Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

PENERAPAN AUTROMATIC CARE PADA ANAK REMAJA

Dosen Pengampu :
Ns. Wirdan Fauzi Rahman, M.Kep

Disusun Oleh :
Dwi Nurfathonah NIM 2200001010

PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEPERAWATAN


AKADEMI KEPERAWATAN RS EFARINA
TAHUN 2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, Tuhan semesta alam. Atas
izin dan karunia-Nya, kami dapat menyelesaikan makalah tepat waktu, Tak lupa pula
penulis haturkan shalawat serta salam kepada jungjunan Rasulullah Muhammad SAW.
Semoga syafaatnya mengalir pada kita di hari akhir kelak.

Dengan ini kami berterima kasih kepada bapak N.s Wirdan fauzi Rahman,
M.kep selaku Dosen mata kuliah Keperawatan Anak yang telah mendidik kami semoga
Ilmu yang di ajarkan kepada kami bermanfat Amin.
kami menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna, dan apabila
ada kesalahan dan kekurangan kami haturkan maaf sebesar besarnya, kami harap
makalah bisa ini bisa menjadi media baca yang bermanfaat Amin..

Purwakarta, 15 September 2023

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................................


DAFTAR ISI ..............................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN ......................................................................................................
A. Latar Belakang .........................................................................................
B. Rumusan Masalah ....................................................................................
C. Tujuan Penulisan ......................................................................................
D. Manfaat Penulisan .....................................................................................
E. Sistematika Penulisan................................................................................
BAB II
PEMBAHASAN ..................................................................................................
A. Apa yang dimaksud dengan keperawatan anak ...........................................
B. Apa yang dimaksud dengan atraumatic care ..............................................
C. Bagaimana prinsip-prinsip atraumatic care .................................................
D. Apa tujuan penerapan prinsip atraumatic care.............................................
E. Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi pelaksanaan atraumatic care
dirumah sakit...............................................................................................
F. Bagaimana hambatan perawat anak dalam pelaksanaan atraumatic care....
PENUTUP ............................................................................................................
A. Kesimpulan ................................................................................................
B. Saran ........................................................................................................ .
DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Anak merupakan seorang yang berusia kurang dari delapan belas ahun,
dalam masa tumbuh kembang dengan kebutuhan khusus, baik kebutuhan
fisik, psikologis, sosial dan spiritual. Menurut Word Health Organization
(WHO, 2013) batasan usia anak adalah sejak anak dalam kandungan sampai
usia 19 tahun (InfoDATIN, 2014). Anak merupakan individu yang berada
dalam satu rentan perubahan pertumbuhan dan perkembangan yang dimulai
dari bayi hingga remaja (Hidayat, 2012).
Menurut Khusumaningtyas dan Wayanti (2016) pertumbuhan dan
perkembangan adalah salah satu indikator memantau kesehatan anak.
Perkembangan anak terdiri atas beberapa perkembangan yaitu perkembangan
personal social, perkembangan motorik kasar, perkembangan Bahasa dan
perkembangan motorik halus. Masa pertumbuhan dan perkembangan anak
dimulai dari bayi (0 – 1 tahun), usia bermain (Toddler) (1 – 2,5 tahun), usia
pra sekolah (2,5 – 5 tahun), usia sekolah (5 – 11 tahun), hingga remaja (11 –
18 tahun) (Hidayat, 2012). Dari masa pertumbuhan dan perkembangan, anak
rentan terhadap sakit. Rentang sehat sakit merupakan batasan yang dapat
diberikan bantuan Pelayanan keperawatan pada anak, yaitu suatu kondisi anak
berada dalam status kesehatan yang meliputi sejahtera, sehat optimal, sehat,
sakit kronis, dan meninggal dunia Anak yang sakit dan di rawat di rumah sakit
akan mengalami hospitalisasi. Hospitalisasi merupakan suatu proses karena
suatu alasan yang berencana atau darurat, mengharuskan anak untuk tinggal
dirumah sakit menjalani terapi dan perawatan sampai pemulangannya
kembali ke rumah. Selama proses tersebut, anak dan orang tua harus dapat
mengalami berbagai kejadian yang menurut beberapa ditunjukkan dengan
pengalaman yang sangat traumatik dan penuh stress (Akmalia, Anjarwati and
Lestari, 2021)
4

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan keperawatan anak?

2. Apa yang dimaksud dengan atraumatic care?

3. Bagaimana prinsip-prinsip atraumatic care?

4. Apa tujuan penerapan prinsip atraumatic care!

5. Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi pelaksanaan atraumatic care di


rumah sakit?
6. Bagaimana hambatan perawat anak dalam pelaksanaan atraumatic care?

C. Tujuan
1. Mahasiswa mampu memahami keperawatan anak.

2. Mahasiswa mampu memahami atraumatic care.

3. Mahasiswa mampu memahami prinsip-prinsip atraumatic care.

4. Mahasiswa mampu memahami tujuan dari penerapan prinsip


atraumaticcare

5. Mahasiswa mampu memahami faktor-faktor pelaksanaan atraumatic care


dirumah sakit yang mempengaruhi

6. Mahasiswa mampu memahami hambatan perawat anak dalam


pelaksanaanatraumatic care.
D. Manfaat
Semoga hasil makalah ini dapat memberikan manfaat, baik sebagai media
informasi maupun sarana belajar untuk menambah wawasan dan
pengetahuan. Serta melatih penulis berpikir secara kritis dan logis dalam
mengolah dan mengkaji data menjadi sebuah karya ilmiah.
E. Sistematika Penulisan
Sistematika penyusunan makalah ini, disusun dengan urutan sebagai berikut:
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini berisi latar belakang, rumusan masalah, tujuan, manfaat, dan
sistematika penulisan.
BAB II PEMBAHASAN
5

Bab ini berisi teori-teori pembahasan.


BAB III PENUTUP
Bab ini berisi kesimpulan dan saran.
6

BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Atraumatic Care


Atraumatic care adalah penyediaan asuhan terapeutik dalam
lingkungan, oleh personel, dan melalui penggunaan intervensi yang
menghapuskan atau memperkecil distres psikologis dan fisik yang diderita
oleh anak-anak dan keluarganya dalam sistem pelayanan kesehatan
Atraumatic care adalah bentuk perawatan terapeutik yang diberikan oleh
tenaga kesehatan dalam tatanan pelayanan kesehatan anak, melalui
penggunaan tindakan yang dapat mengurangi distres fisik maupun distres
psikologis yang dialami anak maupun orang tua Atraumatic care berkaitan
dengan siapa, apa, kapan, dimana, mengapa, dan bagaimana setiap
prosedur dilakukan pada anak untuk mencegah atau meminimalkan stress
fisik dan psikologis (Wilson & Hockenberry, 2014).
Atraumatic care atau asuhan atraumatik adalah penyediaan
asuhan terapeutik dalam lingkungan oleh seseorang (personal) dengan
melalui penggunaan intervensi yang menghilangkan atau memperkecil
distres psikologis dan fisik yang dialami oleh anak-anak dan keluarga
mereka dalam sistem pelayanan kesehatan. Atraumatic care yang
dimaksud di sini adalah perawatan yang tidak menimbulkan adanya
trauma pada anak dan keluarga. Perawatan tersebut difokuskan dalam
pencegahan terhadap trauma yang merupakan bagian dalam keperawatan
anak.Seorang anak yang sakit dan harus menjalani perawatan di rumah
sakit baik yang direncanakan maupun akibat keadaan kegawatan
(misalnya karena kecelakaan) dapat mengalami distress fisik seperti rasa
nyeri dan ketidaknyaman baik karena injeksi/suntikan, tindakan intubasi,
suction, penggantian verban, pemeriksaan rektal, prosedur invasif,
penyakit, imobilisasi, gangguan tidur, ketidakmampuan minum dan
makan, serta perubahan pola eliminasi. Selain distress fisik, anak juga
dapat mengalami distress psikis seperti mengalami rasa takut, sedih,
cemas, kecewa, malu, Bahkan marah
7

B. Bagaimana prinsip-prinsip atraumatic care


1. Mencegah atau menurunkan dampak perpisahan antara orang tua dan anak
dengan menggunakan pendekatan Family Center Care/FCC. (Dapat
mengurangi gangguan psikologis anak seperti kecemasan, ketakutan, dan
kurangnya kasih sayang. Gangguan ini akan menghambat proses
penyembuhan anak dan dapat mengganggu pertumbuhan dan perkembangan
anak).
2. Meningkatkan kemampuan orang tua dalam mengontrol perawatan anaknya
(Perawat berperan penting dalam meningkatkan kemampuan orang tua dalam
merawat anaknya, Orang tua dipandang sebagai subjek yang mempunyai
potensi untuk melaksanakan perawatan pada anaknya)
3. Mencegah atau meminimalkan cedera fisik maupun psikologis (nyeri),
termasuk rasa sakit, ketidaknyamanan, imobilitas, kurang tidur,
ketidakmampuan untuk makan atau minum, dan perubahan eliminasi. (Nyeri
sering dihubungkan dengan rasa takut, cemas, dan stres, mengurangi nyeri
merupakan tindakan yang harus dilakukan dalam keperawatan anak. Proses
pengurangan nyeri sering tidak dapat dihilangkan tetapi dapat dikurangi
melalui teknik farmakologi dan teknik nonfarmakologi).
4. Memodifikasi lingkungan fisik ruang perawatan anak. (Modifikasi
lingkungan fisik yang bernuansa anak dapat meningkatkan keceriaan,
perasaan aman, dan nyaman bagi lingkungan anak sehingga anak selalu
berkembang dan merasa nyaman di lingkungannya).
C. Apa tujuan penerapan prinsip atraumatic care
1. Meminimalkan dampak hospitalisasi
2. Mencegah/meminimalkan perpisahan anak dengan orang tua/keluarga
3. Optimalisasi asuhan anak sesuai tingkat tumbuh kembang anak
4. Memfasilitasi tumbuh kembang anak
8

D. faktor-faktor yang mempengaruhi pelaksanaan atraumatic care di


rumah sakit

Ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi perawat dalammelaksanakan


atraumatic care di rumah sakit. menyatakan bahwa ada dua faktor yang
mempengaruhi pelaksanaan atraumatic care di rumah sakit, yaitu faktor
internal dan faktor eksternal.

1. Faktor Internal yaitu faktor yang berasal dari dalam diri seseorang yang
menjadi rasional untuk seseorang berperilaku terdiri dari persepsi,
pengetahuan, keyakinan, keinginan, motivasi, niat, dan sikap.

a. Pengetahuan Pengetahuan (knowledge) merupakan hasil tahu, dan ini


terjadisetelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek
tertentu. enginderaan terjadi melalui pancaindra manusia, yakni indra
penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar
pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga. Pengetahuan
atau kognitif merupakan domain yang sangat penting dalam
membentuk tindakan seseorang (overt behavior). Sebelum seseorang
mengadopsi perilaku, ia harus tahu terlebih dahulu apa arti atau
manfaat perilaku tersebut. Perawat akan melaksanakan atraumatic care
apabila ia tahu apa definisi, tujuan, manfaat, prinsip dan intervensi
atraumatic care tersebut.

b. Sikap (attitude) merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup dari
seseorang terhadap suatu stimulus atau objek (Notoatmodjo, 2012).
Sikap seseorang terhadap objek adalah perasaan mendukung atau
memihak (favorable) maupun perasaan tidak mendukung atau tidak
memihak (unfavorable) pada objek tersebut. Sikap juga merupakan
kesiapan untuk bereaksi terhadap objek di lingkungan tertentu sebagai
penghayatan terhadap objek. Secara lebih sederhana sikap dapat
dianggap sebagai suatu predisposisi umum untuk berespon atau
bertindak secara positif atau negatif terhadap suatu objek atau orang
disertai emosi positif atau negatif. Sikap membutuhkan penilaian, ada
penilaian positif, negatif atau netral tanpa reaksi afektif apapun.Sikap
positif merupakan sikap yang menunjukkan atau mempertahankan,
9

menerima, mengakui,menyetujui, serta melak sanakan norma-norma


yang berlaku dimana ndividu itu berada. Sikap negatif merupakan
sikap yang menunjukkan, memperlihatkan penolakan atau tidak
menyetujui terhadap norma-norma yang berlaku dimana individu itu
berada

2. Faktor Eksternal yaitu faktor yang berasal dari luar diri seseorang yang
mendukung seseorang untuk bertindak (berperilaku) atau mencapai tujuan
yang diinginkan, seperti pengalaman, fasilitas, dan sosiobudaya Fasilitas
atau sarana di rumah sakit sangat diperlukan untuk mewujudkan sikap
perawat agar menjadi tindakan, seperti tersedianya ruang bermain atau
alat-alat permainan untuk melakukan intervensi bermain pada anak,
tersedianya tirai bergambar bunga atau binatang lucu, hiasan dinding
bergambar dunia binatang atau fauna, papan nama pasien bergambar lucu,
dan tersedianya pakaian berwarna warni untuk perawat di ruang anak
(Supartini, 2014).
E. Hambatan perawat anak dalam pelaksanaan autromatic care
1. Perbedaan Persepsi Orang Tua Atau Keluarga Dengan Perawat Dalam
pelaksanaan atraumatic care, perawat anak memiliki hambatan yang
dikarenakan oleh perbedaan persepsi orang tua atau keluarga. Hasil
penelitian Yagil, luria, Admi, Eilon, dan Linn (2010) menyatakan bahwa
perbedaan persepsi dikarenakan kurangnya kepekaan perawat terhadap
harapan dan kebutuhan dari keluarga. Selain itu, pentingnya negosiasi antara
orang tua dengan perawat untuk menghindari tindakan keperawatan yang
dilakukan oleh orang tua Orang tua akan memiliki persepsi yang sama ketika
perawat mampu menjelaskan prosedur tindakan dengan tepat, dan keluarga
dapat menerimanya (Hamilton, Lerner, Presson, dan Klitzner, 2012). Selain
itu perawat harus mampu berperan sebagai komunikator dengan orang tua
sehingga tidak terjadi miskomunikasi dan perbedaan persepsi.
2. Keterbatasan Fasilitas Rumah Sakit
Keterbatasan fasilitas rumah sakit menjadi hambatan karena, Rumah Sakit
terkhusus ruang anak harus menyediakan ruang tindakan khusus untuk
pengendalian infeksi saat melakukan tindakan invasif Selain itu, harus
mempunyai ruang bermain khusus untuk mensejahterakan anak baik mental
10

maupun fisik. Menurut Masson, Elfving, Petersson ,Wahl, dan Tuneli (2013)
mendatangkan badut ke Rumah Sakit juga mempunyai dampak positif bagi
anak-anak, karena badut dapat mengalihkan perhatian mereka. yang
menyatakan bahwa rumah sakit seharusnya memiliki fasilitas yang lebih
efisien dan efektif untuk mendukung kegiatan manajemen fasilitas di
lingkungan kesehatan yang memiliki tujuan untuk mengurangi infeksi
nosokomial. Hal tersebut bertolak belakang dengan konsep ruang bermain
yang bersifat tidak efisien dan efektif seperti ruangan yang penuh dengan
mainan ataupun gambar-gambar yang ditempel di dinding yang dapat
menyebabkan infeksi.
3. Dukungan Orang Tua Dan Keluarga
Kurangnya dukungan keluarga menjadi hambatan hal tersebut dipengaruhi
oleh tingkat pendidikan yang rendah. Perawat memerlukan dukungan dari
keluarga untuk memberikan asuhan keperawatan yang berkualitas ukungan
orang tua dan keluarga memiliki dampak positif bagi perawat maupun anak,
sehingga perawat mampu melakukan tindakan atraumatic care dengan baik
dan membuat anak merasa nyaman, dan sejahtera.
4. Kurangnya Pengalaman Kerja Perawat Kurangnya pengalaman kerja
perawat menjadi hambatan dalam pelaksanaan atraumatic care dikarenakan,
minimnya pengalaman dan pengetahuan yang dimiliki berpengaruh pada
kualitas pelayanan yang diberikan (Halcomb, Salamonson, Raymond &
Knox, 2011). perawat juga harus memiliki kompetensi dan kualitas
pelayanan yang profesioanal yang juga dipengaruhi oleh pengalaman dan
masa kerja perawat. Berbeda dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh
Sodeify, Vanaki, & Mohammadi (2013) yang menyatakan bahwa
pengalaman kerja perawat tidak berpengaruh terhadap pelayanan dan
tindakan yang diberikan tetapi, faktor internal perawat sendiri misalnya,
persepsi dan komitmen akan pekerjaannya. Selain itu, perawat barululus pun
dapat memberikan pelayanan dan kualitas yang baik. Sebab perawat yang
baru lulus masih memiliki ilmu yang baru dan dapat mengaplikasikanya
dalam pemberian asuhan keperawatan (Barrere& Durkin,2014)
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Autromatic care adalah perawatan yang tidak menimbulkan adanya
trauma pada anak maupun keluarga. Perawatan tersebut difokuskan dalam
pencegahan terhadap trauma yang merupakan bagian dalam keperawatan
anak. Perhatian khusus kepada anak sebagai individu yang masih dalam
usia tumbuh kembang. sangat penting karena masa anak merupakan proses
menuju kematangan. Tujuan penerapan prinsip atraumatic care pada anak
untuk meminimalkan dampak hospitalisasi, mencegah meminimalkan
perpisahan anak dengan orang tua/keluarga, mengoptimalisasi asuhan anak
sesuai tingkat tumbuh kembang anak. dan memfasilitasi tumbuh kembang
anak. Atraumatic care bukan suatu bentuk intervensi yang nyata terlihat,
tetapi memberikan perhatian pada apa, siapa, dimana, mengapa dan
bagaimana prosedur dilakukan pada anak dengan tujuan mencegah dan
mengurangi stres fisik maupun psikologis. Aktivitas bermain merupakan
salah satu stimulus bagi perkembangan anak. Ada dua faktor yang
mempengaruhi pelaksanaan atraumatic care di rumah sakit, yaitu faktor
internal dan faktor eksternal.

B. Saran

Untuk kedepannya kiranya perawat mampu melakukan tindakan


atraumatic care dalam bentuk perawatan terapeutik dalam tatanan
pelayanan kesehatan anak, melalui penggunaan tindakan yang dapat
mengurangi distres fisik maupun distres psikologis yang dialami anak
maupun orang tua.

10
DAFTAR PUSTAKA

Alimul, Aziz Hidayat. 2008. Pengantar Ilmu Keperawatan Anak 2 Cetakan 3 Jilid
Ke 2.
Jakarta: Salemba Medika
Bets, Cecili Lynn. 2009, Buku Saku Keperawatan Pediatric Edisi 5 Cetakan
Pertama. Jakarta: EGC.
Kurniawati, Sri. 2009. Skripsi: Persepsi Perawat Terhadap Prinsip Perawatan
Atraumatik Pada Anak Di Ruang III RSU Dr.Pirngadi Medan. Medan: USU
Repository.

Anda mungkin juga menyukai