Oleh:
Kelompok Keperawatan Medikal Bedah
Hari :
Tanggal :
Tempat :Rumah Sakit Daerah Balung
Yang mengesahkan,
Jember, 2021
(…………………………………..) (……………………………..)
NIP/NIK. NIK.
Kepala Ruang
Ruang Melati RSD Balung
(………………………………………..........……..)
NIP/NIK
DAFTAR ISI
HALAMAN COVER...........................................................................................
LEMBAR PENGESAHAN..................................................................................
DAFTAR ISI.........................................................................................................
KATA PENGANTAR..........................................................................................
BAB1 PENDAHULUAN......................................................................................
1.1 Latar Belakang
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan Evidence Based Nursing
1.4 Manfaat Evidence Based Nursing
BAB 2 TUJUAN PUSTAKA...............................................................................
2.1 Konsep Teori
2.2 Literatur Review
BAB 3 ANALISIS JURNAL................................................................................
3.1 Metode
3.2 Hasil
3.3 Pembahasan
BAB 4 PENATALAKSANAAN .........................................................................
4.1 Rancangan Studi Kasus
4.2 Subjek Studi Kasus
4.3 Fokus Studi
4.4 Tempat dan Waktu Studi Kasus
4.5 Instrumen Pengumpulan Data
BAB 5 PEMBAHASAN ......................................................................................
BAB 6 PENUTUP ................................................................................................
6.1 Kesimpulan
6.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmatnya
sehingga dapat menyelesaikan Evidence Based Nursing untuk memenuhi salah satu
persyaratan menyelesaikan pendidikan Program Profesi Ners STIKES dr. Soebandi Jember
dengan judul “Pencegahan Penyebaran Tuberkulosis Paru Dengan (Beeb) Batuk Efektif Dan
Etika Batuk Di Ruang Melati Rsd Balung”
Terselesaikannya Evidence Based Nursing ini tidak lepas dari bantuan dan
bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karena itu dalam kesempatan ini kami mengucapkan
terima kasih kepada pembimbing dosen dan pembimbing klinik.
Kami menyadari bahwa dalam penyusunan laporan ini masih kurang sempurna. Untuk
itu kami mengharapkan saran dan Masukan dari berbagai pihak yang bersifat membangun.
Semoga Evidence Based Nursing ini bermanfaat bagi pengembang pembelajaran untuk ilmu
kesehatan khususnya bagi keperawatan.
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
tubuh akan merasa mudah lelah dan jika keluhan tersebut tidak ditangani, maka
kerusakan menetap pada sel akan terjadi termasuk kerusakan pada organ penting
ditubuh. Otak merupakan bagian sensitive terhadap kekurangan oksigen. Otak
masih menoleransi kekurangan oksigen antara 3-5 menit, apabila kekurangan
oksigen lebih dari 5 menit, dapat menimbulkan kerusakan sel otak secara
permanen. Kekurangan oksigen juga dapat mengakibatkan hipoksia. Jika ada
hambatan di jalan nafas karena penumpukan sekret maka harus dilakukan terapi
untuk mengencerkan sekret agar mudah dikeluarkan. Gangguan yang diakibatkan
oleh penumpukkan sekresi pada jalan nafas akan berdampak pada penurunan
asupan oksigen pada pasien. Masalah tersebut diidentifikasi sebagai
ketidakefektifan bersihan jalan nafas.(Asri Susanti.2018)
Menurut NANDA (2015), menyebutkan bahawa ketidakefektifan bersihan
jalan nafas adalah ketidakmampuan untuk membersihkan sekresi atau obstruksi
dari saluran pernafasan untuk mempertahankan kebersihan jalan nafas. Batasan
karakteristik dari ketidakefektifan bersihan jalan nafas adalah tidak ada batuk,
suara nafas tambahan, perubahan frekuensi napas, perubahan irama napas,
sianosis, kesulitan berbicara atau mengeluarkan suara, mata terbuka lebar, gelisah,
othopneu, batuk yang tidak efektif, sputum dalam jumlah berlebihan, dispneu,dan
penurunan bunyi nafas. Masalah keperawatan tersebut dapat diterapi dengan
memberikan intervensi untuk memudahkan dalam memobilisasi sekret dari jalan
nafas. Batuk efektif adalah suatu metode batuk dengan benar, dimana klien dapat
menghemat energi sehingga tidak mudah lelah dan dapat mengeluarkan dahak
secara maksimal. Menurut teori Kapuk (2012) menyatakan bahwa standar
1.3 Tujuan
1.3.1 Mengetahui cara mencegah penyebaran Tuberkulosis Paru Dengan (Beeb) Batuk
Efektif Dan Etika Batuk.
1.4 Manfaat
1.4.1 Bagi penulis
Dapat menambah wawasan mahasiswa program profesi ners dalam pencegahan
penyebaran Tuberkulosis Paru Dengan (Beeb) Batuk Efektif Dan Etika Batuk.
1.4.2 Bagi RSD Balung
Di harapkan dapat bermanfaat dan di terapkan sebagai perkembangan ilmu
keperawatan di RSD Balung.
BAB 2
TINJAUAN TEORI
2.7 Pengkajian
Identifikasi tanda dan gejala yang mengindikasikan bahwa klien membutuhkan terapi
latihan batuk efektif, seperti adanya secret, ketidakmampuan batuk efektif,
kelemahan yang diakibatkan masalah otot pernafasan, suara nafas yang abnormal,
ketidakmampuan melakukan nafas dalam.
a) Identifikasi alasan mengapa klien tidak mampu melakukan batuk efektif.
b) Kaji kemampuan dan pengetahuan klien tentang latihan batuk efektif
2.7.1 Masalah keperawatan yang terkait
1. Bersihkan jalan nafas tidak efektif
2. Pola nafas tidak efektif
3. Kurang pengetahuan tentang tata cara batuk efektif dan etika batuk
2.7.2 Rencana tindakan keperawatan
Untuk mengatasi masalah keperawatan tersebut, intervensi yang dapat dilakukan
adalah penyuluhan tentang latihan batuk efektif dan etika batuk menggunakan
leaflet.
2.7.3 Implementasi tindakan keperawatan
Mengajarkan latihan batuk efektif. dan etika batuk
2.7.4 Evaluasi formatif
Evaluasi kemampuan klien melakukan batuk efektif dan etika batuk
BAB 3
ANALISIS JURNAL
3.1 Pencegahan Penyebaran Tuberkulosis Paru Dengan (Beeb) Batuk Efektif Dan Etika
Batuk Di Rw. VI Sambikerep Surabaya
Metode yang digunakan dalam penulisan literature review ini adalah dengan
penelusuran yang bersumber dari electronic data base yaitu google scholar dengan
kata kunci Tuberkulosis Paru (TBC), Batuk Efektif, Etika Batuk. Peneliti hanya
menjaring artikel atau jurnal yang dipublikasikan dalam kurun waktu 2016-2021. Data
yang diperoleh kemudian ditelaah, disusun secara sistematis, dibandingkan 1 sama lain
dan dibahas literature terkait. Dengan kriteria inklusi dan ekslusi sebagai berikut :
3.1.1 Kriteria Inklusi :
a. Penderita Tb Paru
b. Usia ≥25 tahun
c. Sikap kooperatif
d. Gender apa pun (laki- laki / perempuan)
3.1.2 Kriteria Ekslusi :
a. Usia ≥25 tahun
b. Tidak sadar
c. Sikap tidak kooperatif
Berdasarkan Tabel 1 didapatkan hasil bahwa hampir setengahnya adalah usia 35-44 tahun
yaitu sebesar 39 responden (47,5%) dan sebagian kecil adalah usia > 65 tahun yaitu sebesar
6 peserta (7,4%).
Tabel 2 Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
No. Usia Jumlah Presentase (%)
1. Laki-laki 14 17
2. Perempuan 68 83
Total 82 100
Berdasarkan Tabel 2 didapatkan hasil bahwa hamper seluruhnya adalah perempuan yaitu
sebesar 68 responden (83%).
Tabel 3 Distribusi Responden Berdasarkan Tingkat Pengetahuan
Pre Test (N=82 responden) Post Test (N=82 responden)
Pengetahuan Baik Pengetahuan Kurang Pengetahuan Baik Pengetahuan Kurang
n % N % N % N %
3 3,7 79 96,3 74 90,2 8
9,8
Berdasarkan tabel 3 diatas dapat dinyatakan bahwa hasil pre test responden berpengetahuan
baik sebesar 3(3,7%) dan setelah diberikan penyuluhan dan demonstrasi responden
berpengetahuan baik menjadi 74(90,2%).
3.2 Hasil
Hasil literature review didapatkan bahwa pasien hasil pre test responden
berpengetahuan baik sebesar 3(3,7%) dan setelah diberikan penyuluhan dan demonstrasi
responden berpengetahuan baik menjadi 74(90,2%). Media yang digunakan dalam literature
ini adalah leaflet tata cara batuk efektif dan etika batuk. Adapun jurnal terkait adalah sebagai
berikut :
Latar Belakang, Tujuan,
No Sumber Pustaka Hasil dan Kesimpulan
Metode
1. Judul : Latar belakang : Hasil :
Pencegahan Kasus tuberkulosis paru Kegiatan pengabdian
Penyebaran merupakan penyakit dan masyarakat ini
Tuberkulosis Paru menular yang disebabkan didapatkan peningkatan
Dengan (Beeb) mycobacterium pengetahuan warga
Batuk Efektif Dan tuberculosis dan menjadi sebelum dilakukan
Etika Batuk Di Rw. permasalahan yang serius kegiatan hasil pre test
VI Sambikerep di Indonesia. Penderita responden
Surabaya tuberkulosis paru berpengetahuan baik
menyebarkan kuman ke sebesar 3(3,7%) dan
udara dalam bentuk setelah diberikan
droplet (percikan dahak). penyuluhan dan
Droplet yang mengandung demonstrasi responden
kuman dapat bertahan di berpengetahuan baik
udara pada suhu kamar menjadi 74(90,2%).
selama beberapa jam.
Infeksi terjadi apabila Kesimpulan :
seseorang menghirup Dengan adanya
udara yang mengandung program pengabdian
percikan dahak infeksius masyarakat ini,
tersebut. masyarakat dapat
Tujuan : menerapkan batuk
untuk menambah efektif dan etika batuk
pengetahuan masyarakat dalam mencegah
tentang pentingnya penyebaran
pencegahan penyebaran Tuberkulosis paru
tuberkulosis paru dengan secara mandiri dan
BEEB dan merubah mempertahankannya
perilaku hidup sehat dan untuk hidup lebih
bersih agar terhindar dari bersih dan sehat agar
penyakit Tuberkulosis terhindar dari penyakit
Metode : menular lainnya.
penyuluhan dan
demostrasi dengan media
leaflet
BAB 4
PENATALAKSANAAN
5.1 KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian Pencegahan Penyebaran Tuberkulosis Paru
Dengan (Beeb) Batuk Efektif Dan Etika Batuk Di Ruang Melati Rsd Balung,
maka dapat ditarik kesimpulan bahwa penelitian yang dilakukan pada hari
pertama pasien memahami cara mencegah penyebaran Tb paru dengan cara
batuk efektif dan etika batuk. Pencegahan penyebaran Tb paru sangatlah
penting dilakukan karena untuk mengatasi penyebaran yang lebih luas.
5.2 SARAN
Diharapkan agar pasien dapat mengerti dan mau menerapkan setiap hari cara
mencegah penyebaran Tb paru dengan cara batuk efektif dan etika batuk yang
benar.
DAFTAR PUSTAKA
Aryani,Ratna.,Lestari.R.,Miradwiyana.B.,Mulyani,S.,Mumpuni.,Sumiati.,Tutiany.
(2019). Prosedur Klinik Keperawatan Pada Mata Ajar Kebutuhan
Dasar Manusia. MKM-Jakarta : TIM.
Data & Informasi Profil Kesehatan 2016.(2017). Kemenkes RI 2017. Diperoleh
tanggal 16 Maret 2018 dari www.depkes.go.id
Bayyinah.Yeni.(2017). Batuk Efektif. Diperoleh tanggal 25 Juli 2018 dari
https://www.kompasiana.com/batuk-efektif
Manurung,Santa.,Ekarini L.N.,Krisant P., & Suratun.(2008). Asuhan
Keperawatan Pada Klien Dengan Gangguan Akibat Infeksi.Jakarta : TIM.
Sukardi. Metodologi Penelitian Pendidikan Kompetenai dan Praktiknya.
Jakarta : PT BumiAksara.
Muttaqin,Arif.(2008). Buku Ajar-Asuhan Keperawatan Klien Dengan
Gangguan Sistem Pernapasan. Jakarta :SalembaWedika.
Profil Kesehatan Sulawesi Tenggara Tahun 2016.(2017). Dinas Kesehatan
Sulawesi Tenggara 2017. Diperolehtanggal 16 maret 2018 dari
www.dinkes.sultraprov.go.id
Soedarto.(2009). Penyakit Menular Di Indonesia, Cacing Protozoa Bakteri
Virus Jamur. CV SagungSetu.
Somantri,Irman.(2009). Asuhan Keperawatan Pada Klien Dengan Gangguan
Sistem Pernapasan. (cet. Ke-2). Jakarta :SalembaMedika.
World Heart Organization (WHO).2016. Global Tuberculosis Report 2016.
Aryani,Ratna.,Lestari.R.,Miradwiyana.B.,Mulyani,S.,Mumpuni.,Sumiati.,Tutiany.
(2009). Prosedur Klinik Keperawatan Pada Mata Ajar Kebutuhan
Dasar Manusia. MKM-Jakarta : TIM.
Data & Informasi Profil Kesehatan 2016.(2017). Kemenkes RI 2017. Diperoleh
tanggal 16 Maret 2018 dari www.depkes.go.id
Bayyinah.Yeni.(2014). Batuk Efektif. Diperoleh tanggal 25 Juli 2018 dari
https://www.kompasiana.com/batuk-efektif
Manurung,Santa.,Ekarini L.N.,Krisant P., & Suratun.(2018). Asuhan
Keperawatan Pada Klien Dengan Gangguan Akibat Infeksi.Jakarta : TIM.
Sukardi. Metodologi Penelitian Pendidikan Kompetenai dan Praktiknya.
Jakarta : PT BumiAksara.
Muttaqin,Arif.(2008). Buku Ajar-Asuhan Keperawatan Klien Dengan
Gangguan Sistem Pernapasan. Jakarta :SalembaWedika.