Anda di halaman 1dari 17

“KONSEP DASAR KEPERAWATAN ANAK”

Oleh Kelompok 1 Kelas 2.5 :

Ni Komang Liony Damayanti (P07120018157)


Ni Gusti Ayu Nyoman Tri Suriasih (P07120018159)
Ni Komang Novi Kristina Sukanata (P07120018161)
Ni Putu Sintya Darmayanti (P07120018170)

DEPARTEMEN KEMENTRIAN KESEHATAN


POLITEKNIK KESEHATAN DENPASAR
PRODI DIII JURUSAN KEPERAWATAN
TAHUN AJARAN 2019/2020
KATA PENGANTAR

“Om Swastyastu”
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa/Ida Sang Hyang Widhi Wasa atas
berkat dan karunia-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan paper yang berjudul
“Konsep Dasar Keperawatan Anak” pada mata kuliah Keperawatan Anak di Politeknik Kesehatan
Denpasar ini tepat pada waktunya.
Paper ini telah kami susun berkat bantuan dan partisipasi dari berbagai pihak sehingga dapat
terselesaikan. Untuk itu dalam kesempatan ini kami mengucapkan banyak terima kasih kepada semua
pihak yang telah membantu selama penyusunan paper ini.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangan karena keterbatasan
kemampuan penyusun, sehingga masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kami membutuhkan
kritik dan saran dari semua pihak yang membaca, sehingga kami dapat menyempurnakan paper ini
untuk memperbaiki kekurangan-kekurangan agar bisa lebih baik lagi.
“Om Santih, Santih, Santih, Om”

Denpasar, 14 Januari 2020

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................................. i


DAFTAR ISI ............................................................................................................................ ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang ........................................................................................ 1
1.2. Rumusan Masalah ................................................................................... 2
1.3. Tujuan Tulisan ........................................................................................ 2

BAB II PEMBAHASAN
2.1. Pengertian Anak ...................................................................................... 6
2.2. Perspektif Keperawatan Anak ................................................................. 6
2.3. Paradigma Anak ...................................................................................... 7
2.4. Pendekatan family centered care............................................................. 9
2.5. Atraumatic care ....................................................................................... 12
2.6. Sistem perlindungan anak di Indonesia .................................................. 13

BAB III PENUTUP


3.1. Kesimpulan ............................................................................................. 16
3.2. Saran........................................................................................................ 16
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Karena anak-anak sangatlah berbeda dari orang dewasa – baik secara fisiologis maupun
psikologis- asuhan keperawatan pediatric merupakan fenomena yang spasial. Untuk menghadapi
tantangan berespons terhadap kehidupan anak, banyak fasilitas asuhan keperawatan dewasa ini
diperlengkapi dengan unit pediatrik terpisah, sehingga perawat dan staf asuhan keperawatan
profesional lainnya dapat memberikan terapi berdasarkan kebutuhan individual pasiennya masing-
masing.
Namun, pada kenyataannya banyak fasilitas asuhan kesehatan tidak memiliki ruangan
berstandar tinggi seperti yang dimaksud. Sebagai konsekuensi yang harus dipukul dalam penataan
ruangan tersebut, anak-anak yang menderita penyakit akut kadang-kadang tidak menerima
perhatian khusus serta perawatan yang mereka inginkan yang sepatutnya harus mereka dapatkan.
Keluarga merupakan unsur penting dalam perawatan anak, mengigat anak bagian dari keluarga.
Kehidupan anak dapat ditentukan oleh lingkungan keluarga, kehidupan dan kesehatan anak juga
dipengaruhi oleh dukungan keluarga.
Hal ini dapat terlihat bila dukungan keluarga sangat baik maka pertumbuhan dan
perkembangan anak relatif stabil, tetapi bila dukungan pada anak kurang baik, maka anak akan
mengalami hambatan pada dirinya yang dapat menganggu psikologis anak
(Hidayat,2005).
Anak dipandang sebagai individu yang unik, yang punya potensi untuk tumbuh dan
berkembang (Supartini, Yupi). Anak bukanlah miniature orang dewasa, melainkan individu yang
sedang berada dalam proses tumbuh kembang dan mempunyai kebutuhan yang spesifik.

1.2 Rumusan masalah


1. Apa definisi dari anak?
2. Apa yang dimaksud dengan perspektif keperawatan anak?
3. Apa yang dimaksud dengan paradigma anak?
4. Apa yang dimaksud dengan pendekatan family centered care?
5. Apa yang dimaksud dengan atraumatic care?
6. Bagaimana system perlindungan anak di Indonesia?
1.3 Tujuan Penulisan
1. Agar dapat mengetahui & memahami definisi dari anak
2. Agar dapat mengetahui & memahami perspektif keperawatan anak
3. Agar dapat mengetahui & memahami paradigm anak
4. Agar dapat mengetahui & memahami pendekatan family centered care
5. Agar dapat mengetahui & memahami atraumatic care
6. Agar dapat mengetahui & memahami system perlindungan anak di Indonesia
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Anak


Menurut UU No. IV th 1979 ttg kesejahteraan anak, disebutkan bahwa anak adalah
seseorang yang belum mencapai umur 21 tahun dan belum menikah Sedangkan menurut UU RI
No.I th 1974 Bab IX ps 42 disebutkan bahwa anak yan sah adalah yang dilahirkan dalam atau
sebagai perkawinan yang sah.
Dari kedua pengertian diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa pengertian anak adalah
seseorang yang dilahirkan dalam atau sebagai perkawinan yang sah yang belum mencapai usia 21
tahun dan belum menikah.
Dalam keperawtan anak yang menjadi individu (klien) adalah anak-anak diartikan sebagai
seseorang yang berusia kurang dari delapan belas tahun dalam masa tumbuh kembang dengan
kebutuhan khusus baik kebutuhan fisik, psikologis, sosial dan spiritual. Masa anak merupakan
masa pertumbuhan dan perkembangan yang dimulasi dari bayi (0-1 tahun), usia bermain/todler (1-
2,5 tahun), pra sekolah (2,5-5 tahun), usia sekolah (5-11 tahun), remaja (11-18).

2.2 Perspektif Keperawatan Anak


Perspektif keperawatan anak merupakan landasan berpikir bagi seorang perawat anak dalam
melakukan pelayanan keperawatan terhadap klien anak maupun keluarganya.
 Prinsip-Prinsip Keperawatan Anak
Terdapat prinsip atau dasar dalam keperawatan anak yang dijadikan sebagai pedoman dalam
memahami filosofi keperawatan anak. Prinsip dalam asuhan keperawatan anak adalah :
a) Anak bukan miniatur orang dewasa tetapi sebagai individu yang unik, dimana tidak boleh
memandang anak dari ukuran fisik saja melainkan anak sebagai individu yang unik yang
mempunyai pola pertumbuhan dan perkembangan menuju proses kematangan.
b) Anak sebagai individu yang unik dan mempunyai kebutuhan yang sesuai dengan tahap
perkembangan. Kebutuhan tersebut meliputi kebutuhan fisiologis (seperti nutrisi, dan
cairan, aktifitas, eliminasi, istirahat, tidur dan lain-lain), kebutuhan psikologis, sosial dan
spiritual.
c) Pelayanan keperawatan anak berorientasi pada upaya pencegahan dan peningkatan derajat
kesehatan, bukan hanya mengobati anak yang sakit.
d) Keperawatan anak merupakan disiplin ilmu kesehatan yang berfokus pada kesejateraan
anak sehingga perawat bertanggung jawab secara komprehensif dalam memberikan asuhan
keperawatan anak. Anak dikatakan sejahtera jika anak tidak merasakan gangguan
psikologis, seperti rasa cemas, takut atau lainnya, dimana upaya ini tidak terlepas juga dari
peran keluarga.
e) Praktik keperawatan anak mencangkup kontrak dengan anak dan keluarga untuk
mencegah, mengkaji, mengintervensi dan meningkatkan kesejahteran hidup, dengan
menggunakan proses keperawatan yang sesuai aspek moral (etik) dan aspek hukum (legal).
Sebagai bagian dari keluarga anak harus dilibatkan dalam pelayanan keperawatan, dalam
hal ini harus terjadi kesepakatan antara keluarga, anak dan tim kesehatan.
f) Tujuan keperawatan anak dan remaja adalah untuk meningkatkan maturasi atau
kematangan yang sehat bagi anak dan remaja sebagai makhluk biopsikososial dan spiritual
dalam kontek keluarga dan masyarakat.
g) Pada masa yang akan datang kecendrungan perawatan anak berfokus pada ilmu tumbuh
kembang, sebab ilmu tumbuh kembang ini akan mempelajari aspek kehidupan anak.

2.3 Paradigma Keperawatan Anak


Paradigma keperawatan anak landasar berfikir dalam penerapan ilmu keperawatan anak, dimana
landasar berfikir tersebut terdiri atas empat komponen.
Komponen paradigma keperawatan anak :

Manusia(anak)

Sehat-sakit lingkungan

keperawatan
a. Anak
Dalam keperawatan anak yang menjadi individu (klien) adalah anak-anak diartikan sebagai
seseorang yang berusia kurang dari delapan belas tahun dalam masa tumbuh kembang dengan
kebutuhan khusus baik kebutuhan fisik, psikologis, sosial dan spiritual. Masa anak merupakan
masa pertumbuhan dan perkembangan yang dimulai dari bayi (0-1 tahun), usia bermain/todler (1-
2,5 tahun), pra sekolah (2,5-5 tahun), usia sekolah(5-11 tahun), remaja (11-18 tahun).

b. Sehat dan Sakit


Rentang sehat sakit adalah suatu kondisi anak berada dalam status kesehatan yang meliputi
sejahtera, sehat optimal, sehat, sakit, sakit kronis dan meninggal. Rentang ini suatu alat ukur dalam
menilai status kesehatan yang bersifat dinamis dalam setiap waktu, selama dalam batas rentang
tersebut anak membutuhkan bantuan perawat baik secara langsung maupun tidak langsung., seperti
apabila anak berada pada rentang sehat maka upaya perawat untuk meningkatkan derajat kesehatan
sampai mencapai taraf sejahtera baik fisik, sosial maupun spiritual.

c. Lingkungan
Lingkungan dalam paradigm keperawatan anak yang dimaksud adalah lingkungan
eksternal maupun internal yang berperan dalam status kesehatan anak.
1) Lingkungan internal : Genetik, kematangan biologis, jenis kelamin, intelektual, emosi dan
adanya predisposisi atau resistensi terhadap penyakit.
2) Lingkungan eksternal : Status nutrisi, orang tua, saudara kandung, kelompok/geng, disiplin yang
ditanamkan orang tua, agama, budaya, status sosial ekonomi, iklim, cuaca sekitar dan lingkungan
fisik/biologis baik rumah maupun sanitasi di sekelilingnya.
Perkembangan anak sangat dipengaruhi ransangan terutama dari lingkungan eksternal, yaitu
lingkungan yang aman, peduli, dan penuh kasih sayang.

d. Keperawatan
Komponen ini merupakan bentuk pelayanan keperawatan yang diberikan kepada anak
dalam mencapai pertumbuhan dan perkembangan secara optimal dengan melibatkan keluarga
seperti adanya dukungan, pendidikan kesehatan dan upaya dalam rujukan ke tenaga kesehatan
dalam program perawatan anak. Fokus utama dalam pelaksanaan pelayanan keperawatan adalah
peningkatan kesehatan dan pencegahan penyakit, dengan falsafah yang utama, yaitu asuhan
keperawatan yang berpusat pada keluarga dan perawatan yang terapetik. Bentuk intervensi utama
yang diperlukan anak dan keluarga adalah pemberian dukungan, pemberian pendidikan kesehatan
dan upaya rujukan kepada tenaga kesehatan lain yang berkompeten sesuai dengan kebutuhan
sesuai dengan kebutuhan anak.

2.4 Pendekatan family centered care

Pada dasarnya, setiap asuhan pada anak yang dirawat dirumah sakit memerlukan
keterlibatan orang tua. Waktu kunjungan bagi orang tua terhadap anaknya harus terbuka selama
24 jam, tersedia aktivitas bermain dan layanan pendidikan kesehatan pada orang tua yang
terprogram secara reguler. Anak membutuhkan orang tua selama proses hospital.Untuk mencapai
tujuan dari upaya pencegahan dan pengobatan pada anak yang dirawat dirumah sakit, sangat
diperlukan kerjasama antara orang tua dan tim kesehatan dan asuhan pada anak baik sehat maupun
sakit paling baik dilaksanakan oleh orang tua, dengan bantuan tenaga kesehatan yang
mengemukakan bahwa prinsip pelayanan keperawatan pada anak harus berfokus pada anak dan
keluarga, untuk memnuhi kebutuhan anak dan keluarga.
Anak dan remaja membutuhkan pembelaan dari orang dewasa untuk mempertahankan,
meningkatkan dan memperbaiki kesehatan, pembelaan tersebut merupakan salah satu dari hak
anak yang harus dibela dan dilindungi dari berbagai perlindungan kesehatan dan kesejahteraan
anak. Dalam penanganan pelayanan kesehatan anak harus didahulukan dalam penanganan,
mengingat anak merupakan salah satu generasi penerus yang harus dilindungi dari kecacatan.
Perlindungan atau pembelaan dari orang dewasa merupakan suatu kewajiban seseorang yang telah
dewasa yang telah mampu mengatasi permasalahan yang ada. Anak sangat tergantung pada orang
dewasa serta lingkungan yang ada di sekitarnya yang dapat memfasilitasi dalam segala pemenuhan
kebutuhannya baik keluarga, orang yang berada di sekitarnya .
Dua konsep yang mendasari asuhan yang berpusat pada keluarga, yaitu fasilitas
keterlibatan orangtua dalam keperawatan dan peningkatan kemampuan keluarga dalam merawat
anaknya. Perawat juga punya peran penting untuk memfasilitasi hubungan orangtua dan anaknya
selama dirumah sakit. Hal ini bertujuan agar dengan difasilitasinya hubungan antara orangtua
dengan anaknya, orang tua diharapkan mempunyai kesempatan untuk meneruskan peran dan
tugasnya merawat anak selama dirumah sakit. Perawat juga mempunyai peran penting untuk
meningkatkan kemampuan orang tua dalam merawat anaknya. Orang tua dipandang sebagai
subjek yang punya potensi untuk anaknya dirumah sakit, terjadi proses belajar pada orang, baik
dalam hal peningkatan pengetahuan maupun keterampilan yang berhubungan dengan keadaan
sakit anaknya. Dengan demikian, pada saat anak diperoleh kan pulang ke rumah, orang tua sedah
memiliki seperangkat ilmu pengetahuan dan keterampilan tentang perawatan anaknya. Misalnya,
pada saat seorang ibu yang mempunyai anak sakit panas dan dirawat dirumah sakit, jika pada awal
masuk rumah sakit orang tua tidak tahu tentang perawatan anak panas, saat keluar dari rumah sakit
mereka sudah dapat memberikan kompres hangat dan mengukur suhu dengan termometernya
sendiri secara benar. Untuk itu, pendidikan kesehatan yang dilakukan oleh perawat menjadi begitu
penting untuk dilaksanakan. Proses perawatan anak dirumah sakit harus memberikan kesempatan
belajar pada orangtua untuk merawat anak.
Etos asuhan yang berpusat pada keluarga pada dasarnya karena asuhan dan pemberi
rasa aman dan nyaman orang tua terhadap anaknya merupakan asuhan keperawatan anak dirumah
sakit sehingga asuhan keperawatan pada anak dirumah sakit harus berpusat pada konsep anak
sebagai bagian dari keluarga dan keluarga sebagai pemberi dukungan yang paling baik bagi anak
selama proses hospitalisasi Keluarga merupakan unsur penting dalam perawatan anak meningat
anak bagian dari keluarga. Kehidupan anak dapat di tentukan oleh lingkungan keluarga, untuk itu
keperawatan anak harus mengenal keluarga sebagai tempat tinggal atau sebagai konstanta tetap
dalam kehidupan anak. Sebagai perawat, dalam memberikan pelayanan keperawatan anak, harus
mampu menfasilitasi keluarga dalam berbagai bentuk pelayanan kesehatan baik berupa pemberian
tindakan keperawatan langsung maupun pemberian pendidikan kesehatan pada anak. Selain itu,
keperawatan anak harus memperhatian kehidupan sosial, budaya, dan ekonomi keluarga karena
tingkat sosial, budaya ,dan ekonomi dari keluarga dapat menentukan pola kehidupan anak
selanjutnya dalam kehidupan di masyarakat.
Dengan demikian dalam pemberian asuhan keperawatan diperlukan keterlibatan
keluarga.Hal ini sangat penting mengingat anak selalu embutuhkan orang tua selama dirumah sakit
seperti dalam aktivitas bermain atau program perawatan lainnya seperti pengobatan. Pentingnya
keterlibatan keluarga dapat mempengaruhi proses ini dan dapat mempengaruhi kesembuhan anak,
seringkali dapat di temukan dampak yang cukup bagi anak apabila anak ditinggal sendiri tanpa
ada yang menemani seperti kecemasan bahkan menjadi stres. Apabila hal tersebut dibiarkan terus
upaya penyembuhan sulit tercapai. Jika demikian halnya kerja sama atau keterlibatan orang tua
dengan tenaga kesehatan yang ada dirumah sakit selama anak dalam perawatan sangatn
diperlukan.Keterlibatan keluarga dan kemampuan keuarga dalam merawat merupakan dasar dari
asuhan keperawatan yang berfokus pada keluarga. Perawat dengan menfasilitasi keluarga dapat
membantu proses penyembuhan pada anak yang sakit selama dirumah sakit. Harapan terbentuknya
kerjasama yang utuh antara perawat dan fungsi orang tua dengan peran dan fungsi perawat dalam
pemberian perawatan. Jangan sampai terjadi pemutusan dalam program perawatan. Demikian juga
proses perpisahan antara orang tua dan anak masih fokus dalam perhatian perawatan,karena dapat
juga berdampak besar dalam program perawatan anak , kerja sama tersebut dapat terjalin hingga
program perawatan dirumah melalui peningkatan kemampuan dan keterampilan dalam perawatan
anak seperti tindakan mengukur suhu ketika panas dan dalam pemberian kompres dingin / hangat.
 Elemen Pokok Asuhan yang Berpusat Pada Keluarga :
1. Hubungan anak dan orangtua adalah unik, berbeda antara yang satu dengan yang lainnya.
Setiap anak mempunyai karakteristik yang berbeda dan berespon terhadapp sakit dan
perawatan dirumah sakit secara bebeda pula. Demikian pula orangtua mempunyai
latarbelakang individu yang berbeda dalam berespon terhadap kondisi anak dan perawatan
dirumah sakit.
2. Orang tua dapat memberikan asuhan yang efektif selama hospitalisasi anaknya. Telah
terbukti dalam beberapa penelitian bahwa anak akan merasa aman apabila berada
disamping orangtuanya, terlebih lagi pada saat menghadapi situasi menakutkan seperti
dilakukan prosedur invasif. Dengan demikian, tujuan asuhan akan tercapai dengan baik
apabila ada kerjasama yang baik antara perawat dan orang tua.
3. Kerjasama dalam model asuhan adalah fleksible dan menggunakan konsep dasar asuhan
keperawatan anak. Saat tertentu perawat dapat melakukan asuhan keluarga dan keluarga
dapat melakukan asuhan keperawatan. Pada kondisi tertentu ketika orang tua harus
meninggalkan anak sesaat (misalnya, membeli obat, ke kamar kecil), perawat harus siap
menggantikannya (misalnya, bayi menangis, perwat perlu menggendong,
meninabobokan). Sebaliknya, orangtua harus belajar melakukan tindakan keperawatan,
seperti memberikan kompres, mengukur suhu, atau mengobservasi gejala panas anak,
melalui proses pendidikan kesehatan yang diberikan perawat.
4. Keberhasilan dan pendekatan ini bergantung pada kesepakatan tim kesehatan untuk
mendukung kerjasama yang aktif dari orangtua. Kesepakatan untuk menggunakan
pendekatan famili centred tidak cukup hannya dari perawat, tetapi juga seluruh petugas
kesehatan yang ada.

2.5 Atraumatic care


Atraumatic care yang dimaksud adalah perawatan yang tidak menimbulkan adanya trauma
pada anak dan keluarga. Perawat tersebut difokuskan dalam pencegahan terhadap trauma yang
merupakan bagian dalam keperawatan anak. Perhatian khusus pada anak.
Beberapa kasus yang sering dijumpai di masyarakat seperti peristiwa yang dapat menimbulkan
trauma pada anak adalah cemas, marah, nyeri, dan lain-lain. Apabila hal tersebut di biarkan dapat
menyebabkan dampak psikologis pada anak dan tentunya akan mengganggu perkembangan anak.
Dengan demikian atraumatic care dapat diberikan pada anak dan keluarga dengan mengurangi
dampak psikologis dari tindakan keperawatan yang diberikan seperti memperhatikan dampak
tindakan yang diberikan dengan melihat prosedur tindakan yang kemungkinan berdampak adanya
trauma pada anak. Untuk mencapai perawatan tersebut beberapa prinsip yang dapat dilakukan oleh
perawat antara lain :
1. Menurunkan atau mencegah dampak perpisahan dari keluarga.
Dampak perpisahan dari keluarga, anak mengalami gangguan psikologis seperti
kecemasan, ketakutan, kekurangan kasih sayang. Gangguan ini akan menghambat proses
penyembuhan anak dan dapat mengganggu pertumbuhan dan perkembangan anak.
2. Meningkatkan kemampuan orang tua dalam mengontrol dalam perawatan pada anak.
Melalui control peningkatan orang tua pada diri anak diharapkan anak mampu
mandiri dalam kehidupannya. Anak akan selalu berhati-hati dalam melakukan
aktivitasnya, selalu bersikap waspada dalam segala hal.
3. Mencegah atau mengurangi cedera (injuri) dan nyeri (dampak psikologis)
Proses pengurangan rasa nyeri sering tidak bisa dihilangkan secara cepat akan tetapi
dapat dikurangi melalui berbagai teknik misalnya distraksi, relaksasi, imaginary.
Respon emosi terhadap penyakit sangat bervariasi tergantung pada usia dan pencapaian
tugas perkembangan anak. Apabila tubuh merasa nyeri reaksi yang akan dialami pada si
anak adalah menangis dan reaksi tubuh untuk mobilisasi (tidak mau bergerak sama sekali).
Apabila terjadi perubahan rutinitas atau ritual dalam dirinya maka anak akan mempunyai
reaksi seperti menyerang dan menunjukkan tingkah laku protes.
4. Tidak melakukan kekerasan pada anak
Kekerasan pada anak akan menimbulkan gangguan psikologis yang sangat berarti
dalam kehidupan anak. Apabila ini terjadi pada anak dalam proses tumbuh kembang maka
kemungkinan pencapaian kematangan akan terhambat, dengan demikian tindakan
kekerasan pada anak sangat tidak dianjurkan karena akan memperberat kondisi anak.
5. Modifikasi lingkungan fisik
Melalui modifikasi lingkungan fisik yang bernuansa anak dapat meningkatkan
keceriaan, perasaan aman, dan nyaman bagi lingkungan anak sehingga anak selalu
berkembang nyaman di lingkungan.

2.6 Sistem Perlindungan Anak di Indonesia


Kerangka hukum dan kebijakan di Indonesia perlu diperkuat untuk mencegah dan
menangani kekerasan, perlakuan salah, eksploitasi dan penelantaran anak. Pemerintah pusat dan
daerah memerlukan keselarasan peraturan maka langkah terakhir yang dilakukan pemerintah pusat
adalah mengembangkan pedoman. Perda yang mengacu pada pendekatan berbasis sistem terhadap
perlindungan anak merupakan sebuah langkah yang positif.
Perlindungan anak melalui pendekatan berbasis sistem meliputi :
(1) Sistem perlindungan anak yang efektif melindungi anak dari segala bentuk kekerasan,
perlakuan salah, eksploitasi dan penelantaran,
(2) Sistem perlindungan anak yang efektif mensyaratkan adanya komponen-komponen
yang saling terkait,
(3) Rangkaian pelayanan perlindungan anak di tingkat masyarakat dimulai dari layanan
pencegahan primer dan sekunder sampai pelayanan tersier (Unicef Indonesia, 2012).
Berdasarkan Undang-undang Republik Indonesia Nomor 35 tahun 2014, dimana pada
Pasal 73a menyatakan bahwa:
(1) Dalam rangka efektivitas penyelenggaraan perlindungan anak, kementerian
yang menyelenggarakan urusan pemerintah di bidang perlindungan anak
harus melakukan koordinasi lintas sektoral dengan lembaga terkait,
(2) Koordinasi dilakukan melalui pemantauan, evaluasi dan pelaporan
penyelenggaraan perlindungan anak.
Pada pasal 74 menyatakan bahwa :
(1) Dalam rangka meningkatkan efektivitas pengawasan penyelenggaraan
pemenuhan hak anak, dengan undang-undang ini dibentuk Komisi
Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) yang bersifat independen,
(2) Dalam hal diperlukan, Pemerintah Daerah dapat membentuk Komisi
Perlindungan Anak Daerah atau lembaga lainnya yang sejenis untuk
mendukung pengawasan penyelenggaraan perlindungan anak di daerah.
Berikut ini cara melindungi anak dari kekerasan fisik dan kejahatan seksual
dimana banyak pelaku kekerasan fisik dan seksual banyak dilakukan oleh
orang yang dikenal oleh anak. Cara melindunginya yaitu dimulai dengan:
1. Bangun komunikasi dengan anak.
 Dengarkan cerita anak dengan penuh perhatian.
 Hargai pendapat dan seleranya walaupun orang tua tidak setuju.
 Jika anak bercerita sesuatu hal yang sekiranya membahayakan,
tanyakan anak bagaimana mereka menghindari bahaya tersebut.
 Orang tua belajar untuk melihat dari sudut pandang anak. Jangan
cepat mengkritik atau mencela cerita anak.

2. Cara yang dilakukan jika mengira anak menjadi korban kekerasan fisik atau
kekerasan seksual:
 Beri lingkungan yang aman dan nyaman agar dia dapat
berbicara kepada Anda atau orang dewasa yang dapat
dipercaya.
 Yakinkan anak bahwa dia tidak bersalah dan tidak
melakukan apapun yang salah. Yang bersalah adalah orang
yang melakukan hal tersebut kepadanya.
 Cari bantuan untuk menolong kesehatan mental dan fisik.
 Konsultasi dengan aparat negara yang dapat dipercaya
bagaimana menolong anak tersebut.
 Laporkan kejadian ini kepada Komisi Anak Nasional.
 Jaga rahasia: kejadian dan data pribadi anak agar tidak
menjadi rumor yang akan menjadi beban dan penderitaan
mental anak. Dalam undang-undang hak anak: anak yang
menjadi korban kejahatan seksual berhak untuk dirahasiakan
namanya.
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Anak adalah individu yang berusia 0-18 tahun dipandang sebagai individu yang unik, yang
punya potensi untuk tumbuh dan berkembang. Anak bukanlah miniatur orang dewasa, melainkan
individu yang sedang berada dalam proses tumbuh-kembang dan mempunyai kebutuhan yang
spesifik. Sepanjang rentang sehat-sakit, anak membutuhkan bantuan perawat baik secara langsung
maupun tidak langsung ssehingga tumbuh-kembangnya dapat terus berjalan. Orang tua diyakini
sebagai orang yang paling tepat dan paling baik dalam memberikan perawatan anak, baik dalam
keadaan sehat maupun sakit, sedangkan perawat memberikan bantuan apabila keluarga tidak
mampu melakukannya.
Kerangka hukum dan kebijakan di Indonesia perlu diperkuat untuk mencegah dan
menangani kekerasan, perlakuan salah, eksploitasi dan penelantaran anak. Pemerintah pusat dan
daerah memerlukan keselarasan peraturan maka langkah terakhir yang dilakukan pemerintah pusat
adalah mengembangkan pedoman. Perda yang mengacu pada pendekatan berbasis sistem terhadap
perlindungan anak merupakan sebuah langkah yang positif.

3.2 Saran
Demikian makalah ini kami buat, kami sadar di dalam makalah ini masih begitu banyak
kekurangan dan jauh dari kesempurnaan. Maka dari itu kritik dan saran yang membangun
senantiasa kami harapkan demi kesempurnaan penyusunan makalah yang selanjutnya.
DAFTAR PUSTAKA

Supartini, Yupi. 2004. Buku Ajar Konsep Dasar Keperawatan Anak. Jakarta: EGC
Wong, D.L. 2009. Buku Ajar Keperawatan Pediatrik. Jakarta: EGC
Yuliastati dan arnis Amelia.2016.Keperawatan Anak (Modul bahan ajar cetak
keperawatan.Kementrian Kesehatan Republik Indonesia:Jakarta.

Hidayat.A.A.2005. Pengantar Ilmu Keperawatan Anak 1. Salemba Medika : Jakarta

https://www.academia.edu/37458177/makalah_perspektif_keperawatan_anak
https://id.scribd.com/document/263723851/Perspektif-Keperawatan-Anak

Anda mungkin juga menyukai