Anda di halaman 1dari 18

LAPORAN ASUHAN KEPERAWATAN PSIKOSOSIAL

GANGGUAN CITRA TUBUH


DI RUANG SAFAMARWAH RUMAH SAKIT ISLAM ARAFAH
REMBANG

“Disusun Untuk Memenuhi Tugas Individu Profesi Ners Stase Keperawatan Jiwa”

Oleh :
Irfan Fauzul Mubin
82021040163

PROGRAM STUDY ILMU KEPERAWATAN PROFESI NERS


UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH KUDUS
2022
GANGGUAN PSIKOSOSIAL GANGGUAN CITRA TUBUH

A. KONSEP DASAR PENYAKIT


1. PENGERTIAN
Citra tubuh adalah kumpulan dari sikap individu yang disadari dan tidak
disadari terhadap tubuhnya, termasuk persepsi masa lalu dan sekarang, serta perasaan
tentang struktur, bentuk, dan fungsi tubuh karena tidak sesuai dengan yang
diinginkan. Citra Tubuh merupakan salah satu komponen dari konsep diri yang
membentuk persepsi seseorang tentang tubuhnya baik secara internal maupun
eksternal. Persepsi ini mencakup perasaan dan sikap yang ditujukan pada tubuh. Citra
tubuh dipengaruhi oleh pandangan pribadi tentang karakteristik dan kemampuan fisik
dan oleh persepsi dari pandangan orang lain (Potter & Perry, 2016).
Suatu gangguan citra tubuh dapat diketahui perawat dengan mewawancarai
dan mengamati pasien secara berhati-hati untuk mengidentifikasi bentuk ancaman
dalam citra tubuhnya (fungsi signifikan bagian yang terlibat, pentingnya penglihatan
dan penampilan fisik bagian yang terlibat); arti kedekatan pasien terhadap anggota
keluarga dan anggota penting lainnya dapat membantu pasien dan keluarganya
(Kozier, 2016).
Gangguan citra tubuh adalah perubahan persepsi tentang tubuh yang
diakibatkan oleh perubahan ukuran, bentuk, struktur, fungsi, keterbatasan, makna dan
objek yang sering kontak dengan tubuh. Pada klien yang dirawat dirumah sakit
umum, perubahan citra tubuh sangat mungkin terjadi.

2. ETIOLOGI
a. Faktor Predisposisi
1) Faktor yang mempengaruhi harga diri meliputi perilaku yang objektif dan
teramati serta bersifat subjektif dan dunia dalam pasien sendiri. Perilaku
berhubungan dengan harga diri yang rendah, keracuan identitas, dan
deporsonalisasi.
2) Faktor yang mempengaruhi peran adalah streotipik peran seks, tuntutan peran
kerja, dan harapan peran kultural.
3) Faktor yang mempengaruhi identitas personal meliputi ketidakpercayaan orang
tua, tekanan dari kelompok sebaya, dan perubahan dalam struktur sosial.
b. Faktor Presipitasi
1) Trauma seperti penganiayaan seksual dan psikologis atau menyaksikan
kejadian mengancam kehidupan
2) Ketegangan peran hubungan dengan peran atau posisi yang diharapkan dimana
individu mengalaminya sebagai frustasi. ada tiga jenis transisi peran :
a) Transisi peran perkembangan
b) Transisi peran situasi
c) Transisi peran sehat /sakit

3. RENTANG RESPON
Karna Konsep diri terdiri dari lima komponen yaitu ideal diri, harga diri,
peran, identitas dan salah satunya body image. Rentang individu terhadap konsep diri
berflukuatsi sepanjang rentang respon konsep diri yaitu adaptif sampai maladaptif,
berikut rentang respon menurut struart dalam buku principles and practice of
psychiatric nursing 2001 :

a. Aktualisasi diri adalah pernyataan diri tentang kosnep diri yang positif dengan
latar belakang pengalaman nyata yang sukses dan dapat diterima
b. Konsep diri positif apabila individu mempunyai pengalaman yang positif
dalam beraktualisasi diri dan menyadari hal-hal positif maupun yang negatif
dari dirinya.
c. Harga diri rendah adalah individu cenderung untuk menilai dirinya negatif dan
merasa lebih rendah dari orang lain.
d. Identitas kacau adalah kegagalan individu mengintegrasikan aspekaspek
identitas masa kanak-kanak ke dalam kematangan aspek psikososial
kepribadian pada masa dewasa yang harmonis.
e. Depersonalisasi adalah perasaan yang tidak realistis dan asing terhadap diri
sendiri yang berhubungan dengan kecemasan, kepanikan serta tidak dapat
membedakan dirinya dengan orang lain.

4. POHON MASALAH

Harga Diri Rendah

Gangguan Citra Tubuh Core Problem

Penyakit Fisik

5. TANDA DAN GEJALA


Menurut Kusumawati & Hartono, 2015 tanda terjadinya gangguan Citra tubuh antara
lain :
a. Menolak untuk menyentuh dan melihat bagian yang berubah
b. Tidak dapat menerima perubahan struktur dan fungsi tubuh
c. Mengurangi kontak social sehingga terjadi menarik diri
d. Perasaan atau pandangan negative terhadap tubuh
e. Mengungkapkan keputusasaan
f. Mengungkapkan ketakutan ditolak
g. Menolak penjelasan tentang oerubahan tubuh

6. ASPEK BODY IMAGE


Cash (2012) mengemukakan tujuh aspek dari body image yaitu:
a. Physical attractiveness adalah penilaian seseorang mengenai tubuh dan bagian
tubuhnya (wajah, tangan, kaki, bahu dan lain-lain) apakah menarik atau tidak
menarik.
b. Body image satisfaction adalah perasaan puas atau tidaknya seseorang terhadap
ukuran tubuh, bentuk tubuh, dan berat badan.
c. Body image importance adalah penilaian seseorang mengenai penting atau
tidaknya body image dibandingkan hal lain dalam hidup seseorang.
d. Body concealment adalah usaha seseorang untuk menutupi bagian tubuhnya
(wajah, tangan, kaki, bahu dan lain-lain) yang kurang menarik dari pandangan
orang lain dan menghindari diskusi tentang ukuran dan bentuk tubuhnya yang
kurang menarik.
e. Body improvement adalah usaha seseorang untuk meningkatkan atau
memperbaiki bentuk, ukuran dan berat badannya yang sekarang.
f. Social physique anxiety adalah perasaan cemas seseorang akan pandangan orang
lain tentang tubuh dan bagian tubuhnya (wajah, tangan, kaki, bahu dan lain-lain)
yang kurang menarik jika berada di tempat umum.
g. Appearance comparison adalah perbandingan yang dilakukan seseorang akan
berat badan, ukuran badan dan bentuk badannya dengan berat badan, ukuran
badan dan bentuk badan orang lain.

7. STRESSOR YANG DAPAT MENYEBABKAN GANGGUAN CITRA TUBUH


a. Perubahan ukuran tubuh : berat badan yang turun akibat penyakit
b. Perubahan bentuk tubuh : tindakan invasif, seperti operasi, suntikan, daerah
pemasangan infuse.
c. Perubahan struktur : sama dengan perubahan bentuk tubuh disrtai dengan
pemasanagn alat di dalam tubuh.
d. Perubahan fungsi : berbagai penyakit yang dapat merubah system tubuh.
e. Keterbatasan : gerak, makan, kegiatan
f. Makna dan obyek yang sering kontak : penampilan dan dandan berubah,
pemasangan alat pada tubuh klien ( infus, fraksi, respitor, suntik, pemeriksaan
tanda vital, dll)

B. KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN


1. Pengkajian Keperawatan
Pengelompokan data pada pengkajian kesehatan jiwa berupa faktor presipitasi, penilaian
stressor, suberkoping yang dimiliki paien. Setiap melakukan pengajian, tulis tempat
pasien dirawat dan tanggal dirawat isi pengkajian meliputi :
a. Identitas pasien
Meliputi nama pasien, umur, jenis kelamin, status perkawinan, agama, tanggal MRS,
informan, tanggal pengkajian , No Rumah pasien dan alamat pasien.
b. Keluhan utama/ Alasan MRS
Keluhan biasanya berupa menyendiri (menghindar dari orag lain), komunikasi
kurang atau tidak ada, berdiam diri dikamar, menolak interaksi dengan orang lain,
tidak melakukan kegiatan sehari - hari, dependen.
c. Faktor predisposisi
Meliputi Kehilangan, perpisahan, penolakan orang tua, harapan orang tua yang tidak
realistis ,kegagalan / frustasi berulang, tekanan dari kelompok sebaya, perubahan
struktur sosial. Terjadi trauma yang tiba tiba misalnya harus dioperasi, kecelakaan,
dicerai suami, putus sekolah, PHK, perasaan malu karena sesuatu yang terjadi
( korban perkosaan, dituduh kkn, dipenjara tiba – tiba) perlakuan orang lain yang
tidak menghargai pasien/ perasaan negatif terhadap diri sendiri yang berlangsung
lama.
d. Aspek Fisik / Biologis
Meliputi hasil pengukuran tanda vital (TD, Nadi, suhu, Pernapasan , TB, BB) dan
keluhan fisik yang dialami oleh pasien.
e. Aspek Psikososial meliputi :
1) Genogram yang menggambarkan tiga generasi.
2) Konsep diri:
a) Citra tubuh
Menolak melihat dan menyentuh bagian tubuh yang berubah atau tidak
menerima perubahan tubuh yang telah terjadi atau yang akan terjadi.
Menolak penjelasan perubahan tubuh, persepsi negatip tentang
tubuh.Preokupasi dengan bagia tubuh yang hilang, mengungkapkan
keputusasaan, mengungkapkan ketakutan.
b) Identitas diri
Ketidak pastian memandang diri, sukar menetapkan keinginan dan tidak
mampu mengambil keputusan.
c) Peran
Berubah atau berhenti fungsi peran yang disebabkan penyakit, proses menua,
putus sekolah, PHK.
d) Ideal diri
Mengungkapkan keputus asaan karena penyakitnya : mengungkapkan
keinginan yang terlalu tinggi.
e) Harga diri
Perasaan malu terhadap diri sendiri, rasa bersalah terhadap diri sendiri,
gangguan hubungan sosial, merendahkan martabat, mencederai diri, dan
kurang percaya diri. Pasien mempunyai gangguan / hambatan dalam
melakukan hubunga social dengan orang lain terdekat dalam kehidupan,
kelempok yang diikuti dalam masyarakat.
f) Status Mental
Kontak mata pasien kurang /tidak dapat mepertahankan kontak mata, kurang
dapat memulai pembicaraan, pasien suka menyendiri dan kurang mampu
berhubungan dengan perawat.
g) Mekanisme Koping
Pasien apabila mendapat masalah takut atau tidak mau menceritakan nya
pada orang orang lain (lebih sering menggunakan koping menarik diri).
h) Aspek Medik
Terapi yang diterima pasien bisa berupa therapy farmakologi ECT,
Psikomotor, therapy okupasional, TAK , dan rehabilitas.

2. Diagnosa Keperawatan
Beberapa diagnosa gangguan citra tubuh adalah potensial gangguan citra tubuh yang
berhubungan dengan efek pembedahan serta menarik diri yang berhubungan dengan
perubahan penampilan (Keliat, 2016). Adapun Diagnosa yang mungkin Muncul
diantaranya:
a. Gangguan citra tubuh
b. Harga diri rendah
3. Rencana Tindakan Keperawatan
Gangguan Citra Tubuh
Definisi : Konfusi dalam gambaran mental tentang diri-fisik individu.
DS :
a) Depersonalisasi kehilangan melalui kata ganti yang netral
b) Penekanan pada kekuatan yang tersisa
c) Ketakutan terhadap reaksi orang lain.
d) Fokus pada penampilan masa lalu.
e) Perasaan negatif tentang sesuatu
f) Personalisasi kehilangan dengan menyebutkannya.
g) Fokus pada perubahan
h) Fokus pada kehilangan
i) Menolak menverifikasi perubahan aktual
j) Mengungkapkan perubahan gaya hidup.

DO :

a) Perubahan aktual pada fungsi


b) Perubahan aktual pada struktur
c) Perilaku mengenali tubuh individu
d) Perubahan dalam kemampuan memperkirakan hubungan spesial tubuh terhadap
lingkungan.
e) Perilaku memantau tubuh individu
f) Perubahan dalam keterlibatan sosial.
g) Secara sengaja menyembunyikan bagian tubuh
h) Kehilangan bagian tubuh
i) Trauma pada bagian yang tidak berfungsi.
j) Tidak menyentuh bagian tubuh.

NOC
- Body image
- Self esteem
Kriteria Hasil :
- Body image positif.
- Mampu mengidentifikasi kekuatan personal.
- Mendiskripsikan secara faktual perubahan fungsi tubuh.
- Mempertahankan interaksi sosial.

NIC / Intervensi

Body image enhancement

1) Kaji secara verbal respon klien terhadap tubuhnya.


2) Monitor frekwensi mengkritik dirinya.
3) Jelaskan tentang pengobatan, perawatan, kemajuan dan prognosis penyakit.
4) Dorong klien mengungkapkan perasaannya.Identifikasi arti pengurangan melalui
pemakaian alat bantu.
5) Fasilitasi kontak dengan individu lain dalam kelompok kecil.

Self Esteem Enhancement


1) Anjurkan klien untuk menilai kekuatan pribadinya.
2) Anjurkan kontak mata dalam berkomunikasi dengan orang lain.
3) Monitor tingkat harga diri klien dari waktu ke waktu dengan tepat.
4. Implementasi
Pelaksanaan atau implementasi perawatan merupakan tindakan dari rencana
keperawatan yang disusun sebelumnya berdasarkan prioritas yang telah dibuat dimana
tindakan yang diberikan mencakup tindakan mandiri dan kolaboratif. Pada situasi nyata
sering impelmentasi jauh berbeda dengan rencana, hal ini terjadi karena perawat belum
terbiasa menggunakan rencana tertulis dalam melaksanakan tindakan tindakan
keperawatan yang biasa adalah rencana tidak tertulis yaitu apa yang dipikirkan,
dirasakan, itu yang dilaksanakan. Hal ini sangat membahayakan pasien dan perawat jika
berakibat fatal dan juga tidak memenuhi aspek legal. Sebelum melaksanakan tindakan
yang sudah direncanakan, perawat perlu memvalidasi dengan singkat apakah rencana
perawatan masih sesuai dan dibutuhkan pasien sesuai kondisi saat ini. Setelah semua
tidak ada hambatan maka tindakan keperawatan boleh dilaksanakan. Pada saat akan
dilaksanakan tindakan keperawatan maka kontrak dengan pasien dilaksanakan.
Dokumentasikan semua tidakan yang telah dilaksanakan beserta respon pasien (Keliat,
2016).

5. Evaluasi
Evaluasi merupakan proses berkelanjutan untuk menilai aspek dari tindakan yang
dilakukan secara terus menerus terhadap respon pasien evaluasi adalah hasil yang dilihat
dan perkembangan persepsi pasien pertumbuhan perbandingan perilakunya dengan
kepribadian yang sehat. Evaluasi dilakukan dengan pendekatan SOAP :
S : Respon subyektif pasien terhadap keperawatan yang telah dilaksanakan
O : Respon objektif pasien terhadap keperawatan yang dilaksanakan
A : Analisa ulang atas data subyektif dan objektif untuk menyimpulkan apakah
masih tetap atau masuk giliran baru.
P : Perencanaan untuk tindak lanjut berdasarkan hasil analisa pada respon pasien
DAFTAR PUSTAKA

Keliat, B.A. 2016. Gangguan Konsep Diri. Jakarta : EGC.

Larsen, P. D & Lubkin, I. M. (2009). Chronic illness: impact and intervention, Sudbury, Jones and
Bartlett Publishers.

Muhith, Abdul. 2015. Pendidikan Keperawatan Jiwa. Yogyakarta : CV Andi Offset.

Nurarif A.H dan Kusuma H ( 2015 ) Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa
Medis dan NANDA NIC – NOC Jogjakarta Media Action.
Potter, P.A, Perry, A.G. 2016. Buku Ajar Fundamental Keperawatan : Konsep, Proses, Dan Praktik.
Edisi 4.Volume 1.Alih Bahasa : Yasmin Asih, dkk. Jakarta : EGC.

Samura, Jul Asdar Putra. 2011. Hubungan Perubahan Fisik Pada Masa Pubertas Dengan Citra Tubuh
Remaja Putri Kelas 1 Di SMP Nusantara Lubuk Pakam. Volume 1 No 1.

Stuart dan Sundeen. 2015. Buku Keperawatan (Ahli Bahasa) Achir Yani S.Hamid, Edisi 3. Jakarta :
EGC.

Suliswati. (2015). Konsep Dasar Keperawatan Kesehatan Jiwa. Jakarta: EGC.


ASUHAN KEPERAWATAN PSIKOSOSIAL PADA Tn.K
DENGAN GANGGUAN CITRA TUBUH
DI RUANG SOFAMARWAH RSI ARAFAH REMBANG

A. Identitas Klien
Nama : Tn.K

Umur : 53 Tahun
Alamat : Sekarsari Rembang
Pendidikan : SD
Agama : Islam
Status : Menikah
Pekerjaan : Pedagang
Jenis Kelamin : Laki-Laki

B. Pengkajian Masalah Psikososial


1. Apakah pernah mengalami masalah-masalah di bawah ini :
Komponen Jawaban Waktu
Kehilangan pekerjaan/menganggur/PHK √ Tidak bekerja
selama 3 bulan
terakhir karena
pasien memiliki
luka di kaki kiri dan
berbau tidak enak
Kehilangan anggota keluarga (suami/isri/anak) -
Kehilangan harta benda -
Kehilangan anggota tubuh akibat trauma -
Menderita penyakit menahun/kronik √ 1 tahun
Aniaya fisik -
Penolakan -
Kekerasan dalam keluarga -
Tindakan kriminal -
Memiliki peran yang baru -
Lain-lain : -

2. Apakah pernah mengalami / menunjukkan gejala dibawah ini :


Komponen Jawaban Frekwensi
Cemas, khawatir berlebihan, takut -
Mudah tersinggung -
Sulit konsentrasi -
Sering mengeluh sakit √ Kadang
Aktifitas menurun √

3. Upaya pengobatan : Sudah


Jika sudah, dimana : Di RSI Arafah Rembang
Keberhasilan : Masih dalam proses
4. Pengkajian Konsep Diri
a. Konsep Diri
1) Citra Tubuh
Pasien mengatakan tidak menyukai kaki kirinya karena terdapat luka yang
berbau tidak enak.
2) Identitas Diri
Pasien mengatakan namanya Tn. K, umur 53 tahun, sebelum sakit bekerja
sebagai pedagang.
3) Peran
Pasien sebagai kepala keluarga dan tidak memiliki peran apapun di
lingkungannya. Pasien sebagai seorang ayah dari 2 anak perempuannya.
4) Ideal Diri
Pasien mengatakan tidak ingin menyusahkan keluarganya dengan penyakit
yang sedang dideritanya dan sangat berharap penyakitnya bisa sembuh total.
5) Harga Diri
Pasien merasa tidak ada masalah dalam berhubungan dengan keluarga dan
orang lain. Pasien merasa malu dengan luka yang ada di kaki kirinya.
b. Hubungan Sosial
1) Orang terdekat
Pasien mengatakan orang yang paling dekat adalah istrinya.
2) Peran serta dalam kegiatan kelompok/ masyarakat
Pasien mengatakan sebelum menderita sakit selalu mengikuti kegiatan yang ada
di kampungnya. Selama sakit pasien tidak pernah mengikuti kegiatan di
kampungnya, karena sulit untuk berjalan mandiri, sehingga pasien merasa tidak
ada keinginan untuk beraktifitas di lingkungannya.
3) Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain
Pasien mengatakan sebelumnya tidak ada masalah dalam bergaul dengan
masyarakat di lingkungannya. Selama sakit mengalami hambatan karena
merasa malu dengan luka di kaki kirinya.
c. Spiritual
1) Nilai dan Keyakinan
Pasien beragama islam, merasa yakin bahwa penyakitnya akan segera sembuh.
Tetapi terkadang keyakinannya akan kesembuhan penyakitnya hilang karena
sudah berbulan-bulan tidak juga sembuh, sehingga terkadang pasien merasa
putus asa dengan penyakitnya.
2) Kegiatan Ibadah
Pasien tidak pernah meninggalkan ibadah sebagai orang islam, dalam keadaan
sakit pasien selalu berdo’a untuk kesembuhannya.
5. Adakah riwayat dalam keluarga yang menunjukkan gejala-gejala seperti di atas atau
tidak? Tidak ada.

C. Status Mental
1. Penampilan
Pasien terlihat lemas, gemetar dan rambutnya sudah beruban.
2. Pembicaraan
Pasien berbicara dengan jelas dan menjawab pertanyaan yang diberikan dengan tepat.
Selama proses wawancara klien berbicara mengenai satu topik pembicaraan dengan
jelas.
3. Aktifitas Motorik/Psikomotor
Saat wawancara pasien gemetar dan terkadang menundukkan kepala saat menjawab
pertanyaan.
4. Alam Perasaan
Pasien menunjukkan ekspresi khawatir dan takut akan penyakit yang dideritanya saat
ini.
5. Afek
Pasien menunjukkan afek appropiate.
6. Interaksi Selama Wawancara
Selama proses wawancara pasien kooperatif dan terkadang pasien menunduk tidak ada
kontak mata.
7. Persepsi
Pasien mengatakan tidak pernah mengalami halusinasi.
8. Proses Pikir
Selama wawancara pembicaraan jelas dan tidak berbelit-belit.
9. Isi Pikir
Pasien mengatakan selalu kepikiran dengan penyakitnya saat ini dan mencoba untuk
menghilangkannya.
10. Tingkat Kesadaran
Pasien sadar dengan siapa dia berbicara, mengetahui tempat dan waktu.
11. Memori
Pasien dapat mengingat peristiwa yang terjadi pada dirinya baik masa lalu ataupun
masa sekarang.
12. Tingkat Konsentrasi dan Berhitung
Selama wawancara Klien dapat berkonsentrasi dengan baik.
13. Kemampuan Penilaian
Saat diberikan pilihan seperti apakah pasien memilih kegiatan menyapu atau
mengepel, pasien memilih untuk menyapu karena lebih mudah diselesaikan.
14. Daya Tilik Diri
Klien mengetahui penyakit yang dideritanya.

D. Mekanisme Koping
Pasien berbicara dan berinteraksi dengan baik, ketika ada masalah pasien lebih sering
diam dan dihadapi sendiri. Namun, ketika pasien merasa sudah kesulitan menghadapi
masalah tersebut maka pasien akan menceritakannya dengan keluarga.

E. Masalah Psikososial dan Lingkungan


1. Masalah dengan dukungan kelompok
Tidak ada masalah dengan dukungan kelompok.
2. Masalah berhubungan dengan pendidikan
Tidak ada masalah dengan pendidikan.
3. Masalah dengan pekerjaan
Pasien bekerja sebagai pedagang di pasar.
4. Masalah dengan perumahan
Tidak ada masalah dengan perumahan, pasien tinggal di lingkungan yang bersih dan
halaman yang luas.
5. Masalah lainnya
Tidak ada masalah dengan dukungan dari lingkungan.

F. Daftar Masalah Keperawatan (Pohon Masalah)

Harga Diri Rendah ( Effect)

Gangguan Citra Tubuh (Core Problem)

Penyakit Fisik (Clausa)

G. Analisa Data
Hari/ tgl/ jam Data Dx Keperawatan TTD
Selasa, 27/1/2022 DS : Gangguan citra
14.00 wib - Pasien mengatakan tidak tubuh
menyukai kaki kirinya
karena terdapat luka yang
berbau tidak enak
- Pasien merasa malu dengan
kondisi kaki kirinya

DO :
- Pasien tampak malu saat di
tanya tentang penyakitnya.
- Pasien terkadang
menundukan kepalanya
saat di ajak bicara.

H. Diagnosa Keperawatan
Gangguan citra tubuh
I. Perencanaan, Pelaksanaan, dan Evaluasi

Hari/
tgl, Dx. Kep Perencanaan Jam Pelaksanaan Evaluasi (SOAP) TTD
jam
Selasa, Gangguan 1. Bina hubungan 15.00 Membina hubungan saling percaya
27/1/2022 citra tubuh saling percaya dengan pasien menggunakan
15.00 wib 2. Monitor frekuensi komunikasi terapeutik.
yang mengkritik (Memperkenalkan diri kepada pasien
diri sendiri sebelum tindakan dimulai “Selamat
3. Bantu pasien siang bapak, perkenalkan saya
untuk mengenali perawat Emika. Saya perawat yang
tindakan yang bertugas siang ini di ruang
akan Sofamarwa”)
meningkatkan
penampilannya. Memonitor frekuensi yang mengkritik
4. Anjurkan kontak diri sendiri S:
mata dalam (Menanyakan alasan kenapa pasien - Pasien mengatakan tidak
berkomunikasi 15.20 tidak menyukai bagian tubuh yang suka dengan kaki kirinya
dengan orang lain. sakit “ maaf bapak, kalau boleh tau karena ada luka yang
5. Libatkan keluarga alasan apa yang membuat bapak tidak berbau tidak enak
dalam perawatan menyukai kaki kirinya bapak ?”) O:
pasien. - Pasien tampak malu saat di
Membantu pasien untuk mengenali tanya tentang penyakitnya
tindakan yang akan meningkatkan A :
penampilannya. (Memotivasi pasien Masalah belum
untuk lebih percaya diri dan meyakini teratasi
15.30 bahwa luka yang ada di kaki kiri akan P :
segera sembuh apabila di lakukan Lanjutkan intervensi 2,3,4,5.
perawatan luka secara rutin “maaf pak
saya akan menambahkan sedikit
tentang luka dikaki bapak. jadi gini
pak luka pada kaki kiri bapak akan
segera sembuh apabila bapak
mengikuti prosedur perawatan di
ruangan ini pak dan luka akan di
bersihakan setaip hari. Jadi bapak
tidak usah khawatir yaa. Semangat
untuk sembuh pak”)

Menganjurkan kontak mata dalam


berkomunikasi dengan orang lain.
(menyarankan untuk melihat lawan
bicaranya ketika sedang berbicara
15.45 dengan orang lain. “Maaf pak, kalau
boleh tau bapak kenapa selalu
menundukkan kepala saat sedang
berbicara dengan orang lain ? bapak
tidak usah malu, alangkah baiknya
kalau berbicara itu melihat lawan
bicaranya yaa pak, sebagai tanda
untuk menghormati orang lain”)

Melibatkan keluarga dalam perawatan


pasien.
(menyarankan kepada keluarga untuk
memberikan dukungan dan motivasi
16.00 kepada pasien. “maaf bu, ibu sebagai
istri dari bapak, ibu harus memberikan
semangat kepada bapak agar bapak
lebih tenang yaa bu”)
Rabu Gangguan 1.Monitor frekuensi 14.00 Memonitor frekuensi yang mengkritik S:
28/1/ citra tubuh yang mengkritik diri sendiri - Pasien mengatakan
2022 diri sendiri (“bagaimana perasaan bapak hari ini ? semangat ingin sembuh
14.00 wib 2.Bantu pasien apakah sudah lebih baik dari kemarin dan kembali beraktiftas
untuk mengenali pak ? luka di kaki sudah mulai dengan lingkungan
membaik yaa pak. Bapak senang ?” ) sekitarnya
tindakan yang
akan O:
Membantu pasien untuk mengenali - Pasien tampak percaya diri
meningkatkan
tindakan yang akan meningkatkan - Pasien tampak semangat
penampilannya.
penampilannya. - Pasien mampu kontak mata
3.Anjurkan kontak 14.30 (“Bapak tidak boleh berkecil hati lagi saat berintraksi dengan
mata dalam orang lain
yaa pak, disini ada dokter, perawat
berkomunikasi A:
yang akan membantu bapak agar
dengan orang Masalah teratasi
segera sembuh”)
lain. sebagian
4.Libatkan keluarga P:
Menganjurkan kontak mata dalam
dalam perawatan Lanjutkan intervensi 4
berkomunikasi dengan orang lain.
pasien.
(bagus pak,di usahakan seperti itu yaa
14.40 pak kalau berbicara dengan orang
lain. Bapak harus melihat lawan
bicara bapak)

Melibatkan keluarga dalam perawatan


pasien.
(Ibu bagaimana keaadaan suaminya ?
ibu harus memberikan semangat dan
15.00 dukungan kepada bapak trus yaa bu)

Anda mungkin juga menyukai