DENGAN PSORIASIS
OLEH:
NAMA : MARLY
NIM :
CI LAHAN CI INSTITUSI
( ) ( )
2022
A. KONSEP MEDIS
1. DEFINISI
Faktor-faktor imun mungkin berperan karena penyakit yang parah dapat timbul pada
penderitanya mengalami proses pergantian kulit yang terlalu cepat. Penyakit ini
secara klinis sifatnya tidak mengancam jiwa dan tidak menular tetapi karena
timbulnya dapat terjadi pada bagian tubuh mana saja sehingga dapat menurunkan
kualitas hidup seseorang bila tidak dirawat dengan baik. (Effendy, 2005).
2. ETIOLOGI
Penyebab psoriasis sampai saat ini belum diketahui. Diduga penyakit ini
secara spontan, namun pada beberapa penderita dijumpai adanya faktor pencetus
antara lain:
a. Trauma
hal ini merupakan mekanisme fenomena Koebner. Khas pada psoriasis timbul
menyebabkan psoriasis gutata. Psoriasis juga timbul setelah infeksi kuman lain
c. Iklim
d. Faktor Endokrin
e. Sinar Matahari
namun pada beberapa penderita sinar matahari yang kuat dapat merangsang
beberapa penderita.
f. Metabolik
g. Obat-Obatan
3) Lithium yang dipakai pada pengobatan malaria dan depresi telah diakui sebagai
pencetus psoriasis.
4) Alkohol dalam jumlah besar diduga dapat memperburuk psoriasis.
gatal digaruk terlalu kuat atau penekanan anggota tubuh terlalu sering
2) Obat telan tertentu antara lain obat anti hipertensi dan antibiotik.
5) Makanan berkalori sangat tinggi sehingga badan terasa panas dan kulit
3. KLASIFIKASI
2) Psoriasis folikularis: Lesi dengan skuama tipis terletak pada muara folikel
rambut.
1) Psoriasis vulgaris: bentuk ini ialah jenis yang paling umum karena itu
3) Psoriasis putulosa: gejala awalnya ialah kulit yang nyeri disertai gejala
umum berupa demam, mudah capek, mual, dan nafsu makan menurun.
Kelainan kulit psoriasis yang telah ada makin merah. Setelah beberapa jam
timbul agak bengkak dan bintil-bintil bernanah pada bercak merah tersebut.
eritroderma.
terlalu kuat atau oleh penyakitnya sendiri yang meluas. Biasanya kelainan
kulit yang khas untuk psoriasis tidak tampak lagi karena terdapat
kemerahan dan bersisik tebal yang menyeluruh. Ada kalanya kelainan kulit
psoriasis masih tampak samar-samar, yakni lebih merah dan kulitnya lebih
meninggi.
5) Psoriasis kuku: menyerang dan merusak kuku. Permukaan kuku tampak
sulit sembuh.
6) Psoriasis artritis: penyakit ini dapat pula disertai peradangan pada sendi,
sehingga sendi terasa nyeri, membengkak dan kaku, persis seperti gejala
rematik. Pada tahap ini, penderita harus segera ditolong agar sendi-sendinya
4) Psoriasis fleksural atau inversus bila lesi didapatkan di daerah fleksor atau
dan lainnya.
4. PATOFISIOLOGI
Secara fisiologis, waktu yang diperlukan untuk suatu pertukaran normal sel
terkena digati setiap 3- 4 hari. Proriasis pada dasarnya adalah kondisi inflamasi kulit
dengan proses diferensiasi yang raktif terhadap epidermis secara abnormal dan
menjadi sangat cepat. Pertukaran sel yang cepat ini menyebakan peningkatan derajat
Psoriasis biasanya mencul pada usia akhir dekade kedua. Perjalanan alamiah
penyakit ini sangat berfluktuasi. Misalnya, sinar matahari, istirahat, dan musim
panas biasanya baik untuk penderita psoriasis. Infeksi saluran napas bagian atas
dapat memicu kekambuhan psoriasi akut dengan manifestasi erupsi pustula kecil
multipel di tubuh generalisata yang ditandai oleh pustula multipel disertai plak
Pada tahap lanjut, kondisi penyakit ini akan memberikan komplikasi pada
terjadinya sepsis atau suatu atritis deformans yag mirip dengan atritis rematoid,
disebut atritis psoriatika, timbul pada sekitar 5% pasien psoriasis (Muttaqin, 2011).
5. PATH WAY
Psorisasis
Penumpukan sel pada epidermis dan stratum korneum
GANGGUAN RASA
Adanya perubahan RESIKO INFEKSI
NYAMAN: NYERI
Penampilan diri
GANGGUAN
INTEGRITAS KULIT
6. MANIFESTASI KLINIS
predileksi, yakni pada kulit kepala, perbatasan daerah tersebut dengan muka,
ekstremitas bagian ekstensor terutama siku serta lutut, dan daerah lumbosakral.
Kelainan kulit terdiri atas bercak-bercak eritema yang meninggi (plak) dengan
skuama diatasnya. Eritema berbatas tegas dan merata. Skuama berlapis-lapis, kasar,
dan berwarna putih seperti mika, serta transparan. Pada psoriasis terdapat fenomena
pada goresan, seperti lilin digores. Pada fenomena Auspitz serum atau darah
Psoriasis juga dapat menyebabkan kelainan kuku yang agak khas yang disebut
7. KOMPLIKASI
timbul pada sekitar 30-40% pasien psoriasis. Bila psioriasis dapat menjadi
8. PEMERIKSAAN PENUNJANG
mellitus.
Pemeriksaan Histopatologi
Papilomatosis ini dapat memberi beberapa variasi bentuk seperti gambaran pemukul
keratinisasi terlalu cepat dan stratum korneum tampak menebal. Di dalam sel-sel
tanduk ini masih dapat ditemukan inti-inti sel yang disebut parakeratosis. Di dalam
stratum korneum dapat ditemukan kantong- kantong kecil yang berisikan sel radang
polimorfonuklear yang dikenal sebagai mikro abses Munro. Pada puncak papil
dermis didapati pelebaran pembuluh darah kecil yang disertai oleh sebukan sel-sel
9. PENATALAKSANAAN
Pendekatan terapeutik harus berupa pendekatan yang dapat dipahami oleh pasien,
pendekatan ini harus bisa diterima secara kosmetik dan tidak mempengaruhi cara
hidup pasien. Terapi psoriasis akan melibatkan komitmen waktu dan upaya oleh
a. Terapi topical
b. Formulasi ter
Mencakup losion, salep, pasta, krim dan sampo. Rendaman ter dapat
cepat. Terapi ter dapat dikombinasikan dengan sinar ultraviolet-B yang dosisnya
gelombang antara 280 dan 320 nanometer (nm). Selama fase terapi ini pasien
Pemakaian sampo ter setiap hari yang diikuti dengan pengolesan losion
steroid dapat digunakan untuk lesi kulit kepala. Pasien juga diajarkan untuk
c. Anthralin
mengatasi plak psoriatik yang tebal yang resisten terhadap preparat kortikosteroid
d. Kortikosteroid
ini dioleskan, bagian kulit yang diobati ditutup dengan kasa lembaran plastik
oklusif untuk menggalakkan penetrasi obat dan melunakkan plak yang bersisik.
e. Terapi intralesi
hati-hati agar kulit yang normal tidak disuntuik dengan obat ini.
begitu, obat ini bisa sangat toksik, khususnya bagi hepar yang dapat mengalamim
harus dilakukan untuk memastikan bahwa sistem hepatik, hematopoitik dan renal
hepar.
10. PENCEGAHAN
Pencegahan penyakit ini sebenarnya sulit karena jika telah terjangkit panyakit
ini, maka akan sulit untuk sembuh. Namun ada beberapa hal yang dapat mengurangi
1. PENGKAJIAN
dilakukan secara sistematis, berisikan informasi subjektif dan objektif dari klien
yang diperoleh dari wawancara dan pemeriksaan fisik. Pengkajian terhadap klien
meliputi :
a. Biodata
Biodata klien secara lengkap yang mencakup umur, penyakit psoriasis dapat
menyerang semua kelompok umur. Tetapi umumnya pada orang dewasa; jenis
kelamin, insiden pada pria agak lebih banyak dari pada wanita; suku bangsa, lebih
b. Riwayat Kesehatan
1) Keluhan utama
Keluhan yang timbul yaitu lesi bersisik pada kulit, terasa agak gatal dan
panas
Adanya infeksi sehingga tanda – tanda infeksi dapat ditemukan, dapat juga
psikologis yang tidak menyenangkan (stres, sedih, marah dll). Lesi yang
timbul semakin menghebat pada cuaca dingin, dan rasa gatal semakin terasa
sama dengan kondisi yang dirasa sekarang. Riwayat penyakit infeksi juga
hasilnya.
a) Pola makan sehari-hari: jumlah makanan, waktu makan, berapa kali sehari
makan.
atau perih.
3) Pola Eliminasi
a) Sering berkeringat.
b) Mimpi buruk.
b) Perasaan terisolasi.
c) Disorientasi, gelisah
2. DIAGNOSA KEPERAWATAN
ditandai dengan adanya gatal, gelisah, tidak mampu rileks, dan mengeluh sulit
b. Gangguan integritas kulit berhubungan dengan iritasi zat kimia, faktor mekanik,
perubahan status nutrisi ditandai dengan kerusakan jaringan kulit (kulit bersisik,
dan perseptual ditandai dengan tidak percaya diri, minder, perasaan terisolasi,
interaksi berkurang.
Gelisah menurun Identifikasi pengaruh nyeri pada diberikan berhasil atau tidak
12. Eritema pada kulit sekitar kkal/kgBB/hari dengan protein 1,25- Menambah informasi terkait
5. EVALUASI
Evaluasi adalah hasil yang didapatkan dengan menyebutkan item- item atauperilaku
yang dapat diamati dan dipantau untuk menentukan apakah hasilnya sudahtercapai
atau belum dalam jangka waktu yang telah ditentukan (NANDA 2015).
Effendy, Onong Uchjana. 2005. Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek.PT RemajaRosdakarya.
Bandung
Huda. N, Kusuma, H. 2015. Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosis Medis &
NANDA NIC – NOC. Jogjakarta : MediAction
Tim Pokja SDKI DPP PPNI. 2018. Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia. Jakarta :
Dewan Pengurus Pusat Persatuan Perawat Indonesia