oleh :
Melinda Nur P : 222310101202
Elshinta Dika M : 222310101200
Retri Dinda : 222310101201
1. Pikiran logis
1. Ilusi 1. Gangguan
2. Persepsi akurat
2. Proses pikir pikiran
3. Emosi konsisten
terganggu 2. Halusinasi
dengan
3. Reaksi emosi 3. Perilaku
pengalaman
tidak stabil disorganisasi
4. Berhubungan
4. Menarik diri 4. Isolasi sosial
sosial
Keterangan :
a. Respon Adaptif
Respon yang dapat diterima oleh norma-norma sosial budaya yang
berlaku. Dengan kata lain individu tersebut dalam batas normal jika
menghadapi suatu masalah dan akan dapat memecahkan masalah tersebut
1) Pikiran logis merupakan pandangan yang mengarah pada kenyataan
yang dapat diterima akal
2) Persepsi akurat merupakan pandangan dari seseorang tentang suatu
peristiwa secara cermat dan tepat
3) Emosi konsisten merupakan perasaan jiwa yang timbul sesuai dengan
peristiwa yang pernah dialami
4) Berhubungan sosial merupakan proses suatu interaksi dengan orang
lain dalam pergaulan ditengah masyarakat dan lingkungan
b. Respon Psikososial
1) Ilusi merupakan pemikiran atau penilaian yang salah tentang
penerapan yang benar-benar terjadi (objek nyata) karena rangsangan
panca indra
2) Proses pikir terkadang menyimpang berupa kegagalan dalam
mengabstrakan dan mengambil kesimpulan.
3) Emosi berlebihan dengan kurang pengalaman berupa reaksi emosi
yang diekspresikan dengan sikap yang tidak sesuai
4) Menarik diri merupakan percobaan untuk menghindari interaksi
dengan orang lain baik dalam komunikasi maupun berhubungan sosial
dengan orang sekitar.
c. Respon Maladaptif
Merupakan respon individu dalam menyelesaikan masalah yang
menyimpang dari norma-norma budaya dan lingkungan
1) Kelainan pikiran (waham) merupakan keyakinan yang secara kokoh
dipertahankan walaupun tidak diyakini orang lain dan bertentangan
2) Halusinasi timbul karena gangguan yang timbul berupa persepsi yang
salah terhadap rangsangan
3) Perilaku tidak terorganisir merupakan ketidakteraturan perilaku berupa
ketidakseleraan antara perilaku dan gerakan.
2.1.7 Pelaksanaan
a. Terapi Farmakologi
1) Haloperidol
2) Clorpromazin
3) Trihexypenidil ( THP )
b. Terapi Non Farmakologi
1) Terapi Aktivitas Kelompok
a. Pengkajian
b. Diagnose Keperawatan
Risiko Perilaku
Kekerasan
Effect
Gangguan Persepsi
Sensori :Halusinasi
core problem
Isolasi Sosial
Causa
1) Definisi
Perubahan persepsi terhadap stimulus baik internal maupun eksternal yang
disertai dengan respon yang berkurang berlebihan atau terdistrosi.
2) Penyebab
a) Gangguan penglihatan
b) Gangguan pendengaran
c) Gangguan perabaan
d) Penyalahgunaan zat
3) Gejala tanda mayor
a) Subjektif
- Mendengar suara bisikan atau melihat bayangan
- Merasakan sesuatu melalui indra perabaan, penciuman,pengecapan
b) Objektif
- Distorsi sensori
- Respon tidak sesuai
- Bersikap seolah melihat, mendengar, mengecap, mencium sesuatu
4) Gejala tanda minor
a) Subjektif
- Menyatakan kesal
b) Objektif
- Menyendiri
- Melamun
- Melihat ke satu arah
- Bicara sendiri
5) Kondisi klinis terkait
a) Glaucoma
b) Katarak
c) Trauma okuler
d) Trauma pada saraf kranialis II,III,IV dan VI akibat stroke, aneurisma
intracranial, trauma
c. Intervensi
a. Tindakan keperawatan untuk pasien gangguan persepsi sensori
halusinasi .
Tujuan : pasien mampu
1) Membina hubungan saling percaya
2) Mengenal halusinasi dan mampu mengontrol halusinasi dengan
menghardik.
3) Mengontrol halusinasi dengan benar minum obat
4) Mengontrol halusinasi dengan bercakap-cakap
5) Mengontrol halusinasi dengan melakukan aktifitas sehari-hari
BAB 3. STUDI KASUS / ANALISA KASUS
3.1 pengkajian
Daftar Pustaka
Aritonang. 2019. Efektifitas terapi aktifitas kelompok stimulasi terhadap
kemampuan mengontrol halusinasi pendengaran. 248–257.
Ns. Nurhalima, S.Kep, M. K. S. K. . 2016. Keperawatan Jiwa. Edisi tim p2m2.
Ns.Erita. S.Kep., M. K., N. D. M. S.Kep, dan M. K. Adventus MRL.Batu, SKM.
2019. Buku materi pembelajaran manajemen gawat darurat dan bencana.
Universitas Kristen Indonesia. 202.
Rachmawati, P. . 2019. Modul Pratikum Keperawatan Jiwa Edisi 1. Lumajang:
KMH.
Rahayu, D. . 2016. Asuhan keperawatan gangguan persepsi sensori: halusinasi
dengan pasien ny. s di ruang bima instalasi jiwa rumah sakit umum daerah
banyumas. universitas muahammadiyah
(Ns. Nurhalima, S.Kep, 2016)