Anda di halaman 1dari 11

Berat Bayi

Rendah
Lahir

Salma Elfyara Fauziyyah


1851022
ETIOLOGI

1. Faktor janin
2. Faktor plasenta
3. Faktor lingkungan
4. Faktor ibu
• (Proverawati dan Ismawati, 2010): • Keadaan sosial ekonomi

• Faktor ibu • Kejadian tertinggi pada golongan


sosial ekonomi rendah. Hal ini
• Penyakit dikarenakan keadaan gizi dan
pengawasan antenatal yang
• Mengalami komplikasi kehamilan, kurang.
seperti anemia, perdarahan
antepartum, preekelamsi berat, • Aktivitas fisik yang berlebihan.
eklamsia, infeksi kandung kemih.
• Faktor janin
• Menderita penyakit seperti
malaria, infeksi menular seksual, • Faktor janin meliputi: kelainan kromosom,
hipertensi, HIV/AIDS, penyakit infeksi janin kronik (inklusi sitomegali, rubella
jantung. b a w a a n ) , g a w a t j a n i n , d a n k e h a m i l a n k e m b a r.

• Penyalahgunaan obat, merokok, • Faktor plasenta


konsumsi alkohol.
• Faktor plasenta disebabkan oleh: hidramnion,
• Ibu plasenta previa, solutio plasenta, sindrom
tranfusi bayi kembar (sindrom parabiotik),
• Angka kejadian prematitas ketuban pecah dini.
tertinggi adalah kehamilan pada
usia < 20 tahun atau lebih dari 35 • Faktor lingkungan
tahun.
• Lingkungan yang berpengaruh antara lain:
• Jarak kelahiran yang terlalu dekat tempat tinggal didataran tinggi, terkena radiasi,
atau pendek (kurang dari 1 tahun). serta terpapar zat beracun.

• Mempunyai riwayat BBLR •  


sebelumnya.
definisi

• Bayi berat badan lahir rendah (BBLR) adalah bayi yang berat ba
dannya kurang dari 2500 gram, tanpa memperhatikan usia gesta
si. Bayi BBLR dapat terjadi pada bayi kurang bulan (kurang dari
37 minggu usia kehamilan) atau pada usia cukup bulan ( intrauter
ine growth retriction) (Wong, 2008).
• Berdasar pada masa getasi, BBLR dibagi menjadi dua, yaitu :

• Prematuritas murni/Sesuai Masa Kehamilan (SMK)


• Bayi dengan masa kehamilan kurang dari 37 minggu dan berat badan sesuai dengan ber
at badan untuk usia kehamilan. Kepala elative lebih besar daripada bagian badan, kulit ti
pis, transparan (tembus pandang), lemak subkutan kurang, tangisnya lemah dan jarang.

• Dismaturitas/Kecil Masa Kehamilan (KMK)


• Berat bayi kurang dari berat badan seharusnya untuk usia kehamilan, hal tersebut men
ujukan bayi mengalami retardasi pertumbuhan intrauterine (Surasmi et al., 2003; Syafrudi
n & Hamidah, 2009; Rukmono, 2013).
Pathofisiologi
intervensi
1 . Ti d a k e f e k t i f n y a p o l a p e r n a f a s a n . • Rasional: Perbaikan kadar oksigen dan
karbondioksida dapat meningkatkan funsi
• 1.Pantau tingkat pernapasan, kedalaman, pernapasan
dan kemudahan bernafas.
• 5 . M o n i t o r Te k a n a n d a r a h , n a d i , s u h u , d a n
• 2. Perhatikan pola nafas klien. Respiration rate (pernafasan).
• 3. Te n t u k a n apakah klien dispneu • Rasional: memantau vital sign klien.
fisiologis atau psikologis.
• Rasional: Studi menemukan bahwa ketika •  
penyebabnya adalah fisiologis memiliki
2
tanda gejala kecemasan dan kesemutan
pada extremitas, sedangkan bila dipsneu
itu psikologisl tanda gejalanya mengi
terkait, batuk, dahak, dan palpitasi.
• 4. Berikan terapi oksigenasi (Atur
peralatan oksigenasi, monitor aliran
oksigen, pertahankan posisi pasien).
. Te r m o r e g u l a s i t u b u h t i d a k e f e k t i f .
• 1. Ukur suhu setiap 2 jam, gunakan termometer elektronik di ketiak pada bayi di bawah us
ia 4 minggu.
• Rasional: memantau apakah adany peningkatan atau penurunan suhu tubuh.

• 2. Catat apakah ada tanda-tanda hipertermi dan hipotermi.

• Rasional: Hipertermi dengan peningkatan laju metabolism kebutuhan oksigen dan glukosa
serta kehilangan air dapat terjadi bila suhu lingkungan terlalu tinggi.
• 3 . Ti n g k a t k a n i n t a k e c a i r a n d a n n u t r i s i .

• Rasional: untuk mencegah terjadinya

• dehidrasi.

• 4. Lakukan tepid sponge.

• Rasional: dapat menurunkan suhu tubuh bayi.

•  
3. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan • (Baby small for gestational age) mungkin
tubuh telah mengalami penurunan berat badan
dalam uterus atau mengalami penurunan
• 1. Perhatikan gejala kekurangan gizi simpanan lemak atau glikogen.
termasuk perawakan pendek, lengan
• 3. Kaji kulit apakah kering, monitor turgor
• kurus dan kaki. kulit dan perubahan pigmentasi.
• Rasional: sebagai langkah awal • Rasional : untuk mengetahui adanya
pengkajian untuk melaksanakan tanda-tanda dehidrasi.
• intervensi selanjutnya. • 4. Berikan makanan yang terpilih. (sudah
dikonsultasikan dengan ahli gizi).
• 2. Perhatikan adanya penurunan berat
badan. • Rasional: membantu dalam rencana diet
untuk memenuhi kebutuhan individual
• Rasional: Mengidentifikasikan adanya
resiko derajat dan resiko terhadap pola • 5. Monitor kalori dan intake nutrisi.
pertumbuhan. Bayi SGA (Baby small for
gestational age) dengan kelebihan cairan • Rasional: mengawasi masukan nutrisi dan
ekstrasel yang kemungkinan kehilangan kalori dalam tubuh.
1 5 % B B l a h i r. B a y i S G A
•  
• 4. Resiko infeksi.

• 1.Kaji adanya fluktuasi suhu tubuh, letargi, apnea, malas minum, gelisah dan ikterus.

• Rasional: suhu tubuh meningkat dan nadi cepat mmerupakn awal terjadinya infeksi.

• 2. Kaji riwayat ibu, kondisi bayi selama kehamilan, dan epidemi infeksi diruang

• perawatan.

• Rasional: mengetahui adanya riwayat infeksi selama kehamilan.

• 3 Ambil sampel darah.

• Rasional: untuk sampel pada pemeriksaan laboratorium seperti eritrosit, leukosit, diferens
iasi, dan immunoglobulin.
• 4. Upayakan pencegahan infeksi dari lingkungan. Misalnya : cuci tangan sebelum dan ses
udah memegang bayi.
TERIMAKASIH

Pathofisiologi

Anda mungkin juga menyukai