Anda di halaman 1dari 28

• Gangguan citra tubuh adalah perasaan tidak puas seseorang terhadap tubuh yang

diakibatkan oleh perubahan struktur, ukuran, bentuk, dan fungsi tubuh karena tidak sesuai
dengan yang diinginkan.

• Gangguan citra tubuh adalah konfusi dalam gambaran mental tentang diri-fisik individu
(NANDA-I, 2018).

• Gangguan citra tubuh adalah perubahan persepsi tentang penampilan, struktur dan fungsi
fisik individu. (SDKI)
1. Physical attractiveness adalah penilaian seseorang mengenai tubuh dan
bagian tubuhnya (wajah, tangan, kaki, bahu dan lain-lain) apakah
menarik atau tidak menarik.
2. Body image satisfaction adalah perasaan puas atau tidaknya seseorang
terhadap ukuran tubuh, bentuk tubuh, dan berat badan.
3. Body image importance adalah penilaian seseorang mengenai penting
atau tidaknya body image dibandingkan hal lain dalam hidup seseorang.
4. Body concealment adalah usaha seseorang untuk menutupi bagian tubuhnya
(wajah, tangan, kaki, bahu dan lain-lain) yang kurang menarik dari
pandangan orang lain dan menghindari diskusi tentang ukuran dan bentuk
tubuhnya yang kurang menarik.
5. Body improvement adalah usaha seseorang untuk meningkatkan atau
memperbaiki bentuk, ukuran dan berat badannya yang sekarang.
6. Social physique anxiety adalah perasaan cemas seseorang akan pandangan
orang lain tentang tubuh dan bagian tubuhnya (wajah,tangan, kaki, bahu
dan lain-lain) yang kurang menarik jika berada di tempat umum.
7. Appearance comparison adalah perbandingan yang dilakukan seseorang
akan berat badan, ukuran badan dan bentuk badannya dengan berat badan,
ukuran badan dan bentuk badan orang lain.
1. Self Esteem (Citra tubuh seseorang lebih mengacu pada
pandangan seseorang tersebut tentang tubuhnya yang dibentuk
dalam pikirannya).
2. Perbandingan dengan orang lain.
3. Bersifat dinamis (mengalami perubahan terus menerus).
4. Keluarga dan Budaya.
• GCT muncul karena munculnya stresor yang dapat mengganggu integritas body image,
stresor itu dapat berupa:

Operasi Kegagalan Fungsi Operasi


Tubuh
• Psikologis:
A. Faktor Presipitasi Faktor psikologis berkaitan dengan keadaan
• Biologi: depresi rendah diri dan ketidaksempurnaan
Gangguan citra tubuh dipengaruhi oleh yang dirasakan oleh seseorang. Depresi dan
faktor genetik. Faktor biologis yang paling r e n d a h d i r i b e r ko n t r i b u s i t e r h a d a p
dominan terlihat adalah ketidakpuasaan pandangan negatif tentang diri sendiri Selain
terhadap bentuk dan ukuran tubuh. itu, perfeksionisme juga turut menyebabkan
adanya harapan yang tidak realistis darı
berat badan, bentuk dan penampilan.
• Sosial budaya:
Faktor sosial dan budaya yang kuat mempengaruhi citra tubuh pada kaum muda.
Faktor sosial budaya dapat dilihat dari beberapa hal, di antaranya adalah pesan media
dan keluarga. Dari masa kanak-kanak sampai dewasa; televisi, papan reklame, film,
video musk, video game, game komputer, mainan, intemet dsb.
A. Faktor Predisposisi
• Transisi peran sehat- sakit
Pergeseran dari keadaaan sehat ke keadaan sakit. Stressor pada tubuh dapat menyebabkan
gangguan gambaran diri dan berakibat perubahan konsep diri. Perubahan tubuh dapat
mempengaruhi semua komponen konsep diri. Transisi ini mungkin dicetuskan oleh:
1. Kehilangan bagian tubuh
2. Perubahan ukuran, bentuk, penampilan dan fungsitubuh Perubahan fisik berhubungan
dengan tumbuh kembang normal
3. Prosedur medis dan keperawatan
• Transisi Perkembangan
Adanya perubahan tubuh yang berkaitan dengan tumbuh kembang, dimana seseorang akan
merasakan perubahan pada dirinya seiring dengan bertambahnya usia. Tidak jarang
seseorang menanggapinya dengan respon negatif dan positif. Ketidakpuasan juga dirasakan
seseorang jika didapati perubahan tubuh yang tidak ideal.
a. Menolak untuk menyentuh dan melihat bagian yang berubah.
b. Tidak dapat menerima perubahan struktur dan fungsi tubuh.
c. Mengurangi kontak sosial sehingga terjadi menarik diri.
d. Perasaan atau pandangan negatif terhadap tubuh.
e. Mengungkapkan ketakutan ditolak.
f. Menolak penjelasan tentang perubahan tubuh.
Gangguan citra tubuh adalah keadaan di mana seseorang mengalami atau berisiko
mengalami gangguan dalam penerapan diri seseorang (Carpenito-Moyet, 2009) Gangguan ini
biasanya melibatkan distorsi dan persepsi negatif tentang penampilan fisik mereka, Gangguan
citra tubuh ini, misalnya dialami oleh seorang wanita selama masa kehamilan. Ketidakpuasan
tubuh berfokus pada "membangun tubuh" dan sering dioperasionalkan sebagai perbedaan
antara sosok ideal dan sosok nyata saat ini. Gangguan citra tubuh adalah tidak puas dengan
seseorang terhadap tubuh yang diakibatkan oleh perubahan struktur, ukuran, bentuk, dan
fungsi tubuh karena tidak sesuai dengan yang diinginkan. Konfusi dalam gambaran mental
tentang diri-fisik individu (NANDA-I, 2018).
Gangguan citra tubuh (body image) adalah perubahan persepsi tubuh yang diakibatkan oleh
perubahan ukuran, bentuk, struktur, fungsi, keterbatasan, makna dan objek seseorang.
Gangguan ini bisa terjadi kapan saja seperti penurunan atau peningkatan berat badan yang
tidak diinginkan, perubahan bentuk tubuh, kehilangan anggota tubuh, timbul jerawat dan
sakit. Jika seseorang mengalami gangguan citra tubuh dapat dilihat dari tanda gejalanya yaitu
menolak melihat dan menyentuh bagian tubuh yang berubah, tidak menerima perubahan
yang telah terjadi atau yang akan terjadi, menolak menjelaskan perubahan tubuh, persepsi
negatif pada tubuh, mengungkapkan keputusasaan dan mengungkapkan ketakutan.
Gangguan citra tubuh disebabkan oleh berbagai macam faktor meliputi perubahan ukuran
tubuh, perubahan bentuk tubuh, perubahan struktur tubuh, perubahan fungsi, dan
keterbatasan. Dari faktor-faktor tersebut akan menyebabkan perubahan gambaran diri dari
seseorang tersebut sehingga akan muncul diagnosa keperawatan Gangguan Citra Tubuh. Dari
pasien yang mengalami gangguan citra tubuh, mereka akan berusaha melakukan respon
penyesuaian terhadap dirinya yang baru dengan lingkungan dan harus melewati masa-masa
penolakan/denial, angry/marah, bergaining/menawar, dan depresi seperti menunjukkan rasa
sedih dan duka cita (sedih, menangis, merasa bersalah, banyak melamun, dan diam) hingga
accepting (menerima keadaannya).
Pada pasien yang tidak mampu untuk melakukan penyesuaian dirinya dengan lingkungan
karena perubahan citra tubuh akan menimbulkan perilaku yang bersifat merusak, berbicara
tentang perasaan tidak berharga atau perubahan kemampuan dalam menyesuaikan diri
dengan lingkungan. Lama-kelamaan pasien akan mengalami sindrom gangguan jiwa atau
skizofrenia yang ditandai dengan menolak melihat, menyentuh tubuh yang berubah,
mengungkapkan keputusasaan. Pada pasien tersebut akan mengakibatkan penarikan dirinya
terhadap lingkungan tempat tinggal dan lingkungan sekitar sehingga pasien menjadi isolasi
sosial terhadap orang lain dan juga mengalami sindrom pasca trauma.
Ibu X usia 45 tahun seorang pembantu rumah tangga, mengalami cacat pada wajah karena
disiram air panas oleh majikannya. Sejak kejadian itu la tidak mau keluar kamar dan
berinteraksi dengan orang lain. Hasil wawancara dengan data yang diperoleh bahwa klien
merasa malu dengan kondisi wajahnya dan takut akan perawat. Selain itu, klien berkata kalau
dia menyesal tidak mendengar nasihat itu agar tidak berhenti dari pekerjaannnya itu.
Berdasarkan pengamatan, klien lebih baanyak melamun, diam dan tidak ingin melihat
wajahnya dicermin.
Pengkajian
Identitas Pasien:
Nama : Ny. X
Umur : 45 Tahun
Pendidikan :-
Pekerjaan : IRT(ibu rumah tangga)
Status perkawinan : Sudah Kawin Jenis kelamin : Perempuan
Alasan masuk rumah sakit: Klien mengalami cacat wajah karena disiram air panas, klien
merasa malu dan sunkan untuk berinteraksi.
Terapi medis (tulis nama obat dan dosis pemberian): -
1. Gangguan Citra Tubuh berhubungan dengan perubahan bentuk
tubuh (akibat disiram air panas)
2. Isolasi sosial berhubungan dengan perubahan penampilan fisik
(cacat pada wajah karena disiram air panas)

Anda mungkin juga menyukai