Anda di halaman 1dari 8

ASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA TN.

T DENGAN MASALAH
HALUSINASI PENDENGARAN DI RUANGAN DOLOK SANGGUL II
RSJ Prof.Dr.MUHAMMAD ILDREM
D
I
S
U
S
U
N
OLEH:

HEMMIA FLORENTA BR TARIGAN (220202029)

PROGRAM STUDI PENDIDKAN PROFESI NERS


FAKULTAS FARMASI DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS SARI MUTIARA INDONESIA
TAHUN 2023
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Skizofrenia merupakan reaksi psikotik yang berpengaruh terhadap


area fungsi individu, termasuk dalam berpikir, berkomunikasi,
menerima, menafsirkan kenyataan, merasakan dan menunjukkan
emosi serta penyakit kronis yang ditandai dengan pikiran kacau,
delusi, halusinasi, dan perilaku aneh. Skizofrenia biasanya muncul
dalam masa remaja atau dewasa muda (sebelum usia 45 tahun)
(Pardede & Purba, 2020).

Skizofrenia merupakan gangguan mental yang ditandai dengan


gangguan proses berpikir dan respons emosional yang lemah.
Situasi ini umumnya merupakan gangguan berpikir disertai dengan
disfungsi sosial dan bicara kacau balau. Gejala skizofrenia salah
satunya negatif yaitu harga diri yang rendah (Pardede, Keliat &
Yulia, 2020).

Prevalensi masalah kesehatan jiwa di Indonesia di Indonesia,


estimasi jumlah penderita skizofrenia mencapai sekitar 400.000
orang atau sebanyak 1,7 per 1.000 penduduk Riskesdas 2013,
sedangkan Riskesdas juga menyebutkan sebanyak 84,9% pengidap
skizofrenia/psikosis di Indonesia Prevalensi masalah kesehatan
jiwa di Indonesia di Indonesia, estimasi jumlah penderita
skizofrenia mencapai sekitar 400 .000 orang atau sebanyak
1,7 per 1.000 penduduk Riskesdas 2013, sedangkan Riskesdas juga
menyebutkan sebanyak 84,9% pengidap skizofrenia/psikosis di
Indonesia telah berobat. Data dari 33 Rumah Sakit Jiwa ( RSJ )
yang ada di seluruh Indonesia menyebutkan hingga kini jumlah
penderita gangguan jiwa berat mencapai 2,5 juta orang. Di
Provinsi Sumatera Utara sendiri penderita skizofrenia menduduki
peringkat ke 21 dengan nilai privlalensi 6,3.%, setelah Provinsi
Jawa Timur (Kemengkes, 2019). Data yang diperoleh dari
Medical Record Rumah Sakit Jiwa Prof.Dr.M.Ildrem.
Provsu Medan tahun 2017, pasien yang menderita skizofrenia sebanyak
13,846 (85.3%) (Manao, B.M, & Pardede, 2019).

Halusinasi merupakan keadaan seseorang mengalami perubahan dalam pola


dan jumlah stimulasi yang diprakarsai secara internal atau eksternal disekitar
dengan pengurangan berlebihan distrorsi, atau kelainan berespon terhadap
setiap stimulasi. Halusinasi juga merupakan persepsi yang salah atau palsu
tetapi juga merupakan persepsi yang salah atau palsu tetapi tidak ada
rangsangan yang menimbulkannya. Halusinasi pendengaran adalah
mendengar suara manusia, atau bunyi yang berkisar dari suara sederhana
sampai suara yang berbicara mengenai klien sehingga klien berespon
terhadap suara atau bunyi tersebut. Halusinasi pendengaran adalah
mendengar suara manusia, hewan atau mesin, barang, kejadian alamiah dan
musik dalam keadaan sadar tanpa adanya rangsang apapun (Dwi, 2020).

Survei awal dilakukan di RSJ Prof. Dr.Muhammad Ildram Sumatra dengan


jumlah pasien 8 orang di ruangan dolok sanggul, terdapat 8 pasien yang
mengalami skizofrenia dengan masalah keperawatan gangguan persepsi
sensori : Halusinasi Pendengaran. Yang menjadi subjek di dalam pembuatan
askep ini berjumlah 1 orang dengan pasien masah halusinasi pendengaran
atas nama inisial Tn.T, dengan masalah keperawatan gangguan persepsi
sensori : Halusinasi pendengaran

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan masalah yang telah di paparkan pada latar belakang maka
rumusan masalah dalam askep ini yaitu “Bagaimanakah Asuhan
Keperawatan Masalah Halusinasi Pendengaran Tn.T, di Rumah Sakit Jiwa
Prof. Dr. Muhammad Ildrem Diruangan Dolok Sanggul II”.
1.3 Tujuan
1.3.1 Tujuan Umum
Mahasiswa mampu memberikan asuhan keperawatan secara holistik
dakomprehensif kepada Tn.T dengan gangguan persepsi sensori :
halusinasi pendengaran diruangan Dolok Sanggul II
RSJ.Prof.Dr.Muhammad Ildrem.

1.3.2 Tujuan Khusus

1. Mahasiswa mampu melakukan pengkajian pada Tn.T dengan gangguan


persepsi sensori : halusinasi pendengaran diruangan Dolok Sanggul II
RSJ.Prof.Dr.Muhammad Ildrem.
2. Mahasiswa mampu menegakkan diagnosa keperawatan yang ada pada
Tn.T dengan gangguan persepsi sensori : halusinasi pendengaran
diruangan Dolok Sanggul II RSJ. Prof.Dr.Muhammad Ildrem.
3. Mahasiswa mampu perencanaan keperawatan pada Tn.T dengan
gangguan persepsi sensori : halusinasi pendengaran diruangan Dolok
Sanggul II RSJ.Prof.Dr.Muhammad Ildrem.
4. Mahasiswa mampu melakukan implementasi keperawatan pada Tn.T
dengan gangguan persepsi sensori : halusinasi pendengaran diruangan
Dolok Sanggul II RSJ.Prof.Dr.Muhammad Ildrem.
5. Mahasiswa mampu mengevaluasi hasil asuhan keperawatan pada Tn.T
dengan gangguan persepsi sensori : halusinasi pendengaran diruangan
Dolok Sanggul II RSJ.Prof.Dr.Muhammad Ildrem.
BAB 2
TINJAUAN TEORITIS

2.1 Konsep Dasar Halusinasi Pendengaran


2.1.1 Pengertian
Halusinasi pendengaran adalah mendengar suara atau kebisingan, paling
sering suara orang. Suara berbentuk kebisingan yang kurang jelas sampai
kata-kata yang jelas berbicara tentang klien, bahkan sampai pada
percakapan lengkap antara dua orang yang mengalami halusinasi. Pikiran
yang terdengar dimana klien mendengar perkataan bahwa klien disuruh
untuk melakukan sesuatu kadang dapat membahayakan (Dwi Oktiviani,
2020). Halusinasi pendengaran paling sering terjadi ketika klien
mendengar suara-suara, halusinasi ini sudah melebur dan pasien merasa
sangat ketakutan, panik dan tidak bisa membedakan antara khayalan dan
kenyataan yang dialaminya (Titania & Maula 2020).

2.1.2 Rentang Respon Halusinasi


Menurut Yusuf dkk.,(2015), respon perilaku pasien dapat berada dalam
rentang adaptif sampai maladaptive yang dapat digambarkan sebagai
berikut:
Rentang Respon Halusinasi
Adaptif

Pikiran logis Proses pikir terganggu Waham,


Persepsi akurat Ilusi Halusinasi
Emosi konsistensi Emosi berlebih Kerusakan
dengan pengalaman Perilaku yang tidak biasa proses emosi
Perilaku cocok Menarik diri Perilaku tidak
Hubungan social humoris terorganisasi
Isolasi sosial

Maladatif
1. Respon adaptif berdasarkan rentang respon halusinasi menurut (Yusuf,
Rizki & Hanik, 2015), meliputi :
a. Pikiran logis berupa mendapat atau pertimbangan yang dapat di terima
akal.
b. Persepsi akurat berupa pandangan dari seseorang tentang sesuatu
peristiwa secara cermat dan tepat sesuai perhitungan.
c. Emosi konsisten dengan pengalaman berupa ke mantapan perasaan
jiwa yang timbul sesuai dengan peristiwa yang penuh di alami.
d. Perilaku sesuai dengan kegiatan individu atau sesuatu yang berkaitan
dengan individu tersebut di wujudkan dalam bentuk gerak atau ucapan
yang bertentangan dengan moral.
e. Hubungan social dapat di ketahui melalui hubungan seseorang dengan
orang lain dalam pergaulan di tengah masyarakat.
2. Respon maladaptive
Respon maladaptive berdasarkan rentang respon halusinasi menurut
(Yusuf, Rizki & Hanik, 2015) meliputi :
a. Kelainan pikiran adalah keyakinan yang secara kokoh di pertahankan
walaupun tidak di yakini oleh orang lain dan bertentangan dengan
kenyataan social.
b. Halusinasi merupakan gangguan yang timbul berupa persepsi yang
salah terhadap rangsangan.
c. Tidak mampu mengontrol emosi berupa ketidak mampuan atau
menurunnya kemampuan untuk mengalami kesenangan kebahagiaan,
keakraban, dan kedekatan.
d. Ketidakteraturan perilaku berupa ketidakselarasan antara perilaku dan
gerakan yang di timbulkan.
e. Isolasi social adalah kondisi kesendirian yang di alami oleh individu
karna orang lain menyatakan sikap yang di alami oleh individu.

5
6

Anda mungkin juga menyukai