Anda di halaman 1dari 9

KEPERAWATAN DEWASA MUSKULOSKELETAL, INTEGUMEN,

PERSEPSI SENSORI, DAN PERSARAFAN

MAKALAH DEKUBITUS

oleh:
Devi Elisa Dostya Ainul Qoyyimah 222310101199
Aliffia Nuriya Maulina 222310101201
Elshinta Dika Maharani 222310101204
Ahmad Zainuri 222310101208
Devi Chofifah Santoso 222310101210

KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET, DAN TEKNOLOGI


UNIVERSITAS JEMBER
FAKULTAS KEPERAWATAN
OKTOBER, 2022
KEPERAWATAN DEWASA MUSKULOSKELETAL, INTEGUMEN,
PERSEPSI SENSORI, DAN PERSARAFAN
Disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Keperawatan Dewasa Muskuloskeletal,
Integumen, Persepsi Sensori, dan Persarafan dengan dosen pembimbing Ns. Jon Hafan
S, M. Kep., Sp. Kep. MB

oleh:
Devi Elisa Dostya Ainul Qoyyimah 222310101199
Aliffia Nuriya Maulina 222310101201
Elshinta Dika Maharani 222310101204
Ahmad Zainuri 222310101208
Devi Chofifah Santoso 222310101210

KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET, DAN TEKNOLOGI


UNIVERSITAS JEMBER
FAKULTAS KEPERAWATAN
OKTOBER, 2022
STUDI KASUS

Kasus
Seorang pasien Laki-laki inisial F berusia 65 tahun didiagnosa menderita
Gastritis Akut dan gagal ginjal kronik yang sudah diderita selama 4 bulan. Pada
pemeriksaan status gizi berdasar LLA didapatkan hasil pasien mengalami status
gizi kurang. Keluarga mengatakan pasien sangat sulit untuk diberi makan karena
pasien sudah tidak memiliki selera makan. Keluarga juga mengatakan pasien
sangat jarang melakukan aktivitas di rumah maupun diluar, hanya terus menerus
berbaring di tempat tidur. Pasien sadar namun untuk melakukan aktivitas bisa
dikatakan sangat minimal. Pasien pertama kali terkena decubitus saat di rumah
namun luka semakin buruk saat di Rumah Sakit akibat tekanan yang secara terus
menerus karena pasien terus berbaring serta jarang melakukan mobilisasi.
Menurut keluarga, pasien sangat sulit dilakukan mobilisasi karena pasien
seringkali marah ketika ingin dibangunkan ataupun digerakkan. Pasien memiliki
riwayat merokok dan meminum minuman keras. Pasien mengalami luka dekubitus
dibagian tulang dekat bokong. Kesadaran pasien compos mentis, tekanan darah
110/70 mmHg, frekuensi denyut nadi 84x/menit, frekuensi pernafasan 20x/menit,
suhu 36,5 oC

Pengkajian
a. Identitas

Pasien Nama :
Tn.F
Jenis kelamin : Laki-
laki Usia 65
thn
b. Riwayat Kesehatan
1. Keluhan utama
Keluarga mengatakan pasien sangat sulit untuk diberi makan karena pasien
sudah tidak memiliki selera makan

2. Riwayat Kesehatan Sekarang


Keluarga mengatakan pasien sangat sulit untuk diberi makan karena pasien
sudah tidak memiliki selera makan. Pasien sangat jarang melakukan
aktivitas di rumah maupun diluar, hanya terus menerus berbaring di tempat
tidur
3. Riwayat Kesehatan Dahulu
Keluarga mengatakan pasien memiliki Riwayat Gagal ginjal kronik yang
diderita selama 4 bulan yang lalu.
4. Riwayat Kesehatan Keluarga
Keluraga mengatakan tidak mempunyai riwayat penyakit keturunan atau
penyakit tertentu.
c. Pemeriksaan fisik
1) Keadaan umum
Kesadaran compos mentis GCS E4,V5,M6
2) Tanda-
tanda vital
TD :
110/70
mmHgNadi
: 84x/mnt
RR :
20x/mnt
Suhu :
36,5 oC
d. Body system
B1 (breating)  Pergerakan dada : simetris
kanan/kiri
 Tidak terdapat alat bantu nafas
B2 (bleeding)  Irama jantung : Regular
 Nadi : 84x/mnt
B3 (brain)  GCS E4, V5, M6
B6 (bone)  Terdapat luka dekubitus
dibagian tulang dekat bokong

e. Pemeriksaan penunjang
1) LLA didapatkan hasil pasien mengalami status gizi kurang
f. Terapi: Tidak ada
Analisa Data
Data Focus Etiologi Diagnosa
DS : Penurunan Mobilitas Gangguan Integritas
Keluarga mengatakan Kulit
pasien sangat jarang
melakukan aktivitas di
rumah maupun diluar,
hanya terus menerus
berbaring di tempat tidur

DO :
Terdapat luka dekubitus
dibagian tulang dekat
bokong

DS : Faktor psikologis Defisit Nutrisi


Keluarga mengatakan pasien
sangat sulit untuk diberi
makan karena pasien sudah
tidak memiliki selera makan
DO :
Status gizi kurang

Diagnosa Keperawatan
1. Gangguan Integritas Kulit b.d penurunan mobilitas d.d kerusakan jaringan atau
lapisan kulit
2. Defisit Nutrisi b.d faktor psikologis d.d nafsu makan menurun
Intervensi

No. Diagnosa Keperawatan Tujuan & Kriteria Hasil Intervensi


1. Defisit Nutrisi Setelah dilakukan Tindakan Terapi Aktivitas
Keperawatan selama…x24 jam Observasi :
diharapkan keparahan dan cedera 1. Identifikasi status nutrisi
yang diamati atau dilaporkan 2. Monitor asupan makanan
menurun Dengan kriteria hasil: 3. Monitor berat badan
1. Verbalisasi keinginan untuk Terapeutik :
meningkatkan nutrisi meningkat 1. Lakukan oral hygiene sebelum makan, jika perlu
2. Pengetahuan tentang standar 2. Sajikan makanan secara menarik dan suhu yang sesuai
asupan nutrisi yang tepat meningkat 3. Berikan makanan tinggi serat untuk mencegah konstipasi
3. Sikap terhadap makanan/minuman 4. Berikan makanan tinggi kalori dan tinggi protein
sesuai dengan tujuan kesehatan
Edukasi :
meningkat
1. Anjurkan posisi duduk, jika mampu
2. Ajarkan diet yang di programkan

Kolaborasi :
1. Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan jumlah kalori
dan jenis nutrien yang dibutuhkan, jika perlu
2. Risiko jatuh Setelah dilakukan Terapi Aktivitas
Tindakan keperawatan selama…x24 Observasi :
jam diharapkan keparahan dan cedera 1. Identifikasi gangguan kognitif dan fisik yang
yang diamati atau dilaporkan menurun memungkinkan jatuh
Dengan kriteria hasil:
1. Keseimbangan saat berdiri
Terapeutik :
meningkat
1. Siapkan materi, media tentang faktor-faktor penyebab, cara
2. Keseimbangan saat berjalan
identifikasi dan pencegahan risiko jatuh di rumah sakit
meningkat
maupun di rumah
3. Pusing menurun
Edukasi :
1. Ajarkan mengidentifikasi tingkat kelemahan, cara berjalan
dan keseimbangan

2. Anjurkan meminta bantuan saat ingin menggapai sesuatu


yang sulit

3. Jelaskan pentingnya alat bantu jalan untuk mencegah jatuh


seperti tongkat, walker ataupun klub
4. Ajarkan memodifikasi area-area yang membahayakan
dirumah
Implementasi
No. Tanggal/jam Implementasi Evaluasi
1. Terapi Aktivitas 1. Mengidentifikasi status 1. Keluarga dan klien mengerti cara mengidentifikasi status
26 September 2019 / 07.00 nutrisi nutrisi
2. Memonitor asupan makanan 2. Keluarga dan klien mampu mengetahui tentang pentingnya
3. Memonitor berat badan makanan tinggi serat, tinggi kalori dan tinggi protein
26 September 2019 / 07.30 4. Melakukan oral hygiene 3. Keluarga dan klien mengetahui gangguan kognitif dan fisik yang
sebelum makan memungkinkan jatuh
5. Memberikan makanan tinggi 4. Keluarga dan klien mengetahui tentang pentingnya alat bantu
serat untuk mencegah jalan untuk mencegah terjadinya jatuh
konstipasi
6. Memberikan makanan tinggi
kalori dan tinggi protein
26 September 2019/ 08.00 7. Mengidentifikasi gangguan
kognitif dan fisik yang
memungkinkan jatuh
8. Mengajarkan
mengidentifikasi tingkat
kelemahan, cara berjalan dan
keseimbangan
9. Menjelaskan pentingnya alat
bantu jalan untuk mencegah
jatuh seperti tongkat, walker
ataupun klub
Evaluasi
No. Tanggal Dx. Kep Evaluasi Paraf
1. 26 1 S:
Septemb
er Klien mengatakan sakit perut, mual muntah dan tidak
enak makan
2019

O:
Wajah pucat, konjungtiva anemis
TD : 135/79 mmHg, suhu 36,7℃, Nadi 98x/menit,
RR 20x/menit

A:
Masalah belum teratasi

P : Lanjutkan intervensi

2 26 2 S:
September
2019 Klien mengatakan pusing kunang-kunang ≤ 1 bulan

O:
Klien tampak lemah dan wajah pucat

A:
Masalah belum teratasi

P:
Lanjutkan intervensi

Anda mungkin juga menyukai