Anda di halaman 1dari 24

MAKALAH

KEPERAWATAN ANAK
HOSPITALISASI PADA TODDLER, ANAK USIA PRA SEKOLAH, DAN
ANAK

Dosen Pembimbing :
Ns. Wiwiek Retti Andriani, M.Kep.

Disusun Oleh:

 A.Heuna Ega Wijaya (201701001)


 Dian Citra Prihatini (201701012)
 Ika Novianti (201701024)
 Ila ‘Izzatil Karimah (201701025)
 Junaidi Mahendra (201701026)
 Nindiya Erly Agustina (201701028)
 Tria Nurfitasari (201701034)

KEMENTERIAN KESEHATAN RI
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MALANG
JURUSAN KEPERAWATAN
PRODI D-III KEPERAWATAN PONOROGO

i
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT. yang telah
memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan
Makalah Keperawatan Anak yang berjudul “Hospitalisasi pada Toddler, Anak
Usia Pra Sekolah, dan Anak “ dengan baik. Shalawat serta salam kami sampaikan
kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW, keluarga dan sahabat beliau, serta
orang-orang mukmin yang tetap istiqamah di jalan-Nya.
Makalah ini kami rancang untuk memenuhi tugas kelompok mata kuliah
Keperawatan Anak dan agar pembaca dapat memperluas ilmu
tentang“Hospitalisasi pada Toddler, Anak Usia Pra Sekolah, dan Anak “ yang
disajikan berdasarkan pengamatan dari berbagai sumber.
Kami sangat berterima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu
dalam pembuatan makalah ini. Kami menyadari bahwa penyusunan makalah ini
tidaklah sempurna. Kami mengharapkan adanya sumbangan pikiran serta
masukan yang sifatnya membangun dari pembaca, sehingga dalam penyusunan
makalah yang akan datang menjadi lebih baik.
Terima kasih

Ponorogo, 24 September 2019

Penyusun,

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ............................................................................... i


KATA PENGANTAR ............................................................................... ii
DAFTAR ISI ............................................................................... iii
BAB 1 PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ............................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ............................................................................... 2
C. Tujuan ............................................................................... 2
BAB 2 TINJAUAN TEORI
A. Pengertian Hospitalisasi ............................................................................... 3
B. Reaksi Anak Terhadap Hospitalisasi................................................................. 3
C. Manfaat Hospitalisasi ............................................................................... 5
D. Resume Jurnal ............................................................................... 7
BAB 3 PENUTUP
A. Kesimpulan ............................................................................... 19
B. Saran ............................................................................... 19
DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Hospitalisasi merupakan keadaan yang mengharuskan anak tinggal
di rumah sakit, menjalani terapi dan perawatan karena suatu alasan yang
berencana maupun kondisi darurat. Tinggal di rumah sakit dapat
menimbulkan stres bagi anak-anak dan keluarga mereka. Pada saat
hospitalisasi anak akan mengalami stres karena lingkungan yang asing
bagi anak. Stres yang di alami anak akan menimbulkan banyak reaksi
misalnya terhadap penyakit atau masalah diri anak pra sekolah seperti
perpisahan, tidak mengenal lingkungan, hilangnya kasih sayang, body
image maka akan beraksi seperti regresi yaitu hilangnya kontrol,
displacement, agresi (menyangkal), menarik diri, tingkah laku protes, serta
lebih antaranya mengalami ketakutan saat petugas kesehatan akan
melakukan perawatan pada anak. Anak-anak dapat bereaksi terhadap stress
hospitalisasi sebelum mereka masuk, selama hospitalisasi dan setelah
pemulangan. Konsep sakit yang dimiliki anak bahkan lebih penting
dibandingkan usia dan kematangan intelektual dalam memperkirakan
tingkat kecemasan sebelum hospitalisasi
Upaya perawat untuk meminimalkan dampak hospitalisasi dapat
dilaksanakan dengan mengadakan pengkajian pada pasien/keluarga
tentang : pengalaman sakit atau dirawat di rumah sakit, kesiapan anak
masuk rumah sakit melalui pendekatan keluarga, kebiasaan
makan/minum yang paling disukai, kegiatan yang biasa dilakukan atau
permainan yang paling disukai, kemampuan anak menyesuaikan diri
dengan lingkungan yang baru, hal-hal yang menyebabkan anak mudah
marah, tingkah laku yang dimunculkan apa bila anak sedang marah atau
cemas, bahasa yang biasa digunakan dalam berkomunikasi dengan anak
setiap hari. Perawat dapat mengetahui dan mengambil sikap yang tepat
dalam pemberian asuhan keperawatan. Selain pengkajian tersebut
diatas juga diperlukan keterampilan tertentu dari perawat dalam

1
mengadakan pendekatan dengan pasien anak-anak, khususnya yang
menyangkut pelaksanaan prosedur-prosedur yang menimbulkan rasa
sakit (seperti pungsi vena), sebaiknya pelaksanaannya ditunggu sampai
anak tenang. (Hulinggi, Masi, & Ismanto, 2018)
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa pengertian hospitalisasi?
2. Bagaimana reaksi anak terhadap hospitalisasi?
3. Apa manfaat dari hospitalisasi?
B. TUJUAN
1. Untuk mengetahui pengertian dari hospitalisasi
2. Untuk mengerti bagaimana reaksi anak terhadap hospitalisasi
3. Untuk mengetahui manfaat dari hospitalisasi

2
BAB II
TINJAUAN TEORI

A. Pengertian Hospitalisasi
Hospitalisasi merupakan suatu proses yang karena suatu alasan
yang berencana atau darurat, mengharuskan anak untuk tinggal di rumah
sakit, menjalani terapi, dan perawatan sampai pemulangannya kembali ke
rumah. Sakit dan dirawat di rumah sakit merupakan krisis utama yang
tampak pada anak. Jika seorang anak dirawat di rumah sakit, maka anak
tersebut akan mudah mengalami krisis karena anak mengalami stress
akibat perubahan baik terhadap status kesehatannya maupun
lingkungannya dalam kebiasaan sehari-hari, anak mempunyai sejumlah
keterbatasan dalam mekanismme koping untuk mengatasi masalah
maupun kejadian-kejadian yang bersifat menekan. Berbagai perasaan yang
sering muncul pada anak, yaitu cemas, marah, sedih, takut, dan rasa
bersalah. Hospitalisasi adalah pengalaman yang penuh tekanan, utamanya
karena perpisahan dengan lingkungan normal dimana orang lain berarti,
seleksi perilaku koping terbatas, dan perubahan status
kesehatan.Hospitalisasi adalah kebutuhan klien untuk dirawat karena
adanya perubahan atau gangguan fisik, psikis, sosial dan adaptasi terhadap
lingkungan. (Marlina & Imelda, 2017)
Secara sederhana, hospitalisasi merupakan keadaan dimana orang
sakit berada pada lingkungan rumah sakit untuk mendapatkan pertolongan
dalam perawatan atau pengobatan sehingga dapat mengatasi atau
meringankan penyakitnya.Tetapi pada umumnya hospitalisasi dapat
menimbulkan ketegangan dan ketakutan serta dapat menimbulkan
gangguan emosi atau tingkah laku yang mempengaruhi kesembuhan dan
perjalanan penyakit anak selama dirawat di rumah sakit.

B. Reaksi Anak Terhadap Hospitalisasi

Reaksi hospitalisasi yang ditunjukkan pada anak usia sekolah lebih


ringan dibandingkan dengan anak usia toddler dan pra sekolah. Anak yang

3
pernah merasakan sakit sebelumnya akan merespon sakitnya saat ini
dengan lebih positif. Anak yang pernah dirawat di RS yang sama akan
merasa lebih terbiasa dibandingkan dengan yang baru pertama kali
dirawat. Pembawaan anak yang tenang dan kemampuan keterampilan
koping yang baik akan lebih menunjukkan reaksi positif.
Anak akan menunjukkan berbagai perilaku sebagai reaksi terhadap
pengalaman hospitalisasi. Reaksi tersebut bersifat individual, dan sangat
bergantung pada tahapan usia perkembangan anak, pengalaman
sebelumnya terhadap sakit, system pendukung yang tersedia, dan
kemampuan koping yang dimilkinya, pada umumnya, reaksi anak terhadap
sakit adalah kecemasan karena perpisahan, kehilangan, perlukaan tubuh,
dan rasa nyeri. Berikut ini reaksi anak terhadap hospitalisai sesuai dengan
tahapan perkambangannya.
1. Masa Todler (1-3 Tahun)

Toddler belum mampu berkomunikasi dengan menggunkan bahasa


yang memadai dan pengertian terhadap realita terbatas. Hubungan
anak dengan ibu sangat dekat sehingga perpisahan dengan ibu akan
menimbulkan rasa kehilangan orang yang terdekat bagi diri anak dan
lingkungan yang dikenal serta akan mengakibatkan perasaan tidak
aman dan rasa cemas. Menyebabkan reaksi seperti :
 Menangis
 Meronta-ronta
 Memeluk ibu
 Mengajak pulang
 Berteriak
2. Masa Prasekolah (3-6 Tahun)
Anak usia Pra Sekolah telah dapat menerima perpisahan dengan
orang tuanya dan anak juga dapat membentuk rasa percaya dengan
orang lain. Walaupun demikian anak tetap membutuhkan perlindungan
dari keluarganya. Akibat perpisahan akan menimbulkan reaksi seperti:
 Menolak makan,
 Menangis pelan-pelan,

4
 Kesulitan tidur
 Menanyakan kapan orang tua akan menengok
 Menyendiri
 Sering bertanya
 Tidak kooperatif terhadap petugas kesehatan
3. Masa Anak-Anak (6-12 Tahun)
Anak usia sekolah yang dirawat di rumah sakit akan merasa
khawatir akan perpisahan dengan sekolah dan teman sebayanya, takut
kehilangan ketrampilan, merasa kesepian dan sendiri. Anak
membutuhkan rasa aman dan perlindungan dari orang tua namun tidak
memerlukan selalu ditemani oleh orang tuanya. Menyebabkan reaksi
seperti :
 Rewel
 Tidak mau didekati petugas kesehatan
 Tidak kooperatif
 Ketakutan
 Tampak cemas
 Tampertantrum. (Marlina & Imelda, 2017)
C. Manfaat Hospitalisasi
Manfaat hospitalisasi, sebagai berikut:

a. Membantu perkembangan keluarga dan pasien dengan cara memberi


kesempatan keluarga mempelajari reaksi pasien terhadap stresor yang
dihadapi selama perawatan di Rumah sakit
b. Hospitalisasi dapat dijadikan media untuk belajar. Untuk itu perawatan
dapat memberi kesempatan pada keluarga untuk belajar tentang
penyakit, prosedur, penyembuhan, terapi, dan perawatan pasien.
c. Untuk meningkatkan kemampuan kontrol diri dapat dilakukan dengan
memberi kesempatan pada pasien mengambil keputusan, tidak terlalu
bergantung pada orang lain dan percaya diri. Berikan juga penguatan
yang positif dengan selalu memberikan pujian atas kemampuan klien
dan keluarga dan dorong terus untuk meningkatkannya

5
d. Fasilitasi klien untuk tetap menjaga sosialisasinya dengan sesame klien
yang ada, teman sebaya atau teman sekolah. Berikan kesempatan
padanya untuk saling kenal dan membagi pengalamannya. Demikian
juga interaksi dengan petugas kesehatan dan keluarga harus difasilitasi
oleh perawat karena selama dirumah sakit klien dan keluarga
mempunyai kelompok yang baru .(Hulinggi, Masi, & Ismanto, 2018)

6
Jurnal 1 Jurnal 2 Jurnal 3 Jurnal 4 Jurnal 5 Jurnal 6 Jurnal 7 Jurnal 8

Judul Kecemasa Pengaruh Efektifitas Aplikasi dan Hubungan Analisis Pengaruh Terapi Pengaruh
n Anak Pemberian Lingkungan Strategi Konsep Dukungan Intervensi Teknik Bermain Terapi
Saat Terapi Musik Terapetik Family Centered Keluarga Distraksi Terhadap Bermain Alat
Hospitalis Klasik Terhadap Reaksi Care Pada Dengan Menonton Kartun Tingkat Kedokteran
asi Terhadap Hospitalisasi Hospitalisasi Penurunan Edukasi Terhadap Kooperatif Terhadap
Tingkat Pada Anak Anak Pra Tingkat Skala Nyeri Pada Selama Perilaku
Kecemasan sekolah Kecemasan Anak Usia Menjalani Kooperatif
Anak Usia Pada Anak Toddler Saat Perawatan Pada Dalam Asuhan
Todler Yang Toddler di rsud Pengambilan Anak UsiaPpra Keperawatan
Mengalami Sultan Syarif Darah Intravena sekolah (3 – 5 Anak Usia Pra
Hospitalisasi Muhammad di Ruang tahun) di Rumah sekolah di
Di RSUD Alkadrie Cempaka Anak Sakit Panti Ruang Anak
DR.Achmad Pontianak Rumah Sakit Rapih Rsud
Mochtar Pelni Jakarta Yogyakarta Kefamenanu
Bukittinggi Kabupaten
Tahun 2016 Timor Tengah
Utara
Jurnal Jurnal Jurnal Jurnal Jurnal - Jurnal Jurnal Jurnal Info
Kesehatan Kesehatan Keperawatan Kesehatan JKFT:Universitas Kesehatan Surya Kesehatan
Kusuma Prima Anak Muhammadiyah Medika
Husada Nusantara Tangerang Yogyakarta

7
Volume dan 144-148 Volume 8 No Volume 1, No. 1 - - Vol. 3, Juli – - Vol. 13,
halaman 2 Desember, , tahun Nomor 2
2018 :46-58
Tahun Juli 2017 2017 2013 2018 2014
Penulis Febriana Yade Kurnia Umi Solikhah Arie Fitri Fadila, Made Mertajaya Rahmawati Florentianus
Sartika Sari, Arinda Kusumaningrum RamadhaniyatI Dewi Handayani Tat1, Selfiana
Sari, Intan Suryani , Winarianti dan Ni Putu a. Sing
Maharani Dewi
Batubara Puspitasari
Reviewer Kelompok Kelompok 2 Kelompok 2 Kelompok 2 Kelompok 2 Kelompok 2 Kelompok 2 Kelompok 2
2
Tanggal Juli 2 Juli 2017 Mei 2013 1-92 Juli –Desember, DESEMBER
tahun 2018 2014

8
Latar Anak yang Hospitalisasi Anak yang Menjelaskan Anak yang Nyeri adalah Banyak kasus Perawatan
Belakang mengalam adalah keadaan dirawat di manusia bahwa dirawat fenomena yang anak di rumah
i krisis pada rumah sakit manusia berada dirumah sakit multidimensional menyebabkan sakit
hospitalisa anak saat anak sering pada suatu akan sehingga sulit anak-anak harus memaksa anak
si berisiko sakit dan mengalami rentang sehat menimbulkan untuk menjalani rawat untuk berpisah
mengalam dirawat reaksi pada suatu reaksi didefinisikan, inap di rumah dari
i dirumah sakit hospitalisasi ujung dan sakit psikologis pengalaman sakit, lingkungan
kecemasan sehingga harus dalam bentuk pada ujung yang berupa personal dan diantaranya yang dirasakan
. beradaptasi anak rewel, lain. Semua kecemasan. subjektif, dan adalah data dari aman,
Kecemasa dengan tidak mau orang dalam Kecemasan tidak ada dua Dinkes penuh kasih
n tidak lingkungan didekati oleh segala tingkatan yang terjadi individu yang Kabupaten sayang yaitu
mudah rumah sakit. petugas usia termasuk dapat merasakan nyeri Sikka lingkungan
diatasi Penyebab dari kesehatan, usia pra sekolah disebabkan dalam pola yang menyebutkan rumah,
karena kecemasan ketakutan, mengharapkan oleh beberapa sama, dalam jumlah balita permainan dan
faktor dipengaruhi tampak cemas, hidup sehat dan faktor, seperti beberapa kasus yang teman
penyebabn oleh faktor dari tidak kooperatif, terhindar dari perpisahan, perawatan pada kekurangan gizi sepermainanny
ya yang petugas, bahkan tamper berbagai lingkungan anak-anak tercatat a. Reaksi
tidak maupun tantrum penyakit. yang management rasa sebanyak 7. 456 terhadap
spesifik. lingkungan Namun menakutkan sakit ini salah orang, terdiri perpisahan

9
Kecemasa baru. demikian dan sikap satunya adalah dari gizi buruk yang
n Mengatasi manusia pernah petugas dengan teknik sebanyak 456 ditunjukan
memperbu kecemasan merasakan sakit, kesehatan distraksi, teknik orang dan gizi anak usia
ruk proses pada anak dan salah satu distraksi kurang sebanyak prasekolah
penyembu todler ini, upaya merupakan salah 7.000 balita. dengan
han pada perawat perlu pengobatan itu satu upaya untuk menolak
anak. memberikan adalah dengan mengurangi nyeri, makan,
terapi relaksasi hospitalisasi. dalam perawatan Mengetahui sering
yang salah anak-anak teknik pengaruh terapi bertanya,
satunya ini patut dikuasai bermain menangis dan
dengan oleh para tenaga terhadap tingkat tidak
mengggunakan kesehatan kooperatif anak kooperatif
musik. khususnya usia 3-5 th yang terhadap
perawat. dirawat di petugas
Rumah Sakit kesehatan
Panti Rapih (Supartini,
Yogyakarta. 2004)
Tujuan Untuk Untuk Untuk Untuk Pengkajian Untuk Mengetahui Untuk
Penelitian mengident mengetahui mengetahui mengetahui lebih lanjut menggambarkan pengaruh terapi mengetahui

10
ifikasi pengaruh efektifitas pendekatanyang mengenai atau mengetahui bermain pengaruh
tingkat pemberian lingkungan terjadi hubungan penyebab intervensi teknik terhadap tingkat terapi
kecemasan terapi musik terapeutik timbal balik kecemasan distraksi kooperatif anak bermain
anak usia terhadap terhadap reaksi antara penyedia pada anak saat menonton kartun usia 3-5 th yang terhadap
3 sampai 6 tingkat hospitalisasi pelayanan, dirumah sakit. edukasi untuk dirawat di perilaku
tahun yang kecemasan pada anak pasien dan menurunkan skala Rumah Sakit kooperatif
mengalam anak usia keluarga s nyeri pada anak Panti Rapih anak usia pra
i todler yang usia toddler pada Yogyakarta sekolah (3 - 5
hospitalisa mengalami saat pengambilan tahun)
si di ruang hospitalisasi di darah intravena selama
Anggrek RSUD hospitalisasi di
RSUD Dr.Achmad RSUD
Ambarawa Mochtar Kefamenanu.
. Bukittinggi .
Subject 60 anak 20 orang 44 anak usia 1- Family centered Penelitian Penelitian studi 456 orang dan 32 anak
dengan kriteria
Penelitian yang 13 tahun care, pra sekolah kuantitatif kasus ini gizi kurang
inklusi anak
diambil dengan melibatkan 2 sebanyak 7.000 usia
prasekolah
dengan pendekatan (dua) individu balita.
yang sedang
teknik cross sectional yaitu An. H dan

11
incidental pada 56 An. M.Z dirawat.
sampling sampel.
Metode Kuantitatif Quasi Metode Pendekatan Metode Menggunakan Desain quasi Pra
Penelitian diskriptif experiment penelitian Family- pengambilan desain penelitian eksperimental eskprimen
dengan dengan cara kuantitatif, jenis Centered Care sampel atau deskriptif dengan dengan dengan
pendekata pretest-postets quasy keluarga metode pendekatan studi menggunakan rancangan one
n cross design dan experiment. sampling yang kasus. rancangan pra- group
sectional pengambilan Pendekatan digunakan pasca test dalam pretes – postest
sampel dengan penelitian dalam satu kelompok
cara accidental dengan cross penelitian ini atau One Group
sampling. sectional design adalah non Pretest–Postest
probability Design
sampling.
Hasil Hasil diketahui Penerapanan Penerapanan Pada penelitian Intervensi Hasil penelitian Setelah
Penelitian penelitian bahwa rata- family centered family centered tersebut keperawatan berdasarkan diberikan
menunjuk rata tingkat care dalam care dalam dukungan dengan teknik dukungan terapi bermain
kan bahwa kecemasan perawatan pra- perawatan pra- keluarga tidak distraksi orangtua semua anak
respon anak usia sekolah sekolah berepengaruh menonton kartun (penunggu) menjadi sangat
anak yang todler yang melibatkan melibatkan besar pada edukasi pada anak yang mengalami kooperatif

12
mengalam mengalami semua aspek semua aspek tingkat usia toddler peningkatan (100%). Ada
i hospitalisasi dari kebijakan, dari kebijakan, kecemasan terbukti dapat perilaku Pengaruh yang
kecemasan sebelum (pre- fasilitas dan fasilitas dan yang dialami menurunkan skala kooperatif yang signifikan
tingkat test) dilakukan perawat (staf) perawat (staf) anak, nyeri pada saat paling tinggi antara terapi
ringan dan intervensi menjadi satu- menjadi satu- dikarenakan dilakukan adalah anak bermain
sedang adalah 28,2 kesatuan sinergi kesatuan sinergi ada faktor lain tindakan yang ditunggui dengan alat
menunjuk dengan standar dalam dalam yang pengambilan oleh kedokteran
kan gejala deviasi 2,14. perawatan anak perawatan anak. menyebabkan darah intravena. orangtuanya dan terhadap
atau Tingkat Proses adanya yang mengalami perilakuk
respon kecemasan perubahan kecemasan peningkatan kooperatif
yang terendah dalam pada anak, perilaku anak usia
hampir adalah 25 perawatan anak seperti kooperatif yang prasekolah
sama, (sedang) dan melibatkan perpisahan paling rendah
faktor tertinggi 33 semua aktivitas dengan adalah anak
pembeda (berat). perawatan dari lingkungan yang ditunggui
berada Berdasarkan prosedur dan orang oleh saudaranya.
pada hasil estimasi penerimaan sekitar yang
jumlah interval pasien, belum pernah
banyaknya diyakini bahwa minimalkan mereka temui.

13
respon pada tingkat kecemasan
yang kepercayaan perpisahan,
muncul 95% rata-rata minimalkan
(skor tingkat kehilangan
kecemasan kecemasan kontrol,
). Hasil responden minimalkan
penelitian sebelum (pre- injuri dan nyeri,
menunjuk test) intervensi kaji pengalaman
kan bahwa berkisar antara positif terkait
anak 27,197-29,20. dengan
cemas hospitalisasi
ringan dan
sedang
menunjuk
kan respon
menangis
saat
ditinggal
Bapak

14
atau Ibu,
menangis
saat tiap
dilakukan
tindakan
keperawat
an atau
medismen
angis saat
akan
diajak ke
ruanganak
dapat
diberikan
secara
holistik
dan
kualitas
kesehatan

15
anak
meningkat
Pembahasan Tingkat Tingkat Reaksi Anak dilibatkan bahwa Penurunan skala Dari hasil Anak
kecemasan kecemasan hospitalisasi dalam proses responden nyeri disebabkan penelitian secara prasekolah
anak usia anak todler berdasarkan keperawatan dengan karena selama keseluruhan mampu
3 sampai 6 sebelum tingkat dengan dukungan proses intervensi adalah diketahui melalui banyak
tahun yang dilakukan kooperatif, melibatkan keluarga yang ini kedua Subjek bahwa terapi ketakutan,
mengalam intervensi responden kemandirian baik sebanyak menunjukkan bermain dapat fantasi dan
i terapi musik kooperatif lebih melalui self care 29 orang perubahan memberikan ansietas yang
hospitalisa adalah sedang banyak pada seperti; (51,8%), tingkatskala nyeri pengaruh tidak
si di dan berat kelompok mengatur jadwal namun hanya yang cukup terhadap tingkat terselesaikan
Ruang dengan nilai intervensi yaitu kegiatan, 15 orang signifikan. kooperatif pada melalui
Anggrek rata-rata 28,2. 20 anak (91,0%) memilih (51,7%) yang anak usia permainan,
RSUD Tingkat dan pada makanan, memberikan prasekolah (3-5 terutama
Ambarawa kecemasan kelompok mengenakan dukungan tahun) di Ruang dipandu oleh
sebesar anak todler kontrol lebih baju, mengatur keluarga. Nilai CB2 Anak obyek yang
68,3% setelah banyak yang waktu tidur. p value yang Rumah Sakit tepat
atau dilakukan kooperatif Prinsip tindakan didapatkan Panti Rapih misalnya
sejumlah intervensi namun ini adalah dari hasil Yogyakarta boneka, staf

16
41 anak terapi musik angkanya tidak perawat respek analisis Chi pada bulan Mei medis/staf
mengalam lebih dari sebesar pada terhadap Square adalah 2008. Dimana keperawatan
i separuh adalah kelompok individualitas sebesar 0,415 tingkat serta anak lain.
kecemasan ringan dengan intervensi yaitu pasien dan > 0,05 yang kooperatif anak
tingkat nilai rata-rata 14 anak keputusan yang artinya H0 meningkat
ringan dan 18,80. Tingkat (62,60%). Anak diambil pasien. diterima dan setelah
sebesar kecemasan lebih kooperatif Ha ditolak dan diberikan terapi
31,7% anak todler ketika tidak ada bermain.
atau sebelum dan disekitarnya hubungan
sejumlah sesudah lebih dukungan
19 orang dilakukan menyenangkan keluarga
mengalam intervensi dan situasinya dengan
i terapi musik tidakmenegangk penurunan
kecemasan dengan nilai an atau tingkat
tingkat rata-rata 9,40 menakutkan. kecemasan
sedang. pada anak
Kecemasa toddler di
n anak RSUD Sultan
tingkat Syarif

17
sedang Mohammad
paling Alkadrie
banyak Pontianak.
terjadi
pada anak
usia 3
tahun,
jenis
kelamin
perempua
n, dan
lama hari
rawatnya 2
hari.

18
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN
Hospitalisasi merupakan pengalaman yang mengancam bagi setiap
orang. Khususnya hospitalisasi pada anak merupakan stressor baik
terhadap anak itu sendiri maupun terhadap keluarga. Stres pada anak
disebabkan karena mereka tidak mengerti mengapa mereka dirawat atau
mengapa mereka terluka. Lingkungan yang asing, kebiasaan-kebiasaan
yang berbeda, perpisahan dengan keluarga merupakan pengalaman yang
dapat mempengaruhi perkembangan anak.
Oleh karena itu anak dan keluarga membutuhkan perawatan yang
kompeten untuk meminimalkan efek negatif dari hospitalisasi. Fokus dari
intervensi keperawatan adalah meminimalkan stressor perpisahan,
kehilangan kontrol dan perlukaan tubuh atau rasa nyeri pada anak serta
memberi support kepada keluarga seperti membantu perkembangan
hubungan dalam keluarga dan memberikan informasi sehingga masalah
/dampak akibat hospitalisasi bisa diminimalkan.

B. SARAN
1. Perawat perlu memberikan asuhan keperawatan secara holistik pada
anak dengan melakukan manajemen kecemasan anak saat hospitalisasi.
2. Pentingnya keterlibatan keluarga untuk berperan serta meminimilkan
reaksi dan dampak hospitalisasi anak
3. Perlu perhatian dan peran serta rumah sakit dalam hal penyediaan
fasilitas yang memadai untuk meminimalkan reaksi dan dampak
hospitalisasi

19
DAFTAR PUSTAKA

Fadilah, F. (2017). Hubungan Dukungan Keluarga Dengan Penurunan Tingkat


Kecemasan Pada Anak Toddler Di Rsud Sultan Syarif Mohammad
Alkadrie Pontianak. 3-10.
Handayani, R. D., & Dkk. (2016). Pengaruh Terapi Bermain Terhadap Tingkat
Kooperatif Selama Menjalani Perawatan Pada Anak Usia Pra Sekolah (3 –
5 Tahun) Di Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta. Jurnal Kesehatan
Surya Medika Yogyakarta, 18-22.
Hulinggi, I., Masi, G., & Ismanto, A. Y. (2018). Hubungan Sikap Perawat Dengan
Stress Pada Anak Usia Pra Sekolah Di Rsu Pancaran Kasih Gmm Manado.
E-Journal Keperawatan, 1-7.
Kusumaningrum, A. (2018). Aplikasi Dan Strategi Konsep Family Centered Care
Pada Hospitalisasi Anak Pra Sekolah. 8-18.
Marlina, L., & Imelda. (2017). Pengetahuan Dengan Reaksi Dan Kecemasan
Orangtua Akibat Hospitalisasi Anak. Jim Fkep, 25-33.
Mertajaya, I. M. (2018). Analisis Intervensi Teknik Distraksi Menonton Kartun
Edukasi Terhadap Skala Nyeri Pada Anak Usia Toddler Saat Pengambilan
Darah Intravena Di Ruang Cempaka Anak Rumah Sakit Pelni Jakarta .
Jurnal Jkft, 46-58.
Sari, F. S., & Batubara, I. M. (2017). Kecemasan Anak Saat Hospitalisasi. Jurnal
Kesehatan Kusuma Husada , 144-149.
Sari, Y. K., & Suryani, A. (2017). Pengaruh Pemberian Terapi Musik Klasik
Terhadap Tingkat Kecemasan Anak Usia Todler Yang Mengalami
Hospitalisasi Di Rsud Dr.Achmad Mochtar Bukittinggi Tahun 2016 .
Jurnal Kesehatan Prima Nusantara , 106-108.
Sholikah, U. (2017). Efektifitas Lingkungan Terapetik Terhadap Reaksi
Hospitalisasi Pada Anak . Jurnal Keperawatan Anak, 1-9.
Tat, F., & Dkk. (2016). Pengaruh Terapi Bermain Alat Kedokteran Terhadap
Perilaku Kooperatif Dalam Asuhan Keperawatan Anak Usia Pra Sekolah
Di Ruang Anak Rsud Kefamenanu Kabupaten Timor Tengah Utara .
Jurnal Info Kesehatan, 12-16.

20
21

Anda mungkin juga menyukai