Anda di halaman 1dari 22

LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN PSORIASIS

( untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Keperawatan Medikal Bedah III )

Dosen Pembimbing :

Lutfi Wahyuni.,S.Kep.,Ns.,M.Kep

Disusun oleh Kelompok 3 :

1. Bunci Dwi Vernanda 202001095


2. Tasya Aprilia Widyaningrum 202001107
3. Afrizal Machmudi 202001114
4. Fidiya Putri Winasti 202001123
5. Muhammad Luqman Hakim 202001131

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN TINGKAT III/C

STIKES BINA SEHAT PPNI MOJOKERTO

TAHUN 2022/2023
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Psoriasis merupakan sejenis penyakit kulit yang penderitanya mengalami proses
pergantian kulit yang terlalu cepat. Kemunculan penyakit ini terkadang untuk jangka
waktu lama atau timbul/hilang. Berbeda dengan pergantian kulit pada manusia normal
yang biasanya berlangsung selama tiga sampai empat minggu, proses pergantian kulit
pada penderita psoriasis berlangsung secara cepat yaitu sekitar 2–4 hari, (bahkan bisa
terjadi lebih cepat) pergantian sel kulit yang banyak dan menebal.
Psoriasis dapat dijumpai di seluruh belahan dunia dengan angka kesakitan (insidens
rate)yang berbeda. Segiumur, Psoriasis dapat mengenai semua usia, namun biasanya lebih
kerap dijumpai pada dewasa.
Di dunia, penyakit kulit ini diduga mengenai sekitar 2 sampai 3 persen penduduk.
Data nasional prevalensi psoriasis di Indonesia belum diketahui. Namun di RSUPN Dr.
Cipto Mangunkusumo, selama tahun 2000 sampai 2001, insiden psoriasis mencapai 2,3
persen. Penyakit ini tidak mengenal usia, semua umur dapat terkena. Tapi puncak
insidensinya di usia dua puluhan dan lima puluhan.
Tidak ada fakta yang menunjukkan bahwa penyakit ini lebih dominan menyerang
salah satu jenis kelamin. Pria maupun wanita memiliki peluang yang sama untuk
terserang penyakit ini.

1.2 Tujuan Masalah


Mahasiswa mampu memahami dan mengetahui teori tentang psoriasis dan asuhan
keperawatan pada pasien psoriasis.
BAB II
TINJAUAN TEORI

2.1 Definisi
Psoriasis adalah masalah kulit di mana bagian kulit menjadi radang dan ditutupi sisik
berwarna perak atau kelabu pada siku, lutut dan kulit kepala.
Psoriasis adalah suatu penyakit radang kulit yang kronis.Penyakit ini ditandai dengan
bercak-bercak merah dengan sisik kasar dan tebal.Penyakit tersebut dianggap sebagai
suatu penyakit gangguan kekebalan tubuh, yang dipengaruhi terutama oleh sel T (salah
satu jenis sel darah putih). Sel T yang teraktivasi akan berinteraksi dengan sel kulit
(terutama keratinosit) dan mengakibatkan pembentukan kulit yang tebal dan bersisik.
Psoriasis adalah sejenis penyakit kulit kronis yang tidak menular, sering kambuh,
yang disebabkan oleh proses autoimun dan kadang-kadang dapat diturunkan.
Psoriasis adalah sejenis penyakit kulit yang penderitanya mengalami proses
pergantian kulit yang terlalu cepat. Biasanya bentuk kulit bersisik.Kemunculan penyakit
ini terkadang untuk jangka waktu lama atau timbul/hilang, penyakit ini secara klinis
sifatnya tidak mengancam jiwa dan tidak menular tetapi karena timbulnya dapat terjadi
pada bagian tubuh mana saja sehingga dapat menurunkan kualitas hidup serta
mengganggu kekuatan mental seseorang bila tidak dirawat dengan baik.

2.2 Klasifikasi
1. Berdasarkan bentuk lesi :
a. Psoriasis puncata : Lesi sebesar jarum pentul atau milier
b. Psoriasis folikularis :Lesi dengan skuama tipis terletak pada muara folikel
rambut.
c. Psoriasis guttata : Lesi sebesar tetesan air
d. Psoriasis numularis : Lesi sebesar uang logam
e. Psoriasis girata : Lesi sebesar daun
f. Psoriasis anularis :Lesi melingka berbentuk seperti cincin karena adanya
involusi dibagian tengahnya
g. Psoriasis diskoidea : Lesi merupakan bercak solid yang menetap
h. Psoriasis ostracea : Lesi berupa penebalan kulit yang kasar dan tertutup
lembaran-lembaran skuama mirip kulit tiram
i. Psoriasis rupioides : Lesi berkrusta mirip rupia sifilitika
2. Tipe-tipe psoriasis. Psoriasis terbagi atas:
a. Psoriasis vulgaris: bentuk ini ialah jenis yang paling umum karena itu disebut
vulgaris, dinamakan pula tipe plak karena lesi-lesinya berbentuk plak. Tempat
predileksinya seperti yang telah diterangkan di atas.
b. Psoriasis gutata: diameter kelainan biasanya tidak melebihi 1 cm. Timbulnya
mendadak dan mengenai seluruh badan, umumnya setelah infeksi di saluran napas
bagian atas sehabis influenza atau morbili (campak), terutama pada anak dan
dewasa muda.
c. Psoriasis putulosa: gejala awalnya ialah kulit yang nyeri disertai gejala umum
berupa demam, mudah capek, mual, dan nafsu makan menurun. Kelainan kulit
psoriasis yang telah ada makin merah. Setelah beberapa jam timbul agak bengkak
dan bintil-bintil bernanah pada bercak merah tersebut. Kelainan-kelainan
semacam itu akan terus muncul dan dapat menjadi eritroderma.
d. Psoriasis eritrodermis: dapat disebabkan oleh pengobatan topikal yang terlalu kuat
atau oleh penyakitnya sendiri yang meluas. Biasanya kelainan kulit yang khas
untuk psoriasis tidak tampak lagi karena terdapat kemerahan dan bersisik tebal
yang menyeluruh. Ada kalanya kelainan kulit psoriasis masih tampak samar-
samar, yakni lebih merah dan kulitnya lebih meninggi.
e. Psoriasis kuku: menyerang dan merusak kuku. Permukaan kuku tampak lekukan-
lekukan kecil. Jenis ini termasuk yang bandel, sehingga penderita sulit sembuh.
f. Psoriasis artritis: penyakit ini dapat pula disertai peradangan pada sendi, sehingga
sendi terasa nyeri, membengkak dan kaku, persis seperti gejala rematik. Pada
tahap ini, penderita harus segera ditolong agar sendi-sendinya tidak sampai
keropos.
3. Berdasarkan lokalisasi lesi maka dikenal bentuk psoriasis atipik seperti:
1. Psoriasis digitalis atau interdigitalis.
2. Lesi verukosa terutama di tungkai bawah.
3. Lesi dengan distribusi seperti sarung tangan atau kaos kaki.
4. Psoriasis fleksural atau inversus bila lesi didapatkan di daerah fleksor atau lipatan-
lipatan tubuh misalnya lipat paha, aksila, lipatan di bawah payudara dan lainnya.
5. Psoriasis seboreik bila lesi didapatkan di daerah seboreik seperti kulit kepala, alis
mata, belakang telinga dan sebagainya.

2.3 Etiologi
Penyebab psoriasis sampai saat ini belum diketahui.Diduga penyakit ini diwariskan
secara poligenik. Walaupun sebagian besar penderita psoriasis timbul secara spontan,
namun pada beberapa penderita dijumpai adanya faktor pencetus antara lain:
1. Trauma
Psoriasis pertama kali timbul pada tempat-tempat yang terkena trauma, garukan, luka
bekas operasi, bekas vaksinasi, dan sebagainya.Kemungkinan hal ini merupakan
mekanisme fenomena Koebner.Khas pada psoriasis timbul setelah 7-14 hari
terjadinya trauma.
2. Infeksi
Pada anak-anak terutama infeksi Streptokokus hemolitikus sering menyebabkan
psoriasis gutata. Psoriasis juga timbul setelah infeksi kuman lain dan infeksi virus
tertentu, namun menghilang setelah infeksinya sembuh
3. Iklim
4. Beberapa kasus cenderung menyembuh pada musim panas, sedangkan pada musim
penghujan akan kambuh.
5. Faktor endokrin
Insiden tertinggi pada masa pubertas dan menopause.Psoriasis cenderung membaik
selama kehamilan dan kambuh serta resisten terhadap pengobatan setelah
melahirkan.Kadang-kadang psoriasis pustulosa generalisata timbul pada waktu hamil
dan setelah pengobatan progesteron dosis tinggi.
6. Sinar matahari
Walaupun umumnya sinar matahari bermanfaat bagi penderita psoriasis namun pada
beberapa penderita sinar matahari yang kuat dapat merangsang timbulnya
psoriasis.Pengobatan fotokimia mempunyai efek yang serupa pada beberapa
penderita.
7. Metabolik
8. Hipokalsemia dapat menimbulkan psoriasis.
9. Obat-obatan

2.4 Manifestasi Klinis


Penderita biasanya mengeluh adanya gatal ringan pada tempat-tempat predileksi,
yakni pada kulit kepala, perbatasan daerah tersebut dengan muka, ekstremitas bagian
ekstensor terutama siku serta lutut, dan daerah lumbosakral.Kelainan kulit terdiri atas
bercak-bercak eritema yang meninggi (plak) dengan skuama diatasnya. Eritema berbatas
tegas dan merata. Skuama berlapis-lapis, kasar, dan berwarna putih seperti mika, serta
transparan. Pada psoriasis terdapat fenomena tetesan lilin, Auspitz dan Kobner.
Fenomena tetesan lilin ialah skuama yang berubah warnanya menjadi putih pada
goresan, seperti lilin digores. Pada fenomena Auspitz serum atau darah berbintik-bintik
yang disebabkan karena papilomatosis. Trauma pada kulit , misalnya garukan , dapat
menyebabkan kelainan yang sama dengan kelainan psoriasis dan disebut kobner.
Psoriasis juga dapat menyebabkan kelainan kuku yang agak khas yang disebut pitting
nail atau nail pit berupa lekukan-lekukan miliar.
Gejala dari psoriasis antara lain:
 Mengeluh gatal ringan
 Bercak-bercak eritema yang meninggi, skuama diatasnya.
 Terdapat fenomena tetesan lilin
 Menyebabkan kelainan kuku

2.5 Patofisiologi
Patogenesis terjadinya psoriasis, diperkirakan karena:
1. Terjadi peningkatan “turnover” epidermis atau kecepatan pembentukannya dimana
pada kulit normal memerlukan waktu 26-28 hari, pada psoriasis hanya 3-4 hari
sehingga gambaran klinik tampak adanya skuama dimana hiperkeratotik. Disamping
itu pematangan sel-sel epidermis tidak sempurna.
2. Adanya faktor keturunan ditandai dengan perjalanan penyakit yang kronik dimana
terdapat penyembuhan dan kekambuhan spontan serta predileksi lesinya pada tempat-
tempat tertentu.
3. Perubahan-perubahan biokimia yang terjadi pada psoriasis meliputi:
a. Peningkatan replikasi DNA.
b. Berubahnya kadar siklik nukleotida.
c. Kelainan prostaglandin dan prekursornya.
d. Berubahnya metabolisme karbohidrat.
Normalnya sel kulit akan matur pada 28-30 hari dan kemudian terlepas dari
permukaan kulit. Pada penderita psoriasis, sel kulit akan matur dan menuju permukaan
kulit pada 3-4 hari, sehingga akan menonjol dan menimbulkan bentukan peninggian
kumpulan plak berwarna kemerahan. Warna kemerahan tersebut berasal dari peningkatan
suplai darah untuk nutrisi bagi sel kulit yang bersangkutan.Bentukan berwarna putih
seperti tetesan lilin (atau sisik putih) merupakan campuran sel kulit yang mati. Bila
dilakukan kerokan pada permukaan psoriasis, maka akan timbul gejala koebner
phenomenon. Terdapat banyak tipe dari psoriasis, misalnya plaque, guttate, pustular,
inverse, dan erythrodermic psoriasis. Umumnya psoriasis akan timbul pada kulit kepala,
siku bagian luar, lutut, maupun daerah penekanan lainnya. Tetapi psoriasis dapat pula
berkembang di daerah lain, termasuk pada kuku, telapak tangan, genitalia, wajah, dll.
Pemeriksaan histopatologi pada biopsi kulit penderita psoriasis menunjukkan adanya
penebalan epidermis dan stratum korneum dan pelebaran pembuluh-pembuluh darah
dermis bagian atas.Jumlah sel-sel basal yang bermitosis jelas meningkat.Sel-sel yang
membelah dengan cepat itu bergerak dengan cepat ke bagian permukaan epidermis yang
menebal.Proliferasi dan migrasi sel-sel epidermis yang cepat ini menyebabkan epidermis
menjadi tebal dan diliputi keratin yang tebal (sisik yang berwarna seperti perak).
Peningkatan kecepatan mitosis sel-sel epidermis ini agaknya antara lain disebabkan oleh
kadar nukleotida siklik yang abnormal, terutama adenosin monofosfat (AMP) siklik dan
guanosin monofosfat (GMP) sikli. Prostaglandin dan poliamin juga abnormal pada
penyakit ini.Peranan setiap kelainan tersebut dalam mempengaruhi pembentukan plak
psoriatik belum dapat dimengerti secara jelas.
2.6 Pathway

2.7 Komplikasi
1. Psoriasis Pustulosa
Kadang-kadang diatas makula eritematosa pada psoriasis timbul pustula-pustula kecil
dengan ukuran 1-2 mm. keadaan ini dikenal dengan psoriasis postula.
Ada 2 bentuk psoriasis postula:
a. Psoriasis postulosa generalisata (bentuk Von Zumbusch).
Bentuk ini bersifat akut, merupakan bentuk sistemik dari psoriasis dengan ciri
eritematosa disertai demam dan gejala penyakit sistemik yang lain. Postula dapat
timbul diatas lesi psoriasis atau pada kulit sehat yang mengalami eritema
sebelumnya.Lesi ini menyebar dengan cepat dan timbulnya bergelombang.Postula
yang timbul tersusun berkelompok atau diskret.
Kuku menebal dan pecah-pecah karena adanya nanah.Mukosa mulut dan lidah
dapat mengalami kelainan.Kematian terjadi karena toksik atau infeksi.
b. Psoriasis postulosa lokalisata (bentuk Barber)
Bentuk ini bersifat kronik dan sangat resisten terhadap pengobatan.Biasanya
menyerang telapak tangan dan telapak kaki serta distribusinya simetris.Lesi
berupa postula diatas plak eritematosa, berskuama.Postula yang masih baru
berwarna kuning, kemudian berubah menjadi kuning kecoklatan dan bila postula
mengering berwarna coklat gelap.Akhirnya postula yang kering ini
mengelupas.Kadang-kadang timbul rasa gatal tetapi lebih sering timbul keluhan
seperti rasa terbakar.
2. Psoriasis arthritis
Biasanya mengenai sendi-sendi interfalangeal distal dari jari tangan dan
kaki.Pada stadium akut, sendi yang terserang menjadi bengkak, keras dan sakit.Bila
berlangsung lama dapat menimbulkan kerusakan tulang dan synovial eusion,
menyebabkan pemendekan tulang dan hal ini mengakibatkan pergerakan sendi
menjadi sulit, jari memendek dan kaku dalam posisi fleksi.Secara rotgenologik
tampak sendi yang atrofi dengan permulaan osteoporosis diikuti peningkatan densitas
tulang, penyempitan rongga persendian dan erosi permukaan sendi.
3. Psoriasis eritrodermia
Psoriasis yang kronik dan luas dengan perjalanan penyakit yang lama dapat
berkembang menjadi eritodermia.Seluruh permukaan tubuh menjadi merah dan
tertutup skuama putih yang halus.Umumnya bentuk ini timbul akibat pemakaian obat
topikal atau penyinaran yang berlebihan.
Biasanya sulit diobati dan bila pengobatan berhasil maka erupsi eritodermia
menghilang dan lesi psoriasis yang khas akan muncul kembali.

2.8 Penatalaksanaan
Ada tiga terapi yang standar: topikal, intralesi dan sistemik.
1) Terapi topical
Preparat yang dioleskan secara topikal digunakan untuk melambatkan aktivitas
epidermis yang berlebihan tanpa mempengaruhi jaringan lainnya.Obat-obatannya
mencakup preparat ter, anthralin, asam salisilat dan kortikosteroid.Terapi dengan
preparat ini cenderung mensupresi epidermopoisis (pembentukan sel-sel epidermis).
2) Formulasi ter
Mencakup losion, salep, pasta, krim dan sampo. Rendaman ter dapat menimbulkan
retardasi dan inhibisi terhadap pertumbuhan jaringan psoriatik yang cepat.Terapi ter
dapat dikombinasikan dengan sinar ultraviolet-B yang dosisnya ditentukan secara
cermat sehingga menghasilkan radiasi dengan panjang gelombang antara 280 dan 320
nanometer (nm).Selama fase terapi ini pasien dianjurkan untuk menggunakan
kacamata pelindung dan melindungi matanya.Pemakaian sampo ter setiap hari yang
diikuti dengan pengolesan losion steroid dapat digunakan untuk lesi kulit
kepala.Pasien juga diajarkan untuk menghilangkan sisik yang berlebihan dengan
menggosoknya memakai sikat lunak pada waktu mandi.
3) Anthralin
Preparat (Anthra-Derm, Dritho-Crème, Lasan) yang berguna untuk mengatasi plak
psoriatik yang tebal yang resisten terhadap preparat kortikosteroid atau preparat ter
lainnya.
4) Kortikosteroid
Topikal dapat dioleskan untuk memberikan efek antiinflamasi. Setelah obat ini
dioleskan, bagian kulit yang diobati ditutup dengan kasa lembaran plastik oklusif
untuk menggalakkan penetrasi obat dan melunakkan plak yang bersisik.
5) Terapi intralesi
Penyuntikan triamsinolon asetonida intralesi (Aristocort, Kenalog-10, Trymex) dapat
dilakukan langsung kedalam berck-bercak psoriasis yang terlihat nyata atau yang
terisolasi dan resisten terhadap bentuk terapi lainnya.Kita harus hati-hati agar kulit
yang normal tidak disuntuik dengan obat ini.
6) Etretinate (Tergison)
Adalah obat yang relatif baru (1986). Ia adalah derivat dari Vitamin A. Bisa diminum
sendiri atau dikombinasi dengan sinar ultraviolet. Hal ini dilakukan pada penderita
yang sudah bandel dengan obat obat lainnya yang terdahulu.
Di antara pengobatan tersebut diatas, yang paling efektif untuk mengobati psoriasis
adalah dengan ultraviolet (fototerapi), karena dengan fototerapi penyakit psoriasis
dapat lebih cepat mengalami “clearing” atau “almost clearing” (keadaan dimana
kelainan / gejala psoriasis hilang atau hampir hilang). Keadaan ini disebut
“remisi”.Masa remisi fototerapi tersebut bisa bertahan lebih lama dibandingkan
dengan pengobatan lainnya.
1. Pengobatan fotokemoterapi, yaitu dengan menggunakan kombinasi radiasi
ultraviolet dan oral psoralen (PUVA), namun kelemahannya adalah untuk jangka
panjang dapat menimbulkan kanker kulit.
2. Fototerapi UVB konvensional dengan menggunakan sinar UVB broadband
dengan panjang gelombang 290-320 nm. Terapi kurang praktis karana pasien
harus masuk ke dalam light box.
3. Fototerapi dengan alat Monochromatic Excimer Light 308 nm (MEL 308 nm)
merupakan bentuk fototerapi UVB yang paling mutakhir dengan menggunakan
sinar laser narrowband UVB dengan panjang gelombang 308 nm. Dibandingkan
dengan narrowband UVB, MEL 308 nm lebih cepat dan lebih efektif dalam
mengobati psoriasis yang resisten.

2.9 Pemeriksaan Penunjang


Dapat dilakukan pemeriksaan laboratorium berupa pemeriksaan histopatologi dengan
hasil sebagai berikut:
1. Akantosis (penebalan lapisan kulit stratum spinosum) dengan elongasi teratur dari rete
ridges, dan penebalan pada bagian bawahnya.
2. Penipisan epidermis lempeng suprapapilar dengan kadang-kadang terdapat pustule
spongiformis kecil
3. Papilomatosis
4. Berkurang atau hilangnya stratum granulosum
5. Hiperkeratosis, parakeratosis, serta abses Munro
6. Pada dermis ditemukan infiltrasi sel-sel polinuklear, limfosit dan monosit serta
pelebaran dan berkelok-keloknya ujung-ujung pembuluh darah
BAB III
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN

3.1 Pengkajian
1) Identitas Klien
Lakukan pengkajian pada identitas klien dan isi identitasnya yang meliputi: nam jenis
kelamin, suku bangsa, tanggal lahir, alamat, agama, dan tanggal pengkajian.
2) Keluhan utama
Sering menjadi alasan klien untuk meminta pertolongan kesehatan adalah penderit
biasanya mengeluh adanya gatal ringan pada tempat-tempat predileksi, yakni pada
kulit kepala, perbatasan daerah tersebut dengan muka, ekstremitas bagian ekstensor
terutama siku serta lutut, dan daerah lumbosakral.
3) Riwayat Kesehatan Sekarang
Penderita penyakit psoriasis menampakkan gejala biasanya mengeluh adanya gatal
ringan pada tempat-tempat predileksi, yakni pada kulit kepala. perbatasan daerah
tersebut dengan muka, ekstremitas bagian ekstensor terutama siku serta lutut, dan
daerah lumbosakral. Kelainan kulit terdiri atas bereak-bereak eritema yang meninggi
(plak) dengan skuama diatasnya. Eritema berbatas tegas dan merata. Skuama
berlapis-lapis, kasar, dan berwarna putih seperti mika, serta transparan.
4) Riwayat Kesehatan Dulu
Terkait adanya riwayat merokok, minuman beralkohol, trauma berulang seperti
garukan pada tempat yang sama, stress psikis, gangguan imunologi, konsumsi obat
obatan beta-sdrenergic blocking agents litium, antimalaria dan penghentian
mendadak kortikosteroid, perubahan iklim mempengaruhi kekambuhan psoriasis.
5) Riwayat Kesehatan keluarga
Terkait ada atau tidak anggota keluarga yang pernah menderita penyakit psoriasis.
Data dasar pengkajian pasien berdasarkan pengkajian 11 Pola Gordon:
1. Pola Persepsi Kesehatan
a. Adanya riwayat infeksi sebelumya.
b. Pengobatan sebelumnya tidak berhasil.
c. Riwayat mengonsumsi obat-obatan tertentu, mis., vitamin; jamu.
d. Adakah konsultasi rutin ke Dokter.
e. Hygiene personal yang kurang.
f. Lingkungan yang kurang sehat, tinggal berdesak-desakan.
2. Pola Nutrisi Metabolik
a. Pola makan sehari-hari: jumlah makanan, waktu makan, berapa kali sehari
makan.
b. Kebiasaan mengonsumsi makanan tertentu: berminyak, pedas.
c. Jenis makanan yang disukai.
d. Napsu makan menurun.
e. Muntah-muntah.
f. Penurunan berat badan.
g. Turgor kulit buruk, kering, bersisik, pecah-pecah, benjolan.
h. Perubahan warna kulit, terdapat bercak-bercak, gatal-gatal, rasa terbakar atau
perih.
3. Pola Eliminasi
a. Sering berkeringat.
b. Tanyakan pola berkemih dan bowel.
4. Pola Aktivitas dan Latihan
a. Pemenuhan sehari-hari terganggu.
b. Kelemahan umum, malaise.
c. Toleransi terhadap aktivitas rendah.
d. Mudah berkeringat saat melakukan aktivitas ringan.
e. Perubahan pola napas saat melakukan aktivitas.
5. Pola Tidur dan Istirahat
a. Kesulitan tidur pada malam hari karena stres.
b. Mimpi buruk.
6. Pola Persepsi Kognitif
a. Perubahan dalam konsentrasi dan daya ingat.
b. Pengetahuan akan penyakitnya.
7. Pola Persepsi dan Konsep Diri
a. Perasaan tidak percaya diri atau minder.
b. Perasaan terisolasi.
8. Pola Hubungan dengan Sesama
a. Hidup sendiri atau berkeluarga
b. Frekuensi interaksi berkurang
c. Perubahan kapasitas fisik untuk melaksanakan peran
9. Pola reproduksi Seksualitas
a. Gangguan pemenuhan kebutuhan biologis dengan pasangan.
b. Penggunaan obat KB mempengaruhi hormon.
10. Pola Mekanisme Koping dan Toleransi Terhadap Stress
a. Emosi tidak stabil
b. Ansietas, takut akan penyakitnya
c. Disorientasi, gelisah
11. Pola Sistem Kepercayaan
a. Perubahan dalam diri klien dalam melakukan ibadah
b. Agama yang dianut
6) Pemeriksaan Fisik yang meliputi :
a. Keadaan umum lemah
b. Tanda-tanda vital khususnya suhu meningkat yaitu sekitar 38-39C
c. Eritema yang berisik, batas tegas / menyolok
d. Lesi kering dan timbul pruritus
e. Adanya lubang-lubang atau kerusakan total pada kuku dan tangan
f. Lesi tidak simetris bilateral
g. Lesi dapat timbul pada luka bekas garukan
3.2 Diagnosa Keperawatan
1. Gangguan integritas kulit berhubungan dengan proses inflamasi dermal epidermal
2. Peningkatan suhu tubuh berhubungan dengan proses perjalanan penyakit
3. Gangguan citra tubuh berhubungan dengan krisis kepercayaan diri akibat perubahan
bentuk tubuh
4. Gangguan rasa nyaman berhubungan dengan proses inflamasi (rubor, kalor, tumor,
dolor, fungsiolesa)
5. Ansictas berhubungan dengan perubahan status kesehatan akibat proses penyakit

3.3 Intervensi Keperawatan

No Dx Keperawatan Tujuan & Kriteria Hasil Intervensi


1 Gangguan integritas Setelah dilakukan Perawatan integritas kulit
kulit berhubungan pemeriksaan selama 3x24 Observasi
dengan proses jam, maka integritas kulit 1. Identifikasi penyebab
inflamasi dermal dan jaringan membaik gangguan integritas
epidermal dengan kriteria hasil : kulit
1. Kerusakan kulit Terapeutik
jaringan menurun 1. Ubah posisi tiap 2 jam
2. Kerusakan lapisan kulit jika tirah baring
menurun 2. Lakukan pemijatan
3. Nyeri menurun pada area penonjolan
4. Kemerahan menurun tulang, jika perlu
3. Bersihkan perineal
dengan air hangat,
terutama selama
periode diare
Edukasi
1. Anjurkan
menggunakan
pelembab
2. Anjurkan minum air
yang cukup
3. Anjurkan
meningkatkan asupan
nutisi
4. Anjurkan
meningkatkan asupan
buah dan sayur

2 Gangguan citra Setelah dilakukan Promosi Citra Tubuh


tubuh berhubungan pemeriksaan selama 3x24 Observasi :
dengan krisis jam, Citra tubuh membaik 1. Identifikasi harapan
kepercayaan diri dengan kriteria hasil : citra tubuh
akibat perubahan 1. Melihat bagian tubuh berdasarkan tahap
bentuk tubuh membaik perkembangan
2. Verbalisasi kecacatan 2. Identifikasi perubahan
bagian tubuh membaik citra tubuh yang
3. Verbalisasi kehilangan mengakibatkan isolasi
bagian tubuh membaik social
4. Respon non verbal 3. Monitor frekuensi
pada perubahan tubuh pernyataan kritik
membaik terhadap diri sendiri
5. Hubungan social Terapeutik
membaik 1. Diskusikan perubahan
tubuh dan fungsinya
2. Diskusikan perbedaan
penampilan fisik
terhadap harga diri
3. Diskusikan cara
mengembangkan
harapan citra tubuh
secara realistis
4. Diskusikan persepsi
pasien dan keluarga
tentang perubahan
citra tubuh
Edukasi
1. Jelaskan kepada
keluarga tentang
perawatan perubahan
citra tubuh
2. Anjurkan
mengungkapkan
gambaran diri
terhadap citra tubuh
3. Anjurkan
menggunakan alat
bantu
4. Latih fungsi tubuh
yang di miliki
5. Latih peningkatan
penampilan diri

3.4 Implementasi Keperawatan


Setelah rencana keperawatan dibuat, kemudian dilanjutkan dengan
pelaksanaan.Pelaksanaan rencana asuhan keperawatan merupakan kegiatan atau tindakan
yangdiberikan pada pasien dengan menerapkan pengetahuan dan kemampuan klinik
yangdimilki oleh klien berdasarkan ilmu- ilmu keperawatan dan ilmu-ilmu lainnya
yangterkait. Seluruh perencanaan tindakan yang telah dibuat dapat terlaksana dengan
baik.
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi pelaksanaan rencana asuhan
keperawatan atau hambatan yang penulis dapatkan. Hambatan-hambatan tersebut
antaralain, keterbatasan sumber referensi buku sebagai acuan penulis dan juga alat
yangtersedia, pendokumentasian yang dilakukan oleh perawat ruangan tidak
lengkapsehingga sulit untuk mengetahui perkembangan klien dari mulai masuk
sampaisekarang secara detail, lingkungan fisik atau fasilitas rumah sakit yang kurang
memadaidan keberadaan penulis di ruang tempat klien di rawat terbatas.

3.5 Evaluasi Keperawatan


Evaluasi keperawatan adalah kegiatan yang terus menerus dilakukan untuk
menentukan apakah rencana keperawatan efektif dan bagaimana rencana keperawatan
dilanjutkan. merevisi rencana keperawatan atau menghentikan rencana.
Evaluasi menggunakan format S.O.A.P, yaitu:
S : Data subjektif yaitu data yang diutarakan klien dan pandangannya terhadap data
tersebut.
O : Data objektif yaitu data yang didapat dari hasil observasi perawat, termasuk tanda-
tanda klinik dan fakta yang berhubungan denganpenyakit pasien (meliputi data fisiologis,
dan informasi dan pemeriksaan tenaga kesehatan).
A : Analisis yaitu analisa ataupun kesimpulan dari data subjektif dan data objektif.
P : Perencanaan yaitu pengembangan rencana segera atau yang akan datang untuk
mencapai status kesehatan klien yang optimal.
Adapun ukuran pencapaian tujuan tahap evaluasi dalamkeperawatan meliputi:
1. Masalah teratasi, jika klien menunjukkan perubahan sesuai dengan tujuan dan kriteria
hasil yang telah ditetapkan
2. Masalah teratasi sebagian, jika klien menunjukkan perubahan sebagian dari kriteria
hasil yang telah ditetapkan.
3. Masalah tidak teratasi, jika klien tidak menunjukkan perubahan dankemajuan sama
sekali yang sesuai dengan tujuan dan kriteria hasil yang telah ditetapkan dan atau
bahkan timbul masalah/diagnosa keperawatan baru.
BAB IV
KASUS PSORIASIS

Seorang perempuan bernama Ny. Y berumur 41 tahun datang ke poliklinik kulit dan
kelamin RSUD M. Yunus dan mengeluh sudah 2 minggu ini penyakit kulitnya kambuh,
timbul bercak-bercak merah bersisik tebal diseluruh tubuh yang sangat gatal. Keluhan
dirasakan di kaki, tangan, badan, leher hingga muka. Keluhan kembali muncul beberapa hari
setelah obat habis. Gatal terutama dirasakan saat terpapar sinar matahari. Pasien juga
mengeluhkan susah tidur dan aktifitas menjadi terganggu. Pasien pernah dirawat inap
sebanyak 3 kali sejak 3 tahun lalu bila penyakit yang diderita kambuh. Kambuh dirasakan
setiap obat habis. Tidak ada riwayat alergi dan obat-obatan pada pasien. Riwayat penyakit
serupa di keluarga tidak ada.
Dari pemeriksaan fisik didapatkan keadaan umum baik, kesadaran composmentis.
Pemeriksaan fisik secara umum dalam batas normal. Status dermatologi pada regio
ekstremitas superior dan inferior, trunkus, colli, serta wajah terdapat plak
eritem, dengan skuama kasar, berwarna putih, melekat, sebagian deskuamasi, bentuk
lentikular hingga numular atau plakat berbatas tegas, multipel, generalisata. Tidak dijumpai
Auspitz sign, kelainan selaput lendir, kuku, serta rambut.
4.1 Pengkajian
1. Identitas
 Nama                        : Ny. Y
Umur                        : 41 tahun
Suku/Bangsa            : Indonesia
Status perkawinan    : Sudah menikah
Agama                      : Islam
Pendidikan               : SMA
Pekerjaan                  : Buruh pabrik
Alamat                     : Jl. Hibrida No. 7 Bengkulu
Tanggal masuk RS   : 08 Desember 2010
Tanggal pengkajian  : 08 Desember  2010
Catatan kedatangan : Berjalan
2. Keluhan utama
Factor pencetus: klen mengatakan Keluhan kembali muncul beberapa hari setelah
obat habis. Gatal terutama dirasakan saat terpapar sinar matahari
Sifat keluhan (mendadak/perlahan-lahan/terus-menerus/hilang timbul atau berhungan
dengan waktu): klien mengatakan rasa gatal terus menerus terutama saat terkena
sinar matahari. Lokalisasi dan sifatnya
(menjalar/menyebar/berpidah-pindah/menetap: klien mengatakan rasa gataldirasakan
di kaki, tangan, badan, leher hingga muka
Berat ringannya keluhan: klien mengatakan  timbul bercak-bercak merah bersisik
tebal diseluruh tubuh yang sangat gatal sejak 2 minggu yang lalu.
Upaya yang telah dilakukan untuk mengatasi: klien mengatakan Pasien pernah
dirawat inap sebanyak 3 kali sejak 3 tahun lalu bila penyakit yang diderita
kambuh untuk  Keluhan saat pengkajian: pasien tidak mengeluhkan rasa sakit saat
pengkajian.
3. Riwayat kesehatan dulu
Penyakit yang pernah dialami (jenis penyakit, lama dan upaya untuk mengatasi,
riwayat masuk RS): klien mengatakan Pasien pernah dirawat inap sebanyak 3 kali
sejak 3 tahun lalu bila penyakit yang diderita kambuh
Alergi: klien mengatakan tidak ada riwayat alergi
4. Riwayat kesehatan keluarga
Penyakit menular atau keturunan dalam keluarga: klien mengatakan tidak ada
anggota keluarga yang pernah mengalami penyakit serupa dengan dirinya.
11 ola Gordon :
1) Pola persepsi dan pemeliharaan kesehatan
Persepsi terhadap penyakit: klien mengatakan akibat penyakit yang dideritanya
aktivitas sehari-hari menjadi terganggu.
2) Pola nutrisi dan metabolisme
Diet suplemen khusus       : k/ mengatakan tidak ada diet suplemen khusus
 Instruksi diet sebelumnya: psien dilarang makan makanan yang berminyak dan
pedas
Nafsu makan(normal, meningkat, menurun): klien mengatakan nafsu makannya
berkurang
3) Pola aktivitas dan latihan
Keluhan saat beraktivitas: klien mengatakan rasa gatal saat beraktivitas di tambah
dengan terkena nya matahari
4) Pola istirahat dan tidur
Lama tidur : 6 jam/malam, 1 jam tidur siang
Waktu: 23.00-05.00 WIB
Kebiasaan menjelang tidur: tidak ada
Masalah tidur: klien mengatakan susah tidur akibat rasa gatal yang dideritanya
dan Kesulitan tidur pada malam hari karena stress dan mimpi buruk.
5)  Pola kognitif dan persepsi
Status mental (sadar/tidak, orientasi baik/tidak): status mental pasien sadar
Bicara: Normal
Kemampuan berkomuniaksi: ya
Kemampuan memahami: ya
Tingkat ansietas: berat
Pendengaran: DBN
Penglihatan: DBN
Vertigo: ada
Ketidaknyamanan/ nyeri: tidak ada
Penatalaksanaan nyeri: tidak ada
6) Persepsi diri dan konsep diri
klien mengatakan Perasaan tidak percaya diri atau minder dan Perasaan terisolasi.
7) Pola peran hubungan
Pekerjaan: klien seorang buruh pabrik
System pendukung: pasangan dan keluarga serumah
8) Pola peran hubungan
Pekerjaan: klien seorang buruh pabrik
System pendukung: pasangan dan keluarga serumah
9) Pola seksual dan reproduksi
Gangguan pemenuhan kebutuhan biologis dengan pasangan dan Penggunaan obat
KB mempengaruhi hormon.
10) Keyakinan dan Percayaan
Agama: Islam
Pengaruh agama dalam kehidupan: berdo’a dan berikhtiar untuk kesembuhan
5. Pemeriksaan Fisik
Penampilan umum: klien tampak wajah terdapat plak eritem, dengan skuamakasar,
berwarna putih, melekat, sebagian deskuamasi, bentuk lentikular hingga numular
atau plakat berbatas tegas, multipel, generalisata.
Klien tampak sehat/sakit/sakit berat: klien sakit Karen merasa gatal
Kesadaran: kompos mentis
BB: 50 kg
TB: 160 m
Tanda-tanda vital:
TD: 120/80
ND: 100x/i
RR:24x/i
S: 38 oC
6. Analisa Data

No Ds & Do Etiologi Masalah


keperawatan
1 Ds : Penebalan epidermis& Gangguan Integritas
 Klien stratum korneum Kulit
mengatakan timbul
bercak-bercak merah Pelebaran pembuluh
bersisik tebal diseluruh darah dermis
tubuh yang sangat gatal
 Klien mengatakan Kadar nukleotida siklik
Keluhan dirasakan di abnormal
kaki, tangan, badan,
leher hingga muka Jumlah sel-sel basal
bermitosis meningkat
 Gatal terutama
dirasakan saat terpapar
Bergerak dengan cepat
sinar matahari
Do :
Epidermis mjd tebal
 Status dermatologi diliputi kerati yang tebal
pada regio ekstremitas ( sisik yang berwarna
superior dan inferior, perak)
trunkus, colli
 Wajah pasien terdapat Inflamasi dermal-
plak eritem epidermal
 Pada kulit pasien juga
Kerusakan integritas
terdapat skuama kasar,
kulit
berwarna putih,
melekat, sebagian
deskuamasi,bentuk
lentikular hingga
numular atau plakat
berbatas tegas,
multipel,generalisata.
Tidak dijumpai
Auspitz sign, kelainan
selaput lendir, kuku,
serta rambut.
2 Ds : Penebalan epidermis& Gangguan Citra
 Klien stratum korneum tubuh
mengatakan timbul
bercak-bercak merah Pelebaran pembuluh
bersisik tebal diseluruh darah dermis
tubuh yang sangat
gatal Kadar nukleotida siklik
 Klien mengatakan abnormal
Keluhan dirasakan di
kaki, tangan, badan, Jumlah sel-sel basal
leher hingga muka bermitosis meningkat
 Pasien juga
mengeluhkan susah Bergerak dengan cepat
tidur dan aktifitas
menjadi terganggu Epidermis mjd tebal
Do: diliputi kerati yang tebal
 Status dermatologi ( sisik yang berwarna
pada regio ekstremitas perak)
superior dan inferior,
trunkus, colli Inflamasi dermal-
epidermal
 Wajah pasien terdapat
Kerusakan integritas
plak eritem
kulit
 Pada kulit pasien juga
Perubahan penampilan
terdapat skuama kasar,
Ketakutan
berwarna putih,
melekat, sebagian
deskuamasi,bentuk
lentikular hingga
numular atau plakat
berbatas tegas,
multipel,generalisata.T
idak dijumpai Auspitz
sign, kelainan selaput
lendir, kuku, serta
rambut

3.2 Diagnosa Keperawatan


1. Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan inflamasi antara dermal-epidermal
sekunder
2. Ketakutan berhubungan dengan perubahan penampilan

3.3 Intervensi Keperawatan

No Dx Keperawatan Tujuan & Kriteria Hasil Intervensi


1 Gangguan integritas Setelah dilakukan Perawatan integritas kulit
kulit berhubungan pemeriksaan selama 3x24 Observasi
dengan proses jam, maka integritas kulit 1. Identifikasi penyebab
inflamasi dermal dan jaringan membaik gangguan integritas
epidermal dengan kriteria hasil : kulit
5. Kerusakan kulit Terapeutik
jaringan menurun 1. Ubah posisi tiap 2 jam
6. Kerusakan lapisan kulit jika tirah baring
menurun 2. Lakukan pemijatan
7. Nyeri menurun pada area penonjolan
8. Kemerahan menurun tulang, jika perlu
3. Bersihkan perineal
dengan air hangat,
terutama selama
periode diare
Edukasi
1. Anjurkan
menggunakan
pelembab
2. Anjurkan minum air
yang cukup
3. Anjurkan
meningkatkan asupan
nutisi
4. Anjurkan
meningkatkan asupan
buah dan sayur

2 Gangguan citra Setelah dilakukan Promosi Citra Tubuh


tubuh berhubungan pemeriksaan selama 3x24 Observasi :
dengan krisis jam, Citra tubuh membaik 1. Identifikasi harapan
kepercayaan diri dengan kriteria hasil : citra tubuh berdasarkan
akibat perubahan 6. Melihat bagian tubuh tahap perkembangan
bentuk tubuh membaik 2. Identifikasi perubahan
7. Verbalisasi kecacatan citra tubuh yang
bagian tubuh membaik mengakibatkan isolasi
8. Verbalisasi kehilangan social
bagian tubuh membaik 3. Monitor frekuensi
9. Respon non verbal pernyataan kritik
pada perubahan tubuh terhadap diri sendiri
membaik Terapeutik
10. Hubungan social 1. Diskusikan perubahan
membaik tubuh dan fungsinya
2. Diskusikan perbedaan
penampilan fisik
terhadap harga diri
3. Diskusikan cara
mengembangkan
harapan citra tubuh
secara realistis
4. Diskusikan persepsi
pasien dan keluarga
tentang perubahan
citra tubuh
Edukasi
1. Jelaskan kepada
keluarga tentang
perawatan perubahan
citra tubuh
2. Anjurkan
mengungkapkan
gambaran diri
terhadap citra tubuh
3. Anjurkan
menggunakan alat
bantu
4. Latih fungsi tubuh
yang di miliki
5. Latih peningkatan
penampilan diri
BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Psoriasis adalah sejenis penyakit kulit yang penderitanya mengalami proses
pergantian kulit yang terlalu cepat. Biasanya bentuk kulit bersisik.Kemunculan penyakit
ini terkadang untuk jangka waktu lama atau timbul/hilang, penyakit ini secara klinis
sifatnya tidak mengancam jiwa dan tidak menular tetapi karena timbulnya dapat terjadi
pada bagian tubuh mana saja sehingga dapat menurunkan kualitas hidup serta
mengganggu kekuatan mental seseorang bila tidak dirawat dengan baik.
Penyebab psoriasis sampai saat ini belum diketahui.Diduga penyakit ini diwariskan
secara poligenik. Walaupun sebagian besar penderita psoriasis timbul secara spontan,
namun pada beberapa penderita dijumpai adanya faktor pencetus antara lain: trauma,
infeksi, iklim.

5.2 Saran
Adapun saran yang ingin penulis sampaikan adalah keinginan penulis atau partisipasi
para pembaca, agar sekiranya mau memberikan kritik dan saran yang sehat dan bersifat
membangun demi kemajuan penulisan makalah ini. Kami sadar bahwa penulis adalah
manusia biasa yang pastinya memiliki kesalahan. Oleh karena itu, dengan adanya kritik
dan saran dari pembaca, penulis bisa mengkoreksi diri dan menjadikan makalah
kedepannya menjadi makalah yang clbih baik lagi dan dapat memberikan manfaat yang
lebih bagi kita semua.

Anda mungkin juga menyukai