PEMBIMBING :
DISUSUN OLEH :
NATASYA LUMENTA
NIM : 711440119075
JURUSAN KEPERAWATAN
2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas cinta dan Kasihnya kepada
saya sehingga pembuatan “Asuhan Keperawatan Jiwa pada T.n D.T Gangguan Jiwa
Halusinasi Pendengaran
Penulis berharap ini dapat memberikan banyak manfaat bagi para pembaca pada
umumnya dan penulis pada khususnya. Asuhan Keperawatan Jiwa yang saya buat ini
masih sangat jauh dari kata sempurna ,maka dari itu penulis sangat mengharapkan kritik
dan saran dari para pembaca untuk bisa saya perbaiki dan membuat asuhan keperawatan
yang lebih baik.
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
Latar Belakang
Rumusan Masalah
Tujuan Masalah
BAB 5
Pembahasa
Daftar Pustaka
BAB 1 PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG
Asuhan keperawatan adalah rangkaian interaksi perawat dengan klien dan lingkungannya
untuk mencapai tujuan pemenuhan kebutuhan dan kemandirian klien dalam merawat dirinya.
Pelayanan keperawatan adalah suatu bentuk pelayanan professional yang merupakan bagian
integral dari pelayanan kesehatan yang didasarkan pada ilmu dan kiat keperawatan ditujukan
kepada individu, keluarga, kelompok, atau masyarakat, baik sehat maupun sakit (UU RI
No.38 tahun 2014, tentang Keperawatan.)
Halusinasi adalah salah satu gejala gangguan jiwa di mana klien mengalami perubahan
sensori persepsi, merasakan sensasi palsu berupa suara, penglihatan, pengecapan, perabaaan
atau penghiduan. Klien merasakan stimulus yang sebetulnya tidak ada (Damaiyanti,
2012).Halusinasi adalah hilangnya kemampuan manusia dalam membedakan rangsangan
internal (pikiran) dan rangsangan eksternal (dunia luar). Klien iagno persepsi atau pendapat
tentang lingkungan tanpa ada objek atau rangsangan yang nyata. Sebagai contoh klien
mengatakan mendengar suara padahal tidak ada orang yang berbicara(Kusumawati &
Hartono, 2012).
Halusinasi yang paling banyak diderita adalah halusinasi pendengaran mencapai lebih
kurang 70%, sedangkan halusinasi penglihatan menduduki peringkat kedua dengan rata-rata
20%. Sementara jenis halusinasi yang lain yaitu halusinasi pengucapan, penghidu, perabaan,
kinesthetic, dan cenesthetic hanya meliputi 10%,(Muhith, 2015).Menurut
Videbeck(2008)dalam Yosep (2009) tanda pasien mengalami halusinasi pendengaran yaitu
pasien tampak berbicara ataupun tertawa sendiri, pasien marah-marah sendiri, menutup
telinga karena pasien menganggap ada yang berbicara dengannya.
RUMUSAN MASALAH
Dalam penulisan laporan ini perumusan masalahnya adalah bagaimana aplikasi asuhan
keperawatan pada klien dengan masalah utama halusinasi pada Ny.I di Kelurahan Tuminting
Kecamatan Tuminting Kota Manado.
TUJUAN MASALAH
Tujuan Umum
Untuk mengetahui asuhan keperawatan pada klien dengan halusinasi dan iagno
pengetahuan kepada pembaca tentang asuhan keperawatan kepada klien dengan
halusinasi.
Tujuan Khusus
A.Pengertian
Halusinasi adalah gangguan persepsi sensori dari suatu obyek rangsangan dari luar, gangguan
persepsi sensori ini meliputi seluruh pancaindra. Halusinasi merupakan salah satu gejala
gangguan jiwa yang pasien mengalami perubahan sensori persepsi, serta merasakan sensasi
palsu berupa suara, penglihatan, pengecapan, perabaan, atau penciuman. Pasien merasakan
stimulus yang sebetulnya tidak ada. Pasien gangguan jiwa mengalami perubahan dalam hal
orientasi realitas (Yusuf, et all, 2015).
Halusinasi pendengaran menurut yaitu seperti mendengar suara yang membicarakan, mengejek,
menertawakan, mengancam, memerintahkan untuk melakukan sesuatu (kadang-kadang hal yang
berbahaya).
Perilaku yang muncul adalah mengarahkan telinga pada sumber suara, bicara atau tertawa
sendiri, marah-marah tanpa sebab, menutup telinga, mulut komat-kamit, dan ada gerakan
tangan.
B. Etiologi
Etiologi halusinasi menurut Yusuf, dkk (2015) antara lain:
Faktor Predisposisi
1. Faktor Perkembangan
Hambatan perkembangan akan mengganggu hupakngan interpersonal yang dapat meningkatkan
stress dan ansietas yang dapat berakhir dengan ganggguan persepsi. Pasien mungkin menekan
perasaannya sehingga pematangan fungsi intelektual dan emosi tidak efektif.
3. Faktor Psikologis
Hupakngan interpersonal seseorang yang tidak harmonis, serta peran ganda atau peran yang
bertentangan dapat menimpaklkan ansietas berat berakhir dengan pegingkaran terhadap
kenyataan, sehingga terjadi halusinasi.
4. Faktor Biologis
Struktur otak yang abnormal ditemukan pada pasien gangguan orientasi realitas, serta dapat
ditemukan atropik otak, perubahan besar, serta bentuk sel kortikal dan limbic.
5. Faktor Genetik
Gangguan orientasi realitas termasuk halusinasi umumnya ditemukan pada
pasien skizofrenia. Skizofrenia ditemukan cukup tinggi pada keluarga yang salah satu anggota
keluarganya mengalami skizofrenia, serta akan lebih tinggi jika kedua orang tua skizofrenia.
Faktor Presepitasi
1. Stresor Sosial Pakdaya
Stress dan kecemasan akan meningkat bila terjadi penurunan stabilitas keluarga, perpisahan
dengan orang yang penting, atau diasingkan dari kelompok dapat menimpaklkan halusinasi.
2. Faktor Biokimia
Penelitian tentang iagnose, norepinetrin, indolamin, serta zat halusigenik diduga berkaitan
dengan gangguan orientasi realitas termasuk halusinasi.
3. Faktor Psikologis
Intensitas kecemasan yang ekstream dan memanjang disertai terbatasnya kemampuan mengatasi
masalah memungkinkan berkembangnya gangguan orientasi realistis. Pasien mengembangkan
koping untuk menghindari kenyataan yang tidak menyenangkan.
4. Faktor Perilaku
Perilaku yang perlu dikaji pada pasien dengan gangguan orientasi realitas berkaitan dengan
perubahan proses pikir, afektif persepsi, motorik, dan social
pemikiran pada timpaklnya kecemasan dan pada penanganan pikiran untuk mengurangi
kecemasan tersepakt. Dalam tahap ini, ada kecendrungan klien merasa nyaman dengan
halusinasinya dan halusinasi ini bersifat sementara.
Tahap 3: Condmning Severe Level of Anxiety
Di tahap ini halusinasi bersifat menyalahkan dan sering mendatangi klien. Pengalaman sensori
individu menjadi sering datang dan mengalami bias sehingga pengalaman sensori tersepakt
mulai bersifat menjijikan dan menakutkan. Individu mulai merasa kehilangan kendali, tidak
mampu mengontrol dan berusaha untuk menjauhi dirinya dengan objek yang dipersepsikan
individu. Individu akan merasa malu karena pengalaman sensorinya tersepakt dan akhirnya
menarik diri dengan orang lain dengan intensitas waktu yang lama.
a. Pikiran logis berupa mendapat atau pertimbangan yang dapat di terima akal.
b. Persepsi akurat berupa pandangan dari seseorang tentang sesuatu peristiwa secara cermat dan
tepat sesuai perhitungan.
c. Emosi konsisten dengan pengalaman berupa ke mantapan perasaan jiwa yang timpakl sesuai
dengan peristiwa yang penuh di alami.
d. Perilaku sesuai dengan kegiatan individu atau sesuatu yang berkaitan dengan individu
tersepakt di wujudkan dalam bentuk gerak atau ucapan yang bertentangan dengan moral.
2. Respon maladaptive
a. Kelainan pikiran adalah keyakinan yang secara kokoh di pertahankan walaupun tidak di yakini
oleh orang lain dan bertentangan dengan kenyataan social.
b. Halusinasi merupakan gangguan yang timpakl berupa persepsi yang salah terhadap
rangsangan.
c. Tidak mampu mengontrol emosi berupa ketidak mampuan atau menurunnya kemampuan
untuk mengalami kesenangan kebahagiaan, keakraban, dan kedekatan.
Isolasi social adalah kondisi kesendirian yang di alami oleh individu karna orang lain
menyatakan sikap yang di alami oleh individu.
D.Penatalaksanaan Medis
a. Haloperidol
1) Klasifikasi : antipskotik, neuroleptic, paktirofenon
2) Indikasi
Penatalaksanaan psikosis kronik dan akut, pengendalian
hiperaktivitas dan masalah perilaku berat pada anak-anak.
3) Mekanisme Kerja
Mekanisme kerja anti psikotik yang tepat belum dipenuhi sepenuhnnya, tampak menekan
susunan saraf pusat pada tingkat subkortikal formasi retricular otak, mesenfalon dan batang otak.
4) Kontraindikasi
Hipersensivitas terhadap obat ini pasien depresi SSP dan sumsum tulang belakang, kerusakan
otak subkortikal, penyakit Parkinson dan anak dibawah usia 3 tahun.
5) Efek Samping
Sedasi, sakit kepala, kejang, insomnia, pusing, mulut kering dan
anoreksia.
b. Clorpromazin
3) Mekanisme Kerja
Mekanisme kerja antipsikotik yang tepat belum dipahami sepenuhnya, namun berhupakngan
dengan efek antidopaminergik. Antipsikotik dapatmenyekat reseptor dipamine postsinaps pada
ganglia basa, hipotalamus, system limbic, batang otak dan medulla.
4) Kontraindikasi
Hipersensitivitas terhadap obat ini, pasien koma atau depresi sumsum tulang, penyakit
Parkinson, insufiensi hati, ginjal dan jantung, anak usia dibawah 6 tahun dan wanita selama masa
kehamilan dan laktasi.
5) Efek Samping
Sedasi, sakit kepala, kejang, insomnia, pusing, hipertensi, ortostatik, hipotensi, mulut kering,
mual dan muntah.
c. Trihexypenidil ( THP )
1) Klasifikasi antiparkinson
2) Indikasi
Segala penyakit Parkinson, gejala ekstra pyramidal berkaitan
dengan obat antiparkinson.
3) Mekanisme Kerja
Hipersensitivitas terhadap obat ini, glaucoma sudut tertutup, hipertropi prostat pada anak
dibawah usia 3 tahun.
5) Efek Samping
BAB III
TINJAUAN KASUS
FORMAT PENGKAJIAN KEPERAWATAN KESEHATAN JIWA
IDENTITAS KLIEN
Inisial : Tn. V.W
Jenis kelamin : laki-laki
Umur : 53 Tahun
Informan : Pasien
Tahun masuk RS : 30 maret 2021
Tanggal pengkajian : 10 November 2021
Nomor Registrasi : 7452
ALASAN MASUK
kliem Marah-marah tanpa sebab, sering berjalan-jalan tanpa tujuan dan berbicara kacau
FAKTOR PREDISPOSISI
Pernah mengalami gangguan jiwa dimasa lalu :
Pasien mengalami gangguan jiwa, dan pernah dibawa ke psikiater tetapi terapi itu tidak berhasil
Pengobatan sebelumnya :
Pernah di bawa ke psikiater, tetapi tidak berhasil.
Masalah yang pernah dialami oleh pasien :
Adakah anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa ? : tidak
PEMERIKSAAN FISIK
Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain : pasien tidak memiliki hambatan karena pasien
sudah bisa bergaul dengan baik dengan teman-temannya
Spiritual
Nilai dan keyakinan :
Pasien beragama kristen protestan
Kegiatan ibadah :
Pasien sering mengikuti ibadah yang dilaksanakan RS
STATUS MENTAL
Penampilan : ( v ) tidak rapi
( ) penggunaan pakaian tidak sesuai
( ) cara berpakaian tidak seperti biasanya
Jelaskan : pasien memakai baju yang masi kotor :
( ) gagap ( )
inkoheren
( ) apatis ( ) lambat
( ) gembira berlebihan
Persepsi/ Halusinasi :
( v ) Pendengaran ( ) penglihatan
( ) Perabaan ( ) pengecapan
( ) pengecapan ( ) penghidu Jelaskan :
Jenis halusinasi : pendengaran
Isi halusinasi : mendengar suara bisikan berupa hiss, hiss, hiss dan
mendengar suara Tuhan atau Nabi yg berupa " Nak jangan nakal "
Waktu halusinasi : sore dan sebelum tidur atau ketika sendirian dan melamun
Frekuensi halusinasi : kadang
8. Proses pikir : ( v ) Sircumstansial ( ) Tangensial
( ) Kehilangan asosiasi
( ) flight of idea ( ) Blocking
( v ) Pengulangan pembicaraan persevarasi
( ) pikiran magis
MEKANISME KOPING
Adaptif
(v ) Bicara dengan orang lain
( ) Mampu menyelesaikan masalah
( v ) Tehnik relaksasi
( ) Aktivitas konstruktif
( ) Mencederai diri/orang lain/barang
( ) Lain-lain
Mal adaptif
( ) Minum alkohol
( ) Reaksi lambat/ berlebihan
(v ) Bekerja berlebihan
( ) Menghindari
VIII.KEBUTUHAN PERSIAPAN PILANG
- MAKAN
( v ) Bantuan minimal ( )Bantuan Total
- Bab/Bak
( v) Bantuan Minimal ( ) Bantuan Total
-Berpakaian/berhias
( v ) Bantuan minimal ( ) Bantuan total
- Istirahat dan tidur
(v) Tidur siang 13.00 s/d 15.00
( v ) Tidur Malam 08.00 s/d 05.00
( v ) Kegiatan sebelum/sesudah tidur : berdoa
Pasien mengatakan hubungan denngan keluarganya kurang baik
DATA FOKUS
DS :
1. klien mengatakan mendengar bisikan seperti his,, hiss,, hiss dan mendengarkan suara Tuhan/Nabi “
Nak jangan nakal “
2. klien mengatakan sering marah-marah tanpa sebab dan klien sering berbicara kacau
3.Klien mengatakan frekuensi mandi 3 hari sekali dan hanya menyiram badan menggunakan air
tidak menggunakan sabun atau shampoo dan jarang menggosok gigi
DO :
A. analisa data
DO :
- klien tampak bingung dan
gelisah
- Kontak mata kurang
DO :
- klien tampak kadang
menyendiri dan melamun
-bila ditanya kadang selalu
menjawan dan tidak terarah
3. DS gangguan psikologis Defisit perawatan diri (D.0109)
- Klien mengatakan
frekuensi mandi 3 hari
sekali dan hanya menyiram
badan menggunakan air
tidak menggunakan sabun
atau shampoo dan jarang
menggosok gigi
DO :
- Klien tampak tidak rapih,
pakaiannya kotor dan
berbau urine
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
C. POHON MASALAH
CATATAN PERKEMBANGAN
SP 3
Orientasi
Mengucapkan salam kepada klien
Hasil : klien tampak merespon salam
yang diberikan dan klien tampak
senang
Menanyakan apakah apakah 2 cara
itu efektif
Hasil: klien mengatakan 2 cara yang
telah diajari itu sangat membantu
mengontrol dan menghardik
halusinasi klien
Apakah cara yang dilatih kemarin
sudah dipakai
Hasil: klien mengatakan klien
massih mengingatnya
Menyampaikan topik yang akan
dibahas
Hasil: topik yang akan dibahas yaitu
mengontrol halusinasi dengan
melaksanakan aktivitas terjadwal
Tahap Kerja
Menjelaskan pentingnya aktivitas
yang teratur untuk mengatasi
halusinasi
Hasil: saat diberi penjelasan klien
tampak memperhatikan dengan baik
Mendiskusikan aktivitas yang biasa
dilakukan klien
Hasil: klien mengatakan klien sudah
mempunyai jadwal sebelumnya
tentang aktivitas klien sehari-hari
Menyusun jadwal aktitas sehari-hari
sesuai dengan aktivitas yang telah
dilatih. Upayakan pasien mempunyai
aktivitas dari bangun pagi sampai
tidur malam,7 hari dalam seminggu
Hasil : klien menyusun jadwal
aktivitas agar bisa dilakukan sehari-
hari
Memantau pelaksanaan jadwal
kegiatan, memberikan penguatan
terhadap perilaku klien yang positif
Hasil: klien melakukan kegiatan
aktivitas sesuai dengan jadwal yang
ada yaitu menyapu dalam sel,
berbincang dengan sesama pasien
dan setiap hari jumat akan
melakukan aktivitas olahraga ringan
Terminasi
Menanyakan perasaan klien setelah
mengikuti cara mengahardik
halusinasi
Hasil: klien mengatakan perasaan
klien lebih nyaman sekarang kareena
sudah mengetahui banyak cara
dalam mengontrol halusinasi
Menanyakan 3 cara yang sudah
diajarkan
Hasil: klien dapat menyebutkan 3
cara yang telah diajarkan
Memberitahukan kepada klien akan
dilatih menggunakan obat secara
teratur
Hasil: klien menyetujui untuk
dilakukan cara menggunakan obat
secara teratur
Kontak waktu, tempat
Hasil: klien mengatakan tempatnya
ruang makan saja, dan pada besok hari
saja
Jumat, 12 SP 4 S : Klien mengatakan sudah
November Orientasi mengetahui cara mengontrol
2021, Jam halusinasi dengan cara
10.00 Mengucapkan salam kepada klien menghardik, bercakap-cakap
Hasil : klien tampak merespon salam dengan oranglain , menyibukkan
diri dengan beraktivitas dan
yang diberikan dan klien tampak memahami tentang obat yang
senang telah diberikan
O : Klien tampak tenang karena
Menanyakan perasaan klien hari ini
telah diberikan obat dan klien
Hasil: klien mengatakan hari ini merasa senang karena dapat
klien sedikit sedih karena hari ini mengetahui beberapa cara untuk
mengontrol halusinasi
merupakan hari terakhir perawat A : SP 4 Tercapai
praktik di ruangan P : Evaluasi kembali SP1, SP2, SP3,
SP 4 dalam mengendalikan
Menanyakan kepada klien apakah
halusinasi. Intervensi dihentikan
menggunakan 3 cara yang sudah
diajarkan
Hasil: klien mengatakan klien sudah
memasukan ke dalam jadwalnya dan
klien tidak akan lupa melakukannya
jika suara itu datang
Apakah jadwal kegiatan yan dibuat
sudah dilakukan
Hasil: klien mgatakan klien sudah
melakukannya sedari kemarin
Menyampaikan topik yang akan
dibahas
Hasil: hari ini kita akan
mendiskusikan tentang obat-obatan
yang sementara diminum.
Kontrak waktu
Hasil :20 menit
Tahap Kerja
Menjelaskan obat yang akan diminum,
warna dan dosisnya
Hasil : klien tampak memahami obat
apa yang akan diminum, klien dapat
menjelaskan kembali warna dan
dosis obatnya
Menjelaskan kegunaan obat
Hasil: saat penjelasan berlangsung
klien tampak mengerti dan
memahami
Menjelaskan resiko kalau putus obat
Hasil: klien tampak cemas saat
dijelaskan resiko putus obat
Menjelaskan cara mendapatkan
obat/berobat
Hasil: klien tampak sudah mnngerti
cara mendapatkan obat yaitu
melalui dokter
Jelaskan cara menggunakan obat
dengan prinsip 5 benar (benar
obat, benar pasien, benar cara, benar
waktu, benar dosis)
Hasil: saat dijelaskan klien tampak
menyimak dengan baik dan dapat
mengulangi kembali tentang prinsip
5 benar
Terminasi
Menanyakan perasaan klien setelah
berbincang-bincang
Hasil : klien tampak senang karena
memiliki teman untuk berbicara
Menanyakan kembali obat yang
diminum tadi
Hasil : klien tampak bisa menjelaskan
obat yang baru saja diminum
BAB V
PEMBAHASAN
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Setelah penulis melakukan asuhan keperawatan pada Pasien Tn. V.W dengan
masalah Halusinasi Pendengaran yang dilakukan di Ruang Katrili RSJ PROF. DR. V.
L. Ratumbuysang Manado, Sulawesi Utara maka dapat disimpulkan :
Kesimpulan Pasien
Hasil Pengkajian pada Tn. V.W didapatkan data subyektif pasien mengatakan
mendengar suara yang sangat jelas berupa perintah untuk memukul seseorang.
Pasien mengatakan mendengar suara bisikan itu disaat sendirian dan sedang
melamun. Saat suara bisikan itu datang, pasien menutup telinga dan
menghardik suara tersebut. Data objektif yang didapatkan pasien tampak
gelisah
Masalah keperawatan yang didapat dari hasil pengkajian Tn. V.W adalah
Gangguan Persepsi Sensori: Halusinasi Pendengaran.
Intervensi Keperawatan di masalah Gangguan Persepsi Sensori: Halusinasi
Pendengaran adalah Monitor perilaku yang mengindikasi halusinasi, Monitor
isi halusinasi, Diskusikan perasaan dan respons terhadap halusinasi, Anjurkan
memonitor sendiri situasi terjadinya halusinasi, Anjurkan melakukan distraksi
(mis. Melakukan aktivitas) Kolaborasi pemberian obat antipsikotik dan
antiansietas, ajarkan cara mengontrol halusinasi dengan cara menghardik,
bercakap-cakap dengan orang lain, melakukan aktivitas terjadwal dan minum
obat secara teratur.
Pelaksanaan tindakan pasien Tn. V.W dengan cara mengajarkan Strategi
Pelaksanaan (SP) pasien Gangguan Persepsi Sensori: Halusinasi Pendengaran.
Implementasi Tn. V.W berlangsung selama 2 hari dalam kondisi mampu
mengontrol halusinasi dan minum obat secara teratur di setiap harinya.
Evaluasi pada studi kasus ini adalah Pasien Tn. V.W mampu membina
hubungan saling percaya, pasien kooperartif, pasien dapat melakukan cara
mengontrol halusinasi dengan cara menghardik, bercakap-cakap, melakukan
kegiatan, serta mampu menunjukkan dan menyebutkan kembali jenis obat dan
manfaatnya.
Saran
Bagi Perawat
Perawat dalam memberikan asuhan keperawatann hendaknya mengkuti
langkah-langkah proses keperawatan sesuai dengan pelaksanaan tindakannya yang
dilakukan secara sistematis dan tertulis agar tindakan berhasil sesuai dengan yang
diharapkan.
Bagi Pasien
Diharapkan pasien mampu melakukan SP Gangguan Persepsi Sensori:
Halusinasi Pendengaran yang telah diajarkan oleh perawat disetiap jadwal yang
telah dibuat bersama agar halusinasi tidak kambuh kembali.
Bagi Peneliti
Diharapkan hasil asuhan keperawatan jiwa ini dapat menjadi referensi lain
serta dapat menjadi acuan untuk dikembangkan kembali dalam asuhan
keperawatan pada pasien dengan masalah Gangguan Persepsi Sensori: Halusinasi
Pendengaran
DAFTAR PUSTAKA
Asmadi. 2010. Konsep Dasar Keperawatan. Edisi I. Jakarta: EGC Dalami, dkk. 2014.
Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan Jiwa.Jakarta: CV. Trans Info Media.
Direja, A.H.S. 2011. Buku Ajar Asuhan Keperawatan Jiwa. Yogyakarta: Nuha
Medika.
Farida dan Yudi. 2010. Buku Ajar Keperawatan Jiwa. Jakarta: Salemba Medika.
Kemenkes, 2018.
Laporan Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) Nasional 2018, badan peneliti &
pengembangan Depkes RI. Jakarta. Keliat, B.A Dkk, (2014).
Model Keperawatan Profesional Jiwa, Jakarta : EGC Manurung, S. 2011.
Keperawatan Profesional. Jakarta: Trans Info Media. Muhit, A (2015). Pendidikan
Keperawatan Jiwa (Teori dan Aplikasi). Yogyakara: ANDI Nurarif, Amin Huda dan
Hardi Kusuma (2015) Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa Medis
dan Nanda Nic-Noc edisi revisi jilid 3 Skizofrenia hal.137: Jogyakarta. MediAction.
Rahayu, D.R. 2016. Asuhan Keperawatan Gangguan Persepsi Sensori: Halusinasi
dengan pasien Ny. S di ruang Bima Instalasi Jiwa Rumah Sakit Umum Daerah
Banyumas. Universitas Muahammadiyah: Purwokerto. Rasmun. 2009. Keperawatan
Kesehatan Mental Psikiatri Terintegrasi Dengan Keluarga. Jakarta: CV. Sagung Seto.
Setiadi. 2012. Konsep & Penulisan Dokumentasi Asuhan Keperawatan; Teori dan
Praktik. Yogyakarta: Graha Ilmu. Sumijatun. 2010. Konsep Dasar Menuju
Keperawatan Profesional. Jakarta: Trans Info Media. Trimeilia (2011) asuhan
keperawatan klien Halusinasi Jakarta : Trans Info Media Wawan dan Dewi. 2011.
Teori & Pengukuran Pengetahuan, Sikap, dan Perilaku Manusia. Yogyakarta: Nuha