Anda di halaman 1dari 11

BAB 1.

TINJAUAN PUSTAKA

1.1 Anatomi Fisiologi

Kulit adalah organ tubuh yang terletak paling luar yang elastik yang melindungi tubuh
dari pengaruh lingkungan. Kulit juga merupakan alat tubuh yang terberat dan terluas
ukurannya, yaitu 15 persen dari berat tubuh dan luasnya 1,50 – 1, 75 m2 . Rata-rata tebal
kulit 1 – 2 mm. paling tebal (6mm) terdapat di telapak tangan dan kaki, dan paling tipis
(0,5) terdapat di penis.1,6,7 Kulit terdiri dari dua lapisan, yaitu epidermis dan dermis.
Epidermis yang merupakan lapisan terluar dan aksesoris-aksesorisnya (rambut, kuku ,
kelenjar sebasea, dan kelenjar keringat) berasal dari lapisan ektoderm embrio. Dermis
berasal dari mesoderm.7 Terdapat empat jenis sel di epidermis kulit dengan keratinosit
sebagai sel dominan. Keratinosit membelah, bertumbuh, bergerak keatas, dan mengalami
keratinisasi atau kornifikasi, dan membentuk lapisan epidermis protektif bagi kulit.
Epidermis terdiri dari epitel berlapis gepeng dengan lapisan tanduk. Terdapat jenis sel
lainnya yang lebih sedikit di epidermis. Sel-sel ini adalah melanosit, sel langerhans, sel
markel, yang terselip diantara keratinosit di epidermis.

1.2 Definisi penyakit


Psoriasis adalah penyakit autoimun dengan gejala utama ruam eritema disertai
skuama kulit meskipun gejala dan tanda utama psoriasis adalah di kulit, psoriasis sering
menyebabkan gejala, tanda, ataupun komorbiditas sistemik (Nitiyoso, 2022)
Psoriasis adalah penyakit autoimun dan inflamasi yang sering muncul dan ditandai
dengan merah, plak yang meradang, dan makula, yang muncul sebagai akibat dari
peningkatan proliferasi dan diferensiasi yang buruk dari sel-sel epidermis penghasil
keratin (Dewi, 2021)

1.3 Epidemiologi
Psoriasis mempengaruhi pria dan wanita, dengan onset lebih awal pada wanita dan
mereka yang memiliki riwayat keluarga. Usia onsetnya menunjukkan distribusi bimodal
dengan puncak pada 30-39 tahun dan 60-69 tahun pada pria, dan 10 tahun lebih awal pada
wanita. Diperkirakan 60 juta orang menderita psoriasis di seluruh dunia, dengan
prevalensi spesifik negara bervariasi antara 0,05% dari populasi umum di Taiwan dan
1,88% di Australia. Ini lebih sering terjadi di daerah berpenghasilan tinggi dan orang-
orang dengan populasi yang lebih tua. Di Inggris, itu mempengaruhi 1,52% dari populasi
umum (Raharja et al., 2021).

1.4 Etiologi
Etiologi psoriasis belum sepenuhnya diketahui,  tetapi ada beberapa faktor yang
mempengaruhi yaitu :
1) Genetic
Penyakit ini diturunkan melalui suatu gen yang dominan
2) Defek pada epidermis
Ditemukan adanya peningkatan dari ribonuklease dan penurunan dari
deoxyribonuklease pada sel-sel epidermis
3) Defek enzim pada kulit
Pada epidermis yang normal proses kreatinisasi berlangsung dalam 24 hari,
sedangkan pada psoriasis proses tersebut berlangsung dalam 3-4 hari.
4) Hormonal
Hal ini terlihat terutama pada wanita tetapi belum jelas hubungannya. Pada wanita
insiden psoriasis meningkat pada masa pubertas dari pada masa klimakterium
5) Infeksi
Infeksi merupakan faktor pencetus dan faktor yang memperberat timbulnya
psoriasis biasanya infeksi akut seperti tonsillitis.
6) Sinar matahari
Pada bangsa-bangsa yang sering terkena sinar matahari jarang terkena psoriasis.
1.5 Bentuk-bentuk psoriasis diantaranya yaitu:
1. Psoriasis Vulgaris

Bentuk ini paling lazim terdapat karena itu disebut vulgaris. Dinamakan pula tipe plak
karena lesi-lesinya berbentuk pla
2. Psoriasis gutata

Jenis ini sering pada anak-anak dan dewasa muda. Lesi timbul tiba-tiba dengan
penampilan seperti tetesan kecil, lebih jarang sebagai papula psoriatik skuamosa,
umumnya bermanifestasi setelah infeksi Streptococcus
3. Psoriasis infeksi

Psoriasis tersebut memiliki tempat-tempat predileksi pada daerah fleksus sesuai


dengan namanya
4. Psoriasis seboroik
Gambaran klinis psoriasis seboroik merupakan gabungan antara psoriasis dandermatitis
seboroik, skuama yang biasanya kering menjadi agak mirip danagak lunak. Selai berlokasi
pada tempat yang lazim juga pada tempat seboroik.

1.6 Patofisiologi

Penyebab psoriasis belum diketahui secara pasti. Namun predisposisi genetik mungkin
bisamenjadi pemicu terjadinya psoriasis. Karean adanya peningkatan prevelensi penyakit ini
padaanggota keluraga. Psoriasis berkaitan dengna antigen manusia spesifik. Psoriasis secara
jelasmelibatkan proliferasi berlebih dari keratinosit. Dan pada dasarnya menguarngi waktu
yangdiperlukan untuk pembelahan sel – sel epidermal yang terjadi dalam plak psoriasik.
Psoriasis mungkin jua melibatkan perubahan mekanisme imun karena sel T teraktivasi. Serta
Upregulation molekul adhesi yang dimediasi imun pada kreatinosit telah diobservasi.
Psoriasis berhubungan dengan petanda peradangan sistemik seperti peningkatan kadar CRP
(C-reactive protein). Gangguan imunologik yang terjadi pada penderita psoriasis diperkirakan
meningkatkan risiko penyakit lain yang berhubungan dengan gangguan imunologik tersebut.
Halini bisa terjadi karena aktifasi sel T, sitokin dan peningkatan petanda peradangan sistemik
seperti CRP, yang berhubungan dengan proses artheroskelrosis dan pada akhirnya
berhubungan dengan penyakit kardiovaskular seperti infark miokard

1.7 Manifestasi klinis

Gejala Klinis Kulit penderita psoriasis awalnya tampak seperti bintik merah yang makin
melebar dan ditumbuhi sisik lebar putih berlapis-lapis. Tumbuhnya tidak selalu di seluruh
bagian kulit tubuh, kadang-kadang hanya timbul pada tempat-tempat tertentu saja, karena
pergiliran sel-sel kulit bagian lainnya berjalan normal. Lesi kulit yang pertama kali timbul
biasanya pada tempat-tempat yang mudah terkena trauma antara lain : siku, lutut, sakrum,
kepala dan genitalia, berupa makula eritematus dengan batas jelas, tertutup skwama tebal dan
transparan yang lepas pada bagian tetapi dan lekat di bagian tengah (Dewi, 2021)
1.8 Pemeriksaan penunjang

Gambaran laboratorium penderita psoriasis tidak menunjukkan angka yang spesifik dan
tidak ditemukan pada semua pasien psoriasis. Kelainan terutama terdapat pada pasien
pustular generalisata dan psoriasis eritroderma. Asam urat serum menunjukkan peningkatan
sampai 50% dan biasanya berhubungan dengan luasnya lesi dan aktifitas penyakit serta
beresiko berkembang jadi arthritis gout.

Stadium lesi yaitu lesi awal, lesi yang berkembang dan lesi lanjut. Pada awalnya terjadi
perubahan pada permukaan dermis saja berupa dilatasi kapiler dan edema papilla dermis dan
infiltrasi limfosit yang mengelilingi pembuluh darah. Limfosit akan meluas sampai bagian
bawah epidermis yang akhirnya akan mengalami spongiosis. Lesi psoriasis lanjut ditandai
oleh akantosis dengan pemanjangan rete riges, hilangnya lapisan granular, parakeratosis
dengan adanya netrofil pelebaran pembuluh darah di papilla dermis, mitosis suprabasal,
penipisan suprapapillari plate dan sebukan sel radang ringan terdapat pada dermis dan atau
papilla dermis.

1.9 Penatalaksanaan Medis


a) Farmakologis
i. Topical
Pada penanganan topikal dibagi menjadi dua kelompok yaitu lini pertama
yang meliputi keratolik, kortikosteroid topikal dan analog vitamin D dan
pengobatan topikal lini kedua yang meliputi antralin, monografi antharalin.
ii. Sistemik
Pada penanganan pengobatan sistemik sama dengan pengobatan okal yaitu di
bagi menjadi dua lini, namun dari kedua pengobatan ini ada juga hal lain yang
dapat dilakukan yaitu dengan melakukan terapi biologi, di bawah ini
merupakan penjelasan dari masing- masing pengobatan secara farmakologi
yang isa dilakukan (Dewi, 2021)
b) Non farmakologi
Terapi Non Farmakologi dilakukan untuk mencegah kemungkinan munculnya
penyakit lain karena psoriasis seperti diabetes, depresi, dan penyakit jantung. Orang
dengan psoriasis disarankan untuk melakukan gaya hidup yang sehat seperti :
Seimbang antara aktivitas fisik reguler dan istirahat, menjaga berat badan yang ideal,
tidak merokok. Sebisa mungkin tidak mengkonsumsi alkohol, jika perlu
mengkonsumsi minuman beralkohol hanya boleh meminum dalam jumlah yang
sedikit. Karena mengkonsumsi banyak alkohol dapat memperburuk kondisi psoriasis.
Yang dapat berarti psoriasis tidak merespon baik terhadap beberapa pengobatan atau
beberapa obat tidak dapat digunakan. Menghindari stress makan makanan yang sehat
seperti buah dan sayur, menghindari makanan berlemak (Dewi, 2021).

1.10 Komplikasi
Komplikasi dari psoriasis antara lain : 3
1. Dapat menyerang sendi menimbulkan arthritis psoriasis.
2. Jika menyerang telapak kaki dan tangan serta ujung jari disebut psoriasis pustul tipe
barber. Namun jika pustul timbul pada daerah psoriasis dan juga kulit di luar lesi, dan
disertai gejala sistemik berupa panas atau rasa terbakar disebut Zumbusch.
3. Psoriasis eritroderma jika lesi psoriasis terdapat di seluruh tubuh dengan skuama
yang halus disertai gejala konstitusi berupa malaise.
1.11 Pathway

Tumover Genetik Perubahan Biokimia

Kecepatan mitosis sel-sel epidermis

AMP abnormal Kadar Nukleotida abnormal GMP abnormal

Prematur sel-sel pada kulit

Piloferasi & migrasi sel-sel ke epidermis (3-4 hri)

Stratum granusolum tidak terbentuk

Interval kreatinisasi stratum korneum gagal

Terjadi prakeratosis

Suplai pembuluh darah

Timbul plaque” merah Ggn. Integritas


kulit

Nekrosis sel-sel epidermis

Ggn. Citra tubuh Timbul sisik berwarna putih (seperti tetesan lilin)

Gatal & Kadang Tidak Gatal

Ansietas

Ggn. Rasa nyaman


KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN

A.    Pengkajian
1.    Pola Persepsi Kesehatan
a. Adanya riwayat infeksi sebelumya.
b. Pengobatan sebelumnya tidak berhasil.
c. Riwayat mengonsumsi obat-obatan tertentu, mis., vitamin; jamu.
d. Adakah konsultasi rutin ke Dokter.
e. Hygiene personal yang kurang.
f.Lingkungan yang kurang sehat, tinggal berdesak-desakan.
2.    Pola Nutrisi Metabolik
a. Pola makan sehari-hari: jumlah makanan, waktu makan, berapa kali sehari makan.
b. Kebiasaan mengonsumsi makanan tertentu: berminyak, pedas.
c. Jenis makanan yang disukai.
d. Napsu makan menurun.
e. Muntah-muntah.
f. Penurunan berat badan.
g. Turgor kulit buruk, kering, bersisik, pecah-pecah, benjolan.
h. Perubahan warna kulit, terdapat bercak-bercak, gatal-gatal, rasa terbakar atau perih
3.    Pola Eliminasi
a.       Sering berkeringat.
b.      Tanyakan pola berkemih dan bowel.
4.    Pola Aktivitas dan Latihan
a.       Pemenuhan sehari-hari terganggu.
b.      Kelemahan umum, malaise.
c.       Toleransi terhadap aktivitas rendah.
d.      Mudah berkeringat saat melakukan aktivitas ringan.
e.       Perubahan pola napas saat melakukan aktivitas.
5.    Pola Tidur dan Istirahat
a. Kesulitan tidur pada malam hari karena stres.
b. Mimpi buruk.
6.    Pola Persepsi dan Konsep Diri
a. Perasaan tidak percaya diri atau minder.
b.Perasaan terisolasi.
7.    Pola Reproduksi Seksualitas
a. Gangguan pemenuhan kebutuhan biologis dengan pasangan.
b. Penggunaan obat KB mempengaruhi hormon.
8.    Pola Mekanisme Koping dan Toleransi Terhadap Stress
a.       Emosi tidak stabil
b.      Ansietas, takut akan penyakitnya
c.       Disorientasi, gelisah
9.    Pola Sistem Kepercayaan
a.       Perubahan dalam diri klien dalam melakukan ibadah
b.      Agama yang dianut
10.    Pola Persepsi Kognitif
a. Perubahan dalam konsentrasi dan daya ingat.
b. Pengetahuan akan penyakitnya.
11.    Pola Hubungan dengan Sesama
a.     Hidup sendiri atau berkeluarga
b.    Frekuensi interaksi berkurang
c.     Perubahan kapasitas fisik untuk melaksanakan peran

DIAGNOSA KEPERAWATAN

No Diagnosa Keperawatan Paraf


.
1.
f

INTERVENSI KEPERAWATAN

No. Diagnosis Tujuan dan Intervensi Rasional Paraf


keperawatan kriteria hasil
1. 


2 Implementasi Keperawatan

Implementasi merupakan bagian dari proses keperwatan keempat yang


dilakukan setelah melakukan perencaan keperawatan. Implementasi berisikan
tindakan keperawatan yang akan dilakukan pada pasien, dengan tujuan masalah yang
dialami pasien dapat teratasi. Tindakan keperawatan yang dilakukan berpengaruh
terhadap hasil yang diharapkan. Tindakan keperawatan yang diberikan pada pasien
harus sesuai dengan kebutuhan, aman, efisen, efektif, dan aman.

Pada implementasi keperawatan diawali dengan tahap persiapan, perawat


mengidentifikasi tindakan sebelum memberikan asuhan keperawatan secara langsung
kepada pasien. Tahapan kedua yaitu intervensi, perawat memberikan asuhan
keperawatan sesuai dengan fungsinya secara langsung. Serta memastikan pasien
setuju akan pemberian intervensi. Tahapan terkakhir

3 Evaluasi Keperawatan

Evaluasi keperawatan adalah pengkajian berulang sebagai perbandingan


tenetang kesehatan pasien. sehingga perawat dapat menetapkan mengenai rencana
selanjutnya, apakah dilanjutkan, terdapat perubahan, hingga dihentikan.

1. S ( Subjektif ) : pengkajian ulang sehingga terdapat data baru berupa data subjektif
atau respon pasien setelah dilakukannya tindakan.

2. O (objektif ) : pengkajian ulang sehingga terdapat data baru berupa data ojektif
setelah dilakukannya tindakan

3. A ( analisis ) : penentuan kesimpulan dengan membandingkan data baru dan


sebelumnya. Penentuan intervensi akan dilanjutkan atau masalah belum teratasi,
masalah masih ada tetapi terdapat perubahan baik, dan masalah teratasi.

4. P ( planning ) : penentuan rencana selanjutnya diantaranya, revisi perencanaan,


lanjutkan perencanaan, dan hentikan perencanaan.
DAFTAR PUSTAKA

Dewi, F. D. K. 2021. Terapi Pada Psoriasis. Jurnal Medika Hutama, 02(02), 631–641.
http://www.jurnalmedikahutama.com/index.php/JMH/article/view/145

Nitiyoso, N. 2022. Pilihan Pengobatan Sistemik pada Psoriasis. Cermin Dunia Kedokteran,
49(3), 164. https://doi.org/10.55175/cdk.v49i3.1775

Raharja, A., Mahil, S. K., & Barker, J. N. 2021. Psoriasis: A brief overview. Clinical
Medicine, Journal of the Royal College of Physicians of London, 21(3), 170–173.
https://doi.org/10.7861/CLINMED.2021-0257

Anda mungkin juga menyukai