Anda di halaman 1dari 40

LAPORAN PENDAHULUAN PADA PASIEN

DENGAN GANGGUAN KONSEP DIRI

OLEH :

IDA AYU DITASARI

P07120018096

TINGKAT 3.3

DIII KEPERAWATAN

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLITEKNIK KESEHATAN DENPASAR

JURUSAN DIII KEPERAWATAN

2020
LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN
PASIEN DENGAN GANGGUAN KONSEP DIRI

A. MASALAH UTAMA
Gangguan konsep diri
B. KONSEP DASAR ISOLASI SOSIAL
1. Pengertian Konsep Diri
Konsep diri adalah semua pikiran, keyakinan, dan kepercayaan yang
merupakan pengetahuan individu tentang dirinya dan mempengaruhi hubungannya
dengan orang lain. Konsep diri tidak terbentuk waktu lahir, tetapi dipelajari sebagai
hasil pengalaman unik seseorang dalam dirinya sendiri, dengan orang terdekat dan
realitas dunia. (Mukhripah Damaiyanti, Iskandar, 2012: 35)
Konsep diri adalah penilaian subjektif individu terhadap dirinya,
perasaan sadar atau tidak sadar dan persepsi terhadap fungsi, peran dan tubuh.
(Farida Kusumawati, Yudi H, 2010: 64)
2. Tanda dan Gejala
a. Fisiologis
Gejala fisiologis yang timbul antara lain, peningkatan frekuensi jantung,
peningkatan tekanan darah, peningkatan frekuensi pernapasan, diaphoresis, dilatasi
pupil, tremor suara (perubahan nada suara), gemetar, menggigil, palpitasi, mual
atau muntah, berkemih sering, diare, insomnia, keletihan dan kelemahan,
kemerahan atau pucat, mulut kering, sakit dan nyeri dibagian tubuh (terutama dada,
punggung, leher), kegelisahan, pingsan/pening, paratesia, dan anoreksia.
(Carpenito,2009)
b. Emosional
Individu menyatakan bahwa ia merasa ketakutan, tidak berdaya, gugup,
kurang percaya diri, kehilangan kendali, ketegangan meningkat, tidak mampu
rileks, individu menampakkan iritabilitas/tidak sadar, marah yang meledak,
menangis, cenderung menyalahkan orang lain, reaksi mengagetkan, mengkritik diri
dan orang lain, menarim diri, inisiatif rendah, celaan terhadap diri, kontak mata
buruk. (Carpenito,2009)
c. Kognitif
Ketidakmampuan berkonsentrasi, rendahnya kesdaran terhadap sekitar,
pelupa, merenung, orientasi terhadapmasa lalu dari pada sekarang ataumasa
depan, bloking saat berpikir, menurunnya kemampuan belajar, dan konfusi.
(Carpenito,2009)
Kaji faktor yang berhubungan:
a. Situasional (individu, lingkungan)
Berhubungan dengan ancaman yang dirasakan atau ancaman actual
terhadap konsep diri sebagai akibat dari perubahan status, rendahnya
pengakuan dari orang lain, kegagalan,kehilangan berharga dan dilema etik.
Berhubungan dengan kehilangan orang terdekat sebagai akibat dari kematian,
perceraian, tekanan budaya, pindah, berpisah sementara atau selamanya.
Berhubungan dengan dengan ancaman yang dirasakan terhadap intergitas
biologis sebagai akibat proses menjelang ajal, penyerangan, prosedur invasif,
penyakit. Berhubungan dengan perubahan lingkungan yang actual sebagai
akibat hospitalisasi, pindah, pension, bahaya keamanan. Berhubungan dengan
lingkungan yang actual dalam status sosioekonomi sebagai akibat dari
pengangguran pekerjaan baru. (Carpenito,2009)
b. Maturasional
Pada bayi/anak-anak (berhubungan dengan perpisahan, lingkungan atau
orang yang tidak dikenal, perubahan dalam hubungan teman sebaya) remaja
(berhubungan dengan ancaman terhadap konsep diri) dewasa (berhubungan
dengan ancaman terhadap konsep diri sekunder akibat kehamilan menjadi
orang tua, perubahan karir dan efek penuaan), lanjut usia(berhubungan
dengan ancaman terhadap konsep diri sekunder akibat penurunan sensorik,
penurunan motorik, masalah keuangan, perubahan pada masa pension).
(Carpenito,2009)

a. Gejala subjektif
1) Mengungkapkan kecacatan/kehilangan bagian tubuh
2) Tidak mau mengungkapkan kecacatan/kehilangan bagian tubuh

3) Mengungkapkan perasaan negatif tentang perubahan tubuh

4) Mengungkapkan kekhawatiran pada penolakan/reaksi orang lain

5) Mengungkapkan perubahan gaya hidup

b. Gejala objektif
1) Kehilangan bagian tubuh
2) Fungsi/struktur tubuh berubah/hilang

3) Menyembunyikan/ menunjukkan bagian tubuh secara berlebihan

4) Fokus pada penampilan dan kekuatan masa lalu

5) Hubungan sosial berubah

3. Pohon Masalah
Gangguan Konsep Diri
Isolasi sosial : menarik diri Efek yang
timbul

Gangguan konsep diri


Masalah

Gangguan citra tubuh


Kasus

4. Proses terjadinya masalah

A. Faktor predisposisi
1) Biologi
Harapan akan struktur, bentuk dan fungsi tubuh yang tidak tercapai
karena dirawat atau sakit. Stresor fisik atau jasmani yang lain seperti: suhu
dingin atau panas, suara bising, rasa nyeri atau sakit, kelelahan fisik,
lingkungan yang tidak memadai dan pencemaran (polusi) udara atau zat kimia.
2) Penolakan orang tua,
Harapan orang tua yang tidak realistis, kegagalan yang berulang, kurang
mempunyai tanggung jawab personal, ketergantungan pada orang lain dan
ideal diri yang tidak realistis. Stressor yang lain adalah konflik, tekanan, krisis
dan kegagalan.
3) Sosio kultural
Stereotipi peran gender, tuntutan peran kerja, harapan peran budaya,
tekanan dari kelompok sebaya dan perubahan struktur sosial
(http://digilib.unimus.ac.id 10 mei 2012)
B. Faktor predisposisi gangguan citra tubuh

a. Kehilangan/kerusakan bagian tubuh (anatomi/fungsi)

b. Perubahan ukuran, bentuk dan penampilan tubuh (akibat pertumbuhan dan


perkembangan atau penyakit)

c. Proses patologik penyakit dan dampaknya terhadap struktur maupun


fungsi tubuh

d. Prosedur pengobatan seperti radiasi, kemoterapi, transplantasi

C. Faktor predisposisi gangguan harga diri

a. Penolakan dari orang lain

b. Kurang penghargaan

c. Pola asuh yang salah : terlalu dilarang, terlalu dikontrol, terlalu dituruti,
terlalu dituntut, dan tidak konsisten
d. Persaingan antar saudara

e. Kesalahan dan kegagalan yang berulang

f. Tidak mampu mencapai standar yang ditentukan.

D. Faktor predisposisi gangguan peran

a. Transisi peran yang sering terjadi pada proses perkembangan, perubahan


situasi dan keadaan sehat-sakit

b. Ketegangan peran, ketika individu menghadapi dua harapan yang


bertentangan secara terus menerus yang tidak terpenuhi

c. Keraguan peran, ketika individu kurang pengetahuannya tentang harapan


peran yang spesifik dan bingung tentang tingkah laku peran yang sesuai

d. Peran yang terlalu banyak

E. Faktor presipitasi

a. Faktor presipitasi dapat disebabkan oleh faktor dari dalam atau fakktor dari
luar individu ( internal or external sources ) yang terdiri dari:

1. Trauma seperti penganiayaan seksual dan psikologis atau menyaksikan


peristiwa yang mengancam kehidupan

2. Ketegangan peran adalah perasaan frustasi ketika individu merasa tidak


adekuat melakuakan peran atau melakukan peran yang bertentangan
denagn hatinya atau tidak merasa cocok dalam melakukan perannya.

Ada 3 janis transisi peran:

a. Perkembangan transisi, yaitu perubahan normatif yang berkaitan


dengan pertumbuhan. Pertumbuhan ini termasuk tahap perkembangan
dalam kehidupan individu atau keluarga dan norma-norma budaya,
nilai-nilai, serta tekanan untuk menyesuaikan diri.

b. Situasi transisi peran adalah bertambah atau berkurangnya anggota


keluarga melalui peristiwa penting dalam kehidupan individu seperti
kelahiran atau kematian.

c. Transisi peran sehat-sakit terjadi akibat pergeseran dari keadaan sehat


ke keadaan sakit, transisi ini dapat dicetuskan oleh :

1) Perubahan ukuran dan bentuk, penampilan atau fungsi tubuh

2) Perubahan fisik yang berkaitan dengan tumbuh kembang normal.


(http://digilib.unimus.ac.id 10 mei 2012)
5. Akibat
Gangguan konsep diri membuat klien menjadi tidak mau, maupun tidak
mampu bergaul dengan orang lain dan terjadinya isolasi sosial seperti menarik
diri. Menarik diri merupakan gangguan kepribadian yang tidak fleksibel pada
tingkah laku yang maladaptif, mengganggu fungsi seseorang dalam hubungan
sosial.
6. Mekanisme koping
Individu akan memberikan reaksi yang berbeda-beda untuk mengatasi
stres, proses koping terhadap stres menjadi pedoman untuk mengatasi reaksi stres.
Koping sebagai proses dimana individu mencoba untuk mengelola jarak yang ada
antara tuntutan-tuntutan (baik tuntutan itu yang berasal dari individu maupun
tuntutan yang berasal dari lingkungan) dengan sumber-sumber daya yang mereka
gunakan dalam menghadapi situasi penuh stres (Gustiarti,2002)
Mekanisme koping terdiri dari pertahanan jangka pendek atau jangka
panjang serta penggunaan mekanisme pertahanan ego untuk melindungi diri sendiri
dalam menghadapi persepsi diri yang menyakitkan. Mekanisme koping pada klien
cdengan gangguan konsep diri dibagi dua yaitu:
a. Koping jangka pendek
1. Aktivitas yang memberikan pelarian sementara dari krisis identitas diri
(misalnya: konser musik, bekerja keras, dan observasi nonton televisi).
2. Aktivitas yang memberikan identitan pengganti sementara (misalnya: ikut
serta dalam kelompok sosial, agama, politik, kelompok, gerakan atau
genk).
3. Aktivitas yang sementara menguatkan atau meningkatkan perasaan diri tak
menentu (misalnya: olah raga yang kompetitif, prestasi akademik, kontes
untuk mendapatkan popularitas).

4. Aktivitas yang merupakan upaya jangka pendek untuk membuat identitas


diluar dari hidup yang tidak bermakna saat ini (misalnya penyalahgunaan
obat).

b. Koping jangka panjang


Mekanisme jangka panjang meliputi:
1. Penutupan identitas merupakan adopsi identitas prematur yang diinginkan
oleh orang terdekat tanpa memperhatikan keinginan, aspirasi, atau potensi
diri individu.

2. Identitas negatif merupakan asumsi identitas yang tidak sesuai dengan nilai
dan harapan yang diterima masyarakat. Mekanisme pertahanan ego
termasuk penggunaan fantasi, disosiasi, isolasi, proyeksi, pengalihan
(sidplacement), splitting, berbalik marah terhadap diri sendiri, dan amuk
(Stuart,2006).

3. Mekanisme pertahanan ego yang sering dipakai:

a) Fantasi, kemampuan menggunakan tanggapan-tyanggapan yang sudah


ada (dimiliki) utnuk menciptakan tanggapan baru.

b) Disosiasi, respon yang tidak sesuai dengan stimulus.

c) Isolasi, menghindarkan diri dari interaksi dengan lingkungan luar.

d) Projeksi, kelemahan dan kekurangan pada diri sendiri dilontarkan pada


orang lain.

e) Displacement, mengeluarkan perasaan-perasaan yang tertekan pada


orang yang kurang mengancam dan kurang menimbulkan reaksi emosi.

7. Penatalaksanaan
a. Psikofarmakol
Adalah terapi dengan menggunakan obat, tujuannya untuk mengurangi atau
menghilangkan gejala gangguan jiwa. obat yang biasa digunakan di RS jiwa
antara lain:
1) Anti psikosis

a. Cloropromazin (thorazime) dosis 25-2000mg/hari

b. Haloperidol (hal dol) dosis 2-40 mg/hari indikasi digunakan untuk


pengobatan psiko, mengobati masalah perilaku yang berat pada anak-
anak yang berhubungan dengan keadaan yang tiba-tiba meledak,
mengontrol mual dan muntah yang berat dan kecemasan berat.kontra
indikasi: hiperaktif , galaukoma, hamil dan menyusui, efek samping yaitu
anemia, mulut kering , mual dan muntah, konstipassi, diare, hipotensi,
aritmia kordis, takikardi, eksrapiramidal,penglihatan berkabut.

b. Pengobatan somatik

1) Elektro convulsif terapi (ECT)


Merupakan pengobatan untuk menimbulkan kejang grand mal yang
menghasilkan afek terapi dengan menggunakan arus listrik berkekuatan75-
100 volt. Cara kerja belum diketahui secara jelas namun dapat dikatakan
bahwa therapi konvulsif dapat memperpendek lamanya skizofrenia dan
dapat mempermudah kontak dengan orang lain , indikasi ECT yaitu
depresi berat dan bila terapi obat-obat belum berhasil (gangguan berpolar)
klien yang sangat mania,hiperaktif, klien resiko tinggiunuh diri, psikosis
akut skozoprenia.
2) Pengkajian fisik
Terdiri dari pengekangan mekanik dan isolasi. Pengekangan mekanik
dilakukan dengan menggunakan manset untuk pergelangan tangan dan
kaki serta sprei pengekang.
Isolasi yaitu menempatkan klien dalam suatu ruangan tertentu di rumah
sakit.indikasi: pengendalian prilaku amuk yang membahayakan diri dan
orang lain.
Kontra indikasi: resiko tinggi bunuh diri, hukuman.
3) Psikoterapi
Psikoterapi membutuhkan waktu yang relatif cukup lama dan merupakan
bagian penting proses terapiutik, upaya dalam psikoterapi yaitu
memberikan rasa aman dan tenang. Menerima klien apa adanya, motivasi
klien untuk dapat mengungkapkan perasaannya secara verbal, bersikap
ramah sopan dan jujur pada klien.
4) Terapi modalitas
Terapi okupasi: adalah suatu ilmu dan seni untuk mengarahkan partisipasi
seseorang dalam melaksanakan aktivitas atau juga yang segala dipilih
dengan maksud untuk memperbaiki, memperkuat dan meningkatkan harga
diri.

8. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan Jiwa Pasien Dengan Gangguan Konsep


diri
Pemberian asuhan keperawatan merupakan proses terapeutik yang melibatkan
hubungan kerjasama antara perawat dengan klien, keluarga atau masyarakat untuk
mencapai tingkat kesehatan yang optimal.
1. Pengkajian
a. Identitas klien
1) Perawat yang merawat melakukan kontak dengan klien tentang :
nama klien, nama panggilan klien, nama perawat, panggilan perawat,
tujuan, waktu, tempat pertemuan, topik pembicaraan.
2) Usia
3) Nomor rekam medik
4) Perawat menuliskan sumber data yang didapat
b. Keluhan utama/alasan masuk
Menanyakan pada klien atau keluarga penyebab klien datang ke rumah sakit
saat ini dan bagaimana koping keluarga yang sudah dilakukan untuk
mengatasi masalah ini dan bagaimana hasilnya.
c. Faktor predisposisi
Tanyakan pada klien / keluarga, apakah klien pernah mengalami gangguan
jiwa di masa lalu, pernah melakukan, mengalami, menyaksikan
penganiayaan fisik, seksual, penolakan dari lingkungan, kekerasan dalam
keluarga dan tindakan kriminal, baik itu yang dilakukan, dialami ,
disaksikan oleh orang lain, apakah ada anggota keluarga yang mengalami
gangguan jiwa, pengalaman yang tidak menyenangkan.
d. Aspek fisik
Meliputi pengukuran tanda vital, tinggi badan, berat badan dan adanya
keluhan fisik, misalnya tampak lemah, letih dan sebagainya.
e. Aspek psikososial
1). Membuat genogram yang memuat minimal 3 generasi yang
menggambarkan hubungan klien dengan keluarganya yang terkait
dengan komunikasi, pengambilan keputusan, pola asuh, pertumbuhan
individu dan keluarga.
2). Konsep diri, meliputi :
Kaji lebih dalam secara bertahap dengan komunikasi yang sering dan
singkat, meliputi :
a). Citra tubuh
Tanyakan dan observasi persepsi pasien terhadap tubuhnya, bagian
tubuh yang disukai dan tidak disukai.
b). Identitas diri
Tanyakan dan observasi tentang status dan posisi klien sebelum
dirawat, kepuasan klien terhadap status dan posisinya (sekolah,
tempat kerja, kelompok), kepuasan klien sebagai perempuan atau
laki-laki.
c). Peran
Tanyakan tentang tugas / peran yang diemban dalam
keluarga/kelompok, kemampuan klien dalam melaksanakan tugas /
peran.
d). Ideal diri
Tanyakan tentang harapan terhadap tubuh; posisi, status,
tugas/peran dan harapan klien terhadap lingkungan (keluarga,
sekolah, tempat kerja, masyarakat).
e). Harga diri.
Tanyakan dan nilai melalui observasi lingkungan hubungan klien
dengan orang lain sesuai dengan kondisi no. 2). (a), (b), (c) dan
penilaian/penghargaan orang lain terhadap diri dan kehidupannya.
3). Hubungan sosial (di rumah dan di rumah sakit)
a). Tanyakan pada klien / keluarga siapa orang yang paling berarti
dalam kehidupannya, tempat mengadu, tempat bicara, minta
bantuan atau sokongan.
b). Tanyakan pada klien / keluarga, kelompok apa saja yang diikuti
dalam masyarakat.
c). Tanyakan pada klien / keluarga pada klien sejauh mana klien
terlibat dalam kelompok di masyarakat.
4). Spiritual, meliputi pandangan, nilai dan keyakinan klien terhadap
gangguan jiwa sesuai dengan agama yang dianut, kegiatan ibadah yang
biasa dilakukan di rumah.

f. Status mental
Nilai aspek-aspek meliputi :
2). Penampilan (rapi / tidak) , penggunaan dan cara berpakaian.
3). Pembicaraan; cepat, keras, gagap, membisu, apatis, lambat, inkoheren,
atau tidak dapat memulai pembicaraan.
4). Aktifitas motorik; tampak adanya kelesuan, ketegangan, kegelisahan,
agitasi, tik (gerakan involunter pada otot), grimasen (gerakan otot muka
yang berubah-ubah yang tidak dapat dikontrol klien), tremor atau
kompulsif.
5). Alam perasaan; sedih, gembira, putus asa, ketakutan, atau khawatir.
6). Afek; datar, tumpul, labil, tidak sesuai.
7). Interaksi selama wawancara; bermusuhan, tidak kooperatif, kontak
mata kurang, defensif, curiga atau mudah tersinggung.
8). Persepsi; menentukan adanya halusinasi dan jenisnya.
9). Proses pikir; sirkumstansial (pembicaraan berbelit-belit, tapi sampai
pada tujuan pembicaraan), tangensial (pembicaraan berbelit-belit tidak
sampai pada tujuan pembicaraan), kehilangan asosiasi (pembicaraan
yang tidak ada hubungan satu dengan yang lainnya), flight of ideas
(pembicaraan yang meloncat-loncat), blocking (pembicaraan terhenti
sejenak tanpa gangguan eksternal, kemudian dilanjutkan kembali),
perseverasi (pembicaraan yang diulang berkali-kali).
10). Isi pikir; obsesi (pikiran yang selalu muncul walaupun klien berusaha
menghilangkannya), phobia (ketakutan patologis pada objek / situasi
tertentu), hipokondria (keyakinan terhadap adanya gangguan organ di
dalam tubuh yang sebenarnya tidak ada), depersonalisasi (merasa asing
terhadap diri sendiri, orang lain atau lingkungan), ide yang terkait
(keyakinan klien terhadap kejadian yang banyak di lingkungan yang
bermakna dan terkait pada dirinya), pikiran magis dan waham.
11).Tingkat kesadaran; bingung, sedasi, stupor, orientasi waktu, tempat dan
orang.
12).Memori; adanya gangguan daya ingat jangka panjang, gangguan daya
ingat jangka pendek, gangguan daya ingat saat ini, konfabulasi.
13).Tingkat konsentrasi dan berhitung; perhatian klien yang mudah
dialihkan, tidak mampu memperbaiki, tidak mampu berhitung.
14).Kemampuan penilaian; gangguan penilaian ringan dan gangguan
kemampuan penilaian bermakna.
15).Daya tilik diri; pengingkaran terhadap penyakit yang diderita,
menyalahkan hal-hal di luar dirinya.
g. Kebutuhan persiapan pulang
Observasi kemampuan klien akan; makan, BAB/BAK, mandi, berpakaian,
istirahat dan tidur, penggunaan obat, pemeliharaan kesehatan, aktifitas di
dalam dan di luar rumah
h. Mekanisme koping
Kaji koping adaptif ataupun maladaptif yang biasa digunakan klien dengan
menarik diri, seperti regresi (kemunduran ke tingkat perkembangan yang
lebih rendah dengan respon yang kurang matang), represi (koping yang
menekan keadaan yang tidak menyenangkan ke alam bawah sadar), isolasi
(respon memisahkan diri dari lingkungan sosial).
i. Aspek medik
Jenis obat-obatan klien saat ini, baik obat fisik, psikofarmaka dan terapi
lainnya.
Data yang didapat dapat dikelompokkan menjadi 2 macam, yaitu data
objektif dan subjektif. Data objektif ditemukan secara nyata dan didapatkan
melalui observasi atau pemeriksaan langsung, sedangkan data subjektif
merupakan data yang disampaikan oleh klien secara lisan dan keluarga yang
didapat melalui wawancara perawat kepada klien dan keluarga.

2. Diagnosa keperawatan
A. Perubahan penampilan peran berhubungan dengan harga diri rendah.

B. Gangguan harga diri: harga diri rendah berhubungan dengan gangguan citra tubuh.
3. Rencana Keperawatan
DIAGNOSA PERENCANAAN INTERVENSI
KEPERAWATAN TUJUAN KRITERIA EVALUASI
TUM :
Setelah 3x pertemuan,
Gangguan harga a) Bina hubungan saling percaya.
klien menunjukkan
diri rendah pasien dapat menerima
peningkatan harga b) Diskkusikan perubahan strukktur , bentu, atau
berhubungan
diri kehadiran perawat. Pasien fungsi tubuh.
dengan gangguan
TUK :
citra tubuh dapat mengungkapkan c) Observasi ekspresi klien pada saat diskusi.
1. Klien dapat
perasaan dan d) Diskusikan kemampuan dan aspek positif yang
meningkatkan
keterbukaan dan keberadaannya saat ini dimiliki klien (tubuh, intelektual, keluarga) oleh
hubungan saling klien di luar perubahan yang terjadi).
secara verbal, seperti : mau
percaya. e) Setiap bertemu klien hindarkan memberi
menjawab salam, ada penilaian yang negative, utamakan memberi
percaya. pujian yang realistik.
kontak mata, mau berjabat
2. Klien dapat tangan, mau berkenalan, f) Dorong klien untuk merawat diri dan berperan
mengidentifikasi dalam asuhan klien secara bertahap.
perubahan citra mau menjawab pertanyaan,
tubuh. g) Libatkan klien dalam kelompok dengan
mau duduk berdampingan
masalah gangguan citra tubuh.
3. Klien dapat dengan perawat, mau
menilai kemampuan h) Tingkatkan dukungan keluarga pada klien
dan aspek positif mengungkapkan terutama pasangan.
yang dimiliki. perasaannya i) Membantu klien mengurangi perubahan citra
4. Klien dapat tubuh.
menerima realita
j) Diskusikan cara yang dapat dilakukan untuk
perubahan struktur,
mengurangi dampak perubahan struktur, bentuk
bentuk atau fungsi
atau fungsi tubuh.
tubuh.
k) Tingkatkan kegiatan sesuai dengan toleransi
5) Klien dapat
kondisi klien.
menyusun rencana
cara-cara l) Beri kesempatan pada klien untuk mencoba
menyelesaikan kegiatan yang telah direncanakan.
masalah yang
dihadapi. m) Berikan pujian atas keberhasilan klien.
n) Diskusikan kemungkinan pelaksanaan dirumah.
6) Klien dapat
melakukan tindakan o) Berikan pendidikan kesehatan pada keluarga
pengembalian tentang cara merawat klien harga diri rendah.
integritas tubuh. p) Bantu keluarga untuk memberi dukungan
selama klien dirawat.
q) Bantu keluarga menyiapkan lingkungan
dirumah.
DAFTAR PUSTAKA

Arief, F. (2010). Gangguan Konsep Diri. Scribd , 6.

Carpenito, Lynda. (2009). Buku Saku Diagnosa Keperawatan Jiwa. Jakarta: EGC.

Damaiyanti, Mukhripah & Iskandar. (2012). Asuhan Keperawatan Jiwa. Bandung: PT


Refika Aditama.

Kusumawati, Farida & Hartono, Yudi. (2012). Buku Ajar Keperawatan Jiwa. Jakarta:
Salemba Medika.

Keliat, B. A. (2001). Gangguan Konsep Diri. Jakarta: EGC.


Prabowo,Eko. (2014). Konsep & Aplikasi Asuhan Keperawatan Jiwa. Yogyakarta:
Nuha Medika.

Prasetyo. (2008). Strategi Pelaksanaan Tindakan Keperawatan. Scribd , 1.

Stuart, G.W. (2006). Buku Saku Keperawatan. Cetakan Pertama. Jakarta: EGC.
TUGAS KEPERAWATAN JIWA

ASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA Ny.I

DENGAN GANGGUAN KONSEP DIRI

Tanggal 3 Oktober 2020 – 5 Oktober 2020

OLEH :

IDA AYU DITASARI

P07120018096

TINGKAT 3.3
DIII KEPERAWATAN

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN DENPASAR
JURUSAN KEPERAWATAN
TAHUN AKADEMIK
2020

ASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA Ny.I DENGAN GANGGUAN


KONSEP DIRI DI RUANGAN ARIMBI RUMAH SAKIT JIWA PROVINSI
BALI

PADA TANGGAL

3 OKTOBER 2020 – 5 OKTOBER 2020

I. IDENTITAS KLIEN

Nama : Ny.I (P)


Umur : 25 th
Alamat : Blahkiuh, Abiansemal Badung
Pendidikan : S1 Akutansi
Agama : Hindu
Status : Sudah menikah
Pekerjaan :-
Jenis kelamin : Perempuan
No. RM : 190787

Tanggal Dirawat(MRS) : 1 Oktober 2020

Tanggal Pengkajian : 3 Oktober 2020


Ruang Rawat : Arimbi

II. ALASAN MASUK

Ada seorang wanita berusia 25 tahun dengan nama Ny.I , ia mendapat musibah
kecelakaan yang membuat kaki kirinya dioperasi dan harus diamputasi. Ny .I sering kali
merasa malu dan tidak percaya diri akan penampilannya. Ia merasa malu dengan kakinya
takut orang lain akan meledek penampilannya.

III. FAKTOR PREDISPOSISI

a. Pernah mengalami gangguan jiwa di masa lalu ?

Ya

 Tidak
Jika Ya, Jelaskan:
Tidak, pasien mengatakan tidak tahu sedang mengalami gangguan jiwa
b. Pengobatan sebelumnya
Berhasil

Kurang berhasil

 Tidak berhasil
Jelaskan:
Pasien mengatakan pengobatan sebelumnya tidak menghasilkan apapun pada
dirinya.
IV. RIWAYAT TRAUMA

Pelaku/usia Korban/usia Saksi/usia

Aniaya fisik - - - - - -

Aniaya seksual - - - - - -

Penolakan - - - - - -

Kekerasan dalam keluarga - - - - - -

Tindakan kriminal - - - - - -

Jelaskan:
Masalah/ Diagnosa Keperawatan :
1. Perubahan pertumbuhan dan perkembangan
2. Berduka antisipasi
3. Berduka disfungsional
4. Respon paska trauma
5. Sindroma trauma perkosaan
6. Resiko tinggi kekerasan
7. Ketidakefektifan penatalaksanaan regiment terapeutik
8.Lain-lain, Jelaskan :

4. Adakah anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa ?

Ya Tidak 
Hubungan Keluarga Gejala Riwayat

Pengobatan/perawatan
.................................... ....................................... .......................................
.................................... ....................................... .......................................
.................................... ......................................... .........................................

Masalah keperawatan :

......................................................................................................................................

......................................................................................................................................

..........................................................................................................…………………

5. Pengalaman masa lalu yang tidak menyenangkan .

Pasien mengatakan pengalaman yang menurutnya tidak menyenangkan saat pasien


mengalami musibah kecelakaan.
IV. PEMERIKSAAAN FISIK

1. Ukuran Tanda Vital :

TD : 120/90 mmHg

N : 76 x/m

R : 20 x/m

S : 36,5C
2. Ukuran : BB 60 kg TB : 165 cm

Turun  Naik
Jelaskan :
Pasien mengatakan berat badannya turun karena selalu memikirkan keadaan yang
terjadi padanya.
3. Keluhan fisik :

Ya  Tidak

Jelaskan:
Pasien mengatakan kalau dia malu terhadap konsisinya sekarang.

Masalah / Diagnosa Keperawatan :


 Risiko tinggi perubahan suhu tubuh  Perubahan Nutrisi: Lebih dari

 Defisit Volume Cairan kebutuhanTubuh

 Kelebihan Volume Cairan  Kerusakan Menelan

 Resiko Tinggi terhdap Infeksi  Perubahan Eliminasi faeses

 Risiko Tinggi terhadap Transmisi  Perubahan Eliminasi urine


Infeksi
 Kerusakan integritas kulit
 Perubahan Nutrisi: Kurang
 Lain-
dari kebutuhan
lain, jelaskan...............................
 Tubuh

V. PENGKAJIAN PSIKOSOSIAL (Sebelum dan sesudah sakit)

1. Genogram :

Keterangan :

: Perempuan
: Laki-laki
: Meninggal
: Tinggal serumah
: Pasien Ny.I

2. Konsep Diri

a. Citra tubuh :
Pasien mengatakan menyukai semua bagian tubuhnya. Saat ditanya bagian tubuh
yang disuka adalah tangannya.
b. Identitas :

Pasien dapat menyebutkan identitas dirinya (nama, umur, alamat). Pasien juga
mengatakan bahwa dirinya seorang ibu rumah tangga.
c. Peran diri :

Sebagai seorang ibu pasien mengatakan sekarang pasien tidak bisa melakukan
kegiatan seperti istri orang lain.
d. Ideal diri :

Pasien mengatakan ingin segera pulang dan berkumpul dengan keluarga seperti
dulu. Pasien juga mengatakan ingin segera sembuh dan tidak ingin dirawat disini.
e. Harga diri :

Pasien mengatakan merasa tidak mampu melakukan kegiatan seperti biasanya.

Masalah / Diagnosa Keperawatan :

Pengabaian unilateral  Harga diri rendah kronis

Gangguan citra tubuh  Harga diri rendah


situasional
Gangguan identitas pribadi
 Lain-lain, jelaskan..........

3. Hubungan sosial

a. Orang yang berarti/terdekat:

Pasien mengatakan orang terdekatnya saat ini adalah suami dan anaknya.
b. Peran serta dalam kegiatan kelompok /masyarakat:

Pasien mengatakan selama diRS pasien tidak bisa melakukan apa-apa.


c. Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain:

Pasien mengatakan merasa tidak ada hambatan atau masalah saat bertemu dengan
orang lain.

Masalah / Diagnosa Keperawatan :


Kerusakan komunikasi Isolasi sosial
Kerusakan komunikasi verbal Lain-lain,
jelaskan...............................
Kerusakan interaksi sosial

4. Spiritual

a. Nilai dan keyakinan

Pasien mengatakan beragamanya Hindu.


b. Kegiatan ibadah

Pasien mengatakan sebelum sakit pasien rajin sembahyang 2x dalam sehari.


Setelah dirawat di RS pasien tetap berdoa.

Masalah / Diagnosa Keperawatan:


 Distress spiritual

 Lain-lain,

Jelaskan :

VI. STATUS MENTAL

1. Penampilan

 Rapi

Tidak rapi

Penggunaan pakaian tidak sesuai

Cara berpakaian tidak seperti biasanya


Jelaskan :
Penampilan dalam cara berpakaian rapi dan sesuai, postur tubuh sedang, rambut lurus,
ekspresi wajah kadang serius saat berbicara.
Masalah / Diagnosa Keperawatan:
 Sindroma defisit perawatan diri (makan, mandi, berhias, toiletting, instrumentasi)

 Defisit perawatan diri (makan, mandi, berhias, toiletting, instrumentasi)

 Lain-lain, Jelaskan : ....................................

2. Pembicaraan
Cepat

Keras
Gagap

Apatis

 Lambat

Membisu
Tidak mampu memulai pembicaraan
Lain – lain
Jelaskan :
Pasien dalam berbicara intinya jelas, suara lambat, dalam pembicaraan sesuai atau nyambung
dengan pertanyaan.
Masalah / Diagnosa Keperawatan:
 Kerusakan komunikasi

 Kerusakan komunikasi verbal

 Lain-lain,

Jelaskan :

3. Aktifitas motorik/Psikomotor Kelambatan :

 Hipokinesia,hipoaktifitas

 Katalepsi

 Sub stupor katatonik

 Fleksibilitas serea

Peningkatan :
 Hiperkinesia,hiperaktifitas  Grimace
 Gagap  Otomatisma
 Stereotipi  Negativisme
 Gaduh Gelisah  Reaksi konversi
Katatonik
 Tremor
 Mannarism
 Verbigerasi
 Katapleksi
 Berjalan kaku/rigid
 Tik
 Kompulsif
 Ekhopraxia
 Command automatism
Jelaskan:
Pasien tampak tidak seperti biasanya aktivitasnya berkurang, dan kegiatannya
mengalami penurunan kesadaran yang disebabkan oleh keadaan emosi.
Masalah/ Diagnosa Keperawatan :
4. Alam Perasaan

 Sedih

 Gembira berlebihan

 Putus asa

 Khawatir

 Ketakutan

Jelaskan :
Pasien mengatakan sedih terhadap keadaan yang menimpanya.
5. Afek

 Datar

 Tumpul

 Labil

 Tidak sesuai

Jelaskan :

Pada saat ditanya pasien kadang menunjukan ekspresi memikirkan sesuatu, respon,
emosional pasien stabil.
6. Interaksi selama wawancara

 Bermusuhan

 Kontak mata kurang

 Tidak kooperatif

 Defensif

 Mudah tersinggung
 Curiga

Jelaskan :

Pasien mampu menjawab semua pertanyaan yang diajukan dengan sesuai/baik,


kontak mata dengan perawat kurang, pembicaraan pasien kehenaran saat ditanyai.
7. Persepsi

Halusinasi :
 Pendengaran

 Penglihatan

 Perabaan

 Pengecapan

 Penghidung

Jelaskan :
8. Proses pikir

 Sirkumstansial

 Tangensial

 Kehilangan asosiasi

 Flight of ideas

 Blocking

 Pengulangan pembicaraan/perseverasi

Jelaskan :
Saat diajak berbicara, pembicaraan pasien berbelit-belit tapi sampai pada tujuan
pembicaraan.
9. Isi Pikir

 Obsesi

 Depersonalisasi

 Fobia

 Idea yang terkait

 Hipokondria
 Pikiran magic

Jelaskan :
Saat diajak berbicara pasien tampak memikirkan sesuatu.
10. Waham

 Agama

 Nihilistik

 Somatik

 Sisip pikir

 Kebesaran

 Siar pikir

 Curiga

 Kontrol pikir

Jelaskan :

Pasien mengatakan mempunyai keyakinan tentang tubuhnya dan dikatakan secara


berulang yang tidak sesuai dengan kenyataannya.
11. Tingkat Kesadaran

 Bingung

 Sedasi

 Stupor

Disorientasi
 Waktu

 Tempat

 Orang

Jelaskan :

Pasien menyadari bahwa dirinya berada di RS, pasien mampu mengingat nama
temannya di RS yang sudah diajak berkenalan, orientasi waktu dan tempat. Tetapi
pasien masih bingung kenapa dia bisa bawa di RS.
12. Memori
 Gangguan daya ingat jangka panjang

 Gangguan daya ingat saat ini

 Gangguan daya ingat jangka pendek

 Konfabulasi

Jelaskan :

Pasien mengatakan memori ingatannya masih baik tidak ada gangguan ingatan
dalam jangka panjang dan pendek untuk saat ini.
- Jangka panjang : pasien mengatakan lahir tahun 1995

- Jangka pendek : pasien mengatakan yang membawa kerumah sakit


adalah keluarganya.

- Jangka saat ini : pasien masih ingat tadi pagi makan dengan nasi dan
sayur.

13. Tingkat konsentrasi dan berhitung

 Mudah beralih

 Tidak mampu berkonsentrasi

 Tidak mampu berhitung sederhana

Jelaskan :
Pasien mengatakan konsentrasinya sangat mudah beralih karena posisinya yang
berada di RS membuat dia berpikir keadaan orang yang dirumah terutama anaknya.
14. Kemampuan penilaian

 Gangguan ringan

 Gangguan bermakna

Jelaskan :

Saat diberikan pertanyaan pasien bisa memilih apa yang akan dilakukan dahulu.
15. Daya tilik diri

 Mengingkari penyakit yang diderita

 Menyalahkan hal-hal di luar dirinya


Jelaskan :

Pasien mengatakan sudah sembuh dan segera ingin pulang.

VII. KEBUTUHAN PERSIAPAN PULANG

1. Makan

 Bantuan minimal

 Bantuan total

2. Defekasi/berkemih

 Bantuan minimal

 Bantual total

3. Mandi

 Bantuan minimal

 Bantual total

4. Berpakaian/berhias

 Bantuan minimal

 Bantual total

5. Istirahat dan tidur

 Tidur siang lama : 2 jam

 Tidur malam lama : 5 sampai 6 jam

 Aktivitas sebelum/setelah tidur :-

6. Penggunaan obat

 Bantuan minimal

 Bantuan total

7. Pemeliharaan kesehatan
Ya Tidak
Perawatan lanjutan

Sistem pendukung 
8. Aktivitas di dalam rumah
Ya Tidak
Mempersiapkan makanan 

Menjaga kerapian rumah 

Mencuci pakaian 

Mengatur keuangan

9. Aktivitas di luar rumah


Ya Tidak

 Belanja


Transportasi

Lain-lain

Jelaskan :
Pasien mengatakan ingin melakukan banyak hal tapi dengan kondisinya pasien
hanya bisa terdiam
VIII. MEKANISME KOPING

ADAPTIF MALADAPTIF

 Bicara dengan orang lain  Minum alcohol

 Mampu menyelesaikan  Reaksi lambat


masalah
 Reaksi berlebih
 Teknik relokasi
 Bekerja berlebihan
 Aktivitas konstruktif
 Menghindar
 Olah raga
 Mencederai diri
 Lainnya
 lainnya

Jelaskan :

Reaksi pasien menghindar dari orang lain


IX. MASALAH PSIKOSOSIAL DAN LINGKUNGAN

 Masalah dengan dukungan kelompok

 Masalah berhubungan dengan lingkungan

Uraikan :

Pasien mengatakan mampu berinteraksi dengan orang lain


X. KURANG PENGETAHUAN TENTANG

 Penyakit jiwa

 Factor presipitasi

 Koping

 System pendukung

 Penyakit fisik

 Obat-obatan

 Lainnya

Uraikan :

Pasien mengatakan kurangnya sistem pendukung yang membuat pasien menjadi


tempramental.
XI. ASPEK MEDIK

1. Diagnosa medik

Depresi berat dengan gangguan psikotik


2. Terapi medik

Risperidone 2x2 mg
Merlopam 2x2 mg

XII. DAFTAR MASALAH KEPERAWATAN


N Data Fokus Kemungki Masalah
o nan Keperawa
Penyebab tan
1 Ds : Isolasi Gangguan
sosial : Citra
Pasien
menarik Tubuh
mengatakan
diri
mendapat
musibah
kecelakaan
yang
membuat
kaki kirinya Gangguan
dioperasi Konsep
dan harus Diri
diamputasi.

Pasien
sering kali
merasa
malu dan Gangguan
tidak Citra
percaya diri Tubuh
akan
penampilan
nya

Do :
Pasien saat berinteraksi
terlihat ekspresi
wajahnya hanya
menundukkan kepala.
XIII. DIAGNOSA KEPERAWATAN

Gangguan harga diri: harga diri rendah berhubungan dengan gangguan citra tubuh.

XIV. RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN

XV. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN

XVI.. EVALUASI KEPERAWATAN

Hari/tanggal/ja Diagnosa Evaluasi TTD


m Keperawata Keperawata
n n
Senin, 5 Gangguan S : pasien Perawa
Oktober 2020 harga diri mengatakan t
sudah mau
menerima
kenyataan
kakinya di
amputasi.

O : pasien
tampak
lebih
tenang,
wajah
pasien
sudah tidak
murung
lagi.

A : masalah
teratasi

P :
pertahankan
kondisi
pasien
Mahasiswa yang mengkaji

Ida Ayu Ditasari

NIM P07120018096

STRATEGI PELAKSANAAN PADA PASIEN GANGGUAN KONSEP DIRI


(GANGGUAN CITRA TUBUH)
Kasus :
Ada seorang wanita berusia 25 tahun dengan nama Ny.I , ia mendapat
musibah kecelakaan yang membuat kaki kirinya dioperasi dan harus diamputasi.
Ny .I sering kali merasa malu dan tidak percaya diri akan penampilannya. Ia merasa
malu dengan kakinya takut orang lain akan meledek penampilannya.
 SP 1 : Pasien Membina hubungan saling percaya, diskusi tentang citra tubuh,
harapan, dan potensi yang dimilki
 Proses Keperawatan
1. Kondisi Klien
a. Data Subjektif
1) Klien mengatakan tidak mau membahas masalah kakinya (post op amputasi
1/3 sinistra)
2) Klien mengatakan tidak mau melakukan latihan jalan
3) Klien mengatakan sering merasakan jari kakinya sakit atau gatal dan
mencoba menggaruknya
b. Data Objektif
1) Post op amputasi kaki 1/3 sinistra
2) Klien tampak menutupi bagian kaki yang di amputasi
3) Klien tampak takut
2. Diagnosa Keperawatan

Gangguan Konsep Diri : Citra Tubuh


3. Tujuan Tindakan

Klien mampu membina hubungan saling percaya dan mau untuk berdiskusi
 SP 1 : Pasien Membina hubungan saling percaya, diskusi tentang citra tubuh, harapan,
dan potensi yang dimilki
1. ORIENTASI
a. Salam Terapeutik

”Selamat pagi ? Perkenalkan nama saya Permata Putri panggil saja perawat
Permata, saya datang untuk merawat mbak, nama mbak siapa ? dan senang
dipanggil apa?”
b. Evaluasi/Validasi

”Bagaimana perasaan Mbak Is hari ini? Bagaimana penyembuhan lukanya mbak?”


c. Kontrak
1) Topik

“Bagaimana kalau kita bercakap-cakap tentang perasaan mbak terhadap kaki


mbak yang terganggu” (perhatikan data-data gangguan citra tubuh !)
2) Waktu

“Mau berapa lama ? Bagaimana kalau 30 menit ?”


3) Tempat

“Mau dimana kita bercakap - cakap,diruang tamu ?”


2. KERJA

”Bagaimana perasaan mbak Is tentang kaki yang sudah mulai sembuh ?Apa
harapan mbak untuk penyembuhan ini ? Baik, bagaimana kalau kita bicarakan
potensi bagian tubuh mbak yang lain ? Mari kita mulai dari..... (Boleh mulai dari
ujung rambut sampai ujung kaki), Nah mata mbak masih awas ya, Bagus !
Bagaimana dengan kedua tangan mbak......dst (Jadi ada daftar potensi tubuh yang
masih prima). Wah!, banyak sekali yang masih berfungsi dengan baik yang perlu
disyukuri”
3. TERMINASI
a. Evaluasi Subjektif

”Bagaimana perasaannya setelah kita bercakap - cakap? “


b. Evaluasi Objektif

“Coba bapak sebtukan lagi anggota tubuh yang masih baik? Wah ! banyak sekali
bagian tubuh mbak yang masih berfungsi dengan baik” (sebutkan beberapa)
c. Rencana Tindak Lanjut

”Bagaimana kalau kita buat jadual kegiatan menggunakan potensi tubuh yang
masih baik (masukkan jadual kegiatan)”
d. Kontrak
1) Topik

”Baik, dua hari lagi kita bertemu untuk membicarakan cara memenuhi
harapan mbak yang terganggu.”
2) Tempat

“Mbak maunya dimana? Baiklah kalau begitu, saya akan menemui mbak di
kamar mbak ya”
3) Waktu
“Mau jam berapa mbak ? Baik ! sampai jumpa. Selamat pagi”

 SP 2 : Pasien Mengevaluasi kegiatan yang sudah dilakukan, mengidentifikasi dan


melakukan cara meningkatkan citra tubuh.

A. Proses Keperawatan
1. Kondisi Klien
a. Data Subjektif
1) Klien mengatakan tidak mau membahas masalah kakinya (post op
amputasi 1/3 sinistra)
2) Klien mengatakan khawatir dengan penampilannya.
b. Data Objektif
1) Post op amputasi kaki 1/3 sinistra
2) Klien tampak menutupi bagian kaki yang di amputasi
3) Klien tampak takut
2. Diagnosa Keperawatan

Gangguan Konsep Diri : Citra Tubuh


3. Tujuan Tindakan

Klien mampu membina hubungan saling percaya dan mau untuk berdiskusi
 SP 2 : Pasien Mengevaluasi kegiatan yang sudah dilakukan, mengidentifikasi dan
melakukan cara meningkatkan citra tubuh.
1. ORIENTASI
a. Salam Terapeutik

”Selamat pagi mbak ! sedang apa sekarang ? masih ingat dengan saya, perawat
Permata? Sesuai dengan janji kita kemarin, saya datang lagi. Bisa kita
bercakap-cakap ?”
b. Evaluasi/Validasi

”Bagaimana perasaan mbak hari ini? Apakah sudah dicoba kegiatannya sesuai
jadual ? bagaimana perasaannya setelah mencoba ?”
c. Kontrak
1) Topik
”Baik, bagaimana kalau kita bercakap - cakap tentang cara meningkatkan
fungsi kaki mbak ?”
2) Waktu

“Mau berapa lama, bagaimana kalau 30 menit ?”


3) Tempat

“Mau bicara dimana mbak, bagaimana kalau di ruang tamu ?”


2. KERJA

”Mbak selama ini apa yang mbak lakukan agar kaki mbak berfungsi kembali? Dan
apa yang mbak lakukan untuk mengurangi rasa malu ? Beri pujian jika jawaban
pasien positif
”Mbak ada beberapa cara yang dapat dilakukan :

1. Untuk mengurangi rasa malu dilihat oleh orang lain, mbak bisa melakukan
menutupi bagian tubuh yang berubah misalnya pakai rok panjang.

2. Untuk mengembalikan fungsinya dengan cara mengganti dengan yang palsu,


misalnya wig, kaki palsu, kosmetik

3. 3. Menerima perubahan yang terjadi dengan menyentuh, melihat bagian yang


berubah. Nah, yang mana yang mau dicoba ?” (Jika pasien ingin kaki palsu,
saudara harus mencari informasi)

”Selain itu mbak bisa melakukan sosialisasi dengan keluarga dan teman – teman
lain melalui berbagai aktifitas”
3. TERMINASI
a. Evaluasi Subjektif

“Bagaimana perasaannya setelah kita bercakap - cakap?”


b. Evaluasi Objektif

“Apa berapa cara tadi yang bisa dicoba ? Bagus !”


c. Rencana Tindak Lanjut

”Jadi kira-kira mbak ingin melakukan hal apa? Memakai pakaian yang panjang?
Baiklah, silahkan coba dengan pakaian yang panjang. Adakan ya rok panjang
mbak ?”
d. Kontrak
1) Topik

”Baik, dua hari lagi kita bertemu, kita akan bicara tentang bagaimana
bercakap-cakap dengan orang lain (Gunakan Modul Isolasi Sosial).
Untuk informasi kaki palsu, saya akan cari dulu, segera saya beritahu.”
2) Tempat

“Mbak maunya dimana? Baiklah kalau begitu, saya akan menemui mbak di
kamar mbak ya”
3) Waktu

“Mau jam berapa mbak ? Baik ! sampai jumpa. Selamat pagi”

Anda mungkin juga menyukai