Anda di halaman 1dari 23

LAPORAN PENDAHULUAN

ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY.L YANG MENGALA/.MI HALUSINASI


PENDENGARAN DENGAN MASALAH GANGGUAN PERSEPSI SENSORIK
DIWILAYAH KERJA PUSKESMAS KEC. PAKIS KAB.MALANG

DISUSUN OLEH :

MUHAMAD PRAYOGO PANGESTU SAPUTRA

AOA0180863

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KENDEDES MALANG

PROGRAM STUDI D III KEPERAWATAN

2021
LEMBAR PENGESAHAN

Laporan pendahuluan dan “Asuhan keperawatan pada ny.L yang mengalami Halusinasi
Pendengaran dengan Masalah Gangguan Persepsi Sensorik di Wilayah Kerja Puskesmas Kec.
Pakis Kab.Malang”

NAMA : M.PRAYOGO PANGSTU S

NIM : AOA0180863

PRODI : D3 KEPERAWATAN

Yang diselengarakan pada tanggal 03-08 Mei 2021 di polowijen 1, kediaman keluarga bapak.k

Malang,....MEI 2021

(M.PRAYOGO PS)

Mengetahui

Pembimbing institus
LAPORAN PENDAHULUAN

A. Kasus (masalah utama)


halusinasi pendengaran

B. Proses terjadinya masalah (tinjauan teori)

1.Definisi

Halusinasi adalah persepsi sensorik yang kelinu dan melibatkan panca indera (Yosep,
2010). Halusinasi adalah salah satu gejala gangguan sensori persepsi yang dialami oleh pasien
gangguan jiwa. Pasien merasakan sensasi berupa suara, penglihatan, pengecapan,
perabaan/penghidupan tanpa stimulus nyata (Keliat, 2011).

Halusinasi adalah pencerapan tanpa adanya rangsang apapun pada panca indera seorang
pasien. yang terjadi dalam keadaan sadar/ bangun, dasarnya mungkin organik, fungsional,
psikotik maupun histerik (Maramis, 2000 dalam Trimelia, 2011).

Jadi halusinasi merupakan gangguan persepsi sensorik yang terjadi pada saat keadaan
sadarkan diri. respon mengacu pada

2. Rentang respon

Persepsi mengacu pada sinyal dan interprestasi awal dari suatu stimulus berdasarkan
informasi yang diterima melalui panca indra. Respon neurobiologis sepanjang rentang sehat
sakit berkisar dari pikiran adaptif pikiran, persepsi akurat, emosi konsisten, dan perilaku sesuai
dengan respon maladaptif yang mencakup delusi, halusinasi, dan isolasi sosial. Rentang respon
dapat digambarkan sebagai berikut:

RESPON ADAPTIF RESPON MALADAPTIF

Pikiran Logis Pikirankadang Kelainan pikiran


Persepsi Akurat menyimpang Halusinasi
Emosi Konsisten Ilusi Sulit proses emosi
Dengan Pengalaman Reaksi emosional Perilaku tidak
Perilaku Sesuai Perilaku tidak lajim Teroganisasi
berhubungansosial Menarikdiri Isolasi sosial
Rentang respon neurobiologis (Stuart dan Sundeen, 1998 dalam Nurhalimah, 2016)

A. Rentang adaptif
Respon adaptif adalah respon yang dapat diterima norma-norma sosial budaya yang
bekerja. Dengan kata lain individu tersebut dalam batas normal jika menghadapi suatu
masalah akan dapat memecahkan masalah tersebut. Respon adaptif:
1) Pikiran logis adalah pandangan yang mengarah pada kesalahan
2) Persepsi akurat adalah pandangan yang tepat pada kenyataan
3) Emosi konsisten dengan pengalaman yaitu perasaan yang timbul dari
pengalaman ahli
4) Perilaku sosial adalah sikap dan tingkah laku yang masih dalam batas kewajaran
5) Hubungan sosial adalah proses interaksi dengan orang lain dan lingkungan
B. Respon psikososial
Respon psikososial Meliputi:
1) Proses piker adalah proses pikir yang menimbulkan gangguan
2) İlusi adalah miss interprestasi atau peni laian yang salah penerapan penerapan
yang benar-benar terjadi (objek nyata) karena rangsangan panca indra
3) Emosi berlebih atau berkurang
4) Perilaku tidak biasa adalah sikap dan tingkah laku yang melebihi batas
kewajaran
5) Menarik diri adalah percobaan untuk menghindari interaksi dengan orang lain.
C. Respon maladaptif Respon maladaptive adalah respon individu dalam menyelesaikan
masalah yang menyimpang dari norma sosial budaya dan lingkungan, ada pun respon
maladaptive antara lain:
1) Kelainan pikiran adalah keyakinan yang secara kokoh namun tidak walaupun
diyakin ioleh orang lain dan bertentangan dengan reaksi sosial.
2) Halusinasi merupakan persepsi senson yang salah atau persepsi eksternal yang
tidak realita atau tidak ada.
3) Proses kenisakan emosi adakah perubahan sesuatu yang timbul dari hati.
4) Perilaku tidak terorganisi merupakan sesuatu yang tidak teratur
5) Isolasi sosisal adalah kondisi kesendirian yang melayani olch individu dan
diterima sebagai ketentuan orang lain dan sebagai kecelakaan oleh yang
mengancam negatif. (Damaiyanti, 2012: 54)
3. .Faktor predisposisi

a. Faktor perkembangan
Tugas pasien tidak peduli misalnya rendahnya kontrol dan kehangatan keluarga pasien
tidak mampu mandiri sejak Kecil, mudah prustasi, kesalahan kepercayaan diri dan lebih
rentan terhadap stres.
b. Faktor sosiokultural
Seseorang yang merasa tidak diterima dilingkungannya sejak bayi akan merasa tidak
disingkirkan, kesepian, dan tidak percaya pada lingkungan.
c. Faktor biokimia
Mempunyai pengaruh terhadap gangguan jiwa. Stres adanya yang berlebih memperbaiki
sescorang maka di dalam tubuh akan dihasilkan zat yang dapat bersifat halusinogenik
neurokimia. Akibat stres berkepanjangan menyebabkan teraktivitasnya neutransmiter
otak.
d. Faktor psikologi
Tipe kepribadian lemah dan tidak bertanggung jawab mudah terjerumus adiktif. Hal
pada kesadaran zat berpengaruh pada ketidakmampuan pasien dalam mengambil
keputusan yang tepat demi masa kontrak. Pasien lebih memilih kesenangan sewaktu-
waktu dan lari dari alam nyata menuju alam hayal.
e. Faktor genetik dan pola asuh
Penelitian menunjukkan bahwa anak sehat yang diasuh oleh orang tua skizofrenia
cenderung mengalai skizofrenia, lHasil studi menunjukkan bahwa faktor keluarga
menunjukkan hubungan yang sangat berpengaruh pada penyakit (Prabowo, 2014)

4. Faktor presipitasi

a. Gangguan biologis
dalam komunikasi dan putaran balik otak, proses pembantuan informasi serta
abnormalitas pada pintu masuk dalam otak yang mengakibatkan ketidakmampuan untuk
mengaktifkan stimulus yang diterima oleh otak untuk diinterprestasikan.
b. Lingkungan stres
Ambang perubahan perilaku.
c. Sumber koping
Sumber koping mempengaruhi respons individu dalam faktor stres.
d. Perilaku Respons
klien terhadap halusinasi dapat berupa curiga, ketakutan, perasaan tidak aman, gelisah,
dan bingung, perilaku yang menarik diri, kurang perhatian, tidak mampu mengambil
keputusan serta tidak dapat membedakan nyata dan tidak.
5. Manifestasi klinis / tanda gejala

perilaku pasien yang berhubungan dengan halusinasi adalah sebagai berikut:

a. Bicara, senyum, dan ketawa sendin.


b. Menggerakan bibir tanpa suara, pergerakan mata cepat, dan respon verbal lambat.
c. Menarik din dari orang lain, dan berusaha untuk menghindari diri dari orang lain.
d. Tidak dapat membedakan antara keadaan nyata dan keadaan yang tidak nyata.
e. Terjadi penigkatan denyut jantung, pemapasan dan tekanan darah.
f. Perhatian dengan lingkaingan yang kurang atau hanya beberapa detik dan berkondentrası
dengan pengalaman sensorinya.
g. uriga, bermusuhan, merusak diri sendiri, orang lain dan lingkungannya dan takut.
h. Sulit berhubungan dengan orang lain.
i. Ekspresi muka tegang, mudah tersinggung, jengkel dan marah.
j. tidak mampu mengikuti perintah.
k. Tampak tremor dan berkeringat perilaku panik, dan agitasi.
C. Pohon masalah

D. Data yang perlu dikaji


1. Mengkaji Jenis Halusinasi
Ada beberapa jenis halusinasi pada pasien gangguan jiwa. Kira-kira 70% halusinasi
yang dialami oleh pasien gangguan jiwa adalah halusinasi dengar atau suara, 20%
halusinasi penglihatan, dan 10% halusinasi penghidu, pengecap. perabaan, senestikdan
kinestik. Mengkaji halusinasi dapat dilakukan dengan kondisi perilaku pasien dan
menanyakan secara verbal apa yang sedang melayani oleh pasien.
2. Mengkaji Isi Halusinasi
Ini dapat dikaji dengan menanyakan suara siapa yang didengar, apakah setuju dengan
halusinasi yang adalah halusinasi dengar. Atau apa bentuk bayangan yang dilihat oleh
pasien, bila jenis halusinasinya adalah halusinasi penglihatan, bau apa yang tercium
untuk halusinasi penghidu, rasa apa yang dikecap untuk halusinasi pengecapan, atau
merasakan apa dipermukaan tubuh halusinasi perabaan.
3. Mengkaji Waktu, Frekuensi, dan Situasi Munculnya
Halusinasi Perawat juga perlu mengkaji waktu, frekuensi, dan situasi halusinasi yang
dilakukan oleh pasien.Hal ini dilakukan untuk menentukan intervensi khusus pada
waktu yang menyebabkan situasi yang menyebabkan halusinasi.Schingga pasien tidak
larut dengan halusinasinya.Dengan begitu, frekuensi kejadian yang dapat direncanakan
frekuensi tindakan Informasi ini penting untuk mencegah terjadinya pencetus
halusinasi,

Data Subjektif
a) Tidak mampu memecahkan masalah halusinasi (misalnya: mendengar suara- suara atau
melihat bayangan).
b) Mengeluh cemas dan khawatir
Data Objektif
a. Mudah tersinggung
b. Apatis dan cenderung menarik diri
c. Tampak gelisah, perubahan perilaku dan pola komunikasi kadang berhenti bicara
seolah-olah mendengar sesuatu.
d. Menggerakan bibirnya tanpa menimbulkan suara
e. Menyeringai dan tertawa yang tidak sesuai
f. Gerakan mata yang cepat
g. Pikiran yang berubah-ubah dan konsentrasi rendah
h. Kadang tampak ketakutan
i. Respon-respon yang tidak sesuai (tidak mampu berespon terhadap petunjuk yang
komplek)
E. Diagnosa keperawatan
Gangguan Persepsi Sensori b.d Halusinasi Pendengaran
F. Rencana tindakan

A. Tindakan Keperawatan Untuk Pasien Gangguan Persepsi Sensori


Halusinasi. Tujuan: Pasien mampu:

a) Membina hubungan saling percaya

b) Mengenal halusinasi dan mampu mengontrol halusinasi dengan cara menghardik

B.Tindakan Keperawatan

Membina Hubungan Saling Percaya dengan cara:

a) Mengucapkan salam setiap kali berinteraksi dengan pasien dan


b) Berkenalan dengan pasien: perkenalkan nama dan nama panggilan yang perawat
sukai, serta tanyakan nama dan nama panggilan yang disukai pasien
c) Menanyakan perasaan dan keluhan pasien saat ini
d) Buat kontrak asuhan apa yang perawat akan lakukan bersama pasien, berapa
lama akan dikerjakan, dan tempat pelaksanaan asuhan keperawatan.
e) Jelaskan bahwa perawat akan merahasiakan informasi yang diperoleh untuk
kepentingan terapi
f) Setiap saat tunjukkan sikap empati terhadap pasien
g) Penuhi kebutuhan dasar pasien bila memungkinkan
h) Membantu pasien menyadari ganguan sensori persepsi halusinasi
i) Tanyakan pendapat pasien tentang halusinasi yang dialaminya: tanpa
mendukung, dan menyangkal halusinasinya.
j) Mengidentifikasi isi, frekuensi, waktu terjadinya, situasi pencetus, perasaan,
respon dan upaya yang sudah dilakukan pasien untuk menghilangkan atau
mengontrol halusinasi.
k) Melatih Pasien cara mengontrol halusinasi:

Secara rinci tahapan melatih pasien mengontrol halusinasi dapat dilakukan


sebagai berikut:

1) Jelaskan cara mengontrol halusinasi dengan menghardik dengan cara


mengajarkan px menutup telinga dengan kedua tangannya dan menutup
matanya sambil berkata “pergi kamu suara palsu,pergi kamu suara
palsu,saya tidak mendengar”
2) Berikan kesempatan pasien mempraktekkan cara menghardik, dengan cara
mengulanginya 3 kali
3) Beri pujian untuk setiap kemajuan interaksi yang telah dilakukan oleh
pasien.
4) Siap mendengarkan ekspresi perasaan pasien setelah melakukan tindakan
keperawatan untuk mengontrol halusinasi. Mungkin pasien akan
mengungkapkan keberhasilan atau kegagalannya. Beri dorongan terus
menerus agar pasien tetap semangat meningkatkan latihannya.

C. Evaluasi Kemampuan Pasien dan Keluarga

Evaluasi keberhasilan tindakan keperawatan yang sudah di lakukan untuk pasien


gangguan sensori persepsi halusinasi adalah sebagai berikut

Pasien mampu:
memperatekkan ulang yang diajarkan perawat

a) Menilai manfaat cara mengontrol halusinasi dalam mengendalikan halusinasi

Keluarga mampu:

 Menjelaskan halusinasi yang dialami oleh pasien


 Menjelaskan cara merawat pasien halusinasi melalui cara mengontrol halusinasi
yaitu menghardik
 Mendemonstrasikan cara merawat pasien halusinasi
 Menjelaskan fasilitas kesehatan yang dapat digunakan untuk mengatasi masalah
pasien
 Menilai dan melaporkan keberhasilannnya merawat pasien
STRATEGI PERENCANAAN 1 (SP 1)

A. Kondisi
Keluarga pasien mengatakan px selalu merasakan telingannya dipenuhi suara,px juga
sering melamun dan berbicara sendiri,terkadang suka teriak

B. Diagnosa Keperawatan
Gamgguan persepsi sensori b.d halusinasi pendengaran
C. Tujuan

a.Membina hubungan saling percaya

b. Mengenal halusinasi dan mampu mengontrol halusinasi dengan cara menghardik

D. Intervensi
 Membina hubungan saling
 percaya\Mengenal halusinasi dan mampu mengontrol halusinasi dengan cara menghardik

E. Strategi Pelaksaan
A. Orientasi
a. salam terpeutik
“assalam’mualaikumibu,selamat pagi maaf meganggu waktunya perkenalkan
saya prayogo mahasiswa stikes kendedes malang yang sedang melaksanakan
praktik di kec.pakis kalau boleh tau nama ibu siapa ya?”
b. evaluas/validasi
bagaimana kabar ibu?
c. kontrak
1) topik
“sebelumnya saya minta maaf telah meganggu waktu ibu dam
mengubungi ibu melalui telfon ,tujuan saya menghubungi ibu yaitu untuk
memberi edukasi yaitu cara mengontrol halusinasi”
2) waktu
apakah saya bisa meminta waktunya sekitar 10-15 menit saja apakah ibu
keberatan?
B. Kerja
“apakah px masih sering mendengar suara”
“apakah ibu mendengar suara seperti yang didengarkan px”
“saat px emosi apa kata kata yg keluar dari mulut px?”
“bagaimana kalau kita belajar cara mencegah suara-suara agar tidak muncul lagi”
“caranya seperti ini:
“saat px mendengarkan suara suara tersebut
1.tutup telinga dengan kedua tangan dan sambil mata dipejamkan
2.sambil dalam hati berkata “saya tidak mau dengar. saya tidak mau dengar.
pergi kamu. pergi kamu. kamu suara palsu. begitu berulang ulang sampai
suara itu tidak terdengar lagi,apakah ibu sudah paham yang saya jelaskan dan
bisa mengajarkan px sesuai yang saya ajarkan?”
C. Terminasi
a) evaluasi subjektif
“bagaimana perasaan ibu dengan obrolan kita tadi?”
b) evaluasi objektif
“setelah kita ngobrol panjang lebar,sekarang coba ibu simpulkan pembicaraan
kita tadi”
“coba sebut kan cara bagaimana mencegahkan jika suara itu terdengar oleh
px?”
c) rencana tindak lanjut
“ibu bisa mengajarkan px jika suara-suara itu muncul lagi”
DAFTAR PUSTAKA

Keliat BA, Ria UP, Novy H. 2005. Proses Keperawatan Kesehatan Jiwa.Edisi 2. Jakarta.
EGC.

Maramis W. F.1998. Catatan Keperawatan Kesehatan Jiwa, Jakarta: EGC.

Residen bagian Psikiatri UCLA. 1990. Buku Saku Psikiatri. Jakarta: EGC

Stuart & Laraia. 2001. Prinsip dan praktik keperawatan psikiatri.USA: Perusahaan Mosby.

Stuart & Sudeen. 1998. Buku Saku Keperawatan Jiwa .Edisi 3. Jakarta: EGC.

Stuart, G. W. 2007. Buku Saku Keperawatan Jiwa .Edisi 5. Jakarta. EGC.


FORMAT PENGKAJIAN KEPERAWATAN JIWA
1. IDENTITAS
1. Nama : Ny.L
2. Umur : 52tahun
3. Tgl Pengkajian : 6 mai 2021
4. No Register :
5. Alamat :desa saptorenggo
6. Tgl masuk :

2. ALASAN MASUK

3. FAKTOR PREDIPOSISI
1. Pernah mengalami gangguan jiwa di masa lalu □ya □ tidak
2. Pengobatan sebelumnya □ berhasil □ belum berhasil □ tidak berhasil
3. Adakah anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa □ ya □ tidak
Hubungan
Keluarga: ibu kandung
Grejala………………………………………
Riwayat pengobatan
sudah hampir 5 tahun px tidak mau dibawa lagi ke RSJ dan meminum obat
Pengalaman masa lalu yang tidak menyenangkan : pernah keliling kampung
tanpa busana,dan suka membentak kakak kandungnya
……………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………
…………..
Masalah keperawatan :……………………………………………………………

4. PEMERIKASAAN FISIK
1. Tanda Vital : TD: mmHg, HR: x/mnt, S: ºC, RR: x/mnt
2. Ukur : TB: 150 cm, BB 50 kg, □ naik □ turun
3. Keluhan Fisik : □ ya □ tidak
Bentuknya:
……………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………...Mas
alah Keperawatan:………………………………………………………………..

5. PSIKOSOSIAL
1. Genogram
2.
a. Genogram

Keterangan
: laki-laki meninggal

: perempuan meninggal

: laki-laki

:perempuan

pasien
Keterangan :
……………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………
………

3. Konsep Diri
i. Citra tubuh:
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
……
ii. Identitas:
px adalah seorang ibu yang memiliki 1 anak dan sudaah memiliki cucuk
iii. Peran :
menjadi seorang ibu dan seorang nenek
iv. Ideal diri :
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
……
v. Harga diri :
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
……
Masalah perawatan:
…………………………………………
t……………………………………………………………………………
………………………………………
4. Hubungan sosial
i. Orang terdekat: hubungan dengan keluarga baik
……………………………………………………………………………

ii. Peran serta dalam kegiatan kelompok:
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
……...
Masalah keperawatan :
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
….....
5. Spiritual :
i. Nilai dan keyakinan: baik
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
……
ii. Kegiatan ibadah:
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
……...
Masalah keperawatan:
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
….......

6. STATUS MENTAL
4. Penampilan : baik
……………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………

5. Pembicaraan :
6. ……………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………
……..
7. Alam Perasaan :
..................................................................................................................................
..................................................................................................................................
..........
8. Afek :
……………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………
……
9. Interaksi Selama Wawancara :
……………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………
……
10. Persepsi :
……………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………
……
11. Proses Pikir selalu berfikir bawah adiknya yang merebut
suaminya :................................................................................................................
..................................................................................................................................
............................
12. Isi Pikir :
Pasien sering mendengar bahwa ada yg membisikan dia dan suaranya berisik
sekali
13. Tingkat Kesadaran : kesadaran baik
……………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………
……..
14. Memori :
……………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………
…..
15. Tingak Konsentrasi dan Berhitung :
……………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………
……
16. Kemapuan Penilaian :
……………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………
……..
17. Daya tilik diri :
..................................................................................................................................
..................................................................................................................................
..........
Masalah Keperawatan :
……………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………
……
7. KEBUTUHAN PERSIAPAN PULANG
1. Makan :teratur dengan 1 porsi habis sekali makan
2. BAB/BAK :baik,
3. Mandi :mandi rutin
4. Berpakaian/berhias :pakaian bersih
5. Istirahat tidur :istirahat normal jika ada gangguan maka
terbangun
6. Penggunaan obat :
7. Pemeliharaan kesahatan :baik
8. Aktifitas dirumah : mengerjakan pekerjaan rumah
9. Aktifitas di luar rumah : berkebun.dll

Masalah keperawatan :
…………………………………………………………………………………………
……

8. MEKANISME KOPING

Adaptif Maladatif

 Berbicara dengan orta  Minuman alkohol


 Mampu menyelesaikan masalah  Reaksi lambat
 Teknik relokasi  Berkerja berlebihan
 Aktifitas konstruktif  Menghindar
 Olah raga  Mencederai diri
 lainnya  Lainnya

Masalah Keperawatan :
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
……
9. MASALAH PSIKOSOSIAL DAN LINGKUNGAN :
Masalah dengan dukungan kelompok : tidak ada
…………………………………………………………………………………………

Masalah dengan lingkungan :
…………………………………………………………………………………………

Masalah dengan pendidikan : tidak ada
…………………………………………………………………………………………

Masalah dengan pekerjaan :tidak ada
…………………………………………………………………………………………

Masalah dengan rumah : sering berbicara sendiri dan melamun
…………………………………………………………………………………………
….
Masalah dengan ekonomi : baik
…………………………………………………………………………………………

Masalah dengan pelayanan kesehatan : baik
…………………………………………………………………………………………

Masalah lainnya : tidak ada
…………………………………………………………………………………………

Masalah keperawatan :
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
……
10. KURANG PENGETAHUAN TENTANG :
 Penyakit jiwa
 Koping
 Penyakit fisik
 Faktor predisposisi
 Sistem pendukung
 Obat-obatan
 lainnya
11. ASKEP PENUNJANG
Diagnosa medis :
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…….
Tarapi medis :
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
……
Laporatorium :
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
……

12. DAFTAR MASALAH KEPERAWATA

Data maladatif Masalah keperawatan


13. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Gangguan persepsi sensori : halusinasi pendengaran
14. TAHAPAN PENANGANAN KLIEN
18. Skor kategori:
…………………………………………………………………………
19. Tahapan penanganan fase :
……………………………………………………………
20. Tujuan pengobatan : agar klien bisa mengontrol dirinya sendiri
21. Pengkajian keperawatan :
……………………………………………………………
22. Intervensi keperawatan : a.
23. Hasil yang diharapkan : klien mampu mengontrol halusinasinya
ANALISIS DATA

No Data fokus Etiologi Masalah


keperawatan
Ds : Halusinasi Gangguan persepsi
Keluarga pasien mengatakan sensori
px selalu merasakan
telingannya dipenuhi suara,px
juga sering melamun dan Melamun
berbicara sendiri,terkadang
suka teriak
Do :-
Bicara sendiri

Mendengar suara bisikan

Gangguan pendengaran

implementai dan evaluasi

Tgl
Dx px S O A P I E

Sabtu,8 Gangguan Keluarga pasien - Gangguan Sp1 Sp1 S : keluarga px


mei 2021 persepsi mengatakan px persepsi  Membina  Membina mengataka
Jam 9.30 sensori selalu sensori hubungan hubungan n sudah
wib merasakan saling saling paham apa
telingannya  percaya\Menge  percaya\Me yang
dipenuhi nal halusinasi ngenal dijelaskan
suara,px juga dan mampu halusinasi oleh
sering melamun mengontrol dan mampu perawat
dan berbicara halusinasi mengontrol O : keluarga px
sendiri,terkadan dengan cara halusinasi bisa
g suka teriak menghardik dengan cara menjelaska
menghardik n dan
memperaga
kan
kembali
apa yang
dijelaskan
dan
diajarkan
px
A : sudah
teratasi
P: intervensi
dihentikan

Anda mungkin juga menyukai