Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

ASUHAN KEPERAWATAN ANAK SEHAT

KONSEP HOSPITALISASI PADA ANAK

&

KONSEP PENGLAJIAN ANAK SEHAT (FORMAT PENGKAJIAN)

NAMA-NAMA ANGGOTA KELOMPOK 4 :

1. GABRIELLA LEIWAKABESY : 711430120032


2. REXANTI LATIKENE : 711430120040
3. WULAN KOJO : 711430120031

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MANADO

JURUSAN KEPERAWATAN

2022
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………..…………………………………………………………..

BAB I PENDAHULUAN………………………………………………………………………………………..….……………………

1.1.Latar Belakang……………………………………………………………………………………………………………………….

BAB II PEMBAHASAN………………………………………………..………………………………………………………………..

1.1.Konsep Hospitalisasi………………………………………………………………………………………………………………

Pengertian………………………………………………………………………………………………………………….......
Tanda dan Gejala……………………………………………………………………………………………………….......
Reaksi Anak Terhadap Hospitalisasi……………………………………………………………………………......
Respon Perilaku Hospitalisasi…………………………………………………………………………………….......

1.2.Konsep Pengkajian………………………………………………………………………………………………………………..
BAB I

PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang

Hospitalisasi adalah keadaan krisis pada anak saat anak sakit dan dirawat di rumah sakit,
sehingga harus beradaptasi dengan lingkungan rumah sakit yang asing,peralatan medis yang
menakutkan dan prosedur medis yang menyakitkan sering menjadi gambaran hospitalisasi
(Wong, 2008). Anak yang belum pernah mengalami proses hospitalisasi akan merasakan stress
yang lebih tinggi dibanding dengan anak yang sudah pernah mengalami hospitalisasi beberapa
kali. Pada anak prasekolah umumnya merasakan banyak ketakutan. Dampak negatif dari
hospitalisasi pada usia anak prasekolah adalah gangguan fisik, psikis, sosial dan adaptasi
terhadap lingkungan (Parini,2002 dalam Wahyuningsih, 2011).

Penelitian yang dilakukan Hallstrom & Elander (1997) sebagaimana dikutip oleh Supartini
(2004) menunjukkan bahwa hospitalisasi anak usia toddler dapat menjadi suatu pengalaman
yang menimbulkan trauma baik pada anak maupun orang tua sehingga menimbulkan reaksi
tertentu yang akan berdampak pada kerjasama anak dengan orang tua dalam perawatan anak
selama di rumah sakit. Memahami konsep hospitalisasi dan dampaknya pada anak dan orang
tua sebagai dasar dalam pemberian asuhan keperawatan penting dilakukan oleh perawat.

Berdasarkan uraian diatas, maka upaya mengatasi masalah yang timbul pada anak dalam
perawatan di rumah sakit, difokuskan pada intervensi keperawatan dengan cara meminimalkan
stresor, memaksimalkan manfaat hospitalisasi dan memberi dukungan psikologis pada anggota
keluarga. Media yang paling efektif dalam upaya meminimalkan stresor atau penyebab stres
adalah melalui kegiatan permainan anak, oleh karena itu pemberian aktivitas bermain pada
anak di rumah sakit memiliki nilai terapeutik yang akan sangat berperan dalam memberikan
pelepasan stres dan ketegangan pada anak (Wong, 2003 dalam Wahyuningsih, 2011).
BAB II

PEMBAHASAN
1.1.KONSEP HOSPITALISASI

1) Pengertian

Hospitalisasi merupakan suatu keadaan krisis pada anak saat sakit dan dirawat di rumah sakit.
Keadaan ini terjadi karena anak berusaha untuk beradaptasi dengan lingkungan asing dan baru
yaitu rumah sakit,sehingga kondisi tersebut menjadi faktor stresor bagi anak dan keluarganya
(Kristiyanasari, 2014).

Hospitalisasi adalah suatu keadaan tertentu atau darurat yang mengharuskan seorang anak
untuk tinggal di rumah sakit, menjalani terapi perawatan sampai pemulangannya ke rumah
(Supartini, 2014).

2) Tanda dan Gejala Respon Hospitalisasi

Menurut Cromaria (2015) tanda dan gejala hospitalisasi anak terdiri dari:

1. Fisik, yang ditandai dengan: peningkatan denyut nadi atau HR,Peningkatan tekanan darah,
kesulitan bernafas,sesak nafas,sakit kepala,migran,kelelahan,sulit tidur,masalah pencernaan
yaitu diare,mual muntah,maag,radang usus besar,sakit perut.gelisah,keluhan somatik,penyakit
ringan,keluhan psikomatik,Frekuensi buang Air kecil,BB meningkat atau menurun atau lebih 4,5
kg.

2. Emosional,yang ditandai dengan gampang marah, reaksi berlebihan terhadap situasi tertentu
yang relative kecil,luapan kemarahan,cepat marah,permusuhan,kurang minat,menarik diri,
apatis,tidak Bisa bangun di pagi hari,cenderung menangis,menyalahkan orang lain,sikap
mencurigakan,khawatir,depresi,sinis,sikap negatif,menutup diri dan ketidakpuasan.

3. Intelektual,yang ditandai dengan menolak pendapat orang lain,Daya hayal tinggi (khawatir
akan penyakitnya),Konsentrasi Menurun terutama pada pekerjaan yang rumit, penurunan
kreatifitas,berpikir lambat, reaksi lambat, sulit dalam pembelajaran, sikap yang tidak peduli,
malas.

3). Reaksi Anak Terhadap Hospitalisasi

Penyakit dan hospitalisasi seringkali menjadi krisis pertama yang harus dihadapi anak-anak.
Mereka sangat rentan terhadap krisis penyakit dan hospitalisasi karena stres akibat perubahan
dari kesehatan sehat biasa dan lingkungan, dan keterbatasan jumlah mekanisme koping yang
dimiliki anak dalam menyelesaikan stresor. Stresor utama dari hospitalisasi adalah cemas
karena perpisahan, kehilangan kendali, cedera tubuh dan nyeri (Supartini, 2014).

Menurut Supartini (2014) reaksi yang timbul akibat hospitalisasi meliputi:

1. Reaksi anak Secara umum, anak lebih rentan terhadap efek penyakit dan hospitalisasi karena
ini merupakan perubahan dari status kesehatan dan rutinitas umum pada anak. Hospitalisasi
menciptakan serangkaian peristiwa traumatik dan penuh kecemasan dalam iklim ketidakpastian
bagi anak dan keluarganya,baik itu merupakan prosedur elektif yang telah direncanakan
sebelumnya ataupun akan situasi darurat yang terjadi akibat trauma. Selain efek fisiologis
masalah kesehatan terdapat juga efek psikologis penyakit dan hospitalisasi pada anak yaitu
sebagai berikut :

a. Ansietas dan kekuatan

Bagi banyak anak memasuki rumah sakit adalah seperti memasuki dunia asing, sehingga
akibatnya terhadap ansietas dan kekuatan. Ansietas seringkali berasal dari cepatnya awalan
penyakit dan cedera, terutama anak memiliki pengalaman terbatas terkait dengan penyakit dan
cidera.

b. Ansietas perpisahan

Ansietas terhadap perpisahan merupakan kecemasan utama anak di usia tertentu. Kondisi ini
terjadi pada usia sekitar 8 bulan dan berakhir pada usia 3 tahun.

c. Kehilangan control Ketika dihospitalisasi, anak mengalami kehilangan kontrol secara


signifikan.

2. Reaksi orang tua

Hampir semua orang tua berespon terhadap penyakit dan hospitalisasi anak dengan reaksi yang
luar biasa.Pada awalnya orang tua dapat bereaksi dengan tidak percaya, terutama jika penyakit
tersebut muncul tiba-tiba dan serius.Takut,cemas dan frustasi merupakan perasaan yang
banyak diungkapkan oleh orang tua.Takut dan cemas dapat berkaitan dengan keseriusan
penyakit dan jenis prosedur medis yang digunakan. Sering kali kecemasan yang paling besar
berkaitan dengan trauma dan nyeri yang terjadi pada anak.

3. Reaksi saudara kandung (sibling).

Reaksi saudara kandung terhadap anak yang sakit dan dirawat di rumah sakit adalah kesiapan,
ketakutan,khawatiran,marah,cemburu,benci,iri dan merasa bersalah.Orang tua sering kali
memberikan perhatian yang lebih pada anak yang sakit dibandingkan dengan anak yang sehat.
Hal tersebut menimbulkan perasaan cemburu pada anak yang sehat dan merasa ditolak.
4. Perubahan peran keluarga

Selain dampak perpisahan terhadap peran keluarga,kehilangan peran orang tua dan sibling. Hal
ini dapat mempengaruhi setiap anggota keluarga dengan cara yang berbeda. Salah satu reaksi
orang tua yang paling banyak adalah perhatian khusus dan intensif terhadap anak yang sedang
sakit.

4). Respon Perilaku Hospitalisasi

Respon perilaku terhadap hospitalisasi menurut Saputra (2012) meliputi :

1. Tahap protes.

Pada tahap ini anak-anak bereaksi secara agresif terhadap perpisahan dengan orangtua.
Mereka menangis dan berteriak memanggil orangtua mereka, menolak perhatian dari orang
lain,dan kedukaan mereka tidak dapat ditenangkan. Perilaku yang diobservasi seperti:
menangis, berteriak, mencari orangtua,memegang orangtua dengan erat, dan menghindari
kontak mata dengan orang lain.Selain itu pada anak usia pra sekolah perilaku yang dapat
diobservasi seperti: menyerang orang asing dengan verbal, menyerang orang asing dengan fisik,
mencoba kabur untuk mencari orangtua, dan mencoba menahan orangtua untuk tetap tinggal.
Perilaku-perilaku tersebut dapat berlangsung dari beberapa jam sampai beberapa hari. Protes
seperti menangis, dapat berlangsung hanya berhenti bila lelah dan pendekatan orang asing
dapat mencetuskan peningkatan stres.

2. Tahap putus asa.

Selama tahap ini tangisan berhenti dan muncul depresi. Anak tersebut menjadi begitu aktif,
tidak tertarik bermain atau terhadap makanan, dan menarik diri dengan orang lain. Perilaku
yang dapat diobservasi seperti: tidak aktif, menarik diri dengan orang lain,depresi/sedih, tidak
tertarik dengan lingkungan,tidak komunikatif,mundur ke perilaku awal (mengompol, mengisap
ibu jari,menggunakan dot dan botol). Lamanya perilaku tersebut berlangsung secara bervariasi.
Kondisi fisik anak dapat semakin memburuk karena menolak untuk makan, minum, atau
bergerak.

3. Tahap pelepasan.

Tahap ini disebut juga tahap penyangkalan. Anak akhirnya menyesuaikan diri dengan
lingkungan.Anak menjadi lebih tertarik dengan lingkungan sekitar,bermain dengan orang lain,
dan tampak membina hubungan baru dengan orang lain.Perilaku yang dapat diobservasi
seperti: menunjukkan peningkatan minat terhadap lingkungan sekitar,berinteraksi dengan
orang asing atau pemberi asuhan yang dikenalnya, membentuk hubungan baru namun dangkal,
dan tampak bahagia. Pelepasan biasanya terjadi setelah perpisahan yang terlalu lama dengan
orangtua dan jarang terlihat pada anak-anak yang menjalani hospitalisasi.Perilaku tersebut
mewakili penyesuaian terhadap kehilangan.

1.2.Konsep Pengkajian

FORMAT PENGKAJIAN

KEPERAWATAN ANAK

Nama Mahasiswa : ………………………………………………………

Tanggal : ………………………………………………………

Ruanag : ………………………………………………………

I. IDENTITAS
1. Nama :
2. Tgl. Lahir :
3. Usia :
4. Pendidikan :
5. Alamat :
6. Nama Ayah/Ibu :
7. Pekerjaan Ayah :
8. Pekerjaan Ibu :
9. Agama :
10. Alamat :
11. Suku / Bangsa :

II. KELUHAN UTAMA


Untuk mengetahui alasan utama mengapa klien mencari pertolongan pada tenaga
profesional.

III. RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG


Untuk mengetahui lebih detail hal yang berhubungan dengan keluhan utama
1. Munculnya keluhan
a. Tanggal munculnya keluhan
b. Waktu munculnya keluhan (gradual / tiba-tiba)
c. Presipitasi / predisposisi (perubahan emosional, kelelahan, kehamilan,
lingkungan, toksin/allergen, infeksi)
2. Karakteristik
a. Karakter (kualitas, kuantitas, konsistensi)
b. Lokasi dan radiasi
c. Timing (terus menerus / intermiten, durasi setiap kalinya)
d. Hal-hal yang meningkatkan / menghilangkan / mengurangi keluhan
e. Gejala-gejala lain yang berhubungan
3. Masalah sejak muncul keluhan
Insiden
a. Serangan mendadak berulang
1) Kejadian mendadak berulang
2) Kejadian sehari-hari
3) Kejadian periodic
b. Perkembangan (membaik, memburuk, tidak berubah)
c. Efek dari pengobatan

IV. RIWAYAT MASA LAMPAU


1. Prenatal
a. Keluhan saat hamil
b. Tempat ANC
c. Kebutuhan nutrisi saat hamil
d. Usia kehamilan (preterm, aterm, post term)
e. Kesehatan saat hamil dan obat yang diminum
2. Natal (untuk bayi/anak yang masih kecil)
a. Tindakan persalinan
b. Tempat bersalin
c. Obat-obatan
3. Post natal (untuk bayi/anak yang masih kecil)
a. Kondisi kesehatan
b. Apgar score
c. BB lahir, PB lahir, anomaly kongenital
4. Penyakit waktu kecil (gejala, dan penanganannya)
5. Pernah dirawat di RS
a. Penyakit yang diderita
b. Respon emosional waktu dirawat
6. Obat-obat yang digunakan (pernah / sedang digunakan)
a. Nama obat dan dosis
b. Schedule, durasi
c. Alasan penggunaan
7. Alergi
a. Pernah menderita Astma, eczema
b. Reaksi yang tidak biasa terhadap makanan, binatang, obat, tanaman/produk
rumah tangga
c. Kecelakaan (jenis kecelakaan, akibat dan penanganannya)
d. Imunisasi ( imunisasi yang pernah didapat, usia dan reaksi waktu imunisasi)

V. RIWAYAT KELUARGA
1. Penyakit yang pernah / sedang diderita oleh keluarga (baik berhubungan / tidak
berhubungan dengan penyakit yang diderita klien)
2. Gambar genogram dengan ketentuan yang berlaku (symbol dan 3 generasi)

VI. RIWAYAT SOSIAL


1. Yang mengasuh anak dan alasannya
2. Pembawaan secara umum (periang, pemalu, pendiam dan kebiasaan menghisap
jari, membawa gombal, ngompol)
3. Lingkungan rumah (kebersihan, keamanan, ancaman keselamatan anak,
ventilasi, letak barang-barang)

VII. KEADAAN KESEHATAN SAAT INI


1. Diagnosis medis
2. Tindakan operasi
3. Obat-obatan
4. Tindakan keperawatan
5. Hasil laboratorium
6. Data tambahan

VIII. PENGKAJIAN POLA FUNGSI GORDON


1. Persepsi kesehatan dan manajemen kesehatan
a. Status kesehatan anak sejak lahir
b. Pemeriksaan kesehatan secara rutin, imunisasi
c. Penyakit yang menyebabkan anak absent dari sekolah
d. Praktek pencegahan kecelakaan (pakaian, menukar popok, dll)
e. Kebiasaan merokok orang tua
f. Keamanan tempat bermain anak dari kendaraan
g. Praktek keamanan orang tua (produk rumah tangga, menyimpan obat-
obatan, dll)
2. Nutrisi metabolik
a. Pemberian ASI / PASI , jumlah minum, kekuatan menghisap
b. Makanan yang disukai / tidak disukai
c. Makanan dan minuman selama 24 jam, adakah makanan tambahan/vitamin
d. Kebiasaan makan
e. Alat makan yang digunakan
f. BB lahir dan BB saat ini
g. Masalah di kulit : rash, lesi, dll
h. Orang tua ; status nutrisi orang tua/keluarga? Masalah?
3. Pola eliminasi
a. Pola edefekasi (kesulitan, kebiasaan, ada darah/tidak)
b. Mengganti pakaian dalam / diapers (bayi)
c. Pola eliminasi urin (frekuensi ganti popok basah/hari, kekuatan keluarnya
uin, bau, warna)
d. Orang tua : pola eliminasi, masalah?
4. Aktivitas dan pola Latihan
a. Rutinitas mandi (kapan, bagaimana, di mana, sabun yang digunakan)
b. Kebersihan sehari-hari
c. Aktivitas sehari-hari (jenis permaian, lama, teman bermain, penampilan anak
saat bermain, dll)
d. Tingkat aktivitas anak/bayi secara umum, tolerans
e. Persepsi terhadap kekuatan ( kuat/lemah)
f. Kemampuan kemandirian anak ( mandi, makan, toileting, berpakaian, dll)
g. Orang tua : Aktivitas / pola latihan, pemeliharaan anak/rumah
5. Pola istirahat tidur
a. Pola istirahat / tidur anak (jumlahnya)
b. Perubahan pola istirahat, mimpi buruk, nocturia
c. Posisi tidur anak? Gerakan tubuh?
d. Orang tua : pola tidur orang tua
6. Pola kognitif – persepsi
a. Reponsive secara umum anak
b. Respons anak untuk bicara, suara, objek sentuhan?
c. Apakah anak mengikuti objek dengan matanya? Respon untuk meraih
mainan
d. Vokal suara, pola bicara kata-kata, kalimat?
e. Gunakan stimulasi, bicara mainan, dsb.
f. Kemampuan untuk mengatakan nama, waktu, alamat, nomor telepon, dsb
g. Kemampuan anak untuk mengidentifikasi kebutuhan : lapar, haus, nyeri,
tidak nyaman.
h. Orang tua : Masalah dengan penglihatan, pendengaran, sentuhan, dsb,
kesulitan membuat keputusan, judgments.
7. Persepsi diri – pola konsep diri
a. Status mood bayi / anak (irritabilitas)
b. Pemahaman anak terhadap identitas diri, kompetensi, dll
c. Anak / bayi : Status mood?
d. Banyak teman / seperti yang lain?
e. Persepsi diri (“baik” umumnya waktu? Sulit untuk menjadi “baik”)
f. Kesiapan / takut?
g. Orang tua:
 Perspsi diri sebagai orang tua
 Pendapat umum tentang identitas, kompetensi?
8. Pola peran – hubungan
a. Struktur keluarga.
b. Masalah / stressor keluarga
c. Interaksi antara anggota keluarga dan anak.
d. Respon anak / bayi terhadap perpisahan.
e. Anak : ketergantungan? Pola bermain?
f. Anak : temperantrum? Masalah disiplin? Penyesuaian sekolah?
g. Orang tua :
 Peran ikatan? Kepuasan?
 Pekerjaan / social / hubungan perkawinan
9. Sexualitas
a. Perasaan sebagai laki-laki / perempuan? (gender)
b. Pertanyaan sekitar sexuality? Bagaiamana respon orang tua?
c. Orang tua :
 Riwayat reproduksi
 Kepuasan seksual/masalah?
10. Koping – pola toleransi stress
a. Apa yang menyebabkan stress pada anak? Tingkat stress? Toleransi?
b. Pola penanganan masalah, keyakinan agama
c. Orang tua :
 Sesuatu yang bernilai dalam hidupnya (spirituality) semangat untuk
masa depan?
 Keyakinan
11. Nilai – pola keyakinan
a. Perkembangan moral anak, pemilihan perilaku, komitmen?
b. Keyakinan akan kesehatan, keyakinan agama
c. Orang tua :
 Sesuatu yang bernilai dalam hidupnya (spirituality) semangat untuk
masa depan?
 Keyakinan akan kesembuhan, dampak penyakit dan tujuan

IX. PEMERIKSAAN FISIK


1. Keadaan umum : kesadaran, postur tubuh (kurus, gemuk) fatigue
2. Tanda-tanda vital : TD, N, RR, S
3. Ukuran anthropometric : TB, BB, LK
4. Mata : Konjungtiva, selera, kelainan mata
5. Hidung : Kebersihan, kelainan
6. Mulut : Kebersihan, bau, mukosa mulut, stomatitis
7. Telinga : Fungsi pendengaran, kelainan, kebersihan
8. Tengkuk : Kelainan yang ada
9. Dada : Inspeksi, palpasi, perkusi, dan auskultasi (jantung, paru-paru)
10. Abdomen : Inspeksi, palpasi, perkusi, dan auskultasi
11. Punggung ; Kelainan
12. Genetalia : Kebersihan, kateter, kelainan
13. Ekstrimitas : Odema, infuse / transfuse, kontraktor, kelainan
14. Kulit : Kebersihan, tugor, lesi, kelainan

X. PEMERIKSAAN PERKEMBANGAN
(Berdasarkan hasil pengkajian melalui DDST untuk 0 – 6 th)
1. Kemandirian dan bergaul
2. Motorik halus
3. Kognitif dan Bahasa
4. Motorik kasar
Jika usia > 6 tahun tanyakan tumbuh kembang secara umu sbb :

1. BB lahir, 6 bulan, 1 tahun dan saat ini


2. Pertumbuhan gigi, usia gigi tumbuh, jumlah, masalah dengan pertumbuhan gigi
3. Usia saat mulai menegakkan kepala, duduk, berjalan, kata-kata pertama
4. Perkembangan sekolah, lancer, masalah apa?
5. Interaksi dengan peers dan orang dewasa
6. Partisipasi dengan kegiatan organisasi (kesenian, OR, dsb)

XI. INFORMASI LAIN


XII. RINGKASAN RIWAYAT KEPERAWATAN
XIII. ANALISA DATA
XIV. PRIORITAS MASALAH
XV. RENCANA KEPERAWATAN
XVI. PELAKSANAAN
XVII. EVALUASI
SOP TERAPI INHALASI (NEBULIZER)
Pengertian Terapi pemberian obat dengan cara menghirup larutan obat yang sudah di
ubah menjadi gas yang berbentuk seperti kabut dengan bantuan alat.
Tujuan  Mengencerkan secret agar mudah dikeluarkan
 Melonggarkan jalan nafas
Indikasi  Bronchospasme akut
 Produksi secret yang berlebih
 Batuk dan sesak nafas
 Radang pada epiglotis
Kontraindikasi 1.Pasien yang tidak sadar atau confusion
2.Pasien yang suara nafas tidak ada
3.Pemakaian katekolamin pada pasien dengan cardiac irritability
Alat dan Bahan  Alat tulis & Buku catatan
 Set Nebulizer
 Obat bronkodilator
 Bengkok
 Tissue
 Spuit 5cc
 Aquades
Prosedur  Tahap Pra interaksi
Pelaksanaan 1. Petugas mengecek program terapi
2. Petugas mencuci tangan
3. Petugas menyiapkan alat
 Tahap Orientasi
1. Petugas memberikan salam kepada pasien
2. Petugas menanyakan nama dan tanggal lahir pasien dengan
mencocokan pada papan tempat tidur pasien
3. Petugas menjelaskan tujuan dan prosedur tindakan pada
keluarga/pasien
4. Petugas menanyakan persetujuan/kesiapan klien sebelum kegiatan
dilakukan
 Tahap Kerja
1. Petugas menjaga privasi pasien
2. Petugas mengatur pasien dalam posisi duduk
3. Petugas menempatkan meja/troly di depan pasien yang berisi set
nebulizer
4. Petugas mengisi nebulizer dengan aquades sesuai takaran
5. Petugas memastikan alat dapat berfungsi dengan baik
6. Petugas memasukkan obat sesuai dosis
7. Petugas memasang masker pada pasien
8. Petugas menghidupkan nebulator dan meminta pasien nafas dalam
melalui mulut sampai obat habis
9. Petugas membersihkan mulut & hidung dengan tissue,dibuang
 Tahap terminasi
1. Petugas merapikan pasien dan lingkungan
2. Petugas menjelaskan tindakan sudah selesai
3. Petugas membereskan alat-alat
4. Petugas mencuci tangan
5. Petugas mencatat kegiatan dalam lembar catatan perawat.

Anda mungkin juga menyukai