Anda di halaman 1dari 17

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Psoriasis merupakan salah satu peradangan kulit yang palig sering terjadi
dan paling penting hingga 2% dari penduduk di negara – negara Barat pernah
menderita psoriasis selama hidupnya. Kelainan ini juga sering terdapat di India
Timur, dan beberapa daerah di Afrika. Karena kebanyakan penderita psoriasi
memiliki lesi – lesi yang tak hilang seumur hidupnya. (Graham-Brown, 2005)
Psoriasis dilaporkan terdapat pada 2 sampai 5 juta orang Amerika. Penyakit
ini tampak sebagai plak tebal eritematosa dan papula- papula yang tertutup oleh
sisik putih seperti perak. Plak ini biasanya terdapat di daerah lutut, siku dan kulit
kepala. Psoriasis merupakan penyakit yang diturunkan, meskipun cara penurunan
penyakit ini belum dimengerti sepenuhnya. Riwayat keluarga dapat ditemukan
66% pasien psoriasis. Antigen leukosit manusia histokompatibilitas HLA-B13,
HLA-B17 dan HLA Cw6 meningkat empat kali lipat pada pasien psoriasis. (Price,
2005)
Beberapa pemicu yang sudah dikenal dapat menyebabkan timbulnya
psoriasis pada mereka yang rentan terkena, yaitu trauma dan infeksi. Beberapa
penulis juga menyebutkan bahwa stress dapat memicu atau mengeksaserbasi
kelainan tersebut. Namun demikian, masih beum dapat dipahami dengan jelas apa
penyebab perubahan tempat – tempat tertentu dikulit menjadi plak psoriasis.
(Graham-Brown, 2005)

1.2 Rumusan Masalah


1.2.1 Bagaimana konsep teori dari psoriasis ?
1.2.2 Bagaimana konsep asuhan keperawatan pada pasien psoriasis?

1
1.3 Tujuan Masalah
1.3.1 Tujuan Umum
Secara umum tujuan dari penulisan makalah ini dimaksudkan untuk
memenuhi tugas perkuliahan Keperawatan Sistem Integumen.
1.3.2 Tujuan Khusus
Mahasiswa diharapkan mampu :
1. Untuk mengetahui definisi dari Psoriasis
2. Untuk mengetahui klasifikasi dari Psoriasis
3. Untuk mengetahui etiologi dari Psoriasis
4. Untuk mengetahui manifestasi klinis dari Psoriasis
5. Untuk mengetahui patofisiologi dari Psoriasis
6. Untuk mengetahui pathway dari Psoriasis
7. Untuk mengetahui penatalaksanaan dari Psoriasis
8. Untuk mengetahui komplikasi dari Psoriasis
9. Untuk mengetahui konsep asuhan keperawatan dari Psoriasis

1.4 Manfaat Penulisan


1. Bagi Penulis
Setelah menyelesaikan makalah ini diharapkan kami sebagai mahasiswa
dapat meningkatkan pengetahuan dan wawasan penyebab serta untuk pencegahan
psoriasis agar kesehatan masyarakat yang lebih baik.

2. Bagi Pembaca
Diharapkan bagi pembaca dapat mengetahui tentang psoriasis sehingga
dapat mengambil tindakan pertama apabila menemukan tanda gejala dari
penyakit tersebut.

2
BAB 2
TINJAUAN TEORI

2.1 Definisi
Psoriasis penyakit kulit kronik residif dengan lesi yang khas berupa bercak-
bercak eritema berbatas tegas di tutupi oleh skuama tebal berlapis-lapis berwarna
putih mengkilat.(Siregar, 2005).
Psoriasis adalah penyakit kulit kronik dan meradang ( Corwin, 2009 )

2.2 Klasifikasi Psoriasis


Menurut Graham-Brown, 2005, psoriasis diklasifikasikan sebagai berikut :
a) Psoriasis kulit kepala
Psoriasis kulit kepala
b) Psoriasis kuku
Psoriasis dapat menyerang dan merusak kuku. Permukaan kuku tampak
lekukan-lekukan kecil.
c) Psoriasis gutata
Psoriasis gutata sering timbul mendadak dan dapat menyertai suatu infeksi,
terutama infeksi streptokokus pada tenggorokan. diameter kelainan biasanya
tidak melebihi 1 cm. mengenai seluruh badan terutama pada anak dan
dewasa muda.
d) Psoriasis fleksural
Psoriasis fleksural sering terasa gatal dapat disertai lesi plak yang khas,
kelainan ini bisa ditemukan pada daerah lipat paha, celah pada bayi
sumbing (natal cleft), aksila, umbilikus dan lipatan di bawah payudara.
e) Psoriasis brittle (psoriasis yang rapuh)
Adanya plak yang tebal dan stabil,tetapi yang ada adalah daerah berskuama
tipis yang tidak stabil, lesi bisa timbul secara de novo atau berkembang
secara mendadak. Penyebab keadaan ini salah satunya yaitu terapi steroid
sistemik, sedangkan steroid topikal yang poten dapat juga menyebabkan
psoriasis yang stabil menjadi keras namun rapuh.
f) Psoriasis eritrodemik
Psoriasis dapat disebabkan oleh pengobatan topikal yang terlalu kuat atau
oleh penyakitnya sendiri yang meluas. Biasanya kelainan kulit yang khas
untuk psoriasis tidak tampak lagi karena terdapat kemerahan dan bersisik

3
tebal yang menyeluruh. Ada kalanya kelainan kulit psoriasis masih tampak
samar-samar, yakni lebih merah dan kulitnya lebih meninggi.

2.3 Etiologi
Psoriasis disebabkan oleh gangguan otoimun. Limfosit T diaktifkan dalam
berespon terhadap rangsangan tak – dikenal terkait dengan sel langerhans kulit.
Pengaktifan sel T menyebabkan pembentukan sitokinin pro-inflamatori termasuk
faktor nekrosis tumor alfa, dan faktor pertumbuhan yang merangsang proliferasi
sel abnolma dan pergantiannya. Waktu pertukaran normal sel epidermis adalah
sekitar 28-30 hari. Pertukaran sel yang cepat ini menyebabkan peningkatan derajat
metabolisme dan peningkatan aliran darah ke sel untuk menunjang metabolisme,
Peningkatan aliran darah menimbulkan eritema. Pertukaran dan poliferasi yang
cepat dapat menyebabkan terbentuknya sel-sel yang kurang matang. Trauma
ringan pada kulit dapat menimbulkan peradangan berlebihan sehingga epidermis
menebal dan terbentuklah plak (Corwin, 2009).

2.4 Manifestasi klinis


Psoriasis bermanifestasi sebagai lesi yang merah, dengan sisik berwarna
perak, bisa berbentuk gutata, numular, atau plak, kulit kepala. Dapat timbul
pustulosa, terutama ditelapak tangan dan kaki, dan kadang kala psoriasis
menyebabkan eritroderma. Artritis yang biasa menjadi berat (Hartono, 2007).
a. Psoriasisplak kronis yang stabil
b. Psoriasis gutata : bentuk psoriasis ini dapat dicetuskan oleh radang
tenggorokan karena streptokokus atau nfeksi. Lesi biasanyan (<1cm),
bersisik, dan tersebar.
c. Psoriasis pustulosa : bentuk yang parah ini bermanifestasi sebagai
munculnya secara tiba – tiba sekelompok pustula kecil yang tersebar di
seluruh tubuh, dengan gangguan sistemik yang cukup berat. kulit yang nyeri
disertai gejala umum berupa demam, mudah capek, mual, dan nafsu makan
menurun. Kelainan kulit psoriasis yang telah ada makin merah. Setelah
beberapa jam timbul bengkak dan bintil-bintil bernanah pada bercak

4
merah . Kelainan-kelainan semacam itu akan terus muncul dan dapat
menjadi eritroderma.
d. Psoriasis eritroderma : timbul eritema yang menyebar luas dengan
“kegagalan fungsi kulit” yang menyebabkan kegagalan termoegulasi, cairan
infeksi, dan kehilangan protien.

2.5 Patofisiologi
(mustaqin, 2011) Patogenesis terjadinya psoriasis, diperkirakan karena:
Terjadi peningkatan “turnover” epidermis atau kecepatan pembentukannya
dimana pada kulit normal memerlukan waktu 26-28 hari, pada psoriasis hanya 3-4
hari sehingga gambaran klinik tampak adanya skuama dimana hiperkeratotik.
Disamping itu pematangan sel-sel epidermis tidak sempurna.
Adanya faktor keturunan ditandai dengan perjalanan penyakit yang kronik
dimana terdapat penyembuhan dan kekambuhan spontan serta predileksi lesinya
pada tempat-tempat tertentu.
Perubahan-perubahan biokimia yang terjadi pada psoriasis meliputi:
a. Peningkatan replikasi DNA.
b. Berubahnya kadar siklik nukleotida.
c. Kelainan prostaglandin dan prekursornya.
d. Berubahnya metabolisme karbohidrat.
Normalnya sel kulit akan matur pada 28-30 hari dan kemudian terlepas dari
permukaan kulit. Pada penderita psoriasis, sel kulit akan matur dan menuju
permukaan kulit pada 3-4 hari, sehingga akan menonjol dan menimbulkan
bentukan peninggian kumpulan plak berwarna kemerahan. Warna kemerahan
tersebut berasal dari peningkatan suplai darah untuk nutrisi bagi sel kulit yang
bersangkutan. Bentukan berwarna putih seperti tetesan lilin (atau sisik putih)
merupakan campuran sel kulit yang mati. Bila dilakukan kerokan pada permukaan
psoriasis, maka akan timbul gejala koebner phenomenon. Terdapat banyak tipe
dari psoriasis, misalnya plaque, guttate, pustular, inverse, dan erythrodermic
psoriasis. Umumnya psoriasis akan timbul pada kulit kepala, siku bagian luar,
lutut, maupun daerah penekanan lainnya. Tetapi psoriasis dapat pula berkembang
di daerah lain, termasuk pada kuku, telapak tangan, genitalia, wajah.

5
Pemeriksaan histopatologi pada biopsi kulit penderita psoriasis
menunjukkan adanya penebalan epidermis dan stratum korneum dan pelebaran
pembuluh-pembuluh darah dermis bagian atas. Jumlah sel-sel basal yang
bermitosis jelas meningkat. Sel-sel yang membelah dengan cepat itu bergerak
dengan cepat ke bagian permukaan epidermis yang menebal. Proliferasi dan
migrasi sel-sel epidermis yang cepat ini menyebabkan epidermis menjadi tebal
dan diliputi keratin yang tebal (sisik yang berwarna seperti perak). Peningkatan
kecepatan mitosis sel-sel epidermis ini agaknya antara lain disebabkan oleh kadar
nukleotida siklik yang abnormal, terutama adenosin monofosfat (AMP) siklik dan
guanosin monofosfat (GMP) sikli. Prostaglandin dan poliamin juga abnormal
pada penyakit ini. Peranan setiap kelainan tersebut dalam mempengaruhi
pembentukan plak psoriatik belum dapat dimengerti secara jelas.

6
2.6 Pathway

Perubahan
PerubahanBiokimia
Biokimiapada
pada Faktor Keturunan
Sistem
SistemTubuh
Tubuh

Peningkatan Mitosis pada Adanya Kekambuhan


Sel-Sel Basal (Proliferasi)

Penebalan Keratin Pergerakan Sel Ke


Permukaan (Migrasi Sel)

Penebalan Permukaan
Epidermis

Maturasi Sel Kulit Menjadi Plak


Abnormal Berwarna Putih

Peningkatan Suplai Penonjolan Kulit Kulit Kering dan


Darah Sel Yang Terasa Asing Bersisik

Muncul Eritama

Panampakankulit yang Timbulnya Lesi pada


Tidak Baik Daerah Yang Lecet

Gangguan Body Gangguan


Image Integritas Kulit

7
2.7 Komplikasi
Menurut Price 2005 komplikasi psoriasis dapat berupa :
a. Infeksi kulit yang parah
b. Artritis deformans yang mirip dengan artritis rematoid, disebut psoriatika,
timbul pada sekitar 30-40% pasien psoriasis. bila psioriasis dapat menjadi
penyakit yang melemahkan.
c. Berdampak pada penurunan harga diri pasien yang
menimbulkan psikologis, ansietas, depresi, dan marah

2.8 Penatalaksanaan
Menurut Price 2005, Penatalaksaan psoriasis yaitu :
1. Fototerapi dengan sinar UV(ultraviolet).
2. Fotokemoterapi digunakan untuk kondisi yang lebih serius. Jenis terapi ini
menggunakan obat teraktivasi cahaya, metoksalen (psoralen), yang
berlebihan per oral pada pasien 1 sampai 2 jam sebelum terpajan sinar UV.
3. Penyakit yang sedang dan mengarah ke berat sering diobati secara
sistematis, dengan menggunakan obat kemoterapeutik untuk mempengaruhi
pertukaran sel, antimetabolit untuk mencegah terjadinya siklus sel, atau
agens imunosupresif seperti kortikosteroid untuk menekan peradangan.
4. Stategi penyakit berat atau sedang adalah obat pemodulasi imun. Obat ini
bekerja dengan menurunkan jumlah atau fungsi sel T patogenik atau dengan
menghambat efek sitokinin pro-inflamatori.
5. Penyakit yang parah perlu rawat inap dan steroid sistemik.

8
BAB 3
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN

3.1 Konsep Pengkajian


A. Biodata
Identitas pasien meliputi nama, umur, jenis kelamin, alamat, suku bangsa,
status perkawinan, pendidikan, pekerjaan, dll
B. Riwayat Kesehatan
1. Keluhan utama
Keluhan utama yang sering dikeluhkan adalah adanya bercak merah
pada kulit, gatal berbatas jelas yang tiba-tiba muncul di kulit, terutama
siku, jari, lutut, dan kepala. Di permukaan bercak terdapat sisik (skuama)
berwarna putih.
2. Riwayat penyakit sekarang
Pada penderita psoriasis biasanya mengeluh gatal kulit mengelupas dan
bersisik pada bagian kulit terutama siku, jari, lutut, dan kepala.
3. Riwayat penyakit dahulu
Tanyakan apakah pasien dahulu mempunyai penyakit yang sama.
4. Riwayat penyakit keluarga
Tanyakan apakah anggota keluarga ada yang menderita penyakit yang
sama.
C. Pemeriksaan fisik
1. Penampilan / keadaan umum
Keadaan umum cukup
2. Tingkat kesadaran : compos mentis
3. Tanda-tanda vital
a) Suhu : normalnya 36,5oC – 37 oC.
b) Nadi : normalnya 60-100x/menit.
c) Tekanan Darah : normalnya 120/80 mmHg.
d) Pernafasan (RR) : normalnya 16-24x/menit.

9
4. Pemeriksaan Head To Toe
a. Inspeksi
1) Kepala: rambut bersih, tidak ada ketombe, tidak rontok
2) Muka: tidak ada kloasma gravidanum, tidak ada odem
3) Mata: konjungtiva tidak pucat, seklera tidak ikterik
4) Hidung: bersih, tidak ada polip, tidak ada sekret
5) Mulut: bersih, tidak ada stomatitis
6) Gigi: tidak ada karies gigi
7) Telinga: simetris, tidak ada serumen, tidak ada sekret
8) Leher: tidak ada pembesaran kelenjar tiroid dan tidak ada
pembengkakan kelenjar limfe
9) Dada: simetris, tidak ada kelainan bentuk dada, tidak ada retraksi
intercoste
10) Payudara: simetris, puting mamme menonjol, hiperpigmentasi pada
areola
11) Abdomen: simetris,
12) Genetalia: terdapat pengeluaran darah pervaginam, tidak ada varises,
tidak ada odem, tidak ada kandiloma akuminat
13) Ekstremitas atas: tidak ada odem, tidak ada sianosis
14) Ekstremitas bawah: tidak odem, tidak ada varises, tidak ada sianosis
b. Palpasi:
Bersisik, kasar, plak, kering, excoriasi pada kulit, terutama siku, jari,
lutut, dan kepala
5. Pola kesehatan fungsional
a. Pola persepsi dan tata laksana hidup sehat
Adanya tindakan medis dan perawatan di rumah sakit mempengaruhi
perubahan persepsi tentang kesehatan, tapi kadang juga memunculkan
persepsi yang salah terhadap pemeliharaan kesehatan.
b. Pola nutrisi dan metabolisme
Dalam pengkajian pola nutrisi dan metabolism biasanya tidak terdapat
gangguan.
c. Pola eliminasi
Dalam pengkajian pola eliminasi biasanya tidak ada gangguan.

10
d. Pola aktivitas dan latihan
Akibat adanya gangguan pada kulit kepala yang menimbulkan rasa
gatal, klien akan mengalami gangguan pada aktivitas.
e. Pola tidur dan istirahat
Rasa gatal kadang mengganggu waktu beraktivitas.
f. Pola hubungan dan peran
Pasien merasa minder dengan orang lain karena keadaannya, tidak mau
bergaul dengan orang lain.
g. Pola persepsi dan konsep diri
Persepsi pasien terhadap dirinya akan berubah, karena malu dengan
penampilannya yang tidak maksimal akibat gangguan pada kulit kepala
h. Pola sensori dan kognitif
Pasien sudah mengerti tentang keadaanya dan merasa harus segera
berobat
i. Pola reproduksi seksual
Biasanya tidak terdapat gangguan. Apabila psoriasis apa daerah genetlia
maka akan terjadi rasa tidak nyaman.
j. Pola penanggulangan stress
Bagi pasien yang belum mengetahui proses penyakitnya akan
mengalami stress dan mungkin pasien akan banyak bertanya pada perawat
dan dokter yang merawatnya atau orang yang mungkin dianggap lebih tahu
mengenai penyakitnya.
k. Pola tata nilai dan kepercayaan
Sebagai seorang beragama pasien akan lebih mendekatkan dirinya
kepada Tuhan dan menganggap bahwa penyakitnya ini adalah suatu cobaan
dari Tuhan.

11
3.2 Contoh Diagnosa Keperawatan
1. Gangguan integritas kulit berhubungan dengan adanya lesi
2. Gangguan citra tubuh berhubungan dengan penampakan kulit yang
tidak baik
3. Kurang pengetahuan terhadap penyakit, prognosis dan kebutuhan
pengobatan berhubungan dengan kurang pemajanan, kesalahan
interpretasi, kurang informasi.

3.3 Contoh Rencana Keperawatan


No.
Tujuan & KH Intervensi Rasional
Dx
1 Tujuan : Setelah di 1. Kaji keadaan kulit, 1. Menentuan data dasar
lakukan tindakan warna, turgor kulit untuk melakukan
keperawatan selama dan sirkulasi intervensi selanjutnya
..x 24 jam
2. Anjurkan kepada 2. Mempertahankan
diharapkan tidak
klien untuk kebersihan karena
terjadi kerusakan
mempertahankan kulit yang kering dapat
integritas kulit,
hygiene kulit, misal menjadi barier infeksi.
dengan KH :
dengan mandi Pembasuhan kulit
 Kulit tidak ada
menggunakan sabun kering sebagai ganti
gangguan
antiseptik, kemudian menggaruk
 Mempertahankan
mengeringkannya menurunkan resiko
integritas kulit
 Tidak ada lesi secara hati-hati dan trauma dermal pada
 Tidak terdapat
menggunakan lotion kulit yang kering /
iritasi, kulit
serta melakukan rapuh. Massase
lembab dan elastis
massase. meningkatkan sirkulasi
kulit dan meningkatkan
kenyamanan.

3. Ajarkan anggota
keluarga/
3. Untuk mengurangi
pasiententang tanda
terjadinya integritas
kerusakan kulit
kulit

12
4. Kolaborasi dalam
pemberian obat
4. Pemberian obat
penghilang kutu
penghilang kutu
(pedytox,
dapat mengurangi
grimekson) serta
kerusakan integritas
kolaborasi dalam
kulit karena penyebab
pemberian obat
kerusakan integritas
topical sesuai
kulit berkurang /
indikasi
hilang. obat-obatan
topikal
dapat meningkatkan
penyembuhan lesi
danmenghindari
kontaminasi silang
2 Tujuan : Setelah 1. Kaji secara verbal 1. Agar klien
dilakukan tindakan dan nonverbal menerima keaadan
keperawatan selama respon klien yang di alami
5x24 jam terhadap tubuhnya
diharapkan
2. Monitor frekuensi
2. Untuk
gangguan body
mengkritik dirinya
meningkatkan percaya
imageteratasi
3. Jelaskan tentang diri klien
dengan kriteria
pengobatan,
hasil: 3. Agar pasien dapat
perawatan,
 Body image mengetahui tingkat
kemajuan dan
positif kemajuan penyakit
 Mampu prognosis penyakit
yang dialaminya
4. Dorong klien
mengidentifikasi
mengungkapkan 4. Untuk mengetahui
kekuatan personal
 Mendiskripsikan perasaannya apa yang di inginkan
secara faktual oleh pasien
5. Identifikasi arti
perubahan fungsi
pengurangan 5. Untuk mengurangi

13
tubuh melalui pemakaian penyebaran
 Mempertahankan
alat bantu penyakitnya
interaksi sosial
3 Tujuan : Setelah 1. Kaji ulang prognosis 1. Memberikan dasar
dilakukan tindakan dan harapan yang pengetahuan dimana
keperawatan selama akan dating. pasien dapat membuat
1x 24 jam di 2. diskusikan pilihan berdasarkan
harapkan pasien perawatan kulit informasi.
dapat mengerti contoh penggunaan 2. Gatal, lepuh, dan
tentang penyakit pelembab dan sensitifitas luka yang
dan pengobatan pelindung sinar sembuh .
yang berhubungan matahari. 3. Mempertahankan
dengan 3. Dorong mobilitas, menurunkan
penyakitnya. kesinambungan komplikasi dan
Dengan kriteria program latihan dan mencegah kelelahan,
hasil : jadwalkan periode membantu proses
 pasien mengerti istirahat. penyembuhan.
dan paham tentang 4. Kaji ulang 4. Pengulangan
kondisi, prognosis, pengobatan, memungkinkan
dan pengobatan. termasuk tujuan, kesempatan untuk
 pasien dapat dosis, rute, dan efek untuk bertanya dan
mengerti tentang samping yang menyakinkan
tindakan diharapkan dapat di pemahaman yanh
pengobatan dan laporkan. akurat.
terapi 5. Berikan nomor 5. Memberikan akses
 melakukan telepon untuk orang yang mudah bagi tim
perubahan pola yang di hubungi pengobatan untuk
hidup tertentu dan menguatkan pendidikan
berpartisipasi , klarifikasi kesalahan
dalam program konsep, dan menurunkan

pengobatan. potensial komplikasi

14
15
BAB 4
PENUTUP

4.1. Kesimpulan
Psoriasis penyakit kulit kronik residif dengan lesi yang khas berupa bercak-
bercak eritema berbatas tegas di tutupi oleh skuama tebal berlapis-lapis berwarna
putih mengkilat.(Siregar, 2005).
Psoriasis adalah penyakit kulit kronik dan meradang ( Corwin, 2009 )
Penderita biasanya mengeluh adanya gatal ringan pada tempat-tempat
predileksi, yakni pada kulit kepala, perbatasan daerah tersebut dengan muka,
ekstremitas bagian ekstensor terutama siku serta lutut, dan daerah lumbosakral.
Kelainan kulit terdiri atas bercak-bercak eritema yang meninggi (plak) dengan
skuama diatasnya. Eritema berbatas tegas dan merata. Skuama berlapis-lapis,
kasar, dan berwarna putih seperti mika, serta transparan.

4.2. Saran
4.2.1. Bagi Mahasiswa
Meningkatkan kualitas belajar dan memperbanyak literatur dalam
pembuatan makalah agar dapat membuat makalah yang baik dan benar.
4.2.2. Bagi Pendidikan
Bagi dosen pembimbing agar dapat memberikan bimbingan yang lebih
baik dalam pembuatan makalah selanjutnya.
4.2.3. Bagi Kesehatan
Memberikan pengetahuan kepada mahasiswa kesehatan khususnya untuk
mahasiswa keperawatan agar mengetahui bagaimana Asuhan Keperawatan
pada pasien Psoriasis.

DAFTAR PUSTAKA

16
Corwin, E. J. (2009). Buku Saku Patofisiologi. Jakarta: EGC.

Graham-Brown, R. (2005). Dermatologi. jakarta: Erlangga.

Hartono, H. (2007). Teks Atlas Kedokteran Kedaruratan. Jakarta: Erlangga.

Mustaqin, A. &. (2011). Asuhan Keperawatan Medical Bedah. jakarta: salemba


medika.

Price, S. A. (2005). Patofisiologi. jakarta: EGC.

17

Anda mungkin juga menyukai