Anda di halaman 1dari 29

PROPOSAL

TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK (TAK) DI RUANG PEGA DENGAN


KLIEN GANGGUAN PERSEPSI SENSORI

Disusun Oleh :
Kelompok Martha 1

1. Elsi Haniah 202291014


2. Hikmatun Marzilah 202291016
3. Mega Risky Ananda 202291017
4. Dessy Erfanti 202291018
5. Aisyah 202291019

Dosen Pembimbing
Ns. Vevi Suryenti Putri, M.Kep
Ns. Rahmi Dwi Yanti, M.Kep
Daryanto, M.Kep

CI Klinik :
Dermanto, S. Kep

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BAITURRAHIM JAMBI
TAHUN 2022
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum wr. Wb

Rasa syukur kami panjatkan kepada Tuhan YME, Pemilik Alam Semesta.
Berkat izin-Nya kami telah menyelesaikan proposal ini dengan baik dan tepat
waktu. Proposal ini adalah tugas Mata Kuliah Keperawatan Jiwa, proposal ini
ditujukan untuk memenuhi tugas kelompok dari Mata Kuliah tersebut.

Sebagai penulis, kami sangat berterimakasih kepada dosen pengampu


Mata Kuliah Keperawatan Jiwa dan CI klinik yang telah bersedia meluangkan
waktu untuk berdiskusi mengenai isi proposal ini. Kami juga mengucapkan
terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu menyelesaikan proposal
ini.
Akhir kata, kami sebagai penulis menyadari bahwa masih banyak
kekurangan dalam penyusunan proposal ini. Maka dari itu kami mengharapkan
saran dan kritikan dari para pembaca. Agar kami belajar untuk menyusul proposal
lebih baik lagi di kemudian hari.

Terimakasih. Wassalamualaikum wr. Wb

Jambi, 06 Januari 2023

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..................................................................................................2
DAFTAR ISI.................................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN.............................................................................................4
1.1 Latar Belakang.......................................................................................................4
1.2 Tujuan Umum........................................................................................................6
1.3 Tujuan Khusus.......................................................................................................6
BAB II STANDAR PELAKSANAAN TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK
STIMULASI PERSEPSI PADA PASIEN HALUSINASI..........................7
BAB III TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK (TAK) SESI 3 , 4 dan 5....................11
BAB IV LAPORAN HASIL PELAKSANAAN KEGIATAN TERAPI
AKTIVITAS KELOMPOK (TAK) HALUSINASI SESI 3,4 & 5............26
4. 1 Struktur Kelompok..............................................................................................26
4. 2 Evaluasi Proses....................................................................................................27
4. 3 Evaluasi Hasil......................................................................................................28
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Skizofrenia merupakan penyakit kronis, parah, dan melumpuhkan,
gangguan otak yang ditandai dengan pikiran kacau, waham, delusi, halusinasi
dan perilaku aneh atau katatonik. Skizofrenia merupakan suatu gangguan
jiwa berat yang bersifat kronis yang ditandai dengan hambatan dalam
berkomunikasi, gangguan realitas, afek tidak wajar atau tumpul, gangguan
fungsi kognitif serta mengalami kesulitan dalam melakukan aktivitas
seharihari (Pardede & Laia., 2020). Masalah gangguan kesehatan jiwa di
seluruh dunia sudah menjadi masalah yang serius. WHO memperkirakan
sekitar 450 juta orang di dunia yang mengalami gangguan kesehatan jiwa,
135 juta orang diantaranya mengalami halusinasi. Diperkirakan penduduk
Indonesia yang menderita gangguan jiwa sebesar 2-3% jiwa, yaitu sekitar 1
sampai 1,5 juta jiwa diantaranya mengalami halusinasi (Aritonang, 2021).
Halusinasi merupakan distorsi persepsi palsu yang terjadi pada respon
neurobiologist maladaptive, penderita sebenarnya mengalami distorsi sensori
sebagai hal yang nyata dan meresponnya. Diperkirakan ≥ 90% penderita
gangguan jiwa jenis halusinasi. dengan bentuk yang bervariasi tetapi sebagian
besarnya mengalami halusinasi pendengaran yang dapat berasal dari dalam
diri individu atau dari luar individu tersebut, suara yang didengar bisa
dikenalnya, jenis suara tunggal atau multiple yang dianggapnya dapat
memerintahkan tentang perilaku individu itu sendiri (Yanti, et al, 2020).
Halusinasi juga merupakan salah satu gejala gangguan persepsi sensori yang
dialami oleh pasien gangguan mental. biasanya penderita merasakan sensasi
suara, penegelihatan, rasa, sentuhan, atau penciuman tanpa rangsangan yang
nyata (Pardede, 2020).
Pasien dengan diagnosis medis skizofrenia 90 % pasien mengalami
halusinasi. Dimana 70% diantaranya mengalami halusinasi pendengaran,
20% mengalami halusinasi penglihatan dan 10% adalah halusinasi
penghidu, pengacapan dan perabaan. Berdasarkan data tersebut diketahui
bahwa jenis halusinasi yang paling banyak diderita oleh pasien dengan
skizofren adalah halusinasi pendengaran (Hidayah, 2015). Halusinasi
biasanya muncul sebagai dampak dari proses yang berkaitan dengan
kepribadian seseorang. Karena itu, halusinasi dipengaruhi oleh pengalaman
psikologis seseorang yang berdampak panjang karena tidak di tanganai
dengan baik (Pardede & Siregar, 2016).
Menurut Livana (2020) menyatakan bahwa dampak yang dapat
ditimbulkan oleh pasien yang mengalami halusinasi adalah kehilangan
kontrol dirinya. Pasien akan mengalami panik dan perilakunya dikendalikan
oleh halusinasi. Pada situasi ini pasien dapat melakukan bunuh diri (suicide),
membunuh orang lain (homicide), bahkan merusak lingkungan Untuk
memperkecil dampak yang ditimbulkan halusinasi, dibutuhkan penanganan
yang tepat. Dengan banyaknya angka kejadian halusinasi, semakin jelas
bahwa dibutuhkan peran perawat untuk membantu pasien agar dapat
mengontrol halusinasinya.
Gejala-gejala yang dapat diamati pada pasien halusinasi diantaranya
bicara atau tertawa sendiri, marah-marah tanpa sebab, menunjuk ke arah
tertentu, ketakutan pada sesuatu yang tidak jelas, mencium seperti sedang
membaubauin sesuatu, menutup hidung. Halusinasi benar - benar nyata
dirasakan oleh klien yang mengalaminya, seperti mimpi saat tidur. Klien
mungkin tidak punya cara untuk menentukan persepsi tersebut nyata, sama
halnya seseorang seperti seseorang yang mendengarkan siaran ramalan cuaca
dan tidak lagi meragukan orang yang berbicara tentang cuaca tersebut.
Ketidakmampuan untuk mempersepsikan stimulus secara riil dapat
menyulitkan kehidupan klien. Karenanya halusinasi menjadi prioritas untuk
segera diatasi (Putri, 2017).
Upaya yang dilakukan untuk menangani klien halusinasi adalah
dengan memberikan tidakan keperawatan yaitu membantu pasien mengenali
halusinasi, isi halusinasi, waktu terjadi halusinasi, frekuensi terjadinya
halusinasi, situasi yang menyebabkan halusinasi muncul dan respon klien
saat halusinasi muncul. Kemuadian dengan melatih klien mengontrol
halusinasi dengan menggunakan strategi pelaksanaanya itu dengan cara
menghardik halusinasi, bercakap-cakap dengan orang lain, melakukan
aktivitas yang terjadwal dan menggunakan obat secara teratur. Terapi
aktivitas kelompok stimulasi persepsi yang bertujuan untuk meningkatkan
kemampuan sensori, upaya memusatkan perhatian, kesegaran jasmani dan
mengekspresikan perasaan. Penggunaan terapi kelompok dalam praktek
keperawatan jiwa akan memberikan dampak positif dalam upaya pencegahan,
pengobatan atau terapi serta pemulihan kesehatan. Terapi aktivitas kelompok
stimulasi persepsi ini sebagai upaya untuk memotivasi proses berpikir,
mengenal halusinasi, melatih pasien mengontrol halusinasi serta mengurangi
perilaku mal adaptif (Sutinah, et al, 2020).
Terapi aktivitas kelompok merupakan salah satu terapi modalitas yang
dilakukan perawat kepada sekelompok pasien yang mempunyai masalah
keperawatan yang sama. Terapi aktivitas kelompok sudah sejak lama
dimasukkan dalam program terapi keperawatan di dunia yang merupakan
salah satu dari interpensi keperawatan yang diprogramkan terhadap pasien
jiwa skizoprenia dengan masalah pasien yang mengalami halusinasi (Ningsih,
Murtiani & Ilyas, 2013).
1.2 Tujuan Umum
Setelah mengikuti kegiatan ini Pasien dapat lebih menerapkan strategi
pelaksanaan Halusinasi secara fisik dan sosial dalam mengontrol Halusinasi.
1.3 Tujuan Khusus
Pasien dapat mengendalikan halusinasi sesuai strategi pelaksanaan (SP) :
1. Pasien dapat mengontrol halusinasi dengan melakukan kegiatan terjadwal
2. Klien dapat mengontrol halusinasi dengan bercakap-cakap bersama orang
lain
3. Pasien dapat mengontrol halusinasi dengan melakukan patuh minum obat
BAB II
STANDAR PELAKSANAAN TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK
STIMULASI PERSEPSI PADA PASIEN HALUSINASI

2.1 Metode Terapi Aktivitas Kelompok (TAK)


Metode yang digunakan pada terapi aktifitas kelompok (TAK) ini adalah
metode:
1. Perkenalan diri pada seluruh perawat
2. Menanyakan perasaan klien pada saat terapi berjalan

2.2 Waktu dan Tempat


Hari/tanggal : Sabtu, 07 Januari 2023
Jam : 10.00 WIB
Tempat : Ruang Pega

2.3 Peserta TAK


Pasien yang mengikuti kegiatan berjumlah 5 (Lima) Orang dari Ruang
Pega
1) Tn. I
2) Tn. E
3) Tn. R
4) Tn. Z
5) Tn. S

2.4 Susunan Pelaksanaan


Yang bertugas dalam TAK kali ini di sesuaikan dengan petugas setiap
sesi yang telah disepakati sebagai berikut:
TAK sesi 3 : Elsi Haniah & Mega Risky Ananda
TAK Sesi 4 : Dessy Erfanti & Aisyah
TAK Sesi 5 : Hikmahtun Marzilah

2.5 Uraian Tugas Pelaksana


1. Leader :
a) Menyampaikan tujuan dan peraturan kegiatan terapi aktivitas
kelompok menyiapkan proposal kegiatan TAK.
b) Mampu memotivasi anggota untuk aktif dalam kelompok
dan memperkenalkan dirinya.
c) Mampu memimpin terapi aktivitas kelompok dengan baik dan tertib
menetralisir bila ada masalah yang timbul dalam kelompok.

2. Co Leader:
a) Mendampingi Leader.
b) Menjelaskan aturan permainan.
c) Menyampaikan informasi dari fasilitator ke leader tentang aktivitas
klien.
d) Mengingatkan leader jika kegiatan menyimpang dari perencanaan
yang telah dibuat.
e) Mengambil alih posisi leader jika mengalami blocking dalam proses
terapi.

3. Fasilitator :
a) Menyediakan faslitas selama kegiatan berlangsung ikut serta
dalam kegiatan kelompok.
b) Memfasilitasi dan memberikan stimulus dan motivator pada
anggota kelompok untuk aktif mengikuti jalannya terapi.

4. Observer :
a) Mengobservasi jalannya proses kegiatan.
b) Mengamati serta mencatat perilaku verbal dan non verbal pasien
selama kegiatan berlangsung (dicatat pada format yang tersedia).
c) Mengawasi jalannya aktivitas kelompok dari mulai persiapan,
proses, hingga penutupan.
d) Memberikan hadiah (reward) bagi pasien yang menang dalam
permainan.

2.6 Kriteria Pasien


1. Pasien dengan Halusinasi yang sudah kooperatif
2. Pasien yang tidak mengalami gangguan komunikasi verbal
3. Pasien bisa tulis dan baca
4. Pasien yang bersedia mengikuti TAK

2.7 Antisipasi masalah


1. Sebelum kegiatan dilaksanakan, perawat memberi kesempatan kepada
setiap peserta untuk ke toilet
2. Fasilitator memotivasi peserta yang tidak berpastisipasi
3. Menjaga pintu keluar untuk mengantisipasi klien melarikan diri dari
tempat kegiatan

2.8 Setting Tempat


a) Terapis dan klien duduk bersama dalam lingkaran
b) Ruangan yang nyaman dan tenan
L
k k

F F

k k
k
F F
F

Keterangan gambar:
L : Leader
CL : Co. leader
F : Fasilitator
O : Observer
K : Klien

2.9 Tata Tertib dan Antisipasi Masalah


1. Tata tertib pelaksanaan TAK Halusinasi
a. Peserta bersedia mengikuti kegiatan TAK sampai dengan selesai
b. Peserta wajib hadir 5 menit sebelum acara TAK dimulai
c. Peserta berpakaian rapi, bersih, dan sudah mandi
d. Peserta tidak diperkenankan makan, minum, merokok selama
kegiatan TAK berlangsung
e. Jika ingin mengajukan/menjawab pertanyaan, peserta
mengangkat tangan kanan dan berbicara setelah dipersilahkan
oleh pemimpin
f. Peserta yang mengacaukan jalannya acara akan dikeluarkan
dari permainan
g. Peserta dilarang meninggalkan tempat sebelum acara TAK selesai
h. Apabila waktu yang ditentukan untuk melaksanakan TAK telah
habis, sedangkan permainan belum selesai, maka pemimpin akan
meminta persetujuan anggota untuk memperpanjang waktu TAK
2. Antispasi kejadian yang tidak diinginkan pada proses TAK
Penanganan klien yang tidak efektif saat aktifitas kelompok:
a. Memanggil klien
b. Memberi kesempatan kepada klien tersebut untuk menjawab
sapaan perawat atau klienyang lain
3. Bila klien meninggalkan permainan tanpa pamit:
a. Panggil nama klien
b. Tanya alasan klien meninggalkan permainan
c. Berikan penjelasan tentang tujuan permainan dan berikan
penjelasan pada klien bahwaklien dapat melaksanakan
keperluannya setelah itu klien boleh kembali lagi
4. Bila ada klien lain ingin ikut
a. Berikan penjelasan bahwa permainan ini ditujukan pada klien yang
telah dipilih
b. Katakan pada klien lain bahwa ada permainan lain yang mungkin
dapat diikuti oleh klien tersebut
c. Jika klien memaksa, beri kesempatan untuk masuk dengan tidak
memberi peran pada permainan tersebut.
BAB III
TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK (TAK) SESI 3 , 4 dan 5

Tak Stimulasi Persepsi Mengontrol Halusinasi


Sesi 3: Mengontrol Halusinasi Dengan Melakukan Kegiatan

1. Tujuan :
a. Klien dapat memahami pentingnya melakukan kegiatan untuk mencegah
halusinasi.
b. Klien dapat menyusun jadwal kegiatan untuk mencegah terjadinya
halusinasi.
2. Setting :
a. Tempat TAK diruangan yang tenang dan nyaman.
b. Klien duduk melingkar.
3. Alat :
a. Fomulir jadwal kegiatan harian.
b. Pulpen.
c. Spidol dan papan tulis
d. Botol
4. Metode :
a. Diskusi kelompok
b. Simulasi
5. Susunan Pelaksanaan
Yang bertugas dalam TAK kali ini disesuaikan dengan petugas setiap sesi
yang telah disepakati sebagai berikut:
 Leader : Elsi Haniah
 Co Leader: Mega Risky Ananda
 Fasilitator : Dessy Erfanti Dan Aisyah
 Observer : Hikmahtun Marzilah
6. Langkah-langkah Kegiatan
1) Pesiapan
a. Mengingatkan kontrak dengan klien yang telah mengikuti sesi 2.
b. Mempersiapkan alat dan pertemuan
2) Orientasi
a. Salam Terapeutik
 Salam dari terapis kepada klien
 Klien dan terapis memakai papan nama
b. Evaluasi/vailidasi
 Terapis menanyakan keadaan klien saat ini
 Terapis menanyakan cara mengontrol halusinasi yang sudah di
pelajari
 Terapis menanyakan pengalaman klien menerapkan cara
menghardik halusinasi
c. Kontrak
 Terapis menjelaskan tujuan kegiatan yaitu mencegah terjadinya
halusinasi dengan melakukan kegiatan
 Menjelaskan aturan main:
a) Jika ada klien yang ingin meninggalkan kelompok harus minta
izin kepada terapis dulu
b) Lama kegiatan 30 menit
c) Setiap kegiatan mengikuti kegiatan dari awal sampai selesai
d) Klien duduk di lantai secara bersamaan secara melingkar
e) Terapis mengambil botol bekas dan diletakan dilantai, kemudian
memutar botol tersebut lalu jika botol tersebut berhenti maka
orang yang berada tepat pada tutup botol akan mengikuti terapis
untuk menjelaskan cara mengontrol halusinasi.
3) Tahap Kerja
a) Terapis menjelaskan cara kedua mengontrol halusinasi yaitu melakukan
kegiatan sehari-hari secara terjadwal. Jelaskan bahwa dengan melakukan
kegiatan dapat menghilangkan halusinasi.
b) Terapis mengambil botol bekas dan memutarnya
c) Terapis meminta klien menyampaikan kegiatan yang bisa dilakukan
sehari-hari dan tulis dipapan.
d) Terapis membagikan formulir kegiatan harian terapis menulis formulir
yang sama di white board.
e) Terapis membimbing klien satu persatu untuk membuat jadwal kegiatan
harian dari bangun tidur pagi sampai tidur malam. Klien menggunakan
formulir terapis menggunakan papan.
f) Terapis melatih klien memperagakan kegiatan yang telah disusun.
g) Terapis meminta masing-masing klien membacakan jadwal yang telah
disusun. Berikan pujian dengan tepuk tanagan bersama untuk klien yang
sudah selesai membuat jadwal dan membacakan jadwal yang telah
dibuat.
h) Terapis meminta komitmen masing-masing klien untuk melaksanakan
jadwal kegiatan yang telah disusun memberi tanda M kalau dilaksanakan
tanpa disuruh, B kalau dilaksanakan tetapi diingatkan oleh perawat, dan
T kalau tidak di laksanakan.
4) Tahap Terminasi
a. Evaluasi
 Terapis menanyakan perasaan klien setelah selesai menyusun jadwal
kegiatan dan membacakannya.
 Terapis memberikan pujian atas keberhasilan kelompok.
b. Tindak lanjut
Terapis menganjurkan klien menggunakan dan cara mengontrol
halusinasi yaitu menghardik dan melaksanakan kegiatan sesuai jadwal.
c. Kontrak yang akan datang
 Terapis membuat kesepakatan dengan klien TAK berikutnya yaitu
mengontrol halusinasi dengan bercakap-cakap.
 Terapis membuat kesepakatan waktu dan tempat.
7. Evaluasi dan dokumentasi
Evaluasi
Evaluasi dilakukan saat proses TAK berlangsung, khususnya pada tahap
kerja. Asoek yang di evaluasi adalah kemampuan klien sesuai dengan tujuan
TAK. Untuk TAK stimulasi persepsi halusinasi sesi 3, kemampuan yang
diharapkan adalah klien melakukan kegiatan harian untuk mencegah
timbulnya halusinasi. Formulir evaluasi sebagai berikut:

Sesi 3 TAK Stimulasi Persepsi: Halusinasi


Kemampuan mencegah halusiinasi dengan melakukan kegiatan

No Aspek yang dinilai Nama klien

1. Menyebutkan kegiatan yang bisa


dilakukan
2. Memperagakan kegiatan yang
mungkin bisa dilakukan
3. Menyusun jadwal kegiatan
Harian
4. Menyebutkan cara mengontrol
Halusinasi

Petunjuk :
1. Tulis nama panggilan klien yang ikut TAK pada kolom klien.
2. Untuk setiap klien beri penilaian atas kemampuan menyebutkan salah satu
keggiatan menyusun jadwal kegiatan harian dan menyebutkan dua cara
mencegah halusinasi. Beri tanda (√ ) jika klien mampu dan tanda (-) jika
klien tidak mampu.
Tak Stimulasi Persepsi Mengontrol Halusinasi
Sesi 3: Mengontrol Halusinasi Dengan Melakukan Kegiatan

1. Tujuan :
a. Klien dapat memahami pentingnya melakukan kegiatan untuk mencegah
halusinasi.
b. Klien dapat menyusun jadwal kegiatan untuk mencegah terjadinya
halusinasi.
2. Setting :
a. Tempat TAK diruangan yang tenang dan nyaman.
b. Klien duduk mellingkar.
3. Alat :
a. Formulir jadwal kegiatan harian.
b. Pulpen.
c. Spidol dan papan tulis
4. Metode :
a. Diskusi kelompok
b. Simulasi
5. Susunan Pelaksanaan
Yang bertugas dalam TAK kali ini disesuaikan dengan petugas setiap sesi
yang telah disepakati sebagai berikut:
 Leader : Mega Risky Ananda
 Co Leader: Dessy Erfanti
 Fasilitator : Aisyah Dan Hikmahtun Marzilah
 Observer : Elsi Haniah
6. Langkah-langkah Kegiatan
1) Pesiapan
a. Mengingatkan kontrak dengan klien yang telah mengikuti sesi 2.
b. Mempersiapkan alat dan pertemuan
2) Orientasi
a. Salam Terapeutik
 Salam dari terapis kepada klien
 Klien dan terapis memakai papan nama
b. Evaluasi/vailidasi
 Terapis menanyakan keadaan klien saat ini
 Terapis menanyakan cara mengontrol halusinasi yang sudah di pelajari
 Terapis menanyakan pengalaman klien menerapkan cara menghardik
halusinasi
c. Kontrak
 Terapis menjelaskan tujuan kegiatan yaitu mencegah terjadinya
halusinasi dengan melakukan kegiatan
 Menjelaskan aturan main:
a) Jika ada klien yang ingin meninggalkan kelompok harus minta
izin kepada terapis dulu
b) Lama kegiatan 30 menit
c) Setiap kegiatan mengikuti kegiatan dari awal sampai selesai
3) Tahap Kerja
a) Terapis menjelaskan cara kedua mengontrol halusinasi yaitu
melakukan kegiatan sehari-hari secara terjadwal. Jelaskan bahwa
dengan melakukan kegiatan dapat menghilangkan halusinasi.
b) Terapis meminta klien menyampaikan kegiatan yang bisa
dilakukan sehari-hari dan tulis dipapan.
c) Terapis membagikan formulir kegiatan harian terapis menulis
formulir yang sama di white board.
d) Terapis membimbing klien satu persatu untuk membuat jadwal
kegiatan harian dari bangun tidur pagi sampai tidur malam. Klien
menggunakan formulir terapis menggunakan papan.
e) Terapis melatih klien memperagakan kegiatan yang telah disusun.
f) Terapis meminta masing-masing klien membacakan jadwal yang
telah disusun. Berikan pujian dengan tepuk tanagan bersama untuk
klien yang sudah selesai membuat jadwal dan membacakan jadwal
yang telah dibuat.
g) Terapis meminta komitmen masing-masing klien untuk
melaksanakan jadwal kegiatan yang telah disusun memberi tannda
M kalau dilaksanakan tanpa disuruh, B kalau dilaksanakan tetapi
diingatkan oleh perawat, dan T kalau tidak di laksanakan.
4) Tahap Terminasi
a. Evaluasi
 Terapis menanyakan perasaan klien setelah selesai menyusun jadwal
kegiatan dan membacakannya.
 Terapis memberikan pujian atas keberhasilan kelompok.
b. Tindak lanjut
Terapis menganjurkan klien menggunakan dan cara mengontrol
halusinasi yaitu menghardik dan melaksanakan kegiatan sesuai jadwal.
c. Kontrak yang akan datang
 Terapis membuat kesepakatan dengan klien TAK berikutnya yaitu
mengontrol halusinasi dengan bercakap-cakap.
 Terapis membuat kesepakatan waktu dan tempat.
7. Evaluasi dan dokumentasi
Evaluasi
Evaluasi dilakukan saat proses TAK berlangsung, khususnya pada tahap kerja.
Aspek yang di evaluasi adalah kemampuan klien sesuai dengan tujuan TAK.
Untuk TAK stimulasi persepsi halusinasi sesi 3, kemampuan yang diharapkan
adalah klien melakukan kegiatan harian untuk mencegah timbulnya halusinasi.
Formulir evaluasi sebagai berikut:

Sesi 3 TAK
Stimulasi persepsi: halusinasi
Kemampuan mencegah halusinasi dengan melakukan kegiatan
No Aspek yang dinilai Nama klien

1. Menyebutkan kegiatan yang bisa


dilakukan
2. Memperagakan kegiatan yang
mungkin bisa dilakukan
3. Menyusun jadwal kegiatan
Harian
4. Menyebutkan cara mengontrol
Halusinasi

Petunjuk :
3. Tulis nama panggilan klien yang ikut TAK pada kolom klien.
4. Untuk setiap klien beri penilaian atas kemampuan menyebutkan salah satu
kegiatan menyusun jadwal kegiatan harian dan menyebutkan dua cara
mencegah halusinasi. Beri tanda (√) jika klien mampu dan tanda (-) jika
klien tidak mampu.
Tak Stimulasi Persepsi Mengontrol Halusinasi
Sesi 4 : Mengontrol Halusinasi Dengan Bercakap-Cakap

1. Tujuan
a. Klien memahami tentang pentingnya bercakap-cakap dengan orang lain.
b. Klien menerapkan cara menghubungi orang lain ketika mengalami
halusinasi.
2. Setting
a. Tempat TAK diruangan yang tenang dan nyaman.
b. Klien duduk melingkar.
3. Alat
a. Spidol
b. White board
4. Metode
a. Diskusi kelompok
b. Simulasi
5. Susunan pelaksanaan
Yang bertugas dalam TAK kali ini di sesuaikan dengan petugas setiap sesi
yang telah disepakati sebagai berikut:
 Leader : Dessy Erfanti
 Co Leader: Aisyah
 Fasilitator : Hikmahtun Marzilah Dan Elsi Haniah
 Observer : Mega Risky Ananda
6. Langkah-langkah kegiatan
1) Persiapan
a. Mengingatkan kontrak dengan klien yang telah mengikuti sesi.
b. Terapis membuat kontral dengan klien.
c. Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan.
2) Orientasi
a. Salam terapeutik
 Salam dari terapis kepada klien.
 Klien dan terapis memakai papan nama.
b. Evaluasi/validasi
 Menanyakan keadaan klien saat ini.
 Menanyakan pengalaman klien setelah menerapkan dua cara yang telah
dipelajari (menghardik, menyibukkan diri dengan kegiatan terarah) untuk
mencegah halusinasi.
c. Kontrak
 Terapis menjelaskan tujuan kegiatan, yaitu mengontrol halusinasi dengan
bercakap-cakap dengan orang lain.
 Menjelaskan aturan main berikut:
a) Jika ada klien yang ingin meninggalkan kelompok, harus meminta
izin kepada terapis.
b) Lama kegiatan 30 menit.
c) Setiap klien mengikuti kegiatan dari awal sampai selesai.
3) Tahap kerja
a. Terapis menjelaskan pentingnya bercakap-cakap dengan orang lain untuk
mengontrol dan mencegah halusinasi.
b. Terapis meminta tiap klien menyebutkan orang yang biasa dan bisa
diajak bercakap-cakap.
c. Terapis meminta tiap klien menyebutkan pokok pembicaraan yang biasa
dan bisa dilakukan.
d. Terapis memperagakan cara bercakap-cakap jika halusinasi muncul
“suster, ada suara di telinga, saya mau ngobrol saja dengan suster” atau
“suster saya mau ngobrol tentang kegiatan harian saya”.
e. Terapis meminta klien untuk memperagakan percakapan dengan orang di
sebelahnya.
f. Beri pujian atas keberhasilan klien
g. Ulangi e dan f sampai semua klien mendapat giliran.
4) Tahap terminasi
a. Evaluasi
 Terapis menanyakan perasaan klien setelah mengikuti TAK.
 Terapis menanyakan TAK mengontrol halusianasi yang sudah
dilatih.
 Memberikan pujian atas kebehasilan kelompok.
b. Tindak lanjut
Menganjurkan klien menggunakan tiga cara mengontrol halusinasi,
yaitu menghardik, melakukan kegiatan, dan bercakap-cakap.
c. Kontrak yang akan datang
 Terapis membuat kesepakatan dengan klien untuk TAK
berikutnya, yaitu belajar cara mengontrol halusinasi dengan patuh
minum obat.
 Terapis menyepakati waktu dan tempat.

7. Evaluasi dan dokumentasi


Evaluasi
Evaluasi dilakukan saat proses TAK berlangsung khususnya pada tahap
kerja. Aspek yang dievaluasi adalah kemampuan klien sesuai dengan tujuan
TAK. Untuk stimulasi persepsi halusinasi sesi 4, kemampuan yang
diharapkan adalah mencegah halusinasi dengan bercaka-cakap. Format
evaluasi sebagai berikut.

Sesi 4 TAK Stimulasi persepsi: halusinasi


Kemampuan bercakap-cakap untuk mencegah halusinasi
Nama klien
No Aspek yang dinilai

1 Menyebutkan orang yang


biasa diajak bercakap-cakap
2 Memperagakan percakapan
3 Menyusun jadwal percakapan
4 Menyebutkan tiga cara
mengontrol dan mencegah
Halusinasi
Petunjuk:
1. Tulis nama panggilan klien yang ikut TAK pada kolom nama klien
2. Untuk tiap klien, beri penilaian kemampuan menyebutkan orang yang
biasa diajak bicara, memperagakan percakapan, menyusun jadwal
percakapan, menyebutkan tiga cara mencegah halusinasi. Beri tanda (√)
jika klien mampu, dan tanda (-) jika klien tidak mampu.
Tak Stimulasi Persepsi Mengontrol Halusinasi
Sesi 4 : mengontrol halusinasi dengan bercakap-cakap

1. Tujuan
a. Klien memahami tentang pentingnya bercakap-cakap dengan orang lain.
b. Klien menerapkan cara menghubungi orang lain ketika mengalami halusinasi.
2. Setting
a. Tempat TAK diruangan yang tenang dan nyaman.
b. Klien duduk melingkar.
3. Alat
a. Spidol
b. White board
c. Bola Pimpong
4. Metode
a. Diskusi kelompok
b. Simulasi
5. Susunan pelaksanaan
Yang bertugas dalam TAK kali ini di sesuaikan dengan petugas setiap sesi
yang telah disepakati sebagai berikut:
 Leader : Aisyah
 Co Leader: Hikmahtun Marzilah
 Fasilitator : Elsi Haniah Dan Mega Risky Ananda
 Observer : Dessy Erfanti
6. Langkah-langkah kegiatan
a) Persiapan
1) Mengingatkan kontrak dengan klien yang telah mengikuti sesi.
2) Terapis membuat kontrak dengan klien.
3) Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan.
b) Orientasi
1) Salam terapeutik
 Salam dari terapis kepada klien.
 Klien dan terapis memakai papan nama.
2) Evaluasi/validasi
 Menanyakan keadaan klien saat ini.
 Menanyakan pengalaman klien setelah menerapkan dua cara yang
telah dipelajari (menghardik, menyibukkan diri dengan kegiatan
terarah) untuk mencegah halusinasi.
3) Kontrak
 Terapis menjelaskan tujuan kegiatan, yaitu mengontrol halusinasi
dengan bercakap-cakap dengan orang lain.
 Menjelaskan aturan main berikut:
a) Jika ada klien yang ingin meninggalkan kelompok, harus meminta
izin kepada terapis.
b) Lama kegiatan 30 menit.
c) Setiap klien mengikuti kegiatan dari awal sampai selesai.
c) Tahap kerja
1. Terapis menjelaskan pentingnya bercakap-cakap dengan orang
lain untuk mengontrol dan mencegah halusinasi.
2. Terapis meminta tiap klien menyebutkan orang yang biasa dan
bisa diajak bercakap-cakap.
3. Terapis meminta tiap klien menyebutkan pokok pembicaraan yang
biasa dan bisa dilakukan.
4. Terapis memperagakan cara bercakap-cakap jika halusinasi
muncul “suster, ada suara di telinga, saya mau ngobrol saja
dengan suster” atau “suster saya mau ngobrol tentang kegiatan
harian saya”.
5. Terapis meminta klien untuk memperagakan percakapan dengan
orang di sebelahnya.
6. Beri pujian atas keberhasilan klien
7. Ulangi 5 dan 6 sampai semua klien mendapat giliran.
8. Tahap terminasi
d) Tahap Terminasi
1. Evaluasi
 Terapis menanyakan perasaan klien setelah mengikuti TAK.
 Terapis menanyakan TAK mengontrol halusianasi yang sudah
dilatih.
 Memberikan pujian atas kebehasilan kelompok.
2. Tindak lanjut
Menganjurkan klien menggunakan tiga cara mengontrol halusinasi,
yaitu menghardik, melakukan kegiatan, dan bercakap-cakap.
3. Kontrak yang akan datang
 Terapis membuat kesepakatan dengan klien untuk TAK
berikutnya, yaitu belajar cara mengontrol halusinasi dengan patuh
minum obat.
 Terapis menyepakati waktu dan tempat.

7. Evaluasi dan dokumentasi


Evaluasi
Evaluasi dilakukan saat proses TAK berlangsung khususnya pada tahap kerja.
Aspek yang dievaluasi adalah kemampuan klien sesuai dengan tujuan TAK.
Untuk stimulasi persepsi halusinasi sesi 4, kemampuan yang diharapkan adalah
mencegah halusinasi dengan bercaka-cakap. Format evaluasi sebagai berikut.

Sesi 4 TAK Stimulasi persepsi: halusinasi


Kemampuan bercakap-cakap untuk mencegah halusinasi
No Aspek yang dinilai Nama
klien

1 Menyebutkan orang yang


biasa diajak bercakap-cakap
2 Memperagakan percakapan
3 Menyusun jadwal percakapan
4 Menyebutkan tiga cara
Mengontrol dan mencegah
halusinasi

Petunjuk:
a. Tulis nama panggilan klien yang ikut TAK pada kolom nama klien
b. Untuk tiap klien, beri penilaian kemampuan menyebutkan orang
yang biasa diajak bicara, memperagakan percakapan, menyusun
jadwal percakapan, menyebutkan tiga cara mencegah halusinasi.
Beri tanda (√) jika klien mampu, dan tanda (-) jika klien tidak
mampu.
Tak Stimulasi Persepsi Mengontrol Halusinasi
Sesi 5: Mengontrol Halusinasi dengan Patuh Minum Obat

1. Tujuan
a. Klien memahami pentingnya patuh minum obat
b. Klien memahami akibat tidak patuh minum obat
c. Klien dapat menyebutkan lima benar cara minum obat
2. Setting
a. Terapis dank lien duduk bersama dalam lingkaran
b. Ruangan nyaman dan tenang
3. Alat
a. Spidol dan whiteboard/ papan tulis/ flipchart
c. Jadwal kegiatan harian
a. Beberapa contoh obat
4. Metode
a. Diskusi dan tanya jawab
b. Melengkapi jadwal harian
5. Susunan Pelaksanaan
Yang bertugas dalam TAK disesuaikan dengan petugas setiap sasi yang telah
disepakati sebagai berikut :
 Leader: Hikmahtun Marzilah
 Co – Leader : Elsi Haniah
 Fasilitator : Mega Risky Ananda Dan Dessy Erfanti
 Observer: Aisyah
6. Langkah kegiatan
1. Persiapan
a. Mengingatkan kontrak kepada klien yang telah mengikuti sesi 4
b. Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan
2. Orientasi
a. Salam terapeutik
1. Salam dari terapis kepada klien
2. Terapi dank lien memakai papan nama
b. Evaluasi / validasi
1. Menanyakan perasaan klien saat ini
2. Terapis menanyakan pengalaman klien mengontrol halusinasinya
setelah menggunakan tiga cara yang telah dipelajari (menghardik,
menyibukkan diri dengan aktivitas terjadwal, dan bercakap-cakap
dengan orang lain)
c. Kontrak
1. Terapis menjelaskan tujuan, yaitu mengontrol halusinasinya
dengan patuh minum obat
2. Menjelaskan aturan main berikut
a) Jika ada klien yang ingin menginggalkan kelompok, harus
meminta izin kepada terapis
b) Lama kegiatan 45 menit
c) Setiap klien mengikuti kegiatan dari awal sampai selesai

3. Tahap Kerja
a. Terapis menjelaskan untungnya patuh minum obat, yaitu mencegah
kambuh karena obat memberi perasaan tenang, dan memperlambat
kambuh
b. Terapis menjelaskan kerugian tidak patuh minum obat, yaitu
pemnyebab kambuh
c. Terapis meminta tiap klien menyampaikan obat yang dimakan dan
waktu memakannya. Buat daftar di whiteboard
d. Menjelaskan lima benar minum obat, yaitu benar obat, benar waktu,
benar orang, benar cara, dan benar dosis.
e. Minta klien menyebutkan lima benar cara minum obat, secara
bergiliran
f. Berikan pujian kepada klien yg benar
g. Mendiskusikan perasaan klien setelah teratur minum obat (catat di
whiteboard)
h. Mendiskusikan perasaan klien setelah teratur minum obat (catat di
whiteboard)
i. Menjelaskan keuntungan patuh minum obat, yaitu salah satu cara
mencegah halusinasi/kambuh
j. Menjelaskan akibat/kerugian tidak patuh minum obat, yaitu kejadian
halusinasi/kambuh
k. Minta klien menyebutkan kembali keberuntungan patuh minum obat
dan kerugian tidak patuh minum obat
l. Memberi pujian tiap klien benar

4. Tahap terminasi
a. Evaluasi
1. Terapis menanyakan perasaan klien setelah mengikuti TAK
2. Terapis menanyakan jumlah cara mengontrol halusinasi yg sudah
dipelajari
3. Terapis memberikan pujian atas keberhasilan kelompok
b. Tindak lanjut
Menganjurkan klien menggunakan empat cara mengontrol halusinasi,
yaitu menghardik, melakukan kegiatan harian, bercakap-cakap, dan
patuh minum obat
c. Kontrak yg akan dating
1. Terapis mengakhiri sesi TAK stimulasi persepsi untuk mengontrol
halusinasi
2. Buat kesepakatan baru untuk TAK yang lain sesuai dengan
indikasi klien

Evaluasi dan Dokumentasi


Evaluasi
Evaluasi dilakukan saat proses TAK berlangsung, khususnya pada
tahap kerja. Aspek yang dievaluasi adalah kemampuan mengontrol
halusinasi sesi 5, kemampuan klien yang diharapkan adalah menyebutkan
5 benar cara minum obat, keuntungan minum obat, dan akibat tidak patuh
minum obat. Formulir evaluasi sebagai berikut:

Sesi 5 : TAK Stimulasi Persepsi: Halusinasi


Kemampuan Patuh Minum Obat untuk mencegah Halusinasi
Menyebutkan Menyebutkan Menyebutkan
No. Nama Klien 5 benar cara keuntungan akibat tidak
minum obat minum obat patuh minum
obat
1
2
3
4
5
Petunjuk:
1. Tulis nama panggilan klien yg ikut TAK pada kolom nama klien
2. Untuk tiap klien, beri penilaian tentang kemampuan menyebutkan lima
benar cara minum obat, keuntungan minum obat, dan akibat tidak patuh
minum obat. Beri tanda (√) jika klien mampu dan tanda (-) jika klien
tidak mampu
Dokumentasi
Dokumentasikan kemampuan klien yg dimiliki klien pada catata proses
keperawatan tiap klien. Contohnya: klien mampu menyebutkan 5 benar cara
minum obat, manfaat minum obat, dan akibat tidak patuh minum obat
(kambuh). Anjurkan klien minum obat dengan cara yang benar.
BAB IV
LAPORAN HASIL PELAKSANAAN KEGIATAN TERAPI AKTIVITAS
KELOMPOK (TAK) HALUSINASI SESI 3,4 & 5

4. 1 Struktur Kelompok
Sesi 3
Leader : Elsi Haniah
Co Leader: Mega Risky Ananda
Fasilitator : Dessy Erfanti Dan Aisyah
Observer : Hikmahtun Marzilah
Klien :
1) Tn. I
2) Tn. E
3) Tn. R
4) Tn. Z
5) Tn. S

Sesi 4
Leader : Mega Risky Ananda
Co Leader: Dessy Erfanti
Fasilitator : Aisyah Dan Hikmahtun Marzilah
Observer : Elsi Haniah
Klien :
1) Tn. I
2) Tn. E
3) Tn. R
4) Tn. Z
5) Tn. S

Sesi 5
Leader: Hikmahtun Marzilah
Co – Leader : Elsi Haniah
Fasilitator : Mega Risky Ananda Dan Dessy Erfanti
Observer: Aisyah
Klien :
1) Tn. I
2) Tn. E
3) Tn. R
4) Tn. Z
5) Tn. S
4. 2 Evaluasi Proses
1. Kegiatan berlangsung cukup lancar dan kondusif sesuai dengan yang telah
direncanakan.
2. Leader, co leader. Fasilitator maupun observer telah bekerja sama dengan
cukup baik.
3. Selama kegiatan berlangsung pengorganisasian baik, urutan kerja terapis
cukup baik.
4. Leader telah mampu memberikan motivasi yang cukup baik kepada klien
sehingga klien telah dapat mengikuti kegiatan dengan baik.
5. Co leader sudah berperan aktif dalam membantu leader dengan baik untuk
berbicara maupun untuk menghangatkan suasana.
6. Fasilitator sudah berberan baik selama kegiatan berlangsung.
7. Klien cukup koperatif dan mengikuti kegiatan TAK dari awal hingga akhir.
8. Observer dapat mengobservasi kegiatan.
4. 3 Evaluasi Hasil

Sesi III TAK Stimulasi persepsi: halusinasi


Kemampuan mencegah halusinasi dengan melakukan kegiatan
Nama klien
No Aspek yang dinilai
Tn. I Tn. E Tn. R Tn. Z Tn. S
1 Menyebutkan kegiatan yang bisa     
Dilakukan

2 Memperagakan kegiatan yang     


mungkin bisa dilakukan

3 Menyusun jadwal kegiatan harian     


4 Menyebutkan cara mengontrol     
Halusinasi

Kesimpulan yang di dapat di sesi III TAK simulasi persepsi: halusinasi.


Secara keseluruhan semua klien mampu mengikuti kegiatan sesi III TAK simulasi
persepsi: halusinasi klien mampu memperagakan kegiatan harian terjadwal,
menganjurkan melakukan kegiatan seperti membuat jadwal kegiatan sehari-hari
untuk mencegah hausinasi. Secara keseluruhan tingkat keberhasilan 100%.

Sesi IV TAK Stimulasi persepsi: halusinasi


Kemampuan bercakap cakap untuk mencegah halusinasi
Nama klien
No Aspek yang dinilai
Tn. I Tn. E Tn. R Tn. Z Tn. S
1 Menyebutkan orang yang biasa     
diajak bercakap-cakap

2 Memperagakan percakapan     
3 Menyusun jadwal percakapan     
4 Menyebutkan tiga cara
mengontrol dan mencegah
    
halusinasi

Kesimpulan yang didapat di sesi IV TAK simulasi persepsi: halusinasi.


Klien mampu menyebutkan orang yang bisa diajak bicara, memperagakan
percakapan, menyusun jadwal, menyebutkan 3 cara mengontrol dan mencegah
halusinasi. Secara keseluruhan tingkat keberhasilan 100%.
Sesi V TAK Stimulasi persepsi: halusinasi
Kemampuan patuh minum obat untuk halusinasi
Nama klien
No Aspek yang dinilai
Tn. I Tn. E Tn. R Tn. Z Tn. S
1 Menyebutkan 5 benar cara minum     
Obat

2 Menyebutkan keuntungan minum     


Obat

3 Menyebutkan akibat tidak patuh     


minum obat

Kesimpulan yang di dapat di sesi V TAK:


Klien mampu menyebutkan 5 benar obat kecuali klien Tn.I dalam menyebutkan 5
benar minum obat dibantu oleh fasilitator, klirn menyebutkan keuntungan minum
obat dan akibat tidak patuh obat, menganjurkan klien minum obat dengan cara
yang benar. Secara keseluruhan tingkat keberhasilan 95%.

Anda mungkin juga menyukai