“Om Swastyastu”
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa/Ida Sang Hyang Widhi Wasa atas
berkat dan karunia-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan paper yang berjudul
“Konsep Dasar Keperawatan Anak” pada mata kuliah Keperawatan Anak di Politeknik Kesehatan
Denpasar ini tepat pada waktunya.
Paper ini telah kami susun berkat bantuan dan partisipasi dari berbagai pihak sehingga dapat
terselesaikan. Untuk itu dalam kesempatan ini kami mengucapkan banyak terima kasih kepada semua
pihak yang telah membantu selama penyusunan paper ini.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangan karena keterbatasan
kemampuan penyusun, sehingga masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kami membutuhkan
kritik dan saran dari semua pihak yang membaca, sehingga kami dapat menyempurnakan paper ini
untuk memperbaiki kekurangan-kekurangan agar bisa lebih baik lagi.
“Om Santih, Santih, Santih, Om”
Penyusun
DAFTAR ISI
BAB II PEMBAHASAN
2.1. Pengertian Anak ...................................................................................... 6
2.2. Perspektif Keperawatan Anak ................................................................. 6
2.3. Paradigma Anak ...................................................................................... 7
2.4. Pendekatan family centered care............................................................. 9
2.5. Atraumatic care ....................................................................................... 12
2.6. Sistem perlindungan anak di Indonesia .................................................. 13
Manusia(anak)
Sehat-sakit lingkungan
keperawatan
a. Anak
Dalam keperawatan anak yang menjadi individu (klien) adalah anak-anak diartikan sebagai
seseorang yang berusia kurang dari delapan belas tahun dalam masa tumbuh kembang dengan
kebutuhan khusus baik kebutuhan fisik, psikologis, sosial dan spiritual. Masa anak merupakan
masa pertumbuhan dan perkembangan yang dimulai dari bayi (0-1 tahun), usia bermain/todler (1-
2,5 tahun), pra sekolah (2,5-5 tahun), usia sekolah(5-11 tahun), remaja (11-18 tahun).
c. Lingkungan
Lingkungan dalam paradigm keperawatan anak yang dimaksud adalah lingkungan
eksternal maupun internal yang berperan dalam status kesehatan anak.
1) Lingkungan internal : Genetik, kematangan biologis, jenis kelamin, intelektual, emosi dan
adanya predisposisi atau resistensi terhadap penyakit.
2) Lingkungan eksternal : Status nutrisi, orang tua, saudara kandung, kelompok/geng, disiplin yang
ditanamkan orang tua, agama, budaya, status sosial ekonomi, iklim, cuaca sekitar dan lingkungan
fisik/biologis baik rumah maupun sanitasi di sekelilingnya.
Perkembangan anak sangat dipengaruhi ransangan terutama dari lingkungan eksternal, yaitu
lingkungan yang aman, peduli, dan penuh kasih sayang.
d. Keperawatan
Komponen ini merupakan bentuk pelayanan keperawatan yang diberikan kepada anak
dalam mencapai pertumbuhan dan perkembangan secara optimal dengan melibatkan keluarga
seperti adanya dukungan, pendidikan kesehatan dan upaya dalam rujukan ke tenaga kesehatan
dalam program perawatan anak. Fokus utama dalam pelaksanaan pelayanan keperawatan adalah
peningkatan kesehatan dan pencegahan penyakit, dengan falsafah yang utama, yaitu asuhan
keperawatan yang berpusat pada keluarga dan perawatan yang terapetik. Bentuk intervensi utama
yang diperlukan anak dan keluarga adalah pemberian dukungan, pemberian pendidikan kesehatan
dan upaya rujukan kepada tenaga kesehatan lain yang berkompeten sesuai dengan kebutuhan
sesuai dengan kebutuhan anak.
Pada dasarnya, setiap asuhan pada anak yang dirawat dirumah sakit memerlukan
keterlibatan orang tua. Waktu kunjungan bagi orang tua terhadap anaknya harus terbuka selama
24 jam, tersedia aktivitas bermain dan layanan pendidikan kesehatan pada orang tua yang
terprogram secara reguler. Anak membutuhkan orang tua selama proses hospital.Untuk mencapai
tujuan dari upaya pencegahan dan pengobatan pada anak yang dirawat dirumah sakit, sangat
diperlukan kerjasama antara orang tua dan tim kesehatan dan asuhan pada anak baik sehat maupun
sakit paling baik dilaksanakan oleh orang tua, dengan bantuan tenaga kesehatan yang
mengemukakan bahwa prinsip pelayanan keperawatan pada anak harus berfokus pada anak dan
keluarga, untuk memnuhi kebutuhan anak dan keluarga.
Anak dan remaja membutuhkan pembelaan dari orang dewasa untuk mempertahankan,
meningkatkan dan memperbaiki kesehatan, pembelaan tersebut merupakan salah satu dari hak
anak yang harus dibela dan dilindungi dari berbagai perlindungan kesehatan dan kesejahteraan
anak. Dalam penanganan pelayanan kesehatan anak harus didahulukan dalam penanganan,
mengingat anak merupakan salah satu generasi penerus yang harus dilindungi dari kecacatan.
Perlindungan atau pembelaan dari orang dewasa merupakan suatu kewajiban seseorang yang telah
dewasa yang telah mampu mengatasi permasalahan yang ada. Anak sangat tergantung pada orang
dewasa serta lingkungan yang ada di sekitarnya yang dapat memfasilitasi dalam segala pemenuhan
kebutuhannya baik keluarga, orang yang berada di sekitarnya .
Dua konsep yang mendasari asuhan yang berpusat pada keluarga, yaitu fasilitas
keterlibatan orangtua dalam keperawatan dan peningkatan kemampuan keluarga dalam merawat
anaknya. Perawat juga punya peran penting untuk memfasilitasi hubungan orangtua dan anaknya
selama dirumah sakit. Hal ini bertujuan agar dengan difasilitasinya hubungan antara orangtua
dengan anaknya, orang tua diharapkan mempunyai kesempatan untuk meneruskan peran dan
tugasnya merawat anak selama dirumah sakit. Perawat juga mempunyai peran penting untuk
meningkatkan kemampuan orang tua dalam merawat anaknya. Orang tua dipandang sebagai
subjek yang punya potensi untuk anaknya dirumah sakit, terjadi proses belajar pada orang, baik
dalam hal peningkatan pengetahuan maupun keterampilan yang berhubungan dengan keadaan
sakit anaknya. Dengan demikian, pada saat anak diperoleh kan pulang ke rumah, orang tua sedah
memiliki seperangkat ilmu pengetahuan dan keterampilan tentang perawatan anaknya. Misalnya,
pada saat seorang ibu yang mempunyai anak sakit panas dan dirawat dirumah sakit, jika pada awal
masuk rumah sakit orang tua tidak tahu tentang perawatan anak panas, saat keluar dari rumah sakit
mereka sudah dapat memberikan kompres hangat dan mengukur suhu dengan termometernya
sendiri secara benar. Untuk itu, pendidikan kesehatan yang dilakukan oleh perawat menjadi begitu
penting untuk dilaksanakan. Proses perawatan anak dirumah sakit harus memberikan kesempatan
belajar pada orangtua untuk merawat anak.
Etos asuhan yang berpusat pada keluarga pada dasarnya karena asuhan dan pemberi
rasa aman dan nyaman orang tua terhadap anaknya merupakan asuhan keperawatan anak dirumah
sakit sehingga asuhan keperawatan pada anak dirumah sakit harus berpusat pada konsep anak
sebagai bagian dari keluarga dan keluarga sebagai pemberi dukungan yang paling baik bagi anak
selama proses hospitalisasi Keluarga merupakan unsur penting dalam perawatan anak meningat
anak bagian dari keluarga. Kehidupan anak dapat di tentukan oleh lingkungan keluarga, untuk itu
keperawatan anak harus mengenal keluarga sebagai tempat tinggal atau sebagai konstanta tetap
dalam kehidupan anak. Sebagai perawat, dalam memberikan pelayanan keperawatan anak, harus
mampu menfasilitasi keluarga dalam berbagai bentuk pelayanan kesehatan baik berupa pemberian
tindakan keperawatan langsung maupun pemberian pendidikan kesehatan pada anak. Selain itu,
keperawatan anak harus memperhatian kehidupan sosial, budaya, dan ekonomi keluarga karena
tingkat sosial, budaya ,dan ekonomi dari keluarga dapat menentukan pola kehidupan anak
selanjutnya dalam kehidupan di masyarakat.
Dengan demikian dalam pemberian asuhan keperawatan diperlukan keterlibatan
keluarga.Hal ini sangat penting mengingat anak selalu embutuhkan orang tua selama dirumah sakit
seperti dalam aktivitas bermain atau program perawatan lainnya seperti pengobatan. Pentingnya
keterlibatan keluarga dapat mempengaruhi proses ini dan dapat mempengaruhi kesembuhan anak,
seringkali dapat di temukan dampak yang cukup bagi anak apabila anak ditinggal sendiri tanpa
ada yang menemani seperti kecemasan bahkan menjadi stres. Apabila hal tersebut dibiarkan terus
upaya penyembuhan sulit tercapai. Jika demikian halnya kerja sama atau keterlibatan orang tua
dengan tenaga kesehatan yang ada dirumah sakit selama anak dalam perawatan sangatn
diperlukan.Keterlibatan keluarga dan kemampuan keuarga dalam merawat merupakan dasar dari
asuhan keperawatan yang berfokus pada keluarga. Perawat dengan menfasilitasi keluarga dapat
membantu proses penyembuhan pada anak yang sakit selama dirumah sakit. Harapan terbentuknya
kerjasama yang utuh antara perawat dan fungsi orang tua dengan peran dan fungsi perawat dalam
pemberian perawatan. Jangan sampai terjadi pemutusan dalam program perawatan. Demikian juga
proses perpisahan antara orang tua dan anak masih fokus dalam perhatian perawatan,karena dapat
juga berdampak besar dalam program perawatan anak , kerja sama tersebut dapat terjalin hingga
program perawatan dirumah melalui peningkatan kemampuan dan keterampilan dalam perawatan
anak seperti tindakan mengukur suhu ketika panas dan dalam pemberian kompres dingin / hangat.
Elemen Pokok Asuhan yang Berpusat Pada Keluarga :
1. Hubungan anak dan orangtua adalah unik, berbeda antara yang satu dengan yang lainnya.
Setiap anak mempunyai karakteristik yang berbeda dan berespon terhadapp sakit dan
perawatan dirumah sakit secara bebeda pula. Demikian pula orangtua mempunyai
latarbelakang individu yang berbeda dalam berespon terhadap kondisi anak dan perawatan
dirumah sakit.
2. Orang tua dapat memberikan asuhan yang efektif selama hospitalisasi anaknya. Telah
terbukti dalam beberapa penelitian bahwa anak akan merasa aman apabila berada
disamping orangtuanya, terlebih lagi pada saat menghadapi situasi menakutkan seperti
dilakukan prosedur invasif. Dengan demikian, tujuan asuhan akan tercapai dengan baik
apabila ada kerjasama yang baik antara perawat dan orang tua.
3. Kerjasama dalam model asuhan adalah fleksible dan menggunakan konsep dasar asuhan
keperawatan anak. Saat tertentu perawat dapat melakukan asuhan keluarga dan keluarga
dapat melakukan asuhan keperawatan. Pada kondisi tertentu ketika orang tua harus
meninggalkan anak sesaat (misalnya, membeli obat, ke kamar kecil), perawat harus siap
menggantikannya (misalnya, bayi menangis, perwat perlu menggendong,
meninabobokan). Sebaliknya, orangtua harus belajar melakukan tindakan keperawatan,
seperti memberikan kompres, mengukur suhu, atau mengobservasi gejala panas anak,
melalui proses pendidikan kesehatan yang diberikan perawat.
4. Keberhasilan dan pendekatan ini bergantung pada kesepakatan tim kesehatan untuk
mendukung kerjasama yang aktif dari orangtua. Kesepakatan untuk menggunakan
pendekatan famili centred tidak cukup hannya dari perawat, tetapi juga seluruh petugas
kesehatan yang ada.
2. Cara yang dilakukan jika mengira anak menjadi korban kekerasan fisik atau
kekerasan seksual:
Beri lingkungan yang aman dan nyaman agar dia dapat
berbicara kepada Anda atau orang dewasa yang dapat
dipercaya.
Yakinkan anak bahwa dia tidak bersalah dan tidak
melakukan apapun yang salah. Yang bersalah adalah orang
yang melakukan hal tersebut kepadanya.
Cari bantuan untuk menolong kesehatan mental dan fisik.
Konsultasi dengan aparat negara yang dapat dipercaya
bagaimana menolong anak tersebut.
Laporkan kejadian ini kepada Komisi Anak Nasional.
Jaga rahasia: kejadian dan data pribadi anak agar tidak
menjadi rumor yang akan menjadi beban dan penderitaan
mental anak. Dalam undang-undang hak anak: anak yang
menjadi korban kejahatan seksual berhak untuk dirahasiakan
namanya.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Anak adalah individu yang berusia 0-18 tahun dipandang sebagai individu yang unik, yang
punya potensi untuk tumbuh dan berkembang. Anak bukanlah miniatur orang dewasa, melainkan
individu yang sedang berada dalam proses tumbuh-kembang dan mempunyai kebutuhan yang
spesifik. Sepanjang rentang sehat-sakit, anak membutuhkan bantuan perawat baik secara langsung
maupun tidak langsung ssehingga tumbuh-kembangnya dapat terus berjalan. Orang tua diyakini
sebagai orang yang paling tepat dan paling baik dalam memberikan perawatan anak, baik dalam
keadaan sehat maupun sakit, sedangkan perawat memberikan bantuan apabila keluarga tidak
mampu melakukannya.
Kerangka hukum dan kebijakan di Indonesia perlu diperkuat untuk mencegah dan
menangani kekerasan, perlakuan salah, eksploitasi dan penelantaran anak. Pemerintah pusat dan
daerah memerlukan keselarasan peraturan maka langkah terakhir yang dilakukan pemerintah pusat
adalah mengembangkan pedoman. Perda yang mengacu pada pendekatan berbasis sistem terhadap
perlindungan anak merupakan sebuah langkah yang positif.
3.2 Saran
Demikian makalah ini kami buat, kami sadar di dalam makalah ini masih begitu banyak
kekurangan dan jauh dari kesempurnaan. Maka dari itu kritik dan saran yang membangun
senantiasa kami harapkan demi kesempurnaan penyusunan makalah yang selanjutnya.
DAFTAR PUSTAKA
Supartini, Yupi. 2004. Buku Ajar Konsep Dasar Keperawatan Anak. Jakarta: EGC
Wong, D.L. 2009. Buku Ajar Keperawatan Pediatrik. Jakarta: EGC
Yuliastati dan arnis Amelia.2016.Keperawatan Anak (Modul bahan ajar cetak
keperawatan.Kementrian Kesehatan Republik Indonesia:Jakarta.
https://www.academia.edu/37458177/makalah_perspektif_keperawatan_anak
https://id.scribd.com/document/263723851/Perspektif-Keperawatan-Anak