Dosen Pembimbing :
Ns. Lilis Magfuroh, S.Kep. M.Kes
Disusun Oleh :
1. Abrianto putra husada 12.02.01.1050
2. M. Farid rahmaniar S. 12.02.01.1076
3. M. Indrawan saiful B. 12.02.01.1077
4. Yuni nur R. 12.02.01.1103
5. Zudia faizatin 12.02.01.1104
IV-B Keperawatan
S1 KEPERAWATAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKES)
MUHAMMADIYAH LAMONGAN
TAHUN AJARAN 2013/2014
LEMBARAN PENGESAHAN
“Konsep Asuhan Keperawatan pada Meningitis”
Disusun Oleh :
Kelompok 1
IV B Keperawatan
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, yang senantiasa melimpahkan taufik
serta hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini sebagai tugas mata
kuliah NEUROBEHAVIOUR II
Makalah ini disusun berdasarkan bekal ilmu pengetahuan sebatas yang penulis miliki,
sehingga tanpa bantuan, bimbingan dan dorongan dari beberapa pihak akan sulit bagi penulis
untuk menyelesaikan makalah ini. Oleh karena itu, ucapan terima kasih penulis sampaikan
kepada yth:
1. Drs. H. Budi Utomo Amd. Kep., M. Kes selaku Ketua Stikes Muhammadiyah
Lamongan.
2. Arifal Aris S.Kep,Ns,M.Kes selaku kaprodi S-1 Keperawatan Stikes
Muhammadiyah Lamongan.
3. Lilis Maghfuroh, S.Kep.Ns.M.Kes. selaku guru PJMK mata pelajaran Sistem
Neurobehaviour II.
4. Lilis Maghfuroh, S.Kep.Ns.M.Kes. selaku guru pembimbing mata pelajaranSistem
Neurobehaviour II.
5. Seluruh pihak yang tidak dapat penulis cantumkan, yang telah turut mendukung
dan membantu penulis dalam menyelesaikan makalah ini.
Penyusun menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna karena keterbatasan
kemampuan penulis dalam membahas dan memaparkan. Oleh karena itu, segala sesuatu dan
koreksi lebih lanjut sangat penulis harapkan dari semua pembaca.
Harapan penulis semoga makalah ini memenuhi tugas mata kuliah SISTEM
NEUROBEHAVIOUR II,dan semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya
dan pembaca pada umumnya.
Lamongan, Maret2014
Penulis
DAFTAR ISI
Meningitis adalah radang membran pelindung sistem syaraf pusat.Penyakit ini dapat
disebabkan oleh mikroorganisme, luka fisik, kanker, atau obat-obatan tertentu.Meningitis
adalah penyakit serius karena letaknya dekat otak dan tulang belakang, sehingga dapat
menyebabkan kerusakan kendali gerak, pikiran, bahkan kematian.Kebanyakan kasus
meningitis disebabkan oleh mikroorganisme, seperti virus, bakteri, jamur atau parasit yang
menyebar dalam darah ke cairan otak. Daerah " sabuk meningitis" di Afrika terbentang dari
Senegal di barat ke Ethiopia di timur. Daerah ini ditinggali kurang lebih 300 juta
manusia.Pada 1996 terjadi wabah meningitis di mana 250.000 orang menderita penyakit ini
dengan 25.000 korban jiwa. Oleh karena itu dalam Makalah ini kami akan membahas secara
detail tentang Meningitis. Tujuannya agar pembaca Mengerti dan Waspada terhadap penyakit
meningitis. Selain itu, harapan kami , Dengan Mengetahui Meningitis, kasus meningitis di
Indonesia dapat menurun.
Sejak pengenalan dan penyebaran penggunaan vaksin Haemophilus influenzae tipe
B, organisme ini telah dikendalikan secara luas di dunia yang telah berkembang. Patogen
bakteri yang utama pada anak dan dewasa adalah Streptococcus pneumoniae, yang diikuti
dengan Neisseria meningitidis. Pada bayi yang berusia 0 sampai 3 coli, dan Listeria
monocytogenes.
Meningitis aseptik umumnya disebabkan oleh enterovirus dan lebih banyak
menyerang individu dewasa muda dari pada anak-anak. Anak Yang lebih besar umumnya
menunjukkan berbagai tanda prodromal yang lebih khas dan gejala-gejala yang mirip flu,
yang berlangsung selama 1 sampai 2 minggu. Meskipun keletihan dan kelemahan dapat
berlangsung selama beberapa waktu, sekuele jarang di temukan. Anak dievaluasi dan diobati
sampai meningitis bakterialnya sembuh. Meningitis virus umumnya hanya memerlukan
hospitalisasi singkat; perawat pendukung dirumah merupakan intervensi utama.
90% dari semua kasus meningitis bakterial terjadi pada anak yang berusia kurang dari
5 tahun, meningitis lebih banyak terjadi pada laki-laki dari pada perempuan. Insiden pucat
terdapat pada rentang usia 6samapi 12 bulan. Rentang usia dengan angka morbiditas tinggi
adalah dari lahir sampai 4 tahun.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa definisi dari Meningitis?
2. Apa etiologi dariMeningitis?
3. Apa patofisiologi dariMeningitis?
4. Apa klasifikasi dari meningitis ?
5. Apa manifestasi klinis Meningitis?
6. Bagaimana pathway dari Meningitis ?
7. Apa saja pemeriksaan diagnostik pada Meningitis ?
8. Bagaimana penanganan Meningitis?
9. Bagaimana terapi pada Meningitis ?
10. Bagaimana komplikasi Meningitis ?
11. Bagaimana asuhan keperawatan pada Meningitis?
1.3 Tujuan
A. Tujuan umum
Agar kita sebagai mahasiswa mengerti bagaiman Asuhan keperawatan dengan
gangguan meningitis
B. Tujuan khusus
2.1 Pengertian
Meningitis adalah radang umum pada araknoid dan piamater, di sebabkan oleh
bakteri, virus, riketsia, atau protozoa, yang dapat terjadi secara akut dan kronik.
Meningitis adalah suatu inflamasi di arachnoid dan piamater pada otak dan
spinal cord, yang disebabkan oleh infeksi pada cairan serebrospinal (Lewis, 2005).
2.2 Etiologi
Pneumonia
Empiema
Osteomoielitis
Endokarditis
Infeksi lain yang berkaitan dengan menginitis meliputi :
Sinusitis
Otitis media
Ensefalitis
Mielitis
Abses otak yang biasanya di sebabkan oleh Neisseria meningitidis,
Haemophilus influenzae, Streptoccus pneumoniae dan Escherichia coli
Meningitis dapat terjadi sesudah seseorang mengalami prosedur invasif yang
meliputi :
Fraktur tengkorak/kranium
Luka tembus pada kepala
Pungsi lumbal
Pemasangan shunt ventrikulus
Meningitis aseptik dapat terjadi karna virus atau mikoorganisme lain. Kadang-
kadang pada infeksi ini tidak dapat ditemukan mikoorganisme penyebab
2.3 Patofisiologi
Mikroorganisme secara khas masuk kedalam sistem saraf pusat (SSP) melalui
salah satu dari empat jalur ini :
2.4 Klasifiikasi
Meningitis serosa adalah radang selaput otak araknoid dan piameter yang disertai
cairan otak yang jerni. Penyebab terseringnya adalah Mycobacterium tuberculosa.
Penyebab lain seperti lues, virus, Toxoplasma gondhii, Ricketsia.
Meningitis purulenta adalah radang bernanah araknoid dan piameter yang
meliputi otak dan medula spinalis. Penyebab antara lain: Diplococcus
pneumoniae (pneumokok), Neisseria meningitidis (meningokok), Streptococcus
haemolyticus, Staphylococcus aureus, Heamophilus influenzae, Escherichia coli,
Klebsiella pneumoniae, pseudomonas aeruginosa.
Gejala dan tanda penting adalah demam tinggi, nyeri kepala, kaku kuduk,
kesadaran menurun.
2.5 Pemeriksaan penunjang
1. Pemeriksaan darah:
Dilakukan pemeriksaan kadar hemoglobin, jumlah dan hitung jenis
leukosit, laju endapan darah (LED), kadarc glukosa, kadar ureum, elektrolit,
kultur.
Pada meningitis purulenta didapatkan peningkatan leukosit dengan
pergeseran ke kiri pada hitung jenis.
2. Cairan serebrospinalis : lengkap dan kultur
Pada meningitis purulenta, diperoleh hasil pemeriksaan cairan
serebrospinalis yang keruh karena mengandung pus, nanah yang merupakan
leukosit yang hidup dan mati, jaringn yang mati dan bakteri.
3. Pemeriksaan radiologis :
Foto kepala : pemeriksaan mastoid, sinus paranasal, gigi geligi.
Foto dada
2.6 Manifestasi klinis
Tanda-tanda meningitis secara khas meliputi :
Panas atau demam, menggigil dan perasaan tidak enak badan yang terjadi karna
infeksi serta inflamasi
Sakit kepala, munta dan kadang-kadang papiledema (inflamasi dan edema pada
nervus optikus)yang di sebabkan oleh kenaikan tekanan intrakranial
Tanda-tanda iritasi meningitis meliputi :
Kaku kuduk
Tanda brudzinski dan kernig yang positif
Refleks tendon dalam yang berlebihan dan simetris
Opistotonos (keadaan spasme dimana punggung dan ekstremitas melengkung
kebelakang sehingga tubuh bertumpu pada kepala dan kedua tumit)
Sinus aritmia akibat iritasi pada serabut-serabut saraf dalam sistem saraf otonom
Iritabilitas akibat kenaikan tekanan intrakranial
Fotofobia, diplopia, dan permasalahan penglihatan lain akibat iritasi nervus
kranialis
Delirium, stupor berat, dan koma akibat kenaikan tekanan intrakranial dan edema
serebri
Bayi yang menderita meningitis dapat menunjukkan tanda-tanda infeksi tetapi
sebagian besar bayi tersebut menjadi rewel dan tidak mau makan. Pada bayi, gejalah
muntah dapat menimbulkan dehidrasi yang mencegah penonjolan fontanel padahal
penonjolan fontanel merupakan tanda penting kenaikan tekanan intrakranial.
Ketika keadaan sakit berlanjut, gejala twitching (kedutan), kejang (pada 30%
pasien bayi), atau koma dapat terjadi kebanyakan anak yang lebih besar memiliki gejala
yang sama dengan yang diperhatikan oleh dewasa. Pada meningitis sub-aut, awitan
dapat terjadi secara insidius.
2.7 Pathway
Inflamasi pada
meningen
Vasospasmen
Infeksi sekunder Gangguan pasokan
pembuluh darah
pada jaringan otak darah serebral
serebri
Sirkulasi
Infark serebri
Gangguan terhenti
Nutrisi Gangguan rasa
nyaman (nyeri)
gangguan perfusi
Resiko tinggi
jaringan
terjadi cedera
Sesak nafas
2.8 Pemerikaan diagnostik
A. Tambahan
Laboratorium
UL
DL
Elektrolit
Gula darah
Fungsi ginjal dan hati
Kultur darah
Tes untuk syphilis
Radiologi
X-foto Thoraks
X-foto sinus paranasilis/mastoid
CT Scan/MRI kepala
EEG
Lumbal Punksi
Fraksi protein:
None
Pandy
Hitung sel
Protei
Kadar glukosa bandingkan dengan kadar glukosa darah
Direct smear/hapusan langsung
Kultur
B. Pemeriksaan Antigen Spesifik
Counter immuno electrophoresis (CIE)
Dapat mendeteksi lima patogen utama :
- H. Influenzae tipe B
- N. Meningitidis
- S. Pneumonia
- B. Hemolytic streptococcus
- E. Coli
Latex particle Agglutination & Co agglutination.
Keduannya lebih sensitif
C. Pemeriksaan lain
Limulus lysate test
Deteksi endotoksin bakteri
Hanya untuk gram negatif & meningitis partially treated
Lactate dehydrogenase & asam laktat CSS kurang spesifik
C reactive protein (CRP)
Untuk differensiasi meningitis bakteri dan non bakteri
Kurang sensitif pada awal penyakit dan meningitis partial treated
Polymerase chain reaction (PCR)
Sangat sensitif dan cepat
Mendeteksi DNA BAKTERI, TBC, dan virus dalam CSS
Neuroimaging
CT scan normal
Untuk menyingkirkan proses patologik lain
Untuk melihat kompikasi yang terjadi
2.9 Penanganan
Penangan meningitis dapat meliputi :
Pemberian antibiotik IV yang tepat selama sedikitnya dua minggu, yang
kemudian diikut pemberian antibiotik per oral berdasarkan hasil kultur dan tes
sensitivitas (penanganan yang bisa dikerjakan)
Pemberian digoksin untuk mengontrol aritmia
Pemberian manitol untuk mengurangi edema serebri
Pemberian antikonvulsan (yang biasanya disuntikkan secara IV) atau pemberian
sedatif untuk mengurangi kegelisaan dan mencegah atau mengendalikan serangan
kejang
Pemberian aspirin atau asetaminofen untuk meredahkan sakit kepala dan demam
2.10 Terapi
A. Terapi umum :
Tirai baring total
Perawat 5B , jangan sampai terjadi dekubitus
B. Terapi spesifik :
Antibiotika sesuai dengan hasil pemeriksaan LP
Bila ada kontra indikasi LP berikan antiniotik sesuai dengan antibiotik empiris
Lama pemberian antibiotik sesuai dengan jenis bakteri
Pilihan Antibiotik
KUMAN ANTIBIOTIK
Dosis antibiotik
Amikacin 30 mg/kg/hari 8
INTRATEKAL :
tobramycin 2,5 mg/hari 8 mg/hari
amikacin 5 mg/hari 20 mg/hari
A. Terapi tambahan
1. Deksamethason
Menghambat reaksi inflamasi, karena lisisbakteri dalam ruang subarachniod
Pasien resio tinggi, edema otak, TIK meningkat
Efek samping : perdarahan GI, supresi imunmeningk fungsi imun seluler
Perbaikkan BBB penietrasi AB kedalam CSS
2. Immunologlubulin
Diberikan sedini mungkin
Menetralkan endotoksin karena bakteri
Tidak menyebabkan supresi imun
Plihan : lebih baik yang dapat menembus BBB milih molekul kecil
Dosis :1-3 ml/kg BB secara intravena, diberikan per infus dengan kecepatan
150-225 ml/jam atau 40-60 tetes/menit.
3. peningkatan Tekanan Intra Kranial (TIK)
Letak kepala 30° dari tempat tidur
Obat hiperventiasi pco2 dipertahankan :27-30mmHg b\
Berbiturat menurun kebutuhan metabolik otak
2.11 Kompikasi
Komplikasi dapat berupa :
Retadasi mental
Epilepsi
Gangguan pendengaran yang unilateral atau bilateral
Efusi subdural
BAB III
3.1 Pengkajian
3.1.1 Biodata
1) Identitas pasien
a. Nama :
b. Umur : Sebagian besar (sekitar 70%) kasus meningitis
terjadi pada anak-anak di bawah usia 5 atau
pada orang yang berusia di atas 60 tahun.
c. Jenis kelamin : Lebih sering terjadi pada kaum laki-laki
d. Suku bangsa :
e. Status perkawinan :
f. Pendidikan :
g. Pekerjaan :
h. Alamat :Di Indonesia, pada tahun 1987, tercatat 99
jamaah haji Indonesia yang meninggal akibat
meningitis. Sementara sejak periode 1998-2005
tidak ada lagi dilaporkan jamaah haji yang
meninggal, setelah penggunaan vaksin.
i. Tanggal masuk :
j. No. Registrasi :
k. Diagnosis medis : Meningitis
2) Penanggung jawab
a. Nama :
b. Umur :
c. Jenis kelamin :
d. Pendidikan :
e. Pekerjaan :
f. Hubungan dg pasien :
3.1.2 Riwayat kesehatan
1. Keluhan utama
Biasanya pasien akan mengeluh sakit kepala, panas atau suhu badan
tinggi, mual, muntah, kejang, dan penurunan keasadaran.
2. Riwayat penyakit sekarang
a. Alasan dirawat di rumah sakit: sakit kepala hebat, demam.
b. Lamanya keluhan: klien biasanya mengatakan bahwa sakitnya
bertambah buruk seiring berjalannya waktu
c. Upaya yang dilakukan untuk mengatasi:
3. Riwayat kesehatan dahulu
Meliputi penyakit yang berhubungan dengan penyakit sekarang, riwayat
di rumah sakit, dan riwayat pemakaian obat. Pada kasus meningitis
biasanya pasien dahulunya pernah menderita infeksi jalan nafas bagian
atas, otitis media, TB paru, tindakan bedah saraf, dan mastoiditis.
4. Riwayat kesehatan keluarga
3.1.3 Pola kesehatan fungsional
1. Pola persepsi dan pemeliharaan kesehatan
Pasien biasanya mengatakan bahwa dia tidak tahu tentang penyakitnya
sekarang
2. Pola nutrisi dan metabolisme
Pasien biasanya juga akan menderita anoreksia, mual dan muntah, dan
juga akan terjadi peningkatan produksi asam lambung
3. Pola eliminasi
BAB: tidak seperti biasanya
BAK: berkurang
4. Pola aktivitas dan latihan
Pasien dalam melakukan aktivitas perlu bantuan orang lain
5. Pola istirahat dan tidur
Biasanya pasien meningitis akan susah tidur karena adanya faktor yang
mempengaruhi tidur misalnya nyeri
6. Pola kognitif
7. Pola persepsi diri dan konsep diri
Biasanya pasien meningitis akan terjadi gangguan citra tubuh
8. Pola peran hubungan
Pasien tidak bisa melakukan aktivitas hubungan sosial dengan lingkungan
seperti sebelum sakit
9. Pola seksual dan reproduksi
Biasanya frekuensi menurun atau menhjindari aktivitas seksual
10. Pola psikososiospiritual
Pengakajian psikologis pasien meningitis meliputi beberapa dimensi yang
memungkinkan perawat untuk memproleh persepsi yang jelas mengenai
status emosi, kognitif dan perilaku pasien. Apakah ada dampak yang
timbul pada klien yaitu timbul perasaan takut akan kecacatan, rasa cemas,
rasa ketidakmampuan untuk melakukan aktivitas secara optimal,
pandangan terhadap dirinya yang salah atau gangguan citra tubuh.
3.1.4 Riwayat imunisasi
0 Bulan HB 0
1 Bulan BCG, Polio 1
2 Bulan DPT/HB 1, Polio 2
3 Bulan DPT/HB 2, Polio 3
4 Bulan DPT/HB 3, Polio 4
9 Bulan Campak
1. Laboratorium
Untuk memeriksa UL, DL, elektrolit, gula darah, fungsi ginjal dan hati,
kultur darah, dan tes untuk syphilis
2. Radiologi
Seperti X-foto Thorax, X-foto sinus paranasalis atau mastoid, dan CT
Scan atau MRI kepala
3. EEG
4. Lumbal pungsi
Memberi informasi tentang fraksi protein, menghitung sel, protein, kadar
gula dengan membandingkan dengan kadar glukosa darah, hapusan
langsung, serta kultur.
5. Pemeriksaan antigen spesifik
- Counter Immuno Electrophoresis (CIE)
Dengan pemeriksaan ini kita dapat mendeteksi 5 patogen utama, yaitu:
- H. Influenza tipe B
- N. Meningitis
- S. Pneumonia
- B. Hemolytic streptococcus
- E. Coli
- Latex Particle Agglutination and Co A gglutination
Pemeriksaan ini lebih sensitif dari pada pemeriksaan CIE
6. Limulus Lysate Test
Mendeteksi endotoksin bakteri. Pemeriksaan ini hanya untuk bakteri gram
negatif dan meningitis partially treated.
7. Creactive Protein (CRP)
Untuk deferensiasi meningitis bakteri dan non bakteri, namun
pemeriksaan ini kurang sensitif pada awal penyakit dan meningitis
partially treated.
8. Polymerase Chain Reaction (PCR)
Pemeriksaan ini sangat cepat untuk mendeteksi DNA bakteri, TBC, dan
virus dalam CSS
3.2 Diagnosa
3.3 Perencanaan
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Meningitis adalah suatu inflamasi di piameter , arakhnoid dan subararakhnoid
infeksi biasanya menyebabkan meningitis dan chemical meningitis juga dapat
menjadi meningitis bisa akut atau kronik yang disebabkan karena bakteri,virus, jamur
atau parasit. (Lemone. 2004).
Menginitis hampir selalu merupakan koplikasi bakteremina, khususnya pada
keadaan berikut ini :
Pneumonia
Empiema
Osteomoielitis
Endokarditis
Meningitis umunya dimulai dalam bentuk inflamasi piaaraknoid, yang dapat
berlanjut dengan timbul kongesti pada jaringan sekitarnya dan dan kerusakan
sebagian sel saraf.
Mikroorganisme secara khas masuk kedalam sistem saraf pusat (SSP) melalui
salah satu dari empat jalur ini :
Darah (yang palink sering)
Lubang yang menghubungkan secara langsung caairan serebrospinal dengan
lingkungan sebagian akibat trauma
Lintasan di sepanjang nervus kranialis dan saraf prifer
Lintasan mulai mulut atau hidung
Meningitis dibagi menjadi 2 golongan berdasarkan perubahan yang terjadi
pada cairan otak, yaitu meningitis serosa dan meningitis purulenta.
Meningitis serosa adalah radang selaput otak araknoid dan piameter yang disertai
cairan otak yang jerni. Penyebab terseringnya adalah Mycobacterium tuberculosa.
Penyebab lain seperti lues, virus, Toxoplasma gondhii, Ricketsia.
Meningitis purulenta adalah radang bernanah araknoid dan piameter yang
meliputi otak dan medula spinalis. Penyebab antara lain: Diplococcus
pneumoniae (pneumokok), Neisseria meningitidis (meningokok), Streptococcus
haemolyticus, Staphylococcus aureus, Heamophilus influenzae, Escherichia coli,
Klebsiella pneumoniae, pseudomonas aeruginosa
4.2 Saran
Dalam penulisan ini tentunya banyak kurang dan tentunya ada lebihnya juga,
untuk itu penulis atau penyusun mengharapkan kritik dan saran kepada para pembaca.
Dengan adanya makalah ini penulis mengaharapkan agar para pembaca bisa
memahami apa yang sudah dijelaskan sehingga dapat bermanfaat bagi semuanya dan
agar lebih dapat mengaplikasikan dalam merawat pasien dan mampu dalam
pembuatan asuhan keperawatan yang tepat yang banyak melibatkan orang terdekat
klien, mulai dari keluarga, kerabat sampai teman dekat klien.
DAFTAR PUSTAKA
Arif Mansjoer, S. (2000). Kapital Selekta Kedokteran . Jakarta: Fakulitas Kedokteran UI.
cecily Lynn Betz, L. A. (2009). Buku saku keperawatan pediatrik. Jakarta: EGC.