GANGGUAN PSIKOSOSIAL
Dosen Pengampu :
Disusun oleh :
C. FAKTOR PREDISPOSISI
1. Biologis :
Penyakit genetik dalam keluarga, Pertumbuhan dan perkembangan masa bayi, anak dan
remaja, Anoreksia, bulimia, atau berat badan kurang atau berlebih dari berat badan ideal,
perubahan fisiologi pada kehamilan dan penuaan, pembedahan elektif dan operasi,
trauma, penyakit atau gangguan organ dan fungsi tubuh lain ; Stroke, Kusta, Asthma dan
lain-lain, pengobatan atau kemoterapi, penyalahgunaan obat atau zat ; coccaine,
Amphetamine, Halusinogen dan lain-lain.
2. Psikologis :
Gangguan kemampuan verbal, konflik dgn nilai masyarakat, pengalaman masa lalu yang
tidak menyenangkan, ideal diri tidak realistis.
3. Sosial budaya :
Pendidikan masih rendah, masalah dlm pekerjaan, nilai budaya bertentangan dgn nilai
individu, pengalaman sosial yg tdk menyenangkan, kegagalan peran sosial.
D. FAKTOR PRESIPITASI
Faktor Presipitasi yang mengakibatkan terjadinya gangguan citra tubuh antara lain :
1. Bencana alam
2. Trauma
3. Penyakit, kelainan hormonal
4. Operasi atau pembedahahan
5. Perubahan masa pertumbuhan dan perkembangan ; maturasi
6. Perubahan fisiologis tubuh ; kehamilan, penuaan.
7. Prosedur medis dan keperawatan ; efek pengobatan ; radioterapi, kemoterapi.
G. PENATALAKSANAAN
1. Terapi Keluarga
Sebuah keluarga adalah sebuah sistem social yang alami,, dimana seseorang menyusun
aturan, peran, struktur kekuasaan, bentuk komunikasi, cara mendiskusikan pemecahan
masalah sehingga dapat melaksanakan berbagai kegiatan dengan lebih efektif (Pardede,
2020).
Salah satu faktor yang mempengaruhi gangguan citra tubuh adalah dukungan
keluarga. Faktor-faktor yang mempengaruhi pembentukan sikap seseorang mengenai
citra tubuh adalah pengalaman pribadi, kebudayaan, pendidikan, serta orang lain yang
dianggap penting (keluarga). Dimana keluarga dapat memberikan dorongan dan motivasi
kepada pasien kusta yang mengalami gangguan citra tubuh (body image) ke arah
pemecahan masalah.
2. Terapi Hipnotis 5 Jari
Pemberian terapi hipnotis lima jari ialah membantu pasien menurunkan stress tanpa
adanya bantuan pharmakologi, memberikan dan meningkatkan pengalaman subjektif
bahwa ketegangan fisiologis bisa direlaksasikan sehingga relaksasi akan menjadi
kebiasaan berespon pada keadaan-keadaan tertentu ketika otot tegang, menurunkan stress
pada individu, mencegah manifestasi psikologi maupun fisiologis yang diakibatkan stress
(Marbun, Pardede & Perkasa, 2019).