutarakan pendapat dan memberikan saran kemudian kepala ruangan
menyimpulkan atas permasalah pasien dan memutuskan rekomendasi
solusi masalah untuk selanjutnya akan diimplementasikan ke pasien
(Nursalam, 2014).
2.10 Kendala dalam Ronde Keperawatan
Kendala-kendala yang mungkin terjadi saat pelaksanaan ronde keperawatan
antara lain:
9
BAB 3
10
Diskusi.
V. Media
1. Dokumen/status pasien.
2. Sarana diskusi: kertas, bolpoin.
3. Materi yang disampaikan dengan powerpoint
4. LCD Proyektor
VI. Kegiatan ronde keperawatan
Waktu T Kegiatan Pelaksana Keg. Tempat
ahap Pasien
7 hari Pra Praronde Penanggun Di Ruang Bona
sebelum ronde 1. Menentukan kasus g jawab: anamnesa II RSUD
ronde dan topik. Endah Sri Dr.
2. Menentukan tim W., S.ST., Soetomo
ronde. M.Kes Surabaya
3. Mencari literature.
4. Membuat proposal.
5. Mempersiapkan
slide dari tim ronde.
6. Mengundang dokter,
ners ruangan, dan
tim lain.
7. Mempersiapkan
pasien dengan
pemberian informed
consent.
7 menit Ronde Pembukaan Kepala - Ruang
1. Salam pembuka. Ruangan: Diskusi/Nur
2. Memperkenalkan se station
tim ronde.
3. Menjelaskan tujuan
ronde.
4. Mengenalkan
masalah pasien
11
secara spintas.
5. Mempersilahkan PP
untuk presentasi.
38 menit Penyajian Masalah PP: - Mendeng Ruang
1. Memberikan salam arkan Diskusi/Nur
dan se station
memperkenalkan
pasien dan keluarga
kepada tim ronde.
2. Menjelaskan
riwayat penyakit
dan keperawatan
pasien.
3. Menjelaskan
masalah
keperawatan pasien
dan rencana
tindakan yang telah
dilaksanakan dan PA 1: -
serta menetapkan
prioritas yang perlu
didiskusikan.
4. Menambahkan Karu, PP,
penjelasan kasus PA, Ruang
jika ada yang Konselor(d Perawatan
kurang okter ),
perawat
Validasi Data (bed pasien): ruangan. Memberik
5. Memvalidasi data an
pasien dan HE yang respons
penting untuk dan
keterlibatan menjawab
konselor pertanyaa
12
6. Mengkaji jika ada n
data yang kurang
dan butuh
tambahan.
15 menit Pasca 1. Melanjutkan diskusi Karu, PP, - Ruang
ronde dan masukan dari PA, Diskusi/Nur
tim. Konselor se station
2. Menyimpulkan (dokter
untuk menentukan kulit
tindakan kelamin),
keperawatan pada perawat
masalah prioritas ruangan.
yang telah
ditetapkan.
3. Merekomendasikan
tim intervensi
keperawatan.
4. Penutup.
VII. Kriteria evaluasi:
1. Struktur
a. Ronde keperawatan dilaksanakan di Ruang Bona II RSUD Dr.
Soetomo Surabaya.
b. Peserta ronde keperawatan hadir di tempat pelaksanaan ronde
keperawatan.
c. Persiapan dilakukan sebelumnya.
2. Proses
a. Peserta mengikuti kegiatan dari awal hingga akhir.
b. Seluruh peserta berperan aktif dalam kegiatan ronde sesuai peran
yang telah ditentukan.
3. Hasil :
a. Pasien puas dengan hasil kegiatan
b. Masalah pasien dapat teratasi
c. Perawat dapat :
13
1) Menumbuhkan cara berpikir yang kritis dan sistematis.
2) Meningkatkan kemampuan validitas data pasien.
3) Meningkatkan kemampuan menentukan diagnosis
keperawatan. Menumbuhkan pemikiran tentang tindakan
keperawatan yang berorientasi pada masalah pasien.
4) Meningkatkan kemampuan modifikasi rencana asuhan
keperawatan.
5) Menngkatkan kemampuan justifikasi.
6) Meningkatkan kemampuan menilai hasil kerja.
VIII. Pengorganisasian
1. Kepala Ruangan : Endah Sri W., S.ST., M.Kes
2. PN1 : Talia Puspita A., S.Kep
3. AN1 : Firdha Lailil F., S.Kep
4. PN2 : Alifia Aurora R., S.Kep
5. Dokter : Abyan Shafly N. F., S.Kep
6. Farmasi : Meilia Dwi Cahyani, S.Kep
7. Keluarga Pasien : Teguh Dwi Saputro, S.Kep.
14
3.2 Informed Consent
Surabaya,
Perawat yang menerangkan Penanggung jawab
……………………………… …………………………
……………………………… ……………………
1
2
BAB 4
PENUTUP
1.1 Kesimpulan
Rumah sakit sebagai sarana pelayanan kesehatan memiliki tugas untuk
meningkatkan derajat kesehatan sehingga dapat tercipta kesejahteraan bagi
masyarakat. Tentunya dalam memberikan pelayanan kesehatan, rumah
sakit perlu memperhatikan kualitas pelayanan yang berfokus pada
mengatasi masalah keperawatan klien yang akan dilaksanakan oleh
perawat disamping melibatkan klien untuk membahas dan melaksanakan
asuhan keperawatan. Pendekatan berpikir kritis dan diskusi, memberikan
media bagi perawat untuk membahas lebih dalam masalah dan kebutuhan
pasien serta merupakan suatu proses belajar bagi perawat dengan harapan
dapat meningkatkan kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotor dalam
menyelesaikan masalah pasien secara cepat dan tepat.
Keberhasilan asuhan keperawatan pada pasien ditentukan oleh
keberhasilan dalam memberikan intervensi yang tepat hingga pasien
pulang dengan keadaan sembuh.
1.2 Saran
Diharapkan pembaca, mahasiswa maupun perawat dapat melakukan
penerapan dan alur ronde keperawatan dalam menyelesaikan masalah
khusus dengan baik dan benar.
3
DAFTAR PUSTAKA
lib.ui.ac.id/file?file=digital/20304992...%20Pengaruh%20ronde.pdf. Diakses
pada tanggal 18 November 2014 pukul 21.00 WIB
Nursalam. 2014. Manajemen Keperawatan : Aplikasi dalam Praktik Keperawatan
Profesional, Edisi 5. Jakarta : Salemba Medika
Nursalam & Ferry Efendi. 2009. Pendidikan dalam Keperawatan. Jakarta :
Salemba Medika.
RSUD Puri Husada. 2016. Ronde Keperawatan. Diakses online dari
http://rsudpurihusada.inhilkab.go.id/ronde-keperawatan/ pada 17
November 2018
American Brain Tumor Association (ABTA). 2015. Medulloblastoma. Available
from: http://www.abta.org/
Ariani, TA. 2012. Sistem neurobehavior. Jakarta : Salemba Medika.
Central Brain Tumor Registry of the United States (CBTRUS). CBTRUS
statistical report: primary brain and central nervous system tumors
diagnosed in the United States in 2004–2007. Hinsdale, IL: 2011. Available
from: http://www.cbtrus.org/2011-NPCR-SEER/WEB-0407-Report-3-3-
2011.pdf. Accessed December 12, 2012.
Jallo G.I. 2014. Medulloblastoma. Available from:
http://emedicine.medscape.com/article/1181219
Kyle Juraschka, MD., Michael D. Taylor, MD, PhD. 2019. Medulloblastoma in
the ag of molecular subgroups : a review. Journal Neurosurg Pediatric Vol.
24 October 2019, DOI: 10.3171/2019.5.PEDS18381
Larasanti, Pristanova. Putu Witari, Ni. Medulloblastoma. 2017. FK Universitas
Udayana
Massimino M, Cefalo G, Riva D, Biassoni V, Spreafico F, Pecori E, et al. Long-
term results of combined preradiation chemotherapy and age-tailored
radiotherapy doses for childhood medulloblastoma. J Neurooncol. 2012 Feb
16
Millard,Nathan E., De Braganca, Kevin C., 2016. Medulloblastoma. Journal of
Child Neurologi 1016, Vol. 31 (12) 1341-1353. DOI : 10.1177/08830738|
5600866.
Satyanegara. 2010. Ilmu Bedah Saraf. Edisi IV. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka
Utama
Shonka N.A., Brandes A.A. 2012. Adult Medulloblastoma, From
Spongioblastoma Cerebelli to the Present Day: A Review of Treatment and
the Integration of Molecular Markers. Brain Tumor Onco
4
Chandra, Ade dan Rahman, Sukri. 2016. Fungsi Tiroid Pasca Radioterapi Tumor
Ganas Kepala-Leher. Padang. Jurnal Kesehatan Andalas.
Gillam, M. P., & Kopp, P. A. (2001). Genetic regulation of thyroid
development. Current opinion in pediatrics, 13(4), 358-
363. https://doi.org/10.1097/00008480-200108000-00013
Pusat Data dan Informasi Kementrian Kesehatan RI. 2015. Situasi dan Analisis
Penyakit Tiroid. Jakarta. Kementrian Kesehatan RI
Robert CG, Lancet. 2004 Mar 6;363(9411):793-803. Hypothiroidism. Division of
Endocrinology and Metabolism, Department of Medicine, Johns Hopkins
University School of Medicine, Baltimore, Maryland, USA.
Tjokroprawiro, Askandar dkk. 2015. “Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam” Fakultas
Kedokteran Universitas Airlangga Rumah Sakit Pendidikan Dr. Soetomo
Surabaya. Surabaya. Airlangga University Press.
Tomer Y, Davies TF. 2004. Searching for the autoimmune disease susceptibility
genes: from gene mapping to gene function. Endocrine Rev. 2003; 24(5);
694-717.
Wiseman S, Walker B. 2012. Thyroid nodules with indeterminate cytology.
England Med. 2012 Nov 15;367(20):1957; author reply 1958-9. doi:
10.1056/NEJMc1211421.
5
Lampiran 1
Selanjutnya kita punya dr. Abyan sebagai dokter utama, Ibu. Meilia
sebagai farmasi, Ns. Talia sebagai PN 1, Ns. Alifia sebagai PN 2. Ns.
Firdha sebagai AN 1 dan Ns. Teguh sebagai AN 2. Pada Ronde
keperawatan ini, Ns. Talia sebagai PN 1 akan mempresentasikan kasusnya.
Pasien kami hari ini adalah By Ny. I/3 bulan, BPJS kelas 3, didiagnosis
medis Hidrocephalus + Abses Cerebri. Lama tinggal 20 hari. Dengan
masalah keperawatan yang belum terpecahkan, ketidakefektifan pola nafas
dan resiko ketidakefektifan perfusi jaringan otak. Tujuan kami pada ronde
ini adalah untuk mendiskusikan penyelesaian masalah terbaik untuk pasien
ini. Selanjutnya, tolong Ns. Yenny menghadirkan kasus By Ny. I.
6
Assalamualaikum, Good morning everyone. Thank you for coming. Today,
Mei 11th, 2020 at 10:00 am, in Bona 2 we will doing nursing round. Before
we begin, let's pray together. Pray begins. Done.
Next we have dr. Abyan as the main doctor, Ms. Linda as a pharmacy, Ms.
Meilia as a nutritionist, Ns. Talia as a primary nurse 1, Ns. Alifia as a
primary nurse 2. Ns. Firdha as a associate nurse 1 and Ns. Teguh as a
associate nurse 2. In this nursing round, Ns. Talia as primary nurse 1 will
present their case.
Our patient today is Baby Mrs. I, 3 months old, BPJS class 3, was
diagnosed with Hidrocephalus + Abses Cerebri. The length of stay is 20
days with an unsolved nursing problem is ineffective breathing pattern
and risk ineffective of brain tissue perfusion. Our goal in this round is to
discuss the best problem solving for this patient. Next, please Ns. Talia to
present Baby Mrs. I case.
PN 1 : Terima kasih Ns. Endah dan terima kasih untuk semua yang datang hari
ini. Nama saya Talia sebagai PN dari kasus By. Ny I sebagai pasien
kelolaan kami. Saya akan melaporkan kepada Anda kondisi pasien kami.
(Menjelaskan laporan kasus dengan menggunakan PPT).
Thank you, Ns. Endah and thank you for all who came today. My name is
Talia as primary nurse 1 and this time I will present the case of Baby Mrs.
I as our managed patient. I will report to you the condition of our patients.
(Explain case reports using PPT).
That’s all about the explanation of our patients' who unsolved problems
and the interventions we have given. I hope everyone in here can give the
advices to improve the condition of our patients, thank you.
7
NUM : Terima kasih Ns. Talia atas pemaparan kasus By. Ny I yang telah
disajikan dengan baik. Apakah ada klarifikasi dari AN 1? dan pendapat
dari PN2?
Thank you, Ns. Yenny for the presentation of the case Baby Mrs. I which
has been presented well. Is there any clarification from associate nurse 1?
and opinions from primary nurse 2?
No nurse, enaough.
Thank you, Ns. Endah, I would like to argue about patient with ineffective
breathing pattern and risk ineffective of brain tissue perfusion nursing
problem. In my experience in treating patients, we must be able to know
8
the cause and will provide appropriate interventions from the etiology as
management in a journal that I have read, namely by temporary therapy
or shunt surgery. that is monitoring the patient's fluid balance as the main
action, this is to find out in the excessive input or output. If a positive fluid
balance is obtained, it indicates that the patient is getting too much fluid,
so we need to reduce the amount of fluid that enters so that the patient's
fluid balance is not excessive. Temporary therapy as a conservative
medical therapy to reduce fluid from the choroid olexus (acetazolamide
100 mg/kg body weight/day; furosemide 0,1 mg/kg body weight/day) and
given only temporarily or short-term because risk of causing metabolic
disorders. It can also do shunt operations internally or externally. Internal
shunt placement directed to the right atrium of the heart or peritoneal.
Externally shunt placement have a risk of infection.
NUM : Oke terima kasih Ns. Alifia, adakah yang ingin berpendapat lagi? Jika
tidak ada yang berpendapat lagi maka kita dapat melanjutkan validasi
kepada pasien untuk mengklarifikasi data. Mari kita pergi ke tempat tidur
C5. Ns. Firdha Anda bisa menyiapkan insturment dan data yang
dibutuhkan.
Okay, thank you, Ns. Alifia, does anyone want to argue again? If no one
argues anymore then we can continue validating the patient to clarify the
data. Let's go to bed C5. Ns. Firdha, you can prepare the required
insturment and data.
PN2 : Ns. Firdha tolong siapkan instrumen, status, dan data pasien.
Ns. Firdha please prepare the instruments, status, and patient data.
AN 1 : Ya Ners
Yes Nurse
Tim ronde keperawatan mulai mengunjungi ruang By. Ny. I untuk memvalidasi
data.
The nursing round team began visiting Baby Mrs. I room to validate the data.
9
NUM : Selamat pagi, apa yang dirasakan anak pagi ini? Ada masalah?
Good morning, what baby feel this morning mom? Is there a problem?
Keluarga Pasien: Selamat pagi Ners, anaknya masih sering menangis dan
kepalanya semakin membesar.
Good morning nurse, her child is still crying often and the head gets
bigger.
NUM : Baik Ibu I, seperti yang dijanjikan, kami akan melakukan ronde
keperawatan untuk membuat rencana yang tepat dan intervensi terbaik
untuk menyelesaikan masalah pada By. Ny. I. Mereka adalah dr. Abyan
sebagai dokter utama, Ibu Meilia sebagai farmasi, Ns. Talia sebagai PN 1,
Ns. Alifia sebagai PN 2, silakan validasi pasien.
Alright Mrs I, as promised, we will carry out a nursing round to make the
right plan and the best intervention to solve the problem. They are dr.
Abyan as the main doctor, Ms. Meilia as a pharmacy, Nurse Talia as
primary nurse 1, nurse Alifia as primary nurse 2, please validate the
patient.
Pasien: Selamat pagi Ners, iya anak saya masih terlihat sesak dan, saya melihat
kepala semakin membesar setiap harinya.
Good morning nurse, yes he still feel breathless and I see the head gets
bigger every day..
10
Can I do a physical examination of the breathing and his head?
AN 1 : Ya, sudah jam 8 pagi. Saya melakukan pemeriksaan tanda vital, GCS dan
mengobservasi hasil lab terutama WBC. Hasil pemeriksaan fisik pada
klien tampak pembesaran pada kepala, dan adanya edema pada perut dan
kaki. Tanda-tanda vital klien tekanan darah: 140/70 mmHg, nadi: 88
x/menit, Suhu: 36,8C RR : 19 x/menit, skor EWS 0, tidak ada retraksi
dinding dada, tidak ada pernafasan cuping hidung. GCS E4V5M5,
mengalami hidosefalus dan abses cerebri WBC 6810 (3,8 – 10,6 x 10 3
/mikroliter)
Yes, it's 8 o'clock in the morning. I do vital signs, observation results of
lab, especially WBC, and GCS. Physical examination results on the client
appear ascites on the client's head, abdomen and edema on the client's
feet. The client's vital signs blood pressure is 140/70 mmHg, pulse is
88x/minute, temperature is 36.8C, respiratory rate is 19x /minute, EWS
score is 0, no retraction of the chest wall, no nasal lobe breathing. GCS
E4V5M5, had hydrocephalus and cerebral abscess, WBC 6810 (3,8 – 10,6
x 103 /microliter).
NUM : Baiklah kita sudah selesai untuk validasi, mari kita kembali ke ruangan
untuk mengevaluasi dan menentukan pengobatan selanjutnya.
Alright, we're done for validation, let's go back to the room to evaluate
and determine the next treatment.
NUM : Baiklah, setelah kita melakukan validasi selanjutnya saya persilahkan Ns.
Talia untuk menjelaskan hasil pemeriksaan dari By. Ny. I.
11
Alright, after we do the validation next I invite Ns. Talia to explain the
examination results from Baby Mrs. I.
PN1 : Baik Ners, akan saya bacakan laporannya terkait kondisi By. Ny.
I. ibunya mengatakan bayinya mengalami sesak nafas. Tampak tidak ada
retraksi dada dan pernafasan cuping hidung dan RR:19x/menit sehingga
dapat ditarik diagnosa ketidakefektifan pola nafas. Klien juga terlihat
kepala membesar setiap harinya dan adanya edema di bagian kaki, WBC
didapatkan 6810 (3,8 – 10,6 x 103 /mikroliter) .Sehingga dapat ditarik
masalah keperawatan resiko ketidakseimbangan perfusi jaringan otak. Lalu
untuk tanda-tanda vital, Nadi : 140 x/menit Suhu: 36,8C.
Yes Nurse, I will read the report related to the condition of Baby Mrs. I.
Mrs I says his baby still feel breathless. Appears to be no chest retraction
and nasal lobe breathing and respiratory rate 19x/menit it can conclude
the diagnoses of ineffective breathing patterns. Client also looks on an
enlarged abdomen and edema in the legs. Clients get fluid restrictions
because the urine output is still small. Last client album is 2.7 g / dl. So
that the nursing problem is hypervolemia, then for vital signs please Ns.
Dyah can report it.
12
Dokter : Terimakasih atas waktunya. Rekomendasi dari saya yaitu Terapi
sementara berupa terapi konservatif medikamentosa berhuna untuk
mengurangi cairan dari oleksus khoroid (asetazolamid 100mg/kg BB/hari;
furosemide 0,1 mg/kg BB/hari) dan diberikan hanya sementara atau jangka
pendek karena birisiko menyebabkan gangguan metabolic. Selain itu bisa
juga dilakukan operasi shunt secara internal atau eksternal. Pemasangan
shunt internal biasanya dialirkan ke atrium kanan jantung atau peritoneal.
Sedangkan pemasangan shunt secara eksternal birisiko menyababkan
infeksi. Terkait kondisi asites pada klien masih kita evaluasi dengan
melihat nilai wbc,
Farmasi: Terimakasih atas kesempatannya. Pemberian obat yang didapat By. Ny.
I juga masih mengikuti advice dari dokter, saat ini pasien masih
mendapatkan infus dextrose 30% 157,5 ml dan metronidazole 35mg/8 jam
IV, pasien juga mendapatkan obat berupa injeksi dan oral. Untuk
pemberian obat selanjutnya masih mengikuti advice dari dokter sambil
menunggu apakah ada perubahan kondisi dari pasien.
13
NUM : Terimakasih atas feedback yang disampaikan oleh dokter dan farmasi
apakah ada pertanyaan? Jika tidak ada, saya persilahkan Ns. Lely dan Ns.
Dyah untuk membacakan kembali semua intervensi dan rekomendasi
AN 1 : Baiklah, saya akan menyimpulkan dari hasil diskusi kita pada pagi hari
ini, tindakan keperawatan yang dapat kita lakukan untuk mengatasi
masalah untuk ketidakefektifan pola nafas dan resiko ketidakefektifan
perfusi jaringan otak yaitu dengan rekomendasi pemasangan aff shunt dan
pembatasan cairan untuk mengurangi hidrosefalus, dan memberikan obat
sesuai dengan advice dokter sambil memantau perkembangan kondisi
pasien setiap hari.
Well, I will conclude from the results of our discussion this morning, the
nursing actions that we can take to overcome the problem for
hypervolemia is to keep monitoring fluid balance, encourage familiy to be
obedient in fluid restriction activities, and provide medication according
to doctor's advice while monitor the progress of the patient's condition
every day.
No Mrs.
NUM : Baiklah untuk PN1 dan PN2 tolong lakukan semua intervensi dan
rekomendasi yang telah kami rencanakan untuk setiap shift, jika ada
masalah Anda dapat melaporkannya kepada saya atau tim putaran
keperawatan.
14
Alright for primary nurse 1 and primary nurse 2 please do all the
interventions and recommendations that we have planned for each shift, if
there is a problem you can report it to me or the nursing round team.
Yes Nurse.
NUM : Oke mari kita mengakhiri ronde keperawatan pada pagi hari ini, saya
berharap semua yang kita rencanakan berguna untuk bersabar dan terima
kasih atas perhatian Anda. Wassalamuaikum wr.wb
Okay let’s end this nursing round, I hope everything we have planned are
useful to patient and thankyou for your attention. Wassalamuaikum Wr.
Wb.
15