Anda di halaman 1dari 22

ASUHAN KEPERAWATAN

BAYI PREMATUR DAN


BBLR

kelompok 13
1. Lira ayu maulizza
2. M. Rafli arrazi
Definisi
• Bayi prematur adalah bayi yang lahir
sebelum usia kandungan mencapai 37
minggu. Berbeda dengan bayi yang
lahir cukup bulan, bayi yang terlahir
prematur membutuhkan penanganan
intensif karena organ tubuhnya belum
berkembang dengan sempurna.
• Bayi berat badan lahir rendah (BBLR)
merupakan bayi baru lahir yang saat dilahirkan
memiliki berat badan senilai < 2500 gram tanpa
menilai masa gestasi.
Etiologi
Komplikasi yang terkait dengan kelahiran prematur
meliputi paru-paru yang belum matang, kesulitan
mengatur suhu tubuh, kesulitan makan, dan
peningkatan berat badan yang lambat.
Yang termasuk prematur dari faktor maternal yaitu
Preeklamsia, penyakit kronis, infeksi, penggunaan
obat, KPD, polihidramnion, iatrogenic, disfungsi
plasenta, plasenta previa, solusio plasenta,
inkompeten serviks, atau malformasi uterin.
Faktor yang berhubungan
dengan kelahiran premature
1. ketuban pecah dini
2. riwayat abortus
3. jarak kehamilan
4. paritas
5. Pendidikan ibu
6. plasenta previa
7. preeklamsia.
Manifestasi Klinis
Pernafasan apnea, takipnea, nafas cuping hidung,
retraksi
Perfusi jaringan buruk
Hipotensi
Intoleransi terhadap pemberian makanan
Hiperbilirubin
Refleks isap lemah
Instabilitas suhu tubuh
Komplikasi
1. Komplikasi Berat Badan Lahir Rendah
• Kadar oksigen rendah saat lahir.
• Kesulitan untuk mempertahankan suhu tubuh agar
tetap hangat pada temperatur yang normal.
• Infeksi.
• Gangguan perkembangan paru-paru atau organ lain-
nya.
2. Komplikasi pada Bayi Prematur

• Lumpuh otak atau cerebral palsy


• Kesulitan belajar.
• Gangguan penglihatan atau pendengaran.
• Kematian secara mendadak atau sudden
infant death syndrome (SIDS)
Masalah Keperawatan
1. Ketidakefektifan pola Nafas
2. Ketidakefektifanbersihanjalannafas
3. Risikoketidakseimbangansuhutubuh
4.Ketidakseimbang dan nutrisi kurang dari kebutuhan
tubuh
5. Ketidakefektifan pola minum bayi
6. hipotermia
7. resikoinfeksi
Pathway
ASUHAN KEPERAWATAN
Pengkajian pada bayi prematur dilakukan dari ujung
rambut hingga ujung kaki, meliputi semua sistem
pada bayi. Pengkajian diawali dari anamnesis dan
pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan harus dilakukan
dengan teliti (Proverawati & Sulistorini, 2010)
Diagnosa keperawatan
1. Ketidakefektifan pola nafas berhubungan dengan
imaturitas otot-otot pernafasan dan penurunan
ekspansi paru.

2. Ketidakadekuatan pemberian ASI berhubungan


dengan prematuritas.

3. Disfungsi motalitas gastrointestinal berhubungan


dengan ketidakadekuatan aktivitas peristaltik di dalam
sistem gastrointestinal.
Intervensi
1. Diagnosa :
Ketidakefektifan pola nafas berhubungan dengan imatu-
ritas otot-otot pernafasan dan penurunan ekspansi paru

Tujuan :
Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama 1x24 jam
jalan nafas dalam kondisi bebas atau paten dan pola
nafas mejadi efektif.
Kriteria Hasil :
1) Suara nafas bersih, tidak ada sianosis, tidak ada
dispneu, bayi mampu
bernapas dengan mudah.
2) Irama nafas teratur, frekuensi pernafasan dalam batas
normal (30-40
kali/menit pada bayi), tidak ada suara nafas abnormal.
3) Tanda-tanda vital dalam batas normal.
Nadi : 120-130 kali/menit
Tekanan darah : 70-90/50 mmHg

Suhu : 36,6˚C-37,2˚C
Pernafasan : 30-40 kali/menit
Diagnosa : Ketidakefektifan pemberian ASI
berhubungan dengan prematuritas.

Tujuan :
Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama 1x24
jam bayi dapat diberikan minum ASI dengan efektif
Kriteria Hasil:
1) Tetap mempertahankan laktasi.
2) Perkembangan dan pertumbuhan bayi dalam batas
normal.
3) Kemampuan penyedia perawatan dalam melakukan
penghangatkan,
pencairan, dan penyimpanan ASI secara aman.
4) Berat badan bayi bertambah 20-30 gram/hari.
5) Tidak ada respon alergi sistemik pada bayi.
Diagnosa : Disfungsi motalitas gastrointestinal
berhubungan dengan ketidakadekuatan aktivitas
peristaltik di dalam sistem gastrointestinal.

Tujuan :
Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama
1x24 jam fungsi pencernaan dapat berfungsi
secara efektif.
Kriteria Hasil:
1) Tidak ada distensi abdomen.
2) Peristaltik usus dalam batas normal (3-5
kali/menit pada bayi).
3) Frekuensi, warna, konsistensi, dan banyaknya
feses dalam batas
normal (frekuensi BAB normal pada bayi 3-4 kali
dengan warna feses
kekuningan dan ukuran ampas minimal 2,5 cm,
konsistensi lunak,
tidak keras dan tidak kering).
4) Tidak ada darah di feses.
5) Tidak terjadi diare dan tidak muntah
Implementasi
1. Bantuan penapasan.
2. Mengupayakan suhu lingkungan yang netral.
3. Pencegahan infeksi.
4. Pemenuhan kebutuhan cairan dan nutrisi.
5. Penghematan energi.
6. Perawatan kulit.
7. Pemberian obat.
8. Pemantauan data fisiologis
Evaluasi
1. Evaluasi proses (evalusi formatif)
Fokus pada evaluasi ini adalah aktivitas dari proses
keperawatan dan hasil kualitas pelayanan asuhan keper-
awatan. Evaluasi ini harus dilaksanakan segera setelah
perencanaan keperawatan diimplementasikan
2. Evaluasi hasil (evaluasi sumatif)
Fokus pada evaluasi hasil (evaluasi sumatif) adalah
pada perubahan
perilaku atau status kesehatan klien pada akhir asuhan
keperawatan.
Evaluasi ini dilaksanakan pada akhir asuhan
keperawatan secara
paripurna. Evaluasi hasil bersifat objektif, fleksibel, dan
efisien. Metode
pelaksanaannya terdiri dari close chart audit,
wawancara pada pertemuan
terakhir asuhan, dan pertanyaan kepada klien dan
keluarga.
Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai