Oleh :
Puji syukur bagi Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan
rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan “Asuhan
Keperawatan pada Tn.T dengan Gangguan Sensori Persepsi
Halusinasi” untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah
keperawatan jiwa.Dalam penyusunan asuhan keperawatan ini banyak
pihak yang membantu penulis, untuk itu
penulis mengucapkan terimakasih kepada :
1. Bapak Parlindungan Purba, SH, MM, selaku Ketua Yayasan Sari
Mutiara Medan
2. Ibu Dr. Ivan Elisabeth Purba, M.Kes, selaku Rektor Universitas Sari
Mutiara Indonesia
3. Ibu Ns. Marthalena Simamora, S.Kep, M.Kep selaku Ketua Prodi
Keperawatan Fakultas Farmasi dan Ilmu Kesehatan Universitas Sari
Mutiara Indonesia.
4. Bapak Ns. Jek Amidos Pardede, M.Kep, Sp. Kep.J Selaku dosen
pengajar dan Koordinator Profesi Ners.
5. Orang tua kami yang selalu memberikan dukungan, materi dan doa
untukmenyelesaikan tugas makalah ini.
6. Serta terimakasih kepada teman-teman Mahasiswa/i Prodi Ners
Universitas Sari Mutiara Indonesia yang telah bersama-sama
menyelesaikan tugas makalah ini.
Penulis menyadari bahwa isi makalah ini masih jauh dari kesempurnaan
maka dari itu kami dari penulis sangat mengharapkan kritik dan saran
guna memperbaiki di masa yang akan datang dan semoga makalah ini
dapat bermanfaat bagi pembaca. Akhir kata penulis mengucapkan
terimakasih.
Penulis
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Salah satu contoh gangguan jiwa berat dan sering kita temukan dan dirawat
adalah skizofrenia (Mashudi, 2021). Skizofrenia merupakan sekelompok reaksi
psikotik yang memengaruhi berbagai area fungsi individu, termasuk berpikir,
berkomunikasi, menerima, menginterpretasikan realitas, merasakan dan
menunjukkan emosi serta gangguan otak yang ditandai dengan pikiran kacau,
waham, halusinasi, dan perilaku aneh (Pardede, 2021). Salah satu gejala
negative dari skizofrenia adalah perubahan perubahan perilaku individu yang
mana selalu menilai diri dan orang lain secara negative, atau menilai rendah
terhadap kemampuan yang dimilikinya yang disebut harga diri rendah
(Rokhimmah & Rahayu, 2020).
Menurut World Health Organization (Suparyanto dan Rosad (2022) terdapat 300
juta orang di seluruh dunia mengalami gangguan jiwa seperti depresi, bipolar,
demensia, termasuk 24 juta orang yang mengalami skizofrenia. Dari data
prevalensi skizofrenia tercatat relatif lebih rendah dibandingkan dengan data
prevalensi gangguan jiwa lainnya. Namun berdasarkan National Institute of
Mental Health (NIMH), skizofrenia merupakan salah satu dari 15 penyebab
besar kecacatan di seluruh dunia (NIMH, 2019). Data American Psychiatric
Association (APA, 2018) menyebutkan 1% populasi penduduk dunia menderita
skizofrenia. Hasil Riset Kesehatan Dasar, (2018) didapatkan bahwa prevalensi
data skizofrenia di indonesia mencapai 6,7 % penderita.
Berdasarkan survey awal yang dilakukan di ruang dolok sanggul II ada sekitar
17 pasien skizofrenia dengan masalah keperawatan gangguan persepsi sensori
halusinasi pendengaran. Beberapa dari pasien yang dirawat mempunyai masalah
keperawatan penyerta seperti harga diri rendah, koping individu inefektif, defisit
perawatan diri. Dari data yang didapat beberapa pasien sudah berulang kali
keluar masuk rumah sakit dengan berbagai alasan seperti tidak teratur minum
obat. Berdasarkan latar belakang tersebut, penulis tertarik memberikan asuhan
keperawatan jiwa pada pasien Tn. T.
Maladaptif
d. Perilaku sesuai adalah sikap dan tingkah laku yang masih dalam
batas kewajaran.
d. Perilaku tidak biasa adalah sikap dan tingkah laku yang melebihi
2.1.7 Komplikasi
Halusinasi merupakan salah satu gejala yang paling sering terjadi pada
gangguan Skizofrenia. Dimana Skizofrenia merupakan jenis psikosis,
adapun tindakan penatalaksanaan dilakukan dengan berbagai terapi yaitu
dengan :
c. Trihexilpenidyl (THP)
1) Dosis
d) Psikosomatik
1. Identitas
2. Alasan Masuk
3. Faktor Predisposisi
a. Faktor genetic
b. Faktor biologis
a. Biologi
b. Stress lingkungan
Memeriksa tanda tanda vital, tinggi badan, berat badan, dan tanyakan
apakah ada keluhan fisik yang dirasan pasien.
6. Psikososial
1) Genogram
2) Konsep Diri
a. Gambaran Diri
b. Identitas Diri
c. Fungsi Peran
d. Ideal Diri
e. Harga Diri
3) Hubungan Sosial
4) Spritual
7. Status Mental
a. Penampilan
b. Pembicaraan
c. Aktivitas Motorik
d. Afek Emosi
f. Persepsi – Sensori
1) Jenis halusinasi
- Halusinasi pendengaran
- Halusinasi penglihatan
- Halusinasi penciuman
- Halusinasi pengecapan
- Halusinasin perabaan
2) Waktu
3) Frekuensi
Frekuensi terjadinya apakah terus menerus atau hanya sekali-
kali, kadang-kadang, jarang atau sudah tidak muncul lagi,
dengan mengetahui frekuensi terjadinya halusinasi dapat
direncanakan frekuensi tindakan untuk mencegah terjadinya
halusinasi pada pasien halusinasi sering kali halusinasi pada
saat pasien tidak memiliki kegiatan atau pada saat melamun
maupun duduk sendiri.
5) Respons
g. Proses berpikir
1. Bentuk piker
h. Tingkat kesadaran
i. Memori
8. Perencanaan Pulang
1. Perawatan diri
2. Tidur
Rencana tindakan pada keluarga (Keliat, 2015 dalam Hulu & Pardede
2022) adalah :
BAB 3
TINJAUAN KASUS
3.1 Pengkajian
3.1.1 Identitas Pasien
Tanggal Pengkajian
Tanggal Lahir : 02– 10– 1975
Umur : 47 tahun
Agama : Budha
Informan : Klien dan Status Klien
Keterangan :
: Laki-laki
: Perempuan
: Klien
: meninggal
2. Konsep diri
a. Gambaran diri : Klien menyukai seluruh tubuhnya dan tidak
ada yang cacat
b. Identitas : Klien anak ke 3 dari 4 bersaudara.
c. Peran : Klien hanya sekolah sampai SMP
d. Ideal diri :Klien merasa malu karena pasien dirawat di
Rumah Sakit Jiwa dan ingin cepat pulang ke
rumah.
e. Harga diri : pasien merasa malu dengan penyakitnya.
3. Hubungan sosial
a. Orang yang berarti : ayahnya
b. Peran serta dalam kegiatan kelompok/masyarakat : klien tidak
ikut dalam kegiatan kelompok
c. Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain : klien
mengatakan sulit berinteraksi dengan orang lain dan lebih
suka menyendiri.
klien mengatakan sulit berinteraksi dengan orang lain dan lebih
suka menyendiri.
Masalah keperawatan: Isolasi sosial
3.1.6 Spiritual
1. Nilai dan Keyakinan : Klien beragama islam dan yakin dengan
agamanya.
2. Kegiatan Ibadah : Klien tidak pernah melakukan ibadah selama
dirawat di rumah sakit jiwa.
Masalah Keperawatan : Defisit Spritual
Gangguan Presepsi
Sensori Halusinasi
Isolasi Sosial
P:
- Menjelaskan keuntungan dan
kerugian mempunyai teman
- Latihan berkenalan dengan 2
orang atau lebih.
- Latihan bercakap-cakap sambil
melakukan kegiatan harian
- Latihan berbicara sosial:
meminta sesuatu, berbelanja dan
sebagainya
BAB 4
PEMBAHASAN
BAB 5
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan uraian pada pembahasan di atas, maka penulis dapat
disimpulkan bahwa:
1. Pengkajian dilakukan secara langsung pada klien dan juga dengan
menjadikan status klien sebagai sumber informasi yang dapat
mendukung data-data pengkajian. Selama proses pengkajian,
perawat mengunakan komunikasi terapeutik serta membina
hubungan saling percaya antara perawat-klien. Pada kasus Tn.C,
diperoleh bahwa klien mengalami gejala- gejala halusinasi seperti
mendengar suara-suara, gelisah, sulit tidur, tampak tegang,
mondarmandir,tidak dapat mempertahankan kontak mata, sedih,
malu, putus asa, menarik diri, mudah marah dan lain-lain. Faktor
predisposisi pada Tn.C yaitu pernah mengalami gangguan jiwa
sebelumnya serta memiliki riwayat mengonsumsi alkohol dan obat
terlarang.
2. Diagnosa keperawatan yang muncul pada kasus Tn.C: Halusinasi
pendengaran, isolasi sosial, koping individu inefektif, defisit
spritual, harga diri rendah. Tetapi pada pelaksanaannya, penulis
fokus pada masalah utama yaitu halusinasi pendengaran.
3. Perencanaan dan implementasi keperawatan disesuaikan dengan
strategi pertemuan pada pasien halusinasi pendengaran dan harga
diri.
4. Evaluasi diperoleh bahwa terjadi peningkatan kemampuan klien
dalam mengendalikan halusinasi yang dialami serta dampak pada
penurunan gejala halusinasi pendengaran yang dialami.
5.2 Saran
1. Bagi Perawat
Diharapkan dapat menerapkan komunikasi terapeutik dalam
pelaksanaan strategi pertemuan 1-4 pada klien dengan halusinasi
sehingga dapat mempercepat proses pemulihan klien.
2. Bagi Rumah Sakit
Laporan ini diharapkan dapat menjadai acuan dan referensi dalam
memberikan asuhan keperawatan pada klien dengan halusinasi
pendengaran
DAFTAR PUSTAKA