Oleh:
( ) ( )
NIDN. …………………………...... NIP……………………………………
Mengetahui,
Kepala Ruangan
( )
NIP. …………………………….
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT atas berkat, rahmat dan hidayah-Nya kami mampu
menyelesaikan pembuatan Laporan Seminar Akhir Keperawatan Jiwa di ruang
Flamboyan RSJ Menur Surabaya dengan Judul Laporan Pendahuluan dan Asuhan
Keperawatan pada Ny.S dengan diagnose keperawatan gangguan persepsi sensori:
halusinasi pendengaran ini dengan tepat waktu.
Dalam kesempatan ini kami mengucapkan terimakasih kepada semua pihak
yang telah memberikan dukungan dan juga atas bimbingan dari para pembimbing
akademik maupun pembimbing klinik dalam menyelesaikan penyusunan laporan
seminar akhir keperawatan jiwa ini.
1. Ns. Zidni Nuris Yuhbaba S.Kep.,M.Kep selaku pembimbing Akademik yang
telah memberikan bimbingan dan kesempatan kepada kami untuk menyelesaikan
laporan akhir departemen keperawatan jiwa ini.
2. Ns. Oyang Prasetya S.Kep selaku pembimbing ruangan RSJ Menur Surabaya
yang telah memberikan bimbingan, petunjuk, koreksi, saran-saran dan semangat
dalam menyelesaikan laporan akhir departemen keperawatan jiwa ini.
3. Ns. Pujiati Sria S.Kep selaku kepala ruangan yang telah memberikan bimbingan,
petunjuk, koreksi, saran-saran dan semangat dalam menyelesaikan laporan akhir
departemen keperawatan jiwa ini.
Kami menyadari bahwa laporan akhir ini masih jauh dari kata sempurna dan
masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya.Untuk itu, penulis
mengharapkkan kritik serta saran dari pembaca untuk kesempurnaan dari laporan
seminar akhir ini. Demikian, semoga laporan seminar akhir ini dapat bermanfaat bagi
tenaga kesehatan RSJ Menur Surabaya dan mahasiswa Stikes dr. Soebandi. Terima
kasih
Kelompok 3
BAB 1
PENDAHULUAN
1.3 Manfaat
1.3.1 Manfaat bagi penulis
Menambah dan memahami dalam memberikan asuhan keperawtan jiwa pada
halusinasi
1.3.2 Manfaat bagi pendidikan
Manfaat penulisan ini dimaksudkan memberikan kontribusi laporan kasus bagi
pengembangan praktik keperawatan jiwa dan pemecahan masalah dalam bidang
atau profesi keperatawan jiwa
1.3.3 Manfaaat bagi rumah sakit
Sebagai bahan pertimbangan oleh pihak rumah sakit untuk membuat kebijakan
dalam upaya meningkatkan kualitas pelayanan asuhan keperawatan jiwa pada
pasien dengan halusinasi.
1.3.4 Manfaat bagi tenaga kesehatan
Sebagai bahan masukan khususnya untuk perawat dalam memberikan asuhan
keperawatan jiwa yang komprehensif pada pasien dengan halusinasi dan sebagai
pertimbangan perawat dalam penatalaksanaan kasus sehingga perawat mampu
memberikan tindakan yang tepat pada pasien.
BAB 2
TINJAUAN TEORI
Adaktif Maladaktif
Fikiran logis Pikiran kadang gangguan proses pikir :
waham
Persepsi akurat menyimpang ilusi halusianasi ketidakmampuan
Emosi konsisten emosi tidak stabil untuk mengalami emosi
Dengan pengalaman perilaku aneh ketidakteraturan
Perilaku sesuai Menarik Diri isolasi sosial
Hubungan sosiali
2.1.5 Etiologi
A. Faktor Predisposisi
Menurut Stuart (2013), faktor predisposisi terjadinya halusinasi adalah:
a. Biologis
Hal yang dikaji pada faktor biologis, meliputi adanya faktor herediter gangguan
jiwa, adanya risiko bunuh dir, riwayat penyakit atau trauma kepala, dan riwayat
penggunaan NAPZA.
b. Psikologis
Pada klien yang mengalami halusinasi, dapat ditemukan adanya kegagalan yang
berulang, individu korban kekerasan, kurangnya kasih sayang, atau overprotektif.
c. Sosial Budaya
Klien dengan halusinasi didapatkan sosial ekonomi rendah, riwayat penolakan
lingkungan pada usia perkembangan anak, tingkat pendidikan rendah, dan
kegagalan dalam hubungan sosial (perceraian, hidup sendiri), serta tidak bekerja.
B. Faktor Presipitasi
Stressor presipitasi pada klien dengan halusinasi ditemukan riwayat penyakit
infeksi, penyakit kronis atau kelainan struktur otak, kekerasan dalam keluarga,
atau adanya kegagalan-kegagalan dalam hidup, kemiskinan, adanya aturan atau
tuntutan dikeluarga atau masyarakat yang sering tidak sesuai dengan klien serta
konflik antar masyarakat.
b. Data objektif
1. bicara atau tertawa sendiri
2. marah –marah tanpa sebab
3. mengarahkan telinga ke arah tertentu
4. menutup telinga
5. menunjuk-nunjuk ke arah tertentu
6. ketakutan pada sesuatu yang tidak jelas
7. menciun sesuatu seperti bau-bauan tertentu
8. menutup hidung
9. sering meludah
10. muntah
11. menggaruk-garuk permukaan kulit
2.1.8 Akibat yang ditimbulkan
Klien yang mengalami halusinasi dapat kehilangan control dirinya sehingga bisa
membahayakan diri sendiri, orang lain maupun merusak lingkungan (risiko mencederai
diri, orang lain dan lingkungan). Hal ini terjadi jika halusinasi sudah sampai fase ke IV,
di mana klien mengalami panik dan perilakunya dikendalikan oleh isi
halusinasinya.Klien benar-benar kehilangan kemampuan penilaian realitas terhadap
lingkungan. Dalam situasi ini klien dapat melakukan bunuh diri, membunuh orang lain
bahkan merusak lingkungan.
B. Implementasi
N Implementasi
o
1. Membina hubungan saling percaya
2. Mengkaji halusinasi pasien meliputi : isi, frekuensi, waktu terjadi, situasi pencetus,
perasaan, dan respon pasien terhadap halusinasi
C. Metode Pelaksanaan
1. Mengidentifikasi halusinasi : isi, frekuensi, waktu terjadi,
situasi pencetus, perasaan, dan respon pasien sebelum pemberian intervensi.
2. Pemberian terapi murrotal al-qur’an surah Ar-Rahman
selama 15-30 menit diberikan kepada klien yang sedang mengalami halusinasi
3. Waktu pemberian terapi tergantung pada berapa kali pasien
mengalama halusinasi dalam satu hari.
Terapi mendengarkan murottal Al-qur’an dilakukan selama 3 hari pada setiap harinya
dilakukan terapi sebanyak 2 kali yaitu pagi dan siang hari, dengan pemberian terapi stimulasi
persepsi mendengarkan murottal Al-qur’an surah Ar-rahman dan selama 15-30 menit diruang
flamboyan RSJ Menur Surabaya
Pada evaluasi pre terapi(Senin 22 februari 2021) :
No. ASPEK YANG DINILAI KETERANGAN
1. Frekuensi halusinasi sebelum Tidak muncul Jarang muncul Sering muncul
√
mendengar murottal Al-qur’an
BAB 5
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan asuhan keperawatan pada Tn.B dengan gangguan persepsi sensori :
Halusinasi pendengaran maka penulis dapat menyimpulkan bahwa penerapan jurnal Mimi
Aisyah, dkk 2019 dengan judul efektifitas terapi Murottal Al-Quran terhadap skor halusinasi
pada pasien halusinasi, terbagi menjadi 3 sesi yang sudah diterapkan selama 3 hari terbukti
efektif menurunkan frekuensi halusinasi pasien menurun/berkurang dari hari-hari sebelumnya.
5.2 Saran
Diharapkan terapi mendengarkan Murottal Al-Quran dapat diterapkan pada pasien
halusinasi sebagai salah satu cara non farmakologis dalam mengontrol halusinasi, sehingga
diharapkan hal tersebut dapat meningkatkan tingkat kesembuhan pasien serta kualitas dan
mutu pelayanan ruang flamboyan di RSJ Menur Surabaya.
DAFTAR PUSTAKA
Riskesdas.2018. Hasil Utama Riskesdas 2018 Provinsi Jawa Timur. Kementrian
Kesehatan RI. Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan.Puslitbang
Humaniora dan Manajemen Kesehatan.
Riset Kesehatan Dasar. 2013. Kementerian Kesehatan RI. Badan Penelitian dan
Pengembangan Kesehatan.Puslitbang Humaniora dan Manajemen
Kesehatan.
Keliat, Budi Anna. 2009. Proses Keperawatan Jiwa.Jakarta : ECG
Keliat, Budi Ana, Wiyono, Akemat Pawiro dan Susanti, Herni.(2011). Manajemen
Kasus Gangguan Jiwa CMHN (Intermediate Course). Jakarta: EGC.
WHO. 2013. The World Health Report: 2013 mental
health.www.who.int/mental_health. Diakses tanggal 19 Desember 2019.
Dermawan, R., &Rusdi. 2013. Keperawatan Jiwa : Konsep dan Kerangka Kerja
Asuhan Keperawatan Jiwa. Yogyakarta : Gosyen Publishing
Yosep, H. I., dan Sutini, T. (2014). Buku Ajar Keperawatan Jiwa dan Advance Mental
Health Nursing. Bandung: Refika Aditama
1.1 LAMPIRAN SOP